chapter i

4
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah menjadi fakta umum bahwa mencari informasi di internet bukanlah sesuatu yang baru lagi. Setiap orang dapat mengakses informasi yang dibutuhkannya lewat internet. Dalam pencarian informasi di internet, pengguna internet kerap kali menggunakan search engine yang dinilai sebagai cara mudah yaitu cukup dengan menuliskan kata kunci di kotak search. Informasi dari internet tersebut bisa berbentuk ilmiah atau non ilmiah, bisa berasal dari blog atau dari mana pun yang terjaring sesuai dengan kata kunci. Dari sekumpulan informasi yang ada di internet, pengguna internet bisa saja mendapatkan informasi yang diinginkannya, namun tak jarang juga malah makin tersesat di “belantara informasi”. Untuk mengantisipasi berbagai masalah yang muncul dalam penelusuran informasi di internet, salah satu solusi yaitu, pengguna internet perlu memperhatikan search engine mana yang cocok digunakan. Misalnya seorang pengguna internet sedang mencari literatur ilmiah untuk penelitian yang sedang dikerjakannya, dalam hal ini, tentu akan lebih efektif jika pengguna internet tersebut memilih search engine yang dapat menghubungkannya dengan database yang merupakan literatur atau infomasi ilmiah pula. Di tahun 2004 Google yang merupakan search engine yang banyak dimanfaatkan, meluncurkan Google Scholar sebagai fitur tambahannya. Penggunaan Google Scholar tak jauh berbeda dengan Google, hanya saja search engine ini mencari atau menghubungkan ke database yang di dalammya terdapat informasi bersifat ilmiah. Hal ini juga diurai oleh Dewiyana (2009: 15) yang menyatakan bahwa: Pada dasarnya, Google Scholar sama halnya dengan search engine Google yang biasa kita gunakan untuk mencari sesuatu di Internet. Bedanya Google Scholar ini dikhususkan bagi siapa saja yang ingin mencari tulisan ilmiah, artikel, tesis, ataupun berbagai macam keperluan, apakah itu untuk bahan pendukung karya tulis/skripsi/tesis, untuk sekedar koleksi, untuk menambah wawasan, atau untuk keperluan lain. Universitas Sumatera Utara

Upload: annisa-h-ulya

Post on 05-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sudah menjadi fakta umum bahwa mencari informasi di internet bukanlah

sesuatu yang baru lagi. Setiap orang dapat mengakses informasi yang

dibutuhkannya lewat internet. Dalam pencarian informasi di internet, pengguna

internet kerap kali menggunakan search engine yang dinilai sebagai cara mudah

yaitu cukup dengan menuliskan kata kunci di kotak search. Informasi dari internet

tersebut bisa berbentuk ilmiah atau non ilmiah, bisa berasal dari blog atau dari

mana pun yang terjaring sesuai dengan kata kunci. Dari sekumpulan informasi

yang ada di internet, pengguna internet bisa saja mendapatkan informasi yang

diinginkannya, namun tak jarang juga malah makin tersesat di “belantara

informasi”.

Untuk mengantisipasi berbagai masalah yang muncul dalam penelusuran

informasi di internet, salah satu solusi yaitu, pengguna internet perlu

memperhatikan search engine mana yang cocok digunakan. Misalnya seorang

pengguna internet sedang mencari literatur ilmiah untuk penelitian yang sedang

dikerjakannya, dalam hal ini, tentu akan lebih efektif jika pengguna internet

tersebut memilih search engine yang dapat menghubungkannya dengan database

yang merupakan literatur atau infomasi ilmiah pula.

Di tahun 2004 Google yang merupakan search engine yang banyak

dimanfaatkan, meluncurkan Google Scholar sebagai fitur tambahannya.

Penggunaan Google Scholar tak jauh berbeda dengan Google, hanya saja search

engine ini mencari atau menghubungkan ke database yang di dalammya terdapat

informasi bersifat ilmiah. Hal ini juga diurai oleh Dewiyana (2009: 15) yang

menyatakan bahwa:

Pada dasarnya, Google Scholar sama halnya dengan search engine Google yang biasa kita gunakan untuk mencari sesuatu di Internet. Bedanya Google Scholar ini dikhususkan bagi siapa saja yang ingin mencari tulisan ilmiah, artikel, tesis, ataupun berbagai macam keperluan, apakah itu untuk bahan pendukung karya tulis/skripsi/tesis, untuk sekedar koleksi, untuk menambah wawasan, atau untuk keperluan lain.

Universitas Sumatera Utara

Google scholar mengklaim dapat membantu seseorang mengidentifikasi

penelitian paling relevan dari seluruh penelitian akademis. Indeks Google Scholar

mencakup jurnal-jurnal online dari publikasi ilmiah. Google Scholar menyediakan

cara yang mudah untuk mencari literatur akademis secara luas. Google Scholar

dapat digunakan untuk mencari referensi ilmiah dari satu tempat berupa makalah

peer-review, thesis, buku, abstrak dan artikel dari penerbit akademis, komunitas

profesional, pusat data pracetak, universitas dan organisasi akademis lainnya.

Sederhananya, Google Scholar merupakan search engine yang dapat

dimanfaatkan oleh pengguna internet yang merupakan seorang akademisi seperti

peneliti, mahasiswa dan pelajar, yang membutuhkan informasi ilmiah.

Terkait dengan kebutuhan informasi ilmiah, lembaga-lembaga pendidikan

seperti universitas, saat ini sudah banyak melanggan jurnal elektronik yang dapat

diakses di dalam dan di luar lingkungan kampus. Universitas Sumatera Utara

(USU) misalnya, adalah salah satu universitas yang berlangganan jurnal

elektronik untuk memenuhi kebutuhan informasi akademisinya. Jurnal-jurnal

elektronik tersebut antara lain ProQuest, EBSCO, World Scientific, SpringerLink,

RSCPublishing, IOPScience, GALE, TEEAL (The Essential Electronic

Agricultural Library) AccesIntranet, dan Westlaw Intenational. Jurnal elektronik

yang dilanggan, sifatnya berbayar, artinya pihak universitas mengeluarkan dana

untuk terus berlangganan.

Jurnal menjadi andalan pihak kampus untuk memenuhi kebutuhan

informasi ilmiah para akademisi. Menurut Siregar (1997: 2) jurnal memuat

informasi yang lebih baru dari informasi dalam buku, sifat informasinya lebih

aktual karena sering mengaitkan antara masalah lapangan dengan tinjauan teoritis.

Artinya jurnal dilanggan karena kemutakhiran dan sifat informasinya yang

akurat.

Dari gambaran diatas, penulis mencoba membandingkan antara search

engine ilmiah, sebut saja Google Scholar dengan jurnal online yang saat ini

banyak dilanggan oleh universitas. Meskipun secara konsep terdapat perbedaan

antara search engine dan jurnal online, namun keduanya memiliki tujuan yang

sama dalam pemanfaaatannya yaitu untuk memenuhi kebutuhan informasi ilmiah.

Dalam penggunaannya, Google Scholar dan jurnal online juga membutuhkan

Universitas Sumatera Utara

koneksi internet, hanya saja jurnal online perlu berlangganan untuk bisa diakses

dan Google Scholar bisa diakses tanpa perlu berlangganan.

Berangkat dari kesamaan tujuan pemanfaaatan antara Google Scholar dan

jurnal online tersebut, penulis tertarik untuk membandingkan kinerja keduanya

yaitu “membandingkan efektivitas sistem temu balik informasi Google Scholar

dengan jurnal online.” Dalam perbandingan ini, penulis memilih Jurnal online

ProQuest yang dilanggan oleh Universita Sumatera Utara yaitu pada database

ProQuest Medical Library. Penulis memilih ProQuest Medical Library sebagai

database yang diuji karena menurut pantauan penulis database ini adalah yang

paling sering dimanfaatkan diantara jurnal-jurnal online yang dilanggan oleh USU.

Penulis tertarik memilih USU karena USU melanggan jurnal elektronik Proquest.

Subjek penelusuran yang digunakan dalam perbandingan ini adalah bidang

Ilmu Kesehatan yang terdiri atas Kanker (Cancer), Ilmu Penyakit Dalam (Internal

Medicine), Ilmu Penyakit Bayi dan Anak (Pediatrics), Ilmu Kedokteran Jiwa

(Psychiatry), Radiologi (Radiology), dan Ilmu Spesialis Bedah (Specialties,

Surgical). Kata kunci yang penulis gunakan dalam penelusuran disusun dengan

bantuan Medical Subjek Heading (MeSH) 2012.

Untuk mengukur efektifitas sebuah sistem temu kembali informasi dapat

dilakukan dengan perhitungan terhadap nilai recall (perolehan) dan nilai precision

(ketepatan). Semakin tinggi nilai precision (ketepatan) suatu penelusuran maka

semakin efektif penelusuran yang dilakukan. Suatu sistem temu kembali informasi

dinyatakan efektif apabila hasil penelusuran mampu menunjukkan ketepatan

(precision) yang tinggi sekalipun perolehannya rendah, (Rowley dalam Hasugian,

2003: 5).

Suatu dokumen dalam penelusuran dinyatakan relevan, jika kata kunci

(query) yang digunakan dalam penelusuran terdapat di bagian abstrac isi dari

suatu dokumen, atau suatu dokumen yang di temukan berhubungan dengan field

judul, field abstrak, field pengarang. Dokumen juga dinyatakan relevan jika isi

dokumen secara keseluruhan sesuai dengan kata kunci (query).

Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perbandingan

efektivitas sistem temu balik informasi menggunakan Google Scholar dengan

Proquest Medical Library?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu untuk membandingkan efektivitas sistem temu

balik informasi menggunakan Google Scholar dengan Proquest Medical Library.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Secara akademis, penelitian ini dapat melahirkan karya tulis ilmiah

mengenai perbandingan efektivitas sistem temu balik informasi.

2. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan literatur

serta masukan bagi penulis yang mengkaji topik yang sama.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini termasuk bidang kajian Sistem Temu Balik Informasi yang

Google Scholar dengan Proquest Medical Library digunakan sebagai alat bantu

penelusuran yang dibandingkan dengan menggunakan 25 istilah yang tergabung

dari enam subjek Ilmu Kesehatan yaitu (1) Kanker (Cancer); (2) Ilmu Penyakit

Dalam (Internal Medicine); (3) Ilmu Penyakit Bayi dan Anak (Pediatrics); (4)

Ilmu Kedokteran Jiwa (Psychiatry); (5) Radiologi (Radiology), dan (6) Ilmu

Spesialis Bedah (Specialties, Surgical).

Universitas Sumatera Utara