chapter i
DESCRIPTION
yjryi6TRANSCRIPT
-
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga Berencana (KB) Nasional telah diubah visinya dari mewujudkan
Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) menjadi visi untuk
mewujudkan keluarga berkualitas tahun 2015. Keluarga yang berkualitas adalah
keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang ideal,
berwawasan ke depan, bertanggungjawab harmonis, dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa (Saifuddin, 2003).
Pencegahan dan penurunan angka kematian ibu merupakan salah satu alasan
diperlukannya pelayanan keluarga berencana. Program keluarga berencana dapat
menurunkan angka kematian ibu dalam beberapa cara yaitu keluarga berencana
dapat menyebabkan penurunan jumlah kelahiran, karena setiap kehamilan yang
berkaitan dengan beberapa resiko dengan sendirinya dapat dihindari. Keluarga
berencana juga dapat mengurangi kehamilan yang tidak tepat waktunya misalnya
kehamilan pada wanita yang sangat muda dan pada wanita yang sudah tua. KB
membantu menurunkan jumlah kehamilan yang tidak diinginkan karena
kehamilan yang tidak diinginkan selalu menjadi ancaman bagi kesehatan wanita
(World Health Organization, 2007).
Untuk meningkatkan pelayanan keluarga berencana tersebut pemerintah
membentuk suatu badan yang khusus menangani hal tersebut yaitu Badan
1
Universitas Sumatera Utara
-
Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Melalui badan inilah
program-program keluarga berencana dilaksanakan di tiap daerah-daerah di
Indonesia baik di pedesaan maupun di kota-kota di seluruh Indonesia yang
kegiatannya dilaksanakan oleh petugas-petugas kesehatan yang bekerjasama
dengan masyarakat (Hartanto, 2004). Sebagai petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan keluarga berencana kepada masyarakat tentu harus
memperkenalkan atau mempromosikan beberapa metode metode daripada
kontrasepsi. Pada masa ini kondom yang merupakan kontrasepsi pria yang telah
lama dikenal, kembali mendapatkan perhatian baru, baik dalam bidang keluarga
berencana maupun bidang lain. Kondom tidak hanya dapat mencegah kehamilan,
tetapi juga dapat mencegah Penyakit Hubungan Seksual (PHS) termasuk
HIV/AIDS (Saifuddin, 2003).
Fakta menunjukkan bahwa di Indonesia partisipasi laki-laki dalam
kesehatan reproduksi masih sangat rendah. Survey Demografi Dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2002-2003 menunjukkan bahwa penggunaan kondom sebagai
alat kontrasepsi hanya 1,3%. Artinya jika di rata-rata maka dari 100.000 orang
laki-laki di Indonesia hanya sekitar 2 orang saja yang terlibat dalam kegiatan
keluarga berencana. Rendahnya kesadaran akan pentingnya penggunaan kondom
bagi kesehatan pribadi, kesehatan keluarga dan kesehatan masyarakat, juga
merupakan kendala dalam mengatasi kehamilan yang tidak terencana dan
penularan penyakit-penyakit yang diakibatkan oleh hubungan seksual (Novianti,
2007).
Universitas Sumatera Utara
-
Kita ketahui belakangan ini penggunaan kondom memang lebih
dipromosikan penggunaannya sebagai alat pencegah terhadap penyakit menular
hubungan seksual. Tetapi dalam melihat keadaan ekonomi masyarakat kita
sekarang ini kondom dapat menjadi salah satu pilihan utama untuk
penggunaannya sebagai alat kontrasepsi khususnya bagi masyarakat ekonomi
rendah harganya yang murah dan dapat dibeli secara umum yang sudah pasti
terjangkau oleh masyarakat. Untuk itu peneliti ingin mengetahui bagaimana
sebenarnya peran petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan keluarga
berencana khususnya kontrasepsi kondom. Mengapa penggunaannya di
masyarakat masih sangat sedikit.
B. Masalah Penelitian
Masih sedikitnya masyarakat yang menggunakan kondom sebagai alat
kontrasepsi sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimana peran petugas
kesehatan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana khususnya tentang
kontrasepsi kondom.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana sebenarnya peran petugas kesehatan yang
terdiri dari dokter, bidan dan perawat dalam memberikan pelayanan keluarga
berencana khususnya kondom di masyarakat apakah benar-benar aktif atau tidak.
Universitas Sumatera Utara
-
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi praktek pelayanan
Hasil penelitian dapat dimanfaatkan oleh petugas kesehatan dan kader-kader
kesehatan dalam mempromosikan kontrasepsi kondom.
2. Bagi pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi bagi mahasiswa
tentang peran petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan keluarga
berencana khususnya kondom.
3. Bagi peneliti
Sebagai bahan masukan bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana peran
petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan keluarga berencana
khususnya kondom.
Universitas Sumatera Utara