chapter 7 dari buku getting health reform right : a guide to improving performance and equity

11
7. Dari Diagnosis hingga Reformasi Sektor Kesehatan Tingkat berikut dalam siklus kebijakan setelah menentukan prioritas masalah adalah memikirkan penyebab kinerja rendah yang akan diatasi, disebut pula sebagai “diagnosis”. Kemudian, para reformis harus melakukan “pengembangan kebijakan”, menentukan hal-hal yang akan dilakukan pada situasi tersebut. Strategi dasar dalam diagnosis adalah “Bekerja mundur”, terus-menerus bertanya “mengapa” hingga menemukan penyebab kinerja rendah yang akan diperbaiki. Tujuan akhir proses yang disebut “perjalanan diagnostik” ini adalah membangun “pohon diagnosis”— peralatan analitis yang menghubungkan aspek-aspek kinerja rendah dengan faktor- faktor penyebab yang dapat diubah atau diganti melalui pelaksanaan kebijakan. Tugas selanjutnya meliputi perangkaian kebijakan dan program yang akan mengatasi penyebab dan meningkatkan kinerja sektor kesehatan. Beberapa panduan sederhana yang patut diperhatikan adalah (1) “Hal-hal terkait proses” – cara pelaksanaan reformasi kesehatan dapat memberi pengaruh besar pada keadaan yang sedang berlangsung; (2) “Meniru tetapi disesuaikan” – meniru pendekatan baru yang bagus namun menyesuaikannya dengan keadaan setempat; (3) “Menggunakan bukti” – melaksanakan reformasi berdasarkan bukti dengan masalah, penyebab dan efeknya dianalisis secara teliti. Kami mendorong para reformis untuk menggunakan kerangka “tuas kendali” dalam menjalankan diagnosis dan mengembangkan kebijakan. Kerangka tuas kendali juga dapat membantu pengelolaan pada tingkat diagnosis. Pada bab ini, kami membahas pohon diagnosis dan cara menghubungkan diagnosis tersebut dengan tuas kendali. Kemudian, fokus beralih pada pengembangan kebijakan, dimulai dari pertimbangan proses kemudian menyelidiki kriteria penyaringan yang digunakan untuk menilai proposal lainnya. Terakhir, kami menjelaskan cara mencari dan menggunakan bukti di setiap proses di atas, selanjutnya menyimpulkan dengan beberapa catatan dan pengamatan. Asal Usul Upaya-Upaya Besar Reformasi Sektor Kesehatan Banyak negara sering kali menemui masalah kinerja yang saling berkaitan. Diagnosis untuk setiap masalah dapat mengungkapkan bahwa sifat-sifat umum

Upload: nasiatul-salim

Post on 10-Aug-2015

131 views

Category:

Healthcare


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance and equity

7. Dari Diagnosis hingga Reformasi Sektor Kesehatan

Tingkat berikut dalam siklus kebijakan setelah menentukan prioritas masalah

adalah memikirkan penyebab kinerja rendah yang akan diatasi, disebut pula sebagai

“diagnosis”. Kemudian, para reformis harus melakukan “pengembangan kebijakan”,

menentukan hal-hal yang akan dilakukan pada situasi tersebut. Strategi dasar dalam

diagnosis adalah “Bekerja mundur”, terus-menerus bertanya “mengapa” hingga

menemukan penyebab kinerja rendah yang akan diperbaiki. Tujuan akhir proses

yang disebut “perjalanan diagnostik” ini adalah membangun “pohon diagnosis”—

peralatan analitis yang menghubungkan aspek-aspek kinerja rendah dengan faktor-

faktor penyebab yang dapat diubah atau diganti melalui pelaksanaan kebijakan.

Tugas selanjutnya meliputi perangkaian kebijakan dan program yang akan mengatasi

penyebab dan meningkatkan kinerja sektor kesehatan.

Beberapa panduan sederhana yang patut diperhatikan adalah (1) “Hal-hal

terkait proses” – cara pelaksanaan reformasi kesehatan dapat memberi pengaruh

besar pada keadaan yang sedang berlangsung; (2) “Meniru tetapi disesuaikan” –

meniru pendekatan baru yang bagus namun menyesuaikannya dengan keadaan

setempat; (3) “Menggunakan bukti” – melaksanakan reformasi berdasarkan bukti

dengan masalah, penyebab dan efeknya dianalisis secara teliti.

Kami mendorong para reformis untuk menggunakan kerangka “tuas kendali”

dalam menjalankan diagnosis dan mengembangkan kebijakan. Kerangka tuas kendali

juga dapat membantu pengelolaan pada tingkat diagnosis. Pada bab ini, kami

membahas pohon diagnosis dan cara menghubungkan diagnosis tersebut dengan

tuas kendali. Kemudian, fokus beralih pada pengembangan kebijakan, dimulai dari

pertimbangan proses kemudian menyelidiki kriteria penyaringan yang digunakan

untuk menilai proposal lainnya. Terakhir, kami menjelaskan cara mencari dan

menggunakan bukti di setiap proses di atas, selanjutnya menyimpulkan dengan

beberapa catatan dan pengamatan.

Asal Usul Upaya-Upaya Besar Reformasi Sektor Kesehatan

Banyak negara sering kali menemui masalah kinerja yang saling berkaitan.

Diagnosis untuk setiap masalah dapat mengungkapkan bahwa sifat-sifat umum

Page 2: Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance and equity

sistem pelayanan kesehatan tertentu merupakan faktor penyebab utama. Tindakan

dalam berbagai bentuk diperlukan agar dapat mengatasi masalah-masalah tersebut

secara efektif. Suatu negara yang mengalami penurunan kinerja pada sektor

kesehatan sering didesak untuk mengadakan analisis demi mencari penyebab

kesulitannya. Berbagai kemungkinan penyebab yang muncul membawa reformasi di

berbagai bidang dengan perubahan di beberapa tuas kendali. Perihal koherensi juga

menjadi masalah, upaya-upaya yang berhubungan dengan program berisiko

kurangnya koordinasi atau bahkan tidak konsisten. Padahal, mengatasi masalah

dengan cara yang terpadu memerlukan kerja dan perencanaan yang terkoordinasi

pada sistem secara keseluruhan. Persoalan sumber politik dan teknis yang terbatas

pun sering muncul. Upaya reformasi yang terpadu dan meluas mengandung nilai

politis karena lebih sering mengundang perhatian daripada inisiasi-inisiasi program.

Pemberian lebih banyak janji kepada masyarakat terkesan seperti strategi politis

yang efektif, khususnya ketika masyarakat sudah kecewa dengan sistem yang ada

(Edelman 1984).

Kita ambil contoh, suatu negara berurusan dengan lonjakan kematian ibu

melahirkan dan rendahya angka harapan hidup di kalangan miskin. Beberapa

diagnosis memberikan hasil yang serupa, yakni rendahnya mutu pelayanan dan

kurangnya pemanfaatan pelayanan. Sistem anggaran publik yang sama menyediakan

pelayanan bagi semua wilayah yang ada, sehingga tanggapan terhadap situasi

tersebut mungkin dapat menyebabkan reformasi sistem kesehatan yang kompleks,

yang dirancang untuk meningkatkan kinerja tanpa menaikkan biaya. Skema seperti

itu akan melibatkan risiko dan permintaan dalam jumlah besar, namun juga cukup

dramatis hingga memberikan peluang untuk menarik dukungan politis.

Contoh lainnya, suatu negara dihadapkan pada persoalan perbedaan status

kesehatan dan perlindungan risiko antara pekerja sektor formal dan sektor swasta

atau informal. Diagnosis mengungkapkan bahwa hanya pekerja sektor formal yang

dilindungi asuransi sosial. Negara mempertimbangkan kebijakan sistem asuransi

sosial baru yang dapat meningkatkan akses kepada pelayanan dan memberikan

perlindungan terhadap risiko bagi pekerja sektor informal. Hal itu dapat disertai

dengan upaya pengontrakan dana asuransi yang baru, juga reformasi rumah sakit

dengan memberikan lebih banyak otonomi kepada institusi dan kewenangan kepada

Page 3: Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance and equity

para pengelolanya. Reformasi ini memerlukan portofolio yang saling berkaitan dan

perhitungan kemungkinan pelaksanaan secara politis serta penerapan

administratifnya pasti mempengaruhi keputusan reformis untuk melanjutkan

usahanya.

Analisis seperti ini bisa jadi mutlak dalam argumen para reformis yang

mengajukan perubahan kebijakan yang penting tanpa mengaitkan proposal mereka

dengan perolehan performa tertentu yang diharapkan. Meski demikian, kegagalan

menawarkan analisis diagnostik sistematis pada prakteknya lebih mencerminkan

pemikiran yang tidak terancang dengan baik melalui gagasan reformasi. Faktanya,

program reformasi yang kompleks untuk meningkatkan kinerja di berbagai dimensi

menuntut lebih banyak analisis, dan konsekuensi yang berpotensi saling melengkapi

dan bertentangan dari program-program reformasi harus dianalisis secara eksplisit.

Mengembangkan Pohon Diagnosis Sistem Kesehatan

Hal-hal yang patut diketahui tentang proses diagnosis sehubungan dengan

kompleksitas sektor kesehatan:

• Terdiri atas beberapa tahapan atau serangkaian penyebab

• Setiap efek mungkin dihasilkan oleh lebih dari satu penyebab

• Setiap penyebab dapat menimbulkan lebih dari satu efek

• Penyebab dan akibat dapat berinteraksi dan saling mendukung

• Tidak semua penyebab dapat dimanipulasi dengan kebijakan publik

• Perubahan menuntut tindakan pada lebih dari satu penyebab sekali waktu

Untuk menjalankan diagnosis, kita dapat menggunakan pohon diagnosis

sistem kesehatan yang mirip dengan tiga diagram pohon yang sudah dikenal. Salah

satunya adalah pohon keputusan yang digunakan dalam analisis keputusan pada

keadaan yang tidak pasti. Pada pohon diagnosis sistem kesehatan, analis

menggambarkan bermacam-macam penyebab yang mungkin untuk situasi tertentu

di setiap titik cabang, dan beberapa penyebab bisa saja terjadi bersamaan. Pohon

diagnosis sektor kesehatan juga berbeda dengan diagram pohon dalam proses

diagnostik pengobatan klinis. Di sektor kesehatan, lebih dari satu penyebab

(“penyakit”) secara umum beroperasi pada saat yang sama.

Page 4: Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance and equity

Langkah pertama dalam proses diagnosis sektor kesehatan adalah

memikirkan kategori-kategori penyebab. Sebagai bagian dari reformasi sektor

kesehatan, suatu negara tidak dapat mengarahkan penyebab di luar sistem

pelayanan kesehatan, namun penyebab-penyebab tersebut harus tetap dimasukkan

dalam analisis agar pandangan realistis tentang peran yang dimainkan reformasi

sektor kesehatan tetap terjaga (WHO 1986). Salah satu cara menentukan rantai yang

berkaitan yaitu melihat keadaan sendiri dibandingkan dengan negara lain yang lebih

baik. Langkah kedua analisis adalah memanfaatkan variasi dari hasil yang muncul di

negara yang bersangkutan. Keterkaitan tersebut tidak selalu menunjukkan hubungan

kausal, namun dapat digunakan untuk mengkaji permasalahan lebih dalam (Rossi

dan Freeman 1998). Tugas utama pohon diagnostik sistem kesehatan adalah

melacak dan memetakan rantai-rantai penyebab yang terlibat.

Tahap pertama pemilihan kontribusi relatif dari dua penyebab adalah melihat

pemanfaatan. Rendahnya tingkat pemanfaatan dapat menunjukkan permasalahan

kuantitas. Di berbagai wilayah suatu negara bisa saja muncul masalah kualitas dan

kuantitas pada taraf yang berbeda-beda. Saat analis kembali pada pohon kausal,

mereka harus mencoba mengenali faktor-faktor yang dapat diubah melalui inisiasi

kebijakan baru. Setelah menelaah persoalan yang ada, masing-masing penyebab

yang ditemukan dapat menimbulkan pertanyaan baru—atau memerlukan

penyelidikan lebih lanjut, terkait dengan kuantitas atau kualitas pemanfaatan. Di sisi

lain, jika pelayanan tersedia secara fisik tetapi tidak digunakan, maka

permasalahannya terletak pada permintaan. Kemungkinan pertama dapat berupa

kebutuhan yang kurang diperhatikan. Kemungkinan lainnya, “mutu” pelayanan

mengurangi daya tarik (Mehrotra dan Jarrett 2002); atau terdapat ongkos

penggunaan. Ini menunjukkan bahwa permintaan dan persediaan tidak benar-benar

terpisah, karena permintaan yang rendah dapat disebabkan oleh sifat

persediaannya.

Sebagai contoh, penelitian mengungkapkan bahwa walaupun secara teoritis

klinik memiliki pegawai yang mencukupi, kenyataannya dokter hanya bekerja

beberapa jam sehari dan selebihnya berpraktik swasta (Berman dan Sakai 1993),

sehingga beban kerja yang dilaporkan per dokter rendah dan rata-rata biayanya

tinggi. Sehubungan dengan itu, dilakukan diagnosis dan pemeriksaan pada insentif

Page 5: Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance and equity

staf, kultur organisasional, sistem akuntabilitas, pemilihan manajer dan lain-

lain.Analisis ini dapat membawa analis ke pengenalan sifat-sifat keadaan yang

berpotensi diubah. Patut diingat bahwa kasus-kasus yangberinteraksi mungkin

dikerjakan dan kebijakan-kebijakan yang berinteraksi diperlukan guna memberikan

hasil yang lebih baik.

Perhatikan bahwa saat menganalis beberapa karakteristik kinerja menengah

muncul: aspek-aspek efisiensi, akses dan mutu mempunyai peran dalam rantai

kausal. Perhatikan pula bahwa kategori-kategori “efisiensi teknis” dan “mutu klinis”

tidak muncul di akhir cabang-cabang pohon diagnosis, tetapi di tengah proses. Jalur-

jalur pada diagram ini tidak sama-sama eksklusif. Jika kita melihat pohon secara

menyeluruh dengan semua cabangnya, kita akan mengerti bahwa banyak faktor

yang berkontribusi pada mutu rendah juga merupakan penyebab potensial

ketidakefisienan teknis. Organisasi yang berkinerja rendah biasanya tidak efektif

pada produksi—baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Suatu kekurangan pun

dapat dihasilkan dari beberapa penyebab yang saling berinteraksi.

Menghubungkan Diagnosis dengan Tuas Kendali

“Tuas kendali” menyediakan kerangka untuk mempertimbangkan tindakan

yang mungkin untuk meningkatkan kinerja sektor kesehatan ketika memulai

perjalanan diagnostik. Sebagai gambaran, kita ambil contoh tentang mortalitas ibu

melahirkan. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan di antaranya adalah

pembiayaan, pembayaran, penatalaksanaan, regulasi dan perilaku. Perhatikan

bahwa guna mendapatkan perubahan yang signifikan dalam kinerja sistem

sehubungan dengan mortalitas ibu melahirkan, kami mungkin harus mengambil

beberapa tindakan secara berkelanjutan. Misal kita melakukan reorganisasi supaya

menambah wewenang manajer untuk meningkatkan efisiensi. Hal ini akan

menimbulkan dampak yang jauh lebih kecil, jika dilakukan secara tertutup, daripada

dijalankan beriringan dengan reformasi pembayaran. Begitu pula, penggalangan

dana untuk mendorong sistem pelayanan berkinerja rendah akan berdampak sangat

kecil tanpa mengubah pembayaran dan organisasi.

Efek interaksi yang serupa akan berlaku dalam upaya mengubah perilaku dari

sisi permintaan dalam masalah ini. Untuk mewujudkan perubahan, mungkin kita

Page 6: Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance and equity

akan perlu menggalang uang (pembiayaan) dan menyampaikannya melalui skema

insentif baru (pembayaran) untuk provider yang telah disusun ulang (organisasi),

bahkan ketika kita mencoba meyakinkan pasien bahwa pelayanan baru sepadan

dengan uang yang dikeluarkan (perilaku). Arti penting dan relevansi, termasuk isi

dari tindakan-tindakan yang diambil bergantung pada situasi negara yang

bersangkutan. Kita juga perlu menyadari bahwa tidak semua reformis sektor

kesehatan akan memutuskan suatu program yang ambisius untuk banyak perubahan

besar. Mereka mungkin kurang memiliki wewenang atau sumber daya, atau

pertimbangan politis dan administratif menunjuk pada upaya yang lebih sederhana.

Proses Pengembangan Kebijakan

Proses sama pentingnya dengan substansi, dan kedua hal itu saling terkait.

Pelibatan kelompok kepentingan dalam proses pengembangan kebijakan

memberikan setidaknya empat fungsi.

1. Partisipasi dari orang-orang berkepentingandapat membantu penentu kebijakan

mendengarkan dan memikirkan pertimbangan dari kelompok kepentingan. Hal

ini akan meningkatkan penerimaan dan keefektifan reformasi.

2. Partisipasi dapat meningkatkan penerimaan terhadap suatu rencana, karena hal

itu meningkatkan legitimasi psikologis dan filosofis dari proses yang

mengembangkannya. Sebaliknya, pengabaian dapat mengundang permusuhan

dan kecurigaan secara emosional maupun diungkapkan secara nyata.

3. Partisipasi dapat mendidik kelompok kepentingan tentang urusan dan tekanan

yang dihadapi para reformis – dari konstituensi lainnya.

4. Partisipasi mendidik para partisipan tentang rincian proposal yang diajukan.

Pada saat yang sama, partisipasi dapat berjalan terlalu jauh. Tingkat kemampuan dan

kecakapan kelompok kepentingan berbeda-beda dalam mempengaruhi

pengembangan kebijakan (Kweit dan Kweit 1987; Kathlene dan Martin 1991).

Kelompok dengan sumber daya dan keahlian yang lebih cenderung lebih

berpengaruh. Ketidakseimbangan ini sering menyebabkan bias pada proses yang

bersangkutan. Kelompok yang terorganisasi dapat membebani kelompok yang tidak

memiliki keahlian dan tidak terorganisasi.

Page 7: Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance and equity

Proses partisipasi dapat dengan mudah merosot menjadi permintaan akan

kebulatan suara. Hal ini dapat memberikan veto kepada kepentingan yang terlibat,

juga menimbulkan laporan atau suara legislatif yang tersamar. Kepentingan yang

kuat kadang-kadang mendukung suara tersamar secara strategis dengan tujuan

menangguhkan persoalan, yang menurut mereka lebih berpengaruh, agar menjadi

proses administratif yang tidak terlalu terlihat.

Dengan demikian, partisipasi kelompok kepentingan meningkatkan

kebutuhan akan kepemimpinan reformis. Reformis dapat melakukan banyak hal

guna membentuk proses partisipasi dengan menentukan prosedur dan

keanggotaannya: merumuskan pertanyaan, menyusun agenda, menjelaskan pilihan

dan menganalisis dampak. Lebih lagi, penanggung jawab proses diagnosis atau

pengembangan kebijakan harus memahami bahwa sekelompok orang dalam jumlah

besar jarang dapat menangani pekerjaan analitis yang serius. Kelompok seperti itu

membutuhkan pengelolaan dan sumber daya manusia yang disiplin. Manajer yang

berpikiran maju mengerti bahwa latar belakang, pelatihan, politik dan bias dari

pegawai dapat mempengaruhi hasil yang didapatkan.

Untuk merangkum pendapat kami, proses berdampak pada isi, politik dan

implementasi. Partisipasi bukan sekedar bersenang-senang bersama. Partisipasi

adalah alat pembelajaran dan pengajaran, dan dapat memajukan kebijakan secara

substansial serta berdampak besar pada penerimaannya. Akan tetapi, reformis juga

dapat kehilangan kendali dan dipersulit karenanya. Oleh sebab itu, proses

pengembangan kebijakan harus dikelola dengan penuh strategi. Analisis yang

berpandangan ke depan dan teliti serta pemikiran yang kritis dapat memberikan

kontribusi berarti bagi prospek kesuksesan atau kegagalan.

Uji Penyaringan untuk Intervensi Kebijakan

Setelah mengenali kebijakan, reformis perlu melakukan analisis kemungkinan

dan penerapan. Analisis tersebut harus mencakup kemungkinan politik yang terjadi

sebelum dan sesudah program dijalankan; tradisi, kapasitas dan institusi lokal; dan

sumber daya keuangan dan manusianya. Analisis harus menjelaskan tindakan yang

dihasilkan dari kebijakan guna mewujudkan perubahan yang diinginkan. Ada

beberapa karakteristik proposal reformasi yang memiliki nilai prediktif secara

Page 8: Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance and equity

umum—karakteristik yang dapat kita cari untuk menguji kemanjuran proposal

tertentu, yang akan dijelaskan di bawah ini.

1. Kemampuan untuk diterapkan

Menurut kami, hal yang penting adalah yang sebenarnya terjadi pada kinerja sistem

ketika kebijakan dilaksanakan. Oleh karena itu reformis harus mencari tahu apakah

negara mereka memiliki prasyarat institusional dan sosial yang diperlukan untuk

mendukung reformasi yang diajukan. Selain masalah pengaruh dari kepentingan

tertentu, kondisi sosial dan kultural serta norma-norma juga berdampak pada

implementasi. Perancang kebijakan yang arif akan mempertimbangkan dengan

cermat masalah-masalah pengembangan kebijakan tersebut. Reformis yang

bijaksana akan mencari skema-skema yang sesuai dengan lingkungan kultural dan

kapasitas organisasional dari lingkungan mereka.

2. Kemungkinan untuk dijalankan dari segi politik

Para pengembang kebijakan juga perlu mengantisipasi proses penentuan keputusan

politis. Kemungkinan suatu kebijakan untuk dijalankan tidak hanya bergantung pada

orang-orang yang mendukung atau menentang rencana kebijakan, tetapi juga pada

pihak-pihak yang dipersiapkan untuk memberdayakan sumber dan mengambil risiko

agar rencana dapat diterapkan. Hal itu bergantung pula pada kecakapan politis para

penentang rencana. Namun demikian hasil yang didapatkan selalu tidak pasti,

sehingga reformis harus benar-benar mengetahui kesiapan mereka serta lawan-

lawan mereka dalam memperjuangkan skema tertentu.

3. Kemampuan untuk dikendalikan secara politik

Pertimbangan akhir dalam perancangan kebijakan yaitu mengenai pokok

penyusunan dan institusi yang baru pada kontrol demokratis yang efektif. Kontrol

seperti itu tergantung pada situasi, (1) hasil-hasilnya diketahui khalayak, (2) adanya

mekanisme untuk mengubah kebijakan terkait dengan kinerja, (3) pihak-pihak yang

berwenang mengubah kebijakan dapat diandalkan secara politik. Jika kita

membangun institusi dan pengaturan baru yang sukar diubah, upaya awal kita akan

menjadi rintangan dalam kemajuan reformasi (Rawls 1996). Kemampuan kontrol

Page 9: Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance and equity

politik akan memberikan hasil yang lebih baik, walaupun beberapa orang dari sektor

kesehatan ingin membatasi kontrol politik pada produk reformasi karena terkadang

akuntabilitas politik dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan. Oleh

karena itu, kami mendorong pengadaan mekanisme yang transparan untuk

akuntabilitas politik dalam institusi sebagai bagian dari reformasi sektor kesehatan.

Mencari dan Menggunakan Bukti untuk Diagnosis dan Terapi

Kita perlu memikirkan penyediaan informasi dan penggunaannya secara

efektif. Pengetahuan yang paling banyak dicari adalah hasil-hasil penelitian

terpercaya dengan perhitungan statistik yang menghubungkan politik dengan

kinerja. Sayangnya, penelitian semacam itu kurang lazim di sistem kesehatan, karena

sistemnya kompleks, beraneka ragam dan jumlah kasus yang dapat diteliti terbatas.

Sumber lain yang dicari adalah penelitian yang dirancang dengan baik mengenai

proyek-proyek demonstrasi yang mencakup tempat-tempat eksperimental maupun

non eksperimental, dan melaporkan data perbandingan kinerja. Akan tetapi, hal ini

juga jarang ditemukan. Selain penelitian tentang bermacam hal, pendapat teoritis

secara umum—tentang efek insentif ekonomi atau simbol-simbol politis—dapat pula

dikenakan pada kasus khusus. Pertimbangan ini akan membantu pemahaman bahwa

suatu kebijakan atau program tidak dapat berhasil di negara tertentu.

Berikut ini beberapa contoh riset sistem kesehatan yang dapat membantu

perjalanan diagnosis untuk reformasi kesehatan: untuk negara-negara

berpendapatan rendah dan menengah yaitu laporan dari International Commission

on Health Research for Development, Investing in Health (Bank Dunia 1993),

Improving Performance (WHO 2000); terbitan data kesehatan tahunan oleh

Organization for Economic Cooperation and Development tentang negara-negara

anggota OECD; laporan nasional tentang sistem pelayanan kesehatan di negara-

negara Eropa tengah dan timur oleh WHO dan European Observatory on Health Care

Systems.

Dari tiga kriteria kinerja utama, saat ini bukti status kesehatan paling banyak

dikembangkan. Banyak negara mengumpulkan informasi status kesehatan nasional

yang signifikan dengan instrumen survei berstandar seperti Demographic and Health

Surveys (DHS) dan Living Standards Measurement Surveys (LSMS), ditambah dengan

Page 10: Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance and equity

data dari penelitian lokal yang dapat memberikan rincian tambahan mengenai

masalah kesehatan dan kelompok populasi tertentu. Sementara itu, bukti mengenai

perlindungan finansial dan kepuasan warga lebih terbatas. Pengukuran kepuasan

konsumen terhadap sistem kesehatan telah dilakukan secara besar-besaran di

negara-negara anggota OECD melalui poling, namun hanya sedikit bukti yang

tersedia dari negara-negara berpendapatan rendah dan menengah. Masing-masing

negara mungkin memiliki beberapa bukti menyangkut perlindungan finansial dan

kepuasan konsumen dari survei nasional dan penelitian khusus. Ada baiknya bila

para pendiagnosis mengumpulkan dan meninjau informasi tersebut dan

mengembangkannya.

Beberapa sumber data sehubungan dengan karakteristik kinerja menengah

dan faktor-faktor lain untuk membantu menentukan kinerja sistem kesehatan yaitu:

• Pertimbangan kesehatan nasional, penelitian pembiayaan pelayanan kesehatan,

laporan finansial dengan data pengeluaran dan perolehan untuk memperkirakan

keefektifan;

• Survei rumah tangga dan laporan sistem informasi kesehatan tentang akses dan

pemanfaatan;

• Studi mutu dan laporan sistem informasi kesehatan tentang mutu pelayanan klinis;

• Statistik pemerintah, statistik organisasi profesional dan penelitian fasilitas tentang

ketersediaan fasilitas, SDM, peralatan, persediaan dan jumlah pelayanan;

• Data pasar apotek internasional, statistik pemerintah dan pasar swasta tentang

ketersediaan apotek dan penggunaannya.

Beberapa cara agar reformis dapat menggunakan bukti yang ada secara lebih

efisien:

• Mengerti literatur: Luangkan waktu untuk mengenali literatur yang relevan.

Kemungkinan ada orang lain yang pernah memiliki pemikiran atau menghadapi

masalah yang sama dengan yang ingin diatasi saat ini.

• Meminta saran: Dengarkan saran ahli nasional dan internasional untuk membantu

memilah literatur dan pengalaman di negara lain, namun berhati-hatilah pada saran

yang disertai upaya penjualan, misalnya sistem informasi komputer yang mahal.

• Perkiraan cepat: Tidak adanya bukti yang terperinci tentang masalah penting tidak

berarti metode yang relatif murah dan cepat tidak tersedia untuk membuat

Page 11: Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving Performance and equity

perkiraan yang masuk akal. Perkiraan seperti itu mungkin akan sesuai dengan tujuan

kebijakan.

• Dukung penelitian yang bagus: Riset terapan yang nyata dapat memberikan bukti

yang lebih valid dan dapat diandalkan. Penelitian dapat memakan banyak waktu,

perencanaan dan sumber. Jika ingin memiliki data yang dibutuhkan, maka reformis

harus berpikiran maju.

Diagnosis dan Pengembangan Kebijakan: Beberapa Pengamatan Terakhir

Beberapa hal yang harus diingat:

• Bekerja mundur ke penyebab awal hingga dapat mengenali variabel yang

berpotensi untuk diubah, biasanya memerlukan pemikiran terbuka dan skeptis serta

energi dan rasa ingin tahu yang besar.

• Jangan langsung melompat ke kesimpulan – Identifikasi penyebab yang tidak tepat

akan menimbulkan kebijakan yang tidak terancang dengan baik. Hal ini tidak hanya

akan membuang energi dan kesempatan berharga, namun juga meremehkan

reformasi secara umum.

• Berpikiran ilmiah, tidak terlalu cepat menilai– Diagnosis akan menjadi sesat bila

penilaian evaluatif menutupi analisis ilmiah. Lakukan analisis ilmiah secara jelas,

skeptis dan cermat.

• Gunakan angka–Data dapat mendukung perilaku ilmiah. Data dapat menjadi alat

periksa penyimpangan dan penilaian yang terlalu dini. Entah itu DALY atau indikator

status kesehatan lainnya, data dapat menempatkan prasangka dengan baik. Dalam

rangka menggunakan informasi dengan bijak, para reformis harus mengetahui

asalnya, batasan-batasannya, hal-hal yang tidak tercantum dan asumsi. Hal itu

semakin mempertegas pentingnya pemahaman dalam analisis.

Sumber : Chapter 7 dari Buku Getting Health Reform Right : A Guide to Improving

Performance and equity