chapter 4 : decision

6
Jieun memandangi kotak bekalnya dan seseorang secara bergantian. Matanya berkedip dengan cepat. Sepertinya Ia sedang memikirkan sesuatu. Atau mungkin sedang bingung tentang sesuatu. Atau mungkin juga Ia sedang menimbang-nimbang sesuatu. “Ada apa?” tanya Sena yang saat itu sedang makan bersama Jieun. Jieun menggeleng pelan lalu melanjutkan makannya. Namun beberapa saat kemudian, Ia kembali melirik seseorang itu. Terlihat orang itu juga sedang makan. Namun, sepertinya Ia merasakan dirinya sedang dipandangi. Ia lalu mengangkat kepalanya dan melihat ke sekitar hingga Ia bertemu dengan mata tersebut. Mata yang cukup familiar, sebenarnya. Mata Jieun terbelalak saat orang itu tiba-tiba membalas pandangannya. Seketika Ia tersedak. Tangannya segera tergerak meraih air di sampingnya. “Ada apa?” sekali lagi pertanyaan itu keluar dari mulut Sena. “Kau baik-baik saja?”tanyanya lagi. Jieun mengangguk pelan sambil menundukkan kepalanya. Wajahnya merah bagaikan tomat. Rasanya Ia ingin menghilang dan pergi ke Namsan Tower sekarang juga. Ia sangat malu saat ini. Ia kedapatan sedang mengamati seseorang –seorang lelaki lebih tepatnya . Dan parahnya lagi, Ia seorang perempuan, di mana harga dirinya saat ini. Di sisi lain, Chanyeol dengan susah payah menahan tawanya. Semua yang terjadi terasa lucu baginya. Bagaimana bola mata adik kelasnya itu terlihat hampir keluar dari tempatnya dan wajah merahnya yang berusaha Ia sembunyikan. Chanyeol memasang sebuah senyuman di bibirnya. ‘Another fan of mine’-pikirnya. -ooo-

Upload: irene-witanto

Post on 09-Nov-2015

219 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

The 4th chapter of fanfiction "My Friend's Crush.Write it in my free time with IU & EXO's Chanyeol as the main characters!Just a FANFICTION, not Real. Story belong to me.

TRANSCRIPT

Jieun memandangi kotak bekalnya dan seseorang secara bergantian. Matanya berkedip dengan cepat. Sepertinya Ia sedang memikirkan sesuatu. Atau mungkin sedang bingung tentang sesuatu. Atau mungkin juga Ia sedang menimbang-nimbang sesuatu.

Ada apa? tanya Sena yang saat itu sedang makan bersama Jieun. Jieun menggeleng pelan lalu melanjutkan makannya. Namun beberapa saat kemudian, Ia kembali melirik seseorang itu.

Terlihat orang itu juga sedang makan. Namun, sepertinya Ia merasakan dirinya sedang dipandangi. Ia lalu mengangkat kepalanya dan melihat ke sekitar hingga Ia bertemu dengan mata tersebut. Mata yang cukup familiar, sebenarnya.

Mata Jieun terbelalak saat orang itu tiba-tiba membalas pandangannya. Seketika Ia tersedak. Tangannya segera tergerak meraih air di sampingnya. Ada apa? sekali lagi pertanyaan itu keluar dari mulut Sena. Kau baik-baik saja?tanyanya lagi.

Jieun mengangguk pelan sambil menundukkan kepalanya. Wajahnya merah bagaikan tomat. Rasanya Ia ingin menghilang dan pergi ke Namsan Tower sekarang juga. Ia sangat malu saat ini. Ia kedapatan sedang mengamati seseorang seorang lelaki lebih tepatnya . Dan parahnya lagi, Ia seorang perempuan, di mana harga dirinya saat ini.

Di sisi lain, Chanyeol dengan susah payah menahan tawanya. Semua yang terjadi terasa lucu baginya. Bagaimana bola mata adik kelasnya itu terlihat hampir keluar dari tempatnya dan wajah merahnya yang berusaha Ia sembunyikan. Chanyeol memasang sebuah senyuman di bibirnya. Another fan of mine-pikirnya.

-ooo-

Kelas itu terlihat sangat sepi siang itu. Hanya terdapat beberapa siswa di dalam sana. Ada seorang siswa yang sedang membaca buku dengan tenang, sesekali Ia akan membenarkan letak kacamatanya. Di sudut lain kelas itu terdapat seorang siswi dengan raut wajah yang kurang baik sepertinya bosan. Siswi itu terus saja menguap dan akhirnya memutuskan untuk tidur. Beberapa siswa sibuk dengan handphone mereka.

Cklek! Jieun membuka pintu ruang kelas itu. Semua mata langsung menuju ke sumber suara. Mata Jieun mengelilingi ruang itu. Menyadari kesunyian ruang itu, Jieun memutuskan untuk tidak merusak kesunyian itu. Lagipula Ia tak punya teman cerita untuk membuat suasana kelas itu lebih hidup. Ia berjalan perlahan menuju bangkunya lalu duduk dan kembali melihat ke sekelilingnya.

Jieun baru saja memutuskan untuk berbaring saat sebuah suara lantang memanggilnya dari arah pintu. Ia pun segera menatap ke arah pintu dengan mata yang membulat. Di sana berdiri seorang siswi dengan rambut panjangnya. Sebuah senyuman lebar menghiasi wajah gadis itu. Jieun-ah! Jieun-ah! Jieun-ah!seru Jangmi lagi dengan ceria.

Mwo? Mwo? Mwo? balas Jieun. Jangmi masih memakai senyum aneh itu di wajahnya. Gadis itu terkikik membuat Jieun membuat ekspresi aneh di wajahnya. Namun di detik berikutnya, Jieun akhirnya tahu apa yang membuat Jangmi yang anggun menjadi gadis aneh seperti ini. Ini pasti karena Park Chanyeol. Chanyeol, right?

Jangmi terkikik. Itu benar, gadis itu baru saja bertemu dengan senior pujaannya. Hmm, jadi apa yang Park Chanyeol lakukan kali ini?tanya Jieun penasaran. Akhir-akhir ini, semua hal tentang Park Chanyeol membuatnya penasaran.

Tadi.. aku bertemu dengan Chanyeol-oppa di kantin katanya masih dengan senyuman di bibirnya. He is super cute!bisiknya lagi. Jieun melongo. Hanya itu?pikirnya. Bertantangan dengan otaknya, hati Jieun berkata lain. Sebenarnya, ada rasa lega di hatinya.

Dan..kata Jangmi lagi. Jieun diam, memberi kesempatan Jangmi untuk melanjutkan perkataannya. Kau tahu, aku menatapnya, terus. Dan tiba-tiba, Ia berbalik, lalu menatapku balik!kata Jangmi semangat. Senyum lebar itu tak pernah meninggalkan wajahnya. Ia menggerakkan tangannya, mencoba untuk menjadikannya kipas. Lalu? Lalu? tanya Jieun berusaha terdengar setertarik mungkin.

Karena malu, aku langsung berjalan dengan cepat. Kau tahu kan maksudku? Seperti biasa. Kan aku berjalan melewatinya, lalu dia tertawa. Dan kau tahu apa yang dilakukannya?Jangmi terus saja bercerita dengan semangatnya.

Euhm, dunno. Ayo cerita! Cerita!tanggap Jieun.

Dia memegang tanganku! Jieun! Tanganku! Park Chanyeol memegang tanganku! Jieun-ah!!Jangmi berkata dengan keras hingga seluruh perhatian tertuju padanya. Jangmi tertawa menutupi rasa malunya sambil berkata maaf berulang kali.

Benarkah? Wow! Chukkae!komentar Jieun. Jieun berusaha memamerkan senyumannya yang selebar-lebarnya. Ia tak bisa ikut senang seperti yang Ia lakukan biasanya. Mungkin benar, Jieun juga menyukai lelaki itu.Jangmi menutup wajahnya dengan tangannya, mungkin masih merasa malu atau over-happy dengan apa yang terjadi. Jieun tersenyum terlihat agak miris menatap temannya. Ia memutuskan untuk memasang senyum cerianya lagi dan menjahili Jangmi yang sedang senang itu.

-ooo-

Lagu Got7-A memenuhi ruangan itu. Terdengar juga bunyi keyboard komputer. Perempuan yang berada di depan komputer itu tak dapat menyembunyikan senyumnya saat melihat bagaimana kerennya idol barunya itu saat bernyanyi dan menari.

Sebelum bergerak meninggalkan kamar tidurnya , Jieun mengecek twitternya sekali lagi. Ia lalu berjalan menuju toilet. Gadis itu mengambil sikat giginya yang berwarna kuning dan menaruh pasta gigi di atasnya. Jieun sedang menyikat giginya saat kejadian siang tadi kembali terulang di kepalanya.

--flashback--

Jangmi-ah! panggil Jieun. Jangmi berbalik lalu menggerakkan mulutnya. Sepertinya Jangmi ingin berkata Apa. Jieun menggerakkan tangannya, mengisyaratkan Jangmi untuk datang mendekat. Jangmi pun datang pada Jieun dengan senyuman di wajahnya.

Jangmi-ah.. Apa kau tahu nomor telepon Chanyeol-oppa? tanya Jieun, ia juga menambahkan sebuah senyum canggung di wajahnya. Untuk apa?Jangmi menatap Jieun dengan curiga. Kau.. Kau menyukai Chanyeol-oppa juga? Oh, no Jieun. Kau..

Tidak, bukan seperti itu. Kau tahu kan aku akan membantumu, tapi aku tak bisa berkomunikasi dengannya dengan sering. Jadi kupikir..Jieun berusaha menjelaskan semuanya.

Ah, arraseo. Inibalas Jangmi lalu tersenyum.

--End--

Uhuk! Uhuk! Jieun tersedak karena terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri. Ia segera membersihkan sikat giginya dan berkumur. Terdengar ia tertawa kecil daan bergumam,Jadi pasta gigi itu rasanya manis!

Jieun menatap wajahnya di cermin. Ia menghembuskan napas panjang. Baru-baru ini, muncul sebuah jerawat tepat di antara alis matanya. Jerawat besar. Keberadaan benda ini sangat mengganggu Jieun. Terutama saat teman-temannya mengatainya orang India atau semacamnya. Orang tuanya bahkan mengatainya saat melihat itu. Ibunya bahkan berkata Omo, Jieun-ah. Kau sudah besar, siapa orang yang kau sukai? saat melihat itu. Bagaimana bisa sebuah jerawat menandakan seseorang sedang jatuh cinta? Cih pikir Jieun saat itu.

Setelah menyikat gigi, membersihkan wajahnya, dan hal-hal lainnya, Jieun pun kembali ke kamarnya. Ketika memasuki kamar itu, mata Jieun langsung saja mendapati handphonenya. Ia menggigit bibirnya, seperti menimbang-nimbang sesuatu. Ia pun meraih handphone itu.

Hey! itulah yang Jieun ketik di handphonenya. Ia kembali menggigit bibirnya. Wajah Jangmi muncul di kepalanya. Ia telah berjanji pada Jangmi. Ia tidak mungkin mengkhianati temannya sendiri. Tapi, Jieun juga menyukai Chanyeol. Ia baru saja mengkonfirmasi hal itu. Ia menyadari, di mana ada Park Chanyeol, mata Jieun akan langsung mengarah padanya dan Jieun akan merasa bahagia. Itu tanda kau menyukai seseorang kan?

Tapi memikirkan hal itu lagi, Jangmi telah menyukai Chanyeol lebih dulu. Ia lebih berhak bersama Chanyeol. Yup, aku melakukan ini untuk Jangmi, bukan untuk mendekatinya. Aku akan mengalah, lagipula Jangmi yang cantik saja susah payah mengejarnya, tak ada kesempatan untukku. Haha, melihat dari jauh sudah cukup bagiku. Kuharap, Jieun tersenyum kecil lalu menekan tombol send di handphonenya. Pesan pertamanya ke Park Chanyeol telah terkirim.

-ooo-