chapter 4
DESCRIPTION
chapter 4TRANSCRIPT
Monitoring Diet
Memantau asupan diet merupakan hal yang paling penting dilakukan karena apabila
terdapat asam yang dihasilkan oleh karbohidrat pada plak gigi maka akan
mengganggu kapasitas buffer dari saliva yang sehingga mengganggu remineralisasi.
Asupan diet perlu dinilai secara seksama untuk menentukan faktor kariogenik dari
individu agar dapat mencari alternatif konsumsi diet atau sekedar mengurangi
frekuensinya.
Asam yang biasanya terdapat pada minuman berkarbonasi, dan jus buah dapat
meningkatkan konsentrasi dan kekuatan ion asam pada gigi yang memicu
demineralisasi. Apabila langsung dilakukan pembersihan gigi pun akan menyebabkan
erosi pada gigi yang telah mengalami demineralisasi.
Asam intrinsik dapat muncul dari asam lambung, regurgitasi, muntah yang sering dan
masalah lain seperti bulimia.
Menjaga Oral Hygiene
Untuk menjaga kebersihan mulut ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam hal
menyikat gigi:
1. Kesesuaian dari sikat gigi dan kemungkinan kesulitan dalam menyikat gigi.
Pasien dengan masalah otot dapat menggunakan sikat gigi elektrik.
2. Cara menyikat gigi.
3. Waktu dan frekuensi menyikat gigi.
4. Penggunaan cairan disclosing dapat membantu pasien dan dokter gigi dalam
penilaian keberhasilan menyikat gigi,
Sikat gigi dilakukan saat pagi pada saat sebelum atau sesudah sarapan untuk
menghilangkan plak. Menyikat gigi bukan dilakukan untuk menghilangkan sisa-sisa
makanan. Apabila sarapan pagi yang dikonsumsi mengandung minuman dengan pH
rendah seperti jus jeruk dianjurkan untuk menyikat gigi sebelum sarapan untuk
mengurangi kemungkinan erosi karena demineralisasi permukaan akar gigi.
Sangat penting untuk menyikat gigi pada malam sebelum tidur karena saat tidur,
aliran saliva berkurang dan kapasitas buffer menjadi menghilang.
Pembersihan gigi dapat dibantu dengan medikamen preventif seperti fluoride topikal
atau chlorhexidine.
Pada individu dengan kondisi gigi tertentu dapat dianjurkan penggunaan benang gigi
atau sikat gigi interdental dengan cara yang tepat.
Selain itu dapat juga dianjurkan penggunaan obat kumur namun dengan pengawasan
untuk menghindari pemakaian obat kumur dengan konsentrasi alcohol yang tinggi.
Studi terbaru menunjukkan bahwa penggunaan obat kumur 10% povidone-iodine
pada anak-anak menyebabkan penurunan bakteri pada saliva.
Meningkatkan Kualitas Saliva
Kurangnya perlindungan saliva dapat menyebabkan penurunan sekresi saliva.
Xerostomia dapat dideteksi melalui beberapa tanda klinis dan visual seperti:
1. Tampilan visual mukosa yang kering
2. Pasien terlihat sering membasahi bibirnya.
3. Pasien mengkonsumsi cairan dalam jumlah banyak.
4. Pasien yang memiliki indeks karies yang tinggi namun memiliki diet dan
kebersihan mulut yang baik.
5. Pasien yang mengkonsumsi obat yang meyebabkan kurangnya saliva.
6. Pasien dengan keadaan medis tertentu seperti sindrom Sjorgens, rheumatoid
artritis.
Meningkatkan aliran saliva sulit apabila berkaitan dengan penyakit sistemik.
Mengunyah permen karet bebas gula dapat membantu. Pada pasien xerostomia
terdapat beberapa produk yang dapat membantu seperti saliva buatan yang memiliki
kandungan dan fungsi yang hampir mirip dengan saliva normal.
Terapi lain seperti fluoride topikal, gel chlorhexidine dan CPP dapat digunakan
sebagai kompensasi dari kehilangan faktor-faktor pelindung yang ada pada saliva.
Penggunaan Fluoride
Fluoride dapat membantu mengontrol karies pada 50-80% orang meskipun mereka
tidak mengubah kebiasaan dietnya.
Fluoride bereaksi langsung pada enamel dan dentin serta menyebabkan beberapa efek
seperti:
1. Pembentukan fluorapatit yang lebih mudah larut dibandingkan dengan
hidroksiapatit
2. Menghambat demineralisasi
3. Meningkatkan remineralisasi
4. Menghambat metabolisme bakteri
5. Mengurangi kelarutan struktur gigi
6. Mengambat pembentukan plak
Penggunaan pasta gigi berfluoride (1000 ppm) telah terbukti mengurangi prevalensi
karies walaupun tanpa tambahan asupan fluoride.
Fluoride topikal lebih efektif dalam menghambat karies permukaan halus
dibandingkan dengan karies fisur atau interproksimal karena lokasinya yang lebih
sulit dijangkau.
Sediaan topikal fluoride yang paling umum tersedia adalah:
1. NaF
2. SnF2
3. APF
4. Na2FPO3
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan aplikasi fluoride:
1. Tingkat kebersihan oral
2. Konsentrasi fluoride
3. Waktu dan durasi
4. Bentuk sediaan
Dosis maksimum yang aman pada dewasa adalah 5 mg per kilogram berat badan
perhari dan pada anak-anak dosisnya harus kurang dari jumlah tersebut, apabila
tidak maka fluoride akan menjadi toksik.
Apabila pada anak yang masih dalam pertumbuhan gigi diberi dosis harian yang
lebih besar dari 0,07 mg per kilogram berat badan per hari maka akan
menyebabkan fluorosis.
Panduan Terapi Fluoride
Keadaan Klinis Panduan Terapi
Untuk menjaga tingkat karies yang
rendah
Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride
pagi dan malam ditambah dengan
pemberian fluoride gel/varnish 1 tahun
sekali
Perlindungan tambahan pada pasien
ortodontik (>8 tahun), gigi tiruan
sebagian, masa kehamilan.
Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride
pagi dan malam, obat kumur NaF 0,2%
2-3 kali seminggu.
Terdapat 1-2 karies pertahun, usia >8
tahun.
Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride
pagi dan malam, obat kumur NaF 0,2%
2 kali seminggu atau gel NaF 2% per
minggu.
Terdapat 2-3 karies pertahun, usia >8
tahun.
Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride
pagi dan malam, obat kumur NaF 0,2%
setiap hari sebelum tidur dan gel NaF
2% per minggu.
Anak-anak <6 tahun dengan indeks
karies yang tinggi
Menyikat gigi 2 kali sehari dengan
pasta berfluoride rendah. 1,23% gel
APF. Oleskan dalam jumlah sedikit
oleh orang tua setiap minggu. F
Varnish 6 bulan sekali.
Mulut sangat kering atau pasien yang
menjalani terapi radiasi, operasi atau
mengkonsumsi obat yang mengganggu
kelenjar saliva
Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride
pagi dan malam.
Erosi yang parah disebabkan asam dari
saluran pencernaan, muntah, dll
Sikat gigi dengan pasta gigi berfluoride
pagi dan malam. Aplikasi gel APF
1,23% atau gel NaF 2% pada pagi dan
malam.
Gigi hipersensitif Menggunakan pasta gigi berfluoride 2
kali sehari dengan teknik yang benar.
Olesi gigi dengan gel NaF 2% dua kali
sehari hingga masalah gigi sensitif
terkontrol setelah sebelumnya diberi F
varnish.
Individu yang tidak patuh seperti
remaja, penyandang cacat
Kontrol 6 mingguan ke dokter gigi dan
panduan untuk aplikasi 1,23% gel APF.
Penggunaan chlorhexidine
Diantara sekian banyak obat kumur anti bakteri, larutan yang mengandung
chlorhexidine gluconate merupakan yang paling efektif karena kandungan alcohol
yang tinggi pada obat kumur lain akan menyebabkan kekeringan pada mukosa
terutama pada pasien dengan pertahanan saliva yang rendah.
Chlorhexidine terbukti efektif mengatasi plak karena dapat berikatan ionik terhadap
gigi dan permukaan mukosa pada konsentrasi yang tinggi untuk waktu yang lama
sehingga frekuensi pemakaiannya tidak perlu sesering obat kumur jenis lainnya.
Penggunaan chlorhexidine 2% dua kali sehari dalam jangka waktu pendek untuk hasil
maksimum. Chlorhexidine 0,2% setiap hari untuk kontrol jangka panjang.