chapter 4

4
"baiklah kak prabu, tunjukan seluruh kemampuanmu kak" jawab ujang sambil bersiap bertarung prabu pun mulai berlari menyeruduk ke arah ujang sambil mengarahkan pukulan tinjunya tapi dengan gesit ujang menendang sebuah batang kayu di dekatnya ke arah prabu, dan prabu pun tersandung batang itu sampai jatuh terpelanting. buuuk (sfx) " aduuhhh, kau curang jang" keluhku karena terjatuh sebelum mulai bertarung " hahaha... memangnya musuh-musuh kita akan bertarung dengan jujur? mereka tak akan menunggumu bersiap dahulu sebelum membunuhmu" jawab ujang sambil tertawa " ah jangan banyak bacot jang, makan nih pukulan mautku" prabu kembali bangkit dan mulai menyerang ujang prabu tanpa henti berusaha memukul dan menendang ujang sekuat tenaga, namun ujang selalu saja bisa menghindar sampai akhirnya prabu lelah dan jatuh tersungkur karna kelelahan sfx: degdegdegdeg........ ( suara detak jantung prabu berdetak dengan keras karena lelah bertarung dengan ujang ) " aku menyerah ki, ujang telah mengalahkanku tanpa menyentuhku sedikitpun" ungkapku pada ki santang. " ya sudah, latihan hari ini sampai disini dulu, kau masih harus sering berlatih, bahkan harimau yang kuat sekalipun harus mengasah cakar dan taringnya terlebih dahulu" jawab ki santang. setelah hari itu akupun terus dilatih oleh ki santang ditemani dengan ujang di mulai dengan berlatih fisik agar tubuhku kuat, ilmu-ilmu silat dan kanuragan agar aku gesit, meditasi untuk melatihku fokus, dan belajar berburu agarku pandai menggunakan senjata. waktupun berlalu begitu cepat tak terasa kini tubuhku mulai berubah menjadi atletis, dan rasanya kini aku sudah siap untuk bertemu raja seperti yang dikatakan ki santang dulu, dan aku pun memutuskan untuk memberi tahu ki santang bahwa aku sudah siap. " ki, rasanya aku sudah siap untuk bertemu dengan raja" ungkapku " baiklah nak, klo begitu ada latihan terakhir sebelum kau bertemu dengan raja, mari ikut dengan aki" jawab ki santang sambil menepuk bahuku

Upload: sopyan-maulana

Post on 04-Dec-2015

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

chapter 4

TRANSCRIPT

Page 1: chapter 4

"baiklah kak prabu, tunjukan seluruh kemampuanmu kak" jawab ujang sambil bersiap bertarung

prabu pun mulai berlari menyeruduk ke arah ujang sambil mengarahkan pukulan tinjunya tapi dengan gesit ujang menendang sebuah batang kayu di dekatnya ke arah prabu, dan prabu pun tersandung batang itu sampai jatuh terpelanting.

buuuk (sfx)

" aduuhhh, kau curang jang" keluhku karena terjatuh sebelum mulai bertarung

" hahaha... memangnya musuh-musuh kita akan bertarung dengan jujur? mereka tak akan menunggumu bersiap dahulu sebelum membunuhmu" jawab ujang sambil tertawa

" ah jangan banyak bacot jang, makan nih pukulan mautku" prabu kembali bangkit dan mulai menyerang ujang

prabu tanpa henti berusaha memukul dan menendang ujang sekuat tenaga, namun ujang selalu saja bisa menghindar sampai akhirnya prabu lelah dan jatuh tersungkur karna kelelahan

sfx: degdegdegdeg........ ( suara detak jantung prabu berdetak dengan keras karena lelah bertarung dengan ujang )

" aku menyerah ki, ujang telah mengalahkanku tanpa menyentuhku sedikitpun" ungkapku pada ki santang.

" ya sudah, latihan hari ini sampai disini dulu, kau masih harus sering berlatih, bahkan harimau yang kuat sekalipun harus mengasah cakar dan taringnya terlebih dahulu" jawab ki santang.

setelah hari itu akupun terus dilatih oleh ki santang ditemani dengan ujang di mulai dengan berlatih fisik agar tubuhku kuat, ilmu-ilmu silat dan kanuragan agar aku gesit, meditasi untuk melatihku fokus, dan belajar berburu agarku pandai menggunakan senjata.

waktupun berlalu begitu cepat tak terasa kini tubuhku mulai berubah menjadi atletis, dan rasanya kini aku sudah siap untuk bertemu raja seperti yang dikatakan ki santang dulu, dan aku pun memutuskan untuk memberi tahu ki santang bahwa aku sudah siap.

" ki, rasanya aku sudah siap untuk bertemu dengan raja" ungkapku

" baiklah nak, klo begitu ada latihan terakhir sebelum kau bertemu dengan raja, mari ikut dengan aki" jawab ki santang sambil menepuk bahuku

aku pun pergi ke suatu tempat diikuti dengan ujang, di perjalanan ujang terus memainkan rubik milikku yang kuberikan sebelumnya padanya, namun dia tak pernah berhasil menyelesaikannya

" ah sial, gumamnya, susah sekali ini kak prabu" ujang bergumam sambil menggaruk-garuk kepalanya

" mau tau rahasianya? jika kau dapat menghancurkan batu besar itu nanti kak prabu kasih tau rahasianya" jawabku dengan spontan sambil menunjuk ke arah sebuah batu besar

lalu ujang pun mengacungkan jempolnya tanda siap dan setuju tapi matanya terus melihat ke

Page 2: chapter 4

arah rubik

" kebetulan sekali nak, latihan terakhirmu adalah menghancurkan batu besar itu " ki santang secara tiba-tiba mengatakannya.

" apa ki? aslina...... " jawabku sambil terperangah tak percaya

" yes uhui.... " tambah ujang sambil melompat kegirangan

kamipun sampai di depan sebuah batu besar yang terletak di sisi tebing jurang, pemandangan di sisi tebing sangat indah sekali jika melihat ke bawah terlihat hutan dengan pohon-pohon yang lebat, jika di pandang dengan teliti hutan itu mirip seperti kepala harimau.

lalu ki santang pun berjalan menuju ke arah batu dan kemudian memegang batu itu dan merafalkan sebuah mantra, dan kemudian beliau melihat ke arah ku

" ayo nak prabu, jika kamu memang sudah siap bertemu raja, cobalah nak prabu hancurkan batu besar ini " ujar ki santang sambil menunjuk ke arah batu besar

" sepertinya itu mustahil ki, tapi akan ku coba, mengingat sekarang tubuhku sudah kuat ki " jawabku

lalu akupun mencoba menghancurkan batu itu dengan semua jurus ilmu kanu raganku namun batu tersebut tetap bertahan tanpa tergores sedikitpun

" ki semua latihanku silat dan kanuraganku ini untuk menaklukan musuh manusia bukan sebuah batu, batu ini tetap kuat dan kokoh meskipun aku mengeleuarkan segala jurus dan kemampuanku ki " ucapku pada ki santang sambil terus mencoba menghancurkan batu itu dengan semua jurusku

" itulah nak, jadilah seperti batu kuta dan kokoh namun tetap diam " jawab ki santang kepadaku

" jika kita kuat, kenapa harus diam ki, apakah kita harus diam saja ketika melihat orang yang lemah dianiaya orang lain ? " jawabku

" bukan diam seperti itu nak prabu, maksud aki diam itu berarti kita tidak sombong, ketika ilmu kita tinggi kita tetap harus rendah hati, tidak menggunakan kesaktian untuk hal yang sia-sia " jawab ki santang

dan akhirnya akupun menyerah karena kelelahan mengeluarkan semua jurusku namun batu itu tetap kokoh berdiri tanpa retak sedikitpun

" aku menyerah ki, batu itu susah sekali hancur ki " akupun berkata sambil nafas terengah-engah

" baiklah kini giliranku ka!!, taruhannya masih berlaku kan?" teriak ujang dengan nada serius dan bersemangat

" iyah masih berlaku jang, udah jangan bangga dulu, belum tentu kamu juga bisa jang " jawabku dengan nada sinis

Page 3: chapter 4

lalu ujang pun berdiri di depan batu itu kemudian melepas iket yang dia kenakan, dia terdiam sejenak entah apa yang dia lakukan, beberapa saat kemudian tubuhnya mengeluarkan asap dan di tubuhnya yang tak pernah mengenakan baju pun hanya memakai celana pangsi terlihat keluar berupa corak seperti loreng harimau dan rambut ujangpun berubah menjadi warna kuning. dan tiba-tiba

" Hiiiaaaaaaatttt!!! "ujang melompat dan meninju batu itu dengan jurusnya

Duarrrr!!!!! ( sfx )

ujangpun menghancurkan batu besar itu hingga berkeping-keping.

" ju...jurus macam apa itu ki??" aku terkejut sambil secara spontan bertanya pada ki santang

" itu namanya sima maung, sima adalah pembentukan energi yang diciptakan dengan cara memanfaatkan emosi seseorang, karna kamu keturunan pajajaran maka sima mu adalah sima maung, pengguna sima harus bisa mengontrol emosinya, karna untuk menggunakan sima kamu harus menggunakan seluruh kemarahan dan rasa dendammu dan memfokuskannya menjadi kekuatan " jawab ki santang

lalu ujangpun menghampiriku, matanya yang tadinya berubah seperti mata harimau kini kembali menjadi normal begitu pula rambut kuningnya, tato lorengnyapun sedikit demi sedikit mulai menghilang, dia berlari sambil memakai kembali iketnya.

" bagaimana ka prabu, aku sudah berhasil menghancurkan batu itu, sekarang ka prabu harus kasih tau rahasia menyelesaikan rubiknya " tanya ujang dengan nada puas karena menang taruhan

" sebaiknya kalian selesaikan urusan itu di rumah saja nanti, nak prabu harus segera menguasai sima maung, karena nanti malam nak prabu harus segera bertemu dengan raja, sebaiknya kau carikan duegan saja " ki santang memotongku saat aku hendak menjawab ujang

" baiklah ki.... " ujang menjawab dengan rasa kecewa dan mulai berjalan menjauh untuk mencari duegan

" duegan? untuk apa ki? " tanyaku pada ki santang

" sima maung adalah jurus yang mematikan, karena nak prabu akan mempelajarinya untuk pertama kali kemungkinan tubuh nak prabu belum siap, energi dari sima akan sangat berbahaya, maka dari itu nak prabu perlu air yang bersih untuk menetralisirnya, oleh karena itu nak prabu butuh duegan " jawab ki santang

" bailkah ki, mari kita mulai saja latihannya, apa yang harus aku lakukan?" sahutku sambil berkuda-kuda dan menyikukan kedua tangan

" bukan seperti itu nak, untuk mengeluarkan sima maung, tubuhmu harus dalam rileks pejamkanlah kedua matamu, fokuslah kepada titik dintara kedua mata, pikirkanlah hal-hal yang dapat membuatmu marah, jika badanmu merasa panas biarkanlah, itu tandanya sima maung telah muncul, dan ingat satu hal, kendalikanlah amarhmu" jawab ki santang

Page 4: chapter 4

" baiklah !! " jawab prabu

lalu prabupun berdiri rileks, sambil memejamkan matanya, beberapa saat kemudian mulailah keluar asap di tubuhnya, loreng-lorengpun bermunculan di bagian tubuhnya, dann rambutnya pun mulai berubah menjadi merah.

" Astaga, itu sima merah, ini berbahaya, aku harus segela melakukan sesuatu " ki santang terkaget sambil ancang-ancang berlari ke arah prabu

prabu pun lalu tak sadarkan diri, dan membabi buta, menghancurkan apa saja yang ada di sekitarnya, ki santangpun menghampiri prabu dan mencoba melawan prabu, lalu pertarungan sengitpun terjadi