channel 9 edisi agustus 2011

9
Kemerdekaan Bukan Cuma Milik Kami Tapi Kemerdekaan Hanya Milik Orang-Orang Konsisten Di jalannya, Karena Yang Mengerti Hanyalah Orang yang sudah menjalankannya, Terus Berkarya atau Mati, Merdeka Atau Mati, Karena Hanya Itu Pilihannya, Keep On Fighting Till The End!!! LAPANGAN Merah Edisi III, Agustus 2011 “Pena Perjuangan Kritis dan Kreatif” BULETIN Salut Utama : “ Idealitas Indonesia” Kemerdekaan Zcreening : “ Buat Apa Merdeka?” Kopi : Warna uzur Kemerdekaan kita; “Benci dan Tragedi Kemanusiaan” Channel 09 SMFT-UH Biar Bagaimana Kau tetap Indonesiaku Merdeka !!! Dari Hitam Untuk Putih Merah Merah

Upload: amril-taufik-gobel

Post on 21-May-2015

270 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Channel 9 Edisi Agustus 2011

Kemerdekaan Bukan Cuma Milik KamiTapi Kemerdekaan Hanya Milik Orang-Orang Konsisten Di jalannya,Karena Yang Mengerti Hanyalah Orang yang sudah menjalankannya,Terus Berkarya atau Mati,Merdeka Atau Mati,Karena Hanya Itu Pilihannya,Keep On Fighting Till The End!!!

LAPANGAN MerahEdisi III, Agustus 2011

“Pena Perjuangan Kritis dan Kreatif”

BULETIN

Salut Utama : “ Idealitas Indonesia”Kemerdekaan

Zcreening : “ Buat Apa Merdeka?”

Kopi : “ Warna uzur Kemerdekaan kita; “Benci dan Tragedi Kemanusiaan”

Channel 09SMFT-UH

Biar Bagaimana Kau tetap Indonesiaku

Merdeka !!!

Dari Hitam Untuk PutihMerah Merah

Page 2: Channel 9 Edisi Agustus 2011

2

Kopi

3

Tidak seorang pun pernah benar-benar

kehilangan cinta. Karena itu, pembunuhan

sesungguhnya tak pernah dipahami. Jika orang

sudah menjadi ter-jahat, ter-bandit, ter-

pengkhianat, ter-kakap, bahkan ter-binatang atau

ter-setan, kita yang menikamkan pedang di

dadanya mencatat suatu tingkat kebinatangan

yang lebih tinggi dari sang mayat.

Juga ketika Tuhan mengucap Kun! dan

mencipta, temanya adalah drama cinta kasih,

termasuk kepada siapa pun yang sampai akhir

hayatnya gagal berkenalan dengan-Nya. Tuhan

mungkin menghukum atau memaafkannya, dan

itu urusan-Nya. Tetapi kita mampu berbuat

melebihi-Nya. Karena tiada jaminan keamanan

untuk meyakini hukum-hukum, kemudian juga

meyakini hukuman-hukuman. Pada gilirannya ia

menjadi yakin akan pembunuhan-pembunuhan.

Bisa atas nama-Nya, bisa pura-pura atas nama-

Nya, bisa juga untuk hal-hal yang tak terlalu

berhubungan dengan-Nya. Manusia mampu

membunuh saudaranya.

Membunuhnya, mengusirnya, mencabut

dari ibunya, tanahnya, raganya. Membunuhnya,

bahkan beratus, beribu, berjuta-juta. Untuk

mengamankan kekuasaan, menertibkan

keadaan, memelihara ketegangan antar

komunitas, mengadu domba golongan-

golongan, menjaga harga satuan mata uang,

menstabilkan penindasan --- atau orang juga

membunuh saudaranya karena tak dianggap

saudara dan dipojokkan oleh kekuasaan dan

permusuhan.

M a n u s i a m a m p u m e m b u n u h

saudaranya. Dan makin mampu ketika ia makin

pintar, terpelajar, berkembang dan maju,

memegahkan peradabannya dengan alat

pendeteksi langit, filsafat yang menukiki

kebenaran, dan puisi yang mengindahkan nurani

kemanusiaan, pun dengan rumus-rumus bertinta

emas yang memadatkan bumi menjadi sebutir

kerikil diujung lobang pantat.

Lokomotif sejarah yang bernama politik,

yang menyeret dan menentukan arah gerbong-

gerbong kemanusiaan, telah dan akan terus

menjadi begitu penting, juga untuk membunuh

para penumpangnya. Asap lokomotif mampu

menyebar ke dalam gerbong, merasukkan bau

dan kuman yang membuat penumpang mabuk,

mengamuk, lalu saling bunuh-membunuh.

Perang di Aceh, Ambon atau Poso, Kesenjangan

di Papua, diskriminasi di Cikeusik, dan sejumlah

t ragedi kemanusiaan la inya mungkin

berlangsung bisa hanya sebulan-dua bulan, atau

setahun-dua tahun. Tapi kuman yang tertanam

disel-sel otak dan perasaan bisa tak hilang untuk

seabad bahkan selamanya.

Ada kemungkinan, kebanyakan orang

tidak tahu secara tepat apa yang sebenarnya

berlangsung di dalam sejarah, karena sejarah

ialah buku roman yang bergantung pada

pengarangnya, atau beberan panggung sandiwara

yang di tentukan oleh sutradara . Ada

kemungkinan, kebanyakan orang tidak begitu

peduli pada itu semua. Ada kemungkinan para

cerdik pandai hanya menjadi tinta sejarah, yang

terserah pada pulpen penulisnya. Ada

kemungkinan, para cendekiawan sejarah, dengan

rela atau terpaksa, berperan hanya sebagai

sesuatu yang disejarahkan.

Warna uzur Kemerdekaan kita; “Benci dan Tragedi Kemanusiaan”

post-D panjankADari Channel

Bulan Agustus ini ada dua momen penting. Pertama adalah hari kemerdekaan Indonesia

yang ke -66. Kedua adalah hadirnya mahasiswa baru angkatan 2011 di kampus merah. Momen

pertama juga berkaitan dengan edisi Channel 09 kali ini, yakni tentang arti kemerdekaan di mata

mahasiswa teknik. Ini adalah edisi ke-3 dan kami menamakannya edisi merah putih. Tema ini

berangkat dari kegalauan kami tentang kondisi bangsa. Sebuah pertanyaan besar menggangu benak ,

benarkah kita sudah merdeka?kami coba ulas itu pada edisi ini.

Momen kedua berkaitan dengan kampus merah hitam. Tak lama lagi, calon-calon antek

akan datang dan bersiap menjadi bagian di bumi merah hitam. Semangat antek untuk menyambut

adik-adik baru kian membuncah. Berbagai persiapan telah dilakukan. Semua demi kembalinya

kejayaan fakultas teknik. Untuk itu, kita sambut calon generasi baru dengan ucapan, Zlamad Datang

Engineer Muda !!! Red

Zlamad Datang di Bumi Merah Hitam

Box RedaksiPimpinan Redaksi : Abdul Rahman Reporter : Rony Rompon, Andi Arifin, Nandar Kolewora Haqriarno, Suwaril Dzahab, Ashar Sukma, Agusalim, Annisa Junaid, M. Reza Do. Bagus, Zulkifli Malik, Ashadi Amir, Mursyida Nur fadillahLayouter : Rizal MallawaFotografer : Iman Sujahri,Rahmayani RahmanMagangerz : Jabal, Ani, Dio, Atti, Sita,Dani, RyoRahmat, Swandi

Box ChannelPimpinan Umum : Agus SalimSekretaris : Nandar KoleworaBendahara : Nitha IndrianaPimpinan Perusahaan : HaqriarnoPimpinan Redaksi : Abdul Rahman Kordinator Jurnalistik : Mursyida Nur FaradillahKordinator Kepenulisan : Andi ArifinKordinator Iklan : St. Rahmayani RahmanKordinator Sirkulasi : Rony Rompon

22

Zlamat Datang:Spanduk zlamat datang yang dibuat oleh mahasiswa FT untuk menyambut mahasiswa baru. Tanggal(13/8) Mahasiswa Baru Telah resmi di terima oleh universitas.

Page 3: Channel 9 Edisi Agustus 2011

Kopi

24

Juga ada kemungkinan, amat sedikit di antara

mereka yang bisa menjawab pertanyaan Anda,

misalnya, berapa orang persisnya yang mati dan

hilang di negeri ini selama akhir 1965 –

pertengahan 1998 karena kekejaman Rezim.

Anda juga barangkali menginginkan analisa

kualitatif yang megklasifikasikan sebab-sebab

kematian-kematian itu, untuk menjadi bahan

Anda membenarkannya, untuk bergembira atau

berduka.

Jangan sekali-kali melupakan sejarah.

Orang mati gampang dilupa, terutama oleh para

pembunuh atau orang-orang yang mensyukuri

kematiannya. Namun barangkali tidak oleh

mereka yang berada di pihak kematiannya,

apalagi oleh anak-anak yang dibesarkan dengan

kenangan kematian seseorang yang, meskipun

dianggap sampah, amat dicintainya.

Tahukah kita, demi kejujuran sejarah,

berapa jumlah anak-anak yang seperti ini? Jiwa-

jiwa putih yang kita muncrati darah, sehingga

sangat membenci bukan hanya kepada pedang

dan senapan saja, tapi juga tampang kita, baju

kita, kalimat-kalimat kita, agama kita, atau

bahkan Tuhan kita. Kejiwaan mereka bergerak

didasar lautan, arus bisu endapan sejarah, dengan

selalu mendekap dosa-dosa kita di relung

kenangannya yang kekal.

Anak-anak kita sendiri menjadi begitu

terbiasa dengan pembunuhan yang dikehendaki,

kematian yang disyukuri, juga dendam yang

berkarat. Mungkin melihat, mungkin mendengar.

Tapi jelas, anak-anak itu meniru, dan memang

kita ajari, untuk menyukai apa yang kita sukai dan

membenci apa yang kita benci. Pada titik

selanjutnya, anak-anak berdoa dan mengutuk,

mengikuti seperti doa dan serapah kita.

Anak-anak disiapkan Tuhan untuk

mencintai dan membenci apa-apa yang pantas

dicintai dan dibenci. Kita yang mengajari,

meluruskan, membelokkan, atau membalikkan

kepantasan itu. Besok pagi, ada kemungkinan,

mereka lalu merasa kaget dengan ajaran kita.

Lusa mereka kemudian berhimpun dan

bergerak meluruskan kita, atau justru

membelokkan, membalikkan, memasukkan

kita kebawah nisan terkutuk, sama peris seperti

yang kita lakukan atas hari demi hari yang

menyuruk ke masa silam. Wassalam.

“Duduk sama rata, berdiri sama tinggi, Peace,

Love, Unity, Respect…!!!”

I am

Mahasiswa Teknik Angkatan 2007

Kopipost-D panjankA

25

?Zcreening

17 Agustus tahun 45. Itulah hari

kemerdekaan kita. Hari merdeka nusa dan

bangsa. Hari lahirnya bangsa Indonesia.

Meeerrrdeeekaaaaa...

Lagu 'klasik' gubahan H. Mutahar ini

masih kerap dinyanyikan saat perayaan 17

Agustus. Tak terkecuali di tahun 2011 ini. Masih

banyak yang berbangga diri dan dengan lantang

meneriakkannya. Dengan berlelah-lelah,

bahkan rela bermandi peluh dibawah teriknya

panas matahari hanya untuk menyanyikan lagu

itu dalam sebuah ritual

ceremonial tahunan. Apakah

yang sebenarnya mereka

banggakan? Sementara

mereka mendiami sebuah

negeri yang karut marut

dengan para pemangku

kekuasaan bagai batu yang

berdiam diri menyaksikkan

penindasan di negeri ini.

Buat Apa Merdeka?

Ketika palu sidang dan surat ketetapan bisa

diketuk dan diubah semaunya hanya untuk

kemerdekaan orang-orang yang berada. Ketika

pendidikan hanya bisa dinikmati oleh kaum-

kaum elite, sementara uang menjadi jurang yang

memisahkan rakyat berekonomi lemah untuk

bersentuhan kulit dengan seragam putih merah,

putih biru, dan putih abu-abu. Ketika banyak

rakyat menghabiskan waktu di lampu merah

hanya untuk menyambung hidup. Lalu sia-

sialah segala rutinitas tahunan yang selama ini

dilaksanakan.

Tidak sadarkah diri kita bahwa semua

ceremonial itu hanyalah ritual belaka. Sebuah

formalitas yang diada-adakan oleh para

elit negeri yang 'sok' ingin menanamkan semangat

nasionalisme ke dalam darah kita yang disebut

rakyat jelata. Sementara diri mereka? Masihkah

mereka bangga jika lantunan itu membahana

sewaktu-waktu di luar ceremonial upacara

bendera? Masihkah mereka mau mengangkat

sikap hormat pada benda merah-putih di luar

momen-momen sakral itu? Hanya mereka yang

tahu! Hanya kebusukan yang bermain cantik di

layar televisi rumah kita.

Itulah potret para elit

negeri kita ini yang dahulu pernah

hidup dalam idealisme seperti diri

kita, mahasiswa. Mereka bukanlah

o r a n g - o r a n g b o d o h y a n g

kebetulan menjabat di gedung

parlemen sana. Mereka adalah

senior-senior kita. Mereka adalah

pendiri organisasi kita. Mereka

pernah menjadi motor himpunan

kita. Mereka tidak bodoh.

Pernah ku bermimpi,

karena aku seorang engineer, kenapa tidak

kuciptakan saja mesin waktu dan kembali ke 17

agustus 1945 lalu kulangkahkan kakiku menuju

jalan Pegangsaan Timur no. 56. Kemudian

kurobek teks proklamasi dan berteriak dengan

lantang ,“Hey Soekarno! Untuk apa kau bersusah-

susah membacakan teks itu kalau hanya di simpan

d i b u k u s e j a r a h m e r e k a ? ” .

(Red/RM/RIL/Chnl09)

Buat Apa Merdeka?

Page 4: Channel 9 Edisi Agustus 2011

26

Karikatur

Red/Dio/Chnl0927

SaluranUtama

I n d o n e s i a s e k a r a n g t e l a h

menginjakkan usia ke 66 tahun, semenjak

Bapak negara Indonesia mengumandangakan

kemerdekaan Indonesia lewat Proklamasi 17

Agustus 1945. Di sinilah catatan kemerdekaan

indonesia terus tercatat dalam sejarah dunia.

Namun ada yang terlihat aneh, bahkan ganjil

dari usianya yang telah lewat separuh abad.

kata merdeka yang telah berkumandang selama

usianya itu, ternyata hanya dirasakan oleh

beberapa pihak saja, tidak di seluruh rakyat

indonesia.

Secara jelas dalam pembukaan UUD

1945, disebutkan bahwa kemerdekaan itu

adalah hak segala bangsa dan oleh sebab itu

maka pemjajahan diatas dunia harus

dihapuskan. Sangat jelas bahwa kemerdekaan

adalah hak segala bangasa. Kemerdekaan

dalam konteks kebangsaan adalah terbebasnya

segala aspek kehidupan dari semua tekanan

e k s t e r n a l , y a m g k e m u d i a n m a m p u

meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat.

Kemerdekaan disini adalah seluruh aspek

kehindupan bangsa, aspek politik, hukum,

sosial, ekonomi, budaya, keamananan dan

sebagainya.

Konsep ideal dalam sebuah kemerdekaan

yaitu bahwa politik harus digunakan untuk

m e n i n g k a t k a n k e s e j a h t e r a a n r a k y a t ,

menumbuhkembangkan petumbuhan ekonomi,

peningkatan keadilan dalam bentuk hukum dan

perundang-undangan, serta pelestarian ciri khas

Indonesian dalam bentuk budaya.

Selain itu, Kemerdekaan adalah suasana

hati yang damai dan harapan-harapan yang manis.

Kemerdekaan merupakan asasi yang melekat

dalam setiap diri manusia apapun latar belakang

sosialnya, jenis kelaminya, agamanya,

keyakinannya, warna kulitnya dan seterusnya.

Kemerdekaan merupakan essensi kemanusiaan itu

sendiri. Ia tak dapat dan tidak boleh dirampas oleh

siapapun. Ia merupakan anugerah Allah kepada

manusia. Karena manusia adalah mahluk yang

telah dimuliakan-Nya. Sebab itu segala bentuk

kebudayaan dan sistem kehidupan yang

menghalangi, membatasi dan mengekang

kemerdekaan manusia harus dihapuskan dan

dilenyapkan dari muka bumi, karena tidak sesuai

dengan hakikat manusia.

Kabinet Indonesia Bersatujilid II

Sampai Jilid berapa?

Idealitas Kemerdekaan Indonesia

Page 5: Channel 9 Edisi Agustus 2011

28 29

SaluranUtama

SaluranUtama

Kami bangsa Indonesia dengan ini

menyatakan kemerdekaan Indonesia

Hal-hal yang mengenai hak asasi

manusia, utang-piutang dan lain-lain

Yang tak habis-habisnya

Insya-Allah akan habis

diselenggarakan dengan saksama dan dalam

tempo yang sesingkat-singkatnya

Jakarta, 25 Maret 1992

Atas nama bangsa Indonesia

Boleh – Siapa Saja

(Hamid Jabbar)

Syair kemerdekaan yang ditulis oleh

penyair Indonesia Hamid Jabbar di atas berjudul

“Proklamasi,2”. Syair ini menyindir dengan

tajam bahwa kemerdekaan Indonesia belum

tercapai sepenuhnya. Sekalipun sejarah mencatat

kemerdekaan Indonesia telah diproklamirkan

sejak 17 Agustus 1945, namun hal ini hanya

menjadikan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan

negara yang diakui de jure dan de facto saja.

Dulu “Merdeka atau Mati” menjadi

slogan kuat para pahlawan bangsa sebagai

interpretasi dari rasa nasionalisme para pejuang

untuk mencapai kemerdekaan dari penjajah. Hal

ini menjadi simbol betapa semangat untuk

memerdekakan bangsa dari kolonialisme terus

membara di darah para pejuang. Namun sampai

saat ini kemerdekaan atau kebebasan belum

sepenuhnya dirasakan di tanah air kita tercinta.

Tengok saja kota Makassar. Sebagai

kota metropolitan ternyata masih banyak wilayah

yang masih menjadi daerah kumuh. Data dari

UPEKSonline.com, masih ada sekira 64 daerah

kumuh di Makassar. Salah satunya adalah

kecamatan Lette. Kecamatan ini berdampingan

dengan salah satu lokasi elit kota

Makassar yakni Tanjung Bunga. Disaat

pembangunan gedung-gedung pencakar langit

tengah berlangsung di lokasi ini, di Lette terjadi

sebaliknya.

Memasuki Lette kita akan disambut oleh

bau ikan yang berasal dari pasar. Beberapa meter

dari situ terlihat kanal yang sangat kotor. Air tidak

lagi berwarna bening, melainkan berwarna hijau

berbau dan dipenuhi sampah- sampah plastik.

Bahkan rumah yang seharusnya menjadi temapt

p a l i n g n y a m a n k o n d i s i n y a s a n g a t

memprihatinkan. Kalau begitu dimana arti

kemerdekaan?benarkah mereka yang tinggal

ditempat kumuh benar-benar merasa merdeka?

Kita sebagai mahasiswa, seharusnya

melihat hal ini dari berbagai sisi, mahasiswa

dapat mengambil langkah nyata dalam hal ini,

karena kita adalah generasi yang menjadi ujung

tombak berdirinya negara dan bangsa.

Salah satu musuh besar kita saat ini

adalah lahirnya budaya baru yang telah mendarah

daging di pemerintahan Indonesia. Pemikiran

bahwa uang di atas segala-galanya membawa

Indonesia melahirkan budaya korupsi. Janji-janji

untuk memberantas korupsi tidak lantas

menjadikan negeri ini lepas dari tangan-tangan

iblis berwajah malaikat, namun ini diperparah

dengan krisis kepercayaan. Krisis kepercayaan

dalam arti bahwa ketika rakyat telah percaya

sepenuhnya pada pemerintahan, perlahan tapi

pasti pemerintah kembali mewarnainya dengan

catatan merah yang memperburuk citra

pemerintahan saat ini.

Kemiskinan dan kebodohan menjadi

akar kuat yang menumbuhkan kebudayaan ini.

Jangankan di pemerintahan, pada usaha makro

yang sangat sederhana pun tidak pernah bisa

lepas dari budaya yang satu ini. Budaya yang

mengotori kepercayaan dan menumbuhkan bibit

baru, sebab jika pasrah dan terlindas oleh tindak

korupsi orang lain justru dipandang sebagai

sesuatu yang merugikan. Pemikiran saat ini,

kenapa orang lain menikmati, sedang kita tidak

ikut menikmati? Sehingga kita tidak pernah bisa

merdeka dari kemiskinan, kebodohan, utang

piutang yang tidak ada akhirnya, belenggu

investasi asing yang justru menjadikan kita

sebagai negara yang berdiri di atas tanah negara

lain. Sebab semua kekayaan negara menjadi

milik pribadi perorangan yang mengambil

keuntungan secara sepihak. Adakah kita bangga

menjadi orang Indonesia ketika keadaan telah

menjadi seperti ini?

Konstitusi dalam bentuk perundang-

undangan telah menjelaskan secara jelas.

Namun tidak tersentuh pada rakyat kecil.

Kondisi kecamatan Lette dan daerah kumuh

lainnya adalah buktinya. Para pemimpin negara

ini seakan menutup mata dengan hal ini.

Anggaran Pendidikan yang katanya 20% dari

APBN ternyata hanya omong kosong. Para

pemimpin negara ini memang tidak mengerti

tentang sebuah kemerdekaan.

John F.Kennedy, salah satu presiden

Amerika pernah berbicara di hadapan para

pendukungnya, “Jangan pernah bertanya apa

yang sudah negara berikan untukmu. Tetapi,

tanyakanlah, apa yang sudah engkau berikan

untuk negara.” Kalimat yang sangat sederhana

tapi mampu membuat rakyat Amerika sangat

mencintai negaranya. Terbukti hal ini

menjadi akar kokoh yang menumbuhkan

semangat rakyat Amerika untuk lebih mencintai

negaranya.

Pertanyaannya kemudian, apa yang

telah kita berikan kepada ibu pertiwi kita, Negara

Indonesia? Negara yang telah mencatat prestasi

terbesarnya sebagai negara koruptor pada urutan

atas di dunia. Atau negara yang telah mencatat

kemerdekaan selama 66 tahun namun tetap pada

posisi krisis finansial dan tentunya krisis

kemanusiaan. Apa yang telah kita berikan, media

justru mencatat keberhasilan rakyat Indonesia

dalam mencetak koruptor-koruptor termahsyur

pada setiap masa-masa kejayaannya. Mari kita

dengan bangga memberikan cinta yang tulus pada

tanah air kita yang telah susah payah direbut dari

tangan penjajah. Terimalah warisan para pejuang

ini dengan bangga. Bangga bertanah air Indonesia.

Tidaklah mudah menjadi merdeka dan

tidaklah mudah juga mempertahankannya.

Syukuri apa yang ada dan sepenuhnya menyadari

bahwa kemerdekaan itu adalah proses tanpa henti

yang bermula dari sebuah perjuangan bangsa.

Mulai dari mencintai negeri ini dengan apa

adanya, tanpa pamrih. Perjuangan ini adalah

warisan yang harus kita terima dengan bangga.

Perjuangkan kemerdekaan sesungguhnya.

Kemerdekaan dari kebodohan, kemiskinan, KKN

(Korupsi, Kolusi, Nepotisme) kemerdekaan dari

intervensi asing, kemerdekaan dari penjajahan

bangsa sendiri dan kemerdekaan atas bumi

pertiwi,sebagai tanah tumpah darah bangsa kita,

Bangsa Indonesia. Seberapa besarkah kita

mencintai negeri ini? Apa yang telah kita berikan

pada negeri ini? Dan jangan bertanya apa yang

telah negeri ini berikan.

Benturan Realitas Dan Idealitas Kemerdekaan di Indonresia.

Page 6: Channel 9 Edisi Agustus 2011

Kopi

210

Saluran Khusus

Mendengar kata pembangkit listrik

mungkin sudah lumrah bagi kita, tapi kalau

pembangkit listrik tenaga belut mungkin akan

terdengar aneh. Saya pun berpikir demikian

awalnya, sampai saya menonton tayangan salah

satu stasiun televisi swasta tentang hewan yang

memiliki kemampuan menghasilkan lisrik.

Hewan itu bernama latin ectrophorus electricus

atau biasa disebut belut listrik. Bentuknya kurang

lebih sama dengan belut pada umumnya, tapi

tegangan listrik yang dihasilkan luar biasa. Bisa

mencapai 600 volt. Sekedar informasi, tegangan

listrik yang digunakan di rumah-rumah rata-rata

hanya 220 volt.

Hampir 7/8 bagian tubuh belut ini adalah

ekor. Nah, listrik dihasilkan menggunakan alat

khusus yang terletak di ekornya. Alat itu berupa

lempengan-lempengan kecil yang horizontal dan

vertikal. Jumlahnya sangat banyak, lebih dari

5.000 buah. Fungsinya mirip seperti baterai.

Tegangan listrik tiap baterai kecil ini memang

tidak besar, tetapi kalau semua baterai

dihubungkan secara berderet (seri), akan

diperoleh tegangan listrik sekitar 600 volt. Kuat

arus yang di hasilkan mencapai 1 ampere. Ujung

ekor bertindak sebagai kutub positif baterai dan

ujung kepala bertindak sebagai kutub negatif.

Belut listrik juga dapat mengatur hubungan antar

baterai kecil dalam tubuhnya itu untuk mendapat

tegangan listrik kecil dan tegangan listrik besar.

Terlintas ide di benak saya. Jika mampu

manampung listrik yang dihasilkan oleh belut

tersebut, mungkin saja akan jadi salah satu

alternatif penghasil listrik. Ada dua cara yang

mungkin bisa dilakukan. cara pertama dengan

memasangkan kenop penghantar listrik

di bagian kepala dan ekor belut. Teknisnya, belut

dimasukkan kedalam wadah yang membuatnya

tidak leluasa bergerak. Setelah itu belut

dirangsang untuk mengeluarkan listrik. Caranya,

mendekatkannya dengan hewan musuhnya.

Sebab listrik pada belut memang digunakan

untuk mempertahankan diri dari serangan

musuhnya. Listrik kemudian dialirkan melalui

kedua penghantar tersebut dan disimpan di

dalam baterai atau aki.

Cara kedua dengan memasang alat

peresap listrik semacam anoda dan katoda di

pinggir-pinggir akurium misalnya, dimana kita

bisa memanfaatkan air sebagai penghantarnya

Ketika belut mengeluarkan listrik maka akan ada

ion-ion positif dan negatif yang menyebar di air

dan ion-ion tersebut yang akan di tangkap oleh

alat peresap listrik, dan hasilnya bisa langsung di

konver menjadi listrik dan energinya bisa

langsung di simpan di aki.

Itu untuk satu belut. Bayangkan jika

lebih banyak belut yang digunakan. Tentu energi

listrik yang diserap juga lebih banyak. Saat ini,

teknologi untuk itu mungkin belum ada dan

belum teruji secara ilmiah. Namun ide untuk

menghasilkan listrik dari belut bukan mustahil.

Bukankah ide-ide yang mampu mengubah dunia

terkadang dianggap mustahil. Orang-orangnya

dianggap kurang waras. Kalau begitu, tak ada

salahnya menjadi kurang waras. Rm/chnl09

Pembangkit Listrik Tenaga Belut ?

211

Plazgoz

Lahir dengan k o n d i s i m i s k i n m u n g k i n s u d a h takdirku, tetapi impian untuk membersihkan l i n g k u n g a n d a n masyarakat adalah tugas bagiku karena aku adalah mahluk ciptaan-Nya. Setiap hari yang aku jalani s e b a g a i s e o r a n g pemulung memang sangat berat. Hidup d e n g a n s e r b a

keterbatasan membuatku sulit untuk melangkah maju, untuk hidup yang lebih baik. Aku tinggal di bawah kolong jembatan yang beralaskan lembaran koran. Sejak lahir aku tidak tahu mana yang namanya Ibu dan yang namanya bapak. Jadi, sudah kuputuskan jembatan ini adalah Ibuku, Ibu yang selalu melindungiku dari hujan, panas dan menjaga tidurku dari malam yang kelam. Dan sampah-sampah yang berserakan di masyarakat adalah Ayahku, Ayah yang selalu mengajariku betapa pentingnya hidup dan ayah yang selalu memberikanku uang untuk makan dan minum. Dibawah jembatan ini aku hidup bersama teman-teman yang senasip dengan diriku. Wajah-wajah polos yang mau berbuat apa saja untuk mendapatkan sesuap nasi.

Ku jalani……………….Hari-hariku……........Menjadi…………………Seorang pemulung…

Lagu ini yang selalu menemaniku ketika mencari sampah di sudut-sudut kota. Dibawah kepulan asap kendaraan yang lalu-lalang, aku melihat anak-anak sebayaku berpakaian putih

merah tergesa-gesa, seakan-akan tidak ingin melewatkan sesuatu. Oh……… rupanya hari ini tanggal 17 agustus. Kata mereka hari ini adalah hari kemerdekaan Republik Indonesia. Dengan posisi tegak dan tangan hormat sambil di selingi lagu Indonesia Raya, mereka menghadap ke tiang bendera sambil berharap akan melakukan yang terbaik untuk bangsa Indonesia. Tetapi lain halnya dengan diriku, apa yang bisa aku berikan untuk negeri ini, paling-paling aku cuma mengumpulkan sampah. Kalau hari ini adalah hari kemerdekaan, entah kenapa aku tidak merasakannya...

Hidup ini begitu rumitSatu dan yang lain tak saling mengertiHujan air mata ku laluiTeriknya pengorbanan kurasakanKenapa hidupku seperti ini yah………

Sang matahari dari timur sudah redupDunia mulai menjadi gelap gulitaSampah-sampah bertebaran di plosok duniaBaunya menusuk jiwa-jiwa pemimpi

Sekarang jiwa itu matiMimpi kita dihiasi dengan darah dan air mata…….

Seandainya Aku pemimpin negeri iniKan kumusnakan sampah ituLalu……..Kan kuhapus air mata anak ituDan ku obati luka pengorbanan itu

Tetapi………….tetapi…………., yah……..Aku hanya seorang Pemulung.

Sebuah Cerpen Dari:Nandar Kolewora

Mahasiswa Teknik angkatan 2008 Elektro

Impian Pemulung

Page 7: Channel 9 Edisi Agustus 2011

Kopi

212

Plazgoz

Selamat datang ditempat yang dimitoskan sebagaimata air ilmu pengetahuan…

Tapi tahu kah engkau apa itu Universitas…?Universitas adalah gudang pemberitahuan yang serba ragam tentang segala persoalan,yang mampu memilah-milahkan bagian-bagian sekaligus memberikan keseluruhan,yang siap memperdalam spesialisasinya sekaligus memperluas cakrawalanya.

Siapakah Universitas itu?Universitas adalah komunitas unggul yang tidak pernah sedetik pun terpisah dari lingkungan.Adalah para dosen yang tidak punya waktu untuk berhenti mengamati gerak zaman,yang tidak punya alasan untuk mapan dan jumud terhadap pengetahuan,yang tidak memiliki peluang sedikit pun untuk tidak melihat persoalan di sekeliling,sebab senantiasa berkarya untuk kemaslahatan dan kemajuan zaman.

Siapa Universitas?Universitas adalah Mata Bayi, yang bening dan jujur menatap setiap kebenaran dari kenyataan.Adalah Mata Orang Dewasa yang tegar, yang selalu dipertahankan untuk tidak terkatup kelopaknya, agar tetap menjadi sahabat setia dari kebenaran, meskipun itu menyakitkan.Adalah Mata Orang Tua yang Bijak, yang sesudah mengalami rintangan dan beban sepanjang jalan, menjumpai bahwa kebenaran saja yang layak dipertahankan.

Siapa Uniersitas?Universitas adalah kertas-kertas tulisan yang tersusun diatas timbangan yang adil,yang setia mengenban idealisme intelektualnya,yang senantiasa berusaha berusaha mengatasi godaan untuk menyembunyikan kebenaran dan manipulasi kenyataan.

Siapa Universitas?Universitas adalah Mahasiswa-Mahasiswi yang

senantiasa melahap persediaan informasi,yang senantiasa berusaha menemukan ilmu alam semesta dan ilmu kehidupan yang mengaturnya, lewat mulut informasi yang melimpah persediaanya.Adalah para Kader yang lebih mengutamakan pengolahan informasi dibanding dengan konsumsi-konsumsi superficial yang ampuh daya rangsangnya.Adalah para Anak Bangsa yang menginsyafi dirinya sebagai pemegang amanat kewajiban pendidikan masyarakatnya, agar hari depan bangsa yang cemerlang tidak lolos dari genggaman.Adalah Mandataris dan Pemegang Toga yang Agung, tingkah laku yang penuh kecerdasan, gengsi, prestise, serta harapan tentang cahaya terang dihari-hari depan.Tapi yang terjadi adalah berbeda,Universitas adalah tempat bagi Kutu-kutu yang lebih rajin membaca dibanding mahasiswanya.Perpustakaan bekerja amat santai, bahkan ada hari ketika perpustakaan menganggur sama sekali.Mahasiswanya hanyalah konsumen komoditas eceran di pasaran ilmu.Sebab waktu ke pasar hanya membawa kantung telinga, dan otaknya disimpan dalam almari besi.Mereka kemudian menjadi tumpukan kertas di mesin cetak,Onderdil yang ditumpuk dalam tabung-tabung, diberi minyak pelumas untuk suatu saat dipakai di mesin-mesin industri.Mereka lalu menjadi korban,Begitu banyak yang telah tereduksi cakrawala pemikirannya, pelan-pelan terbingkai kreativitasnya,Lalu terkapar menjadi suku cadang baling-baling raksasa, yang sama sekali tidak mereka pahami makhluk apa gerangan itu.“ Begitu banyak yang tidak mencintai Universitasnya, kecuali nama dan ijazah yang diberikannya.”

Sekian, Terimakasih, hari hampir Maghrib….Selamat datang adik-adik ku.

Puisi Karya:Iam Mahasiswa Teknik Angkatan 2007

post-D panjankA

Universitas

213

Gaptek

Banyak hal yang menarik dari negeri

Jepang. Salah satunya adalah ide-ide unik

yang rasanya tak pernah kering. Masih ingat

GAPTEK edisi lalu, “Agar Tinja dapat di

Makan” juga merupakan salah satu ide unik

dari negeri sakura. Untuk GAPTEK edisi kali

ini pun idenya masih berasal dari Jepang.

Salah satu produk negeri sakura yang

cukup banyak di gemari di Indonesia adalah

komik. Pada artikel kali ini kita akan

membahas fungsi lain dari komik. Ternyata,

komik bekas dapat digunakan sebagai media

tanam. Artis Jepang bernama Koshi Kawachi

telah membuktikan hal itu. Komik bekas telah

disulapnya menjadi sebuah pot. Karyanya ini

dinamakan Manga Farming , Sebuah karya

yang unik dan menarik bukan?

Untuk media tanam yang normal, kita

menggunakan tanah sebagai media tanamnya.

Tanah yang telah disiapkan di masukkan ke

dalam pot. Namun untuk media tanam karya

Koshi Kawachi, kita kita hanya membutuhkan

komik bekas tanpa perlu menggunakan tanah

dan pot lagi. Caranya mudah, cari tatakan,

setumpuk komik, dan segenggam benih. Benih

lobak, basil, brokoli, atau kemangi bisa

ditanam. Tanam benih di atas komik, pastikan

mendapat siraman air, lalu taruh di tempat

yang terkena sinar matahari dan berangin.

Beberapa hari kemudian kecambah akan mulai

tumbuh.

Karya Koshi Kawachi ini juga dipajang

di Matsuzakaya department store di Nagoya.

Nah, untuk teman-teman yang ingin

menggunakan media tanam yang beda dan unik,

tidak ada salahnya mencoba menggunakan pot

komik ini. Pot ini bisa diletakkan di dalam

ruangan, baik itu di ruang tamu atau di dalam

kamar tidur. Walaupun tanpa terpapar sinar

matahari, tanaman masih dapat tumbuh dengan

b a n t u a n s i n a r b u a t a n . S e l a m a t

mencoba!(Red/Jbl/chnl09)

Komik Bekas pun disulap Menjadi Pot

Page 8: Channel 9 Edisi Agustus 2011

Kopi

214

Studio

09 Merah Putih (Red/RM/Chnl09)

Don’t AcrossTEKNIK AREA

(Red/Zul/Chnl09)

215

Antek Corner

Lagi-lagi antek membuat gebrakan. Selasa 9 Agustus 2011, enam orang anak teknik yang

tergabung dalam UKMT Mapala 09 SMFT-UH berangkat menuju provinsi Papua untuk

menaklukkan puncak tertinggi di Indonesia,Cartens Piramid, 4884 mdpl. Pelepasan Tim Ekspedisi

EWAKO IX Mapala 09 SMFT-UH ini dilaksanakan di Lapangan Merah fakultas teknik Unhas. Hadir

pada acara ini perwakilan dari pemerintah provinsi Sulawesi Selatan, pemerintah kota, universitas

hasanuddin, mahasiswa teknik dan utusan dari organisasi pecinta alam se-Makassar . Ir. Nasaruddi

Salam MT mewakili Universitas Hasanuddin sangat mengapresiasi kegiatan ini. Diharapkan,

keberangkatan mahasiswa teknik ini menuju Papua dapat mengharumkan nama Unhas .ag/chnl09

Antek Menuju Puncak Indonesia

Setelah sebelumnya dilakukan pemilu raya (1-4/8), Kamis 4 Agustus 2011 Organisasi

Kemahasiswaan Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin (OKFT-UH) resmi memiliki pemimpin

baru. Sekira 50 mahasiswa teknik hadir dalam perhitungan suara yang dilaksanakan di Lantai dasar

gedung POMD fakultas teknik. Terpilih sebagai ketua Senat Mahasiswa Fakultas Teknik (SMFT-UH)

adalah Therry Al Ghifary , mahasiswa jurusan teknik elektro angkatan 2007. Sedangkan ketua

Badan Perwakilan Mahasiswa (BPM FT-UH) dipegang oleh Zulkarnain dari jurusan teknik mesin

angkatan 2007. Keduanya akan memimpin OKFT-UH selama periode kepengurusan

2011/2012.ag/chnl09

Pemimpin Baru OKFT-UH

Selamat Kepada!

Kanda Therry Al Ghifary E’07

Kanda Zulkarnain M’07

&

Sebagai Ketua BPM FT-UHPeriode 2011-2012

Sebagai Ketua Umum SMFT-UHPeriode 2011-2012

Page 9: Channel 9 Edisi Agustus 2011

Perhatian ! Teknik!Mantap Menktonk Kabulampe!

We Are The Champion!

Bravo Bravo Bravo !Keep On Fighting Till The End!

Now And Forever !

Yeah !!!

Lembaga PERS Dan KepenulisanFakultas Teknik UNHAS membukaKesempatan Untuk Bergabung.

Ketentuan Umum:1)Berminat dalam bidang Jurnalistik,kepenulisan, Fotografi, dan Layout2) Suka Menantang waktu, bekerja keras,dan berdedikasi.3) Mahasiswa Teknik Angkatan 2009-2010

Ketentuan Khusus :1) Membuat Tulisan Tentang Kondisikekinian di Teknik. (Maksimal 2 LembarA4)2) Pas FOTO 4x6 2 lembar.

Formulir Dapat Diambil langsung di Terminal Redaksi Channel 09 SMFT-UHMulai tanggal 7 September#2011 sampai 14 september 2011.

“Ikatlah Ilmumu dengan tulisan”Ali Bin Abi Thalib RA

CP: Ifink 085255837294