cekungan tarakan file ed. rev

18
CEKUNGAN TARAKAN 1. Dasar umum Cekungan Tarakan Cekungan Tarakan secara geografis terletak sekitar 240 km arah Utara – Timur Laut dari Balikpapan. Cekungan ini terletak dibagian utara kota Balikpapan dan masih merupakan bagian dari NE Kalimantan Basin. Gambar 1.1. Letak Setting Fisiografi Cekungan Tarakan ( penulis : 2013) Pada Dasarnya cekungan tarakan dibatasi oleh : 1. Sampurna High di bagian Utara 2. Mangkalihat Ridge di Selatan 3. dan Kuching Orogenic Complex di bagian Baratnya. Menurut penelitian dari Biantoro (1996) dalam cekungan Tarakan terbagi menjadi 4 sub-cekungan bagian, yaitu: 1. Sub-cekungan Tidung GEOLOGI INDONESIA 1

Upload: yansyah-oktriono-putra

Post on 29-Oct-2015

83 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

1. Dasar umum Cekungan Tarakan

Cekungan Tarakan secara geografis terletak sekitar 240 km arah Utara –

Timur Laut dari Balikpapan. Cekungan ini terletak dibagian utara kota Balikpapan

dan masih merupakan bagian dari NE Kalimantan Basin.

Gambar 1.1. Letak Setting Fisiografi Cekungan Tarakan ( penulis : 2013)

Pada Dasarnya cekungan tarakan dibatasi oleh :

1. Sampurna High di bagian Utara

2. Mangkalihat Ridge di Selatan

3. dan Kuching Orogenic Complex di bagian Baratnya.

Menurut penelitian dari Biantoro (1996) dalam cekungan Tarakan terbagi

menjadi 4 sub-cekungan bagian, yaitu:

1. Sub-cekungan Tidung

2. Sub-cekungan Berau

3. Sub-cekungan Tarakan

4. dan Sub-cekungan Muara

GEOLOGI INDONESIA 1

Page 2: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

Gambar 1.2. Pembagian batas cekungan Tarakan (Biantoro : 1996)

GEOLOGI INDONESIA 2

Page 3: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

Gambar 1.3. Pembagian Sub Cekungan (Biantoro : 1996)

GEOLOGI INDONESIA 3

Page 4: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

2. Proses Pembentukan

Perkembangan struktur-struktur di Sub-cekungan Tarakan, Cekungan Tarakan

berlangsung dalam beberapa tahapan yang mempengaruhi pengendapan sedimen pada

area tersebut. Konfigurasi secara struktural sudah dimulai oleh Rifting sejak Eosen

Awal. Pemekaran (rifting) pada sub-cekungan ini disebabkan oleh pembentukan

sesar-sesar normal. Pergerakan dari sesar-sesar tersebut menghasilkan daerah-daerah

rendahan yang kemudian terisi oleh sedimen-sedimen tertua pada sub-cekungan ini,

seperti Formasi Sembakung (akhir Miosen Awal-Miosen Tengah).

Proses Rifting berjalan dengan terus menerus disertai dengan adanya

pengangkatan secara lokal di bagian barat dari sub-cekungan mengontrol siklus-siklus

pengendapan sedimen pada sub-cekungan ini. Pengendapan pada sub-cekungan ini

dapat dibagi menjadi 4 siklus berhubungan dengan beberapa kejadian tektonik pada

regional.

2.1. Siklus Tahapan Pembentukan

• (Siklus 1)

Terjadi pada saat terjadinya pengangkatan pada Eosen Tengah yang menyebabkan

erosi di Tinggian/Punggungan Sekatang.

• (Siklus 2)

Dimulai sejak pengangkatan Oligosen Awal pada fasa transgresif, dengan sedimen

yang diendapkan secara tidakselarasan terhadap Siklus 1.  Fasa ini berubah menjadi

regresif ketika proses rifting berakhir dan pengangkatan mencapai puncaknya pada

akhir dair Miosen Akhir. Pengangkatan yang kedua ini berbeda dengan proses

pengangkatan pertama karena berkembang ke arah timur Proses rifting yang kedua ini

menghasilkan sesar-sesar normal yang memiliki arah timurlaut-baratdaya.

• (Siklus 3)

Proses regresif berlangsung pada lingkungan transisional-deltaik. Sedimen-sedimen

yang diendapkan dalam jumlah yang besar menyebabkan rekativasi dari sesar-sesar

tua yang terbentuk selama Oligosen sampai Miosen Awal yang berkembang

GEOLOGI INDONESIA 4

Page 5: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

menjadi growth fault. Petumbuhan dari sesar-sesar tersebut berhenti untuk sementara

waktu pada awal pengendapan dari Formasi Santul dikarenakan oleh terjadinya fasa

trangresif yang pendek. Pensesaran tersebut berlangsung selama Pliosen ketika siklus

pengedapan keempat.

• (Siklus 4)

Pada siklus ke-4 yaitu formasi Tarakan diendapkan.

GEOLOGI INDONESIA 5

Page 6: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

3. Struktur Geologi

Struktur yang terjadi di cekungan ini berarah Barat Utara – Tenggara karena

dipengaruhi sesar geser Mangkalihat dan terjadinya tumbukan lempeng Asia dengan

lempeng Pasifik, menyebabkan munculnya struktur antiklin, sesar naik dan normal

serta sesar geser timur- barat dan timur laut – baratdaya.

4. Tektonik Regional

Aktivitas Tektonik pada Pliosen Akhir-Pleistosen bersifat kompresif dan

menghasilkan sesar-sesar . Di beberapa tempat, kompresi ini menginversikan sesar-

sesar normal menjadi sesar-sesar naik (Biantoro dkk., 1996). Kegiatan tekonik yang

menyebabkan pengangkatan, perlipatan, dan pensesaran keseluruhan Cekungan

Tarakan pada Pliosen Akhir kemudian menyebabkan munculnya ketidakselarasan di

beberapa daerah secara lokal.

5. Stratigrafi Regional Cekungan Tarakan

Batuan dasar pada cekungan Kalimantan Timur Utara terdiri dari sedimen-

sedimen berumur  tua, meliputi Formasi Danau (Heriyanto dkk., 1991) atau disebut

juga Formasi Damiu, Formasi Sembakung, dan Batulempung Malio. Sedimen-

sedimen tersebut telah terkompaksi, terlipatkan, dan tersesarkan.

• Formasi Danau

Formasi Danau terdeformasi kuat dan sebagian termetamorfosa, mengandung breksi

terserpentinitisasi, rijang radiolaria, spilit, serpih,slate, dan kuarsa.

• Formasi Sembakung dan Batulempung Malio

Formasi Sembakung diendapkan di atas Formasi Danau secara tidak selaras. Formasi

ini terdiri dari sedimen volkanik dan klastik yang berumur Eosen Awal-Eosen

Tengah. Di atas Formasi Sembakung diendapkan batulempung berfosil, karbonatan,

dan mikaan yang dikenal dengan Batulempung Malio yang berumur Eosen Tengah.

• Formasi Sujau

GEOLOGI INDONESIA 6

Page 7: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

Formasi Sujau terdiri dari sedimen klastik (konglomerat dan batupasir), serpih, dan

volkanik.

• Formasi Selor

Formasi Selor terdiri dari lapisan-lapisan batubara dan Batugamping mikritik yang

diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Sujau.

• Formasi Mangkabua

Formasi Mangkabua yang terdiri dari serpih laut dan napal yang berumur Oligosen.

• Formasi Tempilan

Formasi Tempilan terdiri dari fasies klastik basalt.

• Formasi Taballar

Formasi Taballar terdiri dari batugamping mikritik yang merupakan sikuen paparan

karbonat dengan perkembangan reef lokal Oligosen Akhir sampai Miosen Awal.

• Formasi Mesalai

Formasi ini secara gradual cekungan menerus dari formasi Taballar menipis ke arah

formasi mesalai. Pada formasi ini terdiri dari napal.

• Formasi Naintupo

Formasi ini terdiri dari batulempung dan serpih.

• Formasi Meliat

Formasi ini diendapkan secara tidak selaras dengan Serpih Naintupo. Formasi ini

terdiri dari batupasir kasar, serpih karbonatan, dan batugamping tipis. Di beberapa

bagian, Formasi Meliat terdiri dari batulanau dan serpih dengan sedikit lensa-lensa

batupasir.

• Formasi Tabul

Formasi ini terdiri dari batupasir, batulanau, dan serpih yang kadang disertai dengan

kemunculan lapisan batubara dan batugamping.

GEOLOGI INDONESIA 7

Page 8: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

• Formasi Santul

Pada formasi ini sering dijumpai lapisan batubara tipis yang berinterkalasi dengan

batupasir, batulanau, dan batulempung.

• Formasi Tarakan

Formasi ini terdiri dari interbeding batulempung, serpih, batupasir, dan lapisan-

lapisan batubata lignit, dasar dari Formasi Tarakan pada beberapa ditepresentasikan

oleh ketidakselarasan.

• Formasi Bunyu

Formasi Bunyu terdiri dari batupasir tebal, berukuran butir medium sampai kasar,

kadangkala konglomeratan dan interbeding batubara lignit dengan serpih.

batupasir formasi ini lebih tebal, kasar, dan kurang terkonsilidasi jika dibandingkan

dengan batupasir Formasi Tarakan.

GEOLOGI INDONESIA 8

Page 9: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

Kolom s tratigrafi c ekungan Tarakan

Gambar 1.4.Kolom Stratigrafi Cekungan Kalimantan Timur Utara Kolom Stratigrafi Cekungan

Kalimantan Timur Utara (kiri: dimodifikasi dari Heriyanto dkk., 1991)

GEOLOGI INDONESIA 9

Page 10: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

6. Sejarah Geologi

• Formasi Sembakung dan Batulempung Malio.

Berumur Eosen Awal-Eosen Tengah. Di atas Formasi Sembakung diendapkan

batulempung berfosil, karbonatan, dan mikaan yang dikenal dengan Batulempung

Malio yang berumur Eosen Tengah.

• Formasi Sujau, Mangkabua, dan Selor

(Eosen Akhir – Oligosen)

Sejarah geologi yang terjadi pada formasi ini menjelaskan adanya proses

pengangkatan, diamana sebagian tersingkap dan tererosi sebagian di tepi barat dari

cekungan berkaitan dengan aktivitas volkanisme yang terjadi sepanjang tepian

deposenter pada akhir Oligosen.

• Formasi Tempilan, Formasi Taballar, Napal Mesalai, Formasi Naintupo

(Oligosen Akhir – Miosen Tengah).

Terdapatnya batulempung dan serpih yang bergradasi ke atas menjadi napal dan

batugamping yang menandakan pernah terjadinya perluasan genang laut di cekungan

Tarakan.

• Formasi Meliat, Formasi Tabul, dan Formasi Santul

(Miosen Tengah – Miosen Akhir).

Terdiri dari sikuen-sikuen deltaik regresif yang terbentuk setelah tektonisma Miosen

Awal. Pada formasi ini sering dijumpai lapisan batubara tipis yang berinterkalasi

dengan batupasir, batulanau, dan batulempung, yang diendapkan di lingkungan delta

plain sampai delta front pada Miosen Akhir.

• Formasi Tarakan

(Pliosen)

Formasi Tarakan di endapkan pada siklus sedimentasi Pliosen adanya endapan -

endapan lapisan-lapisan batubata lignit, menunjukan bahwa fasies pengendapan

formasi ini dahalunya adalah daerah delta plain.

GEOLOGI INDONESIA 10

Page 11: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

• Formasi Bunyu

(Plistosen)

Pada Formasi Bunyu terjadinya peninggian muka laut akibat terjadinya transgresi

pada kala Pleistosen Akhir menyebabkan garis pantai mundur ke arah barat seperti

garis pantai saat ini.

7. Potensi Geologi

Cekungan Tarakan dalam potensi Geologinya memiliki aspek potensi adanya

akumulasi Hidrokarbon dan terdapatnya potensi Batubara. Dengan terdapatnya dua

potensi tersebut Cekungan Tarakan dapat dinilai sebagai cekungan dengan

potensional yang cukup besar untuk di kelola.

7.1. Potensi Geologi Batubara

Pada potensi Batubara yang terdapat pada Cekungan Tarakan meliputi pada formasi –

formasi :

• Formasi Selor

Pada formasi Selor ini terdiri dari keterdapatan batubara yang berlapis secara baik.

• Formasi Tabul

Pada formasi ini ditandai dengan kemunculan batubara yang berlapis.

• Formasi Tarakan

Formasi ini terdiri dari interbeding lapisan-lapisan batubata lignit.

• Formasi Bunyu

Pada formasi Bunyu ini terdapat interbeding batubara lignit.

7.2. Potensi Hidrokarbon dan Sistem Minyak Bumi (Petroleum System)

7.2.1. Batuan Source Rock dan Reservoir

Batuan reservoir penghasil minyak dan gas bumi di cekungan Tarakan adalah

batupasir baik dari Formasi Tarakan yang berumur Pliosen, maupun Formasi Santul

dan Tabul yang berumur Miosen. Formasi ini pada umumnya terdiri dari suatu urutan

batupasir, serpih, lempung dengan lapisan batubara. Di beberapa tempat ditemukan

juga lapisan batugamping. Lapisan batupasirnya sangat dominan, tebal dan sangat

banyak mengandung mineral kuarsa dengan ikatan yang lepas (unconsolidated

sand).

GEOLOGI INDONESIA 11

Page 12: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

Batuan induk di Cekungan Tarakan sendiri terbentuk pada kala akhir Miocene,

yaitu batuan lempung pada formasi Mangkubua , Naintupu dan Mleliat. Bahhkan batu

lempung pada formsi Santul, Sesanip dan Tarakan sendiri pun bisa bertindak sebagai

batuan induk karena daerah ini diendapkan pada lingkungan delta.

7.2.2. Migrasi Hidrokarbon

Migrasi hidrokarbon dari batuan induk atau dapur hidrokarbon ke perangkap

diduga melalui bidang patahan. Biantoro dkk (1996) menyebutkan, hidrokarbon

terbentuk semenjak Miosen Akhir. Dengan terisinya formasi Tarakan yang berumur

Pliosen dan pembentukan struktur Plio-Pleistosen maka waktu migrasi hidrokarbon

akan lebih muda lagi.

Gambar.1.5. Sistem Petroleum Cekungan Tarakan (Biantoro: 1996)

GEOLOGI INDONESIA 12

Page 13: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

7.2.3. Batuan Penutup

Umumnya batuan penutup berupa batuan klastik yang merupakan bagian dari

formsai-formasi Sembakung, Mangkabua, Birang. Yang terutama adalah batulempung

endapan delta formasi Meliat atau Latih, Formasi Tabul, dan Formasi Tarakan.

7.2.4. Perangkap

Mengingat bahwa di Cekungan Tarakan sedimen yang diendapkan

dilingkungan delta, maka perangkap hidrokarbon yang sering ditemukan adalah

perangkap stratigrafi. Meskipun demikian, karena pada Plio- Pleistosen terjadi

tektonik, kemungkinan perangkap struktur dapat juga terjadi, terutama perangkap

struktur antiklin (roll over) yang berasosiasi dengan patahan normal. Umumnya

jebakan hidrokarbon yang terdapat di Formasi Tarakan terkumpul pada blok yang

turun (down thrown). Disamping bentuk struktur, akumulasi hidrokarbon juga

sangat tergantung pada intra formational seal diantara batuan pasir yang sangat

tebal. Akibat kandungan batupasir yang sangat tinggi didalam Formasi Tarakan

menyebabkan patahan normal yang memotong Formasi ini menjadi bocor kearah

vertical (dip-leak) sehingga daya tampung maksimum perangkap hanya sampai titik

perpotongan antara kontak hidrokarbon-air dengan bidang patahan.

GEOLOGI INDONESIA 13

Page 14: Cekungan Tarakan File Ed. Rev

CEKUNGAN TARAKAN

Daftar Pustaka

• Biantoro, E.,  M.I. Kusuma, dan L.F. Rotinsulu. 1996.Tarakan Sub-basin Growth

Fault, North-East Kalimantan: Their Roles in Hydrocarbon Entrapments. Proceedings

Indonesian Petroleum Association, 21st Silver Anniversary Convention, 175-189.

• Heriyanto, N., W. Satoto, dan S. Sardjono. 1991. Stratigrafi Regional Cekungan

Tarakan. Makalah Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI),  Pertemuan Ilmiah Tahunan

Ke-20, hal.  261-280.

• Purwanti, Yulie. 2009. Aplikasi Atribut Geologi Cekungan Tarakan, Geologi

Cekungan Tarakan, hal. 6 – 10. Universitas Indonesia.

GEOLOGI INDONESIA 14