ccp
DESCRIPTION
MANMUTTRANSCRIPT
![Page 1: CCP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/563db8de550346aa9a97b3b4/html5/thumbnails/1.jpg)
NURINA SULISTIAWATI
NPM. 230110060130
KELAS A
1. Titik Kendali Kritis
Suatu langkah dimana pengendalian dapat dilakukan dan mutlak diterapkan untuk
mencegah atau meniadakan bahaya keamanan pangan, atau menguranginya sampai pada
tingkat yang dapat diterima.
2. Alur Proses
![Page 2: CCP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/563db8de550346aa9a97b3b4/html5/thumbnails/2.jpg)
3. Decition Tree untuk Menentukan CCP
(Jawab pertanyaan secara berurutan!)
*) Lanjutkan ke bahaya yang teridentifikasi berikutnya dalam proses yang dinyatakan**) Tingkatan yang dapat diterima dan tidak dapat diterima perlu ditentukan sesuai tujuan menyeluruh dalam mengidentifikasi TKK pada rencana HACCP
Adakah tindakan pengendalian ? Lakukan modifikasi tahapandalam proses atau produk
Ya Tidak
YaAdakah pengendalian pada tahap ini perlu untuk
keamanan?
Tidak
Apakah tahapan dirancang secara spesifik untuk menghilangkan atau mengurangi bahaya yang mungkin terjadi sampai tingkatan yang dapat
diterima ?**)
Bukan TKK Berhenti *)
Ya
Tidak
Dapatkah kontaminasi dengan bahaya yang diidentifikasi terjadimelebihi tingkatan yang dapat diterima atau dapatkah ini
meningkat sampai tingkatan yang tidak dapat diterima?**)
Ya Tidak Bukan TKK Berhenti *)
Akankah tahapan berikutnya menghilangkan bahaya yangteridentifikasi atau mengurangi tingkatan kemungkinan
terjadinya sampai tingkatan yang dapat diterima?**)
Ya Tidak TITIK KENDALI KRITIS
Bukan TKK Berhenti *)
![Page 3: CCP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/563db8de550346aa9a97b3b4/html5/thumbnails/3.jpg)
4. Analisis Bahaya
Nama Produk : Rajungan Kaleng
Deskripsi Produk : Daging rajungan yang dikalengkan dengan menggunakan teknologi
pengolahan secara pasteurisasi
Tabel 1. Identifikasi Bahaya dan Cara Pencegahannya
No Alur Proses Jenis Bahaya Cara Pencegahan
1 Penerimaan bahan baku
(receiving),
1.Bahaya Fisik
- Cangkang,
- Rambut,
- Batu,
- Benang jaring, dan
- Bahan pengotor lainnya
2.Bahaya Kimiawi
- Kontaminasi kloramfenikol dan
formalin
- Kontaminasi Logam Cu dan Fe
dari kaleng
3.Bahaya Biologis
- Cemaran Salmonella,
- Escherichia coli,
- Vibrio sp.,
1. Bahan baku dikemas
menggunakan wadah toples dan
plastik kemudian dimasukkan
dalam fiber, blong,
ataupun styrofoamyang tertutup
rapat dengan perekat.
2. Penyimpanan daging
dalamfiber, blong,
ataupun styrofoam perlu
ditambahkan es kedalamnya
untuk mempertahankan suhu.
3. Bahan baku yang datang lebih
dulu, dibongkar juga lebih dulu
dengan menerapkan sistem
FIFO (First In First Out)
4. petugas quality
controlmelakukan pengecekan
terhadap kesegaran daging
berdasarkan parameter aroma
dan diambil sampel untuk
dilakukan uji CCP (Critical
Control Point).
2 Distributor, 1.Bahaya Fisik
- Cangkang,
- Rambut,
- Batu,
- Benang jaring, dan
- Bahan pengotor lainnya
Menunggu hasil uji
kloramfenikol dari petugas
laboratorium. Jika hasil uji CAP
negatif, maka petugas distribusi
membagikan daging pada tiap
meja sortir dan menentukan kode
![Page 4: CCP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/563db8de550346aa9a97b3b4/html5/thumbnails/4.jpg)
2.Bahaya Kimiawi
- Kontaminasi kloramfenikol dan
formalin
- Kontaminasi Logam Cu dan Fe
dari kaleng
3.Bahaya Biologis
- Cemaran Salmonella,
- Escherichia coli,
- Vibrio sp.,
supplier.
3 Penyortiran, 1.Bahaya Fisik
- Cangkang,
- Rambut,
- Batu,
- Benang jaring, dan
- Bahan pengotor lainnya
2.Bahaya Biologis
- Cemaran Salmonella,
- Escherichia coli,
- Vibrio sp.,
1. Pemisahan daging ini
dimaksudkan untuk
mengefisienkan kerja serta
supaya memastikan daging
tidak tercampur, karena daging
pada masing-masing bagian
tersebut mempunyai harga yang
berbeda.
2. Selama kegiatan sortasi,
benda asing terlihat dengan
bantuan lampu neon sedangkan
cangkang rajungan dapat
terlihat karena berpendar
dibawah lampu sinar UV.
4 Pemeriksaan akhir (final
checking),
1.Bahaya Fisik
- Cangkang,
- Rambut,
- Batu,
- Benang jaring, dan
- Bahan pengotor lainnya
2. Bahaya Biologis
- Cemaran Salmonella,
- Escherichia coli,
- Vibrio sp.,
1. Operator sortir
memberikan hasil sortir ke
bagian final checking, jika
masih terdapat cangkang dan
benda asing maka dilakukan
pengembalian.
2. Petugas quality
control melakukan pengecekan
kesegaran daging berdasarkan
aroma, warna dan penampakan.
5 Pencampuran (mixing), 1.Bahaya Fisik
- Cangkang,
1. Pencampuran daging
berdasarkan pada jenis daging
yang telah ditetapkan oleh
![Page 5: CCP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/563db8de550346aa9a97b3b4/html5/thumbnails/5.jpg)
- Rambut,
- Batu,
- Benang jaring, dan
- Bahan pengotor lainnya
2.Bahaya Biologis
- Cemaran Salmonella,
- Escherichia coli,
- Vibrio sp.,
perusahaan.
2. Formulasi daging yang
dicampur telah ditetapkan
berdasarkan jenis daging dan
standar yang ditentukan
oleh buyer (pembeli)
6 Pengisian daging dalam
kaleng (filling),
1.Bahaya Fisik
- Cangkang,
- Rambut,
- Batu,
- Benang jaring, dan
- Bahan pengotor lainnya
2.Bahaya Kimiawi
- Kontaminasi Logam Cu dan Fe
dari kaleng
3.Bahaya Biologis
- Cemaran Salmonella,
- Escherichia coli,
- Vibrio sp.,
1. kaleng terlebih dahulu
disortir dan dicuci di gudang
2. Diberi larutan
SAPP (sodium acid
pyrophosphate) yang berfungsi
sebagai sequestrant yaitu
phospat pada SAPP memiliki
kemampuan untuk mengkelat
logam Cu dan Fe pada lapisan
kaleng dan mencegah terjadinya
pembentukan struvites.
7 Penimbangan, 1.Bahaya Fisik
- Cangkang,
- Rambut,
- Batu,
- Benang jaring, dan
- Bahan pengotor lainnya
2.Bahaya Kimiawi
- Kontaminasi kloramfenikol dan
formalin
- Kontaminasi Logam Cu dan Fe
dari kaleng
3.Bahaya Biologis
- Cemaran Salmonella,
- Escherichia coli,
1.Penimbangan akhir dilakukan
untuk menentukan berat bersih
dari produk sebelum dilakukan
penutupan kaleng dan
mencegah terjadinya overweight
atau underweight pada produk
akhir
![Page 6: CCP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/563db8de550346aa9a97b3b4/html5/thumbnails/6.jpg)
- Vibrio sp.,
8 Penutupan kaleng
(seaming),
1.Bahaya Fisik
- Rambut,
- Batu,
- Benang jaring, dan
- Bahan pengotor lainnya
2.Bahaya Kimiawi
- Kontaminasi kloramfenikol dan
formalin
- Kontaminasi Logam Cu dan Fe
dari kaleng
3.Bahaya Biologis
- Cemaran Salmonella,
- Escherichia coli,
- Vibrio sp.,
1. Dilakukan pengecekan
terhadap dimensi kaleng
(seaming teardown evaluation).
Pengecekan dari dimensi kaleng
ini bertujuan untuk mencegah
terjadinya kebocoran pada
produk akibat seaming
2. Operator seaming melaku
kan pemeriksaan secara visual
pada tiap kaleng hasil seaming.
3. Pada kaleng yang
mengalamiseam vee, seam
cut, seam drop ataupun patah
karena operasi alat seamer yang
tidak baik, dilakukan repack
pada kaleng dan diganti
menggunakan kaleng yang baru
untuk dilakukan seaming ulang.
9 Pengkodean (coding), 1.Bahaya Fisik
- Benturan thd kaleng
- Bahan pengotor lainnya
1. Pemberian kode harus sesuai
dengan kode produksi yang
berlangsung serta posisi kode
yang tepat dan jelas. Jika
terjadi kesalahan pemberian
kode maka hasil coding yang
salah dihapus menggunakan
tinner dan dilakukan
pemeriksaan visual pada tiap
kaleng.
10 Pasteurisasi, 1.Bahaya Kimiawi
- Kontaminasi Logam Cu dan Fe
dari kaleng
2.Bahaya Biologis
- Cemaran bakteri thermofilik
1.Selama proses pasteurisasi
berlangsung, suhu air dan
produk dipantau secara terus
menerus tiap 5 menit dengan
menggunakantemperature
recorder, termometer manual,
![Page 7: CCP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/563db8de550346aa9a97b3b4/html5/thumbnails/7.jpg)
dan sensor suhu.
11 Pendinginan (shock
chilling),
1.Bahaya Biologis
- Cemaran bakteri thermofilik
1. Dilakukan pemantauan
secara berkala terhadap suhu air
dan produk menggunakan
termometer manual dan sensor
suhu.
2. Selama pendinginan, suhu
dipertahankan pada kisaran 0 –
4 oC selama 120 menit.
12 Pengemasan (packing), 1.Bahaya Fisik
- Cangkang,
- Rambut,
- Batu,
- Benang jaring, dan
- Bahan pengotor lainnya
2.Bahaya Kimiawi
- Kontaminasi kloramfenikol dan
formalin
- Kontaminasi Logam Cu dan Fe
dari kaleng
3.Bahaya Biologis
- Cemaran bakteri thermofilik
Selama proses pengemasan
dilakukan pengecekan terhadap
timbulnya karat pada kaleng,
kesesuaian kode produksi pada
kaleng, dan kesesuaian label
pada master carton yang
digunakan dengan produk.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi
pada tahap pengkodean dapat
dicegah pada tahap pengemasan,
selain itu kaleng yang terdapat
karat dalam proporsi yang besar
dan mengalami kerusakan fisik
seperti penyok segera dipisahkan
kemudian direkam dalam form
packing report.
13 Penyimpanan dingin
(chill storage),
1.Bahaya Fisik
- Benturan terhadap kaleng
2. Bahaya Biologis
- Cemaran bakteri thermofilik
1. Produk yang telah
dikemas dimasukan dalam chill
storage dengan suhu ruangan
00±20C.
2. Penyimpanan dilakukan
dengan menerapkan sistem
FIFO (First In First Out)
3. Penyimpanan produk
akhir dengan ketinggian yang
tidak melebihi garis pembatas
(tidak melebihi ketinggian alat
![Page 8: CCP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/563db8de550346aa9a97b3b4/html5/thumbnails/8.jpg)
pendingin), dan diberi jarak
dengan dinding serta produk
tidak bersentuhan langsung
dengan lantai.
14 Stuffing. 1.Bahaya Fisik
- Benturan terhadap kaleng
2. Bahaya Biologis
- Cemaran bakteri thermofilik
1. Stuffing dilakukan dengan
memperhatikan parameter suhu
selama pengangkutan. Suhu
dipertahankan berkisar antara
00C-70C.
2. Selama
proses stuffingproduk
dimasukkan dalam container
3. Persiapan dokumen
ekspor juga dilakukan sebelum
proses stuffing, seperti surat
keterangan jalan untuk ekspor
dan hasil pengujian
laboratorium terhadap mutu
produk akhir seperti kandungan
kloramfenikol dan mikrobiologi.
Nama Produk : Rajungan Kaleng
Bahan Baku : Daging Rajungan (Claw meat)
Konsumen : Produk ini merupakan produk ekspor, konsumennya yaitu orang luar
negeri yang menyukai daging rajungan.
Cara Penyimpanan : Produk yang telah dikemas dimasukan dalam chill storage dengan
suhu ruangan 00±20C. Penyimpanan dilakukan dengan menerapkan
sistem FIFO (First In First Out)
Cara Distribusi : Stuffing merupakan proses pengangkutan produk akhir dari chill
storage ke container untuk ekspor. Stuffing dilakukan dengan
memperhatikan parameter suhu selama pengangkutan. Suhu
dipertahankan berkisar antara 00C-70C. Selama proses stuffing
produk dimasukkan dalam container dengan penyusunan
berdasarkan jenis produk dan nomor urut master carton.
![Page 9: CCP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/563db8de550346aa9a97b3b4/html5/thumbnails/9.jpg)
Cara Mengkonsumsi : Membuka kaleng dengan menggunakan pembuka kaleng. Daging
rajungan kaleng ini dapat dijadikan sebagai bahan utama masakan
ataupun bahan tambahan dalam suatu masakan.
Proses Pengolahan : Tahap 1 Penerimaan bahan baku (receiving),
Tahap 2 Distributor,
Tahap 3 Penyortiran,
Tahap 4 Pemeriksaan akhir (final checking),
Tahap 5 Pencampuran (mixing),
Tahap 6 Pengisian daging dalam kaleng (filling),
Tahap 7 Penimbangan,
Tahap 8 Penutupan kaleng (seaming),
Tahap 9 Pengkodean (coding),
Tahap 10 Pasteurisasi,
Tahap 11 Pendinginan (shock chilling),
Tahap 12 Pengemasan (packing),
Tahap 13 Penyimpanan dingin (chill storage),
Tahap 14 Stuffing.
Tabel 2. Analisa Resiko Bahaya
No. Bahan/IngredienKelompok Bahaya Kategori Resiko
0/I/II/III/IV/V/VIA B C D E F
1
2
3
Daging rajungan
Air
SAPP
(sodium acid
pyrophosphate)
v
v
v
v
v
-
-
-
-
v
v
v
v
v
v
-
-
v
IV
IV
IV
Keterangan :
1. Kelompok Bahaya
Hazard A: Merupakan kelompok yang dapat menyebabkan produk yang didesain dan
ditujukan untuk kelompok berisiko (bayi, lanjut usia, orang sakit, ataupun
orang dengan daya tahan tubuh rendah) menjadi tidak steril.
Hazard B: Produk mengandung bahan yang sensitif terhadap Hazard mikrobiologi.
![Page 10: CCP](https://reader035.vdokumen.com/reader035/viewer/2022071701/563db8de550346aa9a97b3b4/html5/thumbnails/10.jpg)
Hazard C: Proses yang dilakukan tidak diikuti dengan langkah pengendalian yang
efektif untuk merusak mikroorganisme yang berbahaya.
Hazard D: Produk terkontaminasi ulang setelah pengolahan dan sebelum pengepakan.
Hazard E: Terdapat bahaya yang potensial pada penanganan saat distribusi atau
penanganan oleh konsumen sehingga menebabkan produk berbahaya jika
dikonsumsi.
Hazard F: Tidak ada proses pemanasan akhir setelah proses pengepakan atau
ketika dimasak di rumah.
2. Kategori Bahaya
Kategori Resiko Karakteristik Bahaya Keterangan
0 0 (Tidak Ada Bahaya) Tidak mengandung bahaya A s/d F
I (+) Mengandung satu bahaya B s/d F
II (++) Mengandung dua bahaya B s/d F
III (+++) Mengandung tiga bahaya B s/d F
IV (++++) Mengandung empat bahaya B s/d F
V (+++++) Mengandung lima bahaya B s/d F
VI A+ (kategori Khusus) Kategori resiko paling tinggi (semua
makanan yang mengandung bahaya
A, baik dengan atau tanpa bahaya B
s/d F