catatan kuliah pengantar hukum indonesia
DESCRIPTION
Catatan Kuliah Pengantar Hukum IndonesiaTRANSCRIPT
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
Catatan Kuliah
Pengantar Hukum Indonesia
Oleh Komang Tirta - 121000100
Tahun Akademik 2012 / 2013 Semester Ganjil
Fakultas Hukum Universitas Pasundan
Bandung
Dosen : Tuti Rastuti, S.H.,M.H.
PENGANTAR
PHI mempelajari tata hukum indonesia juga untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
sistem hukum indonesia.
Tata hukum merupakan suatu keseluruhan yang bagian-bagiannya saling
berhubungan dan saling menentukan dan saling mengimbangi.
UUD merupakan inti tata hukum Indonesia.
ASAS PERUNDANG-UNDANGAN
Lex Superiori Derogat Lege Imperiori : Ketentuan yang rendah tidak boleh
bertentangan dengan ketentuan yang tinggi.
Lex Posteriori Derogat Lege Piori : Ketentuan yang baru mengesampingkan
ketentuan lama.
Lex Specialis Derogat Lege Generalis : Ketentuan yang khusus mengesampingkan
ketentuan umum.
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
TAP MPR NO. III / MPR / 2000
1. UUD 1945
2. TAP MPR
3. UU
4. PERPU
5. PERDA
TAP MPR NO. XX / MPRS / 1966
1. UUD 1945
2. TAP MPR
3. UU / PERPU
4. PP
5. KEPRES
6. INPRES
UU NO. 10 TAHUN 2004
1. UUD 1945
2. UU / Peraturan Pemerintah Pengganti UU
3. Peraturan Pemerintah
4. Peraturan Presiden
5. Peraturan Daerah
UU NO. 12 TAHUN 2011
1. UUD 1945
2. Ketetapan MPR
3. UU / Peraturan Pemerintah Pengganti UU
4. Peraturan Pemerintah
5. Peraturan Presiden
6. Peraturan Daerah Provinsi
7. Peraturan Daerah Kab/Kota
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
SISTEM HUKUM
Kesatuan yang utuh dari tataran hukum yang terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur
yang satu sama yang lain saling berhubungan dan berkaitan secara erat (teintegrasi).
Sistem Hukum di Dunia dibagi menjadi :
1. Sistem Hukum Eropa Kontinental
Berkembang di negara-negara Eropa Daratan dan sebagian disebut Civil Law.
Prinsip Utama : Hukum memperoleh kesatuan yang mengikat karena berupa
peraturan yang berbentuk UU yang tersusun secara sistematis dan
terkodifikasi.
Tujuan Hukum : kepastian Hukum.
Hakim sebagai terompet Undang-undang.
Putusan hakim tidak mengikat umum tetapi hanya mengikat para pihak yang
berperkara saja (hukum in Cocreto).
Sumber Hukum : UU dan peraturan – peraturan.
Kekuasaan eksekutif yang dibuat olehnya berdasarkan kewenangannya dan
kebiasaan-kebiasaan yang hidup dalam masyarakat yang tidak bertentangan
dengan undang-undang.
2. Sistem Hukum Anglo Saxon
Prinsip Utama : Lebih menekannkan sumber hukum kepada putusan hakim /
putusan pengadilan / yurisprudensi. Hakim mempeunyai kebebasan untuk
menciptakan kaidah hukum dalam tata kehidupan masyarakat. Sistem ini
sering disebut Common Law / Case Law.
Penganut : Negara Anggota Persemakmuran (pernah dijajah Inggris) , Kanada,
Amerika, Inggris
Hakim terikat prinsip hukum dalam putusan pengadilan yang sudah ada dan
perkara-perkara sejenis (asas doctrine of presedent)
3. Sistem Hukum Adat
Bersumber dari peraturan-peraturan yang tidak tertulis maupun tertulis yang
tumbuh kembang serta dipertahankan berdasarkan kesadaran hukum
masyarakatnya.
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
Bersumber pada : Qur’an, Sunah Nabi / Rasul, Ijma, Qiyas.
4. Sistem Hukum Islam
5. Sistem Hukum Khanonik
PERMASALAHAN KEANEKA RAGAMAN HUKUM
Pasal 131 IS hukum yang berlaku di masyarakat pada masa Hindia Belanda.
Pasal 163 IS Pembagian golongan penduduk.
MACAM-MACAM PENUNDUKAN DIRI
Penundukan diri secara diam-diam
Penundukan diri secara tegas
Penundukan diri dengan melakukan perbuatan tertentu.
PRULARISME HUKUM DAN FENOMENANYA
Pluralisme Hukum
Pluralisme Sistem Hukum
Sistem Hukum Apakah yang berlaku di Indonesia
Choise of Law
Choise of Law dan Implementasi dalam perkembangan Hukum
CONTOH PENUNDUKAN TERHADAP SISTEM HUKUM ANGLO SAXON
Ratifikasi WTO melalui Undang-undang No. 7 Tahun 1997.
ANTINOMI HUKUM
Realitas Ketimuran vs Realitas Barat
Religius vs Logika / Rasional
Komunal vs Individualis
Abstrak vs Konkrit
Immateril vs Material
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
HUKUM PERDATA
Hukum Perdata adalah
- Hukum yang mengatur tentang kepentingan individu
- Hukum yang mengatur hubungan antara hukum individu yang satu dengan
individu yang lainnya. Hk. Orang, Hk. Perkawinan, Hk. Perwalian, Hk.
Perjanjian, Hk. Perwalian (Sempit). Hk. Perdata, Hk. Dagang, Hk. Ekonomi
(Luas)
- Hukum Perdata vs Hukum Pidana
- Hukum Privat vs Hukum Publik
Hukum Publik adalah hukum yang mengatur kepentingan umum / publik. Hukum
Publik contohnya Tata Negara, Administrasi Negara.
Hukum Dagang : Hk. Asuransi, HK. Surat Berharga, Hk. Pengangkutan, Hk. Eksport –
Import, Hk. Kepailitan.
Hukum Ekonomi : Hk. Perlindungan Konsumen
Konvergensi (campur tangan) Privat ke Hk. Publik
- Hk. Perkawinan : UU No. 1 Tahun 1974
- Hk. Pertahanan
- Hk. Perburuhan contohnya buruh yang mempunyai gaji yang ditetapkan oleh
notaris / pemerintahan
- Hk. Perbankan ; menetapkan jaminan, bunga
HUKUM PERDATA MATERIL
Hukum yang mengatur tentang hubungan hukum antara individu yang satu dengan
individu yang lain yang menentukan hak dan kewajiban. Contoh : KUH Perdata, Hk.
Perkawinan – UU No. 1 Tahun 1974, Hk. Dagang.
HUKUM PERDATA FORMIL
Hukum (Peraturan) yang mengatur cara mempertahankan Hukum Perdata Materil.
Contoh : Hk. Acara Perdata, Hk. Acara Peradilan.
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
DASAR HUKUM BERLAKUNYA KUH PERDATA
1. UUD 1945 – Aturan Peralihan
Segala lembaga dan peraturan yang lama masih berlaku selama belum ada
yang mengaturnya.
2. Konsideran UUPA No. 5 Tahun 1960
MENCABUT
Buku II Perdata
Sepanjang mengenai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya mengenai hipotik.
SUBJEK HUKUM
Orang (Naturlijke Person)
Atau Badan Hukum (Recht Person)
Penyadang Hak dan kewajiban
OBJEK HUKUM
Benda / kekayaan yang dapat dikenai / dapat digunakan oleh Subjek Hukum.
SYARAT MENJADI BADAN HUKUM
KECAKAPAN (RECHTBEKWAAM) DAN KEWENANGAN (RECHT BEVOG)
1. Cukup Umur – Kedewasaan
2. Tidak gila
3. Tidak dibawah pengampuan
Pluralisme kedewasaan
- KUH Per : 21 Tahun
- Bkkbn : 25 Tahun
- KUHP : 15 Tahun anak-anak, dewasa 18
- UU Perkawinan : Wanita 16 , Pria 19
PENGGOLONGAN BADAN HUKUM
1. BH. PRIVAT
a. Yayasan
b. Perseoran Terbatas (PT)
c. Koperasi
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
d. Commanditor Verotschap – CV
2. BH. PUBLIK
a. Departemen
b. Kementrian non departemen
c. Badan Usaha Milik Daerah – BUMD
d. Badan Usaha Milik Negara – BUMN
e. Pemerintah Daerah
f. Pemerintah pusat negara
HUKUM PIDANA
Hukum Pidana merupakan hukum publik.
Bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan
dasar-dasar dan aturan-aturan :
1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan disertai
dengan ancaman atau sanksi pidana ;
2. Menentukan kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang telah melanggar
larangan dapat dikenakan pidana ;
3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat
dilaksanakan.
Landasan
Konsep keseimbangan / didasari oleh aturan neo klasik / teori dualistik. Didasari oleh
:
1. Daad : Tindak Pidana
2. Dader : Pelaku
3. Straf Recht : Sanksi Pidana
Tindak pidana : - memenuhi asas legalitas :
Asas legalitas formal (UU)
Asas legalitas materil (Living law yang didasarkan pada ideologi
negara)
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
HUKUM ACARA
- Masuk ke dalam kelompok hukum formil.
- Hukum yang menggunakan hukum materil.
- Hukum yang baru berjalan apabila telah ada pelanggaran / persoalan di dalam
hukum materill.
- Hukum acara merupakan hukum publik (walaupun persoalan yang diselesaikan
adalah masuk kelompok hukum privat), kecuali pada perkembangan model hukum
acara sekarang.
Ruang Lingkup Hukum Acara
- Hukum Acara Pidana (KUHP)
- Hukum Acara Perdata (HIR)
- Hukum Acara Tata Usaha Negara (KUHTUN)
- Hukum Acara Peradilan Agama (KUHPer Agama)
- Hukum Acara Peradilan Militer (KUHAPid Militer)
Asas yang mendasari HAPid
- Asas cepat, sederhana, biaya murah
- Asas persamaan dimuka umum (Equality before the law)
- Asas Persemption of Innocet (praduga tidka bersalah)
- Asas peradilan tidak memihak
- Asas bantuan hukum
- Asas kebebasan memberikan keterangan
- Asas Hakim tidak memihak
- Asas Aquisitor
Berlakunya Hukum Acara Pidana
- Mulai berjalan pada saat setelah
Proses Hukum Acara Pidana
1. Laporan / pengaduan / tertangkap tangan
2. Proses penyelidikan, penentuan tidak pidana
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
3. Proses penyidikan, penentuan pelaku tindak pidana
4. Proses penuntutan, pembuatan surat dakwaan, sebagai proses pertanggung
jawaban pelaku
5. Proses peradilan : dakwaan,eksepsi, requistor, pledol, replik, dupli, putusan
(bersalah / tidak bersalah)
6. Pelaksanaan hukuman (lapor)
Asas yang mendasari HAPID
- Asas cepat, sederhana, biaya murah
- Asas persamaan dimuka umum (Equality before the law)
- Asas presemption of innocent (praduga tidak bersalah)
- Asas peradilan tidak memihak
- Asas bantuan hukum
- Asas kebebasan memberikan keterangan
- Asas hakim tidka memihak
- Asas Aquisitor
HUKUM PERIKATAN DAN BISNIS
PERIKATAN : Hubungan hukum disekitar harta kekayaan yang melakukan hak dan
kewajiban prestasi.
PRESTASI
BERBUAT TIDAK MEMBERI
Sesuatu Berbuat Sesuatu
INGKAR JANJI (WANPRESTASI)
AKIBAT HUKUM WANPRESTASI
Ganti rugi - Pemenahan perjanjian
- Pembatalan perjanjian plus ganti kerugian
- Pembatalan perjanjian
- Penentuan perjanjian plus ganti rugi
OVERMACHT / FORCE MAJEUR
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
Keadaan seseorang tidak dapat melaksanakan kewajiban (prestasi) disebabkan karena
sesuatu sebab diluar kemampuan manusia.
- Objektif : Seperti bencana Alam. (Banjir, badai dll)
- Subjektif
AKIBAT HUKUM OVERMACHT
- Resiko ditanggung bersama
- Debitur tidak dapat dimintai ganti rugi
- Resiko debitur tidak dapat dinayatakan lalai.
HUBUNGAN PERIKATAN DAN PERJANJIAN
UU UU SAJA
SUMBER PERIKATAN PERBUATAN MANUSIA
PERJANJIAN Perjanjian Bernama
Perjanjian Tidak Bernama
PERJANJIAN TIDAK BERNAMA
- Leasing
- Fachtoring
- Franchising
- Jual beli
- Modal vertuna
PENGANTAR HUKUM PAJAK
Mengapa diperlukan kesadaran membayar pajak
- 77, 8 % APBN 2004 disumbang dari sektor pjak
- APBN 2005 masih mengandalkan penerimaan dari pajak
- Adanya upaya sistematis pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari
sektor pajak melalui :
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
a. Ekstensifikasi pajak : Perluasan objek maupun subjek
b. Intensifikasi pajak : pajak yang sudah di intensifikasikan
Kegiatan Ekstentifikasi Pajak
- Pemberian NPWP secara jabatan bagi wajib pajak orang pribadi yang berstatus
sebagai karyawan (Ph di atas PTKP)
- Pemberian NPWP di lokasi usaha yang berada di sentra perdagangan atau
perkantoran
- Pemberian NPWP dilokasi usaha yang belum terdaftar
- Pemberan jumlah angsuran Pph pasal 25 dn atau jumlah PPN yang harus di setor
- Penentuan jumlah PPN yang terutang atas transaksi penjualan dalam tahun
berjalan kepada pedagang eceran yang mempunyai usaha di sentra perdagagan.
Ciri-ciri Pajak
1. Pajak dipungut berdasarkan peraturan-perundang yang berlaku
2. Pajak dpungut oleh pemerintah baik pusat maupun daerah
3. Pajak tidak menimbulkan adanya kontra prestasi dari pemerintah secara
langsung
4. Pajak dipungut untuk membiayai pengeluaran pemerintah
5. Pajak berfungsi sebagai budgertair (anggaran negara), serta fungsi regulated.
PENGERTIAN HUKUM PAJAK (Hukum Fiskal)
Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi pemerintah untuk mengambil
kekayaan seseorang dan menyerahkan kembali ke masyarakat melalui kas negara.
Pengertian pajak
a. Prof. Dr. Rochmat Soemitro S.H.
Iuran pajak kepada kas negara berdasarkan UU (dapat dipaksakan) dengan tidak
mendapat kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk
membayar pengeluaran umum.
b. Prof. Dr. P. J.A. Adriani
Iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib
membayarnya menurut peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang
langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan
FUNGSI PAJAK
1. Budgetair
2. Reguler
3. Redistribusi
4. Demokrasi
PERBEDAAN PAJAK
- Retribusi
Mendpat kontraprestasi secara langsung
- Sumbangan
Yang mendapatkan menfaat adalah penerima sumbangan
KEDUDUKAN HUKUM PAJAK
- Hukum Perdata
Mencari dasar
Kemungkinan
Pemungutan atas kejadian, keadaan dan perbuatan perbuatan hukum yang
bergerak dalam lingkungan perdata.
- Hukum Pidana
Adanya sanksi atas kealpaan dan kesengajaan terhadap UUP yang melanggar
peraturan
PERLAWANAN TERHADAP PAJAK
Pasif : Aktif :
- Struktur Ekonomi - TAX AVOIDANCE
- Sistem pemungutan - TAX EVAISON
- Moraindan Intelektual penduduk - MELALAIKAN
ASAS DAN DASAR PEMUNGUTAN PAJAK
a. EQUALITY (Keadilan), Pajak bersifat final adil dan merata.
b. CERTAINTY, Penetapan tidak ditentukan sewenang-wenang.
c. CONVINTENCE, Pajak dikenakan saat tidak menyulitkan WP (Pay as you earn).
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
d. ECONOMY, Biaya pemungutan dan pemenuhan kewajian minimal.
DASAR-DASAR TEORI PEMUNGUTAN PAJAK
a. TEORI ASURANSI
Pembayaran pajak disamakan dengan pembayaran premi. Masyarakat seakan
mempertanggungjawabkan keselamatan dan keamanan jiwanya pada negara.
b. TEORI KEPENTINGAN
Negara melindungi kepentingan harta dan jiwa warga negara dengan
memperhatikan beban yang harus dipungut dari masyarakat.
c. TEORI GAYA PIKUL
Tiap orang dikenakan pajak dengan bobot sama (adil) sesuai gaya pikul dengan
ukuran besarnya penghasilan dan pengeluaran seseorang.
d. TEORI BAKTI
Disebut juga teori kewajiban pajak mutlak pajak sebagai bukti tanda bakti
masyarakat ke negara.
e. TEORI GAYA BELI
- Pajak untuk memelihara masyarakat
- Pajak ditekankan untuk fungsi mengatur
PEMBAGIAN HUKUM PAJAK
a. Hukum Pajak Material
Mengatur tentang objek pajak, subjek pajak, besar pajak yang dikenakan timbul
dan hapusnya utang pajak dan hubungan hukum antara pemerintah dan UUP.
UU PPh dan UU PPN
b. Hukum Pajak Formal
Tata cara untuk mewujudkan hukum materil menjadi kenyataan.
UUKUP, UU PPSP, UU Pengadilan Pajak.
Asas dan cara pemungutan pajak
Golongan : Pajak langsung, Pajak tidak langsung.
Sifat : Pajak Subjektif, Pajak Objektif.
Lembaga pemungutan : Pajak pusat, Pajak Daerah
JENIS-JENIS PAJAK
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
a. PAJAK PUSAT : - Pajak Penghasilan
- Pajak Pertambahan Nilai & PPn BM
- Bea Materai
- Pajak bumi dan Bangunan
- Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.
b. PAJAK DAERAH : - PAJAK PROVINSI : Bea Balik Nama Pajak Kendaraan
- PAJAK KABUPATEN : Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak
Radio.
MENURUT SIFATNYA
a. Pajak Langsung
Pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. (PPh)
b. Pajak tidak langsung
Pemebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain (PPN)
MENURUT SASARAN / OBYEKNYA
a. Pajak Subjektif
Berdasarkan Subjek baru dicari objeknya (PPh)
b. Pajak Obyektif
Berdasarkan Obyek baru dicari Subyeknya (PPN, PPn BM).
MENURUT PEMUNGUTANNYA
a. PAJAK PUSAT : PPh, PPN, PPnBM, PBB, Bea Materai
b. PAJAK DAERAH : Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Rumah Makan / Restoran dan
Hotel.
CARA (STESEL)
PEMUNGUTAN PAJAK
- RILL STESEL
- FICTIVE STESEL
- CAMPURAN
SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK
1. Official Asessment System
2. Self Assessment System
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
3. With Holding System
Hubungan HI dan Hukum Nasional
Pandangan mengenai HI
- Voluntarisme
a. Berlakunya HI terletak pada kemauan Negara.
b. Berdasarkan pandangan ini maka muncul paham dualisme yang
melihat bahwa HI dan HN merupakan dua perangkat hukum yang
hidup berdampingan dan terpisah.
c. Paham ini pelopornya adalah Triepei (Jerman) dan Anzilotti (Itaia).
Aliran Dualisme
Hukum Nasional Hukum Internasional
- Sumber : Kemauan Negara - Kemauan bersama negara-negara
- Subjek : Sempurna - Negara
- Efektifitas : Tatap berlaku - Tidak Sempurna
efektifitas walaupun bertentangan
dengan HI.
Ketentuan Dualisme
- Pada dasarnya baik HI maupun HN bersumber dari kemauan Negara yaitu
kemauan negara untuk mengatur kehidupan masyarakat. Jadi baik HI dan HN
bersumber dari kebutuhan manusia untuk hidup teratur dan beradap.
- Pada kenyataan dewasa ini perorangan pun dapat menjadi subjek HI.
- Perkembangan HN jauh lebih tinggi daripada HI, jadi wajar saja HN memiliki
bentuk organ yang lebih sempurna dari HI.
- Pada kenyataannya seringkali HN tunduk pada Hi, pertentangan antara
keduanya bukan bukti perbedaan struktural tetapi hanyalah kurang efektif HI.
Akibat Paham Dualisme
- Tidak akan mungkin dipersoalkan mengenai hirarki antara keduanya, karena
menurut paham ini HI dan HN pada hakekatnya tidak saja berlainan dan tidak
tergantung satu sama lain, tetapi juga terlepas satu sama lain.
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
- Tidak mungkin ada pertentangan diantara keduanya yang mungkin ada hanya
penunjukkan.
- HI memerlukan tranformasi terlebih dahulu untuk dapat berlaku dalam
lingkungan HN.
- Objektivisme
a. Berlakunya HI terlepas dari kemauan negara.
b. Muncullah paham monisme yang melihat HI dan HN merupakan dua
bagian dari satu kesatuan yang lebih besar yaitu hukum yang mengatur
kehidupan manusia,
Akibat Monisme
- Bahwa antara HI dan HN mungkin ada hubungan hirarki.
- Paham ini melahirkan 2 teori, yaitu :
a. Monisme dengan primat HN
b. Monisme dengan prmat HI.
Monisme dengan Primat HN
- HI adalah lanjutan HN untuk urusan luar negeri. Jadi menurut teori ini HI adalah
bersumber dari HN.
- Penganutnya dinamakan mazhab Bonn yang salah satu pelopornya adalah Max
Alasan Monisme dengan Primat HN
- Tidak terdapat satu organisasi diatas negara-negara yang mengatur kehidupan
negara-negara di dunia,
- Dasar HI yang mengatur hubungan Internasional adalah terletak pada
wewenang negara untuk mengadakan perjanjian nasional, jadi ini adalah
wewenang konstitusional.
Kelemahan Monisme dengan Primat HN
Hanya memandang hukum sebagai hukum tertulis dalam hal ini perjanjian
Internasional.
Monisme dengan Primat HI
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
- HN bersumber dari HI yang secara hirarkes lebih tinggi.
- HN tunduk pada HI dan kekuatan mengikatnya berdasarkan suatu pendelegasian
wewenang dan HI.
- Penganut teori ini disebut dengan Mazhab Vienna.
Kelemahan Monisme dengan Primat HI
- Jika memandang bahwa HN bersumber dari HI, ini artinya HI ada terlebih dulu
daripada HN, hal ini tentu saja bertentagngan dengan kenyataan sejarah, yang
menyebutkan bahwa HN ada lebih dulu dari pada HI.
- Wewenang mengadakan perjanjian internasional terletak pada HN.
SUMBER HUKUM INTERNASIONAL
- MATERIL : Bahan-bahan / materli yang memebentuk atau melahirkan kaidah
atau norma yang mempunyai kekuatan mengikat dan menjadi acuan bagi
terjadinya sebah hukum.
Contoh : WTO, putararan Uruguay, mis yang ke-6 perjanjian internasional
seperti perdagangan komodili, jasa.
- FORMIL : menentukan prosedur pembuatan hukum (siapa, bagaimana) dan
bagaimana hukum materiil ditegakkan.
Contoh : Negara-negara yang mengadakannya, Bagaimana ? Menjual produk
murah + beracun celana ke Indonesia. Bagaimana Hk. Materiil ditegakkan?
Harus anti dumping.
Artucle 38 (1) of the ICJ Statuate
1. Sumber hukum yang utama.
2. Kebiasaan hukum internasional. Contoh : perjanjia eksport – ipmport (Haque Rubs)
ICC in Coterm.
3. Prinsip-prinsip hukum yang berlaku umum, contoh : setiap perjanjian harus berdasar
itikad baik.
4. Prinsip hakim.
Hierarki
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
VCLT (1969), art 53, teraty menjadi batal bila bertentangan dengan norm of general
international law. Maka bukan hierarkis, tapi :
1. Sumber a dan b : sumber dari hukum positif
2. Sumber c dan d : sumber dari hukum alam.
Mochtar Kusumaatmadja
Sumber hukum utama / primer :
1. Perjanjian Internasional ;
2. Hukum Kebiasaan Internasional ;
3. Prinsip-prinsip Hukum Umum.
Sumber hukum tambahan / subsedier :
1. Keputusan Pengadilan ;
2. Ajaran para sarjana terkemuka ;
Starke’s : Source OF IL
1. Kebiasaan Hukum Internasional
2. Traktat
3. Putusan hakim / arbitase penjelas sengketa
4. Doktrin
5. –
Arti penting custom :
1. Customary internastional law adalah fundamental dari hukum perjanjian
internasioanal ;
2. Customary law principle “pacta sunt servanda” yang memberikan efek mengikat dari
sebuah Treaty.
State Practice
1. Usage : praktik umum negara yang tidaka menimbulkan kewajiban hukum
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
2. Comity : sopan santun dalam hubungan internasional
3. Costum : praktik umum yang dilakukan berulang-ulang dan diterma sebagai hukum.
Elemen dari custom
“international custom, as evidence of a general practice accepted as law .”
1. Opinio Juris ;
2. Duration ;
3. Uniform and Consistency ;
4. Generality.
HUKUM AGRARIA
HAK-HAK AGRARIA
Hak-hak Agraria berdasarkan UUPA
1. Hak atas tanah
Yaitu hak yang memberi wewenang untuk menggunakan atau mengusahakan tanah
tertentu.
2. Hak Guna Air
3. Hak pemeliharaan dan penangkapan air
4. Hak Guna Ruang Angkasa
MACAM-MACAM HAK ATAS TANAH (Pasal 16 Jo Pasal 53 UUPA)
1. Hak atas tanah yang berdifat tetap
2. Hak atas tanah yang akan ditetapkan dengan undang-undang
3. Hak atas tanah yang bersifat sementara
HUKUM DAGANG
Pengertian Perdagangan
- Pekerja menjual / membeli barang dari suatu tempat / suatu waktu dan menjual
barang itu ditempat lain / pada waktu yang berikut dengan maksud memperoleh
keuntungan.
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
- Perdagangan zaman modern : pemberian perantaraan kepada produsen dan
konsumen untuk menjualkan & membelikan barang-barang yang memudahkan
& memajukan pembelian dan penjualan tersebut.
Makelar : pemberian kuasa, ditunjuk oleh presiden, bertindak atas norma sendiri /
principal khusus.
Agen : tidak bisa dipertanggung jawabkan.
Distributor : atas namanya sendiri.
JENIS-JENIS PERDAGANGAN
1. Menurut Pekerjaan yang dilakukan pedagang :
a. Perdagangan mengumpulkan
b. Perdagangan menyebarkan
2. Menurut barang yang diperdagangkan :
a. Perdagangan barang
b. Perdagangan uang dan surat berharga
3. Menurut daerah tempat perdagangan dilakukan :
a. Perdagangan dalam negri
b. Perdagangan luar negri
c. Perdagangan meneruskan (ada beberapa perantara)
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com
REFERENSI
Bacaan Wajib :
- Koesumadi Pudjosewoyo, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia
- Soedirman Kartohadprodjo, Pengantar Tata Hukum Indonesia
- Utrecht, Pengantar dalam Hukum Indonesia
- Ahmad Sanusi, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia
- Cst Cansil, Pengantar dalam Tata Hukum Indonesia
- Setiawan, Hukum Perikatan
- Subekti, Hukum Perjanjian
- Subekti, Aneka Hukum Perjanjian
- Ridwan Sjahreni, Hukum Perjanjian
Bacaan Anjuran :
- Hans Kelsen, Teori Hukum Murni, Rimdipress
- Herman Bakir, Filsafat Hukum, Desan dan Arsitektur Kesejahteraan. Refika
Bandung, 2007