catatan kuliah pengantar hukum indonesia

21
Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia Oleh Komang Tirta - 121000100 Tahun Akademik 2012 / 2013 Semester Ganjil Fakultas Hukum Universitas Pasundan Bandung Dosen : Tuti Rastuti, S.H.,M.H. PENGANTAR PHI mempelajari tata hukum indonesia juga untuk mengetahui lebih lanjut mengenai sistem hukum indonesia. Tata hukum merupakan suatu keseluruhan yang bagian-bagiannya saling berhubungan dan saling menentukan dan saling mengimbangi. UUD merupakan inti tata hukum Indonesia. ASAS PERUNDANG-UNDANGAN Lex Superiori Derogat Lege Imperiori : Ketentuan yang rendah tidak boleh bertentangan dengan ketentuan yang tinggi. Lex Posteriori Derogat Lege Piori : Ketentuan yang baru mengesampingkan ketentuan lama. Lex Specialis Derogat Lege Generalis : Ketentuan yang khusus mengesampingkan ketentuan umum.

Upload: komang-tirta

Post on 09-Feb-2016

189 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

Catatan Kuliah

Pengantar Hukum Indonesia

Oleh Komang Tirta - 121000100

Tahun Akademik 2012 / 2013 Semester Ganjil

Fakultas Hukum Universitas Pasundan

Bandung

Dosen : Tuti Rastuti, S.H.,M.H.

PENGANTAR

PHI mempelajari tata hukum indonesia juga untuk mengetahui lebih lanjut mengenai

sistem hukum indonesia.

Tata hukum merupakan suatu keseluruhan yang bagian-bagiannya saling

berhubungan dan saling menentukan dan saling mengimbangi.

UUD merupakan inti tata hukum Indonesia.

ASAS PERUNDANG-UNDANGAN

Lex Superiori Derogat Lege Imperiori : Ketentuan yang rendah tidak boleh

bertentangan dengan ketentuan yang tinggi.

Lex Posteriori Derogat Lege Piori : Ketentuan yang baru mengesampingkan

ketentuan lama.

Lex Specialis Derogat Lege Generalis : Ketentuan yang khusus mengesampingkan

ketentuan umum.

Page 2: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

TATA URUTAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

TAP MPR NO. III / MPR / 2000

1. UUD 1945

2. TAP MPR

3. UU

4. PERPU

5. PERDA

TAP MPR NO. XX / MPRS / 1966

1. UUD 1945

2. TAP MPR

3. UU / PERPU

4. PP

5. KEPRES

6. INPRES

UU NO. 10 TAHUN 2004

1. UUD 1945

2. UU / Peraturan Pemerintah Pengganti UU

3. Peraturan Pemerintah

4. Peraturan Presiden

5. Peraturan Daerah

UU NO. 12 TAHUN 2011

1. UUD 1945

2. Ketetapan MPR

3. UU / Peraturan Pemerintah Pengganti UU

4. Peraturan Pemerintah

5. Peraturan Presiden

6. Peraturan Daerah Provinsi

7. Peraturan Daerah Kab/Kota

Page 3: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

SISTEM HUKUM

Kesatuan yang utuh dari tataran hukum yang terdiri dari bagian-bagian atau unsur-unsur

yang satu sama yang lain saling berhubungan dan berkaitan secara erat (teintegrasi).

Sistem Hukum di Dunia dibagi menjadi :

1. Sistem Hukum Eropa Kontinental

Berkembang di negara-negara Eropa Daratan dan sebagian disebut Civil Law.

Prinsip Utama : Hukum memperoleh kesatuan yang mengikat karena berupa

peraturan yang berbentuk UU yang tersusun secara sistematis dan

terkodifikasi.

Tujuan Hukum : kepastian Hukum.

Hakim sebagai terompet Undang-undang.

Putusan hakim tidak mengikat umum tetapi hanya mengikat para pihak yang

berperkara saja (hukum in Cocreto).

Sumber Hukum : UU dan peraturan – peraturan.

Kekuasaan eksekutif yang dibuat olehnya berdasarkan kewenangannya dan

kebiasaan-kebiasaan yang hidup dalam masyarakat yang tidak bertentangan

dengan undang-undang.

2. Sistem Hukum Anglo Saxon

Prinsip Utama : Lebih menekannkan sumber hukum kepada putusan hakim /

putusan pengadilan / yurisprudensi. Hakim mempeunyai kebebasan untuk

menciptakan kaidah hukum dalam tata kehidupan masyarakat. Sistem ini

sering disebut Common Law / Case Law.

Penganut : Negara Anggota Persemakmuran (pernah dijajah Inggris) , Kanada,

Amerika, Inggris

Hakim terikat prinsip hukum dalam putusan pengadilan yang sudah ada dan

perkara-perkara sejenis (asas doctrine of presedent)

3. Sistem Hukum Adat

Bersumber dari peraturan-peraturan yang tidak tertulis maupun tertulis yang

tumbuh kembang serta dipertahankan berdasarkan kesadaran hukum

masyarakatnya.

Page 4: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

Bersumber pada : Qur’an, Sunah Nabi / Rasul, Ijma, Qiyas.

4. Sistem Hukum Islam

5. Sistem Hukum Khanonik

PERMASALAHAN KEANEKA RAGAMAN HUKUM

Pasal 131 IS hukum yang berlaku di masyarakat pada masa Hindia Belanda.

Pasal 163 IS Pembagian golongan penduduk.

MACAM-MACAM PENUNDUKAN DIRI

Penundukan diri secara diam-diam

Penundukan diri secara tegas

Penundukan diri dengan melakukan perbuatan tertentu.

PRULARISME HUKUM DAN FENOMENANYA

Pluralisme Hukum

Pluralisme Sistem Hukum

Sistem Hukum Apakah yang berlaku di Indonesia

Choise of Law

Choise of Law dan Implementasi dalam perkembangan Hukum

CONTOH PENUNDUKAN TERHADAP SISTEM HUKUM ANGLO SAXON

Ratifikasi WTO melalui Undang-undang No. 7 Tahun 1997.

ANTINOMI HUKUM

Realitas Ketimuran vs Realitas Barat

Religius vs Logika / Rasional

Komunal vs Individualis

Abstrak vs Konkrit

Immateril vs Material

Page 5: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

HUKUM PERDATA

Hukum Perdata adalah

- Hukum yang mengatur tentang kepentingan individu

- Hukum yang mengatur hubungan antara hukum individu yang satu dengan

individu yang lainnya. Hk. Orang, Hk. Perkawinan, Hk. Perwalian, Hk.

Perjanjian, Hk. Perwalian (Sempit). Hk. Perdata, Hk. Dagang, Hk. Ekonomi

(Luas)

- Hukum Perdata vs Hukum Pidana

- Hukum Privat vs Hukum Publik

Hukum Publik adalah hukum yang mengatur kepentingan umum / publik. Hukum

Publik contohnya Tata Negara, Administrasi Negara.

Hukum Dagang : Hk. Asuransi, HK. Surat Berharga, Hk. Pengangkutan, Hk. Eksport –

Import, Hk. Kepailitan.

Hukum Ekonomi : Hk. Perlindungan Konsumen

Konvergensi (campur tangan) Privat ke Hk. Publik

- Hk. Perkawinan : UU No. 1 Tahun 1974

- Hk. Pertahanan

- Hk. Perburuhan contohnya buruh yang mempunyai gaji yang ditetapkan oleh

notaris / pemerintahan

- Hk. Perbankan ; menetapkan jaminan, bunga

HUKUM PERDATA MATERIL

Hukum yang mengatur tentang hubungan hukum antara individu yang satu dengan

individu yang lain yang menentukan hak dan kewajiban. Contoh : KUH Perdata, Hk.

Perkawinan – UU No. 1 Tahun 1974, Hk. Dagang.

HUKUM PERDATA FORMIL

Hukum (Peraturan) yang mengatur cara mempertahankan Hukum Perdata Materil.

Contoh : Hk. Acara Perdata, Hk. Acara Peradilan.

Page 6: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

DASAR HUKUM BERLAKUNYA KUH PERDATA

1. UUD 1945 – Aturan Peralihan

Segala lembaga dan peraturan yang lama masih berlaku selama belum ada

yang mengaturnya.

2. Konsideran UUPA No. 5 Tahun 1960

MENCABUT

Buku II Perdata

Sepanjang mengenai bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung

didalamnya mengenai hipotik.

SUBJEK HUKUM

Orang (Naturlijke Person)

Atau Badan Hukum (Recht Person)

Penyadang Hak dan kewajiban

OBJEK HUKUM

Benda / kekayaan yang dapat dikenai / dapat digunakan oleh Subjek Hukum.

SYARAT MENJADI BADAN HUKUM

KECAKAPAN (RECHTBEKWAAM) DAN KEWENANGAN (RECHT BEVOG)

1. Cukup Umur – Kedewasaan

2. Tidak gila

3. Tidak dibawah pengampuan

Pluralisme kedewasaan

- KUH Per : 21 Tahun

- Bkkbn : 25 Tahun

- KUHP : 15 Tahun anak-anak, dewasa 18

- UU Perkawinan : Wanita 16 , Pria 19

PENGGOLONGAN BADAN HUKUM

1. BH. PRIVAT

a. Yayasan

b. Perseoran Terbatas (PT)

c. Koperasi

Page 7: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

d. Commanditor Verotschap – CV

2. BH. PUBLIK

a. Departemen

b. Kementrian non departemen

c. Badan Usaha Milik Daerah – BUMD

d. Badan Usaha Milik Negara – BUMN

e. Pemerintah Daerah

f. Pemerintah pusat negara

HUKUM PIDANA

Hukum Pidana merupakan hukum publik.

Bagian dari keseluruhan hukum yang berlaku disuatu negara yang mengadakan

dasar-dasar dan aturan-aturan :

1. Menentukan perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan disertai

dengan ancaman atau sanksi pidana ;

2. Menentukan kapan dan dalam hal apa kepada mereka yang telah melanggar

larangan dapat dikenakan pidana ;

3. Menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat

dilaksanakan.

Landasan

Konsep keseimbangan / didasari oleh aturan neo klasik / teori dualistik. Didasari oleh

:

1. Daad : Tindak Pidana

2. Dader : Pelaku

3. Straf Recht : Sanksi Pidana

Tindak pidana : - memenuhi asas legalitas :

Asas legalitas formal (UU)

Asas legalitas materil (Living law yang didasarkan pada ideologi

negara)

Page 8: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

HUKUM ACARA

- Masuk ke dalam kelompok hukum formil.

- Hukum yang menggunakan hukum materil.

- Hukum yang baru berjalan apabila telah ada pelanggaran / persoalan di dalam

hukum materill.

- Hukum acara merupakan hukum publik (walaupun persoalan yang diselesaikan

adalah masuk kelompok hukum privat), kecuali pada perkembangan model hukum

acara sekarang.

Ruang Lingkup Hukum Acara

- Hukum Acara Pidana (KUHP)

- Hukum Acara Perdata (HIR)

- Hukum Acara Tata Usaha Negara (KUHTUN)

- Hukum Acara Peradilan Agama (KUHPer Agama)

- Hukum Acara Peradilan Militer (KUHAPid Militer)

Asas yang mendasari HAPid

- Asas cepat, sederhana, biaya murah

- Asas persamaan dimuka umum (Equality before the law)

- Asas Persemption of Innocet (praduga tidka bersalah)

- Asas peradilan tidak memihak

- Asas bantuan hukum

- Asas kebebasan memberikan keterangan

- Asas Hakim tidak memihak

- Asas Aquisitor

Berlakunya Hukum Acara Pidana

- Mulai berjalan pada saat setelah

Proses Hukum Acara Pidana

1. Laporan / pengaduan / tertangkap tangan

2. Proses penyelidikan, penentuan tidak pidana

Page 9: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

3. Proses penyidikan, penentuan pelaku tindak pidana

4. Proses penuntutan, pembuatan surat dakwaan, sebagai proses pertanggung

jawaban pelaku

5. Proses peradilan : dakwaan,eksepsi, requistor, pledol, replik, dupli, putusan

(bersalah / tidak bersalah)

6. Pelaksanaan hukuman (lapor)

Asas yang mendasari HAPID

- Asas cepat, sederhana, biaya murah

- Asas persamaan dimuka umum (Equality before the law)

- Asas presemption of innocent (praduga tidak bersalah)

- Asas peradilan tidak memihak

- Asas bantuan hukum

- Asas kebebasan memberikan keterangan

- Asas hakim tidka memihak

- Asas Aquisitor

HUKUM PERIKATAN DAN BISNIS

PERIKATAN : Hubungan hukum disekitar harta kekayaan yang melakukan hak dan

kewajiban prestasi.

PRESTASI

BERBUAT TIDAK MEMBERI

Sesuatu Berbuat Sesuatu

INGKAR JANJI (WANPRESTASI)

AKIBAT HUKUM WANPRESTASI

Ganti rugi - Pemenahan perjanjian

- Pembatalan perjanjian plus ganti kerugian

- Pembatalan perjanjian

- Penentuan perjanjian plus ganti rugi

OVERMACHT / FORCE MAJEUR

Page 10: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

Keadaan seseorang tidak dapat melaksanakan kewajiban (prestasi) disebabkan karena

sesuatu sebab diluar kemampuan manusia.

- Objektif : Seperti bencana Alam. (Banjir, badai dll)

- Subjektif

AKIBAT HUKUM OVERMACHT

- Resiko ditanggung bersama

- Debitur tidak dapat dimintai ganti rugi

- Resiko debitur tidak dapat dinayatakan lalai.

HUBUNGAN PERIKATAN DAN PERJANJIAN

UU UU SAJA

SUMBER PERIKATAN PERBUATAN MANUSIA

PERJANJIAN Perjanjian Bernama

Perjanjian Tidak Bernama

PERJANJIAN TIDAK BERNAMA

- Leasing

- Fachtoring

- Franchising

- Jual beli

- Modal vertuna

PENGANTAR HUKUM PAJAK

Mengapa diperlukan kesadaran membayar pajak

- 77, 8 % APBN 2004 disumbang dari sektor pjak

- APBN 2005 masih mengandalkan penerimaan dari pajak

- Adanya upaya sistematis pemerintah untuk meningkatkan penerimaan dari

sektor pajak melalui :

Page 11: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

a. Ekstensifikasi pajak : Perluasan objek maupun subjek

b. Intensifikasi pajak : pajak yang sudah di intensifikasikan

Kegiatan Ekstentifikasi Pajak

- Pemberian NPWP secara jabatan bagi wajib pajak orang pribadi yang berstatus

sebagai karyawan (Ph di atas PTKP)

- Pemberian NPWP di lokasi usaha yang berada di sentra perdagangan atau

perkantoran

- Pemberian NPWP dilokasi usaha yang belum terdaftar

- Pemberan jumlah angsuran Pph pasal 25 dn atau jumlah PPN yang harus di setor

- Penentuan jumlah PPN yang terutang atas transaksi penjualan dalam tahun

berjalan kepada pedagang eceran yang mempunyai usaha di sentra perdagagan.

Ciri-ciri Pajak

1. Pajak dipungut berdasarkan peraturan-perundang yang berlaku

2. Pajak dpungut oleh pemerintah baik pusat maupun daerah

3. Pajak tidak menimbulkan adanya kontra prestasi dari pemerintah secara

langsung

4. Pajak dipungut untuk membiayai pengeluaran pemerintah

5. Pajak berfungsi sebagai budgertair (anggaran negara), serta fungsi regulated.

PENGERTIAN HUKUM PAJAK (Hukum Fiskal)

Keseluruhan dari peraturan-peraturan yang meliputi pemerintah untuk mengambil

kekayaan seseorang dan menyerahkan kembali ke masyarakat melalui kas negara.

Pengertian pajak

a. Prof. Dr. Rochmat Soemitro S.H.

Iuran pajak kepada kas negara berdasarkan UU (dapat dipaksakan) dengan tidak

mendapat kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk

membayar pengeluaran umum.

b. Prof. Dr. P. J.A. Adriani

Iuran kepada negara (dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib

membayarnya menurut peraturan dengan tidak mendapat prestasi kembali yang

langsung dapat ditunjuk dan gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-

Page 12: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

pengeluaran umum berhubungan dengan tugas negara untuk

menyelenggarakan pemerintahan

FUNGSI PAJAK

1. Budgetair

2. Reguler

3. Redistribusi

4. Demokrasi

PERBEDAAN PAJAK

- Retribusi

Mendpat kontraprestasi secara langsung

- Sumbangan

Yang mendapatkan menfaat adalah penerima sumbangan

KEDUDUKAN HUKUM PAJAK

- Hukum Perdata

Mencari dasar

Kemungkinan

Pemungutan atas kejadian, keadaan dan perbuatan perbuatan hukum yang

bergerak dalam lingkungan perdata.

- Hukum Pidana

Adanya sanksi atas kealpaan dan kesengajaan terhadap UUP yang melanggar

peraturan

PERLAWANAN TERHADAP PAJAK

Pasif : Aktif :

- Struktur Ekonomi - TAX AVOIDANCE

- Sistem pemungutan - TAX EVAISON

- Moraindan Intelektual penduduk - MELALAIKAN

ASAS DAN DASAR PEMUNGUTAN PAJAK

a. EQUALITY (Keadilan), Pajak bersifat final adil dan merata.

b. CERTAINTY, Penetapan tidak ditentukan sewenang-wenang.

c. CONVINTENCE, Pajak dikenakan saat tidak menyulitkan WP (Pay as you earn).

Page 13: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

d. ECONOMY, Biaya pemungutan dan pemenuhan kewajian minimal.

DASAR-DASAR TEORI PEMUNGUTAN PAJAK

a. TEORI ASURANSI

Pembayaran pajak disamakan dengan pembayaran premi. Masyarakat seakan

mempertanggungjawabkan keselamatan dan keamanan jiwanya pada negara.

b. TEORI KEPENTINGAN

Negara melindungi kepentingan harta dan jiwa warga negara dengan

memperhatikan beban yang harus dipungut dari masyarakat.

c. TEORI GAYA PIKUL

Tiap orang dikenakan pajak dengan bobot sama (adil) sesuai gaya pikul dengan

ukuran besarnya penghasilan dan pengeluaran seseorang.

d. TEORI BAKTI

Disebut juga teori kewajiban pajak mutlak pajak sebagai bukti tanda bakti

masyarakat ke negara.

e. TEORI GAYA BELI

- Pajak untuk memelihara masyarakat

- Pajak ditekankan untuk fungsi mengatur

PEMBAGIAN HUKUM PAJAK

a. Hukum Pajak Material

Mengatur tentang objek pajak, subjek pajak, besar pajak yang dikenakan timbul

dan hapusnya utang pajak dan hubungan hukum antara pemerintah dan UUP.

UU PPh dan UU PPN

b. Hukum Pajak Formal

Tata cara untuk mewujudkan hukum materil menjadi kenyataan.

UUKUP, UU PPSP, UU Pengadilan Pajak.

Asas dan cara pemungutan pajak

Golongan : Pajak langsung, Pajak tidak langsung.

Sifat : Pajak Subjektif, Pajak Objektif.

Lembaga pemungutan : Pajak pusat, Pajak Daerah

JENIS-JENIS PAJAK

Page 14: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

a. PAJAK PUSAT : - Pajak Penghasilan

- Pajak Pertambahan Nilai & PPn BM

- Bea Materai

- Pajak bumi dan Bangunan

- Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

b. PAJAK DAERAH : - PAJAK PROVINSI : Bea Balik Nama Pajak Kendaraan

- PAJAK KABUPATEN : Pajak Hotel, Pajak Hiburan, Pajak

Radio.

MENURUT SIFATNYA

a. Pajak Langsung

Pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain. (PPh)

b. Pajak tidak langsung

Pemebanannya dapat dilimpahkan kepada pihak lain (PPN)

MENURUT SASARAN / OBYEKNYA

a. Pajak Subjektif

Berdasarkan Subjek baru dicari objeknya (PPh)

b. Pajak Obyektif

Berdasarkan Obyek baru dicari Subyeknya (PPN, PPn BM).

MENURUT PEMUNGUTANNYA

a. PAJAK PUSAT : PPh, PPN, PPnBM, PBB, Bea Materai

b. PAJAK DAERAH : Pajak Reklame, Pajak Hiburan, Pajak Rumah Makan / Restoran dan

Hotel.

CARA (STESEL)

PEMUNGUTAN PAJAK

- RILL STESEL

- FICTIVE STESEL

- CAMPURAN

SISTEM PEMUNGUTAN PAJAK

1. Official Asessment System

2. Self Assessment System

Page 15: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

3. With Holding System

Hubungan HI dan Hukum Nasional

Pandangan mengenai HI

- Voluntarisme

a. Berlakunya HI terletak pada kemauan Negara.

b. Berdasarkan pandangan ini maka muncul paham dualisme yang

melihat bahwa HI dan HN merupakan dua perangkat hukum yang

hidup berdampingan dan terpisah.

c. Paham ini pelopornya adalah Triepei (Jerman) dan Anzilotti (Itaia).

Aliran Dualisme

Hukum Nasional Hukum Internasional

- Sumber : Kemauan Negara - Kemauan bersama negara-negara

- Subjek : Sempurna - Negara

- Efektifitas : Tatap berlaku - Tidak Sempurna

efektifitas walaupun bertentangan

dengan HI.

Ketentuan Dualisme

- Pada dasarnya baik HI maupun HN bersumber dari kemauan Negara yaitu

kemauan negara untuk mengatur kehidupan masyarakat. Jadi baik HI dan HN

bersumber dari kebutuhan manusia untuk hidup teratur dan beradap.

- Pada kenyataan dewasa ini perorangan pun dapat menjadi subjek HI.

- Perkembangan HN jauh lebih tinggi daripada HI, jadi wajar saja HN memiliki

bentuk organ yang lebih sempurna dari HI.

- Pada kenyataannya seringkali HN tunduk pada Hi, pertentangan antara

keduanya bukan bukti perbedaan struktural tetapi hanyalah kurang efektif HI.

Akibat Paham Dualisme

- Tidak akan mungkin dipersoalkan mengenai hirarki antara keduanya, karena

menurut paham ini HI dan HN pada hakekatnya tidak saja berlainan dan tidak

tergantung satu sama lain, tetapi juga terlepas satu sama lain.

Page 16: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

- Tidak mungkin ada pertentangan diantara keduanya yang mungkin ada hanya

penunjukkan.

- HI memerlukan tranformasi terlebih dahulu untuk dapat berlaku dalam

lingkungan HN.

- Objektivisme

a. Berlakunya HI terlepas dari kemauan negara.

b. Muncullah paham monisme yang melihat HI dan HN merupakan dua

bagian dari satu kesatuan yang lebih besar yaitu hukum yang mengatur

kehidupan manusia,

Akibat Monisme

- Bahwa antara HI dan HN mungkin ada hubungan hirarki.

- Paham ini melahirkan 2 teori, yaitu :

a. Monisme dengan primat HN

b. Monisme dengan prmat HI.

Monisme dengan Primat HN

- HI adalah lanjutan HN untuk urusan luar negeri. Jadi menurut teori ini HI adalah

bersumber dari HN.

- Penganutnya dinamakan mazhab Bonn yang salah satu pelopornya adalah Max

Alasan Monisme dengan Primat HN

- Tidak terdapat satu organisasi diatas negara-negara yang mengatur kehidupan

negara-negara di dunia,

- Dasar HI yang mengatur hubungan Internasional adalah terletak pada

wewenang negara untuk mengadakan perjanjian nasional, jadi ini adalah

wewenang konstitusional.

Kelemahan Monisme dengan Primat HN

Hanya memandang hukum sebagai hukum tertulis dalam hal ini perjanjian

Internasional.

Monisme dengan Primat HI

Page 17: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

- HN bersumber dari HI yang secara hirarkes lebih tinggi.

- HN tunduk pada HI dan kekuatan mengikatnya berdasarkan suatu pendelegasian

wewenang dan HI.

- Penganut teori ini disebut dengan Mazhab Vienna.

Kelemahan Monisme dengan Primat HI

- Jika memandang bahwa HN bersumber dari HI, ini artinya HI ada terlebih dulu

daripada HN, hal ini tentu saja bertentagngan dengan kenyataan sejarah, yang

menyebutkan bahwa HN ada lebih dulu dari pada HI.

- Wewenang mengadakan perjanjian internasional terletak pada HN.

SUMBER HUKUM INTERNASIONAL

- MATERIL : Bahan-bahan / materli yang memebentuk atau melahirkan kaidah

atau norma yang mempunyai kekuatan mengikat dan menjadi acuan bagi

terjadinya sebah hukum.

Contoh : WTO, putararan Uruguay, mis yang ke-6 perjanjian internasional

seperti perdagangan komodili, jasa.

- FORMIL : menentukan prosedur pembuatan hukum (siapa, bagaimana) dan

bagaimana hukum materiil ditegakkan.

Contoh : Negara-negara yang mengadakannya, Bagaimana ? Menjual produk

murah + beracun celana ke Indonesia. Bagaimana Hk. Materiil ditegakkan?

Harus anti dumping.

Artucle 38 (1) of the ICJ Statuate

1. Sumber hukum yang utama.

2. Kebiasaan hukum internasional. Contoh : perjanjia eksport – ipmport (Haque Rubs)

ICC in Coterm.

3. Prinsip-prinsip hukum yang berlaku umum, contoh : setiap perjanjian harus berdasar

itikad baik.

4. Prinsip hakim.

Hierarki

Page 18: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

VCLT (1969), art 53, teraty menjadi batal bila bertentangan dengan norm of general

international law. Maka bukan hierarkis, tapi :

1. Sumber a dan b : sumber dari hukum positif

2. Sumber c dan d : sumber dari hukum alam.

Mochtar Kusumaatmadja

Sumber hukum utama / primer :

1. Perjanjian Internasional ;

2. Hukum Kebiasaan Internasional ;

3. Prinsip-prinsip Hukum Umum.

Sumber hukum tambahan / subsedier :

1. Keputusan Pengadilan ;

2. Ajaran para sarjana terkemuka ;

Starke’s : Source OF IL

1. Kebiasaan Hukum Internasional

2. Traktat

3. Putusan hakim / arbitase penjelas sengketa

4. Doktrin

5. –

Arti penting custom :

1. Customary internastional law adalah fundamental dari hukum perjanjian

internasioanal ;

2. Customary law principle “pacta sunt servanda” yang memberikan efek mengikat dari

sebuah Treaty.

State Practice

1. Usage : praktik umum negara yang tidaka menimbulkan kewajiban hukum

Page 19: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

2. Comity : sopan santun dalam hubungan internasional

3. Costum : praktik umum yang dilakukan berulang-ulang dan diterma sebagai hukum.

Elemen dari custom

“international custom, as evidence of a general practice accepted as law .”

1. Opinio Juris ;

2. Duration ;

3. Uniform and Consistency ;

4. Generality.

HUKUM AGRARIA

HAK-HAK AGRARIA

Hak-hak Agraria berdasarkan UUPA

1. Hak atas tanah

Yaitu hak yang memberi wewenang untuk menggunakan atau mengusahakan tanah

tertentu.

2. Hak Guna Air

3. Hak pemeliharaan dan penangkapan air

4. Hak Guna Ruang Angkasa

MACAM-MACAM HAK ATAS TANAH (Pasal 16 Jo Pasal 53 UUPA)

1. Hak atas tanah yang berdifat tetap

2. Hak atas tanah yang akan ditetapkan dengan undang-undang

3. Hak atas tanah yang bersifat sementara

HUKUM DAGANG

Pengertian Perdagangan

- Pekerja menjual / membeli barang dari suatu tempat / suatu waktu dan menjual

barang itu ditempat lain / pada waktu yang berikut dengan maksud memperoleh

keuntungan.

Page 20: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

- Perdagangan zaman modern : pemberian perantaraan kepada produsen dan

konsumen untuk menjualkan & membelikan barang-barang yang memudahkan

& memajukan pembelian dan penjualan tersebut.

Makelar : pemberian kuasa, ditunjuk oleh presiden, bertindak atas norma sendiri /

principal khusus.

Agen : tidak bisa dipertanggung jawabkan.

Distributor : atas namanya sendiri.

JENIS-JENIS PERDAGANGAN

1. Menurut Pekerjaan yang dilakukan pedagang :

a. Perdagangan mengumpulkan

b. Perdagangan menyebarkan

2. Menurut barang yang diperdagangkan :

a. Perdagangan barang

b. Perdagangan uang dan surat berharga

3. Menurut daerah tempat perdagangan dilakukan :

a. Perdagangan dalam negri

b. Perdagangan luar negri

c. Perdagangan meneruskan (ada beberapa perantara)

Page 21: Catatan Kuliah Pengantar Hukum Indonesia

Komang Tirta / 121000100/ Fakultas Hukum Universitas Pasundan www.komangtirta07.blogspot.com

REFERENSI

Bacaan Wajib :

- Koesumadi Pudjosewoyo, Pedoman Pelajaran Tata Hukum Indonesia

- Soedirman Kartohadprodjo, Pengantar Tata Hukum Indonesia

- Utrecht, Pengantar dalam Hukum Indonesia

- Ahmad Sanusi, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia

- Cst Cansil, Pengantar dalam Tata Hukum Indonesia

- Setiawan, Hukum Perikatan

- Subekti, Hukum Perjanjian

- Subekti, Aneka Hukum Perjanjian

- Ridwan Sjahreni, Hukum Perjanjian

Bacaan Anjuran :

- Hans Kelsen, Teori Hukum Murni, Rimdipress

- Herman Bakir, Filsafat Hukum, Desan dan Arsitektur Kesejahteraan. Refika

Bandung, 2007