case report kulit tinea cruris

16
PRESENTASI KASUS IDENTITAS PASIEN Nama : An. S Umur : 14 tahun Alamat : Palapa, Bandar Lampung Pekerjaan : Pelajar Suku Bangsa : Lampung Agama : Islam Status Perkawinan : Belum menikah ANAMNESIS Keluhan Utama : Gatal – gatal di daerah kedua tungkai bawah Keluhan Tambahan : - Riwayat Perjalanan Penyakit Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSAM dengan keluhan timbul rasa gatal pada kedua tungkai bawah sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan semakin hebat pada saat berkeringat dan oleh pasien daerah tersebut sering digaruk hingga menimbulkan luka. Rasa gatal disertai dengan kulit yang menghitam sebesar telapak tangan dan bersisik. Awalnya, bercak tersebut muncul sebesar uang logam yang tidak diketahui pasti sebabnya. Keluhan tidak disertai rasa panas dan nyeri. Keluhan juga tidak hanya dirasakan pada malam hari. 1

Upload: applove

Post on 10-Apr-2016

229 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

Case Report Kulit Tinea Cruris

TRANSCRIPT

Page 1: Case Report Kulit Tinea Cruris

PRESENTASI KASUS

IDENTITAS PASIEN

Nama : An. S

Umur : 14 tahun

Alamat : Palapa, Bandar Lampung

Pekerjaan : Pelajar

Suku Bangsa : Lampung

Agama : Islam

Status Perkawinan : Belum menikah

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Gatal – gatal di daerah kedua tungkai bawah

Keluhan Tambahan : -

Riwayat Perjalanan Penyakit

Pasien datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSAM dengan keluhan timbul rasa

gatal pada kedua tungkai bawah sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan dirasakan

semakin hebat pada saat berkeringat dan oleh pasien daerah tersebut sering digaruk

hingga menimbulkan luka. Rasa gatal disertai dengan kulit yang menghitam sebesar

telapak tangan dan bersisik. Awalnya, bercak tersebut muncul sebesar uang logam

yang tidak diketahui pasti sebabnya. Keluhan tidak disertai rasa panas dan nyeri.

Keluhan juga tidak hanya dirasakan pada malam hari.

Pasien mengaku sudah pernah melakukan pengobatan ke dokter, namun

keluhan tetap dirasakan dan belum ada perbaikan. Pasien juga menggunakan obat

Diprogenta salep dari dokter dan sudah tidak menggunakan obat tersebut sejak 1

minggu yang lalu. Karena tidak ada perubahan kemudian pasien memutuskan berobat

ke RSAM.

Pasien tidak memiliki riwayat alergi sebelumnya. Kontak dengan penderita

keluhan yang sama tidak diketahui pasien.

Pengobatan Yang Pernah Didapat

1

Page 2: Case Report Kulit Tinea Cruris

Diprogenta salep

Riwayat Penyakit Dahulu

-

Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita sakit seperti ini

PEMERIKSAAN FISIK

Status Generalis

- Keadaan Umum : Tampak Sakit Ringan

- Kesadaran : Compos Mentis

- Vital sign

Tekanan Darah : 100/70 mmHg

Nadi : 80 x/menit

Respirasi Rate : 20 x/menit

Suhu : Afebris

TB / BB : 152 cm / 44 kg

Gizi : IMT : 19,2 , kesan : Cukup

- Thorax : Cor dan pulmo dalam batas normal

- Abdomen : Hepar dan lien tidak membesar

- K G B : Tidak ada pembesaran

Status Dermatologis

Lokasi : Regio cruris dextra et sinistra

Inspeksi : Tampak makula hiperpigmentasi berukuran plakat

berbatas tegas, lesi multipel, konfluens, konfigurasi

polisiklik disertai skuama halus dan erosi, di tepinya

tampak papul dan vesikel berukuran milier.

2

Page 3: Case Report Kulit Tinea Cruris

Tes Manipulasi

Tidak dilakukan

Laboratorium

Pemeriksaan KOH 10% dengan hasil :

- Hifa pendek (+)

- Sel epitel (+)

Kesan : Positif, didapatkan hifa dari fungi dari sediaan kerokan kulit.

3

Page 4: Case Report Kulit Tinea Cruris

RESUME

Pasien Nn. S berusia 14 tahun datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSAM

dengan keluhan timbul rasa gatal pada kedua tungkai bawah sejak 6 bulan yang

lalu, dirasakan semakin hebat pada saat berkeringat dan oleh pasien daerah tersebut

sering digaruk hingga menimbulkan luka disertai dengan kulit yang menghitam dan

bersisik sebesar telapak tangan, mengaku sudah pernah melakukan pengobatan ke

dokter, namun keluhan tetap dirasakan dan belum ada perbaikan setelah mendapat

obat Diprogenta salep dari dokter dan sudah tidak menggunakan obat tersebut sejak 1

minggu yang lalu, didapatkan status generalis dan internikus dalam batas normal,

status dermatikus pada regio cruris dextra et sinistra tampak makula hiperpigmentasi

berukuran plakat berbatas tegas, lesi multipel, konfluens, konfigurasi polisiklik

disertai skuama halus dan erosi, di tepinya tampak papul dan vesikel berukuran

milier.

DIAGNOSA BANDING

1. Tinea cruris

2. Candidosis

3. Pitiriasis rosea

4. Dermatitis seboroik

DIAGNOSA KERJA

Tinea cruris

PENATALAKSANAAN

1. Umum

- Menjaga kebersihan kulit dan badan dengan mandi minimal 2x sehari

- Mengganti pakaian jika lembab atau basah

- Menggunakan pakaian yang menyerap keringat

- Tidak menggunakan pakaian ketat

- Tidak menggunakan pakaian atau handuk bersama dengan orang lain

4

Page 5: Case Report Kulit Tinea Cruris

- Tidak menggaruk luka dan daerah sekitar badan yang lain.

2. Khusus

a. Sistemik

- Ketokonazol 1 x 200 mg/hari

- CTM 2 x 4 mg/hari

b. Topikal

- Salep miconazol

PEMERIKSAAN ANJURAN

Pemeriksaan sediaan langsung dari sediaan kerokan kulit dengan KOH 20 %

PROGNOSA

Ad bonam

5

Page 6: Case Report Kulit Tinea Cruris

TINEA CRUSIS

Definisi

Tine crusis adalah infeksi jamur dermatofita pada daerah genitokrural, sekitar anus,

bokong, kadang- kadang sampai perut bagian bawah.

Sinonim

Eczema marginatum – Dhobie Itch – Jockey Itch – Ringworm of The Grain

Etiologi

Seringkali oleh Epidermophyton floccosum, namun dapat pula oleh Trichophyton

rubrum.

Epidemiologi

Kelainan ini dapat bersifat akut atau menahun, bahkan dapat merupakan penyakit

yang berlangsung seumur hidup. Kebanyakan terdapat pada orang dewasa, pria lebih

sering dari wanita. Terdapat di seluruh dunia, paling banyak di daerah tropis,pada

musim panas sehingga banyak berkeringat. Pada orang yang kurang memperhatikan

kebersihan,lingkungan yang kotor dan lembab.

Gejala Klinis

Penderita merasa gatal dan kelainan kulit yang tampak contohnya pada lipat paha

merupakan lesi yang berbatas tegas. Peradangan pada bagian tepi lebih aktif (lebih

jelas tanda peradangan) daripada daerah tengahnya. Efloresensi terdiri dari

bermacam – macam bentuk yang primer (makula, papul, plak, urtikaria, nodus,

nodulus, vesikel, bula pustul dan kista) dan sekunder (skuama, krusta, erosi, ulkus,

sikatrik) gambaran polimorfi. Bergantung berat ringannya reaksi radang dapat dilihat

berbagai macam lesi kulit. Bila penyakit ini menjadi menahun, dapat berupa bercak

hitam disertai sedikit sisik. Erosi dan keluarnya cairan biasanya akibat garukan.

6

Page 7: Case Report Kulit Tinea Cruris

Pembantu Diagnosis

Pemeriksaan mikologi untuk membantu menegakkan diagnosis terdiri dari

pemeriksaan langsung sediaan basah dari biaka. Pada pemeriksaan mikologi untuk

mendapatkan jamur diperlukan bahan klinis yang dapat berupa kerokan kulit, rambut,

kuku. Pemeriksaan langsung sediaan basah ini diteteskan 1 – 2 tetes larutan KOH.

Konsentrasi larutan KOH untuk sediaan rambut 10 % dan untuk kulit dan kuku 20 %.

Pemeriksaan dengan biakan digunakan media buatan yaitu medium agar dekstrosa

saboroud. Pada agar tersebut ditambahkan antibiotik untuk menghindarkan

kontaminasi bakteri maupun jamur kontaminan.

Diagnosa Banding

1. Candidosis

Lokasi lesi dapat terjadi di daerah lipatan kulit ketiak, lipat paha, intergluteal,

lipat payudara, antara jari tangan atau kaki, gland penis dan umbilikus.

Lesi berupa bercak yang berbatas tegas bersisik, basah dan eritematous. Lesi

dikelilingi satelit berupa vesikel – vesikel dan pustul – pustul kecil atau bula

yang bila pecah meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar.

2. Pitiriasis Rosea

Lokasi lesi terdapat pada badan, lengan atas bagian proskimal dan paha atas.

Lesi berupa eritem dan skuama halus di pinggir.

Keluhan berupa gatal ringan.

Pada sediaan KOH akan negatif karena ada yang mengemukakan bahwa

penyebabnya adalah virus.

3. Dermatitis Seboroik

Lokasi lesi dapat mengenai liang telinga luar, lipatan nasolabial, daerah

sternal, areola mamae, lipatan di bawah mamae, umbilikus, lipat paha dan

daerah anugenital.

7

Page 8: Case Report Kulit Tinea Cruris

Kelainan kulit berupa eritem dan skuama yang berminyak dan agak

kekuningan dengan batas kurang tegas.

Penatalaksanaan

1. Umum

Menjaga kebersihan kulit / badan dengan mandi minimal 2 x sehari.

Berganti celana jika pakaian dalam lembab atau basah.

Menggunakan pakaian yang menyerap keringat

Menggunakan celana yang menyerap keringat

Jangan terlalu sering menggunakan pamper

2. Khusus

Sistemik

- Ketokonazole 1 x 200 mg / hari

- CTM 2 x 4 mg / hari

Topikal

- Salep miconazol

Prognosis

Baik, asalkan kelembaban dan kebersihan kulit selalu dijaga

8

Page 9: Case Report Kulit Tinea Cruris

DISKUSI

Pada pasien ini didiagnosa berdasarkan anamnesa, gejala klinis, dan status

Dermatologi. Dari anamnesa keluhan diawali rasa gatal pada kedua tungkai bawah.

Keluhan dirasakan semakin hebat pada saat berkeringat dan oleh pasien daerah

tersebut sering digaruk hingga menimbulkan luka. Rasa gatal disertai dengan kulit

yang menghitam sebesar telapak tangan dan bersisik. Awalnya, bercak tersebut

muncul sebesar uang logam yang tidak diketahui pasti sebabnya. Keluhan tidak

disertai rasa panas dan nyeri. Keluhan juga tidak hanya dirasakan pada malam hari.

Keluhan ini sudah berjalan selama 6 bulan.

Pada Status Dermatologi regio cruris dextra et sinistra, tampak makula

hiperpigmentasi berukuran plakat berbatas tegas, lesi multipel, konfluens, konfigurasi

polisiklik disertai skuama halus dan erosi, di tepinya tampak papul dan vesikel

berukuran milier.

Penatalaksanaan penyakit ini dilakukan baik secara umum dan khusus. Penanganan

secara umum yaitu dengan meningkatkan kebersihan badan dan menghindari pakaian

yang tidak menyerap keringat, kotor dan lembab. Hal ini dianjurkan karena

merupakan faktor predisposisinya.

Penanganan secara khusus yaitu dengan pengobatan sistemik berupa anti jamur

(ketokonazol) 200 mg/hari selama 3-4 minggu karena sesuai dengan masa

pertumbuhan atau pergantian kulit. Untuk mengurangi rasa gatal diberikan

antihistamin yaitu CTM 2x4 mg/hari, kemudian diberikan pengobatan topikal berupa

salep miconazol sebagai anti jamur, murah dan mudah didapat.

Diharapkan dengan pengobatan yang tepat dengan disertai perbaikan kebersihan

badan serta mengikuti dengan baik cara pemakaian dan lamanya pengobatan maka

penyakit dapat diatasi dan sembuh.

9

Page 10: Case Report Kulit Tinea Cruris

DAFTAR PUSTAKA

1. Unandar Budimulja, Mikosis, Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi III,

BP. FKUI, Jakarta, 1999 : 90 – 97.

2. Editor Arif Mansjoer, dkk : Kapita Selekta Kedokteran, Jilid II, Edisi III,

Cetakan I, Media Aesculapius, Jakarta, 2000, Hal. 93 – 105.

3. Thomas B. Fitzpatrick, 2001, Tinea Cruris, Color Atlas & Synopsis of Clinical

Dermatologi Common & Serious Diseases, Fourth Edition, PP. 16 – 18,

Mc. Graw Hill Inc, New York.

10

Page 11: Case Report Kulit Tinea Cruris

Presentasi Kasus

TINEA CRURIS

Diajukan Oleh :

Aprilia Elisabet, S.Ked (0918011105)

Nadya Ayu Shefia, S.Ked (0918011121)

Rahma Putri Kinasih, S.Ked (0918011127)

Pembimbing :

dr. M. Syafei Hamzah, Sp. KK

dr. Arif Effendi, Sp. KK

dr. Yulisna, Sp. KK

dr. Hendra TS, Sp. KK

SMF ILMU KESEHATAN KULIT & KELAMIN

RSUD Dr. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG

Mei – 2014

11