case ht - is (repaired)

32
BERKAS PASIEN A. Identitas Pasien Nama : Ny. N Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 60 tahun Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Pendidikan : SMA Agama : Islam Suku Bangsa : Betawi Alamat : Jl. Dakota 10 no.3 Tanggal Berobat : 30 Desember 2014 B. Anamnesa Dilakukan secara auto anamnesa pada tanggal 30 Desember 2014 1. Keluhan Utama: Nyeri kepala sejak 3 hari yang lalu 2. Keluhan Tambahan: Leher terasa tegang dan berat 3. Riwayat Penyakit Sekarang: Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri kepala sejak 3 hari yang lalu. Keluhan dirasakan terus menerus namun tidak sampai membuat aktivitas pasien sehari-hari terganggu. Nyeri kepala terasa seperti ditekan-tekan dan seringkali dirasakan di seluruh kepala terutama jika pasien sedang banyak pikiran atau kelelahan. 1

Upload: deny-rahmat-pamungkas

Post on 13-Sep-2015

226 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bv

TRANSCRIPT

BERKAS PASIEN

A. Identitas PasienNama: Ny. NJenis Kelamin: PerempuanUsia: 60 tahunPekerjaan: Ibu Rumah TanggaPendidikan: SMAAgama: IslamSuku Bangsa: BetawiAlamat: Jl. Dakota 10 no.3Tanggal Berobat: 30 Desember 2014

B. Anamnesa Dilakukan secara auto anamnesa pada tanggal 30 Desember 20141.Keluhan Utama: Nyeri kepala sejak 3 hari yang lalu2.Keluhan Tambahan: Leher terasa tegang dan berat3.Riwayat Penyakit Sekarang:Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri kepala sejak 3 hari yang lalu. Keluhan dirasakan terus menerus namun tidak sampai membuat aktivitas pasien sehari-hari terganggu. Nyeri kepala terasa seperti ditekan-tekan dan seringkali dirasakan di seluruh kepala terutama jika pasien sedang banyak pikiran atau kelelahan.Pasien juga mengeluhkan lehernya terasa tegang dan berat sejak 3 hari yang lalu, namun pasien masih bisa menggerakkan lehernya secara bebas.Riwayat adanya trauma daerah kepala dan leher disangkal oleh pasien. Keluhan mual, muntah, lemah anggota sebelah tubuh disangkal. Keluhan sesak nafas bila beraktifitas, nyeri dada kiri menjalar hingga k leher dan tangan kiri, terbangun jika tidur, batuk malam hari dan tidur harus menggunakan > 2 bantal disangkal. Pasien merasa khawatir jika sakit kepalanya ini bertambah berat karena sakit kepalanya ini dirasakan terus menerus tidak seperti biasanya yang dapat hilang sendiri. 4.Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat hipertensi sejak 3 tahun yang lalu pasien berobat hanya jika ada keluhan Riwayat asma, diabetes mellitus, TB paru, penyakit jantung, stroke disangkal oleh pasien

5. Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat hipertensi pada bapak pasien Riwayat DM, penyakit jantung, penyakit ginjal, TB, asma dan stroke disangkal

6.Riwayat Sosial EkonomiPasien tinggal di rumah susun bersama suaminya, dan seorang perempuan anak ketiga pasien. Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga. Suami pasien dahulunya seorang supir angkutan umum, namun sudah berhenti dan anak ketiga pasien bekerja sebagai kasir supermarket yang berpenghasilan 2,2 juta/bulan.Di sekitar rumah susun tempat pasien tinggal banyak penjual-penjual makanan berat maupun camilan seperti sate, mie ayam, bakso, nasi uduk, nasi padang, gorengan dan lain-lain. Menurut pedagang setempat banyak diantara mereka yang menggunakan penyedap rasa dan garam sebagai bumbu makanan mereka.Menurut pasien, dirinya merupakan seseorang yang cukup aktif dalam bergaul di lingkungan tempat tinggalnya. Dirinya suka mengikuti kegiatan acara perkumpulan lainnya bersama tetangga-tetangga di RT/RW setempat.

7.Riwayat Kebiasaan:Pasien dan suami memiliki kebiasaan makan 3 kali sehari. Pasien memiliki kebiasaan mengkonsumsi makanan yang mengandung garam dan penyedap rasa, seperti ikan asin, telor asin, sayur lodeh dan sayur asam yang diberi garam dan penyedap rasa terlalu berlebihan, bahkan anak pasien Nn. S mengatakan masakan pasien sering terlalu asin. Pasien biasa minum kopi 1 gelas tiap pagi, sebelum didiagnosis hipertensi. Namun semenjak terdiagnosis dengan penyakit tekanan darah tinggi 3 tahun yang lalu pasien mengurangi garam dan penyedap rasa dalam masakannya sehari-hari.Pasien mengakui sewaktu muda dahulu pernah merokok, namun ia berhenti semenjak anak pertamanya meninggal usia 5 tahun karena sakit paru-paru. Sementara suaminya dulu perokok aktif di dalam rumah namun sudah berhenti sekitar 10 tahun yang lalu.Pasien tidak pernah berolahraga karena menurut pasien, melakukan pekerjaan rumah tangga seperti bersih-bersih, berbelanja ke pasar sudah merupakan olahraga

C.Pemeriksaan Fisik1. Keadaan Umum : Sedang2.Vital sign: Kesadaran: Compos Mentis Tek. Darah: 160/90 mmHg Frek. Nadi: 87 x/menit Frek Pernapasan: 22x/menit Suhu: 36,70C

3.Status Generalis: Kepala: Normocephale, rambut lurus, tidak mudah dicabut, sudah beruban Mata: Konjungitva tidak anemis, sklera tidak ikterik, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+ Leher: Tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid. Jugular venous pressure 5+1 cm H2O Thoraks: Simetris dalam statis dan dinamis, massa (-), sikatriks (-) Cor : Inspeksi: Iktus tidak terlihat Palpasi: Iktus Cordis teraba di ICS V linea midclavicularis sinistra Perkusi: Batas jantung kanan di ICS IV linea parasternalis dextra Batas jantung kiri di ICS V linea midclavicularis sinistra Batas pinggang jantung di ICS III linea parasternalis sinistra Auskultasi : S1 S2 reguler, Murmur (-), Galop (-)

Pulmo: Inspeksi: Pergerakan hemitoraks kanan dan kiri simetris saat statis dan dinamis, bentuk dada simetris, retraksi sela iga (-) Palpasi: Femitus taktil dan femitus vokal normal Perkusi: Sonor pada seluruh lapang paru Auskultasi : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-

Abdomen Inspeksi: Sikatriks (-), tidak tampak adanya massa Auskultasi : Timpani 4 kuadran abdomen, Bising usus (+) normal 5x/menit Palpasi: Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-), Hepar dan lien tidak teraba, undulasi (-) Perkusi: Shiffting dullness (-)

Ekstremitas: Akral hangat, edema (-), kekuatan otot normal, refleks fisiologis empat ekstremitas (+), refleks patologis empat ekstremitas (-), kekuatan otot empat ekstremitas normal Status GiziBB: 55 kgTB: 153 cmIMT: Berat badan (kg) : tinggi badan (m) x tinggi badan = 55= 23,51,53 x 1,53Tabel 1. Status gizi menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2004

Kesimpulan : status gizi pasien normal

D. Pemeriksaan PenunjangTidak dilakukan

Anjuran Pemeriksaan : EKG Darah rutin Kimia darah Fungsi ginjal

BERKAS KELUARGAA.Profil Keluarga1.Karakteristik Keluargaa. Identitas Kepala Keluarga: Suami pasien bernama Tn. L berusia 65 tahun, dan tidak bekerjab. Identitas Pasangan : pasien bernama Ny. N berusia 60 tahun dan ibu rumah tanggac. Struktur Komposisi Keluarga:Tabel 2 Anggota Keluarga yang Tinggal SerumahNoNamaStatus KeluargaGenderUmurPendidikan PekerjaanKeterangan

1.Tn. LKepala KeluargaLaki-laki65 tahunSMAPensiunPemilik rumah

2.Ny. NIstriPerempuan60 tahunSMAIbu rumah tanggaPasien

3.Nn. SAnakPerempuan23 tahunSMAKasir supermarket

B.Genogram1.Bentuk keluarga:Keluarga terdiri atas 3 generasi dengan kepala keluarga (KK) bernama Tn. L berusia 65 tahun yang merupakan suami pasien Ny. N berusia 60 tahun. Bentuk keluarga adalah keluarga inti.

2.Tahapan siklus keluarga:Tahapan siklus keluarga Tn. L dan Ny. N menurut Duvall (1977) termasuk ke dalam beberapa tahap diantaranya : Tahap keluarga dengan anak-anak yang meninggalkan keluarga baik untuk memiliki keluarga sendiri maupun bekerja (Families launching young adults) Tahap keluarga dimana orang tua sudah pensiun dan istirahat di rumah hingga meninggal (Aging family members)Tn. L sebagai kepala keluarga menikah dengan Ny. N (pasien), dan memiliki 3 orang anak. Anak pertama bernama An. A, meninggal saat usia 5 tahun karena sakit paru-paru. Anak kedua Tn. R sudah menikah dengan Ny.O tinggal tidak dengan pasien dan memiliki 2 anak. Sementara anak ketiga Nn. S belum menikah dan masih tinggal dengan pasien bekerja sebagai kasir supermarket

3.Family Map (gambar)Diagram 1. Family map keluarga pasien

Sudah meninggal saat berusia 67 th karena usia tuaSudah meninggal saat berusia 62th karena kecelakaan lalu lintasSudah meninggal saat berusia 65 th karena terjatuhSudah meninggal saat berusia 70 th karena usia tua

Ny.N60 thTn. L65 th

Nn..S23 thTn. R 37 thNy.O30 th

Sudah meninggalSaat usia 5 tahun karena sakit paru-paru An. A

An.P9 thAn.G13 th

Keterangan : : Pasien / penderita : Laki-laki: Perempuan: Tinggal satu rumah : Meninggal

2.Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidupa.Lingkungan Tempat TinggalTabel 3 Lingkungan Tempat TinggalStatus kepemilikan rumah: menumpang/ kontrak /hibah /milik sendiriDaerah perumahan: kumuh /padat bersih /berjauhan /mewah

Karakteristik Rumah dan LingkunganKesimpulan

Luas rumah: 5 x 5 m2Keluarga Ny. N tinggal di rumah susun dengan lingkungan sekitar yang kumuh. Namun ketersediaan air bersih, jamban keluarga serta tempat pembuangan sampah cukup baik.

Saat bencana banjir terjadi, rumah pasien terkena banjir setinggi paha orang dewasa sekitar 1 meter. Saat itu pasien dan suami mengungsi ke rumah anak keduanya.

Jumlah penghuni dalam satu rumah: 3 orang (suami, pasien, seorang perempuan anak ketiganya

Luas halaman rumah: Tidak ada halaman

Tidak Bertingkat

Lantai rumah dari: Keramik

Dinding rumah dari: Tembok

Jamban keluarga: Ada

Tempat bermain: Tidak ada

Penerangan listrik: 250 watt

Ketersediaan air bersih: Ada

Tempat pembuangan sampah : Ada

Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Pasangan Tn. L dan Ny. N

b.Kepemilikan barang-barang berharga: ( Kendaraan, elektronik, peralatan RT ) 1 buah televisi 2 buah kipas angin 2 buah handphone 1 buah kompor gas ( tabung 3 kg) 1 buah lemari pendingin satu pintu 1 buah meja kaca panjang 4 kursi plastik3.Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga:a.Sebutkan jenis tempat berobat : Puskesmasb.Balita: KMS (-)c.Asuransi/Jaminan kesehatan: BPJS

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)Tabel 4 Pelayanan KesehatanFaktorKeteranganKesimpulan

Cara mencapai pusat pelayanan kesehatanAngkot, motor meminjam tetangga atau jalan kakiPasien jika mengalami sakit dirinya langsung berobat ke Puskesmas. Karena biayanya yang murah dan jarak yang tidak terlalu jauh dari rumah pasien, sehingga dapat ditempuh dengan naik angkot, sepeda motor pinjaman dari tetangga (Puskesmas Kecamatan Kemoayoran) atau jalan kaki (Puskesmas Keliling Bandara). Dan pasien juga merasa cukup puas dengan pelayanan yang ada di Puskesmas Kecamatan Kemayoran dan Puskesmas Keliling Bandara.

Tarif pelayanan kesehatanGratis

Kualitas pelayanan kesehatanCukup memuaskan

5.Pola Konsumsi Makanan Keluargaa.Kebiasaan makan:Sebelum terdiagnosis hipertensi, pasien dan keluarganya makan sebanyak 3 kali, sering mengkonsumsi makanan asin (ikan asin, telur asin) dan makanan berpenyedap rasa, ditambah sayur namun pasien jarang makan sayur tersebut.

Setelah terdiagnosis hipertensi, pasien dan keluarganya makan 3 kali sehari dengan menu seperti biasa, namun pasien mengurangi kadar garam dan penyedap dan tidak lagi mengkonsumsi makanan seperti ikan asin maupun telur asin. Pasien juga lebih sering mengkonsumsi sayur. Menu yang sering disajikan diantaranya nasi, telur ayam, tempe, tahu terkadang ayam dan ikan, ditambah sayur sayuran, terkadang juga pasien dan keluarganya makan buah seperti pepaya, pisang, jambu air, dan mangga.b.Menerapkan pola gizi seimbang:Pola makan pasien selama 3 hari terakhir sebagai berikut: Tanggal 30 Desember 2014Pagi: nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 buah telur rebus + 2 sendok makan sambal tomat, sayuran urap + kacang panjang (1 gelas), 2 gelas air putih (@250 ml), 1 buah pisang.Siang : nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 centong (nasi) orek tempe tahu, 3 sendok makan ikan teri biasa, 1 mangkuk sayur asem, 3 gelas air putih (@250ml), 1 potong pepaya, 1 mangkuk bubur kacang hijau santan Malam: nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 potong ayam panggang, 1 porsi lalapan daun kemangi + ketimun (1 gelas), 1 gelas jus mangga (250ml), 1 gelas air putih (250 ml) Jumlah kalori dan kandungan gizi: Energi : 1357 kalori Protein : 206 gram Lemak : 273 gram Karbohidrat : 823 gram Serat : 25 gram Natrium : 15 gram Cairan : 1750 ml

Tanggal 31 Desember 2014Pagi : nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 potong tempe bacem, 1 potong tahu bacem, 1 mangkuk sayur bayam, 1 buah pisang, 2 potong singkong rebus, 2 gelas air putih (@250 ml)Siang: nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 potong ikan lele, 1 porsi lalapan daun kemangi + ketimun (1 gelas), 2 potong tempe, 1 buah mangga, 3 gelas air putih (@250 ml)Malam: nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 potong ayam panggang, 1 porsi lalapan daun kemangi dan ketimun (1 gelas), 2 buah jagung bakar, 1 gelas susu kedelai hangat (250ml)Jumlah kalori dan kandungan gizi : Energi : 1377 kalori Protein : 207 gram Lemak : 285 gram Karbohidrat : 853 gram Serat : 25 gram Natrium : 20 gram Cairan : 1500 ml

Tanggal 1 Januari 2015Pagi : nasi 1 porsi (3/4 gelas), 1 mangkuk sayur bening, 2 potong tahu semur dan 1 butir telur rebus, 1 gelas (250 ml) jeruk hangat Siang : nasi 1 porsi (3/4 gelas), 2 potong tempe bacem, 1 potong ikan lele goreng, 1 mangkuk sayur bening, 3 gelas air putih (@250ml) Malam : nasi 1 porsi (3/4 gelas), 10 tusuk sate ayam, 1 potong pepaya, 2 gelas air putih (@250 ml)

Jumlah kalori dan kandungan gizi: Energi : 1375 kalori Protein : 206 gram Lemak : 312 gram Karbohidrat : 855 gram Serat : 25 gram Natrium : 10 gram Cairan : 1500 ml

Berdasarkan pedoman gizi lanjut usia oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tahun 2012, perhitungan kebutuhan energi pasien berdasarkan rule of thumb pada pasien non obesitas yaitu :25 kalori / KgBB aktual = 25 x 55 = 1.375 kaloria) Kebutuhan protein Menurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012) kebutuhan protein untuk penderita hipertensi ialah 15% dari total energi sehari.Jadi, anjuran kebutuhan protein harian Ny.N ialah : 15 x 1375 = 206 gram100b) Kebutuhan lemakPada lanjut usia konsumsi lemak dianjurkan tidak melebihi 20% - 25%Kebutuhan lemak harian anjuran Ny.N ialah : 20 x 1375 = 275 gram atau 25 x 1375 = 343,7 gram 100 100Jadi, anjuran kebutuhan lemak harian untuk Ny.N adalah 275 gram sampai 343,7 gram

c) Kebutuhan karbohidratMenurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Perhitungan kebutuhan karbohidrat didasarkan kepada sisa dari total energi setelah dikurangi energi dari protein dan lemak. Dianjurkan pada lanjut usia mengkonsumsi karbohidrat 60-65% dari total kebutuhan kalori

Kebutuhan karbohidrat harian anjuran untuk Ny.N ialah : 60 x 1375 = 825 kalori atau 65 x 1425 = 926 gram100100Jadi, anjuran kebutuhan karbohidrat harian Ny.N ialah 825 hingga 926 kalori

d) SeratMenurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Kebutuhan serat anjuran 25-30 gram/ hari

e) Kebutuhan cairanMenurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), Lanjut usia membutuhkan cairan antara 1,5 2 liter per hari (6-8 gelas).

f) NatriumMenurut pedoman gizi lanjut usia (Kemenkes, 2012), dalam sehari, garam dapur diperbolehkan hanya 5 gram atau 1 sendok teh

Pasien Ny.N belum dapat memenuhi pola gizi seimbang tidak terlalu memperhatikan pola makan gizi seimbang dari menu makanan sehari-hari, dan masih menggunakan garam tidak sesuai dengan pedoman diet natrium untuk lansia dengan hipertensi yaitu 5 gram atau 1 sendok teh perhari, hal tersebut karena pengetahuan mengenai pola makan gizi seimbang kurang.

6.Pola Dukungan Keluargaa. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga: Terkadang suami pasien ikut menemani pasien berobat ke puskesmas

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:Dalam penatalaksanaan penyakit pada Ny.N ini peran serta aktif dari seluruh anggota keluarga kurang, terutama dalam mengawasi pola makan pasien sehari - hari dan mengingatkan pasien untuk minum obat maupun kontrol tekanan darah, dikarenakan anak-anak Ny.N sibuk bekerja dan mengurus keluarganya masing - masing sementara suami pasien, tidak terlalu mengerti bahwa jika pasien harus selalu minum obat dan pasien harus rajin kontrol berobatC.Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga1. Masalah dalam organisasi keluarga : Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, dan tidak mempunyai keahlian khusus yang dapat digunakan untuk mencari penghasilan. Suami pasien adalah lansia dan sudah tidak bekerja. Anak pertama meninggal dan kedua sudah tidak lagi tinggal bersama pasien. Anak ketiga sibuk dengan pekerjaannya. Sehingga dalam mengingatkan pasien untuk berobat kurang dalam keluarga ini.

2. Masalah dalam fungsi biologis: Saat ini pasien menderita hipertensi yang sudah dideritanya selama 3 tahun terakhir.

3. Masalah dalam fungsi psikologis: Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang sibuk mengurus keluarga dan rumah. Anak pertama pasien telah meninggal, Anak kedua sudah memiliki keluarga sendiri sementara anak ketiga nya sibuk bekerja, sehingga pasien hanya mendapat perhatian mengenai penyakitnya dari suaminya

4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan: Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah dari anak ketiganya bekerja sebagai kasir supermarket, terkadang mendapat uang tambahan dari anak keduanya. Untuk biaya kesehatan, pasien telah memiliki BPJS dengan begitu pasien dapat berobat gratis.

5. Masalah lingkungan: Lingkungan sekitar rumah pasien kurang baik. Kebersihan lingkungan sekitar kurang terjaga karena merupakan lingkungan yang kumuh, serta padat sehingga jarak antar rumah saling berdekatan, namun lingkungan dalam rumah tampak bersih

6. Masalah perilaku kesehatan: Keluarga kurang mengerti akan pentingnya kesehatan dan pemeliharaan kesehatan, sehingga usaha dalam merubah pola makan, gaya hidup, kepatuhan akan pengobatan kurang diperhatikan

D. Diagnosis Holistik (Multiaksial)1.Aspek personala) Alasan kedatangan : Pasien datang berobat ke Puskesmas, dengan keluhan nyeri kepala, dan leher terasa tegang dan beratb) Kekhawatiran : Pasien khawatir penyakit pasien akan semakin memberat jika tidak diberi obatc) Harapan : Pasien sangat mengharapkan dirinya dapat sembuh.d) Persepsi penyakit : Pasien merasa sakit yang dideritanya tidaklah berat dan dapat sembuh dengan pertolongan dokter

2.Aspek klinik: Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dapat disimpulkan sebagai berikut:Diagnosis kerja : Hipertensi Grade II

3.Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)Untuk kesehariannya pasien sering lupa untuk kontrol makanan yang dikonsumsinya, pasien masih mengkonsumsi makanan dengan kadar garam dan penyedap rasa yang tinggi. Pasien juga tidak pernah berolahraga, karena pasien menganggap bahwa pekerjaannya dalam membersihkan rumah dan berbelanja ke pasar sudah merupakan olahraga. Hal yang sering menimbulkan stress pada pasien sehingga meningkatkan tekanan darah pasien adalah bila tidak mempunyai uang untuk keperluan sehari-hari serta pasien malas untuk berobat ke dokter dan kontrol tekanan darahnya, pasien hanya pergi berobat bila ada keluhan.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)Keluarga pasien kurang memperhatikan kondisi penyakit pasien, jarang mengingatkan untuk menjaga pola makan, gaya hidup dan kepatuhan pasien akan pengobatannya. Selain itu, keluarga ini masih memiliki pengetahuan yang kurang akan pentingnya kesehatan pasien bahwa pasien harus rutin minum obat dan kontrol periksa tekanan darahnya.

5.Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)Aktivitas menjalankan fungsi sosial dalam kehidupan dapat dijalankan sendiri oleh pasien

E. Rencana PelaksanaanTabel 4 Rencana PenatalaksanaanAspekKegiatanSasaranWaktuHasil diharapkanBiayaKeterangan

Aspek personal- Menjelaskan bahwa penyakit pasien adalah hipertensi yang merupakan penyakit seumur hidup yang disebabkan adanya gangguan fungsi jantung yang berhubungan dengan pola makan, olahraga dan lifestyle (merokok).-Menjelaskan kepada pasien untuk tetap rajin kontrol berobat apabila obatnya akan habis dan mengikuti saran dokter supaya tekanan darahnya terkontrol. - Menjelaskan bahawa pengobatan penyakit hipertensi bersifat seumur hidup namun dapat terkontrolPasienPada saat kunjungan ke Puskesmas

-Pasien mengetahui tentang penyakitnya-Pasien menjaga agar penyakitnya tidak bertambah parah.- Pasien mengerti bahwa penyakitnya membutuhkan pengobatan seumur hidup sehingga pasien rutin kontrol berobat sebelum obatnya habis dan rutin memeriksakan tekanan darahnya

Aspek klinik-Memberikan obat penurun tekanan darah Amlodipine dengan dosis 2 x 5 mg sehari- Menjelaskan fungsi obat yang bekerja dalam penurunan tekanan darah tinggi, serta efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat yaitu muka merah dan atau susah BAB (konstipasi) sehingga pasien harus memperbanyak lagi konsumsi makanan kaya serat seperti sayur mayur, buah-buahan, minum air putih minimal 8 gelas/hari-Menganjurkan pasien untuk berkonsultasi dengan bagian gizi untuk menetapkan pola makan pasien sehari-hari

-Menganjurkan pasien untuk rutin berobat dan kontrol tekanan darah

-Menganjurkan pasien untuk mendeteksi komplikasi penyakit hipertensi yaitu melakukan pemeriksaan EKG dan laboratoriumPasienPada saat kunjungan ke Puskesmas-Pasien dapat memiliki tekanan darah yang dalam rentang normal

- Pasien mengerti akan pentingnya obat, khasiat obat dan cara penggunaan obat secara tepat untuk proses penyembuhan serta mencegah komplikasi

-Pasien dapat mengetahui perkembangan penyakitnya dan mendapatkan pemulihan.- Dapat mengetahui perkembangan lebih jauh yaitu mengenai komplikasi penyakit pasien dapat terdeteksi

AspekKegiatanSasaranWaktuHasil diharapkanBiayaKeterangan

Aspek risiko internal-Memberi edukasi pada pasien untuk merubah pola makan, menghindari makanan dengan kandungan garam, kandungan garam yang dianjurkan menurut Kemenkes RI yaitu sebanyak 5 gram atau 1 sendok teh perhari, kolesterol tinggi yaitu menghindari makanan yang dimasak dengan cara digoreng, menggantinya dengan masakan direbus, tidak lagi minum kopi serta menghindari stress seperti banyak pikiran-Menyarankan untuk rutin berobat dan rutin kontrol tekanan darahnya k dokter apabila obat akan habis- Menyarankan pasien untuk melakukan olahraga ringan, seperti berjalan kaki pagi setiap pagi hari minimal 15 menit untuk mencegah timbulnya komplikasi penyakit lain seperti penyakit jantung koronerPasien dan keluargaPada saat kunjungan ke rumah-Pasien menghindari makanan yang dapat mempengaruhi tekanan darahnya-Mengurangi resiko terjadinya tekanan darah tinggi - Pasien berolahraga setiap pagi sehingga timbulnya komplikasi akibat penyakit hipertensi dapat diminimalisir

Aspek psikososial keluarga- Menjelaskan tentang kondisi penyakit pasien yang membutuhkan dukungan kepada pasien seperti mengingatkan untuk meminum obat secara teratur, rutin kontrol tekanan darahnya apabila obatnya akan habis, menjaga pola makannya untuk menghindari makanan garam berlebih dan makanan kolesterol tinggi seperti makanan yang dimasak dengan cara digoreng-Menganjurkan kepada pasien untuk meningkatkan komunikasi yang baik dengan keluarganya seperti mengajak atau meminta keluarga untuk menemani kontrolPasien dan keluargaPada saat kunjungan ke rumah-Keluarga memahami keadaan fisik pasien untuk pemulihan kesehatan pasien.-Keluarga memberi perhatian lebih kepada pasien-Pasien dan keluarganya sadar akan pentingnya hidup sehat

Aspek fungsional-Menyarankan pasien untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan dan menasehati keluarga untuk ikut berperan dalam menjalankan pekerjaan rumah tangga sehari-hari untuk membantu pasien dan tidak membebankan pekerjaan berat pada pasienPasien dan keluargaPada saat kunjungan kerumahKondisi tubuh pasien lebih sehat dan kuat, meringankan gejala penyakit

F. Analisa Kasus1. Aspek PersonalKeluhan keluhan yang dirasakan pasien saat ini merupakan tanda bahwa pasien memiliki respon kekhawatiran, sehingga bila pasien merasakan keluhan pasien datang berobat ke puskesmas. Selain itu, pasien khawatir jika keluhannya ini tidak diobati, akan semakin memberat. Hal ini bersesuaian dengan teori perilaku kesehatan dalam bagian perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan (health seeking behaviour), dimana hal tersebut merupakan respon dari sebuah stimulus (sakit). (Notoatmodjo, 2007). Pasien memiliki harapan untuk melanjutkan hidupnya. Pasien mengatakan ini semua takdir yang diberikan Allah SWT serta pasien ikhlas, dan ingin berobat teratur agar penyakitnya dapat disembuhkan. Pasien menganggap bahwa penyakitnya ini dapat disembuhkan dengan pertolongan dokter. Pada analisis aspek personal dapat dilihat bahwa pasien adalah seseorang yang memiliki harapan untuk dapat melanjutkan hidupnya. Namun pasien masih belum memahami bahwa penyakitnya ini bersifat seumur hidup. Maka rencana penatalaksanaan menjelaskan kepada pasien mengenai penyakitnya, komplikasi penyakitnya, memberikan penjelasan kepada pasien agar pasien termotivasi untuk meinum obat secara teratur dan kontrol rutin ke dokter setiap obatnya akan habis secara teratur.Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit yang dideritanya tidak dapat disembuhkan namun dapat terkontrol bila pasien rutin berobat. Dengan harapan pasien memahami mengenai penyakitnya dan rajin kontrol secara teratur dan pasien mengalami perbaikan dalam status kesehatannya dan kualitas hidup pasien akan meningkat.

2. Aspek KlinisBerdasarkan hasil anamnesis didapatkan bahwa pasien mengalami nyeri kepala tanpa didahului oleh sebab khusus disertai kaku leher sejak 3 hari yang lalu, namun dari hasil anamnesia dan pemeriksaan fisik belum didapatkan komplikasi dari hipertensi diantaranya seperti stroke, penyakit jantung koroner, penakit ginjal.

Rencana penatalaksanaan ialah menjelaskan kepada pasien bahwa penyakitnya ialah cobaan hidup dari Allah SWT dan meyakinkannya bahwa dapat dikontrol serta menjelaskan kepada pasien untuk selalu menjaga kesehatan dengan rajin kontrol tekanan darahnya, minum obat secara teratur, memberi penjelasan bahwa apabila obatnya akan habis pasien harus kembali ke pelayanan kesehatan dan menganjurkan melakukan pemeriksaan laboratorium dan EKG untuk mendeteksi adanya komplikasi

3. Aspek Risiko InternalAspek risiko internal yang perlu diperhatikan adalah pola makan dan faktor kebiasaan, maka rencana penatalaksanaan menjelaskan pola makan sehat sesuai dengan penyakit pasien sesuai dengan anjuran pedoman KEMENKES tatalaksana hipertensi pada lansia diantaranya kadar penggunaan atau konsumsi garam 1 sendok teh perhari, menghindari makanan yang dimasak dengan cara digoreng untuk mecegah terjadinya komplikasi seperti penyakit jantung koroner. Menganjurkan untuk berolahraga ringan untuk lansia yaitu berjalan kaki setiap pagi selama minimal 15 menit.Selain itu, pasien juga mengatakan bahwa Ia sudah menderita penyakit hipertensi sejak 3 tahun yang lalu, namun Ia tidak rutin kontrol, menurut pasien ia kontrol apabila ada keluhan, dari masalah tersebut rencana penatalaksanaan adalah memberi motivasi untuk berusaha menjaga kesehatan dengan rajin kontrol tekanan darah, minum obat secara teratur meskipun tidak ada keluhan dan kembali ke fasilitas kesehatan apabila obatnya akan habis. Dengan hasil yang diharapkan pasien ingin kontrol dan minum obat secara teratur.

4. Aspek Psikososial KeluargaKurangnya komunikasi antara pasien dengan keluarganya dikarenakan pihak anggota keluarga yang lain sibuk dengan keluarganya sendiri dan pekerjaannya hal tersebut menyebabkan kurangnya perhatian dari keluarga pasienSelain itu, keluarga pasien tidak memahami mengenai penyakit yang diderita oleh pasien. Maka rencana pelaksanaan ialah menjelaskan kepada suami serta keluarga pasien mengenai penyakit pasien dan rencana serta pentingnya pengobatannya, menjelaskan kepada pasien agar dapat mengajak keluarganya untuk berpartisipasi ikut serta dalam pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien, menjelaskan kepada keluarga pasien untuk mengingatkan pasien untuk berobat dan kontrol tekanan darahnya, memantau pola makanan pasien dan mengingatkan pasien untuk berolahraga ringan seperti berjalan kaki setiap pagi hari minimal 15 menit.

5. Aspek FungsionalMenurut skala ECOG (Eastern Cooperative Oncology Group) pasien termasuk derajat 1 dimana terdapat hambatan pada aktifitas fisik berat namun masih dapat berjalan dan dapat mengerjakan pekerjaan ringan atau pekerjaan yang sifatnya tidak banyak berpindah tempat, contohnya, pekerjaan rumah ringan. Dengan rencana pelaksanaan menyarankan pasien untuk tidak membenani dirinya sendiri dalam beraktivitas, beraktivitas sesuai dengan kemampuannya, serta tetap melakukan olahraga ringan seperti berjalan kaki setiap hari pada pagi hari minimal 15 menit Dengan hasil yang diharapkan pasien dapat meningkatkan kualitas hidupnya.

G. Prognosis1.Ad vitam: ad bonam2.Ad sanasionam: dubia ad bonam3.Ad fungsionam: dubia ad bonam

DAFTAR PUSTAKA

1. Azwar A, Justam. 1983. Bunga Rampai Dokter Keluarga. Studi Dokter Keluarga. Ikatan Dokter Indonesia : Jakarta2. Azwar, A. 1995. Program Pelayanan Kesehatan. Ikatan Dokter Indonesia: Jakarta3. Compton, C et all. 2012. AJCC Cancer Staging Atlas: A Companion to the Seventh Editions of the AJCC . Springer : United State of America4. Gray, H et all. 2008. Lecture Notes Cardiology. Blackwell Science : New Jersey5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. KEMENKES RI : Jakarta6. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. Pedoman Gizi Seimbang. KEMENKES RI : Jakarta7. Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. 2006. Standard Pelayanan Dokter Keluarga. PDKI : Jakarta8. Tim Dosen Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat 2011. Modul Kepaniteraan Kedokteran Komunitas dan Kepaniteraan Kedokteraan Keluarga. Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi : Jakrta

1