case dewi psychiatry

26
STATUS PSIKIATRI I. IDENTITAS Nama : Ny. Y Jenis Kelamin : Perempuan Usia : 44 tahun Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Desember 1969 Alamat : Kp. Pulo RT 036/10, keluharan Sukadamai,Tanah Sareal Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Pedagang Siomay, pengamen Status Pernikahan : Sudah Menikah Tanggal Masuk RSMM : Masuk IGD Psikiatri tanggal 17 November 2013 Masuk Ruang Kresna tanggal 17 November 2013 II. RIWAYAT PSIKIATRI Auto dan alloanamnesis dilakukan di Ruang IGD Psikiatri pada tanggal 17 November 2013 pada pukul 21.30 WIB A. Keluhan Keluhan Utama Melempari rumah dan orang yang tidak dikenal dengan batu sejak 2 hari SMRS. Keluhan Tambahan 1

Upload: dewi-setyowati-w

Post on 14-Dec-2015

224 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

case koans Jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: case dewi psychiatry

STATUS PSIKIATRI

I. IDENTITAS

Nama : Ny. Y

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 44 tahun

Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 04 Desember 1969

Alamat : Kp. Pulo RT 036/10, keluharan Sukadamai,Tanah Sareal

Agama : Islam

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : Pedagang Siomay, pengamen

Status Pernikahan : Sudah Menikah

Tanggal Masuk RSMM : Masuk IGD Psikiatri tanggal 17 November 2013

Masuk Ruang Kresna tanggal 17 November 2013

II. RIWAYAT PSIKIATRI

Auto dan alloanamnesis dilakukan di Ruang IGD Psikiatri pada tanggal 17

November 2013 pada pukul 21.30 WIB

A. Keluhan

Keluhan Utama

Melempari rumah dan orang yang tidak dikenal dengan batu sejak 2 hari SMRS.

Keluhan Tambahan

Pasien marah-marah, teriak-teriak, dan sering keluyuran ke tempat yang tidak

bertujuan.

Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien datang ke IGD Psikiatri RSMM diantar oleh keluarganya dengan

keluhan melempari rumah dan orang-orag yang tidak dikenal dengan batu sejak 2

hari SMRS.

Tiga minggu SMRS pasien sering keluyuran, marah-marah, teriak-teriak, dan

terkadang menyanyi sendiri. Pasien pulang ke rumah hanya untuk mengambil barang

yang bisa dijual untuk mendapatkan uang. Pasien tidak mau tidur, mudah

1

Page 2: case dewi psychiatry

tersinggung, dan suka membagi-bagikan uang kepada orang lain. Pasien mengatakan

sering keluyuran keluar rumah karena pasien mendengar suara-suara yang

mengatakan padanya bahwa jika ia keluar rumah ia akan bertambah cantik dan

mendapatkan banyak uang. Suara tersebut juga mengatakan bahwa pasien bisa

menjadi paranormal. Pasien mengatakan suara tersebut berasal dari jin. Pasien tidak

takut jika mendengar suara-suara tersebut karena jika pasien membaca doa, suara

akan hilang. Pasien juga sering melihat bayangan yang hanya terlintas sebentar.

Ketika pasien keluar rumah, pasien mengamen di sebuah pusat perbelanjaan. Setelah

mendapatkan uang hasil dari mengamen, pasien kemudian mebagi-bagikan uang

tersebut kepada orang. Pasien juga merasa gembira berlebihan suka banyak bicara.

Setiap hari pasien mandi hingga 10x karena merasa ada ikan di dalam

tubuhnya. Menurut keluarga pasien, pasien mengalami gejala seperti sekarang ini

karena memikirkan tingkah laku anaknya yang kurang perhatian padanya.

B. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Psikiatri Sebelumnya

Dua puluh dua tahun yang lalu (Tahun 1991), yaitu saat pasien berusia 22

tahun pasien melahirkan anaknya dari suami keduanya. Pasien merupakan istri muda

(istri kedua). Sesaat setelah melahirkan, pasien di tinggal oleh suaminya dengan

wanita lain. Menurut keluarga pasien, pasien menjadi stress lalu sering keluyuran,

marah-marah, mengamuk, suka menghambur-hamburkan uang, dan berbelanja

berlebihan. Pasien juga suka bicara dan tertawa sendiri. Pasien kemudian dibawa oleh

ibunya ke RSMM Bogor dan dirawat selama 3minggu. Setelah pulang dari RS, pasien

dinyatakan sembuh dan minum obat secara teratur.

Pada Juni 2007, pasien dirawat di RSMM karena mengalami gangguan yang

sama. Pasien marah-marah, dan mengancam jika keinginannya tidak terpenuhi. Pasien

suka bicara sendiri, sulit tidur dan mudah tersinggung. Pasien tidak teratur minum

obat. Pasien mengalami gejala ini 2 minggu SMRS. Setelah dirawat pasien dinyatakan

sembuh.

Pada Februari 2011, pasien dirawat kembali di RSMM karena pasien sering

berbicara sendiri dan meludahi setiap orang 1 minggu SMRS. Pasien menjadi sangat

galak dan sering marah-marah. Pasien juga tidak dapat tidur. Pasien sudah putus obat

sejak ± 3 tahun SMRS.

2

Page 3: case dewi psychiatry

Pada Maret 2013, pasien di rawat di RSMM karena pasien marah-

marah,mengamuk, dan sulit tidur. Setelah pulang pasien dinyatakan sembuh namun

pasien tidak teratur minum obat.

Pada September 2013, pasien di rawat di RSMM. Pasien di rawart karena

memukuli orang jika keinginannya tidak terpenuhi. Pasien gelisah, sering mengamuk,

keluyuran sampai malam. Pasien juga berbicara dan menyanyi sendiri. Pasien menjadi

lebih banyak berbicara dan bicaranya sering melompat-lompat. Menurut keluarga

pasien, pasien tidak mau minum obat. Setelah dirawat pasien dinyatakan sembuh.

2. Riwayat Penyakit Medis Lainnya

Pasien tidak pernah mengalami kecelakaan, terjatuh atau terbentur yang

mengakibatkan luka/cedera pada daerah kepala.

Pasien tidak pernah mengalami demam tinggi sampai kejang dan penyakit berat

lainnya.

3. Riwayat Penggunaan Zat psikoaktif dan Alkohol

Pasien mempunyai kebiasaan merokok hingga sekarang. Pasien juga ada

riwayar konsumsi alkohol. Pasien T\tidak ada riwayat menggunakan obat-obat

terlarang.

C. Riwayat Kehidupan Pribadi

1. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien anak ke 4 dari 7 bersaudara. Selama kehamilan ibu pasien tidak pernah

sakit yang menyebabkannya dirawat ataupun operasi. Pasien lahir cukup bulan,

spontan dan normal dengan pertolongan bidan.

2. Masa Kanak Awal (0-3 tahun)

Pasien tumbuh dan berkembang sehat sesuai dengan usianya seperti anak lainnya.

Pasien menerima ASI dari ibu selama 6 bulan.

3. Masa Kanak Pertengahan

Pasien mulai SD sejak usia 7 tahun, tidak pernah tinggal kelas. Pasien mudah

bergaul dan mempunyai banyak teman.

4. Masa Kanak Akhir (Pubertas dan Remaja)

a. Hubungan Sosial

Pasien adalah anak agak pendiam dan tidak banyak bicara, pasien juga anak

yang rajin dan penurut terhadap orang tua, suka membantu sesama keluarga

dan tidak suka bertengkar. Bersikap baik terhadap tetangga dan keluarga.

3

Page 4: case dewi psychiatry

b. Riwayat Pendidikan

Pasien sekolah hingga SMP. Pasien tidak pernah tinggal kelas.

c. Perkembangan Kognitif dan Motorik

Di sekolah, pasien merupakan anak dengan kecerdasan rata-rata dan tidak

membolos.

d. Riwayat psikoseksual

Pasien sering berganti-ganti pacar.

e. Latar Belakang Agama

Pasien merupakan pemeluk agama Islam.

5. Masa Dewasa

a. Riwayat Pekerjaan

Pasien bekerja sebagai pedagang siomay di sebuah SD Negeri. Terkadang

pasien juga mengamen di jalan dan di pusat perbelanjaan sebagai tambahan.

b. Aktivitas Sosial

Sebelum sakit pasien cukup memiliki banyak teman di lingkungan

rumahnya. Pasien sejak sakit masih suka bergaul dengan tetangga dan

teman-temannya.

c. Riwayat Psikoseksual dan pernikahan

Pasien sudah menikah. Pasien menikah 2 kali. Pasien bercerai dengan

suami pertamanya dan di tinggal karena wanita lain oleh suami keduanya.

Saat ini suami keduanya sudah meninggal.

d. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak mempunyai riwayat pelanggaran hukum

D. Riwayat Keluarga

Pasien merupakan anak ke 4 dari 7 bersaudara. Pasien tinggal bersama

kakaknya. Kedua orang tua pasien meninggal pada tahun 2002 dan 2004. Tidak ada

keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama dengan pasien.

4

Page 5: case dewi psychiatry

Keterangan:

: Perempuan

: Laki-Laki

Atau : Meninggal Dunia

: Pasien

: Tinggal 1 rumah

E. Riwayat Sosial Ekonomi

Pasien tinggal bersama kakaknya yang merupakan anak ketiga. Kakak pasien bekerja

sebagai karyawan swasta. Kakak pasien belum menikah.

F. Persepsi Pasien terhadap dirinya dan Kehidupan

1. Impian

Pasien ingin hidup bahagia bersama anak satu-satunya.

2. Fantasi

Tidak terdapat fantasi pada pasien.

3. Sistem nilai

5

Page 6: case dewi psychiatry

Pasien masih mampu untuk mengurus diri sendiri seperti mandi dan makan.

4. Dorongan kehendak

Pasien ingin cepat pulang supaya dapat bertemu kembali dengan keluarga

terutama anak satu-satunya

5. Hal yang menjadi sumber kejengkelan atau frustasi dan yang membuat bahagia

atau senang. Pasien merasa kesal dan jengkel terhadap perkataan anak kecil yang

tinggal di dekat rumahnya yang mengatakan bahwa pasien gila.

6

Page 7: case dewi psychiatry

III. STATUS MENTAL

Dilakukan pada tanggal 17 November 2013 di Ruang IGD Psikiatri RSMM pada

pukul 21.30 WIB

A. Deskripsi Umum

1. Kesadaran :

- Neurologis/biologis : compos mentis

- Psikologis : terganggu

- Sosial : terganggu

2. Penampilan Umum

Pasien seorang wanita usia 44 tahun, penampilan sesuai dengan usianya, kulit

sawo matang dan tampak gemuk. Pada saat pemeriksaan pasien mengenakan

baju berwarna coklat dan celana panjang berwarna biru, dan pasien tampak

sedikit kusam. Pasien mengenakan anting-anting dan cincin. Rambut ikal

sebahu berwarna hitam, kebersihan dan kerapihan tidak baik.

3. Perilaku dan Aktivitas Motorik

Sebelum wawancara, pasien mondar-mandir dan tampak gelisah.

Selama wawancara, pasien terkadang tiduran dan duduk gelisah, banyak sekali

berbicara. Kontak mata dengan pemeriksa adekuat.

4. Pembicaraan

Kualitas : Pasien berbicara dengan suara yang jelas, berbicara lancar dan cepat,

tidak emosional.

Kuantitas : pasien berbicara banyak

Ide cerita : banyak

5. Sikap Terhadap Pemeriksa : kooperatif

B. Alam Perasaan

Mood : Hipertim (euphoria)

Afek : a. Stabilitas : tidak stabil

b. Pengendalian : kurang dapat dikendalikan

c. Echt/unecht : echt (sungguh-sungguh)

d. Empati : tidak bisa diraba rasakane. Intensitas : dangkalf. Skala deferensiasi : sempit

7

Page 8: case dewi psychiatry

g. Keserasian : tidak serasi

C. Fungsi Intelektual

1. Taraf Pendidikan , pengetahuan dan kecerdasan :

Taraf Pendidikan : SMP

Pengetahuan Umum : Baik (Pasien tahu siapa nama presiden RI saat ini)

Kecerdasan : Baik (Pasien dapat membaca nama pemeriksa di tanda

pengenal)

Daya Konsentrasi : Baik, perhatian pasien tidak mudah teralihkan pada

saat diajak bicara.

2. Orientasi

Daya Orientasi Waktu : Baik (Pasien dapat menyebutkan sekarang pagi, siang

atau malam dan dapat mengetahui saat ini hari apa)

Daya Orientasi Tempat : Baik (saat ditanya saat ini pasien berada dimana,

pasien menjawab di Rumah Sakit, dr. Marzoeki Mahdi

Bogor bagian IGD)

Daya Orientasi Personal : Baik (pasien dapat menyebutkan siapa yang

memeriksanya)

3. Daya Ingat

Daya Ingat Jangka Panjang : Baik (pasien dapat menceritakan perjalanan

hidupnya)

Daya Ingat Jangka Pendek : Baik (pasien ingat hari ini sebelum ke RS ia

dari tempat perbelanjaan habis mengamen)

Daya Ingat Sesaat : Baik (pasien mampu mengingat nama

pemeriksa setelah beberapa menit)

4. Pikiran Abstrak : baik (pasien mengatakan ia bisa menjadi orang

pintar/ paranormal)

5. Kemampuan Menolong Diri : Baik (Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-

hari, mandi dan makan.)

D. Gangguan Persepsi

Halusinasi : auditorik tipe commanding dan halusinasi visual

Ilusi : tidak ada

Depersonalisasi : tidak ada

8

Page 9: case dewi psychiatry

Derealisasi : tidak ada

E. Proses Pikir

Arus Pikir

Produktivitas : banyak (pasien banyak bercerita mengenai apa yang

dirasakannya dan yang terjadi padanya)

Kontinuitas Pikiran : tidak relevan, terkadang koheren dan terkadang

inkoheren

Hendaya Berbahasa : tidak ada

Isi Pikir

Preokupasi : tidak ada

Waham : waham kebesaran

waham bizzare

F. Pengendalian Impuls : Kurang baik (selama wawancara pasien terkadang kesal

karena ingin makan dan terlalu lama menunggu)

G. Daya Nilai

Daya nilai sosial : baik

Uji daya nilai : baik

Penilaian realita : Terganggu, karena terdapat waham (kebesaran dan bizzare), halusinasi auditorik tipe commanding dan halusinasi visual.

H. Tilikan : Derajat I

Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit.

I. Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya

IV. STATUS FISIK

Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 17 November 2013 pukul 22.00 WIB

A. Status Internus

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

9

Page 10: case dewi psychiatry

Tekanan darah : 130/80 mmHg

Frekuensi napas : 20x/menit

Frekuensi nadi : 96x/menit

Suhu : 36,5ºC

Status gizi : Kesan gizi berlebih

Kulit : Sawo matang

Kepala : Tidak ada deformitas

Mata : Konjungtiva tidak pucat, Sklera tidak ikterik

THT : Dalam batas normal

Gigi dan mulut : Higiene cukup baik

Leher : Pembesaran KGB (-)

Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Paru : Simetris, vesikuler, rh-/-, wh-/-

Abdomen : Datar, supel, bising usus normal, hepatomegali (-)

Ekstremitas : Akral hangat, edem

B. Status Neurologis

GCS : 15 (E4,V5,M6)

Kaku kuduk : (-)

Pupil : Bulat, isokor

Kesan parase nervus kranialis : (-)

Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-),

hipotoni (-), eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan

dan koordinasi

Sensorik : Tidak ada gangguan sensibilitas

Reflex fisiologis : Normal

Reflex patologis : (-)

Gejala ekstrapiramidal : (-)

Gejala Kompulsif : sudah tidak terlihat

Gaya berjalan dan postur tubuh : Normal

Stabilitas postur tubuh : Normal

Tremor di kedua tangan : (-)

10

Page 11: case dewi psychiatry

Laboratorium 17/11/2013

Hematologi Hasil Nilai Normal

1. Hemoglobin 10,3g/dl 13-18 g/dl

2. Leukosit 13.540/mm3 ↑ 4.000-10.000/mm3

3. Trombosit 482.000 mm3 ↑ 150.000-400.000 mm3

4. Hematokrit 30 % ↓ 40-54 %

Kimia Darah Hasil Nilai Normal

1. SGOT 28 U/l <42 U/l

2. SGPT 22 U/l <47 U/l

3. Ureum 20,7 mg/dl 10-50 mg/dl

4. Creatinin 0,81 mg/dl 0,67-1,36 mg/dl

5. GDS 137 mg/dl <140 mg/dl

11

Page 12: case dewi psychiatry

V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Pasien datang ke IGD Psikiatri RSMM diantar oleh keluarganya dengan keluhan

melempari rumah dan orang-orag yang tidak dikenal dengan batu sejak 2 hari SMRS.

Tiga minggu SMRS pasien sering keluyuran, marah-marah, teriak-teriak, dan

terkadang menyanyi sendiri. Pasien pulang ke rumah hanya untuk mengambil barang yang

bisa dijual untuk mendapatkan uang. Pasien tidak mau tidur, mudah tersinggung, dan suka

membagi-bagikan uang kepada orang lain.

Pasien mengatakan sering keluyuran keluar rumah karena pasien mendengar suara-

suara yang mengatakan padanya bahwa jika ia keluar rumah ia akan bertambah cantik dan

mendapatkan banyak uang. Suara tersebut juga mengatakan bahwa pasien bisa menjadi

paranormal. Pasien mengatakan suara tersebut berasal dari jin. Pasien tidak takut jika

mendengar suara-suara tersebut karena jika pasien membaca doa, suara akan hilang. Pasien

juga sering melihat bayangan yang hanya terlintas sebentar. Ketika pasien keluar rumah,

pasien mengamen di sebuah pusat perbelanjaan. Setelah mendapatkan uang hasil dari

mengamen, pasien kemudian mebagi-bagikan uang tersebut kepada orang. Pasien juga

merasa gembira berlebihan suka banyak bicara. Setiap hari pasien mandi hingga 10x karena

merasa ada ikan di dalam tubuhnya. Menurut keluarga pasien, pasien mengalami gejala

seperti sekarang ini karena memikirkan tingkah laku anaknya yang kurang perhatian padanya.

Pada Status Mental (tanggal 17 November 2013) ditemukan :

1) Kesadaran :

Neurologis/biologis : compos mentis

Psikologis : terganggu

Sosial : terganggu

2) Penampilan Umum

Pasien seorang wanita usia 44 tahun, penampilan sesuai dengan usianya, kulit sawo

matang dan tampak gemuk. Pada saat pemeriksaan pasien mengenakan baju

berwarna coklat dan celana panjang berwarna biru, dan pasien tampak sedikit kusam.

Pasien mengenakan anting-anting dan cincin. Rambut ikal sebahu berwarna hitam,

kebersihan dan kerapihan tidak baik.

3) Perilaku dan Aktivitas Motorik

Sebelum wawancara, pasien mondar-mandir dan tampak gelisah.

12

Page 13: case dewi psychiatry

Selama wawancara, pasien terkadang tiduran dan duduk gelisah, banyak sekali

berbicara. Kontak mata dengan pemeriksa adekuat.

4) Pembicaraan

Kualitas : Pasien berbicara dengan suara yang jelas, berbicara lancar dan cepat, tidak

emosional.

Kuantitas : pasien berbicara banyak

Ide cerita : banyak

5) Sikap Terhadap Pemeriksa : kooperatif

6) Alam Perasaan

Mood : Hipertim (euphoria)

Afek :

a. Stabilitas : tidak stabil

b. Pengendalian : kurang dapat dikendalikan

c. Echt/unecht : echt (sungguh-sungguh)

d. Empati : tidak bisa diraba rasakan

e. Intensitas : dangkal

f. Skala deferensiasi : sempit

g. Keserasian : tidak serasi

7) Gangguan Persepsi

Halusinasi : auditorik tipe commanding dan halusinasi visual

8) Proses Pikir

Arus Pikir

Produktivitas : banyak (pasien banyak bercerita mengenai apa yang

dirasakannya dan yang terjadi padanya)

Kontinuitas Pikiran : tidak relevan, terkadang koheren dan terkadang

inkoheren

Hendaya Berbahasa : tidak ada

Isi Pikir

Preokupasi : tidak ada

Waham : waham kebesaran

waham bizzare

9) Pengendalian Impuls : Kurang baik (selama wawancara pasien terkadang kesal

karena ingin makan dan terlalu lama menunggu)

13

Page 14: case dewi psychiatry

10) Daya Nilai

Daya nilai sosial : baik

Uji daya nilai : baik

Penilaian realita : Terganggu, karena terdapat waham (kebesaran dan bizzare),

halusinasi auditorik tipe commanding dan halusinasi visual.

11) Tilikan : Derajat I (Pasien menyangkal bahwa dirinya sakit).

12) Taraf Dapat Dipercaya : dapat dipercaya

Perjalanan penyakit

1991 2007 2011 2013

Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis didapatkan dalam batas normal.

VI. FORMULASI DIAGNOSIS MULTIAKSIAL

Pada pasien terdapat pola perilaku atau psikologis yang secara bermakna dan khas

berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan hendaya (disfungsi) dalam berbagai fungsi

psikososial. Terdapat pula penderitaan (disstres) yang dialami oleh pasien. Dengan demikian

dapat disimpulkan pasien mengalami gangguan jiwa.

Diagnosis Aksis I :

Berdasarkan anamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera kepala, riwayat

tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung ataupun

tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Berdasarkan pemeriksaan fisik juga tidak

ditemukan kondisi medis umum yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Pasien tidak

14

Page 15: case dewi psychiatry

mengalami gangguan yang bermakna yang menimbulkan gangguan jiwa. Oleh karena

itu, gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.

Pada pasien tidak mempunyai riwayat penggunaan zat psikoaktif. Pasien hanya

mempunyai kbiasaan minum alkohol (bir) namun sekarang sudah tidak dan pasien

juga memiliki riwayat merokok. sehingga diagnosis gangguan mental dan perilaku

akibat penggunaan zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.

Pada pasien tidak memenuhi kriteria umum diagnostik untuk skizofrenia sehingga

gangguan skizofrenia, skizotipal,gangguan psikotik, dan gangguan waham (F20-F29)

dapat disingkirkan

Berdasarkan ikhtisar penemuan bermakna, maka kasus ini dapat digolongkan

kedalam:

Gangguan Skizoafektif (berdasarkan PPDGJ III)

Pedoman diagnostik:

Diagnosis gangguan skizoafektif hanya dibuat apabila gejala-gejala definitif

adanya skizofrenia dan gangguan afektif sama-sama menonjol pada saat yang

bersamaan (simultaneously), atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang

lain, dalam satu episode penyakit yang sama, dan bilamana, sebagai

konsekuensi dari ini, episode penyakit tidak memenuhi kriteria baik

skizofrenia maupun episode manik atau depresif.

Tidak dapat digunakan untuk pasien yang menampilkan gejala skizofrenia dan

gangguan afektif tetapi dalam episode penyakit yang berbeda.

Bila seorang pasien skizofrenik menunjukkan gejala depresif setelah

mengalami suatu episode psikotik, diberi kode diagnosis F20.4 (Depresi pasca

skizofrenia). Beberapa pasien dapat mengalami episode skizoafektif berulang,

baik berjenis manik (F25.0) maupun depresif (F25.1) atau campuran dari

keduanya (F25.2).Pasien lain mengalami satu atau dua episode skizoafektif

terselip diantara episode manik atau depresif.

Berdasarkan PPDGJ III, maka kasus ini dtitikberatkan pada:

Gangguan Skizoafektif tipe Manik (F25.0)

Pedoman diagnostik :

15

Page 16: case dewi psychiatry

Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manik yang

tunggal maupun untuk gangguan berulang dengan sebagian besar episode

skioafektif tipe manik.

Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak

begitu menonjol dikombinasikan dengan iritabilitas atau kegelisahan yang

memuncak.

Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu atau lebih baik lagi

dua, gejala skizofrenia yang khas (sebagaimana ditetapkan untuk skizofrenia

F.20.- pedoman diagnostik (a) sampai dengan (d) ).

Diagnosis aksis II :

Belum dapat didiagnosis

Diagnosis aksis III

Pada pemeriksaan fisik dan pemeriksaan neurologis tidak ditemukan kondisi medik

yang berhubungan dengan kondisi pasien pada saat ini, dapat disimpulkan tidak ada

diagnosis pada aksis III.

Diagnosis aksis IV

Masalah berkaitan dengan keluarga, yaitu pasien merasa kurang diperhatikan oleh

anaknya dan pasien di tinggal oleh suaminya.

Diagnosis aksis V

Skala GAF :

GAF HLPY : 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,

disabilitas ringan dalam funsgi, secara umum

masih baik)

GAF Current : 20-11 (bahaya mencederai diri/orang

lain,disabilitas sangat berat dalam komunikasi

dan mengurus diri)

16

Page 17: case dewi psychiatry

VII. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I : Gangguan Skizoafektif tipe Manik

Aksis II : Belum dapat didiagnosis

Aksis III : Tidak ada diagnosis

Aksis IV : Masalah berkaitan dengan keluarga

Aksis V : GAF Current : 20-11

GAF HLPY : 70-61

(bahaya mencederai diri/orang lain,disabilitas sangat berat dalam komunikasi dan

mengurus diri)

VIII. PROGNOSIS

Faktor yang memperingan :

Terdapat dukungan dari keluarga yang dapat mengerti dan menerima pasien

Tidak adanya penolakan dari warga untuk menerima pasien kembali

Pasien pernah sekolah.

Pasien mau minum obat.

Faktor yang memperberat :

Ciri psikotik

Ad Vitam : Bonam

Ad Fungtionam : Dubia ad bonam

Ad Sanationam : Dubia ad malam

XI. FORMULASI PSIKODINAMIK

Organobiologis : tidak terdapat faktor herediter gangguan jiwa

Psikologis : Halusinasi auditorik dan visual

Sosiobudaya : Ada hendaya dalam fungsi sosial

XII. PENTALAKSANAAN

Psikofarmaka :

- Haloperidol : 3x 5mg

17

Page 18: case dewi psychiatry

Merupakan salah satu jenis obat mood stabilizer yang digunakan pada

sindrom mania akut.

- Clozapine : 1 x 25 mg

Merupakan obat anti psikosis atipikal yang digunakan jika ada hendaya berat

dalam menilai realitas dan fungsi mental seperti waham dan halusinasi

- Trihexylfenidil : 3x2 mg

Golongan anti-cholinergic untuk mencegah atau mengatasi efek samping dari

obat antipsikotik berupa sindroma ekstrapiramidal.

Psikoterapi

- Psikoterapi suportif dengan memberikan kesempatan kepada pasien untuk

menceritakan masalahnya dan meyakinkan pasien bahwa ia sanggup

menghadapi masa-masa sulit dan masalah yang ada.

- Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur dan jangan bosan

untuk minum obat karna obat yang diberikan merupakan pengontrol agar

tidak timbulnya gejala lagi atau bisa mengurangi gejala yang dirasakan pasien

sehingga pasien juga merasa lebih tenang.

- Memberikan edukasi pada pasien bahwa obat yang diminum tidak

menimbulkan ketergantungan dan pasien bisa menjalani kegiatan sehari hari

seperti sebelum sakit.

- Memberikan semangat serta dukungan kepada pasien bahwa ia dapat kembali

melakukan aktivitas sehari-hari seperti sebelum sakit kalau gejala yang

dirasakan pasien bisa terkontrol.

Sosioterapi :

- Memberi edukasi kepada keluarga pasien agar selalu memberi dukungan

kepada pasien

- Mengingatkan keluarga untuk membawa pasien kontrol ke RS dan

mengontrol pasien untuk minum obat secara teratur

- Memberikan edukasi pentingnya aktivitas daily living dalam kehidupannya

sehari-hari karena bisa mengalihakan perhatiaan pasien kepada hal hal

yang positif

18

Page 19: case dewi psychiatry

- Memberi saran kepada pasien untuk terbuka kepada keluarganya apabila

terdapat masalah, jangan disimpan di dalam dirinya sendiri.

- Mengajarkan keterampilan yang sesuai dengan kemampuan dan

pendidikannya

- Meyakinkan pasien agar mau melaksanakan kegiatan – kegiatan yang

bermanfaat bagi pasien.

- Memberikan kesempatan kepada pasien untuk bisa bekerja kembali

sebagai pedagang siomay sehingga pasien merasa berguna dan dapat

memberikan rasa percaya diri dalam diri pasien bahwa ia mampu untuk

berfungsi secara normal

19