cara membuat pupuk organik bokashi & jenis hama dan penanganannya

Upload: agungbasuki

Post on 28-Feb-2018

252 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    1/18

    CARA MEMBUAT PUPUK ORGANIKBOKASHI HCS

    Pupuk Bokashi , dari namanya saja sepintas orangkebanyakan tidak akan mengenal, pupuk ap aan lagi ini ? N amanya aneh

    Pupuk Bokashi , ga tau siapa yang pertama memberikan nama seperti ini. Dilihat dari namanya,mungkin orang Jep ang yan g ngasih na ma kar ena mungkin teknologi awal-nya dari sana mulaidiperkenalkan.

    Pengertian yang berhasil penulis himpun dari sono-sini, Pupuk B okashi kurang lebih dapat diartikansebagai (ini pun kata orang Jepang) : Bahan Organik yan g telah difermentasikan. BerartiBokashi adalah h asil fermentasi atau p eragian b ahan-bahan organik se perti sekam, serbuk g ergaji,

    jerami, kotoran hewan atau pupuk kandang, dan lain-l

    difermentasi dengan bantuan microorganism activator untuk mempercepat prosesnya. Ada p ula yan gmengartikan b ahwa BOKASHI ad alah kependekan dari Bahan Organik Kaya S umber Hayati.Hehehe.silahkan pilih, pengertian mana yang anda sukai.

    Dalam pembuatan Pupuk Bokashi pola HCS, SOT HCS digunakan sebagai aktivator. Efek lain darisistem pupuk bokashi ini adalah b ahwa h asil fermentasi tidak se -bau c ara ko nvensional misalnyapada pupuk ko mpos. Proses p embuatan pupuk b okashi juga relatif lebih ce pat dibandingkan pupukkompos .

    Pupuk organik a tau Pupuk Bokashi ala HCS, selain proses pembuatannya cepat, hasil tidak terlalu

    bau, juga dapat menekan timbulnya jamur atau fungi dan gulma setelah selesai proses p embuatanpupuk, seperti yang timbul pada sistem Bokashi biasa.

    Oke, cukup ya pe ngantarnya..kita langsung saja ke pr aktek car a pe mbuatan pupuk Bokashi HCS,simak ya baik-baik :

    Di sini kita rencanakan pembuatan P upuk Bokashi dengan bahan dasar kotoran ternak seberat 200kg . Kalau misalnya anda mau membuat kurang a tau lebih d ari 200 kg , ya t inggal hitungaja lah send iri perbandingan b ahan d an o bat yang h arus digunakannya. G ampang koq .

    Oke s iap.Yang pertama, tentu saja siapkan dulu peralatannya, ini dia :

    Alat-alat yang dibutuhkan :

    1. Terpal , ini adalah untuk a lasnya. Bisa juga bahan lain digunakan, yang penting bisadigunakan se bagai alas un tuk pe ncampuran bahan.

    2. Sekop , ini gunanya untuk mengambil dan m encampur bahan.

    http://organichcs.com/2014/01/05/sot-suplemen-organik-tanaman-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/sot-suplemen-organik-tanaman-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/sot-suplemen-organik-tanaman-hcs/
  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    2/18

    3. Drum a tau gentong plastik . Penulis sa rankan gentong plastik, supaya mudah untukmembersihkannya nanti, selain itu bisa lebih awet karena tidak a kan karatan.

    4. Ember plastik , siapkan ya ng vo lume-nya sampai 10 liter. Gunanya n anti buat nyampur-nyampur larutan dan obat.

    5. Sprayer , atau semprotan tangan. Dipakai agar oba t dapat tersebar dengan rata.

    6. Bagi yang belum biasa dengan misalnya kotoran ternak, boleh lah disiapkan sarung tanganplastik dan sepatu boot , lumayan untuk m enjaga kaki menginjak ko toran. Atau yang b elumkenal dengan b au ko toran ternak, silahkan p akai masker

    Setelah p ersiapan p eralatan, selanjutnya kita k e persiapan b ahan, simak d an c atat tabel berikut dibawah ini :

    Bahan dan Obat-obat untuk pembuatan Pupuk Bokashi :

    Tahap selanjutnya dalampembuatan pupuk bo kashi adalah sebagai berikut :

    1. Membersihkan kotoran ternak d ari bibit hama b erupa g ulma d an fungi/jamur den gancara disemprot PHEFOC :

    Larutkan 1 (sa tu) botol PHEFOC HCS dan 3 (tiga) sdm. gula pasir ke dalam 5 liter air(gunakan ember).

    Kemudian hamparkan terpal untuk tempat kotoran ternak yan g h endak di semprot.

    Semprotkan larutan PHEFOC HCS secara merata m emakai sprayer dengan membuatlapisan sedikit demi sedikit. Maksudnya adalah begini, di atas t erpal tadi buat lapisan kotoranternak a gak t ipis ke mudian disemprot rata, selanjutnya di atasnya buat lagi lapisan ternak laludisemprot, demikian seterusnya..

    Bila perlu tambahkan air dan diaduk s ampai kandungan air kurang lebih 30% (ciri-cirinyaadalah a ir tidak menetes/setengah b asah d an b ila d ikepal dengan tangan s ulit pecah)

    Setelah diperkirakan merata dan kandungan airnya cukup, lalu kotoran ternak tersebutdimasukkan ke dalam drum/gentong plastik d an ditutup rapat agar terjadi proses f ermentasitahap 1 se lama 1 h ari (24 jam)

    Apabila t elah selesai, dinginkan kotoran ternak ya ng sudah difermentasi tadi untuk p rosesfermentasi tahap ke 2

    http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/
  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    3/18

    Tahap kedua adalah proses p embuatan pupuk Bokashi caranya :

    Larutkan 1 botol SOT HCS dan 200 gr gula pasir ke dalam 5 liter air(gunakan e mber lagi).

    Hamparkan lagi terpal untuk mencampurkan sem ua b ahan.

    Campurkan semua bahan : kotoran ternak, abu se kam, bekatul, dan dolomite se cara m erata.

    Semprotkan larutan SOT HCS secar a merata memakai sprayer dengan membuat lapisansedikit demi sedikit (ingat cara f ermentasi kotoran t ernak tahap 1 ..)

    Bila perlu tambahkan air dan diaduk sa mpai kandungan airnya kurang lebih 30% (ciri-cirinyaadalah a ir tidak menetes/setengah b asah d an bila d ikepal dengan tangan susah pecah).

    Setelah tercampur dengan baik, adonan ca mpuran tadi dimasukkan kedalam drum atau tongplastik d an d itutup dengan rapat untuk proses fermentasi tahap 2 . Waktu yang diperlukanadalah se lama 3 hari (72 jam).

    Selama fermentasi suhu akan mengalami kenaikan sam pai 50 C itu tandanya reaksifermentasi berhasil dilakukan.

    Kemudian dinginkan dan akhirnya pu puk bokashi pun siap anda g unakan sebagai pupukorganik.

    Beberapa Catatan Penting :

    1. Bila tidak a da molasse, berbagai macam gula dapat digunakan sebagai gantinya seperti gulaaren, gula ke lapa, jus b uah, maupun si sa p embuangan a lkolhol.

    2. Sebaiknya atur suhu jangan sampai terlalu panas su paya t idak terjadi proses p embusukanyang mengakibatkan bokashi menjadi rusak. Biasanya tahap awal fermentasi periksa kondisisuhu setiap 5 jam. Dapat juga digunakan termometer untuk mengukur suhu agar lebih yakin.

    Akhirnya sel esai sudah pe mbahasan t entang pe mbuatan p upuk bokashi dengan ba han da sar

    kotoran ternak tanpa hama, gulma dan fungi penggangu, pupuk b okashi akan lebih sempurna jikamengunakan kotoran ternak yan g sebelumnya telah diberi pakan fermentasi SOC HCS karena d apatmempercepet proses f ermentasi (cukup 3 hari) dibanding dengan ca ra bokashi biasa yan g bisamemakan waktu 4 hari/lebih. Apalagi difermentasi melalui 2 tahap yaitufermentasi PHEFOC dan SOT Bokashi lebih se mpurna, PHEFOC se ndiri memiliki keunggulan d alammembasmi hama, gulma da n fungisida d an SOT se ndiri memiliki keunggulan sebagai pupuk organikyang mengandung 52 mikroba laktogen (dengan sistem mikroba m atrix ) yang b erfungsi sebagaipenyubur dan penyehat tanah.

    http://organichcs.com/2014/01/05/s-o-t-suplemen-organik-tanaman-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/sot-suplemen-organik-tanaman-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/sot-suplemen-organik-tanaman-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/s-o-c-suplemen-organic-cair-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/s-o-t-suplemen-organik-tanaman-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/sot-suplemen-organik-tanaman-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/s-o-c-suplemen-organic-cair-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/
  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    4/18

    HAMA DAN PENYAKIT YANG SERINGMENYERANG JAHE (Bag. 1)

    Hama dan p enyakit yang ser ing menyerang jahemerah, kudu a lias wajib kita ketahui pada saat kita memutuskan mencoba budidaya t anaman ini.Serangan h ama d an penyakit sedapat mungkin k ita ce gah, karena ini adalah ca ra ya ng terbaik.Namun apabila se rangan terhadap tanaman sudah terlanjur terjadi, setidaknya ada u saha dan ca rauntuk menanggulanginya.

    Nah, tulisan ini saya b agi a gar anda s etidaknya l ebih pede dalam budidaya Ja he, khususnya JaheMerah. M ateri saya ambil dari sono-sini , dikumpulkan dan di-edit ulang dengan harapan lebih praktisuntuk d ipelajari.

    Pendahuluan

    Tanaman Jahe, seperti pada tulisan saya se belumnya MENANAM JAHE MERAH MUNGKINKAHJADI MILYUNER ? merupakan salah satu tanaman komoditi dengan pemanfaatan yang cukup luas.Mulai dari pemanfaatan sebagai bumbu masakan, makanan olahan, maupun sebagai bahan untukdipakai di bidang ke sehatan atau pengobatan.

    Permintaan terhadap tanaman ini termasuk san gat besar baik untuk kon sumsi dalam negeri maupununtuk ekspor. Namun sayang peningkatan permintaan jahe tersebut belum dapat diimbangi olehpeningkatan produksi (Paimin, 1999). B ahkan dalam beberapa tahun terakhir, untuk memenuhipermintaan dalam negeri, terpaksa dilakukan impor komoditi ini.

    Banyak f aktor yang m enyebabkan rendahnya p roduksi Jahe ini, selain teknis b udidaya ya ng kurangproduktif juga diakibatkan oleh adanya serangan terutama dari penyakit yang menyerang rimpang.Pada kondisi kronis, serangan terhadap rimpang tersebut dapat menyerang sampai 90 % populasi

    jahe yang dibudidayakan dan berpotensi mengakibatkan gagalnya panen. Bertelah d ilakukan, baik o leh p emerintah m elalui Balitro (Balai Penelitian Tanaman O bat dan Aromatik)maupun oleh pihak-pihak dari kalangan akademisi

    Jenis Hama dan Penyakit

    Untuk m emudahkan, hama d an penyakit ini selanjutnya k ita se but sebagai OPT sa ja ya, atausingkatan d ari Organisme Pengganggu Tanaman.

    Kategori OPT pertama di sini adalah tumbuhan-tumbuhan pengganggu tanaman jahe. OPT jenis iniberupa rumput-rumput liar sep erti rumput teki, maupun tumbuhan lainmisalnya babadotan. Penanggulangan terhadap hama d apat dilakukan relatif mudah, yaitu dengansering menyiangi tanaman jahe. P ola tanam dengan menggunakan Polybag a tau Karung(vertikultur) memiliki kemudahan dari segi penanggulangan h ama ini. Pertumbuhan tumbuhanpengganggu d apat terisolir dan relatif lebih m udah d an ce pat pada s aat menyianginya.

    http://organichcs.com/2014/02/13/menanam-jahe-merah-mungkinkah-jadi-milyuner/http://organichcs.com/2014/02/13/menanam-jahe-merah-mungkinkah-jadi-milyuner/http://organichcs.com/2014/02/13/menanam-jahe-merah-mungkinkah-jadi-milyuner/http://organichcs.com/2014/02/13/menanam-jahe-merah-mungkinkah-jadi-milyuner/
  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    5/18

    Pertumbuhan tanaman pengganggu seperti rumput liar juga dapat dihambat dengan adanyapemberian obat anti atau p enghambat gulma. Di pola tanam organik HCS dikenalpemakaian PHEFOC.

    Jenis O PT lain yang dominan terhadap tanaman Jahe, berdasarkan hasil penelitian Balitro

    adanya penyakit layu bakteri , busuk rimpang d an beberapa penyakit lain yang menyertainya.Penyebaran penyakit-penyakit tersebut ternyata sebarannya cukup luas d engan tingkat serangan dan

    akibat yang cukup beragam pula. Weleh-weleh. ..ternyata tanaman jahe banyak peminatnya juga ya

    selain d iminati kita. T enaang,.. .go on

    Menurut pendapat Rothman, seorang a hli. Pada t ahun 1995 menyatakan bahwa b esarnya p opulasi

    tanaman yang terkena se rangan penyakit pada waktu tertentu m enentukan prevalensi penyakitnya.

    Apaan prevalensi itu ? Secara garis b esar, prevalensi a dalah jumlah keseluruhan kasus suatu

    penyakit yang terjadi pada suatu waktu tertentu Mengerti ya ?

    Kaitannya dengan prevalensi tersebut, para a hli yaitu Zadoks a nd Schein (1979), Campbell (1986),dan Agrios (1997) menyatakan b ahwa pe rkembangan pe nyakit pada tanaman yan g dibudidayakansangat dipengaruhi faktor epidemi, yaitu inang ( ketahanan, jenis, jarak tanam, kepadatan, gejala,dan umur), patogen (virulensi/frekuensi serangan, kepadatan inokulum, ekologi, cara menyebar, dantipe reproduksi), lingkungan (kelembapan dan suhu), waktu, dan tindakan manusia. Nah, untuklebih mengenal dan dekat dengan m usuh-musuh kita t ersebut, saya aj ak a nda m embaca t erusketerangan selanjutnya di bawah ini.

    Penanganan dan Penanggulangan

    A. Penyakit Layu Bakteri (Ralstonia s olanacearum)

    1. Penyakit Layu Bakteri

    Penyakit layu bakteri ini sering ditemukan menyerang tanaman jahe di daerah tropis d an sub tropisyang beriklim lembab. Indonesia merupakan tempat favorit penyakit ini, serangannya dapatmenyebabkan kehilangan produksi rimpang jahe hingga 90 % !!. Penyakit ini dapat dikatakan

    sebagai salah sat u OPT utama da lam budidaya tanaman jahe.

    2. Gejala

    Pada u mumnya g ejala p enyakit layu b akteri mulai muncul pada saat tanaman berumur 3 a tau 4bulan, ini terjadi dan dialami misalnya oleh para petani jahe di Cianjur. Gejala penyakit biasanyadiawali dengan terjadinya d aun-daun yang menguning dan m enggulung. Gejala m enguning padadaun tersebut pada umumnya d imulai dari bagian tepi dan b erkembang keseluruh helaian daun

    http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/
  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    6/18

    (Lihat gambar A ). Selanjutnya seluruh bagian daun menjadikuning, layu, kering, dan tanaman menjadi mati. Pada bagian pangkal batang yang sakit terlihat

    gejala b usuk keba sahan atau water soaked . Pada batang yang sakit sering terlihat adanya garis-garis m embujur yang berwarna hitam atau abu-abu yan g m erupakan jaringan yan g rusak. Tanamanyang sa kit batangnya akan m udah dicabut dan d ilepas d ari bagian rimpangnya. Apabila b atangditekan, dari penampang melintangnya akan terlihat adanya eksudat (cairan) bakteri yang keluaryang berwarna putih susu yang b aunya khas san gat menyengat.

    3. Patogen (penyebab timbulnya penyakit)

    Penyebab penyakit layu pada tanaman jahe adalah bakteri R. solanacearum (Lihat Gambar B di

    samping kiri). Menurut Hayward (1986), R.solanacearum yang m enyerang tanaman jahe tergolong dalam biovar 3 atau 4 . Namun yangmenyerang jahe d i Malaysia tergolong d alam biovar 1 (Abdullah, 1982) Menurut Supriadi (1994), R.solanacearum yang menyerang tanaman jahe d i Indoneisa t ermasuk da lam biovar 3 dan ras 4 . DiAustralia, R. solanacearum biovar 4 pada um umnya m enyebabkan ker usakan yan g pa rah d anberkembang sangat cepat, sedangkan b iovar 3 umumnya m enyebabkan g ejala ker usakan lebihringan. Menurut Hayward e t al. (1967) dan P egg a nd Moffett (1971), R. solanacearum biovar 3 jarang

    menyerang tanaman jahe.

    4. Diagnosa dan Mengenal Ciri-ciri Penyakit Layu Bakteri

    Untuk identikasi panyakit layu b akteri ini di lapangan, mudah diketahui dengan c ara memotongbatang tanaman yang terinfeksi dan menekan penampang batangnya. Adanya e ksudat bakteriberupa ca iran yang berwarna putih su su d an berbau kh as yan g ke luar dari permukaan potonganbatang m enandakan tanaman sudah terserang layu bakteri. Selain itu, potongan b atang juga d apat

  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    7/18

    dimasukkan ke d alam air di dalam gelas transparan. Adanya aliran eksudat bakteri yang ke luar daripenampang melintang b atang m enandakan tanaman sudah terinfeksi layu bakteri. Nah lho.

    Di laboratorium penyakit layu b akteri dapat dideteksi baik dengan m etode k onvensional yaitumengisolasi bakteri pada m edia a gar, maupun secara serologi dengan teknik ELISA menggunakanantiserum khusus ( Robinson 1993). Metode ini dapat mendeteksi R solanacearum da lam ekstrak

    tanaman dan tanah. Populasi bakteri terendah ya ng dapat dideteksi dengan metode E LISA yaitu 10 4sel/ ml ekstrak t anaman atau tanah. Cara ini lebih praktis d ibanding dengan cara konvensional,karena m etoda E LISA dapat menguji banyak sa mpel dalam waktu ya ng lebih si ngkat. Deteksipatogen juga d apat dilakukan s ecara m olekuler. Cara t ersebut lebih ce pat dan a kurat, namunbiayanya cukup mahal dan memerlukan tenaga ahli yang berpengalaman. Bagi kita yan g awam,identikasi di laboratorium ini mungkin s usah lah untuk d ilakukan, paling mudah k ita lakukan adalahdengan cara p ertama sa ja.

    5. Tumbuhan Inang Patogen

    Bakteri R. solanacearum ya ng menyerang jahe juga mempunyai kisaran inang yang relatif terbatas.Hasil pengujian inokulasi sec ara b uatan ya ng d ilakukan d i Filipina m embuktikan b ahwa isolat R.solanacearum asal jahe, virulen (arti virulen, lihat di sebelumnya-red) terhadap tanaman kentang danterung, namun lemah virulensinya terhadap tomat. Di Malaysia, isolat R. solanacearum asal jahekurang virulen terhadap tanaman tomat, tembakau, dan ka cang tanah. Sementara isolat R.solanacearum asal tomat menimbulkan gejala khas pada tanaman tomat, tembakau, kacang tanah,dan jahe.Hasil penelitian di rumah kaca dan p engamatan di lapangan menunjukkan bahwa R . solanacearumasal jahe d i Indonesia m empunyai beberapa inang, di antaranya a dalah temu mangga (Curcumamangga), temu putih (Z. cassumunar), tomat, terung , dan beberapa jenis gu lma

    seperti babadotan (Ageratum sp.), meniran (Phylanthus niruri), Commelinasp ., nanangkaan (Euphobia hirta), Spigelia anthelmia, Erechtites s p., ceplukan (Physalis a ngulata)dan Emmilia sp . Gulma kr okot (Portulaca oleraceae) juga m erupakan inang dari R. solanacearumnamun tanaman yang terinfeksi kadang tidak m enunjukkan gejala layu. Sementara i solat R.solanacearum asal jahe tidak virulen terhadap kacang tanah, cabe k riting, pisang, dan nilam.

    6. Epidemiologi Penyakit

    Penyakit layu b akteri pertama k ali dilaporkan o leh O rian p ada t ahun 1 953 d i Mauritania. Selanjutnyapenyakit tersebut juga ditemukan di beberapa Negara di Asia, Australia, dan Afrika seperti di China,

    Filipina, Hawai, India, Indonesia, Malaysia, dan T hailand (H ayward 1986).

    Di Indonesia penyakit layu bakteri ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1971 di daerah Kuningan,Jawa B arat. Selanjutnya penyakit juga d ilaporkan a da d i daerah lain d i Jawa B arat, Jawa Tengah,Jambi, Lampung, Bengkulu, dan S umatera Utara.

    Bakteri R. solanacearum merupakan p atogen tular tanah. Bakteri tersebut dapat bertahan h idupdalam jangka w aktu ya ng lama d i dalam tanah. Penyebaran penyakit di dalam kebun dapat terjadimelalui tanah, akar, air, alat-alat pertanian, hewan, dan pekerja d i lapangan. Sementara p enyebaran

    jarak jauh dapat terjadi terutama melalui

    Kondisi lingkungan san gat mempengaruhi kemampuan bertahan dari R. solanacearum. Kelembabantanah yang tinggi dapat meningkatkan populasi bakteri. Sementara ka ndungan bahan organik tanahyang tinggi akan mengurangi populasinya demikian juga kondisi temperatur yan g tinggi. Selain ituadanya tanaman inang pengganti sangat berpengaruh terhadap kemampuan bertahan hidup d ari R.solanacearum.

    7. Interaksi Dengan Nematoda Dan Lalat Rimpang

  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    8/18

    Bakteri R. solanacearum sering berasosiasi dengan nematoda . Serangan penyakit layu bakteri akanbertambah berat dengan adanya ser angan nematoda (Vilsoni et al. 1979; Hayward 1991).Nematoda a kan membuat luka pad a akar dan rimpang yang m emudahkan bakteri untuk menginfeksitanaman. Menurut Mustika (1996) dan Nurawan et al. (1993), ada dua jenis n ematoda yang seringditemukan a da pada tanaman jahe ya ng juga terserang bakteri R. solanacearum di daerah JawaBarat, Bengkulu, dan S umatera Utara. Kedua jenis ne matoda tersebut adalah Meloidogynesp. dan Radopholus similis.

    Disamping nematoda, lalat rimpang (Mimegralla c oeruleifrons) juga sering ditemukan padatanaman jahe yang terserang R. solanacearum. Di India juga dilaporkan bahwa lalat rimpang seringberasosiasi (bergabung) dengan R solanacearum (Jacob 1980). Lalat rimpang tersebut diduga yangmembuat luka p ada tanaman jahe, sehingga m embantu ba kteri untuk menginfeksi dan masukkedalam jaringan tanaman jahe.

    8. Penanggulangan Penyakit Layu Bakteri

    Penyakit layu bakteri sangat sulit dikendalikan (naah , ini dia). Hal ini disebabkan karena sifat-sifatekobiologi dari R. solanacearum yang sa ngat komplek. Berbagai cara p engendalian telah dilakukan,namun hasilnya m asih ku rang m emuaskan. Oleh karena itu ca ra ya ng paling bijaksana adalahmencegah timbulnya p enyakit di lapangan (pengendalian secara preventif ).

    a. Pencegahan penyakit

    Lahan bebas patogen

    Lahan bebas p atogen merupakan persyaratan utama d alam pencegahan terjadinya p enyakit layu

    bakteri. Hasil pengamatan di lapangan dan analisa d i laboratorium menunjukkan bahwa a dabeberapa jenis l ahan yang berpotensi bebas d ari patogen diantaranya adalah lahan bekas sawahberirigasi teknis . R solanacearum bersifat a erobik , sehingga tidak tumbuh pada keadaan kondisian aerob seperti di lahan sawah.

    Jahe membutuhkan kon disi lahan dengan a erasi yang baik, sehingga pada lahan bekas saw ah yangakan d itanami jahe, tanah d ibawah lapisan o lahnya harus d ipecah terlebih d ahulu a gar aerasinyamenjadi lebih b aik. Lahan lain ya ng mungkin b ebas p atogen adalah lahan yang b elum pernahditanami tanaman jahe a tau lahan yang ditanami tanaman yang bukan inang R solanacearum dalam

    jangka waktu lama. Penanaman jahe secara berturut-turut

    dihindari. Ada indikasi bahwa jahe ya ng ditanam pada lahan bekas tanaman sam biloto lebih sehatdan terhindar dari serangan layu bakteri. Namun fenomena ini masih p erlu diteliti lebih lanjut(Supriadi et al. 2007). Rotasi tanaman juga dapat dilakukan untuk m engurangi populasi patogen didalam tanah.

    Penerapan budidaya j ahe p ada p olybag akan lebih mudah dalam pengendalian lahan yang bebaspatogen bakteri ini. U paya menghambat perkembangan d an serangan juga terbantu denganpenggunaan pupuk Bokashi , SOT HCS dan PHEFOC , karena ternyata denganadanya mikroorganisme decomposer yang sud ah terkandung di dalamnya dapa t mencegah da nmenghambat perkembangan bakteri ini.

    Benih sehat

    Untuk mencegah terjadinya penyakit layu bakteri, maka penanaman benih yang sehat sangatdiperlukan. Sortasi benih harus dilakukan sejak awal pada waktu benih masih di lapangan dansebelum ditanam. Sumber benih h arus d ari tanaman yang sehat. Rimpang yang digunakan untukbenih harus yan g sudah cukup tua dan berwarna mengkilat.Perlakuan benih dengan antibiotik a tau pestisida organik d apat dilakukan untuk membunuh patogen

    http://organichcs.com/2014/01/18/cara-membuat-bokashi-hcs/http://organichcs.com/2014/01/18/cara-membuat-bokashi-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/sot-suplemen-organik-tanaman-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/sot-suplemen-organik-tanaman-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/http://organichcs.com/2014/01/18/cara-membuat-bokashi-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/sot-suplemen-organik-tanaman-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/
  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    9/18

    yang mungkin terbawa pada permukaan b enih rimpang jahe. Cara ini sesuai dengan pola budidayaJahe yan g diterapkan HCS .

    Penyebaran penyakit layu b akteri pada tanaman jahe terutama d isebabkan karena p enggunaanbenih yang telah terinfeksi. Oleh k arena i tu p emeriksaan kesehatan b enih jahe p erlu d ilakukan.Untuk mendeteksi patogen dalam rimpang jahe yan g a kan digunakan sebagai benih dapat dilakukan

    dengan teknik ELISA. Hasil penelitian S upriadi et al. (1995) menunjukkan b ahwa d ari sampel benih jahe yang diamati yang dikoleksi dari beberapa d

    mengandung bakteri R. solanacearum.

    Tanaman tahan penyakit

    Penanaman jenis j ahe yang tahan merupakan cara yang paling efektif untuk mengendalikan penyakitlayu. Namun sampai saat ini belum ada jenis j ahe yang tahan terhadap penyakit tersebut. Olehkarena itu penelitian dalam rangka mencari varietas jahe yang tahan sangat diperlukan.

    Sampai saat ini belum ada jenis j ahe yang tahan terhadap penyakit layu bakteri. Jenis j ahe putihbesar yang b iasa dibudidayakan d i Indonesia sa ngat rentan terhadap R . solanacearum.

    Pengujian klon-klon jahe ya ng ada d i Indonesia t erhadap R . solanacearum belum pernah d ilakukan.Rostiana et al. (1991) telah mengoleksi 28 nomor jahe dari berbagai lokasi di Indonesia, namuntingkat ketahanan klon-klon jahe tersebut terhadap R. solanacearum belum diketahui. Indrasenan etal. (1982) melaporkan bahwa dari 30 klon jahe lokal di India yang diuji tidak a da yang tahan terhadapR. solanacearum.

    Penelitian dalam rangka mencari varietas jahe yang tahan sudah dilakukan di Balittro yaitu denganmemperbanyak va riasi genetik jahe dengan teknik radiasi yang hasilnya diperoleh beberapa nomortanaman jahe ya ng lebih tahan terhadap inokulasi R. solanacearum dalam kondisi di rumah kaca (IkaMariska komunikasi pribadi). Hasil penelitian secara in vitro telah diperoleh beberapa somaklon jaheyang tahan terhadap inokulasi R. solanacearum secara buatan di rumah kaca.

    Sanitasi

    Sanitasi harus d ilakukan secara ketat dari awal. Sanitasi tidak e fektif apabila dilakukan pada saatserangan su dah m eluas da n parah. Tanaman jahe ya ng terserang d i lapang harus se gera d icabutdan dimusnahkan dengan cara dibakar. Selanjutnya lubang bekas tanaman yang sakit disiramdengan a ntibiotik a tau ditaburi dengan k apur.

    Pengelolaan lingkungan

    Penyakit layu a kan berkembang dengan baik pa da kondisi kebun yan g lembab d an panas, sehinggapenyakit tersebut sering terjadi di daerah-daerah Tropis l embab d an Sub t ropis. Untuk mencegahtimbulnya penyakit, maka pengelolaan lahan dan lingkungan perlu dilakukan untuk menjaga agarkondisi di kebun tidak terlalu lembab, misalnya dengan mengatur jarak tanam, menyiangi gulma disekitar tanaman jahe, karena a da beberapa j enis g ulma ya ng bisa menjadi inang dari R.solanacearum. Selain itu irigasi kebun h arus d iperhatikan a gar lahan m empunyai drainase yang b aik.Apabila ada areal yang terinfeksi sebaiknya dibuat selokan yang membatasi dengan areal yang

    masih sehat untuk mencegah penularan penyakit melalui akar, tanah, dan air.

    Untuk mencegah masuknya pat ogen ke daer ah yang m asih sehat , maka sem ua pekerjaan di kebunyang d ilakukan baik oleh manusia m aupun hewan sebaiknya d imulai dari daerah yang m asih se hatselanjutnyta berjalan kearah daerah yang sudah terinfeksi. Demikian juga alat-alat pertanian yangakan digunakan harus dibersihkan terlebih d ahulu s ebelum dan setelah digunakan.

    b. Pengendalian penyakit di lapangan

    http://organichcs.com/2014/02/13/menanam-jahe-merah-mungkinkah-jadi-milyuner/http://organichcs.com/2014/02/13/menanam-jahe-merah-mungkinkah-jadi-milyuner/http://organichcs.com/2014/02/13/menanam-jahe-merah-mungkinkah-jadi-milyuner/http://organichcs.com/2014/02/13/menanam-jahe-merah-mungkinkah-jadi-milyuner/http://organichcs.com/2014/02/13/menanam-jahe-merah-mungkinkah-jadi-milyuner/
  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    10/18

    Apabila p encegahan sudah dilakukan namun penyakit masih timbul di lapangan, maka perludilakukan p engendalian. Sampai saat ini belum ada c ara p engendalian yang e fektif, sehinggapengendalian terpadu merupakan c ara ya ng paling bijaksana u ntuk d ilakukan.

    Pengendalian terpadu

    Pengendalian terpadu harus dilakukan sesuai dengan jenis t anamannya, jenis p atogen, danpengetahuan mengenai cara b ertahan hidup dan penyebaran (ekobiologi) patogennya (Hayward1986). Untuk t anaman yang m enghasilkan umbi seperti kentang, penggunaan varietas t ahan sangatdiperlukan dengan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berperanan terhadap potensi inokulum,sisa-sisa tanaman sakit, populasi patogen di tanah, dan asosiasinya dengan tanaman inangalternatif, dan sebagainya.

    Pemakaian pestisida

    Pengendalian p enyakit bisa dilakukan m isalnya dengan pestisida b aik ya ng berupa pestisida k imia

    sintetik m aupun p estisida a lami. Namun p estisida kimia sintetik sa ngat mahal, sehingga pemakaianpestisida alami yang efektif, murah dan ramah lingkungan merupakan suatu alternatif yang perludianjurkan, misalnya dengan pemakaian PHEFOC HCS .

    Hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa minyak atsiri merupakan bahan alami dari tanamanyang berpotensi untuk digunakan sebagai pestisida nabati. Hasil penelitian Hartati et al . (1993a)menunjukkan bahwa minyak cengkeh dan ser ai wangi dapat menghambat pertumbuhan R.solancearum secara i n vitro. Hartati et al. (1993b) juga melaporkan b ahwa pada u ji in vitro m inyakdaun cengkeh lebih e fektif terhadap R . solanacearum dibandingkan dengan komponennya eu genoldan se rbuk ce ngkeh. Supriadi et al. (2008) melaporkan b ahwa m inyak kayu manis, cengkeh, seraiwangi, serai dapur, nilam, jahe, kunyit, laos, temu lawak, dan adas dapat menghambat pertumbuhanbakteri R. solanacearum secara in v itro. Sementara h asil dari percobaan pot menunjukkan bahwaformula E C (6%) campuran dari minyak cengkeh d an kayu m anis dapat menekan perkembanganpenyakit layu p ada jahe sa mpai 65 % pada umur tanaman 7 bulan. Sedang pengujian di lapanganmenunjukkan bahwa formula EC 2 % minyak cengkeh dan ka yu manis mampu menekanperkembangan pe nyakit dengan ekasi sebesar 35 % sampai pada umur tanaman 7 bu lan (Hartati etal. 2009).

    Agensia h ayati

    Pupuk kandang yang diperkaya d engan mikroba dekomposer (pupuk o rganik/bokashi) dapatdigunakan sebagai alternatif untuk mengendalikan penyakit layu bakteri pada tanaman jahe. MenurutHartati et al. (2009), pemberian pupuk hayati yang b erupa pupuk kandang yang diperkayadengan mikroba d ekomposer ( Bacillus p antotkenticus d an Trichoderma lactae) dapatmengurangi intensitas se rangan penyakit sebesar 54% dibandingkan dengan pemberian pupukkandang biasa. Ini sejalan dengan pemakaian pupuk bokashi, a palagi terbantu puladengan aplikasi SOT dan P HEFOC HCS.

    http://organichcs.com/2014/01/18/cara-membuat-bokashi-hcs/http://organichcs.com/2014/01/18/cara-membuat-bokashi-hcs/http://organichcs.com/2014/01/18/cara-membuat-bokashi-hcs/
  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    11/18

    B. Serangan Akibat Nematoda P arasit

    Terdapat beberapa jenis N ematoda parasit di Indonesia yang berasosiasi (bergabung, berhubungan

    red) dengan tanaman jahe, di antaranya adalah Meloidogyne incognita, Meloidogyne javanica,

    Radopholus si milis, Pratylenchus co ffeae, Tylenchus sp ., Helicotylenchus sp ., Rotylenchus sp .,Aphelenchus sp., Ditylenchus s p., Pratylenchus s p. (Djiwanti 1989; Mustika 1991; 1992).

    Di antara nematoda tersebut, jenis n ematoda yang paling sering menyerang dan merugikan

    adalah nematoda buncak akar Meloidogyne spp . dan nematoda p elubang akar R . similis ;

    karena tingkat populasi dan frekuensi keberadaannya cukup tinggi. Di India, M. incognita and R.

    similis m erupakan s pesies ya ng p enting p ada jahe (Sheela e t al. 1995).

    Di daerah negara Fiji, serangan R. similis p ada jahe dapat mengurangi produksi sebesar

    40% (Williams 1 980); sedangkan Meloidogyne spp. di Queensland dilaporkan dapat mengurangi

    hasil sampai 57% (Pegg et al. 1974). Selain m engurangi produksi, serangan nematoda juga

    dapat menurunkan kualitas dan m enghambat ekspor . Pada t ahun 1991, ekspor jahe Indonesia ke

    Jepang da n USA ditolak ka rena rimpangnya m engandung R. similis (Suparno 1 996; Puskara 1 994).

    Nah, lho

    Gambar C berikut menunjukkan rimpang yang terkena se rangan

    nematoda :

    Di samping masalah tersebut di atas, kehilangan hasil jahe y ang lebih besar dapat terjadi apabila

    bakteri Ralstonia so lanacearum terdapat bersama-sama d engan nematoda R . similis at au

    Meloidogyne app., dimana jumlah t anaman layu meningkat dan terjadinya layu lebh c epat (Mustika

    dan Nurawan 1 992). Luka a kibat tusukan stilet nematoda m empermudah infeksi bakteri

    patogen ke d alam jaringan akar dan rimpang (Mustika 1992). Alamaak

    1. Tanda dan Gejala Serangan Nematoda

    Nematoda b uncak aka r (Meloidogyne spp.) menyebabkan puru atau benjolan dan busuk pada

    akar dan rimpang jahe (Huang 1966; Shah dan Raju 1977). A nda p erhatikan Gambar C di atas, di

    dalam setiap benjolan atau bintil terdapat ratusan atau bahkan ribuan telur, nimfa dan dewasa

    nematoda. Hiiii.

  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    12/18

    Perhatikan Gambar D dan E berikut :

    Tanaman ya ng terinfeksi berat akan kerdil, daun menguning dengan n ekrosis pa da bagian tepi daun.

    Tanaman yang terinfeksi R. similis m enjadi kerdil, vigor menurun dan bercabang (tillering). Daun

    paling a tas menguning dengan ujung d aun seperti terbakar.

    Tanaman cenderung lebih cepat tua dan kering.

    Infeksi awal terlihat sebagai luka-luka kecil basah/berair yang cekung, dangkal (Vilsoni et al. 1976;

    Sundararaju et al. 1979). Infeksi parah menyebabkan rimpang menjadi busuk, kering, berwarna

    colkat dan adanya luka-luka atau berlubang (Mustika 1991). Bila rimpang terserang dipotong

    melintang tampak luka-luka b erwarna co kelat pada batas a ntara b agian rimpang sakit dengan ya ng

    masih sehat. Dengan menggunakan mikroskop, biasanya dari bagian yang sakit tersebut ditemukan

    R. similis. Gejala s erangan R. similis p ada rimpang atau akar tidak m udah d ikenali, tetapi dengan

    pengamatan yang cermat akan terlihat berupa bintik-bintik b erwarna hitam.

    2. Perkembangan dan Penyebaran Penyakit

    Ternyata p emirsa, Nematoda parasit tersebut di atas h ampir ditemukan d i setiap p ertanaman jahe d i

    Indonesia, antara lain Bengkulu, Jawa Barat dan Sumatra Utara (Mustika 1991). Penyebaran

    nematoda dapat terjadi melalui tanah, alat-alat pertanian, migrasi alamiah dan aliran air hujan.

    Penyebaran yang lebih luas lagi terjadi melalui rimpang yang terinfeksi, yang kemudian

    dijadikan benih .

    Pengendalian n ematoda p arasit pada jahe p un ternyata m enjadi cukup s ulit, karena se lain d apat

    terbawa b enih, air dan tanah, nematoda terutama n ematoda b uncak a kar Meloidogynespp. mempunyai kisaran inangnya cukup luas d an persisten di dalam tanah . Selain pada jahe,

    R. similis da n Meloidogyne spp. juga m enyerang tanaman temu-temu lainnya, seperti lempuyang

    hitam (Z. ottensii), lengkuas (Alpinia galanga), kunyit (C. domestica), temulawak (C . xanthorrhiza),

    temu putih (C. zedoaria) dan kapolaga (Elettaria cardamomum).

  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    13/18

    Di dalam tanah, R. similis bertahan hidup selama 6 b ulan (Dropkin, 1980). R. similis d apat

    bertahan se lama 3 bu lan sa mpai 1 tahun dalam rimpang jahe yang disimpan pa da kea daan su hu

    kamar. Pada inang yang cocok, siklus hidup R. similis b erlangsung selama kurang lebih 3 minggu

    untuk sa tu generasi. Dalam biakan potongan wortel siklus h idup R. similis a dalah 3 5 h ari pada s uhu

    20 30 C dengan suhu o ptimumnya 27 C (Mustika 1990).

    R. similis a dalah nematoda endoparasit migrator , setelah masuk ke da lam akar, nematoda

    berpindah-pindah diantara jaringan akar dan rimpang, makan dan berkembang biak ( Williams da n

    Siddiqi 1973; Vilsoni et al. 1976) da n menimbulkan saluran-saluran infeksi yang besar atau berongga

    di dalam rimpang. Sedangkan Meloidogyne spp., setelah masuk ke d alam jaringan akar atau

    rimpang, nematoda m enetap (sedentary) dan infeksinya m enyebabkan puru a tau benjolan pada akar

    atau rimpang dan di dalam setiap benjolan atau bintil terdapat ratusan atau ribuan telur, nimfa dan

    dewasa nematoda (Huang 1966; Shah d an Raju 1 977). Penularan penyakit terutama m elalui

    rimpang yang telah mengandung (terinfeksi) nematoda parasit yang kemudian dijadikan benih.

    Makanya anda harus berhati-hati lah pa da saat melakukan se leksi benih jahe.

    3. Pengendalian/penanggulangan

    Pengendalian nematoda p arasit jahe dapat dilakukan secara terpadu melalui pemilihan benih

    rimpang se hat, pemulsaan, perlakuan a ir panas pa da b enih rimpang, penggunaan bahan

    pestisida kimia maupun pestisida organik seperti PHEFOC dan pemanfaatan musuh alami

    nematoda p arasit jahe.

    a. Pemilihan benih rimpang s ehat

    Seleksi benih rimpang secara ketat sebelum anda menyesal kemudian. Rimpang yang terinfeksi

    nematoda m erupakan sumber utama d ari penyebaran nematoda yan g lebih luas di lapangan. Cara

    terbaik untuk mengendalikan p enyakit oleh n ematoda a dalah d engan pe nggunaan rimpang sehat

    bebas ne matoda untuk ba han tanaman dan menyingkirkan r impang-rimpamng benih yang

    menunjukkan g ejala luar terserang n ematoda. P erhatikan c iri-cirinya ya , sudah d iulas tuh di atas

    b. Pemulsaan

    Anda sudah tahu Pemulsaan itu apa ? Pemulsaan adalah : Teknik untuk menjaga tetapnya su hu

    tanah di sekitar akar tanaman, menahan uap air di tanah, mencegah erosi, dan

    menghilangkan tumbuhnya gulma dan penyakit. Mulsa d aun-daun hijau sebanyak 2 ,5 kg/m2

    seperti daun mahaneem (Melia azadirachta), karanj (Pongamia glabra) dan mangga (Mangifera

    indica). M ulsa d iaplikasikan p ada sa at tanam dan d iulang se lama m asa p ertumbuhan, selain d apat

    meningkatkan tingkat pertumbuhan, jumlah tillers d an hasil, juga dapat bersifat nematisidal (Das

    1999). Di Queensland, pemberian serbuk ge rgaji dengan ketebalan 5-7,5 mm dapat menekan

    perkembangan ne matoda (Pegg et al. 1974).

    c. Perlakuan air panas

    Selain cara di atas, perlakuan air hangat pada rimpang jahe dapat menekan serangan nematoda di

    pertanaman (Pegg e t al. 1974). Perlakuan air panas 50 C selama 1 0 m enit pada rimpang-rimpang

    benih se belum tanam, efektif mengurangi jumlah puru per rimpang se besar 96,17% (Djiwanti dan

    Balfas 2 010). N ah, cara ini mudah d iaplikasikan, murah d an m udah.

    http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/http://organichcs.com/2014/01/05/phefoc-pestisida-herbisida-fungisida-organik-cair-hcs/
  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    14/18

    d. Penggunaan pestisida

    Penggunaan pe stisida kimia ca rbofuran m aupun pestisida organik seperti PHEFOC ternyata dapat

    menekan populasi pa rasit nematoda. Aplikasi penggunaan p upuk bokashi (yang sud ah

    mengandung P HEFOC) dan penyemprotan tanaman secara teratur dengan PHEFOC effektif untuk

    menekan populasi nematoda ini.

    e. Pengendalian secara hayati

    Hasil penelitian terakhir menunjukkan formulasi jamur rhizobakteri Pasteuria penetrans d apat

    menekan se rangan d an populasi M. incognita d an R. similis pa da tanaman jahe (Mustika, 1998;

    Harni dan Mustika, 2000). Jamur pe njerat nematoda (Arthrobotrys s p., Dactylaria sp. dan Dactylella

    sp.) dibiakkan pada media jagung dan diaplikasikan pada jahe u ntuk p engendalian nematoda

    Meloidogyne spp. (Harni dan Mustika 2 000). Y ang ini sih agak susah ya a plikasinya

    f. Pengendalian secara Ter padu

    Pengendalian secara terpadu semua usaha p encegahan dan penanggulangan, yaitu

    menggabungkan usaha-usaha d i atas d an melakukan teknis bu didaya se cara b enar seperti di tulisan

    tentang Budidaya Jahe sebel umnya , tentunya akan mendatangkan hasil yang lebih optimal.

    C. Pe nyakit Bercak Daun pada Jahe

    Penyebab gejala b ercak d aun jahe a dalah cendawan parasit tanaman . Pada

    kondisi tertentu, misalnya kelembaban yang tinggi , atau m enanam jahe di daerah yan g be rlembah

    sehingga tanaman m enjadi agak ternaungi, serangan cendawan p ada da un menjadi masalah yan g

    serius. Beberapa cendawan yang dilaporkan ditemukan menyerang daun pertanaman jahe di

    Indonesia adalah: Cercospora (Boedjin 1960; Semangun 1992), Phyllosticta (Semangun 1992;

    Rachmat 1993a), Phakopsora ( Boedijn 1 960; Rachmat 1993b; Wahyuno e t al. 2003) dan P yricularia

    sp. (Siswanto et al. 2009). Hingga saat ini, pengetahuan m engenai ekobiologi cendawan-cendawantersebut masih sangat terbatas.

    Hasil survey O PT jahe ya ng d ilakukan b ersama D itjen P erlindungan H ortikultura d i tiga l okasi di

    Jawa dan Sumatera tahun 2008, berdasarkan model gejala yang terlihat ada indikasi variasi jenis

    cendawan yang dominan di tiap lokasi yang dikunjungi (Siswanto et al. 2009). Kondisi lingkungan,

    umur tanaman d an jenis jahe yang d itanam mempengaruhi kerusakan da n jenis cend awan yan g

    dominan di suatu daerah.

    http://organichcs.com/2014/02/13/menanam-jahe-merah-mungkinkah-jadi-milyuner/http://organichcs.com/2014/02/13/menanam-jahe-merah-mungkinkah-jadi-milyuner/
  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    15/18

    1. Beberapa Gejala dan Penyebab Serangan Bercak Daun

    a. Phyllosticta sp.

    Dari empat jenis ce ndawan t ersebut di atas, gejala b ercak p utih yang m erata pada permukaan

    daun dianggap gejala yan g paling merusak d an merugikan tanaman. Serangan d i awal pertumbuhan

    dapat menyebabkan produksi turun karena b anyak d aun ya ng tidak da pat berfungsi secara o ptimal.

    Gejala d apat ditemukan pada daun ya ng ada di bagian atas hingga di bagian tengah. Infeksi diduga

    terjadi saat daun baru pada a wal membuka p enuh. Kobayashi et al. (1993) mendapatkan struktur

    cendawan yang diidentikasi sebagai Phyllosticta pada permukaan bagian yang berwarna putih.

    Siswanto et al. (2009) mendapatkan gejala tersebut di tiga kabupaten yang dikenal secara tradisional

    sebagai sentra p roduksi jahe ( Boyolali, Jawa Tengah; Sukabumi, Jawa B arat dan Kepahiang,

    Bengkulu).

    b. Pyricularia sp.

    Cendawan Pyricularia se belumnya tidak d ipernah d ilaporkan ke beradaannya d i Indonesia, meskipun

    sudah pernah dilaporkan di Jepang (Hashioka 1971, Kotani dan Kurata 1992), Thailand (Bussaban

    et al. 2003) dan Australia ( Clark dan Warner 2000). Siswanto e t al. (2009) mendapatkan g ejala k has

    Pyricularia yaitu nekrosa dengan bagian tengah berwarna putih dan tepi berwarna cokelat/gelap di

    Boyolali, Kepahiang d an dan S ukabumi. Sepintas g ejala ya ng ditimbulkan m irip d engan ya ng

    ditimbulkan oleh Phyllosticta, tetapi bagian tepi dari jaringan nekrosa yang terserang Pyricularia

    cenderung b erwarna kuning (Lihat Gambar F di atas).

    c. Cercospora zingiberi

    Gejala ser angan Cercospora um umnya ber upa be rcak yang l uas de nga bagian

    tepi berwarna ku ning p ada a walnya. Pada kondisi ideal, yaitu ke lembaban d an suhu t inggi, bercak

    dapat melebar dengan bagian tepi berwarna gelap dan dapat dibedakan dengan bagian yang masih

    sehat. Pada stadia yang lanjut, terdapat titik-titik warna hitam yang tersebar secara acak padapermukaan jaringan yang mengalami nekrosa (Lihat Gambar G). Titik-titik t ersebut adalah tangkai

    spora (konidiofor) dan spora (kon idia) dari Cercospora. Siswanto et al. (2009) juga m elaporkan

    keberadaan Cercospora di tiga lokasi penanaman jahe yang dikunjungi (Boyolali, Kepahian dan

    Sukabumi). Cercospora u mumnya ditemukan pada daun yang telah terbuka penuh, dan jarang

    ditemukan pada d aun yang masih muda. Pada kond isi lingkungan yan g lembab ser angan

  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    16/18

    Cercospora d apat terjadi pada hamparan yang luas seh ingga dikhawatirkan dapat menurunkan

    produktivitas p er satuan rumpun.

    d. Phakopsora e lletariae

    Phakopsora menyebabkan bercak daun bergaris. Gejala banyak dijumpai pada daun yang telah

    terbuka, dan tanaman yang tumbuh di tempat yang ternaungi atau rumpun-rumpun jahe yang

    tumbuh rapat. Phakopsora juga d apat ditemui pada semua pertanaman jahe d i Indonesia,

    tetapi kerusa kan yang ditimbulkan tidak se besar kedua jamur di atas se hingga sering diabaikan

    dalam pengamatan di lapang. Siswanto et al. (2009) hanya m endapatkan jahe ya ng terserang

    Phakopsora d i Sukabumi, Jawa B arat dan Kepahiang, Bengkulu; dan t idak dijumpai di Boyolali, Jawa

    Tengah.

    2. Eko-Biologi Cendawan Penyebab Bercak Daun

    a. Penyebaran

    Cendawan penyebab bercak da un pada jahe d isebarkan m elalui angin. Lingkungan yang lembab

    dan berangin merupakan kondisi yang ideal bagi penyebaran ko nidia m elalui udara a tau aliran a ir

    yang terdapat di permukaan daun. Penyebaran melalui aliran udara merupakan cara yang umum

    bagi keempat cendawan ini. Lapisan lendir pada permukaan ko nidia P hyllosticta m erupakan indikasi

    bahwa ia dapat tersebar melalui aliran air, selain untuk m embantu m enempel pada permukaan daun.

    Penyebaran melalui benih rimpang masih b erupa dugaan yang didasarkan pada seringnya b ercak

    daun Phyllosticta ditemukan pada tanaman yang masih sangat muda ( 1-2 bulan) di lapang,

    khususnya di daerah endemik pe nyakit bercak d aun.

    Penyebaran melalui udara d ari sumber-sumber inokulum berupa jaringan tanaman yang telah

    terinfeksi dan gugur di atas tanah, atau berasal dari lahan lain di sekitar diduga lebih dominan

    sebagai sumber inokulum di lapang. Phyllosticta d apat bertahan d alam bentuk t ubuh b uah p iknidia

    yang terbentuk d i atas j aringan jahe yang telah terinfeksi.

    b. Kisaran inang

    Cercospora, Phyllosticta, dan P hakopsora m erupakan cendawan patogen yang mempunyai

    karakteristik kekh ususan inang yang tinggi. Kisaran inang cendawan-cendawan tersebut umumnya

    sangat terbatas h anya pada genus t anaman yang sama. Kekhususan inang yang tinggi menjadi

    dasar pertimbangan mengembangkan varietas t ahan atau melakukan sanitasi dan eradikasi secara

    berkala dan terukur untuk m engurangi sumber inokulum.

    3. Pengendalian

    Sifat jamur ini tular udara membuat pengendalian secara individu kurang efektif, karena sumber

    inokulum (penular) dapat berasal dari tanaman jahe ya ng b erada d i tempat lain. Di lapangan se cara

    sepintas j ahe merah relatif toleran terhadap serangan patogen penyebab bercak d aun baik d ari jenis

    Phyllosticta m aupun P yricularia, tetapi sampai saat ini belum ada va rietas jahe y ang t ahan terhadap

    bercak daun .

    a. Kultur teknis

  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    17/18

    Tindakan kultur t eknis t etap dianjurkan untuk menekan sumber inokulum yang berasal dari salah

    satu lahan, tindakan tersebut antara lain meliputi

    sanitasi dengan membuang sisa-sisa t anaman yang telah terserang,

    melakukan pemupukan yan g b enar untuk m eningkatkan ketahanan

    mengurangi dampak kerusakan ,

    mengatur kelembaban de ngan jarak t anam

    mengurangi naungan apabila ada .

    Tindakan pe ngolahan tanah u ntuk memperlancar drainase juga dapat dilakukan untuk

    mengurangi kelembaban udara at au atau

    memberi mulsa u ntuk m engurangi penguapan yang berlebih.

    b. Fungisida

    Fungsida b ersifat kontak se rta fungisida d engan b ahan a ktif minyak ce ngkeh d an s erai dapur juga

    efektif saat diuji di laboratorium (Wahyuno et al. 2009). Di lapangan, waktu aplikasi dan kemampuan

    fungisida b ertahan pada p ermukaan daun menjadi krusial dalam keberhasilan pengendalian bercak

    daun khususnya di daerah dengan curah hujan tinggi. Di beberapa daerah, petani banyak tidak

    melakukan a plikasi fungsida se cara teratur karena m ahalnya harga fungisida. P ola b udidayadengan aplikasi PHEFOC seb agai fungisida organik akan sangat membantu m enangani masalah

    ini.

    Pengetahuan siologi tanaman khususnya saat terjadinya pengisian rimpang dan waktu aplikasi

    sedang dalam tahap evaluasi. Tanaman jahe d i bawah usia ku rang dari lima b ulan merupakan

    periode ya ng peka terhadap s erangan bercak daun. Di waktu m endatang a plikasi fungisida selain

    memperhatikan dosis d an interval, juga perlu memperhatikan siologi tanaman.

    c. Pengendalian Terpadu

    Pengendalian terpadu dalam budidaya j ahe m asih dalam tahap konsep, karena b eberapa kom ponen

    pengendaliannya masih d alam tahap pengembangan. Hasil skrining yang dilakukan di rumah kaca,

    sampai saat ini masih belum ada aksesi jahe yang tahan terhadap bercak d aun Pyricularia.

    Pengendalian t erpadu yang da pat dianjurkan untuk menekan ser angan be rcak da un adalah

    melakukan penanganan dan seleksi benih, melakukan pengolahan tanah untuk membenamkan si sa-

    sisa daun jahe terserang, mengatur j arak tanam, pemupukan sesuai aturan, sanitasi apabila ada

    tanaman terserang, monitoring secara rutin dan aplikasi fungisida apabila diperlukan.

    D. P enyakit Busuk Rimpang dan Penyakit Kuning

    1. Tan da dan Gejala ser ta Penyebab

    Busuk rimpang pernah m erupakan p enyakit yang d itemukan d alam jumlah terbatas. Di lapangan,

    gejala ya ng terlihat pada bagian tanaman ya ng terdapat di permukaan tanah berupa daun

  • 7/25/2019 Cara Membuat Pupuk Organik Bokashi & Jenis Hama Dan Penanganannya

    18/18

    menguning dan tersebar sec ara ac ak dalam populasi yang relatif terbatas .Bagian yang

    terserang adalah rimpang yang sudah cukup dewasa, da n biasanya sulit dibedakan dengan

    layu bakteri . Cara ya ng biasa d ilakukan untuk m engenal gejala ini adalah mencabut batang ya ng

    menunjukkan gejala. Pada busuk rimpang b atang relatif masih ku at tertahan pada r impang d an tidak

    berbau, sebaliknya untuk busuk rimpang yang disebabkan bakteri.

    Penyebab busuk r impang diduga disebabkan oleh beberapa jenis cen dawan, antara lain ke lompok

    Rhizoctonia sp. (Mulya d an Oniki 1990). Miftakhurohmah dan Noveriza (2009) mendapatkan

    beberapa cendawan dari rimpang jahe, dan Fusarium sp. relatif dominan selain jamur-jamur

    kontaminan ya ng umum yaitu Aspergilus, Rhizhopus da n P enicillium. Semangun (1989, 1992) dan

    Soesanto et al. (2003) dalam Soesanto e t al. (2005) menyatakan Fusarium oxysporum Schlecht f.sp.

    zingiberi Trujillo sebagai penyebab utama busuk r impang jahe.

    Di Indonesia cendawan Pythium belum pernah dilaporkan, tetapi di India dan Australia cendawan

    Phytium merupakan jenis yang do minan menyebabkan b usuk rimpang jahe dan dapat menimbulkan

    kerusakan se cara luas khu susnya p ada p ertanaman jahe d i dataran tinggi (Dobroo 2005). Demikian

    juga yang terjadi di Australia.

    2. Pengendalian

    Pengendalian yang dianjurkan adalah dengan menggunakan benih jahe yan g se hat dan

    perendaman ke d alam fungisida yang perlu dilakukan untuk m encegah penyebaran patogen yang

    terbawa benih di lapang. Mengurangi lalu-lalang di pertanaman jahe di lapangan untuk menghindari

    penyebaran, m onitoring s ecara b erkala d isertai sanitasi perlu d ilakukan u ntuk menghindari

    penyebaran lebih luas. Ada baiknya untuk pengendalian ini anda baca lagi tentang Budidaya

    Jahe DI SINI.

    Demikian u lasan mengenai Hama da n Penyakit yang ser ing Menyerang Jah e. OPT ini perlu kita

    ketahui agar kita d apat semaksimal mungkin m eminimalisir akibatnya sehingga dapat semaksimal

    mungkin mendapatkan hasil produksi jahe yan g kita b udidayakan.

    http://organichcs.com/2014/02/13/menanam-jahe-merah-mungkinkah-jadi-milyuner/http://organichcs.com/2014/02/13/menanam-jahe-merah-mungkinkah-jadi-milyuner/