luka dan penanganannya

17
Nasrullah Mahasiswa Alih Program Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Brawijaya Malang 2010 E-mail: [email protected] : 100% Free Download Ilmu-Ilmu Keperawatan, Asuhan Keperawatan, Laporan Pendahuluan dan Ketrampilan-Ketrampilan Klinis Keperawatan www.serpihanilmuku.blogspot.com SERPIHAN ILMU PENGETAHUAN 2012 SERIES COGNITIVE PERFORMANCE

Upload: fikri-nabiha

Post on 25-Jul-2015

975 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Makalah ini berisi mengenai macam-macam luka, penyembuhan luka, faktor yang mempengaruhi dan bagaimana penanganan pertama pada luka

TRANSCRIPT

Page 1: Luka Dan Penanganannya

Organization

Nasrullah

Mahasiswa Alih Program

Program Studi Ilmu Keperawatan

Universitas Brawijaya Malang

2010

E-mail: [email protected]

:

100% Free

Download Ilmu-Ilmu Keperawatan, Asuhan Keperawatan, Laporan Pendahuluan dan Ketrampilan-Ketrampilan Klinis

Keperawatan

www.serpihanilmuku.blogspot.com SERPIHAN ILMU PENGETAHUAN

2012

SERIES

COGNITIVE

PERFORMANCE

Page 2: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh. Keadaan ini

dapat disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan suhu, zat

kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. (Sjamsuhidayat, 2005)

Luka adalah rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat proses

patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ

tertentu. (Lazarus et al dalam Potter, 2006)

- Luka abrasi (Luka lecet)

luka ini terjadi oleh karena gesekan pada

permukaan kulit yang melawan permukaan

benda kasar. Biasanya hanya mengenai kulit

lapisan luar, membran mukosa atau kulit sedikit

terkikis. Misalnya jatuh terseret

- Luka laserasi (Luka Robek)

Pada luka laserasi terjadi kerusakan jaringan

yang dapat disebabkan misalnya oleh pecahan

gelas, kaca atau benda tajam. Luka ini akan

mudah terkontaminasi dan timbul infeksi.

Definisi

Jenis-jenis luka umum

Page 3: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

- Luka kontusio (Luka Memar)

Luka yang terjadi dengan tidak menimbulkan

kerusakan pada permukaan kulit akan tetapi

adanya injury pada struktur internal. Luka ini biasa

terjadi karena benturan benda tumpul.

- Luka Tusuk

Luka tusuk adalah luka yang dalam akibat dari

benda-benda tajam seperti pisau dapat juga

pecahan gelas atau paku.

- Fase inflamasi

Fase inflamasi dimulai dari saat terjadinya luka hingga hari ke lima.

Saat terjadi luka maka tubuh akan berusaha untuk menghentikan perdarahan

dengan cara memvasokonstriksikan pembuluh darah, pengerutan ujung

pembuluh darah (retraksi), dan reaksi hemostasis. Dalam fase inflamasi ini

trombosit yang keluar pembuluh darah akan saling menempel dan bersama-

sama dengan benang-benang fibrin trombosit akan membekukan darah

sehingga perdarahan dapat dikontrol

Disisi lain tubuh memiliki sel mast yang berfungsi untuk meningkatkan

permeabilitas kapiler sehingga sel-sel darah putih sebagai pemakan bakteri

Fase Penyembuhan Luka

Page 4: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

atau sel-sel yang mati dapat masuk dengan mudah. Sel mast mengeluarkan

serotonin yang menyebabkan permeabilitas kapiler meningkat dan

vasodilatasi di sekitar tempat inflamasi, hal inilah yang menyebakan cairan di

pembuluh darah masuk di sekitar tempat inflamasi sehingga menyebabkan

oedema (pembengkakan).

Tanda dan gejala pada fase inflamasi:

Kalor : Terasa hangat

Rubor : Berwarna kemerahan

Dolor : Nyeri

Tumor : Pembengkakan

Fungsiolesa : Penurunan fungsi

Terjadinya luka menyebabkan terjadinya perpindahan sel-sel darah

putih (Leukosit) ke tempat peradangan. Leukosit mengeluarkan enzim

hidrolitik yang membantu

mencerna bakteri beserta sel-sel

yang rusak. Setelah itu barulah

muncul limfosit dan monosit yang

memiliki kemampuan mencerna

bakteri lebih baik untuk

membantu pertempuran melawan bakteri.

Fase ini disebut juga dengan fase lamban karena luka masih belum

stabil, pembentukan kolagen masih minimal dan luka hanya ditautkan dengan

benang-benang fibrin yang amat lemah.

- Fase proliferasi (Regenerasi)

Fase proliferasi terjadi

antara 3 sampai 24 hari setelah

luka terjadi. Tujuan utama dari fase

ini adalah menumbuhkan jaringan

baru dari dasar luka dengan

jaringan penyambung atau biasa

juga disebut sebagai granulasi dan menutup bagian atas luka dengan jaringan

Page 5: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

epitel (epitelisasi). Fibroblas adalah sel-sel yang mensintetis kolagen yang

akan menutup luka. Fibroblas membutuhkan vitamin B, vitamin C, oksigen

dan asam amino agar dapat berfungsi dengan baik.

Luka akan tertutup oleh jaringan-jaringan baru pada periode ini,

elastisitas jaringan yang menutup luka mulai meningkat dan risiko ruptur

(robek/terpisah) luka akan menurun.

- Fase penyembuhan (Maturasi/Remodeling)

Pada fase ini terjadi proses

pematangan yang terdiri atas

penyerapan kembali jaringan yang

berlebih, pengerutan sesuai dan

akhirnya membentuk jaringan baru

yang merupai jaringan normal lainnya.

Fase ini dapat berlangsung berbulan-

bulan hingga 1 tahun dan dinyatakan berakhir kalau semua tanda radang

sudah lenyap. Tubuh berusaha menormalkan kembali semua yang menjadi

abnormal karena proses penyembuhan. Oedema dan sel radang diserap, sel

muda menjadi matang, kapiler baru menutup dan diserap kembali, kolagen

yang berlebih diserap dan sisanya mengerut sesuai dengan regangan yang

ada.

Selama proses ini dihasilkan jaringan parut yang pucat karena jaringan

parut mengandung lebih sedikit sel-sel pigmentasi. Terlihat pengerutan

maksimal pada luka. Pada akhir fase ini, perupaan luka kulit mampu menahan

regangan kira-kira 80% kemampuan kulit normal. Hal ini tercapai kira-kira 3-

6 bulan setelah penyembuhan . perupaan luka tulang (patah tulang)

memerlukan waktu satu tahun atau lebih untuk membentuk jaringan yang

normal secara histologi atau secara bentuk.

Page 6: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

Klasifikasi penyembuhan luka

- Penyembuhan Luka Primer

Jenis penyembuhan luka

primer terjadi bila luka segera

diusahakan bertaut, biasanya

dengan bantuan jahitan. Parut

yang terjadi biasanya lebih halus

dan kecil.

- Penyembuhan Luka Sekunder

Penyembuhan luka sekunder merupakan penyembuhan luka kulit yang

terjadi tanpa pertolongan dari

luar. Penyembuhan ini berjalan

alami atau mandiri dilakukan

oleh tubuh. Luka akan terisi

jaringan granulasi yang tumbuh

dari dasar luka dan akhirnya akan

ditutup oleh jaringan epitel. Penyembuhan seperti ini biasanya memerlukan

waktu uang cukup lama dan akan meninggalkan jaringan parut yang kurang

baik, terutama bila luka terbuka/mengaga lebar.

- Penyembuhan Luka Tersier (Primer Tertunda)

Namun, jahitan luka tidak dapat langsung dilakukan pada luka

terkontaminasi

berat dan/ atau

tidak berbatas

tegas. Luka yang

compang-camping

seperti luka

tembak, sering meniggalkan jaringan yang tidak dapat hidup yang pada

pemeriksaan pertama sukar dikenal. Keadaan ini diperkirakan akan

Klasifikasi Penyembuhan Luka

Page 7: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

menyebabkan infeksi bila luka langsung dijahit. Luka yang demikian

sebaiknya dibersihkan dan dieksisi (debrideman) dahulu dan kemudian

dibiarkan selama 4-7 hari. Baru selanjutnya dijahit dan akan sembuh secara

primer cara ini biasanya disebut dengan penyembuhan primer tertunda. Jika

setelah dilakukan debrideman luka langsung dijahit, dapat diharapkan terjadi

penyembuhan primer.

Penyembuhan jaringan khusus

Pembuluh darah

Proses penyembuhan luka pada pembuluh darah bergantung pada

besarnya luka, derasnya arus darah yang keluar dan kemampuan tamponade

jaringan sekitar.

Pada pembuluh yang luka, serat elastin pada dinding pembuluh darah

akan mengkerut dan otot polosnya berkontraksi. Bila

kerutan ini lebih kuat dari pada arus darah yang

keluar, luka akan menutup dan perdarahan berhenti.

Bila sempat terbentuk gumpalan darah yang

menyumbat luka, permukaan dalam gumpalan

perlahan-lahan akan dilapisi endotel dan mengalami

organisasi menjadi jaringan ikat. Bila hematom sangat besar karena arus

darah yang keluar kuat, bagian tengah akan tetap cair karena turbulensi arus,

sedangkan dinding dalamnya perlahan-lahan akan dilapisi endotel sehingga

terjadi aneurisma palsu.

Bila pembuluh darah sampai putus, ujung potongan akan mengalami

retraksi dan kontraksi akibat adanya serat elastin

a. Usia Pasien

Makin tua pasien makin menurun daya tahan tubuhnya dan semakin mudah

terjadi infeksi dengan proses penyembuhan yang lama. Hal ini dapat

dihubungkan dengan kemungkinan adanya degenerasi, tidak adekuatnya

masukan makanan, dan menurunnya sirkulasi

Faktor-faktor Penyembuhan Luka

Page 8: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

b. Perlakuan terhadap jaringan luka

Perlakuan yang kasar terhadap luka akan memperlambat penyembuhan,

lakukan tindakan secara hati-hati, cermat dan menyeluruh.

c. Hypovolemia

Volume darah yang tidak mencukupi mengarah pada vasokontriksi dan tentu

saja oksigenasi dan nutrien jaringan akan berkurang dan akan memperlama

penyembuhan luka. Oleh karenya perlu memantau defisit cairan yang ada

(sirkulasi)

d. Edema

Meningkatkan tekanan interstisiil pada pembuluh darah, sehingga pembuluh

darah yang menyuplai oksigen dan nutrisi mengalami gangguan. Perlu

meninggikan bagian yang edema.

e. Balutan terlalu kencang

Penekanan balutan yang terlalu kencang dapat menyumbat aliran darah baik

utama maupun prifer sehingga dapat mengurangi suplay oksigen yang

membawa nutrisi jaringan.

f. Defisit nutrisi

Nutrisi sangat berperan dalam penyembuhan luka. Klien harus mendapatkan

protein yang cukup sebagai dasar untuk pembentukan kolagen. Selain itu

karbohidrat juga diperlukan sebagai dukungan energi. Vitamin A,Bcomp, C, K,

zat besi juga diperlukan untuk penyembuhan luka

g. Benda asing

Benda asing yang masuk ke dalam tubuh akan direspon oleh sistem imun tubuh

sebagai benda yang berbahaya dan mengancam, sehingga terjadi proses

peradangan berulang yang akan memperlambat penyembuhan. Jaga agar luka

bebas dari benda asing misalnya serpihan kasa, kapas dan bedak sarung

tangan.

Page 9: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

h. Akumulasi Drainage

Drainage yang menumpuk dapat menganggu proses penyembuhan luka.

Drainage yang tidak dibersihkan merupakan mediator yang baik bagi kuman

penyebab infeksi, selain itu juga drainage menghalangi tumbuhnya jaringan

baru pada proses penyembuhan luka. Lakukan tindakan pembersihan terhadap

drainage yang menumpuk.

i. Steroid

Menyamarkan adanya inflamasi dengan mengganggu respons inflamasi normal.

j. Antikoagulan

Antikoagulan dapat mengganggu upaya tubuh untuk melakukan penutupan

pada luka, darah dalam hal ini trombosit akan mengalami kesulitan dalam

melakukan penggumpalan untuk menutup luka. Selain itu antikoagulan juga

dapat menyebabkan hemoragie

k. Overaktifitas pasien

Pasien yang mengalami luka diupayakan untuk mengistirahatkan bagian yang

luka, hal ini ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada tubuh dan

jaringan lukan untuk tumbuh dengan baik. Pergerakan yang berlebihan pada

area luka dapat menyebabkan kerusankan pada jaringan luka yang masih muda

dan rapuh, sehingga proses penyembuhan luka menjadi lama.

l. Status Immuno Suppresi

Berikan perlindungan maksimal untuk pasien guna mencegah infeksi.Batasi

pengunjung, lakukan prosedur cuci tangan pada saat sebelum dan setelah

melakukan perawatan luka untuk menghindari infeksi nosokomial.

Page 10: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

Diagnosis

Pertama-tama, lakukan pemeriksaan secara teliti untuk memastikan

apakah ada perdarahan yang harus dihentikan. Kemudian, tentukan jenis trauma,

tajam atau tumpul. Luasnya kematian jaringan, banyaknya kontaminasi dan berat

ringannya luka.

Tindakan

Perawatan luka akan tergantung pada jenis luka, berat ringannya luka, ada

tidaknya perdarahan dan risiko yang dapat menimbulkan infeksi. Prinsip

umum pertolongan pertama pada luka sebagai berikut

- Mencuci tangan dengan menggunakan sabun atau larutan antiseptik

- Segera pantau luka kemungkinan adanya benda asing dalam luka

- Bersihkan pinggiran luka dengan antiseptik atau sabun antiseptik. Bila luka

dalam, bersihkan dengan normal saline (cairan infus/NS, jika tidak ada

gunakan air matang beri sedikit garam) dari pusat luka ke arah luar,

setelah luka dibersihkan kemudian lakukan irigasi luka dengan normal

salin.

- Keringkan luka dengan kasa steril yang lembut

- Berikan antibiotk atau obat antiseptik yang sesuai

- Tutup luka dengan kasa steril dan paten

- Tinggikan posisi luka bia terjadi perdarahan dan imobilisasi

Kontrol perdarahan

- Pantau keadaan luka (angkat atau gunting pakaian pada area injury) bila

diperlukan

- Ambil benda asing secara perlahan bila terdapat benda asing dalam luka

- Lakukan penekanan area perdarahan dengan kasa steril

- Lakukan penutupan area luka dengan kasa steril

- Lakukan pembalutan

Pertolongan pertama pada luka

Page 11: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

Luka Bakar

Luka bakar merupkan respons kulit dan jaringan subkutan terhadap

trauma suhu/termal.

Derajat luka bakar

Kedalaman luka bakar ditentukan oleh tingginya suhu dan lamanya

pajanan suhu tinggi. Selain api langsung menjilat tubuh, baju yang ikut

terbakar juga memperdalam luka bakar. Bahan baju yang paling aman adalah

yang terbuat dari bulu domba (wol). Bahan sintetis seperti nilon dan dakron,

selain mudah terbakar juga mudah lumer oleh suhu tinggi lalu menjadi lengkat

sehingga memperberat kedalaman luka bakar

Penatalaksanaan

Upaya pertama saat terbakar adalah mematikan api pada tubuh,

misalnya dengan menyelimuti dan menutup bagian yang terbakar untuk

menghentikan pasokan oksigen pada

api yang menyala. Korban dapat

mengusahakan dengan cepat

menjatuhkan diri dan berguling agar

bagian pakaian yang terbakar tidak

meluas. Kontak dengan bahan yang

panas juga harus cepat diakhiri,

misalnya dengan mencelupkan bagian

yang terbakar atau menceburkan diri ke air dingin (bukan air es). atau

melepaskan baju yang tersiram air panas.

Pertolongan pertama setelah sumber panas hilang adalah merendam

daerah luka bakar dalam air atau menyiramnya dengan air mengalir selama

sekurang-kurangnya lima belas menit. Proses koagulasi protein sel di jaringan

terpajan suhu tinggi berlangsung terus meskipun api telah dipadamkan

sehingga destruksi (kerusakan) tetap meluas. Proses ini dapat dihentikan

dengan mendinginkan daerah yang terbakar dan mempertahankan suhu

dingin ini pada jam pertama. Oleh karena itu, merendam bagian yang terbakar

Luka khusus

Page 12: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

selama lima belas menit pertama dalam air sangat bermanfaat untuk

menurunkan suhu jaringan sehingga kerusakan jaringan lebih dangkal dan

diperkecil. Dengan demikian luka yang sebenarnya menuju derajat dua dapat

berhenti pada derajat satu. Atau luka yang akan menjadi tingkat tiga

dihentikan pada tingkat dua atau satu. Pencelupan atau penyiraman dapat

dilakukan dengan air apa saja yang dingin, tidak perlu steril.

Pada luka bakar ringan, prinsip penanganan utama adalah

mendinginkan daerah yang terbakar dengan air, mencegah infeksi dan

memberi kesempatan sisa-sisa sel epitel untuk berproliferasi dan menutup

permukaan luka. Luka dapat dirawat secara tertutup atau terbuka

Pada luka bakar berat, selain penanganan umum seperti pada luka

bakar ringan, kalau perlu dilakukan resusitasi segera bila penderita

menunjukkan gejala syok. Bila penderita menunjukkan gejala terbakarnya

jalan napas, diberikan campuran udara lembab dan oksigen. Kalau terjadi

oedema laring, dipasang pipa endotrakeal atau dibuat trakeostomi.

Trakeostomi berfungsi untuk membebaskan jalan napas, mengurangi ruang

mati dan memudahkan pemersihan jalan napas dari lendir atau kotoran. Bila

dugaan keracunan CO diberikan oksigen murni.

Luka gigitan

Luka gigitan dapat disebabkan oleh

hewan liar, hewan piaraan atau manusia.

Hewan liar biasanya menggigit adalah

hewan yang memang ganas dan pemakan

daging, misalnya harimau, singa, hiu, atau

bila hewan itu terganggu atau terkejut, yaitu

dalam usaha membela diri. Hewan piaraan

jinak menggigit bila disakiti, di ganggu atau

bila dalam keadaan tertentu misalnya

sedang memelihara anaknya yang masih kecil, sedang makan dan bila sedang

sakit. Bila hewan menggigit tanpa alasan jelas, harus dicuriagi kemungkinan

Page 13: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

hewan tersebut menderita penyakit yang mungkin menular melalui gigitan

misalnya rabies.

Luka gigitan dapat hanya berupa luka tusuk kecil atau luka compang-

camping luas yang berat. Luka gigitan manusia berbahaya karena dalam mulut

manusia ditemukan lebih banyak jenis kuman patogen dibanding mungkin

karena dietnya yang lebih bervariasi

Persoalan yang ditimbulkan oleh luka gigitan atau sengatan serangga

adalah lukanya sendiri, kontaminasi bakteri atau virus dan reaksi alergi. Dalam

penanggulangannya, perlu lebih dahulu diidentifikasi hewan yang menggigit

atau menyengat untuk perencanaan langkah pertolongan.

Tindakan terhadap luka adalah pembersihan luka, disusul dengan menjahit

rapat atau membuat jahitan situasi, yaitu jahitan untuk sementara sesuai keadaan

dengan maksud mencegah luka mengaga terlalu lebar. Umumnya dianggap

lebih aman kalau sementara hanya dibuat jahitan situasi. Setelah diamati

beberapa hari dan luka tampak tenang, baru dijahit rapat.

Tindakan terhadap kuman atau alergen yang masuk terdiri atas mencuci

dan eksisi luas luka. Diusahakan untuk menghalangi dan mengurangi

penyebaran dengan memasang turniket, istirahat total dan mendinginkan daerah

yang bersangkutan. Untuk menetralkan racun diberikan serum antiracun dan jika

diduga kontaminasi kuman penyakit diberikan vaksin.

Gigitan ular

Gigitan ular berbahaya bila

ularnya tergolong jenis berbissa.

Sebenarnya dari kira-kira ratusan

jenis ular yang diketahui, hanya

sedikit sekali yang berbisa dan

dari golongan ini hanya beberapa

yang berbahaya.

Bisa ular bersifat toksik dan

dapat menyebabkn destruksi

Page 14: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

jaringan lokal, bersifat toksik terhadap saraf, menyebabkan hemolisis atau

pelepasan histamin sehingga timbul reaksi anafilaksis. Racun yang merusak

jaringan menyebabkan nekrosis jaringan yang luas dan hemolisis.

Gejala dan tanda yang menonjol berupa nyeri hebat yang tidak sebanding

dengan besar luka, oedema, eritema, petekia, ekimosis, bula dan tanda

nekrosis jaringan. Dapat terjadi perdarahan di peritoneum atau perikardium,

oedema paru, syok berat karena efek racun langsung pada otot jantung

Ular berbisa yang tekenal adalah ular tanah, bandotan puspa, ular hijau

dan ular laut. Ular berbisa lain adalah ular kobra dan ular welang yang bisanya

bersifat neurotoksik. Gejala dan tanda yang ditimbulkan dari bisa jenis ini

adalah rasa kesemutan, lemas, mual, salivasi dan muntah. Ular kobra dapat

juga menyemprotkan bisanya yang apabila mengenai mata dapat

menyebabkan kebutaan sementara.

Tata laksana

Tanda umum ular berbisa adalah kepalanya berbentuk segitiga. Tanda

lain adalah dari pernampakannya langsung misalnya corak kulitnya. Dari

bekas gigitan dapat dilihat dua lubang yang jelas akibat dua gigi taaring

atas bila ularnya berbisa dan deretan bekas gigi kecil-kecil berbentuk U

bila ularnya tidak berbisa.

Tindakan yang dapat dikerjakan untuk menolong penderita yang digigit

ular berbisa adalah mengikuti prinsip umum seperti yang diterangkan di

atas.

Usahakan membuang bisa sebanyak-banyaknya dengan menoreh

lubang bekas masuknya taring ular sepanjang dan sedalam 0,5 cm,

kemudian lakukan penghisapan mekanik. Penghisapan dengan mulut tidak

dianjurkan karena risiko tertular apabila terdapat mukosa yang terluka.

Usaha menghambat absorbsi dapat dilakukan dengan cara memasang

turniket bebeapa sentimeter proksimal gigitan atau daerah bengkak,

dengan tekanan yang cukup untuk menghambat aliran vena, tetapi lebih

rendah daripada tekanan arteri. Tekanan ini dapat dipertahankan hingga 30

menit. Dalam 12 jam pertama masih ada pengaruh bila bagian yang tergigit

direndam dalam air es atau didinginkan dengan es.

Page 15: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

Mengenal Ular Berbisa

Mengenali Ular Berbisa Dari Bentuk Kepala Ular berbisa cenderung memiliki bentuk kepala yang hampir segitiga seperti pada gambar:

Mengenali Dari Warnanya

Ular berbisa cenderung memiliki warna yang cerah atau sisik yang bercorak. Ini mungkin menunjukkan

bahwa dirinya berbisa

Mengenali Dari Bentuk Gerakan

Ular berbisa kebanyakan lebih tenang dari pada ular tidak berbisa. Mereka lebih waspada untuk

melakukan serangan dari pada kabur meninggalkan manusia. Mereka memberikan peringatan dengan cara

mendesis, berderik dan membentuk bagian tubuh menyerupai huruf S

Mengenal Dari Bentuk Taring

Aghlyfa

Ular bergigi aglifa tidak mempunyai taring hampir seluruh giginya teratur namun kadang jumlahnya jukup

banyak, ular bertipe gigi seperti ini tidak berbisa namun tetap hati-hati dengan risiko infeksi bakteri lainnya jika

tergigit. Tipe gigi seperti in juga dapat merobek kulit manusia

Opistoglifa

Tipe gigi jenis ini memiliki sepasang taring yang berada di belakang, jika tergigi ular ini dalam waktu sekejab

mungkin tidak akan berisiko terkena racun, karena ular berjenis gigi seperti ini harus memasukkan lebih dalam

objek tergigit agar dapat menyuntikkan racun.

Solenoghlyfa

Tipe gigi seperti ini sangat spesial dan bisa dikatakan lebih canggih, sepasang taring panjang yang terdapat di

bagian depan dapat di lipat dan disembunyikan ke bagian atas rahang. Tidak hanya sebagai penyuntik bisa,

sepasang taring semacam ini dapat digunakan untuk mendorong mangsa untuk masuk ke dalam perut ular.

Proteroglifa

Ular yang mempunyai gigi bertipe seperti ini mempunyai taring depan yang panjang dan bagian ujung taring

tersebut seperti melengkung ke belakang. Ular tipe gigi ini tergolong sangat mematikan meskipun ukuran

taringnya tidak sepanjang taring solenoghlyfa tapi kemampuannya menyuntikkan bisa tidak diragukan lagi

Page 16: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

Sengatan lebah

Sebenarnya racun dalam sungut lebah sama toksiknya dengan racun

ular berbisa, tetapi karena jumlahnya yang masuk ke tubuh sangat sedikit,

dampaknya ringan. Raksi yang lebih sering terhadap sengatan lebah adalah

reaksi alergi. Walaupun demikian, sengatan segrombolan lebah yang

mengamuk berakibat lebih berat. Gejala dan tandanya dapat berupa gatal,

oedema, eritema dan oedema angioneurotik. Dalam keadaan lebih berat

ditemukan gangguan menelan, kelemahan otot mata, bradikardia dan syok

Tata laksana

Sungut lebah yang masih menempel dicari dan dicabut. Daerah

sengatan dibersihkan dengan air dan sabun. Untuk mengurangi nyeri dapat

disuntikkan lidokain, kadang diperlukan sedatif, infus dan antibiotik. Bila

terlihat tanda alergi, diberikan adrenalin dan antihistamin.

Page 17: Luka Dan Penanganannya

www.serpihanilmuku.blogspot.com

REFERENSI

Bresler, Michael jay. 2007. Manual Kedokteran Darurat. Jakarta: EGC

Corwin, Elizabeth J. 2009. Buku Saku Patofisiologi. Jakarta: EGC

Andyswan. 2011. Pentingkah Mengenali Ular. forum.nationalgeographic.co.id online: 23

Februari 2012. 11:15 WIB

Grace, Piece A. & Borley Neil R. 2007. At a Glance Ilmu Bedah Edisi Ketiga. Jakarta:

Erlangga

Potter, Patricia A. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Konsep, Proses, dan Praktik.

Jakrta: EGC

Sjamsuhidayat, R. 2005. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta: EGC

Suriadi. 2004. Perawatan Luka. Jakarta: Sagung Seto

Taylor, Paul M..2002. Mencegah dan Mengatasi Cedera Olah Raga. Jakarta: PT. Raja

Grafindo Persada

KUNJUNGI

www.serpihanilmuku.blogspot.com Dapatkan Dokumen-Dokumen Keperawatan Yang

Lebih Lengkap

“G R A T I S”