campaksdfasd

30
BAB I LAPORAN KASUS I. Identitas Pasien Nama : An. X Usia : 14 tahun Agama : Islam Pendidikan : Smp Pekerjaan : Swasta Alamat : RT.01 olak kemang II. Keluhan Utama Demam sejak ± 4 hari yang lalu. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien datang ke Puskesmas Olak Kemang dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu. suhunya naik turun. Setelah diberikan obat penurun panas, demam akan turun sebentar selepas itu tinggi lagi,pasien berobat ke klinik dan diberi obat, tapi masih belum sembuh juga. Selain panas, pasien juga batuk pilek. Batuk pilek muncul sejak 6 hari, batuknya tidak berdahak tetapi sering manakala pilek disertai lendir encer, bening dan tidak ada darah. sejak ±1 hari sebelum ke Puskesmas pasien mengatakan bahwa mata pasien terasa panas menjadi merah, tetapi tidak gatal dan tidak nyeri. Pada 1

Upload: apri-rahmadani

Post on 23-Dec-2015

216 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

adsafsafasfsa

TRANSCRIPT

Page 1: campaksdfasd

BAB I

LAPORAN KASUS

I. Identitas Pasien

Nama : An. X

Usia : 14 tahun

Agama : Islam

Pendidikan : Smp

Pekerjaan : Swasta

Alamat : RT.01 olak kemang

II. Keluhan Utama

Demam sejak ± 4 hari yang lalu.

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke Puskesmas Olak Kemang dengan keluhan demam

sejak 4 hari yang lalu. suhunya naik turun. Setelah diberikan obat penurun

panas, demam akan turun sebentar selepas itu tinggi lagi,pasien berobat ke

klinik dan diberi obat, tapi masih belum sembuh juga. Selain panas, pasien

juga batuk pilek. Batuk pilek muncul sejak 6 hari, batuknya tidak berdahak

tetapi sering manakala pilek disertai lendir encer, bening dan tidak ada

darah.

sejak ±1 hari sebelum ke Puskesmas pasien mengatakan bahwa

mata pasien terasa panas menjadi merah, tetapi tidak gatal dan tidak nyeri.

Pada hari yang sama timbul bintik-bintik merah di seluruh tubuh pasien,

pada bagian punggung terasa gatal. Pasien juga mengeluh kepala terasa

pusing, badan pegal. Nafsu makan menjadi berkurang. Bab dan bak tidak

ada keluhan

III. Riwayat Penyakit Dahulu

- Pasien tidak pernah mengalami sakit campak sebelumnya.

- Riwayat alergi obat dan makanan disangkal.

1

Page 2: campaksdfasd

IV. Riwayat Sosial Ekonomi

- Cukup

V. Pemeriksaan Fisik

1. Kesadaran : compos mentis

2. Vital sign : TD : 100/80 mmHg

N : 80 x/menit

RR : 20 x/menit

T : 37,6˚ C

3. Tinggi badan : 167 cm

4. Berat Badan : 65 kg

5. Kepala : normochepal

6. Mata : Conjugtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, pupil bulat isokor,

Diameter 3mm/3mm, RCL+/+, RCTL+/+, Udem palpebra -/-, mata merah

+/+, berair, air mata +/+, mata cekung -/-

7. Telinga : normotia, sekret -/-, tidak ada tanda perdarahan

8. Hidung : lapang, deviasi septum (-), konka hiperemis (-), sekret

bening (+), pernafasan cuping hidung (-)

9. Mulut : Bibir basah, selaput lendir basah, palatum utuh, lidah kotor (-),

bercak Koplik (-)

10. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada

pembesaran getah bening,

11. Dada

Inspeksi : bekas luka (-), retraksi (-)

Perkusi : sonor +/+

Palpasi : pengembangan dada simetris +/+

Fremitus (+) normal

2

Page 3: campaksdfasd

Auskultasi :

Cor : S1 S2 reguler, bising jantung (-)

Pulmo : vesikuler +/+, suara tambahan ronkhi (-), wheezing (-)

Abdomen : Abdomen :bekas operasi (-), TFU tidak teraba, turgor

kulit agak menurun, bising usus (+) , nyeri tekan epigastrium (-)

12. Genitalia : tidak dilakukan

13. Anggota Gerak : akral hangat, RCT <2 detik, oedem (-)

14. Kulit : ruam makulopapular (+) seluruh tubuh, ulkus (-),

petechiae (-)

VI. Pemeriksaan Penunjang

Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan anjuran : darah rutin

VII. Diagnosis

Morbili

VIII. Diagnosis Banding

Rubella

IX. Penatalaksanaan

Manajemen

1. Promotif :

- Pasien diisolasikan karena penyakit campak mudah menular

misalnya peralatan makan dan peralatan mmandi yang berisiko

menularkan virus lewat kontak langsung

- Jika demam turun, mandi untuk mengurang rasa gatal-gatal. Kalau

tidak dimandikan dkhawatirkan keringat yang melekat pada tubuh

anak menimbulkan rasa lengket dan gatal yang mendorongnya

menggaruk kulit dengan tangan yang tidak bersih dan terjadi

3

Page 4: campaksdfasd

infeksi. Sebaiknya campurkan larutan antiseptic (dettol, betadine,)

pada air mandi.

- Istirahat dan makan-makanan bergizi dan hindari makanan yang

bisa merangsang timbulnya batuk seperti gorengan

- Konsultasi dengan dokter untuk ppengobatan yang tepat

- Jagalah kebersihan dan sanitasi lingkungan

2. Preventif :

Istirahat dengan tujuan untuk meningkatkan stamina dan juga

agar tidak menularkan penyakit kepada orang lain

Selalu menjaga kebersihan dengan selalu mencuci tangan

sebelum makan

Minum air atau cairan yang banyak dan serin

Berikan suplemen nutrisi, makanan bergizi untuk menjaga daya

tahan tubuh sehingga mempercepat proses penyembuhan.

3. Kuratif :

- Non Farmakologik

Cukup komsumsi cairan dan kalori

Sebaiknya banyak istirahat

- Farmakologik

Paracetamol tab 500 mg 3x1

Chlorpheniramini maleas tab 4mg 3x1

Gliseril guaiakolat tab 200 mg

Antasid tab

Vitamin A 200.000 IU per oral

Salicyl talk

- Tradisional

4

Page 5: campaksdfasd

30 gram bunga gendola kemudian direbus dalam air 3

gelas hingga tersisa 1 gelas. Kemudian airnya diminum

skaligus.

Manfaat: mengeluarkan racun dan organisme (termasuk

virus) dari dalam tubuh.

4. Rehabilitatif :

- Minum obat sesuai anjuran.

- Meningkatkan makanan bergizi agar kekebalan tubuh

meningkat

- Jika semakin bertambah berat dan tidak sembuh, maka segera

periksa ke RS

5

Page 6: campaksdfasd

Dinas Kesehatan Kota JambiKelurahan Olak Kemang

Dokter : Apri RahmadaniSIP : No. 6032/SIK2015

Tanggal: 17 februari 2015

R/ Paracetamol tab 500 mg no.X

S3ddtab1

R/ Chlorpheniramini maleas tab 4mg no. X

S3ddtab1

R/ Gliseril guaiakolat tab 200mg no.X

S3ddtabI

R/ Antasid tab no.X

S3ddtab 1

R/ Vitamin A 200.000 IU per oral no.I

R/ Salicyl talk no.I

sue

Pro : An. X

Umur : 14 Tahun

Alamat: RT. 01 olak kemang

BAB II

6

Page 7: campaksdfasd

Tinjauan Pustaka

1. Definisi

Campak atau morbili adalah suatu infeksi virus akut yang memiliki 3

stadium yaitu (1)Stadium inkubasi yang berkisar antara 10 sampai 12 hari setelah

pajanan pertama terhadap virus dan dapat disertai gejala minimal maupun tidak

bergejala, (2)Stadium prodromal yang menunjukkan gejala demam,

konjungtivitis, pilek, dan batuk yang meningkat serta ditemukannya enantem pada

mukosa (bercak Koplik), dan (3)Stadium erupsi yang ditandai dengan keluarnya

ruam makulopapular yang didahului dengan meningkatnya suhu badan.1

Transmisi campak terjadi melalui udara, kontak langsung maupun melalui

droplet dari penderita saat gejala yang ada minimal bahkan tidak bergejala.

Penderita masih dapat menularkan penyakitnya mulai hari ke-7 setelah terpajan

hingga 5 hari setelah ruam muncul. Biasanya seseorang akan mendapat kekebalan

seumur hidup bila telah sekali terinfeksi oleh campak.2

2. Etiologi

Virus campak merupakan virus RNA famili paramyxoviridae dengan

genus Morbili virus. Sampai saat ini hanya diketahui 1 tipe antigenik yang mirip

dengan virus Parainfluenza dan Mumps. Virus bisa ditemukan pada sekret

nasofaring, darah dan urin paling tidak selama masa prodromal hingga beberapa

saat setelah ruam muncul. Virus campak adalah organisme yang tidak memiliki

daya tahan tinggi apabila berada di luar tubuh manusia. Pada temperatur kamar

selama 3-5 hari virus kehilangan 60% sifat infektifitasnya. Virus tetap aktif

minimal 34 jam pada temperatur kamar, 15 minggu di dalam pengawetan beku,

minimal 4 minggu dalam temperatur 35˚C, beberapa hari pada suhu 0˚C, dan tidak

aktif pada pH rendah.3

3. Patologi

7

Page 8: campaksdfasd

Lesi pada campak terutama terdapat pada kulit, membran mukosa

nasofaring, bronkus, saluran pencernaan, dan konjungtiva. Di sekitar kapiler

terdapat eksudat serosa dan proliferasi dari sel mononuklear dan beberapa sel

polimorfonuklear. Karakteristik patologi dari Campak ialah terdapatnya distribusi

yang luas dari sel raksasa berinti banyak yang merupakan hasil dari penggabungan

sel. Dua tipe utama dari sel raksasa yang muncul adalah (1) sel Warthin-Findkeley

yang ditemukan pada sistem retikuloendotel (adenoid, tonsil, appendiks, limpa

dan timus) dan (2) sel epitel raksasa yang muncul terutama pada epitel saluran

nafas. Lesi di daerah kulit terutama terdapat di sekitar kelenjar sebasea dan folikel

rambut. Terdapat reaksi radang umum pada daerah bukal dan mukosa faring yang

meluas hingga ke jaringan limfoid dan membran mukosa trakeibronkial.

Pneumonitis intersisial karena virus campak menyebabkan terbentuknya sel

raksasa dari Hecht. Bronkopneumonia yang terjadi mungkin disebabkan infeksi

sekunder oleh bakteri.4

Pada kasus encefalomyelitis terdapat demyelinisasi vaskuler dari area di

otak dan medula spinalis. Terdapat degenerasi dari korteks dan subsdtansia alba

dengan inclusion body intranuklear dan intrasitoplasmik pada subacute sclerosing

panencephalitis.1

4. Patogenesis

Campak merupakan infeksi virus yang sangat menular, dengan sedikit

virus yang infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Lokasi

utama infeksi virus campak adalah epitel saluran nafas nasofaring. Infeksi virus

pertama pada saluran nafas sangat minimal. Kejadian yang lebih penting adalah

penyebaran pertama virus campak ke jaringan limfatik regional yang

menyebabkan terjadinya viremia primer. Setelah viremia primer, terjadi

multiplikasi ekstensif dari virus campak yang terjadi pada jaringan limfatik

regional maupun jaringan limfatik yang lebih jauh. Multiplikasi virus campak

juga terjadi di lokasi pertama infeksi.

8

Page 9: campaksdfasd

Selama lima hingga tujuh hari infeksi terjadi viremia sekunder yang

ekstensif dan menyebabkan terjadinya infeksi campak secara umum. Kulit,

konjungtiva, dan saluran nafas adalah tempat yang jelas terkena infeksi, tetapi

organ lainnya dapat terinfeksi pula. Dari hari ke-11 hingga 14 infeksi, kandungan

virus dalam darah, saluran nafas, dan organ lain mencapai puncaknya dan

kemudian jumlahnya menurun secara cepat dalam waktu 2 hingga 3 hari. Selama

infeksi virus campak akan bereplikasi di dalam sel endotel, sel epitel, monosit,

dan makrofag.4

Daerah epitel yang nekrotik di nasofaring dan saluran pernafasan

memberikan kesempatan serangan infeksi bakteri sekunder berupa

bronkopneumonia, otitis media, dan lainnya. Dalam keadaan tertentu, adenovirus

dan herpes virus pneumonia dapat terjadi pada kasus campak.5

Tabel 1. Patogenesis infeksi campak tanpa penyulit

Hari Manifestasi

0 Virus campak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel nasofaring

atau kemungkinan konjungtiva

Infeksi pada sel epitel dan multiplikasi virus

1-2 Penyebaran infeksi ke jaringan limfatik regional

2-3 Viremia primer

3-5 Multiplikasi virus campak pada epitel saluran nafas di tempat infeksi

pertama, dan pada RES regional maupun daerah yang jauh

5-7 Viremia sekunder

7-11 Manifestasi pada kulit dan tempat lain yang bervirus, termasuk saluran

nafas

11-14 Virus pada darah, saluran nafas dan organ lain

15-17 Viremia berkurang lalu hilang, virus pada organ menghilang

Sumber :Feigin et al.2004.Textbook of Pediatric Infectious Diseases 5th edition

9

Page 10: campaksdfasd

5. Manifestasi klinis

Stadium inkubasi

Masa inkubasi campak berlangsung kira-kira 10 hari (8 hingga 12 hari).

Walaupun pada masa ini terjadi viremia dan reaksi imunologi yang ekstensif,

penderita tidak menampakkan gejala sakit.

Stadium prodromal

Manifestasi klinis campak biasanya baru mulai tampak pada stadium

prodromal yang berlangsung selama 2 hingga 4 hari. Biasanya terdiri dari gejala

klinik khas berupa batuk, pilek dan konjungtivitis, juga demam. Inflamasi

konjungtiva dan fotofobia dapat menjadi petunjuk sebelum munculnya bercak

Koplik. Garis melintang kemerahan yang terdapat pada konjungtuva dapat

menjadi penunjang diagnosis pada stadium prodromal. Garis tersebut akan

menghilang bila seluruh bagian konjungtiva telah terkena radang

Koplik spot yang merupakan tanda patognomonik untuk campak muncul

pada hari ke-10±1 infeksi. Koplik spot adalah suatu bintik putih keabuan sebesar

butiran pasir dengan areola tipis berwarna kemerahan dan biasanya bersifat

hemoragik. Tersering ditemukan pada mukosa bukal di depan gigi geraham

bawah tetapi dapat juga ditemukan pada bagian lain dari rongga mulut seperti

palatum, juga di bagian tengah bibir bawah dan karunkula lakrimalis. Muncul 1 –

2 hari sebelum timbulnya ruam dan menghilang dengan cepat yaitu sekitar 12-18

jam kemudian. Pada akhir masa prodromal, dinding posterior faring biasanya

menjadi hiperemis dan penderita akan mengeluhkan nyeri tenggorokkan.

Stadium erupsi

Pada campak yang tipikal, ruam akan muncul sekitar hari ke-14 infeksi

yaitu pada saat stadium erupsi. Ruam muncul pada saat puncak gejala gangguan

10

Page 11: campaksdfasd

pernafasan dan saat suhu berkisar 39,5˚C. Ruam pertama kali muncul sebagai

makula yang tidak terlalu tampak jelas di lateral atas leher, belakang telinga, dan

garis batas rambut. Kemudian ruam menjadi makulopapular dan menyebar ke

seluruh wajah, leher, lengan atas dan dada bagian atas pada 24 jam pertama.

Kemudian ruam akan menjalar ke punggung, abdomen, seluruh tangan, paha dan

terakhir kaki, yaitu sekitar hari ke-2 atau 3 munculnya ruam. Saat ruam muncul di

kaki, ruam pada wajah akan menghilang diikuti oleh bagian tubuh lainnya sesuai

dengan urutan munculnya.1

Saat awal ruam muncul akan tampak berwarna kemerahan yang akan

tampak memutih dengan penekanan. Saat ruam mulai menghilang akan tampak

berwarna kecokelatan yang tidak memudar bila ditekan. Seiring dengan masa

penyembuhan maka muncullah deskuamasi kecokelatan pada area konfluensi.

Beratnya penyakit berbanding lurus dengan gambaran ruam yang muncul. Pada

infeksi campak yang berat, ruam dapat muncul hingga menutupi seluruh bagian

kulit, termasuk telapak tangan dan kaki. Wajah penderita juga menjadi bengkak

sehingga sulit dikenali.1

6. Diagnosis

Diagnosis campak biasanya cukup ditegakkan berdasarkan gejala klinis.

Pemeriksaan laboratorium jarang dilakukan. Pada stadium prodromal dapat

ditemukan sel raksasa berinti banyak dari apusan mukosa hidung. Serum antibodi

dari virus campak dapat dilihat dengan pemeriksaan Hemagglutination-inhibition

(HI), complement fixation (CF), neutralization, immune precipitation, hemolysin

inhibition, ELISA, serologi IgM-IgG, dan fluorescent antibody (FA). Pemeriksaan

HI dilakukan dengan menggunakan dua sampel yaitu serum akut pada masa

prodromal dan serum sekunder pada 7 – 10 hari setelah pengambilan sampel

serum akut. Hasil dikatakan positif bila terdapat peningkatan titer sebanyak 4x

atau lebih.4Serum IgM merupakan tes yang berguna pada saat munculnya ruam.

Serum IgM akan menurun dalam waktu sekitar 9 minggu, sedangkan serum IgG

akan menetap kadarnya seumur hidup. Pada pemeriksaan darah tepi, jumlah sel

11

Page 12: campaksdfasd

darah putih cenderung menurun. Pungsi lumbal dilakukan bila terdapat penyulit

encephalitis dan didapatkan peningkatan protein, peningkatan ringan jumlah

limfosit sedangkan kadar glukosa normal.1

7. Diagnosis Banding

Diagnosis banding morbili diantaranya :

1. Roseola infantum. Pada Roseola infantum, ruam muncul saat demam telah

menghilang.

2. Rubella. Ruam berwarna merah muda dan timbul lebih cepat dari campak.

Gejala yang timbul tidak seberat campak.

3. Alergi obat. Didapatkan riwayat penggunaan obat tidak lama sebelum ruam

muncul dan biasanya tidak disertai gejala prodromal.

4. Demam skarlatina. Ruam bersifat papular, difus terutama di abdomen.

Tanda patognomonik berupa lidah berwarna merah stroberi serta tonsilitis

eksudativa atau membranosa.5

Campak yang termodifikasi

Penyakit campak yang termodifikasi muncul pada orang yang hanya

memiliki setengah daya tahan terhadap campak. Hal tersebut dapat diakibatkan

riwayat penggunaan serum globulin maupun pada anak usia kurang dari 9 bulan

karena masih terdapatnya antibodi campak transplasental dari ibu. Ditandai

dengan gejala penyakit yang lebih ringan. Stadium prodromal akan menjadi lebih

pendek. Batuk, pilek dan demam lebih ringan. Bercak Koplik lebih sedikit dan

kurang jelas, namun dapat juga tidak muncul sama sekali. Ruam yang muncul

sama dengan infeksi campak klasik, tetapi tidak bersifat konfluens. Pada beberapa

orang, infeksi campak yang termodifikasi ini dapat tidak memberikan gejala

apapun.4

12

Page 13: campaksdfasd

Campak atipikal

Didefinisikan sebagai sindroma klinik yang muncul pada orang yang

sebelumnya telah kebal akibat terpajan pada infeksi campak alamiah. Biasanya

muncul pada orang yang telah mendapat vaksin dari virus campak yang dimatikan

Masa inkubasi dari campak atipikal sama seperti pada campak yang tipikal

yaitu sekitar 7 hingga 14 hari. Stadium prodromal ditandai dengan demam tinggi

yang mendadak (39,5˚C sampai 40,6˚C) dan biasanya sakit kepala. Bisa juga

didapatkan gejala nyeri perut, mialgia, batuk non-produktif, muntah, nyeri dada

dan rasa lemah. Bercak Koplik jarang ditemui. Dua atau tiga hari setelah onset

penyakit muncullah ruam yang dimulai dari distal ekstremitas dan menyebar ke

arah kepala. Ruam sedikit berwarna kekuningan, terlihat jelas pada pergelangan

tangan dan kaki serta terdapat juga pada telapak tangan dan kaki. Ruam dapat

berbentuk vesikel dan terasa gatal. Pada campak atipikal dapat muncul efusi

pleura, sesak nafas, hepatosplenomegali, hiperestesia, rasa lemah maupun

paresthesia. Diagnosis dari campak atipikal dapat ditegakkan melalui tes

serologis. Bila sampel serum awal diambil sebelum atau pada saat onset ruam, CF

dan titer HI biasanya kurang dari 1:5. Pada hari ke-10 infeksi kedua titer akan

meningkat mencapai 1:1280 atau lebih. Pada campak yang tipikal, di hari ke-10

infeksi titer jarang melebihi 1:160.4

Penyulit

Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak berumur

lebih kecil. Kebanyakan penyulit campak terjadi bila ada infeksi sekunder oleh

bakteri. Beberapa penyulit campak adalah :

a) Bronkopneumonia

13

Page 14: campaksdfasd

Merupakan salah satu penyulit tersering pada infeksi campak.

Dapat disebabkan oleh invasi langsung virus campak maupun infeksi

sekunder oleh bakteri (Pneumococcus, Streptococcus, Staphylococcus, dan

Haemophyllus influenza). Ditandai dengan adanya ronki basah halus,

batuk, dan meningkatnya frekuensi nafas. Pada saat suhu menurun, gejala

pneumonia karena virus campak akan menghilang kecuali batuk yang

masih akan bertahan selama beberapa lama. Bila gejala tidak berkurang,

perlu dicurigai adanya infeksi sekunder oleh bakteri yang menginvasi

mukosa saluran nafas yang telah dirusak oleh virus campak. Penanganan

dengan antibiotik diperlukan agar tidak muncul akibat yang fatal.

b) Encephalitis

Komplikasi neurologis tidak jarang terjadi pada infeksi campak.

Gejala encephalitis biasanya timbul pada stadium erupsi dan dalam 8 hari

setelah onset penyakit. Biasanya gejala komplikasi neurologis dari infeksi

campak akan timbul pada stadium prodromal. Tanda dari encephalitis

yang dapat muncul adalah : kejang, letargi, koma, nyeri kepala, kelainan

frekuensi nafas, twitching dan disorientasi. Dugaan penyebab timbulnya

komplikasi ini antara lain adalah adanya proses autoimun maupun akibat

virus campak tersebut.

c) Subacute Slcerosing Panencephalitis (SSPE)

Merupakan suatu proses degenerasi susunan syaraf pusat

dengan karakteristik gejala terjadinya deteriorisasi tingkah laku

dan intelektual yang diikuti kejang. Merupakan penyulit campak

onset lambat yang rata-rata baru muncul 7 tahun setelah infeksi

campak pertama kali. Insidensi pada anak laki-laki 3x lebih sering

dibandingkan dengan anak perempuan. Terjadi pada 1/25.000

kasus dan menyebabkan kerusakan otak progresif dan fatal. Anak

yang belum mendapat vaksinansi memiliki risiko 10x lebih tinggi

14

Page 15: campaksdfasd

untuk terkena SSPE dibandingkan dengan anak yang telah

mendapat vaksinasi.6

d) Konjungtivitis

Konjungtivitis terjadi pada hampir semua kasus campak. Dapat

terjadi infeksi sekunder oleh bakteri yang dapat menimbulkan hipopion,

pan oftalmitis dan pada akhirnya dapat menyebabkan kebutaan.

e) Otitis Media

Gendang telinga biasanya hiperemi pada fase prodromal dan

stadium erupsi.

f) Diare

Diare dapat terjadi akibat invasi virus campak ke mukosa saluran

cerna sehingga mengganggu fungsi normalnya maupun sebagai akibat

menurunnya daya tahan penderita campak.3

g) Laringotrakheitis

Penyulit ini sering muncul dan kadang dapat sangat berat sehingga

dibutuhkan tindakan trakeotomi.

h) Jantung

Miokarditis dan perikarditis dapat menjadi penyulit campak.

Walaupun jantung seringkali terpengaruh efek dari infeksi campak, jarang

terlihat gejala kliniknya.

15

Page 16: campaksdfasd

i) Black measles

Merupakan bentuk berat dan sering berakibat fatal dari infeksi

campak yang ditandai dengan ruam kulit konfluen yang bersifat

hemoragik. Penderita menunjukkan gejala encephalitis atau encephalopati

dan pneumonia. Terjadi perdarahan ekstensif dari mulut, hidung dan usus.

Dapat pula terjadi koagulasi intravaskuler diseminata.4

Imunitas

Struktur antigenik

Imunoglobulin kelas IgM dan IgG distimulasi oleh infeksi campak.

Kemudian IgM menghilang dengan cepat (kurang dari 9 minggu setelah infeksi)

sedangkan IgG tinggal tak terbatas dan jumlahnya dapat diukur. IgM

menunjukkan baru terkena infeksi atau baru mendapat vaksinasi. IgG menandakan

pernah terkena infeksi. IgA sekretori dapat dideteksi dari sekret nasal dan hanya

dapat dihasilkan oleh vaksinasi campak hidup yang dilemahkan, sedangkan

vaksinasi campak dari virus yang dimatikan tidak akan menghasilkan IgA

sekretori.3

Imunitas transplasental

Bayi menerima kekebalan transplasental dari ibu yang pernah terkena

campak. Antibodi akan terbentuk lengkap saat bayi berusia 4 – 6 bulan dan

kadarnya akan menurun dalam jangka waktu yang bervariasi. Level antibodi

maternal tidak dapat terdeteksi pada bayi usia 9 bulan, namun antibodi tersebut

masih tetap ada. Janin dalam kandungan ibu yang sedang menderita campak tidak

akan mendapat kekebalan maternal dan justru akan tertular baik selama kehamilan

maupun sesudah kelahiran.1

16

Page 17: campaksdfasd

Imunisasi

Imunisasi campak terdiri dari Imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif

dapat berasal dari virus hidup yang dilemahkan maupun virus yang dimatikan.

Vaksin dari virus yang dilemahkan akan memberi proteksi dalam jangka waktu

yang lama dan protektif meskipun antibodi yang terbentuk hanya 20% dari

antibodi yang terbentuk karena infeksi alamiah. Pemberian secara sub kutan

dengan dosis 0,5ml. Vaksin tersebut sensitif terhadap cahaya dan panas, juga

harus disimpan pada suhu 4˚C, sehingga harus digunakan secepatnya bila telah

dikeluarkan dari lemari pendingin.

Vaksin dari virus yang dimatikan tidak dianjurkan dan saat ini tidak

digunakan lagi. Respon antibodi yang terbentuk buruk, tidak tahan lama dan tidak

dapat merangsang pengeluaran IgA sekretori.

Indikasi kontra pemberian imunisasi campak berlaku bagi mereka yang

sedang menderita demam tinggi, sedang mendapat terapi imunosupresi, hamil,

memiliki riwayat alergi, sedang memperoleh pengobatan imunoglobulin atau

bahan-bahan berasal dari darah .6

Imunisasi pasif digunakan untuk pencegahan dan meringankan morbili.

Dosis serum dewasa 0,25 ml/kgBB yang diberikan maksimal 5 hari setelah

terinfeksi, tetapi semakin cepat semakin baik. Bila diberikan pada hari ke 9 atau

10 hanya akan sedikit mengurangi gejala dan demam dapat muncul meskipun

tidak terlalu berat.

Penatalaksanaan

Pengobatan bersifat suportif dan simptomatis, terdiri dari istirahat,

pemberian cairan yang cukup, suplemen nutrisi, antibiotik diberikan bila terjadi

infeksi sekunder, anti konvulsi apabila terjadi kejang, antipiretik bila demam, dan

vitamin A 100.000 Unit untuk anak usia 6 bulan hingga 1 tahun dan 200.000 Unit

untuk anak usia >1 tahun. Vitamin A diberikan untuk membantu pertumbuhan

17

Page 18: campaksdfasd

epitel saluran nafas yang rusak, menurunkan morbiditas campak juga berguna

untuk meningkatkan titer IgG dan jumlah limfosit total.4

Indikasi rawat inap bila hiperpireksia (suhu >39,5˚C), dehidrasi, kejang,

asupan oral sulit atau adanya penyulit. Pengobatan dengan penyulit disesuaikan

dengan penyulit yang timbul.6

Pencegahan

Pencegahan terutama dengan melakukan imunisasi campak. Imunisasi

Campak di Indonesia termasuk Imunisasi dasar yang wajib diberikan terhadap

anak usia 9 bulan dengan ulangan saat anak berusia 6 tahun dan termasuk ke

dalam program pengembangan imunisasi (PPI). Imunisasi campak dapat pula

diberikan bersama Mumps dan Rubela (MMR) pada usia 12-15 bulan. Anak yang

telah mendapat MMR tidak perlu mendapat imunisasi campak ulangan pada usia 6

tahun. Pencegahan dengan cara isolasi penderita kurang bermakna karena

transmisi telah terjadi sebelum penyakit disadari dan didiagnosis sebagai campak.6

Prognosis

Campak merupakan penyakit self limiting sehingga bila tanpa disertai

dengan penyulit maka prognosisnya baik.2

18

Page 19: campaksdfasd

BAB III

ANALISA KASUS

Hubungan diagnosis dengan keadaan rumah dan lingkungan sekitar

Pasien tinggal di rt 01 olak kemang, rumah pasien adalah rumah

panggung terbuat dari kayu. Pasien dalam satu kamar terdapat 3 orang, jendela

kamar jarang dibuka sehingga cahaya matahari tidak masuk kekamar. Sumber air

berasal dari sumur dan sumur bor untuk mencuci, mandi, dan mencuci peralatan

makan dan kondisi airnya bersih.

Terdapat hubungan antara penyakit pasien dengan keadaan rumah dan

lingkungan sekitar karena jendela kamar jarang dibuka mengakibatan kamar

menjadi lembab. Udara yang lembab menjadi media yang sangat baik bagi

berkembangnya bakteri penyebab penyakit.

Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga dan hubungan keluarga

Penyakit ini mempunyai hubungan dengan keluarga. Penyakit ini

merupakan penyakit menular melalui percikan ludah pasien. Jadi pasien

harus diisolasikan agar keluarga yang lain tidak tertular.

Analisis untuk mengurangi paparan

o Pasien dan keluarga kita edukasi agar pasien diisolasikan karena penyakit

campak mudah menular misalnya peralatan makan dan peralatan mandi

yang berisiko menularkan virus lewat kontak langsung

o Jika demam turun, mandi untuk mengurang rasa gatal-gatal. Kalau tidak

dimandikan dkhawatirkan keringat yang melekat pada tubuh anak

menimbulkan rasa lengket dan gatal yang mendorongnya menggaruk kulit

dengan tangan yang tidak bersih dan terjadi infeksi. Sebaiknya campurkan

larutan antiseptic (dettol, betadine,) pada air mandi.

o Istirahat dan makan-makanan bergizi dan hindari makanan yang bisa

merangsang timbulnya batuk seperti gorengan

o Konsultasi dengan dokter untuk pengobatan yang tepat

o Jagalah kebersihan dan sanitasi lingkungan

19

Page 20: campaksdfasd

DAFTAR PUSTAKA

1. Phillips C.S. 1983. Measles. In: Behrman R.E., Vaughan V.C. (eds)

Nelson Textbook of Pediatrics. 12th edition. Japan. Igaku-Shoin/Saunders.

p.743

2. T.H. Rampengan, I.R. Laurentz. 1997. Penyakit Infeksi Tropik pada Anak.

Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal. 90

3. Soegeng Soegijanto. 2002. Campak. dalam: Sumarmo S. Poorwo

Soedarmo, dkk. (ed.) Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak Infeksi & Penyakit

Tropis. Edisi I. Jakarta. Balai Penerbit FKUI. Hal. 125

4. Cherry J.D. 2004. Measles Virus. In: Feigin, Cherry, Demmler, Kaplan

(eds) Textbook of Pediatrics Infectious Disease. 5th edition. Vol 3.

Philadelphia. Saunders. p.2283 – 2298

5. Alan R. Tumbelaka. 2002. Pendekatan Diagnostik Penyakit Eksantema

Akut dalam: Sumarmo S. Poorwo Soedarmo, dkk. (ed.) Buku Ajar Ilmu

Kesehatan Anak Infeksi & Penyakit Tropis. Edisi I. Jakarta. Balai Penerbit

FKUI. Hal. 113

6. Soegeng Soegijanto. 2001. Vaksinasi Campak. Dalam: I.G.N. Ranuh, dkk.

(ed) Buku Imunisasi di Indonesia. Jakarta. Pengurus Pusat Ikatan Dokter

Anak Indonesia. Hal. 105

20