calk atas lo

5
INFORMASI TENTANG LAPORAN OPERASIONAL YANG DISAJIKAN DALAM CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Andry Kurniawan Mulyono 1) , Puput Waryanto 2) , Rudy Antoni Panjaitan 3) , Stephanus Manovan Setyanta 4) 1) Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang Selatan Email: [email protected] 2) Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang Selatan Email: [email protected] 3) Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang Selatan Email: [email protected] 4) Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang Selatan Email: [email protected] Abstrak Dengan akan diterapkannya akuntansi pemerintahan berbasis akrual yang telah diamanatkan di dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mulai tahun 2015, komponen laporan keuangan akan mengalami penambahan dari komponen laporan keuangan sebelumnya yang masih berbasis kas menuju akrual. Beberapa komponen laporan keuangan terebut adalah Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Catatan atas Laporan Keuangan sebagai komponen tetap terdapat di dalam laporan keuangan, akan mengungkapkan secara lengkap informasi relevan tentang penyajian Laporan Keuangan, termasuk Laporan Operasional. Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikan rincian dan penjelasan atas masing-masing pos dalam Laporan Operasional. Penjelasan atas Laporan Operasional disajikan untuk pos pendapatan-LO dan beban, dengan struktur: 1) Perbandingan dengan periode tahun lalu; 2) Penjelasan atas perbedaan antara periode berjalan dan periode yang lalu; 3) Rincian lebih lanjut pendapatan-LO menurut sumber pendapatan; dan 4) Rincian lebih lanjut beban menurut klasifikasi ekonomi, organisasi, dan fungsi; dan 5) Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan. Kata Kunci: Akuntansi, Pemerintahan, Laporan Operasional, CaLK. 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penerapan akuntansi pemerintahan berbasis akrual telah diamanatkan di dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan telah memberikan rambu-rambu dalam mempersiapkan pelaporan keuangan berbasis akrual, berbeda dengan basis kas menuju akrual yang rencananya akan digunakan sampai pelaporan keuangan tahun anggaran 2014. Banyak perbedaan yang mendasar, terutama dalam hal laporan yang dihasilkan. Di dalam basis akrual, laporan keuangan pemerintah terdiri dari laporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports), laporan finansial, dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL). Laporan finansial terdiri dari Neraca, Laporan Operasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan Laporan Arus Kas (LAK). CaLK merupakan laporan yang merinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial dan merupakan laporan yang tidak terpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaran maupun laporan finansial. Beberapa komponen laporan keuangan yang belum terdapat di dalam pelaporan basis sebelumnya adalah Laporan Perubahan SAL, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan berbasis akrual, Laporan Operasional juga harus dijelaskan di dalam CaLK. 1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian Penulis bermaksud mempelajari lebih lanjut mengenai: 1. Tujuan dan Ruang Lingkup Laporan Operasional; 2. Manfaat informasi dan periode laporan operasional; 3. Struktur dan isi laporan operasional; 4. Informasi yang disajikan laporan operasional atau dalam CaLK.; 5. Penyajian CaLK atas pos-pos Laporan Operasional.

Upload: puput-waryanto

Post on 22-Dec-2015

13 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Laporan Operasional

TRANSCRIPT

Page 1: CaLK Atas LO

INFORMASI TENTANG LAPORAN OPERASIONALYANG DISAJIKAN DALAM CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Andry Kurniawan Mulyono1), Puput Waryanto2), Rudy Antoni Panjaitan3), StephanusManovan Setyanta4)

1) Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang SelatanEmail: [email protected]

2) Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang SelatanEmail: [email protected]

3) Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang SelatanEmail: [email protected]

4) Program Diploma IV Akuntansi Kurikulum Khusus, STAN, Tangerang SelatanEmail: [email protected]

Abstrak – Dengan akan diterapkannya akuntansi pemerintahan berbasis akrual yang telah diamanatkan di dalamUndang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara mulai tahun 2015, komponen laporankeuangan akan mengalami penambahan dari komponen laporan keuangan sebelumnya yang masih berbasis kasmenuju akrual. Beberapa komponen laporan keuangan terebut adalah Laporan Perubahan SAL, LaporanOperasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Catatan atas Laporan Keuangan sebagai komponen tetap terdapatdi dalam laporan keuangan, akan mengungkapkan secara lengkap informasi relevan tentang penyajian LaporanKeuangan, termasuk Laporan Operasional. Laporan Operasional menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yangmenambah ekuitas dan penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah pusat/daerah untuk kegiatanpenyelenggaraan pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Catatan atas Laporan Keuangan harus menyajikanrincian dan penjelasan atas masing-masing pos dalam Laporan Operasional. Penjelasan atas LaporanOperasional disajikan untuk pos pendapatan-LO dan beban, dengan struktur: 1) Perbandingan dengan periodetahun lalu; 2) Penjelasan atas perbedaan antara periode berjalan dan periode yang lalu; 3) Rincian lebih lanjutpendapatan-LO menurut sumber pendapatan; dan 4) Rincian lebih lanjut beban menurut klasifikasi ekonomi,organisasi, dan fungsi; dan 5) Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan.

Kata Kunci: Akuntansi, Pemerintahan, Laporan Operasional, CaLK.

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Penerapan akuntansi pemerintahan berbasisakrual telah diamanatkan di dalam Undang-UndangNomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentangStandar Akuntansi Pemerintahan telah memberikanrambu-rambu dalam mempersiapkan pelaporankeuangan berbasis akrual, berbeda dengan basis kasmenuju akrual yang rencananya akan digunakansampai pelaporan keuangan tahun anggaran 2014.Banyak perbedaan yang mendasar, terutama dalamhal laporan yang dihasilkan.

Di dalam basis akrual, laporan keuanganpemerintah terdiri dari laporan pelaksanaananggaran (budgetary reports), laporan finansial,dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).Laporan pelaksanaan anggaran terdiri dari LaporanRealisasi Anggaran (LRA) dan Laporan PerubahanSaldo Anggaran Lebih (SAL). Laporan finansialterdiri dari Neraca, Laporan Operasional (LO),Laporan Perubahan Ekuitas (LPE), dan LaporanArus Kas (LAK). CaLK merupakan laporan yangmerinci atau menjelaskan lebih lanjut atas pos-poslaporan pelaksanaan anggaran maupun laporan

finansial dan merupakan laporan yang tidakterpisahkan dari laporan pelaksanaan anggaranmaupun laporan finansial.

Beberapa komponen laporan keuangan yangbelum terdapat di dalam pelaporan basissebelumnya adalah Laporan Perubahan SAL,Laporan Operasional, dan Laporan PerubahanEkuitas. Sebagai bagian yang tidak terpisahkan darilaporan keuangan berbasis akrual, LaporanOperasional juga harus dijelaskan di dalam CaLK.

1.2. Maksud dan Tujuan Penelitian

Penulis bermaksud mempelajari lebih lanjutmengenai:

1. Tujuan dan Ruang Lingkup LaporanOperasional;

2. Manfaat informasi dan periode laporanoperasional;

3. Struktur dan isi laporan operasional;4. Informasi yang disajikan laporan

operasional atau dalam CaLK.;5. Penyajian CaLK atas pos-pos Laporan

Operasional.

Page 2: CaLK Atas LO

1.3. Perumusan Masalah

1. Bagaimana Laporan Operasional akandiungkapkan dalam LKPP 2015?

2. Bagaimana stuktur dan isi LaporanOperasional?

3. Informasi apa saja yang diungkapkandalam CaLK atas Laporan Operasional?

2. LANDASAN TEORI

2.1. Unsur-Unsur Laporan Keuangan

Laporan keuangan pemerintah terdiri darilaporan pelaksanaan anggaran (budgetary reports),laporan finansial, dan Catatan atas LaporanKeuangan (CaLK). Laporan pelaksanaan anggaranterdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA) danLaporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL).Laporan finansial terdiri dari Neraca, LaporanOperasional (LO), Laporan Perubahan Ekuitas(LPE), dan Laporan Arus Kas (LAK). CaLKmerupakan laporan yang merinci atau menjelaskanlebih lanjut atas pos-pos laporan pelaksanaananggaran maupun laporan finansial dan merupakanlaporan yang tidak terpisahkan dari laporanpelaksanaan anggaran maupun laporan finansial..

2.2. Laporan Operasional

Laporan Operasional adalah laporan yangmenyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yangmenambah ekuitas dan penggunaannya yangdikelola oleh pemerintah pusat/daerah untukkegiatan penyelenggaraan pemerintahan dalam satuperiode pelaporan. Laporan operasional menyajikanpos-pos sebagai berikut:

a. Pendapatan-LO dari kegiatan operasional;b. Beban dari kegiatan operasional;c. Surplus/defisit dari Kegiatan Non Operasional

(bila ada);d. Pos luar biasa (bila ada); dane. Surplus/defisit-LO.

Penambahan pos-pos, judul dan subtotaldisajikan dalam laporan operasional jikadisyaratkan dalam standar dan/atau diperlukanuntuk menyajikan dengan wajar hasil operasi suatuentitas pelaporan. Dalam hubungannya denganlaporan operasional, kegiatan operasional suatuentitas pelaporan dapat dianalisis menurutklasifikasi ekonomi atau klasifikasi fungsi/programuntuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Laporan operasional yang dianalisis menurutsuatu klasifikasi beban, beban-bebandikelompokkan menurut klasifikasi ekonomi,seperti beban penyusutan/amortisasi, beban alattulis kantor, beban transportasi, dan beban gaji dantunjangan pegawai, dan tidak direalokasikan padaberbagai fungsi dalam suatu entitas pelaporan.Metode ini sederhana untuk diaplikasikan dalamkebanyakan entitas kecil karena tidak memerlukanalokasi beban operasional pada berbagai fungsi.

Laporan operasional yang dianalisis menurutklasifikasi fungsi, beban-beban dikelompokkanmenurut program atau yang dimaksudkannya.Penyajian laporan ini memberikan informasi yanglebih relevan bagi pemakai dibandingkan denganlaporan menurut klasifikasi ekonomi, walau dalamhal ini pengalokasian beban ke fungsi-fungsiadakalanya bersifat arbitrer dan atas dasarpertimbangan tertentu. Entitas pelaporan yangmengelompokkan beban menurut klasifikasi fungsimengungkapkan tambahan informasi bebanmenurut klasifikasi ekonomi, antara lain meliputibeban penyusutan/amortisasi, beban gaji dantunjangan pegawai, dan beban bunga pinjaman.Surplus/defisit penjualan aset nonlancar danpendapatan/beban luar biasa dikelompokkan dalamkelompok tersendiri.

Pemilihan metode klasifikasi ekonomi atauklasifikasi fungsi tergantung pada faktor historisdan peraturan perundang-undangan, serta hakikatorganisasi. Kedua metode ini dapat memberikanindikasi beban yang mungkin, baik langsungmaupun tidak langsung, berbeda dengan outputentitas pelaporan bersangkutan. Karena penerapanmasing-masing metode pada entitas yang berbedamempunyai kelebihan tersendiri, maka standar inimemperbolehkan entitas pelaporan memilih salahsatu metode yang dipandang dapat menyajikanunsur operasi secara layak.

2.3. Tujuan dan Ruang Lingkup StandarOperasional

Standar Laporan Operasional bertujuan untukmenetapkan dasar-dasar penyajian LaporanOperasional pemerintah dalam rangka memenuhitujuan akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahansebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Selain itu, pelaporan operasi bertujuanuntuk memberikan informasi tentang kegiatanoperasional keuangan yang tercerminkan dalampendapatan-LO, beban, dan surplus/defisitoperasional dari suatu entitas pelaporan.

Pernyataan Standar Laporan Operasi iniberlaku untuk setiap entitas pelaporan dan entitasakuntansi, baik pemerintah pusat maupunpemerintah daerah, dalam menyusun laporanoperasional yang menggambarkan pendapatan-LO,beban, dan surplus/defisit operasional dalam suatuperiode pelaporan tertentu, tidak termasukperusahaan negara/daerah.

2.4. Manfaat Informasi dan Periode LaporanOperasional

Laporan Operasional menyediakan informasimengenai seluruh kegiatan operasional keuanganentitas pelaporan yang tercerminkan dalampendapatan-LO, beban, dan surplus/defisitoperasional dari suatu entitas pelaporan yangpenyajiannya disandingkan dengan periode

Page 3: CaLK Atas LO

sebelumnya. Pengguna laporan membutuhkanLaporan Operasional dalam mengevaluasipendapatan-LO dan beban untuk menjalankan suatuunit atau seluruh entitas pemerintahan, sehinggaLaporan Operasional menyediakan informasmengenai:

a) besarnya beban yang harus ditanggung olehpemerintah untuk menjalankan pelayanan;

b) operasi keuangan secara menyeluruh yangberguna dalam mengevaluasi kinerjapemerintah dalam hal efisiensi, efektivitas, dankehematan perolehan dan penggunaan sumberdaya ekonomi;

c) informasi yang berguna dalam memprediksipendapatan-LO yang akan diterima untukmendanai kegiatan pemerintah pusat dandaerah dalam periode mendatang dengan caramenyajikan laporan secara komparatif;

d) mengenai penurunan ekuitas (bila defisitoperasional), dan peningkatan ekuitas (bilasurplus operasional).

Laporan Operasional disusun untukmelengkapi pelaporan dari siklus akuntansi berbasisakrual (full accrual accounting cycle) sehinggapenyusunan Laporan Operasional, LaporanPerubahan Ekuitas, dan Neraca mempunyaiketerkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.

Laporan Operasional disajikan sekurang-kurangnya sekali dalam setahun. Dalam situasitertentu, apabila tanggal laporan suatu entitasberubah dan Laporan Operasional tahunan disajikandengan suatu periode yang lebih pendek dari satutahun, entitas harus mengungkapkan informasimengenai alasan penggunaan periode pelaporantidak satu tahun dan fakta bahwa jumlah-jumlahkomparatif dalam Laporan Operasional dan catatan-catatan terkait tidak dapat diperbandingkan.

Manfaat Laporan Operasional berkurang jikalaporan tersebut tidak tersedia tepat pada waktunya.Faktor-faktor seperti kompleksitas operasipemerintah tidak dapat dijadikan pembenaran atasketidakmampuan entitas pelaporan untukmenyajikan laporan keuangan tepat waktu.

2.5. Struktur dan Isi Laporan Operasional

Laporan Operasional menyajikan berbagaiunsur pendapatan-LO, beban, surplus/defisit darioperasi, surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa,pos luar biasa, dan surplus/defisit-LO, yangdiperlukan untuk penyajian yang wajar secarakomparatif. Laporan Operasional dijelaskan lebihlanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yangmemuat hal-hal yang berhubungan dengan aktivitaskeuangan selama satu tahun seperti kebijakan fiskaldan moneter, serta daftar yang merinci lebih lanjutangka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan.

Dalam Laporan Operasional harusdiidentifikasikan secara jelas, dan, jika dianggapperlu, diulang pada setiap halaman laporan,informasi berikut:

a) nama entitas pelaporan atau sarana identifikasilainnya;

b) cakupan entitas pelaporan;c) periode yang dicakup;d) mata uang pelaporan; dane) satuan angka yang digunakan.

Struktur Laporan Operasional mencakup pos-pos sebagai berikut:

a) Pendapatan-LO;b) Beban;c) Surplus/Defisit dari operasi;d) Kegiatan non operasional;e) Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa;f) Pos Luar Biasa;g) Surplus/Defisit-LO

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Informasi yang Disajikan Dalam LaporanOperasional Atau Dalam Catatan AtasLaporan Keuangan

Entitas pelaporan menyajikan pendapatan-LOyang diklasifikasikan menurut sumber pendapatan.Rincian lebih lanjut sumber pendapatan disajikanpada Catatan atas Laporan Keuangan. Entitaspelaporan menyajikan beban yang diklasifikasikanmenurut klasifikasi jenis beban. Beban berdasarkanklasifikasi organisasi dan klasifikasi lain yangdipersyaratkan menurut ketentuan perundanganyang berlaku, disajikan dalam Catatan atas LaporanKeuangan. Klasifikasi pendapatan-LO menurutsumber pendapatan maupun klasifikasi bebanmenurut ekonomi, pada prinsipnya merupakanklasifikasi yang menggunakan dasar klasifikasiyang sama yaitu berdasarkan jenis.

Catatan atas Laporan Keuangan harusmenyajikan rincian dan penjelasan atas masing-masing pos dalam Laporan Operasional. Penjelasanatas Laporan Operasional disajikan untuk pospendapatan-LO dan beban, dengan struktur sebagaiberikut:a) Perbandingan dengan periode tahun lalu;b) Penjelasan atas perbedaan antara periode

berjalan dan periode yang lalu;c) Rincian lebih lanjut pendapatan-LO menurut

sumber pendapatan;d) Rincian lebih lanjut beban menurut klasifikasi

ekonomi, organisasi, dan fungsi; dane) Penjelasan hal-hal penting yang diperlukan.

3.2. Akuntansi Pendapatan-LO

Pendapatan-LO diakui pada saat timbulnya hakatas pendapatan dan pendapatan direalisasi, yaituadanya aliran masuk sumber daya ekonomi.Pendapatan-LO yang diperoleh berdasarkan

Page 4: CaLK Atas LO

peraturan perundang-undangan diakui pada saattimbulnya hak untuk menagih pendapatan.Pendapatan-LO yang diperoleh sebagai imbalanatas suatu pelayanan yang telah selesai diberikanberdasarkan peraturan perundang-undangan, diakuipada saat timbulnya hak untuk menagih imbalan.Pendapatan-LO yang diakui pada saat direalisasiadalah hak yang telah diterima oleh pemerintahtanpa terlebih dahulu adanya penagihan. Dalam halbadan layanan umum, pendapatan diakui denganmengacu pada peraturan perundangan yangmengatur mengenai badan layanan umum.Pendapatan-LO diklasifikasikan menurut sumberpendapatan. Klasifikasi menurut sumberpendapatan untuk pemerintah pusat dikelompokkanberdasarkan jenis pendapatan, yaitu pendapatanperpajakan, pendapatan bukan pajak, danpendapatan hibah.

Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakanberdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukanpendapatan bruto, dan tidak mencatat jumlahnetonya (setelah dikompensasikan denganpengeluaran). Dalam hal besaran pengurangterhadap pendapatan-LO bruto (biaya) bersifatvariabel terhadap pendapatan dimaksud dan tidakdapat di estimasi terlebih dahulu dikarenakanproses belum selesai, maka asas bruto dapatdikecualikan.

Pengembalian yang sifatnya normal danberulang (recurring) atas pendapatan-LO padaperiode penerimaan maupun pada periodesebelumnya dibukukan sebagai pengurangpendapatan. Koreksi dan pengembalian yangsifatnya tidak berulang (non recurring) ataspendapatan-LO yang terjadi pada periodepenerimaan pendapatan dibukukan sebagaipengurang pendapatan pada periode yang sama.Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidakberulang (non recurring) atas pendapatan-LO yangterjadi pada periode sebelumnya dibukukan sebagaipengurang ekuitas pada periode ditemukannyakoreksi dan pengembalian tersebut.

3.3. Akuntansi Beban

Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban,terjadinya konsumsi aset dan/atau terjadinyapenurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Saattimbulnya kewajiban adalah saat terjadinyaperalihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpadiikuti keluarnya kas dari kas umum negara/daerah.Contohnya tagihan rekening telepon dan rekeninglistrik yang belum dibayar pemerintah. Terjadinyakonsumsi aset adalah saat pengeluaran kas kepadapihak lain yang tidak didahului timbulnyakewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalamkegiatan operasional pemerintah. Terjadinyapenurunan manfaat ekonomi atau potensi jasaterjadi pada saat penurunan nilai aset sehubungandengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunyawaktu. Contoh penurunan manfaat ekonomi atau

potensi jasa adalah penyusutan atau amortisasi.Dalam hal badan layanan umum, beban diakuidengan mengacu pada peraturan perundangan yangmengatur mengenai badan layanan umum.

Beban diklasifikasikan menurut klasifikasiekonomi. Klasifikasi ekonomi pada prinsipnyamengelompokkan berdasarkan jenis beban.Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitubeban pegawai, beban barang, beban bunga, bebansubsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, bebanpenyusutan aset tetap/amortisasi, beban transfer,dan beban lain-lain. Penyusutan/amortisasi dapatdilakukan dengan berbagai metode yang dapatdikelompokkan menjadi metode garis lurus(straight line method), metode saldo menurunganda (double declining balance method), danmetode unit produksi (unit of production method).Beban Transfer adalah beban berupa pengeluaranuang atau kewajiban untuk mengeluarkan uang darientitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporanlain yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan. Koreksi atas beban, termasukpenerimaan kembali beban, yang terjadi padaperiode beban dibukukan sebagai pengurang bebanpada periode yang sama. Apabila diterima padaperiode berikutnya, koreksi atas beban dibukukandalam pendapatan lain-lain. Dalam halmengakibatkan penambahan beban dilakukandengan pembetulan pada akun ekuitas.

3.4. Surplus/Defisit dari Kegiatan Operasional

Surplus dari kegiatan operasional adalah selisihlebih antara pendapatan dan beban selama satuperiode pelaporan. Defisit dari kegiatan operasionaladalah selisih kurang antara pendapatan dan bebanselama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurangantara pendapatan dan beban selama satu periodepelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit dariKegiatan Operasional.

3.5. Surplus/Defisit dari Kegiatan NonOperasional

Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutinperlu dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan nonoperasional. Termasuk dalam pendapatan/bebandari kegiatan non operasional antara lainsurplus/defisit penjualan aset non lancar,surplus/defisit penyelesaian kewajiban jangkapanjang, dan surplus/defisit dari kegiatan nonoperasional lainnya. Selisih lebih/kurang antarasurplus/defisit dari kegiatan operasional dansurplus/defisit dari kegiatan non operasionalmerupakan surplus/defisit sebelum pos luar biasa.

3.6. Pos Luar Biasa

Pos Luar Biasa disajikan terpisah dari pos-poslainnya dalam Laporan Operasional dan disajikansesudah Surplus/Defisit sebelum Pos Luar Biasa.Pos Luar Biasa memuat kejadian luar biasa yangmempunyai karakteristik, yaitu kejadian yang tidak

Page 5: CaLK Atas LO

dapat diramalkan terjadi pada awal tahun anggaran,tidak diharapkan terjadi berulang-ulang, dankejadian diluar kendali entitas pemerintah. Sifat danjumlah rupiah kejadian luar biasa harusdiungkapkan pula dalam Catatan atas LaporanKeuangan.

3.7. Surplus/Defisit-LO

Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisihlebih/kurang antara surplus/defisit kegiatanoperasional, kegiatan non operasional, dan kejadianluar biasa. Saldo Surplus/Defisit-LO pada akhirperiode pelaporan dipindahkan ke LaporanPerubahan Ekuitas.

3.8. Transaksi Dalam Mata Uang Asing

Transaksi dalam mata uang asing harusdibukukan dalam mata uang rupiah. Dalam haltersedia dana dalam mata uang asing yang samadengan yang digunakan dalam transaksi, makatransaksi dalam mata uang asing tersebut dicatatdengan menjabarkannya ke dalam mata uang rupiahberdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggaltransaksi. Dalam hal tidak tersedia dana dalam matauang asing yang digunakan dalam transaksi danmata uang asing tersebut dibeli dengan rupiah,maka transaksi dalam mata uang asing tersebutdicatat dalam rupiah berdasarkan kurs transaksi,yaitu sebesar rupiah yang digunakan untukmemperoleh valuta asing tersebut. Dalam hal tidaktersedia dana dalam mata uang asing yangdigunakan untuk bertransaksi dan mata uang asingtersebut dibeli dengan mata uang asing lainnya,maka transaksi mata uang asing ke mata uang asinglainnya dijabarkan dengan menggunakan kurstransaksi dan transaksi dalam mata uang asinglainnya tersebut dicatat dalam rupiah berdasarkankurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.

3.9. Transaksi Pendapatan-LO dan BebanBerbentuk Barang/Jasa

Transaksi pendapatan-LO dan beban dalambentuk barang/jasa harus dilaporkan dalam LaporanOperasional dengan cara menaksir nilai wajarbarang/jasa tersebut pada tanggal transaksi. Disamping itu, transaksi semacam ini juga harusdiungkapkan sedemikian rupa pada Catatan atasLaporan Keuangan sehingga dapat memberikansemua informasi yang relevan mengenai bentukdari pendapatan dan beban. Transaksi pendapatandan beban dalam bentuk barang/jasa antara lainhibah dalam wujud barang, barang rampasan, danjasa konsultansi.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan hal-hal sebagaimana diuraikan diatas, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

1. PP Nomor 71 tahun 2010 telah memberikanstandar yang mencukupi melalui PSAP dalam

mempersiapkan penggunaan basis akrualdalam pelaporan keuangan pemerintah.

2. Laporan Operasional adalah laporan yangmenyajikan ikhtisar sumber daya ekonomiyang menambah ekuitas dan penggunaannyayang dikelola oleh pemerintah pusat/daerahuntuk kegiatan penyelenggaraan pemerintahandalam satu periode pelaporan.

3. Catatan atas Laporan Keuangan harusmenyajikan rincian dan penjelasan atasmasing-masing pos dalam LaporanOperasional. Penjelasan atas LaporanOperasional disajikan untuk pos pendapatan-LO dan beban, dengan struktur: 1)Perbandingan dengan periode tahun lalu; 2)Penjelasan atas perbedaan antara periodeberjalan dan periode yang lalu; 3) Rincian lebihlanjut pendapatan-LO menurut sumberpendapatan; dan 4) Rincian lebih lanjut bebanmenurut klasifikasi ekonomi, organisasi, danfungsi; dan 5) Penjelasan hal-hal penting yangdiperlukan.

5. DAFTAR REFERENSI

[1] Kieso dkk, Intermediate Accounting IFRSEdition Volume 1, United States: John Wiley& Sons, Inc., 2011.

[2] Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun2012.

[3] Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun2013.

[4] Undang Undang Nomor 17 Tahun 2003tentang Keuangan Negara.

[5] Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004tentang Pemerintahan Daerah.

[6] Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010tentang Standar Akuntansi Pemerintah.