catatan atas laporan keuangan - bpbd.bantulkab.go.id filecatatan atas laporan keuangan (calk) badan...
TRANSCRIPT
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN (CALK)
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH
KABUPATEN BANTUL
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, juga memberikan kekuatan lahir dan
batin sebagai modal untuk membangun masyarakat Bantul
Projotamansari Sejahtera Demokratis dan Agamis.
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul ini berisi tentang informasi
seputar pelaksanaan program dan kegiatan di tahun 2016. Baik mengenai
pencapaian atau realisasi target kinerja per kegiatan, juga memuat
hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target kinerja tersebut.
Dilengkapi pula dengan informasi-informasi non keuangan yang kami
pandang perlu untuk melengkapi Catatan Atas Laporan Keuangan ini
Harapan kami, Catatan Atas Laporan Keuangan ini bisa
memberikan informasi yang jelas kepada semua pihak. Selanjutnya kritik,
saran dan bimbingan sangat kami harapkan untuk peningkatan kinerja di
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul di tahun-
tahun mendatang.
Demikian, semoga bermanfaat.
Bantul, 30 Desember 2017
Drs. DWI DARYANTO, M.Si
NIP. 19630414 199103 1 006
BAB I Pendahuluan
Kebijakan Akuntansi Pemerintah Kabupaten Bantul adalah prinsip-prinsip,
dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik
yang dipilih oleh entitas pelapor dan entitas akuntansi di Kabupaten Bantul
dalam Penyusunan dan Penyajiaan Laporan Keuangan.
1.1 Maksud dan Tujuan Penyusunan Laporan Keuangan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah.
Laporan keuangan merupakan laporan terstruktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi-transaksi keuangan yang dilakukan oleh entitas
akuntansi entitas pelaporan.
Secara umum Tujuan Laporan Keuangan adalah menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, posisi arus kas dan
kinerja kuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi peran
pengguna dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber daya.
Tujuan Spesifik Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bantul adalah
untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan
keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelapor atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya, dengan :
- Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode
berjalan untuk membiayai seluruh pengeluaran.
- Menyediakan informasi mengenai kesesuaian cara memperoleh
sumber daya ekonomi dan alokasi dengan anggaran yang ditetapkan
dan peraturan perundang-undangan.
- Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan pemerintah kabupaten serta hasil-hasil
yang telah dicapai.
- Menyediakan informasi mengenai bagaimana pemerintah kabupaten
mendanai seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
- Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi
pemerintah kabupaten berkaitan dengan sumber-sumber
penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman.
- Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan
pemerintah kabupaten, apakah mengalami kenaikan atau penurunan,
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
1.2 Landasan Hukum Penyusunan Laporan Keuangan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
Pelaporan Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul
diselenggarakan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
mengatur keuangan pemerintah kabupaten, yaitu :
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 001 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
3. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan atas
Pengelolaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Negara
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah;
5. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Pemerintah Pusat dan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2005 tentang Tata Cara
Penghapusan Piutang Negara / Daerah;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar
Akuntansi Pemerintahan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 54 Tahun 2005 tentang Pinjaman
Daerah;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara / Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan
Keuangan dan Kinerja Instansi pemerintahan;
12. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah.
1.3 Sistimatika penulisan Catatan Atas Laporan Keuangan
Bab I. Pendahuluan
Bab II. Ekonomi Makro, kebijakan keuangan dan pencapaian target
kinerja APBD
Bab III. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan
Bab IV. Kebijakan Akuntansi
Bab V. Penjelasan pos – pos laporan keuangan
Bab VI. Penjelasan atas informasi – informasi non keuangan
Bab VI . Penutup
BAB II
Ekonomi Makro, Kebijakan Keuangan dan Pencapaian Target Kinerja APBD
2.1 Ekonomi Makro
Rencana Strategis merupakan sebuah perencanaan jangka
menengah yang sangat dibutuhkan oleh sebuah lembaga. Perencanaan
strategis dapat dijadikan acuan bagi kebijakan dan tindakan kedepan
yang akan dilakukan sebuah lembaga pemerintah. Sebagai sebuah
institusi pemerintah, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bantul membutuhkan acuan bagi kebijakan dan tindakan dalam
penanggulangan bencana (sebelum, saat, dan setelah kejadian).
Rencana Strategis juga dapat menjadi alat justifikasi bagi pengalokasian
anggaran tahunan. Tanpa sebuah perencanaan strategis maka sulit
diketahui rencana kerja sebuah lembaga. Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul baru definitif berdiri pada tanggal 14
Januari 2011 dan diatur dalam Perda Nomor 06 Tahun 2010 tanggal 22
Juli 2010 tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul.
Renstra Penanggulangan Bencana yang selanjutnya akan
ditindaklanjuti dengan Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Bantul ini menyajikan pendekatan dan strategi yang
dirancang Pemerintah di tingkat kabupaten untuk mengurangi risiko
bencana. Beberapa dinas dan badan di Kabupaten Bantul, baik secara
sendiri-sendiri maupun melalui kemitraan dengan lembaga-lembaga
swadaya masyarakat maupun mitra pembangunan internasional, telah
mengembangkan dan melaksanakan program-program yang bertujuan
untuk mengurangi risiko dan dampak bencana.
Kabupaten Bantul setelah diidentifikasi dengan menggunakan
pendekatan HVCR (Hazard, Vulnerability, Capacity, and Risk) ternyata
merupakan daerah yang rawan terhadap bencana. Sedikitnya ada
sembilan jenis bencana yang ada di Kabupaten Bantul seperti gempa
bumi, tsunami, tanah longsor, angin puting beliung, banjir, kekeringan,
gelombang pasang, abrasi pantai, kebakaran, dan dampak letusan
gunung berapi. Kesembilan jenis ancaman yang rutin terjadi adalah
angin puting beliung, tanah longsor dan kebakaran walaupun sifatnya
hanya lokal namun kejadian tersebut banyak merusak sarana
infrastruktur dan kerugian harta benda. Dengan mempertimbangkan
bahwa Kabupaten Bantul adalah kabupaten yang rawan bencana, maka
Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah diharapkan
dapat memberikan gambaran umum rencana Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul 5 tahun ke depan.
Pengaruh kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul pada sektor riil cukup luas dan mendalam diantaranya
adalah :
1. Terciptanya rasa tenang dari kemungkinan adanya bencana;
2. Peningkatan peran masyarakat terhadap penanggulangan Bencana;
3. Penyebarluasan informasi potensi bencana;
4. Terfasilitasinya Forum Pengurangan Risiko Bencana di Kabupaten
5. Terpenuhinya kebutuhan masyarakat pasca bencana (Pohon
tumbang, Kebakaran, Banjir, Tanah longsor, Kecelakaan laut)
6. Terlaksananya kegiatan Relokasi akibat bencana tanah longsor
Kecepatan dan ketepatan bertindak tim Pusdalops dalam
penyebarluasan informasi, TRC (Tim Reaksi Cepat), PBK (Pemadam
Bahaya Kebakaran) dengan adanya 2 unit armada (mobil pemadam
kebakaran), Droping Air Bersih, mobil Toilet telah mampu menurunkan
ketegangan masyarakat menghadapi bencana. Situasi ini akan sangat
mempengaruhi kegiatan ekonomi baik tingkat daerah, nasional bahkan
internasional. Demikian pula di Kabupaten Bantul pembangunan ekonomi
selalu dipengaruhi oleh kondisi tersebut.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah merupakan fungsi
perlindungan masyarakat terhadap pengurangan risiko bencana (sosial,
alam, teknologi) yang pada tahapan selanjutnya masyarakat diharapkan
mampu, tanggap dan tangguh menghadapi situasi yang sering berubah-
ubah.
2.2 Kebijakan Keuangan
Tujuan kebijakan Akuntansi adalah untuk menjamin keseragaman
pengakuan, pengukuran maupun laporan dalam setiap transaksi yang
terjadi dalam entitas pelapor /SKPKD (Satuan Kerja Pengelolaan
Keuangan Daerah) dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) / entitas
akuntansi di Kabupaten Bantul.
Kebijakan akutansi juga bertujuan untuk menjamin bahwa
laporan keuangan pemerintah kabupaten dapat dimengerti oleh
pengguna laporan keuangan dengan meminimalkan terjadinya bias
terhadap pengungkapan komponen laporan keuangan.
Realisasi Anggaran Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
Tahun 2017
Kode Rek Nama Kegiatan Anggaran Realisasi Sisa
1 19 03 01 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
2.908.621.654,00 2.752.019.714,00
156.601940,00
1 19 03 01 36 Penyediaan Jasa, Peralatan dan Perlengkapan 501.203.654,00 474.313.878,00 26.889.776,00
1 19 03 01 37 Penyediaan Rapat-rapat, Koordinasi dan Konsultansi 248.550.000,00 220.825.836,00 27.724.164,00
1 19 03 01 38 Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran 2.158.868.000,00 2.056.880.000,00 101.988.000,00
1 19 03 02 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
6.117.967.780,00
5.362.131.658,00
755.836.122,00
1 19 03 02 03 Pembangunan Gedung Kantor 1.377.740.500,00 1.356.221.874,00 21.518.626,00
1 19 03 02 51 Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan kantor 1.753.269.280,00 1.656.776.708,00 96.492.572,00
1 19 03 02 22 Pemeliharaan Rutin/Berkala gedung 200.000.000,00 186.689.585,00 13.310.415,00
1 19 03 02 24 Pemeliharaan Rutin/Berkala Kendaraan Dinas 2.696.958.000,00 2.097.205.491,00 599.752.509,00
1 19 03 02 30 Pemeliharaan Rutin Peralatan dan perlengkapan Kantor 90.000.000,00 65.238.000,00 24.762.000,00
1 19 03 03 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 323.650.000,00 321.437.850,00 2.212.150,00
1 19 03 03 03 Pengadaan Pakaian Kerja Lapangan 323.650.000,00 321.437.850,00 2.212.150,00
1 19 03 05 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur 127.108.761,00 107.520.000,00 19.588.761,00
1 19 03 05 18 Pendidikan, Pelatihan, Sosialisasi, Bimtek dan Peningkatan Kapasitas Aparatur 127.108.761,00 107.520.000,00 19.588.761,00
1 19 03 22
Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban
Bencana Alam 2.803.743.905,00 2.449.464.155,00 354.279.750,00
1 19 03 22 01 Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi Potensi Bencana
Alam 85.000.000,00
50.220.000,00
34.780.000,00
1 19 03 22 05 Peningkatan Ketrampilan dan Kualitas Penanggulangan Bencana 671.684.800,00 631.475.000,00 40.209.800,00
1 19 03 22 07 Sosialisasi Mitigasi Penanggulangan Bencana Alam dan Sosial 321.945.000,00 274.466.250,00 47.478.750,00
1 19 03 22 13 Pemantauan dan Penyaluran Bantuan Bencana Alam 215.782.500,00 187.825.100,00 27.957.400,00
1 19 03 22 14 Penanggulangan Bencana Kebakaran 214.400.000,00 169.694.250,00 44.705.750,00
1 19 03 22 15 Pengembangan Desa Siaga Bencana 88.945.000,00 44.270.000,00 44.675.000,00
1 19 03 22 18 Gladi Posko dan Gladi Lapang 266.747.500,00 226.378.000,00 40.369.500,00
1 19 03 22 22 Pengembangan Budaya Sadar Bencana 26.355.000,00 26.355.000,00 0,00
1 19 03 22 25 Relokasi Korban Bencana Alam 138.754.500,00 128.029.500,00 10.725.000,00
1 19 03 22 27 Penyelenggaraan posko Pengendalian Bencana 39.825.000,00 11.017.000,00 28.808.000,00
1 19 03 22 29 Penguatan Kapasitas Satgas BPBD 41.375.000,00 41.375.000,00 0,00
1 19 03 22 32 Penguatan FPRB 41.502.000,00 41.502.000,00 0,00
1 19 03 22 36 Pembentukan Sekolah Siaga Bencana 136.919.000,00 136.919.000,00 0,00
1 19 03 22 37 Pembentukan Desa Tangguh Bencana 300.000.000,00 268.560.000,00 31.440.000,00
1 19 03 22 40 Peringatan HUT Pemadam Kebakaran 95.300.000,00 95.299.450,00 550,00
1 19 03 22 41 Bina Lingkungan Pembangunan Sarana dan Prasarana 89.673.605,00 86.543.605,00 3.130.000,00
1 19 03 22 44 Pengembangan Sistem Informasi Kebencanaan 29.535.000,00 29.535.000,00 0,00
JUMLAH 12.628.345.340,00 12.535.244.047,00 93.101.293,00
Indikator Pencapaian Target Kinerja
Indikator pencapaian target kinerja APBD BPBD kabupaten Bantul Tahun
2017, sebagai berikut :
TARGET PENCAPAIAN KINERJA
DATA LAPORAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAH DAERAH
TAHUN 2017
a) Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
1) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
2) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
3) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Penyediaan Jasa, Peralatan, dan Perlengkapan
Perkantoran
Rp. 501.203.654,-
Rp. 474.313.878,- (95%)
Terlaksananya kebutuhan administrasi
perkantoran (surat-menyurat, ATK, Telp, Listrik,
Air, dan laiinnya)
-
Rutin
Penyediaan Rapat-rapat, Koordinasi dan
Konsultasi
Rp. 248.550.000,-
Rp. 220.825.836,- (89%)
Terlaksananya rapat-rapat, koordinasi dan
konsultasi dalam dan luar daerah
-
Rutin
Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan
Perkantoran
Rp. 2.158.868.000,-
Rp. 2.056.880.000,- (95%)
Terlaksananya honor-honr pegawai kontrak
-
Rutin
b) Program Penigkatan Sarana dan Prasarana
1) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
2) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
3) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
4) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
5) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Pembangunan Gedung Kantor
Rp. 1.377.740.500,-
Rp. 1.356.221.874,- (98%)
Terlaksananya pembangunan 3 pos pemadam
kebakaran
-
Pembangunan Pos Damkar di Kecamatan
Banguntapan, Kasihan, dan Imogiri
Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan
Rp. 1.753.269.280,-
Rp. 1.656.776.708,- (95%)
Terlaksananya belanja modal pengadaan
peralatan, perlengkapan kantor dan peralatan
evakuasi
Kurangnya sarana dan prasarana penunjang,
diperlukan pengadaan sarana dan prasarana
secara bertahap
Sarpras peralatan penyelamatan dan evakuasi
-
Pemeliharaan Rumah dan Gedung Kantor
Rp. 200.000.000,-
Rp. 186.689.585,- (93%)
Ruang kerja yang kondusif, bersih dan terawat
-
Rutin
Pemeliharaan Kendaraan Dinas/ Operasional
Rp. 2.696.958.000,-
Rp. 2.097.205.491,- (78%)
Kondisi kendaraan berfungsi dengan baik
Harga suku cadang yang tinggi, perlu dilakukan
perawatan berkala
Perawatan kendaraan rutin
Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan
Rp. 90.000.000,-
Rp. 65.238.000,- (73%)
Kegiatan kerja menjadi lanca
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
:
:
-
Perawatan EWS dan peralatan kantor
c) Program Penigkatan Disiplin Aparatur
1) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
:
:
:
:
:
:
Pengadaan Sarana dan Prasarana Peningkatan
Disiplin Aparatur
Rp. 323.650.000,-
Rp. 321.437.850,- (99%)
Terpenuhinya uniform dan identitas petugas/
aparat terjaga
-
Pakaian kerja lapangan dan pakaian khusus
tahan panas
d) Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
1) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
:
:
:
:
:
:
Pendidikan, Pelatihan, Sosialisasi, Bimtek dan
Peningkatan Kapasitas Aparatur
Rp. 127.108.761,-
Rp. 107.520.000,- (85%)
Petugas lebih terampil dan profesional
Lebih meningkatkan ketrampilan secara berkala
Terlaksananya bimtek dan peningkatan kapasitas
aparatur
e) Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana
Alam
1) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
:
:
:
:
:
:
Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi
Potensi Bencana Alam
Rp. 85.000.000,-
Rp. 50.220.000,- (60%)
Bencana segera tertangani
-
Evakuasi kebakaran, laka laut, pohon tumbang
2) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
3) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
4) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
5) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
6) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
dll
Peningkatan Ketrampilan dan Kualitas
Penanggulangan Bencana Alam
Rp. 671.684.800,-
Rp. 631.475.000,- (94%)
Tanggap dan sigap dalam menghadapi bencana
Peningkatan ketrampilan sebaiknya dilakukan
secara rutin
Pelatihan relawan di 14 desa
Sosialisasi Mitigasi Penanggulangan Bencana
Alam dan Sosial
Rp. 321.945.000,-
Rp. 274.466.250,- (85%)
Meningkatnya pemahaman masyarakat terhadap
bencana
-
Gelar budaya dalam rangka refleksi gempa
Pemantauan dan Penyaluran Bantuan Bencana
Alam
Rp. 215.782.500,-
Rp. 187.825.100,- (87%)
Pemenuhan kebutuhan air bersih warga, bahan
bangunan dan bahan makanan bagi korban
bencana
Penyaluran bantuan
Penanggulangan Bencana Kebakaran
Rp. 214.400.000,-
Rp. 169.694.250,- (80%)
Terlaksananya pelatihan kebakaran bagi relawan
-
Relawan di 11 desa
Pengembangan Desa Siaga Bencana
Rp. 88.945.000,-
Rp. 44.270.000,- (50%)
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
7) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
8) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
9) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
10) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
11) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
Meningkatnya 4 desa tangguh bencana
-
Desa Gadingsari, Poncosari, Sanden, Srandakan
Gladi Posko dan Gladi Lapang
Rp. 266.747.500,-
Rp. 226.378.000,- (85%)
Tercapainya gladi/simulasi pemadam kebakaran
-
Simulasi kebakaran di gedung parasamya
Pengembangan Budaya Sadar Bencana
Rp. 26.355.000,-
Rp. 26.355.000,- (100%)
Meningkatnya kesadaran tentang kebencanaan
-
Diperuntukkan bagi kepala desa di Kab Bantul
Relokasi Korban Bencana Alam
Rp. 138.754.500,-
Rp. 128.029.500,- (92%)
Terpenuhinya rumah/hunian baru bagi korban
bencana
Masih banyak warga yg tidak mau direlokasi,
seringnya sosialisasi relokasi di wilayah zona
merah
10 KK yang direlokasi
Penyelenggaraan Posko Pengendalian Bencana
Rp. 39.825.000,-
Rp. 11.017.000,- (28%)
Terlaksananya posko siaga darurat
-
Dibentuk posko siaga darurat bencana banjir
Penguatan Kapasitas Satgas BPBD
Rp. 41.375.000,-
Rp. 41.375.000,- (100%)
Meningkatnya Profesionalitas dan loyalitas Satgas
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
12) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
13) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
14) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
15) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
16) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
-
Pelatihan Satgas
Penguatan FPRB
Rp. 41.502.000,-
Rp. 41.502.000,- (100%)
Terbangunnya jaringan kerja yang handal
-
Fasilitasi FPRB tingkat Kabupaten
Pembentukan Sekolah Siaga Bencana
Rp. 136.919.000,-
Rp. 136.919.000,- (100%)
Predikat sekolah siaga bencana
-
SMP 1 Pandak dan SD Trirenggo
Pembentukan Desa Tangguh Bencana
Rp. 300.000.000,-
Rp. 268.560.000,- (90%)
Terbentuknya 2 Desa tangguh Bencana
-
Desa Sriharjo dan Desa Srimartani
Peringatan HUT Pemadam Kebakaran
Rp. 95.300.000,-
Rp. 95.299.450,- (99%)
Terlaksananya HUT Pemadam Kebakaran
-
Simulasi dan Apel Siaga
Bina Lingkungan Pembangunan Sarana dan
Prasarana
Rp. 89.673.605,-
Rp. 86.543.605,-
Tersedianya srapras drainase bagi korban relokasi
-
Keterangan
17) Kegiatan
Alokasi Anggaran
Realisasi Anggaran
Tingkat Capaian
Permasalahan dan
Solusi
Keterangan
:
:
:
:
:
:
:
Bantuan stimulan drainase dan mangrove
Pengembangan Sistem Informasi Kebencanaan
Rp. 29.535.000,-
Rp. 29.535.000,- (100%)
Tersedianya aplikasi berbasis android
-
Aplikasi berbasisi android
BAB III
Ikhtisar Pencapaian Kinerja Keuangan
3.1 Ikhtisar Pencapaian Target Kinerja Keuangan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul.
Capaian kinerja di atas merupakan hasil dari berbagai program yang
dilakukan terkait peningkatan sasaran strategis Pada tahun 2017, program
yang dilaksanakan untuk sasaran strategis diampu oleh program yaitu :
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran.
Capaian Program ini diukur dengan indikator Nilai AKIP Badan
Penanggulangan Bencana Daerah pada tahun 2017 mentargetkan 85
terealisasi sebesar 78,51 dengan capaian sebesar 92,36%. Capaian
Nilai AKIP di peroleh dari Hasil Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintahan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bantul yang di lakukan oleh Inspektorat Kabupaten Bantul. Pada tahun
sebelumnya Nilai AKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah sebesar
78,31 sehingga pada tahun ini ada kenaikan sebesar 0,2. Program ini di
dukung dengan 3 (tiga) Kegiatan, yaitu ;
1. Penyediaan Jasa, Peralatan, dan Perlengkapan Perkantoran
2. Penyediaan Rapat-rapat, Koordinasi dan Konsultasi
3. Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran
Jumlah anggaran di program ini sebesar adalah Rp 2.908.621.654
dengan realisasi sebesar Rp 2.752.019.714 atau sebesar 94.6%.
adapun realisasi dari kegiatan – kegiatan tersebut adalah sebagai
berikut :
- Penyediaan jasa, peralatan dan perlengkapan perkantoran pagu
anggaran sebesar Rp. 501.203.654 terealisasi sebesar Rp.
474.313.878 atau sebesar 94,63%, output yang dicapai adalah
terealisasikannya pembayaran honor pengelola keuangan, barang
dan kepegawaian, penyediaan benda pos (materai dan perangko),
alat tulis kantor, alat listrik, penyediaan peralatan dan bahan
pembersih, pembayaran rekening air, listrik, telepon, surat kabar
harian, belanja dekorasi, belanja publikasi, sewa frekuensi dan pajak
radio, cetak dan penggandaan.
- Penyediaan rapat-rapat Koordinasi dan Konsultasi dengan pagu
anggaran sebesar Rp. 222.475.000 terealisasi sebesar Rp.
220.825.836 atau sebesar 99,26%, output yang di capai adalah
tersedianya makan minum rapat, makan minum tamu dan makan
minum operasinal kegiatan, serta perjalanan dinas luar daerah dan
dalam daerah.
- Penyediaan Jasa Pengelola Pelayanan Perkantoran dengan pagu Rp.
2.158.868.000 terealisasi Rp. 2.056.880.000 atau sebesar 4,4%.
Output yang dicapai adalah terbayarnya honorarium 189 orang
tenaga kontrak.
Anggaran yang tidak terserap merupakan efisiensi dari penggunaan
anggaran baik itu pada kegiatan penyediaan jasa peralatan dan
perlengkapan perkantoran maupun kegiatan penyediaan rapat-rapat
koordinasi dan konsultasi.
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Capaian Program ini ukur dengan indikator Cakupan pemenuhan sarana
dan prasarana aparatur pada tahun 2017 mentargetkan 100% terealisasi
sebesar 87,65%. Pada tahun sebelumnya capaian indikator kinerja
program ini tercapai sebesar 90 sehingga pada tahun ini ada penurunan
sebesar 1%. Jika dibandingkan dengan target akhir tahun Renstra yang
mentargetkan nilai sebesar 100 maka pada tahun ini baru mencapai
sebesar 87,65%. Hal ini dikarenakan ada efisiensi di beberapa kegiatan.
Program ini di dukung dengan 5 (lima) Kegiatan, yaitu ;
1. Pembangunan Gedung
2. Pengadaan Peralatan dan Perlengkapan
3. Pemeliharaan Rumah dan Gedung Kantor
4. Pemeliharaan Kendaraan Dinas/Operasional
5. Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan
Adapun realisasi dari kegiatan - kegiatan tersebut adalah :
- Pembangunan gedung kantor dengan indikator kinerjanya adalah
jumlah pembangunan gedung pos pemadam kebakaran yang tahun
2017 telah membangun 3 pos di Kecamatan Banguntapan,
Kecamatan Kasihan, dan Kecamatan Imogiri dengan pagu anggaran
sebesar Rp. 1.477.740.500 terealisasi sebesar Rp. 1.356.221.874 atau
sebesar 91.77%.
- Pengadaan peralatan dan perlengkapan dengan indikator kinerja
kegiatan adalah jumlah pengadaan peralatan dan perlengkapan yang
diadakan di tahun 2017 ada 5 paket pengadaan yaitu pengadaan
EWS, pengadaan jetsky, pengadaan drone, pengadaan perlengkapan
satgas (PBK, SAR, TRC), dan pengadaan peralatan dan perlengkapan
kantor (komputer, printer dan LCD Proyektor, mebelair), dengan pagu
anggaran sebesar Rp. 1.753.269.280 terealisasi sebesar Rp.
1.656.776.708 atau sebesar 94.49%.
- Pemeliharaan rumah dan gedung kantor dengan indikator kinerja
kegiatan adalah jumlah bulan pemeliharaan dan rehab gedung dengan
pagu anggaran sebesar Rp. 200.000.000 terealisasi sebesar Rp.
186.689.585 atau sebesar 93.34%.
- Pemeliharaan Kendaraan Dinas dan Operasional dengan indikator
kinerja kegiatan jumlah bulan pemeliharaan dan rehabilitasi mobil
pemadam kebakaran. Ada 3 unit mobil pemadam yang di rehabilitasi,
total anggaran utk kegiatan ini sebesar Rp. 2.696.958.000 terealisasi
sebesar Rp. 2.097.205.491 atau sebesar 77.76%..
- Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan dengan indikator kinerja
kegiatan jumlah bulan pemeliharaan peralatam dan perlengkapan
kantor dengan pagu anggaran sebesar Rp. 90.000.000 terealisasi
sebesar Rp. 65.238.000 atau sebesar 72.48%, outputnya adalah
terawatnya peralatan dan perlengkapan kantor serta pemeliharaan
EWS di pantai selatan
Dari Realisasi Program Sarana dan Prasarana Aparatur tidak dapat
mencapai 100% karena pada kegiatan pemeliharaan kendaraan
dinas/operasional anggaran hanya terserap 70% dikarenakan harga hasil
lelang di bawah pagu anggaran sehingga terdapat sisa anggaran yang
cukup besar. Selain itu efisiensi pada kegiatan pemeliharaan peralatan
dan perlengkapan yang juga mempengaruhi jumlah serapan anggaran.
c. Peningkatan Disiplin Aparatur
Capaian dari program ini adalah indikator Cakupan peningkatan disiplin
aparatur pada tahun 2017 mentargetkan 100% terealisasi sebesar
100%. Pada tahun sebelumnya capaian indikator kinerja program ini
juga mencapai 90 sehingga di tahun ini tager kinerja masih sama pada
tahun sebelumnaya. Jika dibandingkan dengan target akhir tahun
Renstra yang mentargetkan nilai sebesar 100 maka pada tahun ini sudah
mencapai 100%. Ada 1 (satu) kegiatan yang diampu di program
peningkatan disiplin aparatur yaitu kegiatan pengadaan sarana dan
prasarana peningkatan disiplin aparatur dengan pagu anggaran Rp.
323.650.000 terealisasi Rp. 321.437.850 atau sebesar 99,32%. Keluaran
yang dihasilkan di kegiatan ini adalah berupa belanja pakaian kerja
lapangan untuk Satuan tugas (Pusdalops, PBK, TRC, SAR), dan pakaian
olah raga.
d. Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Capaian Program ini ukur dengan indikator Cakupan peningkatan
kapasitas sumber daya aparatur pada tahun 2017 mentargetkan 100%
terealisasi sebesar 100%. Pada tahun sebelumnya capaian indikator
kinerja program ini tercapai sebesar 100 sehingga pada tahun ini masih
sama sebesar 100%. Jika dibandingkan dengan target akhir tahun
Renstra yang mentargetkan nilai sebesar 100 maka pada tahun ini
mencapai sebesar 100%. Di Program ini hanya ada 1 (satu) kegiatan
yaitu kegiatan Pendidikan, Pelatihan, Sosialisasi, Bimtek dan Peningkatan
Kapasitas Aparatur dengan pagu anggaran sebesar Rp. 127.108.761
yang terealisasi sebesar Rp. 107.520.000 atau sebesar 84,58%. Output
dari kegiatan ini adalah peningkatan kapasitas aparatur yang
dilaksanakan di Banjarnegara selama 3 hari. Anggaran ini tidak terserap
100% dikarenakan ada efisiensi anggaran.
e. Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Bencana Alam
Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban bencana Alam
(BPBD). Program ini didukung dengan anggaran sebesar Rp
2.803.743.905,00 dan terealisasi sebesar Rp 2.449.464.155,00 atau
8.74%. Sasaran dari program ini adalah terciptanya kesadaran
masyarakat dalam kesiapsiagaan bencana. Adapun kegiatan-kegiatan di
dalam program ini adalah sebagai berikut
- Pemantauan dan penyebarluasan informasi potensi bencana alam
dengan anggaran sebesar Rp. 85.000.000 terealisasi sebesar Rp.
50.220.000,- atau sebesar 59 % hal ini tidak mencapai target 100%
dikarenakan selain efisiensi ada faktor eksternal yaitu bencana alam
yang pada tahun 2017 dibackup anggaran BTT APBD (Bantuan tak
terduga). Output yang dicapai adalah terlaksananya evakuasi korban
bencana.
- Peningkatan ketrampilan dan kualitas penanggulangan bencana alam
dengan anggaran sebesar Rp. 671.684.800 terealisasi sebesar Rp.
631.475.000,- atau sebesar 94%. Output pada kegiatan ini adalah
terlaksananya pelatihan pemadam kebakaran dan tanah longsor di 14
desa.
- Sosialisasi mitigasi penanggulangan bencana alam dan sosial dengan
anggaran sebesar Rp. 321.945.000 terealisasi sebesar Rp.
274.466.250,- atau sebesar 85,25%. Output yang dicapai adalah
terlaksananya kegiatan gelar budaya dalam rangka refleksi gempa
bumi dan FGD Kabupaten Tangguh Bencana.
- Pemantauan dan penyaluran bantuan bencana alam dengan anggaran
sebesar Rp. 215.782.500 terealisasi sebesar Rp. 187.825.100,- atau
sebesar 87%. Output yang dicapai adalah terlaksannya penyaluran
bantuan berupa bahan makanan, bahan bangunan dan air bersih. Di
kegiatan ini tidak terserap 100% dikarenakan untuk bantuan air bersih
hny terserap 49%, hal ini karena di tahun 2017 untuk bencana
kekeringan tidak membutuhkan waktu lama sehingga masyarakat
yang terdampak tidak begitu banyak membutuhkan bantuan air
bersih.
- Penanggulangan bencana kebakaran dengan anggaran sebesar Rp.
214.400.000 terealisasi sebesar Rp. 169.694.250,- atau sebesar 79%.
Output yang dicapai adalah pelatihan bagi petugas pemadam
kebakaran, hal ini tidak mencapai target 100% dikarenakan adanya
efisiensi.
- Pengembangan desa siaga bencana dengan anggaran sebesar Rp.
88.945.000 terealisasi sebesar Rp. 44.270.000,- atau sebesar 49,77%.
Output yang dicapai adalah pengembangan desa tangguh bencana
yang sudah terbentuk untuk menuju desa tangguh bencana tingkat
madya.
- Gladi posko dan gladi lapang dengan anggaran sebesar Rp.
266.747.500 terealisasi sebesar Rp. 226.378.000,- atau sebesar
84,86%. Output yang dicapai adalah terlaksananya gladi atau simulasi
pemadam kebakaran.
- Pengembangan budaya sadar bencana dengan anggaran sebesar Rp.
26.355.000 terealisasi sebesar Rp. 26.355.000,- atau sebesar 100%.
Output yang dicapai meningkatnya pemahaman budaya sadar
bencana bagi lurah di 75 desa.
- Relokasi korban bencana alam dengan anggaran sebesar Rp.
138.754.500 terealisasi sebesar Rp. 128.029.500,- atau sebesar 93 %.
Output yang dicapai adalah terlaksananya bantuan relokasi rumah
bagi 5 KK korban bencana tanah longsor.
- Penyelenggaraan posko pengendalian bencana dengan anggaran
sebesar Rp. 39.825.000 terealisasi sebesar Rp. 11.017.000,- atau
sebesar 27,66 %. Output yang dicapai adalah terselenggaranya posko
kedaruratan bencana. Di output ini tidak mencapai target 100%
dikarenakan efisiensi dan faktor eksternal bencana alam.
- Penguatan kapasitas Satgas BPBD dengan anggaran sebesar Rp.
41.375.000 terealisasi sebesar Rp. 41.375.000,- atau sebesar 100 %.
Output yang dicapai adalah meningkatnya kemampuan satgas BPBD
dengan pelatihan-pelatihan.
- Penguatan FPRB dengan anggaran sebesar Rp. 41.502.000 terealisasi
sebesar Rp. 41.502.000,- atau sebesar 100 %. Output yang dicapai
terfasilitasinya Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) yang ada
di tingkat kabupaten.
- Pembentukan Sekolah Siaga Bencana dengan anggaran sebesar Rp.
136.919.000 terealisasi sebesar Rp. 136.919.000,- atau sebesar 100
%. Output yang dicapai adalah terbentuknya 2 sekolah siaga bencana
yaitu SD 1 Trirenggo dan SMP 1 Pandak Bantul.
- Pembentukan Desa Tangguh Bencana dengan anggaran sebesar Rp.
300.000.000 terealisasi sebesar Rp. 268.560.000,- atau sebesar
89,52%. Output yang dicapai adalah terbentuknya 2 Desa Tangguh
Bencana yaitu desa Sriharjo dan desa Srimartani.
- Peringatan HUT Pemadam Kebakaran dengan anggaran sebesar Rp.
95.300.000 terealisasi sebesar Rp. 95.299.450,- atau sebesar 99,9%.
Output yang dicapai adalah terlaksananya apel siaga dan simulasi
dalam rangka ulang tahun pemadam kebakaran.
- Bina Lingkungan Pembangunan Sarana dan Prasarana dengan
anggaran sebesar Rp. 89.673.605 terealisasi sebesar Rp. 86.543.605,-
atau sebesar 96,5%. Output yang dicapai adalah terlaksananya
bantuan bahan bangunan untuk drainase di relokasi korban bencana
dan penghijaun di mangrove.
- Pengembangan Sistem Informasi Kebencanaan dengan anggaran
sebesar Rp. 29.535.000 terealisasi sebesar Rp. 29.535.000,- atau
sebesar 100%. Output yang dicapai adalah tersedianya sistem aplikasi
kebencanaan berbasis android.
3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang
telah ditetapkan.
Secara garis besar hambatan dan kendala yang dihadapi Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul tahun 2017 masih
sama seperti tahun-tahun sebelumnya, berikut beberapa permasalahan
yang sedang dihadapi BPBD adalah sebagai berikut:
1. Jumlah pembentukan desa tangguh bencana melalui APBD I tidak
dapat di pastikan setiap tahunnya
2. Dalam mewujudkan Kabupaten Tangguh bencana perlu percepatan
penambahan jumlah pembentukan desa tangguh bencana
3. Belum optimalnya fungsi koordinasi dan sinkronisasi antara pemerintah
pemerintah daerah dengan stakeholder lainnya;
4. Belum tersedianya sarana dan Prasarana yang memadai untuk upaya
komprehensif dalam penanggulangan bencana, baik upaya rehabilitasi
maupun rekonstruksi wilayah.
5. Belum optimalnya pemanfaatan jaringan informasi dan komunikasi
yang efektif dalam penyebaran informasi kebencanaan kepada
masyarakat;
6. Belum terintegrasinya pengurangan resiko bencana dalam perencanaan
pembangunan secara efektif dan berkesinambungan
7. Masih minimnya pemahaman sebagian masyarakat dan stakeholder
terhadap upaya pengurangan risiko bencana di Kabupaten Bantul.
8. Beragamnya potensi ancaman bencana di wilayah Kabupaten Bantul
9. Belum adanya kurikulum pengurangan risiko bencana yang menjadi
pedoman bagi sekolah-sekolah di Kabupaten Bantul.
10. Terbatasnya Sumber Daya Manusia di BPBD Kabupaten Bantul
11. Jumlah desa dan sekolah di Kabupaten Bantul yang cukup banyak
12. Kurangnya sarana prasarana dan peralatan evakuasi, rambu evakuasi,
penambahan rambu-rambu bahaya, pengeras suara di sepanjang
pantai dan sungai serta togor EWS
BAB IV
Kebijakan Akuntansi
4.1 Entitas Akutansi
Adalah satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sebagai pengguna anggaran/
barang dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan
menyampaikan laporan keuangan, sehubungan dengan anggaran/barang
yang dikelolanya kepada entitas pelaporan.
4.2 Basis akutansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
Basis akutansi yang dipakai dalam pelaporan keuangan adalah basis Akrual
untuk belanja pembiayaan dalam realisasi anggaran, pengakuan asset,
kewajiban dan ekuitas dana dalam laporan neraca.
1.3 Basis pengukuran yang mendasari Penyusunan Laporan Keuangan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam
standar akutansi Pemerintah dalam Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul.
1.4 Penerapan kebijakan akutansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam
standar akuntansi pemerintah dalam Badan Penanggulangan Bencana
Daerah Kabupaten Bantul.
BAB V Penjelasan Pos – Pos Laporan Keuangan
5.1 Rincian masing-masing pos-pos laporan keuangan Badan Penanggulangan
Bencana Daerah Kabupaten Bantul:
5.1.1 Pendapatan
Pendapatan adalah semua penerimaan rekening kas umum
Daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode Tahun
anggaran bersangkutan yang menjadi hak dan tidak perlu dibayar
kembali. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
bukan Instansi yang memperoleh pendapatan, pendapatan di Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul adalah NIHIL
5.1.2 Belanja
Belanja adalah semua pengeluaran dari rekening kas umum
daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya
kembali oleh Pemerintah Kabupaten. Belanja langsung BPBD sebesar
Rp. 13.841.504.035,- jumlah total SP2D uang persediaan (UP) sebesar
Rp. 601.310.000,- sedangkan jumlah total SP2D ganti uang (GU)
sebesar Rp. 4.663.988.118,- Jumlah SP2D LS Rp. 6.790.560.972-,
Jumlah SP2D TU Rp. 572.486.250,- Jumlah total Penerimaan Rp.
12.628.345.340,- dari total anggaran Rp. 13.841.504.035,- atau
sebesar 91,23%
Anggaran yang telah dibelanjakan sebesar Rp. 12.535.244.047,- (Dua
belas milyar lima ratus tiga puluh lima juta dua ratus empat puluh empat
ribu tiga puluh lima rupiah). Terdiri dari SPJ GU sebesar Rp.
4.663.988.118,-, SPJ TU sebesar Rp. 486.738.000,- SPJ LS sebesar Rp.
6.790.560.972,- dan SPJ UP sebesar Rp. 593.956.957,-
Dari total anggaran penerimaan SP2D sebesar 12.628.345.340,- (Dua
belas milyar enam ratus dua puluh delapan juta tiga ratus empat puluh lima
ribu tiga ratus empat puluh rupiah) terserap sebesar Rp. 12.535.244.047,-
(Dua belas milyar lima ratus tiga puluh lima juta dua ratus empat puluh
empat ribu tiga puluh lima rupiah) atau sebesar 99,26%.
Adapun sisa SP2D sebesar Rp. 93.1010.293 terdiri dari SP2D TU
sebesar Rp. 85.748.250,- sudah disetor ke kas daerah pada tanggal 2
Januari 2018, sedangkan sisa SP2D UP sebesar Rp. 7.353.043,- (Tujuh juta
tiga ratus lima puluh tiga ribu empat puluh tiga rupiah) dan telah disetor ke
Kas Daerah pada tanggal 5 Januari 2018.
5.1.3 Aset
Aset adalah sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat dari masa lalu yang
mempunyai manfaat ekonomi dan/atau sosial dimasa depan yang
diharapkan dapat diperoleh baik pemerintah maupun masyarakat dan
yang dapat diukur dengan satuan uang. Aset di Badan
Penanggulangan Bencana Daerah selain pengadaan sendiri ada juga
yang hibah dari DPPKAD. Di Tahun 2017 banyak belanja modal hasil
dari pengadaan sendiri/SKPD. Berdasarkan hasil pengadaan BMD
tahun anggaran 2017 yang dicatat bendahara pengurus barang
sebesar Rp. 2.944.126.255,- berupa belanja modal peralatan dan
mesin termasuk belanja pemeliharaan yaitu rekondisi mobil pemadam
kebakaran sebanyak 3 unit yang dalam hal ini masuk sebagai aset.
Sedangkan penambahan aset Gedung dan Bangunan yaitu
membangun pos pemdam kebakaran di 3 kecamatan yaitu kecamatan
Banguntapan, kecamatan Kasihan, Kecamatan Imogiri sebesar Rp.
1.368.909.929,- total aset Peralatan dan Mesin sampai dengan
Desember 2016 sebesar Rp. 11.731.107.926,- dan total asset gedung
dan bangunan sebesar Rp. 2.624952.029,-
5.1.4 Kewajiban
Kewajiban adalah hutang yang timbul dari peristiwa masa lalu
yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya
ekonomi. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
mempunyai kewajiban (hutang) atas pembayaran Telp, Air, dan
Listrik sebesar Rp. 3.859.390 terdiri dari Pembayaran Telp sebesar Rp.
1.700.414, Pembayaran Air sebesar Rp. 2.021.400 dan Pembayaran
Listrik sebesar Rp. 137.576.
5.1.5 Ekuitas Dana
Ekuitas dana adalah kekayaan pemerintah yang merupakan
selisih antara aset dan kewajiban pemerintah. Berhubung di Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul tidak mempunyai
kewajiban maka ekuitas dana tidak bisa dihitung.
BAB VI
Penjelasan Atas Informasi Non Keuangan
6.1 Umum
Secara umum kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten
Bantul dapat diuraikan menjadi :
6.1.1 Administrasi
Secara administrasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Kabupaten Bantul idealnya mempunyai Kepala Bidang dan Kepala Sub
Bagian Perencanaan dan Keuangan tersendiri, berhubung Badan
Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul masih tipe B
setara kantor, maka Sekertaris merangkap Ka Subag Perencanaan dan
Keuangan sehingga kurang optimalnya kinerja dan tupoksi BPBD.
Kegiatan Administrasi yang meliputi penerimaan, proses, pelaksanaan
dan penyimpanan surat–menyurat perlu mendapatkan perhatian pada
aspek koordinasi dan pelaporan pada pimpinan unit kerja (seksi)
sehingga hasil pelaksanaan suatu kegiatan dapat dipadukan dengan
seksi–seksi yang lain. Pada aspek kearsipan masih kurang
mendapatkan porsi yang cukup untuk pendokumentasian untuk
memudahkan pencarian hasil administrasi. Meskipun di BPBD
persuratan sudah menggunakan aplikasi khusus persuratan namun itu
belum terintegrasi dengan baik. Pelaporan hasil pelaksanaan kegiatan
belum secara rutin dilaksanakan/ dibuat sehingga evaluasi kegiatan
belum di evaluasi secara optimal.
6.1.2 Kepegawaian
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul memiliki
26 orang Pegawai Negeri Sipil dan 130 Tenaga Honorer lepas yang
terdiri dari :
f. SAR sebanyak : 96 orang
g. PBK (Petugas Pemadam Kebakaran) sebanyak 54 orang
h. Pusdalops (Pusat Kendali Operasi) sebanyak 14 orang
i. Tenaga Administrasi Keuangan sebanyak 1 orang
j. Tenaga Administrasi Sekertariat sebanyak 7 orang
k. Tenaga Kebersihan sebanyak 2 orang
l. TRC (Tim Reaksi Cepat) sebanyak 6 orang
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul masih
banyak membutuhkan pegawai dengan tingkat pendidikan Sarjana
Strata I dan Strata II untuk mendukung penyusunan :
1. Program dan perencanan kegiatan di BPBD
2. Perencanaan penanggulangan bencana
3. Pengurangan risiko bencana
4. Pencegahan
5. Pemaduan dalam perencanaan pembangunan
6. Analisis risiko bencana
7. Pedidikan dan pelatihan kebencanaan
8. Standar teknis penanggulangan bencana
6.1.3 Produktifitas
Ada beberapa tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang belum
dioptimalkan misalnya;
a. Harmonisasi staf dan struktural
b. Keterangan tugas masing masing personil
c. Pelatihan ( TRC, Risk Assassment, Komputer, Internet dll )
6.2 Khusus
Beberapa hal yang sepantasnya mendapatkan perhatian adalah:
a. Data Demografi
b. Peta rawan bencana per dusun
c. Peningkatan pemberdayaan FPRB ( Forum Pengurangan Risiko Bencana )
d. Kerja sama lintas Daerah, lintas sektor
e. Simulasi Tanggap Darurat
f. Pelatihan pelatihan kebencanaan
g. Kajian akademis penilaian akibat bencana pada suatu wilayah
Capaian Sasaran Terciptanya Kesadaran Masyarakat dalam
kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana tercapai Tinggi hampir
100%. Hal ini dilihat dari indikator persentase desa tangguh bencana
sampai dengan tahun 2017 yang tercapai 97,34% dari target 22,66
terealisasi 22. Capaian ini menyumbangkan 67,96% dari target akhir
RPJMD tahun 2021 sebanyak 33,34% desa tangguh bencana.
Desa tangguh bencana yang terealisasi sampai dengan tahun 2017
sebanyak 22 (dua puluh dua) desa dari 75 (tujuh puluh lima) desa yang
ada di Kabupaten Bantul, yaitu Desa Wonolelo, Mulyodadi, Tirtohargo,
Gadingharjo, Gadingsari, Poncosari, Srimulyo, Mangunan, Jatimulyo,
Wukirsari, Kebonagung, Parangtritis, Srigading, Seloharjo, Selopamioro,
Munthuk, Karangtengah, Girirejo, Imogiri, Trimulyo, Sriharjo, Srimartani.
Pembentukan Desa Tangguh Bencana dilaksanakan melalui 2 (dua)
anggaran yaitu APBD I dan APBD II, Adapun Anggaran yang dibiayai dari
APBD I Di Tahun 2017 yaitu Desa Munthuk, Karangtengah, Girirejo, Imogiri,
Trimulyo sedangkan Anggaran yang diampu APBD II dengan anggaran
sebesar Rp. 300.000.000 yaitu desa Sriharjo dan Srimartani. Desa yang
terbentuk dengan APBD I setiap tahunnya hanya 2 desa dari tahun 2015 –
2017 baru terbentuk 5 desa. Jika per tahun dapat membentuk 7 desa maka
untuk mewujudkan seluruh desa di bantul sebagai desa tangguh bencana
dan mewujudkan bantul kabupaten Tangguh bencana dibutuhkan waktu 6
s.d 7 tahun lagi atau terwujud di Tahun 2025. Upaya merintis desa tangguh
bencana dilakukan secara terus menerus dan memperhatikan banyak faktor
kesiapan masing-masing desa. Desa tangguh bencana dirintis kerja sama
langsung dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta untuk kesiapsiagaan masyarakat
menghadapi bencana yang sewaktu-waktu terjadi. Desa tangguh bencana
menuntut kesadaran masyarakat tentang perilaku kesiapsiagaan dan
penyelamatan saat terjadi bencana.
Di sepanjang tahun 2017 Program dan kegiatan yang menunjang
urusan kebencanaan adalah terbentuknya Sekolah Siaga Bencana, Relokasi
Korban Bencana, Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi Bencana,
Penyaluran Bantuan Bencana, Pelatihan-pelatihan Kesiapsiagaan dan
tanggap darurat.
Tahun 2017 Pembentukan Sekolah Siaga Bencana sebanyak 2 (dua)
sekolah yang dari anggaran APBD II yaitu SD 1 Trirenggo dan SMP 1
Pandak, sedangkan anggaran dari APBD I yaitu SMP 2 Dlingo. Sampai
dengan tahun 2017 ada sebanyak 10 (sepuluh) sekolah, yaitu SD
Parangtritis, SD Ar Raihan, SMP 2 Imogiri, SMA 1 Kretek, SMA 1 Bantul,
SMA 2 Bantul SMK Kelautan Bantul, SD 1 Trirenggo, SMP 1 Pandak dan
SMP 2 Dlingo.
Di tahun 2017 anggaran untuk kegiatan Relokasi Korban bencana
sebesar Rp. 138.754.500,00 untuk 5 KK yaitu :
- Bapak Sudiyono beralamat di desa Banjarharjo II RT 006, Munthuk,
Dlingo, Bantul
- Bapak Ngatijo beralamat di desa Banjarharjo II RT 006, Munthuk, Dlingo,
Bantul
- Bapak Sukiman beralamat di Desa Sukorame RT 24, Mangunan, Dlingo,
Bantul
- Bapak Ramtowiyono beralamat di Desa Seropan III, RT 01, Munthuk,
Dlingo, Bantul
- Bapak Kurniawan beralamat di Desa Seropan III, RT 01, Munthuk,
Dlingo, Bantul
Wilayah Kabupaten Bantul termasuk wilayah yang rentan terhadap
bencana. Bencana yang terjadi hampir setiap tahun di adalah banjir, tanah
longsor, angin ribut, kebakaran, abrasi dan erosi. Dari seluruh kejadian
bencana di Kabupaten Bantul, yang paling menonjol adalah tanah longsor,
angin ribut dan kebakaran.
Pemerintah Kabupaten Bantul telah mengambil kebijakan dalam
penanggulangan bencana, yaitu “Mewujudkan ketangguhan dan
kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana” sehingga mampu
mengamankan hasil-hasil pembangunan termasuk mengantisipasi dampak
bencana.
Kejadian dan lokasi bencana yang terjadi di Kabupaten Bantul dapat dilihat
pada Tabel berikut :.
Tabel
Kejadian dan Lokasi Bencana Tahun 2017
No Kecamatan
Jenis Bencana
Tanah
Longsor Banjir Kebakaran
Angin
Kenca
ng
Pohon
Tumb
ang
Abrasi
1 Piyungan 72 0 10 5 4 0
2 Dlingo 73 0 3 5 1 0
3 Sewon 4 2 14 10 6 0
4 Bantul 0 1 16 7 9 0
5 Imogiri 79 0 5 3 6 0
6 Kasihan 24 3 10 4 10 0
7 Sanden 0 1 2 3 1 0
No Kecamatan
Jenis Bencana
Tanah
Longsor Banjir Kebakaran
Angin
Kenca
ng
Pohon
Tumb
ang
Abrasi
8 Sedayu 18 0 2 2 0 0
9 Srandakan 0 2 1 2 3 1
10 Jetis 1 1 8 5 6 0
11 Pleret 39 1 9 6 4 0
12 Bambanglipur
o
1 2 1 5 4 0
13 Banguntapan 4 0 12 4 4 0
14 Pandak 0 3 5 3 1 0
15 Pundong 15 1 6 3 3 0
16 Kretek 0 2 4 4 0 1
17 Pajangan 15 3 3 2 1 0
Jumlah 345 22 111 73 63 2
Sumber: BPBD, 2017
Upaya pencegahan bencana guna menghindari jatuhnya korban jiwa
ataupun kerugian yang lebih besar dilakukan dengan penghijauan di
kawasan rawan longsor dan sekitar pantai, pembangunan talud, drainase,
pembangunan prasarana air bersih, droping air, dan sebagainya.
Pembangunan berbasis pengurangan risiko bencana:
1. Pada daerah-daerah sesar/wilayah rawan tinggi bencana gempa bumi
tidak dibangun untuk permukiman dan fasilitas umum;
2. Pada daerah-daerah sesar/wilayah rawan sedang, permukiman haruslah
mempunyai struktur bangunan yang kuat, begitu pula sekolah,
puskesmas, tempat ibadah dan toko-toko;
3. Pada daerah-daerah sesar/wilayah rawan gempa, disiapkan sekolah siaga
bencana, desa siaga bencana, bahkan kantor siaga bencana.
Jenis bencana yang berpotensi terjadi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel
Potensi Bencana di Kabupaten Bantul
No. Jenis
Bencana
Lokasi yang berpotensi
1 Tanah longsor Dlingo, Imogiri, Kasihan, Pajangan,
Piyungan, Pleret, Pindong, Sedayu, Sewon
2 Angin kencang Seluruh wilayah Kabupaten Bantul
3 Kekeringan Dlingo, Piyungan, Pajangan, Pleret, Imogiri,
Pundong
4 Banjir Imogiri, Pajangan, Pleret, Sewon,
Banguntapan, Jetis, Kasihan, Piyungan,
Pundong, Kretek, Pandak, Srandakan, Bantul
5 Gempa bumi Seluruh wilayah Kabupaten Bantul
7 Tsunami Srandakan, Kretek, Sanden
8 Abrasi/Erosi Kretek, Imogiri, Banguntapan, Kasihan,
Pleret, Sewon, Pajangan, Piyungan
9 Kebakaran Seluruh wilayah Kabupaten Bantul
10 Banjir Lahar
Dingin
Sepanjang aliran sungai Code, Gajahwong,
Winongo, dan Opak Kalikuning
Di tahun 2017 Kabupaten Bantul terjadi bencana yang sangat hebat
yang diakibatkan badai siklon tropis cempaka yang terjadi pada tanggal 28
Nopember 2017. Adapun bencana yang diakibatkan badai tropis cempaka ini
adalah tanah longsor, angin kencang, dan banjir dengan jumlah kejadian 139
titik yang meliputi 17 kecamatan, 51 Desa. Untuk kejadian bencana tersebut
Bupati Bantul mengeluarkan SK Siaga Darurat, Tanggap Darurat dan Masa
Transisi/ Pemulihan sebagai wujud penanggulangan bencana dengan
Anggaran Belanja Tak Terduga yang dibagi 2 tahap yaitu :
1. Tahap pertama sebesar Rp. 1.257.135.000
2. Tahap kedua sebesar Rp. 1.041.600.000
Dari Anggaran sebesar Rp. 2.298.735.000 terserap sebesar Rp.
1.633.373.863 atau sebesar 70% penyerapan ini sudah sampai di masa
Sumber: BPBD, 2017
transisi atau masa pemulihan, dan sisa anggaran sudah disetor kembali ke
kas daerah pada bulan Februari 2018
Adapun rincian setiap kejadian sebagai berikut :
A. Angin Kencang
Angin kencang yang ditandai dengan pohon tumbang terjadi di 48 titik
meliputi 14 Kecamatan 30 Desa.
No Lokasi Jumlah titik
1 Bambanglipuro 10
2 Jetis 4
3 Kasihan 4
4 Banguntapan 1
5 Bantul 6
6 Dlingo 4
7 Imogiri 3
8 Kretek 1
9 Pandak 2
10 Piyungan 1
11 Pundong 2
12 Sanden 5
13 Sewon 4
14 Srandakan 1
Jumlah 48
Dampak :
1. Jaringan Listrik :
9 2. Jaringan Telepon :
1 3. Rumah :
9 4. Talud :
1
Lokasi : Dayu Kidul, Gadingsari, Sanden
B. Tanah Longsor
Tanah Longsor terjadi di 43 titik meliputi 10 Kecamatan 38 Desa.
No Lokasi Jumlah titik
1 Jetis 1
2 Kasihan 3
3 Banguntapan 2
4 Dlingo 6
5 Imogiri 9
6 Pleret 3
7 Piyungan 13
8 Pundong 1
9 Sedayu 4
10 Sewon 1
Jumlah 43
Dampak :
1. Talud
2. Rumah :
14
3. Mobil : 1
4. Jalan : 6
5. Talud : 3
6. Pipa PDAM : 1
Seropan I, Muntuk, Dlingo Nogosari, Selopamioro, Imogiri
Jalan Wonosari, Tambalan, Bulusari, Srimartani, Piyungan
Srimartani, Piyungan
C. Banjir
Banjir terjadi di 43 titik meliputi 12 Kecamatan 29 Desa.
No Lokasi Jumlah titik
1 Bambanglipuro 2
2 Jetis 5
3 Kasihan 2
4 Bantul 6
5 Imogiri 11
6 Pleret 1
7 Kretek 2
8 Pajangan 2
9 Pandak 2
10 Piyungan 2
11 Pundong 3
12 Sewon 2
Dampak :
1. Talud
2. Rumah : 11
3. Rumah Sakit : 1
4. Jembatan : 8
5. Tempat Ibadah : 1
6. Kantor : 1
7. Dam : 1
8. Jaringan PLN : 12
D. Rumah Roboh
Rumah Roboh terjadi di 4 titik meliputi 2 Kecamatan 3 Desa.
No Lokasi Jumlah titik
1 Imogiri 3
2 Pandak 1
E. Erosi
Erosi di 1 titik meliputi Kecamatan Kretek Desa Trimulyo.
Dampak: Talud ambrol
F. Gelombang Pasang
Gelombang Pasang terjadi di 1 titik meliputi Kecamatan Srandakan Desa
Poncosari di sekitar pantai Kwaru. Dampak : air masuk ke permukiman
warga
Untuk Pengungsian pada kejadian bencana tersebut ada sebanyak 3488 jiwa
tesebar di 4 lokasi yang terdiri dari :
Difabel : 1 Jiwa, Lansia : 249 jiwa, Dewasa : 344 Jiwa, Anak-anak : 135 Jiwa,
Balita : 217 Jiwa, Bumil : 5 Jiwa
Kecamatan Desa Jiwa KK Lokasi Kebutuhan
Jetis Sumberagung 690 216 Rumah
Warga
1. Alas tidur
2. Selimut
3. Pakaian dewasa
4. Pakain anak dan
balita
5. Pempers anak dan
lansia
6. Air meineral
7. Penerangan
8. Pembalut
9. Makan dan Minum
10. Air bersih
11. Obat
Trimulyo 209 3 Rumah
Warga
Piyungan Srimartani 685 15 Rumah
Warga
Srimulyo 168 37 Rumah
Warga
Pleret Segoroyoso 820 190 Rumah
Warga
Wonokromo 165 14 Rumah
Warga
Kebonagung 509 Balai
Desa
Imogiri 189 14 Mushola
Karangtengah 486 120 Rumah
Warga
Sriharjo 210 Dsn
Demen,
Balai
Desa
Tindakan yang dilakukan :
a. Menerjunkan seluruh personil SATGAS BPBD dibantu relawan
melakukan penanganan.
b. Evakuasi warga ke tempat balai dusun, balai desa, rumah warga,
dan tempat tinggi (Jetis, Imogiri, Pleret, Pandak)
c. Penanganan Prioritas Akses Jalan dan Rumah bersama warga,
FPRB, Relawan
d. Koordinasi dengan lembaga dan komunitas terkait
e. Aktivasi Status Tanggap Darurat
f. Membentuk Pos Terpadu di BPBD Bantul dan pos Pantau di
wilayah rawan banjir longor, dan angin kencang.
Petugas : BPBD DIY, BPBD Bantul, RAPI, POLRES, KODIM, BASARNAS, TNI,
SAR GABUNGAN, KOMUNITAS DAN RELAWAN, POL PP, TAGANA, PMI
6.3 Lain-Lain
Terbentuknya Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
merupakan usaha meminimalisir kerugian akibat suatu bencana baik jangka
pendek, jangka menengah maupun jangka panjang. Pembangunan Fisik
maupun SDM pada saat ini baru akan bermanfaat bila terjadi bencana,
namun kerugian akibat bencana dapat di tekan seminimal mungkin paling
tidak korban manusia, bila kita mampu melakukan upaya – upaya
pengurangan risiko bencana misalnya :
a. Penguatan kelembagaan FPRB tingkat desa
b. Pengelolaan Sumber Daya Air
c. Inspeksi pelaksanaan IMB ( Ijin Mendirikan Bangunan )
d. Penanaman Cemara di pinggir pantai untuk mengurangi kecepatan
gelombang tsunami
e. Peningkatan pendidikan masyarakat tentang bencana
f. Peningkatan penyadaran masyarakat hidup harmoni, selaras, serasi, dan
seimbang dengan alam
g. Mengajarkan pengurangan risiko bencana di semua tingkat pendidikan
h. Peningkatan penanganan bencana di tingkat dunia usaha/ pengusaha
i. Simulasi penanggulangan bencana di tingkat sekolah
Upaya penanggulangan bencana guna menghindari jatuhnya korban
jiwa ataupun kerugian yang lebih besar dilakukan dengan penghijauan
dikawasan rawan longsor dan sekitar pantai, pembangunan talud, drainase,
pembangunan prasarana air bersih, droping air, dan sebagainya. Selain itu,
pembangunan berbasis pengurangan risiko bencana mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut :
a. Pada daerah-daerah sesar/ wilayah rawan bencana gempa bumi tidak
dibangun untuk permukiman dan fasilitas umum, kecuali dengan standar
konstruksi tahan gempa dan rutin dilakukan pendidikan mitigasi bencana;
b. Pada daerah-daerah wilayah rawan bencana, dibentuk desa tangguh
bencana, sekolah siaga bencana, bahkan kantor siaga bencana.
c. Selain itu juga upaya yang dilakukan untuk kesiapsiagaan
penanggulangan bencana, yaitu penambahan dan pemeliharaan sarana
prasarana dan peralatan evakuasi, rambu evakuasi, penambahan rambu-
rambu bahaya, pengeras suara dan togor EWS di sepanjang pantai serta
peningkatan kualitas SDM tenaga penanggulangan bencana
BAB VII
PENUTUP
Penyusunan Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) Satuan Kerja
Perangkat Daerah Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
sangat sederhana, ringkas dan padat. Diharapkan dengan kesederhanaan ini
tidak mengurangi berbagai pihak untuk menyampaikan saran dan kritik agar
pimpinan dan staf Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bantul
mampu lebih berdaya guna dan berhasil guna bagi kesejahteraan rakyat Bantul
tercinta.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa, senantiasa memberikan bimbingan dan
petunjuk-Nya kepada kita, sehingga atas ridho-Nya semua yang telah
direncanakan dapat berjalan sebagaimana yang kita harapkan. Amin.