ca kulit isi

60
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kulit merupakan sistem organ yang kompleks, sehingga tumor jinak maupun ganas bisa timbul pada tiap bagian. Kanker kulit merupakan penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit secara tidak terkendali. Kanker kulit merusak jaringan lain disekitarnya dan mampu menyebar ke bagian-bagian tubuh lain. Kanker kulit termasuk penyakit yang paling ditakuti karena dapat menimbulkan cacat permanen sehingga dapat merusak penampilan (Santoso, 2007). Kanker kulit biasanya tumbuh di epidermis (lapisan paling luar kulit), sehingga kanker kulit sangat mudah diketahui stadiumnya lebih awal. Terdapat tiga jenis kanker kulit yang paling umum ditemukan yaitu karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel basal, dan melanoma. Ketiga kanker kulit ini biasanya terjadi pada area tubuh yang paling sering terpapar oleh sinar matahari, seperti wajah, lengan bawah dan leher. Jika kanker kulit ini terdeteksi lebih awal dan diterapi lebih awal maka harapan sembuh lebih dari 95%. Kanker kulit relative lebih sering ditemukan di Amerika Serikat dengan lebih dari jutaan kasus tiap tahun. 1

Upload: fhauzy30

Post on 12-Feb-2015

103 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

zhymbronkz

TRANSCRIPT

Page 1: CA Kulit ISI

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kulit merupakan sistem organ yang kompleks, sehingga tumor jinak maupun

ganas bisa timbul pada tiap bagian. Kanker kulit merupakan penyakit yang ditandai

dengan pertumbuhan sel-sel kulit secara tidak terkendali. Kanker kulit merusak jaringan

lain disekitarnya dan mampu menyebar ke bagian-bagian tubuh lain. Kanker kulit

termasuk penyakit yang paling ditakuti karena dapat menimbulkan cacat permanen

sehingga dapat merusak penampilan (Santoso, 2007).

Kanker kulit biasanya tumbuh di epidermis (lapisan paling luar kulit), sehingga

kanker kulit sangat mudah diketahui stadiumnya lebih awal. Terdapat tiga jenis kanker

kulit yang paling umum ditemukan yaitu karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel basal,

dan melanoma. Ketiga kanker kulit ini biasanya terjadi pada area tubuh yang paling

sering terpapar oleh sinar matahari, seperti wajah, lengan bawah dan leher. Jika kanker

kulit ini terdeteksi lebih awal dan diterapi lebih awal maka harapan sembuh lebih dari

95%.

Kanker kulit relative lebih sering ditemukan di Amerika Serikat dengan lebih

dari jutaan kasus tiap tahun. Insidens kanker kulit bervariasi secara geografis, dan

mencapai angka tertinggi pada daerah-daerah tinggi dan terik. Kanker kulit lebih sering

timbul pada orang berkulit terang daripada berkulit gelap, meskipun penyakit ini tidak

mengenal ras. Insiden semua kanker kulit mengalami peningkatan dan dapat dialami

oleh orang berusia lebih muda. Peningkatan ini cenderung terjadi karena adanya

penyalahgunaan pajanan terhadap sinar matahari beberapa dekade ini (Corwin, 2007).

Karsinoma sel skuamosa merupakan kanker kulit nonmelanoma paling banyak

ditemukan sekitar 80%. Jenis paling umum dari kanker kulit yang paling sering

ditemukan adalah kanker kulit nonmelanoma, dengan lebih dari 1,000,000 kasus baru

didapatkan pada Amerika Serikat pada tahun 2009. Di Amerika, kanker kulit

nonmelanoma mewakili sekitar setengah dari semua kanker kulit yang ada di negara

ini. Satu dari lima orang mengalami kanker kulit selumur hidup mereka. Tiap satu jam

1

Page 2: CA Kulit ISI

di Amerika satu orang meninggal akibat melanoma. Pada tahun 2007, sebanyak 8.110

orang meninggal akibat melanoma, diantaranya 5.220 orang laki-laki dan 2.890 orang

wanita. Laki-laki dewasa ras kaukasian memiliki mortalitas yang lebih tinggi akibat

melanoma. Diperkirakan 10.850 orang meninggal akibat kanker kulit, 8.110 akibat

melanoma dan 2.740 akibat kanker kulit lainnya. WHO memperkirakan sebanyak

60.000 orang didunia setiap tahunnya meninggal akibat keganasan kulit, sebanyak

48.000 akibat melanoma, 12.000 orang lainnya akibat kanker kulit lainnya. Sekitar 90%

penyakit kanker disebabkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Insidensi melanoma

meningkat sebesar 690% dari tahun 1950 sampai 2001, dan secara keseluruhan angka

mortalitas meningkat sekitar 165% selama periode ini. Karsinoma sel basal dan

karsinoma sel skuamosa memiliki angka kesembuhan lebih besar yaitu sebesar 95%

jika dideteksi dan diobati lebih awal. Australia merupakan negara dengan angka

kejadian karsinoma sel basal tertinggi di dunia. Di beberapa wilayah di Australia

dilaporkan insidensinya meningkat hingga dua persen setiap tahunnya. Di Asia

insidensi kanker kulit pada tahun 2004 terbanyak adalah Cina sebanyak 4.775.174 dari

1.298.847.624 jumlah penduduk, kedua terbanyak adalah India sebanyak 3,915,700

kasus dari 1.065.070.607 jumlah penduduk sedangkan peringkat ketiga adalah

Indonesia yaitu sebanyak 876,665 dari 238.452.952 jumlah penduduk.

Dari banyaknya insidens kanker kulit yang terjadi, penulis tertarik untuk

membahas lebih lanjut mengenai kanker kulit.

1.2 RUMUSAN MASALAHBagaimana asuhan keperawatan yang benar pada pasien dengan kanker kulit?

1.3 TUJUAN2. Mengetahui definisi kanker kulit.3. Mengetahui klasifikasi kanker kulit.4. Mengetahui manifestasi klinis kanker kulit.5. Mengetahui penatalaksanaan keperawatan kanker kulit.

2

Page 3: CA Kulit ISI

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Medis

2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Kulit

Kulit merupakan organ terluas yang berfungsi sebagai pelindung tubuh

terhadap bahaya bahan kimia, cahaya matahari, mikroorganisme, dan menjaga

keseimbangan tubuh dengan lingkungan. Luas kulit orang dewasa 2 m2 , dengan

berat kira-kira 16 % dari berat badan. Sistem integument memiliki dua komponen

utama: membrane kutaneus (kulit) dan struktur aksesoris (Martini, 2009).

1. Membrane kutaneus memiliki dua komponen: epidermis (epitel superficial),

dermis (area dasar pada jaringan ikat), dan subkutis

2. Struktur aksesori meliputi; rambut, kuku, dan kelenjar eksokrin multiseluler.

Kulit tidak berfungsi secara terpisah. Jaringan yang luas pada cabang

pembuluh darah melewati dermis, dan reseptor sensori yang memonitor sentuhan,

tekanan, suhu, dan sakit menyediakan informasi yang sesuai ke system saraf pusat

mengenai keadaan tubuh.

3

Page 4: CA Kulit ISI

Fungsi umum dari kulit (Syaifuddin, 2009), adalah:

1. Melindungi jaringan ikat dan organ terhadap pengaruh, abrasi, kehilangan

cairan, dan bahaya bahan kimia.

2. Menyekresi garam, air, dan sisa organic dari kelenjar integumen.

3. Mengatur suhu tubuh baik melalui insalasi atau pendinginan evaporasi sesuai

kebutuhan.

4. Memproduksi melanin, yang melindungi jaringan dasar dari radiasi UV.

5. Memproduksi keratin, yang melindungi dari abrasi dan berfungsi sebagai anti

air.

6. Mensintesis vit. D, sebuah steroid yang kemudian dikonversikan (diubah)

menjadi caltricol, hormone penting dalam metabolism kalsium normal.

7. Sebagai penyimpanan lipid dalam sel lemak pada dermis dan jaringan adipose

yang terdapat pada lapisan subkutaneus.

8. Mendeteksi adanya rangsangan sentuhan, tekanan, sakit, dan suhu, dan

penyampaian informasi ke system saraf pusat.

Pada pembahasan ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai membran

kutaneus yang terdiri dari lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan

subkutaneus (Martini, 2009).

1. Lapisan Epidermis

Lapisan epidermis terdiri atas stratum germinativum (stratum basal),

stratum spinosum, stratum granolosum, stratum lusidum, dan stratum

korneum.

Stratum germinativum (stratum basal) merupakan lapisan epidermal

yang paling dalam dan didominasi oleh sel basal atau sel germinativum. Sel

basal merupakan sel batang yang memiliki divisi yang menggantikan

keratinosit superficial (yang lebih dangkal) yang hilang atau disimpan di

permukaan epitel. Permukaan kulit yang memiliki sedikit rambut juga

mengandung sel epitel khusus yang dikenal sebagai sel Merkel yang tersebar

diantara sel-sel pada stratum germinativum. Sel Merkel sensitive terhadap

sentuhan, ketika dikompresi, mereka melepaskan senyawa kimia yang

menstimulasi ujung saraf sensori. Warna kecoklatan pada kulit dihasilkan dari

4

Page 5: CA Kulit ISI

aktivitas sintetis sel pigmen yang disebut melanosit, yang didistribusikan

diseluruh stratum germinativum, dan sel memperluas ke lapisan yang lebih

dalam.

Setiap kali sel induk membagi, salah satu sel anak ditekan ke stratum

germinativum menjadi stratum spinosum, yang memiliki 8 hingga 10 lapisan

keratinosit yang terikat bersama desmosom. Stratum spinosum, yang artinya

lapisan berduri (spiny), sebagaimana nyatanya terlihat seperti miniatur

pincushions. Mereka terlihat seperti itu karena keratinosit yang diproses

secara kimia, yang mengecilkan sitoplasma tetapi meninggalkan elemen

sitoskeletal dan desmosom utuh. Beberapa dari sel ini memasuki lapisan ini

dari stratum germinativum untuk berbagi, bahkan meningkatkan ketebalan

epithelium. Stratum spinosum juga mengandung sel dendrite (Langerhans),

yang berperan dalam respon imun dengan menstimulasi sebuah pertahanan

terhadap (1) mikroorganisme yang mengatur penetrasi lapisan superficial pada

epidermis dan (2) kanker kulit superficial.

Daerah superficial menuju stratum spinosum adalah stratum granulosum.

Stratum granulosum ini disebut jgua lapisan kasar. Stratum granulosum terdiri

dari tiga sampai lima lapisan keratinosit yang berasal dari stratum spinosum.

Pada saat sel-sel mencapai lapisan ini, sebagian besar telah berhenti membagi

dan mulai membuat protein keratin dan keratohialin dalam jumlah besar.

Keratin, serat protein yang kuat, merupakan komponen struktur dasar pada

rambut dan kuku manusia. Sebagaimana perkembangan serat keratin, sel

tersebut tumbuh tipis dan datar, dan memiliki membrane yang tebal dan

kurang permeable. Keratohialin membentuk butiran sitoplasma padat yang

memberitahukan dehidrasi sel maupun agregasi dan cross-linking serat

keratin. Kemudian, inti dan organel lainnya hancur dan sel menjadi mati. Lalu,

dehidrasi membuat sebuah lapisan yang terikat erat yang terdiri dari serat

keratin yang dikelilingi oleh keratohialin.

Kulit tebal yang terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki, stratum

lucidium yang terlihat seperti kaca (“clear layer”) melapisi stratum

5

Page 6: CA Kulit ISI

granulosum. Sel yang terdapat pada stratum lucidium berbentuk datar, padat,

sebagian besar tanpa organel, dan diisi oleh keratin.

Stratum corneum merupakan bagian permukaan yang terbuka, baik pada

kulit yang tebal maupun tipis. Normalnya, stratum corneum terdiri dari 15-30

lapisan sel keratin. Keratinisasi merupakan bentuk perlindungan dengan

mengisi keratin pada lapisan superficial sel. Proses ini terjadi pada seluruh

permukaan kulit yang terbuka kecuali permukaan dalam pada mata. Sel-sel

yang telah mati pada setiap lapisan stratum corneum masih tetap terikat erat

oleh desmosom. Ikatan tersebut sangat aman karena sel keratinin pada

umumnya tertumpah pada kelompok atau lembaran besar, bukan secara

individual.

2. Lapisan Dermis

Lapisan yang terletak dibawah epidermis adalah lapisan dermis yang jauh

lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri dari lapisan elastis dan

fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis

besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) pars papiler yang menonjol ke

epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah, dan (2) pars

reticular yaitu bagian bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini

terdiri dari serabut-serabut penunjang, misalnya kolagenm elastin, dan

retikulin. Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan

kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblast, membentuk ikatan yang

mengandung hidroksiprolin. Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah

umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen

muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah

mengembang serta lebih elastic.

3. Lapisan Subkutis

Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat

longgar berisi sel-sel lemak didalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat,

besar dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-

sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh

trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose,

6

Page 7: CA Kulit ISI

berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung

saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak

tidak sama bergantung pada lokasinya. Di abdomen dapat mencapai 3 cm, di

daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga

merupakan bantalan.

Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak

dibagian atas dermis (pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis

(pleksus profunda). Pleksus yang didermis bagian atas mengadakan

anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars reticular

juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih

besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening.

2.1.2 Kanker Kulit

2.1.2.1 Definisi

Kulit merupakan sistem organ yang kompleks, sehingga tumor

jinak maupun ganas bisa timbul pada tiap bagian. Kanker kulit merupakan

penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit secara tidak

terkendali. Kanker kulit merusak jaringan lain disekitarnya dan mampu

menyebar ke bagian-bagian tubuh lain. Kanker kulit termasuk penyakit

yang paling ditakuti karena dapat menimbulkan cacat permanen sehingga

dapat merusak penampilan (Santoso, 2007).

Hampir semua orang memiliki beberapa tumor jinak kulit, seperti

tahi lalat dan kutil. Namun, kanker kulit merupakan bentuk yang paling

umum dari kanker. Kanker kulit lebih sering ditemukan pada bagian tubuh

yang terus menerus terpapar sinar matahari, dan sekarang telah disepakati

sinar ultraviolet (UV) merupakan factor penyebab utama. UVB lebih

berperan daripada UVA. Kanker kulit jarang ditemukan pada orang

berkulit gelap, seperti Negro, karena melanin (penentu warna kulit)

mempunyai pengaruh protektif. Sedangkan pada orang berkulit terang,

terutama mereka yang mudah terbakar oleh sinar matahari, tinggal di

tempat yang banyak mendapat sinar matahari (misalnya Australia).

7

Page 8: CA Kulit ISI

2.1.2.2 Etiologi

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti,

namun ada beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya

kanker kulit (Brunner & Suddarth, 2000) adalah:

1. Para pekerja yang diluar rumah (seperti petani, pelaut, nelayan) dan

orang-orang yang terpajan sinar matahari untuk suatu periode waktu

tertentu.

2. Orang usia lanjut dengan kulit rusak karena sinar matahari.

3. Orang yang pernah mendapat terapi sinar X untuk pengobatan akne dan

lesi kulit.

4. Para pekerja yang mengalami kontak langsung dengan zat-zat kimia

tertentu (senyawa arsen, batubara, ter serta aspal, dan paraffin)

5. Factor genetic

6. Factor lingkungan: perubahan dalam lapisan ozon akibat polusi udara

global oleh industry.

2.1.2.3 Klasifikasi

Adapun kanker kulit dibagi menjadi beberapa varian klinis (Price,

2002), yaitu:

1. Karsinoma Sel Basal

Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling sering

ditemukan. Berdasarkan sel epidermis sel-sel epidermis sepanjang

lapisan basal. Insidens karsinoma sel basl berbanding lurus dengan usia

penderita dan berbanding terbalik jumlah pigmen melanin pada

epidermis. Ada juga korelasi langsung antara keadaan ini dengan lama

total paparan terhadap sinar matahari dalam masa hidup penderita.

Sekitar 80% dari kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang

biasanya terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala dan leher.

Untungnya tumor ini jarang bermetastasis. Akan tetapi, penderita

dengan kanker sel basal lebih mudah mendapat kanker kulit dimasa

depan dan harus diperiksa ulang tiap tahun.

8

Page 9: CA Kulit ISI

Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar

yang panjang gelombangyna berkisar antara 280 sampai 320nm.

Spektrum ini terutama bertanggung jawab dalam membakar dan

membuat kulit menjadi coklat. Pemakaian bahan-bahan yang

melindungi kulit dari sinar matahari sangat dianjurkan pada setiap

orang yang dalam keluarganya yang menderita kanker kulit dan pada

orang-orang yang berkulit peka sehingga mudah sekali menderita luka

bakar karena sinar matahari. Selain itu, pederita yang memiliki riwayat

kanker sel basal harus memakai pakaian yang melindungi kulit untuk

menghindari karsinogenik yang terdapat didalam sinar matahari.

Kebanyakan bahan-bahan pelindung kulit asam para-aminobenzoat,

yang dapat mengabsorpsi sinar-sinar karsinogenik.

Penyebab lain dari karsinoma sel basal termasuk riwayat

pengobatan radiologi sebelumnya untuk menyembuhkan penyakit kulit

lain. Kontak dengan arsen, dan gangguan genetik yang jarang

(xeroderma pigmentosum dan sindrom karsinoma sel basal nevoid).

Sinar UVA yang dipancarkan oleh alat yang membuat kulit kecoklatan

seperti terbakar sinar matahari juga tidak baik untuk epidermis dan

dianggap sebagai karsinogenik.

Ciri khas ini adalah berbentuk nodula eritematosa, halus dan

seperti mutiara. Tepi tumor sering kali meninggi dan memiliki

pembuluh telangiektasik pada permukaannya. Tumor ini sering kali

berdarah, menginvasi dermis, dan merusak jaringan normal.

Karsinoma Basal Nodul

Jenis ini dimulai dengan nodus kecil 2-4 mm, translusen, warna

pucat sperti lilin (waxy-nodule). Dengan inspeksi yang teliti, dapat

dilihat perubahan pembuluh darah superficial melebar (telangektasia)

Permukaan nodus mula-mula rata tetapi kalu lesi membesar,

terjadi cekungan ditengahnya dan pinggir lesi menyerupai bintil-bintil

seperti mutiara (pearly border). Nodus mudah berdarah pada trauma

9

Page 10: CA Kulit ISI

ringan dan mengadakan dan mengadakan erosi spontan yang kemudia

menjadi ulkus yang terlihat di bagian sentral lesi.

Kalau telah terjadi ulkus, bentuk ulkus seperti kawah, berbatas

tergas, dasar irreguler dan ditutupi oleh krusta. Pada palpasi teraba

adanya indurasi disekitar lesi terutama pada lesi yang mencapai

ukuran lebih dari 1 cm, biasanya berbatas tegas, tidak sakit hati atau

gatal. Dengan trauma ringan atau bila krusta diatasnya diangkat,

mudah berdarah.

Sumber: www.dermis.net

Karsinoma Basal Berpigmen

Gambaran klinisnya sama dengan nodula-ulseratif, pada jenis

ini berwarna coklat atau berbintik-bintik atau homogeni (hitam

merata) kadang-kadang menyerupai Melanoma. Banyak dijumpai

pada orang dengan kulit gelap yang tinggal pada daerah tropis.

Sumber: library.bjmu.edu.cn

10

Page 11: CA Kulit ISI

Karsinoma Basal Morphea

Merupakan jenis yang agak jarang ditemukan. Lesinya

berbentuk plakat yang berwarna kekuningan dengan tepi yang tidak

jelas, kadang-kadang tepinya meninggi. Pada permukaannya tampak

beberapa folikel rambut yang mencekung sehingga memberikan

gambaran seperti sikatriks.

Kadang-kadang tertutup krusta yang melekat erat. Jarang

mengalami ulserasi. Tepi ini cenderung invasive kearah dalam. Tepi

ini menyerupai penyakit morphea atau skleroderma.

Sumber: www.dermaamin.com

Karsinoma Basal Superfisial

Berupa bercak kemerahan dengan skuama (sisik) halus dan

tepi yang meninggi. Lesi dapat meluas secara lambat, tanpa

mengalami ulserasi. Umumnya multiple, terutama dijumpai pada

badan, kadang-kadang pada leher dan kepala.

Sumber: www.dermapics.com

11

Page 12: CA Kulit ISI

Karsinoma Basal Fibroepitelium

Berupa satu atau beberapa nodul kera dan sering bertangkai

pendek,permukaannya halus dan sedikit kemerahan. Terutama

dijumpai dipunggung. Tipe ini sangat jarang ditemukan.

Sumber: dermatology-s10.cdlib.org

Karsinoma sel basal harus segera ditangani, penanganan

termasuk kuret dengan alat diseksi listrik, skalpel, radiasi, bedah

dengan bahan kimia, dan bedah beku. Kanker sel basal dengan

diameter kurang dari 2cm biasanya ditangani dengan skalpel atau alat

diseksi listrik dan kuret setelah dilakukan biopsi untuk memastikan

diagnosis. Angka kesembuhannya adalah 95%. Terapi sinar roentgen

boleh diberikan pada penderita yang telah berusia 60 sampai 70an

tahun dengan tumor yang sangat besar disekitar kelopak mata, daun

telinga, atau bibir. Pembedahan dengan bahan kimia baik untuk

mengobati kanker besar yang berinfiltrasi serta sering kambuh,

terutama disekitar telinga, lipat nasolabial, dan mata.pada bedah

kimia, eksisi mikroskopik pada tumor dilakukan dengan memisahkan

tumor selapis demi selapis dengan skalpet, kemudian dibuat preparat

irisan beku yang selanjutnya diperiksa untuk menemukan bukti

adanya kanker sel basal. Teknik ini adalah yang paling efektif dan

mahal, tetapi angka kesembuhannya melebihi 97%. Bedah krio

memakai nitrogen cair, dan angka kesembuhannya sama seperti kuret

dan pemotongan dengan listrik.

12

Page 13: CA Kulit ISI

2. Karsinoma Sel Skuamosa

Sumber: dermatlas.med.jhmi.edu

Karsinoma sel skuamosa adalah neoplasma ganas dari

keratinosit. Karsinoma ini terbentuk dari sel-sel epidermis yang lebih

berdiferesiensi (keratinosit), sedangkan karsinoma sel basal timbul dari

sel basal. Sering kali tumor ini terlihat pada orang tua berkulit terang.

Tumor sering kali terjadi pada kulit yang rusak karena sinar matahari

dengan keratosis aktinik multipel. Sinar matahari merupakan faktor

etiologi utama yang menyebabkan karsinoma sel skuamosa. Seperti

pada karsinoma sel basal, bagian sinar matahari yang menyebabkan

timbulnya tumor ini adalah sinar ultra violet dengan panjang

gelombang antara 280 sampai 320nm (spektrum UVB). Tetapi

penelitian terakhir yang memakai sinar ultra violet dengan panjang

gelombang berkisar antara 320 sampai 400nm (spektrum UVB). Tetapi

penelitian terakhir yang memakai sinar ultraviolet dengan panjang

gelombang berkisar antara 320 sampai 400 nm (spektrum UVA), yang

dikombinasi dengan psoralen oral dalam pengobatan psoriasis,

membuktikan bahwa penderita yang terpapar UVA dengan psoralen

secara kronik dan lama mengalami karsinoma sel skuamosa.

Orang-orang berkulit terang asal celtic yang terpapar sinar

matahari secara kronik (petani, pelaut), memiliki insidens karsinoma sel

skuamosa yang tinggi. Baik karsinoma sel basal dan sel skuamosa lebih

sering didapat pada daerah yang kaya sinar matahari dibandingkan

daerah barat tengah atau daerah timur utara. Insidens karsinoma sel

13

Page 14: CA Kulit ISI

skuamosa dan karsinoma sel basal pada orang amerika berkulit hitam

sangat rendah.

Penyebab lain dari karsinoma sel skuamosa adalah menelan

arsenik, radiasi dengan sinar X, luka bakar, jaringan parut, dan

kerentanan genetik. Penderita yang pernah menjalani pengobatan akne

atau hemangioma dengan radioterapi beberapa tahun yang lalu dapat

mengalami kanker sel basal dan sel skuamosa. Individu yang 30 sampai

40 tahun yang lalu diobati dengan arsenik karena menderita psoriasis

atau asma, baik dengan cara menelan arsenik yang berada dalam

matahari kronik. Bisa juga disebabkan oleh menelan arsenik. Beberapa

ahli merasa ada peningkatan insidens keganasan interal bila timbul

penyakit ini. Penderita dengan penyakit bowen harus menjalani

anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik bila kanker ini timbul pada

daerah yang tidak tepapar sinar matahari.

Karsinoma sel skuamosa biasanya terjadi dengan nodula yang

menebal, besisik, dan berulselasi serta kadang-kadang berdarah.

Nodula-nodula ini biasanya timbul pada kulit yang rusak karena

matahari didaerah muka, kulit kepala, telinga, leher, tangan, dan lengan.

Sering kali nodula-nodula ini dikelilingi oleh keratosis aktinik yang

multipel, yang apabila tidak diobati dapat bergenerasi menjadi kanker

sel skuamosa. Penyakit bowen terlihat sebagai suatu plak eritematosa

dengan tepi yang berundulasi, bersisik, dan sering kali ada erosi

dibagian tengahnya. Penyakit ini bisa tidak dapat dibedakan dengan

ekzema atau psoiasis. Oleh karena itu suatu lesi psoriasis ekzema yang

tidak memberikan respons pada pengobatan harus dibiopsi.

Penanganan karsinoma sel skuamosa dan variasinya, penyakit

bowen, terutama berupa pembedahan. Terapi sinar, bedah krio, dan

kemoterapi memiliki angka kesembuhan sekitar 95% sampai 98%.

Tumor kulit yang kurang 2cm dapat diobati dengan elektrodesikasi dan

kuret, angka kesembuhannya 94%. Kelenjar limfe tidak diangkat bila

secara klinik negatif, tetapi harus dipalpasi secara teliti sewaktu

14

Page 15: CA Kulit ISI

pembedahan dilakukan. Lesi metastesis dari karsinoma sel skuamosa

tidak berespons baik tehadap kemoterapi. Sama seperti penderita

karsinoma sel basal, penderita karsinoma sel skuamosa harus diperiksa

secara terus menerus, sebab adanya risiko tinggi terjadinya karsinoma

sel skuamosa baru. Kelenjar limfe selalu harus diraba pada kunjungan

selanjutnya. Dari pendeita penderita ini, 20% sampai 50% yang pernah

mengalami karsinoma sel skuamosa akhirnya akan timbul karsinoma

sel skuamosa atau karsinoma sel basal lain.

3. Melanoma

Sumber: askdoctoroki.blogspot.com

Melanoma maligna hanyalah 3% dari semua keganasan kulit

pimer tetapi bertangguang jawab atas dua per tiga kematian yang

disebabkan oleh kanker kulit. Selain itu, insidens melanoma terus

meningkat. Diagnosis dini dan pembedahan adalah salah satunya cara

untuk menjamin keselamatan dan kesembuhan penderita. Jika tidak

ditemukan dan diobati secara dini, melanoma akan menginvasi lapisan

dermis yang lebih dalam dan jaringan subkutan, dan bermetastesis

ketempat yang jauh. Kebanyakan melanoma timbul pada usia 4o

sampai 70 tahun, tetapi ada peningkatan jumlah kasus di antara

kelompok usia 20 sampai 40 tahun. Salah satu penjelasan mengapa

peningkatan ini adalah semakin meningkatnya paparan sinar matahari

kerana rekreasi dan perubahan cara berpakain.

15

Page 16: CA Kulit ISI

Diagnosis didasarkan pada perubahan bentuk, warna, dan

konfigurasi lesi pigmen. Adanya pigmentasi yang tidak teratur pada lesi

biru, ungu, merah dan coklat harus membuat pemeriksa waspada. Tapi

dari tumor ini tidak teratur, dan permukaannya seringkali mengalami

ulserasi. Lesi satelit dan difusi pigmen pada kulit sekitar juga harus

diperhatikan.

Melanoma yang menyebar secara superfisial adalah tipe

melanoma yang paling sering dijumpai (60% sampai 80%) dan

memiliki prognosis yang paling baik. Pertumbuhan mendatar dengan

konfigurasi dan warna yang aneh. Melanoma maligna nodular lebih

jarang (20%) dan bermanifestasi ssebagai tumor. Varian ini memiliki

prognosis yang paling buruk. Melanoma maligna lentigo timbul pada

bercak coklat dengan pigmen yang tidak teratur (lentigo maligna).

Tumor ini lebih jarang (5% sampai 10%) dan bila dideteksi dini

memiliki prognosis yang baik.

Melanoma Maligna Nodular

Sumber: www.orebroll.se

Melanoma Maligna Lentigo

Sumber: dermatlas.med.jhmi.edu16

Page 17: CA Kulit ISI

Melanoma Maligna Superfisial

Sumber: courses.washington.edu

Progonosis penderita dengan melanoma maligna tidaklah

seburuk yang dipikirkan. Kebanyakan penderita ini dapat hidup lebih

dari 5 tahun, dan banyak yang dapat disembuhkan. Diagnosis dini dan

pembedahan bertanggung jawab untuk membuat satatistik ini menjadi

lebih baik. Beberapa faktor menentukan keselamatan penderita

melanoma yang menyebar superfisial (Melanoma maligna superficial)

memiliki progonosis yang paling baik, diikuti oleh melanoma maligna

lentigo, melanoma nodular memiliki prognosis yang paling buruk.

Tingkatan histologis dari invasi melanoma maligna primer pada dermis

menurut clark, menentukan prognosis: angka kesembuhan yang terbaik

terlihat pada melanoma tingkat 1 dan II, terbatas pada epidermis dan

dermis bagian bawah; dan angka kesembuhan yang lebih buruk terdapat

pada tingkat V, menginavasi jaringan subkutan. Breslow

menghubungkan ketebalan tumor vertikel dengan prognosis melenoma

maligna: melanoma yang tebalnya kurang dari 1,00 sampai 2,00 mm

dapat bermetastasis; dan tumor yang lebih tebal dari 2,00 mm paling

sering bermetastasis.

Penanganan melanoma maligna terutama dilakukan dengan

pembedahan. Terdapat kontroversi mengenai tingkatan mana yang

harus dieksisi secara luas apakah tingkat I, II, dan III. Banyak ahli yang

berpendapat bahwa eksisi kecil dengan jarak 1 sampai 2 cm dari tepi

lesi sudah cukup. Melanoma tingkat IV dan V harus dilakukan eksisi

luas dan diseksi kelenjar limfe regional, jika kemungkinan. Penderita 17

Page 18: CA Kulit ISI

melanoma diseminata mendapat kemoterapi dengan 5 imidazol-4-

karboksamida, dan imunoterapi dengan bacillus calmette-guerin (BCG).

Pengobatan melanoma yang paling efektif masih berupa deteksi dini

dan operasi untuk mengangkat tumor.

2.1.2.4 Manifestasi Klinis (Brunner & Suddarth, 2000)

1. Karsinoma sel basal

- tumbuh dari lapisan sel basal, lapisan epidermis.

- timbul nodul kecil yang agak berkilat, kemerahan dengan tinggi

meninggi yang bewarna agak kehitaman

- kelainan seperti jaringan parut dan lecet/luka yang tidak sembuh-

sembuh

2. Karsinoma sel skuamosa

- tampak seperti tumor yang kasar dan tebal

- bersisik tanpa memberikan gejala dan berulserasi dan kadang-kadang

berdarah

- lesi lebih besar dari karsinoma sel basal, lebih memperlihatkan reaksi

inflamasi dibanding karsinoma sel basal.

3. Melanoma maligna

Melanoma maligna adalah tipe kanker kulit ketiga dan

dipertimbangakan lebih serius daripada jenis kanker kulit non-

melanoma. Melanoma biasanya berwarna coklat kehitaman. Kanker ini

dapat dicirikan dengan ABCD, yaitu:

A=asimetris, bentuknya tidak beraturan.

B=border/ pinggirannya yang tidak rata.

C=color/ warna yang bervariasi dari satu area ke area yang lainnya.

Bias kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan

berwarna putih, merah, dan biru.

D= diameternya lebih besar dari 6mm.

18

Page 19: CA Kulit ISI

Tindakan pencegahan kanker kulit

1. Menghindari pajatan matahari yang berlebihan

2. Menggunakan lotion pelindung matahari dan pelembab bibir dengan

faktor perlindungan terhadap matahari SPF 15 atau lebih

3. Menggunakan penghalang matahari

4. Menggunakan pakaian yang bersifat melindungi terhadap sinar

matahari

5. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bermanfaat untuk

menghitamkan kulit

2.1.2.5 Evaluasi Diagnostik

Penyakit kanker kulit berbeda dengan penyakit lain, penyakit

kanker kulit atau penyakit kulit dapat dilihat langsung dengan mata

pemeriksa. Metode pemeriksaannya dapat dilakukan dengan cara

melakukan anamnesis riwayat penyakit. Dan dengan cara melakukan

penyayatan mole yang kemudian diamati dibawah Mikroskop.

Dan dapat juga dilakukan diangnosis dengan laser. Dapat

menanggkap gambar tiga dimensi dari perubahan kimia dan struktur yang

telah berlangsung dibawah permukaan kulit manusia. Melihat kelainan

kulit yang menonjol pada ukurannya lebih besar dari 2,5 cm.

19

Page 20: CA Kulit ISI

2.1.2.6 WOC

Terpapar sinar UV

UV diserap stratum corneum

(penurunan produksi sitokinin oleh keratinosit)

Cis-trans UCA pelepasan radikal bebas kerusakan gen

(asam urokanat)

imunosupresi regulasi mRNA tirosin mutasi gen p53

integritas kulit penekanan produksi melanin, poliferasi sel abnormal

sementara produksi melanin

Kerusakan kulit tetap berjalan perubahan genetik

MK: resiko cancer

infeksi Pigmentasi abnormal

(melasma, freckles, lentigo sinilis) kemoterapi, operasi

MK: gangguan rasa

nyaman: nyeri

MK: gangguan integritas kulit MK: gangguan harga diri

MK: ansietas

Sumber: (1) Ouhtit A, Ananthaswamy HN - J. Biomed. Biotechnol. (2001)(2) Betty Ekawati Suryaningsih Irianto, dalam: Medicinus Scientific Journal of

Pharmaceutical Development and Medical Application (hlm. 125-126). Vol. 21, No.4, Edisi November - Desember 2008

20

Page 21: CA Kulit ISI

2.2 TEORI KEPERAWATAN

2.2.1 Pengkajian

Identitas klien

Kajian ini meliputi nama, inisial, umur, jenis kelamin, agama, suku,

pendidikan, pekerjaan yang terpapar sinar matahari, misalnya: petani, buruh

bangunan, dan lain-lain, tempat tinggal klien. Selain itu, perlu juga dikaji

nama dan alamat penanggung jawab serta hubungannya dengan klien.

Riwayat penyakit sekarang

Meliputi alasan masuk rumah sakit, kaji keluhan klien, kapan mulai tanda dan

gejala. Factor yang mempengaruhi, apakah ada upaya-upaya yang dilakukan.

Riwayat penyakit dahulu

Berupa penyakit dahulu yang pernah diderita yang berhubungan dengan

keluhan sekarang.

Riwayat kesehatan keluarga

Terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit basalioma atau kanker.

Riwayat pemakaian obat-obatan dan kosmetik

Kajian ini meliputi pemakaian obat-obatan yang terjual bebas dan pemakaian

kosmetik yang salah.

Data dasar pengkajian klien

pola nutrisi

Klien mengalami anoreksia, dan ketidakmampuan untuk makan

pola minum

Masukan cairan klien adekuat, pasca operasi, klien puasa total 24jam

pola eliminasi

Terjadi konstipasi dan berkemih tergantung masukan cairan

Data psikologis

status emosi

klien dapat merasa terganggu dan malu dengan kondisi yang dialaminya atau

tidal (Brunner & Suddarth, 2000)

gaya komunikasi. Kesulitan berbicara dalam kalimat panjang/ perkataan yang

lebih dari 4 atau 5 sekaligus (Doengoes, 2002)

21

Page 22: CA Kulit ISI

pola interaksi. Tidak ada system pendukung, pasangan, keluarga, orang

terdekat. Adanya keterbatasan hubungan dengan orang lain, keluarga, atau

tidal (Doengoes, 2002)

pola koping. Klien marah, cemas, menarik diri atau menyangkal.

Data social

pendidikan dan pekerjaan: tingkat pengetahuan tentang operasi minim

hubungan social: kurang harmonisnya hubungan social merupakan stressor

emosional pernafasan yang tidak teratur (Brunner & Suddarth, 2000)

gaya hidup: kebiasaan merokok, minum minam beralkohol, sering bergadang

(Bunner & Suddarth, 2002)

Data spiritual

Keterbatasan merokok, minum minuman beralkohol, sering bergadang

(Brunner & Suddarth, 2000)

2.2.2 Pemeriksaan Penunjang (Graham, 2005)

Prinsip penting pertama dalam pengobatan umum kanker kulit adalah

bahwa sebagian jaringan harus diambil untuk pemeriksaan histology, kecuali

apabila diagnosis sudah pasti.

Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

Operasi pengangkatan tumor atau Biopsy

Pengangkatan tumor kulit yang kecil bersifat cepat, sederhana, dan

ekonomis. Bila tumor terlalu besar untuk eksisi primer, maka lakukan biopsy

insisi yang kecil, dan ingatlah untuk memotong melintangi bagian tepi mulai

dari jaringan normal menuju ke jaringan abnormal. Tidak didapatkan adanya

bukti bahwa biopsy berpengaruh buruh terhadap perkembangan tumor,

walaupun disarankan untuk sedapat mungkin menghindari biospsi insisi pada

melanoma yang invasive apabila mungkin.

Kuretase atau kauterisasi

Tindakan ini merupakan tindakan yang sangat memuaskan untuk

mengangkat tumor superficial. Alternative lain dari kauterisasi adalah dengan

hifrekator, yang menyebabkan terjadinya hemostasis secara elektris dan

desikasi (membuat kulit kering).

22

Page 23: CA Kulit ISI

Tumor-tumor yang bertangkai dapat diangkat dengan melakukan

pemotongan sepanjang bagian dasarnya dengan kauter.

Krioterapi

Penggunaan krioterapi untuk tumor sudah sangat popular. Tindakan

ini popular untuk tumor superficial, karena dapat dilakukan dengan cepat dan

relative hanya sedikit meninggalkan bekas. Akan tetapi, interpretasi

histologist pada kriobiopsi tidak mudah, dan hanya digunakan jika; tumor

sudah jelas jinak, atau biopsy insisi telah dilakukan . krioterapi tidak boleh

dilakukan pada melanoma. Bahan yang terbaik adalah nitrogen cair.

Pasien hendaknya diberitahu bahwa kulit mungkin nanti melepuh,

yang disusul proses kesembuhan dengan terbentuknya krusta. Selanjutnya

lesi dibiarkan selama 3 minggu.

Radioterapi

Radioterapi merupakan suatu metode pengobatan yang efektif untuk

karsinoma sel basal dan sel skuamosa, dan sering menjadi pilihan paling

praktis untuk tumor yang sangat besar yang terdapat pada tumor yang sangat

besar yang terdapat pada orang-orang berusia lanjut. Akan tetapi, tindakan ini

tidak ideal untuk tumor yang terdapat pada tempat tertentu, dan pilihan

apakah akan dilakukan eksisi atau radioterapi tergantung pada keadaan

masing-masing pasien.

terapi laser atau fotodinamik

Ada peningkatan minat terhadap penggunaan teknologi laser untuk

pengobatan penyakit kulit, terutama pada tumor kulit dan nevi, serta

hirsutisme. Banyak tumor epitel jinak memberikan respon terhadap ablasi

dengan laser CO2, walaupun juga sangat mudah diobati dengan cara lain

yang lebih murah. Lesi-lesi berpigmen merespons terhadap pengobatan laser

tetapi penggunaan laser dalam hal ini masih memerlukan pemantapan.

Terapi dotodinamik (PDT) merupakan tindakan dengan menggunakan

porfirin dan penyinaran, yang akan merusak lesi superficial seperti penyakit

Bowen dan karsinoma sel basal superficial.

23

Page 24: CA Kulit ISI

2.2.3 Pemeriksaan Fisik (Brunner & Suddarth, 2000)

keadaan umum lemah

kesadaran komposmentis sampai koma, tergantung tingkat efek pembedahan

dan anestesi

tanda-tanda vital menigkat disebabkan adanya infeksi

kepala, leher, axial: ekspresi wajah meringis, takut

hidung: pernafasan cuping hidung

dada: berpengaruh apabila tingkatan infeksi tinggi akan mempengaruhi

pernafasan cepat sampai retraksi

ekstremitas: ekstremitas berkeringat

2.2.4 Diagnosa & Intervensi Keperawatan yang mungkin muncul (Doengoes, 2002)

1. Ansietas berhubungan dengan persiapan kemoterapi dan efek sampingnya.

Intervensi :

a. Tinjau ulang pengalaman pasien / orang terdekat sebelum nya dengan

kanker. Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan apakah

kesimpulan pasien telah dicapai.

Rasional: Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep

berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.

b. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.

Rasional: Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitas serta

kesalahan konsep tentang dignosis.

c. Peratahan kan kontak sering dengan pasien.

Rasional: Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau di tolak;

berikan respek penerimaan individu, mengembangkan rasa kepercayaaan.

d. Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali dan mengklasifikasi rasa

takut untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi

rasa takut.

Rasional: Keterampilan koping sering rusak setelah diagnosis dan selama

fase pengobatan yang berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu untuk

24

Page 25: CA Kulit ISI

memungkin kanindividu mengenal dan menghadapi rasa takut dan untuk

meyakini bahwa strategi kontrol/ koping tersedia.

e. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.

Rasional: Memudahkan istirahat, menghemat energi, dan meningkatkan

kemampuan koping.

2. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah, efek samping

kemoterapi atau radioterapi dan adanya pigmentasi abnormal.

Intervensi:

a. Diskusikan dengan pasien/ orang terdekat bagaimana diagnosis dan

pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/ rumah dan

aktivitas kerja.

Rasional: Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses

pemecahan masalah.

b. Dorong diskusi tentang/ pecahkan masalah tentang efek kanker/ pengobatan

pada peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagai nya.

Rasional: Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi

penerimaan pengobatan atau merangsang kemnajuan penyakit.

c. Berikan dukungan emosi untuk pasien/ orang terdekat selama tes diagnostik

dan fase pengobatan.

Rasional: Meskipun beberapa pasien mampu beradaptasi/ menyesuaikan

dengan efek kanker atau efek samping terapi banyak memerlukan dukungan

tambahan selama periode ini.

d. Gunakan sentuhan selama interaksi, bila dapat diterima pada pasien dan

mempertahankan kontak mata.

Rasional: Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam

menurunkan perasaan pasien tentang ketidakamanan dan keraguan diri.

3. Nyeri berhubungan berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.

Intervensi:

a. Tentukan riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas

(skala 0 – 10) dan tindakan penghilang yang di gunakan.

25

Page 26: CA Kulit ISI

Rasional: Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/

keefektifan intervensi. Catatan: pengalaman nyeri adalah individual yang di

gabungkan dengan baik respons fisik dan emosional.

b. Evaluasi/sadari terapi tertentu, misalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi,

bioterapi. Ajarkan pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan.

Rasional: Ketidak nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri

insisi, kulit terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala tergantung pada

prosedur/ agen yang digunakan.

c. Berikan tindakan kenyamanan dasar misal reposisi, gosokan punggung dan

aktifitas hiburan misal musik dan televisi.

Rasional: Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali

perhatian.

d. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri misalkan teknik

relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan

terapeutik .

Rasional: Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan

meningkatkan rasa kontrol.

e. Evaluasi penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.

Rasional: Tujuan nya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh

minimum pada AKS.

4. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit (jaringan terbuka).

Intervensi:

a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung.

Batasi pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai

indikasi.

Rasional: Lindungi pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung

dan staf yangmengalami ISK.

b. Tekankan higene personal

Rasional: Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.

c. Patau suhu

26

Page 27: CA Kulit ISI

Rasional: Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat

kortikostreoid atau anti inflamsi karena berbagai faktor misal efek samping

terapi kemoterapi, proses penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses

infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk di mulai dengan segera.

d. Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik.

Rasional: Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap

agen infeksius.

5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan imunosupresi.

a. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan

kerusakan/ pelambatan penyembuhan luka. Tekankan pentingnya

melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan.

Rasional : Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi

dalam area radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus),

deskuamasi lembab (lepuh) ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis,

dan kelenjar keringat juga dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat terjadi

pada bebebrapa agen kemoterapi.

b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.

Rasional: Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.

c. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang

kering dari pada menggaruk.

Rasional: Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.

d. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak

kecuali di izinkan dokter.

Rasional: Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.

e. Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.

Rasional: Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.

f. Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada

area; hindari memberikan panas atau mengusahakan mencuci tanda/ tato

yang ada di kulit sebagai identifikasi area iradiasi.

Rasional: Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian

radiasi.

27

Page 28: CA Kulit ISI

KATA-KATA SULIT

Aktinik adalah pertumbuhan kulit prakanker yang disebabkan oleh paparan sinar matahari;

sulit dilihat, terasa kasar dan kadang-kadang bersisik.

Apoptosis adalah suatu bentuk kematian sel yang diprogram dalam urutan kejadian yang

mengarah pada penghapusan sel tanpa melepaskan zat berbahaya ke daerah sekitarnya.

Arsenik adalah unsur logam yang membentuk sejumlah senyawa beracun.

Asam UCA (urokanat) adalah salah satu yang berperan dalam melindungi dari sinar UV.

Atrofi adalah simtoma penyusutan jaringan atau organ.

Diseksi listrik adalah pembedahan listrik atau penjahitan.

Elastosis adalah suatu bahan yang terdiri dari jalinan massa besar dari jaringan elastis yang

terurai.

Freckle adalah bintik-bintik kecil melanin (hitam) di kulit atau membran orang yang

berkulit putih, atau kadang juga orang berkulit hitam dari Afrika.

Hemangioma adalah suatu jenis tanda lahir yang ditandai dengan konsentrasi pembuluh

darah kecil dan seringkali menghilang setelah beberapa bulan atau tahun.

Imunosupresi adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penurunan

kemampuan untuk melawan infeksi dan penyakit.

Induksi adalah imbasan atau influensi, atau sesuatu yang menyebabkan.

Kemotaksis adalah gerakan sel atau organisme menuju atau menjauh dari stimulus kimia.

Karsinogenik adalah suatu bahan yang dapat mendorong/menyebabkan kanker.

Keratin adalah protein berserat yang berada di dalam sel-sel epidermis.

Keratinosit adalah sel-sel yang terdapat dalam epidermis yang mensintesis keratin.

28

Page 29: CA Kulit ISI

Keratosis aktinik (actinic keratosis) atau keratosis surya adalah pertumbuhan kulit

prakanker yang disebabkan oleh paparan sinar matahari.

Lesi satelit adalah plak endotel dengan tepian tidak teratu.

Melanin adalah pigmen yang memberikan warna kulit dan rambut dan melindungi terhadap

radiasi UV.

Melasma atau kloasma adalah perubahan warna kecoklatan pada wajah yang paling sering

terjadi pada wanita.

Mutagenesis adalah kemampuan zat-zat kimia untuk menimbulkan perubahan-perubahan

dalam bahan-bahan genetis dalam inti sel dalam cara-cara yang dapat ditularkan selama

pembelahan sel.

Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai yang sangat berpotensi memiliki efek

menghancurkan.

Poliferasi adalah pertumbuhan atau berkembangbiakan pesat untuk menghasilkan jaringan

baru, bagian, sel, atau keturunan.

Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai sekelompok atom dengan elektron yang

tidak berpasangan.

Sitokinin adalah hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk merangsang

pembelahan sel dan diferensiasi mitosis.

Superficial adalah permukaan atas.

Telangiektasis adalah pelebaran pembuluh darah.

Translusen adalah buram tetapi tembus cahaya.

29

Page 30: CA Kulit ISI

BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Gambaran kasus

Tn. F (40 th) warga negara asing, datang ke RSWC dengan keluhan ruam

kemerahan pada kulit leher belakang sebelah kiri dan bersisik halus. Beberapa tahun

yang lalu, ruam ini masih berukuran kecil, namun lama-kelamaan menjadi besar,

berukuran 7cm. Terdapat lesi pada ruam. Tn. F mengatakan sering merasa gatal pada

ruam dan ruam gampang sekali luka setiap kali digaruk. Setelah ditanya lebih lanjut,

ternyata Tn. F punya kebiasaan berjemur di bawah terik matahari 3-4 kali seminggu,

terlebih saat musim panas. Ruam kemerahan pada Tn. F didiagnosa sebagai kanker.

Dokter menyarankan agar dilakukan pembedahan segera. Namun, Tn. F merasa belum

siap untuk menerima perubahan pada bagian tubuhnya.

Pengkajian

1. Identitas klien

Nama Pasien: Tn. F

Jenis kelamin: laki-laki

2. Anamnesis

Keluhan utama:

Tn. F datang dengan keluhan ruam kemerahan pada leher belakang sebelah kiri

dan bersisik halus. Beberapa tahun yang lalu, ruam ini masih berukuran kecil,

namun lama-kelamaan menjadi besar, berukuran 7cm. Ditemukan adanya lesi

pada ruam. Tn. F mengatakan sering merasa gatal pada ruam dan mudah luka

jika digaruk.

Riwayat penyait dahulu:

Tn. F tidak memiliki penyakit terdahulu.

Riwayat penyakit keluarga:

Tidak ada keluarga klien yang menderita sakit yang sama.

3. Pemeriksaan objektif

A= ruam tidak simetris

30

Page 31: CA Kulit ISI

B= teraba kasar, terdapat sisik halus pada pinggiran ruam

C= berwarna kemerahan

D= berukuran 7cm

4. Diagnosa sementara

Karsinoma Basa Superfisial

3.2 Analisa Data

Data Etiologi MK

DS:- klien mengatakan bahwa klien menggaruk ruam, sehingga berdarahDO:- terdapat lesi pada ruam

sinar UV

cis-trans UCA

imunosupresi

penurunan integritas kulit

digaruk

luka

resiko infeksi

Resiko Infeksi

DS:- klien mengatakan sering merasa gatal pada ruam dan ruam gampang sekali luka setiap kali digaruk.DO:- terdapat lesi pada ruam

Sinar UV

Cis-trans UCA

Imunosupresi

Penurunan integritas kulit

Digaruk

Kerusakan kulit

Gangguan integritas kulit

Gangguan integritas

kulit

DS:- klien mengatakan sering merasa gatal pada ruam dan ruam gampang sekali luka setiap kali digaruk.DO:

sinar UV

Kulit

Produksi bradikin

Gangguan rasa

nyaman: nyeri

31

Page 32: CA Kulit ISI

- klien tampak menggaruk dan meringis

Substansi P

Nyeri

Gatal

3.3 WOC

Sinar UV

UV diserap stratum corneum

(penurunan produksi sitokinin oleh keratinosit)

terjadinya cis-trans UCA produksi bradikinin

32

Page 33: CA Kulit ISI

imunosupresi Substansi P

penurunan integritas kulit nyeri

kerusakan kulit gatal

Digaruk MK: gangguan rasa nyaman: nyeri

Luka

MK: resiko infeksi MK: gangguan integritas kulit

3.4 Asuhan Keperwatan

1. Dx: Nyeri berhubungan berhubungan dengan rasa terbakar dan gatal.

Intervensi:

a. Tentukan riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas

(skala 0 – 10) dan tindakan penghilang yang di gunakan.

Rasional: Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/

keefektifan intervensi. Catatan: pengalaman nyeri adalah individual yang di

gabungkan dengan baik respons fisik dan emosional.

b. Evaluasi/sadari terapi tertentumisalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi, bioterapi.

Ajarkan pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan.

Rasional: Ketidak nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri insisi,

kulit terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala tergantung pada prosedur/

agen yang digunakan.

c. Berikan tindkan kenyamanan dasar misal reposisi, gosokan punggung dan

aktifitas hiburan misal musik dan televisi.

Rasional: Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali

perhatian.

d. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri misalkan teknik relaksasi,

visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan terapeutik .

33

Page 34: CA Kulit ISI

Rasional: Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan

meningkatkan rasa kontrol.

e. Evaluasi penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.

Rasional: Tujuan nya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum

pada AKS.

2. Dx: Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit (jaringan terbuka).

Intervensi:

a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung.

Batasi pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai

indikasi.

Rasional: Lindungi pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung dan

staf yangmengalami ISK.

b. Tekankan personal hiegene

Rasional: Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.

c. Patau suhu

Rasional: Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikostreoid atau

anti inflamsi karena berbagai faktor misal efek samping terapi kemoterapi, proses

penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang

tepat untuk di mulai dengan segera.

d. Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik.

Rasional: Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen

infeksius.

3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan imunosupresi.

a. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan

kerusakan/ pelambatan penyembuhan luka. Tekankan pentingnya melaporkan

area terbuka pada pemberi perawatan.

Rasional : Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi dalam

area radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab

(lepuh) ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan kelenjar keringat juga

dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat terjadi pada bebebrapa agen

kemoterapi.

34

Page 35: CA Kulit ISI

b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.

Rasional: Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.

c. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari

pada menggaruk.

Rasional: Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.

d. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak kecuali

di izinkan dokter.

Rasional: Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.

e. Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.

Rasional: Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.

f. Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada area;

hindari memberikan panas atau mengusahakan mencuci tanda/ tato yang ada di

kulit sebagai identifikasi area iradiasi.

Rasional: Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian radiasi.

3.5 Penatalaksanaan

1. Kuretase dan/atau kauterisasi

Tindakan ini merupakan tindakan yang sangat memuaskan untuk

mengangkat tumor superficial. Alternative lain dari kauterisasi adalah dengan

hifrekator, yang menyebabkan terjadinya hemostasis secara elektris dan desikasi

(membuat kulit kering).

Tumor-tumor yang bertangkai dapat diangkat dengan melakukan

pemotongan sepanjang bagian dasarnya dengan kauter.

2. Krioterapi

Penggunaan krioterapi untuk tumor sudah sangat popular. Tindakan ini

popular untuk tumor superficial, karena dapat dilakukan dengan cepat dan relative

hanya sedikit meninggalkan bekas. Akan tetapi, interpretasi histologist pada

kriobiopsi tidak mudah, dan hanya digunakan jika; tumor sudah jelas jinak, atau

biopsy insisi telah dilakukan . krioterapi tidak boleh dilakukan pada melanoma.

Bahan yang terbaik adalah nitrogen cair.

35

Page 36: CA Kulit ISI

Pasien hendaknya diberitahu bahwa kulit mungkin nanti melepuh, yang

disusul proses kesembuhan dengan terbentuknya krusta. Selanjutnya lesi dibiarkan

selama 3 minggu.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk

generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat

membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh

kembali. Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga

36

Page 37: CA Kulit ISI

mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu

menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan.

Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada

beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu: Paparan

Sinar Ultraviolet (UV), Kulit Putih, Paparan Karsinogen, Genetik/Faktor Keturunan.

Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit

yaitu :Benjolan kecil yang membesar , Benjolan yang permukaannya tidak rata dan

mudah berdarah, Tahi lalat yang berubah warna, Koreng atau borok dan luka yang

tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan pada orang tua, Bercak hitam ysng menebal

pada telapak kaki dan tangan.

4.2 Saran

Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan

saran-saran sebagai berikut :

1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi

klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi

dengan klien.

2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan

pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa

keperawatan.

LAMPIRAN

Evidence Base

Teh Hijau sebagai Antihiperpigmentasi karena Paparan Ultra Violet

Oleh: Betty Ekawati Suryaningsih Irianto

Dalam: Medicinus Scientific Journal of Pharmaceutical Development and Medical

Application (hlm. 125-126). Vol. 21, No.4, Edisi November - Desember 2008

37

Page 38: CA Kulit ISI

Warna kulit normal ditentukan oleh jumlah dan sebaran melanin yang dihasilkan

oleh melanosom pada melanosit, yang secara genetik jumlahnya telah tertentu. Warna kulit

juga dipengaruhi oleh ketebalan kulit, vaskularisasi kulit, kemampuan refleksi permukaan

kulit serta kemampuan absorbsi epidermis dan dermis, selain itu juga ada beberapa pigmen

lain seperti karoten (kuning), oksihemoglobin (merah), hemoglobin (biru) dan melanin

(coklat) yang mempengaruhi warna kulit.

Melanin terbentuk melalui rangkaian oksidasi dari asam amino tirosin dengan

melibatkan enzim tirosinase. Tirosinase mengubah tirosin menjadi DOPA, kemudian dopa

kuinon. Dopa kuinon diubah menjadi dopakrom melalui auto oksidasi sehingga menjadi

dihidroksi indole (DHI) atau dihidroksi indole carboxy acid (DHICA) untuk membentuk

eumelanin (pigmen berwarna coklat).

Dengan adanya sistein atau glutation, dopakuinon diubah menjadi sisteinil dopa,

reaksi ini membentuk feomelanin (pigmen berwarna kuning). Selain hal tersebut warna

kulit seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam tubuh maupun luar tubuh.

Dari dalam tubuh misalnya faktor genetik dan hormonal, faktor dari dalam tubuh yang

sangat berpengaruh adalah ras atau genetik, pengaruh tersebut terjadi bukan karena jumlah

sel melanosit yang berbeda, melainkan bergantung pada jumlah dan bentuk melanosom.

Sedangkan luar tubuh misalnya sinar matahari, makanan ataupun obat. Perpaduan faktor ini

akan menghasilkan warna kulit tertentu.

Pajanan sinar matahari dapat menyebabkan kulit berwarna lebih gelap karena sinar

matahari mengandung ultra violet (UV), di antara ultra violet tersebut ultra violet B (UVB)

merupakan sinar yang paling poten menyebabkan kerusakan jaringan kulit baik akut

ataupun kronis. Salah satu reaksi akut akibat UV-B menyebabkan terjadinya inflamasi akut

dan pigmentasi lambat pada kulit manusia.

Kulit sendiri mempunyai perangkat untuk melindungi jaringan yang ada

dibawahnya diantaranya yaitu melanin. Melanin yang memayungi inti sel berfungsi sebagai

pelindung dengan menyerap sinar UV. DNA sebagai kromofer seluler utama, di samping

trytophan dan tyrosinase, akan mudah rusak karena ultra violet–B, dengan adanya

kerusakan tersebut, DNA akan memberikan signal pada melanosit untuk meningkatkan

sintesisnya.

38

Page 39: CA Kulit ISI

Selain melanin, stratum korneum yang tebal juga akan menyerap sinar UV, hal ini

terbukti dengan menurunnya produksi sitokin oleh keratinosit, disamping itu asam urokanat

diduga juga mempunyai peranan pelindung terhadap paparan UV.

Paparan UV secara langsung akan menghasilkan radikal bebas dan meningkatkan

regulasi mRNA tirosin yang merupakan enzim dalam biosintesis melanin, hal ini akan

menyebabkan terjadinya abnormal pigmentasi seperti melasma, frekles dan lentigo senilis.

Untuk mengurangi efek-efek buruk karena paparan sinar ultra violet tersebut

diperlukan pelindung surya atau tabir surya, yang dapat mengurangi atau mencegah efek-

efek yang merugikan karena paparan UV.

39