ca kulit isi
DESCRIPTION
zhymbronkzTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kulit merupakan sistem organ yang kompleks, sehingga tumor jinak maupun
ganas bisa timbul pada tiap bagian. Kanker kulit merupakan penyakit yang ditandai
dengan pertumbuhan sel-sel kulit secara tidak terkendali. Kanker kulit merusak jaringan
lain disekitarnya dan mampu menyebar ke bagian-bagian tubuh lain. Kanker kulit
termasuk penyakit yang paling ditakuti karena dapat menimbulkan cacat permanen
sehingga dapat merusak penampilan (Santoso, 2007).
Kanker kulit biasanya tumbuh di epidermis (lapisan paling luar kulit), sehingga
kanker kulit sangat mudah diketahui stadiumnya lebih awal. Terdapat tiga jenis kanker
kulit yang paling umum ditemukan yaitu karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel basal,
dan melanoma. Ketiga kanker kulit ini biasanya terjadi pada area tubuh yang paling
sering terpapar oleh sinar matahari, seperti wajah, lengan bawah dan leher. Jika kanker
kulit ini terdeteksi lebih awal dan diterapi lebih awal maka harapan sembuh lebih dari
95%.
Kanker kulit relative lebih sering ditemukan di Amerika Serikat dengan lebih
dari jutaan kasus tiap tahun. Insidens kanker kulit bervariasi secara geografis, dan
mencapai angka tertinggi pada daerah-daerah tinggi dan terik. Kanker kulit lebih sering
timbul pada orang berkulit terang daripada berkulit gelap, meskipun penyakit ini tidak
mengenal ras. Insiden semua kanker kulit mengalami peningkatan dan dapat dialami
oleh orang berusia lebih muda. Peningkatan ini cenderung terjadi karena adanya
penyalahgunaan pajanan terhadap sinar matahari beberapa dekade ini (Corwin, 2007).
Karsinoma sel skuamosa merupakan kanker kulit nonmelanoma paling banyak
ditemukan sekitar 80%. Jenis paling umum dari kanker kulit yang paling sering
ditemukan adalah kanker kulit nonmelanoma, dengan lebih dari 1,000,000 kasus baru
didapatkan pada Amerika Serikat pada tahun 2009. Di Amerika, kanker kulit
nonmelanoma mewakili sekitar setengah dari semua kanker kulit yang ada di negara
ini. Satu dari lima orang mengalami kanker kulit selumur hidup mereka. Tiap satu jam
1
di Amerika satu orang meninggal akibat melanoma. Pada tahun 2007, sebanyak 8.110
orang meninggal akibat melanoma, diantaranya 5.220 orang laki-laki dan 2.890 orang
wanita. Laki-laki dewasa ras kaukasian memiliki mortalitas yang lebih tinggi akibat
melanoma. Diperkirakan 10.850 orang meninggal akibat kanker kulit, 8.110 akibat
melanoma dan 2.740 akibat kanker kulit lainnya. WHO memperkirakan sebanyak
60.000 orang didunia setiap tahunnya meninggal akibat keganasan kulit, sebanyak
48.000 akibat melanoma, 12.000 orang lainnya akibat kanker kulit lainnya. Sekitar 90%
penyakit kanker disebabkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Insidensi melanoma
meningkat sebesar 690% dari tahun 1950 sampai 2001, dan secara keseluruhan angka
mortalitas meningkat sekitar 165% selama periode ini. Karsinoma sel basal dan
karsinoma sel skuamosa memiliki angka kesembuhan lebih besar yaitu sebesar 95%
jika dideteksi dan diobati lebih awal. Australia merupakan negara dengan angka
kejadian karsinoma sel basal tertinggi di dunia. Di beberapa wilayah di Australia
dilaporkan insidensinya meningkat hingga dua persen setiap tahunnya. Di Asia
insidensi kanker kulit pada tahun 2004 terbanyak adalah Cina sebanyak 4.775.174 dari
1.298.847.624 jumlah penduduk, kedua terbanyak adalah India sebanyak 3,915,700
kasus dari 1.065.070.607 jumlah penduduk sedangkan peringkat ketiga adalah
Indonesia yaitu sebanyak 876,665 dari 238.452.952 jumlah penduduk.
Dari banyaknya insidens kanker kulit yang terjadi, penulis tertarik untuk
membahas lebih lanjut mengenai kanker kulit.
1.2 RUMUSAN MASALAHBagaimana asuhan keperawatan yang benar pada pasien dengan kanker kulit?
1.3 TUJUAN2. Mengetahui definisi kanker kulit.3. Mengetahui klasifikasi kanker kulit.4. Mengetahui manifestasi klinis kanker kulit.5. Mengetahui penatalaksanaan keperawatan kanker kulit.
2
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Medis
2.1.1 Anatomi dan Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ terluas yang berfungsi sebagai pelindung tubuh
terhadap bahaya bahan kimia, cahaya matahari, mikroorganisme, dan menjaga
keseimbangan tubuh dengan lingkungan. Luas kulit orang dewasa 2 m2 , dengan
berat kira-kira 16 % dari berat badan. Sistem integument memiliki dua komponen
utama: membrane kutaneus (kulit) dan struktur aksesoris (Martini, 2009).
1. Membrane kutaneus memiliki dua komponen: epidermis (epitel superficial),
dermis (area dasar pada jaringan ikat), dan subkutis
2. Struktur aksesori meliputi; rambut, kuku, dan kelenjar eksokrin multiseluler.
Kulit tidak berfungsi secara terpisah. Jaringan yang luas pada cabang
pembuluh darah melewati dermis, dan reseptor sensori yang memonitor sentuhan,
tekanan, suhu, dan sakit menyediakan informasi yang sesuai ke system saraf pusat
mengenai keadaan tubuh.
3
Fungsi umum dari kulit (Syaifuddin, 2009), adalah:
1. Melindungi jaringan ikat dan organ terhadap pengaruh, abrasi, kehilangan
cairan, dan bahaya bahan kimia.
2. Menyekresi garam, air, dan sisa organic dari kelenjar integumen.
3. Mengatur suhu tubuh baik melalui insalasi atau pendinginan evaporasi sesuai
kebutuhan.
4. Memproduksi melanin, yang melindungi jaringan dasar dari radiasi UV.
5. Memproduksi keratin, yang melindungi dari abrasi dan berfungsi sebagai anti
air.
6. Mensintesis vit. D, sebuah steroid yang kemudian dikonversikan (diubah)
menjadi caltricol, hormone penting dalam metabolism kalsium normal.
7. Sebagai penyimpanan lipid dalam sel lemak pada dermis dan jaringan adipose
yang terdapat pada lapisan subkutaneus.
8. Mendeteksi adanya rangsangan sentuhan, tekanan, sakit, dan suhu, dan
penyampaian informasi ke system saraf pusat.
Pada pembahasan ini, akan dibahas lebih lanjut mengenai membran
kutaneus yang terdiri dari lapisan epidermis, lapisan dermis, dan lapisan
subkutaneus (Martini, 2009).
1. Lapisan Epidermis
Lapisan epidermis terdiri atas stratum germinativum (stratum basal),
stratum spinosum, stratum granolosum, stratum lusidum, dan stratum
korneum.
Stratum germinativum (stratum basal) merupakan lapisan epidermal
yang paling dalam dan didominasi oleh sel basal atau sel germinativum. Sel
basal merupakan sel batang yang memiliki divisi yang menggantikan
keratinosit superficial (yang lebih dangkal) yang hilang atau disimpan di
permukaan epitel. Permukaan kulit yang memiliki sedikit rambut juga
mengandung sel epitel khusus yang dikenal sebagai sel Merkel yang tersebar
diantara sel-sel pada stratum germinativum. Sel Merkel sensitive terhadap
sentuhan, ketika dikompresi, mereka melepaskan senyawa kimia yang
menstimulasi ujung saraf sensori. Warna kecoklatan pada kulit dihasilkan dari
4
aktivitas sintetis sel pigmen yang disebut melanosit, yang didistribusikan
diseluruh stratum germinativum, dan sel memperluas ke lapisan yang lebih
dalam.
Setiap kali sel induk membagi, salah satu sel anak ditekan ke stratum
germinativum menjadi stratum spinosum, yang memiliki 8 hingga 10 lapisan
keratinosit yang terikat bersama desmosom. Stratum spinosum, yang artinya
lapisan berduri (spiny), sebagaimana nyatanya terlihat seperti miniatur
pincushions. Mereka terlihat seperti itu karena keratinosit yang diproses
secara kimia, yang mengecilkan sitoplasma tetapi meninggalkan elemen
sitoskeletal dan desmosom utuh. Beberapa dari sel ini memasuki lapisan ini
dari stratum germinativum untuk berbagi, bahkan meningkatkan ketebalan
epithelium. Stratum spinosum juga mengandung sel dendrite (Langerhans),
yang berperan dalam respon imun dengan menstimulasi sebuah pertahanan
terhadap (1) mikroorganisme yang mengatur penetrasi lapisan superficial pada
epidermis dan (2) kanker kulit superficial.
Daerah superficial menuju stratum spinosum adalah stratum granulosum.
Stratum granulosum ini disebut jgua lapisan kasar. Stratum granulosum terdiri
dari tiga sampai lima lapisan keratinosit yang berasal dari stratum spinosum.
Pada saat sel-sel mencapai lapisan ini, sebagian besar telah berhenti membagi
dan mulai membuat protein keratin dan keratohialin dalam jumlah besar.
Keratin, serat protein yang kuat, merupakan komponen struktur dasar pada
rambut dan kuku manusia. Sebagaimana perkembangan serat keratin, sel
tersebut tumbuh tipis dan datar, dan memiliki membrane yang tebal dan
kurang permeable. Keratohialin membentuk butiran sitoplasma padat yang
memberitahukan dehidrasi sel maupun agregasi dan cross-linking serat
keratin. Kemudian, inti dan organel lainnya hancur dan sel menjadi mati. Lalu,
dehidrasi membuat sebuah lapisan yang terikat erat yang terdiri dari serat
keratin yang dikelilingi oleh keratohialin.
Kulit tebal yang terdapat pada telapak tangan dan telapak kaki, stratum
lucidium yang terlihat seperti kaca (“clear layer”) melapisi stratum
5
granulosum. Sel yang terdapat pada stratum lucidium berbentuk datar, padat,
sebagian besar tanpa organel, dan diisi oleh keratin.
Stratum corneum merupakan bagian permukaan yang terbuka, baik pada
kulit yang tebal maupun tipis. Normalnya, stratum corneum terdiri dari 15-30
lapisan sel keratin. Keratinisasi merupakan bentuk perlindungan dengan
mengisi keratin pada lapisan superficial sel. Proses ini terjadi pada seluruh
permukaan kulit yang terbuka kecuali permukaan dalam pada mata. Sel-sel
yang telah mati pada setiap lapisan stratum corneum masih tetap terikat erat
oleh desmosom. Ikatan tersebut sangat aman karena sel keratinin pada
umumnya tertumpah pada kelompok atau lembaran besar, bukan secara
individual.
2. Lapisan Dermis
Lapisan yang terletak dibawah epidermis adalah lapisan dermis yang jauh
lebih tebal daripada epidermis. Lapisan ini terdiri dari lapisan elastis dan
fibrosa padat dengan elemen-elemen selular dan folikel rambut. Secara garis
besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu (1) pars papiler yang menonjol ke
epidermis, berisi ujung serabut saraf dan pembuluh darah, dan (2) pars
reticular yaitu bagian bawahnya yang menonjol ke arah subkutan, bagian ini
terdiri dari serabut-serabut penunjang, misalnya kolagenm elastin, dan
retikulin. Dasar lapisan ini terdiri atas cairan kental asam hialuronat dan
kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblast, membentuk ikatan yang
mengandung hidroksiprolin. Kolagen muda bersifat lentur dengan bertambah
umur menjadi kurang larut sehingga makin stabil. Retikulin mirip kolagen
muda. Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf dan mudah
mengembang serta lebih elastic.
3. Lapisan Subkutis
Lapisan subkutis adalah kelanjutan dermis yang terdiri atas jaringan ikat
longgar berisi sel-sel lemak didalamnya. Sel-sel lemak merupakan sel bulat,
besar dengan inti terdesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel-
sel ini membentuk kelompok yang dipisahkan satu dengan yang lain oleh
trabekula yang fibrosa. Lapisan sel-sel lemak disebut panikulus adipose,
6
berfungsi sebagai cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat ujung-ujung
saraf tepi, pembuluh darah, dan getah bening. Tebal tipisnya jaringan lemak
tidak sama bergantung pada lokasinya. Di abdomen dapat mencapai 3 cm, di
daerah kelopak mata dan penis sangat sedikit. Lapisan lemak ini juga
merupakan bantalan.
Vaskularisasi di kulit diatur oleh 2 pleksus, yaitu pleksus yang terletak
dibagian atas dermis (pleksus superficial) dan yang terletak di subkutis
(pleksus profunda). Pleksus yang didermis bagian atas mengadakan
anastomosis di papil dermis, pleksus yang di subkutis dan di pars reticular
juga mengadakan anastomosis, di bagian ini pembuluh darah berukuran lebih
besar. Bergandengan dengan pembuluh darah terdapat saluran getah bening.
2.1.2 Kanker Kulit
2.1.2.1 Definisi
Kulit merupakan sistem organ yang kompleks, sehingga tumor
jinak maupun ganas bisa timbul pada tiap bagian. Kanker kulit merupakan
penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit secara tidak
terkendali. Kanker kulit merusak jaringan lain disekitarnya dan mampu
menyebar ke bagian-bagian tubuh lain. Kanker kulit termasuk penyakit
yang paling ditakuti karena dapat menimbulkan cacat permanen sehingga
dapat merusak penampilan (Santoso, 2007).
Hampir semua orang memiliki beberapa tumor jinak kulit, seperti
tahi lalat dan kutil. Namun, kanker kulit merupakan bentuk yang paling
umum dari kanker. Kanker kulit lebih sering ditemukan pada bagian tubuh
yang terus menerus terpapar sinar matahari, dan sekarang telah disepakati
sinar ultraviolet (UV) merupakan factor penyebab utama. UVB lebih
berperan daripada UVA. Kanker kulit jarang ditemukan pada orang
berkulit gelap, seperti Negro, karena melanin (penentu warna kulit)
mempunyai pengaruh protektif. Sedangkan pada orang berkulit terang,
terutama mereka yang mudah terbakar oleh sinar matahari, tinggal di
tempat yang banyak mendapat sinar matahari (misalnya Australia).
7
2.1.2.2 Etiologi
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti,
namun ada beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya
kanker kulit (Brunner & Suddarth, 2000) adalah:
1. Para pekerja yang diluar rumah (seperti petani, pelaut, nelayan) dan
orang-orang yang terpajan sinar matahari untuk suatu periode waktu
tertentu.
2. Orang usia lanjut dengan kulit rusak karena sinar matahari.
3. Orang yang pernah mendapat terapi sinar X untuk pengobatan akne dan
lesi kulit.
4. Para pekerja yang mengalami kontak langsung dengan zat-zat kimia
tertentu (senyawa arsen, batubara, ter serta aspal, dan paraffin)
5. Factor genetic
6. Factor lingkungan: perubahan dalam lapisan ozon akibat polusi udara
global oleh industry.
2.1.2.3 Klasifikasi
Adapun kanker kulit dibagi menjadi beberapa varian klinis (Price,
2002), yaitu:
1. Karsinoma Sel Basal
Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling sering
ditemukan. Berdasarkan sel epidermis sel-sel epidermis sepanjang
lapisan basal. Insidens karsinoma sel basl berbanding lurus dengan usia
penderita dan berbanding terbalik jumlah pigmen melanin pada
epidermis. Ada juga korelasi langsung antara keadaan ini dengan lama
total paparan terhadap sinar matahari dalam masa hidup penderita.
Sekitar 80% dari kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang
biasanya terpapar sinar matahari, seperti wajah, kepala dan leher.
Untungnya tumor ini jarang bermetastasis. Akan tetapi, penderita
dengan kanker sel basal lebih mudah mendapat kanker kulit dimasa
depan dan harus diperiksa ulang tiap tahun.
8
Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar
yang panjang gelombangyna berkisar antara 280 sampai 320nm.
Spektrum ini terutama bertanggung jawab dalam membakar dan
membuat kulit menjadi coklat. Pemakaian bahan-bahan yang
melindungi kulit dari sinar matahari sangat dianjurkan pada setiap
orang yang dalam keluarganya yang menderita kanker kulit dan pada
orang-orang yang berkulit peka sehingga mudah sekali menderita luka
bakar karena sinar matahari. Selain itu, pederita yang memiliki riwayat
kanker sel basal harus memakai pakaian yang melindungi kulit untuk
menghindari karsinogenik yang terdapat didalam sinar matahari.
Kebanyakan bahan-bahan pelindung kulit asam para-aminobenzoat,
yang dapat mengabsorpsi sinar-sinar karsinogenik.
Penyebab lain dari karsinoma sel basal termasuk riwayat
pengobatan radiologi sebelumnya untuk menyembuhkan penyakit kulit
lain. Kontak dengan arsen, dan gangguan genetik yang jarang
(xeroderma pigmentosum dan sindrom karsinoma sel basal nevoid).
Sinar UVA yang dipancarkan oleh alat yang membuat kulit kecoklatan
seperti terbakar sinar matahari juga tidak baik untuk epidermis dan
dianggap sebagai karsinogenik.
Ciri khas ini adalah berbentuk nodula eritematosa, halus dan
seperti mutiara. Tepi tumor sering kali meninggi dan memiliki
pembuluh telangiektasik pada permukaannya. Tumor ini sering kali
berdarah, menginvasi dermis, dan merusak jaringan normal.
Karsinoma Basal Nodul
Jenis ini dimulai dengan nodus kecil 2-4 mm, translusen, warna
pucat sperti lilin (waxy-nodule). Dengan inspeksi yang teliti, dapat
dilihat perubahan pembuluh darah superficial melebar (telangektasia)
Permukaan nodus mula-mula rata tetapi kalu lesi membesar,
terjadi cekungan ditengahnya dan pinggir lesi menyerupai bintil-bintil
seperti mutiara (pearly border). Nodus mudah berdarah pada trauma
9
ringan dan mengadakan dan mengadakan erosi spontan yang kemudia
menjadi ulkus yang terlihat di bagian sentral lesi.
Kalau telah terjadi ulkus, bentuk ulkus seperti kawah, berbatas
tergas, dasar irreguler dan ditutupi oleh krusta. Pada palpasi teraba
adanya indurasi disekitar lesi terutama pada lesi yang mencapai
ukuran lebih dari 1 cm, biasanya berbatas tegas, tidak sakit hati atau
gatal. Dengan trauma ringan atau bila krusta diatasnya diangkat,
mudah berdarah.
Sumber: www.dermis.net
Karsinoma Basal Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan nodula-ulseratif, pada jenis
ini berwarna coklat atau berbintik-bintik atau homogeni (hitam
merata) kadang-kadang menyerupai Melanoma. Banyak dijumpai
pada orang dengan kulit gelap yang tinggal pada daerah tropis.
Sumber: library.bjmu.edu.cn
10
Karsinoma Basal Morphea
Merupakan jenis yang agak jarang ditemukan. Lesinya
berbentuk plakat yang berwarna kekuningan dengan tepi yang tidak
jelas, kadang-kadang tepinya meninggi. Pada permukaannya tampak
beberapa folikel rambut yang mencekung sehingga memberikan
gambaran seperti sikatriks.
Kadang-kadang tertutup krusta yang melekat erat. Jarang
mengalami ulserasi. Tepi ini cenderung invasive kearah dalam. Tepi
ini menyerupai penyakit morphea atau skleroderma.
Sumber: www.dermaamin.com
Karsinoma Basal Superfisial
Berupa bercak kemerahan dengan skuama (sisik) halus dan
tepi yang meninggi. Lesi dapat meluas secara lambat, tanpa
mengalami ulserasi. Umumnya multiple, terutama dijumpai pada
badan, kadang-kadang pada leher dan kepala.
Sumber: www.dermapics.com
11
Karsinoma Basal Fibroepitelium
Berupa satu atau beberapa nodul kera dan sering bertangkai
pendek,permukaannya halus dan sedikit kemerahan. Terutama
dijumpai dipunggung. Tipe ini sangat jarang ditemukan.
Sumber: dermatology-s10.cdlib.org
Karsinoma sel basal harus segera ditangani, penanganan
termasuk kuret dengan alat diseksi listrik, skalpel, radiasi, bedah
dengan bahan kimia, dan bedah beku. Kanker sel basal dengan
diameter kurang dari 2cm biasanya ditangani dengan skalpel atau alat
diseksi listrik dan kuret setelah dilakukan biopsi untuk memastikan
diagnosis. Angka kesembuhannya adalah 95%. Terapi sinar roentgen
boleh diberikan pada penderita yang telah berusia 60 sampai 70an
tahun dengan tumor yang sangat besar disekitar kelopak mata, daun
telinga, atau bibir. Pembedahan dengan bahan kimia baik untuk
mengobati kanker besar yang berinfiltrasi serta sering kambuh,
terutama disekitar telinga, lipat nasolabial, dan mata.pada bedah
kimia, eksisi mikroskopik pada tumor dilakukan dengan memisahkan
tumor selapis demi selapis dengan skalpet, kemudian dibuat preparat
irisan beku yang selanjutnya diperiksa untuk menemukan bukti
adanya kanker sel basal. Teknik ini adalah yang paling efektif dan
mahal, tetapi angka kesembuhannya melebihi 97%. Bedah krio
memakai nitrogen cair, dan angka kesembuhannya sama seperti kuret
dan pemotongan dengan listrik.
12
2. Karsinoma Sel Skuamosa
Sumber: dermatlas.med.jhmi.edu
Karsinoma sel skuamosa adalah neoplasma ganas dari
keratinosit. Karsinoma ini terbentuk dari sel-sel epidermis yang lebih
berdiferesiensi (keratinosit), sedangkan karsinoma sel basal timbul dari
sel basal. Sering kali tumor ini terlihat pada orang tua berkulit terang.
Tumor sering kali terjadi pada kulit yang rusak karena sinar matahari
dengan keratosis aktinik multipel. Sinar matahari merupakan faktor
etiologi utama yang menyebabkan karsinoma sel skuamosa. Seperti
pada karsinoma sel basal, bagian sinar matahari yang menyebabkan
timbulnya tumor ini adalah sinar ultra violet dengan panjang
gelombang antara 280 sampai 320nm (spektrum UVB). Tetapi
penelitian terakhir yang memakai sinar ultra violet dengan panjang
gelombang berkisar antara 320 sampai 400nm (spektrum UVB). Tetapi
penelitian terakhir yang memakai sinar ultraviolet dengan panjang
gelombang berkisar antara 320 sampai 400 nm (spektrum UVA), yang
dikombinasi dengan psoralen oral dalam pengobatan psoriasis,
membuktikan bahwa penderita yang terpapar UVA dengan psoralen
secara kronik dan lama mengalami karsinoma sel skuamosa.
Orang-orang berkulit terang asal celtic yang terpapar sinar
matahari secara kronik (petani, pelaut), memiliki insidens karsinoma sel
skuamosa yang tinggi. Baik karsinoma sel basal dan sel skuamosa lebih
sering didapat pada daerah yang kaya sinar matahari dibandingkan
daerah barat tengah atau daerah timur utara. Insidens karsinoma sel
13
skuamosa dan karsinoma sel basal pada orang amerika berkulit hitam
sangat rendah.
Penyebab lain dari karsinoma sel skuamosa adalah menelan
arsenik, radiasi dengan sinar X, luka bakar, jaringan parut, dan
kerentanan genetik. Penderita yang pernah menjalani pengobatan akne
atau hemangioma dengan radioterapi beberapa tahun yang lalu dapat
mengalami kanker sel basal dan sel skuamosa. Individu yang 30 sampai
40 tahun yang lalu diobati dengan arsenik karena menderita psoriasis
atau asma, baik dengan cara menelan arsenik yang berada dalam
matahari kronik. Bisa juga disebabkan oleh menelan arsenik. Beberapa
ahli merasa ada peningkatan insidens keganasan interal bila timbul
penyakit ini. Penderita dengan penyakit bowen harus menjalani
anamnesis lengkap dan pemeriksaan fisik bila kanker ini timbul pada
daerah yang tidak tepapar sinar matahari.
Karsinoma sel skuamosa biasanya terjadi dengan nodula yang
menebal, besisik, dan berulselasi serta kadang-kadang berdarah.
Nodula-nodula ini biasanya timbul pada kulit yang rusak karena
matahari didaerah muka, kulit kepala, telinga, leher, tangan, dan lengan.
Sering kali nodula-nodula ini dikelilingi oleh keratosis aktinik yang
multipel, yang apabila tidak diobati dapat bergenerasi menjadi kanker
sel skuamosa. Penyakit bowen terlihat sebagai suatu plak eritematosa
dengan tepi yang berundulasi, bersisik, dan sering kali ada erosi
dibagian tengahnya. Penyakit ini bisa tidak dapat dibedakan dengan
ekzema atau psoiasis. Oleh karena itu suatu lesi psoriasis ekzema yang
tidak memberikan respons pada pengobatan harus dibiopsi.
Penanganan karsinoma sel skuamosa dan variasinya, penyakit
bowen, terutama berupa pembedahan. Terapi sinar, bedah krio, dan
kemoterapi memiliki angka kesembuhan sekitar 95% sampai 98%.
Tumor kulit yang kurang 2cm dapat diobati dengan elektrodesikasi dan
kuret, angka kesembuhannya 94%. Kelenjar limfe tidak diangkat bila
secara klinik negatif, tetapi harus dipalpasi secara teliti sewaktu
14
pembedahan dilakukan. Lesi metastesis dari karsinoma sel skuamosa
tidak berespons baik tehadap kemoterapi. Sama seperti penderita
karsinoma sel basal, penderita karsinoma sel skuamosa harus diperiksa
secara terus menerus, sebab adanya risiko tinggi terjadinya karsinoma
sel skuamosa baru. Kelenjar limfe selalu harus diraba pada kunjungan
selanjutnya. Dari pendeita penderita ini, 20% sampai 50% yang pernah
mengalami karsinoma sel skuamosa akhirnya akan timbul karsinoma
sel skuamosa atau karsinoma sel basal lain.
3. Melanoma
Sumber: askdoctoroki.blogspot.com
Melanoma maligna hanyalah 3% dari semua keganasan kulit
pimer tetapi bertangguang jawab atas dua per tiga kematian yang
disebabkan oleh kanker kulit. Selain itu, insidens melanoma terus
meningkat. Diagnosis dini dan pembedahan adalah salah satunya cara
untuk menjamin keselamatan dan kesembuhan penderita. Jika tidak
ditemukan dan diobati secara dini, melanoma akan menginvasi lapisan
dermis yang lebih dalam dan jaringan subkutan, dan bermetastesis
ketempat yang jauh. Kebanyakan melanoma timbul pada usia 4o
sampai 70 tahun, tetapi ada peningkatan jumlah kasus di antara
kelompok usia 20 sampai 40 tahun. Salah satu penjelasan mengapa
peningkatan ini adalah semakin meningkatnya paparan sinar matahari
kerana rekreasi dan perubahan cara berpakain.
15
Diagnosis didasarkan pada perubahan bentuk, warna, dan
konfigurasi lesi pigmen. Adanya pigmentasi yang tidak teratur pada lesi
biru, ungu, merah dan coklat harus membuat pemeriksa waspada. Tapi
dari tumor ini tidak teratur, dan permukaannya seringkali mengalami
ulserasi. Lesi satelit dan difusi pigmen pada kulit sekitar juga harus
diperhatikan.
Melanoma yang menyebar secara superfisial adalah tipe
melanoma yang paling sering dijumpai (60% sampai 80%) dan
memiliki prognosis yang paling baik. Pertumbuhan mendatar dengan
konfigurasi dan warna yang aneh. Melanoma maligna nodular lebih
jarang (20%) dan bermanifestasi ssebagai tumor. Varian ini memiliki
prognosis yang paling buruk. Melanoma maligna lentigo timbul pada
bercak coklat dengan pigmen yang tidak teratur (lentigo maligna).
Tumor ini lebih jarang (5% sampai 10%) dan bila dideteksi dini
memiliki prognosis yang baik.
Melanoma Maligna Nodular
Sumber: www.orebroll.se
Melanoma Maligna Lentigo
Sumber: dermatlas.med.jhmi.edu16
Melanoma Maligna Superfisial
Sumber: courses.washington.edu
Progonosis penderita dengan melanoma maligna tidaklah
seburuk yang dipikirkan. Kebanyakan penderita ini dapat hidup lebih
dari 5 tahun, dan banyak yang dapat disembuhkan. Diagnosis dini dan
pembedahan bertanggung jawab untuk membuat satatistik ini menjadi
lebih baik. Beberapa faktor menentukan keselamatan penderita
melanoma yang menyebar superfisial (Melanoma maligna superficial)
memiliki progonosis yang paling baik, diikuti oleh melanoma maligna
lentigo, melanoma nodular memiliki prognosis yang paling buruk.
Tingkatan histologis dari invasi melanoma maligna primer pada dermis
menurut clark, menentukan prognosis: angka kesembuhan yang terbaik
terlihat pada melanoma tingkat 1 dan II, terbatas pada epidermis dan
dermis bagian bawah; dan angka kesembuhan yang lebih buruk terdapat
pada tingkat V, menginavasi jaringan subkutan. Breslow
menghubungkan ketebalan tumor vertikel dengan prognosis melenoma
maligna: melanoma yang tebalnya kurang dari 1,00 sampai 2,00 mm
dapat bermetastasis; dan tumor yang lebih tebal dari 2,00 mm paling
sering bermetastasis.
Penanganan melanoma maligna terutama dilakukan dengan
pembedahan. Terdapat kontroversi mengenai tingkatan mana yang
harus dieksisi secara luas apakah tingkat I, II, dan III. Banyak ahli yang
berpendapat bahwa eksisi kecil dengan jarak 1 sampai 2 cm dari tepi
lesi sudah cukup. Melanoma tingkat IV dan V harus dilakukan eksisi
luas dan diseksi kelenjar limfe regional, jika kemungkinan. Penderita 17
melanoma diseminata mendapat kemoterapi dengan 5 imidazol-4-
karboksamida, dan imunoterapi dengan bacillus calmette-guerin (BCG).
Pengobatan melanoma yang paling efektif masih berupa deteksi dini
dan operasi untuk mengangkat tumor.
2.1.2.4 Manifestasi Klinis (Brunner & Suddarth, 2000)
1. Karsinoma sel basal
- tumbuh dari lapisan sel basal, lapisan epidermis.
- timbul nodul kecil yang agak berkilat, kemerahan dengan tinggi
meninggi yang bewarna agak kehitaman
- kelainan seperti jaringan parut dan lecet/luka yang tidak sembuh-
sembuh
2. Karsinoma sel skuamosa
- tampak seperti tumor yang kasar dan tebal
- bersisik tanpa memberikan gejala dan berulserasi dan kadang-kadang
berdarah
- lesi lebih besar dari karsinoma sel basal, lebih memperlihatkan reaksi
inflamasi dibanding karsinoma sel basal.
3. Melanoma maligna
Melanoma maligna adalah tipe kanker kulit ketiga dan
dipertimbangakan lebih serius daripada jenis kanker kulit non-
melanoma. Melanoma biasanya berwarna coklat kehitaman. Kanker ini
dapat dicirikan dengan ABCD, yaitu:
A=asimetris, bentuknya tidak beraturan.
B=border/ pinggirannya yang tidak rata.
C=color/ warna yang bervariasi dari satu area ke area yang lainnya.
Bias kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan
berwarna putih, merah, dan biru.
D= diameternya lebih besar dari 6mm.
18
Tindakan pencegahan kanker kulit
1. Menghindari pajatan matahari yang berlebihan
2. Menggunakan lotion pelindung matahari dan pelembab bibir dengan
faktor perlindungan terhadap matahari SPF 15 atau lebih
3. Menggunakan penghalang matahari
4. Menggunakan pakaian yang bersifat melindungi terhadap sinar
matahari
5. Mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bermanfaat untuk
menghitamkan kulit
2.1.2.5 Evaluasi Diagnostik
Penyakit kanker kulit berbeda dengan penyakit lain, penyakit
kanker kulit atau penyakit kulit dapat dilihat langsung dengan mata
pemeriksa. Metode pemeriksaannya dapat dilakukan dengan cara
melakukan anamnesis riwayat penyakit. Dan dengan cara melakukan
penyayatan mole yang kemudian diamati dibawah Mikroskop.
Dan dapat juga dilakukan diangnosis dengan laser. Dapat
menanggkap gambar tiga dimensi dari perubahan kimia dan struktur yang
telah berlangsung dibawah permukaan kulit manusia. Melihat kelainan
kulit yang menonjol pada ukurannya lebih besar dari 2,5 cm.
19
2.1.2.6 WOC
Terpapar sinar UV
UV diserap stratum corneum
(penurunan produksi sitokinin oleh keratinosit)
Cis-trans UCA pelepasan radikal bebas kerusakan gen
(asam urokanat)
imunosupresi regulasi mRNA tirosin mutasi gen p53
integritas kulit penekanan produksi melanin, poliferasi sel abnormal
sementara produksi melanin
Kerusakan kulit tetap berjalan perubahan genetik
MK: resiko cancer
infeksi Pigmentasi abnormal
(melasma, freckles, lentigo sinilis) kemoterapi, operasi
MK: gangguan rasa
nyaman: nyeri
MK: gangguan integritas kulit MK: gangguan harga diri
MK: ansietas
Sumber: (1) Ouhtit A, Ananthaswamy HN - J. Biomed. Biotechnol. (2001)(2) Betty Ekawati Suryaningsih Irianto, dalam: Medicinus Scientific Journal of
Pharmaceutical Development and Medical Application (hlm. 125-126). Vol. 21, No.4, Edisi November - Desember 2008
20
2.2 TEORI KEPERAWATAN
2.2.1 Pengkajian
Identitas klien
Kajian ini meliputi nama, inisial, umur, jenis kelamin, agama, suku,
pendidikan, pekerjaan yang terpapar sinar matahari, misalnya: petani, buruh
bangunan, dan lain-lain, tempat tinggal klien. Selain itu, perlu juga dikaji
nama dan alamat penanggung jawab serta hubungannya dengan klien.
Riwayat penyakit sekarang
Meliputi alasan masuk rumah sakit, kaji keluhan klien, kapan mulai tanda dan
gejala. Factor yang mempengaruhi, apakah ada upaya-upaya yang dilakukan.
Riwayat penyakit dahulu
Berupa penyakit dahulu yang pernah diderita yang berhubungan dengan
keluhan sekarang.
Riwayat kesehatan keluarga
Terdapat anggota keluarga yang menderita penyakit basalioma atau kanker.
Riwayat pemakaian obat-obatan dan kosmetik
Kajian ini meliputi pemakaian obat-obatan yang terjual bebas dan pemakaian
kosmetik yang salah.
Data dasar pengkajian klien
pola nutrisi
Klien mengalami anoreksia, dan ketidakmampuan untuk makan
pola minum
Masukan cairan klien adekuat, pasca operasi, klien puasa total 24jam
pola eliminasi
Terjadi konstipasi dan berkemih tergantung masukan cairan
Data psikologis
status emosi
klien dapat merasa terganggu dan malu dengan kondisi yang dialaminya atau
tidal (Brunner & Suddarth, 2000)
gaya komunikasi. Kesulitan berbicara dalam kalimat panjang/ perkataan yang
lebih dari 4 atau 5 sekaligus (Doengoes, 2002)
21
pola interaksi. Tidak ada system pendukung, pasangan, keluarga, orang
terdekat. Adanya keterbatasan hubungan dengan orang lain, keluarga, atau
tidal (Doengoes, 2002)
pola koping. Klien marah, cemas, menarik diri atau menyangkal.
Data social
pendidikan dan pekerjaan: tingkat pengetahuan tentang operasi minim
hubungan social: kurang harmonisnya hubungan social merupakan stressor
emosional pernafasan yang tidak teratur (Brunner & Suddarth, 2000)
gaya hidup: kebiasaan merokok, minum minam beralkohol, sering bergadang
(Bunner & Suddarth, 2002)
Data spiritual
Keterbatasan merokok, minum minuman beralkohol, sering bergadang
(Brunner & Suddarth, 2000)
2.2.2 Pemeriksaan Penunjang (Graham, 2005)
Prinsip penting pertama dalam pengobatan umum kanker kulit adalah
bahwa sebagian jaringan harus diambil untuk pemeriksaan histology, kecuali
apabila diagnosis sudah pasti.
Adapun penatalaksanaan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
Operasi pengangkatan tumor atau Biopsy
Pengangkatan tumor kulit yang kecil bersifat cepat, sederhana, dan
ekonomis. Bila tumor terlalu besar untuk eksisi primer, maka lakukan biopsy
insisi yang kecil, dan ingatlah untuk memotong melintangi bagian tepi mulai
dari jaringan normal menuju ke jaringan abnormal. Tidak didapatkan adanya
bukti bahwa biopsy berpengaruh buruh terhadap perkembangan tumor,
walaupun disarankan untuk sedapat mungkin menghindari biospsi insisi pada
melanoma yang invasive apabila mungkin.
Kuretase atau kauterisasi
Tindakan ini merupakan tindakan yang sangat memuaskan untuk
mengangkat tumor superficial. Alternative lain dari kauterisasi adalah dengan
hifrekator, yang menyebabkan terjadinya hemostasis secara elektris dan
desikasi (membuat kulit kering).
22
Tumor-tumor yang bertangkai dapat diangkat dengan melakukan
pemotongan sepanjang bagian dasarnya dengan kauter.
Krioterapi
Penggunaan krioterapi untuk tumor sudah sangat popular. Tindakan
ini popular untuk tumor superficial, karena dapat dilakukan dengan cepat dan
relative hanya sedikit meninggalkan bekas. Akan tetapi, interpretasi
histologist pada kriobiopsi tidak mudah, dan hanya digunakan jika; tumor
sudah jelas jinak, atau biopsy insisi telah dilakukan . krioterapi tidak boleh
dilakukan pada melanoma. Bahan yang terbaik adalah nitrogen cair.
Pasien hendaknya diberitahu bahwa kulit mungkin nanti melepuh,
yang disusul proses kesembuhan dengan terbentuknya krusta. Selanjutnya
lesi dibiarkan selama 3 minggu.
Radioterapi
Radioterapi merupakan suatu metode pengobatan yang efektif untuk
karsinoma sel basal dan sel skuamosa, dan sering menjadi pilihan paling
praktis untuk tumor yang sangat besar yang terdapat pada tumor yang sangat
besar yang terdapat pada orang-orang berusia lanjut. Akan tetapi, tindakan ini
tidak ideal untuk tumor yang terdapat pada tempat tertentu, dan pilihan
apakah akan dilakukan eksisi atau radioterapi tergantung pada keadaan
masing-masing pasien.
terapi laser atau fotodinamik
Ada peningkatan minat terhadap penggunaan teknologi laser untuk
pengobatan penyakit kulit, terutama pada tumor kulit dan nevi, serta
hirsutisme. Banyak tumor epitel jinak memberikan respon terhadap ablasi
dengan laser CO2, walaupun juga sangat mudah diobati dengan cara lain
yang lebih murah. Lesi-lesi berpigmen merespons terhadap pengobatan laser
tetapi penggunaan laser dalam hal ini masih memerlukan pemantapan.
Terapi dotodinamik (PDT) merupakan tindakan dengan menggunakan
porfirin dan penyinaran, yang akan merusak lesi superficial seperti penyakit
Bowen dan karsinoma sel basal superficial.
23
2.2.3 Pemeriksaan Fisik (Brunner & Suddarth, 2000)
keadaan umum lemah
kesadaran komposmentis sampai koma, tergantung tingkat efek pembedahan
dan anestesi
tanda-tanda vital menigkat disebabkan adanya infeksi
kepala, leher, axial: ekspresi wajah meringis, takut
hidung: pernafasan cuping hidung
dada: berpengaruh apabila tingkatan infeksi tinggi akan mempengaruhi
pernafasan cepat sampai retraksi
ekstremitas: ekstremitas berkeringat
2.2.4 Diagnosa & Intervensi Keperawatan yang mungkin muncul (Doengoes, 2002)
1. Ansietas berhubungan dengan persiapan kemoterapi dan efek sampingnya.
Intervensi :
a. Tinjau ulang pengalaman pasien / orang terdekat sebelum nya dengan
kanker. Tentukan apakah dokter telah mengatakan pada pasien dan apakah
kesimpulan pasien telah dicapai.
Rasional: Membantu dalam identifikasi rasa takut dan kesalahan konsep
berdasarkan pada pengalaman dengan kanker.
b. Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan.
Rasional: Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitas serta
kesalahan konsep tentang dignosis.
c. Peratahan kan kontak sering dengan pasien.
Rasional: Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau di tolak;
berikan respek penerimaan individu, mengembangkan rasa kepercayaaan.
d. Bantu pasien/ orang terdekat dalam mengenali dan mengklasifikasi rasa
takut untuk memulai mengembangkan strategi koping untuk menghadapi
rasa takut.
Rasional: Keterampilan koping sering rusak setelah diagnosis dan selama
fase pengobatan yang berbeda. Dukungan dan konseling sering perlu untuk
24
memungkin kanindividu mengenal dan menghadapi rasa takut dan untuk
meyakini bahwa strategi kontrol/ koping tersedia.
e. Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang.
Rasional: Memudahkan istirahat, menghemat energi, dan meningkatkan
kemampuan koping.
2. Gangguan harga diri berhubungan dengan kecacatan bedah, efek samping
kemoterapi atau radioterapi dan adanya pigmentasi abnormal.
Intervensi:
a. Diskusikan dengan pasien/ orang terdekat bagaimana diagnosis dan
pengobatan yang mempengaruhi kehidupan pribadi pasien/ rumah dan
aktivitas kerja.
Rasional: Membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses
pemecahan masalah.
b. Dorong diskusi tentang/ pecahkan masalah tentang efek kanker/ pengobatan
pada peran sebagai ibu rumah tangga, orang tua, dan sebagai nya.
Rasional: Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi
penerimaan pengobatan atau merangsang kemnajuan penyakit.
c. Berikan dukungan emosi untuk pasien/ orang terdekat selama tes diagnostik
dan fase pengobatan.
Rasional: Meskipun beberapa pasien mampu beradaptasi/ menyesuaikan
dengan efek kanker atau efek samping terapi banyak memerlukan dukungan
tambahan selama periode ini.
d. Gunakan sentuhan selama interaksi, bila dapat diterima pada pasien dan
mempertahankan kontak mata.
Rasional: Pemastian individualitas dan penerimaan penting dalam
menurunkan perasaan pasien tentang ketidakamanan dan keraguan diri.
3. Nyeri berhubungan berhubungan dengan kerusakan jaringan kulit.
Intervensi:
a. Tentukan riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas
(skala 0 – 10) dan tindakan penghilang yang di gunakan.
25
Rasional: Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/
keefektifan intervensi. Catatan: pengalaman nyeri adalah individual yang di
gabungkan dengan baik respons fisik dan emosional.
b. Evaluasi/sadari terapi tertentu, misalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi,
bioterapi. Ajarkan pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan.
Rasional: Ketidak nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri
insisi, kulit terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala tergantung pada
prosedur/ agen yang digunakan.
c. Berikan tindakan kenyamanan dasar misal reposisi, gosokan punggung dan
aktifitas hiburan misal musik dan televisi.
Rasional: Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali
perhatian.
d. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri misalkan teknik
relaksasi, visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan
terapeutik .
Rasional: Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan rasa kontrol.
e. Evaluasi penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.
Rasional: Tujuan nya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh
minimum pada AKS.
4. Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit (jaringan terbuka).
Intervensi:
a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung.
Batasi pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai
indikasi.
Rasional: Lindungi pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung
dan staf yangmengalami ISK.
b. Tekankan higene personal
Rasional: Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.
c. Patau suhu
26
Rasional: Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat
kortikostreoid atau anti inflamsi karena berbagai faktor misal efek samping
terapi kemoterapi, proses penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses
infeksi memungkinkan terapi yang tepat untuk di mulai dengan segera.
d. Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik.
Rasional: Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap
agen infeksius.
5. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan imunosupresi.
a. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan
kerusakan/ pelambatan penyembuhan luka. Tekankan pentingnya
melaporkan area terbuka pada pemberi perawatan.
Rasional : Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi
dalam area radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus),
deskuamasi lembab (lepuh) ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis,
dan kelenjar keringat juga dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat terjadi
pada bebebrapa agen kemoterapi.
b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.
Rasional: Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
c. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang
kering dari pada menggaruk.
Rasional: Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.
d. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak
kecuali di izinkan dokter.
Rasional: Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.
e. Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.
Rasional: Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.
f. Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada
area; hindari memberikan panas atau mengusahakan mencuci tanda/ tato
yang ada di kulit sebagai identifikasi area iradiasi.
Rasional: Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian
radiasi.
27
KATA-KATA SULIT
Aktinik adalah pertumbuhan kulit prakanker yang disebabkan oleh paparan sinar matahari;
sulit dilihat, terasa kasar dan kadang-kadang bersisik.
Apoptosis adalah suatu bentuk kematian sel yang diprogram dalam urutan kejadian yang
mengarah pada penghapusan sel tanpa melepaskan zat berbahaya ke daerah sekitarnya.
Arsenik adalah unsur logam yang membentuk sejumlah senyawa beracun.
Asam UCA (urokanat) adalah salah satu yang berperan dalam melindungi dari sinar UV.
Atrofi adalah simtoma penyusutan jaringan atau organ.
Diseksi listrik adalah pembedahan listrik atau penjahitan.
Elastosis adalah suatu bahan yang terdiri dari jalinan massa besar dari jaringan elastis yang
terurai.
Freckle adalah bintik-bintik kecil melanin (hitam) di kulit atau membran orang yang
berkulit putih, atau kadang juga orang berkulit hitam dari Afrika.
Hemangioma adalah suatu jenis tanda lahir yang ditandai dengan konsentrasi pembuluh
darah kecil dan seringkali menghilang setelah beberapa bulan atau tahun.
Imunosupresi adalah melemahnya sistem kekebalan tubuh yang menyebabkan penurunan
kemampuan untuk melawan infeksi dan penyakit.
Induksi adalah imbasan atau influensi, atau sesuatu yang menyebabkan.
Kemotaksis adalah gerakan sel atau organisme menuju atau menjauh dari stimulus kimia.
Karsinogenik adalah suatu bahan yang dapat mendorong/menyebabkan kanker.
Keratin adalah protein berserat yang berada di dalam sel-sel epidermis.
Keratinosit adalah sel-sel yang terdapat dalam epidermis yang mensintesis keratin.
28
Keratosis aktinik (actinic keratosis) atau keratosis surya adalah pertumbuhan kulit
prakanker yang disebabkan oleh paparan sinar matahari.
Lesi satelit adalah plak endotel dengan tepian tidak teratu.
Melanin adalah pigmen yang memberikan warna kulit dan rambut dan melindungi terhadap
radiasi UV.
Melasma atau kloasma adalah perubahan warna kecoklatan pada wajah yang paling sering
terjadi pada wanita.
Mutagenesis adalah kemampuan zat-zat kimia untuk menimbulkan perubahan-perubahan
dalam bahan-bahan genetis dalam inti sel dalam cara-cara yang dapat ditularkan selama
pembelahan sel.
Peroksidasi lipid merupakan reaksi berantai yang sangat berpotensi memiliki efek
menghancurkan.
Poliferasi adalah pertumbuhan atau berkembangbiakan pesat untuk menghasilkan jaringan
baru, bagian, sel, atau keturunan.
Radikal bebas adalah molekul yang mempunyai sekelompok atom dengan elektron yang
tidak berpasangan.
Sitokinin adalah hormon tumbuhan turunan adenin berfungsi untuk merangsang
pembelahan sel dan diferensiasi mitosis.
Superficial adalah permukaan atas.
Telangiektasis adalah pelebaran pembuluh darah.
Translusen adalah buram tetapi tembus cahaya.
29
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Gambaran kasus
Tn. F (40 th) warga negara asing, datang ke RSWC dengan keluhan ruam
kemerahan pada kulit leher belakang sebelah kiri dan bersisik halus. Beberapa tahun
yang lalu, ruam ini masih berukuran kecil, namun lama-kelamaan menjadi besar,
berukuran 7cm. Terdapat lesi pada ruam. Tn. F mengatakan sering merasa gatal pada
ruam dan ruam gampang sekali luka setiap kali digaruk. Setelah ditanya lebih lanjut,
ternyata Tn. F punya kebiasaan berjemur di bawah terik matahari 3-4 kali seminggu,
terlebih saat musim panas. Ruam kemerahan pada Tn. F didiagnosa sebagai kanker.
Dokter menyarankan agar dilakukan pembedahan segera. Namun, Tn. F merasa belum
siap untuk menerima perubahan pada bagian tubuhnya.
Pengkajian
1. Identitas klien
Nama Pasien: Tn. F
Jenis kelamin: laki-laki
2. Anamnesis
Keluhan utama:
Tn. F datang dengan keluhan ruam kemerahan pada leher belakang sebelah kiri
dan bersisik halus. Beberapa tahun yang lalu, ruam ini masih berukuran kecil,
namun lama-kelamaan menjadi besar, berukuran 7cm. Ditemukan adanya lesi
pada ruam. Tn. F mengatakan sering merasa gatal pada ruam dan mudah luka
jika digaruk.
Riwayat penyait dahulu:
Tn. F tidak memiliki penyakit terdahulu.
Riwayat penyakit keluarga:
Tidak ada keluarga klien yang menderita sakit yang sama.
3. Pemeriksaan objektif
A= ruam tidak simetris
30
B= teraba kasar, terdapat sisik halus pada pinggiran ruam
C= berwarna kemerahan
D= berukuran 7cm
4. Diagnosa sementara
Karsinoma Basa Superfisial
3.2 Analisa Data
Data Etiologi MK
DS:- klien mengatakan bahwa klien menggaruk ruam, sehingga berdarahDO:- terdapat lesi pada ruam
sinar UV
cis-trans UCA
imunosupresi
penurunan integritas kulit
digaruk
luka
resiko infeksi
Resiko Infeksi
DS:- klien mengatakan sering merasa gatal pada ruam dan ruam gampang sekali luka setiap kali digaruk.DO:- terdapat lesi pada ruam
Sinar UV
Cis-trans UCA
Imunosupresi
Penurunan integritas kulit
Digaruk
Kerusakan kulit
Gangguan integritas kulit
Gangguan integritas
kulit
DS:- klien mengatakan sering merasa gatal pada ruam dan ruam gampang sekali luka setiap kali digaruk.DO:
sinar UV
Kulit
Produksi bradikin
Gangguan rasa
nyaman: nyeri
31
- klien tampak menggaruk dan meringis
Substansi P
Nyeri
Gatal
3.3 WOC
Sinar UV
UV diserap stratum corneum
(penurunan produksi sitokinin oleh keratinosit)
terjadinya cis-trans UCA produksi bradikinin
32
imunosupresi Substansi P
penurunan integritas kulit nyeri
kerusakan kulit gatal
Digaruk MK: gangguan rasa nyaman: nyeri
Luka
MK: resiko infeksi MK: gangguan integritas kulit
3.4 Asuhan Keperwatan
1. Dx: Nyeri berhubungan berhubungan dengan rasa terbakar dan gatal.
Intervensi:
a. Tentukan riwayat nyeri misal lokasi nyeri, frekuensi, durasi, dan intensitas
(skala 0 – 10) dan tindakan penghilang yang di gunakan.
Rasional: Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi kebutuhan/
keefektifan intervensi. Catatan: pengalaman nyeri adalah individual yang di
gabungkan dengan baik respons fisik dan emosional.
b. Evaluasi/sadari terapi tertentumisalkan pembedahan, radiasi, kemotrapi, bioterapi.
Ajarkan pasien/ orang terdekat apa yang diharapkan.
Rasional: Ketidak nyamanan rentang luas adalah umum misalkan nyeri insisi,
kulit terbakar, nyeri punggung bawah, sakit kepala tergantung pada prosedur/
agen yang digunakan.
c. Berikan tindkan kenyamanan dasar misal reposisi, gosokan punggung dan
aktifitas hiburan misal musik dan televisi.
Rasional: Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali
perhatian.
d. Dorong penggunaan keterampilan manajemen nyeri misalkan teknik relaksasi,
visualisasi, bimbingan imajinasi, tertawa, musik dan sentuhan terapeutik .
33
Rasional: Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan
meningkatkan rasa kontrol.
e. Evaluasi penghilang nyeri/ kontrol. Nilai aturan pengobatan bila perlu.
Rasional: Tujuan nya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum
pada AKS.
2. Dx: Resiko infeksi berhubungan dengan kerusakan kulit (jaringan terbuka).
Intervensi:
a. Tingkatkan prosedur mencuci tangan yang baik dengan staf dan pengunjung.
Batasi pengunjung yang mengalami infeksi. Tempatkan pada isolasi sesuai
indikasi.
Rasional: Lindungi pasien dari sumber – sumber infeksi, seperti pengunjung dan
staf yangmengalami ISK.
b. Tekankan personal hiegene
Rasional: Membantu potensial sumber infeksi atau pertumbuhan sekunder.
c. Patau suhu
Rasional: Peningkatan suhu terjadi bila tidak tertutup oleh obat kortikostreoid atau
anti inflamsi karena berbagai faktor misal efek samping terapi kemoterapi, proses
penyakit atau infeksi. Identifikasi dini proses infeksi memungkinkan terapi yang
tepat untuk di mulai dengan segera.
d. Hindari/ batasi prosedur invasif. Taati teknik aseptik.
Rasional: Menurunkan resiko kontaminasi, membatasi entri portal terhadap agen
infeksius.
3. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan imunosupresi.
a. Kaji kulit dengan sering terhadap efek samping terapi kanker; perhatikan
kerusakan/ pelambatan penyembuhan luka. Tekankan pentingnya melaporkan
area terbuka pada pemberi perawatan.
Rasional : Efek kemerahan dan kulit samak ( reaksi radiasi) dapat terjadi dalam
area radiasi. Deskuaminasi kering ( kekeringan dan pruritus), deskuamasi lembab
(lepuh) ulserasi, kehilangan rambut, kehilangan dermis, dan kelenjar keringat juga
dapat terlihat. Selain itu reaksi kulit dapat terjadi pada bebebrapa agen
kemoterapi.
34
b. Mandikan dengan air hangat dan sabun ringan.
Rasional: Mempertahankan kebersihan tanpa mengiritasi kulit.
c. Dorong pasien untuk menghindari menggaruk dan menepuk kulit yang kering dari
pada menggaruk.
Rasional: Membantu mencegah friksi/ trauma kulit.
d. Anjurkan pasien untuk menghindari krim kulit apapun, salep, dan bedak kecuali
di izinkan dokter.
Rasional: Dapat meningkatkan iritasi/ reaksi secara nyata.
e. Tinjau protokol perawatan kulit untuk pasien yang mendapat terapi radiasi.
Rasional: Dilakukan untuk meinimalkan trauma pada area terapi radiasi.
f. Hindari menggaruk atau menggunakan sabun, losion, atau deodoran pada area;
hindari memberikan panas atau mengusahakan mencuci tanda/ tato yang ada di
kulit sebagai identifikasi area iradiasi.
Rasional: Dapat menimbulkan atau bahkan mempengaruhi pemberian radiasi.
3.5 Penatalaksanaan
1. Kuretase dan/atau kauterisasi
Tindakan ini merupakan tindakan yang sangat memuaskan untuk
mengangkat tumor superficial. Alternative lain dari kauterisasi adalah dengan
hifrekator, yang menyebabkan terjadinya hemostasis secara elektris dan desikasi
(membuat kulit kering).
Tumor-tumor yang bertangkai dapat diangkat dengan melakukan
pemotongan sepanjang bagian dasarnya dengan kauter.
2. Krioterapi
Penggunaan krioterapi untuk tumor sudah sangat popular. Tindakan ini
popular untuk tumor superficial, karena dapat dilakukan dengan cepat dan relative
hanya sedikit meninggalkan bekas. Akan tetapi, interpretasi histologist pada
kriobiopsi tidak mudah, dan hanya digunakan jika; tumor sudah jelas jinak, atau
biopsy insisi telah dilakukan . krioterapi tidak boleh dilakukan pada melanoma.
Bahan yang terbaik adalah nitrogen cair.
35
Pasien hendaknya diberitahu bahwa kulit mungkin nanti melepuh, yang
disusul proses kesembuhan dengan terbentuknya krusta. Selanjutnya lesi dibiarkan
selama 3 minggu.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk
generasi dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat
membelah diri secara teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh
kembali. Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga
36
mudah dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu
menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan.
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada
beberapa factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu: Paparan
Sinar Ultraviolet (UV), Kulit Putih, Paparan Karsinogen, Genetik/Faktor Keturunan.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit
yaitu :Benjolan kecil yang membesar , Benjolan yang permukaannya tidak rata dan
mudah berdarah, Tahi lalat yang berubah warna, Koreng atau borok dan luka yang
tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan pada orang tua, Bercak hitam ysng menebal
pada telapak kaki dan tangan.
4.2 Saran
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan maka penulis memberikan
saran-saran sebagai berikut :
1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi
klien serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi
dengan klien.
2. Agar dapat memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan serta sikap profesional dalam menetapkan diagnosa
keperawatan.
LAMPIRAN
Evidence Base
Teh Hijau sebagai Antihiperpigmentasi karena Paparan Ultra Violet
Oleh: Betty Ekawati Suryaningsih Irianto
Dalam: Medicinus Scientific Journal of Pharmaceutical Development and Medical
Application (hlm. 125-126). Vol. 21, No.4, Edisi November - Desember 2008
37
Warna kulit normal ditentukan oleh jumlah dan sebaran melanin yang dihasilkan
oleh melanosom pada melanosit, yang secara genetik jumlahnya telah tertentu. Warna kulit
juga dipengaruhi oleh ketebalan kulit, vaskularisasi kulit, kemampuan refleksi permukaan
kulit serta kemampuan absorbsi epidermis dan dermis, selain itu juga ada beberapa pigmen
lain seperti karoten (kuning), oksihemoglobin (merah), hemoglobin (biru) dan melanin
(coklat) yang mempengaruhi warna kulit.
Melanin terbentuk melalui rangkaian oksidasi dari asam amino tirosin dengan
melibatkan enzim tirosinase. Tirosinase mengubah tirosin menjadi DOPA, kemudian dopa
kuinon. Dopa kuinon diubah menjadi dopakrom melalui auto oksidasi sehingga menjadi
dihidroksi indole (DHI) atau dihidroksi indole carboxy acid (DHICA) untuk membentuk
eumelanin (pigmen berwarna coklat).
Dengan adanya sistein atau glutation, dopakuinon diubah menjadi sisteinil dopa,
reaksi ini membentuk feomelanin (pigmen berwarna kuning). Selain hal tersebut warna
kulit seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam tubuh maupun luar tubuh.
Dari dalam tubuh misalnya faktor genetik dan hormonal, faktor dari dalam tubuh yang
sangat berpengaruh adalah ras atau genetik, pengaruh tersebut terjadi bukan karena jumlah
sel melanosit yang berbeda, melainkan bergantung pada jumlah dan bentuk melanosom.
Sedangkan luar tubuh misalnya sinar matahari, makanan ataupun obat. Perpaduan faktor ini
akan menghasilkan warna kulit tertentu.
Pajanan sinar matahari dapat menyebabkan kulit berwarna lebih gelap karena sinar
matahari mengandung ultra violet (UV), di antara ultra violet tersebut ultra violet B (UVB)
merupakan sinar yang paling poten menyebabkan kerusakan jaringan kulit baik akut
ataupun kronis. Salah satu reaksi akut akibat UV-B menyebabkan terjadinya inflamasi akut
dan pigmentasi lambat pada kulit manusia.
Kulit sendiri mempunyai perangkat untuk melindungi jaringan yang ada
dibawahnya diantaranya yaitu melanin. Melanin yang memayungi inti sel berfungsi sebagai
pelindung dengan menyerap sinar UV. DNA sebagai kromofer seluler utama, di samping
trytophan dan tyrosinase, akan mudah rusak karena ultra violet–B, dengan adanya
kerusakan tersebut, DNA akan memberikan signal pada melanosit untuk meningkatkan
sintesisnya.
38
Selain melanin, stratum korneum yang tebal juga akan menyerap sinar UV, hal ini
terbukti dengan menurunnya produksi sitokin oleh keratinosit, disamping itu asam urokanat
diduga juga mempunyai peranan pelindung terhadap paparan UV.
Paparan UV secara langsung akan menghasilkan radikal bebas dan meningkatkan
regulasi mRNA tirosin yang merupakan enzim dalam biosintesis melanin, hal ini akan
menyebabkan terjadinya abnormal pigmentasi seperti melasma, frekles dan lentigo senilis.
Untuk mengurangi efek-efek buruk karena paparan sinar ultra violet tersebut
diperlukan pelindung surya atau tabir surya, yang dapat mengurangi atau mencegah efek-
efek yang merugikan karena paparan UV.
39