askep ca kulit

39
SAIFUL NURHIDAYAT ASKEP KANKER KULIT

Upload: dimas-erda-widyamarta

Post on 24-Jul-2015

212 views

Category:

Health & Medicine


2 download

TRANSCRIPT

SAIFUL NURHIDAYAT

ASKEP KANKER KULIT

PENGERTIAN Cancer adalah pertumbuhan dari sel

tubuh yang bersifat merusak dan tidak beraturanserta menyebar melalui jaringan yang normal. (Rushdal, 1999).

Penyakit Kanker Kulit adalah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit yang tidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian tubuh yang lain.

PENYEBARAN KANKER Tempat dimana pertama kali kanker

bermula disebut “primary site”, sedang bagian yangmengalami metastasic disebut “secondary site atau lesi sekunder”, kanker mungkin menyebar melalui tubuh dengan jalan :

- Memperluas diri dengan bergerak langsung ke jaringan terdekat atau cavitas tubuh, seperti perut atau dada. (bagian yang sering kali terinvasi).

- Berjalan melalui pembuluh darah atau sistem limfe ke bagian tubuh lainnya, terutama paru, tulang dan lever.

JENIS KANKER

Ada tiga jenis kanker kulit yang umumnya sering diderita manusia, diantaranya adalah :

1. Karsinoma sel basal (KSB)2. Karsinoma sel skuamosa (KSS) 3. Melanoma maligna (MM).

Karsinoma Sel Basal (KSB) Merupakan jenis penyakit kanker kulit yang

paling banyak diderita. Tidak mengalami penyebaran (metastasis)

kebagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya

Warna kulit yang terang dan sering terkena pijaran cahaya matahari keduanya diduga sebagai penyebab Karsinoma Sel Basal.

Faktor lain adalah system imun tubuh yang lemah (baik dampak penyakit lain atau pengobatan), luka bakar, sinar X-ray.

(KSB) Tanda dan Gejala:

Bagian tubuh yang terserang biasanya wajah, leher dan kulit kepala. Adapun tanda-tanda penyakit kanker berjenis ini adalah benjolan yang agak berkilat, kemerahan dengan pinggir meninggi yang berwarna agak kehitaman, kelainan seperti jaringan parut dan lecet/lika yang tidak sembuh-sembuh.

Diagnosa Jenis kanker: Metode tunggal yaitu dengan pemeriksaan klinis dan histopatologis dengan mengambil sample bagian kulit yang di anggap sebagai jaringan kanker (biopsy) untuk diteliti dibawah mikroskop.

Therapy dan Pengobatan: Pembedahan atau pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara komplit, tindakan penyinaran. Metode lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah beku, bedah listrik, laser, fotodinamik serta dengan obat-obatan baik yang dioleskan maupun disuntikkan (kemoterapi).

Karsinoma Sel Skuamosa (KSS) Jenis penyakit kanker kulit lebih banyak diderita pria

terutama kaum lanjut usia (lansia). Terjadi keganasan sel keratinosit epidermis,

merupakan kanker kulit ke dua tersering. Dapat menyebar kebagian tubuh yang lain, umumnya

diderita mereka yang berada di wilayah tropik. Diduga akibat sinar matahari (dominannya), Imun

tubuh yang lemah, virus, bahan-bahan kimia dan jaringan parut juga dapat menimbulkan penyekit ini.

Tanda dan gejalanya ialah : mempunyai kelainan berupa benjolan-benjolan atau luka yang tidak sembuh-sembuh.

Diagnosa ditegakkan dengan metode yang sama pada KSB, begitupun tindakan therapy dan pengobatan cenderung sama dengan kanker sel basal.

Melanoma Maligna (MM) Ini adalah jenis penyakit kanker kulit

yang paling ganas dan berpotensi mematikan.

Di Amerika, didapatkan data enam dari tujuh penderita kanker ini meninggal dunia. Dan jumlah orang yang terserang meningkat dari tahun ke tahun.

Melanoma Maligna bisa berkembang dari tahi lalat timbul yang sudah ada atau yang baru muncul.

Tanda dan Gejala: Informasi ini sangat penting sekali bagi meraka yang memiliki tahi lalat yang kemudian mengalami perubahan baik warna, ukuran maupun bentuknya. Tahi lalat terkadang terasa gatal dan bila digaruk mengeluarkan darah. Sel kanker ini tumbuh dari melanosit, yaitu sel kulit yang berfungsi menghasilkan zat warna melanin. Kanker ini dicirikan dengan ABCD, yaitu A= Asimetrik, bentuknya tak beraturan. B= Border atau pinggirannya juga tidak rata. C= Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru. D= Diameternya lebih besar dari 6 mm.

Diagnosa Melanoma Maligna : Penegakan diagnosa sama kanker kulit KSB dan KSS, yaitu dilakukannya tindakan biopsy untuk pemeriksaan dibawah mikroskop.

Therapy dan Pengobatan : Melanoma Maligna merupakan jenis kanker kulit yang paling ganas, dapat menyebar kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar limfa.Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker jenis ini adalah pengangkatan secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya. Jika sel kanker ditemukan menyebar ke kelenjar limfa, maka mau tidak mau kelenjarnya juga diangkat

Prinsip Pengobatan Tumor Ganas Kulit :1. Berusaha untuk mengenali tumor kulit sedini

mungkin.2. Bila kita mencurigai adanya sifat ganas tumor

tersebut, maka perlu dilakukan BIOPSIdengan narkosa umum atau regional. Dianjurkan untuk tidak memakai bius lokal dengan cara infiltrasi.

3. Bila keganasan tumor terbukti secara histologik, maka perlu dilakukan “Eksisi luas” dengan mengangkat cukup banyak kulit sehat keliling tumor, yang luasnya tergantung dari jenis tumor ganas kulit tersebut. Sesudah pinggir dan dasar sayatan preparat tersebut oleh PA dinyatakan “bebas tumor”, maka luka ditutup dengan Split Thickness Skingraft/stsg.

4. Bila dicurigai penyebaran ke kelenjar getah bening regional, lakukan biopsi kelenjar yang dicurigai tersebut. Bila ternyata kelenjar tersebut mengandung anak sebar tumor, lakukan “Diseksi KGB Regional” total. Jika ternyata KGB tersebut tidak mengandung anak sebar tumor, maka kita dapat memilih antara 2 alternatif, yaitu :- Melakukan “Diseksi elektif”, atau- Malakukan follow up yang KETAT.

5. Kelainan-kelainan pra kanker sebaiknya diobati secara tepat dan teliti.

6. Pengobatan lainnya seperti Cryo-surgery, Chemo surgery dari MOHS dapat dipakai untuk tumor-tumor kulit yang kecil, hanya pemeriksaan PA dari “pinggir sayatan” dengan cara-cara ini tidak dapat dilakukan. Tetapi pemakaiannya dapat dipertimbangkan pada proses yang sangat diffus, untuk mana cara-cara pengobatan lain tidak mungkin dipergunakan.

7. Radioterapi.8.Chemoterapi dengan sitostatika

dapat dipergunakan dengan topikal (misalnya salp SFU) dan lokal (misal intra arterial infusion dan “perfusi regional”) atau sistemik, bila tumor sangat diffus atau sudah bermetastasis jauh.

Pemeriksaan Laboratorium Laboratorium Test dan Cuci Darah.

Test lab dan pemeriksaan darah membantu mendiagnosa kanker. Sebagian malignasi dapat merubah komposisi atau status hematologic.

Tumor marker merupakan specifik protein, antigens, gens, hormon, dan enzim yang dikeluarkan oleh tumor. Substansi ini terdapat di darah dan dapat membantu memonitor respon tumor terhadap perawatan (Rusdall, 1999).

Diagnosa kanker kulit dibuat dengan biopsi dari lesi-lesi yang

dicurigai.

Bila dicurigai adanya melanoma maka biopsi eksisi merupakan metode pilihan sehingga kedalaman lesi dapat diukur.

Pengukuran kedalaman secara langsung ini disebut Level Breslow dan merupakan satu indikasi penentuan prognosis yang penting.

Karsinoma sel basal dan sel skuamosa, pengangkatan melalui pembedahan adalah semua yang diindikasikan dan tidak dibutuhkan pemeriksaan diagnostik lanjutan.

Untuk melnoma yang lebih dalam, pemeriksaan mungkin diindikasikan untuk menemukan adanya metastase penyakit. meliputi pemeriksaan darah, pemeriksaan sinar x, dan atau CTscan.

 

ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian.⇒ Riwayat. Biodata merupakan informasi umum tentang

siapa klien dan latar belakangnya. Mencakup vital statistic nama lengkap dan alamat,no. telepon, umur, tanggal, dan tempat lahir, jenis kelamin, suku bangsa, agama, bahasa, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, juga berkaitan dengan usia dan suku bangsa.

Perawat perlu menanyakan kepada klien mengenai riwayat keluarga yang mengidap kanker kulit dan kemungkinan pembedahan sebelumnya terhadap kulit yang terserang. Terjadi perubahan pada ukuran, timbulnya, kutil atau scar .

⇒ Lokasi geografis tempat tinggal klien.⇒ Area geografis dimana klien saat ini berdiam.⇒ Pekerjaan dan aktivitas rekreasi yang

berkaitan dengan pemaparan cahaya matahari.

Perawat mengkaji riwayat pekerjaan terhadap paparan carsinogen kimia seperti (seperti : arsenic, coaltar, pitch, sampah radioaktif dan radium).

Perawat juga perlu menanyakan tentang adanya pertumbuhan kulit yang meningkat resiko iritasinya oleh karena gesekan pakaian. (Ignatvicius, 1995).

⇒ Pengkajian fisik / Manifestasi klinis. Kanker kulit sangat bervariasi jenisnya dan

penyebarannya, walaupun sebagian besar dari lesi kanker terjadi pada area yang terpapar matahari. Perawat harus pula menginspeksi permukaan kulit bagian dalam (yang tidak terpapar matahari).

Perawat secara sistematis memeriksa adanya lesi yang tidak umum pada kulit, mole yang tidak biasa, kutil, tahi lalat dan skar.

Area dimana terdapat bulut tubuh seperti kulit kepala, dan genetalia juga perlu dikaji perawat melakukan palpasi untuk menentukan tekstur permukaan dari lesi.

Perawat mendokumentasikan lokasi, ukuran, warna dan karakteriistik permukaan dari lesi demikian pula paparan subyektif yang berkaitan dengan gatal dan kulit yang kasar (Ignativicius, 1995).

1. Karsinoma sel basal.a. Lesi sering diawali sebagai nodul kecil dengan sebuah gulungan, putih

sepertimutiara, batas tembus cahaya dengan telangiektasia, krusta, dan kadang ulserasi.

b. Tampak paling sering pada kulit yang terpajan matahari, sering pada wajahantara garis rambut dan bibir bagian atas.

c. Bila diabaikan, dapat menyebabkan destruksi lokal, hemoragi, dan infeksi jaringan sekitar, menghasilkan gangguan fungsi berat dan kosmetik.

2. Karsinoma sel skuamosa.

a. Tampak seperti kasar kemerahan, tebal, lesi bersisik dengan perdarahan dan kesakitan atau mungkin asimtomatik, batas mungkn lebar lebih terinfiltrasi, dan lebih meradang daripada karsinoma sel basal.

b. Dapat didahului dengan leukopenia (lesi premalignan membran mukosa) pada mulut atau lidah, keratosa astinik, lesi jaringan parut atau ulserasi.

c. Terlihat paling umum pada bibir bawah, tepi telinga, kepala, leher dan punggung tangan.

3. Melanoma Malignaa.Melanoma in situ : fase paling awal, kesulitan untuk

mengenalinya karena perubahan klienis minimal.b.Melanoma yang menyebar superfisial (paling umum)

sirkular, dengan bagian luar tidak teratur; batas-batasnya datar atau menonjol dan dapat dipalpasi;

mempunyai kombinasi warna corak coklat merah, coklat, dan hitam

bercampur dengan abu-abu, hitam kebiruan, atau putih; mungkin warna

mawar merah muda pada area kecil dalam lesi; terjadi dimana saja pada

tubuh; biasanya mempengaruhi individu usia pertengahan.

c. Melanoma nodular, nodul seperti blueberi lonjong dengan permukaan relatif halus dan relatif biru hitam merata, biru abu-abu, atau warna biru kemerahan;

Mungkin polipoidal dan menonjol, dengan permukaan halus pada warna mawar

Abu-abu atua hitam; terjadi paling umum pada torso dan ekstrimitas:

Menginvasi secara langsung ke dalam tepat di bawah dermis (pertumbuhan vertikal) dan oleh sebab itu mempunyai prognosis lebih buruk.

d. Lentigo melanoma malignan pertama tampak seperti merah coklat, makula datar; degenerasi malignan dimanifestasikan oleh perubahan warna, ukuran, dan topografi; berkembang lambat; terjadi pada permukaan kulit yang terpajan dari individu pada usia dekade kelima atau keenam.

e. Melanoma akrolentiginosa (tidak umum, kecuali pada individu berkulit hitam)

Makula berpigmentasi tidak teratur dengan timbulnya nodul; dapat menjadi invasif dini, terjadi umumnya pada telapak tangan, telapak kaki, bantalan kuku dam jarang pada membran mukosa.

Klien mungkin melaporkan penurunan BB yang tidak terdeteksi, perasaan kurang nyaman, perubahan eliminasi dan fungsi normal yang lain.

Ajarkan klien untuk melaporkan sesegera mungkin adanya tanda peringatan seimbang dengan yang telah diidentifikasikan oleh American Cancer Society.

* Akademi Dermatologi Amerika mengembangkan ABCD Formula sebagai petunjuk dalam menentukan lesi mana yang bersifat abnormal guna menjamin investigasi lebih lanjut, ABCD Formula adalah sebagai berikut :

- A : Asymetry (A simetris).Setengah bagaian dari lesi kulit tidak bersesuaian dengan yang lain.

- B : Border irregularity (batasan yang tidak reguler).Bagian tepi dari lesi kulit seperti kulit kerang atau tidak rata.

- C : Color (warna).Pigmentasi yang bervariatif pada lesi. Bayangan coklat kekuningan, coklat dan hitam. Merah, putih dan biru dimungkinkan juga terdapat sebagai penampakan noda.

- D : Diameter.Lesi meningkat dalam ukuran atau diameter dari lesi lebih besar dari 6 mm.(Fuller, 2000)

⇒ Pengkajian Sistem.1. Aktivitas / Istirahat.

Gejala : Stress kelelahan ataupun keletihan. Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada

malam hari, adanya faktor-faktor yang mempengaruhi tidur, misalnya : nyeri, ansietas, berkeringat malam.

2. Sirkulasi. Gejala : palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.Kebiasaan : perubahan pada tekanan darah.

3. Integritas ego. Gejala : Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan

peran) dan cara mengganti stress (mis : merokok, minum alkohol, menunda cari pengobatan, keyakinan religius).

Masalah tentang perubahan dalam penampilan, mis : alopesia, lesi, cacat, pembedahan.

Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak bermakna, kehilangan kontrol, depresi.

Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.

4. Eliminasi. Gejala : Perubahan pada pola defekasi, mis : darah

pada feces, nyeri pada defekasi. Perubahan eliminasi urinarius, mis : nyeri / rasa

terbakar pada saat berkemih, hematuri, sering berkemih.

Tanda : Perubahan pada bising usus, distensi umum.5. Makanan / Cairan. Gejala : Kebiasaan diet buruk (mis : rendah serat,

tinggi lemak, aditif, bahan pengawet), anoreksia, mual/muntah, intoleransi makanan, perubahan pada berat badan, penurunan BB hebat, kakeksia, berkurangnya massa otot.

Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, oedema.

6. Neurosensori. Gejala : Pusing, sincope.

7. Nyeri / Kenyamanan. Gejala : Tidak ada nyeri, atau derajat nyeri bervariasi, mis :

ketidak nyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit).

8. Pernafasan. Gejala : Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang

yang merokok), pemajanan asbes.9. Keamanan. Gejala : Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen, pemajanan

matahari lama / berlebihan. Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.10. Seksualitas. Gejala : Masalah seksual mis : dampak pada

hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan, nuligravida lebih besar dari usia 30 th, multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, herpes genital.

11. Interaksi sosial. Gejala : Ketidak adequatan / kelemahan sistem pendukung,

riwayat perkawinaan(berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan atau bantuan), masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran.

Mengkaji respon emosi dan fisik terhadap penyakit penting pula.

Apakah klien memerlukan bentuan untuk memenuhi kebutuhannya.

Apakah penyakit yang diderita berpengaruh terhadap aktivitas sosial atau harga diri.

Apakah penyait yang diderita mengancam jiwa. Apakah klein merasa cemas atau takut terhadap pengobatan.

Apakah diperlukan konseling rehabilitasi atau perawatan rumah.

Apakah support kelompok tersedia. Apa reaksi anggota keluarga.

Apakah pada klien akan dilakukan hospice care?. (Rushdal, 1999).

Diagnosa dan Intervensi keperawatan1. Resiko Infeksi Kaji resiko yang dapat terjadi akibat depresi sistem imun:

Jenis, dosis, cara pemberian kemoterapi Stressor yang sedang dialami klien dan kemampuan koping

yang dimiliki Kebiasaan kebersihan diri Pola tidur Pola makan Pola eliminasi Riwayat & pemeriksaan fisik Tanda-tanda infeksi: demam, adanya nyeri menelan, nyeri

saat eliminasi, adanya exudat Tanda perdarahan: pusing, adanya perdarahan Tanda anemia: pucat, lemah, sesak nafas saat aktifitas Fungsi pernafasan & suara nafas Laboratorium: DPL

Resiko Infeksi (lanjutan) Lakukan tindakan khusus jika angka neutrofil

<500/mm3 Lindungi klien dari terpaparnya bakteri Tempatkan klien di ruang isolasi Pasang papan pengumuman di pintu masuk ruang

isolasi klien yang menginformasikan: pengunjung harus cuci tangan sebelum masuk, pengunjung yang FLU dilarang masuk dan DILARANG membawa buah, bunga atau sayuran segar ke ruangan klien

Pasang papan pengumuman yang menginformasikan TIDAK BOLEH menginjeksi per-IM dan mengukur suhu per-rektum

Rencanakan program kebersihan mulut, mandi sehari sekali, dan kebersihan area perineum dalam kegiatan perawatan klien

Kaji tempat penusukan infus, ganti balutan dengan teknik aseptik 2 hari sekali atau apabila ada tanda-tanda plebitis

Hindari tindakan invasif (jika memungkinkan) Cuci tangan sebelum merawat klien, tidak menempatkan

petugas kesehatan yang FLU (atau infeksi lain) atau yang merawat klien yang terinfeksi di ruang isolasi

Lakukan tindakan khusus jika angka neutrofil <500/mm3 Kaji terus menerus adanya infeksi pada klien Monitor tanda vital terutama pada peningkatan temperatur Monitor angka lab neutrofil Kaji tanda infeksi seperti kemerahan, adanya peradangan di

area tertentu (mukosa mulut, tempat bekas penusukan suntik/infus, dll)

Monitor perubahan warna urin, sputum & feses Diskusikan tanda & gejala infeksi yang terjadi ke dokter yang

bertanggung jawab, kolaborasi perlu tidaknya dilakukan pemeriksaan kultur, pemberian antipiretik & antibiotik

2. Resiko Cedera: Perdarahan Lakukan tindakan khusus jika trombosit <> Cegah klien dari trauma dan resiko

perdarahan Pasang tanda DILARANG injeksi per IM dan

pemberian obat aspirin Minimalkan penusukan vena atau tekan

bekas penusukan minimal 5 menit Ajarkan cara sikat gigi dengan sikat gigi

lembut, hindari penggunaan dental floss Pasang pembatas tempat tidur Cegah konstipasi dengan pemberian cairan

minimal 3 L/hari

Monitor terjadinya perdarahan Kaji tanda infeksi dini: petekie,

ekimosis, epistaksis, darah di feses, urin, dan muntahan

Perubahan tekanan darah ortostatik >10 mmHg atau nadi >100/mnt

Monitor hematokrit & trombosit Lapor dokter jika ada tanda

perdarahan

3. Resiko gangguan Perfusi Jaringan Kaji tanda dan gejala anemia Hematokrit: 31-37% (anemia ringan), 25-30%

(anemia sedang), <25%> Tanda anemia ringan: pucat, lemah, sesak ringan,

palpitasi, berkeringat dingin; anemia sedang: meningkat tingkat keparahan tanda dari anemia ringan; tanda anemia berat: sakit kepala, pusing, nyeri dada, sesak saat istirahat, dan takikardi)

Anjurkan klien untuk merubah posisi secara bertahap, dari tidur ke duduk, dari duduk ke berdiri.

Anjurkan latihan nafas dalam selama perubahan posisi.

Kaji respon pemberian transfusi, menjadi lebih baik atau tetap.

Kaji pula perubahan hematokrit setelah transfusi Kaji adanya ketidak mampuan melakukan aktifitas,

dan kebutuhan klien akan Oksigen Kolaborasikan ke gizi & anjurkan klien untuk

mendapatkan diet tinggi Fe (zat besi) Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko

Ketidakmampuan melakukan aktifitas akibat anemia

Anjurkan klien untuk meningkatkan frekuensi & kualitas istirahat & buatkan daftar aktifitas-istirahat

Anjurkan klien untuk mengkonsumsi diet tinggi zat besi seperti hati, telur, daging, wortel dan kismis

4. Resiko Gangguan Keseimbangan Cairan Anjurkan klien untuk minum 3L/hari Monitor intake-output tiap 4 jam Kaji frekuensi, konsistensi & volume

diare/muntah Kaji turgor kulit, kelembaban mukosa Beri obat antidiare/antimuntah sesuai

program Rawat area kulit perineum dengan salep

betametasone atau Zinc Beri cairan rehidrasi (cairan fisiologis)

per-infus sesuai program

5. Resiko Gangguan Rasa Nyaman akibat Stomatitis

Berikan (kolaborasi) obat kumur yang mengandung xylocain 2% 10-15 cc per kumur dilakukan tiap 3 jam

Kolaborasikan perlunya pemberian analgesic sedang-kuat per parenteral (mis. Morphin)

6. Resiko Gangguan Integritas Kulit Perineum akibat diare Kaji area kulit perineum Anjurkan untuk membersihkan menggunakan sabun

lembut saat membilas sesudah bab Oleskan anastetik topikal K/P Gunakan pampers untuk menjaga keringnya area

perineum Intervensi Keperawatan pada Dx Resiko Terjadi

Nefrotoksik akibat Kemoterapi Hidrasi dengan cairan fisiologis 100-150cc/jam atau

sampai cairan urin bening Diuresis dengan furosemid sesuai dg program Ukur pH urin (pH > 7) Cegah dehidrasi dan muntah yang masif Hidrasi pasca kemoterapi minimal 3L/hari Monitor hasil lab ureum, creatinin

7. Resiko Gangguan Citra Diri akibat Alopesia Kaji resiko terjadi alopesia, obat kemoterapi yang

digunakan Jelaskan penyebab dari alopesia dan dampak yang

terjadi, yaitu alopesia terjadi sejenak, dapat tumbuh rambut yang baru

Anjurkan klien menceritakan perasaannya Anjurakan klien mencukur rambutnya yang panjang Anjurkan klien mencoba memakai kerudung, wig,

topi atau selendang Ikutkan klien pada kegiatan pasien alopesia di RS Ajarkan cara perawatan kulit kepala dengan

menggunakan sampoo baby, “sun cream”, dll Jika terjadi kerontokan alis & bulu mata, gunakan

kacamata hitam & topi jika bepergian

8. Resiko Disfungsi Seksual akibat Kemoterapi Bina rasa saling percaya Kaji pengetahuan klien tentang efek penyakit dan

pengobatannya pa da fungsi seksual Ciptakan lingkungan yang nyaman untuk

mendiskusikan masalah klien Mendiskusikan strategi menghadapi disfungsi seksual Alternatif pengekspresian seksual Alternatif posisi yang meminimalkan nyeri Melakukan aktifitas seksual saat kondisi tubuh fit Membantu mengetahui perasaan seksual dirinya dan

pasangannya Penjelasan dampak kemoterapi pada fungsi seksual Mendiskusikan alternatif pola dalam keluarga Mengajak orangtua klien untuk merawat anaknya Menganjurkan klien yang sulit punya anak untuk adopsi