by dr. mia = interpretasi pemeriksaan darah lengkap (idai jember)
DESCRIPTION
IDAITRANSCRIPT
INTERPRETASI PEMERIKSAAN DARAH LENGKAPMia Ratwita Andarsini, dr, SpA(K)Divisi Hematologi Onkologi Dep/SMF Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR RSUD Dr Soetomo
Pemeriksaan darah lengkap/complete blood count merupakan pemeriksaan darah yang paling sering dilakukan. Dari pemeriksaan ini, kita mendapatkan informasi tentang jumlah, ukuran dan bentuk sel dalam darah terutama sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (lekosit) dan Trombosit. Dalam menginterpretasi pemeriksaan darah lengkap harus memperhatikan anamnesis dan pemeriksaan klinis anak. Indikasi dilakukan pemeriksaan darah lengkap, antara lain :
1. Check up rutin, untuk melihat kondisi kesehatan umum 2. Mencari penyebab berbagai gejala (fatique, weakness, panas, memar atau penurunan berat badan), pada anak dengan anemia, perdarahan atau infeksi 3. Diagnosis kelainan darah (misal, leukemia, thalasemia) 4. Melihat pengaruh kemo/radioterapi pada sel darah 5. Skrining darah sebelum operasi 6. Mencari penyebab kondisi tertentu (misalnya eosinofilia pada anak dengan alergi/asma) Pemeriksaan darah lengkap meliputi Sel darah merah/eritrosit yaitu jumlah eritrosit, Hemoglobin (Hb), Hematokrit (HCT, PCV), Indeks eritrosit (MCV,MCH, MCHC) dan variasi ukuran (RDW); Sel darah putih/Lekosit yaitu jumlah lekosit dan hitung jenis (differential count) serta jumlah trombosit. Harga normal bervariasi tiap laboratorium selain tergantung pula pada umur, jenis kelamin dan tinggi permukaan laut.Sekitar 5% populasi manusia sehat, tanpa memiliki penyakit, dapat memberikan hasil pemeriksaan darah di luar rentang harga normal. Sehingga hasil pemeriksaan darah lengkap harus diinterpretasikan secara keseluruhan bersama dengan hasil anamnesis dan pemeriksaan klinis anak. Tabel 1 menunjukkan harga normal pemeriksaan darah lengkap pada anak.
Secara praktis, dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan darah lengkap, variabel-variabel yang harus diperhatikan adalah Hb, MCV, RDW, jumlah eritrosit, jumlah trombosit dan jumlah lekosit disertai dengan hitung jenisnya.Tabel 1. Nilai normal pemeriksaan darah lengkap pada anakHbHCT
MCVMCHCRetik.WBC
(103/(1)Platelet
(103/(1)
Minggu ke 26-30
Minggu ke 28
Minggu ke 30
Aterm
1-3 hari
2 minggu
1 bulan
2 bulan
6 bulan
6 bulan- 2 tahun
2 6 tahun
6 12 tahun
12 18 tahun
Laki
Perempuan
Dewasa
Laki
Perempuan13,4
14,5
15
16,5
18,5
16,6
13,9
11,2
12.6
12.0
12.5
13,5
14,5
14
15,5
1441,5
45
47
51
56
53
44
35
36
36
37
40
43
41
47
41
118,2
120
118
108
108
105
101
95
76
78
81
76
88
90
90
90
37,9
31
32
33
33
31,4
31,8
31,8
35
33
34
34
34
34
34
34-
5-10
3-10
3-7
1,8-4,6
0,1-1,7
0,7-2,3
0,5-1,0
0,5-1,0
0,5-1,0
0,5-1,0
0,8-2,5
0,8-4,14,4
18,1
18,9
11,4
10,8
11,9
10,6
8,5
8,1
7,8
7,8
7,4
7,4
254
275
290
290
192
252
150-350
150-350
150-350
150-350
150-350
150-350
150-350
ERITROSIT
Jumlah eritrosit dan kadar hemoglobin berperan pada transport oksigen. Pada kondisi anemia, tubuh akan kekurangan oksigen, sebaliknya pada kondisi polisitemia, eritrosit akan menggumpal dan menyumbat pembuluh darah sehingga eritrosit sulit mengangkut oksigen. HEMATOKRIT (HCT, PCV)Merupakan jumlah volume eritrosit di dalam darah, misal Hct 38% menunjukkan bahwa 38% dari volume darah terdiri dari eritrosit. Pemeriksaan Hematokrit dan Hemoglobin adalah tes utama untuk menentukan adanya anemia atau polisitemia
INDEKS ERITROSITDipergunakan untuk melihat tipe anemia, terdiri dari Mean Corpuscular Volume (MCV) untuk melihat ukuran eritrosit, Mean Corpuscular Hemoglobin (MCH) untuk melihat jumlah Hb di dalam tiap sel eritrosit dan Mean Corpuscular Hemoglobin Concentration (MCHC) untuk melihat konsentrasi Hb di dalam tiap sel eritrosit. Pada anak dengan anemia didapatkan penurunan kadar Hb dan Hct. Anemia diklasifikasikan berdasarkan ukuran sel darah merah menjadi tiga jenis yaitu anemia mikrositik (MCVN) dan anemia normositik (MCV N). Sedangkan berdasarkan kandungan Hb dalam sel darah merah anemia dapat dibagi menjadi anemia normokrom (MCH N) dan anemia hipokrom (MCV50000/cmm), dan sering terjadi pada infeksi berat, luka bakar, hemolisis akut dan hipoksia berkepanjangan.
Istilah Shift to the left kita jumpai pada kondisi neutrofil stab meningkat disertai dengan segmen yang menurun, menunjukkan peningkatan jumlah neutrofil imatur. Kondisi ini dapat ditemui pada penderita infeksi atau inflamasi berat. Sedangkan Shift to the right kita jumpai pada kondisi neutrofil segmen yang meningkat, sering disebabkan karena defisiensi B12 dan asam folat, namun jarang terjadi pada infeksi, uremia dan Myelodisplastic syndrome.
LIMFOSITHasil limfositopenia tidak memberikan arti yang bermakna secara klinis. Limfositosis dapat dijumpai pada infeksi akut terutama karena virus dan jarang timbul pada infeksi bacterial, pada leukemia, akibat respon stres akut, hiposplenisme dan merokok.
MONOSIT Monositopenia tidak bermakna secara klinis jikajumlah sel leukosit lain normal. Monositosis pada umumnya juga tidak bermakna, namun dapat berhubungan dengan adanya infeksi kronis (TBC), inflamasi kronis (SLE, RA, crohns dis), pada penderita post dialysis, serta dapat merupakan tanda awal Chronic Myelomonocytic Leukemia.TROMBOSITDari pemeriksaan darah lengkap, kita dapat menghitung jumlah trombosit dengan harga normal 150000-400000/cmm. Trombosit akan berada dalam sirkulasi darah selama 1-2 minggu kemudian dirusak oleh hepar dan lien.
TROMBOSITOPENIAJika kita dapatkan anak dengan trombositopenia, harus dikonfirmasikan dengan adanya perdarahan secara klinis. Umumnya perdarahan timbul jika trombosit < 50000/cmm. Kondisi false trombositopenia dapat ditemui pada keadaan pengambilan sampel darah yang tidak benar sehingga sampel darah membeku dan trombosit akan menggumpal di tube sampel darah. Jika kita dapatkan kadar trombosit tidak sesuai klinis, alangkah baiknya jika kita ulangi pemeriksaan darah lengkap dengan menggunakan sampel yang baru.Penyebab tersering trombositopenia antara lain infeksi virus, ITP, Hypersplenism, kelainan hepar, penyakit autoimmune, akibat pemberian medikasi/obat, gangguan sumsum tulang, infeksi HIV, Disseminated Intravascular Coagulation (DIC) serta pada kehamilan.
TROMBOSITOSISKondisi trombositosis reaktif tidak berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya thrombosis. Penyebab tersering trombositosis adalah reaktif trombositosis karena infeksi, atau inflamasi, defisiensi besi, post splenektomi. Kita harus mencurigai kemungkinan Myeloproliferative disorder jika didapatkan trombositosis menetap selama lebih dari 6 bulan tanpa ada penyebab lain yang jelas. DAFTAR PUSTAKA
1. Tefferi A, Hanson CA, Inwards J. How to interpret and pursue an abnormal complete blood count in adults. Mayo Clin Proc 2005;80:923-36.2. Fraser T, Tilyard M. Complete blood count in primary care. 2008. Available at www.bpac.or.nz Accessed on 23rd May 2012.3. Desai M. ABC of CBC. 2011. Available at www.pediatricsforyou.in/ome/june/2011/ABC.pdf Accessed on 6th March 2013. 4. Inoue S. Pediatric acute anemia. 2013. Available at http://emedicine.medscape.com/article/954506 Accessed on 5th April 2013.5. Cham B, Israels L. Granulopoiesis. In: Mechanisms in hematology. LG Israels, ED Israels, eds. 3rd ed. Canada: Core Health Services, Inc. 53-84.
1