persis idai tb

Upload: johan-yap

Post on 04-Jun-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    1/47

    Tuberkulosis Pada Anak

    I.1 Epidemiologi

    Sejak akhir tahun 1990-an, dilakukan deteksi terhadap beberapa penyakit yang

    kembali muncul and menjadi masalah ( re-emerging disease), terutama di negara maju.

    Salah satu di antaranya adalah TB. World health organization memperkirakan bahwa

    sepertiga penduduk dunia ( miliar !rang" telah terin#eksi !leh M. tuberculosis, dengan

    angka tertinggi di $#rika, $sia, dan $merik %atin.

    Tuberkul!sis, terutama TB paru, merupakan masalah yang timbul tidak hanya dinegara berkembang, tetapi juga di negara maju. Tuberkul!sis tetap merupakan salah

    satu penyebab tingginya angka m!rbiditas dan m!rtalitas, baik di negara berkembang

    maupun di negara maju. $da tiga hal yang mempengaruhi epidemi!l!gi TB setelah

    tahun 1990, yaitu perubahan strategi pengendalian, in#eksi &' , dan pertumbuhan

    p!pulasi yang tepat.

    1.1.1 Prevalens

    Morbiditas dan Mortalitas

    %ap!ran mengenai TB anak jarang didapatkan. )iperkirakan jumlah kasus TB anak per

    tahun adalah *-+ dari t!tal kasus TB. Berdasarkan lap!ran tahun 19 *, dari 1 +1

    kasus TB anak berusia 1* tahun, +/ di antaranya berusia * tahun. ada sur ei

    nasi!nal di 'nggris dan 2ales yang berlangsung selama setahun pada tahun 19 /,

    didapatkan bahwa 3* anak berusia 1* tahun menderita TB (456T-6)7, 19 ". )ari

    $labama, $merika, dilap!rkan bahwa selama 11 (tahun 19 /-199/" didapatkan 181

    kasus TB anak usia 1* tahun. )i negara berkembang, TB pada anak berusia 1* tahun

    adalah 1* dari seluruh kasus TB, sedangkan di negara maju, angkanya lebih rendah,

    yaitu *-8 .

    ada tahun 19 9, 2& memperkirakan bahwa setiap tahun terdapat 1,/ juta

    kasus baru TB anak, dan 3*0.000 anak usia 1* tahun meninggal dunia karena TB.

    :asus baru diperkirakan akan meningkat setiap tahun, dari 8,* juta kasus (13/ kasus per

    100.000 penduduk" pada tahun 1990, menjadi , juta kasus (1* kasus per 100.000

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    2/47

    penduduk" pada tahun 199*, menjadi 10, juta kasus (1+/ kasus per 100.000 penduduk

    pada tahun 000, dan akan mencapai 11,9 juta kasus pada tahun 00*.

    T!tal insidens TB selama 10 tahun, dari tahun 1990-1999, diperkirakan

    sebanyak , juta penyandang TB, juta di antaranya berhubungan dengan in#eksi

    &' . ada tahun 000 terdapat 1, juta kematian akibat TB, +.000 di antaranya

    berhubungan dengan &' .

    Selama tahun 19 *-199 , peningkatan TB paling banyak terjadi pada usia *-33

    tahun (*3,* " diikuti !leh usia 0-3 tahun (/+,1 ", and *-1 tahun (/ ,1 ". ada tahun

    00*, diperkirakan kasus TB naik * dari tahun 1990, 90 di antaranya terjadi di

    negara berkembang.

    )i $merika Serikat dan :anada, peningkatan TB pada anak berusia 0-3 tahun

    adalah 19 , sedangkan pada usia *-1* tahun adalah 30 . )i $sia Tenggara, selama 10

    tahun, diperkirakan bahwa jumlah kasus baru adalah /*,1 juta, di antaranya ( ,

    juta" diserti in#eksi &' . 4enurut 2& (1993", 'nd!nesia menduduki perigkat ketiga

    dalam kasus baru TB (0,3 juta kasus baru", setelah 'ndia ( ,1 juta kasus" dan 6ina (1,1

    juta kasus". Sebanyak 10 dari seluruh kasus terjadi pada anak berusia 1* tahun.

    eningkatan kasus TB di berbagai tempat pada saat ini, diduga disebabkan !leh

    begbagai hal, yaitu; (1" diagn!sis tidak tepat, ( " peng!batan tidak adekuat, (/" pr!gram penanggulangan tidak dilaksanakan dengan tepat, (3" in#eksi endemik &' , (*" migrasi

    penduduk, (+" meng!bati sendiri ( self treatment ", (8" meningkatnya kemiskinan, dan ( "

    pelayanan kesehatan yang kurang memadai.

    Tuberkul!sis pada anak merupakan #akt!r penting di negara-negara berkembang

    karena jumlah anak berusia 1* tahun adalah 30-*0 dari seluruh p!pulasi.(

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    3/47

    ada tahun 1990, jumlah kematian karena TB didunia diperkirakan hampir

    sebesar / juta dan hampir 90 kematian tersebut terjadi di negara berkembang. ada

    tahun 000, jumlah kematian diperkirakan sebesar /,* juta.

    4enurut perkiraan 2& pada tahun 1999, jumlah kasus TB baru di 'nd!nesia

    adalah * /.000 !rang per tahun dan menyebabkan kematian sekitar 130.000 !rang per

    tahun. World Heatlh Organization memperkirakan bahwa TB merupakan penyakit

    in#eksi yang paling banyak menyebabkan kematian pada anak dan !rang dewasa.

    :ematian akibat TB lebih banyak dari pada kematian akibat malaria dan $')S. ada

    wanita, kematian akibat TB lebih banyak dari pada kematian akibat kehamilan,

    persalinan, dan ni#as. =umlah seluruh kasus TB anak dari tujuh 5umah Sakit (5S" usat

    endidikan di 'nd!nesia selama * tahun (199 - 00 " adalah 10 + penyandang TB

    dengan angka kematian yang ber ariasi dari 0 -13,1 . :el!mp!k usia terbanyak

    adalah 1 -+0 bulan (3 ,9 ", sedangkan untuk bayi 1 bulan didapatkan 1+,* .

    :arena sulitnya menegakkan diagn!sa TB pada anak, data TB anak sangat

    terbatas, termasuk di 'nd!neisia. 7ntuk mengatasi kesulitan tersebut, 2& sedang

    melakukan upaya dengan cara membuat k!nsesnsus diagn!sa di berbagai negara.

    )engan adanya k!nsensus, diharapkan diagn!sa TB anak )apat ditegakkan, sehingga

    kemungkinan overdiagnosis atau underdiagnosi dapat diperkecil dan angka pre alens pastinya diketahui.

    Prevalens tuberkulin posotif

    7ji tuberkulin adalah uji yang dilakukan untuk mendeteksi in#eksi 4. tuberculosis ,

    dapat juga dipergunakan untuk mengukur pre alens in#eksi. )ari pre alens in#eksi

    dapat diketahui annual risk of tuberculosis infection ($5T'" dengan met!de k!n ersi.

    $5T' merupakan salah satu parameter epidemi!l!gi untuk menentukan beban penyakitTB ( bureden of tuberculosis ". arameter epidemi!l!gi lainnya adalah perkiraan insiden

    BT$ p!siti# dan TB paru, kasus yang dilap!rkan dan laju yang dilap!rkan ( case

    notification and notification rates ", perkiraan cakupan yang mendapat layanan

    kesehatan di p!pulasi, serta perkiraan case fatality rate untuk pasien dengan BT$

    p!siti# TB yang lain. $5T' adalah pr!pabilitas sese!rang yang tidak terin#eksi menjadi

    terin#eksi !leh M. tuberculosis dalam kurun waktu satu tahun. $5T' dapat diperkirakan

    bila dilakukan sur ei tuberkulin berulang di suatu p!pulasi pada waktu yang berbeda.

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    4/47

    Sur ei tersebut dilaksanakan dengan teknik yang sama, pada sekel!mp!k subyek yang

    belum mendapat aksinasi B6< dengan usia yang sama.

    Bila sistem sur eilans tidak dapat dilakukan untuk mendeteksi dan pelap!ran

    insidens kasus, maka $5T' merupakan teknik yang dapat dipertanggungjawabkan

    untuk mengetahui besarnya in#eksi TB. Berdasarkan sur ey yang dilakukan pada tahun

    003, rata-rata pre alensi kasus BT$ p!siti# diperkirakan 103 per 100.000 penduduk.

    >amun dengan membaginya berdasarkan durasi penyakit, insiden dari kasus BT$

    p!siti# menjadi 9+ per 100.000 penduduk. &asil penelitian uji tuberkulindi beberapa

    negara berkembang telah dipakai untuk memperkirakan besarnya $5T'. $5T' di

    negara-negara $#rika daerah Sub-Sahara berkisar antara 1,* sampai ,* disusul !leh

    negara-negara $sia Selatan dan $sia Timur sebesar 1 sampai , sedangkan $#rika

    7tara, Timur Tengah dan $merika Tengah dan %atin, diperkirakan $5T' antara 0,*

    dan 1,* . ada tahun 1990 diperkirakan 1,8 miliar !rang (sekitar sepertiga p!pulasi

    dunia" terin#eksi !leh M. tuberculosis , sebagian besar dari mereka ada di negara

    berkembang. (5a igli!ne dkk, 199*". ada tahun 00+ dilakukan penelitian untuk

    mengetahui angka $5T' pada anak yang dilakukan di Sumatera barat . Berdasarkan

    pengamatan pada anak yang memiliki skar B6< dengan 1+ mm sebagai cut off point

    dari permeriksaan tuberkulin didapatkan angka pre alensi in#eksi (9* 6'; +, -9 "mencapai sehingga didapatkan nilai $5T' sebesar 1 . )iestimasikan untuk setiap

    1 $5T', rata-rata menunjukan 9+ kasus BT$ p!siti# TB per 100.000 p!pulasi.

    I.1.2 Faktor Risiko

    Terdapat beberapa #akt!r yang mempermudah terjadinya in#eksi TB maupun

    timbulnya penyakit TB pada anak. 4#akt!r-#akt!r tersebut dibagi menjadi #akt!r risik!

    in#eksi dan #akt!r risik! pr!gresi in#eksi menjadi penyakit (risik! penyakit".

    I.1.2.1 Risiko infeksi TB

    ?akt!r terjadinya in#eksi TB antara lain adalah anak yang terpajan dengan !rang

    dewasa dengan TB akti# (k!ntak TB p!siti#", daerah endemis, kemiskinan, lingkungan

    yang tidak sehat (higiene dan sanitasi tidak baik", dan tempat penampungan umum

    (panti asuhan, penjara atau panti perawatan lain", yang banyak terdapat pasien TB

    dewasa akti#.

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    5/47

    Sumber in#eksi TB pada anak terpentying adlah pajanan terhadap !rang dewasa

    yang in#eksius, terutama dengan BT$ p!siti#. Berarti, bsayi dari se!rang ibu dengan

    BT$ sputum p!siti# memiliki risik! tinggi terin#eksi TB. Semakin erat bayi tersebut

    dengan ibunya, semakin besar pula kemungkinan bayi tersebut terpajan percik renik

    (dr!plet nuclei" yang in#eksius.

    5esik! timbulnya transmisi kuman dari !rang dewasa ke anak akan lebih tinggi jika

    pasien dewasa tersebut mempunyai BT$ sputum p!siti#, in#itrat luas atau ka itas pada

    l!bus atas, pr!duksi sputum banyak dan ecer, batuk pr!dukti# dan kuat, serta terdapat

    #akt!r lingkungan yang kurang sehat terutama sirkulasi udara yang tidak baik.

    asien TB anak jarang menularankan kuman pada anak lain atau !rang dewasa

    disekitarnya. &al ini dikarenakan kuman TB sangat jarang ditemukan di dalam sekret

    end!br!nkial pasien anak. $da beberapa hal yang dapat menjelaskan hal tersebut.

    ertama, jumlah kuman pada TB anak biasanya sedikit (paucibacillary", tetapi karena

    imunitas anak masih lemah, jumlah yang sedikit tersebut sudah mampu menyebabkan

    sakit. :edua, l!kasi in#eksi primer yang kemudian berkembang menjadi sakit TB primer

    biasanya terjadi di daerah paremkim yang jauh dari br!nkus, sehingga tidak terjadi

    pr!duksi sputum. :etiga, tidak ada@sedikitnya pr!duksi sputum dan tidak terdapatnya

    esept!r batuk di daerah parenkim menyebabkan jarangnya terdapat gejala batuk padaTB anak.

    I.1.2.2 Risiko akit TB

    $nak yang telah terin#eksi TB tidak selalu akan mengalami sakit TB. Berikut ini

    adalah #akt!r-#akt!r yang dapat menyebabkan berkembangnya in#eksi TB menjadi sakit

    TB. ?akt!r risik! yang pertama adalah usia. $nak berusia * tahun mempunyai risik!

    lebih besar mengalami pr!gresi in#eksi menjadi sakit TB karena imunitas seluralnya belum berkembang sempurna (imatur". $kan tetapi, risik! sakit TB ini akan berkurang

    secara bertahap seiring dengan pertambahan usia. ada bayi yang terin#eksi TB,

    3/ nya akan menjadi sakit TB, pada anak usia 1-3 tahun, yang menjadi sakit hanya

    3 , pada usia remaja 1* , dan pada dewasa *-10 . $nak berusia * tahun memliki

    risik! lebih tinggi mengalami TB diseminata (seperti TB milier dan meningitis TB",

    dengan angka m!rb!ditas dan m!rtalitas tinggi. 5isik! tertinggi terjadinya pr!gresi itas

    dari in#eksi menjadi sakit TB adalah selama 1 tahun pertama setelah in#eksi, terutama

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    6/47

    selama + bulan pertama. ada bayi, rentang waktu antara terjadinya in#eksi dan

    timbulnya sakit TB singkat (kurang dari 1 tahun" dan biasanya timbul gejala yang akut.

    ?akt!r risik! berikutnya adalah in#eksi baru yang ditandai dengan adanya k!n ersi

    uji tuberkulin (dari negati# menjadi p!siti#" dalam 1 tahun terakhir. ?akt!r risik! lainnya

    adalah malnutrisi, keadaan imun!k!mpr!mais (misalnya pada in#eksi &' , keganasan,

    transplantasi !rgan, dan peng!batan imun!supresi", diabetes militus, dan gagal ginjal

    kr!nik. ?akt!r yang tidak kalah penting pada epidemi!l!gi TB adalah status

    s!si!ek!n!mi yang rendah, penghasilan yang kurang, kepadatan hunia, pengangguran,

    pendidikan yang rendah, dan kurangnya dana untuk pelayana masyarakat. )i negara

    maju, migrasi penduduk termasuk menjadi #akt!r risik!, sedangkan di 'nd!nesia hal ini

    belum menjadi masalah yang berarti. ?akt!r lain yang mempunyai risik! terjadinya

    penyakit TB adalah irulensi dari M. tuberculosis dan d!sis in#eksinya. $kan tetapi,

    secara klinis hal ini sulit untuk dibuktikan.

    Seperti telah disebutkan sebelumnya, keadaan imun!k!mpr!mais merupakan salah

    satu #akt!r risik! penyakit TB. ada in#eksi &' , terjadi kerusakan sistem imun

    sehingga kuman TB yang d!rman mengalami akti asi. andemi in#eksi &' dan $')S

    menyebabkan peningkatan pelap!ran TB secara bermakna di beberapa negara. )i

    perkirakan risik! terjadinya sakit TB pada pasien &' dengan tuberkulin p!siti# adalah8-10 per tahun , dibandingkan dengan pasien n!n-&' yang risik! terjadinya sakit

    Tbadalah *-10 selama hidupnya. ada tahun 1990, 3,+ kematian akibat TB

    disebabkan !leh &' dan dipekirakan akan meningkat menjadi lebih dari 13 pada

    tahun 000. $ngka kejadian TB yang telah menurun pada awal abad ke- 0 kembali

    meningkat pada akhir tahun 19 0. &al tersebut terjadi bersamaan dengan meningkatnya

    epidemi &' dan resistensi multi!bat( Multi rug !esistance A 4)5", bahkan sekarang

    sudah terjadi resistensi !bat yang ekstrim ( "#treme rug !esistance A )5". Secararingkas risik! sakit TB pada anak yang terin#eksi TB dapat dilihat pada Tabel 1.1.1.

    Tabel 1.1.1 5isik! Sakit Tuberkul!sis pada $nak yang Terin#eksi Tuberkul!sis

    !mur saat infeksi Risiko sakit

    Primer "tahun# Tidak akit TB ParuTB $iseminata

    "milier% menin&itis# 1

    1 C

    C *

    *0

    8* C 0

    9*

    /0 C 30

    10 C 0

    *

    10 C 0

    C *

    0.*

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    7/47

    * C 10

    D 10

    9

    0 C 90

    10 C 0

    0.*

    0.*

    Gambar 4.2.1 Komplikasi dan sekuele infeksi TB paru primer.

    Selama masa inkubasi, sebelum terbentuknya imunitas selular, dapat terjadi

    penyebaran lim#!gen dan hemat!gen. ada penyebaran lim#!gen, kuman menyebar ke

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    8/47

    kelenjar lim#e regi!nal membentuk k!mpleks primer, atau berlanjut menyebar secara

    lim#!hemat!gen. )apat juga terjadi penyebaran hemat!gen langsung, yaitu kuman

    masuk ke dalam sirkulasi darah dan menyebar ke seluruh tubuh. $danya penyebaran

    hemat!gen inilah yang menyebabkan TB disebut sebagai penyakit sistematik.

    enyebaran hemat!gen yang paling sering terjadi adalah dalam bentuk

    penyebaran hemat!genik tersamar "occult hematogenic spread #. 4elalui cara ini,

    kuman TB menyebar secara sp!radik dan sedikit demi sedikit shingga tidak

    menimbulkan gejala klinis. :uman TB kemudian akan mencapai berbagai !rgan di

    seluruh tubuh, bersarang di !rgan yang mempunyai askularisasi baik, paling sering di

    apeks paru, limpa, dan kelenjar lim#e super#isialis. Selain itu, dapat juga bersarang di

    !rgan lain seperti !tak, hati, tulang, ginjal dan lain-lain. ada umumnya, kuman di

    sarang tersebut tetap hidup, tetapi tidak akti# (tenang", demikian pula dengan pr!ses

    pat!l!giknya. Sarang di apeks paru disebut dengan #!kus Sim!n, yang kemudian hari

    dapat mengalami reakti asi dan terjadi TB apeks paru saat dewasa.

    Bentuk penyebaran hemat!gen yang lain adalah penyebaran hemat!genik

    generalisata akut "acute generalized hematogenic spread #. ada bentuk ini, sejumlah

    besar kuman TB masuk dan beredar di dalam darah menuju ke seluruh tubuh. &al ini

    dapat menyebabkan timbulnya mani#estasi klinis penyakit TB secara akut , yang disebutTB diseminata. Tuberkul!sis diseminata ini timbul dalam waktu -+ bulan setelah

    terjadi in#eksi. Timbulnya penyakit bergantung pada jumlah dan irulensi kuman TB

    yang beredar serta #rekuensi berulangnya penyebaran. Tuberkul!sis diseminata terjadi

    karena tidak adekuatnya sistem imun pejamu ( host " dalam mengatasi in#eksi TB,

    misalnya pada anak bawah lima tahun (balita" terutama di bawah dua tahun.

    Tuberkul!sis milier merupakan hasil dari acute generalized hematogenic spread

    dengan jumlah kuman yang besar. :uman ini akan menyebar ke seluriuh tubuh, dalam perjalanannya di dalam pembuluh darah akan tersangkut di ujung kapiler, dan

    membentuk tuberkel di tempat tersebut. Semua tuberkel yang dihasilkan melalui cara ini

    akan mempunyai ukuran yang lebih kurang sama. 'stilah milier berasal dari gambaran

    lesi diseminata yang menyerupai butir padi-padian@jewawut ( millet seed ". Secara

    pat!l!gi anat!mik, lesi ini berupa n!dul kuning berukuran 1-/ mm, sedangkan secara

    hist!l!gik merupakan granul!ma.

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    9/47

    Bentuk penyebaran hemat!gen yang jarang terjadi adalah protracted

    hematogenicspread. Bentuk penyebaran ini terjadi bila suatu #!kus perkijuan di dinding

    askular pecah dan menyebar ke seluruh tubuh, sehingga sejumlah besar kuman TB

    akan masuk dan beredar di dalam darah. Secara klinis, sakit TB akibat penyebaran tipe

    ini tidak dapat dibedakan dengan acute generalized hematogenik spread.

    ada anak, * tahun pertama setelah in#eksi (terutama 1 tahun pertama", biasanya

    sering terjadi k!mplikasi TB. 4enurut 2allgren, ada tiga bentuk dasar TB paru pada

    anak, yaitu penyebaran lim#!hemat!gen, TB end!br!nkial, dan TB paru kr!nic.

    Sebanyak 0,* -/ penybaran lim#!hemat!gen akan menjadi TB milier atau meningitis

    TB, hal ini biasanya terjadi /-+ bulan setelah in#eksi primer. Tuberkul!sis end!br!nkial

    (lesi segmental yang timbul akibat pembesaran kelenjar regi!nal" dapat terjdai dalam

    waktu yang lebih lama (/-9 bulan". Terjadi TB paru kr!nik sangat ber ariasi,

    bergantung pada usia terjadinya in#eksi primer. Tuberkul!sis paru kr!nik biasanya

    terjadi akibat reakti asi kuman di dalam lesi yang tidak mengalami res!lusi sempurna.

    5eakti asi itu jarang terjadi pada anak tetapi sering pada remaja dan dewasa muda.

    Tuberkul!sis ekstrapulm!nal dapat terjadi pada *-/0 anak yang terin#eksi

    TB. Tuberkul!sis tulang dan sendi terjadi pada *-10 anak yang terin#eksi, dan paling

    banyak terjadi dalam 1 tahun, tetapi dapat juga -/ tahun kemudian. Tuberkul!sis ginjal biasanya terjadi *- * tahun setelah terin#eksi primer. Secara singkat, pat!genesis

    tuberkul!sis dapat dilihat pada

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    10/47

    E6atatan;

    1. enyebaran hemat!gen umumnya terjadi secara sp!radik ( occult hematogenicspread ". :uman

    TB kemudian membuat #!kus k!l!ni di berbagai !rgan dengan askularisasi yang baik. ?!kus

    ini berp!tensi mengalami reakti asi di kemudian hari.

    . :!mpleks primer terdiri dari #!kus primer (1", lim#angitis ( ", dan lim#adenitis regi!nal (/".

    /. TB primer adalah pr!ses masuknya kuman TB, terjadi penyebaran hemat!gen, terbentuknyak!mpleks primer dan imunitas selular spesi#ik, hingga pasien mengalami in#eksi TB dan dapat

    menjadi sakit TB primer.

    3. Sakit TB pada keadaan ini disebut TB pascaprimer karena mekanismenya bisa melalui pr!ses

    reakti asi #!kus lama TB (end!gen" atau rein#eksi ( in#eksi sekunder dan seterusnya" !leh kuman

    TB dari luar (eks!gen".

    Gambar '.2.2. Ba&an pato&enesis tuberkulosis.

    Per(alanan )lamiah

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    11/47

    4ani#estasi klinis TB di berbagai !rgan muncul dengan p!la yang k!nstan, sehingga

    dari studi 2allgen dan peneliti lain dapat disusun suatu kalender terjadi TB di berbagai

    !rgan (

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    12/47

    ketiga. Tuberkul!sis ginjal biasanya terjadi lebih lama, yaitu *- * tahun setelah ter

    in#eksi primer. Sebagian besar meni#estasi klinis sakit TB terjadi pada * tahun pertama,

    terutama pada 1 tahun pertama, dan 90 kematian karena TB terjadi pada Tahun

    pertama setelah diagn!sis TB.

    Secara ringkas risik! sakit TB pada anak yang terin#eksi TB dapat dilihat pada

    Tabel 1. . .

    Tabel 1.2.1 5isik! sakit tuberkul!sis pada anak yang terin#eksi Tuberkul!sis

    !mur saat infeksi Risiko sakit

    Primer "tahun# Tidak akit TB ParuTB $iseminata

    "milier% menin&itis# 1

    1 C

    C *

    * C 10

    D 10

    *0

    8* C 0

    9*

    9

    0 C 90

    /0 C 30

    10 C 0

    *

    10 C 0

    10 C 0

    C *

    0.*

    0.*

    0.* Sumber; 4arais dkk. 'nt = Tuberg %ung )is 003F ;/9 dan 4arais dkk. $m = 5espir 6rit 4ed 00+F 18/; 108 C90

    Tabel 1.2.2 Tahapan Tuberkul!sis pada anak

    TahapanPa(anan Infeksi Pen,akit

    7ji tuberkulin

    emeriksaan #isik

    ?!t! p!l!s dada

    r!#ilaksi@terapi TB

    =umlah !bat

    >egati#

    >!rmal

    >!rmal

    Selalu

    Satu

    !siti#

    >!rmal

    Biasanya n!rmal G

    ada im!n!k!mpr!mis

    Satu

    !siti#

    Biasanya tidak n!rmalE

    Biasanya tidak n!rmal H

    Selalu

    Tiga atau empatE pada *0 anak dengan tuberkul!sis paru didapatkan pemeriksaan #isik yang n!rmal

    G kalsi#ikasi atau granul!ma kecil diartikan in#eksi, bukan penyakit

    H pada beberapa anak dengan tuberkul!sis paru tidak didapatkan kelainan pada #!t! p!l!s dada

    I.2 $ia&nosis Tuberkulosis pada anak

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    13/47

    )iagn!sis pasti TB ditegakkan dengan ditemukannya 4. tubercul!sis pada

    pemeriksaan sputum, bilas lambung serebr!spinal ( 6SS ", cairan pleura, atau bi!psy

    jaringan , pada anak, kesulitan menegakkan diagn!sis pasti disebabkan !leh dua hal,

    yaitu sedikitnya jumlah kuman (paucibacillary " dan sulitnya pengambilan specimen

    (sputum"

    enyebab pertama, yaitu jumlah kuman TB di secret br!nkus pasien anak lebih

    sedikit dari pada dewasa, karena l!kasi kerusakan jaringan TB paru primer terletak di

    kelenjar lim#e hilus dan parenkim paru bagian peri#er. Selain itu, tingkat kerusakan

    parenkim paru tidak seberat pasien dewasa. Basil than asam baru dapat dilihat dengan

    mikr!sk!p bila jumlahnya paling sedikit *.000 kuman dalam 1 ml specimen.

    enyebab kedua, yaitu sulitnya melakukan pengambilan specimen@sputum. ada

    anak. :arena l!kasi kelainannya di parenkim yang tidak berhubungan langsung dengan

    br!nkus, maka pr!duksi sputum tidak ada@ minimal dan gejala batuk juga jarang.

    Sputum yang representati e untuk dilakukan pemeriksaan mikr!sk!pis adalah sputu

    yang kental dan purulen, berwarna hijau kekuningan dengan !lume / C * ml, dan ini

    sulit diper!leh pada anak. 2alaupun batuknya berdahak, pada anak biasanya dahak

    akan ditelan, sehingga diperlukan bilas lambung yang diambil melalui nas!gastric tube

    (>

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    14/47

    :elenjar lim#e ; hilus,paratrakeal,mediastinum

    ; #!cus, primer,pneum!nia,atelektasis,tuberkul!ma,

    :a itas

    Sluran napas ; air trapping, penyakit end!br!nkial,trake!br!nkitis,

    Sten!sis br!nkus,#istula br!nk!pleura, br!nkiektasis, #istula

    Br!nk!es#agus.

    leura ; e#usi,#istula br!nk!pleura, empiema, pneum!t!raks,

    &em!t!raks

    embuluh darah ; milier, perdarahan paru.

    Tabel 1.3. bentuk klinis tubercul!sis pada anak

    in#eksi TB

    uji tuberculin p!siti# tanpa kelainan

    klinis radi!l!gist

    dan labarat!rium.

    enyakit TB

    aru TB paru primer ( pembesaran" kelenjar hilus denganatau tanpa kelainan parenkim"

    TB paru pr!gresi# (pneum!nia, TB end!br!nkial"

    TB paru kr!nik (ka itas,#!br!sis,tuberkul!ma"

    TB milier

    I#usi pleura TB

    )iluar paru kelenjar lim#etak dan selaput !tak

    Tulang dan sendi

    Saluran cerna termasuk hati, kantung empedu

    ankeas

    Saluran kemih termasuk ginjal

    :ulit

    4ata

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    15/47

    Telinga dan mast!did

    =antung

    4embrane ser!us (perit!neum,pericardium"

    :elenjar end!krin (adrenal"

    Saluran napas bagian atas (t!nsil, laring, kelenjar

    Ind!krin"

    I.'.1 Menifestasi klinis

    at!genesis TB sangat k!mpleks, sehingga meni#estasi klinis TB sangat ber ariasi dan

    bergantung pada beberapa #act!r. ?act!r yang berperan adalah kuman TB, pejamu, serta

    interaksi antar keduanya. ?akt!r kuman bergantung pada jumlah dan irulensi kuman,

    sedangkan #act!r pejamu bergantung pada usia, dan k!mpetensi imun serta kerentanan

    pejamu pada awal terjadinya in#eksi. $nak kecil seringkali tidak menunjukkan gejala

    walaupun sudah tampat pembesaran kelenjar hilus pada #!t! t!raks. 4eni#estasi klinis

    TB terbagi dua, yaitu meni#estasi sistemik dan mani#estasi spesi#ik !rgan @ l!kal.

    4ani#estasi Sistemik (7mum@n!nspesi#ik"

    4ani#estasi sistemik adalah gejala yang bersi#at umum dantidak spesi#ik karena dapat

    disebabkan !leg berbagai penyakit atau keadaan lain. Sebagian besar anak dengan TBtidak memperlihatkan gejala dan tanda selama beberapa waktu. Sesuai dengan si#at

    kuman TB yang lambat membelah mani#estasi klinis TB umumnya berlangsung

    bertahap dn perlahan, kecuali TB diseminata yang dapat berlangsung dengan cepat dan

    pr!gresi# seringkali, !rang tua tidak dapat menyebutkan secara pasti kapan berbagai

    gejala dan tanda klinis tersebut mulai muncul. Tubercul!sis yang mengenai !rgan

    manapun dapat memberikan gejala dan tanda klinis sistemik yang tidak khas,terkait

    dengan !rgan yang terkena. :eluhan sistemik ini diduga berkaitan dengan peningkatantum!r necr!sis #act!r-J (T>?-J".

    Salah satu gejala sistemik yang sering terjadi adalah demam. Temuan demam

    pada pasien TB berkisar antara 30 C 0 kasus. )emam biasanya tidak tinggi dan

    hilang timbul dalam jangka waktu yang cukup lama. 4ani#estasi sistemik lain yang

    sering dijumpai adalah an!reksia, berat badan (BB" tidak naik ( turun,tetap, atau

    naik,tetapi tidak sesuai dengan gra#ik tumbuh", dan malaise (letih,lesu,lemah,lelah".

    :eluhan ini sulit diukur dan mungkin terkait dengan penyakit penyerta.

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    16/47

    ada sebagian besar kasus TB paru pada anak, tidak ada mani#estasi respirat!rik

    yang men!nj!l. Batuk kr!nik merupakan gejala tersering pada TB paru dewasa, tetapi

    pada anak bukan merupakan gejala utama. ada anak, gejala batuk berulang lebih

    sering disebabkan !leh asma, sehingga jika menghadapi anak dengan batuk br!nkus

    sehingga merangsang resept!r batuk secara kr!nik, selain itu, berulang timbul karena

    anak dengan TB mengalami penurunan imunitas tubuh, sehingga mudah mengalami

    in#eksi respirat!rik akut ('5$" berulang . gejala batuk kr!nik berulang dapat disebabkan

    !leh berbagai penyakit lain, misalnya rin!sinusitis, re#luks

    gastr!es!#ageal,pertusis,rhinitis kr!nik, dan lain-lain (Tabel '.3./" gejala sesak jarang

    dijumpai, kecuali pada keadaan sakit berat yang berlangsung akut, misalnya pada TB

    milier,e#usi pleura, dan pneum!nia TB.

    Tabel '.3./ penyebab batuk kr!nik berulang pada anak

    Bayi $nak :ecil $nak Besar

    5e#luks gastr!es!#agus hiperreakti itas saluran respirat!ri asma

    ascain#eksi irus

    'n#eksi $sma p!st-nasal drip

    4al#!rmasi c!ngenital per!k!k pasi# 4er!k!k enyakit jantung bawaan re#luks gastr!es!#agus TB pulm!ner

    er!k!k pasi# benada asing br!nkiektasis

    !lusi lingkungan br!nkiektasis batuk psik!genik

    5angkuman dari gejala umum pada TB anak sebagai berikut ;

    1. )emam lama ( K minggu" dan @ atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan

    demam ti#!id, in#eksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain", yang dapat disertai

    dengan keringat malam.)emam umumnya tidak tinggi.

    . batuk lama D / minggu, dan sebab lain telah disingkirkan.

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    17/47

    /. berat badan turun tanpa sebab yang jelas, atau tidak naik dalam 1 bulan dengan

    penanganan giLi yang adekuat.

    3. na#su makan tidak ada (an!reksia" dengan gagal tumbuh dan BB tidak naik dengan

    adekuat (?ailure t! thri e".

    *. lesu atau malaise

    +. )iare persisten yang tidak sembuh dengan peng!batan baku diare.

    Tabel '.3.3 ?rekuensi

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    18/47

    :arakteristik kelenjar yang dijumpai biasanya multiple, unilateral, tidak nyeri tekan,

    tidak hangat pada perabaan, mudah digerakkan, dan dapat saling melekat (c!n#luence"

    satu sama lain. erlekatan ini terjadi akibat adanya in#lamasi pada kapsul kelenjar lim#e

    (peri#!cal in#lammati!n". embesaran kelenjar super#isialis ini dapat disebabkan !leh

    penyakit lain, seperti dapat dilihat pada tabel '.3.*

    Tabel '.3.* )iagn!sis banding pembesaran :elenjar %im#e Super#isialis

    'n#eksi :eganasan

    'n#eksi 5espirat!rik berulang rimer

    )emam ti#!id penyakit h!dgkin

    Tubercul!sis %im#!ma n!n-h!dgkin

    $')S kelainan histi!stik

    4!n!nukle!sis

    64 enyakit aut!imun

    5ubella 5eumat!id artritis

    arisela %upus aritemat!sus

    5ube!la )ermat!mi!sitis

    &ist!plasm!sisT!ks!plasm!sis 5eaksi bat

    dan lain-lain.

    %ain-lain

    Sark!id!sis

    Serum sickness

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    19/47

    terjadi berupa nyeri kepala, penurunan kesadaran, kaku kuduk, muntah pr!yektil, dan

    kejang. r!ses pat!l!gi meningitis TB biasanya terbatas di basal !tak, sehingga gejala

    neur!l!gist lain berhubungan dengan gangguan sara# cranial. Bentuk TB SS yang lain

    adalah tuberkul!ma, yang mani#etasi klinisnya lebih samara daripada miningtis TB

    sehingga biasanya terdeteksi secara tidak sengaja. Bila telah terjadi lesi yang

    menyebabkan pr!ses desak ruang, maka mani#estasi klinisnya sesuai dengan l!kasi lesi.

    System skeletal

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    20/47

    . tubercul!sis !tak dan sara#

    meningitis TB

    tuberkul!ma !tak

    /. Tuberkul!sis sistem skeletal

    Tukang punggung (sp!ndilitis" ; gibbus

    Tulang panggul (k!ksitis" ; pincang

    Tulang lutut (g!nitis" ; pincang dan @ atau bengkak

    Tulang kaki dan tangan

    Spina ent!sa (daktilitis"

    3. tubercul!sis kulit ; skr!#ulderma.*. tubercul!sis mata

    k!njungti itas #liktenularis (c!njungti itis phlyctenularis"

    +. tubercul!sis !rgan-!rgan lainnya, misalnya perit!nitis TB, TB ginjal, dll

    enelitian mengenai mani#estasi klinis TB yang diadakan di 5S64-jakarta C

    memberikan hasil, dari 11* pasien bagian anak di 5S64-jakarta yang berusia + bulan C

    1 tahun dengan diagn!sis TB yang telah dibuktikan dengan pemeriksaan bakteri!l!gik,didapatkan mani#estasi klinis sebagai berikut.

    Sebanyak 10 kasus mengalami demam berulang dan batuk, 1 pasien (usia 8 bulan"

    dating dengan keluhan diare kr!nik, 8 pasien mempunyai gejala asma gejala TB, dan 8

    pasien mempunyai gejala alergi seperti prurig!, rhinitis alergika, dan urtikaria sebanyak

    1* pasien meniggal pada saat peng!batan, terdiri dari kasus meningitis, / kasus

    penyebaran br!nk!genik dan malnutrisi, kasus TB milier dan malnutrisi, dan

    kasus k!rpulm!nal. =umlah pasien laki-laki lebih banyak daripada perempuan.4ani#estasi keringat malam, dan penurunan berat badan. >,dkk.1988"

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    21/47

    I.'.2. Pemeriksaan penun(an&

    I.'.2.1 !(i Tuberkulin

    Tuberkulin adalah k!mp!nen pr!tein kuman TB yang mempunyai si#at antigrenik

    yang kuat. =uka disuntikan secara intrakutan kepada sese!rang yang telah terin#eksi TB

    (telah ada k!mpleks primer dalam tubuhnya dan telah terbentuk imunitas selular

    terhadap TB", maka terjadi reaksi berupa indurasi dil!kasi suntikan.'ndurasi ini terjadi

    karena as!dilatasi l!cal,edema, endapan #ibrin dan terakumulasinya sel-sel in#lamasi

    didaerah suntikan.ukuran indurasi dan bentuk reaksi tuberculin tidak dapat menentukan

    tingkat akti itas dan beratnya pr!ses penyakit.

    7ji tuberculin merupakan alat diagn!sis TB yang sudah sangat lama dikenal,

    tetapi hingga saat ini masih mempunyai nilai diagn!stic yang tinggi terutama pada anak,

    dengan sensi itas dan spesi#itas lebih dari 90 . Tuberkuli yang tersedia di 'nd!nesia

    saat ini adalah ) 5T- / T7 (tuberculin unit" buatan statens serum institute

    denmark, dan ) ( uri#ied pr!tein deri ati e" dari Bi!#arma.

    7ji tuberculin cara 4ant!uM dilakukan dengan menyuntik 0,1 ml ) 5T- /

    T7 atau ) S *T7, secara intrakutan di bagian !lar lengan bawah. embacaan

    dilakukan 3 -8 jam setelah penyuntikan. engukuran dilakukan terhadap indurasi yang

    timbul, bukan &iperemi@eritemanya. 'ndurasi diperikasa dengan cara palpasi untuk

    menentukan tepi indurasi, ditandai dengan pulpen, kemudian diameter trans ersal

    indurasi diukur dengan alat pengukur transparan, dan hasilnya dinyatakan dalam

    millimeter, jika tidak timbul indurasi dan perlu dicatat jika ditemukan esikel hingga

    bula.

    Secara umum, hasil uji tuberkulin dengan diameter indurasi K 10 mm dinyatakan

    p!siti# tanpa menghiraukan penyebabnya. &asil p!siti# ini sebagian besar disebabkan

    !leh in#eksi TB alamiah, tetapi ,asih mungkin disebabkan !leg imunisasi Bacille

    6almette

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    22/47

    ada anak balita yang telah mendapat B6

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    23/47

    /. 'n#eksi 4ikr!bakterium atipik

    7ji tuberculin negati e dapat dijumpai pada tiga keadaan sebagai berikut ;

    1. tidak ada in#eksi TB

    . dalam masa inkubasi in#eksi TB

    /. $nergi

    $nergi adalah keadaan penekanan sistem imun !leh berbagai keadaan, sehingga

    tubuh tidak memberikan reaksi terhadap tuberculin walaupun sebenarnya sudah

    terin#eksi TB. Beberapa keadaan dapat menimbulkan anergi, misalnya giLi buruk,

    keganasan, penggunaan ster!id jangka panjang, sit!statika, penyakit m!rbili pertusis

    arisela, in#luenLa, TB yang berat, serta pemberian aksinasi dengan aksin irus

    hidup yang dimaksud dengan in#luenLa adalah in#eksi !leh irus in#luenLa, bukan

    batuk pilek panas biasa, yang umumnya disebabkan !leh rhin! irus dan disebut

    selesma c!mm!n c!ld".

    Satu hal yang perlu dicermati saat pembacaan uji tuberculin adalah kemungkinan uji

    tuberculin p!siti#@negati e palsu. 7ji tuberculin p!siti# palsu dapat juga ditemukan

    pada keadaan penyuntikan salah dan interpretasi salah salah, demikian juga. >egati#

    palsu, disamping penyimpanan tuberculin yang tidak baik sehingga p!tenssinyamenurun.

    Sebab-sebab hasil p!siti# palsu dan negati e palsu iji tuberculin mant!uM

    !siti# alsu

    enyuntikan salah

    'nterpretasi tidak betul

    5eaksi silang dengan 4y!cbacterium atipik

    >egati# palsu

    4asa 'nkubasi

    enyimpanan tidak baik dan penyuntikan salah

    'nterpretasi tidak betul

    4enderita tubercul!sis luas dan berat

    )isertai in#eksi irus (campak,rubella, cacar air, in#luenLa,&' "

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    24/47

    'mun!ink!mpetensi selular, termasuk pemakaian k!rtik!ster!id

    )emam

    %euk!sit!sis

    4alnutrisi

    Sark!id!sis

    s!riasis

    =ejun!ileal by pass

    Terkena sinar ultra i!let (matahari,s!laria"

    )e#isiensi pernisi!sa

    7remia

    Berdasarkan penelitian di 5S64- =akarta, dari 39 pasien TB dengan biakan

    p!siti# yang berstatus giLi buruk, hanya 3 persen yang menunjukkan hasil uji

    tuberculin negati e palsu (anergi". &al ini menunjukkan bahwa anergi tidak selalu

    terjadi pada keadaan yang berp!tensi menyebabkan imun!k!mpr!mais. ada uji

    tuberculin ulangan yang dilakukan bulan setelah terapi dan setara mengalami

    perbaikan klinis, 10 di antara 3 pasein anergi tersebut menunjukkan hasil p!siti#.

    :eadaan ini menunjukkan bahwa anergi tidak menetap.7ntuk mempermudah pemahaman mengenai k!nsep in#eksi TB dan sakit TB.

    :lasi#ikasi TB yang dibuat $merican th!raric s!ciety ($TS" dan 6entres #!r )isease

    c!ntr!l and pre enti!n (6)6" $merika agaknya dapat membantu (Tabel '.3.8"

    Tabel '.3.8. :lari#ikasi indi idu berdasarkan status tuberkul!sis

    :elas ajanan

    (:!ntak dengan

    asien TB akti#

    'n#eksi

    (uji tuberculin p!siti# "

    sakit

    (klinis, dan penunjang!siti#"

    0 - - -1 N - -

    N N -/ N N N

    I.2.2 !(i Interferon

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    25/47

    Secara garis besar, pemeriksaan penunjang untuk mencari bukti adanya penyakit

    in#eksi dapat dibagi menjadi dua kel!mp!k besar. ertama adalah pemeriksaan untuk

    menemukan kuman pat!gen di dalam spesimen, misalnya dengan pemeriksaan

    langsung, pemeriksaan biakan, atau polymerase chain reaction ( 65". :edua adalah

    pemeriksaan untuk mendeteksi resp!ns imun terhadap kuman tersebut. emeriksaan

    untuk resp!ns imun terhadap penyakit in#eksi terdiri dari pemeriksaan resp!ns imun

    hum!ral ( enzymelinked immunoabsorbent assay, I%'S$" dan pemeriksaaan resp!ns

    imun selular. ada penyakit in#eksi n!n-TB, yang banyak dipakai adalah pemeriksaan

    resp!ns imun hum!ral yaitu pemeriksaan ser!l!gi. ada in#eksi TB, resp!ns imun

    selular lebih memegang peranan, sehingga pemeriksaan diagm!stik yang lebih

    representati# adalah uji tuberkulin.

    7ji tuberkulin dianggap tidak praktis karena pasien harus datang minimal dua

    kali untuk diagn!stik, yaitu saat penyuntikan dan saat pembacaan. emeriksaan

    imunitas selular yang ada biasanya tidak dapat membedakan antara in#eksi TB dengan

    sakit TB, !leh karena itu telah dikembangkan suatu pemeriksaan imunitas selular yang

    lebih prakis yaitu dengan memeriksa spesimen darah. &asil pemeriksaaan ini

    diharapkan dapat membedakan in#eksi TB denga sakit TB. emeriksaaan yang di

    maksud adalah uji in#er!n ( inferon gamma release assay, '

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    26/47

    erkembangan pemeriksaan diagn!stik TB akhir-akhir ini adalah pemeriksaan

    darah in itr! (gambar 3. . " berupa pemeriksaaan $-cell ($-cell-based assays ".

    emeriksaan darah ini mengukur pr!duksi '?>- !leh lim#!sit yangt telah tersensitisasi

    !leh antigen pr!tein spesi#ik M. tuberculosis yaitu early secretory antigenic target-%

    (IS$T-+" dan culture filtrate protein-&' ( *+-&') . &asil pemerikaaan ini ternyata

    sampai saat ini belum dapat membedakan in#eksi saja atau penyakit. emeriksaaan

    '-O dengan I%'S$ yang

    dinyatakan dalam pg@ml atau '7-ml. $-spot-$ mengukur jumlah '?>-O secreting $-

    cell berupa titik-titik ( pot foaming cells ". emeriksaaan '

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    27/47

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    28/47

    biasanya lebih jelas pada #!t! lateral. Sebagai pegangan umum, jika dijumpai

    ketudaksesuaian (disk!ngruensi" antara gambaran radi!l!gis yang berat dn gambaran

    klinis yang ringan, maka harus dicurigai TB. ada keadaan #!t! t!raks tidak jelas, bila

    perlu dilakuakn pemeriksaan pencitraan lain seperti computed tomography scan (6T-

    scan " t!raks.

    I.'.2.' erolo&is

    ada awalnya, pemeriksaan ser!l!gis diharapkan dapat membedakan antara in#eksi TB

    dan sakit TB. Berbagai penelitian dan pengembangan pemeriksaan imun!l!gik antigen-

    antib!di spesi#ik untuk M.tuberculosis I%'S$ dengan menggunakan ), $+0,

    / k)a, lipoarabinomanan (%$4" dengan bahan pemeriksaan dari darah, sputum,

    cairan br!nkus (br!nkus dan bronchoalveolar lavage F B$%", cairan pleura, dan 6SS

    terus dilakukan. Beberapa pemeriksaan ser!l!gis yang ada ; $ TB, Mycodot,

    immunochromatographic test ('6T", dan lain-lain, hingga saat ini belum ada satu pun

    pemeriksaan tersebut yang dapat memenuhi harapan itu. Semua pemeriksaan tersebut

    umumnya masih dalam tara# penelitian untuk pemakaian klinis praktis

    I.'.*.- Mikrobiolo&is)iagn!sis kerja TB biasanya dibuat berdasarkan gambaran klinis, uji tuberculin, dan

    gambaran radi!l!gist paru. )iagn!sisi pasti ditegakkan bila ditemukan kuman TB pada

    pemeriksaan mikr!bi!l!gis. emeriksaan mikr!bi!l!gis yang dilakukan terdiri dari dua

    macam, yaitu pemeriksaan mikr!sk!pis apusan langsung untukmenemukan BT$ dan

    pemeriksaan biakan kuman 4.tubercul!sis.

    emeriksaan di atas sulit dilakukan pada anak karena sulitnya mendapatkan pesimen

    berupa sputum. Sebagai gantinya , dilakukan pemeriksaan bilas lambung 9gastrica age"/hari berturut-turut minimal hari. &asil pemeriksaan mikr!sk!pik langsung pada anak

    sebagian besar negati e,sedangkan hasil biakan m.tubercul!sis memerlukan waktu yang

    lama yaitu sekitar + C minggu. Saat ini ada pemeriksaan biakan yang hasilnya

    diper!leh lebih cepat (1 C / minggu" yaitu pemeriksaan Bactec, tetapi biayanya mahal

    dan secara tekn!l!gi lebih rumit.

    erkembangan lain dibidang mikr!bi!l!gi adalah pemeriksaan 65. emeriksaan 65

    merupakan teknik amplikasi urutan de!Myrib!nucle!tic acid ()>$" yang spesi#ik secara

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    29/47

    te!ri, dengan met!de ini. :uman yang berasal dari specimen bilas lambung akan dapat

    dideteksi meskipun hanya ada satu kuman 4. tubercul!sis pada bahan pemeriksaan

    sehingga diharapkan sensiti itasnya cukup tinggi.

    $kan tetapi terdapat beberapa kelemahan untuk menerapkan pemeriksaan 65 sebagai

    pemeriksaan klinis ruitn, yaitu tinginya ariasi tingkat sensititi itas pada pemeriksaan

    65 di berbagai lab!rat!rium, dan mudahnya terjadi k!ntaminasi kuman@bagian dari

    kuman yang berasal dari pemeriksaan sebelumnya, sehingga dapat menyebabkan p!siti#

    palsu. &asil p!siti# pun tidak selalumenunjukkan kuman yang akti# karena kuman

    d!rman atau persister dapat terdeteksi dengan pemeriksaan klinis rutin. enelitian lebih

    lanjut untuk melihat sensi itas dan spesi#isitasnya pada anak masih diperlukan.

    $kan tetapi, adanya p!siti# palsu ini menyebabkan masih diperlukannya suatu

    sistem k!nt!rl standar mutu yang lebih baik, sehingga belum digunakan sebagai

    pemeriksaan klinis rutin. adapasien TB dewasa, met!de ini telah terbukti sensiti itas

    dan spesi#isitasnya yang cukup tinggi, akan tetapi peranannya dalam diagn!sis TB anak

    masih k!ntr! esial dan memerlukan penelitian lebih lanjut.

    )alam pemeriksaan 65 ini, perlu diperhatikan aspek pemilihan specimen

    seperti kita ketahui , kuman TB ada di dalam darah dalam waktu singkat selama masa

    inkubasi, sehingga pemeriksaan 65 dengan specimen darah tidak berman#aatspecimen yang dapat digunakan adalah sputuc, bilas lambung, cairan pleura, atau 6SS.

    I.'.2. patolo&i anatomi

    emeriksaan penunjang yang mempunyai nilai tinggi meskipun tidak setinggi

    mikr!bi!l!gi adalah pemeriksaan hist!pat!l!gik, yang dapat memberikan gambaran

    yang khas. emeriksaan $ dapat menunjukkan gambaran granul!ma yang ukurannya

    kecil terbentu dari agregasi sel epit!l!id yang dikelilingi !leh lim#!sit.

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    30/47

    adalah lim#aden!pati k!lli. 'dealnya kelenjar diambil secara utuh agar gambaran

    hispat!l!gi yang khas dapat terlihat. emeriksa $ kelenjar diambil secara

    hist!patil!gis sulit dibedakan dengan TB. ada kenyataannya serigkali :

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    31/47

    keadaan klinis tidak membaik setelah menderita campak atau batuk

    rejan

    berat badan menurun, batuk dan mengi tidak membaik dengan

    peng!batan antibi!tika untuk penyakit pernapasan

    pembesaran kelenjar super#isialis yang tidak sakit.

    b. 4ungkin tubercul!sis

    $nak yang dicurigai tuberkul!sisi ditambah ;

    7ji tuberculin p!siti# (10 mm atau lebih "

    ?!t! t!ntgen paru sugesti# tubercul!sis

    emeriksaan hist!l!gis bi!psy sugesti# tubercul!sis

    5esp!ns yang baik pada peng!batan dengan $T

    c. asti tubercul!sis pada pemeriksaan langsung atau biakan identi#ikasi

    4y!bacterium tubercul!sis pada karekateristik biakan

    7ntuk mengatasi hal tersebut, ')$' bekerjasama dengan )epkes 5' dan

    didukung 2& , membentuk kel!mp!k kerja TB anak ( !kja TB $nak". Salah satu

    tugas !kja ini adalah mengembangkan sistem sc!ring yang baru untuk meningkatkan

    sensitibitas dan spesi#isitas diagn!sis TB pada anak. Sistem sc!ring yang telah disusun

    tersebut diuji c!ba melalui tiga tahapan penelitian. enelitian pertama berupa penerapan

    sistem sk!ring terhadap sekitar 00 pasien TB anak dengan baiakan p!siti# (c!n#irmed

    TB" penelitian kedua adalah penerapan sistem sc!ring terhadap pasien TB anak di 5S

    yang menjalani pr!sedur diagn!stic lengkap termasuk pemeriksaan mikr!bi!l!gik. )ari

    kedua tahapan penelitian tersebut didapatkan sistem sc!ring dengan cut !##-p!int seperti

    yang dimuat didalam buku ini. enelitian tahap ketiga adalah penerapan sistem sc!ring

    dipuskesmas untuk melihat kelayakan dan kemampulaksanaan petugas kesehatan

    dilapangan. 5e isi sistim sc!ring diagn!sis TB anak dapat dilihat pada tabel 1.3.9.

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    32/47

    &al-hal yang mencurigakan TB ;1. mempunyai sejarah k!ntak erat dengan pasien TB dengan BT$ (N"

    . uji tuberculin yang p!siti# (D 10 mm"

    /. gambaran #!t! 5! sugesti# TB3. terdapat reaksi kemerahan yang cepat (dalam /-8 hari" setelah imunisasi denganB6euritis peri#er timbul akibat inhibisi k!mpetiti# karena metab!lism

    pirid!ksin. 4ani#estasi berupa neuritis peri#er yang paling sering adalah

    kesemutan pada tangan dan kaki. kadar pirid!ksin berkurang pada anak yang

    menggunakan is!niaLid jarang diberikan pirid!ksin tambahan karena jarang

    menimbulkan mani#estasi klinis. $kan tetapi pada remaja dengan diet yang tidak

    adekuat, anak-anak dengan asupan susu dan daging yang kuat, malnutrisi serta

    bayi yang hanya minum $S' memerlukan pirid!ksin tambahan. irid!ksi

    diberikan *-*0 mg diberikan 1 kali sehari atau 10mg pirid!ksin setiap 100mg

    is!niaLid.

    I#ek samping lain yang jarang terjadi adalah pellagra, anemia hem!litik

    pada pasien dengan de#isiensi enLyme

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    37/47

    sputum dan air mata menjadi warna !ranye sampai kemerahan. I#ek samping

    ri#ampisin lainnya adalah gangguan gastr!intestinal (muntah dan mual", dan

    hepat!t!ksisitas (ikterus dan hepatitis" yang biasanya ditandai dengan peningkatan

    kadar transaminase serum yang asimpt!matik. =ika ri#ampisin diberikan

    bersamaan dengan is!niaLid terjadi peningkatan hepat!t!ksisitas yang dapat

    diperkecil dengan cara menurunkan d!sis harian is!niaLid menjadi maksimal

    10mg@kgBB@hari. 5i#ampisin juga menyebabkan tr!mb!sit!penia dan dapat

    menyebabkan k!ntrasepsi !ral menjadi tidak e#ekti# dan dapat bereaksi dengan

    beberapa !bat termasuk kuinidin, sikl!sp!rin, dig!ksin, te!#ilin, kl!ram#enik!l,

    k!rtik!ster!id dan s!dium war#arin. 5i#ampisin umumnya tersedia dalam bentuk

    kapsul 1*0mg, /00mg, dan 3*0 mg sehingga kurang sesuai apabila diberikan pada

    anak-anak dengan berbagai kisaran berat badan. Suspensi dapat dibuat dengan

    menggunakan berbagai Lat pembawa tetapi sebaiknya tidak diminum bersamaan

    dengan pemberian makanan karena dapat menimbulkan malabs!rpsi.

    PIR) I0)MI$

    iraLinamid adalah deri ate dari nik!tinamid berpenetrasi baik pada jaringan

    dan cairan termasuk 6SS, bakterisid hanya pada intraseldalam suasana asam dan

    direabs!rpsi baik dalam saluran cerna. emakaian piraLinamid secara d!sis 1*-/0mg@kgBB@hari dengan d!sis maksimal gram@hari. :adar serum puncak

    tercapai dalam jam. iraLinamid diberikan pada #ase intensi# karena piraLinamid

    sangat baik diberikan dalam suasana asam yang timbul akibat masih banyaknya

    kuman. enggunaan piraLinamid aman pada anak-anak. I#ek samping yang

    mungkin terjadi adalah atralgia, arthritis, g!ut, hepat!t!ksisitas, an!reksia dan

    iritasi saluran cerna. 's!niaLid tersedia dalam bentuk tablet *00mg tetapi sama

    seperti is!niaLid dapat digerus dan diberikan bersamaan dengan makanan.T)MB!T/3

    bat ini memiliki akti itas bakteri!statik tetapi dapat juga bersi#at bakterisid

    jika diberikan dengan d!sis tinggi dengan terapi intermiten. Berdasarkan

    pengalaman, !bat ini juga dapat mencegah timbulnya resistensi !bat lain. )!sis

    etambut!l adalah 1*- 0mg@kgBB maksimal 1, * gr@hari dengan d!sis tunggal.

    :adar puncak dalam serum diper!leh dalam waktu 3 jam. Itambut!l tersedia

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    38/47

    dalam sediaan *0mg dan *00mg. Itambur!l dit!leransi dengan baik !leh dewasa

    dan anak-anak dengan d!sis 1- kal! sehari tetapi tidak berpenetrasi pada SS .

    Iksresi terutama melalui ginjal dan saluran cerna. 'nteraksi !bat dengan

    etambut!l tidak dikenal. :emungkinan t!ksisitas utama adalah neuritis !ptic dan

    buta warna merah-hijau sehingga seringkali penggunaannya dihindari pada anak

    yang belum dapat diperiksa tajam penglihatannya. 5ek!mendasi 2& terakhir

    mengenai penatalaksanaan TB pada anak dianjurkan penggunaannya 1*-

    *mg@kgBB@hari. Itambut!l dapat digunakan pada anak dengan TB berat dan

    kecurigaan TB resisten !bat jika !bat lainnya tidak tersedia atau tidak dapat

    digunakan.

    TR PT/MI I0

    Strept!misin bersi#at bakterisid dan bakteri!statik terhadap kuman

    ekstraseluler pada keadaan basal atau netral sehingga tidak e#ekti# untuk

    membunuh kuman intraselular. Saat ini strept!misin jarang digunakan dalam

    peng!batan TB tetapi penggunaannya penting dalam peng!batan #ase intensi#

    meningitis TB dan 4)5-TB. Strept!misin diberikan secara intramuscular 1*-

    30mg@kgBB@hari maksimal 1 gram@hari dengan kadar puncak diper!leh setelah

    jam.Strept!misin sangat melewati selaput !tak yang meradang namun tidak dapat

    melewati sawah !tak yang tidak meradang serta berdi#usi baik pada cairan pleura

    dan dieksresi melalui ginjal. T!ksisitas utama pada ner us cranial ''' yang

    mengganggu keseimbangan dan pendengaran dengan gejala seperti telinga

    berdengung (tinnitus" dan pusing. Strept!misin dapat menembus sawar plasenta

    sehingga perlu berhati-hati dalam menentukan d!sis pada wanita hamil karena

    dapat merusak sara# pendengaran janin.

    rinsip pemberian $T adalah harus menembus berbagai jaringan termasuk

    selaput !tak. ?armak!kinetik $T pada anak berbeda dengan !rang dewasa.

    )!sis dan e#ek samping $T dapat dilihat pada table 3.*.1

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    39/47

    1.-.1.2 Panduan /bat TB

    eng!batan TB dibagi dalam #ase yaitu #ase intensi# ( bulan pertama" dan

    #ase lanjutan. rinsip dasar peng!batan TB adalah minimal / macam !bat pada

    #ase intensi# dan duan macam !bat pada #ase lanjutan. emberian !bat ini

    bertujuan untuk mencegah terjadinya resistensi !bat dan membunuh kuman

    intraselular dan ekstraselular. emberian !bat jangka panjang selain untuk

    membunuh kuman juga untuk mencegah kemungkinan timbulnya relaps.

    Berbeda dengan pada dewasa, pemberian $T pada anak diberikan setiap

    hari bukan dua atau tiga kali seminggu. &al ini untuk mengurangi ketidakteraturan

    menelan !bat yang lebih sering terjadi apabila !bat tidak diminum setiap hari. Saat

    ini panduan baku untuk sebagian besar kasus TB pada anak pada #ase intensi#

    adalah ri#ampisin, is!niaLid dan piraLinamid sedangkan pada #ase lanjutan hanya

    diberikan ri#ampisin dan is!niaLid.

    ada keadaan TB berat, baik TB pulm!nal maupun ekstrapulm!nal seperti

    TB milier, meningitis TB, TB system skeletal pada #ase intensi# diberikan 3

    macam !bat (ri#ampisin, is!niaLid, piraLinamid, dan etambut!l atau piraLinamid

    sedangkan pada #ase lanjutan diberikan ri#ampisin dan is!niaLid selama 10 bulan.

    ada kasus TB seperti ini juga dapat diberikan k!rtik!ster!id (prednis!ne" dengan

    d!sis1- mg@kgBB@hari dibagi dalam / d!sis maksimal +0 mg dalam 1 hari. %ama

    pemberian k!rtik!ster!id adalah -3 minggu. anduan $T ini dapat dilihat pada

    gambar 1.*.1

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    40/47

    1.-.1.* Fi4ed $ose 5ombination "F$5#

    Salah satu masalah dalam terapi TB adalah keteraturan dalam menjalani

    peng!batan yang relati e lama dan dengan jumlah !bat yang banyak. 7ntuk

    mengatasi hal tersebut dibuat suatu sediaan !bat dengan d!sis yang telah

    ditentukan yaitu ?)6 atau k!mbinasi d!sis tetap (:)T".

    :euntungan penggunaan ?)6 dalam peng!batan TB adalah sebagai berikut;

    - 4enyederhanakan peng!batan dan mengurangi kesalahan penulisan resep

    - 4eningkatkan kepatuhan pasien

    - 4emungkinkan petugas kesehatan untuk memberikan peng!batan standar

    dengan tepat

    - 4empermudah pengel!laan !bat

    - 4engurangi kesalahan penggunaan pada !bat TB

    - 4engurangi kemungkinan kegagalan peng!batan dan terjadinya kekambuhan

    - 4empercepat dan mempermudah pengawasan menelan !bat sehingga dapat

    mengurangi beban kerja

    - 4empermudah penentuan d!sis berdasarkan berat badan.

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    41/47

    1.-.1.' valuasi Pen&obatan

    I aluasi peng!batan dilakukan setelah bulan terapi. I aluasi peng!batan

    penting karena diagn!sis TB pada anak sulit dan tidak jarang terjadi kesalahandiagn!sis. I aluasi peng!batan dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu

    e aluasi klinis, e aluasi radi!l!gis dan pemeriksaan %I). I aluasi yang

    terpenting adalah e aluasi klinis yaitu menghilang atau membaiknya keadaan

    klinis yang sebelumnya ada pada awal peng!batan, apabila resp!n membaik maka

    peng!batan dapat dilanjutkan.

    I aluasi radi!l!gi dalam -/ bulan peng!batan tidak perlu dilakukan secara

    rutin kecuali dengan kelainan radi!l!gis yang nyata@luas seperti TB milier, e#usi

    pleura dan br!nk!pneum!nia TB. ada pasien TB milier #!t! t!raks perlu diulang

    setelah 1 bulan untuk e aluasi hasil peng!batan, sedangkan pada e#usi pleura TB

    penggunaan #!t! t!raks dilakukan setelah minggu. %I) dapat digunakan

    sebagai sarana e aluasi bila pada awal peng!batan nilainnya tinggi..

    $pabila resp!n setelah bulan tidak baik yaitu gejala masih ada dan tidak

    ada penambahan berat badan maka $T tetap diberikan sambil melakukan

    e aluasi lebih lanjut. :emungkinan terjadi misdiagn!sis, mistreatment atau

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    42/47

    resisten terhadap $T. Setelah peng!batan +-1 bulan terdapat perbaikan klinis

    peng!batan dapat dihentikan. ?!t! t!raks ulang pada akhir peng!batan tidak perlu

    dilakukan secara rutin.

    1.-.1.- valuasi fek ampin& Pen&obatan

    ada pemberian $T e#ek samping yang harus diperhatikan adalah

    hepat!t!ksik. &epat!t!ksisitas jarang terjadi pada pemberian is!niaLid yang tidak

    melebihi 10 mg@kgBB@hari dan ri#ampisin yang tidak melebihi 1*mg@kgBB@hari

    dalam k!mbinasi. &epat!t!ksisitas ditandai dengan peningkatan serumS< T dan

    S< T hingga K* kali tanpa gejala atau ur!bilin!gen K / kali batas atas n!rmal

    (30u@l" disertai dengan gejala, peningkatan bilirirubin t!tal lebih dari 1.* mg@dl,

    serta peningkatan S< T@S< T dengan gejala ikterus, an!reksia, nausea dan

    muntah.

    Tatalaksana hepat!t!ksisitas bergantung dari beratnya kerusakan hati yang

    terjadi. $nak dengan gangguan #ungsi hati ringan mungkin tidak membutuhkan

    terapi. Beberapa ahli berpendapat bahwa peningkatan enLim transaminase ringan

    dapat mengalami res!lusi sp!ntan tanpa penyesuaian terapi, sedangkan

    peningkatan lebih dari * kali tanpa gejala atau K / kali batas atas n!rmal (30u@l"

    memerlukan penghentian semua !bat $T, kemudian kadar enLim transaminasediperiksa kembali setelah 1 minggu. $T diberikan kembali apabila nilai

    lab!rat!rium telah n!rmal. Terapi berikutnya dilakukan dengan memberikan

    is!niaLid dan ri#ampisin dengan d!sis yang dinaikan secara bertahap dan harus

    dilakukan pemantauan klinis dan lab!rat!rium dengan cermat.

    1.-.1. Putus /bat

    asien dikatakan putus !bat bila berhenti mendapatkan peng!batan K

    minggu. Sikap selanjutnya untuk penanganan bergantung pada hasil e aluasiklinis saat pasien dating kembali, sudah berapa lama peng!batan dan berapa lama

    !bat sudah terputus. asien tersebut harus dirujuk untuk peng!batan berikutnya.

    1.-.1.6 Multi $ru& Resistan7e "M$R#

    4)5 merupakan masalah besar yang kejadiannya terus menerus menigkat.

    )a#tar $T lini kedua untuk 4)5 TB dapat dilihat pada table 3.*.3

    Tabel 3.*.3 )a#tar bat $ntituberkul!sis %ini :edua 7ntuk 4)5 -TB

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    43/47

    0ama /bat$osis harian

    "m&8k&BB8hari#

    $osis

    Maksimal

    "m& perhari#

    fek ampin&

    thionamide atau

    Prothionamide1*- 0 1000

    4untah,gangguan

    gastr!intestinal,

    sakit sendi

    Flouro9uinolone

    %e !#l!Macin

    4!Mi#l!Macin

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    44/47

    resistensi. Salah satu upaya untuk meningkatkan keteraturan adalah dengan

    melakukan pengawasan langsung terhadap peng!batan ( directly observed

    treatment ". directly observed treatment shortcourse adalah strategi yang telah

    direk!mendasikakn 2& dalam pelaksanaan pr!gram penanggulangan TB dan

    telah dilaksanankan di 'nd!nesia sejak 199*.

    Sesuai dengan rek!mendasi 2& stategi ) TS terdiri dari * k!mp!nen

    yaitu;

    1. :!mitmen p!lis dari para pengambil keputusan termasuk dukungan dana

    . )iagn!sis TB dengan pemeriksaan sputum secara mikr!sk!pis

    /. eng!batan dengan panduan $T jangka pendek dengan pengawasan langsung

    !leh pengawas menelan !bat ( 4 "

    3. :esinambungan persediaan !bat jangka pendek dengan mutu terjamin

    *. encatatan dan pelap!ran secara baku untuk mempermudah pemantauan dan

    e aluasi pr!gram penanggulangan TB.

    ada pasien anak, kuman 4. tubercul!sis sulit ditemukan baik pada biakan

    apalagi pada pemeriksaan mikr!sk!pis langsung. leh karena itu diagn!sis pada

    anak tidak dapat dibuat berdasarkan pemeriksaan mikr!sk!pis yang dianjurkan

    dalam strategi ) TS. 4aka diperlukan strategi diagn!stic lain yaitu denganmenggunakan system sc!ring.

    3a7ak umber Penularan dan Case Finding

    $pabila kita menemukan se!rang anak dengan TB maka harus dicari sumber

    penularan yang menyebabkan anak tersebut tertular TB. Sumber penularan adalah

    !rang dewasa yang menderita TB akti# dan k!ntak erat dengan anak tersebut.

    elacakan sumber in#eksi sentripetal dapat dilakukan dengan pemeriksaan

    radi!l!gi dan BT$ sputum.

    )spek dukasi dan o7ial konomi

    eng!batan TB tidak lepas dari masalah s!sialek!n!mi. :arena peng!batan

    TB memerlukan kesinambungan peng!batan dalam waktu lama maka biaya yang

    diperlukan cukup besar, selain itu diperlukan juga penanganan giLi yang baik

    meliputi kecukupan asuhan makanan, itamin dan mikr!nutrien. Tanpa

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    45/47

    penanganan giLi yang baik peng!batan medikament!sa saja tidak akan mencapai

    hasil yang !ptimal.

    Pen7e&ahan

    IM!0I ) I B5G

    'munisasi B6< diberikan pada usia sebelum bulan. )!sis untuk bayi

    sebesar 0.0* ml dan penyuntikan pada anak 0.10ml diberikan secara intrakutan

    didaerah insersi !t!t delt!id kanan karena penyuntikan lebih mudah dan lemak

    subkutisnya tebal, ulkus tidak mengganggu struktur !t!t dan sebagai tanda baku.

    Bila B6< diberikan pada usia D/ bulan, sebaiknya dilakukan uji tuberculin

    terlebih dahulu.

    4an#aat B6< telah dilap!rkan beberapa peneliti yaitu 0- 0 imunisasi

    B6< e#ekti# terutama untuk mencegah TB milier, meningitis TB dan sp!ndilitis

    TB pada anak. 'munisasi B6< relati e aman, jarang menimbulkan e#ek samping

    yang serius. I#ek samping yang mungkin ditemukan adalah ulserasi l!cal dan

    lim#adenitis (adenitis supurati#" dengan insidens 0.1-1 . :!ntraindikasi imunisasi

    B6< adalah k!ndisi imun!c!mpr!mised misalnya de#isiensi imun, in#eksi berat,

    giLi buruk dan gagal tumbuh. ada bayi premature B6< ditunda sampai berat badan !ptimal.

    + M/PR/FI3)+ I

    Terdapat macam kem!pr!#ilaksis yaitu primer dan sekunder.

    :em!pr!#ilaksis primer bertujuan untuk mencegah terjadinya in#eksi TB

    sedangkan yang sekunder mencegah berkembangnya in#eksi menjadi sakit TB.

    :em!pr!#ilaksis primer yang digunakan adalah is!niaLid *-10mg@kgBB@haridengan d!sis tunggal. :em!pr!#ilaksis ini diberikan pada anak yang k!ntak

    dengan TB akti# terutama dengan BT$ p!siti# tetapi belum terin#eksi (uji

    tuberculin negati e". bat ini diberikan selama + bulan. ada kahir bulan ketiga

    pemberian kem!pr!#ilaksis dilakukan uji tuberculin ulang. =ika tetap negati e,

    lanjutkan kem!pr!#ilaksis sampai + bulan. =ika uji tuberculin menjadi p!siti#

    e aluasi status TB pasien. ada akhir bulan keenam, lakukan uji tuberculin

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    46/47

    kembali, jika hasil negati e pemberian kem!pr!#ilaksis dihentikan dan apabila

    p!siti# e aluasi status TB pasien.

    :em!pr!#ilaksis sekunder diberikan pada anak yang telah terin#eksi tetapi

    belum sakit ditandai dengan uji tuberculin p!siti# sedangkan klinis dan radi!l!gis

    n!rmal. Tidak semua anak diberi kem!pr!#ilaksis sekunder tetapi hanya anak yang

    termasuk dalam risik! tinggi untuk berkembang menjadi sakit TB yaitu anak-anak

    dengan imun!c!mprimised seperti anak usia balita, penderita m!rbili, aricella

    atau pertusis, mendapat !bat imun!supresi# yang lama (sit!statik atau

    k!rtik!ster!id", usia remaja dan in#eksi TB paru. %ama pemberian

    kem!pr!#ilaksis sekunder adalah +-1 bulan.

  • 8/13/2019 Persis IDAI TB

    47/47

    $)FT)R P! T)+)