bupati nunukan provinsi kalimantan...
TRANSCRIPT
BUPATI NUNUKAN
PROVINSI KALIMANTAN UTARA
PERATURAN BUPATI NUNUKAN
NOMOR 54 TAHUN 2020
TENTANG
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN
PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI NUNUKAN,
Menimbang : a. bahwa untuk meningkatan kesejahteraan Pegawai di
Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan,
Pemerintah Daerah berdasarkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah perlu menetapkan
Tambahan Penghasilan Pegawai;
b. bahwa pemberian Tambahan Penghasilan Pegawai
merupakan salah satu bentuk penghargaan kepada
Pegawai yang memiliki dasar hukum, pedoman, kriteria,
dan indikator penilaian yang terukur dan seragam yang
diberikan dalam rangka peningkatan kesejahteraan dan
Pembinaan Kepegawaian kepada Pegawai di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Nunukan yang telah di atur
dengan Peraturan Bupati Nunukan Nomor 21 Tahun
2019 Tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri
Sipil Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan
belum cukup mengakomodir akselerasi peningkatan
produktivitas dan disiplin pegawai, sehingga perlu ganti;
c. bahwa berdasarkan hasil perhitungan kelas jabatan dan
evaluasi jabatan yang dilakukan oleh Pemerintah
Kabupaten Nunukan terhadap seluruh Jabatan yang
ada maka telah diperoleh hasil yang objektif
berdasarkan beban kerja pada setiap jabatan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud pada huruf a, huruf b dan huruf c, perlu
menetapkan Peraturan Bupati Nunukan tentang
Tambahan Penghasilan Pegawai di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Nunukan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang
Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
2. Undang–Undang Nomor 47 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten
Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai
Timur dan Kota Bontang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 175, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3896)
sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang
Nomor 7 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang
– Undang Nomor 47 Tahun 1999 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3962);
3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang
Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5494);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia
Nomor 5679);
5. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang
Administrasi Pemerintahan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 292,
Tambahan Lembaran Negara Repubik Indonesia
Nomor 5601);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4614);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang
Manajemen Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 63, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6037);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 73,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6041);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 42);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun
2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun
2008 Tentang Pedoman Analisis Beban Kerja di
Lingkungan Departemen Dalam Negeri dan Pemerintah
Daerah;
13. Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2018 tentang Nomenklatur Jabatan Pelaksana
di Lingkungan Instansi Pemerintah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1273);
14. Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 24
Tahun 2017 tentang Tata Cara Pemberian Cuti
Pegawai Negeri Sipil (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 1861);
15. Peraturan Bupati Nunukan Nomor 20 Tahun 2019
tentang Ketentuan Jam Kerja Bagi Aparatur Sipil
Negara dan Non Aparatur Sipil Negara di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Nunukan (Berita Daerah
Kabupaten Nunukan Tahun 2019 Nomor 20);
16. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 061-5449
Tahun 2019 Tentang Tata Cara Persetujuan Menteri
Dalam Negeri Terhadap Tambahan Penghasilan
Pegawai Aparatur Sipil Negera di Lingkungan
Pemerintah Daerah;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TAMBAHAN
PENGHASILAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN NUNUKAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Nunukan.
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan.
3. Bupati adalah Bupati Nunukan.
4. Perangkat Daerah adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah
selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang.
5. Pegawai ASN adalah Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Pemerintah
dengan Perjanjian Kerja di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Nunukan.
6. Calon Pegawai Negeri Sipil selanjutnya disingkat CPNS adalah CPNS
yang ditempatkan dan diangkat oleh Pemerintah Kabupaten
Nunukan.
7. Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja selanjutnya
disingkat CPPPK adalah CPPPK yang ditempatkan dan diangkat
oleh Pemerintah Kabupaten Nunukan.
8. Pegawai Negeri Sipil selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri
Sipil/Calon Pegawai Negeri Sipil termasuk Pegawai Negeri Sipil dengan
status penugasan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan.
9. Pegawai Negeri Sipil dengan penugasan adalah PNSyang
melaksanakan tugas diluar Pemerintah Kabupaten Nunukanyang
gajinya tetap dibebankan pada Pemerintah Kabupaten Nunukan.
10. Anggota Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Republik
Indonesia penugasan khusus selanjutnya disingkat Anggota TNI-
Polri dengan mendapatkan penugasan khusus dilingkungan
Pemerintah Kabupaten Nunukan.
11. Pegawai adalah PNS dan PPPK serta Anggota TNI-Pori dengan
penugasan khusus yang bertugas di Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Nunukan.
12. Tambahan Penghasilan Pegawaiyang selanjutnya disingkat TPP
adalah tambahan penghasilan yang diberikan terhadap hasil kerja
berdasarkan atas pertimbangan antara lain beban kerja, tempat
bertugas, kondisi kerja, kelangkaan profesi, prestasi kerja,
dan/atau pertimbangan objektif lainnya.
13. Laporan Penilaian Produktivitas yang selanjutnya disingkat LPP
adalah proses pengukuran keberhasilan capaian produktivitas
berdasarkan hasil kerja dan kehadiran yang ditetapkan.
14. Penilaian Disiplin adalah komponen penilaian kerja berdasarkan
jumlah kehadiran yang sesuai dengan jam kerja formal yang
diberlakukan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan.
15. Kelas Jabatan adalah klasifikasi jabatan dalam satuan organisasi yang
didasarkan hasil evaluasi jabatan yang selanjutnya digunakan sebagai
dasar pemberian besaran tambahan penghasilan pegawai ASN.
16. Mutasi adala h perpindahan tugas dan/atau lokasi dalam 1 (satu)
Instansi Pusat, antar-Intansi Pusat, 1 (satu) Instansi Daerah, antar-
Instansi Daerah, antar-Instansi Pusat dan Instansi Daerah, dan ke
perwakilan Negara Indonesia di luar negeri serta atas permintaan
sendiri.
17. Presensi secara elektronik adalah kegiatan mengisi daftar hadir dengan
pembacaan secara elektronik berupa antara lain sidik jari, wajah, atau
bagian tubuh lainnya, lokasi dan kartu RFID pada mesin presensi.
18. Penilaian kehadiran adalah kewajiban Pegawai melakukan presensi
masuk secara elektronik atau daring maupun manual atau luring.
19. Keterlambatan (TL) adalah Pegawai yang datang setelah jam 07.31
WITA.
20. Tidak masuk kerja (TMK) adalah Pegawai yang tidak masuk kerja sehari
penuh.
21. Pulang Sebelum Waktu (PSW) adalah Pegawai yang pulang sebelum jam
16.00 WITA untuk hari Senin sampai dengan Kamis dan jam 11.00
WITA untuk hari Jum’at.
22. Online yang selanjutnya disebut dengan daring (dalam jaringan) adalah
keadaan dimana tersedianya jaringan internet.
23. Offline yang selanjutnya disebut dengan luring (luar jaringan) adalah
keadaan dimana tidak tersedianya jaringan internet.
24. Force majeure adalah suatu kejadian yang terjadi di luar kemampuan
manusia dan tidak dapat dihindarkan sehingga suatu kegiatan tidak
dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
25. Cuti adalah keadaan tidak masuk kerja yang diizinkan dalam jangka
waktu tertentu.
26. Bulan Periode adalah jangka waktu yang dimulai pada tanggal 1 bulan
dan berakhir pada tanggal 28, 29, 30 dan 31 dibulan berjalan yang
digunakan sebagai penghitungan produktivitas dan disiplin.
27. Jam Kerja Formal adalah waktu kerja yang harus dipenuhi oleh setiap
ASN.
28. Jam Kerja Khusus adalah waktu kerja yang harus dipenuhi oleh setiap
ASN dalam keadaan tertentu.
29. Jam Kerja Efektif adalah waktu kerja yang harus dipergunakan untuk
berproduksi/menjalankan tugas.
BAB II
KETENTUAN HARI KERJA, JAM KERJA FORMAL, APEL KERJA, JAM KERJA
EFEKTIF DAN JAM KERJA KHUSUS
Pasal 2
(1) Hari kerja PNS dan Anggota TNI-Polri penugasan adalah hari Senin
sampai dengan hari Jum’at.
(2) Jam kerja, jam kerja khusus, dan apel kerja bagi ASN dan Anggota TNI-
Polri akan ditetapkan dengan kemudian dengan ketentuan lebih lanjut
oleh Bupati.
(3) Jam kerja bagi PNS dan Anggota TNI-Polri penugasan ditetapkan sebagai
berikut:
a. pada hari Senin sampai dengan Kamis Pukul 07.30 WITA hingga
Pukul 16.00 WITA; dan
b. pada hari Jum’at dimulai Pukul 07.30 WITA hingga Pukul 11.00
WITA.
(4) Apel kerja adalah dilaksanakan pada hari Senin dilaksanakan selambat-
lambatnya pada pukul 07.30 WITA.
(5) Jam kerja formal sebagaimana yang dimaksud pada ayat (3) adalah
sebesar 150 jam perbulan atau 9.000 menit perbulan.
(6) Jam kerja efektif yang digunakan untuk melaksanakan tugas setiap
bulannya adalah sebesar 113 Jam perbulan atau 6.780 menit perbulan.
(7) Perubahan terhadap ketentuan hari, jam dan apel kerja sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), (2), (3) dan (4) ditetapkan dengan Keputusan
Bupati.
Pasal 3
(1) Pembayaran TPP Pegawai ASN setiap bulan dinilai berdasarkan
produktivitas kerja dan disiplin kerja, dikecualikan terhadap pegawai ASN
yang memiliki Jabatan Tertentu dengan hari dan jam kerja berbeda sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau peraturan kepala
perangkat daerah.
(2) Penyusunan Peraturan Kepala Perangkat Daerah yang dimaksud pada ayat
(1), tetap melibatkan unsur dari bagian pada Sekretariat Daerah yang
menangani peraturan perundang-undangan, bagian pada Sekretariat
Daerah yang mengelola kelembagaan dan tata laksana, dan perangkat
daerah yang menangani kepegawaian.
(3) Pegawai ASN yang memiliki Jabatan Tertentu dengan Hari dan Jam Kerja
Berbeda sebagaimana yang dimaksud pada ayat (1), adalah Pegawai ASN
Jabatan Fungsional atau yang Pegawai ASN yang bekerja menggunakan
sistem sif kerja atau bertugas diluar ruangan.
(4) Cara penghitungan pembayaran TPP berdasarkan ayat (1) sampai dengan
ayat (3) sebagaimana contoh terlampir.
Pasal 4
(1) Setiap hari Senin sampai Jum’at wajib melakukan presensi.
(2) Setiap hari Senin diwajibkan mengisi daftar hadir apel pagi.
(3) Pengisian daftar hadir dimulai pukul 06.30 WITA dan selesai pada pukul
18.00 WITA.
(4) Pengisian daftar hadir sore dilaksanakan paling cepat pukul 16.00 WITA
untuk hari Senin sampai dengan Kamis, dan pukul 11.00 WITA untuk
hari Jumat.
(5) Kewajiban untuk melaksanakan mengisi daftar hadir sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dikecualikan bagi:
a. JPT dan Kepala Perangkat Daerah;
b. Sekretaris (pada Bupati, Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, Asisten
Sekretariat Daerah), Pengemudi (Kendaraan Dinas Pimpinan), Ajudan,
dan Petugas Protokol (Bupati dan/atau Wakil Bupati);
c. Mendapat tugas diluar tempat tugas sehingga tidak dapat mengisi
presensi;
d. ASN melaksanakan perjalanan kedinasan;
e. ASN yang melakukan cuti;
f. ASN yang kehadirannya diatur dengan Peraturan Kepala Perangkat
Daerah;
g. ASN yang mendapat perintah tertulis, dispensasi tertulis
(melampirkan permohonan dari organisasi terkait), izin tertulis untuk
terlambat, atau pulang sebelum waktu;
h. ASN yang mengkuti kegiatan yang dimulai pukul 08.30 Wite atau
sebelumnya;
i. Mengikuti kegiatan yang berakhir pukul 15.00 Wite pada Hari Senin
s.d. Kamis dan 10.00 Wite pada Hari Jumat;
j. Adanya force majeure yang dibuktikan dengan surat pernyataan dari
Pejabat Pembina Kepegawaian, Kepala Perangkat Daerah atau
operator sarana prasarana TPP;
k. ASN yang melaksanakan tugas melebihi 180 menit pada hari
sebelumnya diluar jam kerja dan dapat dibuktikan dengan sah,
diberikan kelonggaran untuk melakukan presensi pagi selambatnya
jam 9.00 wita; dan
l. Dispensasi keterlambatan (TL), pulang sebelum waktu (PSW), dan
tidak presensi dapat dibuat sebanyak 4 (empat) surat dalam kurun
waktu 1 (satu) bulan periode dengan alasan yang dapat dipertanggung
jawabkan.
BAB III
BESARAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
Pasal 5
Tambahan Penghasilan Pegawai dan diberikan kepada PNS, PPPK, dan
Anggota TNI-Polri di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan.
Pasal 6
(1) Perhitungan besaran TPP dihitung berdasarkan rumusan perhitungan
nilai dasar (basic);
(2) Rumusan perhitungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum
didalam lampiran;
(3) Dalam melaksanakan tugasnya Pegawai dapat diberikan Tambahan
Penghasilan Pegawai dari nilai dasar (basic) besaran TPP dengan
berdasarkan pada antara lain:
TPP berdasarkan beban kerja (40%);
a. TPP berdasarkan prestasi kerja (60%);
b. TPP berdasarkan tempat bertugas (10%);
c. TPP berdasarkan kondisi kerja (10%);
d. TPP berdasarkan kelangkaan profesi (> 10%); dan/atau
e. TPP berdasarkan pertimbangan objektif lainnya.
(4) Penghitungan Besaran Pemberian TPP sebagaimana dimaksud pada ayat
(3), ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
(5) Jumlah TPP diterima adalah hasil perhitungan jangka waktu 1 bulan
periode yang dikurangi dengan jumlah per seratus potongan TPP.
(6) Rumusan perhitungan besaran TPP yang diterima sebagaimana dimaksud
pada ayat (4) tercantum dalam lampiran Peraturan Bupati ini.
BAB IV
PEMBAYARAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
Pasal 7
(1) Segala biaya yang dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan TPP
dibayarkan setiap bulan (n) atau sesuai kemampuan daerah sesuai
laporan penilaian produktivitas dan laporan penilaian disiplin pada bulan
sebelumnya (n-1).
(2) TPP dibayarkan terhitung mulai tanggal melaksanakan tugas sesuai
dengan Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas (SPMT) dan/atau Surat
Pernyataan Menduduki Jabatan (SPMJ) pada instansi sesuai tempat
tugas dan daftar gaji yang bersangkutan.
(3) Pemberian TTP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk ASN dan
Anggota TNI-Polri hanya diberikan apabila tidak diberikan oleh instansi
induk untuk penghasilan yang dipersamakan.
(4) TPP dibayarkan berdasarkan kluster sebagai berikut:
a. Kluster 1 meliputi ASN yang bertugas pada Sekretariat Daerah;
b. Kluster 2 meliputi ASN yang bertugas pada Inspektorat;
c. Kluster 3 meliputi ASN yang bertugas pada Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan, Badan
Keuangan dan Aset Daerah, dan Badan Pendapatan Daerah;
d. Kluster 4 meliputi ASN yang bertugas pada Sekolah, UPT, Kecamatan,
Badan serta Dinas di Wilayah Kecamatan Nunukan, Nunukan
Selatan, Sei Menggaris, Sebatik, Sebatik Barat, Sebatik Tengah,
Sebatik Utara, dan Sebatik Timur;
e. Kluster 5 meliputi ASN yang bertugas pada Sekolah, UPT dan
Kecamatan di Wilayah Kecamatan Sebuku, Tulin Onsoi, Sembakung,
Sembakung Atulai, dan Lumbis;
f. Kluster 6 meliputi ASN yang bertugas pada Sekolah, UPT dan
Kecamatan di Wilayah Kecamatan Lumbis Ogong, Krayan, Krayan
Selatan, Krayan Barat, dan Krayan Timur; dan
g. Kluster 7 meliputi ASN yang bertugas pada Sekolah, UPT dan
Kecamatan di Wilayah Krayan Tengah, Lumbis Pansiangan dan
Lumbis Hulu.
(5) TPP diberikan kepada:
a. Setiap jabatan yang ada di Lingkungan Pemerintah Kabupaten
Nunukan berdasarkan kelas Jabatan harus didasari pada surat
persetujuan Menteri terkait;
b. Pelaksana Tugas dengan TPP tambahan:
1. Pejabat atasan langsung atau atasan tidak langsung yang
merangkap sebagai Plt atau Plh atau tugas tambahan menerima
TPP Pegawai ASN tambahan, ditambah 20% (dua puluh persen)
dari TPP pegawai ASN dalam Jabatan sebagai Plt. atau Plh. atau
tugas tambahan pada Jabatan yang dirangkapnya;
2. Pejabat setingkat yang merangkap Plt atau Plh atau tugas
tambahan jabatan lain menerima TPP ASN yang lebih tinggi,
ditambah 20% (dua puluh persen) dari TPP Pegawai ASN yang lebih
rendah pada Jabatan definitif atau Jabatan yang dirangkapnya;
3. Pejabat satu tingkat dibawah pejabat definitif yang berhalangan
tetap atau berhalangan sementara yang merangkap sebagai Plt
atau Plh atau tugas tambahan hanya menerima TPP ASN pada
Jabatan TPP ASN pegawai yang lebih tinggi;
4. TPP ASN Tambahan bagi pegawai yang merangkap sebagai Plt atau
Plh atau tugas tambahan dibayarkan terhitung mulai tanggal
menjabat sebagai Plt atau Plh atau tugas tambahan; dan
5. Plt atau Plh atau tugas tambahan diberikan TPP tambahan paling
singkat 1 (bulan) kalender berdasarkan Keputusan Pejabat
Pembina Kepegawaian.
c. PNS tugas belajar dibayar 60% dari kelas jabatan sesuai jabatan
terakhir.
d. Cuti dibayar:
1. Cuti Tahunan dibayar penuh;
2. Cuti Karena Alasan Penting dibayar penuh;
3. Cuti Sakit dibayar penuh;
4. Cuti Besar dengan alasan persalinan dibayar penuh;
5. Cuti Besar lebih dari 30 hari kalender dibayar 50% (lima puluh
perseratus) dari penilaian produktivitas dan disiplin di hari kerja
pada bulan berjalan;
6. Cuti Melahirkan dibayar penuh; dan
7. Cuti Bersama dibayar penuh.
e. Calon Pegawai ASN bagi CPNS dan CPPPK formasi jabatan pelaksana,
dibayarkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari nilai TPP kelas
jabatannya terhitung mulai tanggal Surat Pernyataan Melaksanakan
Tugas sampai dengan terbit keputusan pengangkatan menjadi PNS
dan PPPK;
f. Calon Pegawai ASN bagi CPNS dan CPPPK formasi jabatan fungsional,
dibayarkan sebesar 80% (delapan puluh persen) dari nilai TPP jabatan
fungsionalnya;
g. Dalam hal setelah terbitnya keputusan belum ditetapkan kelas
jabatan dan/atau tidak tersedianya kotak/wadah jabatan pada peta
jabatan, TPP diberikan sebesar 100% (seratus persen) dari TPP kelas
jabatan terendah;
h. Dalam hal terjadi penyederhanaan atau perubahan kelembagaan,
pegawai yang diangkat dalam jabatan baru menggunakan kelas
jabatan terakhir sampai dengan ditentukannya kelas jabatan baru;
i. Dalam hal terjadi kenaikan jenjang jabatan fungsional, pegawai yang
diangkat dalam jenjang jabatan fungsional baru, menggunakan kelas
jabatan dalam jenjang jabatan tersebut;
j. Pegawai yang tidak mengikuti pelantikan dalam jabatan karena alasan
yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, diberikan TPP dengan kelas
jabatan 1 tingkat lebih rendah; dan
k. PNS penugasan yang tidak menerima tambahan penghasilan yang
dipersamakan dari instansi lain dibayar penuh.
(6) Dalam hal Pegawai yang terkena mutasi dalam Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Nunukan, sebelum diberikan haknya untuk pembayaran TPP
diwajibkan:
a. Melaporkan LHKPN yang ditandai dengan Surat Keterangan
Kepatuhan LHKPN dari Bagian Organisasi Sekretariat Daerah
Kabupaten Nunukan;
b. Telah menyerahkan Barang Milik Daerah kepada instansi lama yang
ditandai dengan Surat Keterangan Barang Milik Daerah dari
Perangkat Lama; dan
c. Telah menandatangani surat pernyataan kesanggupan menyelesaikan
segala permasalahan perbendaharaan dan keuangan (TPTGR) yang
diketahui oleh Kepala Perangkat Daerah Lama atau Inspektorat.
(7) Dalam hal pegawai mutasi keluar daerah dari Pemerintah Kabupaten
Nunukan terlebih dahulu menyelesaikan segala permasalahan
perbendaharaan dan keuangan yang ditandai dengan Surat Bebas
Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi.
(8) TPP tidak diberikan kepada:
a. Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan yang
diberhentikan sementara atau dinonaktifkan;
b. Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan yang
diberhentikan dengan hormat atau tidak dengan hormat;
c. Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan
diperbantukan/dipekerjakan/penugasan pada instansi/lembaga
Negara dan/atau lembaga lainnya di Luar Lingkungan Pemerintah
Kabupaten Nunukan;
d. Pegawai di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan yang
diberikan cuti di Luar Tanggungan Negara atau dalam bebas tugas
untuk menjalani masa persiapan pensiun;
e. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin sedang (tidak diberikan selama 3
(tiga) bulan terhitung mulai tanggal ditetapkan) berupa:
1. Penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 (satu) tahun;
2. Penundaan kenaikan pangkat selama 1 (satu) tahun; dan
3. Penurunan pangkat lebih rendah selama 1 (satu) tahun.
f. PNS yang dijatuhi hukuman disiplin berat (tidak diberikan selama 6
(enam) bulan terhitung mulai tanggal ditetapkan) berupa:
1. Penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
dan
2. Pemindahan dalam rangka penurunan pangkat setingkat lebih
rendah atau pembebasan jabatan.
(9) Kekurangan pembayaran TPP yang disebabkan oleh kekeliruan dan/atau
kesalahan dalam penghitungan teknis administrasi dibayarkan dengan
cara rapel.
Pasal 8
Pemberian TPP pada jabatan yang melaksanakan tugas Jabatan Fungsional
Dokter Umum yang melaksanakan tugas sebagai dokter spesialis disetarakan
dengan Kelas Jabatan Jenjang Dokter yang disesuaikan pada kelangkaan
profesidan/atau pertimbangan objektif lainnya.
BAB V
PENILAIAN TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
Pasal 9
(1) Dalam penilaian pelaksanaan tugasnya Pegawai ASN akan dinilai dengan
dua indikator yaitu Penilaian Produktivitas dan Penilaian Disiplin.
(2) Penilaian Produktivitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah
penilaian hasil kerja PNS selamawaktu kerja efektif atau 113 jam atau
6.780 menit perbulan periode.
(3) Penilaian Disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah penilaian
disiplin terhadap kehadiran dan perilaku kerja dalam 1 bulan periode.
(4) Penilaian Produktivitas dan Disiplin sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
adalah 70% (tujuh puluh perseratus) untuk penilaian produktivitas dan
30% (tiga puluh perseratus) untuk penilaian disiplin.
Pasal 10
(1) Penilaian Produktivitas dan Pengurangan TPP dinyatakan dalam per
seratus (%) dan dihitung secara kumulatif dalam 1 bulan periode paling
banyak 100% (seratus per seratus).
(2) Penilaian produktivitas sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (1),
target pelaksanaanya ditetapkan dengan sasaran kerja pegawai paling
lambat minggu kedua bulan Januari setiap tahunnya berdasarkan antara
lain:
a. Uraian tugas jabatan;
b. Indikator kinerja utama;
c. Perjanjian kerja; dan
d. Indikator kinerja individu.
(3) Penilaian disiplin sebagaimana dimaksud pada Pasal 9 ayat (1) ditetapkan
berdasarkan rekapitulasi kehadiran dan perilaku pegawai.
(4) Pengurangan TPP dari Penilaian Disiplin bersifat komulatif dan terdiri
dari:
a. Tidak mengikuti apel pagi (2%);
b. Tidak mengikuti kegiatan khusus seperti Upacara Hari-Hari Besar,
Apel Korpri, dan kegiatan lainnya yang ditugaskan (2%);
c. Terlambat masuk kerja:
a) 1 s.d. 30 menit 0,5%;;
b) 31 s.d. 60 menit 1%;
c) 61 s.d. 90 menit 1,25%; dan
d) ≥ 91 menit atau tidak melakukan presensi datang 1,5%.
d. Pulang sebelum waktu:
a) 1 s.d. 30 menit 0,5%;
b) 31 s.d. 60 menit 1%;
c) 61 s.d. 90 menit 1,25%;
d) ≥ 91 menit atau tidak melakukan presensi pulang 1,5%;
(5) Penilaian disiplin lainnya yaitu mendapatkan sanksi hukuman disiplin
ringan selain dari disiplin jam kerja.
(6) Laporan hasil operasi yang dilaksanakan Satuan Polisi Pamong Praja dan
Instansi Terkait, yaitu penegakan disiplin kerja, disiplin seragam dan
disiplin lainnya (1%).
(7) Pengurangan sebagaimana yang dimaksud pada ayat (5) dinyatakan
dengan Surat Keputusan Hukdis sesuai dengan kewenangan yang
diberikan.
(8) Pengurangan dari besaran TPP terdiri dari:
a. ASN yang dijatuhi hukuman disiplin ringan selain dari penilaian
kehadiran (10%);
b. ASN yang menjalani hukuman pidana dan/atau pemberhentian
sementara dari PNS (100%) terhitung mulai tanggal ditetapkan
keputusan selama diberhentikan; dan
c. PNS tugas belajar sudah habis masa waktunya tidak melaporkan diri
(100%) sampai dengan melaporkan diri.
(9) Setiap ASN dan Anggota TNI-Polri yang memenuhi unsur diatas tetapi
telah menerima TPP, maka yang bersangkutan wajib mengembalikan TPP
tersebut kepada Pemerintah Daerah melalui Kas Daerah.
BAB VI
LAPORAN PENILAIAN PRODUKTIVITAS
Pasal 11
(1) Setiap PNS Wajib membuat LPP.
(2) Pembuatan LPP dilaporkan secara daring.
(3) LPP dibuat setiap bulan periode yang dimulai pada tanggal 1 dan berakhir
pada akhir bulan berjalan.
(4) LPP sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus dievaluasi dan wajib
divalidasi oleh pejabat penilai, atau pejabat terkait sesuai hirarki sebagai
pengawasan yang melekat terhadap Pegawai yang dinilai yaitu:
a. Pelaksana oleh Pejabat Pengawas;
b. Pejabat Pengawas oleh Pejabat Administrator;
c. Pejabat Administrator (bukan kepala perangkat daerah) oleh Pejabat
Pimpinan Tinggi;
d. Kepala Perangkat Daerah, Jabatan Pimpinan Tinggi, dan PLT Kepala
Perangkat Daerah membuat LPP dengan format Pernyataan
Bertanggung Jawab;
e. Guru oleh Kepala Sekolah;
f. Kepala Sekolah, Pengawas Sekolah, dan Penyuluh oleh Kepala UPT
masing-masing; dan
g. Plt dan Plh.
(5) Batasan waktu atasan langsung melakukan validasi adalah 2 hari kerja,
dan apabila tidak diberikan tanggapan maka akan dianggap menyetujui
LPP yang diajukan oleh ASN yang bersangkutan.
(6) LPP dilaporkan setiap hari secara daring yang selambatnya di unggah
pada hari Minggu di pekan yang sama atau pada akhir bulan, yang
memuat periode, nama, NIP, jabatan, kelas jabatan, instansi, besar TPP,
penilaian produktivitas, penilaian disiplin, menit total, nomor, tanggal,
hari, uraian pekerjaan, hasil kerja, lama penyelesaian, pembuktian dan
jumlah TPP yang diterima.
(7) Pembuktian sebagaimana dimaksud pada ayat (6) antara lain:
a. foto kegiatan dan/atau swafoto saat mengikuti kegiatan;
b. undangan, surat tugas dan disposisi;
c. daftar hadir; dan
d. bukti lainnya yang sah.
(8) LPP memuat hasil kerja minimal 6.780 menit setiap bulan periode,
kecuali dalam keadaan tertentu akan ditentukan kemudian.
(9) Dalam melaksanakan cuti dan perjalanan kedinasan diberikan penilaian
waktu sebesar 400 menit perhari.
(10) Penilaian waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (9), sesuai dengan
jumlah hari pada surat izin atau surat tugas yang dikeluarkan.
BAB VII
SANGGAHAN
Pasal 12
(1) Bukti sanggahan untuk pengurangan TPP diunggah bersamaan dengan
pembuatan LPP.
(2) Sanggahan yang dilakukan oleh ASN wajib melampirkan antara lain:
a. foto kegiatan dan/atau swafoto saat mengikuti kegiatan;
b. undangan, surat tugas dan disposisi;
c. daftar hadir; dan
d. bukti lainnya yang sah.
(3) Untuk LPP dari surat tugas dari pemberian dispensasi, wajib
melampirkan surat permohonan dispensasi dari organisasi yang
bermohon untuk menugaskan ASN yang bersangkutan.
(4) Bukti pemberian cuti:
a. Cuti tahunan sesuai dengan prosedur pemberian cuti tahunan;
b. Cuti alasan penting sesuai dengan prosedur pemberian cuti alasan
penting;
c. Cuti besar dengan sesuai dengan prosedur pemberian cuti besar,
kecuali cuti besar dengan alasan persalinan wajib melampirkan surat
keterangan dokter;
d. Izin dihitung sebagai cuti tahunan;
e. Sakit 1 hari menggunakan surat keterangan sakit secara pribadi dan
dihitung sebagai cuti sakit; dan
f. Sakit 2 hari atau lebih sesuai dengan prosedur pemberian cuti sakit.
BAB VIII
SARANA PRASARANA DAN PELAPORAN
Pasal 13
(1) Perangkat Daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan
penerapan TPP secara daring adalah Perangkat Daerah yang menangani
Kepegawaian dan/atau Informatika.
(2) Perangkat Daerah sebagaimana dimaksud menyiapkan dan mengelola
perangkat keras dan perangkat lunak (aplikasi).
(3) Perangkat Daerah tersebut menyiapkan rekapitulasi.
(4) Rekapitulasi laporan bulanan disampaikan secara daring atau luring oleh
admin setiap akhir bulan.
(5) Untuk efektivitas pelaksanaan pemberian TPP kepada ASN dan Anggota
TNI-Polri, Kepala Perangkat Daerah wajib melaksanakan pembinaan dan
pengawasan terhadap pelaksanaan tugas dilingkungan kerjanya masing-
masing.
(6) Kepala Perangkat Daerah disamping melaksanakan pembinaan
sebagaimana dimaksud diatas juga melaksanakan pengawasan yang
disertai dengan pemberian sanksi PNS dilingkungan kerjanya masing-
masing.
(7) Pemberian sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (6) selain
berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil dan Peraturan Perundang-undangan yang
berlaku juga berupa pengurangan TPP berdasarkan Peraturan Bupati ini.
(8) Pegawai yang tidak membuat LPP tidak diberikan TPP dari Penilaian
Produktivitas.
(9) Pegawai yang selama 3 bulan berturut-turut atau lebih tidak membuat
LPP, tidak diberikan pada bulan berikutnya.
(10) Laporan atas pelaksanaan TPP, disampaikan kepada Bupati melalui
Sekretaris Daerah secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sekali.
(11) Setiap ASN yang dengan sengaja melakukan manipulasi data kehadiran
dan/atau merusak barang milik daerah terkait dengan mekanisme
pemberian TPP, dikenakan sanksi berupa tidak diberikan TPP selama 6
(enam) bulan.
(12) Setiap PNS yang dengan sengaja melakukan perusakan terhadap sarana
prasarana sebagaimana dimaksud ayat (11) akan diberikan sanksi
disiplin.
BAB IX
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 14
(1) Sebelum tersedia perangkat pengisian daftar hadir, aplikasi TPP dan
jaringan internet maka pengisian daftar hadir dan penghitungan LPP
menggunakan sistem luring.
(2) Dalam hal menggunakan sistem luring sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), LPP yang telah dibuat akan disandingkan dengan penilaian
disiplin sebagai dasar pengurangan.
(3) Dalam hal menggunakan sistem luring sebagaimana dimaksud pada
ayat (1),perhitungan jumlah presentasi pengurangan yang diterima,
adalah selama 3 hari kerja dibulan berjalan terhitung mulai tanggal 1
bulan berikutnya dan diumumkan secara tertulis untuk dilakukan
penyesuaian terhadap sanggahan yang diajukan oleh ASN yang
bersangkutan.
(4) Apabila perhitungan pengurangan TPP telah diumumkan sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dan tidak ada sanggahan hingga pada waktu
yang ditentukan, maka dianggap menerima terhadap jumlah persentasi
pengurangan yang diterima.
(5) Dalam hal menggunakan sistem luring sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), Laporan Pekerjaan dibuat adalah yang memuat periode, nama,
NIP, jabatan, kelas jabatan, instansi, besar TPP, penilaian produktivitas,
penilaian disiplin, menit total, nomor, tanggal, hari, uraian pekerjaan,
hasil kerja, lama penyelesaian, pembuktian, dan jumlah TPP yang
diterima yang disetujui oleh pejabat penilai.
(6) Dalam hal menggunakan sistem luring sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), pengolahan rekapitulasi pengurangan dilakukan oleh pejabat
pengelola kepegawaian di perangkat daerah, dengan melakukan
perubahan pada hasil cetak komputer atau lembar daftar hadir dengan
berdasarkan bukti-bukti yang diperolehnya.
(7) Dalam hal menggunakan sistem luring sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), perhitungan jumlah TPP diterima, dilakukan oleh pejabat
pengelola keuangan di perangkat daerah berdasarkan dari hasil
persentase jumlah pengurangan yang telah dihitung oleh pejabat
pengelola kepegawaian.
(8) Dalam hal menggunakan sistem luring sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), penetapan rekapitulasi penilaian produktivitas dan penilaian
disiplin dilakukan oleh Kepala Perangkat Daerah dan diumumkan paling
lambat pada tanggal 5 setiap bulannya selama hari kerja.
(9) Pembayaran TPP dilengkapi dengan Surat Pernyataan
Bertanggungjawab.
(10) Surat Pernyataan Bertanggungjawab apabila Kepala Perangkat Daerah
berhalangan maka penandatanganan pernyataan dilakukan oleh pejabat
setingkat lebih tinggi atau pejabat yang ditunjuk sebagai Plh atau Plt.
Pasal 15
(1) Penghitungan TPP bulan Januari 2021 adalah menggunakan laporan
pada periode 21 November s.d. 20 Desember 2020 dan masih
menggunakan perhitungan sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 21
Tahun 2019 tentang Tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri
Sipil di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan.
(2) Untuk penghitungan TPP bulan selanjutnya berpedoman pada Peraturan
Bupati ini.
BAB X
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 16
Peraturan Bupati ini berlaku bagi seluruh Pegawai ASN dan Anggota TNI-Polri
di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Nunukan.
Pasal 17
(1) Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Perangkat Daerah wajib
menetapkan pola kerja bagi ASN yang memiliki Jabatan tertentu dengan
hari dan jam kerja khusus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
(2) Perangkat Daerah yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana ayat
(1), maka pembayaran TPP dilakukan penundaan sampai dengan
diterbitkannya peraturan jam kerja khusus pada perangkat daerah
dimaksud.
Pasal 18
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Nomor 21
Tahun 2019 tentang Tunjangan Tambahan Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Nunukan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 19
Segala biaya yang dikeluarkan dalam rangka pelaksanaan Peraturan Bupati
ini dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten
Nunukan.
Pasal 20
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Nunukan.
Ditetapkan di Nunukan
pada tanggal 3O Desember 2020
BUPATI NUNUKAN,
ttd
ASMIN LAURA HAFID
Diundangkan di Nunukan
pada tanggal 3O Desember 2020
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN NUNUKAN,
ttd
SERFIANUS
BERITA DAERAH KABUPATEN NUNUKAN TAHUN 2020 NOMOR 54
LAMPIRAN
PERATURAN BUPATI NUNUKAN
NOMOR 54 TAHUN 2020
TENTANG
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN NUNUKAN
TAMBAHAN PENGHASILAN PEGAWAI
A. Rumusan TPP adalah sebagai berikut:
ITPP = B x C x D
Basic TPP = A x ITPP
Besaran TPP = Basic TPP x E x IKA
Keterangan:
ITPP = Indeks Tambahan Penghasilan Pegawai ASN
A = Besaran Tunjangan BPK per Kelas Jabatan yang
disesuaikan dengan kelas pada jabatan yang ditugaskan
secara definitif
B = Indeks Kapasitas Fiskal Daerah
C = Indeks Kemahalan Konstruksi
D = Indeks Penyelenggaraan Pemerintah Daerah
E = Persentase Dasar Pemberian TPP
IKA = Indeks Ketimpangan Anggaran, hasil dari anggaran
perbulan yang ada dibandingkan dengan nilai TPP seluruh
ASN perbulan
Penjelasan:
1. Kelas jabatan yang ada pada Badan Pemeriksa Keuangan akan
disetarakan dengan kelas jabatan yang ada pada Pemerintah
Kabupaten Nunukan berdasarkan Evaluasi Jabatan yang telah
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Nunukan
2. Indeks Kapasitas Fiskal Daerah adalah kemampuan keuangan daerah
berdasaran Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur mengenai
Peta Kapasitas Fiskal Daerah
3. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) adalah alat ukur kesulitan
geografis suatu daerah sebagai faktor koreksi tingkat kemahalan yang
ditetapkan oleh BPS yang dikurangi dengan IKK Kota Jakarta Pusat
(posisi kantor BPK Pusat)
4. Indeks Penyelenggaraan Pemerintah Daerah terdiri Variabel
Pengungkit (90%) dan Variabel Hasil (10%) yang terdiri dari:
Komponen Variabel Pengungkit:
a) Opini Laporan Keuangan (10%);
b) Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (30%);
c) Kematangan Penataan Perangkat Daerah (5%);
d) Indeks Inovasi Daerah (5%);
e) Prestasi Kerja Pemerintah Daerah (5%);
f) Rasio Belanja Perjalanan Dinas (30%); dan
g) Indeks Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah (30%).
Komponen Variabel Hasil:
1) Indeks Pembangunan Manusia (6% skor); dan
2) Indeks Gini Ratio (4% skor).
B. Rumusan Jumlah TPP yang diterima
Jumlah TPP diterima = F – (F x G x H)
Keterangan:
F = Besaran TPP
G = Persentase besaran produktivitas/disiplin
H = Persentase Pengurangan
C. Contoh Kasus
Contoh menghitung besaran TPP:
1. Sdr. Badu adalah Pejabat Pengawas Kelas 9 di Instansi Sekretariat
Daerah dengan besaran basic BPK adalah Rp 9.360.200 dan ITPP
Kabupaten Nunukan adalah 0,529 maka besaran basic yang diterima
adalah:
Rp 9.360.200 x 0,529 = Rp 4.958.955
2. Sdr. Badu adalah pejabat pengawas kelas 9 pada instansi UPT
Pelabuhan Pembeliangan Dinas Perhubungan, yang sesuai Keputusan
Bupati pada Jabatannya TPP diberikan berdasarkan beban kerja,
prestasi kerja, dan tempat bertugas, maka TPP yang diterima adalah.
(40%x Rp 4.958.955) + (60% x Rp 4.958.955) + (10% x Rp 4.958.955)
= Rp 5.454.850
Contoh Pembayaran Mutasi Plt dan Pensiun:
1. Sdr. Badu adalah Pejabat Pengawas kelas 8 yang ditugaskan di
BKPSDM pada tanggal 6 April 2021 (periode LPP1 s.d. 30 April 2021)
dilantik dan dipromosikan menjadi Pejabat Administrator kelas 11 pada
BAPPEDA Litbang, maka TPP yang diterima pada bulan Mei 2021
adalah kelas 8 untuk periode1 s.d 5 April 2021 dan kelas 11 untuk
periode 6 s.d. 30 April 2021;
2. Sdr. Badu adalah Pejabat Pengawas Eselon kelas 9 yang ditugaskan di
BKPSDM, pada tanggal 21 Oktober 2021 dilantik menjadi Pejabat
Pengawas Eselon kelas 9 di DLH, maka TPP yang diterima pada bulan
Desember 2021 adalah kelas 9 untuk tanggal 1 s.d. 31 Oktober 2021;
3. Sdr. Badu adalah PNS yang menduduki Jabatan Kepala Bagian
Organisasi (Kelas 12) dan berdasarkan Keputusan Bupati ditugaskan
menjadi Plt. pada Jabatan Kepala Sub Bagian Kelembagaan dan Anjab
(Kelas 8). Maka besaran TPP yang menjadi hak Sdr. Badu adalah TPP
kelas 12 ditambah dengan 20% dari TPP Kelas 8;
4. Sdr. Badu adalah PNS yang menduduki Jabatan Kepala Sub Bagian
Tata Laksana (Kelas 9) dan berdasarkan Keputusan Bupati ditugaskan
menjadi Plt. pada Jabatan Kepala Sub Bagian Kelembagaan dan Anjab
(Kelas 8). Maka besaran TPP yang menjadi hak Sdr. Badu adalah TPP
kelas 9 ditambah dengan 20% dari kelas 8;
5. Sdr. Badu adalah PNS yang menduduki Jabatan Kepala Sub Bagian
Kelembagaan dan Anjab (kelas 8) dan berdasarkan Keputusan Bupati
ditugaskan menjadi Plt pada Jabatan Kepala Bagian Organisasi (kelas
12). Maka besaran TPP yang menjadi hak Sdr. Badu adalah TPP kelas
12;
6. Sdr. Badu adalah PNS yang menduduki Jabatan Kepala Sub Bagian
Kelembagaan (kelas 8), dan di lantik pada tanggal 4 Maret 2021
menjadi Kepala Sub Bagian Umum pada Dinas Lingkungan Hidup
(kelas 8), namun tidak mengikuti pelantikan karena alasan yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan, dan mengikuti pelantikan susulan pada
tanggal 19 Maret 2021, maka TPP yang dibayar adalah:
a) 1 s.d 3 Maret 2021 adalah kelas 9;
b) 4 s.d 18 Maret 2021 adalah kelas 8 (sesuai kluster perangkat daerah
lama); dan
c) 19 s.d 31 Maret 2021 adalah kelas 9.
7. Sdr. Badu adalah PNS yang pensiun pertanggal 1 Juli 2021, maka yang
bersangkutan masih dapat TPP untuk tanggal 1 s.d. 30 Juni 2021.
Contoh Pengurangan Berdasarkan Penilaian Disiplin:
1. Sdr. Badu pada hari Senin tanggal 15 April 2021 terlambat datang dan
presensi kehadiran pada pukul 7.53 Wite, maka potongan kehadiran
yang diterima pada periode 1 s.d. 30 April 2021 adalah sebesar 2%
(tidak apel) + 0,5% (terlambat) = 2,5%;
2. Sdr. Badu pejabat pengawas kelas 9 berdasarkan surat tugas
mengikuti upacara hari pendidikan pada tanggal 2 Mei 2021. Namun
pada pelaksanaanya yang bersangkutan tidak hadir pada kegiatan
upacara dan melakukan presensi pagi pada tanggal 6 Mei 2019 jam
8.25 Wite, maka besar pengurangan TPP untuk bulan Juni 2019
adalah 2% (tidak upacara) + 1% (kategori terlambat 31 s.d. 60 menit) =
3%;
3. Sdr. Badu mengajukan izin selama 1 hari pada tanggal 10 Oktober
2021 dengan alasan menghadiri pernikahan keluarga, dan selama
tahun 2020, 2021 dan 2022 tidak pernah mengambil cuti tahunan,
maka dengan demikian sisa cuti tahunan yang dapat diambil pada
tahun 2021 adalah sebanyak 23 hari kerja;
4. Sdr. Badu tidak pernah cuti selama menjadi PNS dan mengajukan izin
serta cuti pada tahun 2021 dengan rincian sebagai berikut:
a) Mengajukan izin pada tanggal 3 Januari 2021 dengan alasan anak
tetangga akikah selama 1 hari (dihitung cuti tahunan tahun 2021)
b) Mengajukan cuti tahunan untuk tahun 2019, 2020 dan 2021
sebanyak 18 hari kerja, dari tanggal 3 s.d 26 Februari 2021;
c) Mengajukan cuti tahunan untuk tahun 2021 selama 5 hari kerja 8
s.d. 12 Juni 2021; dan
d) Pada tanggal 2 Juli 2021 mengajukan izin dengan alasan
menghadiri menghadiri pernikahan keluarga.
Maka berdasarkan data diatas,Sdr. Badu mendapat dispensasi
a) Huruf a adalah 400 menit;
b) Huruf b adalah 7.200 menit;
c) Huruf c adalah 2.000 menit; dan
d) Namun tanggal 2 Juli 2021 akan dihitung sebagai pengurangan
sebesar 3% pada perhitungan penilaian disiplin dan dihitung
sebagai pertimbangan hukuman disiplin.
5. Sdr. Badu melakukan perjalanan dinas ke Jakarta selama 4 hari dari
Kamis tanggal 9 Maret 2021 s.d. Minggu 12 Maret 2021, maka waktu
dispensasi perjalanan dinas yang didapatkan adalah sebesar
1.600menit untuk penilaian produktivitas pada tanggal 1 s.d. 31 Maret
2021;
6. Sdri. Fitri mengajukan cuti besar dengan alasan melahirkan anak ke 4,
pada tanggal 10 Juni s.d 9 September 2021, maka Sdri. Fitri
dibayarkan penuh TPP pada periode tersebut dengan perhitungan:
a) Periode 1 s.d 30 Juni 2021
1) Tanggal 1 s.d. 9 Juni 2021 membuat LPP seperti biasa; dan
2) Tanggal 10 s.d. 30 Juni 2021 pada LPP tertulis cuti dan
mendapat dispensasi waktu sebesar 15 hari kerja x 400 menit =
6.000 menit.
b) Periode 1 s.d. 31 Juli 2021 pada LPP tertulis cuti dan mendapat
dispensasi sebesar 23 hari kerja x 400 menit = 9.200 menit atau
terhitung paling banyak 6.780 menit;
c) Periode 1 s.d. 31 Agustus 2021pada LPP tertulis cuti dan mendapat
dispensasi sebesar 20 hari kerja x 400 menit = 8.000 menit atau
terhitung paling banyak 6.780 menit;
d) Periode 1 s.d 30 September 2021:
1) Tanggal 1 s.d. 9 September 2021 pada LPP dan mendapat
dispensasi waktu sebesar 7 hari kerja x 400 = 2.800 menit; dan
2) Tanggal 10 s.d. 30 September membuat LPP seperti biasa.
7. Sdr. Badu adalah pejabat pengawas kelas 9 pada instansi UPT
Pelabuhan Pembeliangan Dinas Perhubungan, pada bulan periode 1
s.d. 31 Maret 2021 terdapat potongan sebesar 3,07% dari penilaian
disiplin, maka TPP yang diterima adalah:
Rp 5.509.069 – (Rp 5.509.069 x 30% x 3,07%)
= Rp 5.509.069 – Rp 50.738
=Rp 5.458.331
D. Pembuatan dan Penyerahan Laporan
Contoh LPP:
1. Dalam keadaan luring Pada tanggal 31 Maret 2021, JPT di tempat kerja
Sdr. Badu sedang tidak ada ditempat, maka atasan pejabat penilai atau
Plh/Plt dapat melakukan validasi terhadap LPP Sdr. Badu;
2. Pada tanggal 28 Februari 2021, Sdr. Badu menyerahkan LPP kepada
pejabat penilai, namun hingga 2Maret 2021, pukul 23.59 tidak ada
tanggapan (dengan alasan apapun), maka LPP tersebut dianggap telah
divalidasi yang dinyatakan dengan telah disetujuinya perhitungan
pengurangan TPP dari penilaian produktivitas. Apabila terdapat
perbedaan pendapat mengenai penilaian produktivitas dan disiplin sdr.
Badu, maka pemberkasan TPP dapat dilanjutkan dan TPP sdr. Badu
dibayarkan secara terpisah;
3. Pada tanggal 31 Maret 2021, LPP yang dibuat Sdr. Badu sebagai
Pejabat Pengawas, setelah dievaluasi oleh pejabat penilainya, tidak
disetujui dan terjadi perbedaan pendapat, maka dilakukan mediasi oleh
antara sdr. Badu, pejabat penilai dan atasan pejabat penilai. Maka
pada tanggal 1 April 2021, setelah ada kesepakatan, LPP Sdr. Badu
selain divalidasi oleh pejabat penilai, atasan pejabat penilai juga
menyetujui laporan tersebut;
4. Sdr. Badu membuat LPP untuk setiap hari dari tanggal 1 s.d. 30 April
2021, dengan rincian 5.480 menit untuk hari kerja dan 1.830 menit
pada hari libur (total 7.310 menit), maka penilaian yang dinilai adalah
6.780 menit pada bulan itu;
5. Sdr Badu membuat LPP untuk bulan periode 1 s.d 31 Januari 2021,
secara manual (dicatat dibuku yang dibuat sendiri) pada tanggal 4 s.d.
8 Januari 2021, maka laporan tersebut dapat diunggah selambatnya
pada tanggal 10 Januari 2021 Jam 23.59 Wite; dan
6. Dalam hal luring, Sdr. Badu membuat LPP setiap hari untuk periode 1
s.d. 31 Januari 2021, karena 31 Januari 2021 jatuh pada hari Minggu,
maka Laporan Penilaian Kerja di cetak pada tanggal 29 Januari 2021.
Contoh sanggahan:
1. Dalam hal luring, LPPSdr. Badu yang dibuat pada periode 1 s.d. 31
Maret 2021, dan tertotal 5.420 menit. Berdasarkan sanggahan yang
dilakukan Sdr. Badu pada tanggal 23 Februari 2021 dengan bukti yang
sah berupa undangan dan daftar hadir rapat pada tanggal 26 Februari
2021 di perangkat daerah lainnya yang dimulai pada jam 11.00 s.d.
18.00 Wite (7 jam atau 2.520 menit), maka selanjutnya dilakukan
perbaikan jumlah persentasi pengurangan oleh bagian yang mengelola
kepegawaian menjadi 0%; dan
2. Dalam hal luring, LPPSdr. Badu yang dibuat pada periode 1 s.d. 31 Mei
2021, bertotal 6.780 menit, namun penilaian disiplin terdapat
pengurangan sebesar 3,05%. Sampai dengan tanggal 3 Juni 2021
pukul 16.00 Wite, ybs tidak melakukan sanggahan, maka pada tanggal
4 Juni 2021, bagian yang mengelola kepegawaian wajib menyerahkan
ke bagian yang mengelola keuangan untuk melanjutkan proses
pencairan TPP berdasarkan persentasi pengurangan yang tertera.
LAPORAN PENILAIAN PRODUKTIVITAS
Periode : s.d
Nama :
NIP :
Jabatan/Kode :
Kelas jabatan :
Instansi :
Besar TPP :
Produktivitas 70% :
Disiplin 30% :
Menit Total :
Menit Sisa :
Dengan ini melaporkan pekerjaan harian saya ini adalah sebagai berikut:
No Tanggal Hari Uraian
Peerjaan
Hasil Kerja Waktu Pengerjaan Keterangan
(pembuktian) Jumlah Satuan Mulai Selesai Jam Menit
Total Jam/Menit Kerja
Sisa yang belum terpenuhi
Prakiraan Besar TPP Berdasarkan Penilaian
Produktifitas
Apabila dikemudian laporan ini ternyata tidak benar berdasarkan hasil
pemeriksaan instansi terkait, saya bersedia dituntut dimuka hukum sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat, untuk digunakan sebagaimana
mestinya
Menyetujui,
Pejabat Penilai
Nama
NIP
Nunukan, .................
Yang membuat laporan
Nama
NIP
Penetapan Besaran Pengurangan Penilaian Disiplin
(Nama Dinas)
Periode ...s.d...
No Nama/
NIP
Penilaian Disiplin
Penilaian
Produktivitas
(menit)
Tidak Apel
dan Kegiatan
TL/PSW
1 s.d. 30 Menit
TL/PSW
31 s.d. 60 Menit
TL/PSW
61 s.d. 90 Menit
TL/PSW/
Tidak Presensi
> 91 Menit
Tidak masuk
tanpa
keterangan
Hukdis Ringan Laporan dari
Satpol PP
Jumlah
Pengurangan
(%)
2% 0,5% 1% 1,25% 1,5% 3% 10% 1%
1 PNS A
NIP...
Menetapkan,
Kepala Perangkat Daerah
Nama
NIP
Nunukan, .................
Pejabat Pengelola Kepegawaian,
Nama
NIP
REKAPITULASI PEMBERIAN TPP
Instansi :
Periode :
Menit Total :
Penilaian Produktivitas :
Penilaian Disiplin :
No Nama /
NIP
Presentase
Pemberian
BESARAN PENILAIAN PRODUKTIVITAS PENILAIAN DISIPLIN
Pengurangan
Hukdis Besaran TPP
Kelas
Jabatan
Jumlah
TPP Menit
TPP
Kehadiran
(Rp)
TPP
Kehadiran
diterima
(Rp)
Pengurangan TPP
Disiplin
TPP
Disiplin
diterima
Menyetujui,
Kepala Perangkat Daerah
Nama
NIP
Nunukan, .................
Pejabat Pengelola Keuangan
Nama
NIP
PERMOHONAN IZIN TERLAMBAT / PULANG SEBELUM WAKTU
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama :
2. NIP :
3. Pangkat, Gol/Ruang :
4. Jabatan :
5. Kelas Jabatan :
6. Instansi :
Dengan ini mengajukan permohonan untuk dispensasi terlambat
masuk/cepat pulang ke - ... pada tanggal ... untuk bulan periode ... s.d ...
dikarenakan saya.... Bersama dengan surat ini saya lampirkan bukti berupa ...
Demikian surat permohonan izin terlambat ini saya buat untuk
digunakan sebagaimana mestinya
Menyetujui Pejabat Penilai
Nama
NIP
Nunukan, .................
(Jabatan PNS),
Nama
NIP
PERMOHONAN DISPENSASI LUPA PRESENSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama :
2. NIP :
3. Pangkat, Gol/Ruang :
4. Jabatan :
5. Kelas Jabatan :
6. Instansi :
Dengan ini mengajukan permohonan dispensasi tidak presensi
masuk/pulang dikarenakan uzur untuk dispensasi ke - ... pada tanggal ...
untuk bulan periode ... s.d ...
Demikian surat permohonan lupa presensi ini saya buat untuk
digunakan sebagaimana mestinya
Menyetujui Pejabat Penilai
Nama
NIP
Nunukan, .................
(Jabatan PNS)
Nama
NIP
KETERANGAN PENGURANGAN TPP
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:
1. Nama :
2. NIP :
3. Pangkat, Gol/Ruang :
4. Jabatan :
5. Kelas Jabatan :
6. Instansi :
Adalah benar yang bersangkutan telah dijatuhi hukuman disiplin ...
berupa .... sesuai dengan surat nomor ... , dan dikenakan pengurangan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian keterangan ini digunakan sebagaimana mestinya.
Kepala Perangkat Daerah
Nama
NIP
(KOP SURAT)
PERNYATAAN BERTANGGUNGJAWAB
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama :
2. NIP :
3. Pangkat, Gol/Ruang :
4. Jabatan :
5. Kelas Jabatan :
6. Instansi :
Setelah meneliti dan mengevaluasi pelaksanaan kerja dan disiplin PNS
di lingkungan Perangkat Daerah yang saya pimpin, laporan penilaian kerja
tersebut benar sesuai dengan tugas dan fungsi serta penugasan lain.
Apabila dikemudian pernyataan ini ternyata tidak benar berdasarkan
hasil pemeriksaan instansi terkait, saya bersedia dituntut dimuka hukum
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat, untuk digunakan sebagaimana
mestinya
Nunukan, .................
Kepala,
Nama
NIP.
PERNYATAAN SAKIT
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama :
2. NIP :
3. Pangkat, Gol/Ruang :
4. Jabatan :
5. Kelas Jabatan :
Dengan ini saya menyatakan bahwa pada hari ............ tanggal
............,tidak dapat melaksanakan tugas dikantor dikarenakan sakit selama 1
hari.
Apabila dikemudian pernyataan ini ternyata tidak benar berdasarkan
hasil pemeriksaan instansi terkait, saya bersedia dituntut dimuka hukum
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat, untuk digunakan sebagaimana
mestinya
Nunukan, .................
(Jabatan PNS)
Nama
NIP.
(KOP SURAT)
PERNYATAAN FORCE MAJEURE
Saya yang bertanda tangan dibawah ini, menyatakan bahwa
presensi kehadiran:
No Hari, Tanggal, Jam Jenis
Dispensasi
Yang diberikan
dispensasi Alasan
1. Kamis, 10 Oktober 2019,
07.30
Presensi Pagi Seluruh PNS Menghadiri
Acara Tabligh
Akbar
2. Selasa, 15 Oktober 2019,
16.00
Presensi Pulang Seluruh PNS Mati Lampu
3. Selasa, 15 Oktober 2019,
07.30
Presensi Datang 1. Badu
2. Fitri
Input Anggaran
di BKAD
Setelah meneliti dan mengevaluasi pelaksanaan kerja serta situasi dan
kondisi yang ada, maka PNS sesuai daftar diatas diberikan dispensasi karena
force majeur.
Apabila dikemudian laporan ini ternyata tidak benar berdasarkan hasil
pemeriksaan instansi terkait, saya bersedia dituntut dimuka hukum sesuai
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat, untuk digunakan sebagaimana
mestinya
Nunukan, .................
Kepala,
Nama
NIP.
PERMOHONAN IZIN KELUAR INSTANSI SAAT JAM KERJA
Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa:
1. Nama :
2. NIP :
3. Pangkat, Gol/Ruang :
4. Jabatan :
5. Kelas Jabatan :
Di izinkan keluar instansi pada hari ... tanggal ... untuk keperluan ...
Apabila dikemudian permohonan ini ternyata tidak benar, saya bersedia
dituntut dimuka hukum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini saya buat, untuk digunakan sebagaimana
mestinya
Nunukan, .................
Kepala,
Nama
NIP.
IZIN CUTI ............................
1. Diberikan Cuti ....................... untuk Tahun.............. kepada Pegawai ASN:
1. Nama :
2. NIP :
3. Pangkat, Gol/Ruang :
4. Jabatan :
5. Kelas Jabatan :
Selama ..........................Hari/Hari Kerja/Bulan (pilih salah satu) terhitung
mulai tanggal ............................ sampai dengan tanggal ......................... dan
diberikan dispensasi waktu kerja efektif sebesar ..................menit, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Sebelum menjalankan Cuti ............................ wajib menyerahkan
pekerjaannya kepada pejabat penilai.
b. Setelah selesai melaksanakan Cuti ............................... wajib melaporkan
diri kepada pejabat penilai dan bekerja kembali sebagaimana biasa.
2. Demikian Surat Izin Cuti .............................di dibuat untuk dapat
digunakan sebagaimana mestinya.
Nunukan, .................
Kepala...
Nama
NIP
KARTU CUTI PEGAWAI ASN
Nama :
NIP :
No Jenis
Cuti
Surat Izin/Surat
Keputusan Lamanya
Dispensasi
Menit Keterangan
Nomor Tanggal Dari
Tanggal
Sampai
Tanggal
1 2 3 4 5 6 7 8
(KOP SURAT)
KETERANGAN KE PATUHAN LHKPN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama :
2. Jabatan :
dengan ini menerangkan bahwa
1. Nama :
2. NIP :
3. Pangkat, Gol/Ruang :
4. Jabatan :
5. Kelas Jabatan :
Telah melaporkan diri dalam aplikasi https://lhkpn.kpk.go.id dalam jabatan
.... dan dinyatakan sebagai Wajib/Tidak Wajib Lapor LHKPN per tanggal ...
Demikian Surat Pernyataan ini di dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Nunukan, .................
Nama
NIP
(KOP SURAT)
KETERANGAN BARANG MILIK DAERAH
Yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama :
2. Jabatan :
dengan ini menerangkan bahwa
1. Nama :
2. NIP :
3. Pangkat, Gol/Ruang :
4. Jabatan Baru :
5. Kelas Jabatan :
6. Instansi Baru :
Telah menyerahkan kembali Barang Milik Daerah pada tanggal ... yang
digunakan sebagai fasilitas dalam menjalankan tugas berupa:
1. ...
2. ...
Demikian Surat Pernyataan ini di dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Nunukan, .................
Kepala (Perangkat Daerah Lama)
Nama
NIP
(KOP SURAT)
KETERANGAN BEBAS TPTGR
Yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama :
2. Jabatan :
dengan ini menerangkan bahwa
1. Nama :
2. NIP :
3. Pangkat, Gol/Ruang :
4. Jabatan Baru :
5. Kelas Jabatan :
6. Instansi Baru
Telah menyelesaikan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi per
tanggal .... pada perangkat daerah ....
Demikian Surat Pernyataan ini di dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Nunukan, .................
Kepala (Perangkat Daerah Lama)
Nama
NIP
(KOP SURAT)
PERNYATAAN SANGGUP MEMBAYAR TPTGR
Yang bertanda tangan dibawah ini:
1. Nama :
2. NIP :
3. Pangkat, Gol/Ruang :
4. Jabatan Baru :
5. Kelas Jabatan :
6. Instansi Baru
Bersedia menyelesaikan Tuntutan Perbendaharaan dan Tuntutan Ganti Rugi
per tanggal .... pada perangkat daerah ....
Demikian Surat Pernyataan ini di dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana
mestinya.
Mengetahui,
Inspektur
Nama
NIP
Nunukan, .................
Yang Membuat Pernyataan
Nama
NIP
BUPATI NUNUKAN,
ttd
ASMIN LAURA HAFID