bupati badung peraturan bupati badung …jdih.badungkab.go.id/uploads/perbup_1_2008.pdf ·...
TRANSCRIPT
BUPATI BADUNG
PERATURAN BUPATI BADUNG
NOMOR 1 TAHUN 2008
TENTANG
KONDOMINIUM HOTEL ( KONDOTEL)
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BADUNG,
Menimbang : a. bahwa seiring dengan pesatnya perkembangan Kabupaten Badung sebagai
daerah pariwisata, mengakibatkan tumbuh dan berkembangnya bangunan-
bangunan sebagai sarana penunjang pariwisata;
b. bahwa perkembangan pembangunan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
tidak didukung oleh sumber daya lahan yang tersedia, sehingga harus ada
solusi dalam pemenuhan kebutuhan sarana penunjang pariwisata yang
sesuai dengan perencanaan pengendalian pembangunan, lingkungan hidup,
serta tata ruang, maka dipandang perlu adanya kebijakan pembangunan
sarana akomodasi pariwisata yang diarahkan pada bangunan bertingkat
yang difungsikan sebagai kondominium hotel;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a
dan huruf b, maka perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang
Kondominium Hotel ( Kondotel );
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-
daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-
Pokok Agraria ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor
104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2918);
4. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang tentang Rumah Susun
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 75, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3317 ) ;
5. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan ( Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3421);
2
6. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan
Permukiman ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor
23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469 );
7. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas
Tanah Beserta Benda-Benda Yang Berkaitan yang Berkaitan Dengan
Tanah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 42,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3632);
8. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997
Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699);
9. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279 );
10. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);
11. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4437 )
sebagaimana telah diubah dengan Undang – Undang Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang – Undang
Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor
32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah menjadi Undang – Undang
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);
12. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang
( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa mengenai
Dampak Lingkungan Hidup ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
3838 );
14. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor PER.05/MEN/1996 tentang Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( S M K 3 )
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2006 tentang Jenis dan
Bentuk Produk Hukum Daerah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2006 tentang Lembaran
Daerah dan Berita Daerah;
17. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Bali Nomor 3 Tahun 1991
tentang Pariwisata Budaya;
18. Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2005 tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Provinsi Bali;
3
19. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Badung Nomor 29 Tahun
1995 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah ( RTRW ) Kabupaten Daerah
Tingkat II Badung;
20. Keputusan Bupati Badung Nomor 74 Tahun 2000 tentang Rencana Detail
Tata Ruang Wilayah Kecamatan Petang;
21. Keputusan Bupati Badung Nomor 1045 Tahun 2002 tentang Rencana
Detail Tata Ruang Kecamatan Abiansemal;
22. Keputusan Bupati Badung Nomor 637 Tahun 2003 tentang Rencana Detail
Tata Ruang Kecamatan Kuta Utara;
23. Keputusan Bupati Badung Nomor 638 Tahun 2003 tentang Rencana Detail
Tata Ruang Kecamatan Kuta;
24. Keputusan Bupati Badung Nomor 639 Tahun 2003 tentang Rencana Detail
Tata Ruang Kecamatan Kuta Selatan;
25. Keputusan Bupati Badung Nomor 533 Tahun 2004 tentang Rencana Detail
Tata Ruang Kecamatan Mengwi;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KONDOMINIUM HOTEL
( KONDOTEL )
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :
1. Daerah adalah Kabupaten Badung.
2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
Penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Bupati adalah Bupati Badung.
4. Dinas Pariwisata / Instansi adalah Dinas Pariwisata Kabupaten Badung atau
instansi yang menangani bidang kepariwisataan.
5. Kondominium Hotel selanjutnya disebut Kondotel adalah bangunan gedung
bertingkat yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi dalam
bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal
maupun vertikal yang merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
dimiliki dan digunakan secara terpisah, yang dilengkapi dengan bagian
bersama, benda bersama, tanah bersama, dan difungsikan sebagai hotel.
6. Hotel adalah jenis akomodasi yang mempergunakan sebagaian atau seluruh
bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, makan dan
minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola bagi umum, yang
dikelola secara komersial serta memenuhi ketentuan persyaratan yang
ditetapkan.
7. Penyelenggara pembangunan adalah pemerintah, pemerintah daerah, badan
usaha milik negara atau daerah, koperasi dan badan usaha milik swasta atau
perorangan yang bergerak dalam bidang pembangunan kondotel.
8. Persyaratan teknis adalah persyaratan mengenai struktur bangunan,
keamanan, keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan lain-lain yang
berhubungan dengan rancang bangun, termasuk kelengkapan prasarana dan
kelengkapan lingkungan, yang diatur dengan peraturan perundang-
undangan serta disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan.
9. Persyaratan administrasi adalah persyaratan mengenai perizinan usaha dari
perusahaan pembangunan kondotel, berupa persetujuan prinsip / izin
4
pemanfaatan ruang, perizinan mendirikan bangunan (IMB), izin layak huni
serta izin usaha yang diatur sesuai dengan peraturan perundang-uindangan
yang berlaku.
10. Nilai perbandingan proporsional adalah angka yang menunjukkan
perbandingan antara satu kondotel terhadap hak atas bagian bersama, benda
bersama, dan tanah bersama, dihitung berdasarkan luas atau nilai satuan
kondotel yang bersangkutan terhadap jumlah luas bangunan atau nilai
kondotel secara keseluruhan pada waktu penyelenggaraan pembangunan
untuk pertama kali memperhitungkan biaya pembangunannya secara
keseluruhan untuk menentukan harga jualnya.
11. Badan pengelola adalah badan yang bertugas untuk mengelola satuan
kondotel sebagai operator hotel.
12. Tata ruang adalah wujud struktural dan pola pemanfaatan ruang baik yang
direncanakan maupun yang tidak direncanakan.
13. Utilitas Umum adalah sarana penunjang untuk pelayanan lingkungan
kondotel yang meliputi sarana air minum, listrik, telepon, dan gas.
BAB II
PENGATURAN DAN PEMBINAAN KONDOTEL
Bagian Kesatu
Arah Kebijakan
Pasal 2
(1) Pengaturan dan pembinaan pembangunan kondotel diarahkan untuk dapat
meningkatkan daya guna dan hasil guna lahan atau tanah, meningkatkan
kwalitas lingkungan hidup serta menunjang kebutuhan sarana akomodasi
hotel.
(2) Pengaturan dan pembinaan kondotel dimaksudkan untuk :
a. mendukung konsepsi tata ruang yang dikaitkan dengan pengembangan
pembangunan daerah perkotaan kearah bangunan vertikal;
b. meningkatkan penggunaan sumber daya tanah perkotaan secara
berdaya guna dan berhasil guna;
c. memenuhi kebutuhan yang dapat menunjang sarana akomodasi
pariwisata.
Pasal 3
Pengaturan dan pembinaan kondotel meliputi ketentuan-ketentuan mengenai
persyaratan teknis dan administrasi pembangunan kondotel, kelayakan fungsi,
pemilikan satuan kondotel, pengelolaan, penyewaan dan tata cara
pengawasannya.
Bagian Kedua
Bentuk dan Ketinggian Kondotel
Pasal 4
Bentuk kondotel didasarkan pada bentuk bangunan serta sarana dan prasarana
yang ada pada bangunan tersebut yang mencerminkan arsitektur Bali.
5
Pasal 5
(1) Pembangunan kondotel ditetapkan dengan ketinggian maksimal sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Tata cara penghitungan ketinggian bangunan kondotel sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan ketentuan peraturan-
perundangan yang berlaku.
BAB III
PERSYARATAN ADMINISTRASI DAN
TEKNIS PEMBANGUNAN KONDOTEL
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 6
Di dalam perencanaan pembangunan kondotel harus dapat dengan jelas
ditentukan dan dipisahkan masing-masing satuan kondotel serta nilai
perbandingan proporsionalnya.
Pasal 7
Rencana yang menunjukkan satuan kondotel , harus berisi rencana tapak
beserta denah dan potongan yang menunjukkan dengan jelas batasan secara
vertikal dan horizontal dari satuan kondotel dimaksud.
Pasal 8
Batas pemilikan bersama harus digambarkan secara jelas dan mudah dimengerti
oleh semua pihak dan ditunjukkan dengan gambar dan uraian tertulis yang
terperinci.
Bagian Kedua
Persyaratan Administrasi
Pasal 9
(1) Pembangunan kondotel harus memenuhi persyaratan administrasi berupa
perizinan yang dikeluarkan oleh Bupati yang meliputi :
a. persetujuan prinsip membangun / izin pemanfaatan ruang;
b. izin mendirikan bangunan ( IMB );
c. izin usaha.
(2) Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b
diajukan oleh penyelenggara pembangunan dengan melampirkan
persyaratan-persyaratan sebagai berikut :
a. identitas pemohon;
b. gambar rencana arsitektur yang memuat gambar situasi, denah, tampak,
potongan dan gambar pembesian;
c. gambar rencana jaringan dan instalasi beserta kelengkapannya;
d. dokumen kajian lingkungan;
e. persyaratan lain sesuai peraturan perundang-undangan.
6
(3) Perizinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c diajukan oleh
Badan Pengelola dengan melampirkan persyaratan-persyaratan sebagai
berikut :
a. identitas pemohon;
b. copy persetujuan prinsip;
c. copy IMB;
d. copy dokumen kajian lingkungan yang sudah direkomendasi;
e. situ / HO;
f. izin kelayakan sarana kondotel;
g. data utilitas dan fasilitas umum serta data karyawan;
h. memenuhi syarat-syarat K3 ( keselamatan dan kesehatan kerja ).
Bagian Ketiga
Persyaratan Teknis
Paragraf 1
Kelengkapan Kondotel
Pasal 10
Kondotel harus dilengkapi dengan :
a. Jaringan air bersih yang memenuhi persyaratan mengenai persiapan dan
perlengkapan termasuk meter air, pengatur tekanan air, dan tangki air dalam
bangunan;
b. Jaringan listrik yang memenuhi persyaratan mengenai kabel dan
perlengkapannya, termasuk meter listrik dan pembatas arus, serta
pengamanan terhadap kemungkinan timbulnya hal-hal yang membahayakan;
c. jaringan gas yang memenuhi persyaratan beserta perlengkapannya termasuk
meter gas, pengatur arus, serta pengamanan terhadap kemungkinan
timbulnya hal-hal yang membahayakan;
d. saluran pembuangan air hujan yang memenuhi persyaratan kualitas,
kuantitas, dan pemasangan;
e. saluran pembuangan air limbah dan instalasi pembuangan air limbah yang
memenuhi persyaratan kualitas, kuantitas, dan pemasangan;
f. tempat pembuangan sampah yang memenuhi persyaratan terhadap
kebersihan dan kesehatan;
g. tempat untuk kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat
komunikasi lainnya;
h. alat transportasi yang berupa tangga, lift atau eskalator sesuai dengan tingkat
keperluan dan persyaratan yang berlaku;
i. pintu dan tangga darurat kebakaran;
j. laundry;
k. sarana penanggulangan kebakaran;
l. penangkal petir;
m. alat / sistem alarm;
n. cadangan generator listrik untuk mengganti apabila listrik dari PLN padam /
mati;
o. pos petugas pengamanan dan ketertiban; dan
p. kantor pengelola.
7
Paragraf 2
Lokasi Kondotel
Pasal 11
Lokasi pembangunan kondotel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. peruntukan sesuai dengan rencana tata ruang dan tata guna tanah yang ada ;
b. berfungsinya dengan baik saluran-saluran pembuangan dalam lingkungan ke
sistem jaringan pembuangan air hujan dan jaringan air limbah;
c. mudah dicapai sarana transportasi / angkutan yang diperlukan baik langsung
maupun tidak langsung pada waktu pembangunan maupun operasional serta
perkembangan dimasa mendatang, dengan memperhatikan keamanan,
ketertiban, dan gangguan pada lokasi sekitarnya;
d. dapat dijangkau oleh pelayanan jaringan utilitas umum; dan
e. dalam hal lokasi kondotel belum dapat dijangkau oleh layanan jaringan
utilitas umum, penyelenggara pembangunan agar menyediakan sarana
tersendiri sarana utilitas umum sesuai dengan tingkat keperluannya, dan
dikelola berdasarkan peraturan perundang-undangan.
BAB IV
PENGGUNAUSAHAAN DAN
PENGELOLAAN KONDOTEL
Bagian Kesatu
Penggunausahaan
Pasal 12
(1) Seluruh bangunan kondotel digunausahakan sebagai sarana akomodasi
hotel.
(2) Kegiatan operasional kondotel harus dilengkapi izin usaha yang
dikeluarkan oleh Bupati.
Bagian Kedua
Pengelolaan Kondotel
Pasal 13
(1) Pengelolaan kondotel dilakukan oleh Badan Pengelola.
(2) Badan Pengelola sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mempunyai
status badan hukum dan profesional.
Pasal 14
Badan Pengelola sebagaimana dimaksud dalam pasal 13 mempunyai tugas
a. melaksanakan kegiatan administrasi rutin pengelolaan kondotel;
b. melaksanakan pemeriksaan, pemeliharaan, kebersihan, dan perbaikan
kondotel dan lingkungannya;
c. menjaga dan mengawasi ketertiban dan keamanan kondotel.
Pasal 15
Pengelola wajib mengasuransikan kondotel sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
8
BAB V
PEMBINAAN, PENGENDALIAN, DAN PENGAWASAN
Pasal 16
(1) Pembinaan, pengendalian, dan pengawasan terhadap Peraturan Bupati ini
dilakukan oleh instansi yang menangani bidang kepariwisataan.
(2) Dalam melaksanakan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibentuk Tim yang
pembentukannya ditetapkan dengan Keputusan Bupati.
BAB VI
SANKSI ADMINISTRASI
Pasal 17
(1) Setiap orang dan / atau badan hukum yang melanggar ketentuan dalam
Peraturan Bupati ini dikenakan sanksi administrasi berupa penutupan dan /
atau pencabutan izin.
(2) Pelaksanaan pengenaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :
a. pemanggilan;
b. pemberian peringatan tertulis pertama;
c. pemberian peringatan tertulis kedua;
d. pemberian peringatan tertulis ketiga;
e. penindakan dengan pelaksanaan sanksi penutupan dan / atau pencabutan
izin.
Pasal 18
(1) Sanksi penutupan dilaksanakan atas pelanggaran ketentuan Pasal 9 ayat (1)
Peraturan Bupati ini
(2) Sanksi pencabutan izin dilaksanakan atas pelanggaran ketentuan Pasal 10
dan Pasal 11 Peraturan Bupati ini.
(3) Sanksi penutupan dan / atau pencabutan izin dilaksanakan atas pelanggaran
ketentuan Pasal 12 Peraturan Bupati ini.
BAB VII
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 19
Pengaturan kondotel tentang kepemilikan dan hal-hal teknis lainnnya diatur
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
9
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 20
Apartemen yang sudah ada pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, tetap
diakui keberadaannya sesuai dengan penggunaan dan perizinan yang dimiliki.
Pasal 21
Terhadap apartemen yang dioperasionalkan sebagai hotel, paling lama 3 (tiga)
bulan mulai berlakunya Peraturan Bupati ini agar menyesuaikan dengan
Peraturan Bupati ini.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku maka Keputusan Bupati Kepala
Daerah Tingkat II Badung Nomor 183 Tahun 1997 tentang Bangunan
Apartemen di Kabupaten Daerah Tingkat II Badung dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku.
Pasal 23
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten
Badung.
Diundangkan di Badung
Pada tanggal 17 Januari 2008
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN BADUNG,
ttd.
I WAYAN SUBAWA
BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2008 NOMOR 1
Ditetapkan di Badung
pada tanggal 17 Januari 2008
BUPATI BADUNG
ttd.
ANAK AGUNG GDE AGUNG
Pada tanggal