provinsi bali peraturan bupati badung nomor …jdih.badungkab.go.id/uploads/perbup_1_2016.pdf ·...
TRANSCRIPT
BUPATI BADUNG
PROVINSI BALI
PERATURAN BUPATI BADUNG
NOMOR 1 TAHUN 2016
TENTANG
TATA CARA PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN
DAN BELANJA DESA TAHUN ANGGARAN 2016
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI BADUNG,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka mewujudkan tata kelola keuangan Desa yang
asfiratif, dan partisipatif.bersih,keterbukaan dan bertanggung jawab
untuk tertib Administrasi Pengelolaan Keuangan Desa, perlu
menetapkan Tata cara Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa ;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Tata Cara
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun
Anggaran 2016;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan
Daerah-daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-daerah Tingkat I
Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 122, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1655);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5049);
3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5495);
5. Undang Undang Nomer 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor
244,Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomer 5587 )
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang
Undang Nomer 9 tahun 2015 Tentang perubahan kedua atas Undang
Undang Nomer 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomer 5679 )
-2-
6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 123,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539);
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47
tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43
tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang Nomor 6
tahun 2014 Tentang Desa ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 nomor 157,Tambahan Lembar Negara Republik
Indonesia Nomer 5717 )
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Pedoman Tehnis Peraturan di Desa;
9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 113 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan Keuangan Desa;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 114 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan di Desa;
11. Keputusan Menteri dalam Negeri Nomer 131 .51- 4620 tahun 2015
Tentang Pengangkatan Penjabat Bupati Badung Provinsi Bali;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 4 Tahun 2007 tentang
Perangkat Desa Lainnya;
13. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 5 Tahun 2007 tentang
Badan Permusyawaratan Desa;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 3 Tahun 2008 tentang
Lembaga Kemasyarakatan;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 8 Tahun 2015 tentang
Keuangan Desa.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN
ANGGARAN 2016.
Pasal 1
(1) Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
(APBD Desa ) Tahun Anggaran 2016, meliputi:
a. sinkronisasi kebijakan pemerintah desa dengan kebijakan
Pemerintah Daerah;
b. prinsip penyusunan APBDesa;
c. kebijakan penyusunan APBDesa;
d. teknis penyusunan APBDesa; dan
e. hal-hal khusus lainnya.
-3-
(2) Pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan Format
Rancangan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa ( APBD Desa ) Tahun Anggaran 2016 beserta rinciannya. dalam
Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Bupati ini.
Pasal 2
Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan
Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah
Kabupaten Badung.
Ditetapkan di Mangupura
pada tanggal 4 Januari 2016
Pj. BUPATI BADUNG,
ttd.
NYM .HARRY YUDHA SAKA
Diundangkan di Mangupura
pada tanggal 4 Januari 2016
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN BADUNG,
ttd.
KOMPYANG R. SWANDIKA
BERITA DAERAH KABUPATEN BADUNG TAHUN 2016 NOMOR 3
Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Bagian Hukum dan HAM Setda.Kab.Badung,
ttd.
Komang Budhi Argawa,SH.,M.Si.
Pembina
NIP. 19710901 199803 1 009
LAMPIRAN I PERATURAN BUPATI BADUNG
NOMOR :
TANGGAL :
1 TAHUN 2016
4 JANUARI 2016
TENTANG : TATA CARA PENYUSUNAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN
ANGGARAN 2016
URAIAN TATA CARA PENYUSUNAN APBDESA TAHUN ANGGARAN 2016
I. SINKRONISASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DESA DENGAN KEBIJAKAN
PEMERINTAH KABUPATEN
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Badung Tahun 2016
menetapkan bahwa tema Pembangunan Daerah Kabupaten Badung adalah
“MEMANTAPKAN TATA KELOLA PEMERINTAHAN DAN KEMANDIRIAN
MASYARAKAT UNTUK MEMPERKUAT DAYA SAING DAERAH ”, dengan prioritas
pembangunan Daerah sebagai berikut :
1. Peningkatan Akuntabilitas dan Transparansi dan Tehnologi Informasi
2. Pengembangan Kualitas Pelayanan Pendidikan dan Tehnologi Informasi
3. Perluasan Akses Layanan Kesehatan
4. Pemantapan Kemandirian Ekonomi Kerakyatan
5. Pemantapan Ketahanan Pangan dan Produktivitas hasil Pertanian
6. Peningkatan Infrakstruktur Dasar Permukiman dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup
7. Mengembangkan Pariwisata dan Budaya dan Berbasis Masyarakat
8. Penanganan Kebencanaan terpadu serta Peningkatan Ketentraman dan
Ketertiban Masyarakat
9. Perluasan Perlindungan Sosial dan Pengarusutamaan
Pemerintah desa harus mendukung tercapainya prioritas pembangunan Daerah
Kabupaten Badung sesuai dengan potensi dan kondisi masing-masing Desa, mengingat
keberhasilan pencapaian prioritas pembangunan Daerah sangat tergantung pada keselarasan
kebijakan antara Pemerintah Desa dengan Pemerintah Daerah yang dituangkan dalam Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD).
Keselarasan kebijakan pemerintah desa dan Pemerintah Daerah antara lain diwujudkan
dalam penyusunan Rencana Kegiatan Pembangunan (RKP) Desa yang dibahas dalam
Musyawarah Desa serta disepakati bersama antara Pemerintah Desa dan BPD serta tokoh
masyarakat di masing-masing desa sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Peraturan
Desa tentang APBDesa Tahun Anggaran 2016. Rancangan APBDesa berpedoman pada RKP
Desa Tahun 2016 yang telah disinkronisasikan dengan RPJM Desa.
Hasil keselarasan kebijakan tersebut disampaikan kepada Bupati Badung melalui
Camat bersamaan dengan penyampaian Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa Tahun
Anggaran 2016 serta dokumen lainnya yang dipersyaratkan dalam rangka evaluasi Rancangan
Peraturan Desa tentang APBDesa Tahun Anggaran 2016 dan Rancangan Peraturan Perbekel
tentang Arah Penggunaan Dana Alokasi Desa Tahun 2016, Rancangan Peraturan Perbekel
tentang Arah Penggunaan Dana Bagi Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Tahun 2016,
serta Peraturan Perbekel tentang Arah Penggunaan Dana Desa Tahun 2016.
II. PRINSIP PENYUSUNAN APBDesa
Penyusunan APBDesa Tahun Anggaran 2016 didasarkan prinsip sebagai berikut:
1. Sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan desa;
2. Tepat waktu sesuai dengan tahapan dan jadwal yang telah ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan;
3. Transparan, sehingga memudahkan masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan
akses informasi seluas-luasnya tentang APBDesa;
-2-
4. Melibatkan partisipasi masyarakat;
5. Memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan; dan
6. Substansi APBDesa tidak bertentangan dengan kepentingan umum, peraturan yang
lebih tinggi dan Peraturan Daerah lainnya.
III. KEBIJAKAN PENYUSUNAN APBDesa
Kebijakan yang perlu mendapat perhatian Pemerintah Desa dalam penyusunan
APBDesa Tahun Anggaran 2016 terkait dengan pendapatan desa, belanja desa dan
pembiayaan desa adalah sebagai berikut:
1. Pendapatan Desa
Pendapatan Desa yang dianggarkan dalam APBDesa merupakan perkiraan yang
terukur secara rasional dan memiliki kepastian serta dasar hukum penerimaannya yang
meliputi :
a. Pendapatan Asli Desa (PAD)
Penganggaran pendapatan desa yang bersumber dari PAD memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
1) Kondisi perekonomian yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya, perkiraan
pertumbuhan ekonomi pada tahun berikutnya dan realisasi penerimaan PAD
tahun sebelumnya
2) Tidak memberatkan masyarakat dan dunia usaha.
3) Penganggaran hasil pengelolaan kekayaan desa yang dipisahkan seperti hasil
penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes),
memperhatikan rasionalitas dengan memperhitungkan nilai kekayaan daerah
yang dipisahkan dan memperhatikan perolehan manfaat ekonomi, sosial
dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu. Pengertian rasionalitas
dalam konteks hasil pengelolaan kekayaan desa yang dipisahkan:
a) Bagi BUMDes yang menjalankan fungsi pemupukan laba (profit oriented)
adalah mampu menghasilkan keuntungan atau deviden dalam rangka
meningkatkan PAD; dan
b) Bagi BUMDes yang menjalankan fungsi kemanfaatan umum (public
service oriented) adalah mampu meningkatkan baik kualitas maupun
cakupan layanan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
4) Penganggaran Lain-lain PAD Yang Sah seperti Pendapatan bunga
dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok PAD, jenis Lain-lain PAD
Yang Sah, obyek Bunga, rincian obyek Bunga sesuai peruntukannya.
b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Anggaran bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Dana Desa)
merupakan anggaran yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, serta pemberdayaan masyarakat,
dan kemasyarakatan.
c. Bagian dari hasil pajak Daerah dan retribusi Daerah;
` Pendapatan desa yang besumber dari bagian dari hasil pajak Daerah dan retribusi
Daerah dialokasikan untuk belanja Aparatur dan Operasional Pemerintah Desa
dan BPD serta untuk meningkatkan perbaikan infrastruktur lokal skala desa,
pemberdayaan lembaga kemasyarakatan dan lembaga adat Desa serta
menumbuhkembangkan partisipasi masyarakat Desa dalam pelaksanaan
pemerintahan, pembangunan, kemasyarakatan dan pemberdayaan.
-3-
d. Alokasi Dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima
Daerah;
Pendapatan desa yang bersumber dari alokasi dana desa (ADD) diantaranya
dialokasikan untuk penghasilan tetap Perbekel dan perangkat Desa menggunakan
penghitungan sebagai berikut:
a. ADD yang berjumlah sampai dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) digunakan paling banyak 60% (enam puluh per seratus);
b. ADD yang berjumlah lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah) digunakan antara
Rp300.000.000,00 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak 50%
(lima puluh per seratus);
c. ADD yang berjumlah lebih dari Rp700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah)
sampai dengan Rp900.000.000,00 (sembilan ratus juta rupiah) digunakan
antara Rp350.000.000,00 (tiga ratus lima puluh juta rupiah) sampai dengan
paling banyak 40% (empat puluh per seratus); dan
d. ADD yang berjumlah lebih dari Rp900.000.000,00 (sembilan ratus juta
rupiah) digunakan antara Rp360.000.000,00 (tiga ratus enam puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak 30% (tiga puluh per seratus).
e. Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
Pendapatan desa yang bersumber dari bantuan keuangan, apabila diterima setelah
peraturan desa tentang APBDesa Tahun Anggaran 2016 ditetapkan, maka
pemerintah desa harus menyesuaikan alokasi bantuan keuangan dimaksud pada
peraturan desa tentang Perubahan APBDesa Tahun Anggaran 2016 atau
dicantumkan dalam Laporan Realisasi Anggaran bagi pemerintah desa yang tidak
melakukan Perubahan APBDesa Tahun Anggaran 2016. Dalam hal bantuan
keuangan tersebut diterima setelah penetapan peraturan desa tentang Perubahan
APBDesa Tahun Anggaran 2016, maka bantuan keuangan tersebut ditampung
dalam Laporan Realisasi Anggaran pemerintah Desa penerima bantuan.
f. Hibah dan sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga;
Penganggaran pendapatan hibah yang bersumber dari pemerintah, pemerintah
daerah Provinsi, Pemerintah Daerah atau pihak ketiga, baik dari badan, lembaga,
organisasi swasta dalam negeri/luar negeri, kelompok masyarakat maupun
perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran
atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi hibah, dianggarkan dalam
APBDesa setelah adanya kepastian pendapatan dimaksud. Untuk kepastian
pendapatan hibah yang bersumber dari pemerintah, pemerintah daerah Provinsi,
Pemerintah Daerah atau pihak ketiga tersebut didasarkan pada perjanjian hibah
antara Kepala Daerah/pejabat yang diberi kuasa selaku pemberi dengan Perbekel
selaku penerima, sedangkan untuk penerimaan hibah yang bersumber dari pihak
ketiga juga didasarkan pada perjanjian hibah antara pihak ketiga selaku pemberi
dengan Perbekel selaku penerima. Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan
tersebut di atas dianggarkan pada akun pendapatan, kelompok pendapatan Lain-
Lain Pendapatan Desa Yang Sah, dan diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian
obyek pendapatan sesuai kode rekening berkenaan.
Penganggaran pendapatan yang bersumber dari sumbangan pihak ketiga, baik dari
badan, lembaga, organisasi swasta dalam negeri, kelompok masyarakat maupun
perorangan yang tidak mengikat dan tidak mempunyai konsekuensi pengeluaran
atau pengurangan kewajiban pihak ketiga atau pemberi sumbangan, dianggarkan
dalam APBDesa setelah adanya kepastian pendapatan dimaksud.
-4-
Dari aspek teknis penganggaran, pendapatan tersebut di atas dianggarkan pada
akun pendapatan, kelompok pendapatan Lain-lain Pendapatan Desa Yang Sah,
dan diuraikan ke dalam jenis, obyek dan rincian obyek pendapatan sesuai kode
rekening berkenaan.
g. Lain-lain pendapatan Desa yang sah.
Pendapatan desa yang bersumber dari lain-lain pendapatan Desa yang sah antara
lain pendapatan sebagai hasil kerja sama dengan pihak ketiga dan bantuan
perusahaan yang berlokasi di Desa.
2. Belanja Desa
Belanja desa harus digunakan untuk pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangan pemerintah desa. Belanja penyelenggaraan pemerintahan diprioritaskan
untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya
memenuhi kewajiban desa yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan pelayanan
dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak serta
mengembangkan sistem jaminan sosial.
Pemerintah desa menetapkan target capaian kinerja setiap belanja, baik dalam konteks
program dan kegiatan, yang bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan
anggaran dan memperjelas efektifitas dan efisiensi penggunaan anggaran. Program
dan kegiatan harus memberikan informasi yang jelas dan terukur serta memiliki
korelasi langsung dengan keluaran yang diharapkan dari program dan kegiatan
dimaksud ditinjau dari aspek indikator, tolok ukur dan target kinerjanya.
Secara umum Belanja Desa yang ditetapkan dalam APB Desa digunakan dengan
ketentuan:
a. paling sedikit 70% (tujuh puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa
digunakan untuk mendanai penyelenggaraan Pemerintahan Desa, pelaksanaan
pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan
masyarakat Desa; dan
b. paling banyak 30% (tiga puluh perseratus) dari jumlah anggaran belanja Desa
digunakan untuk:
1. penghasilan tetap dan tunjangan Perbekel dan perangkat Desa;
2. operasional Pemerintah Desa;
3. tunjangan dan operasional Badan Permusyawaratan Desa; dan
4. penghasilan tetap dan tunjangan unsur staf perangkat Desa.
Uraian Belanja Desa terdiri atas :
Penganggaran belanja memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Belanja Pegawai
Jenis belanja pegawai dianggarkan untuk pengeluaran penghasilan tetap dan
tunjangan bagi Perbekel dan Perangkat Desa serta tunjangan BPD. Belanja
Pegawai dianggarkan dalam kelompok Penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
kegiatan pembayaran penghasilan tetap dan tunjangan. Besarnya penganggaran
untuk belanja Pegawai setiap bulan harus memperhatikan kemampuan keuangan
desa dengan mengacu pada Peraturan Bupati.
b. Belanja Barang dan Jasa
Jenis belanja barang/jasa antara lain:
1. alat tulis kantor;
2. benda pos;
3. bahan/material;
4. pemeliharaan;
-5-
5. cetak/penggandaan;
6. sewa kantor desa;
7. sewa perlengkapan dan peralatan kantor;
8. makanan dan minuman rapat;
9. pakaian dinas dan atributnya;
10. perjalanan dinas;
11. upah kerja;
12. honorarium narasumber/ahli;
13. operasional Pemerintah Desa;
14. operasional BPD;
15. insentif Rukun Tetangga /Rukun Warga; dan
16. pemberian barang pada masyarakat/kelompok masyarakat.
Penganggaran belanja barang pakai habis menmperhatikan ketentuan :
1. Disesuaikan dengan kebutuhan nyata yang didasarkan atas pelaksanaan tugas
dan fungsi Pemerintah Desa, jumlah pegawai dan volume pekerjaan serta
memperhitungkan sisa persediaan barang Tahun Anggaran 2015.
2. Mengutamakan produksi dalam negeri dan melibatkan usaha mikro dan usaha
kecil serta koperasi tanpa mengabaikan prinsip efisiensi, persaingan sehat,
kesatuan sistem dan kualitas kemampuan teknis.
3. Penganggaran untuk pengadaan barang pada masyarakat/kelompok
masyarakat termasuk kepada desa adat, subak dan banjar adat pada tahun
anggaran berkenaan, dianggarkan pada jenis belanja barang dan jasa.
4. Penganggaran belanja perjalanan dinas dalam rangka kunjungan kerja dan
studi banding, dilakukan secara selektif, frekuensi dan jumlah harinya
dibatasi serta memperhatikan target kinerja dari perjalanan dinas dimaksud
sehingga relevan dengan substansi kebijakan pemerintah desa. Perserta
kunjungan kerja dan studi banding melaporkan hasil kunjungan kerja dan
studi banding kepada Perbekel.
5. Penganggaran untuk menghadiri pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis
atau sejenisnya yang terkait dengan pengembangan sumber daya manusia
Perbekel, perangkat desa, Anggota BPD serta lembaga Desa, yang tempat
penyelenggaraannya di luar daerah harus dilakukan sangat selektif dengan
mempertimbangkan aspek-aspek urgensi dan kompetensi serta manfaat yang
akan diperoleh dari kehadiran dalam pendidikan dan pelatihan, bimbingan
teknis atau sejenisnya guna pencapaian efektifitas penggunaan anggaran desa.
6. Penganggaran untuk penyelenggaraan kegiatan rapat, pendidikan dan
pelatihan, bimbingan teknis atau sejenisnya diprioritaskan untuk
menggunakan fasilitas aset Desa, seperti ruang rapat atau wantilan yang
sudah tersedia milik pemerintah desa.
c. Belanja Modal
Belanja Modal digunakan untuk pengeluaran dalam rangka pembelian/pengadaan
barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Pembelian /pengadaan barang atau bangunan digunakan untuk kegiatan
penyelenggaraan kewenangan desa, dengan memperhatikan standar harga barang
dan dapat berpedoman pada Peraturan Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 13 Tahun 2013 tentang Pedoman Tata Cara
Pengadaan Barang/Jasa di Desa, serta Peraturan Bupati Nomor 40 Tahun 2014
tentang Pedoman Tata Cara Pengadaan Barang/Jasa di Desa.
-6-
3. Pembiayaan Desa
a. Penerimaan Pembiayaan
1) Penganggaran Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (SiLPA)
harus didasarkan pada penghitungan yang cermat dan rasional dengan
mempertimbangkan perkiraan realisasi anggaran Tahun Anggaran 2015
dalam rangka menghindari kemungkinan adanya pengeluaran pada Tahun
Anggaran 2016 yang tidak dapat didanai akibat tidak tercapainya SiLPA
yang direncanakan. Selanjutnya SiLPA dimaksud harus diuraikan pada obyek
dan rincian obyek sumber SiLPA Tahun Anggaran 2015.
2) Dalam menetapkan anggaran penerimaan pembiayaan yang bersumber dari
pencairan dana cadangan, waktu pencairan dan besarannya sesuai Peraturan
Desa tentang Pembentukan Dana Cadangan.
3) Pemerintah desa dapat melakukan pinjaman desa berdasarkan peraturan
perundang-undangan di bidang pinjaman desa.
b. Pengeluaran Pembiayaan
1) Dalam rangka pemberdayaan masyarakat, pemerintah desa dapat
menganggarkan investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan modal
pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) dan/atau badan usaha lainnya.
2) Penyertaan modal Pemerintah Desa pada Badan Usaha Milik Desa
(BUMDesa) dan/atau badan usaha lainnya ditetapkan dengan Peraturan Desa
tentang penyertaan modal. Penyertaan modal dalam rangka pemenuhan
kewajiban yang telah tercantum dalam peraturan desa penyertaan modal pada
tahun sebelumnya, tidak perlu diterbitkan peraturan desa tersendiri sepanjang
jumlah anggaran penyertaan modal tersebut belum melebihi jumlah
penyertaan modal yang telah ditetapkan pada peraturan desa tentang
penyertaan modal. Dalam hal pemerintah desa akan menambah jumlah
penyertaan modal melebihi jumlah penyertaan modal yang telah ditetapkan
dalam peraturan desa tentang penyertaan modal, pemerintah desa melakukan
perubahan peraturan desa tentang penyertaan modal tersebut.
3) Pemerintah desa dapat menambah modal yang disetor dan/atau melakukan
penambahan penyertaan modal pada Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa)
untuk memperkuat struktur permodalan, sehingga BUMDesa dimaksud dapat
lebih berkompetisi, tumbuh dan berkembang. Khusus untuk BUMDesa
dengan unit usaha pada sektor perbankan, pemerintah desa dapat melakukan
penambahan penyertaan modal dimaksud guna meningkatkan akses
pembiayaan bagi Usaha Masyarakat Kecil dan Menengah (UMKM).
4) Untuk menganggarkan dana cadangan, pemerintah desa harus menetapkan
terlebih dahulu peraturan desa tentang pembentukan dana cadangan yang
mengatur tujuan pembentukan dana cadangan, program dan kegiatan yang
akan dibiayai dari dana cadangan, besaran dan rincian tahun dana cadangan
yang harus dianggarkan.
c. Sisa Lebih Pembiayaan (SiLPA) Tahun Berjalan
Dalam hal perhitungan penyusunan Rancangan APBDesa menghasilkan SILPA
Tahun Berjalan positif, pemerintah desa harus memanfaatkannya untuk
penambahan program dan kegiatan prioritas yang dibutuhkan, volume program
dan kegiatan yang akan dianggarkan, dan/atau pengeluaran pembiayaan. Dalam
hal perhitungan SiLPA Tahun Berjalan negatif, pemerintah desa melakukan
pengurangan bahkan penghapusan pengeluaran pembiayaan yang bukan
merupakan kewajiban desa, pengurangan program dan kegiatan yang kurang
prioritas dan/atau pengurangan volume program dan kegiatannya.
-7-
IV. TEKNIS PENYUSUNAN APBDesa
Dalam menyusun APBDesa Tahun Anggaran 2016, pemerintah desa dan BPD
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
(1). Penetapan APBDesa harus tepat waktu. Sejalan dengan hal tersebut, pemerintah desa
harus memenuhi jadwal proses penyusunan APBDesa, mulai dari penyusunan dan
penyampaian rancangan APBDesa kepada BPD untuk dibahas dan disepakati
bersama BPD. Selanjutnya rancangan peraturan desa tentang APBDesa yang telah
disepakati bersama akan menjadi dasar bagi Perbekel untuk menyampaikan kepada
Bupati Badung c.q. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintah Desa
Kabupaten Badung melalui Camat untuk memperoleh evaluasi terhadap rancangan
peraturan desa tentang APBDesa. Evaluasi terhadap Rancangan Peraturan Desa
tentang APBDesa Tahun Anggaran 2016 dan Rancangan Peraturan Desa tentang
APBDesa Perubahan Tahun Anggaran 2016 dilaksanakan oleh Bupati melalui Badan
Pemberdayaan Masyarakat Desa dan Pemerintah Desa Kabupaten Badung bersama
Satuan Kerja Perangkat Desa terkait dengan membentuk Tim Evaluasi APBDes.
Hasil evaluasi terhadap rancangan peraturan desa tentang APBDesa dijadikan dasar
untuk melakukan penyempurnaan rancangan peraturan desa tentang APBDesa Tahun
Anggaran 2016 sampai dengan tercapainya kesepakatan bersama antara Perbekel
dengan BPD terhadap rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa untuk ditetapkan
menjadi Peraturan Desa tentang APBDesa Tahun 2016.
(2). Substansi RAPBDesa mencakup hal-hal yang sifatnya kebijakan umum dan
menjelaskan hal-hal yang bersifat teknis. Hal-hal yang sifatnya kebijakan umum,
seperti:
a. Asumsi dasar penyusunan Rancangan APBDesa Tahun Anggaran 2016 terkait
dengan kondisi ekonomi desa;
b. Kebijakan pendapatan desa yang menggambarkan prakiraan rencana sumber dan
besaran pendapatan desa untuk Tahun Anggaran 2016 serta strategi pencapaiannya;
c. Kebijakan belanja desa yang mencerminkan program dan langkah kebijakan dalam
upaya peningkatan pembangunan desa yang merupakan manifestasi dari
sinkronisasi kebijakan antara pemerintah daerah dan pemerintah serta strategi
pencapaiannya;
d. Kebijakan pembiayaan yang menggambarkan sisi defisit dan surplus anggaran desa
sebagai antisipasi terhadap kondisi pembiayaan desa dalam rangka menyikapi
tuntutan pembangunan desa serta strategi pencapaiannya. Disamping itu, juga harus
mencerminkan prioritas pembangunan desa yang dikaitkan dengan sasaran yang
ingin dicapai termasuk program prioritas dari Desa berdasarkan RPJMDesa dan
RKP Desa.
Pagu sementara tersebut akan menjadi pagu definitif setelah rancangan peraturan desa
tentang APBDesa disepakati bersama antara Perbekel dengan BPD serta rancangan
peraturan Desa tentang APBDesa tersebut ditetapkan oleh Perbekel menjadi peraturan
desa tentang APBDesa.
(3). Alokasi belanja desa dalam APBDesa digunakan untuk pelaksanaan urusan
pemerintahan desa. Belanja dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan, yang
manfaat capaian kinerjanya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan publik dan keberpihakan pemerintah desa kepada
kepentingan publik. Penyusunan anggaran belanja untuk setiap program dan kegiatan
memperhatikan harga pasar yang berlaku dan digunakan sebagai dasar penyusunan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) Desa.
-8-
(4). Program dan kegiatan yang akan dituangkan dalam APBDesa, dikelompokkan dalam 4
(empat) bidang yaitu :
a. Bidang penyelenggaraan pemerintahan desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
antara lain:
1. penetapan dan penegasan batas Desa;
2. pendataan Desa;
3. penyusunan tata ruang Desa;
4. penyelenggaraan musyawarah Desa;
5. pengelolaan informasi Desa;
6. penyelenggaraan perencanaan Desa;
7. penyelenggaraan evaluasi tingkat perkembangan pemerintahan Desa;
8. penyelenggaraan kerjasama antar Desa;
9. pembangunan sarana dan prasarana kantor Desa; dan
10. kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.
b. Bidang pelaksanaan pembangunan Desa antara lain:
1. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan infrasruktur dan lingkungan
Desa antara lain:
a). tambatan perahu;
b). jalan pemukiman;
c). jalan Desa antar permukiman ke wilayah pertanian;
d). pembangkit listrik tenaga mikrohidro ;
e). lingkungan permukiman masyarakat Desa; dan
f). infrastruktur Desa lainnya sesuai kondisi Desa.
2. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan
antara lain:
a). air bersih berskala Desa;
b). sanitasi lingkungan;
c). pelayanan kesehatan Desa seperti posyandu; dan
d). sarana dan prasarana kesehatan lainnya sesuai kondisi Desa.
3. pembangunan, pemanfaatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan dan kebudayaan antara lain:
a). taman bacaan masyarakat;
b). pendidikan anak usia dini;
c). balai pelatihan/kegiatan belajar masyarakat;
d). pengembangan dan pembinaan sanggar seni; dan
e). sarana dan prasarana pendidikan dan pelatihan lainnya sesuai kondisi
Desa.
4. Pengembangan usaha ekonomi produktif serta pembangunan, pemanfaatan
dan pemeliharaan sarana dan prasarana ekonomi antara lain:
a). pasar Desa;
b). pembentukan dan pengembangan BUM Desa;
c). penguatan permodalan BUM Desa;
d). pembibitan tanaman pangan;
e). penggilingan padi;
f). lumbung Desa;
g). pembukaan lahan pertanian;
h). pengelolaan usaha hutan Desa;
i). kolam ikan dan pembenihan ikan;
j). kapal penangkap ikan;
k). cold storage (gudang pendingin);
l). tempat pelelangan ikan;
m). tambak garam;
n). kandang ternak;
o). instalasi biogas;
p). mesin pakan ternak;
-9-
q). sarana dan prasarana ekonomi lainnya sesuai kondisi Desa.
5. pelestarian lingkungan hidup antara lain:
a). penghijauan;
b). pembuatan terasering;
c). pemeliharaan hutan bakau;
d). perlindungan mata air;
e). pembersihan daerah aliran sungai;
f). perlindungan terumbu karang; dan
g). kegiatan lainnya sesuai kondisi Desa.
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan antara lain:
1. pembinaan lembaga kemasyarakatan;
2. penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban;
3. pembinaan kerukunan umat beragama;
4. pengadaan sarana dan prasarana olah raga;
5. pembinaan lembaga adat;
6. pembinaan kesenian dan sosial budaya masyarakat; dan
7. kegiatan lain sesuai kondisi Desa.
d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat antara lain:
1. pelatihan usaha ekonomi, pertanian, perikanan dan perdagangan;
2. pelatihan teknologi tepat guna;
3. pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan bagi kepala Desa, perangkat Desa,
dan Badan Pemusyawaratan Desa;
4. peningkatan kapasitas masyarakat, antara lain:
a). kader pemberdayaan masyarakat Desa;
b). kelompok usaha ekonomi produktif;
c). kelompok perempuan,
d). kelompok tani,
e). kelompok masyarakat miskin,
f). kelompok nelayan,
g). kelompok pengrajin,
h). kelompok pemerhati dan perlindungan anak,
i). kelompok pemuda;dan
j). kelompok lain sesuai kondisi Desa.
(5). Rancangan Peraturan Desa tentang APBDesa harus memperhatikan:
a. Anggaran belanja desa dibatasi maksimum sama dengan anggaran belanja desa
dalam Perubahan APBDesa Tahun Anggaran 2015 atau APBDesa Tahun
Anggaran 2015 apabila tidak ada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2015.
b. Belanja desa diprioritaskan untuk mendanai belanja yang bersifat mengikat dan
belanja yang bersifat wajib untuk terjaminnya kelangsungan pemenuhan
pelayanan dasar masyarakat sesuai dengan kebutuhan Tahun Anggaran 2016.
c. Pelampauan batas tertinggi dari jumlah belanja hanya diperkenankan apabila ada
kebijakan Pemerintah Daerah untuk kenaikan Penghasilan tetap (nafkah) dan
tunjangan Perbekel dan Perangkat desa serta peningkatan jumlah pendapatan desa.
(6). Perubahan APBDesa Tahun Anggaran 2016 harus dilakukan setelah penetapan
Peraturan Desa tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran
2015 dan laporan semester pertama pelaksanaan APBDesa Tahun Anggaran 2016.
(7). Dalam Perubahan APBDesa Tahun Anggaran 2016, pemerintah desa tidak
diperkenankan untuk menganggarkan program dan kegiatan apabila dari aspek waktu
dan tahapan pelaksanaan kegiatan tersebut diperkirakan tidak selesai sampai dengan
akhir Tahun Anggaran 2016.
-10-
(9). Dalam hal Perbekel berhalangan tetap, maka pejabat yang ditunjuk oleh pejabat yang
berwenang selaku penjabat/pelaksana tugas perbekel menyampaikan rancangan
peraturan desa tentang APBDesa/Perubahan APBDesa kepada BPD.
(10). Rancangan peraturan desa tentang APBDesa dan rancangan peraturan desa tentang
Perubahan APBDesa sebelum ditetapkan menjadi peraturan desa harus dilakukan
evaluasi oleh Tim Evaluasi Kabupaten.
(11). Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) harus melakukan penyempurnaan atas
rancangan peraturan Desa tentang APBDesa atau perubahan APBDesa berdasarkan
hasil evaluasi terhadap rancangan peraturan desa tentang APBDesa atau perubahan
APBDesa paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah hasil evaluasi diterima. Hasil
penyempurnaan tersebut ditetapkan dalam Keputusan BPD dan menjadi dasar bagi
Perbekel untuk menetapkan peraturan desa tentang APBDesa atau perubahan
APBDesa.
V. HAL-HAL KHUSUS LAINNYA
Pemerintah Desa dalam menyusun APBDesa Tahun Anggaran 2016, selain memperhatikan
kebijakan dan teknis penyusunan APBDesa, juga memperhatikan hal-hal khusus, antara
lain sebagai berikut:
1. Hasil penerimaan dana penyisihan pajak daerah dan retribusi daerah kepada desa,
dialokasikan untuk pemberdayaan masyarakat, menggali potensi pendapatan desa,
pelestarian adat budaya Daerah serta pembangunan dan/atau pemeliharaan jalan serta
peningkatan moda dan sarana umum.
2. Dalam rangka menunjang penyelenggaraan pemerintahan desa dan menjalin koordinasi
yang intensif antara Pemerintah Desa dengan Lembaga Kemasyarakatan dan Lembaga
Adat, pemerintah desa melakukan pembinaan secara intensif melalui fasilitasi dan
dukungan pendanaan melalui pemberian honor/santunan kepada Bendesa Adat, Kelian
Banjar Adat, Pekaseh dan Pangliman, kegiatan bimbingan teknis kepada Lembaga
Kemasyarakatan dan Lembaga Adat yang diatur sesuai dengan kemampuan keuangan
desa dengan mempertimbangkan asas kepatutan, keadilan dan kewajaran.
3. Dalam rangka meningkatkan efisiensi anggaran desa, penganggaran honorarium bagi
Perangkat Desa dan Non Perangkat Desa memperhatikan asas kepatutan, kewajaran
dan rasionalitas dalam pencapaian sasaran program dan kegiatan sesuai dengan
kebutuhan dan waktu pelaksanaan kegiatan dalam rangka mencapai target kinerja
kegiatan dimaksud. Berkaitan dengan hal tersebut, pemberian honorarium bagi
Perangkat Desa dan Non Perangkat Desa dibatasi dan hanya didasarkan pada
pertimbangan bahwa keberadaan Perangkat Desa dan Non Perangkat Desa dalam
kegiatan benar-benar memiliki peranan dan kontribusi nyata terhadap efektifitas
pelaksanaan kegiatan dimaksud. Dalam satu kegiatan tidak diperkenankan hanya
diuraikan ke dalam jenis belanja barang/jasa, obyek belanja honorarium dan rincian
obyek belanja honorarium Non Perangkat Desa tetapi diuraikan sesuai dengan jenis,
obyek dan rincian obyek belanja berdasarkan kebutuhan untuk satu kegiatan. Besaran
honorarium bagi Perangkat Desa dan Non Perangkat Desa dalam kegiatan, termasuk
honorarium narasumber/tenaga ahli dari luar instansi pelaksana kegiatan ditetapkan
dengan keputusan perbekel.
4. Penyediaan dana pendamping atau sebutan lainnya hanya diperkenankan untuk
kegiatan yang telah diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan, seperti dalam
rangka mendukung efektifitas implementasi program penanggulangan kemiskinan
sepanjang dipersyaratkan dana pendamping dari APBDesa.
-11-
5. Belanja Tidak Terduga yang akan digunakan untuk mendanai tanggap darurat,
penanggulangan bencana alam dan/atau bencana sosial serta kejadian luar biasa (KLB),
dilakukan dengan cara:
a. Perbekel menetapkan kegiatan yang akan didanai dari belanja tidak terduga dengan
keputusan Perbekel dan diberitahukan kepada BPD paling lama 1 (satu) bulan
terhitung sejak keputusan dimaksud ditetapkan.
b. Atas dasar keputusan Perbekel tersebut, pelaksana kegiatan yang akan
bertanggungjawab terhadap pelaksanaan kegiatan mengajukan usulan kebutuhan.
c. Perbekel dapat mengambil kebijakan percepatan pencairan dana belanja tidak
terduga untuk mendanai penanganan tanggap darurat yang mekanisme pemberian
dan pertanggungjawabannya diatur dengan Peraturan Perbekel berdasarkan pada
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
6. Dalam rangka memenuhi azas-azas pengelolaan keuangan desa, pemerintah desa
meningkatkan akuntabilitas dan transparansi penggunaan APBDesa dengan menempel
ringkasan APBDesa pada papan pengumuman Desa dan/atau memasukkan dalam web-
site Desa.
7. Penyediaan anggaran untuk perjalanan dinas dilaksanakan melalui penerapan
penganggaran dan pelaksanaan perjalanan dinas berdasarkan prinsip kebutuhan nyata
(ad cost) sekurang-kurangnya untuk pertanggungjawaban biaya transport dan
menghindari adanya penganggaran yang bersifat “paket”. Perjalanan dinas yang
mengikutsertakan non Perangkat Desa diperhitungkan dalam belanja perjalanan dinas.
Tata cara dan standar satuan harga penganggaran perjalanan dinas mengacu pada
ketentuan perjalanan dinas yang ditetapkan dengan Peraturan Perbekel tentang Belanja
Perjalanan Dinas.
8. Berdasarkan Azas Umum Pelaksanaan APBDes yaitu pengeluaran belanja desa
menggunakan prinsip hemat, tidak mewah, efisien dan efektif, pemerintah desa untuk
selektif melaksanakan kegiatan orientasi lapangan atau studi banding keluar daerah dan
lebih memprioritaskan kegiatan dibidang pembangunan, pemberdayaan dan social
kemasyarakatan sesuai kebutuhan dan kemampuan keuangan desa seperti program
pengentasan kemiskinan, program penguatan ekonomi kerakyatan dan infrastruktur
perdesaan.
9. Untuk kebutuhan pendanaan dalam mendukung terlaksananya tugas dan fungsi Tim
Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) desa, pemerintah
desa dapat menganggarkan program dan kegiatan secara fungsional terkait dengan
pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga yang secara teknis operasional ditangani
melalui kepala urusan yang membidangi kesejahteraan rakyat.
10. Pemerintah Desa tidak diperkenankan untuk menganggarkan belanja tali kasih kepada
perangkat desa dan penawaran kepada perangkat yang pensiun dini dengan uang
pesangon, mengingat tidak memiliki dasar hukum yang melandasinya.
11. Peruntukan pendapatan desa yang bersumber dari bagian hasil pajak Daerah dan
retribusi Daerah dialokasikan secara bertahap kepada Desa berdasarkan realisasi
penerimaan hasil pajak Daerah dan retribusi Daerah, Peruntukan pendapatan desa yang
bersumber dari Alokasi Dana Desa (ADD) dialokasikan kepada Desa sesuai dari
besarnya dana perimbangan yang diberikan oleh Pemerintah Pusat kepada Daerah,
sedangkan peruntukan Dana Desa yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) diprioritaskan untuk membiayai pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
12. Pemerintah desa mensinergikan penganggaran program dan kegiatan dalam
penyusunan APBDesa Tahun Anggaran 2016 dengan kebijakan Daerah dan Nasional,
antara lain:
a. Program kesetaraan gender, penanggulangan penyalahgunaan Narkotika,
penanggulangan HIV/AIDS, serta penyakit menular lainnya;
-12-
b. Program rehabilitasi dan perlindungan sosial bagi para lanjut usia dan
pembentukan Komisi Daerah Lanjut Usia (Komda Lansia) sebagaimana
diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia, serta program rehabilitasi dan perlindungan sosial penyandang cacat;
c. Program Penguatan Penyusunan dan Pendayagunaan Profil Desa sebagai salah
satu strategi pembangunan desa berbasis data sebagaimana diatur dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2007 tentang Penyusunan dan
Pendayagunaan Profil Desa dan Kelurahan; dan
d. Program percepatan penanggulangan kemiskinan dan perlindungan sosial.
Pj. BUPATI BADUNG,
ttd.
NYM .HARRY YUDHA SAKA
-15-
LAMPIRAN II PERATURAN BUPATI BADUNG
NOMOR : 1 TAHUN 2016
TANGGAL : 4 JANUARI 2016
TENTANG : PEDOMAN PENYUSUNAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN
ANGGARAN 2016
FORMAT RANCANGAN PERATURAN DESA TENTANG APBDES
TAHUN ANGGARAN 2016 BESERTA RINCIANNYA
PERATURAN DESA ………………..
NOMOR ………… TAHUN …………
TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERBEKEL ……………….,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
dan pembangunan di Desa, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 69 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka Rancangan
Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa harus
mendapatkan evaluasi dari Bupati sebelum ditetapkan menjadi Peraturan
Desa;
b. bahwa berdasarkan hasil Evaluasi/Verifikasi Tim Evaluasi/Verifikasi APB
Desa Kabupaten Badung, sesuai surat Nomor …………….,
tanggal……………………..
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan
b, maka perlu ditetapkan Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan
Belanja Desa;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958
Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1665);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
-16-
3. Undang Undang Nomer 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 244,Tambahan
Lembar Negara Republik Indonesia Nomer 5587 ) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomer 9 tahun 2015
Tentang perubahan kedua atas Undang Undang Nomer 23 tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomer
5679 )
4. Dst……….
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
DAN
PERBEKEL
MEMUTUSKAN
Menetapkan : RANCANGAN PERATURAN DESA ................ TENTANG
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN
ANGGARAN ....................
Pasal 1
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Tahun Anggaran ...... dengan rincian sebagai berikut:
1. Pendapatan Desa terdiri dari :
Pendapatan Asli Desa Rp…....................
a. Hasil Usaha
b. Swadaya,Partisipasi dan Gotong Royong Rp…....................
c. Lain-lain Pendapatan Asli Desa Yang Sah Rp…....................
Pendapatan Transfer terdiri dari :
a. Dana Desa Rp…....................
b. Bagian dari hasil Pajak dan Retribusi Daerah Rp…....................
c. Alokasi Dana Desa Rp…....................
d. Bantuan Provinsi Rp…....................
e. Bantuan Kabupaten/Kota Rp…....................
Pendapatan lain-lain
a.Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak Rp….............
Yang tidak mengikat
b.Lain lain pendapatan Desa yang sah Rp…....................
Jumlah pendapatan Rp…....................
-17-
1 Belanja Desa
a. Bidang Penyelenggaraan Pemerintah Desa Rp…..........................
b. Bidang Pembangunan Rp…..........................
c. Bidang Pembinaan Kemasyarakatan Rp…..........................
d. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Rp…..........................
e. Bidang Tak Terduga Rp…..........................
Jumlah Belanja Rp…..........................
Surplus/Defisit Rp…......................
= = = = = = = = = ===
2 Pembiayaan Desa
a. Penerimaan Pembiayaan Rp. …….....................
b. Pengeluaran Pembiayaan Rp. ...........................
Selisih Pembiayaan ( a – b ) Rp……........................
= = = = = = = = = ======
Pasal 2
Uraian lebih lanjut mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa sebagaimana dimaksud
Pasal 1, tercantum dalam lampiran Peraturan Desa ini berupa Rincian Struktur Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa.
Pasal 3
Lampiran-lampiran sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Desa ini.
Pasal 4
Kepala Desa menetapkan Peraturan Kepala Desa dan/atau Keputusan Kepala Desa guna
pelaksanaan Peraturan Desa ini.
Pasal 5
Peraturan Desa ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang dapat mengetahui, memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini dalam
Lembaran Desa dan Berita Desa oleh Sekretaris Desa.
Ditetapkan di ....................
Pada tanggal .....................
PERBEKEL ...................
.........................................
-18-
LAMPIRAN PERATURAN DESA
NOMER........
TAHUN.........
TENTANG :ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA
DESAamat .......ter
ttd
(...............................................)
FORMAT
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
PEMERINTAH DESA…………..
TAHUN ANGGARAN………….
KODE
REKENING URAIAN ANGGARAN
(Rp.)
KETERANG
AN
1 2 3 4
1 PENDAPATAN
1 1 Pendapatan Asli Desa
1 1 1 Hasil Usaha
1 1 2 Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong
1 1 3 Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah
1 2 Pendapatan Transfer
1 2 1 Dana Desa
1 2 2 Bagian dari hasil pajak &retribusi daerah
kabupaten/ kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa
1 2 4 Bantuan Keuangan
1 2 4 1 Bantuan Provinsi
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten / Kota
1 3 Pendapatan Lain lain
1 3 1 Hibah dan Sumbangan dari pihak ke-3 yang
tidak mengikat
1 3 2 Lain-lain Pendapatan Desa yang sah
JUMLAH PENDAPATAN
2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan
Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan
2 1 1 1 Belanja Pegawai:
- Penghasilan Tetap Kepala Desa dan
Perangkat
- Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat
- Tunjangan BPD
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
- Alat Tulis Kantor
- Benda POS
-19-
- Pakaian Dinas dan Atribut
- Pakaian Dinas
- Alat dan Bahan Kebersihan
- Perjalanan Dinas
- Pemeliharaan
- Air, Listrik,dasn Telepon
- Honor
- dst…………………..
2 1 2 3 Belanja Modal
- Komputer
- Meja dan Kursi
- Mesin TIK
- dst……………………..
2 1 3 Operasional BPD
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
- ATK
- Penggandaan
- Konsumsi Rapat
- dst ………………………….
2 1 4 Operasional RT/ RW
2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa
- ATK
- Penggandaan
- Konsumsi Rapat
- dst ………………………….
2 2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi
2 2 1 2 Belanja Barang dan jasa
- Upah Kerja
- Honor
- dst………………..
2 2 1 3 Belanja Modal
- Semen
- Material
- dst…………
2 2 2 Pengaspalan jalan desa
2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa :
- Upah Kerja
- Honor
- dst…………………………………..
2 2 2 3 Belanja Modal:
- Aspal
- Pasir
- dst ……………
2 2 3 Kegiatan……………………………
-20-
2 3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
2 3 1 Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan
Ketertiban
2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa:
- Honor Pelatih
- Konsumsi
- Bahan Pelatihan
- dst…………………
2 3 2 Kegiatan…………………….
2 4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat
2 4 1 Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan
Perangkat
2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa:
- Honor pelatih
- Konsumsi
- Bahan pelatihan
- dst…………………
2 4 2 Kegiatan………………………..
2 5 Bidang Tak Terduga
2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa
2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa:
- Honor tim
- Konsumsi
- Obat-obatan
- dst……………………
2 5 2 Kegiatan………………………
JUMLAH BELANJA
SURPLUS / DEFISIT
3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SILPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa Yang dipisahkan
JUMLAH ( RP )
3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan
3 2 2 Penyertaan Modal Desa
JUMLAH ( RP )
DISETUJUI OLEH
PERBEKEL ………………………
TTD
(……………………………….)
-21-
A. format Rencana Anggaran Biaya (RAB)
RENCANA ANGGARAN BIAYA
DESA …………………… KECAMATAN …………………………….
TAHUN ANGGARAN ................
1. Bidang : ..............................
2. Kegiatan : ..............................
3. Waktu Pelaksanaan :
Rincian Pendanaan :
NO. URAIAN VOLUME HARGA
SATUAN
(Rp.)
JUMLAH
(Rp.)
1 2 3 4 5
JUMLAH (Rp.)
Disetujui/mengesahkan
Perbekel
……………………………………
................., tanggal ………………….
Pelaksana Kegiatan
…………………………………….
Cara pengisian :
1. Bidang diisi dengan kode rekening berdasarkan klasifikasi kelompok belanja desa.
2. Kegiatan diisi dengan kode rekening sesuai dengan urutan kegiatan dalam APBDesa.
3. kolom 1 diisi dengan nomor urut
4. kolom 2 diisi dengan uraian berupa rincian kebutuhan dalam kegiatan.
5. kolom 3 diisi dengan volume dapat berupa jumlah orang/barang.
6. kolom 4 diisi dengan harga satuan yang merupakan besaran untuk membayar orang/barang
7. kolom 5 diisi dengan jumlah perkalian antara kolom 3 dengan kolom 4.
-22-
B. FORMAT BUKU KAS PEMBANTU KEGIATAN
BUKU KAS PEMBANTU KEGIATAN
DESA……………….. KECAMATAN…………………..
TAHUN ANGGARAN…………………………………….
1. Bidang :
2. Kegiatan :
No. Tanggal Uraian
Penerimaan (Rp.)
Nomor
Bukti
Pengeluaran(Rp.) Jumlah
Pengembalian ke
Bendahara
Saldo Kas
(Rp.) Dari Bendahara Swadaya
Masyarakat
Belanja
Barang dan
Jasa
Belanja
Modal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pindahan Jumlah dari halaman
sebelumnya
Jumlah
Total Penerimaan Total Pengeluaran
Total Pengeluaran + Saldo Kas
Desa………………..
…….,Tanggal……
Pelaksana Kegiatan
Cara pengisian:
1. Bidang diisi berdasarkan klasifikasi kelompok.
2. Kegiatan diisi sesuai dengan yang ditetapkan dalam APBDesa.
3. Kolom 1 diisi dengan nomor urut.
4. Kolom 2 diisi dengan tanggal transaksi.
5. Kolom 3 diisi dengan uraian transaksi.
6. Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah yang diterima bendahara.
7. Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah yang diterima dari masyarakat.
8. Kolom 6 diisi dengan nomor bukti transaksi.
9. Kolom 7 diisi dengan jenis pengeluaran belanja barang dan jasa.
10. Kolom 8 diisi dengan jenis pengeluaran belanja modal.
11. Kolom 9 diisi dengan jumlah rupiah yang dikembalikan kepada bendahara.
12. Kolom 10 diisi dengan jumlah saldo kas dalam rupiah.
-23-
C. Format Surat Permintaan Pembayaran (SPP)
SURAT PERMINTAAN PEMBAYARAN ( SPP )
DESA …………………… KECAMATAN …………………………….
TAHUN ANGGARAN ................
1. Bidang : ..............................
2. Kegiatan : ..............................
3. Waktu Pelaksanaan :
Rincian Pendanaan :
NO. URAIAN PAGU
ANGGARAN
PENCAIRAN
S.D. YG
LALU
PERMINTAAN
SEKARANG
JUMLAH
SAMPAI
SAAT INI
SISA
DANA
(Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.) (Rp.)
JUMLAH
Telah dilakukan verifikasi
Sekretaris Desa
……………………………………
................., tanggal ………………….
Pelaksana Kegiatan
…………………………………….
Setujui untuk dibayarkan
Perbekel
……………………………………
Telah dibayar lunas
Bendahara
…………………………………….
Petunjuk pengisian:
1. Bidang diisi dengan kode rekening berdasarkan klasifikasi kelompok belanja desa.
2. Kegiatan diisi dengan kode rekening sesuai dengan urutan kegiatan dalam APBDesa.
3. Kolom 1 dengan nomor urut.
4. Kolom 2 diisi dengan rincian penggunaan dana sesuai rencana kegiatan.
5. Kolom 3 diisi dengan rincian pagu dana sesuai dengan rencana kegiatan.
6. Kolom 4 diisi dengan rincian jumlah anggaran yang telah dibayar sebelumnya.
7. Kolom 5 diisi dengan rincian yang dimintakan untuk dibayar.
8. Kolom 6 diisi dengan jumlah permintaan dana sampai saat ini.
9. Kolom 7 disi dengan sisa anggaran.
-24-
D. Format Pernyataan Tanggungjawab Belanja
PERNYATAAN TANGGUNGJAWAB BELANJA
DESA …………………… KECAMATAN …………………………….
TAHUN ANGGARAN ................
1. Bidang : ..............................
2. Kegiatan : ..............................
NO. PENERIMA URAIAN JUMLAH
(Rp.)
1 2 3 4
JUMLAH (Rp.)
Bukti-bukti pengeluaran atau belanja tersebut diatas sebagai terlampir, untuk kelengkapan
administrasi dan pemerikasaan sesuai peraturan perundang-undangan.
Demikian surat pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
............................,tanggal ..................................
Pelaksana Kegiatan
..........................................................
Cara pengisian:
1. Bidang diisi dengan kode rekening berdasarkan klasifikasi kelompok belanja desa.
2. Kegiatan diisi dengan kode rekening sesuai dengan urutan kegiatan dalam APBDesa
3. Kolom 1 diisi dengan nomor urut
4. Kolom 2 diisi dengan penerima pembayaran yang ada di bukti belanja
5. Kolom 3 diisi dengan uraian keperluan belanja
6. kolom 4 diisi dengan jumlah belanja
7. baris jumlah diisi jumlah keseluruhan
-25-
E. Format Penatausahaan 1. Buku Kas Umum
BUKU KAS UMUM
DESA …………………… KECAMATAN …………………………….
TAHUN ANGGARAN .......................
No. Tgl. KODE REKENING URAIAN
PENERIMAAN
(Rp.)
PENGELUARAN
(Rp.)
NO BUKTI
JUMLAH
PENGELUARAN
KOMULATIF
SALDO
1 2 3 4 5 6 7 8 9
JUMLAH Rp. Rp.
……………., tanggal …………………
MENGETAHUI BENDAHARA DESA,
PERBEKEL,
………………………………….. ………………………….
Cara Pengisian :
Kolom 1diisi dengan nomor urut penerima kas atau pengeluaran kas
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan kas atau pengeluaran kas
Kolom 3 diisi dengan kode rekening penerimaan kas atau pengeluaran kas
Kolom 4 diisi dengan uraian transaksi penerimaan kas atau pengeluaran kas
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas
Kolom 6 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas
Kolom 7 diisi dengan nomor bukti transaksi
Kolom 8 diisi dengan penjumlahan komulatif pengeluaran kas
Kolom 9 diisi dengan saldo kas.
Catatan :
sebelum ditandatangani Kepala Desa wajib di periksa dan di paraf oleh Sekretaris Desa.
-26-
2. Buku Kas Pembantu Pajak
BUKU KAS PEMBANTU PAJAK
DESA …………………… KECAMATAN …………………………….
TAHUN ANGGARAN ........
No. TANGGAL URAIAN PEMOTONGAN
(Rp.)
PENYETORAN
(Rp.)
SALDO
(Rp.)
1 2 3 4 5
JUMLAH
……………., tanggal …………………
MENGETAHUI BENDAHARA DESA,
PERBEKEL
…………………… ………………………….
Cara Pengisian :
Kolom 1diisi dengan nomor urut penerimaan atau pengeluaran kas pengeluaran
Kolom 2 diisi dengan tanggal penerimaan atau pengeluaran kas pengeluaran
Kolom 3 diisi dengan uraian penerimaan kas atau pengeluaran kas
Kolom 4 diisi dengan jumlah rupiah penerimaan kas.
Kolom 5 diisi dengan jumlah rupiah pengeluaran kas.
Kolom 6 diisi dengan saldo buku kas bendahara.
-27-
3. Buku Bank Desa
BUKU BANK DESA
DESA …………………… KECAMATAN …………………………….
TAHUN ANGGARAN .........
BULAN :
BANK CABANG :
REK. NO. :
No. TANGGAL
TRANSAKSI
URAIAN
TRANSAKSI BUKTI TRANSAKSI
PEMASUKAN PENGELUARAN
SALDO SETORAN
(Rp.)
BUNGA BANK
(Rp.)
PENARIKAN
(Rp.)
PAJAK
(Rp.)
BIAYA
ADMINISTRASI
(Rp.)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
TOTAL TRANSAKSI BULAN INI
TOTAL TRANSAKSI KUMULATIF
………., tanggal …………………
MENGETAHUI BENDAHARA DESA,
PERBEKEL
………………………………….. ………………………….
Cara Pengisian :
Kolom 1diisi dengan nomor urut pemasukan dan pengeluarandengan Bank.
Kolom 2 diisi dengan tanggal transaksi Bank.
Kolom 3 diisi dengan uraian transaksipemasukan dan pengeluaran.
Kolom 4 diisi dengan bukti transaksi.
Kolom 5 diisi dengan pemasukan jumlah setoran.
Kolom 6 diisi dengan pemasukan jumlah bunga bank..
Kolom 7 diisi dengan pengeluaran jumlah penarikan.
Kolom 8 diisi dengan pengeluaran jumlah pajak.
Kolom 9 diisi dengan pengeluaran biaya administrasi.
Kolom 10 diisi dengan saldo Bank.
-28-
F. Format Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa
1. Laporan Realisasi pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (Semester
Pertama)
LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
SEMESTER PERTAMA
PEMERINTAH DESA…………..
TAHUN ANGGARAN………….
KODE
REKENIN
G
URAIAN
JUMLAH
ANGGARAN
(Rp.)
JUMLAH
REALISASI
(Rp.)
LEBIH/
KURANG
(Rp.)
KET.
1 2 3 4
1 PENDAPATAN
1 1 Pendapatan Asli Desa
1 1 1 Hasil Usaha
1 1 2 Swadaya, Partisipasi dan
Gotong Royong
1 1 3 Lain-lain Pendapatan Asli Desa
yang sah
1 2 Pendapatan Transfer
1 2 1 Dana Desa
1 2 2 Bagian dari hasil pajak
&retribusi daerah kabupaten/
kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa
1 2 4 Bantuan Keuangan
1 2 4 1 Bantuan Provinsi
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten / Kota
1 3 Pendapatan Lain lain
1 3 1 Hibah dan Sumbangan dari
pihak ke-3 yang tidak mengikat
1 3 2 Lain-lain Pendapatan Desa
yang sah
JUMLAH PENDAPATAN
2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan
Tunjangan
2 1 1 1 Belanja Pegawai:
- Penghasilan Tetap Kepala
Desa dan Perangkat
- Tunjangan Kepala Desa dan
Perangkat
- Tunjangan BPD
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
- Alat Tulis Kantor
- Benda POS
- Pakaian Dinas dan Atribut
-29-
- Pakaian Dinas
- Alat dan Bahan Kebersihan
- Perjalanan Dinas
- Pemeliharaan
- Air, Listrik,dasn Telepon
- Honor
- dst…………………..
2 1 2 3 Belanja Modal
- Komputer
- Meja dan Kursi
- Mesin TIK
- dst……………………..
2 1 3 Operasional BPD
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
- ATK
- Penggandaan
- Konsumsi Rapat
- dst …………………….
2 1 4 Operasional RT/ RW
2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa
- ATK
- Penggadaan
- Komsumsi Rapat
- dst ………………………….
2 2 Bidang Pelaksanaan
Pembangunan Desa
2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi
2 2 1 2 Belanja Barang dan jasa
- Upah Kerja
- Honor
- dst………………..
2 2 1 3 Belanja Modal
- Semen
- Material
- dst…………
2 2 2 Pengaspalan jalan desa
2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa :
- Upah Kerja
- Honor
- dst……………………………
……..
2 2 2 3 Belanja Modal:
- Aspal
- Pasir
- dst ……………
2 2 3 Kegiatan………………………
……
2 3 Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan
2 3 1 Kegiatan Pembinaan
Ketentraman dan Ketertiban
2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa:
-30-
- Honor Pelatih
- Konsumsi
- Bahan Pelatihan
- dst…………………
2 3 2 Kegiatan…………………….
2 4 Bidang Pemberdayaan
Masyarakat
2 4 1 Kegiatan Pelatihan Kepala
Desa dan Perangkat
2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa:
- Honor pelatih
- Konsumsi
- Bahan pelatihan
- dst…………………
2 4 2 Kegiatan……………………….
.
2 5 Bidang Tak Terduga
2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa
2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa:
- Honor tim
- Konsumsi
- Obat-obatan
- dst……………………
2 5 2 Kegiatan…………………
JUMLAH BELANJA
SURPLUS / DEFISIT
3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SILPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa Yang di
pisahkan
JUMLAH ( RP )
3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan
3 2 2 Penyertaan Modal Desa
JUMLAH ( RP )
DISETUJUI OLEH
PERBEKEL ………………………
TTD
(……………………………….)
-31-
2. Laporan Realisasi Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (Semester Akhir
Tahun)
LAPORAN REALISASI PELAKSANAAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN
BELANJA DESA
SEMESTER AKHIR TAHUN
PEMERINTAH DESA…………..
TAHUN ANGGARAN………….
KODE
REKENI
NG
URAIAN
JUMLAH
ANGGARA
N
(Rp.)
JUMLAH
REALISA
SI
(Rp.)
LEBIH/
KURANG
(Rp.)
KET.
1 2 3 4
PINDAHAN SALDO
(SEMESTER PERTAMA )
1 PENDAPATAN
1 1 Pendapatan Asli Desa
1 1 1 Hasil Usaha
1 1 2 Swadaya, Partisipasi dan
Gotong Royong
1 1 3 Lain-lain Pendapatan Asli
Desa yang sah
1 2 Pendapatan Transfer
1 2 1 Dana Desa
1 2 2 Bagian dari hasil pajak
&retribusi daerah kabupaten/
kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa
1 2 4 Bantuan Keuangan
1 2 4 1 Bantuan Provinsi
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten / Kota
1 3 Pendapatan Lain lain
1 3 1 Hibah dan Sumbangan dari
pihak ke-3 yang tidak
mengikat
1 3 2 Lain-lain Pendapatan Desa
yang sah
JUMLAH PENDAPATAN
2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan
Pemerintahan Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan
Tunjangan
2 1 1 1 Belanja Pegawai:
- Penghasilan Tetap Kepala
Desa dan Perangkat
- Tunjangan Kepala Desa dan
Perangkat
- Tunjangan BPD
-32-
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
- Alat Tulis Kantor
- Benda POS
- Pakaian Dinas dfan Atribut
- Pakaian Dinas
- Alat dan Bahan Kebersihan
- Perjalanan Dinas
- Pemeliharaan
- Air, Listrik,dasn Telepon
- Honor
- dst…………………..
2 1 2 3 Belanja Modal
- Komputer
- Meja dan Kursi
- Mesin TIK
- dst……………………..
2 1 3 Operasional BPD
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
- ATK
- Penggandaan
- Konsumsi Rapat
- dst …………………….
2 1 4 Operasional RT/ RW
2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa
- ATK
- Penggadaan
- Konsumsi Rapat
- dst ………………………….
2 2 Bidang Pelaksanaan
Pembangunan Desa
2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi
2 2 1 2 Belanja Barang dan jasa
- Upah Kerja
- Honor
- dst………………..
2 2 1 3 Belanja Modal
- Semen
- Material
- dst…………
2 2 2 Pengaspalan jalan desa
2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa :
- Upah Kerja
- Honor
- dst…………………………
………..
2 2 2 3 Belanja Modal:
- Aspal
- Pasir
- dst ……………
2 2 3 Kegiatan………..........
-33-
2 3 Bidang Pembinaan
Kemasyarakatan
2 3 1 Kegiatan Pembinaan
Ketentraman dan Ketertiban
2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa:
- Honor Pelatih
- Konsumsi
- Bahan Pelatihan
- dst…………………
2 3 2 Kegiatan………………….
2 4 Bidang Pemberdayaan
Masyarakat
2 4 1 Kegiatan Pelatihan Kepala
Desa dan Perangkat
2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa:
- Honor pelatih
- Konsumsi
- Bahan pelatihan
- dst…………………
2 4 2 Kegiatan………………..
2 5 Bidang Tak Terduga
2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa
2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa:
- Honor tim
- Konsumsi
- Obat-obatan
- dst……………………
2 5 2 Kegiatan…………………
JUMLAH BELANJA
SURPLUS / DEFISIT
3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SILPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa Yang di
pisahkan
JUMLAH ( RP )
3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan
3 2 2 Penyertaan Modal Desa
JUMLAH ( RP )
DISETUJUI OLEH
PERBEKEL ………………………
TTD
(……………………………….)
-34-
FORMAT RANCANGAN PERATURAN DESA
TENTANG APBDES PERUBAHAN TAHUN ANGGARAN 2016
PERATURAN DESA ………………..
NOMOR ………… TAHUN …………
TENTANG
PERUBAHAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
TAHUN ANGGARAN 2016
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERBEKEL ……………….,
Menimbang : a. bahwa sehubungan dengan adanya peningkatan pendapatan Desa, perlu
dilakukan perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
b. bahwa dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
dan pembangunan di Desa, dan sesuai dengan ketentuan Pasal 69 ayat (4)
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, maka Rancangan
Peraturan Desa tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa harus
mendapatkan evaluasi dari Bupati sebelum ditetapkan menjadi Peraturan
Desa;
c. bahwa berdasarkan hasil Evaluasi/Verifikasi Tim Evaluasi/Verifikasi APB
Desa Kabupaten Badung, sesuai surat Nomor …………….,
tanggal……………………..
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a,
huruf b dan huruf c, maka perlu ditetapkan Peraturan Desa tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa Perubahan Tahun Anggaran 2015;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Tingkat II dalam Wilayah Daerah-Daerah Tingkat I Bali, Nusa
Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Tahun 1958
Nomor 122, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1665);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme (Lembaran
Negara Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3851);
3. Undang Undang Nomer 23 tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2014 Nomor 244,Tambahan
Lembar Negara Republik Indonesia Nomer 5587 ) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang Undang Nomer 9 tahun 2015
Tentang perubahan kedua atas Undang Undang Nomer 23 tahun 2014
Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun
2015 Nomor 58, Tambahan Lembar Negara Republik Indonesia Nomer
5679 )
4. Dst……….
-35-
Dengan Kesepakatan Bersama
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA…….
MEMUTUSKAN
Menetapkan: PERATURAN DESA TENTANG PERUBAHAN ANGGARAN
PENDAPATAN DAN BELANJA DESA TAHUN ANGGARAN 2016.
Pasal 1.
Jumlah Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes )tahun Anggaran ……
Sebesar Rp……………………….Terdiri dari :
FORMAT
ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA
PEMERINTAH DESA…………..
TAHUN ANGGARAN………….
KODE
REKENI
NG
URAIAN
ANGGARAN
(Rp.)
KETERANG
AN
1 2 3 4
1 PENDAPATAN
1 1 Pendapatan Asli Desa
1 1 1 Hasil Usaha
1 1 2 Swadaya, Partisipasi dan Gotong Royong
1 1 3 Lain-lain Pendapatan Asli Desa yang sah
1 2 Pendapatan Transfer
1 2 1 Dana Desa
1 2 2 Bagian dari hasil pajak &retribusi daerah
kabupaten/ kota
1 2 3 Alokasi Dana Desa
1 2 4 Bantuan Keuangan
1 2 4 1 Bantuan Provinsi
1 2 4 2 Bantuan Kabupaten / Kota
1 3 Pendapatan Lain lain
1 3 1 Hibah dan Sumbangan dari pihak ke-3 yang
tidak mengikat
1 3 2 Lain-lain Pendapatan Desa yang sah
JUMLAH PENDAPATAN
2 BELANJA
2 1 Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2 1 1 Penghasilan Tetap dan Tunjangan
2 1 1 1 Belanja Pegawai:
- Penghasilan Tetap Kepala Desa dan
Perangkat
- Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat
- Tunjangan BPD
2 1 2 Operasional Perkantoran
2 1 2 2 Belanja Barang dan Jasa
- Alat Tulis Kantor
- Benda POS
-36-
- Pakaian Dinas dfan Atribut
- Pakaian Dinas
- Alat dan Bahan Kebersihan
- Perjalanan Dinas
- Pemeliharaan
- Air, Listrik,dasn Telepon
- Honor
- dst…………………..
2 1 2 3 Belanja Modal
- Komputer
- Meja dan Kursi
- Mesin TIK
- dst……………………..
2 1 3 Operasional BPD
2 1 3 2 Belanja Barang dan Jasa
- ATK
- Penggandaan
- Konsumsi Rapat
- dst ………………………….
2 1 4 Operasional RT/ RW
2 1 4 2 Belanja Barang dan Jasa
- ATK
- Penggandaan
- Konsumsi Rapat
- dst ………………………….
2 2 Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
2 2 1 Perbaikan Saluran Irigasi
2 2 1 2 Belanja Barang dan jasa
- Upah Kerja
- Honor
- dst………………..
2 2 1 3 Belanja Modal
- Semen
- Material
- dst…………
2 2 2 Pengaspalan jalan desa
2 2 2 2 Belanja Barang dan Jasa :
- Upah Kerja
- Honor
- dst…………………………………..
2 2 2 3 Belanja Modal:
- Aspal
- Pasir
- dst ……………
2 2 3 Kegiatan……………………………
2 3 Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
2 3 1 Kegiatan Pembinaan Ketentraman dan
Ketertiban
2 3 1 2 Belanja Barang dan Jasa:
- Honor Pelatih
- Konsumsi
-37-
- Bahan Pelatihan
- dst…………………
2 3 2 Kegiatan…………………….
2 4 Bidang Pemberdayaan Masyarakat
2 4 1 Kegiatan Pelatihan Kepala Desa dan Perangkat
2 4 1 2 Belanja Barang dan Jasa:
- Honor pelatih
- Konsumsi
- Bahan pelatihan
- dst…………………
2 4 2 Kegiatan………………………..
2 5 Bidang Tak Terduga
2 5 1 Kegiatan Kejadian Luar Biasa
2 5 1 2 Belanja Barang dan Jasa:
- Honor tim
- Konsumsi
- Obat-obatan
- dst……………………
2 5 2 Kegiatan………………………
JUMLAH BELANJA
SURPLUS / DEFISIT
3 PEMBIAYAAN
3 1 Penerimaan Pembiayaan
3 1 1 SILPA
3 1 2 Pencairan Dana Cadangan
3 1 3 Hasil Kekayaan Desa Yang dipisahkan
JUMLAH ( RP )
3 2 Pengeluaran Pembiayaan
3 2 1 Pembentukan Dana Cadangan
3 2 2 Penyertaan Modal Desa
JUMLAH ( RP )
DISETUJUI OLEH
PERBEKEL ………………………
TTD
(……………………………….)
-38-
Pasal 2
Rincian lebih lanjut mengenai Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa ( APBDes)
Perubahan tahun Anggaran ……sebagai tercantum dalam lampiran Peraturan Desa dan
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Peraturan Desa ini.
Pasal 3
Peraturan Desa ini berlaku pada tanggal diundangkan
Agar setiap orang mengetahuinya,memerintahkan pengundangan Peraturan Desa ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Desa………
Ditetapkan di………………
Pada tanggal…………….
PERBEKEL……………
TTD
……………………..
Diundangkan di………………..
Pada tanggal……………………
SEKRETARIS DESA…………….
TTD
LEMBARAN DESA …………KECAMATAN …………KABUPATEN BADUNG
TAHUN…………NOMOR………..
Pj.BUPATI BADUNG,
ttd.
NYM .HARRY YUDHA SAKA