bunga bank

16
BUNGA BANK Menurut Kasmir (2007 : 121) bunga adalah harga yang harus dibayar ke nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah ke bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Sedangkan menurut Karl. E. Case (2004 : 153) mengemukakan bahwa bunga adalah biaya yang harus di peminjam kepada pemberi pinjaman atas penggunaan dananya. Dari kedua pengertian bunga bank tersebut dapat disimpulkan bahwa ti suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang disebut persentase dari jumlah yang dipinjamkan. Dalam kegiatan perbankan konversional dikenal ada 2 macam bun diberikan kepada nasabah yaitu : 1. Bunga Simpanan Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Bunga simpanan merupakan biaya dana bank. Contohnya jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito. 2. Bunga Pinjaman Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus diba oleh peminjam kepada bank. Bunga pinjaman merupakan pendapata bank. Sebagai contoh bunga kredit. Metode perhitungan bunga kredit: 1. Flat Rate Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikia angsuran (cicilan) pokok juga akan tetap sampai pinjaman lunas 2. Sliding Rate Pembebanan bunga setiap bulan akan disesuaikan dengan sisa pinjamann sehingga angsuran (cicilan) bunga akan menurun seiring dengan berkur nilai pinjaman. Tetapi angsuran pokok akan tetap 3. Floating Rate Metode ini menetapkan besar kecilnya bunga kredit dikaitkan dengan b yang berlaku di pasar uang, sehingga tingkat suku bunga setiap bulan berbeda. RUMUS : FAISAL RIJANI (H1C108068)

Upload: faisal-rijani

Post on 21-Jul-2015

168 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BUNGA BANK Menurut Kasmir (2007 : 121) bunga adalah harga yang harus dibayar kepada nasabah (yang memiliki simpanan) dengan yang harus dibayar oleh nasabah kepada bank (nasabah yang memperoleh pinjaman). Sedangkan menurut Karl. E. Case dan Ray (2004 : 153) mengemukakan bahwa bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi pinjaman atas penggunaan dananya. Dari kedua pengertian bunga bank tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat suku bunga adalah jumlah bunga yang dibayarkan per unit waktu yang disebut sebagai persentase dari jumlah yang dipinjamkan. Dalam kegiatan perbankan konversional dikenal ada 2 macam bunga yang diberikan kepada nasabah yaitu : 1. Bunga Simpanan Bunga yang diberikan sebagai rangsangan atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank. Bunga simpanan merupakan harga yang harus dibayar bank kepada nasabahnya. Bunga simpanan merupakan biaya dana bagi bank. Contohnya jasa giro, bunga tabungan dan bunga deposito. 2. Bunga Pinjaman Bunga yang diberikan kepada para peminjam atau harga yang harus dibayar oleh peminjam kepada bank. Bunga pinjaman merupakan pendapatan bagi bank. Sebagai contoh bunga kredit. Metode perhitungan bunga kredit: 1. Flat Rate Pembebanan bunga setiap bulan tetap dari jumlah pinjamannya, demikian juga angsuran (cicilan) pokok juga akan tetap sampai pinjaman lunas 2. Sliding Rate Pembebanan bunga setiap bulan akan disesuaikan dengan sisa pinjamannya, sehingga angsuran (cicilan) bunga akan menurun seiring dengan berkurangnya nilai pinjaman. Tetapi angsuran pokok akan tetap 3. Floating Rate Metode ini menetapkan besar kecilnya bunga kredit dikaitkan dengan bunga yang berlaku di pasar uang, sehingga tingkat suku bunga setiap bulan bisa berbeda.

RUMUS :FAISAL RIJANI (H1C108068)

perhitungan bulanan

Perhitungan bulanan

Contoh : 1. Pada tanggal 20 Maret 2006 Tuan Andi mendapat persetujuan pinjaman investasi senilai Rp. 12.000.000,- untuk jangka waktu 6 bulan. Bunga yang dibebankan sebesar 15% pa. Pertanyaan : Hitunglah cicilan setiap bulannya jika di hitung dengan metode Flat dan Sliding Rate Jawab : (dengan rumus bulanan) Cicilan Pokok

Metode Flat Rate Cicilan Bunga

Total Cicilan perbulan dengan cara Flat adalah 2.000.000 + 150.000 = Rp. 2.140.000,-

Metode Sliding Rate Cicilan Bunga bulan pertama

Total Cicilan bulan pertama adalah 2.0.0.1 + 150.000 = Rp. 2.150.000,Cicilan Bunga bulan 2 Karena bulan pertama sudah membanyar 2.000.000,- maka pokok pinjaman jadi sisa 10.000.000,-

FAISAL RIJANI (H1C108068)

Total Cicilan bulan kedua adalah 2.000.000 + 125.000 = Rp. 2.125.000,Cicilan Bunga bulan ketiga

Total Cicilan bulan ketiga adalah 2.000.000 + 100.000 = Rp. 2.100.000,Dan seterusnya sampai bulan keenam. TABEL PERHITUNGAN CICILAN KREDIT : bln 0. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Sisa Cicilan Pinjaman pokok 12.000.000 0 10.000.000 2.000.000 8.000.000 2.000.000 6.000.000 2.000.000 4.000.000 2.000.000 2.000.000 2.000.000 0 2.000.000 Total Flat Rate blnSisa Total Cicilan Pinjama 0 150.000 2.150.000 150.000 2.150.000 150.000 2.150.000 150.000 2.150.000 150.000 2.150.000 150.000 2.150.000 900.000 12.900.000 Flat Rate Sliding Rate Bunga Total Cicilan 150.000 2.150.000 125.000 2.125.000 100.000 2.100.000 75.000 2.075.000 50.000 2.050.000 25.000 2.025.000 525.000 12.525.000 Sliding Rate

Jadi terdapat perbedaan yang cukup besar, untuk perhitungan dengan metode Flat Rate dan Sliding Rate Selisih tersebut adalah12.900.000 12.525.000 = 375.000,-

PAJAK

FAISAL RIJANI (H1C108068)

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (sehingga dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barangbarang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Jadi, Pajak merupakan hak prerogatif pemerintah, iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) untuk menutupi pengeluaran rutin negara dan biaya pembangunan tanpa balas jasa yang dapat ditunjuk secara langsung berdasarkan undang-undang. Ada bermacam-macam batasan atau definisi tentang pajak menurut para ahli diantaranya adalah : 1. Prof. Dr. P. J. A. Adriani pajak adalah iuran masrayakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayararnya menurut peraturan-peraturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas-tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. 2. Prof. Dr. H. Rochmat Soemitro SH. pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal yang langsung dapat ditunjukan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 3. Sommerfeld Ray M. Anderson Herschel M. & Brock Horace R. Pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang sudah ditentukan dan tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan. 4. Smeets Pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terhutang melalui norma-norma umum dan dapat dipaksakan tanpa adanya kontraprestasi yang dapat ditunjukan dalam hak individual untuk membiayai pengeluaran pemerintah 5. Suparman Sumawidjaya pajak adalah iuran wajib berupa barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma hukum, guna menutup biaya produksi barang dan jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum.

Lima unsur pokok dalam definisi pajak pajak adalah :

FAISAL RIJANI (H1C108068)

1. Iuran/pungutan dari rakyat kepada negara 2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang 3. Pajak dapat dipaksakan 4. Tanpa jasa timbal atau kontraprestasi 5. Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara (pengeluaran umum pemerintah) Ciri-ciri Pajak yang terdapat dalam pengertian pajak antara lain sebagai berikut : 1. Pajak dipungut oleh negara, baik oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah berdasarkan atas undang-undang serta aturan pelaksanaannya. 2. Pemungutan pajak mengisyaratkan adanya alih dana (sumber daya) dari sektor swasta (wajib pajak membayar pajak) ke sektor negara (pemungut pajak/administrator pajak). 3. Pemungutan pajak diperuntukan bagi keperluan pembiayaan umum pemerintah dalam rangka menjalankan fungsi pemerintahan, baik rutin maupun pembangunan. 4. Tidak dapat ditunjukan adanya imbalan (kontraprestasi) individual oleh pemerintah terhadap pembayaran pajak yang dilakukan oleh para wajib pajak. 5. Berfungsi sebagai budgeter atau mengisi kas negara/anggaran negara yang diperlukan untuk menutup pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan, pajak juga berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan negara dalam lapangan ekonomi dan sosial (fungsi mengatur / regulatif) Contoh Perhitungan.

FAISAL RIJANI (H1C108068)

DEPRESIASI Depresiasi adalah penurunan dalam nilai fisik properti seiring dengan waktu dan penggunaannya. Dalam konsep akuntansi, depresiasi adalah pemotongan tahunan terhadap pendapatan sebelum pajak sehingga pengaruh waktu dan penggunaan atas nilai aset dapat terwakili dalam laporan keuangan suatu perusahaan. Depresiasi adalah biaya non-kas yang berpengaruh terhadap pajak pendapatan. Metode yang paling mudah dan paling sering digunakan untuk menghitung penyusutan adalah metode penyusutan garis lurus (straight-line depreciation). Tapi selain itu, ada pula metode penghitungan lain yang bisa juga digunakan, seperti metode penyusutan dipercepat, penyusutan jumlah angka tahun, dan saldo menurun ganda. Metode Garis-lurus: FAISAL RIJANI (H1C108068)

Biaya Depresiasi Tahunan =

Contoh Perhitungan : Sebuah gergaji listrik untuk memotong kayu pada perusahaan furniture mempunyai basis harga $40,000 dan umur manfaat 10 tahun. Pada akhir umur manfaatnya diperkirakan alat tersebut tidak mempunyai nilai sisa. Tentukan jumlah depresiasi tahunan menggunkan metode garis lurus. Tabelkan jumlah depresiasi tahunan dan nilai buku alat tersebut pada setiap akhir tahun. Penyelesaian: Contoh perhitungan untuk tahun ke-5: d5 = d5 = BV5 = $4,000 -

FAISAL RIJANI (H1C108068)

DEPLESI Deplesi adalah pengurangan nilai yang terjadi atas sumber daya alam, seperti pertambangan, sumur minyak dan gas bumi, kehutanan, dan lain-lain. Sejalan dengan ekstraksi dan penjualan sumber daya, cadangan akan menurun dan nilai properti akan terus berkurang. Pada depresiasi, properti dapat diganti dengan properti yang serupa jika properti tersebut sudah terdepresiasi penuh (nilainya sudah habis). Hal ini tidak memunginkan pada deplesi. Pada depresiasi, jumlah yang dibebankan untuk biaya depresiasi diinvestasikan pada peralatan baru sehingga operasi dapat dilanjutkan tanpa batas. Pada deplesijumlah yang dibebankan untuk biaya deplesi tidak dapat digunakan untuk mengganti sumber daya alam, akibatnya perusahaan akan menutup usahanya sedikit demi sedikit sejalan dengan operasi normalnya. Oleh karena itu, pembayaran terhadap pemilik dilakukan dalam 2 bagian: (1) keuntungan yang diperoleh dan (2) bagian dari modal pemilik yang dikembalikan, dalam bentuk deplesi. Untuk menghitung deplesi ada 3 hal yang harus dperhatikan yaitu : a) Harga perolehan aktiva Dalam hal sumber-sumber alam, harga perolehannya adalah pengeluaran sejak memperoleh izin sampai sumber alam itu dapat diambil hasilnya. Jika kumpulan pengeluaran itu terlalu kecil maka dilakukan penilaian terhadap sumber alam tersebut. b) Taksiran nilai sisa apabila sumber alam sudah selesai dieksploitasi. c) Taksiran hasil yang secara ekonomis dapat dieksploitasi. Deplesi dihitung untuk tiap unit hasil sumber alam ( ton, barrel, dan lain-lain ). Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas berikut diilustrasikan contoh sebagai berikut : Tanah yang mengandung hasil tambang dibeli dengan harga Rp 20.000.000,00. Taksiran isinya sebesar 150.000 ton. Tanah tersebut sesudah dieksploitasi ditaksir bernilai Rp 2.000.000,00. Deplesi per ton dihitung sebagai berikut : Deplesi = = Rp 120,00 per tonFAISAL RIJANI (H1C108068)

Jika pada tahun pertama bisa dieksploitasi sebanyak 40.000 ton, maka deplesi untuk tahun tersebut = 40.000 x Rp 120,00 = Rp 4.800.000,00 Jurnal yang dibuat untuk mencatat deplesi sebagai berikut : Deplesi Rp 4.800.000,00 Akumulasi Deplesi Rp 4.800.000,00

Revisi Perhitungan Deplesi Jika pembangunan tambang / sumber alam itu juga terjadi dalam masa eksploitasi, sedangkan biayanya ditaksir di muka pada waktu akan menghitung bebab deplesi, jika kenyataannya biaya pembangunan berbeda dengan yang sudah ditaksir maka perhitungan deplesi perlu direvisi. Begitu juga jika taksiran isi tambangnya berbeda dengan taksiran isi tambang yang dipakai dalam menghitung deplesi maka perhitungan deplesi perlu direvisi. Koreksi terhadap deplesi dapat dilakukan dengan 2 cara sebagai berikut : Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat dikoreksi, begitu juga untuk deplesi yang akan datang. Deplesi tahun-tahun lalu yang sudah dicatat tidak dikoreksi, tetapi deplesi tahun-tahun yang akan datang dilakukan dengan data yang terakhir.

Dalam cara pertama koreksi dilakukan seperti halnya dalam aktiva tetap. Pada saat diketahui adanya perubahan, dihitung lagi deplesi per unit kemudian dilakukan koreksi. Misalnya deplesi yang lalu terlalu besar, jurnal koreksinya sebagai berikut : Akumulasi Deplesi Laba Tidak Dibagi ( Koreksi Laba Tahun Lalu ) Rp xxx Rp xxx

Dalam cara kedua, deplesi tahun-tahun lalu tidak dikoreksi, tetapi deplesi untuk tahun berjalan dan tahun-tahun yang akan datang direvisi. Misalnya, dari contoh dimuka, biaya pembangunan bertambah dengan sebesar Rp 1.800.000,00. Sesudah dieksploitasi dalam tahun kedua sebanyak 30.000 ton, tambang ditaksir masih mengandung 90.000 ton.

Perhitungan deplesi tahun kedua sebagai berikut : Harga perolehan pertama Rp 20.000.000,00

FAISAL RIJANI (H1C108068)

( ) nilai sisa

Rp 2.000.000,00 Rp 13.200.000,00

Deplesiasi tahun lalu 4.800.000,00 Rp 6.800.000,00 Biaya pembangunan tahun kedua Jumlah yang akan dideplesi Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua : Hasil eksploitasi tahun kedua ( ton ) Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua ( ton ) Taksiran isi tambang pada awal tahun kedua ( ton ) Deplesi per ton dalam tahun kedua : Rp 15.000.000,00 : 120.000,00 = Rp 125,00 Deplesi tahun kedua = 30.000 ton x Rp 125,00 =

Rp 1.800.000,00 Rp 15.000.000,00

30.000 90.000 120.000

Rp 3.750.000,00

AMORTISASI Amortisasi merupakan konsep alokasi harga perolehan harta tetap tidak berwujud dan harga perolehan harta sumber alam. Amortisasi berdasarkan metode satuan produksi Hak / pengeluaran di bidang penambangan minyak dan gas bumi. Amortisasi dengan metode ini hanya diterapkan pada amortisasi atas pengeluaran untuk memperoleh hak dan pengeluaran lain yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun di bidang pertambangan minyak dan gas bumi. Dalam hal ini, metode ini dilakukan dengan menerapkan persentase tarif amortisasi yang besarnya setiap tahun sama dengan persentase`perbandingan antara realisasi penambangan minyak dan gas bumi pada tahun yang bersangkutan dengan tafsiran jumlah seluruh kandungan minyak dan gas bumi dilokasi tersebut yang dapat diproduksi. Hak penambangan selain minyak dan gas bumi, hak pengusahaan hutan, hak pengusahaan sumber dan hasil alam lainnya.

FAISAL RIJANI (H1C108068)

Amortisasi dengan metode ini setinggi tingginya 20 % setahun dan diterapkan pada amortisasi atas : Pengeluaran untuk memperoleh hak penambangan selain minyak dan gas bumi. Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan hutan. Pengeluaran untuk memperoleh hak pengusahaan sumber dan hasil alam lainnya, yang mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun Contoh : Pada tahun 2001 PT. Dira Oil mengeluarkan uangnya sebesar Rp. 1.000.000.000,untuk me mperoleh hak penambangan minyak bumi. Kandungan minyak bumi ditaksir 5.000.000 barel. Produksi minyak bumi tahun 2002 mencapai 1.500.000 barel. Besarnya amortisasi untuk tahun 2002 adalah : Tarif amortisasi = ( realisasi penambangan : taksiran kandungan ) x 100 % = ( 1.500.000 : 5.000.000 ) x 100 % = 30 % Amortisasi 2002 = 30 % x Rp. 1.000.000.000,- = Rp. 300.000.000,Seandainya jumlah produksi yang sebenarnya lebih kecil dari yang diperkirakan, sehingga masih terdapat sisa pengeluaran yang belum diamortisasikan, maka atas sias tersebut boleh dibebankan sekaligus dalam tahun pajak yang bersangkutan. PT. Dira Wood pada tahun 2002 mengeluarkan uang sebesar Rp. 1.000.000.000,- untuk memperoleh hak pengusahaan hutan. Potensi hak pengusahaan hutan adalah 20.000.000 ton. Jumlah produksi pada tahun 2002 adalah sebesar 8.000.000 ton.

Jumlah yang diamortisasikan dengan persentase satuan produksi yang direalisasikan dalam tahun 2002 adalah sebesar : = ( 8.000.000 : 20.000.000 ) ton x Rp. 1.000.000.000,= 40 % x Rp. 1.000.000.000,= Rp. 400.000.000,-

FAISAL RIJANI (H1C108068)

Jumlah yang boleh diamortisasi maksimum adalah 20 % dari pengeluaran, maka amortisasi yang diperkenankan hanyalah sebesar = 20 % x Rp. 1.000.000.000,- = Rp. 200.000.000,-

ANALISIS SENSITIVITAS Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis untuk dapat melihat pengaruh2 yang akan terjadi akibat keadaan yang berubah-ubah. Tujuan Analisis Sensitivitas :1. Menilai apa yang akan terjadi dengan hasil analisis kelayakan suatu kegiatan

investasi atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam perhitungan biaya atau manfaat.2. Analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perhitungan umumnya

didasarkan pada proyeksi-proyeksi yang mengandung ketidakpastian tentang apa yg akan terjadi di waktu yang akan datang.3. Analisis pasca kriteria investasi yang digunakan untuk melihat apa yang akan

terjadi dengan kondisi ekonomi dan hasil analisa bisnis jika terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam perhitungan biaya atau manfaat. Bisnis sangat sensitif /peka thd perubahan akibat beberapa hal, yaitu : 1. Harga Perubahan harga (terutama harga output) dapat disebabkan karena adanya penawaran (supply) yang bertambah dengan adanya bisnis skala besar (misal perkebunan kelapa sawit) atau adanya beberapa bisnis baru dengan umur ekonomi yang panjang. 2. Keterlambatan pelaksanaan Terlambat dalam pemesanan/penerimaan alat baruMasalah administrasi yang tidak terhindarkanKhusus pada usaha di sektor pertanian, karena adanya teknik bercocok tanam baru, sehingga petani perlu adaptasi dengan teknik tersebut.3. Kenaikan biaya ("cast over run")

Terjadi karena adanya kenaikan dalam biaya konstruksi, misalnya pada saat pelaksanaan ada kenaikan pada :a. Harga peralatanb. Harga bahan bangunan.FAISAL RIJANI (H1C108068)

4. Ketidaktepatan dan perkiraan hasil (produksi) Terutama bila cara produksi baru yang sedang diusulkan yang dipakai sebagai ukuran atau informasi agronomis terutama didasarkan pada hasil penelitian. Analisis sentivitas dilihat terhadap kelayakan bisnis terhadap perbedaan dari perkiraan hasil bisnis dengan hasil yang betul-betul dihasilkan di lokasi bisnis. Contoh perhitungan : Misalnya analisis sensitivitas kelayakan bisnis budidaya lidah buaya, yaitu : 1. Terjadi penurunan produksi lidah buaya sebesar 30%, karena perubahan iklim dan cuaca (Tabel 2) 2. Terjadi kenaikan harga input, yakni pupuk kimia sebesar 40% akibat kenaikan tarif impor bahan baku terhadap pupuk kimia tersebut (Tabel 3).

Tabel 1. Perhitungan Nilai NPV Pada Kondisi NormalDiscount factors Tah un 17% (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 0.855 0.731 0.624 0.534 0.456 0.390 0.333 0.285 40% (2) 0.71 4 0.51 0 0.36 4 0.26 0 0.18 6 0.13 3 0.09 5 0.06 8 55% (3) 0.64 5 0.41 6 0.26 9 0.17 3 0.11 2 0.07 2 0.04 7 0.03 0 Nilai NPV untuk perhitungan awal (Rp.000) Total Bene fit (4) 4,480 66,24 0 66,24 0 66,24 0 66,24 0 66,24 0 66,24 0 74,44 0 Total Biaya (5) Selisih (6)=(4) -(5) (74,505) NPV 17% (7)=(1)* (6) (63,679) 29,151 24,291 21,295 17,996 15,167 13,296 13,699 71,216 NPV 40% (8)=(2)* (6) (53,218) 20,360 14,178 10,388 7,336 5,167 3,786 3,260 11,256 NPV 55% (9)=(3)* (6) (48,068) 16,610 10,447 6,914 4,410 2,806 1,857 1,444 (3,581)

7898 5 2633 39,905 5 2733 38,905 5 2633 39,905 5 2678 39,455 5 2733 38,905 5 2633 39,905 5 2633 48,105 5 Nilai NPV

FAISAL RIJANI (H1C108068)

Tabel 2. Analisis Sensitivitas Dengan Penurunan Produksi Sebesar 30%Thn Discount factors 17% (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 (2) 0.855 0.731 0.624 0.534 0.456 0.390 0.333 0.285 40% (3) 0.714 0.510 0.364 0.260 0.186 0.133 0.095 0.068 Nilai NPV untuk perhitungan penurunan produksi sebesar 30% (Rp. 000) Total Total Selisih NPV 17% NPV40% Benefit Biaya (4) (5) (6)=(4)-(5) (7)=(2)*(6) (8)=(3)*(6) 3,136 78985 (75,849) (64,828) (54,178) 47,808 26335 21,473 15,686 10,956 47,808 27335 20,473 12,783 7,461 47,808 26335 21,473 11,459 5,590 47,808 26785 21,023 9,589 3,909 47,808 27335 20,473 7,981 2,719 47,808 2 6335 21,473 7,155 2,037 56,008 26335 29,673 8,450 2,011 Nilai NPV 8,275 (19,496)

Tabel 3. Analisis Sensitivitas Dengan Kenaikan Pupuk Kimia Sebesar 40%Thn Discount factors 17% (1) 1 2 3 4 5 6 7 8 (2) 0.855 0.731 0.624 0.534 0.456 0.390 0.333 0.285 55% (3) 0.645 0.416 0.269 0.173 0.112 0.072 0.047 0.030 Nilai NPV Nilai NPV untuk perhitungan kenaikan pupuk kimia sebesar 30% (Rp. 000) Total Total Selisih NPV 17% NPV 55% Benefit Biaya (4) (5) (6)=(4)-(5) (7)=(2)*(6) (8)=(3)*(6) 4,480 80,593 (76,113) (65,054) (49,105) 66,240 27,943 38,297 27,976 15,940 66,240 28,943 37,297 23,287 10,016 66,240 27,943 38,297 20,437 6,635 66,240 28,943 37,297 17,012 4,169 66,240 28,943 37,297 14,540 2,690 66,240 27,943 38,297 12,760 1,782 74,440 27,943 46,497 13,242 1,396 64,200 (6,478)

FAISAL RIJANI (H1C108068)

Berdasarkan Tabel 1, 2,dan 3 dapat diperoleh nilai NPV, Net B/C dan IRR pada kondisi normal dan dua kondisi yang diukur sensitivitasnya karena penurunan produksi dan kenaikan harga pupuk kimia.

Perbandingan NPV (i = 17%) Tabel 1. Hasil perhitungan pertama pada kondisi normal: Rp 71.216.000 Tabel 2. Hasil perhitungan pada produksi turun 30% : Rp 8.275.000 Tabel 3. Hasil perhitungan kenaikan pupuk kimia 40% : Rp 64.200.000 Perbandingan Net B/C Ratio (i = 17%) Tabel 1. Hasil perhitungan pertama pada kondisi normal : = Rp 134.895.738/Rp.63.679.487 = 2,12 Tabel 2. Hasil perhitungan pada produksi turun 30% : = Rp 73.103.165/Rp.64. 828.205 = 1,13 Tabel 3. Hasil perhitungan kenaikan pupuk kimia 40% : = Rp. 129.504.980/Rp.65.053.846 = 1,99 Perbandingan IRR I. Hasil perhitungan pada kondisi normal :

II. Hasil perhitungan pada kondisi produksi turun 30% :

III. Hasil Perhitungan pada kenaikan biaya pupuk kimia sebesar 40% :

FAISAL RIJANI (H1C108068)

Berdasarkan contoh diatas, maka ; 1. Pada kondisi normal nilai bisnis budidaya ini layakuntuk dijalankan karena telah memenuhi ktriteria kelayakan investasi. 2. Pada saat terjadi kondisi (i) terjadi penurunan produksi sebesar 30%, usaha budidaya juga masih layak dijalankan walaupun terdapat penurunan perolehan manfaat bersih yg signifikan 3. Pada saat peningkatan harga input menunjukkan bahwa tidak terjadi perubahan yang sangat signifikan pada bisnis lidah buaya tersebut. Secara umum dapat disimpulkan bahwa bisnis budidaya ini sensitif terhadap perubahan produksi (yakni penurunan produksi), dan tidak sensitif terhadap perubahan peningkatan harga pupuk kimia.

FAISAL RIJANI (H1C108068)