pengaruh tingkat bunga sertifikat bank indonesia …

24
1 PENGARUH TINGKAT BUNGA SERTIFIKAT BANK INDONESIA BERJANGKA 1 BULAN TERHADAP INVESTASI DOMESTIK INDONESIA, 2001-2009 Pendahuluan Pada umumnya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat merupakan salah satu tujuan pembangunan yang harus dicapai di suatu negara. Kemakmuran dan kesejahteraan di suatu negara tersebut dapat dilihat dari seberapa besar pertumbuhan perekonomiannya (Setyowati dan Fatimah, 2007). Dalam konteks perekonomian, merupakan salah satu variabel yang paling penting dalam mendukung pertumbuhan perekonomian suatu negara adalah investasi. Selain itu investasi juga mendorong pendapatan nasional (Nugroho, 2008). Dalam menentukan pertumbuhan ekonomi investasi tidak serta merta berdiri sendiri. Akan tetapi investasi memiliki beberapa faktor penentu. Salah satu faktor yang paling menentukan dalam pertumbuhan investasi adalah Suku Bunga. Besar kecilnya pertumbuhan investasi itu ditentukan oleh besar kecilnya suku bunga berdasarkan kebijakan suku bunga yang telah ditetapkan dalam pemerintah disuatu Negara (Nugroho, 2008). Pada berbagai penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa suku bunga berpengaruh negatif terhadap investasi baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang (Nugroho, 2008 di Indonesia; Setyowati dan Fatimah, 2007 di Indonesia). Hal tersebut sesuai dengan teori Keynes yang menyatakan ketika suku bunga tinggi maka investasi akan menurun,dan ketika suku bunga menurun maka investasi akan meningkat (Mankiw, 2007). Berdasarkan studi penelitian lain yang dilakukan oleh Larsen (2004) di Amerika Serikat menemukan bahwa tingkat suku bunga rendah berakibat pada meningkatnya pertumbuhan investasi di negara tersebut. Disisi lain menurut Lukas (2009) dan Novianto (2011) yang menggunakan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai variabel yang mempengaruhi Invetasi mengemukakan bahwa suku bunga atau Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah instrumen investasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) yang

Upload: others

Post on 26-Nov-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

1

PENGARUH TINGKAT BUNGA SERTIFIKAT BANK

INDONESIA BERJANGKA 1 BULAN TERHADAP

INVESTASI DOMESTIK INDONESIA, 2001-2009

Pendahuluan

Pada umumnya meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat

merupakan salah satu tujuan pembangunan yang harus dicapai di suatu negara.

Kemakmuran dan kesejahteraan di suatu negara tersebut dapat dilihat dari seberapa

besar pertumbuhan perekonomiannya (Setyowati dan Fatimah, 2007). Dalam

konteks perekonomian, merupakan salah satu variabel yang paling penting dalam

mendukung pertumbuhan perekonomian suatu negara adalah investasi. Selain itu

investasi juga mendorong pendapatan nasional (Nugroho, 2008).

Dalam menentukan pertumbuhan ekonomi investasi tidak serta merta berdiri

sendiri. Akan tetapi investasi memiliki beberapa faktor penentu. Salah satu faktor

yang paling menentukan dalam pertumbuhan investasi adalah Suku Bunga. Besar

kecilnya pertumbuhan investasi itu ditentukan oleh besar kecilnya suku bunga

berdasarkan kebijakan suku bunga yang telah ditetapkan dalam pemerintah disuatu

Negara (Nugroho, 2008).

Pada berbagai penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa suku bunga

berpengaruh negatif terhadap investasi baik dalam jangka pendek maupun dalam

jangka panjang (Nugroho, 2008 di Indonesia; Setyowati dan Fatimah, 2007 di

Indonesia). Hal tersebut sesuai dengan teori Keynes yang menyatakan ketika suku

bunga tinggi maka investasi akan menurun,dan ketika suku bunga menurun maka

investasi akan meningkat (Mankiw, 2007). Berdasarkan studi penelitian lain yang

dilakukan oleh Larsen (2004) di Amerika Serikat menemukan bahwa tingkat suku

bunga rendah berakibat pada meningkatnya pertumbuhan investasi di negara

tersebut.

Disisi lain menurut Lukas (2009) dan Novianto (2011) yang menggunakan

suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebagai variabel yang mempengaruhi

Invetasi mengemukakan bahwa suku bunga atau Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

adalah instrumen investasi yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) yang

2

bertujuan untuk menjaga stabilitas moneter Indonesia (Lukas 2009). Sedangkan

menurut Novianto (2011) dalam penelitiannya tentang Analisis Pengaruh Nilai

Tukar Dollar Amerika, Tingkat Suku Bunga SBI, Inflasi, Jumlah Uang yang

beredar M2 terhadap IHSG di Bursa Efek Jakarta mengemukakan bahwa suku

bunga SBI mempunyai pengaruh negatif terhadap Investasi di Indonesia karena

tinggi rendahnya SBI mempengaruhi harga saham di Bursa Efek Jakarta.

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terdiri dari SBI berjangka 1 bulan, SBI

berjangka 3 Bulan dan SBI berjangka 6 Bulan. Pada penelitian ini akan

menggunakan SBI berjangka 1 bulan serta investasi dalam negeri (PMDN). Dasar

alasan peneliti menggunakan variabel suku bunga SBI berjangka 1 bulan dan

Investasi dalam negeri karena suku bunga SBI berjangka 1 bulan dapat dijadikan

ukuran makroekonomi khususnya menyangkut kebijakan moneter serta sebagai

pedoman didalam menentukan tingkat investasi.

Alasan lain yang lebih spesifik mengapa peneliti memilih suku bunga SBI 1

(satu) bulan adalah terdapatnya perbedaan hasil penelitian yang tidak konsisten

dalam jangka panjang antara penelitian yang satu dengan yang lain. Perbedaan

ketidakkonsitenan tersebut adalah bahwa suku bunga SBI 1 (satu) bulan yang dapat

berpengaruh negatif terhadap investasi (Yusuf dan Widyastuti, 2008; Meynandors,

2004; Aquino dan Aloysius, 2011; Uslan, 2010; dan Ibrahim, 2008) dan dapat juga

berpengaruh positif terhadap investasi (Setyowati dan Fatimah, 2007) dalam jangka

panjang. Hal ini menjadi pertimbangan penelitian untuk mencoba menguji kembali

dengan periode penelitian yang berbeda untuk dapat melihat bagaimana pengaruh

SBI 1 terhadap investasi domestik di Indonesia, terutama dalam jangka panjang.

Menurut Yusuf dan Widyastuti (2008) dalam penelitiannya di Indonesia

memaparkan bahwa kenaikan suku bunga SBI 1 (satu) bulan dalam jangka panjang

membuat penurunan pada neraca perdagangan non-migas Indonesia. Meynandors

(2004) mengatakan bahwa investasi dipengaruhi oleh banyak faktor. Akan tetapi

investasi banyak dipengaruhi oleh suku bunga riil. Suku bunga riil dipengaruhi oleh

Suku Bunga SBI. Dalam penelitian tersebut mengatakan Suku Bunga SBI memiliki

pengaruh pada investasi dalam negeri tahun 1989 hingga tahun 2003 di Indonesia.

Pengaruh tidak langsung dari penelitian ini adalah mempengaruhi pertumbuhan

3

perekonomian dalam negeri yang disebabkan oleh adanya Suku bunga SBI yang

yang dipakai sebagai acuan operasi pasar terbuka dalam menarik investor untuk

menanamkan investasi dalam negeri. Sedangkan menurut hasil penelitian Yusuf

dan Widyastuti (IPB, 2008) di Indonesia yang mengatakan bahwa suku bunga

mempunyai pengaruh yang negatif terhadap pergerakan neraca perdagangan

negara, artinya ketika suku bunga naik maka akan terjadi penurunan pada neraca

perdangan di suatu negara.

Akan tetapi perlu diketahui ada pandangan lain yang mengemukan bahwa

suku bunga bisa berpengaruh negatif tetapi bisa juga suku bunga berpengaruh

positif terhadap investasi dalam jangka panjang. Hal tersebut dibuktikan dengan

adanya hasil penelitian menurut (Uslan, 2010; Ibrahim, 2008) yang

mengemukakan bahwa suku bunga berpengaruh positif terhadap investasi.

Pandangan lain tersebut menurut hasil penelitian di Jawa Timur (Uslan,

2010) Suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) mempunyai pengaruh yang

positif terhadap investasi di Jawa timur. Hal itu terjadi karena naiknya suku bunga

SBI mempengaruhi suku bunga riil sehingga secara tidak langsung juga

mempengaruhi investor untuk menanamkan modal dalam negeri. Begitu juga

dengan hasil penelitian di Bursa Efek Indonesia oleh Ibrahim (2008) yang juga

mengatakan bahwa suku bunga berpengaruh positif terhadap investasi. Namun

berbeda dengan penelitian Setyowati dan Fatimah (2007) di Indonesia yang

mengatakan bahwa suku bunga SBI juga bisa berpengaruh secara signifikansi

dalam artian berpengaruh secara negatif terhadap investasi dalam jangka panjang.

Jadi, berdasarkan hasil dari beberapa penelitian sebelumnya yang telah

dipaparkan oleh peneliti diatas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar hasil

penelitian terdahulu menyimpulkan suku bunga berpengaruh secara negatif pada

investasi dalam jangka pendek akan tetapi dari hasil penelitian lain mengatakan

bahwa suku bunga bisa berpengaruh negatif bisa juga berpengaruh positif terhadap

investasi dalam jangka panjang. Dari perbedaan inilah yang menjadi latar belakang

peneliti mengapa penelitian ini dibuat karena untuk membahas pengaruh suku

bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap investasi dalam negeri di Indonesia

pada periode tahun 2001-2009 baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

4

Sehingga penelitian bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh

tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) terhadap investasi dalam negeri

di Indonesia baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan

manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi pemerintah, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi

yang menarik dan menjadi salah satu masukan dalam mempertimbangkan

menaikan atau menurunkan tingkat suku bunga.

2. Bagi akademisi dan peneliti di bidang keuangan di Indonesia, hasil studi ini

dapat dijadikan sebagai masukan untuk mengetahui pengaruh suku bunga

terhadap investasi.

Tinjauan Literatur dan Pustaka

Pengertian dan Hubungan Suku Bunga dan Investasi;

Pengertian Suku Bunga

Menurut teori Keynes definisi Suku bunga adalah balas jasa yang diterima

seseorang karena orang tersebut mengorbankan liquidity preference-nya. Makin

besar mengorbankan liquidity preference-nya maka makin besar pula suku bunga.

Selain itu Keynes mengemukankan bahwa Suku bunga merupakan suatu fenomena

moneter, yang artinya suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaaan akan

uang (Nopirin, 1992).

Dalam penelitian ini Suku bunga yang dimaksud adalah Suku Bunga SBI.

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah Surat Berharga Bank Indonesia yang

digunakan Bank Indonesia untuk mengontrol kestabilan nilai rupiah. Tingkat suku

bunga yang berlaku pada setiap penjualan Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

ditentukan berdasarkan mekanisme BI Rate, yaitu BI mengumumkan target suku

bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang diinginkan untuk pelelangan pada masa

periode tertentu. Sehingga, dengan adanya Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

diharapkan Bank Indonesia dapat menjaga agar tingkat suku bunga perbankan di

5

Indonesia wajar dan stabil serta menjadi acuan bank – bank di Indonesia dalam

menentukan suku bunga (www.bi.go.id).

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga sebagai pengakuan

utang berjangka waktu pendek dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank

Indonesia dengan system diskonto. Sertifikat Bank Indonesia (SBI) diterbitkan

dengan jangka waktu (tenor) 1 bulan sampai dengan 12 bulan dengan satuan unit

terkecil sebesar Rp1 juta. Saat ini Bank Indonesia menerbitkan SBI dengan tenor 1

bulan dan 3 bulan.Penerbitan SBI tenor 1 bulan dilakukan secara mingguan

sedangkan SBI tenor 3 bulan dilakukan secara triwulanan.

Pengertian Invetasi

Investasi adalah barang-barang yang disimpan perusahaan di gudang,

termasuk adalah salah satu komponen GDP yang mengaitkan masa kini dan masa

depan. Peran investasi in mempunyai pengaruh besar dalam pertumbuan

perekonomian, baik secara jangka panjang maupun jangka pendek. (Mankiw,

2007).

Lebih lanjut, Investasi adalah tambahan bersih terhadap stock kapital yang

ada (net additional to existing capital stock), (Nanga, 2001). Istilah lain yang sering

dipakai untuk menjelaskan apakah investasi itu adalah akumulasi modal (capital

accumulation) dan pembentukan modal (capital formation).

Secara khusus, teori Keynes (Sukirno, 2005) mengemukakan secara

keseluruhan investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran yang dilakukan oleh para

pengusaha untuk membeli barang-barang modal. Dalam perhitungan pendapatan

nasional, investasi meliputi seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang-

barang modal dan perbelanjaan untuk mendirikan industri-industri, pengeluaran

masyarakat untuk mendirikan rumah-rumah tempat tinggal, dan pertambahna nilai

stok-stok barang perusahaan – berupa bahan mentah, barang yang belum selesai

diproses dan barang jadi. Dari keseluruhan nilai investasi tersebut maka investasi

6

itu disebut dengan investasi agregate bruto atau pembentukan modal bruto. Sebab

investasi bruto ini adalah seluruh jumlah investasi yang dilakukan sebelum

dikurangi penyusutan nilai dari alat-alat modal yang berlaku dalam tahun tersebut.

Artinya pertambahan jumlah barang-barang modal yang terjadi dalam

perekonomian sebagai akibat dari investasi yang tidak sama besarnya dengan

pertambahan yang ditimbulkan oleh invetasi baru yang dilakukan. Sedangkan yang

disebut dengan investasi netto adalah pertambahan dari jumlah barang-barang

modal yang sebenarnya terjadi adalah sama dengan pertambahan dari barang-

barang modal yang ditimbulkan oleh investasi baru yang dilakukan dikurangi

dengan penyusutan nilai atas barang- barang lama.

Dalam penelitian ini investasi yang dimaksud adalah Investasi dalam negeri

atau Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 25 Tahun 1997 tentang

Penanaman Modal adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di

wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam

negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Penanam modal dalam negeri

adalah perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara

Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah

negara Republik Indonesia, sedangkan modal dalam negeri adalah modal yang

dimiliki oleh negara Republik Indonesia, perseorangan warga negara Indonesia,

atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau tidak berbadan hukum (UU

No.25 1997).

Hubungan Suku Bunga dan Investasi dalam jangka pendek

Hubungan suku bunga dan investasi dalam jangka pendek mempunyai

pengaruh yang negatif, artinya penurunan suku bunga mempengaruhi peningkatan

investasi. Hal tersebut dikarena investor melihat kondisi ekonomi pada suatu

Negara. Kondisi yang dimaksud oleh adalah kondisi sarana dan prasarana yang

baik, misalnya tersedianya transportasi dan tersedianya infrastruktur yang baik,

serta mendukungnya kondisi kualitas Sumber Daya Manusia yang baik (Nugroho,

2008). Menurut hasil dari penelitian Hadiati (2010) tentang Analisis Vector Error

7

Corection Model pada Penyaluran Kredit, kapasitas Pasar Modal, dan Suku Bunga

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia mengatakan tingkat suku bunga

berdampak pada perekonomian Indonesia yang salah satunya mempengaruhi

penurunan investasi di Indonesia dalam jangka pendek. Artinya variabel suku

bunga memberikan respon yang negatif terhadap investasi yang berdampak

pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Hal tersebut juga didukung olrh hasil

penelitian lain dari Greene dan Villanueva, (1990) di negara-negara berkembang

mengatakan bahwa secara umum suku bunga berpengaruh negatif terhadap

investasi di Negara berkembang. Studi Penelitian yang dilakukan oleh Greene dan

Villanueva (1990) ini menemukan bahwa suku bunga riil memiliki dampak negatif

pada investasi.

Selain itu naiknya suku bunga SBI berjangka 1 bulan yang ditentukan oleh

BI yang kemudian diikuti oleh naiknya suku bunga lain, mengakibatkan SBI

berjangka 1 bulan mempunyai pengaruh pada lambatnya pertumbuhan

perekonomian Indonesia dan secara tidak langsung berdampak juga pada investasi

dalam negeri. (Nasir, 2006).

Sedangkan menurut Artikel KBS warta berita mengatakan bahwa

meningkatnya suku bunga akan meningkatkan beban terhadap dunia usaha dan

menurunkan investasi (KBS Warta Berita, 2004/11/01).

Hubungan Suku Bunga dan Investasi dalam jangka panjang

Suku Bunga dan Investasi dalam jangka panjang bisa mempunyai hubungan

positif dan negatif. Dalam jangka Panjang, menurut Uslan (2010) mengemukan

bahwa hasil penelitiannya di Jawa Timur tidak sesuai dengan teori Keynes yang

mengatakan suku bunga berpengaruh negatif terhadap investasi, akan tetapi suku

bunga berpengaruh secara positif terhadap investasi dalam negeri. Menurut peneliti

hal tersebut disebabkan oleh penurunan tingkat suku bunga tidak serta merta diikuti

kenaikkan suku bunga lain dan investasi karena pergerakan suku bunga

mempengaruhi invetasi membutuhkan tenggang waktu atau rentang waktu.

8

Penelitian Uslan (2010) yang mengatakan suku bunga mempunyai pengaruh

positif terhadap investasi didukung juga oleh Kusumawati (2008), Putra (2010),

Hadiati (2010) dan Aquino dan Aloysius (2011). Menurut Kusumawati (2008)

mengatakan suku bunga SBI berpengaruh positif terhadap kredit investasi karena

naiknya suku bunga SBI mempunyai pengaruh terhadap menurunnya jumlah uang

beredar sehingga berakibat pada menurunnya tingkat inflasi. Menurunan inflasi

yang artinya menurunnya tingkat harga yang berakibat pada meningkatkan agregat

demand sehingga mendorong investor untuk berinvestasi dan akan meningkatkan

pula permintaan kredit investasi. Kemudian, menurut Putra (2010) tentang studinya

Analisis Suku Bunga Kredit, PDB, Inflasi dan tingkat teknologi terhadap PMDN di

Indonesia periode 1986-2008 mengatakan bahwa suku bunga mempunyai pengaruh

positif terhadap PMDN. Penelitian tersebut juga didukung oleh Aquino dan

Aloysius (2011) yang mengemukakan bawah suku bunga SBI mempunyai

pengaruh secara negatif dan mempunyai peran didalam upaya meningkatkan

pertumbuhan investasi dalam negeri pada tahun 1998-2010 di Indonesia.

Selain itu menurut hasil penelitian Hadiati (2010) Analisis Vector Error

Corection Model pada Penyaluran Kredit, kapasitas Pasar Modal, dan Suku Bunga

terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, juga mengemukakan bahwa tidak

selama suku bunga berpengaruh negative, tetapi hasil penelitiannya mengemukakan

bahwa suku bunga juga berpengaruh positif terhadap investasi dalam meningkatkan

pertumbuhan perekonomian di Indonesia.

Akan tetapi, perlu diingat bahwa suku bunga juga bisa berpengaruh negatif

terhadap investasi. Pengaruh negatif dalam hubungan suku bunga terhadap investasi

dalam jangka panjang ini didukung oleh penelitian Setyowati dan Fatimah (2007)

yang menyatakan bahwa suku bunga mempunyai pengaruh yang signifikan

(berpengaruh negatif) terhadap investasi dalam jangka panjang.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan secara sementara

bahwa secara garis besar penelitian terdahulu menjelaskan keterkaitan antara suku

bunga terhadap investasi berdasarkan teori keynes. Menurut Keynes (Sadono

9

Sukirno, 2005) faktor yang mempengaruhi Investasi adalah Suku Bunga. Suku

Bunga merupakan salah satu variabel yang paling berpengaruh terhadap investasi,

karena ketika suku bunga turun, maka akan menyebabkan banyaknya investor-

investor yang melakukan investasi dalam negeri dan kemudian melakukan

investasi. Besarnya Suku bunga yang ditetapkan menentukan seberapa besar

investor melakukan investasi.

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan pada teori dan hasil-hasil penelitian terdahulu yang telah

dipaparkan oleh peneliti sebelumnya, maka peneliti menduga bahwa:

1. Suku Bunga SBI dalam jangka pendek berpengaruh secara signifikan negatif

terhadap investasi .

2. Suku Bunga SBI dalam jangka panjang berpengaruh secara signifikan

terhadap investasi. Hipotesis tersebut berdasarkan prediksi bahwa Suku Bunga

berpengaruh negatif terhadap investasi baik dalam waktu jangka pendek tetapi

dalam waktu jangka panjang dapat berpengaruh negative , bisa juga

berpengaruh positif.

Metodologi Penelitian

Jenis dan Sumber Data

Data penelitian ini, data yang digunakan berupa data kuantitaif dalam

bentuk angka. Sedangkan menurut cara pengambilan data adalah data sekunder

yaitu data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, sudah dikumpulkan dan

sudah diolah. Menurut waktu pengumpullannya, data yang digunakan termasuk

times series data yaitu data yang nilai variabelnya berasal dari waktu ke waktu

untuk memberi gambaran tentang perkembangan suatu kegiatan dengan waktu yang

berurutan dalam interval (harian, mingguan, bulanan, setengah tahunan, tahunan,

atau beberapa tahun). Dalam hal ini data times series yang digunakan adalah data

tingkat suku bunga riil Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Investasi Penanaman

Modal Dalam Negeri (PMDN). Sumber data dan informasi data dalam penelitian

10

ini adalah Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia (SEKI) yang diterbitkan oleh

Bank Indonesia (BI) dan International Financial Statistic (IFS) yang diterbitkan

oleh International Monetery Fund (IMF).

Metode Pengumpulan

Dalam penelititian ini, pengumpulan yang dilakukan dengan teknik

Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengumpulkan data dan

dokumen-dokumen yang sudah ada serta berhubungan dengan variabel penelitian.

Metode pengumpulan data in juga menggunakan metode studi literatur yaitu studi

atau teknik yang pengumpulan datanya dengan cara memperoleh dan

mengumpulkan data-data dari buku, karya ilmiah berupa skripsi, artikel, jurnal,

internet, atau thesis dan sejenisnya.

Selanjutnya, data-data yang telah didapat dari data Bank Indonesia, diolah

dengan melakukan uji stasioner, uji derajat integrasi, kointegrasi test dan

menganalisis variabel dengan VECM (Vector Error Correlation Model) dan dengan

bantuan program eviews. Hasil dari analisis yang diperoleh dalam hal ini melihat

pengaruh suku bunga terhadap investasi dari tahun 2001-2009 (Times Series).

Model Analisis

Model analisis dalam penelitian ini adalah model yang dipergunakan untuk

mengetahui pengaruh suku bunga (i), terhadap investasi (I). Model ini variabel

terikat yaitu Investasi (I), dan variabel tidak terikat yaitu suku bunga (ir). Dalam

model analisis ini adalah analisis VECM :

Model VECM:

Variabel Independen:

( ) (i)

Variabel dependen:

( ) (ii)

11

Dimana α adalah Koefisien Regresi Jangka panjang, β merupakan Koefisien

RegresiJangka Pendek, λ adalah Paramater Koreksi Model, dan Persamaan tanda

kurung merupakan kointegrasi diantara variabel I dan ir.

Untuk Vector Error Corection model (VECM) adalah sebagai berikut:

Sehingga, dalam penelitian ini menjadi:

Varibabel Independent ∑ ∑

Variabel dependent ∑ ∑

Dimana:

I = Investasi

Ir= suku bunga SBI

= Erorr term

Dengan hipotesa:

Ho: tidak adanya pengaruh suku bunga terhadap investasi

Ha: adanya pengaruh suku bunga terhadap investasi

Pembuatan model VECM ini betujuan meramalkan pengaruh suku bunga terhadap

investasi sehingga nantinya model VECM ini berguna untuk melihat pengaruh suku

bunga (ir) terhadap investasi (I) di Indonesia baik secara jangka pendek maupun

jangka panjang.

Dalam penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh suku bunga Sertifikat

Bank Indonesaia (SBI) 1 bulan terhadap investasi (PMDN) di Indonesia tahun

2001-2009.

Analisis yang dilakukan pada penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu:

1) Melakukan uji Stasioner / Unit Root Test. Uji stasioner data/ Unit Root Test

adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui apakah data yang digunakan

12

stasioner atau tidak. Uji Unit Root Testdilakukan dengan menggunakan

Augment Dickey Fuller (ADF) Test.

Uji Stasioner adalah uji yang terpenting dalam menganalisis data.

Uji tersebut dilakukan dengan menguji akar-akar unit pada setiap variabel

yang akan diamati dalam analisis peneliti, apakah berada pada derajat yang

sama atau berbeda. Untuk mengetahuinya, dapat dilihat pada nilai

Augmented Dicky-Fuller (ADF) yang dibandingkan dengan nilai kritis Mc-

Kinnon pada 1%, 5%, dan 10%. Jika nilai ADF > dari nilai kritis Mc-

Kinnon maka dapat dikatakan data tersebut stasioner dan dapat diketahui

juga pada derajat keberapa data/variabel tersebut stasioner. Apabila tidak

maka data tersebut tidak mempunyai akar-akar unit dan tidak dapat

digunakan dalam analisis data.Hipotesis yang digunakan dalam uji Stasioner

ini, yaitu sebagai berikut :

H0 :Data tidak Stasioner

Ha : Data Stasioner

Apabila data tidak stasioner maka dilakukan uji untuk

menstasionerkan data tersebut yaitu dengan melakukan uji derajat integrasi.

Uji ini digunakankan pada uji akar-akar unit dengan metode Augmented

Dicky-Fuller (ADF) yaitu dengan derajat stasioner pada derajat tingkat 1st

different, jika hasil ADF dari tingkat 1st Different dinyatakan tidak

stasioner, maka data tersebut distasionerkan dengan cara dengan derajat

tingkat 2nd

Different dengan cara yang sama yaitu melihat nilai ADF

dibandingkan dengan nilai kritis Mc-Kinnon ( nilai ADF > nilai kritis Mc-

Kinnon ). Setelah diketahui bahwa data/ variabel yang akan dipakai dalam

analisis bersifat stasioner maka data yang stasioner tersebut dapat digunakan

untuk pengujian selanjutnya.

2) Melakukan uji kointegrasi, uji ini menggunakan metode Johansen

Cointegration Test untuk mengetahui apakah variabel yang tidak stasioner

mempunyai kointegrasi atau tidak, serta untuk mengetahui ada tidaknya

hubungan jangka panjang antar variabel yang telah memenuhi persyaratan

13

dimana semua variabel telah stasioner pada derajat yang sama yaitu 1st

Different. Menurut uji Johansen, variabel dapat dikatakan berkointegrasi

satu dengan yang lain jika nilai trace statistic pada setiap variabel-variabel

yang dilihat nilainya lebih besar dari pada critical value-nya (trace

statistic>critical value),sehingga dapat dinyatakan variabel-variabel tersebut

saling berkointegrasi atau mempunyai hubungan jangka panjang.

3) Langkah berikutnya adalah uji panjang lag / lag length criteria yang

betujuan untuk mengetahui pada kuartal keberapa perubahan suku bunga

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 bulan mempengaruhi Investasi (PMDN).

Selanjutnya baru melakukan uji Granger Causality yang bertujuan untuk

melihat apakah terdapat hubungan kausalitas atau tidak pada Sertifikat Bank

Indonesaia (SBI) 1 bulan dan investasi (PMDN).

Langkah paling penting yang harus dilakukan dalam menggunakan

model VAR/VECM adalah dalam menentukan jumlah lag yang optimal

yang digunakan dalam model. Dalam hal ini yang akan dibentuk terlebih

dahulu adalah persamaan VAR, kemudian baru mendapatkan lag optimal.

Pengujian lag ini mempunyai berfungsi untuk menghilangkan masalah

autokorelasi dalam system VAR. Sehingga dengan menggunakan lag

optimal ini diharapkan tidak terjadi lagi masalah autokorelasi. Criteria

dalam penentuan lag optimal ini ditentukan berdasarkan lag terpendek dan

standart Akaike Information Criterion (AIC) terkecil. Setelah mendapatkan

lag optimal, lag tersebut digunakandalam model VECM-nya.

4) Langkah terakhir dalam pengujian data ini adalah melakukan estimasi

model Vector Error Corection Model (VECM). Vector Error Corection

Model (VECM) ini adalah kelanjutan dari Vector Auto Regression (VAR).

Syarat dari uji VAR adalah semua variabel harus berada pada stasioner

tingkat level, jika semua variabel tidak stasioner pada tingkat level maka

tidak dapat menggunakan model VAR tetapi menggunakan model VECM.

14

Syarat model VECM itu sendiri adalah semua variabel harus berada pada

tingkat stasioner yang sama dan berkointegrasi (Rosadi, 2011).

VECM merupakan bentuk VAR yang terestriksi. Retriksi tambahan

ini harus diberikan karena keberadaan bentuk data yang tidak stasioner

namun terkointegrasi.VECM kemudian memanfaatkan informasi retriksi

kointegrasi tersebut kedalam spesifikasinya.Karena itulah VECM sering

disebut sebagai desain VAR bagi series non stasioner yang memiliki

hubungan kointegrasi.

Spesifikasi VECM meretriksi hubungan jangka panjang variabel-

variabel endogen agar konvergen kedalam hubungan kointegrasinya, namun

tetap membiarkan keberadaan dinamisasi jangka pendek. Istilah kointegrasi

dikenal juga sebagai error, karena deviasi terhadap keseimbangan jangka

panjang dikoreksi secara bertahap melalui series parsial penyesuaian jangka

pendek. Dalam Model VECM ini, tentu mungkin terdapat keseimbangan

(disequlibrium) antara kedua variabel, baik variabel independent ataupun

variabel dependent. Berdasarkan teori yang disebut Granger Representation

Theorem, variabel dependen dan independen bersifat kointegrasi, dan

memiliki sifat hubungan jangka pendek diantara kedua Variabel. Sifat

hubungan jangka pendek antara variabel dependent dan independent dapat

dinyatakan dalam bentuk model Koreksi Kesalahan Vector Error

Correction Model (VECM).

Analisis Data

Apabila data masih dikatakan belum Stasioner maka langkah selanjutnya adalah

melakukan uji derajat integrasi.

Tabel 1

Hasil Uji Stasioneritas Pada Level

Variabel Nilai ADF Nilai Kritis Mc-Kinnon Keterangan

1% 5% 10%

PMDN (I) -0.0893 -4.27328 -3.55776 -3.21236 Tidak Stasioner Tingkat level

15

SBI (ir) -3.4283 -4.28458 -3.56288 -3.21527 Stasioner Tingkat level

Pada Tabel 1 menunjukkan hasil dari pengujian akar unit pada tingkat level,

dari semua variabel yang diuji hanya ada satu yang stasioner yaitu variabel suku

bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) yang telah stasioner. Hal tersebut

dtunjukkan nilai ADF (3.4283) lebih besar daripada derajat kepercayaan 10%,

sedangkan variabel Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) belum bisa

dikatakan stasioner pada tingkat kepercayaan 1%, 5%, dan 10% karena nilai ADF

hitungnya (0.0893) lebih kecil dari nilai kritis Mc-Kinnon. Jadi, karena ada data

yang belum stastioner maka perlu dilanjutkan ke uji derajat integrasi pada 1st

Different.

Uji Derajat Integrasi:

Tabel 2.

Uji Derajat Integrasi

Variabel Nilai

ADF

Nilai Kritis Mc-Kinnon Keterangan

1% 5% 10%

PMDN (I) -4.3698 -4.28458 -3.56288 -3.21527 Stasioner1st Different

SBI (ir) -4.4891 -4.29673 -3.56838 -3.21838 Stasioner 1st Different

Table 2 menunjukkan bahwa pada derajat diferensi tingkat pertama atau

first difference, nilai ADF pada semua variabel-variabel yang diamati lebih besar

dari nilai kritis Mc-Kinnon baik pada derajat kepercayaan 1%, 5% dan10%. Hal ini

berarti bahwa semua data dari variabel-variabel yang diamati sudah stasioner pada

derajat yang sama. Sehingga dapat dinyatakan bahwa data-data tersebut yang

dipergunakan pada tahap penelitian selanjutnya.

UJi Kointegrasi

Johansen Cointegration

Tabel 3

Uji Kointegrasi

Trace Statistic 0.05 Critical Value

16

22.00928 15.49471

4.6828 3.841466

Dari hasil Tabel 3 diatas dapat dilihat bahwa hasil analisis menunjukkan

nilai trace statistic dari semua variabel-variabel yang diamati lebih besar daripada

nilai critical value-nya, maka dapat disimpulkan bahwa semua variabel saling

berkointegrasi atau residual. Artinya, variabel Suku Bunga Sertifikat Bank

Indonesia (SBI) memiliki hubungan jangka panjang dan terkointegrasi dengan

variabel Investasi (PMDN). Hal ini sama dengan hasil uji kointegrasi yang juga

menunjukkan nilai trace statistic lebih besar dari critical value-nya. Artinya suku

bunga SBI mempunyai hubungan jangka panjang dan terkointegrasi dengan

investasi (Hadiati, 2010).

Pengujian Panjang Lag

Langkah Hasil dari Uji panjang lag adalah seperti yang dibawah ini:

Table 5

Uji Panjang Lag

Lag AIC

0 25.74389

1 25.65597

2 25.7597

3 25.67787

4 25.59806*

5 25.76261

Dari table 5 dapat terlihat bahwa lag optimal berada pada Lag ke-4. Sehingga

dapat dikatakan, perubahan suku bunga mempengaruhi investasi pada rentang

waktu 4 kuartal berikutnya. Perubahan dalam waktu 4 kuartal berikutnya adalah

rentang waktu yang sedang, karena rata-rata perubahan rentang waktu untuk jangka

pendek adalah 1 - 2 kuartal (lending Indikator Investasi Indonesia, Bank Indonesia).

Koreksi Kesalahan Vector Error Correction Model (VECM)

Tabel 6.

17

Vector Error Correction Model (VECM)

Variabel Koefisien T-Statistik

Jangka pendek

D(DSBI(-1)) -2720.973 -1.32714

D(DSBI(-2)) -2315.956 -1.31648

D(DSBI(-3)) -2382.4 -1.88768*

D(DSBI(-4)) -1300.808 -1.33464

Jangka Panjang

DSBI(-1) -73572.18 -2.84150*

Berdasarkan tabel 6 hasil estimasi di atas menunjukkan nilai t-statistik lebih

besar daripada t-Tabel dengan tingkat kepercayaan 10% yaitu 1,697.

Maka dalam jangka pendek dari table tersebut yang menujukkan t-statistik lebih

besar daripada t-tabel adalah pada DSBI 3 diperoleh adalah pada DSBI 3 yang

menunjukkan bahwa ada pengaruh antara SBI terhadap PMDN. Terdapatnya tanda

negatif (-) didepan angka menunjukkan adanya pengaruh negatif terhadap PMDN.

Jadi jika disimpulkan berdasarkan analisis data yang telah diolah peneliti bahwa

dalam rentang waktu selama empat kuartal, suku bunga Sertifikat Bank Indonesia

(SBI) berpengaruh negatif terhadap investasi (PMDN) pada kuartal ke tiga (ke-3).

Artinya dalam DSBI3 kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) sebesar

1 % dalam jangka pendek akan membuat penurunan pada investasi Penanaman

modal dalam negeri sebesar 2382.4 milyar pada Investasi. Kondisi ini sesuai teori,

sebab kenaikan suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) diikuti penurunan pada

investasi/ Penanaman modal dalam negeri. Sehingga untuk mendapatkan kembali

investor yang menanamkan modal dalam negeri di Indonesia, maka SBI akan

berusaha menurunkan tingkat suku bunganya untuk mendapatkan kembali

kepercayaan investor dalam melakukan investasi dalam negeri. Hal ini perlu

dipahami karena sesungguhnya investor telah memahami kondisi atau keadaan

suatu Negara tersebut, sehingga kebijakan apapun yang dilakukan di negara

tersebut berakibat pada penurunan investasi (Situmorang, 2011).

Sedangkan dalam jangka panjang dapat dilihat dari tabel 6 dapat dijelaskan

bahwa Setiap kenaikan suku bunga 1% maka terjadi penurunan sebesar 737572.18

milyar. Menurut Kusumawati (2008) mengatakan suku bunga SBI berpengaruh

18

positif terhadap kredit investasi karena naiknya suku bunga SBI mempunyai

pengaruh terhadap menurunnya jumlah uang beredar sehingga berakibat pada

menurunnya tingkat inflasi. Menurunan inflasi yang artinya menurunnya tingkat

harga yang berakibat pada meningkatkan agregat demand sehingga mendorong

investor untuk berinvestasi dan akan meningkatkan pula permintaan kredit

investasi. Artinya secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa dalam jangka pendek

suku bunga berpengaruh negatif terhadap investasi dan dalam jangka panjang suku

bunga juga berpengaruh negatif terhadap Investasi.

Secara garis besar hasil penelitian ini yang dilakukan oleh peneliti sesuai

dengan hasil penelitian sebelumnya ( Ibrahim, 2008; Aquino dan Aloysius, 2011;

Meynandor, 2004) yang mengatakan bahwa suku bunga berpengaruh negatif

terhadap investasi dalam jangka pendek. Jadi kebijakan yang harus dilakukan di

dalam membantu meningkatkan invetasi dalam negeri adalah menurunkan tingkat

suku bunga yang rendah sehingga menarik investor untuk melakukan investasi

dalam negeri. Jadi penelitian ini tidak sesuai dengan penelitiannya sebelumnya

(Uslan, 2010; Kusumawati, 2008, Hadiati, 2010) yang menyatakan bahwa suku

bunga berpengaruh secara positif terhadap investasi. Akan tetapi, dalam jangka

panjang suku bunga berpengaruh negatif terhadap investasi. Temuan ini

mendukung dari penelitian dari Setyowati dan Fatimah (2007) yang mengatakan

bahwa suku bunga mempunyai pengaruh negative terhadap investasi baik dalam

jangka pendek maupun dalam jangka panjang.

Diskusi Kebijakan

Berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini yang menyatakan suku

bunga SBI mempunyai pengaruh yang negatif terhadap investasi baik dalam jangka

pendek maupun dalam jangka panjang. Dengan demikian, kebijakan yang harus

dilakukan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang oleh Bank

Indonesia untuk mempengaruhi investasi adalah perlu adanya pencapaian target

suku bunga pasar terlebih dahulu dalam mempengaruhi investasi. Pencapaian target

19

suku bunga pasar tersebut dipengaruhi oleh jumlah uang beredar. Artinya, naik

turunnya suku bunga pasar dipengaruhi oleh jumlah uang beredar. Sebagai

konsekuensinya, jumlah uang beredar harus dikendalikan untuk mencapai target

suku bunga yang diharapkan.

Cara yang paling tepat untuk mengendalikan jumlah uang beredar, sesuai

dengan studi ini, adalah dengan menggunakan discount rate policy. Penjelasannya

adalah sebagai berikut. Ketika suku bunga pasar naik, hal ini mengurangi investasi

sektor bisnis. Oleh karena itu suku bunga pasar harus diturunkan untuk merangsang

masyarakat berinvestasi. Cara menurunkan suku bunga pasar tersebut adalah

dengan menambah jumlah uang beredar. Jumlah uang beredar akan bertambah jika

Bank Sentral menurunkan suku bunga SBI 1 (satu) bulan. Ketika suku bunga SBI 1

(satu) bulan diturunkan, maka akan tidak menarik bagi masyarakat, dalam hal ini

terlebih khusus bank komersial untuk tidak menyimpan dananya dalam bentuk SBI.

Bank lebih tertarik untuk menyalurkan dananya kepada masyarakat. Akibatnya,

jumlah uang beredar di masyarakat bertambah. Selanjutnya, bertambahnya jumlah

uang beredar, akan mengakibatkan penurunan tingkat suku bunga SBI 1 (satu)

bulan yang berpengaruh terhadap kenaikan investasi.

Dengan demikian implikasi kebijakan dari studi ini adalah bahwa Bank

Indonesia tidak boleh menetapkan suku bunga SBI 1 (satu) bulan terlalu tinggi.

Sebab, ketika suku bunga SBI 1 (satu) bulan yang ditetapkan Bank Indonesia

terlalu tinggi, maka hal tersebut akan mengurangi investasi baik dalam jangka

pendek maupun dalam jangka panjang.

Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

Dari hasil analisis yang telah dilakukan, penelitian ini menyimpulkan

bahwa baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang suku bunga

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 (satu) bulan mempunyai pengaruh yang negatif

terhadap invetasi dalam negeri. Jadi jika terjadi perubahan sedikit kenaikan suku

bunga SBI maka akan berdampak pada besarnya penurunan investasi yang terjadi

20

di Indonesia. Selain itu Bank Indonesia perlu menetapkan target suku bunga pasar

dalam mempengaruhi jumlah uang beredar dengan melakukan discount rate policy

untuk dapat mempengaruhi Investasi.

Saran dan Rekomendasi

Saran hasil penelitian ini secara garis besar adalah hasil penelitian ini dapat

menjadi bahan pertimbangan Bank Indonesia didalam mengambil suatu kebijakan

yaitu discount rate policy. Penjelasan lebih lanjut, Bank Indonesia tidak boleh

menetapkan tingkat suku bunga SBI 1 (satu) bulan terlalu tinggi. Sebab hal tersebut

berdampak pada investasi yaitu dapat menurunkan investasi dalam negeri.

Selain itu saran peneliti untuk penelitian mendatang adalah menambahkan

variabel-variabel dependen yang mendukung di dalam melihat pengaruh suku

bunga terhadap investasi karena pada penelitian ini peneliti merasa kurang

banyaknya variabel yang mendukung dalam penelitian ini karena hanya

menggunakan satu variabel yang mempengaruhi investasi. Disamping itu,

diharapkan penelitian mendatang menggunakan data time series bulanan untuk

mengetahui lebih dalam pengaruh hubungan suku bunga terhadap investasi baik

dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang disuatu Negara. Serta,

diharapkan pula penelitian mendatang menjelaskna kontorvesi-kontorversi yang

terjadi dengan SBI berjangka 3 bulan dan SBI berjangka 6 bulan sebab, penelitian

ini belum membahas tentang kontroversi-kontroversi tersebut.

21

Daftar Pustaka

Artikel Pandangan Investasi Indonesia 2012 menurut DR. Bernd Gutting Chief

Invesment Officer Allianz Invesment Management-Asia Pasific.

http://www.allianz.co.id/AZLIFE/Indonesian/Funds/FAQ/default.htm

Aquino, Benedictus dan Aloysius Deno Heryino. 2011. Pengaruh Suku Bunga SBI

Terhadap Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) di Indonesia Periode

Tahun 1998-2010. Program Studi Ekonomi Pembangunan. Fakultas

Ekonomi Unika Atma Jaya.

Bader, Majed dan Ahmad Ibrahim Malawi. 2010. Jurnal JKAU: Econ. & Adm,

Volume 24. The Impact of Interest rate on Invesment in Jordan; A

Cointegrasi Analyis. Department of Economics Mu’tah University: Jordan.

Boediono.2008. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.2 Ekonomi Makro.

BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Greene, J. and Villanueva, D. (1990) “Determinants of Private Investment in

LDCs”, Finance and Development, December.

Hadiati, Diah. 2010. Analisis Vector Error Corection Model pada Penyaluran

Kredit, Kapasitas Pasar modal, dan Suku bunga terhadap Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia. Universitas Indonesia. Jakarta.

Hadikusumah, Ismail. 2007.Analisis Efektifitas Penetapan Suku Bunga Srtifikat

Bank Indonesia (SBI) Terhadap Penyaluran Kredit Serta Implikasinya

Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Nasional. Institut Pertanian Bogor.

Ibrahim. Hadiasman. 2008. Pengaruh Tingkat Suku Bunga, Obligasi, Ukuran

Perusahaan dan Der terhadap Yield To Maturity Obligasi Korporasi di

Bursa Efek Indonesia Periode tahun 2004-2006. Universitas Diponegoro.

Kusumawati, Dwi Endah. 2008. Pengaruh perubahan Giro Wajib Minimum dan

Infalsi Terhadap penyaluran kredit Investasi Serta Perannya Pada

Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia. Departemen Ilmu Ekonomi. Institut

Pertanian Bogor.

Kusuma, Suryaningsih dan Siswanto. 2004. Leading Indikator Investasi. Buletin

Ekonomi Moneter dan Perbangkan, Maret 2004. Jakarta.

22

Kusumaningrum, Adhitya. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Investasi di DKI Jakarta. Departemen Ilmu EKonomi, Fakultas Ekonomi

dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor.

Larsen, J.E. (2004) “The Impact of Loan Rates on Direct Real Estate Investment

Holding Period Return", Financial Services Review.

Mankiw. N. Greogory. 2007. Makro Ekonomi, Edisi Keenam. Erlangga. Jakarta.

Mudara, I Made Yogatama Pande. 2011. Jurnal Pengaruh Produk Domestik Bruto,

Suku Bunga, Upah Kerja, dan Nilai Total Eksport terhadap Investasi Asing

Langsung di Indonesia (1990-2009). Fakultas Ekonomi Universitas

Diponegoro, Semarang.

Nanga, Muana. 2001. Makroekonomi Teori,Masalah dan Kebijakan. PT. Raja

grafindo Persada. Jakarta.

Nasir, Muhammad. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi

Sebelum dan Sesudah krisis Ekonomi Indonesia. Jurnal Komunikasi

Penelitian, Volume 6. 2006.

Nugroho. 2008. Evaluasi Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Investasi di Indonesia

dan Implikasi Kebijakannya. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Semarang

Nugroho. 2008. Evaluasi terhadap Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi di

Indonesia dan Implikasi Kebijakannya. Riptek, Vol.2, No.1, Tahun 2008,

hal.: 18-21.

Peluang investasi pada saat BBM naik. Bisnis Keuangan. Kompas.7 Maret 2012.

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/03/07/10183462/Peluang.Investasi.

di.Tengah.Kenaikan.Harga.BBM

Putra, Vio Achfuda. 2010. Analisis Pengaruh Suku Bunga Kredit, PDB, Inflasi, dan

Tingkat Teknologi, Terhadap PMDN di Indonesia Periode 1986-2008.

Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang.

Raharja, Sanitysa. 2011. Jurnal Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat

suku bunga deposito bank umum di Indonesia Tahun 2007-2010. Fakultas

Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.

23

Rosadi. Dedi. 2011. Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan. Andi.

Yogyakarta.

Setyowati, Eni dan Siti Fatimah NH. 2007. Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi investasi dalam negeri di jawa tengah tahun 1980-2002.

Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Jurnal Ekonomi

Pembangunan Vol.8, No.1 Juni 2007, hal 62-84.

Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2002 Volume XII No. 12, Bank

Indonesia.

Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2003 Volume XII No. 12, Bank

Indonesia.

Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2004 Volume XII No. 12, Bank

Indonesia.

Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2005 Volume XII No. 12, Bank

Indonesia.

Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2006 Volume XII No. 12, Bank

Indonesia.

Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2007 Volume XII No. 12, Bank

Indonesia.

Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2008 Volume XII No. 12, Bank

Indonesia.

Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2009 Volume XII No. 12, Bank

Indonesia.

Statistika Ekonomi Keuangan Indonesia Desember 2010 Volume XII No. 12, Bank

Indonesia.

Sukirno, Sadono. 2005. Pengantar Teori Makroekonomi. Bina Grafika,Fakultas

Ekonomi Universitas Indonesia. Malaysia

Sulong, Zunaidah dan D. Agus Hardjito. 2000. Linkages Between Foreign Direct

Investment and Its Determinants in Malaysia. Jurnal Ekonomi

Pembangunan, Volume 10: 1-11.

Sundari. 2011. Media Keuangan Transparansi Informasi Kebijakan Fiskal.

Sekretaris Jendaral Kementrian Keuangan. Jakarta.

24

Tim Studi Penelitian. 2008. Analisis Hubungan Kointegrasi dan Kausalitas serta Hubungan

Dinamis antara Aliran Modal Asing, Perubahan Nilai Tukar dan Pergerakan

IHSG di Pasar Modal Indonesia.Badan Pengawasa Pasar Modal dan Lembaga

Keuangan Departemen Keuangan Republik Indonesia.

Tingginya suku bunga Cina dan pengaruhnya terhadap pertumbuhan Korea Selatan. KBS

Warta berita. 1 November 2011.

http://rki.kbs.co.kr/indonesian/news/news_issue_detail.htm?No=3082&id=issue

Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal.http://perundangan.deptan.go.id/admin/uu/UU-25-07.pdf

Witjaksono, Ardian Agung. 2010. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI,

Harga Minyak Dunia, Harga Emas Dunia, Kurs Emas Dunia, Kurs Rupiah,

Indeks Nikei 225, dan Indeks Dow jones terhadap IHSG (Studi Kasus pada

IHSG di BEI selama periode 2000-2009), Universitas Diponegoro,

Semarang.

Yusuf dan Widyastutik. 2008. Analisis Komoditas Eksport Impot Pangan Utama dan

Liberalisasi Perdagangan Terhadap Neraca perdagangan Indonesia. Institut

Pertanian Bogor (IPB).

Zuhair. 2008. Metode Numerik, Modul Interpolasi dan Regresi. Universitas Mercu

Buana. Jakarta