buletin santri februari 2011 edisi 33 vol. v

5
Buletin SANTRI Edisi 33, Vol 10, Februari 2011 Buletin SANTRI Edisi 33, Vol 10, Februari 2011 www.santri.alkhoirot.com www.santri.alkhoirot.com Oleh: Ust. Hb. Ahmad Al Hamid, S.Pd.i Guru Mts & MA Alkhoirot Ketua Forum Peduli Syari’ah (FPS) Malang Majlis Maulid... !!! Apa & Bagaimana... ??? Dalam kegiatan kita sehari-hari tentu ada yang bermakna, dan kadang-kadang ada yang tidak bermakna sama sekali. Sungguh beruntung bila waktu dan kesehatan kita dapat digunakan untuk hal-hal yang bermakna, dan sungguh rugi dan amat rugi bila hanya untuk hal-hal yang tidak bermakna. Contohnya kegiatan pembacaan Maulid yang diadakan mingguan atau bulanan di kalangan masyarakat! Apa manfaatnya? Dan apa madorotnya? Manfaatnya banyak sekali, sedangkan madorotnya hanya sedikit bila dibandingkan dengan manfaatnya. Adapun manfaat, faedah, atau pahalanya banyak, antara lain: Pertama: mengungkapkan rasa senang dan cinta atas Nabi Muhammad SAW, yang kemudian dibuktikan dengan pembacaan sejarah kehidupan dan prilaku Beliau. Sehingga kita dapat mencontoh dan meniru Beliau sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT. Kedua: membaca Sholawat, Salam, dan Pujian untuk Baginda Nabi Muhammad SAW. Ini adalah ibadah, dan dengan ini kita berarti sudah menjalankan dan mengamalkan perintah Allah SWT untuk memberikan Sholawat dan Salam kepada Beliau, dan sudah pasti kita akan mendapatkan pahala yang sebanyak-banyaknya serta balasan kebaikan yang tak terhingga, minimal setiap Sholawat akan mendapatkan 10 pahala, 10 derajat kemuliaan, diampuni 10 dosa, dimudahkan dan diperbanyak rizkinya, dan lain sebagainya. Ketiga: membaca beberapa ayat Al- Qur’an Al-Karim yang termaktub dalam kitab Maulid, perbuatan ini adalah termasuk perbuatan ibadah, dan tentunya setiap huruf dari ayat yang kita baca kita akan mendapatkan pahala yang banyak, minimal 10 kebaikan untuk setiap huruf Oleh: A. Fatih Syuhud Dewan Pengasuh PP Al-Khoirot Ardi, 2 tahun, adalah warga Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Kebiasaan merokoknya sudah dimulai sejak berumur 18 bulan. Tiap harinya dia bisa menghabiskan 40 batang rokok, Orang tuanya harus merogoh kocek Rp 50.000 tiap harinya untuk memenuhi keingianan Ardi. “Dia benar-benar kecanduan, jika tidak dibolehkan dia ngamuk membentur-benturkan kepalanya ke tembok. Katanya dia merasa pusing kalu tidak merokok,” kata Ibunya, Diana. (Metro TV, 5 Mei 20`10) Sandi Adi Susanto tinggal di Jl Nusakambangan 19C, Kota Malang. Sandi sangat senang mengisap rokok. Malahan Sandi juga sering diajak sejumlah pemuda untuk menenggak minuman keras (miras). Di usianya yang belum genap 4 tahun, Sandi juga lihai mengomongkan hal-hal berbau seks maupun pornografi yang merupakan konsumsi bahan pembicaraan orang dewasa. Sandi juga ‘fasih’ mengucapkan kata-kata kotor. (Surya, 20 Januari 2010) Kisah Ardi dan Sandi merupakan kisah nyata yang cukup tragis dari dua anak balita akibat dari buruknya lingkungan di sekitar mereka. Tentu, masih banyak kisah serupa lain yang belum sempat diekspos media. Dari kisah tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa memiliki orang tua yang pantas diteladani anak adalah suatu berkah yang patut disyukuri. Itu menjadi modal utama seorang anak untuk hidup secara normal dan sehat. Karena, perilaku dan pola pikir (mindset) anak sebagian besar dipengaruhi oleh suasana pendidikan di rumah. Namun, itu tidak cukup menjadi jaminan untuk membuat anak berperilaku baik. Suasana lingkungan luar rumah yang kondusif juga sangat diperlukan. Lingkungan luar rumah meliputi teman-teman sebaya di sekitar rumah dan teman sebaya di sekolah. Ada juga kasus di mana orang tetangga dewasa memiliki peran penting dalam memengaruhi baik buruknya perilaku anak. Kisah Ardi dan Sandi adalah salah satu contoh buruk dari pengaruh lingkungan. Rasulullah dalam sebuah hadits mengingatkan kita akan pentingnya memilih lingkungan dan teman yang baik. Beliau bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi bisa memberimu atau kamu membeli darinya, atau kamu bisa mendapatkan wanginya. Dan seorang pandai besi bisa membuat pakaianmu terbakar, atau kamu mendapat baunya yang tidak sedap." (Hadits Shahih, riwayat Bukhari [no. 5534], dan Muslim [no. 2638]). Jadi, memilih lingkungan dan teman yang baik sama pentingnya dengan memiliki orang tua teladan. Karena, lingkungan dan orang tua adalah dua faktor yang sangat besar pengaruhnya pada cara berfikir dan berperilaku anak ke depan. Oleh karena itu, tugas orang tua di sini tidak hanya bagaimana menjadi orang tua yang ideal bagi anaknya, tapi juga bagaimana dapat mengontrol dengan siapa anak berteman dan di lingkungan apa anak sebaiknya berada. Peran orang tua dalam memilihkan teman dan lingkungan yang baik dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut: Pertama, awasi dengan siapa anak boleh berteman. Hal ini perlu terutama apabila tetangga di sekitar kita bermacam- macam perilakunya. Pastikan anak tidak bergaul dengan kalangan orang dewasa apalagi yang memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, dsb. Idealnya, orang tua memilih tempat tinggal yang baik, sehat dan memiliki lingkungan yang relatif agamis. Kedua, apabila anak sudah memasuki usia sekolah maka pilih sekolah yang kondusif. Orang tua hendaknya dapat memilih sekolah yang tidak hanya bagus kualitasnya, tapi juga baik rekam jejak murid-muridnya. Lebih bagus lagi kalau sekolah memiliki kurikulum keislaman tambahan, apalagi berada dalam lingkungan pesantren. Sering orang tua lupa kala memilih sekolah untuk anaknya dasar utamanya adalah citra dari sekolah tersebut. Padahal citra sekolah berkualitas belum tentu berarti berkualitas dari sisi perilaku murid-muridnya. Label sekolah berkualitas sering dikarenakan lengkapnya infrastruktur. Dan itu tidak menjamin menciptakan anak yang pintar sekaligus salih.[]

Upload: pondok-pesantren-al-khoirot

Post on 16-Aug-2015

361 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Santri Februari 2011 Edisi 33 Vol. V

Buletin SANTRI Edisi 33, Vol 10, Februari 2011

Buletin SANTRI Edisi 33, Vol 10, Februari 2011

www.santri.alkhoirot.com www.santri.alkhoirot.com

Oleh: Ust. Hb. Ahmad Al Hamid, S.Pd.i Guru Mts & MA Alkhoirot Ketua Forum Peduli Syari’ah (FPS) Malang

Majlis Maulid... !!! Apa & Bagaimana... ???

Dalam kegiatan kita sehari-hari tentu ada

yang bermakna, dan kadang-kadang ada yang tidak bermakna sama sekali. Sungguh beruntung bila waktu dan kesehatan kita dapat digunakan untuk hal-hal yang bermakna, dan sungguh rugi dan amat rugi bila hanya untuk hal-hal yang tidak bermakna.

Contohnya kegiatan pembacaan Maulid yang diadakan mingguan atau bulanan di kalangan masyarakat! Apa manfaatnya? Dan apa madorotnya? Manfaatnya banyak sekali, sedangkan madorotnya hanya sedikit bila dibandingkan dengan manfaatnya.

Adapun manfaat, faedah, atau pahalanya banyak, antara lain:

Pertama: mengungkapkan rasa senang dan

cinta atas Nabi Muhammad SAW, yang kemudian

dibuktikan dengan pembacaan sejarah kehidupan dan prilaku Beliau. Sehingga kita dapat mencontoh dan meniru Beliau sebagaimana yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Kedua: membaca Sholawat, Salam, dan

Pujian untuk Baginda Nabi Muhammad SAW. Ini adalah ibadah, dan dengan ini kita berarti sudah menjalankan dan mengamalkan perintah Allah SWT untuk memberikan Sholawat dan Salam kepada Beliau, dan sudah pasti kita akan mendapatkan pahala yang sebanyak-banyaknya serta balasan kebaikan yang tak terhingga, minimal setiap Sholawat akan mendapatkan 10 pahala, 10 derajat kemuliaan, diampuni 10 dosa, dimudahkan dan diperbanyak rizkinya, dan lain sebagainya.

Ketiga: membaca beberapa ayat Al-

Qur’an Al-Karim yang termaktub dalam kitab Maulid, perbuatan ini adalah termasuk perbuatan ibadah, dan tentunya setiap huruf dari ayat yang kita baca kita akan mendapatkan pahala yang banyak, minimal 10 kebaikan untuk setiap huruf

Oleh: A. Fatih Syuhud Dewan Pengasuh PP Al-Khoirot

Ardi, 2 tahun, adalah warga Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Kebiasaan merokoknya sudah dimulai sejak berumur 18 bulan. Tiap harinya dia bisa menghabiskan 40 batang rokok, Orang tuanya harus merogoh kocek Rp 50.000 tiap harinya untuk memenuhi keingianan Ardi.

“Dia benar-benar kecanduan, jika tidak dibolehkan dia ngamuk membentur-benturkan kepalanya ke tembok. Katanya dia merasa pusing kalu tidak merokok,” kata Ibunya, Diana. (Metro TV, 5 Mei 20`10)

Sandi Adi Susanto tinggal di Jl Nusakambangan 19C, Kota Malang. Sandi sangat senang mengisap rokok. Malahan Sandi juga sering diajak sejumlah pemuda untuk menenggak minuman keras (miras).

Di usianya yang belum genap 4 tahun, Sandi juga lihai mengomongkan hal-hal berbau seks maupun pornografi yang merupakan konsumsi bahan pembicaraan orang dewasa. Sandi juga ‘fasih’ mengucapkan kata-kata kotor. (Surya, 20 Januari 2010)

Kisah Ardi dan Sandi merupakan kisah nyata yang cukup tragis dari dua anak balita akibat dari buruknya lingkungan di sekitar mereka. Tentu, masih banyak kisah serupa lain yang belum sempat diekspos media.

Dari kisah tersebut kita dapat mengambil pelajaran bahwa memiliki orang tua yang pantas diteladani anak adalah suatu berkah yang patut disyukuri. Itu menjadi modal utama seorang anak untuk hidup secara normal dan sehat. Karena, perilaku dan pola pikir (mindset) anak sebagian besar dipengaruhi oleh suasana pendidikan di rumah.

Namun, itu tidak cukup menjadi jaminan untuk membuat anak berperilaku baik. Suasana lingkungan luar rumah yang kondusif juga sangat diperlukan. Lingkungan luar rumah meliputi teman-teman sebaya di sekitar rumah dan teman sebaya di sekolah. Ada juga kasus di mana orang tetangga dewasa memiliki peran penting dalam memengaruhi baik buruknya perilaku anak. Kisah Ardi dan Sandi adalah salah satu contoh buruk dari pengaruh lingkungan.

Rasulullah dalam sebuah hadits mengingatkan kita akan pentingnya memilih lingkungan dan teman yang baik. Beliau bersabda: "Sesungguhnya perumpamaan teman yang shalih dengan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Seorang penjual minyak wangi bisa memberimu atau kamu membeli darinya, atau kamu bisa mendapatkan wanginya. Dan seorang pandai besi bisa membuat pakaianmu terbakar, atau kamu mendapat baunya yang tidak sedap." (Hadits Shahih, riwayat Bukhari [no. 5534], dan Muslim [no. 2638]).

Jadi, memilih lingkungan dan teman yang baik sama pentingnya dengan memiliki orang tua teladan. Karena, lingkungan dan orang tua adalah dua faktor yang sangat besar pengaruhnya pada cara berfikir dan berperilaku anak ke depan.

Oleh karena itu, tugas orang tua di sini tidak hanya bagaimana menjadi orang tua yang ideal bagi anaknya, tapi juga bagaimana dapat mengontrol dengan siapa anak berteman dan di lingkungan apa anak sebaiknya berada. Peran orang tua dalam memilihkan teman dan lingkungan yang baik dapat dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

Pertama, awasi dengan siapa anak boleh berteman. Hal ini perlu terutama apabila tetangga di sekitar kita bermacam-macam perilakunya. Pastikan anak tidak bergaul dengan kalangan orang dewasa apalagi yang memiliki kebiasaan buruk seperti merokok, dsb. Idealnya, orang tua memilih tempat tinggal yang baik, sehat dan memiliki lingkungan yang relatif agamis.

Kedua, apabila anak sudah memasuki usia sekolah maka pilih sekolah yang kondusif. Orang tua hendaknya dapat memilih sekolah yang tidak hanya bagus kualitasnya, tapi juga baik rekam jejak murid-muridnya. Lebih bagus lagi kalau sekolah memiliki kurikulum keislaman tambahan, apalagi berada dalam lingkungan pesantren. Sering orang tua lupa kala memilih sekolah untuk anaknya dasar utamanya adalah citra dari sekolah tersebut. Padahal citra sekolah berkualitas belum tentu berarti berkualitas dari sisi perilaku murid-muridnya. Label sekolah berkualitas sering dikarenakan lengkapnya infrastruktur. Dan itu tidak menjamin menciptakan anak yang pintar sekaligus salih.[]

Page 2: Buletin Santri Februari 2011 Edisi 33 Vol. V

Buletin SANTRI Edisi 33, Vol 10, Februari 2011

Buletin SANTRI Edisi 33, Vol 10, Februari 2011

www.santri.alkhoirot.com www.santri.alkhoirot.com

yang kita baca. Sekaligus kita dapat mengambil pelajaran dan peringatan dari ayat-ayat tersebut.

Keempat: memuja dan memuji Rasulullah

SAW dengan Qosidah-qosidah ataupun Madaih-madaih yang diiringi alunan rebana, yang semuanya itu adalah hal yang sangat baik, yang telah dilakukan para Salafus Sholih, serta dilakukan juga oleh para Shahabat Rasul ataupun Shohabiyah (Rodiyallohu Anhum Jami’an). Dalam meng-elu elukan kecintaan mereka kepada Baginda Nabi Muhammad SAW. Hal ini dapat membuat Rasulullah senang dan bangga atas ummatnya, maka pasti dengan menyenangkan dan membuat bangga Beliau kita akan mendapatkan pahala yang besar !.

Kelima: dengan menghadiri kegiatan di

rumah-rumah saudara seiman berarti kita sudah termasuk melakukan suatu amal ibadah karena perbuatan itu adalah Silaturrahmi. Kunjungan kita serta pertemuan dan berbincang-bincang dengan saudara-saudara seiman adalah hal yang dianggap dapat menyebabkan kekuatan tali persaudaraan dan menambah kecintaan diantara kita, inilah yang disebut dengan Silaturrahmi. Silaturrahmi akan mendapatkan balasan kebaikan dari Allah SWT yang amat banyak, minimal: dipanjangkan umur, dimudahkan dan diperbanyak rizki, diampuni dosa-dosanya, dan lain sebagainya.

Keenam: telah melakukan kebaikan dan

menunaikan kewajiban sesama muslim menghadiri undangan saudara seiman, ini adalah amal ibadah bagi yang menghadirinya, juga termasuk akhlaq yang mulia bila diundang lalu menghadirinya pada waktunya.

Ketujuh: telah melakukan kebaikan serta

kewajiban sesama Muslim untuk saling memberi kebahagiaan dan kesenangan sebagaiman kita juga akan senang dan bahagia bila kita mempunyai hajat atau acara, lalu semua undangan menghadirinya. Maka dengan kehadiran kita ini,

kita akan mendapatkan kebahagiaan dan kesenangan di dunia serta Allah SWT juga akan memberikan kesenangan pada saat orang-orang sedang susah di akhirat nanti.

Kedelapan: bagi tuan rumah merupakan amal ibadah yang sering dan sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW, yaitu Ith’amut Tho’am (memberikan makan kepada orang lain), yang mana pahalanya sangat besar sekali, bahkan dijanjikan akan Allah berikan makanan Surga sebagai balasannya.

Kesembilan: bagi tuan rumah juga

merupakan amal ibadah, yaitu Ikromud Dhuyuf (menjamu tamu) yang mana Rasulullah SAW menyatakan: bahwa bila ada tamu masuk rumah kita maka kedatangan tamu tersebut membawa rizkinya sendiri (untuk jamuan/sajian) serta sekaligus bila mereka keluar/pulang dari rumah kita mereka membawa (menghapus) dosa-dosa tuan rumah (sekeluarga).

Kesepuluh: bila dalam acara Maulid tadi

masih ada tambahan Kalimat Thoyyibat (Tahlil), maka sudah pasti kita akan mendapatkan beribu-ribu pahala dan kebaikan, bahkan kita akan mendapatkan: pahala menghatamkan Al-Qur’an, kebaikan dunia akhirat, penjagaan dari tipu daya syetan dan manusia, serta kebaikan-kebaikan yang lain.

Kesebelas: dalam kegiatan ini banyak

terdapat manfaat lain, seperti kesempatan tolong menolong antara tetangga/keluarga, yang mana dapat diwujudkan dengan sedikit memberikan bantuan materi kepada para sohibul hajat.

Keduabelas: dalam kegiatan ini juga dapat

membawa dampak positif lainnya, yaitu mempererat persatuan dan persaudaraan, saling peduli, dan menampakkan kekuatan Ummat Islam. Dalam kebersamaan ini dapat memberikan kesan yang positif yang dapat menghambat gerakan kristenisasi, yahudinisasi,

wahabinisasi, syi’anisasi, penyesatan akidah dan lain sebagainya.

Ketigabelas: bila dalam kegiatan ini juga ada Taushiyah/Ta’lim maka kita kita akan mendapatkan tambahan ilmu yang mana Nabi Muhammad SAW memang telah menganjurkan agar kita senantiasa menambah ilmu pengetahuan pada setiap saat. Sekaligus Majlis ini menjadi Majlis Ta’lim juga disebut dengan Majlis Dzikir, yang mana Beliau nyatakan sebagai Taman Kebun Surga.

Keempat belas: bila dalam Majlis/kegiatan

tersebut tidak ada kemungkaran, maksiat, dan rokok, maka akan sangat membawa keberuntungan bagi segenap yang menghadirinya karena disitu akan hadir tamu yang paling membanggakan dan paling mulia di dunia akhirat yaitu Baginda Nabi Muhammad SAW.

Kelimabelas: tuan rumah dan siapa aja yang

terlibat dalam pelaksanakan kegiatan tersebut akan mendapatkan kesempatan untuk juga menghadiahkan pahalanya pada segenap keluarga, guru dan siapa saja yang sudah wafat.

Dan masih banyak lagi manfaat dan faedah

untuk individu, keluarga maupun masyarakat secara umum dari kegiatan tersebut yang belum bisa dituangkan semuanya dalam lembaran ini.

Adapun madorrot dari kegiatan ini hampir

tidak ada. Hanya sebagaian kecil saja seperti: a. Memungkin terjadinya Ghibah saat berkumpulnya teman-teman, b. Pelanggaran moral pada Ayat dan Hadits pada saat meletakkan di posisi lebih rendah dari lutut/kaki kita, c. Kekurang ajaran kita pada Rasulullah SAW, bila kita tidak khusu’/khudu’ pada saat pembacaan (khususnya kehadiran Beliau). Dan lain sebagainya.

Namun apapun yang terjadi pelaksanaan

acara Maulid ini justru sangat penting dan sangat baik, kita tidak boleh alpa hanya karena adanya

kemungkaran dalam pelaksanaanya dan sebaliknya kita dengan ikhlas harus membenahinya dengan penuh kearifan.

Akhirnya, semoga risalah ringkas ini

memberikan kemanfaatan bagi kita semua. Amin Ya Robbal ‘Alamiin Bi Jahi Sayyidil Anbiya’ War Mursaliin. Oleh: Wahyu S. Arifin Guru Mts, Ma Alkhoirot

Manusia lahir kedunia adaah bukan

karena kehendak manusia itu sendiri, dan bukan pula kehendak orang tua, ataupun bukan kemauan siapa siapa, tetapi hanya sebab qudroh dan iradah Alloh swt.Semata lain tidak.

Semisal juga haslnya kita ingat tarikh atau sejarah rosulillah Adam as,ada dan wujud ,serta di janah/ surga begitu dia di anugrahi Siti hawa yang berperan sebagai pendamping selama hayat dikandung jasmani. Serta hal lain nya nabiyulloh Adam as. Tidak pernah munajad atau memohon kepada Alloh Swt yang itu semuanya tiada lain hanyalah sebab lantaran "Rahman dan Rahim" Alloh semata.

Dengan demikian kehadiran manusia kepermukan bumi tidak ada yang lain kecuali melaksanakan dan menegakan kebaikan kebenaran yang di kehendaki oleh penciptanya. Keshalihan dan ke Keshahihan tersebut diatas itu adalah menurut "Qur'an Hadits"atau sesuai dengan perintah dan larangan Alloh Swt. Serta tidak halal manisia membuat ukuran dan kriteria sendiri sehingga meniadakan bahkan melalaikan dan melecehkan agama islam sebagai aturan yang lengkap dan sempurna .Disebabkan sudah

Page 3: Buletin Santri Februari 2011 Edisi 33 Vol. V

Buletin SANTRI Edisi 33, Vol 10, Februari 2011

Buletin SANTRI Edisi 33, Vol 10, Februari 2011

www.santri.alkhoirot.com www.santri.alkhoirot.com

ada aturan dan patokan yaitu Qur'an dan Al hadits atau dalam lindungan ridloNya, Sehingga manusia hidup bertugas dan berkewajiban mengelola dan memakmurkan dunia dan kulit bumi sebagai amanah Nya, yang serba terbatas dan fana, yaitu tinggal melaksanakan dan menegakkan sami' naa wa atha'naa terhadap segala perintah Nya suka maupun tidak rela, itulah tugas serta dinasnya.

Manusia sebagai khalifah fil ardli amat sangat banyak macam amal giatnya yang itu semua tidak lepas dari Qodlo ' Qodar Nya. Termasuk menjadi dan berprofesi sebagai Guru adalah juga hanya sebab Takdir Nya semata dan wajib di tasyakuri dengan iklas.[]

Tasawuf Islam: Seperti dicatat Alwi

Shihab dalam bukunya "Islam Sufistik, Islam Pertama Dan Pengaruhnya hingga Kini di Indonesia": Tasawuf sendiri tidak sepi konflik, khususnya antara tasawuf sunni dan tasawuf falsafi, tatkala pada akhir abad ke-6 H bermunculan tarekat-tarekat yang sebagian besar mulai mengorientasikan pandangannya pada fiqih dan syari'at.

Tasawuf sunni dengan tokoh pertamanya yang menonjol, Ar-Raniri, menolak dan mencela tasawuf falsafinya Hamzah Fansuri. Dengan fatwa yang menyeramkan ia menjatuhkan veto kafir atas ajaran Fansuri.

Menurut Ar-Raniri, tasawuf falsafi tak lebih sebagai ajaran kebatinan dan kejawen, dan bahkan Nasrani yang berbaju Islam.

Dalam babakan sejarah peradaban Islam awal, tasawuf falsafi tak ubahnya anak haram; selalu dikejar-kejar dan disingkirkan seperti anjing kurap penyebar virus berbahaya bagi akidah. Puncak dari perseteruan itu tatkala Sitti Jenar

dieksekusi mati oleh dewan wali (Wali Songo) karena dianggap telah keluar dari rel ajaran Islam murni.

Benarkah tasawuf falsafi telah menyimpang? Tampaknya tidak. Dari sinilah kita melihat bagaimana Alwi Shihab dengan jenial dan piawai melakukan rangkaian pembelaan dan anotasi kesalahan persepsi Ar-Raniri atas ajaran tasawuf Fansuri.

Menurut Alwi, Ar-Raniri menyerang Fansuri dengan tidak mengikuti pendekatan "ilmiah obyektif" melainkan cara-cara propaganda apologetik. Ia menghujat penganut tasawuf falsafi sebagai murtad yang kemudian dihalalkan darahnya dan menyebabkan jatuhnya ribuan korban yang tak berdosa.

Adalah benar, kata Alwi, Ar-Raniri cukup berjasa dalam menancapkan akar tasawuf sunni, tetapi jasa baik itu tak lantas membuat kita menutup mata dari kesewenang-wenangan fatwanya yang menyeramkan. (hlm 264)

Kesalahan fatal penganut tasawuf sunni adalah kesimpulan mereka bahwa ajaran Ronggowarsito merupakan diaspora dari tasawuf falsafi. Padahal dalam karya-karya sosok yang disebut-sebut Bapak Kebatinan Indonesia ini, seperti Suluk Jiwa, Serat Pamoring Kawula Gusti, Suluk Lukma Lelana, dan Serat Hidayat Jati, yang sering diaku-aku Ronggowarsito berdasarkan kitab dan sunnah, menyimpan beberapa kesalahan tafsir dan transformasi pemikiran yang sangat mencolok.Bahkan, Alwi menemukan bahwa Ronggowarsito hanya mengandalkan terjemahan buku-buku tasawuf dari bahasa Jawa dan tidak melakukan perbandingan dengan naskah asli bahasa Arab. Lagi pula Ronggowarsito sendiri belum pernah bersentuhan langsung dengan karya-karya Al-Hallaj maupun Ibn 'Arabi yang merupakan maestro tasawuf falsafi.

Boleh dibilang Ronggowarsito memang tak berhasil memahami ajaran "murni" tasawuf. (hlm 266)

Maka bagi Alwi adalah aneh bila tasawuf falsafi dipresepsi sebagai aliran kebatinan dalam ajaran Hindu dan Buddha, seperti dituduhkan kalangan tasawuf sunni. Justru, seperti pengantar yang ditulis KH Abdurrahman Wahid untuk buku ini, reaksi atas perkembangan tasawuf falsafi yang rasional inilah orang Jawa mengembangkan kebatinan, doktrin-doktrin yang sinkretik, yang justru bisa diatasi ketika ajaran "panteisme" Al-Hallaj masuk lewat perantaraan Sitti Jenar. (hlm xxvi)

Belum lagi doktrin-doktrin wahdah al wujud Ibn 'Arabi dan ilmu hudhuri (iluminasi) Suhrawardi, yang juga menjadi rujukan utama tasawuf falsafi, mampu menampung kebutuhan sementara kaum kebatinan atau kaum sinkretik Hindu dan Buddha.

Oleh karena itu, sungguh tak arif rasanya bila kemudian kita mengatakan bahwa perkembangan tasawuf sunni merupakan satu-satunya variabel yang menyemarakkan aktivitas keagamaan di Nusantara. Kita juga harus menerima bahwa orang-orang berpaham kebatinan yang merupakan tetesan penerus tasawuf falsafi yang dibawa Al-'Arabi dan Al-Hallaj dan diperkenalkan Fansuri dan Sitti Jenar sebagai bagian dari penyebaran Islam.

http://www.kompas.com

Panas semakin menyengat, matahari

terasa tepat diatas kepalaku. Panasnya

terasa membakar sumsumku, sekujur

tubuhku menggelinjang kepanasan. Dentuman

keras terdengar dari telinga kanan ku,

lautan pasir menjadi awal dari cerita yang

menyedihkan ini.

Kering kerontangnya pepohonan

serasa menjerit kepanasan, seolah- olah

memintaku untuk mengakhiri hidupnya

agar ia lepas dari siksaan ini, angin

bercampur debu panas menyerupai ribuan

lebah, mataku tertutup dengan tumpukan

debu panas. Aku ingin rasanya menjerit

tapi aku tak kuat untuk mengucapkannya.

Aku terus merayap dan merayap untuk

menghindar dari cobaan ini namun aku tak

kuasa, maut itu terus mengikutiku , tapi

aku terus berusaha merayap seperti cicak

kelaparan.

Dari arah kejauhan terdengar

sayup-sayup merintih tapi aku tak

menghiraukannya. Suara itu semakin

terdengar keras di telingaku, aku semakin

takut, akupun terus merayap dan merayap

untuk menghindari suara itu. Ku coba

memberanikan diri untuk menoleh ke arah

asal suara itu, “ Masya Allah !“ , aku

sangat terkejut , jantungku terasa copot

dari tempatnya, denyut nadiku terasa

melemah.

Mungkin ini detik terakhirku hidup

di dunia ini. Malaikat pencabut nyawa

telah datang menjemput ku dalam

kenistaan. Malaikat itu terus mendekat

dan aku sudah tak bisa merayap lagi, aku

pasrah kepada Tuhan yang Maha Kuasa,

“mungkin inilah akhir hayatku yang sudah

Engkau takdirkan Ya Robbi “ seru ku.

Cerpen

Page 4: Buletin Santri Februari 2011 Edisi 33 Vol. V

Buletin SANTRI Edisi 33, Vol 10, Februari 2011

Buletin SANTRI Edisi 33, Vol 10, Februari 2011

www.santri.alkhoirot.com www.santri.alkhoirot.com

Tapi aku heran kenapa Malaikat itu

jelek dan menakutkan, hatiku bimbang

mengapa tidak sesuai dengan kata guru

ngajiku, sewaktu aku kecil dulu. Semakin ku

pandang semakin terlihat aneh, dalam

benakku aku berfikir kalau dia bukan

Malaikat, melainkan Jin atau Setan.

Matanya bagaikan batu akik milik Si Dukun

Santet dari Timur Tengah, hitam menkilap

serta bercahaya, mukanya mengingatkan ku

pada monyet peliharaan saudara Khoiruman

yang gila pangkat ingin menjadi Kyai

kondang, kepalanya mengingatkankan ku

pada Hajar Aswad, bahkan hitamnya

mahkluk itu melebihi Hajar Aswad yang di

Ka’bah, pokoknya Masya Allah jeleknya.

Aku semakin terkejut karena

makhluk jelek itu menghampiriku dan

memegang kakiku. Aku dibantingnya ke batu

besar hingga kepalaku terasa pecah.

Darahpun terus mengalir deras dari

keningku hingga meraupi seluruh wajahku.

Lalu dia melemparkan batu besar tepat ke

dadaku, terasa hancur sudah seluruh bagian

dadaku dan remuk sudah rusuk-rusukku,

darah pun keluar deras dari mulutku.

Selang beberapa waktu kemudian,

makhluk itu menggangkat tubuhku yang tak

berdaya dan memanggulku hingga dibawanya

aku ke sebuah jurang yang penuh dengan

bebatuan tajam, aku berusaha menjerit

sekuat kuatnya tapi hasilnya nihil , tak seorangpun yang mendengarkanku. Dan

akhirnya makhluk itu melemparkanku dengan

sekeras kerasnya ke dasar jurang, “

Ahhkk……….!!!” Teriakku, tubuhku melayang

di udara dalam hatiku aku bergumam,

“mungkin ini hidup terkhirku,” tubuhku

akan mendarat ke batu tajam itu, tubuhku

akan hancur berkeping-keping, aku pasrah

menanti sakaratul maut datang, aku pejamkan mataku dan menantikan

kematianku..

“Braaa…k!!!!!” aku bingung kenapa

aku masih hidup. Mataku tetap memejam

lalu aku buka sedikit demi sedikit, aku

sangat heran matahari yang yang sangat

menyengat berubah menjadi sinar pagi

dari arah jendela yang tepat pada

wajahku, lautan pasir berubah menjadi

hamparan kasur, bantal, guling, dll. Batuan

yang penuh dengan darah yang mengucur

dari kepalaku berubah menjadi hamparan

air liur yang memeta dibantal

kesayanganku yang di beri oleh Om Khotib

saat aku masih lulusan SD dulu.

Aku merenung dalam hati, “ini

hanyalah sebuah mimpi”, ku ulangi terus

perkataan itu seolah aku jadi gila olehnya.

Aku terus merenung dan merenung, dalam

renunganku aku masih ingat persis wajah

makhluk jelek yang menyiksaku dalam

mimpiku. Aku terus berfikir, sepertinya

aku kenal dengan wajah makhluk itu, dan

seperti ada petunjuk Ilahi, aku serontak

ingat pada temanku dulu yaitu Mach’am

yang sering ku olok-olok dan ku lecehkan

di depan umum, bahwa dia tidak akan

pernah mendapat istri karena saking

jeleknya.

Tok ..

tok.. tok… , terdengar sura ketukan dari

pintu depan. Aku sangat kaget, mungkinkah

dia makhluk jelek itu, ku beranikan diri

menuju pintu depan , dengan hati berdebar

debar pintu ku buka sedikit demi sedikit dan

leganya aku ternyata yang mengetuk pintu

itu adalah bidadari yang sangat cantik, tapi

dalam sekejap dia berubah menjadi makhluk

jelek itu. Aku sangat kaget hingga aku jatuh

tak sadarkan diri.

Selang beberapa waktu aku siuman,

yang ku lihat di depan mataku ialah makhluk

jelek itu lagi, serasa ku ingin kabur, tapi

niatku itu musnah setelah aku mendengar

suara yang kalem dari mulut makhuk itu,

“mas ! ingatlah padaku..”, aku hanya bisa

menggelengkan kepala.

“Aku Mach’am teman SMA mu dulu. Aku

sangat kaget bisa bertamu lagi dengannya.

“ini istri ku yang ke empat” lanjutnya sambil memeluk wanita cantik disebelahnya. Aku

semakin tak percaya, seakan nafasku hilang

dalam sesaat, dalam hati aku berkata “

masak orang seperti dia masih laku, malah

punya istri empat lagi”. Memang sudah 10

tahun aku tidak pernah berjumpa lagi

dengan Mach’am. Mungkin mimpi dan semua yang telah ku

alami ini merupakan teguran bagiku yang

telah mengolok-ngolok dan melecehkannya

dulu, dan mungkin ini adalah Karma.

Pesantren alkhoirot kali ini telah

membangun gedung khusus untuk para pengajar madrasah Tsanawiyah (MTs) dan madrasah Aliyah (MA) alkhoirot yang ditempatkan persis disebelah utara sekolah dan sebelah selatan toko santri (koperasi).

Dengan usaha keras para Arsitek dari desa karangsuko sendiri, berdirilah dua ruang yang sudah bisa dikatakan hampir selesai, bukan dari situ saja para sukarelawan dari desa-desa lain juga ikut serta dalam membangun gedung tersebut seperti, dari Bantur, Tirtomoyo dan banyak sukarelawan lain dari sekeliling pesantren, bahkan dari santripun banyak juga, saking dari agresifnya malampun ia berani nglembur .

tujuan dibangunnya gedung tersebut, untuk memenuhi persyaratan akreditasi sekolah dan untuk meningkatkan soliditas lembaga pendidikan Alkhoirot.

Alamat Redaksi: PP. Al-Khoirot Jl. KH Syuhud Zayyadi Rt: 09/01 Dsn Krajan Karangsuko Pagelaran Malang. Telp. (0341) 879730. Website: www.alkhoirot.com Email : [email protected]

Pelindung: Pengasuh PP Al-Khoirot Penasehat: Syamsul Arifin Pem Red : Syamsul Huda Red Pel : Nasiruddin Sekretaris : Sholehuddin Staf Redaksi: Mahfudz, Khoirul Anam, M, Thoha Syahdi, Abdul Kholik.

Ket: Redaksi menerima kontribusi tulisan opini seputar santri, pesantren, islam dan problematika dunia islam secara umum.Tulisan hendaknya tidak lebih dari 500 kata.

By: Ali Mahfudz Siswa MA. Al-Khoirot

Page 5: Buletin Santri Februari 2011 Edisi 33 Vol. V

Buletin SANTRI Edisi 33, Vol 10, Februari 2011

Buletin SANTRI Edisi 33, Vol 10, Februari 2011

www.santri.alkhoirot.com www.santri.alkhoirot.com