buletin informasi cuaca iklim dan gempabumt edisi mei 2016 mar 2020.pdf · sirkulasi monsun asia...

20
Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020 1 I. EVALUASI KONDISI CUACA BULAN FEBRUARI 2020 A. Monitoring Dinamika Atmosfer Februari 2020 Kondisi cuaca di Indonesia termasuk Banyuwangi dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi. Berikut adalah monitoring kondisi fenomena-fenomena tersebut selama bulan Februari 2020: El Nino Southern Oscillation (ENSO) Selama Februari 2020, anomali suhu muka laut wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian tengah (Nino 3.4) cenderung melemah dari kondisi hangat sebelumnya. Anomali suhu muka laut mingguan terakhir tercatat di +0.21°C dan nilai bulanan Februari 2020 adalah +0.6 sehingga termasuk kategori Netral. Hal lainnya juga terlihat dari anomali angin pasat serta temperatur subsurface / bawah laut Pasifik dimana menunjukkan kondisi hangat namun cenderung meluruh. Nilai SOI (Southern Oscillation Index) pada Februari 2020 tercatat -0.28 yang menunjukkan kondisi Netral. Dengan kecenderungan suhu muka laut Nino 3.4 yang semakin menurun, diprediksi ENSO dalam kondisi Netral dan akan berlangsung pada Maret hingga Agustus 2020. Gambar 1. Kondisi anomali suhu muka laut dan suhu bawah laut Pasifik, serta angin pasat di sekitar Pasifik Ekuatorial sampai akhir Februari 2020 (Sumber : BoM)

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    1

    I. EVALUASI KONDISI CUACA BULAN FEBRUARI 2020 A. Monitoring Dinamika Atmosfer Februari 2020

    Kondisi cuaca di Indonesia termasuk Banyuwangi dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi. Berikut adalah monitoring kondisi fenomena-fenomena tersebut selama bulan Februari 2020:

    El Nino Southern Oscillation (ENSO)

    Selama Februari 2020, anomali suhu muka laut wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian tengah (Nino 3.4) cenderung melemah dari kondisi hangat sebelumnya. Anomali suhu muka laut mingguan terakhir tercatat di +0.21°C dan nilai bulanan Februari 2020 adalah +0.6 sehingga termasuk kategori Netral. Hal lainnya juga terlihat dari anomali angin pasat serta temperatur subsurface / bawah laut Pasifik dimana menunjukkan kondisi hangat namun cenderung meluruh. Nilai SOI (Southern Oscillation Index) pada Februari 2020 tercatat -0.28 yang menunjukkan kondisi Netral. Dengan kecenderungan suhu muka laut Nino 3.4 yang semakin menurun, diprediksi ENSO dalam kondisi Netral dan akan berlangsung pada Maret hingga Agustus 2020.

    Gambar 1. Kondisi anomali suhu muka laut dan suhu bawah laut Pasifik, serta angin pasat di sekitar

    Pasifik Ekuatorial sampai akhir Februari 2020 (Sumber : BoM)

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    2

    Dipole Mode

    Dipole Mode Indeks (DMI) di Samudera Hindia selama bulan Januari 2020

    menunjukkan nilai yang menurun pada kisaran Kuat Negatif. Indeks minggu terakhir Januari 2020 tercatat -0.29 hal ini menunjukkan adanya kontribusi penambahan massa udara dari Samudera Hindia ke sebagian wilayah Indonesia bagian barat. Kondisi DMI Kuat Negatif ini diprediksi bertahan pada Maret 2020 dan kembali Netral pada April hingga Agustus 2020.

    Gambar 2. Indeks Dipole Mode hingga akhir Januari 2020 (Sumber : BoM)

    Madden-Jullan Oscillation (MJO) dan Outgoing Longwave Radiation (OLR)

    Analisa aktifitas MJO pada bulan Februari 2020 menunjukkan MJO tidak aktif dan diprediksi aktif pada awal hingga pertengahan Maret 2020 di Benua Maritim Indonesia (BMI). Dari anomali OLR wilayah Indonesia, terlihat warna biru mendominasi di seluruh wilayah Indonesia. Hal ini menunjukkan terdapat wilayah konvektif / basah yang mendominasi seluruh wilayah Indonesia pada awal hingga pertengahan Maret 2020, dan khusus wilayah Banyuwangi menunjukkan kriteria yang sama.

    Gambar 3. Siklus posisi MJO dan anomali OLR selama Februari 2020, Warna biru adalah OLR negatif,menunjukkan wilayah basah atau hujan (Sumber : BoM & BMKG)

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    3

    Sirkulasi Monsun Asia – Australia

    Pada Februari 2020, seluruh wilayah Indonesia didominasi monsun Baratan dan bervariasi dari Baratdaya – Baratlaut akibat tumbuhnya daerah tekanan rendah di selatan ekuator. Kondisi yang mirip diprediksi terjadi saat memasuki bulan Februari 2020 dimana monsun baratan stabil dan berdampak pada masih tingginya peluang kejadian hujan. Prediksi indeks AUSMI menunjukkan trend melemah artinya timuran melemah dan Baratan menguat yang menyebabkan bertambahnya pembentukan awan hujan. Dengan stabilnya angin Baratan di sebagian besar wilayah Indonesia dan banyaknya pertemuan angin dapat mendukung pembentukan awan-awan hujan, serta perlu diwaspadai terhadap kejadian angin kencang dan petir pada musim penghujan ini.

    Gambar 4. Grafik indeks Monsun Australia harian yang dihitung dari data angin zonal arah barat-timur (komponen U) pada lapisan 850 mb (sumber: BMKG), dan normal streamline angin gradien 925 hPa

    Desember (sumber: NOAA)

    Gambar 5. Anomali angin zonal dan meridional Januari 2020 lapisan 850 mb (sumber: ESRL NOAA)

    Pola aliran massa udara komponen zonal (timur – barat) di seluruh wilayah Jawa Timur selama Februari 2020 kondisinya terjadi anomali positif yang mengindikasikan adanya dominasi massa udara dari barat. Untuk komponen meridional (Utara – Selatan) di sebagian besar Jawa Timur khususnya Banyuwangi terjadi anomali positif yang cukup kuat artinya adanya dominasi massa udara dari Utara. Kondisi ini juga turut berperan dalam variabilitas hujan di Jawa Timur selama Februari 2020.

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    4

    Suhu Muka Laut Perairan Indonesia

    Kondisi anomali suhu muka laut di perairan Indonesia pada Februari 2020 berkisar antara -0.5 hingga +1.5º C, namun mayoritas wilayah perairan relatif normal (tidak ada

    anomali). termasuk perairan sekitar Jawa sehingga kondisinya sama dengan kondisi normalnya. Namun secara harian kondisi suhu muka laut cenderung hangat di sekitar perairan Jawa sebelah Selatan. Dengan suhu muka laut kisaran 28 – 31 °C di wilayah perairan Jawa, menunjukkan potensi penguapan cukup tinggi dalam pembentukan awan. Hangatnya suhu perairan menjadi salah satu faktor dalam membentuk hujan selama Februari 2020, ditambah faktor lainnya

    Gambar 6. Suhu Muka Laut Perairan Indonesia dan Anomalinya bulan Februari 2020 (sumber: NOAA)

    Seruakan Dingin Asia (Cold Surge)

    Analisis kejadian fenomena seruakan dingin (cold surge) dari Asia yang diidentifikasikan dari nilai gradien atau perbedaan tekanan antara Gushi-Hongkong disajikan pada grafik di bawah ini. Aktifitas aliran massa udara dingin dari Asia ini bisa dilihat dari seberapa besar nilai indeksnya. Ketika nilai indeksnya ≥10 mb, dan suhu di Hongkong turun 5ºC maka massa udara dingin dari Asia berpeluang mempengaruhi kondisi cuaca di sekitar

    wilayah Indonesia selatan ekuator dengan asumsi tidak adanya gangguan tropis di sekitar Laut Cina Selatan (LCS) yang cukup kuat menghambat proses cross equatorial flow. Hal ini dapat dilihat dari peta analisa garis arus angin / streamline.

    Gambar 7. Grafik indeks seruakan dingin (Selisih Tekanan Udara Gushi–Hongkong) dan peta streamline (Sumber data; Ogimet.com dan BMKG)

    Indikasi kejadian seruakan dingin dengan indeks ≥10 mb terjadi pada akhir dasarian

    pertama, dasarian kedua dan dasarian ketiga bulan Februari 2020. Di Hongkong terjadi penurunan suhu hingga 5ºC. Dilihat dari peta arus angin terlihat angin dari Laut China Selatan masuk hingga ke Selatan Ekuator sehingga seruakan dingin Asia telah terjadi.

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    5

    Kondisi ini memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap kondisi cuaca di Jawa. Apabila diasumsikan penjalaran massa udara dingin dari Asia membutuhkan waktu sekitar 2-3 hari untuk sampai ke wilayah tengah Indonesia di selatan ekuator, maka efek dari seruakan dingin tersebut juga diasumsikan bisa dirasakan di wilayah Jawa Timur sekitar 2-3 hari berikutnya dari kejadian indeks ≥10 mb. Bahwa pada tanggal 21 dan 22 Februari 2020 curah hujan di Banyuwangi meningkat. Namun hal ini hanya salah satu faktor dari sekian banyak faktor lainnya dalam membentuk hujan di wilayah Jawa Timur.

    Gangguan Tropis

    Selama Februari 2020 terdapat 2 aktifitas siklon tropis di Utara ekuator yaitu Siklon FERDINAND pada 24 Februari - 29 Februari 2020 dan Siklon EX TC FERDINAND pada 29 Februari 2020. Dan terdapat 6 siklon tropis di samudera Hindia bagian utara dan baratdaya yaitu Siklon FRANCISCO, Siklon DAMIEN, Siklon EX-DAMIEN, Siklon UESI , Siklon GABEKILE dan Siklon ESTHER. Lokasi siklon yang cukup dekat berdampak terhadap kondisi cuaca di Indonesia yaitu meningkatkan kecepatan angin dan tinggi gelombang di perairan. Namun secara tidak langsung membuat monsun Baratan menguat di hampir seluruh wilayah Indonesia yang menyebabkan banyak terjadi pertemuan massa udara. Di wilayah Banyuwangi kejadian hujan secara umum dipengaruhi oleh menguatnya monsun baratan yang menyebabkan pertemuan massa udara dan pertumbuhan awan hujan serta hangatnya suhu muka laut.

    Gambar 8. Lintasan Siklon Tropis selama bulan Februari 2020 (sumber: MSS)

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    6

    Kelembaban Udara Kelembaban udara relatif selama Februari 2020 di Jawa Timur umumnya basah

    dengan rata-rata kisaran 69 – 87%. Dari peta anomali terlihat merata di seluruh wilayah Jawa Timur dengan anomali positif 1 – 2.5 % dari rata-ratanya, dimana hal ini berkorelasi positif dengan kejadian hujan dan sebaran pertumbuhan awan selama Februari 2020 yaitu meningkatnya kejadian hujan di wilayah khususnya Banyuwangi dibandingkan bulan sebelumnya.

    Gambar 9. Kelembaban Udara Relatif Januari 2020 dan Anomalinya pada level 850 mb

    (Sumber: ESRL NOAA)

    Aktivitas Cuaca Selama bulan Februari 2020 sebagian besar wilayah Banyuwangi telah terjadi hujan

    dengan kategori Menengah hingga Tinggi. Hujan kategori Menengah (100-300 mm/bulan) terjadi di Banyuwangi Kota, Dadapan, Rogojampi, Tegaldlimo, Purwoharjo, Bajulmati dan Selogiri. Hujan kategori Tinggi (300-500 mm/bulan) terjadi di sebagian besar daerah di wilayah Banyuwangi bagian Tengah, Barat dan Selatan di antaranya yaitu di Licin, Jambu, Alasmalang, Bayu Lor, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Songgon, Sukonatar, Karangdoro, Kalibaru, Jambewangi, Blambangan dan Pesanggaran. Saat ini wilayah Banyuwangi berada pada masa Musim Hujan dan telah memasuki masa Puncak Musim Hujan yang di prediksi akan berlangsung pada Februari hingga Maret 2020. Hal yang perlu diwaspadai saat musim hujan yaitu terjadinya hujan lebat terkadang disertai petir dan angin kencang, banjir (akibat luapan sungai, genangan) dan longsor (daerah dataran tinggi).

    Kondisi hujan pada Januari 2020 ini jika dibandingkan dengan kondisi normal/ rata-rata bulan Januari secara spasial hujan yang terjadi di wilayah Banyuwangi dalam kondisi sifat hujan Bawah Normal, Normal dan Atas Normal. Sifat hujan Bawah Normal terjadi di Kalipuro dan Kalibaru. Sifat hujan Normal terjadi di Banyuwangi Kota, Licin, Rogojampi, Bayu Lor, Tegaldlimo, Purwoharjo dan Pesanggaran. Sedangkan untuk Sifat Hujan Atas Normal terjadi di Jambu, Dadapan, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Songgon, Sukonatar, Karangdoro, Jambewangi, Blambangan dan Bajulmati.

    Pada Februari 2020 hampir seluruh wilayah Banyuwangi telah berada pada Musim Hujan dan perlu diwaspadai dampak dari meningkatnya jumlah curah hujan karena Februari hingga Maret 2020 ini merupakan Puncak Musim Hujan untuk wilayah Banyuwangi.

    Kondisi cuaca untuk wilayah perairan selatan Banyuwangi pada Februari hingga Maret 2020 cuaca diprediksi cenderung berawan dan hujan dengan intensitas sedang-lebat. Hal perlu diwaspadai adalah terjadinya gelombang tinggi serta tingginya kecepatan angin yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana. Hal tersebut disebabkan karena daerah perairan selatan merupakan lautan lepas. Kondisi saat ini tekanan udara rendah masih sering terjadi di Bumi Belahan Selatan dan berdampak terhadap naiknya kecepatan angin dan tinggi gelombang laut di daerah perairan selatan Banyuwangi.

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    7

    B. Pantauan Kondisi Cuaca Bulan Februari 2020 di Kota Banyuwangi

    Dari rentetan peta synoptic selama bulan Februari 2020 menunjukan bahwa wilayah Banyuwangi Kota masih berada pada Musim Hujan, hal tersebut di tandai oleh jumlah curah hujan >100 mm/ bulan. Angin pada umumnya bertiup dari arah yang bervariasi. Angin dominan bertiup dari arah Timur Laut , dengan kecepatan 2 – 15 knots. Kondisi cuaca berawan dan hujan ringan, sedang hingga lebat. Angin maksimum terjadi pada 14 Februari 2020 yaitu dari arah Timur Laut dengan kecepatan maximum 15 knots. Jumlah Hujan di Kota Banyuwangi dalam satu bulan 257.0 mm (Normal). Suhu tertinggi 34.2 °C terjadi pada 06 Februari 2020, suhu terendah sebesar 23.2 ºC terjadi pada 22 Februari 2020.

    Berikut adalah rekap data meteorologi yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Banyuwangi pada bulan F e b r u a r i 2 0 2 0 , di mana pada tabel ini ditampilkan parameter hasil observasi yang merupakan hasil pengamatan di lapangan dan data normal/ rata- rata yang merupakan keadaan normal pada bulan yang bersangkutan.

    Tabel 1. Rekap Data Meteorologi Stasiun Meteorologi Banyuwangi Februari 2020

    NO PARAMETER HASIL OBSERVASI

    FEBRUARI 2020 NORMAL FEBRUARI

    (1981-2010)

    1 Temperatur rata-rata 28.0 ⁰C 26.8 ⁰C

    2 Temperatur maksimum 32.4 ⁰C 33.4 ⁰C

    3 Temperatur minimum 24.6 ⁰C 22.2 ⁰C

    4 Temp. maks. absolut 34.2 ⁰C 35.0 ⁰C

    5 Temp. min. absolut 23.2 ⁰C 20.5 ⁰C

    6 Tekanan udara rata-rata * 1009.9 mb 1008.3 mb

    7 Kecepatan angin rata-rata 2.2 knots 2.3 knots

    8 Arah angin terbanyak Timur Laut Selatan

    9 Kelembaban rata-rata 80 % 81 %

    10 Curah hujan 257.0 mm 230.0 mm

    11 Jumlah hari hujan 22 hari hujan 20 hari hujan

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    8

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    9

    Gambar 10. Grafik parameter cuaca dan mawar angin di kota Banyuwangi hasil observasi Februari 2020 (Sumber: BMKG)

    Penguapan yang terjadi selama Februari 2020 mencapai 160.3 mm dengan rata-rata harian 5.5 mm, penguapan tertinggi 10.4 mm terjadi pada 18 Februari 2020.

    Penyinaran matahari rata-rata Feb rua r i 2020 ada lah 61%. Peny ina ran Ma taha r i te r t ingg i mencapai 100% terjadi pada dasarian I, dan II.

    Tekanan udara (QFF) r a t a - r a t a 1 0 0 9 . 9 m b , tertinggi 1011.7 mb pada 12 Februari 2020 dan terendah 1007.1 mb pada 29 Februari 2020.

    Rata-rata kelembaban udara relative (RH) F e b r u a r i 2020 adalah 8 0 % dengan RH tertinggi 88% pada 22 Februari 2020, dan RH terendah 70% pada 05 Februari 2020. Arah angin bervariasi, kecepatan angin 3 – 8 knots.

    Angin dominan bertiup dari arah Timur Laut. Mayoritas kecepatan angin mencapai 33.8 % berkisar antara 3 – 8 knots. Kecepatan angin tertinggi 15 knots, terjadi pada 14 Februari 2020 dari arah Timur Laut.

    C. Evaluasi Kondisi Cuaca Bandara Banyuwangi.

    Bandar Udara Banyuwangi (IATA: BWX, ICAO: WADY) terletak di Desa

    Blimbingsari, Kec. Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada

    koordinat 8°18′38.16″ LS 114°20′24.64″ BT dengan elevasi 25.66 meter (84.19 feet). Bandara dengan landas pacu saat ini 2.250 meter tersebut dibuka pada 29 September 2010. Terdapat lima maskapai penerbangan komersial yaitu Garuda Indonesia, Wings Air, Citilink (Garuda Indonesia Group), Lion Air, Batik Air. Selain itu juga terdapat 2 sekolah penerbangan yaitu Akademi Penerbang Indonesia (API), Bali International Flight Academy (BIFA).

    Kondisi parameter cuaca selama Februari 2020 di Bandara Banyuwangi dari data hasil

    pengamatan BMKG pos meteorologi penerbangan bandara Banyuwangi dengan durasi

    pengamatan 24 jam (00.00 – 23.00 UTC) adalah sebagai berikut :

    Wilayah Bandara Banyuwangi pada bulan Februari 2020 normalnya berada pada masa musim

    Hujan. Pada Februari 2020 di Bandara Banyuwangi jumlah curah hujan 50.0 mm.

    Curah hujan tertinggi pada Februari sebesar 11.6 mm tanggal 28 Februari 2020.

    Kelembaban udara relatif rata-rata 86 %. RH tertinggi 100 % tanggal 21 dan 28 Februari 2020,

    terendah 51 % tanggal 5 dan 6 Februari 2020. Tekanan udara (QNH) rata-rata 1010.2 mb,

    tertinggi 1012.0 mb dan terendah 1007.6 mb. Suhu rata–rata 27.2 °C dengan suhu

    maksimum absolut 33.7 °C terjadi pada tanggal 6 Februari 2020, suhu minimum absolut

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    10

    23.1°C pada tanggal 10 Februari 2020. Arah angin bervariasi, kecepatan angin 3 – 8 knots.

    Angin dominan bertiup dari arah Barat. Mayoritas kecepatan angin mencapai 53.3 % berkisar

    antara 3 – 8 knots. Kecepatan angin tertinggi 25 knots, terjadi pada 13 Februari 2020 dari arah

    Barat.

    Gambar 11. Grafik parameter cuaca hasil observasi Februari 2020 di

    Banyuwangi Airport (Sumber: BMKG)

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    11

    D. Evaluasi Kondisi Cuaca Pelabuhan Penyeberangan Selat Bali Berdasarkan pantauan data AWS maritim di pelabuhan penyeberangan Ketapang

    Banyuwangi, menunjukkan selama bulan Februari 2020 angin dominan dari arah Timur Laut dengan kecepatan angin bervariasi Calm – 16.0 knot. Suhu berkisar antara 23.8 – 31.4 °C, Kelembaban Udara Relatif 66 – 100 %, dan tekanan udara berkisar 1004.4 – 1013.5 mb. Kondisi cuaca dominan Berawan-Hujan Sedang. Curah hujan tercatat 221 milimeter. Berikut grafik parameter cuaca selat Bali :

    Gambar 12. Grafik Parameter Cuaca Penyeberangan Selat Bali (Sumber : AWS BMKG)

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    12

    E. Analisa Hujan Februari 2020 Daerah Banyuwangi Berdasarkan data curah hujan bulan Februari 2020 dari stasiun BMKG dan pos-pos

    hujan kerjasama di Banyuwangi dapat disajikan evaluasinya sebagai berikut :

    Jumlah Curah hujan tertinggi 484 mm/bulan terjadi di Jambewangi (22 hari hujan) dengan sifat hujan Atas Normal. Sementara curah hujan terendah 211 mm/bulan yang terjadi di Tegaldlimo dengan sifat hujan Normal.

    Gambar 13. Peta Distribusi Curah Hujan Februari 2020

    dan Sifat Hujan Februari 2020 di Banyuwangi (Sumber:BMKG)

    Dari peta terlihat bahwa secara spasial mayoritas wilayah Banyuwangi pada Februari 2020 sebagian besar telah menerima hujan. Hujan yang terjadi termasuk kategori bervariasi yaitu Menengah (100-300 mm/bulan) hingga Tinggi (300-500 mm/bulan). Curah Hujan kategori Tinggi terjadi di sebagian besar daerah di wilayah Banyuwangi bagian Tengah, Barat dan Selatan yaitu di Licin, Jambu, Alasmalang, Bayu Lor, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Songgon, Sukonatar, Karangdoro, Kalibaru, Jambewangi, Blambangan dan Pesanggaran. Curah Hujan kategori Menengah terjadi di Banyuwangi Kota, Dadapan, Rogojampi, Tegaldlimo, Purwoharjo, Bajulmati dan Selogiri.

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    13

    F. Monitoring Hari Tanpa Hujan Berturut-turut

    Gambar 14. Peta Monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut Februari 2020 di Banyuwangi

    (Sumber: BMKG Banyuwangi)

    Dari peta terlihat bahwa secara spasial seluruh wilayah Banyuwangi pada Februari 2020 telah terjadi hujan. Berdasarkan hasil monitoring hari tanpa hujan pada Februari 2020 di wilayah Banyuwangi masuk dalam klasifikasi Sangat Pendek, hal ini mengindikasikan daerah yang berpotensi terjadi Kekeringan Ekstrim tidak ada/ NIHIL.

    Jumlah hujan yang terjadi di Banyuwangi selama Februari 2020 masuk kategori menengah dan tinggi. Pada Februari 2020 sebagian besar wilayah Banyuwangi sudah masuk Musim Hujan dan telah memasuki Puncak Musim Hujan yang diprediksi akan berlangsung hingga Maret 2020. Waspadai potensi terjadinya hujan lebat, petir yang terkadang disertai angin kencang, luapan sungai, banjir dan longsor.

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    14

    II. PROSPEK CUACA BULAN MARET 2020

    A. Prediksi Dinamika Atmosfer Maret 2020

    Monitoring perkembangan ENSO dari BMKG menunjukkan bahwa periode El Nino

    Lemah akan berlangsung pada Maret 2020 dan diprediksi hingga Juli 2020, sehingga tidak ada suplai massa udara dari Samudera Pasifik ke wilayah Indonesia. Sementara itu Dipole Mode Indeks (DMI) yang terpantau menurun atau kuat Negatif pada Februari 2020, diprediksi akan tetap Negatif pada pertengahan Maret 2020 dan kembali Netral pada April hingga Agustus 2020, kondisi ini mengindikasikan adanya penambahan massa uap air dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia bagian Barat maupun sebaliknya pada Maret 2020.

    Secara umum suhu muka laut (Sea Surface Temperature/ SST) perairan Indonesia dan sekitarnya pada Pebruari 2020 diprediksi sebagian besar mulai menghangat. Suhu muka laut wilayah Samudera Hindia dan Nino 3.4 Samudera Pasifik Tengah pada kondisi hangat. Pola kondisi El Nino akan masih berlangsung pada Maret hingga Agustus 2020.

    Madden Jullian Oscillation pada bulan Februari 2020 tidak aktif di Benua Maritim Indonesia (BMI). Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR pada awal hingga pertengahan Maret 2020 seluruh wilayah Indonesia cenderung terjadi pertumbuhan awan konvektif (MJO aktif).

    Pada skala regional secara normal pola tekanan udara rendah selama bulan Maret 2020 sering muncul di Belahan Bumi Selatan (BBS). Seiring pergerakan semu matahari memasuki bulan Maret 2020 potensi terjadinya gangguan tropis di BBS akan sering terjadi yang membuat monsun baratan stabil dan akan berdampak terhadap peningkatan curah hujan di berbagai wilayah.

    Melihat perkembangan dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kondisi cuaca iklim di Jawa Timur dan Banyuwangi khususnya, dapat disimpulkan bahwa wilayah Banyuwangi pada bulan Maret 2020 masih berada pada musim hujan dengan intenistas ringan hingga lebat sehingga tetap perlu kewaspadaan menghadapi potensi terjadinya cuaca ekstrim, terutama hujan lebat disertai angin kencang dan petir. Dengan didukung kondisi aktifnya MJO di Benua Maritim Indonesia di awal Maret 2020 maka akan dapat sedikit menambah curah hujan. Untuk prakiraan curah hujan bulanan, sebagai dampak pola monsun baratan yang stabil maka diprediksi akumulasi curah hujan bulan Maret 2020 sebagian besar wilayah diprediksi curah hujannya berada pada kondisi normalnya, dan sebagian wilayah lainnya berada diatas kondisi rata-rata / normalnya.

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    15

    Gambar 15. Prediksi ENSO dan anomali Suhu Permukaan Laut (Sumber : IRI, KMA)

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    16

    B. Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Banyuwangi Bulan Maret 2020 Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan pantauan kondisi fisis dan dinamis atmosfer

    di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya serta kondisi lokal masing-masing wilayah terutama topografi daerah Jawa Timur, maka curah hujan daerah Banyuwangi untuk bulan Maret 2020 diprakirakan sebagai berikut :

    Curah Hujan wilayah Banyuwangi berkisar 201 mm hingga 500 mm

    Sifat Hujan wilayah Banyuwangi dominan Normal

    Gambar 16. Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Maret 2020 (Sumber : BMKG Staklim Malang)

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    17

    C. Prakiraan Potensi Banjir Maret 2020 Berikut adalah peta prakiraan potensi Banjir bulan Maret 2020. Dari peta terlihat wilayah

    di Banyuwangi potensi banjirnya diprediksi masuk kategori Menengah. Memasuki bulan Maret 2020 seluruh wilayah Banyuwangi masih memasuki periode musim hujan.

    Gambar 17. Prakiraan Daerah Potensi Banjir Maret 2020 (Sumber:BMKG)

    III. INFORMASI TERBIT-TERBENAM MATAHARI MARET 2020

    Berikut adalah data terbit terbenamnya matahari, selama bulan Maret 2020 di wilayah Kota Banyuwangi :

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    18

    IV. KEJADIAN GEMPABUMI DIRASAKAN SIGNIFIKAN DI WILAYAH BANYUWANGI

    Gambar 18. Kejadian Gempabumi yang signifikan di Banyuwangi (Sumber:BMKG)

    Kejadian Gempa Bumi yang signifikan dirasakan sampai di wilayah Banyuwangi selama Februari 2020 tidak ada kejadian Gempa Bumi/ Nihil.

    V. KEJADIAN CUACA EKSTRIM FEBRUARI 2020

    Cuaca / Iklim Ekstrim adalah suatu kondisi meteorologi yang menyimpang dari nilai rata-ratanya atau menyimpang terhadap nilai batas ambang meteorologi di wilayah tersebut. Dampak pemanasan global yang berlanjut pada perubahan iklim di yakini sebagai salah satu pemicu munculnya cuaca/ iklim ekstrim baik dari tingkat keseringan, cakupan luas wilayah maupun nilainya, dimana cuaca/iklim ekstrim tersebut berpotensi menimbulkan bencana dan kerugian bahkan korban jiwa.

    Tabel 2. Cuaca/ Iklim Ekstrim Bulan Februari 2020 Banyuwangi

    KRITERIA KETERANGAN

    Angin dengan kecepatan > 45 Km/jam -

    Suhu udara > 35˚ C -

    Suhu udara < 15˚ C -

    Kelembaban udara < 30 % -

    Curah Hujan >100 mm / hari Jambewangi 128 mm/hari, Tetelan 103 mm/hari, Maelang 139 mm/hari, Pasewaran 112 dan 157

    mm/hari

    Tanah Longsor -

    Banjir Bandang -

    Waterspout -

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    19

    DAFTAR ISTILAH INFORMASI CUACA, IKLIM DAN GEMPABUMI

    ENSO adalah singkatan dari El-Nino Southern Oscillation. Secara umum para ahli membagi ENSO menjadi ENSO hangat (El-Nino) dan ENSO dingin (La-Nina). Kondisi tanpa kejadian ENSO biasanya disebut sebagai kondisi normal. Referensi penggunaan kata hangat dan dingin adalah berdasarkan pada nilai anomali suhu permukaan laut (SPL) di daerah NINO di Samudera Pasifik dekat ekuator bagian tengah dan timur. Pada saat fenomena El Nino berlangsung, kondisi atmosfer di wilayah Indonesia cenderung kering, sehingga potensi kondisi curah hujannya berkurang atau lebih sedikit dibandingkan dengan rata-rata normalnya. Kondisi sebaliknya terjadi ketika fenomena La Nina berlangsung, dimana atmosfer wilayah Indonesia umumnya akan cenderung basah, sehingga bisa berpotensi menyebabkan intensitas curah hujan yang lebih banyak dibanding rata-rata normalnya.

    Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut dan atmosfer di Samudera Hindia yang

    dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan sebelah barat Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu muka laut tersebut selanjutnya dikenal sebagai Dipole Mode Indeks (DMI), dimana DMI positif berdampak berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, DMI negatif berdampak meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat.

    Asian Cold Surge atau seruakan dingin Asia digunakan untuk menggambarkan

    penjalaran massa udara dari Asia akibat adanya tekanan tinggi di daerah tersebut dan menjalar ke arah selatan menuju ekuator dengan membawa massa udara dingin. Indeks yang digunakan untuk identifikasi aktivitas cold surge adalah dengan menghitung indeks monsun yaitu selisih nilai tekanan antara Titik 115° BT/ 30° LU (didekati dengan data dari stasiun Wuhan di daratan China) dengan tekanan di Hongkong (116° BT/ 22° LU). Threshold value yang digunakan untuk indeks monsun dari gradient tekanan adalah ≥10 mb sebagai indikator adanya cold surge.

    MJO singkatan dari Madden Jullian Oscillation adalah suatu istilah yang digunakan untuk

    menggambarkan fluktuasi antar musiman yang terjadi di sekitar wilayah tropis. Keberadaan MJO ditandai dengan adanya penjalaran pada arah timuran di wilayah tropis dimana terjadinya penambahan intensitas curah hujan pada daerah tersebut, terutama di atas Samudera Hindia dan Pasifik. Anomali curah hujan seringkali merupakan indikator pertama dalam mengindikasikan kejadian MJO, dimana pada mulanya intensitas curah hujan tinggi terjadi di Samudera Hindia dan kemudian menjalar ke arah timur melewati wilayah Indonesia menuju Samudera Pasifik barat dan tengah panjang siklus MJO diperkirakan sekitar 30-60 harian. Penemu dari fenomena MJO ini adalah Madden dan Jullian.

    OLR singkatan dari Outgoing Longwave Radiation adalah istilah yang digunakan untuk

    menyatakan intensitas atau banyaknya radiasi gelombang panjang dari bumi ke atmosfer. Anomali OLR yang bernilai negatif menunjukkan jumlah radiasi yang terukur di atmosfer sangat sedikit karena terhalang oleh intensitas perawanan yang cukup tinggi di atmosfer. Sedangkan anomali OLR positif menunjukkan jumlah radiasi dari bumi yang cukup banyak karena tidak terhalang oleh kondisi perawanan di atmosfer. Satuan OLR adalah weber/m-2.

    Monsun adalah sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah secara periodik setiap

    setengah tahun sekali. Sirkulasi angin Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun. Pola angin baratan terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Asia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di Indonesia. Pola angin timuran/tenggara terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Australia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di Indonesia.

    Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (ITCZ/ Inter Tropical Convergence Zone)

    merupakan daerah tekanan udara rendah yang memanjang dari barat ke timur dengan posisi selalu berubah mengikuti pergerakan posisi semu matahari ke arah utara dan selatan

  • Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Maret 2020

    20

    khatulistiwa. Wilayah Indonesia yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadi pertumbuhan awan-awan hujan.

    Curah Hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan

    pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir. Unsur hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air hujan setinggi satu milimeter atau tertampung air hujan sebanyak satu liter.

    Zona Musim (ZOM) adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan

    yang jelas antara periode musim kemarau dan periode musim hujan. Wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas daerah administrasi pemerintahan. Dengan demikian satu kabupaten/ kota dapat saja terdiri dari beberapa ZOM dan sebaliknya satu ZOM dapat terdiri dari beberapa kabupaten.

    Dasarian adalah rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari. Dalam satu bulan dibagi

    menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu : a. Dasarian I : tanggal 1 sampai dengan 10 b. Dasarian II : tanggal 11 sampai dengan 20 c. Dasarian III : tanggal 21 sampai dengan akhir bulan

    Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang

    ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1971 - 2000). Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

    a. Atas Normal (AN), jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya b. Normal (N), jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya c. Bawah Normal (BN), jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-

    ratanya Gempa adalah getaran bumi yang terjadi sebagai akibat penjalaran gelombang

    seimik/gempa yang terpancar dari sumbernya/sumber energi elastik

    Gempa Tektonik adalah gempabumi yang disebabkan oleh adanya pergeseran atau pergerakan lempeng bumi.

    Magnitude adalah parameter gempa yang berhubungan dengan besarnya kekuatan

    gempa di sumbernya. Ada beberapa jenis magnitude, yaitu: magnitude lokal (ML), magnitude gelombang permukaan (Ms), magnitude gelombang badan (mb), magnitude momen (Mw), magnitude durasi (Md).

    Intensitas gempa adalah besaran yang dipakai untuk mengukur suatu gempa

    berdasarkan tingkat kerusakan dan reaksi manusia yang disebabkan oleh gempa tersebut.

    Skala Richter Suatu ukuran obyektif kekuatan gempa dikaitkan dengan magnitudenya, dikemukan oleh Richter (1930).

    Skala MMI (Modified Mercally Intensity) adalah suatu ukuran subyektif kekuatan gempa

    dikaitkan dengan intensitasnya.

    ---ABCD : Act Beyond your Common Duties---