buletin informasi cuaca iklim dan gempabumt edisi mei 2016 agt 2018.pdf · buletin informasi cuaca...

20
Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 1 I. EVALUASI KONDISI CUACA BULAN JULI 2018 A. Monitoring Dinamika Atmosfer Juli 2018 Kondisi cuaca di Indonesia termasuk Banyuwangi dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi. Berikut adalah monitoring kondisi fenomena-fenomena tersebut selama bulan Juli 2018: El Nino Southern Oscillation (ENSO) Selama Juli 2018, anomali suhu muka laut wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian tengah (Nino 3.4) menunjukkan kecenderungan normal. Anomali suhu muka laut mingguan terakhir tercatat +0.40°C dan nilai bulanan Juli 2018 adalah +0.4 sehingga termasuk kategori Netral. Hal ini juga terlihat dari anomali angin pasat serta temperatur subsurface / bawah laut Pasifik dimana semuanya menunjukkan kondisi Netral. Nilai SOI (Southern Oscillation Index) pada Juli tercatat +1.6 yang juga menunjukkan kondisi Normal. Dengan kecenderungan suhu muka laut Nino 3.4 yang normal diprediksi kondisi Netral masih berlangsung hingga Agustus 2018. Gambar 1. Kondisi anomali suhu muka laut dan suhu bawah laut Pasifik, serta angin pasat di sekitar Pasifik Ekuatorial sampai akhir Juli 2018 (Sumber : BoM)

Upload: others

Post on 26-May-2020

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

1

I. EVALUASI KONDISI CUACA BULAN JULI 2018 A. Monitoring Dinamika Atmosfer Juli 2018

Kondisi cuaca di Indonesia termasuk Banyuwangi dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi. Berikut adalah monitoring kondisi fenomena-fenomena tersebut selama bulan Juli 2018:

El Nino Southern Oscillation (ENSO)

Selama Juli 2018, anomali suhu muka laut wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian tengah (Nino 3.4) menunjukkan kecenderungan normal. Anomali suhu muka laut mingguan terakhir tercatat +0.40°C dan nilai bulanan Juli 2018 adalah +0.4 sehingga termasuk kategori Netral. Hal ini juga terlihat dari anomali angin pasat serta temperatur subsurface / bawah laut Pasifik dimana semuanya menunjukkan kondisi Netral. Nilai SOI (Southern Oscillation Index) pada Juli tercatat +1.6 yang juga menunjukkan kondisi Normal. Dengan kecenderungan suhu muka laut Nino 3.4 yang normal diprediksi kondisi Netral

masih berlangsung hingga Agustus 2018.

Gambar 1. Kondisi anomali suhu muka laut dan suhu bawah laut Pasifik, serta angin pasat di sekitar

Pasifik Ekuatorial sampai akhir Juli 2018 (Sumber : BoM)

Page 2: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

2

Dipole Mode

Dipole Mode Indeks (DMI) di Samudera Hindia pada bulan Juli 2018 menunjukkan

nilai di kisaran normal. Indeks minggu terakhir Juli 2018 tercatat -0.35, penurunan ini menunjukkan adanya sedikit kontribusi penambahan massa udara dari Samudera Hindia ke sebagian wilayah Indonesia bagian barat. Kondisi DMI normal ini diprediksi masih berlangsung hingga Desember 2018.

Gambar 2. Indeks Dipole Mode hingga akhir Juli 2018 (Sumber : BoM)

Madden-Jullan Oscillation (MJO) dan Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Posisi aktifitas MJO selama Juli 2018 aktif pada pertengahan bulan di Benua Maritim Indonesia (BMI), yang artinya berkontribusi pada kondisi liputan awan di wilayah Benua Maritim Indonesia. Dari anomali OLR wilayah Indonesia, terlihat warna coklat muda hingga tua mendominasi wilayah Jawa, Sumatera bagian Selatan hingga Sulawesi dan sebagian Kalimantan, namun di wilayah Papua, Kalimantan dan Sumatera bagian Utara didominasi warna biru muda hingga tua. Hal ini menunjukkan wilayah Jawa cenderung lebih kering terkait sedikitnya daerah liputan awan pada Juli 2018 khususnya Jawa bagian Barat dan Sumatera bagian Selatan.

Gambar 3. Siklus posisi MJO dan anomali OLR selama Juli 2018, Warna biru adalah OLR negatif, warna coklat adalah OLR positif (Sumber : BoM & NOAA)

Page 3: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

3

Sirkulasi Monsun Asia – Australia

Pada Juli 2018, aliran massa udara didominasi monsun Timuran hampir di seluruh wilayah Indonesia kecuali di Sumatera bagian Utara, dan untuk wilayah Banyuwangi sendiri bervariasi dari Tenggara – Barat daya. Kondisi tersebut diprediksi berlangsung selama Agustus dimana mirip dengan kondisi rata-ratanya yang mengindikasikan masih stabilnya monsun timuran dan berdampak pada berkurangnya kejadian hujan. Hujan yang masih terjadi di Jawa Timur dan Banyuwangi khususnya lebih dipicu oleh masih hangatnya suhu muka laut di wilayah Utara Bali hingga perairan Nusa Tenggara, kondisi tersebut mendukung pembentukan awan hujan terutama pada malam hari.

Gambar 4. Grafik indeks Monsun Australia harian yang dihitung dari data angin zonal arah barat-timur (komponen U) pada lapisan 850 mb (sumber: IPRC), dan normal streamline angin gradien

Juli (sumber: NOAA)

Gambar 5. Anomali angin zonal dan meridional Juli 2018 lapisan 850 mb

(sumber: ESRL NOAA)

Pola aliran massa udara komponen zonal (timur – barat) di seluruh wilayah Jawa Timur selama Juli 2018 (rata-rata bulanan) kondisinya terjadi anomali positif yang mengindikasikan melemahnya massa udara dari timur dan terjadi peningkatan massa udara dari barat. Untuk komponen meridional (Utara – Selatan) di mayoritas Jawa Timur tidak terjadi anomali atau netral namun di perairan selatan dan Utara laut Jawa Timur massa udara dominan dari Selatan. Kondisi tersebut juga turut berperan dalam variabilitas hujan di Jawa Timur selama Juli 2018.

Page 4: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

4

Suhu muka laut perairan Indonesia

Kondisi anomali suhu muka laut di perairan Indonesia pada Juli 2018 berkisar antara -2.5 hingga +0.5º C yang berada dikisaran negatif (mendingin). Untuk perairan sekitar

Selatan Jawa cenderung cukup dingin dan hampir di seluruh perairan Indonesia bagian Barat bernilai negatif, namun untuk perairan Utara Papua cenderung hangat. Dengan suhu muka laut kisaran 24 – 28°C di wilayah perairan Jawa, menunjukkan berkurangnya potensi penguapan dan pembentukan awan selama Juli 2018. Dinginnya suhu perairan ini menjadi salah satu faktor dalam berkurangnya pembentukan awan hujan di Jawa selama Juli 2018, Untuk Jawa Timur di beberapa wilayah masih sesekali terjadi hujan ringan akibat kondisi lokal setempat dan didukung anomali positif suhu muka laut yang berfluktuatif harian dan bersifat lokal.

Gambar 6. Suhu Muka Laut Perairan Indonesia dan Anomalinya bulan Juli 2018 (sumber: NOAA)

Gangguan Tropis

Selama Juli 2018 tidak terdapat aktifitas gangguan tropis di wilayah Samudera Hindia selatan Indonesia. Adapun aktifitas siklon tropis terjadi di Belahan Bumi Utara yaitu Siklon MARIA pada 4-11 Juli, Siklon SON-TINH pada 17-18 Juli, Siklon AMPIL pada 18–23 Juli, Siklon WUKONG pada 23–26 Juli dan Siklon JONGDARI aktif pada 24 Juli 2018. Secara langsung dampak pada kondisi cuaca di Indonesia yaitu terjadinya pemampatan angin di wilayah Sumatera dan Kalimantan yang membentuk awan hujan. Namun di wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara hanya berdampak pada meningkatnya kecepatan angin dan tinggi gelombang di perairan. Di wilayah Banyuwangi secara umum tidak terpengaruh selama periode terjadinya siklon tropis tersebut.

Gambar 7. Lintasan Siklon Tropis selama bulan Juli 2018 (sumber: MSS)

TC MARIA

TC SON-TINH

TC AMPIL

TC JONGDARI TC WUKONG

Page 5: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

5

Kelembaban udara

Kelembaban udara relatif selama Juli 2018 di Jawa Timur umumnya sedikit lebih basah dibanding bulan sebelumnya dengan rata-rata kisaran 68 – 72 %. Dari peta anomali terlihat di wilayah Jawa Timur terjadi anomali positif sebesar 2 – 6 % dari rata-ratanya, hal ini berkorelasi positif dengan kejadian hujan dan sebaran pertumbuhan awan selama Juli 2018 dimana wilayah khususnya Jawa Timur banyak sebaran awannya.

Gambar 8. Kelembaban Udara Relatif Juli 2018 dan Anomalinya pada level 850 mb

(Sumber: ESRL NOAA)

Aktivitas Cuaca

Selama bulan Juli 2018 wilayah Banyuwangi mengalami curah hujan bervariasi yaitu skala rendah hingga menengah. Hujan kategori rendah (0-100 mm/ bulan) terjadi di sebagian besar wilayah Banyuwangi, kecuali Banyuwangi bagian tengah kategori sedang(100-300 mm/ bulan). Secara umum kondisi cuaca harian di wilayah Banyuwangi Kota selama bulan Juli 2018 masih terjadi hujan dengan intensitas ringan – sedang.

Hujan yang mayoritas terjadi pada malam hingga dini hari tersebut merupakan salah satu akibat masih hangatnya suhu muka laut di perairan Nusa Tenggara, perairan Utara Bali hingga Jawa Timur yang berakibat masih terjadinya pembentukan awan – awan hujan. Pada Juli 2018 sebagian besar wilayah di Banyuwangi berada pada Musim Kemarau. Pada Agustus 2018 Monsun Timuran mulai stabil dengan sifat yang kering dan membawa sedikit uap air berakibat mulai berkurangnya pembentukan awan-awan hujan sehingga jumlah hujan cenderung akan berkurang.

Kondisi ini jika dibandingkan dengan kondisi normal/ rata-rata bulan Juli secara spasial hujan yang terjadi seluruh wilayah Banyuwangi dalam kondisi Bawah Normal, Normal dan Atas Normal. Kondisi sifat hujan di Bawah Normal terjadi di Wongsorejo, Rogojampi, Singojuruh, Genteng, Glenmore, Kalibaru, Srono, Muncar, Gambiran, Tegalsari, Cluring, Silir Agung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, dan Tegaldlimo. Kondisi sifat hujan di Atas Normal terjadi di Banyuwangi Kota, Glagah, Giri, Kabat dan Kalipuro bagian selatan. Pada bulan Agustus 2018 diprakirakan sebagian besar wilayah Banyuwangi dominan berada pada masa Musim Kemarau.

Untuk wilayah perairan selatan Banyuwangi hal perlu diwaspadai adalah terjadinya gelombang tinggi serta tingginya kecepatan angin yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana. Hal tersebut disebabkan oleh angin Monsun Australia telah stabil (dari arah Tenggara-Selatan) dan diprediksi cenderung menguat.

Page 6: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

6

B. Pantauan Kondisi Cuaca Bulan Juli 2018 di Kota Banyuwangi

Dari rentetan peta synoptic selama bulan Juli 2018 menunjukan bahwa wilayah kota Banyuwangi telah memasuki Musim Kemarau, hal tersebut di tandai oleh jumlah curah hujan yang kurang dari 150 mm/ bulan. Angin pada umumnya bertiup dari arah yang bervariasi. Angin dominan bertiup dari arah Barat Daya, dengan kecepatan 3 – 9 knots. Kondisi cuaca cerah, berawan, dan hujan intensitas sangat ringan hingga Ringan. Angin maksimum terjadi pada 14 Juli 2018 yaitu dari arah Selatan dengan kecepatan maximum 12 knots. Jumlah Hujan di Kota Banyuwangi dalam satu bulan sebanyak 68.5 mm (Atas Normal). Suhu tertinggi 30.6 °C terjadi pada 03 Juli 2018, suhu terendah sebesar 20.8 ºC terjadi pada 25 Juli 2018.

Berikut adalah rekap data meteorologi yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Banyuwangi pada bulan Juli 2018, di mana pada tabel ini ditampilkan parameter hasil observasi yang merupakan hasil pengamatan di lapangan dan data normal/ rata- rata yang merupakan keadaan normal pada bulan yang bersangkutan.

Tabel 1. Rekap Data Meteorologi Stasiun Meteorologi Banyuwangi Juli 2018

NO PARAMETER HASIL OBSERVASI JULI

2018 NORMAL JULI

(1981-2010)

1 Temperatur rata-rata 26.2 ⁰C 25.7 ⁰C

2 Temperatur maksimum 29.3 ⁰C 30.8 ⁰C

3 Temperatur minimum 23.4 ⁰C 20.8 ⁰C

4 Temp. maks. absolut 30.6 ⁰C 33.4 ⁰C

5 Temp. min. absolut 20.8 ⁰C 19.5 ⁰C

6 Tekanan udara rata-rata * 1012.6 mb 1011.4 mb

7 Kecepatan angin rata-rata 3.4 knots 3.3 knots

8 Arah angin terbanyak Barat Daya Tenggara

9 Kelembaban rata-rata 76 % 79 %

10 Curah hujan 68.5 mm 62.0 mm

11 Jumlah hari hujan 7 hari hujan 11 hari hujan

Page 7: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

7

Page 8: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

8

Gambar 10. Grafik parameter cuaca dan mawar angin di kota Banyuwangi hasil observasi Juli 2018 (Sumber: BMKG)

Penguapan yang terjadi selama Juli 2018 mencapai 105.2 mm dengan rata-rata harian 3.4 mm, penguapan tertinggi 9.5 mm terjadi pada 03 Juli 2018.

Penyinaran matahari rata-rata Juli 2018 ra ta - ra ta 76 %. Peny ina ran Ma taha r i te r t ingg i mencapai 100 % terjadi pada antara dasarian I, II dan III sedangkan yang terendah 0 % terjadi pada dasarian II dan III Juli 2018.

Tekanan udara (QFF) r a t a - r a t a 1 0 1 2 . 6 m b , tertinggi 1014.1 mb pada 05 Juli 2018 dan terendah 1011.3 mb pada 17 Juli 2018.

Rata-rata kelembaban udara relative (RH) Juli 2018 adalah 7 6 % dengan RH tertinggi 87 % pada 17 Juli 2018, dan RH terendah 71 % pada 10 Juli 2018.

Dari gambar mawar angin (windrose) terlihat arah angin bervariasi. Angin dominan bertiup dari arah Barat , kecepatan angin 3 - 8 knots sebesar 64.5 %. Kecepatan angin tertinggi 12 knots dari arah Selatan.

C. Evaluasi Kondisi Cuaca Bandara Banyuwangi.

Bandar Udara Banyuwangi (IATA: BWX, ICAO: WADY) terletak di Desa

Blimbingsari, Kec. Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada

koordinat 8°18′38.16″ LS 114°20′24.64″ BT dengan elevasi 25.66 meter (84.19 feet). Bandara dengan landas pacu saat ini 2.250 meter tersebut dibuka pada 29 Januari 2010. Hingga Juli 2018 terdapat tiga maskapai penerbangan komersial yaitu Garuda Indonesia, Wings Air, NAM Air (Sriwijaya Group) dan yang terbaru adalah Citilink (Garuda Indonesia Group). Selain itu juga terdapat 3 sekolah penerbangan yaitu Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Banyuwangi (BP3B), Bali International Flight Academy (BIFA), dan Nusa Flying.

Kondisi parameter cuaca selama Juli 2018 di Bandara Banyuwangi dari data hasil

pengamatan BMKG pos meteorologi penerbangan bandara Banyuwangi dengan durasi

pengamatan 12 jam (00.00 – 11.00 UTC) adalah sebagai berikut :

Wilayah Bandara Banyuwangi pada bulan Juli 2018 normalnya berada pada masa musim

Kemarau. Pada Juli 2018 di Bandara Banyuwangi jumlah hujan 70.0 mm / bulan dan untuk

bulan Juli 2018 berada pada masa kemarau.

Page 9: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

9

Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5 mm, dengan intensitas hujan ringan

hingga sedang. Hujan Sedang di Bandara Banyuwangi terjadi pada 14 dan 22 Juli 2018

sebesar 27.9 mm dan 29.0 mm. Kelembaban udara relatif rata-rata 76 %. RH tertinggi 87 %

tanggal 17 Juli 2018, terendah 71 % tanggal 0 6 , 1 0 d a n 2 7 Ju l i 2018. Tekanan udara

(QNH) rata-rata 1012.6 mb, tertinggi 1014.1 mb dan terendah 1011.3 mb. Suhu rata–rata

26.2 °C dengan suhu maksimum absolut 30.6 °C terjadi pada 03 Juli 2018, suhu minimum

absolut 20.8 °C pada 25 Juli 2018. Arah angin bervariasi, kecepatan angin 3 – 18 knots. Angin

dominan bertiup dari arah Selatan. Mayoritas kecepatan angin mencapai 60.2 % berkisar

antara 3 – 8 knots. Kecepatan angin tertinggi 12 knots, terjadi pada 14 Juli 2018 dari arah

Tenggara.

Gambar 11. Grafik parameter cuaca hasil observasi Juli 2018 di

Banyuwangi Airport (Sumber: BMKG)

Page 10: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

10

D. Evaluasi Kondisi Cuaca Penyeberangan Selat Bali Berdasarkan pantauan data AWS maritim di pelabuhan penyeberangan Ketapang

Banyuwangi, menunjukkan selama bulan Juli 2018 angin dominan dari arah Selatan dengan kecepatan angin bervariasi 1 – 13 knots. Suhu berkisar antara 22.7 – 29.9°C, Kelembaban Udara Relatif 62 – 100 %, dan tekanan udara berkisar 1007.9 – 1014.6 mb. Kondisi cuaca dominan Berawan. Berikut grafik parameter cuaca selat Bali :

Gambar 12. Grafik Parameter Cuaca Penyeberangan Selat Bali (Sumber : AWS BMKG)

Page 11: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

11

E. Analisa Hujan Juli 2018 daerah Banyuwangi Berdasarkan data curah hujan bulan Juli 2018 dari stasiun BMKG dan pos-pos hujan

kerjasama di Banyuwangi dapat disajikan evaluasinya sebagai berikut :

Jumlah Curah hujan tertinggi 282 mm/bulan terjadi di BayuLor dengan 17 hari hujan dengan sifat hujan Bawah Normal. Sementara curah hujan terendah 0-20 mm/bulan terjadi di Wongsorejo, Tegaldlimo, Purwoharjo, Karangdoro dan Blambangan.

Gambar 13. Peta Distribusi Curah Hujan Juli 2018

dan Sifat Hujan Juli 2018 di Banyuwangi (Sumber:BMKG)

Dari peta terlihat bahwa secara spasial mayoritas wilayah Banyuwangi pada Juli 2018 menerima curah hujan yang bervariasi yaitu kategori Rendah, Menengah. Jumlah curah hujan yang terjadi di seluruh wilayah Banyuwangi pada Juli 2018 berkisar antara 0 – 282 mm/bulan dengan sifat hujan Bawah Normal (Wongsorejo, Rogojampi, Singojuruh, Genteng, Glenmore, Kalibaru, Srono, Muncar, Gambiran, Tegalsari, Cluring, Silir Agung, Pesanggaran, Bangorejo, Purwoharjo, dan Tegaldlimo), Normal dan Atas Normal (Banyuwangi Kota, Glagah, Giri, Kabat dan Kalipuro bagian selatan).

Page 12: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

12

F. Monitoring Hari tanpa Hujan Berturut-turut

Gambar 14. Peta Monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut Juli 2018 di Banyuwangi

(Sumber: BMKG Banyuwangi)

Dari peta terlihat bahwa secara spasial beberapa wilayah Banyuwangi bagian tengah dan barat pada Juli 2018 masih menerima hujan dan masuk dalam klasifikasi sangat pendek (tidak berpotensi terjadi kekeringan). Untuk kecamatan Wongsorejo, Muncar, Tegaldlimo dan Purwoharjo selama 31-60 hari tidak terjadi hujan (klasifikasi sangat panjang), tentunya pada Agustus 2018 perlu di waspadai terjadinya potensi kekeringan.

Masih terjadinya hujan di beberapa wilayah Banyuwangi pada Juli 2018 lebih disebabkan karena masih hangatnya suhu muka laut di perairan Nusa Tenggara, perairan utara Bali hingga perairan utara Jawa Timur khususnya di perairan utara Banyuwangi. Selain itu cuaca diwilayah Banyuwangi juga dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi.

Page 13: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

13

II. PROSPEK CUACA BULAN AGUSTUS 2018

A. Prediksi Dinamika Atmosfer Agustus 2018

Monitoring perkembangan ENSO dari BMKG menunjukkan bahwa periode Normal /

Netral masih terjadi pada Agustus 2018, sehingga tidak ada suplai massa udara dari Samudera Pasifik ke wilayah Indonesia. Sementara itu Dipole Mode Indeks (DMI) yang terpantau adanya sedikit penurunan pada awal Agustus 2018, diprediksi masih tetap pada kisaran normal hingga Desember 2018, mengindikasikan tidak adanya penambahan massa uap air dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia bagian Barat hingga Desember 2018.

Suhu muka laut (Sea Surface Temperature/ SST) perairan Indonesia pada Agustus 2018 di perairan bagian Selatan Sumatera hingga Jawa diprediksi cenderung negatif atau mendingin. Namun perairan Nusa Tenggara bagian Selatan, Barat Sumatera dan Papua diprediksi cenderung positif atau menghangat yang berdampak terhadap pembentukan awan hujan, sedangkan di Wilayah Nino 3.4 Samudera Pasifik masih cenderung pada kondisi netral. Pola kondisi Netral diprediksi akan bertahan pada bulan Agustus 2018.

Madden Jullian Oscillation pada pertengahan bulan Juli 2018 sempat aktif di Benua Maritim Indonesia (BMI), dan diprediksi kembali aktif pada akhir Agustus 2018. Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR hingga akhir Agustus 2018 perairan Indonesia bagian Barat dan Utara cenderung masih terjadi pertumbuhan awan konvektif, terutama wilayah Utara Sumatera dan Kalimantan bagian Utara. Untuk wilayah Jawa hingga Nusa Tenggara cenderung sedikit terdapat wilayah pertumbuhan awan konvektif.

Pada skala regional secara normal pola tekanan udara rendah selama bulan Agustus 2018 akan tetap sering muncul di Belahan Bumi Utara (BBU). Seiring pergerakan semu matahari yang berada di Utara potensi terjadinya gangguan tropis di BBS sudah berkurang yang tentunya membuat monsun timuran stabil dan berdampak terhadap berkurangnya curah hujan di wilayah Indonesia. Kondisi tersebut dapat berdampak pada seringnya terjadi peningkatan kecepatan angin dan tinggi gelombang laut secara fluktuatif di wilayah Indonesia umumnya, akibat gradien tekanan udara yang cukup tinggi antara Belahan Bumi Selatan dan Belahan Bumi Utara.

Melihat perkembangan dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kondisi cuaca iklim di Jawa Timur dan Banyuwangi khususnya, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wilayah Banyuwangi pada bulan Agustus 2018 akan mengalami kekeringan, hanya sebagian kecil wilayah yang masih mengalami hujan ringan. Masih perlu kewaspadaan menghadapi potensi terjadinya cuaca ekstrim. Untuk prakiraan curah hujan bulanan, sebagai dampak pola monsun timuran yang stabil maka diprediksi akumulasi curah hujan bulan Agustus 2018 sebagian wilayah diprediksi curah hujannya berada pada kondisi bawah normalnya. Hanya sebagian kecil wilayah yang masih berada di kondisi rata-rata dan diatas normalnya.

.

Page 14: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

14

Gambar 15. Prediksi ENSO dan anomali Suhu Permukaan Laut (Sumber : BMKG, NCEP - NOAA)

Page 15: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

15

B. Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Banyuwangi bulan Agustus 2018 Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan pantauan kondisi fisis dan dinamis atmosfer

di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya serta kondisi lokal masing-masing wilayah terutama topografi daerah Jawa Timur, maka curah hujan daerah Banyuwangi untuk bulan Agustus 2018 diprakirakan sebagai berikut :

Curah Hujan 0 mm hingga 50 mm

Sifat Hujan dominan Bawah Normal

Gambar 16. Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Agustus 2018 Banyuwangi

(Sumber Data: BMKG Staklim Malang)

Page 16: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

16

C. Prakiraan Potensi Banjir Agustus 2018 Berikut adalah peta prakiraan potensi Banjir bulan Agustus 2018. Dari peta terlihat

wilayah di Banyuwangi diprediksi tidak berpotensi banjir (aman). Memasuki bulan Agustus 2018 mayoritas wilayah Banyuwangi berada pada masa musim kemarau.

Gambar 17. Prakiraan Daerah Potensi Banjir Agustus 2018 (Sumber:BMKG)

III. INFORMASI TERBIT-TERBENAM MATAHARI AGUSTUS 2018

Berikut adalah data terbit terbenamnya matahari, selama bulan Agustus 2018 di wilayah Kota Banyuwangi :

Page 17: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

17

IV. KEJADIAN GEMPABUMI DIRASAKAN SIGNIFIKAN DI WILAYAH BANYUWANGI

Gambar 18. Kejadian Gempabumi yang signifikan di Banyuwangi (Sumber:BMKG)

Kejadian Gempa Bumi yang signifikan dirasakan sampai di Wilayah Kabupaten Banyuwangi pada bulan Juli 2018 adalah NIHIL/ tidak ada kejadian Gempabumi yang dirasakan signifikan sampai ke wilayah Kabupaten Banyuwangi.

V. KEJADIAN CUACA EKSTRIM JULI 2018

Cuaca / Iklim Ekstrim adalah suatu kondisi meteorologi yang menyimpang dari nilai rata-ratanya atau menyimpang terhadap nilai batas ambang meteorologi di wilayah tersebut. Dampak pemanasan global yang berlanjut pada perubahan iklim diyakini sebagai salah satu pemicu munculnya cuaca/iklim ekstrim baik dari tingkat keseringan, cakupan luas wilayah maupun nilainya, dimana cuaca/iklim ekstrim tersebut berpotensi menimbulkan bencana dan kerugian bahkan korban jiwa.

Tabel 2. Cuaca/ Iklim Ekstrim Bulan Juli 2018 Banyuwangi

KRITERIA KETERANGAN

Angin dengan kecepatan > 45 Km/jam -

Suhu udara > 35˚ C -

Suhu udara < 15˚ C -

Kelembaban udara < 30 % -

Curah Hujan >100 mm / hari -

Tanah Longsor -

Banjir Bandang -

Waterspout -

Page 18: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

18

DAFTAR ISTILAH INFORMASI CUACA, IKLIM DAN GEMPABUMI

ENSO adalah singkatan dari El-Nino Southern Oscillation. Secara umum para ahli membagi ENSO menjadi ENSO hangat (El-Nino) dan ENSO dingin (La-Nina). Kondisi tanpa kejadian ENSO biasanya disebut sebagai kondisi normal. Referensi penggunaan kata hangat dan dingin adalah berdasarkan pada nilai anomali suhu permukaan laut (SPL) di daerah NINO di Samudera Pasifik dekat ekuator bagian tengah dan timur. Pada saat fenomena El Nino berlangsung, kondisi atmosfer di wilayah Indonesia cenderung kering, sehingga potensi kondisi curah hujannya berkurang atau lebih sedikit dibandingkan dengan rata-rata normalnya. Kondisi sebaliknya terjadi ketika fenomena La Nina berlangsung, dimana atmosfer wilayah Indonesia umumnya akan cenderung basah, sehingga bisa berpotensi menyebabkan intensitas curah hujan yang lebih banyak dibanding rata-rata normalnya.

Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut dan atmosfer di Samudera Hindia yang

dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan sebelah barat Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu muka laut tersebut selanjutnya dikenal sebagai Dipole Mode Indeks (DMI), dimana DMI positif berdampak berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, DMI negatif berdampak meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat.

Asian Cold Surge atau seruakan dingin Asia digunakan untuk menggambarkan

penjalaran massa udara dari Asia akibat adanya tekanan tinggi di daerah tersebut dan menjalar ke arah selatan menuju ekuator dengan membawa massa udara dingin. Indeks yang digunakan untuk identifikasi aktivitas cold surge adalah dengan menghitung indeks monsun yaitu selisih nilai tekanan antara Titik 115° BT/ 30° LU (didekati dengan data dari stasiun Wuhan di daratan China) dengan tekanan di Hongkong (116° BT/ 22° LU). Threshold value yang digunakan untuk indeks monsun dari gradient tekanan adalah ≥10 mb sebagai indikator adanya cold surge.

MJO singkatan dari Madden Jullian Oscillation adalah suatu istilah yang digunakan untuk

menggambarkan fluktuasi antar musiman yang terjadi di sekitar wilayah tropis. Keberadaan MJO ditandai dengan adanya penjalaran pada arah timuran di wilayah tropis dimana terjadinya penambahan intensitas curah hujan pada daerah tersebut, terutama di atas Samudera Hindia dan Pasifik. Anomali curah hujan seringkali merupakan indikator pertama dalam mengindikasikan kejadian MJO, dimana pada mulanya intensitas curah hujan tinggi terjadi di Samudera Hindia dan kemudian menjalar ke arah timur melewati wilayah Indonesia menuju Samudera Pasifik barat dan tengah panjang siklus MJO diperkirakan sekitar 30-60 harian. Penemu dari fenomena MJO ini adalah Madden dan Jullian.

OLR singkatan dari Outgoing Longwave Radiation adalah istilah yang digunakan untuk

menyatakan intensitas atau banyaknya radiasi gelombang panjang dari bumi ke atmosfer. Anomali OLR yang bernilai negatif menunjukkan jumlah radiasi yang terukur di atmosfer sangat sedikit karena terhalang oleh intensitas perawanan yang cukup tinggi di atmosfer. Sedangkan anomali OLR positif menunjukkan jumlah radiasi dari bumi yang cukup banyak karena tidak terhalang oleh kondisi perawanan di atmosfer. Satuan OLR adalah weber/m-2.

Monsun adalah sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah secara periodik setiap

setengah tahun sekali. Sirkulasi angin Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun. Pola angin baratan terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Asia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di Indonesia. Pola angin timuran/tenggara terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Australia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di Indonesia.

Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (ITCZ/ Inter Tropical Convergence Zone)

merupakan daerah tekanan udara rendah yang memanjang dari barat ke timur dengan posisi selalu berubah mengikuti pergerakan posisi semu matahari ke arah utara dan selatan

Page 19: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

19

khatulistiwa. Wilayah Indonesia yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadi pertumbuhan awan-awan hujan.

Curah Hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan

pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir. Unsur hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air hujan setinggi satu milimeter atau tertampung air hujan sebanyak satu liter.

Zona Musim (ZOM) adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan

yang jelas antara periode musim kemarau dan periode musim hujan. Wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas daerah administrasi pemerintahan. Dengan demikian satu kabupaten/ kota dapat saja terdiri dari beberapa ZOM dan sebaliknya satu ZOM dapat terdiri dari beberapa kabupaten.

Dasarian adalah rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari. Dalam satu bulan dibagi

menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu : a. Dasarian I : tanggal 1 sampai dengan 10 b. Dasarian II : tanggal 11 sampai dengan 20 c. Dasarian III : tanggal 21 sampai dengan akhir bulan

Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang

ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1971 - 2000). Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Atas Normal (AN), jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya b. Normal (N), jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya c. Bawah Normal (BN), jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-

ratanya Gempa adalah getaran bumi yang terjadi sebagai akibat penjalaran gelombang

seimik/gempa yang terpancar dari sumbernya/sumber energi elastik

Gempa Tektonik adalah gempabumi yang disebabkan oleh adanya pergeseran atau pergerakan lempeng bumi

Magnitude adalah parameter gempa yang berhubungan dengan besarnya kekuatan

gempa di sumbernya. Ada beberapa jenis magnitude, yaitu: magnitude lokal (ML), magnitude gelombang permukaan (Ms), magnitude gelombang badan (mb), magnitude momen (Mw), magnitude durasi (Md).

Intensitas gempa adalah besaran yang dipakai untuk mengukur suatu gempa

berdasarkan tingkat kerusakan dan reaksi manusia yang disebabkan oleh gempa tersebut.

Skala Richter Suatu ukuran obyektif kekuatan gempa dikaitkan dengan magnitudenya, dikemukan oleh Richter (1930).

Skala MMI (Modified Mercally Intensity) adalah suatu ukuran subyektif kekuatan gempa

dikaitkan dengan intensitasnya

Page 20: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 agt 2018.pdf · Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018 9 Curah hujan selama Juli 2018 mencapai 68.5

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Agustus 2018

20

Tabel Skala Intensitas Gempabumi BMKG dalam MMI

---ABCD : Act Beyond your Common Duties---