buletin informasi cuaca iklim dan gempabumt edisi mei 2016 des 2018.pdf · rogojampi, alasmalang,...

20
Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018 1 I. EVALUASI KONDISI CUACA BULAN NOPEMBER 2018 A. Monitoring Dinamika Atmosfer Nopember 2018 Kondisi cuaca di Indonesia termasuk Banyuwangi dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi. Berikut adalah monitoring kondisi fenomena-fenomena tersebut selama bulan Nopember 2018: El Nino Southern Oscillation (ENSO) Selama Nopember 2018, anomali suhu muka laut wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian tengah (Nino 3.4) menunjukkan kondisi hangat. Anomali suhu muka laut mingguan terakhir tercatat +0.94°C dan nilai bulanan Nopember 2018 adalah +0.9 sehingga termasuk kategori El Nino. Hal lainnya juga terlihat dari anomali angin pasat serta temperatur subsurface / bawah laut Pasifik dimana menunjukkan kondisi hangat khas El Nino. Namun nilai SOI (Southern Oscillation Index) pada Nopember tercatat -0.1 yang menunjukkan kondisi Netral. Dengan kecenderungan suhu muka laut Nino 3.4 yang hangat diprediksi kondisi El Nino Moderat masih berlangsung pada Desember 2018 hingga Februari 2019 dan berangsur melemah pada Maret hingga Mei 2019. Gambar 1. Kondisi anomali suhu muka laut dan suhu bawah laut Pasifik, serta angin pasat di sekitar Pasifik Ekuatorial sampai akhir Nopember 2018 (Sumber : BoM)

Upload: others

Post on 03-Sep-2019

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

1

I. EVALUASI KONDISI CUACA BULAN NOPEMBER 2018 A. Monitoring Dinamika Atmosfer Nopember 2018

Kondisi cuaca di Indonesia termasuk Banyuwangi dikendalikan / dipengaruhi oleh fenomena-fenomena dinamika atmosfer berskala global, regional hingga lokal yang saling berinteraksi dan membentuk pola serta variabilitas cuaca - iklim di Banyuwangi. Berikut adalah monitoring kondisi fenomena-fenomena tersebut selama bulan Nopember 2018:

El Nino Southern Oscillation (ENSO)

Selama Nopember 2018, anomali suhu muka laut wilayah Samudera Pasifik Ekuatorial bagian tengah (Nino 3.4) menunjukkan kondisi hangat. Anomali suhu muka laut mingguan terakhir tercatat +0.94°C dan nilai bulanan Nopember 2018 adalah +0.9 sehingga termasuk kategori El Nino. Hal lainnya juga terlihat dari anomali angin pasat serta temperatur subsurface / bawah laut Pasifik dimana menunjukkan kondisi hangat khas El Nino. Namun nilai SOI (Southern Oscillation Index) pada Nopember tercatat -0.1 yang menunjukkan kondisi Netral. Dengan kecenderungan suhu muka laut Nino 3.4 yang hangat diprediksi kondisi El Nino Moderat masih berlangsung pada Desember 2018 hingga Februari 2019 dan berangsur melemah pada Maret hingga Mei 2019.

Gambar 1. Kondisi anomali suhu muka laut dan suhu bawah laut Pasifik, serta angin pasat di sekitar

Pasifik Ekuatorial sampai akhir Nopember 2018 (Sumber : BoM)

Page 2: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

2

Dipole Mode

Dipole Mode Indeks (DMI) di Samudera Hindia selama bulan Nopember 2018

menunjukkan nilai pada kisaran Kuat Positif dan kemudian melemah. Indeks minggu terakhir Nopember 2018 tercatat +0.34, hal ini berkontribusi terhadap pengurangan curah hujan di sebagian wilayah Indonesia bagian barat. Kondisi DMI Kuat Positif ini diprediksi terus melemah pada Desember 2018 dan kembali Normal hingga Mei 2019.

Gambar 2. Indeks Dipole Mode hingga akhir Nopember 2018 (Sumber : BoM)

Madden-Jullan Oscillation (MJO) dan Outgoing Longwave Radiation (OLR)

Posisi aktifitas MJO sempat aktif pada pertengahan bulan Nopember 2018 di Benua Maritim Indonesia (BMI), yang tentunya berkontribusi pada kondisi liputan awan di wilayah Benua Maritim Indonesia. Dari anomali OLR wilayah Indonesia, terlihat warna kuning mendominasi hampir di seluruh wilayah Jawa, Timur dan Barat Sumatera, dan Selatan Papua, namun sebagian wilayah ekuator cenderung didominasi warna putih hingga biru. Hal ini menunjukkan wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan Papua bagian Utara cenderung lebih basah terkait bertambahnya daerah liputan awan pada Nopember 2018 dan khusus wilayah Banyuwangi menunjukkan dominan Positif (kering).

Gambar 3. Siklus posisi MJO dan anomali OLR selama Nopember 2018, Warna biru adalah OLR negatif, warna coklat adalah OLR positif (Sumber : BoM & NOAA)

Page 3: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

3

Sirkulasi Monsun Asia – Australia

Pada Nopember 2018, wilayah Indonesia di selatan ekuator masih didominasi monsun Timuran, sedangkan wilayah Sumatera bagian Utara, Kalimantan hingga Sulawesi bagian Utara didominasi angin Baratan. Kondisi tersebut menyebabkan bertambahnya pembentukan awan hujan di wilayah ekuator. Prediksi indeks AUSMI menunjukkan memasuki Desember monsun Timuran diprediksi menguat yang mengurangi pembentukan awan hujan dan kembali melemah pada pertengahan Desember yang menghasilkan pertemuan angin di sekitar ekuator. Memasuki musim penghujan dimana mulai stabilnya angin Baratan di utara ekuator, banyaknya pertemuan dan belokan angin di wilayah ekuator dapat mendukung pembentukan awan hujan, serta perlu diwaspadai terhadap kejadian angin kencang dan petir pada musim penghujan ini.

Gambar 4. Grafik indeks Monsun Australia harian yang dihitung dari data angin zonal arah barat-timur (komponen U) pada lapisan 850 mb (sumber: IPRC), dan normal streamline angin gradien

Nopember (sumber: NOAA)

Gambar 5. Anomali angin zonal dan meridional Nopember 2018 lapisan 850 mb

(sumber: ESRL NOAA)

Pola aliran massa udara komponen zonal (timur – barat) di sebagian wilayah Jawa Timur selama Nopember 2018 kondisinya terjadi anomali positif yang mengindikasikan adanya dominasi massa udara dari barat dan lemahnya angin timuran dari klimatologisnya. Untuk komponen meridional (Utara – Selatan) di seluruh Jawa Timur khususnya Banyuwangi tidak terjadi anomali atau netral. Kondisi tersebut juga turut berperan dalam variabilitas hujan di Jawa Timur selama Nopember 2018.

Page 4: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

4

Suhu muka laut perairan Indonesia

Kondisi anomali suhu muka laut di perairan Indonesia pada Nopember 2018 berkisar antara -1.5 hingga +1.0º C, namun mayoritas wilayah perairan relatif normal (tidak ada

anomali). Untuk perairan sekitar Jawa Timur cenderung dingin namun secara harian kondisinya berfluktuatif dimana terjadi anomali hangat di perairan Jawa bagian Utara. Dengan suhu muka laut kisaran 26 – 30°C di wilayah perairan Jawa, menunjukkan bertambahnya potensi penguapan, pembentukan awan dan hujan selama Nopember 2018, ditambah faktor lainnya dan akibat kondisi lokal setempat.

Gambar 6. Suhu Muka Laut Perairan Indonesia dan Anomalinya bulan Nopember 2018 (sumber: NOAA)

Gangguan Tropis

Selama Nopember 2018 terdapat aktifitas siklon tropis di Selatan ekuator, yaitu di wilayah Samudera Hindia sebelah barat Indonesia yaitu Siklon BOUCHRA pada 10-12 Nopember 2018. Sedangkan aktifitas siklon tropis di Belahan Bumi Utara yaitu Siklon GAJA pada 11-16 November, Siklon TORAJI pada 17-18 November, Siklon MAN-YI pada 20-26 November, dan Siklon USAGI pada 22-25 November 2018.

Lokasi siklon yang cukup dekat sedikit berdampak terhadap kondisi cuaca di Indonesia bagian Utara dan Barat khususnya Kalimantan dan Sumatera. Namun secara tidak langsung membuat monsun Baratan menguat di utara ekuator. Untuk wilayah selatan ekuator masih didominasi monsun timuran namun lemah yang menyebabkan banyak terbentuk pola siklonik dan pertemuan massa udara. Di wilayah Banyuwangi kejadian hujan secara umum terpengaruh oleh melemahnya monsun timuran yang menyebabkan pertumbuhan awan dan faktor hangatnya suhu muka laut.

Gambar 7. Lintasan Siklon Tropis selama bulan Nopember 2018 (sumber: MSS)

TC GAJA

TC BOUCHRA

TC MAN-YI TC USAGI

TC TORAJI

Page 5: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

5

Kelembaban udara

Kelembaban udara relatif selama Nopember 2018 di Jawa Timur cenderung basah dibanding dengan bulan sebelumnya dengan rata-rata kisaran 77 – 84 %. Dari peta anomali terlihat merata di seluruh wilayah Jawa Timur dengan anomali positif 8 – 12 % dari klimatologisnya, dimana hal ini berkorelasi positif dengan kejadian hujan dan sebaran pertumbuhan awan selama Nopember 2018 dimana terjadi peningkatan kejadian hujan di wilayah Jawa Timur dibandingkan bulan sebelumnya.

Gambar 8. Kelembaban Udara Relatif Nopember 2018 dan Anomalinya pada level 850 mb

(Sumber: ESRL NOAA)

Aktivitas Cuaca

Selama bulan Nopember 2018 sebagian besar wilayah Banyuwangi telah terjadi hujan dengan skala rendah hingga sangat tinggi. Hujan kategori rendah (0-100 mm/bulan) terjadi di Bajulmati (18 mm/bulan) dan Selogiri (70 mm/bulan). Hujan kategori menengah (100-300 mm/bulan) terjadi di Banyuwangi, Sukonatar, Tegaldlimo, Purwoharjo dan Blambangan. Hujan kategori tinggi (300-500 mm/bulan) terjadi di Licin, Jambu, Dadapan, Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori sangat tinggi (>500 mm/bulan) terjadi di Bayulor, Songgon dan Kalibaru. Pada Nopember 2018 sebagian besar wilayah di Banyuwangi memasuki Musim Hujan. Hal yang perlu diwaspadai saat musim hujan yaitu terjadinya angin kencang, puting beliung, petir, hujan lebat, banjir dan longsor.

Kondisi Hujan Nopember 2018 ini jika dibandingkan dengan kondisi normal/ rata-rata bulan Nopember secara spasial hujan yang terjadi di sebagian besar wilayah Banyuwangi dalam kondisi Atas Normal, sifat hujan Normal terjadi di Selogiri dan Blambangan/ Muncar, sifat hujan di Bawah Normal terjadi di Bajulmati/ Wongsorejo. Untuk Desember 2018 hampir seluruh wilayah Banyuwangi telah memasuki Musim Hujan.

Untuk wilayah perairan selatan Banyuwangi hal perlu diwaspadai adalah terjadinya gelombang tinggi serta tingginya kecepatan angin yang dapat mengakibatkan terjadinya bencana. Hal tersebut disebabkan oleh daerah perairan selatan merupakan lautan lepas dan saat ini tekanan udara rendah akan sering terjadi di Bumi Belahan Selatan sehingga berpengaruh terhadap naiknya kecepatan angin.

Page 6: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

6

B. Pantauan Kondisi Cuaca Bulan November 2018 di Kota Banyuwangi

Dari rentetan peta synoptic selama bulan November 2018 menunjukan bahwa wilayah kota Banyuwangi sudah memasuki Musim Hujan, hal tersebut di tandai oleh jumlah curah hujan >150 mm/ bulan. Angin pada umumnya bertiup dari arah yang bervariasi. Angin dominan bertiup dari arah Tenggara, dengan kecepatan 3 – 9 knots. Kondisi cuaca cerah, berawan, dan hujan intensitas sedang hingga lebat. Angin maksimum terjadi pada 04 November 2018 yaitu dari arah Tenggara dengan kecepatan maximum 17 knots. Jumlah Hujan di Kota Banyuwangi dalam satu bulan sebanyak 239.2 mm (Atas Normal). Suhu tertinggi 35.0 °C terjadi pada 21 November 2018, suhu terendah sebesar 23.0 ºC terjadi pada 26 November 2018.

Berikut adalah rekap data meteorologi yang diperoleh dari Stasiun Meteorologi Banyuwangi pada bulan November 2018, di mana pada tabel ini ditampilkan parameter hasil observasi yang merupakan hasil pengamatan di lapangan dan data normal/ rata- rata yang merupakan keadaan normal pada bulan yang bersangkutan.

Tabel 1. Rekap Data Meteorologi Stasiun Meteorologi Banyuwangi November 2018

NO PARAMETER HASIL OBSERVASI NOVEMBER 2018

NORMAL NOVEMBER (1981-2010)

1 Temperatur rata-rata 29.2 ⁰C 27.7 ⁰C

2 Temperatur maksimum 32.8 ⁰C 33.7 ⁰C

3 Temperatur minimum 25.1 ⁰C 22.5 ⁰C

4 Temp. maks. absolut 35.0 ⁰C 36.0 ⁰C

5 Temp. min. absolut 23.0 ⁰C 20.5 ⁰C

6 Tekanan udara rata-rata * 1010.9 mb 1009.4 mb

7 Kecepatan angin rata-rata 3.2 knots 3.1 knots

8 Arah angin terbanyak Tenggara Tenggara

9 Kelembaban rata-rata 74 % 76 %

10 Curah hujan 239.2 mm 102 mm

11 Jumlah hari hujan 14 hari hujan 12 hari hujan

Page 7: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

7

Page 8: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

8

Gambar 10. Grafik parameter cuaca dan mawar angin di kota Banyuwangi hasil observasi Nopember 2018 (Sumber: BMKG)

Penguapan yang terjadi selama November 2018 mencapai 168.7 mm dengan rata-rata harian 5.6 mm, penguapan tertinggi 11.9 mm terjadi pada 05 November 2018.

Penyinaran matahari rata-rata Oktober 2018 ra ta - ra ta 80 %. Peny ina ran Ma taha r i te r t ingg i mencapai 100 % terjadi pada dasarian I dan II.

Tekanan udara (QFF) r a t a - r a t a 1 0 1 0 . 9 m b , tertinggi 1012.7 mb pada 28 November 2018 dan terendah 1008.5 mb pada 05 November 2018.

Rata-rata kelembaban udara relative (RH) Oktober 2018 adalah 7 4 % dengan RH tertinggi 90 % pada 29 November 2018, dan RH terendah 60 % pada 20 November 2018.

Dari gambar mawar angin (windrose) terlihat arah angin bervariasi. Angin dominan bertiup dari arah Tenggara , kecepatan angin 3 - 8 knots sebesar 59.7 %. Kecepatan angin tertinggi 17 knots dari arah Tenggara.

C. Evaluasi Kondisi Cuaca Bandara Banyuwangi.

Bandar Udara Banyuwangi (IATA: BWX, ICAO: WADY) terletak di Desa

Blimbingsari, Kec. Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur pada

koordinat 8°18′38.16″ LS 114°20′24.64″ BT dengan elevasi 25.66 meter (84.19 feet). Bandara dengan landas pacu saat ini 2.250 meter tersebut dibuka pada 29 Januari 2010. Hingga Nopember 2018 terdapat tiga maskapai penerbangan komersial yaitu Garuda Indonesia, Wings Air, NAM Air (Sriwijaya Group) dan yang terbaru adalah Citilink (Garuda Indonesia Group). Selain itu juga terdapat 3 sekolah penerbangan yaitu Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbangan Banyuwangi (BP3B), Bali International Flight Academy (BIFA), dan Nusa Flying.

Kondisi parameter cuaca selama Nopember 2018 di Bandara Banyuwangi dari data

hasil pengamatan BMKG pos meteorologi penerbangan bandara Banyuwangi dengan durasi

pengamatan 24 jam (00.00 – 23.00 UTC) adalah sebagai berikut :

Wilayah Bandara Banyuwangi pada bulan Nopember 2018 normalnya berada pada masa

musim hujan. Pada Nopember 2018 di Bandara Banyuwangi jumlah hujan 338,6 mm / bulan

yang tertakar dan untuk bulan Nopember 2018 berada pada masa musim hujan.

Page 9: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

9

Curah hujan tertinggi di bulan Nopember sebesar 117,4 mm pada tanggal 28

Nopember 2018. Kelembaban udara relatif rata-rata 81 %. RH tertinggi 97 % tanggal 29

Nopember 2018, terendah 70 % tanggal 22 N o p em b e r 2018. Tekanan udara (QNH) rata-

rata 1012.1 mb, tertinggi 1013.6 mb dan terendah 1009.9 mb. Suhu rata–rata 27.9 °C

dengan suhu maksimum absolut 34.6 °C terjadi pada 21 Nopember 2018, suhu minimum

absolut 21.0 °C pada 19, 20 dan 25 Nopember 2018. Arah angin bervariasi, kecepatan angin 3

– 18 knots. Angin dominan bertiup dari arah Tenggara dan Barat. Mayoritas kecepatan angin

mencapai 58.6 % berkisar antara 3 – 8 knots. Kecepatan angin tertinggi 16 knots, terjadi pada

16 Nopember 2018 dari arah Tenggara.

Gambar 11. Grafik parameter cuaca hasil observasi Nopember

2018 di Banyuwangi Airport (Sumber: BMKG)

Page 10: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

10

D. Evaluasi Kondisi Cuaca Penyeberangan Selat Bali Berdasarkan pantauan data AWS maritim di pelabuhan penyeberangan Ketapang

Banyuwangi, menunjukkan selama bulan Nopember 2018 angin dominan dari arah Selatan dengan kecepatan angin bervariasi 0 – 15 knots. Suhu berkisar antara 23.7 – 30.4°C, Kelembaban Udara Relatif 65.1 – 100 %, dan tekanan udara berkisar 1005.7 – 1013.2 mb. Kondisi cuaca dominan Berawan. Berikut grafik parameter cuaca selat Bali :

Gambar 12. Grafik Parameter Cuaca Penyeberangan Selat Bali (Sumber : AWS BMKG)

Page 11: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

11

E. Analisa Hujan November 2018 daerah Banyuwangi Berdasarkan data curah hujan bulan November 2018 dari stasiun BMKG dan pos-pos

hujan kerjasama di Banyuwangi dapat disajikan evaluasinya sebagai berikut :

Jumlah Curah hujan tertinggi 891 mm/bulan terjadi di Songgon dengan 12 hari hujan dengan sifat hujan Bawah Normal. Sementara curah hujan terendah 18 mm/bulan dengan 2 hari hujan.

Gambar 13. Peta Distribusi Curah Hujan November 2018

dan Sifat Hujan November 2018 di Banyuwangi (Sumber:BMKG)

Dari peta terlihat bahwa secara spasial mayoritas wilayah Banyuwangi pada November 2018 telah menerima hujan termasuk kategori bervariasi yaitu Rendah, Menengah, Tinggi hingga Sangat Tinggi. Jumlah curah hujan yang terjadi di seluruh wilayah Banyuwangi pada November 2018 berkisar antara 18 mm/bulan (Wongsorejo) – 891 mm/bulan (Songgon). Kondisi hujan yang terjadi pada November 2018 bersifat Bawah Normal, Normal dan Atas Normal. Sifat Hujan Atas Normal terjadi di hampir sebagian besar wilayah Banyuwangi. Hal ini menunjukan bahwa jumlah hujan di banyuwangi pada Nopember 2018 cukup banyak.

Page 12: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

12

F. Monitoring Hari tanpa Hujan Berturut-turut

Gambar 14. Peta Monitoring Hari Tanpa Hujan berturut-turut November 2018 di Banyuwangi

(Sumber: BMKG Banyuwangi)

Dari peta terlihat bahwa secara spasial seluruh wilayah Banyuwangi pada Nopember 2018 telah terjadi hujan. Jumlah hujannya pun bervariasi dari kategori rendah, menengah, tinggi hingga sangat tinggi. Jumlah hujan rendah terjadi di Wongsorejo, sedangkan sangat tinggi terjadi di Songgon dan Kalibaru. Untuk bulan Desember 2018 dapat disimpulkan bahwa potensi terjadinya kekeringan Ekstrim sangat rendah. Tingkat ketersediaan air tanah pada Desember 2018 di wilayah Banyuwangi Sangat Cukup, kecuali Wongsorejo yang pada Nopember 2018 masih sedikit menerima hujan yaitu hanya 18 mm.

Page 13: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

13

II. PROSPEK CUACA BULAN DESEMBER 2018

A. Prediksi Dinamika Atmosfer Desember 2018 Monitoring perkembangan ENSO dari BMKG menunjukkan bahwa periode El Nino

Moderat berlangsung pada Desember 2018 hingga Februari 2019 dan diprediksi melemah kembali pada Maret hingga Mei 2019, sehingga tidak ada suplai massa udara dari Samudera Pasifik ke wilayah Indonesia. Sementara itu Dipole Mode Indeks (DMI) yang terpantau Kuat Positif pada Nopember 2018 diprediksi kembali di kisaran Normal pada Desember 2018 hingga Mei 2019. Hal ini mengindikasikan adanya peluang penambahan massa uap air dari Samudera Hindia menuju wilayah Indonesia bagian Barat pada Desember 2018 hingga Mei 2019.

Suhu muka laut (Sea Surface Temperature/ SST) perairan Indonesia pada Desember 2018 umumnya SST perairan Indonesia dan sekitarnya anomali positif (hangat), kecuali di wilayah perairan selatan Jawa hingga Nusa Tenggara yang cenderung masih dingin. Memasuki bulan Januari 2019 hingga Mei 2019 perairan Indonesia seluruhnya diprediksi mulai menghangat. Wilayah Samudera Hindia dan Nino 3.4 Samudera Pasifik Tengah pada kondisi anomali positif. Pola kondisi El Nino akan masih berlangsung pada Desember 2018 dan diprediksi bertahan hingga Mei 2019..

Madden Jullian Oscillation pada pertengahan bulan Nopember 2018 sempat aktif di Benua Maritim Indonesia (BMI), dan diprediksi aktif kembali pada akhir Desember 2018. Berdasarkan peta prediksi spasial anomali OLR pada Desember 2018 wilayah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi hingga Papua cenderung terjadi pertumbuhan awan konvektif terutama di sekitar ekuator.

Pada skala regional secara normal pola tekanan udara rendah selama bulan Desember 2018 akan mulai sering muncul di Belahan Bumi Selatan (BBS). Seiring pergerakan semu matahari memasuki bulan Desember 2018 potensi terjadinya gangguan tropis di BBS akan meningkat yang tentunya akan membuat monsun baratan menguat dan akan berdampak terhadap peningkatan curah hujan di berbagai wilayah.

Melihat perkembangan dinamika atmosfer dan dampaknya terhadap kondisi cuaca iklim di Jawa Timur dan Banyuwangi khususnya, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar wilayah Banyuwangi pada bulan Desember 2018 berada pada musim hujan. Perlu kewaspadaan menghadapi potensi terjadinya cuaca ekstrim di musim penghujan terutama angin kencang dan petir. Untuk prakiraan curah hujan bulanan, sebagai dampak pola monsun baratan yang menguat maka diprediksi akumulasi curah hujan bulan Desember 2018 sebagian wilayah diprediksi curah hujannya berada pada kondisi normalnya, dan sebagian wilayah lainnya berada diatas kondisi rata-rata / normalnya.

Page 14: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

14

Gambar 15. Prediksi ENSO dan anomali Suhu Permukaan Laut (Sumber : BMKG, NCEP - NOAA)

Page 15: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

15

B. Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Banyuwangi bulan Desember 2018 Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan pantauan kondisi fisis dan dinamis atmosfer

di wilayah Jawa Timur dan sekitarnya serta kondisi lokal masing-masing wilayah terutama topografi daerah Jawa Timur, maka curah hujan daerah Banyuwangi untuk bulan Desember 2018 diprakirakan sebagai berikut :

Curah Hujan wilayah Banyuwangi berkisar 101 mm hingga 500 mm

Sifat Hujan wilayah Banyuwangi dominan Normal

Gambar 16. Prakiraan Curah Hujan dan Sifat Hujan Desember 2018 Banyuwangi

(Sumber Data: BMKG Staklim Malang)

Page 16: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

16

C. Prakiraan Potensi Banjir Desember 2018 Berikut adalah peta prakiraan potensi Banjir bulan Desember 2018. Dari peta terlihat

wilayah di Banyuwangi potensi banjir diprediksi masuk kategori rendah. Memasuki bulan Desember 2018 mayoritas wilayah Banyuwangi mulai memasuki musim hujan.

Gambar 17. Prakiraan Daerah Potensi Banjir Desember 2018 (Sumber:BMKG)

III. INFORMASI TERBIT-TERBENAM MATAHARI DESEMBER 2018

Berikut adalah data terbit terbenamnya matahari, selama bulan Desember 2018 di wilayah Kota Banyuwangi :

Page 17: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

17

IV. KEJADIAN GEMPABUMI DIRASAKAN SIGNIFIKAN DI WILAYAH BANYUWANGI

Gambar 18. Kejadian Gempabumi yang signifikan di Banyuwangi (Sumber:BMKG)

Kejadian Gempa Bumi yang signifikan dan dirasakan sampai di wilayah Banyuwangi pada Nopember 2018 adalah gempa bumi berkekuatan 5.3 SR, yang terjadi di laut 78 Km Barat Daya Klungkung – Bali dengan kedalaman 20 Km. Dirasakan sampai di Wilayah Kabupaten Banyuwangi dengan kekuatan II-III MMI. Gempa bumi ini tidak berpengaruh signifikan terhadap terjadinya kerusakan fatal di wilayah Banyuwangi.

V. KEJADIAN CUACA EKSTRIM NOPEMBER 2018

Cuaca / Iklim Ekstrim adalah suatu kondisi meteorologi yang menyimpang dari nilai rata-ratanya atau menyimpang terhadap nilai batas ambang meteorologi di wilayah tersebut. Dampak pemanasan global yang berlanjut pada perubahan iklim diyakini sebagai salah satu pemicu munculnya cuaca/iklim ekstrim baik dari tingkat keseringan, cakupan luas wilayah maupun nilainya, dimana cuaca/iklim ekstrim tersebut berpotensi menimbulkan bencana dan kerugian bahkan korban jiwa.

Tabel 2. Cuaca/ Iklim Ekstrim Bulan November 2018 Banyuwangi

KRITERIA KETERANGAN

Angin dengan kecepatan > 45 Km/jam -

Suhu udara > 35˚ C -

Suhu udara < 15˚ C -

Kelembaban udara < 30 % -

Curah Hujan >100 mm / hari

Rogojampi 117&103, Bayulor 115&153, Songgon 316&215, Alasmalang 120, Pesanggaran 141, Genteng 126, Kalibaru 133, Kebundalem 101, Dadapan 105, Glagah 110&115, Jambu 108

Tanah Longsor -

Banjir Bandang -

Waterspout -

Page 18: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

18

DAFTAR ISTILAH INFORMASI CUACA, IKLIM DAN GEMPABUMI

ENSO adalah singkatan dari El-Nino Southern Oscillation. Secara umum para ahli membagi ENSO menjadi ENSO hangat (El-Nino) dan ENSO dingin (La-Nina). Kondisi tanpa kejadian ENSO biasanya disebut sebagai kondisi normal. Referensi penggunaan kata hangat dan dingin adalah berdasarkan pada nilai anomali suhu permukaan laut (SPL) di daerah NINO di Samudera Pasifik dekat ekuator bagian tengah dan timur. Pada saat fenomena El Nino berlangsung, kondisi atmosfer di wilayah Indonesia cenderung kering, sehingga potensi kondisi curah hujannya berkurang atau lebih sedikit dibandingkan dengan rata-rata normalnya. Kondisi sebaliknya terjadi ketika fenomena La Nina berlangsung, dimana atmosfer wilayah Indonesia umumnya akan cenderung basah, sehingga bisa berpotensi menyebabkan intensitas curah hujan yang lebih banyak dibanding rata-rata normalnya.

Dipole Mode merupakan fenomena interaksi laut dan atmosfer di Samudera Hindia yang

dihitung berdasarkan perbedaan nilai (selisih) antara anomali suhu muka laut perairan pantai timur Afrika dengan perairan sebelah barat Sumatera. Perbedaan nilai anomali suhu muka laut tersebut selanjutnya dikenal sebagai Dipole Mode Indeks (DMI), dimana DMI positif berdampak berkurangnya curah hujan di Indonesia bagian barat, DMI negatif berdampak meningkatnya curah hujan di Indonesia bagian barat.

Asian Cold Surge atau seruakan dingin Asia digunakan untuk menggambarkan

penjalaran massa udara dari Asia akibat adanya tekanan tinggi di daerah tersebut dan menjalar ke arah selatan menuju ekuator dengan membawa massa udara dingin. Indeks yang digunakan untuk identifikasi aktivitas cold surge adalah dengan menghitung indeks monsun yaitu selisih nilai tekanan antara Titik 115° BT/ 30° LU (didekati dengan data dari stasiun Wuhan di daratan China) dengan tekanan di Hongkong (116° BT/ 22° LU). Threshold value yang digunakan untuk indeks monsun dari gradient tekanan adalah ≥10 mb sebagai indikator adanya cold surge.

MJO singkatan dari Madden Jullian Oscillation adalah suatu istilah yang digunakan untuk

menggambarkan fluktuasi antar musiman yang terjadi di sekitar wilayah tropis. Keberadaan MJO ditandai dengan adanya penjalaran pada arah timuran di wilayah tropis dimana terjadinya penambahan intensitas curah hujan pada daerah tersebut, terutama di atas Samudera Hindia dan Pasifik. Anomali curah hujan seringkali merupakan indikator pertama dalam mengindikasikan kejadian MJO, dimana pada mulanya intensitas curah hujan tinggi terjadi di Samudera Hindia dan kemudian menjalar ke arah timur melewati wilayah Indonesia menuju Samudera Pasifik barat dan tengah panjang siklus MJO diperkirakan sekitar 30-60 harian. Penemu dari fenomena MJO ini adalah Madden dan Jullian.

OLR singkatan dari Outgoing Longwave Radiation adalah istilah yang digunakan untuk

menyatakan intensitas atau banyaknya radiasi gelombang panjang dari bumi ke atmosfer. Anomali OLR yang bernilai negatif menunjukkan jumlah radiasi yang terukur di atmosfer sangat sedikit karena terhalang oleh intensitas perawanan yang cukup tinggi di atmosfer. Sedangkan anomali OLR positif menunjukkan jumlah radiasi dari bumi yang cukup banyak karena tidak terhalang oleh kondisi perawanan di atmosfer. Satuan OLR adalah weber/m-2.

Monsun adalah sirkulasi angin yang mengalami perubahan arah secara periodik setiap

setengah tahun sekali. Sirkulasi angin Indonesia ditentukan oleh pola perbedaan tekanan udara di Australia dan Asia. Pola tekanan udara ini mengikuti pola peredaran matahari dalam setahun. Pola angin baratan terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Asia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim hujan di Indonesia. Pola angin timuran/tenggara terjadi karena adanya tekanan udara tinggi di Australia yang berkaitan dengan berlangsungnya musim kemarau di Indonesia.

Daerah Pertemuan Angin Antar Tropis (ITCZ/ Inter Tropical Convergence Zone)

merupakan daerah tekanan udara rendah yang memanjang dari barat ke timur dengan posisi selalu berubah mengikuti pergerakan posisi semu matahari ke arah utara dan selatan

Page 19: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

19

khatulistiwa. Wilayah Indonesia yang dilewati ITCZ pada umumnya berpotensi terjadi pertumbuhan awan-awan hujan.

Curah Hujan (mm) adalah ketinggian air hujan yang terkumpul dalam penakar hujan

pada tempat yang datar, tidak menyerap, tidak meresap dan tidak mengalir. Unsur hujan 1 (satu) milimeter artinya dalam luasan satu meter persegi pada tempat yang datar tertampung air hujan setinggi satu milimeter atau tertampung air hujan sebanyak satu liter.

Zona Musim (ZOM) adalah daerah yang pola hujan rata-ratanya memiliki perbedaan

yang jelas antara periode musim kemarau dan periode musim hujan. Wilayah ZOM tidak selalu sama dengan luas daerah administrasi pemerintahan. Dengan demikian satu kabupaten/ kota dapat saja terdiri dari beberapa ZOM dan sebaliknya satu ZOM dapat terdiri dari beberapa kabupaten.

Dasarian adalah rentang waktu selama 10 (sepuluh) hari. Dalam satu bulan dibagi

menjadi 3 (tiga) dasarian, yaitu : a. Dasarian I : tanggal 1 sampai dengan 10 b. Dasarian II : tanggal 11 sampai dengan 20 c. Dasarian III : tanggal 21 sampai dengan akhir bulan

Sifat Hujan adalah perbandingan antara jumlah curah hujan selama rentang waktu yang

ditetapkan (satu periode musim hujan atau satu periode musim kemarau) dengan jumlah curah hujan normalnya (rata-rata selama 30 tahun periode 1971 - 2000). Sifat hujan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu :

a. Atas Normal (AN), jika nilai curah hujan lebih dari 115% terhadap rata-ratanya b. Normal (N), jika nilai curah hujan antara 85% - 115% terhadap rata-ratanya c. Bawah Normal (BN), jika nilai curah hujan kurang dari 85% terhadap rata-

ratanya Gempa adalah getaran bumi yang terjadi sebagai akibat penjalaran gelombang

seimik/gempa yang terpancar dari sumbernya/sumber energi elastik

Gempa Tektonik adalah gempabumi yang disebabkan oleh adanya pergeseran atau pergerakan lempeng bumi

Magnitude adalah parameter gempa yang berhubungan dengan besarnya kekuatan

gempa di sumbernya. Ada beberapa jenis magnitude, yaitu: magnitude lokal (ML), magnitude gelombang permukaan (Ms), magnitude gelombang badan (mb), magnitude momen (Mw), magnitude durasi (Md).

Intensitas gempa adalah besaran yang dipakai untuk mengukur suatu gempa

berdasarkan tingkat kerusakan dan reaksi manusia yang disebabkan oleh gempa tersebut.

Skala Richter Suatu ukuran obyektif kekuatan gempa dikaitkan dengan magnitudenya,

dikemukan oleh Richter (1930).

Skala MMI (Modified Mercally Intensity) adalah suatu ukuran subyektif kekuatan gempa dikaitkan dengan intensitasnya

Page 20: Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumt Edisi Mei 2016 DES 2018.pdf · Rogojampi, Alasmalang, Genteng, Glenmore, Kebondalem, Karangdoro, Jambewangi dan Pesanggaran. Hujan kategori

Buletin Informasi Cuaca Iklim dan Gempabumi Edisi Desember 2018

20

Tabel Skala Intensitas Gempabumi BMKG dalam MMI

---ABCD : Act Beyond your Common Duties---