buletin bpiw · sinergi / edisi 22 - oktober 2017 5 pemerintah telah menetapkan rencana pembangunan...

62
Edisi 22/ Oktober 2017 BULETIN BPIW Strategi Pembangunan Infrastruktur PUPR Jangka Menengah Multifungsi Anjungan Cerdas bagi Pengguna Jalan Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah dan Anjungan Cerdas untuk Pengembangan Kawasan

Upload: others

Post on 25-Mar-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 1Edisi 22/ Oktober 2017

B U L E T I N B P I W

Strategi Pembangunan Infrastruktur PUPR Jangka MenengahMultifungsi Anjungan Cerdas

bagi Pengguna JalanPerencanaan Pembangunan Jangka Menengah dan

Anjungan Cerdas untuk Pengembangan Kawasan

Page 2: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 20172

INfRASTRUKTUR PUPRTERPAdU UNTUK NEgERI

Gedung BPIW Lantai 1Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 11210

Email: [email protected]. +6221-2751 5804

BAdAN PENgEMBANgAN INfRASTRUKTUR WILAYAH (BPIW) KEMENTERIAN PUPR

Page 3: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 1

Pelindung: Rido Matari Ichwan

Penasehat: Firman Hatorangan

Pengarah:Bobby PrabowoIwan Nurwanto Hadi Sucahyono

Agusta Ersada Sinulingga

Pemimpin Redaksi:P. Yudantoro

Redaktur Pelaksana:Shoviah

Redaksi:M. Salahudin Rasyidi

Mochammad TranggonoHari Suharto DiyaksaErwin Adhi Setyadhi

Wahyu HendrastomoMelva Eryani Marpaung

Editor :Hendra Djamal

Kontributor:Mutri Batul Aini

Indira Dwi KusumatutiDaris Anugrah

Andhika Prabowo

Redaksi menerima tulisan/artikel/opini/foto yang berkaitan dengan bidang pengembangan infrastruktur dan keterpaduan wilayah dalam

lingkup kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Redaksi berhak menyunting naskah/artikel yang masuk sesuai

dengan tema penerbitan dan ketersediaan jumlah halaman/rubrik.

Tulisan dapat dikirim ke email: [email protected]

Design : Heri HitoKartunis: Muhammad Nadjib

diterbitkan oleh: Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

(BPIW) Kementerian PUPR

Alamat Redaksi:Gedung G, BPIW Lantai 1

Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 11210

Email: [email protected]@pu.go.id

Website: www.bpiw.pu.go.idTwitter: @informasiBPIW

Youtube: Layanan informasi BPIWFacebook: BPIWkementerianPUPR

No. Telp. +6221-2751 5804

SALAM REDAKSI

Pembaca yang budiman, pada Buletin “Sinergi” Badan Pengembangan

Infrastruktur Wilayah (BPIW) edisi bulan Oktober ini, kami mengulas

mengenai perencanaan pengembangan infrastruktur Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (PUPR) ke depan.

Hal ini tertuang di dalam Kabar Utama, dimana dibahas secara mendalam

mengenai perencanaan pengembangan infrastruktur PUPR yang termuat

dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Untuk memberikan gambaran utuh kebutuhan infrastruktur di kawasan

pinggiran, khususnya Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kawasan Transmigrasi,

kami menghadirkan Direktur Jenderal (Dirjen) Pengembangan Kawasan

Transmigrasi, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi (Kemendes DTPTT), M. Nurdin dalam rubrik Wawancara.

Kemudian rubrik Laporan Khusus mengangkat mengenai pembangunan

infrastruktur multifungsi, yakni Anjungan Cerdas yang diinisiasi BPIW di

Trenggalek, Jawa Timur dan Rambut Siwi, Bali.

Pembaca juga dapat menikmati sajian informasi menarik mengenai kegiatan

BPIW sepanjang bulan Oktober melalui rubrik Kilas BPIW. Sajian ringan juga

telah disiapkan tim redaksi seperti rubrik Jalan-Jalan yang menampilkan

keindahan Kota Banda Aceh yang dijuluki Serambi Mekkah.

Kemudian dalam rubrik Tips dibahas mengenai tips makan sehat bagi

para pegawai yang super sibuk. Pada rubrik Glossary menampilkan istilah

tentang fasilitas. Kami berharap apa yang kami sajikan dapat menambah

wawasan bagi pembaca.

Selamat membaca.

Buletin BPIW

Page 4: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 20172

daftar isi Edisi 19 - Juli 2017

01 SALAM REDAKSI02 DAFTAR ISI03 PERSPEKTIF Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah dan Anju-

ngan Cerdas untuk Pengembangan Kawasan04 KABAR UTAMA Strategi Pembangunan Infrastruktur PUPR Jangka Mene-

ngah10 REVIEW Mewujudkan Pembangunan Perkotaan yang Berkelanjutan11 GLOSSARY Istilah Tentang Fasilitas

12 WAWANCARA Dr.Ir.H.M. Nurdin, M.T: Perencanaan dari BPIW, Diharapkan

Mengakomodir Kebutuhan Infrastruktur di Kawasan Transmigrasi16 TEROPONG MEDIA Istilah Tentang Fasilitas

18 KILAS BPIW Menteri PUPR Tantang BPIW Makin Inovatif, Kreatif dan Luar

Biasa36 LAPORAN KHUSUS Multifungsi Anjungan Cerdas bagi Pengguna Jalan40 OPINI Pengembangan e-Filing Arsip dan Dokumen BPIW46 JALAN-JALAN Mengunjungi Sejarah Kota Serambi Mekkah50 TEKNOLOGI Pintu Air Otomatis Tahan Korosi Bahan Fiber Resin52 POTRET Sosialisasikan Pengembangan Infrastruktur di KSPN Danau Toba59 TOKOH dr. Hj. Haryanti Sutrisno: Prioritaskan Infrastruktur Irigasi Sawah dan Jalan

05

36

59

18

12

Page 5: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 3

Perspektif

Dalam rangka mengembangkan pembangunan infrastruktur yang terpadu, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat(PUPR) melakukan berbagai langkah-langkah strategis.

Salah satunya melakukan rapat koordinasi perencanaan pembangunan jangka menengah yang dilakukan secara berkelanjutan. Hal seperti itu dilakukan guna menghasilkan program-program yang mampu menjawab kebutuhan infrastruktur di seantero negeri.

Saat ini arah kebijakan Kementerian PUPR dalam mengembangkan infrastruktur PUPR berbasis Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Seluruh wilayah di Indonesia semuanya terkelompokkandalam 35 WPS.

Saat ini pembangunan yang dilakukan pemerintah merupakan upaya untuk merealisasikan RPJMN III 2015-2019 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015. Dalam Peraturan Presiden itu dinyatakan bahwa tujuan pembangunan wilayah adalah untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antarakawasan barat dan timur Indonesia.

Untuk mengurangi kesenjangan ekonomi tersebut, perlu dilakukan percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah dengan menekankan keunggulan kompetitif perekonomian daerah berbasis sumber daya alam, sumber daya manusia,penyediaan infrastruktur dan pengembangan teknologi.

Sementara itu, dalam upaya melakukan pengembangan kawasan BPIW melakukan beberapa hal, salah satunya telah melakukan pengembangan inkubasi kawasan melalui pembangunan dua Anjungan Cerdas, yakni di Rambut Siwi, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali dan Bendungan Tugu, Kabupaten Trenggalek,Provinsi Jawa Timur.

Anjungaan Cerdas merupakan kumpulan bangunan di dalam satu kawasan terintegrasi yang terletak di pinggir jalan nasional.

Anjungan Cerdas tersebut memiliki multifungsi atau berbagai macam fungsi, seperti sebagai tempat makan, pusat informasi, ruang terbuka hijau, amphi teater, sarana edukasi, serta gerai produk lokal unggulan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkanekonomi masyarakat di sekitar Anjungan Cerdas.(**)

Perencanaan Pembangunan Jangka Menengah dan Anjungan Cerdas untuk

Pengembangan Kawasan

Page 6: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

Kabar utama

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 20174

Strategi Pembangunan Infrastruktur PUPR Jangka Menengah

Pembangunan di Indonesia dilakukan melalui perencanaan secara berjenjang, yakni pembangunan jangka panjang, menengah dan pendek. Untuk saat ini pembangunan memasuki jangka menengah ke-3 yakni 2015-2019. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) menyebutkan bahwa tujuan pembangunan wilayah adalah mengurangi kesenjangan ekonomi antara kawasan barat Indonesia (KBI) dan kawasan timur Indonesia (KTI). Untuk mengurangi kesenjangan itu perlu dilakukan percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah dengan menekankan keunggulan kompetitif perekonomian daerah, salah satunya berbasis penyediaan infrastruktuar. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun telah menyiapkan 4 strategi dalam membangun infrastruktur sektor PUPR, termasuk dalam mengatasi kesenjangan di dua kawasan itu atau untuk mencapai pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia.

Page 7: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

Kabar utama

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5

Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2007. Dari RPJPN tersebut, pembangunan nasional dibagi dalam 4 tahap. Pertama, Rencana Pembangunan Jangka Menengah I (2005-2009).

Dalam RPJMN I difokuskan pada penataan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), membangun Indonesia yang aman dan damai yang adil dan demokratis, dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik.

Tahap kedua dari RPJPN ini yakni RPJMN II (2010-2014). Pada RPJMN II ini pemerintah memantapkan penataan kembali NKRI, meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), membangun kemampuan Ilmu Pengetahun dan Teknologi (IPTEK), dan memperkuat daya saing perekonomian.

Tahap ketiga dari RPJPN yakni RPJMN III (2015-2019), dimana pemerintah fokus untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada sumber daya alam yang tersedia, SDM yang berkualitas serta

kemampuan IPTEK. Kemudian tahap keempat, yakni RPJMN IV (2020-2024). Pada tahap ini pemerintah fokus pada upaya untuk mewujudkan manusia Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur melalui percepatan pembangunan di segala bidang dengan struktur perekonomian yang kokoh berlandaskan keunggulan kompetitif.

Saat ini pembangunan yang dilakukan pemerintah merupakan upaya untuk merealisasikan RPJMN III 2015-2019 yang tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015. Dalam Peraturan Presiden itu dinyatakan bahwa tujuan pembangunan wilayah adalah untuk mengurangi kesenjangan ekonomi antara kawasan barat dan timur Indonesia.

Menurut Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan untuk mengurangi kesenjangan ekonomi tersebut, perlu dilakukan percepatan dan pemerataan pembangunan wilayah dengan menekankan keunggulan kompetitif perekonomian daerah berbasis sumber daya alam, sumber daya manusia, penyediaan infrastruktur dan pengembangan teknologi.

Bendungan Karau Kab. Barito Timur, Kalimantan Tengah Sumber: Dok. PUPR

Tahap ketiga dari RPJPN yakni RPJMN III (2015-2019). Pada RPJMN III Ini, pemerintah fokus untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada sumber daya alam yang tersedia

Page 8: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

Kabar utama

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 20176

Sedangkan tema pengembangan wilayah dibagi dalam 7 wilayah. Pertama Wilayah Papua. Tema pengembangan di wilayah ini adalah industri berbasis komoditas lokal, ekonomi kemaritiman, dan hilirisasi industri pertambangan. Kemudian wilayah kedua, yakni Maluku. Tema wilayah ini adalah produsen makanan laut dan lumbung ikan nasional serta ekonomi kemaritiman.

Wilayah ketiga, yakni Nusa Tenggara. Tema wilayah yang ada di Nusa Tenggara ini adalah pintu gerbang wisata ekologis, industri peternakan sapi, mangan dan tembaga. Kemudian wilayah keempat, yakni wilayah Sulawesi. Tema wilayah tersebut adalah gerbang perdagangan internasional, industri berbasis logistik dan lumbung pangan nasional.

Selanjutnya, wilayah kelima, yakni Kalimantan, dimana tema pengembangan wilayah pulau Kalimantan adalah paru-paru dunia dan lumbung energi nasional.

Untuk wilayah keenam yakni Jawa-Bali, tema pengembangan wilayahnya adalah lumbung pangan nasional serta pendorong sektor industri dan jasa nasional. Terakhir, wilayah ketujuh yakni Sumatera, dimana tema pengembangan wilayahnya adalah

gerbang perdagangan Internasional, lumbung energi nasional dan hilirisasi komoditas batubara.

Untuk pembangunan infrastruktur PUPR, ada 4 strategi yang dilakukan dalam kurun waktu 2015-2019. Strategi pertama adalah meningkatkan ketahanan air, kedaulatan pangan dan energi guna menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangka kemandirian ekonomi dalam hal pengelolaan Sumber Daya Air (SDA), pendayagunaan SDA dan pengendalian daya rusak air.

Strategi kedua pembangunan infrastruktur PUPR 2015-2019 adalah dukungan terhadap konektivitas nasional guna meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan pelayanan sistem logistik nasional (sislognas) bagi penguatan daya saing bangsa di lingkup global yang berfokus pada konektivitas daratan dan maritim.

Selanjutnya, strategi ketiga adalah dukungan terhadap peningkatan kualitas dan cakupan pelayanan infrastruktur dasar permukiman di perkotaan dan perdesaan dalam hal pembinaan dan pengembangan infrastruktur permukiman, penyediaan perumahan dan pembiayaan

Untuk pembangunan infrastruktur PUPR, ada

4 strategi yang dilakukan dalam kurun waktu 2015-2019. Strategis pertama

adalah meningkatkan ketahanan air, kedaulatan

pangan dan energi

Page 9: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

Kabar utama

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 7

perumahan. Strategi keempat pembangunan infrastruktur PUPR yakni untuk meningkatkan keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan, dan kawasan perdesaan meyangkut keterpaduan infrastruktur wilayah, pembinaan konstruksi nasional dan fasilitasi pengusahaan infrastruktur.

Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) PUPR 2015-2019, sasaran pembangunan infrastruktur PUPR untuk meningkatkan ketahanan air, kedaulatan pangan dan energi melalui sektor SDA, seperti pembangunan 65 bendungan, yang terdiri dari 49 bendungan baru dan pembangunan lanjutan 16 bendungan. Sasaran lain pembangunan infrastruktur PUPR melalui sektor SDA adalah 1 juta hektar jaringan irigasi baru.

Tidak hanya itu, Kementerian PUPR juga memiliki sasaran pembangunan infrastruktur PUPR untuk mendukung konektivitas bagi penguatan daya saing, melalui sektor Bina Marga.

Sasarannya seperti 1.000 kilometer pembangunan jalan tol yang terdiri dari 140 kilometer dibangun pemerintah dan swasta sepanjang 860 kilometer. Sasaran lain melalui sektor Bina Marga ini adalah pembangunan jalan nasional sepanjang 2.650 kilometer dan pembangunan jembatan sepanjang 29.859 meter.

Tidak hanya itu, sasaran infrastruktur untuk mendukung sektor perumahan seperti pembangunan rumah susun bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebanyak 550.000 unit, pembangunan rumah khusus sebanyak 50.000 unit, dan pembangunan/peningkatan kualitas rumah swadaya sebanyak 1.750.000 unit. Kemudian sasaran infrastruktur untuk mendukung sektor Cipta Karya seperti peningkatan cakupan pelayanan akses air minum dari 68,11 persen menjadi 100 persen, penurunan luas kawasan kumuh perkotaan dari 10 persen atau 38.431 hektar menjadi 0 persen, dan peningkatan cakupan pelayanan akses sanitasi dari 61,06 persen menjadi 100 persen.

Pengembangan infrastuktur diarahkan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada sumber daya alam yang tersedia, SDM yang berkualitas, serta kemampuan IPTEK. Hal ini tercantum dalam RPJMN 2015-2019.

Untuk mendukung hal tersebut, menurut Rido pembangunan infrastruktur PUPR difokuskan pada 35 wilayah pengembangan strategis (WPS), yaitu kesatuan wilayah pengembangan yang mencakup kawasan-kawasan pertumbuhan (97 kawasan

Pengembangan infrastuktur diarahkan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada sumber daya alam yang tersedia

Wisma atlet di Jakabaring Palembang, Sumatra Selatan Sumber: Dok. PUPR

Page 10: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

Kabar utama

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 20178

strategis), untuk meningkatkan daya saing dan mengurangi disparitas antar wilayah.

Pada setiap WPS, kata Rido, BPIW telah menyusun masterplan dan development plan (MPDP) sebagai arah pengembangan infrastruktur PUPR dalam rangka menciptakan keseimbangan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

Pembangunan infrastruktur melalui WPS memerlukan keterpaduan perencanaan antara Infrastruktur dengan pengembangan kawasan strategis dalam WPS. Selain itu juga diperlukan sinkronisasi program antar infrastruktur, koordinasi dan sinkronisasi.

Ada 5 manfaat dari WPS dalam pengembangan wilayah. Pertama, sinergitas, dimana ditunjukkan dengan kolaborasi pengembangan infrastruktur untuk mendukung wilayah-wilayah pertumbuhan dari beberapa sektor seperti sektor pemerintahan, swasta, dan masyarakat serta dari berbagai tingkatan seperti pusat dan daerah.

Manfaat WPS yang kedua adalah spesialisasi. Keadaan ini memungkinkan suatu wilayah memiliki

kekhususan sebagai wilayah pertumbuhan dan berbeda dengan wilayah lainnya. Bentuk spesialisasi ini dapat berupa spesialisasi industri, pariwisata dan kategori lainnya.

Manfaat WPS yang ketiga adalah komplementaritas atau suatu keadaan dimana wilayah-wilayah pertumbuhan dapat saling melengkapi. Wujud komplementaritas juga dapat ditunjukkan pembangunan infrastruktur yang dapat memberikan beberapa dampak sekaligus (multiplayer effect).

Selanjutnya manfaat yang keempat yakni aglomerasi atau pengembangan yang terfokus dan terpadu memungkinkan adanya perkembangan antara pusat kegiatan atau pusat kota dengan kawasan-kawasan hinterland disekitarnya yang membentuk suatu kawasan metropolitan hingga megapolitan. Dengan pola WPS ini, Kementerian PUPR mendukung sejumlah tema kawasan seperti kawasan industri (KI), kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), kawasan ekonomi khusus (KEK), kawasan kota metropolitan, kawasan kota

BPIW telah menyusun masterplan dan

development plan (MPDP) sebagai

arah pengembangan nfrastruktur PUPR

dalam rangka menciptakan

keseimbangan dan meningkatkan kualitas

hidup masyarakat

Sumber: Dok. PUPRInfrastruktur Jembatan Merah Putih

Page 11: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

Kabar utama

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 9

baru publik, dan kawasan agrokultural. “BPIW juga menyusun MPDP untuk pengembangan infrastruktur PUPR yang terpadu. Adapun teknis perencanaan detail dan fisik pembangunan dilaksanakan oleh 4 Direktorat Jenderal atau Ditjen yakni Bina Marga, Cipta Karya, Penyediaan Perumahan dan Sumber Daya Air,” papar Rido beberapa waktu yang lalu.

Melalui WPS, BPIW telah mengeluarkan beberapa produk seperti masterplan infrastruktur PUPR 2025 untuk Pulau Sumatera, dan development plan infrastruktur PUPR 2015-2019 untuk Pulau Sumatera. MPDP pengembangan infrastruktur di 35 WPS juga telah dibuat, seperti masterplan dan development plan WPS 2 Metro-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru.

Dengan melalui keterpaduan, Infrastruktur PUPR juga mendukung prioritas nasional periode 2015-2019. Ada 7 dukungan infrastruktur PUPR dalam periode tersebut. Ketujuh dukungan itu yakni pertama, 17 kawasan industri prioritas + 12 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Beberapa dukungan terhadap kawasan ini seperti dukungan terhadap KEK Sei Mangke di Sumatera Utara. Dukungan infrastruktur PUPR yang kedua yakni 10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN)+2 seperti Danau Toba, Borobudur, dan Lombok (NTB). Dukungan ketiga yakni 40 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN), seperti KPPN Daruba dan Ajibata-Toba Samosir. Selanjutnya, dukungan infrastruktur PUPR keempat adalah 15 provinsi lumbung pangan seperti Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan.

Dukungan infrastruktur PUPR yang kelima yakni perbatasan nasional di Kalimantan, NTT, dan Papua. Dukungan Kementerian PUPR yang keenam adalah dukungan konektivitas multimoda seperti dukungan terhadap pelabuhan tol laut dan dukungan terhadap 16 bandara baru dan bandara pengumpul. Dukungan yang ketujuh adalah 12 + 10 Kawasan Strategis Metropolitan + Kota Baru.

Saat ini pemerintah semakin gencar menggulirkan program pembangunan infrastruktur. Menurut Rido hal itu menjadi peluang badan usaha konstruksi nasional. Menurutnya, pemerintah senantiasa mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta untuk dapat berpartisipasi dan lebih maju dengan kualitasnya, sehingga kebutuhan konstruksi domestik akan dapat dipenuhi seutuhnya dari industri konstruksi nasional.

Lebih lanjut Rido mengungkapkan, saat ini ada sejumlah peluang investasi infrastruktur yang dapat disasar BUMN konstruksi maupun swasta nasional yang bergerak di bidang kontruksi untuk dapat berperan dan melakukan investasi.

“Kesempatan bagi BUMN untuk berinvestasi dapat dilakukan pada proyek konstruksi bendungan, seperti proyek konstruksi bendungan multifungsi Pelosika di WPS Mamuju-MakalePalopo-Kendari-Bau Bau-Wangi Wangi, proyek konstruksi bendungan Rokan Kiri di WPS Medan-Tebing Tinggi-Dumai-Pekanbaru,” terang Rido.

Selain itu, proyek konstruksi bendungan Matenggeng di WPS Tanjung Lesung-Sukabumi-Pangandaran-Cilacap, proyek konstruksi bendungan Jragung di WPS SemarangSurabaya. Adapun proyek jalan tol seperti ruas Semarang-Solo, ruas Solo-Ngawi, ruas Ngawi-Kertosono, ruas Balikpapan-Samarinda, ruas Manado-Bitung, dan ruas Serang-Panimbang.

Ada juga ruas Cileunyi-Sumedang-Dawuan, ruas Semarang-Demak, ruas Probolinggo-Banyuwangi, ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang Kayu Agung.

Sedangkan untuk Program Pembangunan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), ada untuk SPAM Bandar Lampung, SPAM Semarang Barat, SPAM Jatiluhur II, SPAM Pondok Gede, SPAM Kota Pekanbaru, SPAM Pekankampar, SPAM Tebasabo dan SPAM Tukad Unda.

Kemudian untuk SPAM regional, ada SPAM Keburejo, SPAM Petanglong, SPAM Kartamantul, SPAM Mojolamong, SPAM Mebidang, SPAM Durolis, SPAM Benteng Kobema, SPAM Wasusokas, SPAM Aceh Utara dan Lhokseumawe serta SPAM Payakumbuh dan Limapuluh Kota. Selain itu, ada juga SPAM Jati Gede, SPAM Cimahi dan Bandung Barat, SPAM Semarsalat, SPAM Dadimuria, SPAM Mamminasata, SPAM Burana , SPAM Sorong serta SPAM Bimatara.

Dengan banyaknya pembangunan infrastruktur yang dilakukan seluruh sektor termasuk PUPR, maka memberikan ruang yang terbuka lebar terutama bagi pihak swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) melakukan investasi. Keterlibatan swasta dan BUMN diharapkan dapat berujung pembangunan infrastruktur PUPR yang berkualitas demi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Tim Redaksi

Melalui WPS, BPIW telah mengeluarkan beberapa produk seperti masterplan infrastruktur PUPR 2025 untuk Pulau Sumatera

Page 12: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201710

Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda/NUA), merupakan komitmen global yakni kesepakatan yang disusun oleh delegasi dari 140 negara, termasuk Indonesia. Tujuan NUA adalah untuk mewujudkan pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. NUA berupaya mendorong aksi-aksi tingkat lokal dalam menghadapi tantangan pembangunan perkotaan, khususnya terkait urbanisasi. Selain kontribusi individual, Indonesia turut berkontribusi secara nasional, yaitu dengan menjadi tuan rumah Preparatory Committee ke-3 (prepcom 3) pada tanggal 25-27 Juli 2017 di Surabaya. Prepcom 3 diselenggarakan dalam rangka mempersiapkan Konferensi Internasional Habitat III di Quito.

Buku serial Panduan Praktis Implementasi Agenda Baru Perkotaan terdiri atas 8 buku. Seluruhnya merupakan panduan bagi para pengelola kota (pemerintah, sipil, swasta, akademisi, filantropi, dan lainnya) yang ingin berperan dalam mengimplementasikan NUA di Indonesia.

Penyusunan buku ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:1. Menterjemahkan dokumen NUA, yaitu Hasil Deklarasi Quito tentang Kota dan Permukiman Berkelanjutan, yang terdiri atas 175 paragraf2. Mengidentifikasi komponen NUA3. Mengklasifikasikan sifat-sifat yang ada di dalam dokumen NUA dan kemudian dilakukan pemilihan sifat tersebut dengan menggabungkan beberapa sifat dan mengeliminasi sifat yang tidak dominan. Dari proses ini ditemukan 21 sifat yang ada di dalam dokumen NUA. Sifat-sifat ini akan dibahas di dalam setiap serial buku.

Buku ini terdiri atas 8 seri. Seri ke-2 hingga ke-7 adalah pembahasan rinci dari masing-masing komponen yang telah diidentifikasi pada poin ke-2 di atas. Adapun buku pertama adalah pengantar dan terjemahan 175 paragraf NUA. Berikut rincian judul serial buku tersebut:1. Buku 1 Pengantar: Panduan Praktis Implementasi Agenda Baru Perkotaan;2. Buku 2 Panduan Praktis: Perumahan dan Akses Pelayanan Dasar;3. Buku 3 Panduan Praktis: Kebencanaan dan Lingkungan Perkotaan; 4. Buku 4 Panduan Praktis: Tata Kelola Perkotaan;5. Buku 5 Panduan Praktis: Transportasi dan Mobilitas Perkotaan;6. Buku 6 Panduan Praktis: Penataan Ruang dan Pengembangan Wilayah Perkotaan;7. Buku 7 Panduan Praktis: Pembangunan Ekonomi dan Pembiayaan Perkotaan;8. Buku 8 Panduan Praktis: Sosial Budaya Perkotaan;

Pada tahun 2017 ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), telah menyusun 4 seri pada tahap pertama. Sedangkan sisanya akan diselesaikan tahun 2018. Empat seri yang pertama tersebut telah diterbitkan bersamaan dengan peringatan Hari Habitat dan Hari Kota Dunia di Indonesia, yang diselenggarakan di Kementerian PUPR pada tanggal 6-7 November 2017 yang lalu.

Buku ini diharapkan dapat menjadi wadah dalam “membumikan” Agenda Baru Perkotaan dan menyelaraskannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) dan agenda pembangunan nasional. (Mutri)

Mewujudkan Pembangunan Perkotaan yang Berkelanjutan

Judul Buku : Panduan Praktis Implementasi Agenda Baru Perkotaan (New Urban Agenda): Buku 1: PengantarPengarang : UN HabitatPenerbit : Pusat Pengembangan Infrastruktur Kawasan PerkotaanJumlah Halaman : 89 halaman

Buku ini diharapkan dapat menjadi wadah dalam “membumikan” Agenda Baru Perkotaan dan menyelaraskannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG’s) dan agenda pembangunan nasional

Review

Page 13: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

=

Banyak istilah yang berkaitan dengan fasilitas yang ada di tanah air. Berikut beberapa istilah mengenai fasilitas tersebut.

fasilitas Komunitas/Lingkungan : Bangunan yang dimiliki oleh pemerintah maupun masyarakat. Bangunan ini digunakan oleh orang banyak, misalnya jalan, sekolah, pasar, perpustakaan umum, taman, pusat pelayanan kesehatan, kantor pos, polisi, dan pemadam kebakaran. Selain itu juga fasilitas-fasilitas yang secara nirlaba dimiliki dan dioperasikan oleh perorangan atau badan hukum, seperti gereja, masjid, surau, langgar, lapangan olahraga.

fasilitas Lingkungan : Fasilitas penunjang yang berfungsi untuk menyelenggarakan dan mengembangkan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya, yang antara lain dapat berupa bangunan perniagaan atau perbelanjaan, lapangan terbuka, pendidikan, kesehatan, dan pelayanan umum, serta pemakaman dan pertamanan.

fasilitas Sosial: Fasilitas ini antara lain berupa rumah ibadah, panti asuhan, panti sosial, rumah sakit, puskesmas, sekolah.

fasilitas Umum: Fasilitas umum antara lain berupa terminal angkutan umum, stasiunn kereta api, pelabuhan laut, pelabuhan udara, tempat pemberhentian kendaraan umum, taman, jalan, dan trotoar.

(Sumber: Kamus Istilah Kementerian PUPR tahun 2016)

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 11

Glossary

Istilah Tentang fasilitas

Page 14: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201712

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Perencanaan dari BPIW, diharapkan Mengakomodir Kebutuhan Infrastruktur

di Kawasan Transmigrasidr.Ir.H.M. Nurdin, M.T

Dirjen Pengembangan Kawasan TransmigrasiKementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi

Pembangunan infrastruktur di tanah air, tidak terlepas dari kontribusi berbagai instansi pemerintah, salah satunya Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemen Desa PDTT). Bersama Kementerian PUPR melalui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) dan instansi lainnya, Kemen Desa PDTT berkontribusi membuat masterplan dan Pra Desain 40 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN). Tidak hanya itu, banyak program yang dibuat

oleh instansi ini. Untuk melaksanakan program-program kegiatannya, Dirjen Pengembangan Kawasan Transmigrasi Kemen Desa PDTT, Dr.Ir.H.M. Nurdin, M.T., berharap perencanaan yang disusun BPIW dapat mengakomodir kebutuhan infrastruktur di kawasan transmigrasi sehingga target bersama yang telah diamanatkan dalam RPJMN dapat terwujud. Kepada Buletin Sinergi, ia juga memaparkan program-program dari instansinya. Berikut wawancara selengkapnya

wawancara

Page 15: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 13

Bagaimana kondisi kawasan transmigrasi terutama dari sisi kondisi infrastruktur dalam mendukung hasil-hasil produksi pertanian?

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian disebutkan bahwa pembangunan transmigrasi dilaksanakan berbasis kawasan yang memiliki keterkaitan dengan kawasan sekitarnya membentuk suatu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah.

Dalam rangka pengembangan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah, infrastruktur yang dikembangkan di kawasan transmigrasi meliputi sarana dan prasarana lingkungan seperti jalan, jembatan, dan sarana air bersih.

Kemudian, infrastruktur yang juga dikembangkan di kawasan ini adalah sarana dan prasarana sosial budaya masyarakat seperti rumah ibadah, Islamic center, dan rumah pintar. Selanjutnya juga ada sarana dan prasarana penunjang usaha ekonomi seperti pusat bisnis dan industri pengolahan hasil pertanian.

Penyediaan infrastruktur diperlukan, dengan dasar perencanaan yang baik dan diimbangi dengan penyiapan lembaga pengelola. Perencanaan harus mempertimbangkan kegiatan pertanian dari hulu hingga ke hilir.

Apa yang menjadi tujuan dari pengembangan kawasan transmigrasi di Indonesia?

Tujuan pengembangan kawasan transmigrasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan penduduk sekitar di kawasan transmigrasi. Hal tersebut dicapai melalui upaya pengembangan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah.

Salah satu bentuk pengembangan kawasan transmigrasi adalah Kota Terpadu Mandiri atau KTM. Terdapat 48 KTM di Indonesia yang pengembangannya didasarkan oleh potensi masing-masing kawasan.

Dengan pendekatan kawasan, komoditas pertanian dapat dikembangkan secara klaster, sehingga memenuhi skala ekonomi minimum. Dengan pendekatan itu juga, infrastruktur dapat dikembangkan secara terpadu di tingkat kawasan dan dapat meningkatkan integrasi antar lembaga penggerak ekonomi di kawasan transmigrasi seperti Badan Usaha Milik Desa atau BUMDes, BUMDes Kawasan, Industri, dan perbankan.

Apa yang menjadi kendala utama dari pengembangan kawasan transmigrasi di Indonesia? Kawasan transmigrasi adalah kawasan yang pengembangannya dilakukan secara by design sehingga untuk dapat berkembang, kawasan transmigrasi membutuhkan sentuhan berupa pembangunan infrastruktur serta pengembangan kapasitas masyarakat. Oleh karena itu dukungan pemerintah baik pemerintah pusat maupun daerah sangat dibutuhkan.

wawancara

“Tujuan pengembangan kawasan transmigrasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan penduduk sekitar di kawasan transmigrasi. Hal tersebut dicapai melalui upaya pengembangan kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan ekonomi wilayah”.

Page 16: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201714

wawancara

Pembangunan dari pinggiran memberi

kesempatan kepada desa-desa, termasuk

kawasan transmigrasi, untuk mendapatkan dukungan terutama

dalam hal penyediaan infrastruktur

Selain itu, kawasan transmigrasi berada di remote area, yaitu wilayah yang jauh dari pusat kegiatan atau jauh dari pusat kota. Akses yang sulit menuju kawasan transmigrasi menjadi salah satu kendala bagi kawasan transmigrasi untuk dapat berkembang. Komoditas pertanian yang dihasilkan di kawasan transmigrasi sering kali tidak dapat dijual ke pasar karena kondisi infrastruktur jalan yang kurang memadai.

Bagaimana solusi dalam menghadapi kendala tersebut?

Solusinya telah tertuang dalam salah satu dari 9 Nawacita Presiden Joko Widodo, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran. Pembangunan dari pinggiran memberi kesempatan kepada desa-desa, termasuk kawasan transmigrasi, untuk mendapatkan dukungan terutama dalam hal penyediaan infrastruktur.

Selain itu, pengembangan kawasan transmigrasi yang dibuat by design, perlu dibuatkan desain business plan yang mengintegrasikan seluruh elemen. Contohnya adalah dalam pengembangan agribisnis-agroindustri (komoditas beras) dalam mendukung pengembangan kawasan transmigrasi.

Program kerja apa saja yang menjadi fokus dari program Kemen desa PdTT terutama terkait pengembangan kawasan perdesaan maupun pengembangan kawasan transmigrasi?

Melalui Instruksi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Nomor 1 Tahun 2017, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi telah mencanangkan 4 program unggulan kementerian yakni Produk Unggulan Kawasan Perdesaan atau Prudes/ Prukades, BUMDes, Pembangunan Embung Desa, dan Pembangunan Sarana Olah Raga Desa atau Raga Desa.

Pemerintah menggulirkan program 40 Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional atau KPPN. Apa kaitannya dengan pengembangan kawasan transmigrasi?

Tujuan pengembangan 40 KPPN adalah mewujudkan kemandirian masyarakat dan menciptakan desa-desa mandiri dan berkelanjutan yang memiliki ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi, serta penguatan keterkaitan kegiatan ekonomi desa-kota.

Beberapa kawasan transmigrasi yang dikembangkan menjadi KTM memiliki lokasi yang beririsan dengan 40 KPPN tersebut. Bahkan juga beririsan dengan Wilayah Pengembangan Strategis atau WPS dari Kementerian PUPR. Dengan demikian, koordinasi lintas kementerian sepatutnya dapat dilakukan demi berkembangnya kawasan perdesaan dan kawasan transmigrasi.

Page 17: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 15

wawancara

“Kami mengharapkan perencanaan yang disusun

BPIW dapat meng-akomodir kebutuhan

infrastruktur di kawasan transmigrasi sehingga

target bersama yang telah diamanatkan dalam RPJMN

dapat diwujudkan”

“Pengembangan berbasis WPS mengedepankan konektivitas antar wilayah. Hal tersebut sejalan dengan konsep pengembangan kawasan transmigrasi yang dilaksanakan berbasis kawasan”

Jika dikaitkan dengan Kementerian PUPR, seperti apa peran dan dukungan yang diharapkan Kemen desa PdTT terhadap pengembangan kawasan transmigrasi?

Kami mengharapkan peran yang nyata dari Kementerian PUPR dalam mendukung penyediaan infrastruktur pada kawasan transmigrasi, khususnya kawasan transmigrasi yang ada didalam WPS.

Kami menyadari bahwa keterbatasan dana khususnya bidang transmigrasi merupakan salah satu kendala dalam mewujudkan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN. Dana yang ada kami fokuskan untuk mencukupi kebutuhan pokok atau basic servicess transmigran seperti jaminan hidup, paket A, B, C dan pengembangan sosial budaya transmigrasi.

Sedangkan kebutuhan untuk pengembangan infratruktur, seperti jalan, jembatan, drainase, air bersih, penerangan, kami masih sangat membutuhkan dukungan dari instansi lain, terutama dari Kementerian PUPR.

Bagaimana koordinasi yang dilakukan selama ini dengan BPIW, sebagai badan yang merencanakan pengembangan infrastruktur Kementerian PUPR, terkait pengembangan kawasan transmigrasi?

Kami telah aktif melakukan koordinasi dengan BPIW, baik secara formal melalui rapat-rapat koordinasi, maupun informal dengan pertemuan dan diskusi secara intensif. Diharapkan ke depan dapat lebih ditingkatkan dengan mengikutsertakan unit teknis di lingkungan Kementerian PUPR sehingga dukungan program pengembangan insfrastruktur untuk kawasan perdesaan dan kawasan transmigrasi dapat lebih nyata dan meningkat.

Pembangunan infrastruktur yang dilakukan Kementerian PUPR berbasis WPS. Bagaimana menurut Bapak mengenai hal Ini?

Pengembangan berbasis WPS mengedepankan konektivitas antar wilayah. Hal tersebut sejalan dengan konsep pengembangan kawasan transmigrasi yang dilaksanakan berbasis kawasan serta keterkaitan dengan kawasan sekitarnya yang membentuk suatu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah.

Seperti apa harapan Bapak terhadap perencanaan yang dihasilkan BPIW Kementerian PUPR?

Kami mengharapkan perencanaan yang disusun BPIW dapat mengakomodir kebutuhan infrastruktur di kawasan transmigrasi sehingga target bersama yang telah diamanatkan dalam RPJMN dapat diwujudkan. Tim Redaksi

Page 18: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201716

Teropong Media

Kami mengumpulkan guntingan berita dengan topik infrastruktur dan topik lain yang berkaitan dengan Kementerian PUPR. Guntingan berita tersebut kami sarikan dari 5 media cetak, yaitu Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Investor Daily, dan Bisnis Indonesia. Dengan adanya guntingan berita ini, diharapkan dapat diketahui opini publik yang berkembang seputar infrastruktur. Selain itu,dapat berguna sebagai media

monitoring BPIW. Berikut ini adalah 1 potongan pemberitaan tersebut.

Infrastruktur PUPR dalam Media Cetak

Page 19: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 17

Teropong Media

Teropong media edisi kali ini, akan membahas mengenai berita yang dimuat di koran Investor Daily, Rabu, 11 Oktober 2017, pada Halaman 7. Berita tersebut diberi judul “2018, PUPR Bangun Infrastruktur di Sumatra Rp 20 Triliun” . Berikut Ulasannya :

Membangun Pulau Sumatra, Mengikis disparitas

Pada berita tersebut dibahas mengenai anggaran Kementerian PUPR untuk membangun infrastruktur di Pulau Sumatera sebesar Rp 20 triliun atau tepatnya Rp 20,32 triliun. Sementara total anggaran untuk Kementerian PUPR mencapai Rp 106,9triliun. Anggaran Rp 20,32 triliun tersebut digunakan untuk beberapa pembangunan infrastruktur seperti ketahanan air dan pangan, peningkatan konektivitas jalan dan jembatan, infrastruktur Cipta Karya, dan pemenuhan rumah layak huni bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Dalam artikel itu Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono mengakui bahwa disparitas di Pulau Sumatera masih besar karena kegiatan ekonomi masih dominasn di bagian timur dibandingkan barat. Hal ini terjadi karena kondisi geografis di Pulau Sumatera, khususnya masalah potensi bencana alam dalam membanguninfrastruktur di pulau tersebut. Masalah disparitas pembangunan memang kerap menjadi tantangan tersendiri. Pasalnya disparitas tidak hanya terjadi antar wilayah di satu pulau, tapi juga kawasan barat dan timur Indonesia. Untuk mengatasi hal itu diperlukan pembangunan infrastruktur yang merata. Untuk mencapai pemerataan pembangunan infrastruktur tersebut, Kementerian PUPR membangun infrastruktur berbasis 35 wilayah pengembanganwilayah (WPS). Pada dasarnya WPS merupakan kesatuan wilayah pengembangan yang mencakup kawasan-kawasan pertumbuhan (97 kawasan strategis), untuk meningkatkan daya saing dan mengurangi disparitas antar wilayah. WPS juga berperan sebagai basis perencanaan dan pemrograman

infrastruktur PUPR secara terpadu untuk mengurangi kesenjangan antar-wilayah dan meningkatkan daya saingdaerah. DI pulau Sumatra terdapat 6 WPS, yakni WPS 1 Sabang-Aceh- Langsa, WPS 2 Medan-Tebing Tinggi- Dumai-Pekanbaru, WPS 3 Batam-Tanjung Pinang, WPS 4 Sibolga-Padang-Bengkulu, WPS 5 Jambi-Palembang-Pangkal Pinang-Tanjung Pandan, dan WPS6 Merak-Bakauheni-Bandar Lampung-Palembang-Tanjung Api-Api. Sebagaimana disampaikan Menteri PUPR dalam berita tersebut bahwa pembangunan infrastruktur berbasis wilayah ini untuk mendukung berbagai kawasan industri melalui akses jalan, perumahan, dan jarigan air minum. Pembangunan infrastruktur PUPR juga mendukung Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) terutama yang ada di Pulau Sumatra ini seperti DanauToba yang ada di Provinsi Sumatra Utara. Danau terbesar di Indonesia ini merupakan satu dari 3 KSPN yang sedang dibuatkan integrated tourism masterplan dengan bantuan dai World Bank atau Bank Dunia. Selain Danau Toba, ada juga KSPN Borobudur dan Lombok yang menjadi fokus pengembangan pariwisata yang dilakukan pemerintah. Saat ini BPIW sedang mengawal pembuatan integrated tourism masterplan tersebut.

Meski anggaran terbatas, namun Kementerian PUPR terus menggali sumber pembiayaan infastruktur melalui kerja sama dengan pihak swasta. Dengan banyaknya program yang dibuat, diharapkan dapat direalisasikan secaara optimal, sehingga dapat mensejahterakan dan mengangkat taraf hidup masyarakat.

Page 20: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201718

Menteri PUPR Tantang BPIW Makin Inovatif, Kreatif dan Luar Biasa

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono menantang jajaran Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR menghasilkan perencanaan pengembangan infrastruktur wilayah yang kreatif, inovatif dan luar biasa.

“BPIW mengemban tugas untuk menentukan arah ke depan Kementerian PUPR. Artinya, kalau perencanaan yang dihasilkan BPIW biasa-biasa saja, maka hasil dari pekerjaan Kementerian PUPR sudah dapat ditebak akan biasa saja.

Sebaliknya, kalau perencanaan dari BPIW penuh pemikiran yang inovatif, kreatif dan luar biasa maka hasilnya dapat luar biasa juga,” ungkap Basuki dalam Rapat Koordinasi Rencana Kerja BPIW 2018 di Kantor BPIW, Jakarta, Rabu (12/10).

Untuk itu, Basuki berharap, jajaran BPIW dapat bekerja menciptakan perencanaan yang implementatif, kreatif, inovatif dan luar biasa. “Jajaran BPIW perlu untuk berpikir lebih “gila” lagi, inovatif lagi, luar biasa lagi. Saya tak pernah melarang-larang BPIW untuk berpikir bebas dan “gila” dalam membuat perencanaan pengembangan infrastruktur wilayah, namun jangan gila betulan saja,” ungkap Basuki yang diiringi gelak tawa hadirin.

Ia mencontohkan, BPIW bisa membuat perencanaan seperti membelah pulau dan inovasi lainnya. Misalnya untuk perencanaan di Maluku Utara membuat terusan yang membelah pulau, untuk mempercepat dan memperlancar lalu lintas laut di sana.

“Soalnya saat ini lalu lintas kapal laut untuk angkutan dan logistis kurang efektif, karena perjalanannya perlu berputar ke atas dan jauh itu jaraknya. Itu misalnya dan

tentu diperlukan banyak lagi ide-ide kreatif lainnya,” jelas Basuki.

Lebih lanjut, Basuki menekankan, pemikiran jajaran BPIW harus berada jauh di depan Unit Organisasi (Unor) lain di Kementerian PUPR. “Agar BPIW dapat benar-benar memfungsikan sebagai guide (pemandu,-red) perencana pengembangan infrastruktur bagi Unor lain di Kementerian PUPR,” terangnya.

Jajaran dari Unor lain, lanjutnya, sudah terlalu padat dengan pekerjaan teknis pembangunan. Sehingga, asupan perencanaan yang bagus dari BPIW sangat diperlukan. Basuki juga menegaskan, BPIW merupakan penunjuk arah Kementerian PUPR. Sehingga, BPIW ditantang untuk senantiasa menggali pemikiran perencanaan pengembangan wilayah yang canggih.

Di tempat yang sama, Kepala BPIW Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan memaparkan Draf Rencana Kerja dan Program BPIW 2018. Rido menerangkan, pada 2018 BPIW akan melaksanakan administrasi kepegawaian dan organisasi tatalaksana.

“Dalam bidang ini kami melakukan inovasi. Misalnya dari rencana Penyusunan Manajemen Database Keterpaduan Infrastruktur PUPR menjadi Penyusunan Pedoman Manajemen dan Evaluasi

Pemrograman Pengembangan Infrastruktur Wilayah (termasuk Arsitektur Program),” paparnya.

Kemudian, lanjutnya, BPIW melaksanakan bantuan hukum, kerja sama dan pelayanan informasi. “Selain itu, melaksanakan administrasi keuangan, umum dan barang milik negara, layanan internal dan perkantoran,” jelasnya.

Kilas BPIW

“Kalau perencanaan dari BPIW penuh pemikiran yang inova-

tif, kreatif dan luar biasa maka hasilnya dapat luar biasa juga,”

ungkap Basuki

Page 21: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 19

Menurut Rido, terkait perencanaan infrastruktur pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Ada kebijakan dan strategi keterpaduan pembangunan infrastruktur wilayah bidang PUPR antar sektor/wilayah.

“Dalam penyusunan kebijakan dan strategi, ada inovasi yang dilakukan BPIW berupa penyusunan kebijakan teknis dan strategi nasional keterpaduan antara pengembangan wilayah dengan infrastruktur PUPR dan penyusunan materi teknis rencana pembangunan jangka panjang dan jangka menengah bidang PUPR,” papar Rido.

Kemudian, ada juga inovasi untuk penyusunan Materi Teknis Pedoman Keterpaduan Perencanaan Infrastruktur PUPR Mendukung Pengembangan Pertanian, Industri, dan Pariwisata Nasional

Lebih lanjut, Rido mengatakan, ada juga Rencana Induk dan Rencana Pengembangan Infrastruktur Bidang PUPR terpadu Antarsektor, Antarwilayah Pengembangan

Strategis, Antartingkat Pemerintahan, dan Antarpulau.

“BPIW telah melakukan inovasi seperti membuat Rencana Pengembangan Infrastruktur Terpadu pada Wilayah

Selingkar Wilis, Koridor Padang - Pekanbaru dan Koridor Semarang – Surabaya,” ungkap Rido.

Selain itu, BPIW juga melakukan fasilitasi kerjasama regional dan global, rekomendasi hasil analisis dampak dan manfaat

keterpaduan pengembangan infrastruktur PUPR, skema pembiayaan pengembangan yang disusun dan difasilitasi. “Kemudian membuat juga penyusunan rencana aksi skema pembiayaan infrastruktur PUPR 2020-2024,” jelas Rido.

Lebih lanjut Rido menjelaskan, kendati judul yang ada pada Draf Rencana Kerja dan Program BPIW 2018 terlihat normatif dan standar, namun substansi yang direncanakan BPIW telah banyak menerapkan inovasi-inovasi.

Hal itu diharapkan dapat menjawab semua tantangan yang diemban BPIW Kementerian PUPR. Draf Rencana Kerja dan Program BPIW 2018 tersebut, lanjut Rido, akan segera dibahas lagi oleh tim di BPIW, agar dapat segera dihasilkan

Rencana Kerja dan Program BPIW 2018 yang final dan sesuai harapan bersama. (ris/infoBPIW)

“BPIW telah melakukan ino-vasi seperti membuat Rencana Pengembangan Infrastruktur

Terpadu pada Wilayah Selingkar Wilis, Koridor Padang - Pekan-baru dan Koridor Semarang –

Surabaya,” ungkap Rido

Kilas BPIW

Sumber: Dok. BPIWMenteri PUPR, Basuki Hadimuljono saat memberikan arahan kepada jajaran pimpinan BPIW

Page 22: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201720

Kementerian PUPR Pacu Pengembangan KSPN danau Toba

Kilas BPIW

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memacu pengembangan infrastruktur di Kawasan Pariwisata Strategis Nasional (KSPN) Danau Toba. Dukungan infrastruktur tersebut dilakukan terhadap kawasan menuju serta di dalam kawasan destinasi Danau Toba, mulai dari konektivitas jalan, peningkatan sumber daya air, keciptakaryaaan dan perumahan.

Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan saat meninjau pariwisata Danau Toba, Sumatera Utara, beberapa hari lalu.

Rido menjelaskan, pemerintah telah menargetkan kunjungan turis mancanegara mencapai 20 juta orang di tahun 2019. Untuk mencapai target tersebut, pemerintah memprioritaskan pengembangan 10 KSPN.

Danau Toba merupakan salah satu KSPN yang akan lebih dipercepat pengembangannya. Kawasan tersebut memiliki potensi untuk ditingkatkan angka kunjungan wisatawan, kesiapan masyarakat, dan juga dukungan dari pemerintah daerah setempat.

“Pengembangan KSPN Danau Toba juga merupakan bagian dari persiapan dalam menyambut pelaksanaan Annual Meeting IMF-WB yang akan diselenggarakan pada

Oktober 2018. Oleh karena itu, infrastruktur yang mantap dan handal harus kita siapkan,” ungkap Rido.

Dalam pengembangan infrastruktur di KSPN Danau Toba, BPIW Kementerian PUPR memiliki peran perencanaan guna menterpadukan seluruh pembangunan infrastruktur PUPR yang terintegrasi ke dalam dokumen masterplan dan

development plan (MPDP). “Saat ini terdapat beberapa program infrastruktur yang masih dalam perencanaan serta sudah ada yang direalisasikan,” jelasnya.

Ia mencontohkan, Jalan akses Bandara Sibisa, dengan trase Jalan Nasional. “Tahun ini, Ditjen Bina Marga melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) II Sumatera Utara sedang melaksanakan pengerjaan jalan akses sepanjang 2,5 km,” paparnya seraya menambahkan, adapun

sisa jalan akses yang sepanjang 4,5 km direncanakan untuk dibangun pada tahun 2018. Tahun ini, lanjutnya, ada juga Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) di Kawasan Ajibata,” ujarnya.

Selain itu, hasil Rakernas Kementerian PUPR 2017 telah menetapkan 10 pilot project Desa Wisata Nasional. Salah satunya adalah Desa Wisata Ambarita di

Kabupaten Pulau Samosir, Kecamatan Simanindo. “Kementerian PUPR telah memberikan dukungan infrastruktur sanitasi berupa toilet umum yang dilaksanakan oleh Ditjen Cipta Karya,” papar Rido.

Ada juga pembangunan Jembatan Tano Ponggol yang dilaksanakan Ditjen Bina Marga. Jembatan yang menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Samosir itu akan menggunakan desain baru sehingga dapat dilalui oleh kapal pesiar kecil.

Pada tahun 2017, lanjutnya, Kementerian PUPR juga melaksanakan normalisasi dan pelebaran terusan Tano Ponggol. Pelebaran terusan tersebut nantinya diharapkan dapat dilalui oleh kapal pesiar kecil, sehingga para wisatawan dapat mengelilingi pulau Samosir dengan menggunakan kapal pesiar.

Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya tarik Danau Toba khususnya Pulau Samosir. “Pelebaran terusan tersebut

Dalam pengembangan infrastruk-tur di KSPN Danau Toba, BPIW

Kementerian PUPR memiliki peran perencanaan guna menterpadukan seluruh pembangunan infrastruk-

tur PUPR yang terintegrasi ke dalam dokumen masterplan dan

development plan

Page 23: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 21

diharapkan selesai pada 2018 mendatang,” tegasnya.

Ada juga pembangunan Jalan Lingkar Samosir sepanjang 145,9 kilometer, yang dibagi dalam dua paket yakni, ruas Pangururan–Simanindo – Ambarita – Tomok – Onan Runggu dengan total panjang 76,9 km serta ruas Tele–Pangururan – Nainggolan – Onan Runggu dengan total .

“Kita selalu berkoordinasi dengan instansi lainnya, termasuk pemerintah daerah. Pasalnya, dalam pengembangan KSPN banyak instansi yang terlibat, mulai dari Kemenko Maritim, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, dan tentunya kami dari Kementerian PUPR,” jelasnya.

Sinergi dengan sejumlah kementerian diperlukan karena pengembangan kawasan pariwisata harus memperhatikan aspek atraksi, amenitas, dan aksesibilitas.

“Infrastruktur yang disiapkan bukan hanya infrastruktur dari PUPR, namun ada juga infrastruktur berupa pelabuhan penyeberangan dan juga bandara yang

disiapkan Kementerian Perhubungan,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Bupati Samosir, Juang Sinaga, menyambut antusias rencana pengembangan infrastruktur di KSPN Danau Toba. Menurutnya, ada sejumlah

pengembangan infrastruktur diyakini akan semakin menarik minat para wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung ke kawasan Danau Toba.

“Kami sangat berterima kasih kepada pemerinta pusat yang telah nyata memberikan perhatiannya kepada daerah, Samosir khususnya. Saat ini masyarakat sudah banyak merasakan manfaat dari pembangunan yang telah dilakukan pemerintah pusat maupun daerah,” terang Juang.

Dengan banyaknya pembangunan infrastruktur di kawasan Danau Toba, Juang berharap, kawasan wisata Danau Toba ke depannya

akan mampu berkonstribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi daerah dan negara.(ris/dra/indi/infoBPIW)

Sinergi dengan sejumlah kementerian diperlukan karena

pengembangan kawasan pariwisata harus memperha-tikan aspek atraksi, amenitas,

dan aksesibilitas

Sumber: Dok. BPIWKepala BPIW, Rido Matari Ichwan berdiskusi dengan Wakil Bupati Samosir, Juang Sinaga

Page 24: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201722

Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) kembali melakukan kunjungan kerja spesifik pada masa reses sidang I tahun 2017/2018. Kali ini, kunjungan kerja tersebut dilakukan ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mulai dari Kamis (26/10) hingga Senin (30/11).

Pada hari pertama kunjungan kerja ini digelar juga “Forum Diskusi Infrastruktur Kota Kupang Bersama Komisi V DPR RI dan Mitra Kerja” di Kota Kupang, Kamis malam (26/10).Diskusi yang dipimpin langsung Ketua Komisi V DPR RI, Fary Djemy Francis ini dihadiri anggota Komisi V lainnya.

Hadir juga perwakilan Kementerian PUPR yang mendampingi Kunker tersebut, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rido Matari Ichwan, Direktur Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian PUPR, Lana Winayanti serta perwakilan kementerian lain yang menjadi mitra kerja Komisi V DPR RI. Djemy Francis mengatakan, forum diskusi ini diharapkan menjadi komunikasi yang efektif

antara Komisi V DPR RI, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan tokoh masyarakat dalam rangka membangun Kota Kupang.

Menurutnya, sebenarnya aspirasi dari para tokoh di Kota Kupang tidak pernah muluk. “Seperti aspirasi, Kota Kupang harus mampu

membangun air bersih untuk masyarakat. Soalnya, saat ini penyediaan air bersih di Kota Kupang masih minim,” jelasnya.

Ia melanjutkan, kemudian pembangunan drainase jalan yang berfungsi baik, penerangan jalan umum. “Aspirasinya masih pada tahap pembangunan infrastruktur

dasar yang memadai bagi masyarakat Kupang,” kata Fary.

Di tempat sama, Kepala BPIW Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang untuk segera menyelesaikan Peraturan Daerah

(Perda) tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota.

Menurutnya, keberadaan Perda RTRW akan memudahkan untuk mengidentifikasi kebutuhan prioritas infrastruktur PUPR di Kota Kupang. “Mulai dari jalan nasional, drainase, perumahan, taman kota dan lainnya,” ungkap Rido.

Ia mengatakan, Kementerian PUPR dalam melakukan perencanaan pengembangan infrastruktur PUPR

berbasis kewilayahan atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Seluruh wilayah di Indonesia semuanya terkelompokkan dalam 35 WPS. “Kota Kupang sendiri masuk dalam pengembangan WPS 19 Kupang-Atambua,” papar Rido.

Menurutnya, pada tahun 2017 ada banyak

Percepat Pengembangan Infrastruktur Kupang, Komisi V dPR RI Kunkerke NTT

Kilas BPIW

Forum diskusi ini diharapkan men-jadi komunikasi yang efektif an-

tara Komisi V DPR RI, pemerintah pusat, pemerintah daerah dan

tokoh masyarakat dalam rangka membangun Kota Kupang

Page 25: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 23

Kilas BPIW

program infrastruktur PUPR dari pusat dalam mendukung pengembangan Kota Kupang, antara lain pembangunan pengamanan Pantai Namosai dan Pantai Nunbaun, rekonstruksi jalan dalam kota Bolok-Tenau, rekonstruksi jalan lingkar luar Kota Kupang, pembangunan jembatan Petuk.

“Kemudian fasilitasi percontohan ruang terbuka hijau, pengembangan jaringan perpipaan di Kawasan Tanalodu serta Kawasan RSUD Kota Kupang, pemeliharaan pembangunan rumah susun dan lainnya,” ungkap Rido. Selain itu, banyak juga program pengembangan infrastruktur PUPR untuk tahun 2018.

Rido menjelaskan, BPIW telah menyusun masterplan dan development plan (MPDP) untuk pengembangan infrastruktur yang terpadu pada 10 hingga 15 tahun ke depan.

Untuk teknis perencanaan detail dan pembangunan fisik dilaksanakan oleh seluruh unit organisasi teknis terkait di Kementerian PUPR. “Seperti Ditjen Bina Marga seperti

jalan dan jembatan, Ditjen Cipta Karya seperti taman kota, penyediaan air minum, Ditjen Penyediaan Perumahan seperti rumah khusus atau rumah bersubsisi serta Ditjen Sumber Daya Air seperti pembangunan bendungan, bangunan pengamanan pantai,” terang Rido.

Ia juga menambahkan, posisi Kota Kupang juga sangat strategis karena merupakan ibu kota Provinsi NTT. Sehingga, akan banyak menerima keuntungan dampak pembangunan Provinsi NTT.

“Dimana NTT merupakan provinsi yang wilayahnya terdapat Kawasan Perbatasan

negara dengan negara lain,” ujarnya. Kawasan Perbatasan mendapat prioritas pengembangan infrastruktur sebab kini dinilai sebagai pintu gerbang negara serta citra kemajuan dari pembangunan negeri.

Di tempat sama, Walikota Kupang, Jefri Riwu Kore mengakui, eksekutif dan legislatif di Kota Kupang akan melakukan percepatan pengesahan Perda RTRW demi pembangunan di Kota Kupang.

Pemkot Kupang, lanjutnya, sangat berharap intervensi dan bantuan lebih dari pemerintah pusat dalam pembangunan infrastrktur Kota Kupang. Soalnya, kalau mengandalkan APBD akan masih sulit dalam melakukan percepatan pembangunan infrastruktur dasar

yang memadai.

Menurutnya, tahun ini Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Kupang mencapai sekitar Rp 166 miliar. “Untuk itu bantuan dari pusat memang sangat kami harapkan, agar dapat melakukan percepatan pengembangan dalam berbagai sektor, dimana yang

Pada tahun 2017 ada banyak program infrastruktur PUPR dari

pusat dalam mendukung pengem-bangan Kota Kupang, antara lain

pembangunan pengamanan Pantai Namosai dan Pantai Nunbaun

Kepala BPIW, Rido Matari Ichwan saat memberikan paparan Sumber: Dok. BPIW

Page 26: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201724

Peluang badan usaha konstruksi nasional untuk turut berkiprah dalam hal pembangunan infrastruktur, terbuka lebar. Terlebih, saat ini pemerintah semakin gencar menggulirkan program pembangunan infrastruktur.

Demikian diungkapkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rido Matari Ichwan saat paparan “Perencanaan Pembangunan Infrastruktur PUPR Jangka Menengah dan Jangka Panjang Nasional” dalam Rapat Kerja Pembahasan Rencana Strategis PT Wijaya Karya Beton Tbk 2018-2022 di Bogor, Senin (9/10).

Menurutnya, pemerintah senantiasa mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan swasta untuk dapat berpartisipasi dan lebih maju dengan kualitasnya, sehingga kebutuhan konstruksi domestik akan dapat dipenuhi seutuhnya dari industri konstruksi nasional.

Ia menjelaskan, dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 pengembangan infrastuktur diarahkan untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan

menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia, Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas serta kemampuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK).

Untuk mendukung hal tersebut, lanjutnya, salah satunya Kementerian PUPR dalam melaksanakan pengembangan infrastruktur

menerapkan pola strategi yang berbasis kewilayahan atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Seluruh wilayah yang ada di Indonesia semuanya telah terkelompokan dalam 35 WPS.

Pada setiap WPS tersebut, ungkap Rido, BPIW Kementerian PUPR telah menyusun masterplan dan development plan (MPDP) sebagai arah pengembangan infrastruktur PUPR dalam rangka menciptakan

keseimbangan dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dalam WPS tersebut ada sejumlah tema kawasan, seperti kawasan industri (KI), kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), kawasan ekonomi khusus (KEK), kawasan kota metropolitan, kawasan kota baru publik, kawasan agrokultural dan lainnya.

“BPIW juga menyusun MPDP untuk pengembangan infrastruktur PUPR yang terpadu. Adapun teknis perencanaan detail dan fisik pembangunan dilaksanakan oleh seluruh unit organisasi teknis terkait di Kementerian PUPR (Dirjen Bina Marga, Dirjen Cipta Karya, Dirjen Penyediaan Perumahan serta Dirjen Sumber Daya Air-red),” papar Rido.

Lebih lanjut Rido mengungkapkan, saat ini ada sejumlah peluang investasi infrastruktur yang dapat disasar BUMN konstruksi maupun swasta nasional yang bergerak di bidang kontruksi untuk dapat berperan dan melakukan investasi.

“Kesempatan itu ada pada proyek konstruksi bendungan, seperti proyek konstruksi bendungan multifungsi Pelosika di WPS Mamuju-MakalePalopo-Kendari-Bau Bau-Wangi Wangi, proyek konstruksi bendungan

Saat ini ada sejumlah peluang investasi infrastruktur yang dapat disasar BUMN konstruksi maupun

swasta nasional

Kilas BPIW

Pembangunan gencar, Peluang Badan Usaha Konstruksi Terbuka Lebar

Page 27: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 25

Kilas BPIW

Rokan Kiri di WPS Medan-Tebing Tinggi-DumaiPekanbaru,” terang Rido.

Selain itu, proyek konstruksi bendungan Matenggeng di WPS Tanjung Lesung-Sukabumi-Pangandaran-Cilacap, proyek konstruksi bendungan Jragung di WPS SemarangSurabaya.

“Adapun proyek jalan tol ada untuk ruas Semarang-Solo, ruas Solo-Ngawi, ruas Ngawi-Kertosono, ruas Balikpapan-Samarinda, ruas Manado-Bitung, ruas Serang-Panimbang,” katanya.

Ada juga ruas Cileunyi-Sumedang-Dawuan, ruas Semarang-Demak, ruas Probolinggo-Banyuwangi, ruas Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi, ruas Terbanggi Besar-Pematang Panggang Kayu Agung. “Kemudian ruas jalan Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat dan ruas Samarinda-Bontang,” jelasnya. Sedangkan untuk Program Pembangunan Sistem Penyediaan

Air Minum (SPAM), ada untuk SPAM Bandar Lampung, SPAM Semarang Barat, SPAM Jatiluhur II, SPAM Pondok Gede, SPAM Kota Pekanbaru, SPAM Pekankampar, SPAM Tebasabo dan SPAM Tukad Unda.

“Kemudian untuk SPAM regional, ada SPAM Keburejo, SPAM Petanglong, SPAM Kartamantul, SPAM Mojolamong, SPAM Mebidang, SPAM Durolis, SPAM Benteng Kobema , SPAM Wasusokas, SPAM Aceh Utara dan Lhokseumawe serta SPAM Payakumbuh dan Limapuluh Kota,”

terangnya. Selain itu, ada juga SPAM Jati Gede, SPAM Cimahi dan Bandung Barat, SPAM Semarsalat, SPAM Dadimuria, SPAM Mamminasata, SPAM Burana , SPAM Sorong serta SPAM Bimatara.

Sementara itu, Kasubdit Transpotasi Udara, Direktorat Transportasi Bappenas, Ahmad Zainudin mengatakan, saat ini banyak juga peluang infrasturkur di sektor tranpotasi. “Baik untuk pelabuhan, bandara serta transportasi massa,” terangnya.

Ia mengatakan, pemerintah terus berupaya mewujudkan konektivitas. Salah satunya yang

dikenal dengan nama “tol laut”.Untuk sektor ini menurut Rido terbuka peluang bagi BUMN dan badan usaha melakukan investasi.(ris/InfoBPIW)

Pemerintah terus berupaya mewujudkan konektivitas. Salah satunya yang dikenal dengan nama “tol laut”.Untuk sektor ini menurut Rido terbuka peluang bagi BUMN dan badan usaha

melakukan investasi.

Page 28: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201726

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sudah menunjukkan perannya, terutama dalam pembangunan infrastruktur di kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN) Danau Toba. Hal itu disampaikan Kepala Pusat

Pengembangan Kawasan Strategis, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono, pada Rapat Koordinasi Dewan Pengarah Badan Otorita

Pariwisata Danau Toba (BOPDT), di Medan, beberapa waktu yang lalu. Dalam rapat yang dipimpin Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman (Menko Maritim), Luhut Binsar Pandjaitan tersebut, Hadi turut hadir mewakili Kepala BPIW, Rido Matari

Ichwan yang berhalangan hadir.

Peran tersebut menurut Hadi ditunjukkan Kementerian PUPR dengan pembangunan infrastruktur di tahun 2017, seperti dibangunnya jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.

Bahkan pada 13 Oktober lalu, Presiden Joko Widodo telah meresmikan dua ruas tol Trans Sumatra yang dikerjakan Kementerian PUPR. Dua

ruas tersebut adalah Tol Medan-Binjai seksi 2 dan 3 (Helvetia-Binjai) sepanjang 10,46 km, dan Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi seksi 2-6 (Kualanamu-Sei Rampah) sepanjang 41,65 km.

Peran tersebut menurut Hadi ditunjukkan Kementerian PUPR

dengan pembangunan infrastruk-tur di tahun 2017, seperti

dibangunnya jalan tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi.

Kementerian PUPR Tunjukkan Perannya dalam Membangun Infrastruktur di KSPN danau Toba

Kilas BPIW

Page 29: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 27

“BPIW juga telah menjalankan peran untuk berkoordinasi dan melakukan sinergi dengan pemerintah daerah dan Badan Otorita Danau Toba. Koordinasi juga dilakukan dengan Menko Maritim. Kita juga bekerja sama secara intensif dengan Bappenas, Kementerian Pariwisata, dan perwakilan Bank Dunia di Jakarta,” ungkap Hadi.

Tidak hanya KSPN Danau Toba, menurut Hadi instansinya juga berkomitmen untuk membangun infrastruktur untuk mendukung KSPN prioritas utama lainnya seperti Borobudur (Jawa Tengah) dan Lombok (NBT).

Hadi juga menegaskan bahwa BPIW berperan besar dalam perencanaan terpadu, tidak hanya untuk infrastruktur PUPR saja, tetapi juga untuk aspek pariwisata, seperti perencanaan amenitas atau fasilitas pendukung yang disediakan di destinasi

pariwisata. Selain itu BPIW juga berperan membuat perencanaan terkait atraksi atau data tarik pariwisata seperti yang akan tertuang dalam Integrated Tourism Masterplan yang didukung dana dari Bank Dunia.

Integrated Tourism Masterplan ini akan dimulai November 2017 mendatang.

Sementara acara utama rapat koordinasi di Medan tersebut kata Hadi, adalah laporan dari Kepala BOPDT kepada Menko

Maritim perihal progres penataan kawasan pariwisata Danau Toba yang dilaksanakan oleh badan otorita tersebut, serta laporan dari Kementerian/Lembaga serta pemerintah daerah terkait.

Kegiatan tersebut dihadiri Gubernur dan Wakil Gubernur Sumatera Utara, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Kemenko Maritim,perwakilan dari Bappenas, Kementerian Pariwisata, Kementerian Perhubungan, dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Sumatera Utara. Hen/infobpiw

Kilas BPIW

BPIW berperan besar dalam perenca-naan terpadu, tidak hanya untuk infra-struktur PUPR saja, tetapi juga untuk

aspek pariwisata, seperti perencanaan amenitas atau fasilitas pendukung

yang disediakan di destinasi pariwisata

Rapat koordinasi membahas pengembangan KSPN Danau Toba Sumber: Dok. BPIW

Page 30: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201728

Dalam rangka mendukung pelaksanaan reformasi birokrasi dan evaluasi yang akan dilakukan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN-RB), Badan Pengembangan

Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melakukan rapat koordinasi untuk memastikan bahwa setiap pegawai di lingkungan BPIW memiliki pengetahuan dasar yang sama terkait reformasi birokrasi.

Demikian disampaikan Sekretaris BPIW Kementerian PUPR, Firman Hatorangan

Napitupulu, saat membuka Rapat Koordinasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi BPIW di Jakarta, Kamis (12/10).

Lebih lanjut Firman menyatakan, kegiatan ini merupakan sarana untuk mendapatkan

gambaran yang menyeluruh tentang capaian dan tantangan pelaksanaan reformasi birokrasi di Kementerian PUPR, khususnya di BPIW. “Kegiatan ini juga untuk mencapai terlaksananya koordinasi dan konsolidasi dalam rangka pemenuhan data dan informasi yang sekiranya dibutuhkan oleh Kemen. PANRB,” ujar Firman.

Dengan mengikuti seluruh rangkaian kegiatan ini dengan baik, ia berharap pelaksanaan rencana aksi

reformasi birokrasi BPIW pada tahun ini dapat dilakukan dengan terencana dan terukur oleh setiap Kelompok Kerja dalam Tim Reformasi Birokrasi BPIW.

Firman menjelaskan pelaksanaan program Reformasi Birokrasi secara nasional saat ini telah memasuki tahap/fase ke-2 (2015 - 2019) dari 3 tahap pelaksanaan reformasi

dukung Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, BPIW Lakukan Rapat Koordinasi

Kilas BPIW

Kegiatan ini merupakan sarana untuk mendapatkan gambaran

yang menyeluruh tentang capaian dan tantangan pelaksanaan re-

formasi birokrasi di Kementerian PUPR, khususnya di BPIW

Page 31: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 29

birokrasi, sebagaimana tercantum di dalam Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025.

Pada tahap ini, menurut Firman salah satu sasaran yang ingin dicapai adalah pemerintahan berbasis kinerja (performance based bureaucracy) yang ditandai dengan, penyelenggaraan pemerintahan dilaksanakan dengan berorientasi pada prinsip efektif, efisien, dan ekonomis.

Saat memberikan paparan, Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana Sekretariat BPIW, Hasna Widiastuti mengatakan reformasi birokrasi merupakan proses penataan kembali birokrasi yang meliputi regulasi, manajemen, tugas dan fungsi.

Menurut Hasna, ada 3 tujuan reformasi birokrasi BPIW 2015-2019. Pertama, meningkatkan efisiensi, efektifitas, profesionalitas, integritas dan akuntabilitas BPIW dalam penyelenggaraan keterpaduan

perencanaan dan pemrograman infrastruktur wilayah bidang PUPR yang berkualitas.

Tujuan kedua adalah mewujudkan revolusi mental di BPIW dalam penyelenggaraan keterpaduan perencanaan dan

pemrograman infrastruktur wilayah bidang PUPR yang berkualitas. Selanjutnya tujuan ketiga reformasi birokrasi BPIW adalah mewujudkan birokrasi BPIW sebagai wujud nyata perubahan organisasi di Kementerian PUPR yang dapat mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Kementerian PUPR.

Terkait kedatangan tim evaluasi KemenPAN-RB, selama sebulan dan dimulai 16 Oktober 2017, Hasna menyatakan ada beberapa hal

yang harus disiapkan seluruh pegawai yakni menjalankan disiplin kerja, menjalankan pelayanan prima, dan menyiapkan seluruh laporan yang berkaitan dengan pelaksanaan program dan evaluasi program dalam 1 tahun berdasarkan Lembar Kerja Evaluasi (LKE).

Selain itu menyiapkan pegawai yang memiliki kapabilitas untuk menjadi narasumber ketika tim evaluator datang (the right man on the right job). “Laporan terkait inovasi pelayanan publik yang sudah dilakukan juga harus disiapkan.

Kemudian seluruh pegawai wajib memiliki pengetahuan dasar mengenai program dan kegiatan yang dilakukan oleh Balai dan mengenai reformasi birokrasi serta inovasi-inovasi yang dilakukan oleh unit kerja masing-masing,” tegas Hasna.

Kegiatan yang diisi dengan tanya jawab ini dihadiri para pejabat pimpinan tinggi pratama, pejabat administrator, dan pejabat pengawas di lingkungan BPIW. (Hendra/infoBPIW)

Reformasi birokrasi merupakan proses penataan kembali

birokrasi yang meliputi regulasi, manajemen, tugas dan fungsi

Pembahasan pelaksanaan reformasi biroksasi Sumber: Dok. BPIW

Page 32: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201730

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menargetkan Rencana Kerja Tahun 2018 yang akan digulirkan makin

inovatif dan kreatif serta menjawab tantangan perkembangan zaman.

Hal itu ditegaskan Sekretaris BPIW, Kementerian PUPR, Firman H. Napitupulu saat membuka Rapat Koordinasi Pembahasan Rencana Kerja dan

Anggaran BPIW Tahun Anggaran (TA) 2018 di Bandung, Senin, (16/10).

Menurutnya, ke depan program yang digulir BPIW mesti lebih maju dari sebelum-sebelumnya. Pasalnya, saaat ini telah menanti banyak pekerjaan besar Kementerian PUPR yang memerlukan dukungan yang lebih canggih dari BPIW.

“Ada beberapa pekerjaan besar yang perlu dukungan BPIW, seperti mengimplementasikan New Urban Agenda (NUA,-red) dan National Urban Development Program dalam pembangunan di seluruh negeri. Termasuk, pelaksanaan event World Urban Forum,” ungkap Firman.

Selain itu, lanjutnya, ada juga rencana pelaksanaan Rapat Koordinasi Pengembangan Wilayah (Rakorbangwil) Kementerian PUPR dalam upaya mewujudkan rencana pembangunan yang terpadu dan sinkronisasi program.

“Ada beberapa pekerjaan besar yang perlu dukungan BPIW, seperti mengim-

plementasikan New Urban Agenda (NUA,-red) dan National Urban Devel-

opment Program dalam pembangunan di seluruh negeri. Termasuk, pelaksa-

naan event World Urban Forum,” ungkap Firman

Rencana Kerja 2018, BPIW Targetkan Produk Lebih Kreatif dan Inovatif

Kilas BPIW

Page 33: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 31

PROGRAM PEMBANGUNAN TA 2018 KPPN AJIBATA - TOBASA

Penyusunan

Dokumen

Lingkungan

Hidup

Embung

Kab. Toba Samosir

Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman Perdesaan Kab. Toba Samosir

Pembangunan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Skala Permukiman

“Selain itu, ada juga kewajiban pengawalan proses Pinjaman Hutang Luar Negeri (PHLN,-red) untuk pengembangan KSPN (Kawasan Strategis Pariwisata Nasional,-red) Danau Toba, Borobudur dan Mandalika,” terangnya.

Kemudian, lanjut Firman, ada juga tugas perencanaan penanganan kawasan perbatasan, seperti infrastuktur perumahan batalyon di perbatasan serta persiapan untuk menyukseskan event langka Annual Meeting Word Bank di Bali.

Dengan begitu, ungkap Firman, kini momentum yang tepat untuk membuktikan BPIW sebagai Centre of Excellent atau Think Tank Kementerian PUPR.

“Untuk itu, BPIW juga perlu menyiapkan kajian yang update untuk berbagai isu pengembangan wilayah dalam mendukung kinerja Kementerian PUPR yang lebih maju. Misalnya isu pemindahan Ibu kota negara, Meikarta, Kra di Pulau Halmahera dan lainnya,” jelasnya.

Lebih lanjut, Firman menyatakan, BPIW juga harus mampu memberikan Policy Brief (arah kebijakan) kepada Kementerian PUPR.

“Dalam hal ini Kepala Pusat dan Sekretaris BPIW memberikan Policy Brief kepada

Kepala BPIW. Untuk kemudian Kepala BPIW memberikan Policy Brief kepada Kementerian PUPR terkait arahan pembangunan infrasktuktur PUPR berbasis pengembangan wilayah,” jelasnya.

Di tempat yang sama, Kepala Bagian Program dan Anggaran, Sekretariat BPIW, M. Salahudin Rasyidi meyakini, Draf Rencana

Kerja dan Anggaran TA 2018 sudah semakin matang. Hal tersebut seiring proses pembahasan yang dilalui sudah cukup panjang.

Menurut Salahudin, pembahasannya draf tersebut telah dilakukan beberapa kali. “Bahkan, sebelum pembahasan saat ini, Bapak Menteri PUPR telah memberikan arahan secara langsung di Kantor BPIW,” jelasnya.

Ia berharap, Rencana Kerja dan Anggaran TA 2018 yang digulirkan BPIW akan mampu berkontribusi positif terhadap kinerja Kementerian PUPR ke depannya. (ris/infoBPIW)

Kilas BPIW

Kini momentum yang tepat untuk membuktikan BPIW se-bagai Centre of Excellent atau Think Tank Kementerian PUPR

Contoh rencana program 2018

Page 34: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201732

Kilas BPIW

Siapkan Rencana Pengembangan Infrastruktur Berketahanan terhadap Bencana, BPIW Kunjungi Kawasan gunung Agung

Dalam rangka menyiapkan rencana pengembangan infrastruktur yang berketahanan terhadap bencana di Provinsi Bali, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum (PUPR) melakukan peninjauan langsung ke kawasan Gunung Agung, Minggu (30/10). Peninjauan ini dipimpin langsung Kepala BPIW Kementerian PUPR, Rido Matari

Ichwan yang didamping Kepala Bagian Hukum, Kerja Sama dan Layanan Informasi, P. Yudhantoro, Kepala Balai Wilayah Sungai Bali Penida, I Ketut Jayada serta jajaran staf BPIW dan staf Balai Wilayah Sungai Bali Penida.

Rombongan dari Kementerian PUPR ini mengawali peninjauannya ke Pos Pemantau

Kepala BPIW meninjau bencana alam di Gunung Agung

Page 35: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 33

Kilas BPIW

Gunung Agung, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

Usai mengunjungi pos pemantauan Gunung Agung, rombongan bergeser untuk memantau kesediaan air bersih dan tempat mandi cuci kakus di lokasi pengungsian Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.

Rido menjelaskan, kunjungan ke Pos Pemantau Gunung Agung, PVMBG dilakukan untuk menyerap berbagai informasi mengenai potensi ancaman yang

akan ditimbulkan dari letusan Gunung Agung. “Data dan informasi dari Pos Pemantau Gunung Agung akan sangat bermanfaat bagi rencana pengembangan infrastruktur PUPR ke depan. Sebab, kita (BPIW,-red) akan mengetahui secara utuh potensi ancaman Gunung Agung,” terang Rido di areal Pos Pemantau Gunung Agung.

Dengan begitu, lanjutnya, rencana pengembangan infrastruktur PUPR ke depan dapat menyesuaikan dengan potensi

dan kondisi yang ada. “Hal apa saja yang perlu diprioritaskan, hal yang perlu ditunda,

serta pembangunan menghindari zona berbahaya dan lainnya. Hal-hal itu dilakukan agar pengembangan infrastruktur berjalan efetiktif dan lebih efisien,” jelasnya.

Selain itu, Rido mengatakan, pihaknya juga ingin memastikan agar warga yang mengungsi akibat Gunung Agung yang aktif

dapat terlayani dengan baik air bersih, serta mandi, cuci kakusnya.

“Saat ini air bersih, mandi, cuci dan kakus untuk warga yang mengungsi telah tersedia dengan baik. Terlebih, sebagian warga sudah ada yang kembali ke rumahnya masing-masing,” terangnya.

Kementerian PUPR melalui BPIW komitmen mendorong pengembangan infrastruktur

PUPR di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Kawasan Karangasem masuk dalam Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) 15, yakni Gilimanuk-Denpasar-Padangbay.(ris/indi/infoBPIW)

Kementerian PUPR melalui BPIW komitmen mendorong pengembangan infrastruktur

PUPR di Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Kawasan Karangasem masuk dalam Wilayah

Pengembangan Strategis (WPS) 15, yakni Gilimanuk-Denpasar-Padangbay.

Page 36: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201734

Komisi V DPR RI menyetujui Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2018 mendapatkan pagu anggaran sebesar Rp 248,3 miliar.

Hal itu terungkap dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi V DPR RI mengenai Penetapan Pagu Anggaran Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2018 yang dipimpin langsung Wakil Ketua Komisi V DPR RI, H Sigit Sosiantomo di Jakarta, Rabu (18/10).

Sigit mengatakan, Komisi V DPR RI dapat memahami penjelasan BPIW Kementerian PUPR mengenai rincian program dan alokasi aggaran dalam RAPBN TA. 2018. “Pagu anggaran tersebut akan ditetapkan dalam rapat kerja mendatang,” terang Sigit.

Ia menerangkan, pagu anggaran untuk Sekretariat Jenderal (Setjen) Kementerian PUPR, Itjen Kementerian PUPR, Balitbang Kementerian PUPR, BPSDM Kementerian PUPR, Ditjen Bina Kontruksi serta BPIW tidak

ada perubahan dari hasil rapat RDP pada 14 September 2017 lalu. Yakni pagu anggaran untuk Sekretariat Jenderal (Setjen) Kementerian PUPR, sebesar Rp 600 miliar, Itjen Kementerian PUPR sebesar Rp 104, 9 miliar, Balitbang Kementerian PUPR sebesar Rp 611,9 miliar, BPSDM Kementerian PUPR sebesar Rp 495 miliar, Ditjen Bina Kontruksi sebesar Rp 338,7 miliar serta BPIW sebesar Rp 248,3 miliar,” paparnya.

Sebelumnya, Kepala BPIW Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan mengatakan, BPIW memiliki peran strategis dalam pengembangan infrastruktur PUPR di tanah air. Dalam mekanisme di Kementerian PUPR, BPIW memiliki tugas menyusun perencanaan dan program, seperti membuat MPDP

(masterplan/development plan,-red) untuk pengembangan infrastruktur PUPR yang terpadu.

Adapun teknis perencanaan detail dan pembangunan fisik dilaksanakan oleh seluruh unit organisasi teknis terkait di Kementerian PUPR, mulai dari Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga, Ditjen Cipta Karya, Ditjen Penyediaan Perumahan serta

Ditjen Sumber Daya Air.

Sementara itu, Anggota Komisi V DPR RI dari Fraksi PDIP, Sudjadi menyatakan, pihaknya mengapresiasi perencanaan pengembangan infrastruktur yang telah dilakukan BPIW.

Ia mengakui, perencanaannya sudah bagus karena ditunjang dengan kajian-kajian yang rasional, sehingga perencanaan yang telah ditetapkan agar terus dikawal. “Supaya semua hal yang telah direncanakan dapat terwujud sesuai rencana,” terangnya.

Ia juga berharap, perencanaan pengembangan infrastruktur yang dilakukan BPIW dapat menjadi solusi terhadap tantangan yang muncul di tanah air. (ris/infoBPIW)

Pagu anggaran untuk Sekretariat Jenderal (Setjen) Kementerian PUPR,

Itjen Kementerian PUPR, Balitbang Kementerian PUPR, BPSDM Kementerian PUPR, Ditjen Bina Kontruksi serta BPIW

tidak ada perubahan dari hasil rapat RDP pada 14 September 2017 lalu

Komisi V dPR RI Setujui Pagu Anggaran BPIW Rp 248,3 M

Kilas BPIW

Suasana Rapat Dengar Pendapat di Komisi V DPR RI

Page 37: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 35

Usai Aceh dan Manado, dWP Kementerian PUPR Lakukan Kampanye, Sosialisasi dan

Pemeriksaan Kanker di Surabaya

Setelah melakukan kampanye, sosialisasi dan pemeriksaan kanker serviks dan payudara di Aceh dan Manado, kali ini Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) kembali melakukan kegiatan serupa di Aula Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) XIII, Surabaya, Sabtu (28/10).

Kegiatan tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Bulan Peduli Kanker Payudara Internasional yang jatuh pada bulan Oktober. Kampanye, sosialisasi dan pemeriksaan kesehatan yang mengambil tema “Deteksi Dini Mewujudkan Wanita Indonesia Bebas Kanker Serviks dan Payudara” ini merupakan inisiasi dari Ibu Negara, Iriana Joko Widodo beserta istri menteri yang tergabung dalam OASE Kabinet Kerja.

Wakil Ketua Bidang Sosial Budaya, DWP Kementerian PUPR, Yurida Rido menyatakan, kanker serviks dan payudara merupakan penyakit dengan angka kematian tertinggi bagi wanita di Indonesia. “490 ribu

perempuan di dunia terkena kanker serviks setiap tahunnya. Dari anggka tersebut (490 ribu,-red) sebanyak 80 persen penderitanya ada di negara berkembang, termasuk di Indonesia” ungkap Yurida Rido saat

menyampaikan sambutan pada pembukaan acara mewakili Istri Menteri PUPR, Kartika Nurani Hadimuljono.

Yurida berharap, adanya sosialisasi dan pemeriksaan ini akan dapat meningkatkan kesadaran wanita Indonesia akan pentingnya deteksi dini sebagai langkah awal mencegah

berkembangnya kanker. Kegiatan sosialisasi ini juga menghadirkan pembicara yang berpengalaman dalam menangani pasien penderita kanker, dr. H. Ali Fauzi, PGD, Pall Med (ECU). dr. Ali Fauzi menyampaikan,

penanganan kanker tidak hanya melalui pendekatan medis, tetapi juga dengan menerapkan pendekatan holistic demi kesembuhan pasien.

Acara sosialisasi dan pemeriksaan kesehatan ini terlaksana atas kerjasama DWP Kementerian PUPR serta Panitia Paguyuban-paguyuban Balai Kementerian PUPR Surabaya.

Putu Ayu Wahana selaku Ketua Panitia melaporkan, sebanyak 126 peserta melakukan pemeriksaan Iva dan Sadanis. Dengan dilakukannya pemeriksaan kesehatan ini, diharapkan dapat menekan angka kematian yang disebabkan kanker tersebut.(ing/infoB

Kilas BPIW

Yurida berharap, adanya sosialisasi dan pemeriksaan ini akan dapat me-ningkatkan kesadaran wanita Indone-sia akan pentingnya deteksi dini seb-

agai langkah awal mencegah berkem-bangnya kanker

DWP Kementerian PUPR bersama instansi terkait usai sosialisasi dan pemeeriktsaan kanker

Page 38: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201736

Laporan Khusus

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) tengah melaksanakan

pembangunan Anjungan Cerdas sebagai bentuk inkubasi. Hadirnya bangunan

Anjungan Cerdas ini diharapkan dapat memberikan banyak manfaat bagi

masyarakat luas, khusus masyarakat pengguna jalan nasional.

Multifungsi Anjungan Cerdas bagi Pengguna Jalan

Pembangunan Inkubasi dilakukan di Pinggir Jalan Trenggalek dan Rambut Siwi

Pembangunan Anjungan Cerdas di Trenggalek Sumber: Dok. PUPR

Page 39: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 37

Laporan Khusus

Kementerian PUPR saat ini tengah membangun 2 Anjungan Cerdas, yakni di Rambut Siwi, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali dan Bendungan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Provinsi Jawa Timur.

“Hingga hari ini keduanya berjalan lancar dan tanpa kendala yang berarti. Anjungan Cerdas di Rambut Siwi progres konstruksinya telah mencapai 80 persen lebih,” ungkap Kepala BPIW Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rido Matari Ichwan, beberapa waktu lalu di Jakarta.

Pembangunan Anjungan Cerdas di Pulau Dewata tersebut ditargetkan dapat diselesaikan pada akhir tahun 2017. Adapun Anjungan Cerdas yang berada Jawa Timur ditargetkan dapat diselesaikan pada bulan Mei 2018.

Menurut Rido, BPIW mengembangkan Anjungan Cerdas dengan cara mengadopsi banyak konsep. Salah satunya konsep Michi No Eki dari Jepang. Anjungan Cerdas merupakan kumpulan bangunan di dalam satu kawasan terintegrasi yang terletak di pinggir jalan nasional.

Anjungan Cerdas ini untuk melayani pengguna jalan serta masyarakat lokal dengan fungsi informasi, promosi, edukasi, tempat beristirahat, kuliner dan pariwisata. Anjungan Cerdas ini dilengkapi aktivitas penunjang dan dibangun oleh penyelenggara jalan.

Berdasarkan penelitian Pusat Jalan dan Jembatan (Pusjatan)

Balitbang Kementerian PUPR, setiap pengguna jalan membutuhkan istirahat setelah berkendara selama empat jam.

Kondisi prima dibutuhkan pengendara agar tingkat konsentrasi dalam berkendara terjaga sehingga mengurangi terjadinya kecelakaan lalu lintas.

Umumnya pengendara di kota-kota besar memanfaatkan tempat istirahat atau rest area di jalan tol yang memiliki berbagai fasilitas pendukung seperti Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), toilet, Anjungan Tunai Mandiri (ATM), restoran dan lainnya.

Selama ini di jalan nasional, keberadaan tempat istirahat tidaklah selengkap “rest area” yang ada di jalan tol, kecuali seperti tempat makan atau warung-warung yang terbatas fasilitasnya di pinggir jalan.

Pada dasarnya Anjungan Cerdas merupakan “rest area” multifungsi di jalan nasional yang terintegrasi dengan berbagai fasilitas pendukung serta dikemas secara modern.Fasilitas ini mulai dari tempat makan, pusat informasi, gerai traveler, ATM, ruang terbuka hijau, amphi teater, sarana edukasi, serta gerai produk lokal unggulan.

“Rambut Siwi dan Bendungan Tugu menjadi proyek percontohan pembangunan Anjungan Cerdas yang dimaksudkan. Hal ini diharapkan memberikan kenyamanan perjalanan serta mengurangi

Perlu ada upaya untuk mengem-bangkan infrastruktur dalam

rangka menciptakan keseimba-ngan dan meningkatkan kualitas

hidup. Salah satunya dengan mewujudkan kota baru publik

yang dapat juga berfungsi sebagai penyangga kota induk

Salah satu bangunan di Anjungan Cerdas Rambut Siwi, Bali Sumber: Dok. PUPR

Page 40: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201738

kecelakaan lalu lintas pada jalan nasional,” harap Rido.

Anjungan Cerdas Trenggalek dan Rambut SiwiKawasan Trenggalek dipilih untuk lokasi pembangunan Anjungan Cerdas, karena merupakan salah satu jalur terpanjang di kawasan selatan Jawa mulai dari Yogyakarta-Malang dan Yogyakarta-Surabaya.

Pembangunan tersebut juga untuk mendorong pengembangan kawasan pesisir selatan Jawa. Sesuai tujuan dan fungsinya kelak, lokasi Anjungan Cerdas merupakan lokasi yang paling bagus untuk menikmati pemandangan Bendungan Tugu.Sementara Anjungan Cerdas Rambut Siwi berada di ruas jalan nasional yang menghubungkan Kota Denpasar ke Gilimanuk.

Pembangunan Anjungan Cerdas ini memiliki progres yang relatif lebih cepat berkat dukungan Pemerintah Daerah (Pemda) dan masyarakat yang proaktif.

Anjungan Cerdas Rambut Siwi dibangun di atas lahan seluas 4,7 hektar kerja sama Kementerian PUPR dan Pemda, yang konstruksinya dikerjakan oleh PT Nindya Karya (Persero).

Sedangkan Anjungan Cerdas Bendungan Tugu berdiri di atas lahan seluas 4,2 hektar dan konstruksinya dikerjakan oleh PT Istaka Karya–Metro Lestari Utama-Pola Kendali Nusantara-Bita Enarcon Engineering KSO, dengan ditargetkan selesai pada Mei 2018.

Selain kedua Anjungan Cerdas yang tengah dibangun, Kementerian PUPR

juga mendapatkan usulan pembangunan Anjungan Cerdas dari beberapa daerah seperti, Labuan Bajo, Makale-Tana Toraja, Magelang-Jawa Tengah, dan Labuan Kayangan-Lombok.

Menurut Rido, tidak menutu kemungkinan untuk membangun Anjungan Cerdas di lokasi lain. Bahkan, bisa jadi untuk membangun Anjungan Cerdas di jalan tol. Terlebih, saat ini jalan tol yang semakin panjang.

Membangun Anjungan Cerdas di jalan tol tentu saja bisa karena memiliki prinsip yang sama, bahkan bisa lebih terukur.

Hanya saja, penentuan pembangunan Anjungan Cerdas memang lebih

diutamakan pada kawasan yang kesiapan lahannya sudah ada untuk di bangun, berada pada bentang jalan yang panjang namun belum ada tempat peristirahatan memadai, cocok sebagai kawasan gardu pandang pembangunan infrastruktur dan lainnya. “Untuk itu, kita akan lihat dulu performance dari dua Anjungan Cerdas yang sedang berjalan,” kata Rido.

Laporan Khusus

Selain kedua Anjungan Cerdas yang tengah dibangun, Kementerian

PUPR juga mendapatkan usulan pembangunan Anjungan Cerdas dari beberapa daerah seperti,

Labuan Bajo, Makale-Tana Toraja, Magelang-Jawa Tengah, dan Labuan

Kayangan-Lombok

Paparan Kepala BPIW, Rido Matari Ichwan terkait anjungan cerdas Sumber: Dok. PUPR

Page 41: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 39

Laporan Khusus

Menurutnya, Anjungan Cerdas akan memiliki banyak fungsi, yakni tempat istirahat untuk meningkatkan keselamatan pemakai jalan nasional dan diharapkan bisa mengurangi kecelakaan lalu lintas yang mencapai 30.000 korban jiwa per tahun.

Anjungan Cerdas dilengkapi dengan berbagai fasilitas, parkir, toilet, rumah makan, tempat beribadah, serta taman.

Selain itu, juga menjadi gardu pandang pada berbagai infrastruktur PUPR berestetika tinggi dan keindahan lingkungan fisik sekitar yang diharapkan mampu menjadi tempat pariwisata baru.Tempat istirahat multifungsi ini juga diharapkan menjadi lokasi pengenalan dan pemasaran berbagai produksi dan budaya lokal kepada pengguna jalan nasional.

“Menjadi pusat informasi berbagai produk dan potensi daerah di sekitar lokasi. Kemudian, sebagai pusat informasi mosaik infrastruktur PUPR terutama di sekitar lokasi, inkubasi untuk destinasi wisata baru, secara mandiri maupun sebagai bagian dari destinasi utama serta pusat informasi cerdas:, mulai dari adanya layanan wifi, informasi lalu lintas, informasi waduk-waduk sekitar, dan informasi infrastruktur nirkabel,” papar Rido.

Sebelumnya saat Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan kunjungan kerja pada pembangunan Anjungan Cerdas di Kabupaten Trenggalek, jajaran perwakilan rakyat itu mengapresiasi pembangunan Anjungan Cerdas yang diinisiasi BPIW Kementerian PUPR.

Ketua Komisi V DPR RI, Fary Djemy Francis mengatakan, pembangunan Anjungan Cerdas merupakan konsep baru yang patut diapresiasi sebagai sarana meningkatkan keamanan berkendara serta meningkatkan perekonomian di wilayah di sekitarnya.

“Kendati begitu pembangunan Anjungan Cerdas jangan sampai mengakibatkan kemacetan seperti keberadaan rest area kebanyakan,” ujarnya. (**)

Perlu adanya per-encanaan yang

baik dan sinkron yang didukung oleh semua pihak baik

pemerintah pusat, pemerintah dae-rah, swasta dan

masyarakat. Hal ini untuk mendukung

pengembangan keterpaduan Infra-struktur PUPR di

kawasan Kota Baru Publik Sorong

Kepala BPIW pantau perkembangan anjungan cerdas Trenggalek

fungsi Anjungan Cerdas

Tempat Istirahat untuk meningkatkan keselamatan pemakai jalan nasional yang dilengkapidengan fasilitas: Parkir, toilet, rumah makan, tempat sembahyang, serta taman

Gardu pandang pada berbagai infrastruktur PUPR berestetika tinggi dan keindahan lingkunganfisik sekitar

Pengenalan dan pemasaran berbagai produksi dan budaya lokal kepada pemakai jalan nasional

Pusat informasi berbagai produk dan potensi daerah di sekiar lokasi

Pusat informasi berupa mosaik infrastruktur PUPR terutama di sekitar lokasi

Page 42: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201740

Pengembangan e-Filing Arsipdan Dokumen BPIW

O p i n i

dr. Ir. M. Tranggono, M.Sc. Kepala Bagian Keuangan dan Umum, Sekretariat BPIW Kementerian PUPR

.................................................................................................................

Mendengar kata e-Filing, pasti ingatan kita tertuju pada tanggal 31 Maret, dimana sebagai warga yang baik dan taat, kita akan menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak (SPT) sesuai dengan kewajiban masing-masing. Sehubungan dengan hal itu, sejak tahun 2015 lalu, pemerintah telah menerapkan suatu cara penyampaian SPT secara elektronik yang dilakukan secara online dan real time melalui internet pada website Direktorat Jederal Pajak atau Penyedia Layanan SPT Elektronik atau Application Service Provider (ASP). Solusi penyampaian SPT ini dilakukan agar wajib pajak dapat lebih mudah, cepat dan aman, melalui e-Filing. Dengan demikian diharapkan penerimaan pajak negara dapat dioptimalkan dengan baik. Adanya e-Filing, untuk memudahkan proses review dan edit dari beragam dokumen serta memberikan Business Intelligence Information yang tidak hanya tepat tetapi juga mudah dimengerti dan dapat ditindak lanjuti

*tulisan ini hanya opini pribadi penulis dan bukan merupakan pernyataan resmi institusi

Page 43: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 41

Pengelolaan arsip dan dokumen berbasis elektronik ini, dikembangkan dengan mengikuti perkembangan teknologi informasi yang begitu pesat yang mempunyai dampak positif terhadap kelancaran dan kemudahan. Disisi lain, e-Filing akan dapat membawa dampak negatif berupa kebocoran informasi bila tidak dikelola dan dikendalikan dengan baik.

Teknologi dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengolah, mengakses, dan penyebartan serta pelestarian arsip. Arsip-arsip yang dulunya hanya dapat dilihat dan dibaca pada pusat-pusat arsip, kini dapat diakses secara online, dan bahkan layanannya telah mengarah pada sistem layanan otomasiberupa workflow.

Beberapa manfaat langsung e-Filingtersebut adalah antara lain:

1. Mempermudah kolaborasi antar pengguna yang tersebar di berbagai lokasi untuk mengubah dan memperbaharui dokumentasi hasil kegiatan, modul sosialisasi/ pelatihan, bahan bacaan, danlaporan kegiatan secara online.

2. Mempermudah akses ke sentral file untuk menampilkan mockup, draft, process flowcharts, sketch, memo voice dan video, arsip, rekaman, pengetahuan tertulis, quality manual standard operatingprocedure, dan work instruction.

3. Mengurangi penggunaan formulir kertas serta memastikankelengkapan pengisian checklist dan workflow.

4. Mempermudah pengorganisasian pekerjaan individu maupun kelompok (memantau jadwal, target dan hasil, baik di dalam kantor

maupun di luar kantor; mengikuti rapat online; menyelesaikan to- do, mengorganisir notes dan koleksi multimedia, memberikan tugasmaupun menetapkan reminders, di mana saja, dan kapan saja).

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari opini sebelumnya, dimana salah satu rekomendasi penting untuk peningkatan dan penyempurnaan mutu Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) adalah melakukan peningkatan pengelolaan aset, kearsipan, dan tata kelola komunikasi internal dan eksternal BPIW.

Hal ini penting dilakukan untuk pengembangan lebih lanjut nantinya. Data yang ada menjadi modal dasar pada pengelolaan pengetahuan (knowledge management). Pengetahuan yang dimiliki suatu institusi di susun/ dikembangkan dari berbagai dokumen serta arsip fisik yang dimiliki oleh institusi itu sendiri. Setelah suatu dokumen dianggap final, para pengguna dokumen perlu mengetahui dokumen apa saja yang dianggap vital, penting dan berguna.

Berdasarkan Peraturan Menteri PekerjaanUmum dan Perumahan Rakyat No. 15/

PRT/M/2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, bahwa Bagian Keuangan dan Umum Sekretariat Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah mempunyai tugas melaksanakan urusan keuangan, penatausahaan dan pengelolaan barang milik negara, ketatausahaan serta umum di lingkungan BPIW.

Berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi atau tupoksi tersebut salah satu tanggungjawab yang harus dilakukan adalah melakukan pengelolaan arsip dan dokumen yang menggunakan instrumen pengelolaan arsip yang dibuat oleh Biro Umum. Pengelolaan arsip ini

O p i n i

Gambar 1 – Siklus Pengelolaan Arsip

e-Filing akan dapat mem-bawa dampak negatif

berupa kebocoran infor-masi bila tidak dikelola

dan dikendalikan dengan baik

Page 44: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201742

sebagai panduan dalam melaksanakan pengelolaan arsip yang antara lain adalah peraturan tata naskah dinas yang digunakan sebagai dasar penciptaan arsip yang autentik dan reliabilitas, pola klarifikasi arsip digunakan untuk menentukan keterbukaan/ kerahasiaan arsip dalam penggunaan fisik arsip dan jadwal retensi arsip untuk menentukan masa simpan arsip.

Seperti ditunjukkan Gambar 1, inti dari pengelolaan arsip tersebut dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu:

(i) Penciptaan yang terdiri dari tata naskah dinas dan tata naskah dinas elektronik atau TNDE;

(ii) Penggunaan dan pemeliharaan yang terdiri dari: Sistem Pemberkasan dan Temu Balik, Manajemen Arsip Aktif, Manajemen Arsip Inaktif, Program Arsip Vital, Program Perawatan; dan

(iii) Penyusutan yang terdiri dari proses sebagai berikan: Inventarisasi Arsip, Penilaian Arsip, Jadwal Retensi, Pemindahan Arsip Inaktif, Pemusnahan, Penyerahan Arsip statis ke Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI).

Siklus pengelolaan arsip dan dokumen seperti yang dijelaskan diatas, bila dilakukan secara manual, dengan bertambahnya beban pekerjaan BPIW yang semakin meningkat dan dituntutnya peran BPIW dalam memberikan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan pada perencanaan infrastruktur PUPR, maka dapat memungkinkan timbulnya hal-hal yang akan menghambat tugas dan fungsi utama tersebut.

Beberapa hal yang menghambat tugas dan fungsi utama dari BPIW tersebut diantaranya adalah rusaknya atau tercecernya beberapa dokumen penting yang masih diperlukan, laporan atau hasil kajian yang tidak terdistribusi dengan baik kepada pemangku kepentingan sehingga beberapa pekerjaan yang sama selalu diulang oleh pihak yang berbeda. Bertumpuknya arsip dan dokumen di ruangan yang menyulitkan dalam pencarian kembali.

Kemungkinan lain yang lebih parah adalah bila pejabat atau pelaksana kegiatan tersebut pindah atau pensiun maka arsip dan dokumen tersebut ikut pindah atau ikut juga pensiun sehingga pekerjaan atau

kajian itu akhirnya harus diulang dari awal kembali karena data atauinformasi awal sudah tidak ada.

Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan tersebut, BPIW merencanakan mengembangkan e-Filing arsip dan dokumen untuk lingkungan BPIW dan akan disebut Sentra Keterpaduan Infrastruktur PUPR (SKIP). Pada prinsipnya, SKIP adalah penggunaan mekanisme kolaborasi bekerja (work collaboration) dengan menggunakan

platform Sharepoint yang akan melakukan kolaborasi bekerja yang sifatnya internal BPIW dan eksternal BPIW.

Keteraturan sharing data/ informasi yang dilakukan dengan SKIP seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Hal ini akan mencegah pengulangan pencarian data/ informasi dengan mengarsipkan serta mendokumentasikan seluruh kegiatannyakedalam suatu portal, dengan kaidah- kaidah tertentu, untuk digunakan berkolaborasi secara internal BPIW daneksternal BPIW.

Pengelolaan data/ informasi yang dimiliki oleh BPIW nantinya dapat dilakukan secara efisien dan efektif, demikian juga kemudahan bagi pemangku kepentingan dalam melakukan akses data/ informasi sesuai dengan pengaturan keamanannya. Pengelolaan arsip dan dokumen tersebut bukan hanya sebagai kewajiban atas pemenuhan peraturan dan perundangan yang berlaku tentang kearsipan, melainkan akan dikembangkan menjadi modal dasar pengembangan knowledge management di BPIW dalam rangka mewujudkan suatu learning organization yang dapat mendukung Kementerian PUPR dalam mewujudkan visi dan misinya dengan baik.

Kementerian PUPR umumnya dan khususnya BPIW mampu mengantisipasi perkembangan dan dinamika keterpaduan pembangunan infrastruktur PUPR yang ada di Indonesia sekarang danmendatang.

Portal SKIP bukan untuk menggantikan Sistem Informasi yang telah dikembangkan dilingkungan BPIW atau PUPR selama ini, namun lebih menstruktur data/ informasi yang ada untuk mendukung serta mempermudah kolaborasi kerja dan alur kerja secara efisien dan

O p i n i

Setelah dilakukan beberapa pembahasan dan proses analisis lebih lanjut, maka

akan dihasilkan rencana induk infrastruktur terpadu PUPR yang akan ditetapkan oleh

Menteri PUPR sebagai acuan dalam pemrograman oleh unor di lingkungan PUPR.

a. Tanpa e-Filing b. Menggunakan e-Filing

Gambar 2 – Keteraturan Penggunaan Data/ Informasi pada SKIP

Page 45: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 43

O p i n i

efektif. SKIP akan digunakan sebagai back office untuk semua sistem yang dikembangkan oleh Sekretariat/ Pusat di lingkungan BPIW. Struktur portal dokumen ini seperti yang ditunjukkan Gambar 3. Portal arsip dan dokumen BPIW akan disebut dengan Portal Sentra Keterpaduan Infrastruktur PUPR (Portal SKIP) terdiri dari 3 (tiga) portal simpul keterpaduan, yaitu Simpul Keterpaduan e-file PUPR,Simpul Keterpaduan e-file BPIW, dan Simpul Keterpaduan e-Doc BPIW.

Masing-masing simpul mempunyai peran dan fungsi yang berbeda-beda. Simpul Keterpaduan e-File PUPR digunakan untuk melakukan kolaborasi kegiatan dengan eksternal PUPR yang meliputi Kementerian, Lembaga, dan Pemerintah Daerah, demikian juga dengan internal PUPR yang meliputi seluruh pemangku kepentingan yang meliputi seluruh unit organisasi di lingkungan PUPR khusus terkait dengan perencanaan infrastruktur bidang PUPR. Isu terkait dengan kebutuhan kolaborasi data/ informasi ini nantinya akan ditentukan oleh seluruh Pusat di lingkungan PUPR dalam rangka keterpaduan perencanaan dan pemrograman keterpaduan infrastruktur PUPR. Sehigga dengan adanya kolaborasi data ini akan meningkatkan kualitas hasil forum group discussion sering dilaksanakan di lingkungan BPIW.

Simpul Keterpaduan e-File BPIW digunakan untuk kelakukan kolaborasi kegiatan diantara Eselon 3 di lingkungan BPIW selaku Administrator kegiatan sesuai dengan bidang dan bagiannya masing-masing. Namun secara berjenjang keatas akan dikoordinasikan kepada masing-masing Kepala Pusatnya yang terkait.

Selain portal yang dibuat sesuai dengan masing-masing pusat yang ada pada lingkungan BPIW, yaitu Portal Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, Portal Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR, Portal Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, dan Portal Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, juga dibuat Portal untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat Adhoc yang menampung kegiatan-kegiatan yang bersifat sementara dan melibatkan antar

Pusat dan bagian/ bidang.

Pada prinsipnya setiap bagian/ bidang akan diberikan suatu tempat sharing dropbox yang digunakan bersama sesuai bidang/ bagian masing-masing untuk menempatkan electronic file yang disusun berdasarkan kaidah-kaidah tertentu untuk memudahkkan pengelolaan dan pencarian lebih lanjut. Simpul yang terakhir adalah Simpul Keterpaduan e-Doc BPIW yang digunakan sebagai penerbitan dokumen elektronik secara terkendali yang digunakan sebagai acuan kerja

di lingkugan BPIW, dimana salah satunya sebagai contoh antara lain adalah dokumen sistem mutu yang dilaksanakan secara elektronik, laporan-laporan keuangan dan BMN, atau laporan lainnya yang terkait dengan kinerja BPIW.

Keistimewaan utama dari Portal ini adalah Portal Profil Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) yang keseluruhan ada 35 WPS yang harus dikelola informasinya oleh masing-masing penanggungjawab WPS sesuai dengan SK Kepala BPIW. Koordinator WPS akanbertanggung jawab atas pengelolaan konten profil untuk masing- masing WPS yang ada. Dokumen yang terdapat pada portal ini

Dengan menggunakan kemajuan teknologi yang ada,

akan dikembangkan suatu pendekatan mekanisme

kolaborasi bekerja (works collaboration) yang kemudian akan disebut dengan Sentra Keterpaduan Infrastruktur

(SKIP) PUPR

Page 46: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201744

dikendalikan sedemikian rupa sehingga dapat dijamin terbarukannya. Sehingga dokumen tersebut dapat diandalkan untuk digunakan sebagai acuan pada pelaksanaan pekerjaan di lingkungan BPIW. Simpul Keterpaduan e-Doc ini selain digunakan oleh internal BPIW juga akan digunakan oleh ekternal BPIW yang terkait dengan semua pemangkukepentingan yang telah didefinisikan dari awal.

Untuk memastikan dokumen pada portal ini terkendali dengan baik, maka perlu dilakukan pengaturan alur kerja pendaftaran dokumen seperti yang ditunjukkan Gambar 4. Dengan menggunakan fasilitas yang terdapat pada Sharepoint, maka alir kerja tersebut dapat dilakukan secara otomatis oleh pihak-pihak yang terlibat pada proses pendaftaran dokumen dan akan dilakukan oleh platform tersebut secara sistem.

Dengan demikian dapat dijamin pelaksanaan pengelolaan dokumen terkendali pada Portal keterpaduan e-Doc BPIW dengan baik dan benar. Sehingga pada akhirnya tujuan dari penggunaan portal ini dapat tercapai dengan baik, diantaranya adalah: dokumen mudah dicari dengan kata kunci tertentu/ efisiensi waktu akses, penghematan investasi berupa ruang kearsipan/ sumber daya lainnya, memperkecil kemungkinan kehancuran data/ kehilangan data/ informasi, dan yang tidak kalah penting lainnya adalah sebagai back office pengembanganknowledge management dan supporting system data base di BPIW.

Arsip elektronik merupakan arsip jenis baru dengan perpaduan teknologi informasi sebagai media pengelolaannya. Arsip elektronik

memiliki nilai yang sama dengan arsip cetak dan diakui sebagai alat bukti hukum yang sah sesuai Undang- Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik. Pengelolaan arsip elektronik dinilai lebih efektif dibandingkan dengan arsip cetak ditinjau dari segi kepraktisan dalam penciptaan dan penyimpananya. Pengelolaan arsip elektonik dapat dilakukan dalam tiga siklus yaitu:

penciptaan, penggunaan/ penyimpanan, dan penyusutan.

Arsip elektronik dapat berupa arsip yang dibuat langsung menggunakan media elektronik atau arsip cetak yang di alih mediakan menjadi arsip digital. Keamanan arsip elektonik lebih terjaga dibandingdengan arsip cetak karena dapat di back- up kedalam berbagai media penyimapanan yang compatible, bahkan dapat disimpan secara online menggunakan fasilitas internet.

Dengan perkembangan teknologi informasi yang ada, BPIW sudah selayaknya memanfaatkan dan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan yang efien dan ekonomis, sehingga dengan demikian visi Kementerian PUPR dapat tercapai dengan baik.

O p i n i

Dengan perkembangan teknologi informasi yang ada, BPIW sudah selay-

aknya memanfaatkan dan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada untuk mendukung pelaksanaan pekerjaan yang efien dan

ekonomis

Page 47: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 45

Infografis

Pembangunan infrastruktur di kawasan perbatasan, menjadi salah satu yang dilakukan Kementerian PUPR. Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Jayapura merupakan satu dari beberapa program pembangunan infrastruktur PUPR 2015-2017. Beberapa program yang dilaksanakan

di kawasan ini seperti Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Skow, dan Pengeboran Explorasi/ Produksi Air Tanah Daerah Perbatasan Skouw. Kemudian juga program Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Perbatasan Kws. Kampung Skow, Optimalisasi SPAM Kota

Jayapura, dan Peningkatan TPA Kota Jayapura.

Merauke Integrated Food Estate (MIFE)

Jayapura

Merauke

Oksibil

Peningkatan TPA Kota Jayapura

Optimalisasi SPAM Kota Jayapura

Pembangunan PSD Permukiman Perdesaan Kws. Perbatasan Kws. Kampung Skow

Pembangunan Bangunan Pengaman Pantai Skow

Pengeboran Explorasi/Produksi Air Tanah Daerah Perbatasan Skouw

Program PembangunanInfrastruktur PUPR 2015 - 2017 PKSN Jayapura

Page 48: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201746

Jalan-jalan

Kota Banda Aceh merupakan ibukota Provinsi Aceh. Kota ini merupakan kota Islam tertua di Asia Tenggara, dimana di kota ini merupakan sebuah daerah yang menyimpan potensi pariwisata yang sangat luar biasa. Keunikan daerah yang berjuluk serambi Mekkah ini terletak pada budaya islam dankeunikan kuliner khas daerah ini.

Kota yang berada di Wilayah Pengembangan Strategis 1 (Sabang – Banda Aceh- Langsa) ini terdapat tempat- tempat indah dan unik yang dapat dikunjungi di kota indah ini. Berikut beberapa tempat wisata yang dapat dikunjungi di Kota Banda Aceh ini diantaranya: Museum Tsunami Aceh, Masjid Raya Baiturrahman, Pantai Ulee Lheue, PuncakGeureutee Aceh.

Museum Tsunami Aceh Museum Tsunami Aceh merupakan museum di Banda Aceh yang telah dirancang sebagai monumen simbolis untuk mengenang sekaligus menghormari korban yang meninggal ketika bencana gempa bumi dan Tsunami Samudra Hindia 2004. Museum ini digunakan sekaligus sebagai pusat pendidikan dan tempat perlindungan darurat ketika bencana Tsunami terjadi lagi. Museum yang dirancang oleh walikota

Bandung, Ridwan Kamil ini memiliki sebuah struktur empat lantai dengan luas 2.500 m2 dimana dinding lengkungnya ditutupi relief geometris serta terdapat lorong panjang dengan suara gemuruh ombak dan kucuran air yang akan mengingatkan pada bencana besar Tsunami.Pada dinding museum juga dihiasi gambar orang-orang sedang menari Saman, yang memiliki makna simbolis terhadap kekuatan, disiplin, dan kepercayaan religius suku Aceh. Untuk lantai dasarnya

dirancang pula bangunan yang mirip rumah panggung tradisional Aceh yang selamat dari terjangan Tsunami. Museum Tsunami Aceh yang dibangun oleh BRR NAD – NIAS ini menghabiskan dana 140 miliar untuk pembangunanya. Tidak hanya berfungsi sebagai monumen peringatan tsunami,namun pengunjung yang datang seolah dapat merasakan kejadian tsunami

Aceh 11 tahun silam. Museum ini merupakan tempat wisata di kota Banda Aceh yang banyak dikunjungi oleh sejumlah wisatawan yang akan melihat apa saja yang tersisa dari bencana Tsunami tersebut.

Masjid Raya Baiturrahman Masjid ini merupakan sebuah masjid Kesultanan Aceh yang dibangun oleh Sultan Iskandar Muda pada tahun 1612 M dan menjadi salah satu icon di kota Banda

Aceh. Bangunan utama masjid ini berwarna putih dengan kubah hitam besar yang dikelilingi oleh 7 menara. Bangunan yang indah ini sangat mirip dengan bangunan di India yakni Taj Mahal karena terletak tepat di pusat kota Banda Aceh dan menjadi titik pusat dari segala kegiatan di Aceh Darussalam.

Masjid ini memiliki cerita bersejarah, singkatnya dulu sewaktu kerajaan

Belanda menyerang Kesultanan Aceh pada agresi tentara Belanda kedua pada bulan Shafar 1290 Hijriah pada 10 April 1837 M, Masjid Raya Baiturrahman dibakar. Dan kemudian pada tahun 1877 Belanda membangun kembali Masjid Baiturrahman untuk menarik perhatian serta meredam kemarahan kaum penduduk di Kota Aceh. Pada masa itu Kesultanan Aceh masih berada

Kota yang berada di Wilayah Pengembangan Strategis 1 (Sabang – Banda Aceh- Langsa) ini

terdapat tempat- tempat indah dan unik. Beberapa tempat wisata yang dapat dikunjungi

di Kota Banda Aceh ini diantaranya Museum Tsunami Aceh, Masjid Raya Baiturrahman, Pantai Ulee Lheue, Puncak Geureutee Aceh

Page 49: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

di bawah pemerintahan Sultan Muhammad Daud Syah Johan yang merupakan SultanAceh yang terakhir. Sebagai tempat yang sangat bersejarah dan memiliki nilai seni yang tinggi, Masjid Raya Baiturrahman merupakan salah satu objek wisata religi yang dapat membuat wisatawan yang datang berdecak kagum akan sejarah dan keindahan arsitekturnya.

Saat ini Masjid Raya Baiturragman merupakan salah satu masjid terindah di Indonesia yang memiliki arsitektur memukau, ukiran yang menarik dan dengan halaman yang luas bergaya kesultanan Turki Usmanim dan juga masjid ini masuk dalam daftar 100 masjid terindah di dunia yang wajidikunjungi.

Pantai Ulee Lheue Jika ingin menikmati sunset di kota Banda Aceh, tidak perlu bingung menentukan destinasi wisata pantai di Kota ini. Pantai Ulee Lheue merupakan tempat terbaik untuk menghabiskan waktu di sore hari. Pantai yang terletak di kecamatan Meuraxa

Kota Banda Aceh ini merupakan pantai yang cukup menawan untuk keindahan pantainya. Keindahan pantai Ulee Lheue ini tidak kalah dengan tempat – tempat lain seperti Bali, yang menghadirkan suasana alam segar

dan bebas polusi serta merupakan tempat terbaik yang paling banyak diminati oleh turis dari belahan dunia manapun yang pernah singga di Aceh. Mengenang sedikit bencana Tsunami pada 2004 lalu, pantai ini merupakan salah satu kawasan wisata yang terkena dampak parah saat tsunami dan meluluhlantahkan hampir seluruh kawasan ini. Namun setelah bencana itu terjadi, kawasan di Ulee Lheue ini dibenahi oleh pemerintah Kota Banda Aceh dengan membangun tanggul pengaman dan jalan dua jalur yang menghubungkan kota Banda

Tidak hanya itu, panorama di Pantai Ulee Lheue ini sangat amat memikat hati setiap pengunjung pada pada waktu siang hari karena setiap pengunjung dapat menyaksikan barisan pegunungan serta beberapa pulau kecil yang terlihat dari jauh. Dengan keindahan perpaduan senja yang menyajikan corak warna jongga, emas dan saga, maka menjadikan pantai ini sebagai tempat yang paling diburu oleh sejumlah wisatawan.

Puncak geureutee Aceh Setelah mengunjungi Museum, Masjid dan juga pantai, tak kalah menariknya untuk dapat mengunjungi Puncak Geureutee Aceh. Puncak Geurutee Aceh ini juga tak kalah

indahnya dengan tempat wisata lainya yang ada di Kota Aceh. Puncak Geurutee merupakan sebuah puncak dari nama gunung yang sama yang menjadi sebuah kawasan yang dilintasi oleh jalan nasional sehingga tidak terlalu sulit untuk menemukan lokasi tempat wisata ini.

Lokasi dari puncak Geurutee langsung berhadapan dengan Samudra Hindia sehingga dari tempat ini, wisatawan dapat langsung melihat hamparan lautan luas yang membiru, serta gugusan pulau- pulau kecil yang nampak hijau dari kejauhan. Tidak hanya menikmati pemandangan yang indah saja, puncak Geurutee juga menjadi tempat yang menarik bagi para wisatawan jika ingin hunting foto.

Sumber: Dok. BPIW/indira

Mengunjungi Sejarah Kota Serambi Mekkah

Page 50: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201748

WPS Corner

Wilayah Pengembangan Strategis 35Pulau Terluar Tahun 2025

Ultimate:Pembangunan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat (PUPR) sampai dengan tahun 2025 di Wilayah Pengembangan

Strategis (WPS) 35 Pulau terluar wilayah barat antara lain mendu-

kung pembangunan Kawasan Industri LNG, dan juga Kawasan Industri

Tanjung, Bandara Ranai, Bandara Internasional Jemaja, dan Kawasan

Ekonomi Khusus (KEK) Batu Kapal. Dalam bidang pengembangan ka-

wasan pariwisata nasional Kementerian PUPR juga mendung Kawasan

Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Batu Kasah, Temburun dan

Padang Melang. Selain itu juga mendukung pembangunan pelabuhan

RORO Penagih, Kuala Binjai, Selat Lampa, Letung dan juga pelabuhan

RORO Tarempa.

Program Utama:Program utama di WPS 35 antara lain melakukan pembangunan

rekonstruksi jalan teluk Buton – Kelarik, jalan Batubi – Kelarik, jalan

masuk ke pelabuhan KKP Sabang Mawang dan juga rekonstruksi Jalan

Letung Kuala Maras, Pelebaran Jalan Dalam Kota Tarempa, dan juga

Rekonstruksi Jalan lingkar masuk ke Bandara Matak panjang. Di bidang

Sumber Daya Air (SDA) terdapat pula pembangunan penyediaan air

baku Sabang Mawang untuk KKP, pembangunan penyediaan air baku

kota Ranai, pembangunan penyediaan air baku Jemaja dan juga pem-

bangunan penyediaan air baku kota Tarempa. Di WPS 35 juga terdapat

pembangunan dalam bidang keciptakaryaan yakni pembangunan Wa-

ter Front City Ranai.

Page 51: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 49

Bang Egi merupakan tokoh kartun dalam Obras, dan Egi juga sapaan akrab dari “Sinergi”.

Obrolan Santai

Kartunis: Aghni Ghofarun Auliya

Page 52: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201750

Teknologi

Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian PUPR

terus mengembangkan teknologi tepat guna untuk lahan pertanian

yang berada di daerah pasang surut untuk menunjang program swa-

sembada pangan. Pada kenyatannya saat ini bahwa pengelolaan sum-

ber daya air di daerah pasang surut dihadapkan satu kendala, yakni

jenis tanah gambut yang berpotensi masam, spesifikasi daerah rawa

pasang surut, dan adanya intrusi air laut.

Untuk mengatasi hal itu, teknologi tepat guna yang dikembangkan Ba-

litbang yakni pintu air tahan korosi atau fiber resin. Cara kerja pintu air

sebagai berikut, ketika air sedang pasang pintu klep masuk di sebelah

kiri akan membuka secara otomotis dan air mengalir menuju pema-

tang. Air yang dialirkan menuju pematang akan didistribusikan ke lahan

pertanian.

Ketika air sedang surut, pintu klep keluar di sebelah kanan akan mem-

buka secara otomatis untuk menjaga air tetap seimbang. Beda tinggi

muka air atau delta H untuk membuka atau menutup pintu klep bahan

fiber resin ini hanya sebesar 2 hingga 8 cm. Sedangkan pintu klep ba-

han lain seperti kayu dan besi, dapat bekerja dengan perbedaan muka

Pintu Air Otomatis Tahan Korosi Bahan fiber Resin

Pemasangan pintu air otomatis berbahan fiber resin Sumber: Balitbang PUPR

Page 53: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 51

Teknologi

air lebih dari 50 cm. Cara kerja pintu klep otomatis dari bahan fiber

resin tersebut tahan korosi, ringan dan bekerja efektif pada sistem sal-

uran irigasi pasang surut yang akan terjadi berulang-ulang. Pintu klep

jenis ini dapat digunakan pada sistem irigasi tambak perikanan ataupun

saluran banjir di perkotaan

Beberapa kelebihan dari teknologi tersebut adalah bobot pintu (berat

jenis) yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan bahan lain dan bobot

pintu dapat diatur dengan mengisi rongga pintu dengan air. Kelebihan

lainnya adalah dapat beroperasi dengan baik pada muka air antara

muka air di hulu dan di hilir yang kecil sekitar 2 cm, lebih tahan terha-

dap keretakan (fracture) dibandingkan dengan bahan kayu dan fabri-

kasi atau pembuatan dan kontrol mutu lebih terjamin.

Tidak hanya itu, kelebihan berikutnya dari pintu air otomatis ini adalah

mobilisasi/transportasi relatif lebih mudah, pemasangan dan pengop-

erasian lebih mudah, kebocoran lebih kecil sehingga mengurangi biaya

pemeliharaan, dan telah didukung oleh pengujian di laboratorium den-

gan uji model fisik dan kekuatan bahan.

Sumber : Website balitbang PU

kelebihan berikutnya dari pintu air otomatis ini adalah mobilisasi/transportasi relatif lebih mudah, pemasangan dan pengoperasian lebih mudah, kebocoran lebih kecil sehingga mengurangi biaya pemeliharaan, dan telah didukung oleh pengujian di laboratorium

Cara kerja pintu otomatis berbahan fiber resin

Pintu otomatis terbuka saat air pasang Sumber: Balitbang PUPR

Sumber: Balitbang PUPR

Beberapa kelebihan dari teknologi tersebut adalah bobot pintu (berat jenis) yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan bahan lain dan bobot pintu dapat diatur dengan mengisi rongga pintu dengan air.

Sumber: Balitbang PUPR

Page 54: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201752

Potret

Seremoni menyanyikan lagu Indonesia Raya

Kepala BPIW menjelaskan dukungan Kementerian PUPR terhadap desa wisataMenjelaskan rencana pengembangan infrastruktur di sisi danau

Kepala BPIW, Rido Matari Ichwan foto bersama tokoh masyarakat di Toba sebelum melakukan shooting talkshow.

Perserta menyanyikan Indonesia Raya

Sosialisasikan Pengembangan Infrastruktur di KSPN danau Toba

Dalam rangka menyosialisasikan rencana program pengembangan infrastruktur di Kawasan Pariwisata Strategis Nasional (KSPN) Danau Toba, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum (PUPR) melakukan shooting talkshow di kawasan Danau Toba

mengenai Pengembangan Infrastruktur PUPR Terpadu yang selanjutnya ditayangkan di stasiun televisi swasta tingkat nasional di Indonesia.

Menikmati sajian pertunjukan seni di Desa Wisata,Tomok.

Page 55: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 53

Potret

Simulasi Penanganan Kebakaran di gedung g Kementerian PUPR

Pada tanggal 2 Oktober 2017 lalu, di Gedung G Kementerian PUPR dilakukan simulasi penanganan kebakaran. Gedung G ini merupakan gedung yang digunakan Ditjen Penyediaan Perumahan dan Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW). Kegiatan tersebut merupakan bagian dari

pelaksanaan tugas dari Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG). Berikut dokumentasi kegiataannya.

Seremoni menyanyikan lagu Indonesia Raya

Kepala Manajemen Keselamatan Kebakaran Gedung (MKKG) Tranggono melakukan koordinasi melalui HTKorban dibawa ke mobil ambulans

Para staf Gedung G bekumpul ditempat yang aman

Perserta menyanyikan Indonesia RayaPenyelamatan korban dari atap gedung

Page 56: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201754

Serba-Serbi

Bila kita bicara soal kawasan pariwisata di Indonesia, kerap kali per-sepsi wisatawan mengidentikannya dengan wisata di Bali. Memang tak bisa dipungkiri, Bali merupakan ikon pariwisata Indonesia. Ada fakta yang tidak terbantahkan, bahwa sekitar 40 persen wisatawan man-canegara masuk ke Indonesia, melalui Pulau Dewata tersebut.

Kendati demikian begitu, sejatinya masih banyak lokasi wisata elok di negeri ini. Lokasi pariwisata menakjubkan tersebut memiliki karakter-

istik masing-masing. Pemerintah saat ini berupaya mengangkat 10 des-tinasi wisata terkenal di tanah air, agar dapat bisa sejajar dengan Bali dan dapat mampu menjadi sumber devisa bagi negara.

Kesepuluh destinasi wisata terkenal tersebut adalah Danau Toba, Tan-jung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai. Berikut daya tarik yang dimiliki 10 destinasi wisata tersebut.

10 destinasi Wisata Terkenaldi Indonesia

danau Toba

Danau Toba merupakan sebuah danau alam besar tekto-vulkanik yang menempati kaldera dari sebuah supervulkan. Danau ini memiliki ukuran panjang seki-tar 100 kilometer, lebar sekitar 30 kilometer, dan ke-dalaman hingga 505 meter yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Danau Toba merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara.

Tanjung Kelayang

Pantai Tanjung Kelayang merupakan salah satu pantai yang terletak di Kepulauan Bangka Belitung. Lokasinya berada di Kecamatan Sijuk dan berjarak sekitar 27 kilometer dari Tanjung Pandan yang meru-pakan ibu kota Kabupaten Belitung.

Page 57: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 55

Serba-Serbi

Tanjung Lesung

Pantai Tanjung Lesung merupakan salah satu pantai di Banten yang sudah cukup terkenal. Pantai den-gan pasir putih yang dipaduakan dengan pepohonan yang tumbuh di tepi pantai adalah panorama indah yang bisa dinikmati untuk me-refresh. Pantai Tanjung Lesung terletak di ujung barat Pulau Jawa, tepatnya di Desa Tanjung Jaya, Kecamatan Panimbang, Kabu-paten Pandeglang, Provinsi Banten.

Kepulauan Seribu

Pulau Seribu merupakan salah satu tempat wisata bahari satu-satunya yang terdapat di Jakarta. Pulau Seribu merupakan kabupaten administrasi di DKI Ja-karta. Pulau Seribu Ibukota merupakan gugusan kep-ulauan antara Pulau, Pantai dan Laut di Teluk Ibukota.

Borobudur

Borobudur merupakan candi atau kuil Buddha terbe-sar di dunia, sekaligus salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Candi berbentuk stupa ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar abad ke-8 masehi pada masa pemerintahan wangsa Syailendra.

Page 58: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201756

Serba-Serbi

Bromo-Tengger-Semeru

Bromo Tengger Semeru merupakan taman nasional di Jawa Timur, Indonesia, yang terletak di wilayah ad-ministratif Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Malang, Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Probolinggo. Taman yang bentangan barat-timurnya sekitar 20-30 kilometer dan utara-selatannya sekitar 40 km ini ditetapkan sejak tahun 1982 dengan luas wilayahnya sekitar 50.276,3 ha. Di kawasan ini terdapat kaldera lautan pasir yang luasnya ±6290 ha.

Mandalika

Mandalika merupkan kawasan teluk yang sangat in-dah, dengan pantai berpasir putih dan karang-karang yang nampak jelas di perairan dangkalnya. Kawasan Mandalika yang berbukit-bukit juga akan dijadikan area golf dan penginapan yang cantik. Selain ke pan-tai, wisatawan bisa mampir ke Bukit Merese dengan padang rumput menghijau dan pantai indah di tepi-annya.

Labuan Bajo

Labuan Bajo merupakan destinasi wisata yang be-rada di kecamatan komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Wilayahnya meliputi; Kampung Ujung, Kampung Tengah, Kam-pung Air, Lamtoro, Wae Kelambu, Wae Medu, Cow-ang Dereng, Wae Kesambi, Wae Bo, Lancang, Serna-ru, Wae Mata, Pasar Baru, Pede, dan Gorontalo

Page 59: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 57

Serba-Serbi

Wakatobi

Wakatobi adalah satu dari beragam kekayaan alam nusantara yang tak perlu diragukan lagi. Lokasinya terletak di Kabupaten Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Taman nasional yang diresmikan pada tahun 1996 ini merupakan Taman Nasional Laut (TNL) terluas ked-ua di Indonesia, dan menurut pemerintah setempat, menjadi habitat bagi 90% jenis karang yang ada di dunia serta lebih dari 942 spesies ikan

Morotai

Morotai merupakan sebuah pulau sekaligus kabupat-en definitif baru yang terletak di kepulauan Halma-hera, Kepulauan Maluku, Indonesia. Kabupaten Pulau Morotai diresmikan pada 29 Oktober 2008 sebagai hasil pemekaran dari Kabupaten Halmahera Utara.

Page 60: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201758

T i p s

Kesibukan yang terlalu padat di kantor, seringkali membuat para pegawai tidak memperhatikan asupan gizi yang kita makan. Hal ini berakibat pada menurunnya stamina dan akibatnya, kita rentan terkena penyakit. Berikut Tips pola makan sehat yang akan menjaga stamina dan daya tahan tubuh anda dari berbagai penyakit:

1. SarapanPentingnya sarapan untuk menyokong energi dan membantu regulasi darah. Namun, pilihlah sarapan yang didalamnya terdapat karbohidrat kompleks yang tinggi seperti oatmeals dan sereal. Pilihlah makanan yang kaya akan protein seperti kacang-kacangan, biji-bijian, susu almond, susu sapi, yoghurt mdan telur.

2. Perbanyak minum air putihminumlah air putih agar pencernaan lancar dan konsentrasi terjaga. Hindari meminum air dingin karena berakibat pada kointraksi lambung dan memperlambat pencernaan.

3. Makan makanan yang segar, hindari makanan kemasanPada umumnya makanan kemnasan

mengandung gula, garam, penstabil rasa, pengawet, pewarna, dan lain sebagainya. anda bisa mensiasati dengan memakan potongan buah atau kacang-kacangan dari rumah.

4. Perbanyak konsumsi buah dan sayurCarilah buah dan sayur yang penuh warna. Cuci hingga bersih untuk menghilangkan zat kimia yang menempel pada buah tersebut seperti pestisida. Potong kecil-kecil letakkan pada piring kecil lalu taruh tepat disudut meja kerja anda.

5. Komsumsi SuplemenTidak peduli seberapa baik asupan makanan yang Anda makan, tidak ada seorang pun yang memiliki nutrisi sempurna pada tubuh. Dengan lingkungan yang mengandung banyak zat-zat yang tidak baik bagi tubuh kita, atau stress karena pekerjaan dapat mempengaruhi nutrisi di dalam tubuh kita. Berikut adalah suplemen-suplemen yang dianjurkan untuk dikonsumsi:

a. Suplemen multivitamin/mineral suplemen ini mengandung banyak vitamin.

Hal ini dapat membantu kita dalam menambah kandungan vitamin didalam tubuh kita.

b. Suplemen probiotikVitamin B-complex (untuk membantu mengurangi stress, meningkatkan kerja metabolisme dan membantu meningkatkan sistem imunitas)

c. Vitamin yang mengandung EFA (Essential fatty acid/Omega 3)

d. Minyak ikan (untuk membantu meningkatkan kerja otak, meningkatkan sistem pencernaan, mengurangi stress, dan mengontrol nafsu makan)

Setiap orang memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda. Konsultasilah dengan ahli gizi untuk mendiskusikan suplemen apa yang tepat untuk Anda.

Semua tips-tips yang disebutkan di atas adalah hal-hal yang cukup mudah dilakukan, tidak peduli seberapa sibuknya Anda. Ingat selalu bahwa kesehatan Anda lebih penting daripada kesibukan Anda. (*)

TIPS POLAMAKAN SEHAT

UNTUK PEgAWAI

Page 61: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 59

Prioritaskan Infrastruktur Irigasi Sawah dan Jalan

Tokoh

Guna meningkatkan produksi dan penghasilan petani, penyediaan air baku untuk lahan pertanian menjadi hal primer. Dalam rangka meningkatkan produksi dan penghasilan petani di wilayahnya, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri menempatkan pembangunan infrastrukturberupa irigasi pertanian menjadi program prioritas. Demikian diakui Bupati Kediri, dr. Hj. Haryanti Sutrisno kepada wartawan termasuk “Sinergi” di Pendopo PemkabMadiun, Jawa Timur, beberapa waktu lalu. Haryanti menyatakan, Pemkab Kediri melakukan pembangunan irigasi pertanian dengan melibatkan

pemberdayaan petani. Seperti melalui Pengembangan danPengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP). “Cara PPSIP ini diharapkan akan menumbuhkan kemandirian dan motivasi petani, agar para petani bisa lebih sukses danlebih baik lagi kesejahteraannya,” ujarnya. Menurutnya, saluran irigasi pertanian yang kurang memadai akan menghabiskan air sebelum sampai kepada tanaman yang ada di areal persawahan. Sehingga, kondisiirigasi harus tetap terpelihara.

“Pemeliharaan yang efektif itu memang harus melibatkan petani, yang sehari-hari menggunakan air dan mengetahuikondisi irigasi,” terang Haryati. Selain itu, lanjutnya, dalam rangka meningkatkan penghasilan petani Pemkab Kediri memfasilitasi

pengembangan jalan desa, agar distribusi hasil pertaniandapat dilaksanakan dengan lebih efektif.

Menurut Haryati, Pemkab Kediri sangat mendukung rencana pembangunan konektivitas Selingkar Wilis yang digagas pemerintah pusat sebab konektivitas jalan di Kabupaten Kediri akan turut berkembang. Sehingga, distribusi hasil pertanian akan semakin efektif dan efisien.

“Selain dapat membuat sektor pertanian lebih baik, potensi lain yang ada di Kabupaten Kediri juga akan dapat tergali,misalnya sektor pariwisata dan lainnya,” tegasnya.(**)

Pemkab Kediri sangat mendukung rencana pembangunan konektivi-tas Selingkar Wilis yang digagas

pemerintah pusat sebab konektivi-tas jalan di Kabupaten Kediri akan

turut berkembang. Sehingga, distri-busi hasil pertanian akan semakin

efektif dan efisien.

Bupati Kediri

dr. Hj. Haryanti Sutrisno.....................................................

Page 62: BULETIN BPIW · SINERGI / Edisi 22 - Oktober 2017 5 Pemerintah telah menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025, dengan dikeluarkannya Undang- Undang

SINERGI / Edisi 22 - Oktober 201760

KUNJUNgI INfO BPIW dI WEBSITE & AKUN KAMI:

BAdAN PENgEMBANgAN INfRASTRUKTUR WILAYAH (BPIW) KEMENTERIAN PUPR