bpiw sinkronkan pembangunan infrastruktur antar instansi...

62
Edisi 23/ November 2017 BULETIN BPIW BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi Pemerintah Merespon Tantangan Pembangunan Perkotaan Program Prioritas Infrastruktur Tiga Tahunan dan Pengelolaan Kota Layak Huni

Upload: halien

Post on 06-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 1Edisi 23/ November 2017

B U L E T I N B P I W

BPIW Sinkronkan Pembangunan InfrastrukturAntar Instansi Pemerintah

Merespon Tantangan Pembangunan Perkotaan

Program Prioritas Infrastruktur Tiga Tahunan dan Pengelolaan Kota Layak Huni

Page 2: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 20172

INfrASTrUKTUr PUPrTErPAdU UNTUK NEgErI

Gedung BPIW Lantai 1Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 11210

Email: [email protected]. +6221-2751 5804

BAdAN PENgEMBANgAN INfrASTrUKTUr WILAYAH (BPIW) KEMENTErIAN PUPr

Page 3: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 1

Pelindung: Rido Matari Ichwan

Penasehat: Firman Hatorangan

Pengarah:Bobby PrabowoIwan Nurwanto Hadi Sucahyono

Agusta Ersada Sinulingga

Pemimpin redaksi:P. Yudantoro

redaktur Pelaksana:Shoviah

redaksi:M. Salahudin Rasyidi

Mochammad TranggonoHari Suharto DiyaksaErwin Adhi Setyadhi

Wahyu HendrastomoMelva Eryani Marpaung

Editor :Hendra Djamal

Kontributor:Mutri Batul Aini

Indira Dwi KusumatutiDaris Anugrah

Andhika Prabowo

Redaksi menerima tulisan/artikel/opini/foto yang berkaitan dengan bidang pengembangan infrastruktur dan keterpaduan wilayah dalam

lingkup kegiatan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Redaksi berhak menyunting naskah/artikel yang masuk sesuai

dengan tema penerbitan dan ketersediaan jumlah halaman/rubrik.

Tulisan dapat dikirim ke email: [email protected]

Design : Heri HitoKartunis: Aghni Ghofarun Auliya

diterbitkan oleh: Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah

(BPIW) Kementerian PUPR

Alamat redaksi:Gedung G, BPIW Lantai 1

Jl. Pattimura No.20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 11210

Email: [email protected]@pu.go.id

Website: www.bpiw.pu.go.idTwitter: @informasiBPIW

Youtube: Layanan informasi BPIWFacebook: BPIWkementerianPUPR

No. Telp. +6221-2751 5804

SALAM REDAKSI

Pembaca yang budiman, pada Buletin Sinergi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) edisi bulan November ini, kami menfokuskan pada perencanaan program pembangunan infrastuktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Kabar Utama mengupas mengenai BPIW yang telah mempersiapkan Perencanaan Program Pembangunan Prioritas Nasional infrastruktur PUPR jangkapendek tiga tahunan 2019-2021.

Dalam membahas lebih lanjut mengenai hal tersebut, kami menghadirkan Kepala BPIW Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan pada rubrik Wawancara yang membahas seputar arah kebijakan dan prioritasperencanaan tahun 2018 dan evaluasi perencanaan tahun 2017. Pembaca juga dapat menikmati sajian informasi mengenai kegiatan BPIW sepanjang bulan ini, melalui rubrik Kilas BPIW. Tidak hanya itu, sajian ringan juga telah disiapkan tim redaksi seperti rubrik Jalan-Jalanyang menampilkan keindahan Jembrana, Bali. Kemudian dalam rubrik Tips dibahas mengenai 10 Tips Cara Menjadi Pegawai Teladan. Pada rubrik Glossary menampilkan istilah tentang permukiman serta rubrik Serba-serbi mengulas tentang alat beratkonstruksi. Kami berharap apa yang disajikan dapat memperkaya wawasanpembaca.

Selamat membaca.

Buletin BPIW

Page 4: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 20172

daftar isi Edisi 23 - November 2017

01 SALAM REDAKSI02 DAFTAR ISI03 PERSPEKTIF Program Prioritas Infrastuktur Tiga Tahunan dan Pengelo-

laan Kota Layak Huni04 KABAR UTAMA BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi

Pemerintah10 REVIEW Menyediakan Perumahan dan Sarana Prasarana Dasar

Perkotaan yang Layak untuk Semua11 GLOSSARY Istilah Tentang Permukiman

12 WAWANCARA Ir. Rido Matari Ichwan, MCP : Insan BPIW Perlu Berpikir

Kreatif 18 TEROPONG MEDIA Infrastruktur PUPR Dalam Media Cetak

20 KILAS BPIW BPIW Siapkan Pola Kerjasama Pengelolaan Anjungan Cerdas40 LAPORAN KHUSUS Merespon Tantangan Pembangunan Perkotaan44 OPINI Pembangunan Infrastruktur Terpadu Untuk Mendukung

Pengembangan Pariwisata Pantai48 JALAN-JALAN Jembrana, Sisi Lain Keindahan Bali Yang Wajib Dikunjungi50 TEKNOLOGI Teknologi Sea Water Reserve Osmosis (SWRO) 52 POTRET BPIW Meriahkan Side Event dan Pameran HHD-HKD 2017 59 TOKOH Jefry Riwu Koreh: Percantik Wajah Kota serta Optimalkan

Layanan Infrastruktur Dasar

04

40

59

20

12

Page 5: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 3

Perspektif

Perencanaan program prioritas nasional pembangunan infrastruktur PUPR jangka pendek tiga tahunan 2015-2018 saat ini telah terlaksana. Kini saatnya merumuskan program prioritas nasional pembangunan infrastruktur PUPR jangka pendek tigatahunan 2019-2021. Untuk membahas perencanaan program prioritas nasional pembangunan infrastruktur PUPR jangka pendek tiga tahunan tersebut, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar “Rapat Koordinasi Sinkronisasi Program Prioritas Nasional Pembangunan Infrastruktur PUPR” di Jakarta, beberapawaktu lalu. Harapannya, keberadaan rapat koordinasi tersebut dapat mensinkronkan perencanaan dengan kementerian lain terkait program prioritas nasional, sehingga perencanaan dan program sinergi dan implementatif sesuai kebutuhan dalam dukunganinfrastruktur PUPR dalam program prioritas nasional. Rapat itu juga melakukan review program infrastruktur PUPR yang sudah terkonstruksi pada tahun 2015-2016. Kemudian, memonitoring proses pembangunan yang sedang berlangsung pada 2017, termasuk, monitoring pemrograman 2018 yang sudah melewati proses Pra Konsultasi Regional (Pra Konreg) danMusyawarah Rencana Pembangunan Nasional (Musrenbangnas).

Di sisi lain, saat ini juga muncul sejumlah isu wilayah dan perkotaan. Isu yang menjadi tantangan pemerintah tersebut, antara lain kesenjangan, belum terpenuhinya Standar Pelayanan Perkotaan (SPP), rendahnya daya saing kota serta belumoptimalnya pengelolaan perkotaan.

Guna dapat mengatasi isu-isu perkotaan yang muncul, sejumlah upaya diambil BPIW sebagai lembaga perencana pengembangan keterpaduan infrastruktur, seperti meluncurkan Buku Panduan Praktis Implementasi (New Urban Agenda/NUA) dan Buku TheState of Indonesian Cities (SOIC) 2017. Hal tersebut sebagai langkah dalam menciptakan strategi pembangunan perkotaan terencana dan implementatif, untukmewujudkan kota yang layak huni, cerdas, dan berkelanjutan.

Peluncuran Buku Panduan Praktis Implementasi Agenda Baru Perkotaan dan Buku SOIC 2017 ini dilakukan bersamaan dengan pembukaan Side Event dan Pameran Hari Habitat Dunia dan HariKota Dunia 2017 di lingkungan Kementerian PUPR. (**)

Program Prioritas Infrastruktur Tiga Tahunan dan Pengelolaan

Kota Layak Huni

Page 6: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

Kabar utama

SINERGI / Edisi 23 - November 20174

BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi Pemerintah

Pada tanggal 8-9 November yang lalu, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR menggelar Rapat Koordinasi Sinkronisasi Program Prioritas Nasional Pembangunan Infrastruktur PUPR. Rapat tersebut digelar untuk melakukan sinkronisasi perencanaan dengan instansi terkait program prioritas nasional. Diharapkan perencanaan dan program dari kementerian dan lembaga terkait dapat saling bersinergi untuk menjawabkebutuhan dukungan infrastruktur PUPR dalam kerangka program prioritas nasional

Bendungan Jatigede, Jawa Barat Sumber: Dok. PUPR

Page 7: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

Kabar utama

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 5

Harapan itu disampaikan Kepala BPIW Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan saat membuka rapat koordinasi tersebut. Dalam rapat ini beberapa instansi yang berhubungan dengan pembangunan infrastruktur turut hadir, seperti Kementerian Pertanian, Kementerian Desa, Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (DDTT), Kementerian Perhubungan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Pariwisata, dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan PerencanaanPembangunan Nasional.

Menurut Rido arah kebijakan dan strategi pembangunan Kementerian PUPR dalam menunjang sasaran nasional, antara lain meningkatkan ketahanan air, kedaulatan pangan dan energi. Selain itu, pembangunan untuk mendukung konektivitas nasional untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, pelayanan sistem logistik nasional bagi penguatan daya saingbangsa Indonesia di lingkup global.

Arah kebijakan dan strategi pembangunan Kementerian PUPR tersebut adalah dukungan terhadap peningkatan kualitas dan permukiman di perkotaan dan perdesaan serta meningkatkan keseimbangan pembangunan antardaerah,

terutama di kawasan yang tertinggal, kawasanperbatasan, dan kawasan perdesaan.

Pada hari pertama kegiatan itu, beberapa program disampaikan, seperti mengenai Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN). Program yang menyangkut wilayah perdesaan ini, penanganannya diprioritaskan Bappenas melalui program terintegrasi dari berbagai kementerian atau lembaga terkait, termasuk KementerianPUPR. Dalam pembangunan jangka menengah 2015- 2019 ada 40 KPPN Prioritas. Keempat puluh KPPN Prioritas tersebut diantaranya Sidikalang, Peureulak, Tapan, Barru, Raha Pinrang, Mamuju, Poso, Misol, dan Bula. Pada kurun waktu itu juga ada program prioritas terkait Kementerian Kelautan dan Perikanan (KPP) yakni dukungan terhadap pelabuhan perikanan samudera yakni Belawan, Bungus, Nixam Zahman, Cilacap, Bitung,dan Kendari. Pelabuhan perikanan merupakan pelabuhan dengan fasilitas penunjang kegiatan utama perikanan. Selain itu juga ada Pelabuhan Perikanan

Arah kebijakan dan strategi pembangunan Kementerian PUPR dalam menunjang sasaran nasional,antara lain mening- katkan ketahanan air, kedaulatan pangandan energi

Page 8: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

Kabar utama

SINERGI / Edisi 23 - November 20176

Nusantara seperti Tanjung Pandan, Pelabuhan Ratu, Sibolga, Sungailiat, Pekalongan, Pengambengan, Pemangkat Kangangantu, Kejawanan, Prigi, Ambon, Kwandang, Brondong, Kota Tual, dan Ternate. Rido juga mengatakan bahwa Kementerian PUPR jugamendukung program tersebut. Kawasan Metropolitan Prioritas 2015-2019 juga tak luput dari perhatian dalam sinkronisasi program itu. Kawasan Metropolitan Prioritas tersebut yakni Mebidangro, Palapa, Patungraya Agung, Jabodetabekpunjur, Bandung Raya, Kedungsepur, Gerbangkertosusila, Sarbagita, Mataram Raya,Banjarbakula, Mamminasata, dan Bimindo. Kawasan Metropolitan merupakan Kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya dengan jumlah populasi minimal 1 jutajiwa. Kemudian yang menjadi program prioritas nasional adalah Kawasan Lumbung Pangan Nasional. Kawasan ini merupakan daerah yang memilikiperan sebagai pusat penghasil padi nasional. Beberapa daerah yang masuk ke dalam program Lumbung Pangan Nasional Prioritas 2015-2019 yakni Provinsi Aceh, Provinsi Sumatra Utara, Provinsi Sumatera Barat, Provinsi Sumatra Selatan, Provinsi Lampung, Provinsi Banten, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Barat, Provinsi DI Yogyakarta, dan Provinsi Jawa Timur. Selain itu juga ada Provinsi

Bali, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Provinsi Kalimantan Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, Provinsi Sulawesi Selatan, dan Provinsi SulawesiTengah.

Sinkronisasi program juga menyangkut Kota Baru yang merupakan kota yang dirancang dan direncanakan untuk bisa mandiri dengan ukuran luas yang relatif dengan ukuran luas yang relatif kecil dalam komunitas yang seimbang. Beberapa Kawasan Kota Baru 2015-2019 yang dibuatkan masterplan dan development plan oleh BPIW yakni Sei Mangke, Padang, Palembang, Kota Maja, Kemayoran, Pontianak, Banjar Baru, Tanjung Selor,Makassar, Manado, Sofifi, Sorong, dan Jayapura. Hari kedua rapat koordinasi sinkronisasi program prioritas nasional yang digagas BPIW itu juga dibahas mengenai Konektivitas Multimoda yang terkait dengan Kementerian Perhubungan. Konektivitas Multimoda ini merupakan penghubung dua atau lebih pusat pelayanan untuk mendorongpertumbuhan dan perkembangan wilayah. Pemerintah pun sangat serius mengurusi masalah multimoda ini, Pasalnya ada beberapa daerah yang masuk program Pelabuhan Umum Prioritas Nasional 2015-2019 seperti Kupang, Pantoloan, Kendari, Jambi Talang Duku, Palembang Boom Baru, Sampit, Trisakti Banjarmasin, Teluk Bayur, Jayapura, Bitung, Malahayati, Belawan, Batu Ampar, Panjang, dan Tanjung Emas.

Kawasan Metropolitan Prioritas 2015-2019 juga

tak luput dari perhatian dalam sinkronisasi

program itu. Kawasan Metropolitan Prioritas itu yakni Mebidangro,

Palapa, Patungraya Agung, Jabodetabekpunjur,

Bandung Raya, Kedungsepur,

Gerbangkertosusila, Sarbagita, Mataram Raya, Banjarbakula, Mamminasata, dan

Bimindo

Pembangunan bangunan pendukung Kebun Raya Baturraden Jawa Tengah Sumber: Dok. PUPR

Page 9: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

Kabar utama

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 7

Selanjutnya ada Pelabuhan Umum Tanjung Perak, Pontianak, dan Samarinda. Untuk Balikpapan terdapat di Kariangau. Pelabuhan umum prioritas lainnya adalah Makassar (HUB), Sorong, TanjungPriok, Patimbang, Ternate A.Yani, dan Ambon. Kemudian juga ada beberapa daerah yang masuk dalam program nasional Bandar Udara Baru Prioritas Nasional 2015-2019 seperti Bandar Udara Baru Kabir Patar, Bandar Udara Baru Morowali, Bandar Udara Baru Muara Teweh: Beringin, Bandar Udara Kargo Syamsudin Noor, Bandar Udara Kargo Banjarmasin, Bandar Udara Baru Koroway Batu, Bandar Udara Kargo Jayapura, dan Bandar UdaraBaru Namniwel: Namela. Program prioritas nasional lainnya yakni 60 Pelabuhan Angkutan, Sungai, Danau, dan Penyeberangan (ASDP) diantaranya Pelabuhan ASDP Kajadoi, Raijua, P.ASDP Kabonga, Bombana, Kaladupa, Malil, Wayaloar,.ASDP Moa dan Leti.

Tidak hanya itu, kawasan perbatasan juga menjadi perhatian pemerintah dan dikoordinasikan dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP). Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) Perbatasan Prioritas 2015-2019 Sabang, Aceh,

Ranai, Paloh-Aruk, Entikong, Nanga Badau, Nunukan, Tahunan, Atambua, Saumlaki, Jayapura.

Kawasan Perbatasan merupakan bagian dari wilayah negara yang terletak pada sisi dalamsepanjang batas wilayah NKRI dengan negara lain. Dari sekian banyak program prioritas nasional, maka Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) merupakan salah satu program yang menjadi fokus BPIW dan dikoordinasikan dengan Kementerian Pariwisata.

Pasalnya lembaga perencanaan infrastruktur PUPR ini dipercaya untuk mengawal proses integrated tourism masterplan 3 KSPN Prioritas yang mendapat bantuan dari Bank Dunia.

Ketiga KSPN tersebut adalah Danau Toba, Borobudur dan Lombok. Selain 3 destinasi wisata itu, KSPN Prioritas lainnya adalah Mandeh, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Bromo-Tengger-Semeru, Labuan Bajo, Toraja,Wakatobi dan Morotai. Kawasan Strategis Nasional itu adalah Kawasan pariwisata yang mempunyai pengaruh penting

Kawasan perbatasan juga menjadi perhatian pemerintah dan dikoordinasikan dengan Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP)

Page 10: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

Kabar utama

SINERGI / Edisi 23 - November 20178

dalam aspek pertumbuhan ekonomi, sosial, dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, dan pertahanankeamanan. Dalam mendukung hal tersebut, menurut Rido Kementerian PUPR telah menerapkan pengembangan infrastruktur yang berbasis kewilayahan atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). Seluruh wilayah yang ada di Indonesia semuanya telah terkelompokan dalam 35 WPS. Dalam WPS ini terdapat rencana pengembangan terhadap tema-tema kawasan tersebut.

Sementara itu, Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR, BPIW Kementerian PUPR, Iwan Nurwanto mengatakan rakor sinkronisasi ini sangat penting untuk menselaraskan program infrastruktur PUPR dengan program yang ada di kementerian lain, terutama dalam mendukung program-program prioritas nasional.

Dengan begitu, program infrastruktur Kementerian PUPR dapat saling melengkapi dengan instansi pemerintah lainnya. Tujuannya untuk dapat melaksanakan program prioritas nasional secara optimal.

Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Budi Setiyadi mengatakan dengan banyaknya program infrastruktur PUPR yang dibuat BPIW, maka perlu didukung kementerian lain.

Budi juga menegaskan bahwa Dirjen Perhubungan Darat akan mensinkronkan program-programnya dengan program-program infrastruktur yang ada di BPIW.

"Kalau program-program yang ada sudah berjalan, maka akan menjadi sempurna. Program kerja sama ini harus menjadi atomosfir kita bersama, sehingga apa yang dikerjakan, kita dukung bersama-sama sepenuhnya,” tutur Budi.

Dari sekian banyak program prioritas

nasional, maka Kawasan Strategis

Pariwisata Nasional (KSPN) merupakan

salah satu program yang menjadi

fokus BPIW dan dikoordinasikan

dengan KementerianPariwisata

Pembangunan SPAM Kel. Ngenang Kec. Nongsa

PROGRAM PEMBANGUNAN JANGKA PENDEK 2019-2021 PULAU NONGSA

Pembangunan SPAM Kel. Ngenang Kec. Nongsa

PROGRAM PEMBANGUNAN JANGKA PENDEK 2019-2021 PULAU NONGSA

Dirjen Prasarana dan Sarana Kemen Pertanian, Pending Dadih Permana saat diskusi sinkronisasi.

Salah satu pulau yang direncanakan pembangunan infrastrukturnya oleh Kementerian PUPR

Sumber: Dok. PUPR

Page 11: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

Kabar utama

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 9

Pada kesempatan itu dipaparkan mengenai produk BPIW berupa Masterplan dan Development Plan (MPDP). Rencana induk dan rencana pengembangan yang telah disusun tersebut terkait Wilayah Pengembangan Strategis (WPS), kawasan strategis, dan kawasan perkotaan, sertakawasan perdesaan. MPDP dari WPS ini disusun untuk 35 WPS yang tersebar diseluruh Indonesia. Berikut uraian MPDP WPS tersebut:

Kemudian BPIW juga membuat MPDP Kawasan Strategis. Tahun 2015 tersusun 4 kawasan strategis yakni Cikarang Bekasi Laut (CBL), Kawasan Danau Toba, Kawasan Food Estate Merauke, dan Kawasan Magelang – Muntilan – Borobudur. Selanjutnya, tahun 2016 Tersusun 8 Kawasan strategis Pariwisata Pantai/Pegunungan/Budaya yakni Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Wakatobi, Morotai, Raja Ampat, Brastagi, Bromo-Tengger-Semeru, dan Toraja. Untuk tahun 2017 ini MPDP tersusun di 2 kawasan strategis baru yakni Labuan Bajo dan Patimban.

Kawasan Perkotaan juga telah dibuatkan MPDPnya. Tahun 2015 MPDP yang telah disusun yakni 4 Kota Baru (Sei Mangke, Kemayoran, Tanjung Selor, dan Sofifi), 1 Kota Besar (Pekanbaru), 7 Kawasan Metropolitan (Mebidangro, Jabodetabekpunjur, Cekungan Bandung, Kedung Sepur, Gerbang Kertasusila, Sarbagita, Mamminasata) dan 1 KawasanPerkotaan (Kawasan Perkotaan Yogyakarta). Pada tahun 2016, MPDP Kawasan Perkotaan yang telah dibuat BPIW yakni 3 Kota Baru (Kota Baru Maja, Bandar Kayangan dan Sofifi-Ternate), 4 Kota Besar (Kota Bandar Lampung, Cirebon, Cilacap, dan Pontianak), dan 2 Kawasan Metropolitan (Metropolitan Baru Palembang Raya dan Metropolitan Baru Bimindo). Sedangkan untuk tahun 2017, MPDP yang telah disusun yakni 4 Kota Baru (Sorong, Makassar, Manado, dan

Palembang), 3 Kota Sedang (Dumai, Tebing Tinggi, dan Singkawang),dan 1 Metropolitan Baru (Metropolitan Baru Banjar Bakula).

Kawasan Perdesaan juga menjadi perhatian BPIW. Untuk kawasan ini, tahun 2015 lalu, MPDP yang telah disusun yakni 6 KPS di Pulau Sumatera (Kawasan Juli, Dolok Masihul, Toapaya, Mandeh, Pulau Rimau, Sukadana), dan 5 KPS di Pulau Kalimantan (Kawasan Segedong, Mentarang, Kuala Kurun, Halong, Loa Kulu). Selanjutnya juga ada 4 KPS di Kepulauan Nusa Tenggara (Kawasan Sakra, Tambora, Kelimutu, Wini), 5 KPS Pulau Sulawesi (Kawasan Likupang, Olele, Napu, Ladongi, Malino), KPS Trenggalek, dan 5 Kawasan Periurban (Kawasan Lembang,Pleret, Tumpang, Kediri, Tampaksiring).

Tidak hanya itu, pada tahun 2016 lalu, MPDP 4 KPPN juga telah disusun BPIW yakni Tabanan, Praya, Labuan Bajo, dan Daruba. Kemudian 10 KPPN lainnya ditangani oleh Kementerian Perdesaan dan KementerianAgraria dan Penataan Ruang/Badan Pertanahan Nasional. Pada tahun 2017 ini telah disusun MPDP untuk 3 Kota Sedang (Dumai, Tebing Tinggi, dan Singkawang), 4 Kota Baru (Sorong, Makassar, Manado, dan Palembang), dan 1 Metropolitan Baru (Kawasan Metropolitan BaruBanjar Bakula). (Tim redaksi)

WPS 19 (Kupang – Atambua) WPS 20 (Ketapang – Pontianak – Singkawang – Sambas) WPS 21 (Temajuk - Sebatik) WPS 22 (Palangkaraya – Banjarmasin - Batulicin) WPS 23 (Balikpapan – Samarinda - Maloy) WPS 24 (Bitung – Manado – Amurang – Kotamobagu) WPS 25 (gorontalo - Kotamobagu) WPS 26 (Palu - Banggai) WPS 27 (Mamuju – Makale – Palopo – Kendari – Bau-bau – Wangi-wangi) WPS 28 (Makassar – Pare-pare - Mamuju) WPS 29 (Ternate – Sofifi – daruba) WPS 30 (Ambon – Masohi) WPS 31 (Sorong - Manokwari) WPS 32 (Biak – Manokwari - Bintuni) WPS 33 (Nabire – Enarotali - Wamena) WPS 34 (Jayapura - Merauke) WPS 35 (Natuna dan Anambas) , (Enggano dan Simuk)

WPS 1 (Sabang – Banda Aceh – Langsa) WPS 2 (Medan – Tebing Tinggi – dumai - Pekanbaru) WPS 3 (Batam – Tanjung Pinang) WPS 4 (Sibolga – Padang - Bengkulu) WPS 5 (Jambil – Palembang – Pangkal Pinang – Tanjung Pandan) WPS 6 (Merak – Bakauhuni – Bandar Lampung – Palembang – Tanjung Api-api) WPS 7 (Jakarta – Bogor – Ciawi - Sukabumi) WPS 8 (Jakarta – Cirebon - Semarang) WPS 9 (Tanjung Lesung – Sukabumi – Pangandaran - Cilacap) WPS 10 (Yogyakarta – Solo – Semarang) WPS 11(Semarang - Surabaya) WPS 12 (Yogyakarta – Prigi – Blitar - Malang) WPS 13 (Malang – Suarabaya - Bangkalan) WPS 14 (Surabaya – Pasuruan - Banyuwangi) WPS 15 (gilimanuk – denpasar – Padang Bay) WPS 16 (Tanjung – Mataram - Mandalika) WPS 17 (Sumbawa Besar – dompu - Bima) WPS 18 (Waingapu – Labuan Bajo – Ende – Maumere)

Page 12: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201710

Hidup dengan layak di kawasan perkotaan adalah hak mendasar bagi seluruh warga negara, tanpa terkecuali bagi kelompok rentan, seperti masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), perempuan dan anak-anak, penduduk lanjut usia dan penyandang disabilitas.

Dalam hal ini, perumahan dan akses pelayanan dasar merupakan komponen penting dalam pembangunan perkotaan yang berkelanjutan. Panduan ini memperlihatkan secara sistematis, bagaimana setiap pihak dapat berperan dalam pembangunan perumahan dan sarana prasarana dasar perkotaan yang sesuai dengan komitmen Agenda Baru Perkotaan / New Urban Agenda(selanjutnya disebut NUA).

Bagian pertama panduan ini berjudul “Konsep dan Prinsip”, di dalamnya digambarkan peran penting penyediaan perumahan dan akses pelayanan dasar dalam pembangunan kota berkelanjutan, termasuk dalam prinsip-prinsip NUA, serta keterkaitannya dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan/SustainableDevelopment Goals (selanjutnya disebut SDGs). Bagian kedua berjudul “Sarana Implementasi”, menguraikan pilihan kebijakan dan aksi sebagai sarana implementasi NUA yang dibagi berdasarkan isu-isuperumahan dan pelayanan dasar, meliputi:• Pembangunan perumahan yang terjangkau;• Penanganan kawasan permukiman kumuh dan informal;• Akses air minum universal dan sanitasi perkotaan;• Ruang publik dan fasilitas sosial perkotaan; serta• Infrastruktur permukiman dan perkotaan berbasis masyarakat.

Pilihan-pilihan kebijakan dan aksi tersebut tidak disajikan secara mendalam, dan tidak dibatasi pada perspektif pembangunan tertentu, agar terbuka terhadapperkembangan perkotaan.

Panduan praktis ini ditujukan bagi seluruh aktor pembangunan, baik di tingkat pusat hingga daerah, agar dapat mengetahui perannya dalam penyediaan perumahan dan akses pelayanan dasar perkotaan di tingkat lokal. Untuk itu, di bagian akhir panduan ini diuraikan peran-peran semua pihak yang bergerak di bidang pembangunan permukiman dan perkotaan. Pihak-pihak tersebut antaralain:• Komunitas/ kelompok masyarakat• Pemerintah pusat• Pemerintah Provinsi• Akademisi/ perguruan tinggi• Swasta, bisnis dan filantropi• Lembaga internasional(Mutri)

Menyediakan Perumahandan Sarana Prasarana dasar Perkotaan yang Layakuntuk Semua

Judul Buku :Panduan Praktis Implementasi AgendaBaru Perkotaan (New Urban Agenda): Buku 2 (Perumahan dan Akses Pelayanan Dasar)

Pengarang : UN HabitatPenerbit : Pusat Pengembangan Infrastruktur Kawasan PerkotaanTahun Terbit : 2017Jumlah Halaman : 103 halaman

Panduan praktis ini ditujukan bagi seluruh aktor pembangunan, baik di tingkat pusat hingga daerah, agar dapat mengetahui perannya dalam penyediaan perumahan dan akses pelayanan dasar perkotaan di tingkat lokal.

Review

Page 13: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34 ayat 3 disebutkan bahwa

negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan

kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Tugas dan fungsi

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat adalah bentuk

perwujudan tanggung jawab negara untuk menyediakan fasilitas bagi

warganya berupa infrastruktur yang menopang kehidupan, termasuk

infrastruktur permukiman. Berikut ini adalah beberapa istilah yang

terkait dengan permukiman:

Permukiman: Bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik

yang berupa kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi

sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat

kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.

Permukiman Baru: Daerah kediaman atau hunian yang baru dibangun

dalam skala besar, sebagai perluasan dari pusat kota yang ada atau

pembangunan baru pada lahan milik pribadi atau perusahaan, dilengkapi

berbagai ragam tipe rumah baru, dan sistem transportasi lokal yang

berhubungan dengan daerah pusat kota yang ada (new community).

Permukiman dataran: Permukiman yang terletak pada ketinggian

0 – 500 M dari permukaan laut dengan kondisi topografi datar atau

dengan kemiringan lahan kurang dari 5%.

Permukiman Kepadatan Tinggi: Permukiman dengan tingkat kepadatan

penduduk dan bangunan yang sangat tinggi sehinga mengarah kepada

ketidakmampuan daya dukung lahan

Permukiman Kumuh: Permukiman tidak layak huni atau dapat

membahayakan kehidupan penghuni karena keamanan dan kesehatan

yang memprihatinkan; kenyamanan dan keandalan bangunan dalam

lingkungan tersebut tidak memadai dilihat dari segi tata ruang,

kepadatan bangunan yang sangat tinggi, kualitas bangunan yang

sangat rendah, serta prasarana dan sarana lingkungan yang tidak

memenuhi syarat (Slum).

Permukiman rawan Abrasi: Permukiman yang berkemungkinan

besar untuk mengalami penggerusan akibat gelombang air laut pada

intensitas yang sangat besar serta dengan frekuensi yang cukup sering

Permukiman Transmigrasi: Satu kesatuan permukiman atau bagian

dari satuan permukiman yang diperuntukkan bagi tempat tinggal dan

tempat usaha transmigran.

Sumber: Kamus Penataan ruang

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 11

Glossary

Istilah Tentang Permukiman

Page 14: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201712

. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

Insan BPIWPerlu Berpikir Kreatif

Ir. rido Matari Ichwan, MCP

Kepala BPIW Kementerian PUPR

Sepanjang tahun 2017, Badan Pengembangan Infrastuktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR banyak melakukan berbagai program. Salah satunya adalah percepatan pembuatan integrated tourism masterplan untuk 3 kawasan pariwisata prioritas nasional yang mendapatkan bantuan Bank Dunia, yakni Danau Toba, Borobudur, dan Lombok atau Mandalika. Dari banyak nya program dan perencanaan yang dihasilkan juga harus lebih

maju dari perkembangan zaman. Rido juga berharap insan BPIW berpikir kreatif untuk menyelesaikan permasalahan infrastruktur yang ada. Seperti apa lengkapnya program yang dilakukan BPIW tahun ini dan arah dari program BPIW di tahun 2018 mendatang?, berikut wawancara lengkap Rido Matari Ichwan dengan tim redaksi Buletin Sinergi.

wawancara

Page 15: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 13

Apa saja program infrastruktur utama yang sudah dilakukan BPIW sepanjang tahun 2017 ini ?

Program-program yang dilaksanakan BPIW, ada program yang bersifat internal dan ada juga program yang bersifat eksternal. Maksud dari program eskternal adalah program yang kita susun yang secara terukur, terencana dan implementable atau bisa diimplementasikan yang terkait kewenangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat atau PUPR dan juga program-program dukungan Kementerian PUPR terhadap program strategis nasional.

Terkait program strategis nasional ini, kita melakukan sinkronisasi dengan kementerian atau lembaga. Hal itu juga kita lakukan terkait program dari daerah sertastakeholder lainnya. Kita juga melakukan upaya-

upaya untuk mewujudkan perencanaan infrastruktur PUPR dengan model-model dokumen perencanaan, sehingga kita membuat struktur isi dari dokumen masterplan dan development plan untuk internal BPIW. Untuk internal, kita juga melakukan perbaikan mekanisme sistem informasi dan proses bisnis didalam BPIW.

Saat ini program utama yang sedang kita selesaikan adalah persiapan pembuatan integrated tourism masterplan terkait pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional atau KSPN di 3 KSPN prioritas, yakni Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika atau Lombok.

Jadi ini penugasan yang unik yang diberikan kepada BPIW, dimana poin utama dari integrated tourism

plan adalah pengembangan infastruktur dan pariwisata. Biasanya unit organisasi atau unor di beberapa sektor membangun infrastruktur seperti jalan. Pembangunan infrastruktur jenis ini untuk pertumbuhan ekonomi atau mempertahankan kondisi jalan. Namun untuk perbaikan infrastruktur PUPR secara terpadu dengan kementerian atau lembaga lain untuk pengembangan sektor pariwisata.

Bisa dijelaskan seperti apa sebenarnya integrated tourism masterplan itu dan hingga kapan dibuat?

Pembuatan Integrated tourism plan yang dijalankan saat ini hingga akhir Oktober 2018. Dengan dijalankannya integrated tourism masterplan tersebut, maka kita sudah mempunyai program terkait infrastruktur PUPR, kementerian atau lembaga lain juga demikian, karena dengan integrated tourism plan, maka rencana kementerian atau lembaga yang berkaitan dengan kepariwisataan diintegrasikan. Itu salah satu produk yang kita siapkan dan hasilkan tahun 2017.

Tidak hanya itu, BPIW juga ditugaskan untuk menjalankan apa yang sudah disiapkan sebelumnya, yakni mengenai pengembangan Kota Baru Publik Maja. Terkait hal itu, kita mempunyai kegiatan berupa koordinasi, monitoring dan menyiapkan pembangunannya. Penyusunan rencana induk atau masterplan Kota Maja sudah kita selesaikan. Setelah itu kita koordinasikan dengan Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Provinsi Banten dan kabupaten maupun kota yang berdekatan dengan Maja. Kita juga melakukan koordinasi denganpengembang.

wawancara

Saat peninjauan ke Danau Toba bersama Wakil Bupati Samosir, Juang Sinaga

"Saat ini program utama yang sedang kita selesaikan adalah persiapan pembuatan integrated tourism masterplan terkait pengembangan kawasan strategis pariwisata nasional atau KSPN di 3 KSPN prioritas, yakni Danau Toba, Borobudur, dan Mandalika atauLombok"

Page 16: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201714

wawancara

"Ada beberapa hal yang kita lakukan

bersifat koordinatif, seperti mendukung

pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK.

Untuk mendukung ini kita sudah melakukan

kesepakatan- kesepakatan dengan

kementerian atau lembaga dibawah

Menko Perekonomian"

Pengembangan Kota Baru Maja ini merupakan suatu pembangunan kota baru yang tidak dimulai dari lahan yang kosong. Semua kondisi eksisting yangdiakomodir didalam pembangunan kota Maja. Sampai saat ini masterplan Kota Maja sudah ada. Kita juga sudah sepakat dengan PDAM dan Cipta Karya mengenai penyediaan air minum dari Waduk Karian. Pengembang, seperti Citra Maja Raya saat ini juga sudah membangun perumahan yang berimbang di Kota Maja.

Kita juga mendukung pengembangan lingkungan strategis, seperti One Belt and One Road Initiative atau OBOR. Program ini disiapkan atau diinisiasi oleh pemerintah China, karena program ini berimplikasi terhadap pembangunan infrastruktur PUPR pada lokasi tertentu seperti di Sumatera Utara, Kalimantan Utara dan Sulawesi Utara.

Dengan program tersebut maka produksi yang dihasilkan Indonesia, bisa dibawa ke negara-negara yang termasuk ke dalam OBOR tersebut.

Ada beberapa hal yang kita lakukan bersifat koordinatif, seperti mendukung pembentukan Kawasan Ekonomi Khusus atau KEK. Untukmendukung ini kita sudah melakukan kesepakatan- kesepakatan dengan kementerian atau lembagadibawah Menko Perekonomian. Dukungan terhadap KEK ini kita siapkan dengan perencanaan yang baik. Pembangunan infrastruktur

untuk mendukung KEK dilaksanakan oleh unit organisasi yang ada di Kementerian PUPR, seperti Ditjen Bina Marga, Sumber Daya Air (SDA), Cipta Karya, dan Penyediaan Perumahaan. Itu yang menjadiproduk kita.

Apa saja program yang dipercepat penyelesaiannya hingga desember 2017?

Percepatan yang kita lakukan adalah program yang menjadi prioritas nasional yakni 3 kawasan pariwisata yang mendapat bantuan dari Bank Dunia, seperti yang saya jelaskan tadi. Percepatan dukungan infrastruktur terkait kawasan pariwisata itu, juga untuk menyambut sidang tahunan International Monetary Fund-World Bank ( IMF-WB) yang akandiadakan di Bali 2018 mendatang.

Untuk itu kita akan menyiapkan infrastruktur di 6 kawasan di sekitar Bali yang akan menjadi daerah penerima manfaat dari sidang tahunan tersebut. Keenam daerah itu adalah Lombok, Labuan Bajo, Tana Toraja, Borobudur, Danau Toba, dan Banyuwangi.

Bagaimana Bapak melihat pencapaian BPIW selama3 tahun ini?

Saya melihat, selama 3 tahun ini, BPIW memiliki kemampuan untuk mensinkronkan pembangunan infrastuktur PUPR dengan prioritas nasional yang diterjemahan menjadi kawasan

DAFTAR MASTER PLAN/DEVELOPMEN PLAN WPS YANG DIHASILKAN BPIW

2017 Kegiatan-kegiatan iterasi Program infrastruktur di WPS Rencana Aksi Implementasi Keterpaduan program dalam WPS( restrukturisasi MP & DP sebagai antisipasi adanya kebijakan baru dan ketersediaan alokasi anggaran, diluar WPS Perbatasan (WPS 21,19, 34) dan WPS Pulau-pulau Kecil Terluar)

WPS 1 (Sabang – Banda Aceh – Langsa) 2016 WPS 2 (Medan – Tebing Tinggi – Dumai - Pekanbaru) 2015 WPS 3 (Batam – Tanjung Pinang) 2016 WPS 4 (Sibolga – Padang - Bengkulu) 2016 WPS 5 (Jambil – Palembang – Pangkal Pinang – Tanjung Pandan) 2016 WPS 6 (Merak – Bakauhuni – Bandar Lampung – Palembang – Tanjung Api-api) 2015 WPS 7 (Jakarta – Bogor – Ciawi - Sukabumi) 2016 WPS 8 (Jakarta – Cirebon - Semarang) 2016 WPS 9 (Tanjung Lesung – Sukabumi – Pangandaran - Cilacap) 2015 WPS 10 (Yogyakarta – Solo – Semarang) 2016 WPS 11(Semarang - Surabaya) 2015 WPS 12 (Yogyakarta – Prigi – Blitar - Malang) 2015 WPS 13 (Malang – Suarabaya - Bangkalan) 2015 WPS 14 (Surabaya – Pasuruan - Banyuwangi) 2016 WPS 15 (Gilimanuk – Denpasar – Padang Bay) 2016 WPS 16 (Tanjung – Mataram - Mandalika) 2016 WPS 17 (Sumbawa Besar – Dompu - Bima) 2016 WPS 18 (Waingapu – Labuan Bajo – Ende – Maumere) 2016

WPS 19 (Kupang – Atambua) 2015 WPS 20 (Ketapang – Pontianak – Singkawang –

Sambas) 2016 WPS 21 (Temajuk - Sebatik) 2015 WPS 22 (Palangkaraya – Banjarmasin - Batulicin) 2015 WPS 23 (Balikpapan – Samarinda - Maloy) 2015 WPS 24 (Bitung – Manado – Amurang – Kotamobagu) 2015 WPS 25 (Gorontalo - Kotamobagu) 2015 WPS 26 (Palu - Banggai) 2016 WPS 27 (Mamuju – Makale – Palopo – Kendari – Bau-bau – Wangi-wangi) 2016 WPS 28 (Makassar – Pare-pare - Mamuju) 2015 WPS 29 (Ternate – Sofifi – Daruba) 2016 WPS 30 (Ambon – Masohi) 2016 WPS 31 (Sorong - Manokwari) 2015 WPS 32 (Biak – Manokwari - Bintuni) 2015 WPS 33 (Nabire – Enarotali - Wamena) 2015 WPS 34 (Jayapura - Merauke) 2015 WPS 35 (Natuna dan Anambas) 2015 , (Enggano

dan Simuk) 2016

Page 17: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 15

wawancara

“Fokus BPIW tahun 2018 adalah penyiapan kajian-kajian untuk mendukung

percepatan pembangunan infrastruktur pada tema-

tema tertentu seperti tema pariwisata. Jelas itu tema yang sangat penting yang menjadi motor bagi

ekonomi Indonesia”

“Produk-produk yang dihasilkan unit kerja BPIW harus selalu dipertajam, karena produk-produk BPIW tidak selalu bersifat perencanaan pembangunan baru, karena ada juga perencanaan pembangunan infrastruktur yang telah memenuhi standarisasi yang ada”

industri, Kawasan Strategis Pariwisata Nasional atau KSPN, KEK, perbatasan, dan kawasan perkotaan. Hal itu berkat kerja sama dan koordinasi yang baik semua pusat yang ada di BPIW. Unit kerja yang ada di BPIW sudah membuat semua masterplan yang dapat diimplementasikan di lapangan.

Apakah program-program yang sudah dilaksanakan telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan?

Ultimate program yang dibuat BPIW secara terukur itu sudah tercantum dalam Rencana Strategis atau Renstra Kementerian PUPR. Bahkan beberapa produk yang dihasilkan BPIW justru lebih cepat selesai, seperti masterplan dan development plan atau MPDPWilayah Pengembangan Strategis atau WPS.

Demikian juga Standart Operating Prosedure atau SOP untuk unit kerja di BPIW sudah selesai dan sesuai yang kita harapkan. Sekarang sudah ada 70 SOP dan sudah ditambah 4 yang sudah sesuai dengan International Organization for Standardization atau ISO yang membantu kita lebih terukur dan lebih tertib.

Seperti apa tantangan BPIW dalam melaksanakan program-program utama tersebut?

Tantangan pertama adalah menyamakan pola pikir dari para staf dan jajaran pimpinan. Didalam pengalaman pertama saya masuk ke BPIW semua bekerja dengankeras, dan semua fokus pada kegiatannya masing- masing. Pada beberapa kesempatan saya ingatkan bahwa setiap pusat punya tugasnya sendiri-sendiri, tapi tugas yang dihasilkannya itu tidak hanya untuk dia sendiri, karena tugasnya tersebut untuk dipergunakan pihak lain, baik unit lain di BPIW maupun unit organisasi atau unor di lingkungan Kementerian PUPR. Bagaimana solusi dalam menghadapi tantangan- tantangan tersebut? Solusinya seperti ini, misalnya bila Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR mengeluarkan

kebijakan, maka kebijakan itu bukan hanya untuk pusat itu tapi juga diterapan di Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR, Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, dan Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, serta Sekretariat. Kebijakan itu juga diterapkan atau diaplikasi oleh unor-unor, sehingga ada informasi yang mengalir.

Pusat Pengembangan Kawasan Strategis dan Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan juga membuat masterplan dan development plan. Masterplan dan development plan tersebut dibuatkan programnya oleh Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan Infrastruktur PUPR.

Dengan dibuatkannya program tersebut, maka diharapkan sebuah kawasan akan menjadi kawasan yang strategis dan menjawab Nawa Cita seperti membangun dari pinggiran. Selain itu untuk mengurangi disparitas antar timur dan barat serta dapat memgendalikan urbanisasi sehingga tidak terjadi urban sprawl atau permukiman yang tidak terkontrol.

Apa saja catatan penting Bapak terkait evaluasi kinerja dari unit-unit kerja di BPIW?

Catatan penting terkait evaluasi kinerja dari unit- unit kerja di BPIW, pertama, produk-produk yang dihasilkan unit kerja BPIW harus selalu dipertajam, karena produk-produk BPIW tidak selalu bersifat perencanaan pembangunan baru, karena ada juga perencanaan pembangunan infrastruktur yang telah memenuhi standarisasi yang ada. Hal itu akan membantu Kementerian PUPR dalam mendukungprogram kementerian dan lembaga lain. Untuk pengembangan pariwisata misalnya, kita butuh infrastruktur jalan yang memenuhi standar internasional. Standar internasional itu sebenarnya sudah diadopsi oleh Direktorat Jenderal Bina Marga.

Page 18: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

Sumber: Dok. PUPR

SINERGI / Edisi 23 - November 201716

Kita mengikuti proses atau kebijakan nasional yakni money

follow program, sehingga fokus

BPIW tahun 2018 adalah penyiapan

kajian-kajian untuk mendukung

percepatan pembangunan

infrastruktur pada tema-tema tertentu

seperti tema pariwisata.

Misalnya terkait jalan dua jalur, dimana lebar jalan standarnya 7 meter.

Untuk kawasan pariwisata nasional, pelebaran jalan itu perlu, supaya wisatawan merasa nyaman. Dengan demikian kebutuhkan akan akses jalan tambah tinggi dan keamanan jalan juga tambah tinggi. Masalah tersebut sangat penting. Bagian itu mestinya menjadi bagian yang dilakukan bagian penyusun program maupun penyusun perencanaan saja.

Catatan penting yang kedua adalah menyangkut integrasi antar sektor dalam kementerian PUPR sendiri, dimana masih banyak yang bisa dipertajam. Misalnya terkait masalah kawasan kumuh. Kalau kawasan kumuh itu terlihat sangat masif, maka perlu rumah susun. Untuk itu program yang disusun BPIW bisa mensinkronkan program Kawasan Kumuh dari Cipta Karya dengan program Rusunawa yang ada di Ditjen Penyediaan Perumahan.

Terkait sinkronisasi ini, misalnya menyangkut jalan di perbatasan yang sudah dibangun. Bila jalan yang sudah dibangun itu, hanya dipakai untuk pengamanan, maka tentunya sangat kurang efektif. Dengan demikian, jalan tersebut harus digunakan masyarakat untuk sosial dan ekonomi. Masalah sinkronisasi

dan integrasi ini menjadi catatan BPIW bagaimana menyusun perencanaan dan programnya denganbaik. Apa yang menjadi fokus BPIW untuk tahun 2018 mendatang? Kita mengikuti proses atau kebijakan nasional yakni money follow program, sehingga fokus BPIW tahun 2018 adalah penyiapan kajian-kajian untuk mendukungpercepatan pembangunan infrastruktur pada tema- tema tertentu seperti tema pariwisata. Jelas itu tema yang sangat penting yang menjadi motor bagi ekonomi Indonesia. Itu tema pertama yang menjadi fokus kita.

Tema kedua yakni dukungan pengembangan kawasan industri. Kita melakukan dukungan pengembangan kawasan industri maupun kawasan ekonomi khusus atau KEK dengan perencanaan infrastruktur yang lebih baik. Tema ketiga yang menjadi fokus kita adalah masalah urbanisasi. Terkait masalah urbanisasi ini kita harus menyiapkan perencanaan sehingga semua kota dapat menampung pertumbuhan penduduk yang cepat.

Salah satu yang telah dilakukan adalah menyiapkan

wawancara

Jalan Tol Semarang-Solo, ruas Bawen-Salatiga.

Page 19: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

Sumber: Dok. PUPR

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 17

“Saya berpesan agar para staf BPIW dapat open minded atau berpikiran terbuka untuk menghadapi tantangan zaman yang sangat pesat sekarang ini. Para staf diharapkan dapat memberikan analisis dan perencanaan yang lebih maju dari perkembangan zaman”

secara konsisten Kota Baru Maja. Dengan lahan perumahan yang tersedia, maka pembangunan infrastruktur harus dipercepat. Untuk pengembangan ekonomi, kita juga mengembangkan Anjungan Cerdas, dimana Anjungan Cerdas yang saat ini dibangun di Trenggalek dan Jembrana itu merupakan rest area yang berada di jalan nasional. Saat ini sedang dikaji kemungkinan diaplikasikan untuk jalan tol. Sehinga tahun depan pembangunannya bisa dilakukan di jalan tol.

Mau diarahkan kemana program kegiatan tahun 2018 mendatang?

Program kegiatan BPIW tahun 2018, diarahkan pada dukungan program prioritas nasional, antara lain pariwisata. Hal ini untuk menunjang pertumbuhan ekonomi dan penurunan disparitas. Tahun depan, kita harus terus menunjukkan program apa saja yang sudah kita dilakukan.

Menindaklanjuti arahan Menteri PUPr beberapa waktu yang lalu terkait harapan dan output BPIW, serta peningkatan kinerja BPIW. Menurut Bapak bagaimana BPIW kedepan agar bisa sesuai harapan Pak Menteri?

Saya kira harapan Pak Menteri itu suatu terobosan untuk BPIW, dimana sebelumnya BPIW merencanakan pembangunan infrastruktur agak bersifat normatif yakni akan membangun infrastruktur PUPR di WPS. Hal itu dilakukan dengan asumsi di WPS itu akan terjadi pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan

agar memberikan hasil yang konkret. Arahan Pak Menteri bagaimana kita bisa menunjukan persiapan pembangunan kawasan hingga bisa dilaksanakan olehunor-unor. Salah satunya beliau meminta kita untuk membuat perencanaan yang lengkap pada pusat-pusat pertumbuhan baru, apakah bisa dikembangkan atau tidak. Perencanaan yang lengkap ini termasuk juga implementasinya. Beliau minta kita mengkaji kawasan di Halmahera apakah bisa menjadi pusat pertumbuhan yang baik secara logistik.

Dalam arahannya, Pak Menteri juga menyatakan bahwa pembangunan infrastruktur tidak hanya output semata, tapi harus juga mencakup outcome. Pertumbuhan yang terjadi disuatu daerah harus bisa ditunjukkan. Itu yang akan kita akan lakukan tahun depan yakni menunjukkan output dan outcome dari perencanaan pembangunan infrastruktur PUPR. Selain itu peningkatan pertumbuhan ekonomi di sebuah kawasan harus kita buktikan secara kuantitatif.

Pesan khusus untuk para staf BPIW ?

Saya berpesan agar para staf BPIW dapat open minded atau berpikiran terbuka untuk menghadapi tantangan zaman yang sangat pesat sekarang ini. Para staf diharapkan dapat memberikan analisis dan perencanaan yang lebih maju dari perkembangan zaman. Kita harus berpikir kreatif untuk menyelesaikan permasalahan yang ada, karena pertumbuhan perkotaan sangat pesat sekali saat ini. Dengan kreatifitas, maka sangat membantu

wawancara

Jembatan Kapuas, Pontianak

Page 20: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201718

Teropong Media

Kami mengumpulkan guntingan berita dengan topik infrastruktur dan topik lain yang berkaitan dengan Kementerian PUPR. Guntingan berita tersebut kami sarikan dari 5 media cetak, yaitu Kompas, Koran Tempo, Media Indonesia, Investor Daily, dan Bisnis Indonesia. Dengan adanya guntingan berita ini, diharapkan dapat diketahui opini publik yang berkembang seputar infrastruktur. Selain itu,dapat berguna sebagai media

monitoring BPIW. Berikut ini 1 potongan pemberitaan tersebut.

Infrastruktur PUPr dalam Media Cetak

Page 21: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 19

Teropong Media

Ulasan Teropong Media edisi kali, terkait berita di media Investor

Daily pada hari Kamis, 2 November 2017 lalu, yang diberi judul

“PUPR Fokus Hunian Layak Huni”. Berikut ulasannya :

Hunian yang Layak Untuk Semua Kalangan

Berita yang ditulis Investor Daily pada halaman 22 di rubrik

Property ini mengulas pernyataan Menteri Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.

Dalam berita itu itu, Basuki menegaskan bahwa instansinya

memfokuskan pada terwujudnya hunian yang layak, untuk

semua, terutama masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Mewujudkan rumah yang terjangkau juga menjadi salah

satu tema utama Hari Habitat Dunia Tahun 2017. Hal itu untuk

merefeksikan pentingnya peningkatan kepedulian seluruh

stakeholder terhadap permasalahan permukiman.

Dalam penyediaan rumah, pemerintah telah mencanangkan

Program Satu Juta Rumah yang bertujuan mempercepat

pembangunan perumahan. Melalui program satu juta rumah,

pemerintah menargetkan 70% nya merupakan rumah yang

diperuntukkan bagi MBR dan 30% untuk non MBR.

Data Kementerian PUPR per 23 Oktober 2017 menunjukkan,

capaian program satu juta rumah mencapai 663.314 unit

atau bertambah 39.970 unit dibandingkan capaian September

sebanyak 623.344 unit. “Dari jumlah tersebut, mayoritas

rumah yang terbangun diperuntukkan bagi MBR sebanyak

544.870 unit. Sementara rumah non MBR sebanyak 118.44

unit,” kata Basuki.

Sehubungan dengan hal itu, melalui perencanaan yang

dibuat, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW)

Kementerian PUPR telah membuat masterplan Kota Baru,

dimana didalam masterplan tersebut terdapat konsep hunian

berimbang yakni 1 : 2 : 3. Penjabarannya sebagai berikut, 3

untuk MBR, 2 untuk masyarakat berpendapatan sedang, dan

1 untuk masyarakat atas. Hunian berimbang ini juga diatur

dalam Undang-Undang Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang

Perumahan dan Kawasan Permukiman.

Salah satu Kota Baru yang telah menerapkan konsep hunian

berimbang ini adalah Kota Baru Maja yang berada di Provinsi

Banten. Kota Baru Maja merupakan satu dari 10 Kota Baru yang

dikembangkan di Indonesia. 10 Kota Baru tersebut didasarkan

Perpres No.2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan

Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Kesepuluh kota baru itu

adalah Pontianak, Padang, Palembang, Tanjung Selor, Manado,

Jayapura, Sorong, Makassar, Banjarbaru, dan Maja.

Luas lahan yang dikembangkan di Kota Maja ini mencapai 15

ribu hektar dan dapat menampung penduduk sebanyak 1,2 juta

jiwa. Pihak swasta pun turut berpartisipasi dalam memberikan

hunian yang layak terutama bagi MBR. Saat ini pihak wasta yang

ada di Maja sedang membangun 10.000 unit rumah termasuk

8.000 unit khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah,

ditambah 1.000 unit rumah subsidi dengan fasilitas likuiditas

pembiayaan perumahan (FLPP) yang disiapkan pemerintah.

Dengan penjabaran tadi, maka dapat dipastikan bahwa

Kementerian PUPR akan mewujudkan hunian yang layak huni

dengan program-programnya. Hal itu dilakukan tak lain agar

setiap kalangan masyarakat dapat memiliki hunian yang layak

huni tersebut.

Page 22: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201720

BPIW Siapkan Pola Kerja Sama Pengelolaan Anjungan Cerdas

Dalam rangka melakukan persiapan kerjasama pengelolaan Anjungan Cerdas, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar “Workshop Penyiapan Kerja Sama Pengelolaan Anjungan Cerdas” di Badung,Provinsi Bali, Jumat, (24/11).

Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, BPIW Kementerian PUPR, Hadi Sucahyono saat menyampaikan arahan mengatakan, hadirnya workshop ini diharapkan memunculkan umpan balik dari peserta.

Pasalnya, saat ini pembangunan Anjungan Cerdas sudah hampir selesai. “Tepatnya, sekitar awal tahun depan pembangunan Anjungan Cerdas telah selesai, sehingga dibutuhkan pengelolaan untuk keberlajutannya,”ungkap Hadi.

Ia menjelaskan, salah satu model pengembangan growth center (pusat pertumbuhan,-red) yang tengah dilaksanakan BPIW adalah pembangunan Anjungan Cerdas.

Pembangunan Anjungan Cerdas yang dikembangkan BPIW saat ini ada di dua lokasi, yakni di kawasan Bendungan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dan

kawasan Rambut Siwi, Kabupaten Jembrana,Bali. “Untuk pembangunan Anjungan Cerdas di Bali sendiri, memanfaatkan jaringan infrastruktur di koridor Bali bagian barat dan selatan,” terangnya. Menurut Hadi Anjungan Cerdas merupakan integrasi pembangunan infrastruktur PUPR yang

memiliki multifungsi. “Mulai dari berfungsi juga sebagai rest area dengan tambahan fungsi yaitu sarana penyampaian informasi tentang infrastruktur PUPR dan penyediaan gedung serbaguna, sarana edukasi tentang infrastruktur PUPR, museum dan galeri, jembatan antara kawasan hinterland dan perkotaan, pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) seperti kuliner, kerajinanlokal dan lainnya,” ungkap Hadi.

Selain itu, pengembangan kesenian lokal, sebagai tempat pertunjukan kesenian dengan penyediaan amphitheater, gardu pandang untuk pembangunan infrastrukturserta penyediaan jaringan internet gratis.

Terkait pengelolaan Anjungan Cerdas, Hadi menyatakan, sebetulnya ada sejumlah

peluang, apakah dikelola pemerintah pusat dan daerah, atau swasta murni dan gabungan antara pemerintah dan swasta. “Kita berharap pilihan yang diambil nanti, merupakan pilihan yang terbaik yang dapat membawa dampak positif bagi masyarakatluas,” tutur Hadi.

Menurutnya, peran berbagai stakeholder dalam pengelolaan Anjungan Cerdas memang perlu ditentukan dengan jelas, agar nantinya Anjungan Cerdas dapat

beroperasi dengan optimal.

Di tempat yang sama, Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR, Bobby Prabowo mengatakan, pembangunan Anjungan Cerdas dapat dianggap sukses kalau setelah selesai pembangunannya sudah ada pengelolanya. “Dalam Anjungan Cerdas, sebetulnya pemerintah daerah diharapkan menjadi pengelola utamanya.

Kilas BPIW

Pembangunan Anjungan Cerdas yang dikembangkan BPIW saat

ini ada di dua lokasi, yakni di kawasan Bendungan Tugu, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur dan kawasan Rambut

Siwi, Kabupaten Jembrana, Bali

BPIW gelar workshop yang melibatkan stakeholder dalam penyiapan kerjasama pengelolaan Anjungan Cerdas

Page 23: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 21

Mengingat, salah satu fungsi Anjungan Cerdas adalah pengembangan daerah sekitar,” terangnya. Boby juga menyatakan, pemerintah daerah setempat pasti akan lebih mengenal kawasannya, sehingga informasi yang akan disampaikan ke masyarakat sebagai target pengguna anjungan itu lebihakurat dan informatif.

“Dalam pengelolaannya, pemerintah daerah memang tidak akan langsung dilepas oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR, namun pada tahap berikutnya akan diarahkan lebih mandiri lagi,”ungkap Boby.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Jembrana, Nengah Alit mengakui, pembangunan Anjungan Cerdas semakin menambah semangat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana untuk semakin mempromosikan potensi pariwisatanya.

Terlebih, sejak 2017 wisata asing mulai banyak mengunjungi destinasi di Jembrana. “Sebelumnya Jembrana masih belum terlalu dilirik sebagai destinasi wisata yang menarikoleh wisatawan asing,” terang Nengah.

Ia berharap, keberadaan Anjungan Cerdas yang dapat turut mendongkrak kunjungan

wisatawan asing ke Jembrana. “Terlebih, ada sejumlah fasilitas pertunjukan seni tradisi yang dapat menjadi menjadi daya tarik baruuntuk wisatawan asing,” kata Nengah.

Kepala Bappeda dan Penanaman Modal Kabupaten Jembrana, I Ketut Swijana mengatakan, jalan nasional penghubung Jawa – Bali – Nusa Tenggara Barat

merupakan jalur sibuk. “Jalur itu sering dijuluki jalur tengkorak karena seringnya terjadi kecelakaan, sehingga sangat cocok dengan adanya pembangunan Anjungan Cerdas dengan konsep rest area untuk meningkatkan keselamatan dan keamananjalan,” ujarnya.

Untuk membuat Anjungan Cerdas semakin lengkap, kata Ketut, Pemkab Jembrana sudah mengangarkan dana untuk membangun patung ikon dancing water,

serta pertunjukan Makepung dan Jegog yang merupakan seni asli Jembrana. “Hal ini untuk memperkuat daya tarik, agar dapat semakin banyak orang atau wisatawan berkunjung kekawasan Jembrana,” terangnya.

Seperti diketahui, proses konstruksi Anjungan Cerdas akan selesai paling lambat April 2018. Peresmian Anjungan Cerdas

sendiri rencananya akan dilakukan langsung Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono. Saat peresmian diharapkan semua klaster sudah siap dan terisi penuh berikut konseppengelolaannya.

Kegiatan workshop tersebut dihadiri berbagai perwakilan, mulai dari Dinas Pariwisata Kabupaten Jembrana, Bappeda Kabupaten Jembrana, Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (KUKM) Kabupaten

Jembrana, Komunitas Kuliner Jembrana, Komunitas Seni Tradisi dan lainnya yang nantinya diharapkan menjadi mitra dalam pengelolaan Anjungan Cerdas.(tim redaksi)

Keberadaan Anjungan Cerdas yang dapat turut mendongkrak kunjungan

wisatawan asing ke Jembrana. Terlebih, ada sejumlah fasilitas pertunjukan seni

tradisi yang dapat menjadi menjadi daya tarik baru

Kilas BPIW

Sumber: Dok. BPIW

Page 24: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201722

Mendukung Akses Menuju Kota Maja, Pembangunan Jalan Tol dipercepat

Kilas BPIW

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono memastikan percepatan pembangunan jalan tol Panimbang-Serang sepanjang 84 kilometer. Hal ini untuk mendukung pembangunan Kota Baru Maja sebagai kota Mandiri yang berada di sebelah barat Jakarta. “Kita sudah akan mulai dan kita percepat pembangunannya,” ujar Basuki saat meresmikan Kota Terpadu Citra Maja Raya di Lebak, Banten, Sabtu (18/11). Ditargetkan 2019 mendatang jalan tol inisudah mulai beroperasi.

Tidak hanya itu, jalan Serpong- Balaraja yang dikembangkan swasta juga akan dibangun dan ditargetkan dapat selesai 2018-2019. “Jalan tol ini akan cepat sekali karena tanahnya merupakan tanah mereka sendiri,”tutur Basuki.

Dengan pembangunan jalan tol tersebut, menurut Menteri Basuki dapat lebih mempermudah akses menuju kota Maja. Hunian bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) menurut Basuki juga menjadi perhatian instansinya. Kerja sama dengan swasta dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut. “Luas lahan yang dikembangkan di Kota Maja ini mencapai 15 ribu hektar dan dapat menampung penduduk sebanyak 1,2 juta jiwa,” ungkap Basuki.

Dengan pengembangannya sebagai satu dari 10 kota baru di Indonesia, menurut Basuki, Maja dapat menjadi Kota Mandiri yang dapat menjadi penahan arus urbanisasi

menuju Jakarta. Lebih lanjut Basuki mengatakan bahwa sejak 2016 lalu, telah dilakukan MoU antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan pengembang untuk pengembangan Maja.

Mengenai kedatangannya bersama Menteri Perhubungan, Budi Karya untuk meresmikan Kota Terpadu Citra Maja Raya menurut Basuki hal itu merupakan bagian dari dukungannya untuk pengembangan seluruh kawasan di daerah tersebut.

Ia juga menyakini, transportasi menuju Maja akan semakin mudah dengan pengembangan commuter line yang dilakukan Menteri Perhubungan termasuk double track hingga ke Merak dan juga pengembangan jalan tol yang dilakukan Kementerian PUPR bersamapihak swasta.

Pada kesempatan itu Menteri Budi Karya menyatakan dirinya sangat mengapresiasi pengembangan Kota Maja yang merupakan kolaborasi semua pihak, termasuk dengan pihak swasta. “Pemerintah akan

menjalankan masterplan yang telah dibuat Kementerian PUPR. Saya secara pribadi mengapresiasi project Maja sebagai kolaborasi semua pihak. Kita harus sejalan dengan swasta. Saya juga mengajak DPP Real Estate Indonesia untuk menelusuri peratura-peraturan yang kurang relevanuntuk kita reformasi bersama,” tegas Budi.

Ia juga menyatakan Pemerintah Provinsi Banten sedang menginisiasi double track ke Serang hingga Merak, agar jalur kereta

api semakin luas ke setiap kawasan terutama di Provinsi Banten. “Kereta api merupakan transportasi berkelanjutan yang memang ideal untuk Jakarta dan sekitarnya,” tutur Budi.

Terkait pembangunan bandara di Kota Maja menurut Budi instansinya sedang melakukan evaluasi efektivitasnya. “Bila dilihat dari sisi sektoral, maka Maja layak ada bandara, tapi kita harus melihat dari sisi konstalasi wilayahnya, jangan sampai kita bangun tapi tidak merata,” urai Budi.

Sebelumnya, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur (BPIW), Rido Matari Ichwan menerangkan kepada 2 Menteri Kabinet Kerja tersebut dan seluruh tamu yang hadir mengenai dasar dari 10 Kota Baru yang ditetapkan pemerintah. Menurut Rido, 10 Kota Baru tersebut didasarkan Perpres No.2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Kesepuluh kota baru itu adalah Pontianak, Padang, Palembang, Tanjung Selor, Manado, Jayapura, Sorong, Makassar, Banjarbaru,

“Jalan Serpong-Balaraja yang dikembangkan swasta juga akan dibangun dan ditargetkan dapat selesai 2018-2019. Jalan tol ini

akan cepat sekali karena tanahnya merupakan tanah mereka sendiri,”

tutur Basuki.

Page 25: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 23

dan Maja. Rido juga menyebutkan bahwa Kota Baru Maja mendukung terwujudnya rumah untuk masyarakat berpenghasilan rendah dan program 1 juta rumah KemenPUPR.

“Dalam pengembangan Kota Maja, Kementerian PUPR melakukan penyusunan masterplan infrastruktur PUPR. Pengembangan Kota Maja juga melibatkan instansi lain seperti Bappenas, dimana Bappenas sebagai koordinator Pelaksana dan Penyusunan Grand Design dan Kemenko Perekonomian sebagai Koordinator Lintas Kementerian/ Lembaga,” ungkapRido.

Sementara itu, Chairman and Founder Ciputra Group, Ciputra mengatakan bahwa Citra Maja Raya sedang membangun 10.000 unit rumah termasuk 8.000 unit khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah, ditambah 1.000 unit rumah subsidi dengan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan(FLPP) yang disiapkan pemerintah.

Dalam perencanaannya, Ciputra mengatakan bahwa kota terpadu ini juga akan dilengkapi fasilitas komersil, pendidikan, kesehatan, sport club, water park, pasar modern, shuttle bus, sub terminal, ruang terbuka hijau dan fasilitas umum dan sosial. “Sejalan

dengan program pemerintah, kami sejak 2015 turut ambil bagian dalam pembangunanterpadu Citra Maja Raya,” katanya.

Turut mendampingi Menteri Basuki sejumlah pejabat Kementerian PUPR antara lain Dirjen

Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin, Dirjen Penyediaan Perumahan Khalawi AH, Dirjen Pembiayaan Perumahan Lana Winayanti, Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Rido Matari Ichwan, Kapus Pengembangan Perkotaan Agusta Ersada,

Direktur Pengembangan Air Minum M. Soendoro, Direktur Rumah Umum dan Komersial Dadang Rukmana, dan Kepala Biro Komunikasi PublikEndra S. Atmawidjaja.

Peresmian itu juga dihadiri Gubernur Banten Wahidin Halim dan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya. Selain itu juga dihadiri Ketua DPP Realestat Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata, Wakil Ketua DPP REI Ikang Fauzi, dan Direktur CiputraGrup Budiarsa Sastrawinata. (Hen/dhi/infobpiw)

Dalam pengembangan Kota Maja, Kementerian PUPR melakukan penyusunan

masterplan infrastruktur PUPR,” terang Rido.

Sumber: Dok. BPIWKementerian PUPR mendorong percepatan pengembangan Kota Baru Publik Maja

Page 26: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201724

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR melalui Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan menggelar diskusi untuk mendapatkan masukan penyempurnaan akhir dan juga untuk menetapkan langkah-langkah tindak lanjut pengembangan Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN). Seminar Akhir Penyusunan Masterplan KPPN

di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, Pulau Sulawesi, dan Pulau Sumbawa tersebut dilakukan beberapa waktu yang lalu.

Saat memberikan arahan dan kata sambutan, Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, BPIW, Kementerian PUPR, Agusta Ersada Sinulingga menyatakan bahwa pengembangan

kawasan perdesaan, dilandasi oleh Nawacita poin ke-3 yang menggariskan pembangunan Indonesia dimulai dari pinggiran, dimana dilakukan perkuatan daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pengembangan kawasan perdesaan akan difokuskan pada 40 pusat-pusat pertumbuhan baru dengan kawasan perdesaan pada 60

kabupaten sebagai hinterlandnya yang dalam perkembangannya disebutsebagai KPPN.

Sebagai pijakan awal dalam pengembangan KPPN menurut Agusta, dibutuhkan masterplan yang berfungsi sebagai dokumen kesepakatan dan acuan bersama para pemangku kepentingan hingga 10 tahun ke depan. “Masterplan ini akan memuat visi dan misi pengembangan kawasan perdesaan dan juga strategi perwujudannya yang dijabarkan dalam matriks programtahunan,” ungkap Agusta.

Ditegaskannya bahwa Kementerian PUPR berkomitmen menunjang infrastruktur pada sektor-sektor strategis, seperti sentra produksi, pengolahan hasil, pemasaran produk dan pengembangan permukiman perdesaan. Sedangkan BPIW kata Agusta, memiliki tanggung jawab untuk menterpadukan pembangunan infrastruktur tersebut.

Pada tahun ini, BPIW membuat masterplan di

BPIW Himpun Masukan Untuk Penyempurnaan Akhir dan Tindak Lanjut Pengembangan KPPN

Kilas BPIW

Pengembangan kawasan perde-saan, dilandasi oleh Nawacita poin

ke-3 yang menggariskan pembangunan Indonesia dimulai dari pinggiran, dimana dilakukan

perkuatan daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Page 27: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 25

Kilas BPIW

10 KPPN yakni KPPN di Kabupaten Pakpak Bharat, Toba Samosir, Empat Lawang, Mempawah, Banjar, Dompu, Berau, Sidenreng Rappang, Luwu Timur dan Morowali. KPPN tersebut memiliki karakteristik dan potensi yang perlu dikembangkan, antara lain KPPN di Kab. Pakpak Bharat dengan potensi gambir dan jeruk dan KPPN di Kab.Toba Samosir dengan potensi kopi dan jagung.

Kemudian ada KPPN di Kab. Empat Lawang dengan potensi kopi dan lada, KPPN di Kab. Mempawah dengan potensi karet dan padi, dan KPPN di Kab. Banjar dengan potensi dengan potensi ikan patin dan padi siam.

Sedangkan KPPN di Kab. Berau dengan potensi bandeng dan udang, KPPN di Kab. Dompu dengan potensi jagung, KPPN di Kab. Sidrap dengan potensi padi dan telur ayam, KPPN di Kab. Luwu Timur dengan potensi lada, serta KPPN di Kab. Morowali dengan potensi seperticakalang dan teri.

Masterplan yang disusun juga memuat pembagian peran yang tergambarkan dalam tanggung jawab pendanaan baik melalui APBN, APBD provinsi maupun APBN kabupaten. Selain itu dalam masterplan tergambarkan juga kontribusi swasta dengan mekanisme Kerja sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). “Untuk itu, sangat

penting adanya komitmen Pemerintah Kabupaten dalam memastikan bahwa program-program yang akan dilaksanakan dapat terimplementasi dengan baik,” tegas Agusta.

Kegiatan yang digelar Bidang Pengembangan Infrastruktur Kota Kecil dan Perdesaan, Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan BPIW ini dibuka oleh Asisten Deputi Pemberdayaan Kawasan Perdesaan, Kementerian

Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), AwalSubandar.

Adapun yang menjadi narasumber utama pada kegiatan ini adalah para Kepala Bappeda dari 10 kabupaten yang mendapatkan bantuan penyusunan Masterplan KPPN oleh Kementerian PUPR-BPIW. Hal ini

dimaksudkan agar muncul rasa memiliki oleh Kabupaten terhadap masterplan yang disusun, juga untuk memperkuat komitmen dukungan pemerintah Kabupaten yang dapat diwujudkan dalam bentuk penyiapan readiness criteria, seperti penyediaan lahan yang clean and clear dan dokumen perencanaan (DED, dokumen lingkungan,dan Studi Pra Kelayakan)

Acara itu juga dihadiri oleh berbagai kalangan seperti Direktur Daerah Tertinggal, Transmigrasi dan Perdesaan, Bappenas, Sumedi Andono Mulyo dan Direktur Penataan Kawasan, Kementerian Agraria dan Tata Ruang / Badan Pertanahan Nasional(ATR/BPN), Agus Sutanto.

Selain itu juga dihadiri unit organisasi dan satker terkait di lingkungan Kementerian PUPR, perwakilan Kementerian dan Lembaga terkait, Perwakilan Bappeda Provinsi dan Bappeda Kabupaten yang termasuk

kedalam lokasi KPPN. (Shindie/Hen/infobpiw)

Masterplan yang disusun juga memuat pembagian peran yang tergambarkan dalam tanggung jawab pendanaan baik melalui APBN, APBD provinsi dan APBN kabupaten. Selain itu dalam masterplan

tergambarkan juga kontribusi swasta dengan mekanisme Kerja sama Pemerintah

dan Badan Usaha (KPBU).

Page 28: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201726

Kilas BPIW

IBrd Word Bank Kunjungi BPIW

International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) World Bank tertarik melakukan penjajakan kerja sama berbagai peluang pengembangan infrastruktur perkotaan di Indonesia.

Demikian terungkap saat Senior Urban Economist IBRD Word Bank, Mark Robert didampingi stafnya mengunjungi Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) di Jakarta, Selasa (31/10).

Dalam pertemuan tersebut, Mark mengatakan, pihaknya merasa tertarik melakukan kerja sama pengembanganinfrastruktur perkotaan di Indonesia.

“Pengembangan infrastruktur perkotaan di Indonesia peluangnya sangat menarik.Kami ingin terlibat turut bersama- sama mengembangkan berbagai

infrastrukturnya,” ujar Mark. Menurutnya, pengembangan infrastruktur di Indonesia sangat prospektif sebab banyak hal yang dapat dilakukan. Apalagi Indonesia memiliki rentang wilayah yang luas dan pendudukyang terus tumbuh. Ia juga berharap, kunjungannya tersebut akan mendapat informasi dan gambaran

Pimpinan BPIW menerima kedatangan perwakilan dari IBRD Word Bank

Pengembangan infrastruktur di Indonesia sangat prospektif sebab banyak hal yang dapat

dilakukan. Indonesia memiliki rentang wilayah yang luas dan penduduk

yang terus tumbuh.

Page 29: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 27

Kilas BPIW

mengenai rencana pengembanganinfrastruktur di Indonesia.

Di tempat yang sama, Kepala BPIW Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan mengatakan, jajarannya mengapresiasi kunjungan jajaran IBRD Word Bank ke kantor BPIW. Ia berharap, pertemuan tersebut akan membawa manfaat besar bagi pengembangan infrastruktur di Indonesia. “Dalam rangka mengangkat kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat di Indonesia,”terangnya.

Rido menjelaskan, Kementerian PUPR dalam melakukan perencanaan pengembangan infrastruktur PUPR menggunankan basis kewilayahan atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). “Saat ini seluruh wilayah di Indonesia semuanya terkelompokkan dalam 35 WPS,” ungkapnya. Kementerian PUPR, lanjut Rido, memiliki sejumlah unit

organisasi (unor) dalam menjalankan tugas pengembangan infrastruktur. Yakni, Unor

BPIW merupakan perencana keterpaduan pengembangan infrastruktur PUPR,

Unor Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga merupakan pelaksana penyediaan infrastruktur jalan dan jembatan, Ditjen Sumber Daya Air merupakan pelaksana penyediaan infrastruktur sungai dan laut, Unor Ditjen Penyediaan Perumahan merupakan penyediaan infrastruktur perumahan, Unot Ditjen Cipta Karya

merupakan pelaksana penataan permukiman, taman kota, sanitasi, air

minum dan lainnya. “Ada juga Sekretariat Jenderal yang berperan sebagai pengorganisasian Unor-unor di Kementerian PUPR, serta ada unor Inspektorat Jenderal sebagai pengawas pelaksanaa kinerja Unor-unor di KementerianPUPR,” terangnya.

Dalam upaya melakukan percepatan pengembangan infrastruktur, Rido menyatakan, pemerintah Indonesia terbuka dalam melakukan kerja sama dengan berbagai pihak. “Saat ini pemerintah (Indon sudah melakukan kerja sama dengan berbagai negara dan lembaga internasioal dalam pengembangan infrastruktur,”imbuhnya.

Ke depan, Rido berharap, BPIW dan IBRD Word Bank dapat melakukan pembicaraan lebih spesifik terkait rencana kerja samapengembangan infrastrukturnya. (ris/

infoBPIW)

Ke depan, Rido berharap, BPIW dan IBRD Word Bank dapat melakukan pembicaraan lebih spesifik terkait

rencana kerja sama pengembangan infrastrukturnya.

Page 30: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201728

Peluang investasi bagi sektor konstruksi di tanah air dipastikan semakin terbuka lebar. Pasalnya, pengembangan pembangunan infrastruktur merupakan salah satu prioritas pemerintah. Sehingga, Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan badan

usaha pada sektor konstruksi ditantang dapat makin terlibat.

“Pemerintah juga sangat membuka lebar berbagai peluang kerja sama pengembangan infrastruktur,” ungkap Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan

Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rido Matari Ichwan saat paparan “Investment Opportunity in Public Work and Housing contruction in 35 Strategic Development Region Across Indonesia” di ajang Pameran Konstruksi Indonesia 2017 dan The Big 5

Construct Indonesia, Jakarta, Rabu (8/11).

Rido menerangkan, peluang kerja sama tersebut mulai dari kerja sama antar pemerintah, badan usaha dengan badan usaha, serta pemerintah dan badan usaha yang lebih dikenal Public PrivatePartnership (PPP).

Di sisi lain, Rido mengungkapkan, Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) 2015- 2019 memuat mandat pengembangan infrastuktur untuk memantapkan pembangunan secara menyeluruh dengan menekankan pembangunan keunggulan kompetitif perekonomian yang berbasis pada Sumber Daya Alam (SDA) yang tersedia, Sumber Daya Manusia (SDM)

“Pemerintah juga sangat mem-buka lebar berbagai peluang kerja sama pengembangan infrastruktur,” ungkap Rido

Peluang Usaha Makin Terbuka, BUMN dan Swasta ditantang Lebih Terlibat

Kilas BPIW

Page 31: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 29

yang berkualitas serta kemampuan IlmuPengetahuan dan Teknologi (Iptek).

Guna mewujudkan mandat tersebut, ungkap Rido, Kementerian PUPR dalam melaksanakan pengembangan infrastruktur menerapkan pola strategi yang berbasis kewilayahan atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS). “Wilayah di Indonesia semuanya telah terkelompokkan dalam 35 WPS,”jelasnya.

Pada seluruh WPS tersebut Kementerian PUPR melalui BPIW telah menyusun Masterplan dan Development Plan (MPDP) sebagai perencanaan pengembangan infrastruktur PUPR. Setiap WPS memiliki berbagai karakter tersendiri.

Dengan demikian ada sejumlah tema kawasan, seperti kawasan industri (KI), kawasan strategis pariwisata nasional (KSPN), kawasan ekonomi khusus (KEK), kawasan kota metropolitan, kawasanagrokultural dan lainnya.

Dalam sasaran pembangunan infrastruktur PUPR 2015-2019, ungkapnya, sektor Sumber Daya Air targetnya dapat membangun 65 bendungan, penyediaan

67,53 M3/s air baku, 1 juta ha jaringan irigasi baru, 3 juta ha rehabilitasi jaringan irigasi, 530 Km pengamanan pantai dan 3.000 Km pengendali banjir. Harapannya agar pembangunan di sektor Sumber Daya Air, dapat menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik dalam rangkakemandirian ekonomi.

Pembangunan untuk mendukung konektivitas nasional targetnya terwujud 1.000 KM jalan tol. “Baik yang dibangun pemerintah maupun swasta,” terang Rido.

Selain itu, pembangunan 2.650 KM jalan nasional, pembangunan 29.859 M jembatan baru, peningkatan kapasitas jalan nasional 3.073 Km serta peningkatan kualitas jembatan sepanjang 19,953 M. Hal tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas, efisiensi, pelayanan sistem logistik nasional bagipenguatan daya saing bangsa.

Ada juga target peningkatan kualitas dan permukiman

di perkotaan dan perdesaan serta meningkatkan keseimbangan pembangunan antardaerah, terutama di kawasan tertinggal, kawasan perbatasan dankawasan perdesaan.(ris/infoBPIW)

Kilas BPIW

“Peluang kerja sama tersebut mulai dari kerja sama antar pemerintah, badan usaha dengan badan usaha, serta pemerintah dan badan usaha

yang lebih dikenal Public Private Part-nership (PPP),” terang Rido

Kepala BPIW paparkan peluang investasi di sektor infrastruktur Sumber: Dok. BPIW

Page 32: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201730

Indonesia masih menghadapi banyak “pekerjaan rumah” dalam sektor perkotaan. Salah satu permasalahan utama perkotaan adalah urbanisasi yang semakin pesat. Dalam 4 dekade terakhir penduduk perkotaan di Indonesia meningkat hingga 6 kali lipat dari 20 juta jiwa menjadi 120 juta jiwa atau sekitar 53% dari total populasi.

“Prinsipnya urbanisasi tidak perlu dihindari, bahkan perlu dikelola dan dimanfaatkan dengan baik untuk kesejahteraan masyarakat di seluruh Indonesia,” ungkap Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Rido Matari Ichwan yang membacakatan sambutan Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono pada “Malam Penghargaan Gerakan Menuju 100 Smart City 2017” di Jakarta,Rabu malam (15/11).

Menurut Rido, kota sebagai pusat konsentrasi penduduk, interaksi sosial budaya, serta kegiatan ekonomi memang dituntut dapat memenuhi kebutuhan infrastruktur, pelayanan dasar, kecukupan air, pangan, energi, perumahan layak huni, kesehatan, pekerjaan yang layak, ruang terbuka hijau, aman dari banjir, macet, bencana lain, serta masalah sosial kemasyarakatan.

Dengan begitu, lanjut Rido, kondisi tersebut menuntut hadirnya kapasitas manajemen perkotaan yang inovatif dan smart, guna memberikan layanan perkotaan yang lebih handal, sekaligus untuk merespon tantangan pembangunan perkotaan yangsemakin kompleks.

“Perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi yang begitu pesat. Sejatinya membuka peluang munculnya solusi-solusi yang inovatif dan kreatif di berbagai sektor kehidupan serta mengurangi disparitas, meningkatkan efektivitas

dan efisiensi,” jelas Rido.

Menurutnya, saat ini beragam upaya telah dilakukan untuk membangun kota-kota di Indonesia menjadi kawasan perkotaan yang lebih berkualitas.

“Kota-kota Indonesia masa depan kita arahkan sejalan dengan Kebijakan dan Strategi Nasional Pembangunan Perkotaan 2015–2045, yaitu

Manajemen Perkotaan yang Inovatif dan Smart, Solusi Permasalahan Kota

Kilas BPIW

“Prinsipnya urbanisasi tidak perlu dihindari, bahkan perlu

dikelola dan dimanfaatkan dengan baik untuk kesejah-teraan masyarakat di selu-ruh Indonesia,” ungkap Rido

Page 33: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 31

kota berkelanjutan dan berdaya saing untukkesejahteraan masyarakat,” terangnya.

Ia berharap, dalam pengambilan kebijakan di masing-masing wilayahnya, pemerintah daerah dapat mengakomodir unsur-unsur, antara lain kehidupan cerdas berkelanjutan (smart living), ekonomi dan mobilitas cerdas berkelanjutan (smart economy and mobility), lingkungan ekologi cerdas berkelanjutan (smart ecological environment) serta tata kelola dan komunitas cerdas berkelanjutan(smart governance and community). Kota yang cerdas akan sangat mengandalkan ICT/teknologi, fasilitas, dan infrastruktur fisik kota yg canggih, namun akan lebih berguna jika masyarakatnya juga memiliki budaya yang baik, seperti: tidak merusak lingkungan, tidak boros energi danpola konsumsi yg sesuai.

Menurut Rido, Kementerian PUPR sangat mendukung terwujudnya smart city di Indonesia, yakni melalui pengembangan infrastruktur cerdas (smart infrastructure) yang menerapkan unsur-unsur teknologi sehingga dapat termonitor secara aktual. “Sebagai contoh instalasi early warning system untuk peringatan banjir di Kanal Banjir Timur, smart tunnel Kali Ciliwung, dan pengolahan waste to energy di TPA Bantargebang dan TPA Benowo Surabaya yang mampu memproduksi listrik hingga 10MW ,” ungkap Rido.

Selain itu, ungkapnya, Kementerian PUPR juga memberikan dukungan dalam bentuk program-program pembinaan pengembangan kawasan perkotaan, termasuk pada beberapa kota/kabupaten yang berpartisipasi dalam Gerakan Menuju 100 Smart City. “Misalnya Kota Semarang dan Kota Bandung yang turut berpartisipasi

aktif dalam program Ecodistrict yang merupakan kerjasama Kementerian PUPR dengan Pemerintah Perancis dalam rangka mewujudkan kota berkelanjutan sejak tahun2014,” ungkap Rido. Rido melanjutkan, pihaknya meyakini kegiatan tersebut akan memacu dan memotivasi seluruh stakeholders, mulai dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, hingga masyarakat untuk sama-sama berkontribusi dalam membangun kota- kotayang inovatif, produktif, dan berdaya saing.

“Semoga ajang penghargaan ini mampu menjadi bara yang membakar semangat untuk menjadikan kota-kota kita menjadi lebih layak huni, berkelanjutan, berketahanan, dancerdas,” pungkasnya.

Acara yang bertajuk “Malam Penghargaan Gerakan Menuju 100 Smart City 2017” ini digelar Kementerian Kementerian Komunikasi

dan Informatika (Kemkominfo) Republik Indonesia dalam rangka mendorong kota-kota di Indonesia mampu mengubah cara berpikir dan cara melayani masyarakat untuk lebihcerdas, efektif dan efisien. Ada 24 kota dan kabupaten yang mendapatkan penghargaan Smart City. Malam penganugerahan ini dihadiri oleh jajaran pemerintahan, staf Kepresidenan dan perwakilan dari Kompas GramediaGroup.(ris/infoBPIW)

Kementerian PUPR sangat men-dukung terwujudnya smart city di

Indonesia, yakni melalui pengemba-ngan infrastruktur cerdas (smart infrastructure) yang menerapkan unsur-unsur teknologi sehingga dapat termonitor secara aktual.

Satu suara untuk membangun smart city di tanah air Sumber: Dok. BPIW

Page 34: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201732

Peran Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR harus diperkuat dalam konteks kebijakan pengembangan program infrastruktur PUPR.

Demikian disampaikan Sekretaris BPIW Kementerian PUPR, Firman Hatorangan Napitupulu, disela-sela pembahasan persiapan pelaksanaan kegiatan swakelola dan pelelangan awal paket kontraktual di lingkungan BPIW Tahun2018, di Bandung, Jumat (24/11).

Untuk memperkuat peran tersebut menurut Firman seluruh unit kerja di BPIW harus terus memiliki pola pikir yang sama terkait tugas dan fungsi BPIW. Berdasarkan Peraturan Menteri

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 15 Tahun 2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat ditegaskan bahwa tugas Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah adalah melaksanakan penyusunan kebijakan teknis dan strategi keterpaduan antara pengembangan kawasan dengan infrastruktur pekerjaan umum

dan perumahan rakyat.

Peraturan Menteri itu juga menyebutkan mengenai 6 fungsi dari BPIW. Keenam fungsi BPIW tersebut yakni pertama, penyusunan kebijakan teknis, rencana, dan program keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur di bidang pekerjaan

Untuk memperkuat peran terse-but menurut Firman seluruh unit kerja di BPIW harus terus memi-liki pola pikir yang sama terkait

tugas dan fungsi BPIW

Peran BPIW Perlu diperkuat

Kilas BPIW

Page 35: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 33

umum dan perumahan rakyat. Fungsi kedua adalah penyusunan strategi keterpaduan pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

Kemudian fungsi BPIW yang ketiga yakni pelaksanaan sinkronisasi program antara pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat. Selanjutnya fungsi keempat dari badan perencanaan infrastruktur PUPR ini adalah pemantauan, evaluasi, dan pelaporan penyelenggaraan keterpaduan rencana dan sinkronisasi program antara pengembangan kawasan dengan infrastruktur bidang pekerjaan umum dan perumahan rakyat.

Fungsi yang kelima dari BPIW yakni pelaksanaan administrasi Badan

Pengembangan Infrastruktur Wilayah. Fungsi yang terakhir atau fungsi keenam adalah pelaksanaan fungsi lain yang diberikanoleh Menteri. “Sinkronisasi program masing-

masing unit kerja terus kita tingkatkan untuk secara konsisten melaksanakan tugas dan fungsi BPIW tersebut,” tegas Firman.

Kegiatan yang telah dimulai 23-25 November ini, diisi dengan paparan dari masing-masing pusat dan sekretariat BPIW, terkait rencana

program yang akan dilaksanakan di tahun 2018. Acara ini juga dihadiri beberapa kepala pusat di BPIW seperti Kepala Pusat Perencanaan Infrastruktur PUPR

Bobby Prabowo, Kepala Pusat Pemrograman dan Evaluasi Keterpaduan infrastruktur PUPR, Iwan Nurwanto, dan Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Strategis, Hadi Sucahyono.

Selain itu juga dihadiri pusat eselon II tersebut, kegiatan ini dihadiri juga pejabat eselon III dan IV serta para staf di lingkunganBPIW. (Hen/infobpiw)

Kilas BPIW

Kegiatan yang telah dimulai 23-25 November ini, diisi dengan paparan

dari masing-masing pusat dan sekretariat BPIW, terkait rencana

program yang akan dilaksanakan di tahun 2018

Insan BPIW terus dilatih agar makin kuat dan profesional Sumber: Dok. BPIW

Page 36: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201734

Kilas BPIW

Insan BPIW Makin Kompak

Dalam sebuah organisasi seperti Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR dibutuhkan kerja sama yang lebih efektif antar insan BPIW. Hal ini agar kinerja badan tersebut dapat optimal.

Demikian disampaikan Sekretaris BPIW, Firman Hatorangan Napitupulu mewakili Kepala BPIW, Rido Matari Ichwan saat membuka kegiatan Peningkatan Kepemimpinan Insan BPIW, di Lembang, Bandung Barat, beberapa waktu yang lalu.

Ia juga menyatakan bahwa komunikasi yang baik diperlukan untuk mengatasi gap atau perbedaan keahlian dari masing-masingorang yang ada di BPIW.

“Kita perlu memiliki integritas tinggi dan teamwork yang solid yang dapat bekerja sama secara efektif, sehingga menciptakan suasana kerja yang sinergi dan menjadi sebuah keluarga besar, yakni BPIW,” tegas Firman.

Peningkatan kapasitas kepemimpinan menurut Firman diperlukan untuk menghadapi tantangan pekerjaan yang semakin berat. Apalagi kedepan, kemampuan

para staf akan sangat ditentukan oleh kapasitas kemampuan yang tidak hanya terkait dengan kedisiplinan tetapi juga ada talenta-talenta khusus.

“Kapasitas disiplin ilmu akan sangat ditentukan oleh talenta-talenta khusus yang dimiliki setiap staf. Jadi tidak sekedar punya pendidikan tinggi. Kita perlu mempersiapkan hal itu. Untuk staf di BPIW, tidak hanya perlu memiliki kemampuan teknis tertentu,

Jajaran pimpinan dan staf BPIW mengikuti kegiatan peningkatan kepemimpinan

Peningkatan kapasitas kepemimpinan menurut Firman diperlukan untuk menghadapi tantangan pekerjaan yang semakin

berat

Page 37: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 35

Kilas BPIW

tetapi juga perlu manajemen di bidang pembangunan,” ucap Firman.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Bagian Kepegawaian, Organisasi, dan Tata Laksana Sekretariat BPIW, Hasna Widiastuti dalam laporannya menyatakan dasar dari kegiatan ini adalah bahwa perlu adanya komunikasi yang efektif antar generasi dan komunikasi yang sinergis di lingkungan BPIW.

Sedangkan fokus kegiatan ini adalah membangun komunikasi yang sinergis dan efektif serta memberikan pemahaman dalam hal perbedaan pola pikir maupun perspektif antar generasi

yang dapat menjadi bekal dalam hal etika berorganisasi.

Hasna menuturkan, kegiatan yang dihadiri oleh Para Pejabat Tinggi Pratama, Pejabat Administrator dan Pejabat Pengawas di Lingkungan BPIW serta seluruh staf Sekretariat BPIW ini berisi paparan mengenai 4 kepribadian dalam komunikasi agar dapat memahami seseorang.

Empat jenis kepribadian dalam komunikasi ini disampaikan Erwin Parengkuan dari Talk Inc. Dikatakan Erwin, terkait komunikasi

setiap orang dibagi atas 4 kepribadian. Ia menyebutkan 4 kepribadian itu adalah Si Kuat, Gesit, Rinci, dan Damai. Untuk

pribadi yang disebut Si Kuat menurut Erwin adalah orang terbuka dalam berbicara dan penampilannya lebih menonjol dari yang yang lain. Sedangkan Si Gesit adalah orang yang lincah dan senang menjadi pusat perhatian. Hal ini berbeda dengan Si Rinci yang merupakan orang yang perasa, mudah tersinggung, namun detail dalam mengerjakan sesuatu. Kemudian Si Damai disebut sebagai orang yang tenang dan tidak suka mencari perhatian orang lain.

“Pribadi seseorang bisa juga kombinasi, misalnya seseorang biasa ada karakter Si Kuat dan Gesit atau Gesit dan Rinci,”

ungkap Erwin. Dengan mengenal 4 karakter tersebut, maka menurut Erwin akan memudahkan cara untuk berkomunikasi dengan seseorang.

Dalam kesempatan itu Erwin juga mengelompokkan usia ke dalam 4 kelompok berdasarkan tahun kelahiran. Kelompok pertama disebut Tradisionalis, dimana kelompok yang memegang teguh nilai-nilai luhur, disiplin dan jiwa membangun ini tahun kelahirannya

sebelum tahun 1946.

Kelompok kedua disebut Baby Boomers. Generasi yang meneruskan kedisiplinan dari ‘The Tradisionalis’ ini tahun kelahirannya mulai dari tahun 1946 hingga tahun 1964. Kemudian kelompok yang ketiga disebut X Generation atau Generasi X. Generasi X yang lahir dari tahun 1965 hingga tahun 1980 itu, hidup dari jaman yang masih sedikit teknologi dan mulai merasakan teknologi komunikasi terkini.

Kelompok yang keempat adalah Millennials, dimana tahun kelahirannya antara tahun 1980 hingga tahun 1995. “Generasi Millenial yang hidup di jaman teknologi canggih ini, selalu bekerja dengan cepat, meski perlu dibimbing untuk tetap menghormati generasi sebelumnya,” ujar Erwin.

Erwin mengungkapkan sebenarnya masih ada satu generasi lagi yakni Z Generation yang lahir tahun 1996 sampai sekarang. Dengan pemahaman terhadap staf yang memiliki usia dan sifat yang berbeda-beda, Erwin berharap para pimpinan BPIW dapat menyesuaikan kebijakannya sehingga dapat dijalankan dengan baik. Hen/dhi/infobpiw

“Kita perlu memiliki integritas tinggi dan teamwork yang solid yang dapat bekerja

sama secara efektif, sehingga menciptakan suasana kerja yang sinergi dan menjadi

sebuah keluarga besar, yakni BPIW,” tegas Firman.

Page 38: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201736

Dalam rangka memperingati Hari Bhakti PU ke 72 tahun, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menggelar sejumlah kegiatan, diantaranya penanganan sampah dan penanaman pohon di Tempat

Pengelolaan Sampah Reuse, Reduce, san Recycle (TPS3R) Bantas Lestari Tabanan dan Bendungan Palasari, Kabupaten Jembrana,Bali (27-28/11).

Dua kegiatan ini merupakan rangkaian “Gerakan Peduli Mitigasi Bencana Tahun 2017” yang diinisiasi Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kementerian PUPR.

Turut hadir dalam penanaman pohon diantaranya Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Rido Matari Ichwan, Ketua Dharma Wanita BPIW Kementerian PUPR, Yurida Rido, Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta, Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida, Ketut Jayadi, Ketua Panitia Pelaksana Acara Penghijauan PenanamanPohon, Nengah Suardana. Dalam sambutanya, Rido mengatakan

kegiatan ini dilakukan serentak di 34 provinsi yang puncaknya diselenggarakan di Oesapa dan Bendungan Raknamo, dengan tema “Perlindungan dan Optimalisasi Fungsi Situ, Danau, Embung, Waduk dan Juga Sumber

Kegiatan ini dilakukan serentak di 34 provinsi yang puncaknya diselenggarakan di Oesapa dan Bendungan Raknamo, dengan

tema “Perlindungan dan Optimal-isasi Fungsi Situ, Danau, Embung,

Waduk dan Juga Sumber Air Permukaan Lainnya”

Peringati Hari Bhakti PU ke-72, Kepala BPIW Tanam Pohon di Bendungan Palasari

Kilas BPIW

Page 39: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 37

Air Permukaan Lainnya”. “Upaya perlindungan dan optimalisasi fungsi air sangat penting dilakukan, agar air yang melimpah fungsinya tidak menjadi bencana. Untuk itu, kegiatan penanaman pohon seperti saat ini harus kitalaksanakan” tutur Rido. Menurutnya, menanam pohon merupakan salah satu upaya menyelamatkan lingkungan hidup, menjaga keanekaragaman hayati, menghemat dan menumbuhkan mata air yang baru, sertamenambah oksigen bagi kehidupan.

Ia berharap, kesadaran masyarakat dalam mengelola dan melestarikan sumber daya alam terus meningkat,

Hak ini dapat memberikan investasi nyata bagi kehidupan dan kelestarian lingkungan hidup dalam mendukung pembangunanyang berlanjut.

Sementara itu, Wakil Gubernur Bali, I Ketut Sudikerta mengatakan, keberadaan oksigen sangat diperlukan dalam kehidupan. Oleh

karena itu, oksigen perlu terus diciptakandengan cara penghijauan. Di tempat sama, Nengah mengatakan, Bendungan Palasari merupakan bendungan yang pertama kali dibangun di Bali oleh

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali dan Kementerian PUPR pada tahun 1986.

“Bendungan ini memiliki total volume tampungan sebesar 8 juta m3

dengan luas genangan seluas 100 Ha yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan air irigasi subak di wilayah Melaya, Kabupaten Jembrana”, ungkapNengah.

Pada kegiatan tersebut, bibit pohon yang ditanam di lokasi Bendungan Palasari terdiri dari Mahoni sebanyak 670 pohon, Tiga Sambu sebanyak 100 pohon, Gaharu 200 pohon, Cendana 200

pohon, Sawo Kecik 500 pohon dan Durian 30 pohon.(indi/infoBPIW)

Kilas BPIW

Menanam pohon merupakan salah satu upaya menyelamatkan lingkungan hidup, menjaga

keanekaragaman hayati, menghe-mat dan menumbuhkan mata air yang baru, dan juga menambah

oksigen bagi kehidupan

Kepala BPIW didampipngi istri menanam pohon di Bendungan Palasari, Bali Sumber: Dok. BPIW

Page 40: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201738

Laporan Khusus

Sejumlah isu wilayah dan perkotaan saat ini masih terjadi di Indonesia. Isu yang menjadi tantangan perkotaan, antara lain kesenjangan, belum terpenuhinya Standar Pelayanan Perkotaan (SPP), rendahnya daya saing kota dan belum optimalnya pengelolaan perkotaan. Untuk merespon tantangan pembangunan perkotaan yang semakin kompleks, diperlukan kapasitas manajemen pemerintah daerah yang memadai guna memberikan layanan perkotaan yang lebih handal.

Merespon Tantangan Pembangunan Perkotaan

Page 41: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 39

Laporan Khusus

Untuk dapat menyelesaikan isu-isu perkotaan, memang diperlukan berbagai macam upaya. Salah satunya keberadaan strategi pembangunan perkotaan terencana dan implementatif. Hal ini agar isuperkotaan tersebut secara perlahan dapat diselesaikan.

Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sebagai lembaga perencana pengembangan keterpaduan infrastruktur, beberapa waktu lalu meluncurkan Buku Panduan PraktisImplementasi (New Urban Agenda/ NUA) dan Buku The State of Indonesian Cities (SOIC) 2017. Hal tersebut sebagai langkah untuk menciptakan strategi pembangunan perkotaan terencana danimplementatif.

Peluncuran Buku Panduan Praktis Implementasi Agenda Baru Perkotaan dan Buku SOIC 2017 ini dilakukan bersamaan dengan pembukaan Side Event dan Pameran Hari Habitat Dunia dan Hari Kota Dunia 2017 di lingkungan Kementerian PUPR, Senin (6/11)lalu.

Kepala BPIW Kementerian PUPR, Rido Matari Ichwan menuturkan data Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada tahun 2014 menunjukan sebanyak 54% penduduk dunia tinggal di kota. Tren ini diperkirakan akan terus berlanjut hingga tahun 2035, yang diprediksi penghunikota pada tahun tersebut mencapai 67%.

Indonesia sendiri kini menempati posisi ke-5 sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar setelah China, India, Amerika, dan Nigeria. Banyaknya penduduk, ujar Rido, secara langsung akan membentuk perkotaan menjadi pusat konsentrasi populasi penduduk, interaksisosial dan budaya.

Urbanisasi satu sisi telah memberikan kontribusi 74% terhadap produk domestik bruto secara nasional, namun urbanisasi juga telah

meningkatkan kebutuhan pengembangan berbagai aspek antara lain, infrastruktur, pelayanan dasar, kecukupan air, pangan dan energi, perumahan layak huni, kesehatan, lapangan pekerjaan dan ruang terbuka hijau.

“Jika tuntutan kebutuhan masyarakat perkotaan tersebut tidak cepat dipenuhi, urbanisasi akan membawa dampak negatif seperti perpindahan kemiskinanke perkotaan, munculnya kawasan- kawasan kumuh, degradasi lingkungan,

meningkatnya kesenjangan sosial, dan kriminalitas,” jelasnya.

Dengan begitu, ungkap Rido, saat ini dituntut adanya kapasitas manajemen pemerintah daerah yang memadai guna memberikan layanan perkotaan yang lebih handal, sekaligus merespon tantangan pembangunan perkotaan yang semakin kompleks. “Baik dalam konteks pelayanan internal (human scale) maupun pelayananeksternal (regional scale) sebagai network cities,” tutur Rido.

Kepemimpinan dan jejaring yang baik diperlukan untuk

upaya mewujudkan pembangunan kota yang

komprehensif dan sistematis

Penyerahan simbolis peluncurkan Buku New Urban Agenda/NUA dan Buku The State of Indonesian Cities (SOIC) 2017. Sumber: Dok. BPIW

Page 42: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201740

Kebijakan pemerintah dalam membangun perkotaan di Indonesia menuju kota-kota dapat layak huni, cerdas, dan berkelanjutan sesuai Kebijakan dan Strategi PengembanganKawasan Perkotaan Nasional (KSPPN).

Sehingga, pemerintah daerah diharapkan dalam pengambilan kebijakan dapat mengakomodir tiga pilar tersebut. Selain itu, Indonesia juga terikat pada kesepakatan agenda–agenda global, yaitu Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG`s) dan Agenda Baru Perkotaan (NUA) yang dihasilkan dari KonferensiHabitat III di Quito, Ekuador.

Dalam mewujudkan kota-kota yang aman, nyaman, sehat, berketahanan, berkarakter, produktif, efektif, efisien, terjangkau, inklusif, responsif, serta mampu menjamin keberlanjutan yang secara ekologis.

Rido menegaskan, kepemimpinan dan jejaring yang baik diperlukan untuk upaya mewujudkan pembangunan kota yangkomprehensif dan sistematis.

Guna mendukung pencapaian tujuan pembangunan perkotaan secara nasional dan agenda global, buku panduan tersebut sangat diperlukan. “Untuk itu, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui BPIW menerjemahkan sekaligus

membuat sebuah Panduan Praktis dalam rangka Implementasi dari Agenda BaruPerkotaan (NUA,-red),” jelasnya.

BPIW juga menginisiasi penyusunan Buku SOIC 2017. Menurutnya, fenomena dunia yang sedang mengkota tentu membutuhkan perspektif dari Indonesia sebagai negara kepulauan tropis terbesar di dunia. Termasuk dengan keragaman budaya dan

keunikan lansekap maupun biodiversitas alam. Untuk itu dibutuhkan suatu publikasi resmi mengenai kondisi perkotaan terkini di Indonesia yang dapat dipaparkan dalamberbagai forum-forum international.

Buku SOIC 2017 merupakan potret teraktual kawasan perkotaan di Indonesia yang mewakili keragaman dan kekhasan Nusantara, yang berisi deskripsi mengenai kondisi eksisting, isu permasalahan, contoh keberhasilan dan harapan pembangunan kawasan perkotaan kedepannya. Buku ini disusun dengan tema “Membangun Identitas Kota-Kota Indonesia”, yang terdiri atas beberapa subtema.

Seperti diketahui, Indonesia berkomitmen untuk menjalankan NUA yang telah dihasilkan dalam Konferensi Habitat III di Quito. Adapun Buku Panduan praktis implementasi NUA ini terdiri dari 8 seri buku, yaitu: 1. Panduan Umum NUA, yang berisikan prinsip, komponen, visi bersama NUA serta terjemahan NUA, 2. Perumahan dan Akses Pelayanan Dasar, 3. Kebencanaan, Perubahan Iklim dan Lingkungan Perkotaan,

Laporan Khusus

Guna mendukung pencapaian tujuan pembangunan

perkotaan secara nasional dan agenda global, buku panduan tersebut sangat diperlukan

Salah satu wajah Ibu Kota, DKI Jakarta Sumber:: istimewa

Page 43: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 41

Laporan Khusus

4. Tata Kelola Perkotaan, 5. Transportasi dan Mobilitas Perkotaan, 6. Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah Perkotaan, 7. Pembangunan Ekonomi dan PembiayaanPerkotaan serta 8. Sosial Budaya Perkotaan.

Buku yang diluncurkan ini diharapkan dapat menjadi referensi yang baik, utamanya bagi para pengambil kebijakan pembangunan di daerah serta masyarakat luas. Buku tersebut juga akan dibawa dan dilaporkan pada kegiatan World Urban Forum pada Bulan Februari 2018 yangakan datang.

Kepala Pusat Pengembangan Kawasan Perkotaan, BPIW Kementerian PUPR, Agusta Ersada Sinulingga menjelaskan, penulisan buku SOIC 2017 yang diinisiasi BPIW masih bersifat umum. “Bentuk penulisannya deskriptif- eksploratif karena tujuan utamanya untuk menunjukan kekinian situasi perkotaandi seluruh negeri,” paparnya.

Bahasanya yang digunakan dalam buku bersifat ilmiah popular sesuai dengan target pembaca masyarakat umum dan pemangku kebijakan. Hadirnya buku tersebut diharapkan menjadi referensi bagi para pemangku kebijakan di daerah. Tepatnya, para pemangku kebijakan di daerah dapat

memiliki panduan praktis dalam mewujudkan pembangunan daerahnya dengan sesuai NUA, antara lain kota yang inklusif, layak huni, memiliki ketahanan terhadap bencanaserta berkelanjutan.

Terlebih, Indonesia memiliki andil besar dalam melahirkan Deklarasi NUA di Quito, Equador. Dengan begitu, lanjutnya, Indonesia

memiliki beban tersendiri untuk dapat membumikan hasil Konferensi Habitat III di Quito, Ekuador tersebut.

Saat ini pemerintah daerah juga dituntut memiliki barometer dalam mewujudkan perkotaan yang inklusif, layak huni, memiliki ketahanan terhadap bencana serta berkelanjutan. Artinya kini semuanya perlu terukur. Sehingga, kalau ada pemda yang selama ini belum memiliki kriteria terukur,

sehingg perlu segera membuat kriteria terukur dalam target pengembangandaerahnya.

Di sisi lain, Agus menerangkan, Indonesia sebagai negara kepulauan tropis terbesar di dunia. Tentunya, informasi mengenai kondisi kota-kota di Indonesia akan menjadi sesuatu yang dibutuhkan sebagai bahan referensi

bagi pemangku kebijakan kota-kota didunia.

Keberadaan buku SOIC 2017 diharapkan dapat memberikan pelajaran yang baik bagi pemangku kebijakan kota-kota di dunia. (Tim redaksi)

Berbagai informasi mengenai kondisi kota-kota di Indonesia akan menjadi sesuatu yang dibutuhkan sebagai bahan referensi bagi pemangku

kebijakan kota-kota di dunia

Kepala BPIW Rido Matari Ichwan saat melakukan soft launching buku di acara Hari Habitat Dunia Sumber: Dok. BPIW

Page 44: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201742

Sektor pariwisata merupakan sektor yang selalu meningkat setiap tahunnya. Untuk itu, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata menetapkan 10 destinasi wisata prioritas nasional yang sebagian besar memiliki potensi wisata bahari. Destinasi-destinasi wisata tersebut antara lain Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Lombok, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.

Dalam rangka mewujudkan program unggulan, pemerintah memajukan 10 destinasi wisata prioritas nasional, serta menindaklanjuti pembangunan kawasan pariwisata pantai sesuai dengan Rencana Tata Ruang (RTR) dari Kawasan Strategis Nasional (KSN), Rencana Induk Pengembangan Kepariwisataan Nasional (Ripparnas), Proyek Strategis Nasional (Perpres 58/2017) dan direktif Presiden, maka perlu adanya konsep nyata untuk mengakselerasipembangunan di kawasan pariwisata. . Kata “pariwisata” atau dalam bahasa Inggris diistilahkan dengan “tourism” sering sekali diasosiasikan sebagai rangkaian perjalanan (wisata, tours/ traveling) seseorang atau sekelompok orang (wisatawan, tourist/s) ke suatu tempat untuk berlibur, menikmati keindahan alam dan budaya (sight-seeing), bisnis, mengunjungi kawan atau kerabat dan berbagai tujuan lainnya. Dengan kata lain pariwisataadalah tentang perjalanan dan tujuan. Untuk itu, pengembangan destinasi pariwisata kedepannya harus memperhatikan setiap atraksi yang ada dan perjalanan menuju ke atraksi tersebut. Membangun infrastruktur bagi dunia pariwisata

terutama pada pariwisata pantai sangat terkait dengan upaya mencapai target wisatawan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Akselerasi sektor pariwisata khususnya dukungan infrastruktur harus dilakukan mengingat pada tahun 2019 Pemerintah menargetkan kunjungan wisata mancanegara sebesar 20 juta jiwa dan pergerakan wisatawan nusantara sebesar 275 juta jiwa pada akhir 2019. Sedangkan target tahun 2016 adalah 12 juta wisatawan mancanegara dan 260 juta wisata nusantara yang diprioritas pada 10 destinasi pariwisata prioritas, yaitu Danau Toba, Tanjung Kelayang, Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Candi Borobudur, Gunung Bromo, Mandalika, Wakatobi, Pulau Morotai, dan Labuan Bajo. Jumlah ini adalah sejumlahdua kali lipat angka wisman pada tahun 2015.

Penyediaan infrastruktur pariwisata pada kawasan pariwisata pantai akan dapat meningkatkan kinerja kawasan pariwisata pantai itu sendiri. Output yang diharapkan adalah meningkatnya kinerja dan daya tarik pada kawasan pariwisata pantai yang diintervensi oleh infrastruktur,sehingga dalam konteks kewilayahan secara keseluruhan, node/ enclave kawasan pariwisata pantai ini dapat menjadi engine of growth. Kinerja yang baik pada enclave ini diharapkan dapat memberikan outcome berupa pertumbuhan wilayah yang signifikan pada wilayah pengembangan strategis (WPS).

Tentunya diperlukan dukungan interkoneksi antara kawasan pariwisata pantai dengan simpul penting lain di dalam WPS, seperti simpul perkotaan, simpul transportasi regional, kawasan industri, serta kantung-kantung kegiatan ekonomi lainnya (pertanian, perikanan,kehutanan, dan sumber daya alam lainnya).

Pembangunan Infrastruktur Terpadu Untuk Mendukung Pengembangan Pariwisata Pantai

O p i n i

Ir. Brawijaya, SE, MEIE, MSCE, Ph.dKepala Bidang Keterpaduan Infrastruktur Kawasan StrategisPusat Pengembangan Kawasan StrategisBadan Pengembangan Infrastuktur Wilayah, Kementerian PUPR

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang 2/3 bagiannya adalah lautan. Lautan di Indonesia memiliki panjang garis pantai mencapai 95.000 km persegi. Ditambah lagi dengan luas hamparan terumbu karang sebesar 24,5 juta Ha. Selain dari panjang garis pantai dan luas terumbu karang, negeri kita juga masih menyimpan potensi kelautan seperti berbagai jenis ikan. Dengan potensi laut yang sungguh luas dan indah, maka Indonesia memiliki keunggulan dalam segi wisata baharinya. Sebagaimana yang dapat kita lihat bahwa Indonesia telah dikenal luas melalui pariwisata lautnya seperti Bali, Mentawai, dan Lombok.

...............................................................................................

*tulisan ini hanya opini pribadi penulis dan bukan merupakan pernyataan resmi institusi

Page 45: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 43

Bila dilihat dari segi penerimaan devisa negara melalui beberapa sektor. Sinergi pada nodes ini diharapkan akan menghasilkan aglomerasi dan jejaring ekonomi yang kuat pada WPS. BPIW berperan menterpadukan pembangunan infrastruktur bidang PUPR dengan pengembangan wilayah (dalam hal ini kawasan pariwisata pantai) antarsektor, antar daerah dan antar-pemerintahan. Hal tersebut perlu dilakukan mengingat WPS merupakan instrumen kerja KementerianPUPR (Peraturan Menteri PUPR Nomor : 13.1/M/PRT/2015). Upaya menterpadukan pembangunan kawasan pariwisata pantai ini diwujudkan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Infrastruktur Terpadu Kawasan Pariwisata Pantai. Dokumen perencanaan dan pemrograman ini nantinya akan menjadi platform kerja pembangunan infrastruktur PUPR dan K/L terkait untuk mewujudkan efisiensi dan efektivitas pembangunan infrastrukturkawasan pariwisata pantai.

Dalam rangka mendukung destinasi wisata prioritas, pemerintah telah menetapkan pengembangan terhadap 10+2 Bali baru, dimana terbagi atas wisata pantai, wisata gunung, dan wisata budaya. Berkaitan dengan hal tersebut, BPIW telah mendukung beberapa destinasi wisata pantai prioritas melalui penyusunan masterplan, developmentplan infrastruktur terpadu pada masing-masing destinasi wisata prioritas. Selain itu dukungan BPIW juga melalui usulan program prioritas jangka pendek, serta usulan program prioritas tahunan, bersama-sama pemangku kepentingan terkait, baik kementerian/lembaga di tingkat pusat,maupun SKPD-SKPD di tingkat daerah.

BPIW mendukung sepenuhnya terhadap program yang dicanangkan oleh pemerintah, khususnya pengembangan pada destinasi wisata pantai prioritas, yang terdiri atas KSPN Kepulauan Seribu, Tanjung Lesung, Tanjung Kelayang, Labuan Bajo, Wakatobi, Lombok, dan

Morotai, termasuk juga KSPN Raja Ampat. Kementerian PUPR dalam mendukung pembangunan infrastruktur berpegang pada konsep pengembangan wilayah dengan menuangkannya pada 35 WPS dan memadukannya dengan “market driven”, sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan. Hal tersebut dilakukan guna mewujudkan keterpaduan rencana antara infrastruktur PUPR dengan prioritas nasional melalui WPS sebagai penggerak pembangunan nasional dan Kawasan Perkotaan/Perdesaan Strategis (KPS) sebagai ujung tombakpertumbuhan wilayah. Pembangunan infrastruktur dengan pendekatan WPS dan KPS diharapkan tidak akan hanya menghasilkan output fisik namun juga sekaligus outcome berupa output yang berfungsi dan impact yang dirasakan langsung oleh masyarakat dengan terciptanya lapangan

kerja baru, kehidupan ekonomi yang meningkatyang pada gilirannya menurunkan kemiskinan.

Pada dasarnya seluruh proses perencanaan dan pemrograman infrastruktur PUPR pada kawasan strategis, baik wisata pantai maupun pegunungan dan budaya dilakukan melalui pendekatan berbasis WPS. Salah satu contohnya adalah KSPN Tanjung Lesung yang merupakan bagian dari WPS 9 atau Wilayah Pusat Pertumbuhan baru yang terdiri dari koridor Tanjung Lesung – Sukabumi – Pangandaran – Cilacap. Pusat Pertumbuhan baru memiliki arti bahwa saat ini backbone perekonomian koridor tersebut belum berkembang dan belum berfungsi secara maksimal, untuk itu perlu

didorong perkembangan kawasan dan penguatan konektivitas untukmempercepat kemajuan. Berdasarkan pada kondisi sektor perekonomian koridor WPS 9 dengan panjang koridor 638 KM, terdapat beberapa pusat-pusat kegiatan seperti Perkotaan Cilacap sebagai PKN dengan sektor industri dan energi, perkotaan Pangandaran dengan basis ekonomi perikanan, pariwisata dan industri pengolahan, perkotaan Garut dengan basis

O p i n i

BPIW mendukung sepenuhnya terhadap

program yang dicanangkan oleh

pemerintah, khususnya pengembangan pada

destinasi wisata pantai prioritas

Page 46: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201744

ekonomi pertanian dan industri pengolahan serta perkotaan Sukabumi dengan basis ekonomi perikanan, pertanian dan industri pengolahan. Peran KSPN Tanjung Lesung dalam pengembangan WPS ini adalah sebagai salah satu titik perkembangan wilayah yang berbasis pada kepariwisataan yang diharapkan dapat menjadi titik pertumbuhan utama yang memberikan dampak positif pada wilayah sekitarnya.

Keberadaan KSPN Tanjung Lesung di kawasan WPS pusat baru (sedang berkembang) ini dapat memberikan potensi bangkitan pertumbuhan ekonomi dan trickle down effect dari kegiatan pariwisata. Hal ini dikarenakan kawasan Cilacap, Pangandaran dan Sukabumi juga memiliki potensi yang sama dalam bidangekonomi pariwisata.

Untuk itu, diharapkan penerapan penyusunan rencana dan program berbasis kewilayahan yang telah diterapkan di Kementerian PUPR ini dapat dilakukan secara konsisten dan semakin ditajamkan seiring dengan perkembangan lingkungan strategisnya, sehingga terciptanya wilayah dan kawasan yang semakin kompetitif yang akan menyejahterakan masyarakatIndonesia. Pembangunan pariwisata pantai berkaitan dengan target pembangunan nasional dengan rasional meningkatnya destinasi dan investasi pariwisata. Sektor pariwisata juga sebagai faktor kunci dalam pendapatan ekspor, penciptaan lapangan kerja, pengembangan usaha dan infrastruktur. Untuk mencapai target kunjungan wisatawa

terutama dari mancanegara, dibutuhkan strategi pembangunan pariwisata yang lebih efektif. Terkait dengan pariwisata pantai,strategi tersebut antara lain :a. Value creationb. Peningkatan konektivitasc. Inkubasi destinasi wisatad. Penguatan institusi bisnis wisata

e. Pengembangan infrastruktur yang memenuhi kebutuhan dan menarikkunjungan wisataf. Penyediaan infrastruktur pupr dan non PUPR.

Terkait dengan hal tersebut, pembangunan infrastruktur tentu menjadi salah satu kunci pembangunan pariwisata, khususnya pada destinasi wisata prioritas, seperti pembangunan infrastruktur jalan sehubungan konektivitas dan infrastruktur keairan, keciptakaryaan, dan perumahan sehubungan kualitas lingkungan. Namun keterlibatan pihak lain juga tidak kalahpenting dalam hal ini.

Pariwisata pantai juga erat hubungannya dengan eksplorasi kekayaan sumber daya alam di daerah pesisir maupun berbentuk kepulauan. Pembangunan pariwisata pantai tentunya diharapkan dapat meningkatkan pembangunan nasional dengan tetap memperhatikan daya dukung kawasan strategis tersebut. Secara terperinci, target pembangunan pariwisata pantai tertuang dalam ultimate goals rencana pengembangan pariwisatapantai tersebut:

O p i n i

Pembangunan pariwisata pantai

berkaitan dengan target pembangunan nasional dengan rasional mening-

katnya destinasi dan investasi pariwisata

1. Wakatobi sebagai “WORLDCLASS BIODIVERSITY“ Destinasi Pariwisata di Wakatobi di Sulawesi Tenggara , memiliki keanekaragaman Hayati Laut yang Mendunia (World Class Biodiversity). Untuk itu dilakukan peningkatan konektivitas antar pulau dan antar daerah tujuan wisata dalam 1 pulau, sehingga meningkatkan distribusi orang untuk memecah penumpukan orang di daya tarik utama pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan dan atraktif serta mudah diakses olehkomunitas lokal maupun masyarakat bisnis.

Page 47: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 45

O p i n i

3. Tanjung Lesung sebagai “Holiday Resort” Tanjung Lesung merupakan kawasan wisata yang berada di Provinsi Banten. Destinasi di kawasan tersebut merupakan kawasan pariwisata rekreasi Berbasis Resort. Dukungan infrastruktur yang dilakukan untuk meningkatkan konektivitas antara daerah yang menjadi Daya Tarik Wisata (DTW) dengan meningkatkan distribusi orang untuk memecah penumpukan orang di kawasan yang menjadi daya tarik utama wisatawan. Pembangunan infrastruktur yang dibangun di kawasan ini bersifat ramah lingkungan dan atraktif serta mudah diakses oleh komunitas lokal maupun masyarakat bisnis.

2. Morotai sebagai “destinasi Pariwisata Pusaka Berbasis Bahari” Kawasan wisata Morotai yang berada di Provinsi Maluku Utara merupakan heritage dengan sasaran segmentasi pasar wisatawan mancanegara dan wisatawan domestik. Pengembangan Morotai sebagai destinasi pariwisata pusaka berbasis bahari untuk meningkatkan konektivitas antara daerah tujuan wisata untuk meningkatkan mobilitas orang, pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan dan atraktif, serta mudah diakses oleh komunitas lokal maupun masyarakat bisnis.

Page 48: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201746

O p i n i

BPIW sebagai salah satu unit organisasi di Kementerian PUPR berperan untuk menterpadukan pembangunan infrastruktur bidang PUPR dengan pengembangan wilayah (dalam hal ini kawasan pariwisata pantai) antarsektor, antar daerah dan antarpemerintahan. Selain itu BPIW juga melaksanakan sinkronisasi program, termasuk untuk kawasan srategis pariwisata pantai.

Dengan demikian, diharapkan pembangunan di kawasan strategis pariwisata pantai dapat terpadu dan sinkron, baik tingkat pusat maupun daerah, dalam mewujudkan destinasi wisata pantai yang berkeselamatan, nyaman, berfungsi sebagai engine of growth, dan berkesinambungan.

5. Raja Ampat sebagai “destinasi Ekowisata Bahari yang Mendunia (global Ecotourism)”Melalui pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan dan atraktif serta mudah diakses oleh komunitas lokal maupun masyarakat bisnis.

4. Tanjung Kelayang sebagai “destinasi geowisata dan rekreasi Pantai” Dalam konteks tersebut, destinasi geowisata selayaknya tidak hanya mempertontonkan fitur geologi saja, namun juga memberikan kontribusi

Page 49: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

Pentingnya prioritisasi wilayah-wilayah pertumbuhan serta

konektivitasnya, maka diperlukan penetapan wilayah

pengembangan yang didasarkan atas pengelompokan wilayah

pertumbuhan. Pengelompokan wilayah-wilayah pertumbuhan

menjadi satu koridor wilayah pengembangan diharapkan : 1. Arus pergerakan barang, jasa, dan orang dapat dengan mudah

bergerak dari wilayah pertumbuhan-I ke wilayah pertumbuhan-II

tanpa ada ikatan batas administrasi ; 2. Menjadi wilayah pengembangan infrastruktur prioritas

(menghubungkan 2 wilayah pertumbuhan serta dukungan

infrastruktur ke wilayah-wilayah pertumbuhan) – karena

infrastruktur yang lengkap menjadi salah satu faktor

tercapainya efektivitas dan efisiensi 3. Arah investasi dapat fokus masuk dalam koridor wilayah

pertumbuhan. 4. Koridor wilayah pertumbuhan diharapkan dapat memberikan

dampak pada wilayah di luar koridor pengembangan

Wilayah-wilayah pertumbuhan pada masing-masing wilayah yang berbeda perlu mendapatkan prioritas karena fungsinya sebagai pemicu (trigger) pengembangan wilayahnya masing-masing. Prioritas ini dapat berupa pengembangan infrastruktur dasar dan pendukung untuk mengakselerasi kegiatan di dalam wilayah. Konektivitas antar wilayah pertumbuhan juga menjadi penting untuk menciptakan keterkaitan antar wilayah pertumbuhan yang juga akan merangsang pertumbuhan diluar/antar wilayah pertumbuhan (komplementaritas)

Wilayah

Pusat Kegiatan Inti

Kawasan Strategis - a

Kawasan Strategis - b

Berawal dari satu pusat kegiatan inti

(monosentris), kemudian wilayah memiliki

beberapa kawasan -kawasan strategis yang

menjadi kawasan pendorong pertumbuhan wilayah

(polisentris). Kawasan -kawasan ini dapat berupa

Kawasan Industri, Kawasan Pariwisata atau

kawasan strategis lainnya . Kumpulan dari

beberapa kawasan strategis dan wilayah

pengaruhnya serta konektivitasnya membentuk

suatu wilayah pertumbuhan.

Wilayah I

Wilayah Pertumbuhan

Wilayah Pertumbuhan -I

Wilayah II

Wilayah Pertumbuhan -II

Wilayah I

Wilayah II

Koridor wilayah pertumbuhan inilah yang disebut dengan

Wilayah Pengembangan Strategis

1 2

3

FUNDAMENTALPERKEMBANGAN WILAYAH

Kaitanya Dengan Pengembangan InfrastrukturDan Penetapan Wilayah Pengembangan

Fundamental atau dasar perkembangan wilayah yang terkait dengan pengembangan infrastruktur dan peneta-pan wilayah pengembangan terbagi dalam 3 hal. Pertama, berawal dari satu pusat kegiatan inti (monosentris), kemudian wilayah memiliki beberapa kawasan-kawasan strategis yang menjadi kawasan pendorong pertumbu-han wilayah (polisentris). Kedua, Wilayah-wilayah pertumbuhan pada masing-masing wilayah yang berbeda perlu mendapatkan prioritas karena fungsinya sebagai pemicu (trigger) pengembangan wilayahnya masing-masing. Ketiga, Pentingnya prioritisasi wilayah-wilayah pertumbuhan serta konektivitasnya, maka diperlukan penetapan wilayah pengem-bangan yang didasarkan atas pengelompokan wilayah pertumbuhan. Dengan demikian pembangunan infrastruk-tur PUPR dapat mengembangkan suatu wilayah, yang pada akhirnya dapat meningkatkan perekonomian daerah.

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 47

Infografis

Page 50: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201748

Jalan-jalan

Tentu kita semua mengakui akan eksotisme dan keindahan pulau Bali. Bagaimana tidak, Pulau Dewata ini telah membuat para wisatawan domestik maupun mancanegara ingin selalu kembali mengunjungi pulau ini. Jika kita berada di Bali kita selalu menuju destinasi pariwisata yang biasa dikunjungi seperti Pantai Kuta, Tanah Lot, Pantai Seminyak, dan Kintamani.

Untuk kali ini kita akan mengulas mengenai salah satu kawasan di Bali yakni Jembrana. Untuk yang belum tahu, diinformasikan bahwa Jembrana merupakan sebuah kabupaten yang terletak di Bali bagian barat, dimana di kawasan ini kita bisa mendapatkan berbagai seni dan tradisi menarik seperti Makepung, gamelan Jegog, kendang Mebarung, Nirartha center, dan juga lainya.

Di Jembrana juga terdapat proyek infrastruktur yang sedang dibangun oleh Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yakni Anjungan Cerdas Rambut Siwi. Anjungan Cerdas Rambut Siwi ini terletak di Desa Yeh Embang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana

Bali. Anjungan Cerdas Rambut Siwi ini mencakup lahan seluas kurang lebih 4,1 Ha dan akan diselesaikan dalam waktu 3 tahun. Anjungan ini terletak kurang lebih 78 Km kearah barat dari Kota Denpasar, sekitar 18 Km ke arah timur kota Negara. Lokasi tempat anjungan ini adalah area jalur hijau yang hanya diperbolehkan dibangun

untuk kepentingan pemerintahan dan TRH. Pada pengembanganya, lokasi ini akan dihubungkan dengan kompleks pura Rambut Siwi dan Pantai Mendoyo dengan skywalk.

Beberapa destinasi pariwisata yang dapat dikunjungi Di Jembrana antara lain: Bendungan Palasari, pantai Candikusuma, Monumen Operasi lintas laut Jawa - Bali, dan juga Taman Nasional Bali Barat di Melaya Jembrana.

Bendungan Palasari Bendungan Palasari merupakan salah satu obyek wisata yang terletak di Melaya Jembrana Bali. Tempat wisata ini berada di Taman Wana Street, Dusun Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya kabupaten Jembrana, Bali, Indonesia. Bendungan Palasari ini dilatar belakangi oleh hutan

lindung yang cukup bagus, serta mempunyai hawa yang sejuk, sehingga Palasari ini sangat cocok digunakan untuk wisata Tirtha serta Wana wisata di daerah sekitar Melaya Jembrana.

Bendungan ini memiliki luas genangan waduk sebesar 100 Ha dengan volume air 8.000.000 m3 dimana waduk ini memiliki tujuan dan fungsi awal dibangunya bendungan

Palasari adalah sebagai pengendalian bencana banjir dan juga irigasi. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke Bendungan, dapat pula menyalurkan hobi memancingnya dan juga menikmati pemandangan yang sangat indah. Sangat disayangkan jika berada di kota Jembrana tidak mengunjungi obyek wisata bendungan Palasari di Melaya Jembrana Bali yang memiliki keindahan yang tiada duanya.

Anjungan Cerdas Rambut Siwi ini mencakup lahan seluas kurang lebih 4,1 Ha dan akan diselesaikan dalam waktu 3 tahun. Lokasi dari anjungan ini terletak kurang lebih 78

Km kearah barat dari Kota Denpasar, seki-tar 18 Km ke arah timur kota Negara.

Page 51: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 49

Pantai Candikusumo Pantai ini merupakan salah satu pantai yang sangat mencuri perhatian para wisatawan asing maupun domestik yang benar benar ingin menikmati keindahan alam yang eksotik. Pantai yang terletak di Melaya Jembrana Bali ini sangat layak menjadi prioritas bagi wisatawan yang menginginkan suasana pantai yang tenang dan asri untuk mepelas penat. Tempat ini diakui oleh banyak wisatawan bahwa pantai Candikusuma cukup baik untuk berenang maupun mandi karena perairanya yang sangat bersih dan terjaga. Dipantai ini juga terdapat benda peninggalan sejarah berupa sebuah tugu berbentuk segitiga yang konon menurut sejarahnya warga sekitar tugu tersebut pernah mengeluarkan keris yang mampu memancarkan sinar.

Monumen lintas laut Jawa Monumen Operasi Lintas Laut Jawa – Bali di Melaya Jembrana Bali ini merupakan tempat wisata bersejarah di Bali Barat. Monumen ini didirikan untuk mengenang perjuangan para pahlawan terdahulu yang telah gigih melakukan pertempuran pada April 1946. Monumen ini dibangun dilahan yang cukup luas dimana daerah sekitarnya adalah Kawasan Taman Nasional Bali Barat. Diatas kapal ini juga terdapat patung Jangkar

Kapal dan dipinggir monumen ini terdapat jalan yang mengelilinginya untuk mencapai puncak. Tempat ini merupakan kawasan wisata yang harus dikunjungi karena sangat indah dan penduduk lokal yang berada di kawasan objek wisata ini sangat ramah tamah terhadap wisatawan lokal maupun mancanegara.

Taman Nasional Bali Barat Taman Nasional Bali Barat merupakan taman yang memiliki hamparan tamanyang cukup luas. Luas keseluruhan dari taman ini adalah 19.002 Hektar. Taman yang terletak di Melaya Jembrana Bali ini memiliki berbagai macam flora maupun Fauna yang membentang luas di areal Taman Nasional Bali Barat. Dikarenakan banyaknya flora fauna yang ada di taman ini, maka dijadikan sebagai tempat penelitian, perlindungan dan pelestarian margasatwa beserta ekosistem alaminya.

Taman ini merupakan sebuah kawasan yang sangat dilindungi oleh pemerintah setempat, oleh karena itu tidak sembarangan pengunjung dapat memasuki kawasan tersebut. Jika akan berkunjung ke Taman nasional ini harus mendapat ijin dari pengawas setempat, karena terdapat 3 buah zona yang berbeda diantaranya zona inti,

zona rimba dan zona intensif, yang tentunta dari tiap zona tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda. Taman nasional ini juga dapat dijadikan objek fotografi alam dimana kita dapat sepuasanya memotret setiap obyek yang ada di taman ini.

Sumber: Dok. BPIW/indiraPantai Candi kusuma

Jembrana, Sisi Lain Keindahan Bali Yang Wajib Dikunjun

Page 52: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201750

Teknologi

Beragam informasi telah dikembangkan Badan Penelitian dan

Pengembangan (Balitbang) Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (PUPR). Balitbang berinovasi dalam pengembangan

teknologi pengolahan air laut menjadi air layak minum. Pengembangan

ini dilatarbelakangai banyak daerah yang tidak memiliki atau minim

sumber air baku. Untuk itu diciptakanlah teknologi yang disebut sebagai

Sea Water Reserve Osmosis atau disingkat SWRO.

Teknologi SWRO merupakan salah satu upaya pemerintah untuk

mengatasi kelangkaan air baku untuk penyediaan air minum, khususnya

di daerah terpencil atau rawan sumber air baku.

Teknologi Sea Water Reserve Osmosis (SWrO)

Instalasi SWRO Pulau Untung Jawa Sumber: Balitbang PUPR

Page 53: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 51

Teknologi

Saat ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Rakyat (PUPR) telah membangun beberapa fasilitas

pengolahan air laut, seperti di Pulau Mendangin (Jawa

Timur), Pulau Untung Jawa (DKI Jakarta), Batu Hitam (Kep.

Riau). Teknologi SWRO ini digunakan di daerah tersebuts.

Proses teknologi pengelolaan air laut menjadi air minum

sesuai dengan standar kualitas. Proses tersebut sangat

sederhana dimulai dari pengambilan air baku dari laut

yang disaring melalui Micro Filtrasi,

Penyaringan ini dilakukan untuk mengurangi butiran-

butiran polutan yang diolah dengan membran Ultra

Filtrasi (UF) dan mengurangi kekeruhan dilanjutkan

dengan tahap penyulingan untuk menghilaangkan

kadar garam atau keasinan air laut melewati substansi

membran.

Pada prinsipnya, proses penjernihan air dari sumber

air laut termasuk air laut yakni bio-chemical, aktivasi

micro organisme, adsorption, sedimentasi dan straining.

Proses akhir yakni melewatkan air laut murni melewati

unit tapis halus yang disebut proses SWRO. (Andhika/

sumber: Balitbang)

Penyaringan ini dilakukanuntuk mengurangi butiran- butiran polutan yang diolah dengan membran Ultra Filtrasi (UF) dan mengurangi kekeruhan dilanjutkan dengan tahap penyulingan untuk menghilaangkan kadar garam atau keasinan air laut melewatisubstansi membran.

Tampak luar Instalasi SWRO

Sumber: Balitbang PUPR

Page 54: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201752

Potret

Seremoni menyanyikan lagu Indonesia Raya

Sekjen Kementerian PUPR, Prof. Anita Firmanti saat membuka kegiatanKepala BPIW Rido Matari saat memberikan kata sambutan

Tamu undangan sedang menyanyikan lagu Indonesia Raya

Perserta menyanyikan Indonesia Raya

BPIW Meriahkan Side Event dan Pameran HHd-HKd 2017Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) berpartisipasi aktif dalam kegiatan Side Event dan Pameran Hari Habitat Dunia (HHD) dan Hari Kota Dunia (HKD) 2017 di lingkungan Kementerian PUPR, Senin (6/11) lalu.

Pemberian doorprize sepeda

Page 55: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 53

Potret

BPIW Turut Meriahkan Hari Bakti PU ke-72 Dalam rangka memperingati Hari Bakti PU ke-72, Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat (PUPR) turut memeriah kegiatan tersebut sdengan mengutus sejumlah pegawai untuk mengikuti beberapa kegiatan seperti ziarah ke makam mantan pimpinan Kementerian PUPR, olahraga sepeda dan seni.

Kepala BPIW didampingi istri menabur bunga di Taman Makam Pahlawan

Peserta BPIW unjuk kebolehan menyanyi di acara PUPR Got Talent

Pejabat dan staf BPIW memeriahkan acara Bike Gows Bandung-Jakarta

Kepala BPIW memimpin doa di Taman Makam Pahlawan

Peserta BPIW unjuk kemampuan menari pada acara PUPR Got Talent

Page 56: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201754

Potret

Seremoni menyanyikan lagu Indonesia Raya

Acara dibuka oleh Sekertaris Jendral PUPR, Prof. Anita FirmantiPeserta sedang menyimak acara

Paduan suara BPIW sedang mengikuti lomba

Perserta menyanyikan Indonesia Raya

Paduan Suara BPIW raih Juara 3 Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian PUPR berhasil meraih juara 3 pada lomba Paduan Suara di lingkungan Kementerian PUPR. Sementara Ditjen Cipta Karya meraih juara 1 dan Bina Konstruksi merah juara 3. Kegiatan yang dibuka Sekjen Kementerian PUPR, Anita Firmanti Eko Susetyowati, di audiotorium Kementerian PUPR, Jakarta, 24 November yang lalu itu, merupakan salah satu rangkaian acara dalam memperingati Hari Bakti PUPR yang diperingati pada tanggal 3 Desember 2017. Berikut dokumentasi kegiatan lomba tersebut.

Foto bersama seluruh peserta lomba bersama para pejabat kementerian PUPR

Page 57: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

Bang Egi merupakan tokoh kartun dalam Obras, dan Egi juga sapaan akrab dari “Sinergi”.

Obrolan Santai

Kartunis: Aghni Ghofarun Auliya

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 55

Page 58: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201756

Serba-Serbi

7 Alat Berat Konstruksi Paling PopulerSetiap kegiatan konstruksi selalu membutuhkan material konstruksi serta alat-alat untuk memudahkan dalam menyelesaikan pekerjaan. Alat- alat yang biasa digunakan untuk pekerjaan konstruksi dikenal juga sebagai alat berat. Tujuan hadirnya alat berat tersebut, agar pekerjaan dalam melakukan kegiatan konstruksi lebih efesien dan efektif, sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah dengan waktu relatiflebih singkat.

Kendati begitu penggunaan alat berat yang kurang tepat dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan juga, bakal menyebabkan berbagai kerugian, seperti rendahnya produksi, tidak tercapainya jadwal target yang telah ditentukan, atau kerugian perbaikan yang tidak semestinya. Dengan demikian penggunaan alat konstruksi memang perlu sesuai dengan kondisi dan situasi lapangan pekerjaan, sebelum menentukan tipe danjumlah peralatannya. Berikut 7 Alat Berat Konstruksi Paling Populer di tanah air.

dozer Dozer merupakan alat umum yang dipakai pada proyek konstruksi untuk pekerjaan material hasil penggalian ke dalam truk atau membuat timbunan material.

Pada bagian dozer terdapat bucket, sehingga alat ini umumnya disebut front end dozer. Dozer dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu menggunakan roda kelabangdan yang menggunakan roda karet.

Excavator Excavator atau alat yang sering disebut penggali

diantaranya backhoe, power shovel, dragline, dan clamshell. Bakchoe dan power shovel adalah alat

penggali hidraulis karena bucket digerakkan secarahidraulis.

Setiap alat gali mempunyai kesamaan pada alat penggerak yaitu roda ban atau crawler. Alat beroda

crawler umumnya dipilih jika alat tersebut akandigunakan pada permukaan kasar atau kurang padat.

dagline Dragline merupakan alat gali yang dipakai untuk menggali material yang letaknya lebih tinggi dari permukaan tempat alat tersebut berada dengan jangkauan yang lebih jauh dari alat gali lainnya. Alat dasar dari dragline adalah bucket yang dipasangkan pada boom. Panjang boom dragline sama seperti crane tetapi lebih panjang dari pada boom alat gali lain.

Dengan boom yang cukup panjang maka stabilitas dragline harus diperhitungkan. Jenis material yang digali sebaiknya material yang lunak sampai agak keras. Dalam penggalian di dalam proyek pembuatan saluran yang tanahnya mengandungair, pemakaian dragline sangat menguntungkan.

Page 59: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 57

Serba-Serbi

Clamshell Umumnya clamshell digunakan untuk penggalian tanah lepas seperti pasir, kerikil, batuan pecah, dan lain-lain. Clamshell mengangkat material secara vertikal. Ukuran bucket pad clamshell bervariasi antara ringan sampai berat.

Bucket yang ringan pada umumnya digunakan untuk memindahkan material, sedangkan bucket berukuran berat digunakan untuk menggali. Pada bucket yang berukuran berat pada umumnya dipasangkan gigi yang membantualat dalam menggali material.

Crane Crane merupakan jenis alat pengangkat yang sulit digolongkan secara tepat. Penggolongan ini masih

diperumit lagi oleh kenyataan bahwa penggolongan ini juga didasarkan pada berbagai karakteristik, misalnya desain,

tujuan, jenis gerakan dan sebagainya.

Apabila digolongkan menurut jenis gerakannya, beban dianggap terpusat pada titik bobot beban tersebut dan

penggolongan mesin ditentukan oleh lintasan perpindahanmuatan yang berpindah pada bidang horizontal.

Compactor Compactor sering disebut sebagai alat pemadat. Compactor digunakan untuk memadatkan tanah yang merupakan upaya untuk mengatur kembali susunan butiran tanah agar menjadi lebih rapat sehingga tanahmenjadi lebih padat.

Truck Truk memiliki fungsi sebagai alat pengakut material seperti

tanah, pasir, batuan untuk proyek konstruksi. Pemilihan jenis pengangkutan tergantung pada kondisi lapangan, volume

material, waktu dan biaya. Besarnya kapasitas truk bergantung pada waktu yang dibutuhkan untuk memuat material kedalam

truck terhadap waktu angkut truk.

Pada umumnya besarnya kapasitas truk yang dipilih adalah empat sampai lima kali kapasitas alat gali yang memasukkan material kedalam trukPenggunaan truk terlalu besar sangat

tidak ekonomis, kecuali jika volume tanah yang akan diangkatsangat besar.(*/berbagai sumber)

Page 60: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201758

T i p s

Karyawan teladan adalah mereka yang berhasil membangun hubungan yang baik dengan rekan-rekan kerja mapun dengan atasan dan mereka memiliki produktivitas yang tinggi dalam bekerja. Jika Anda ingin menjadi karyawan teladan namun tidak mengetahui caranya, jangan bersedih apalagi berputus asa. Anda bisa menjadi karyawan teladan di mana pun Anda bekerja. Untuk mewujudkan hal tersebut, anda dapat mencoba 10 tips berikut.

1. Berperilakulah Secara ProfesionalIni adalah tempat Anda bekerja. Baik di pemerintahan, menjalankan bisnis, di perusahaan multinasional, atau di bagian pelayanan masyarakat, Anda selalu dituntut untuk bekerja secara profesional. Mengobrol boleh-boleh saja, apalagi dengan budaya keramahan orang Indonesia, jika tidak mengobrol Anda akan dianggap kaku dan sombong. Namun tentunya ada perbedaan antara mengobrol untuk menyeimbangkan ruwetnya pekerjaan dengan mengobrol ngalor-ngidul yang pada akhirnya justru membuang banyak waktu.

2. Belajarlah Menerima KritikanUntuk menjadi karyawan teladan berarti Anda harus belajar menerima kritikan dari orang lain. Daripada menggerutu kesal dengan kritikan pedas, coba renungi sejenak apa kira-kira yang atasan harapkan dari Anda, di mana letak kekurangan Anda dan bagaimana cara memperbaikinya.

3. Selesaikan Pekerjaan Melebihi EkspektasiPelajari bagaimana Anda dapat menyelesaikan pekerjaan Anda, kemudian lakukan dengan sebaik-baiknya dan selalu usahakan untuk melebihi ekspektasi sesulit apa pun pekerjaan Anda, dan berapapun pembayaran yang disetujui. Kerjakan hingga selesai jauh sebelum deadline, atau kerjakan dengan kualitas yang lebih baik.

4. Jalin Hubungan Baik dengan rekan KerjaJangan pernah meremehkan rekan kerja Anda, mereka juga merupakan orang-orang terbaik yang ahli di bidangnya masing-

masing. Perlakukan setiap orang dengan sopan dan hormat. Walau terdengar sederhana, namun efek hal tersebut kepada Anda cukup besar untuk menjadi karyawan teladan.

5. Pertahankan reputasi dan Kinerja AndaLakukanlah pekerjaan sebaik mungkin sehingga Anda memiliki track record yang baik di

perusahaan tempat bekerja. Sangat penting untuk mempertahankan reputasi dan kinerja tersebut supaya Anda menjadi pegawai teladan.

Jika diperhatikan lebih lanjut, kebanyakan karyawan yang kinerjanya tidak terlalu baik dimulai dari sesederhana absensi yang banyak bolongnya, tenggat waktu yang tidak tercapai, serta perilaku yang tidak menunjukkan profesionalisme.

6. Jadilah Bagian dari SolusiHentikan berpikir mengenai apa-apa saja yang salah, alih-alih gunakan energi Anda untuk memikirkan solusi dari tiap permasalahan yang ada. Sikap yang positif seperti ini sangat menarik bagi para supervisor. Saat Anda melakukan rapat dengan pimpinan, ajukan paling tidak satu saran untuk solusi sebuah permasalahan. Walapun nantinya saran Anda tidak digunakan, Anda sudah berhasil membawa diri sebagai seorang problem-solver, bukan complainer.

7. Aktiflah untuk Menyelesaikan ProyekJangan terlalu memikirkan tentang siapa yang akan dipuji tentang sebuah proyek yang selesai dengan baik. Atasan Anda lebih cerdas dari yang Anda kira dan akan mengetahui siapa-siapa yang benar-benar aktif dalam sebuah project dan siapa yang menjadi freerider alias tidak banyak bekerja. Jadilah seorang team player. Dengan menjadi aktif Anda juga dapat memilih di bagian mana Anda ingin bekeja. Sebaliknya, jika Anda pasif, orang lain akan memilihkan Anda pekerjaan yang bisa jadi kurang tepat bagi Anda.

8. Jadilah Mentor Bagi Karyawan JuniorSeorang teladan adalah orang yang dapat menjadi contoh bagi k a r y a w a n l a i n n y a .

Dengan adanya karyawan baru atau junior yang masih asing dengan dunia kerja, Anda dapat mengambil bagian dengan menjadi mentor yang memberikan pengarahan dan pelatihan, sehingga nantinya pun tidak heran jika Anda dinobatkan sebagai karyawan teladan. Ingat-ingat lagi bagaimana rasanya sewaktu pertama kali Anda masuk ke perusahaan dan hal-hal apa yang kiranya patut dilakukan oleh seorang senior. Jika Anda tidak yakin junior Anda mengerti perintahnya, tanyakan secara personal apakah mereka membutuhkan bantuan. Ingat juga, berhati-hatilah dengan ucapan Anda dengan junior, jangan sampai terlihat Anda frustasi atau menunjukkan konflik interpersonal.

9. Tanyakan Tujuan Pekerjaan pada SupervisorDengan menanyakan tujuan suatu pekerjaan, Anda akan dapat lebih memahami ekspektasi dari para atasan untuk Anda kerjakan. Hal ini akan membuat Anda menonjol sekitar 95% dibandingkan dengan karyawan-karyawan lainnya. Tanyalah dengan serius, dan pastikan Anda mendapatkan gambaran yang jelas mengenai segala tujuan.

10. Perhatikan Bahasa TubuhKarena bahasa tubuh tidak pernah berbohong, selalu amati bahasa tubuh Anda dan orang lain. Untuk terlihat berwibawa, Anda perlu berbicara dengan kondisi tubuh berdiri, dengan kaki nyaman, bahu tertarik sedikit ke belakang, serta dagu sedikit diangkat. Hal ini menambah kepercayaan diri serta menimbulkan kesan yang baik dari bahasa tubuh. Begitu pula saat duduk, duduklah dengan punggung tegak dan tangan terlihat, sehingga Anda lebih terlihat profesional dan memiliki wibawa.

Itulah 10 tips yang dapat membantu Anda menjadi karyawan teladan. Bukan hanya dinilai dari profesionalitas kerja saja, lebih dari itu karyawan teladan juga lebih dinilai dari perilakunya dalam berinteraksi dengan orang lain. (Andika/info)

10 TIPS MENJAdI PEgAWAI TELAdAN

Page 61: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 2017 59

Tokoh

10 TIPS MENJAdI PEgAWAI TELAdAN

Percantik Wajah Kota serta Optimalkan Layanan Infrastruktur Dasar

Pemerintah Kota (Pemkot) Kupang berambisi dapat lebih mempercantik wajah kota sekaligus memberikan layanan infrastruktur dasar yang memadai terhadap warganya. “Hal itu wajar dilakukan karena Kota Kupang merupakan satu-satunya ibu kota provinsi yang daratannya berbatasan langsung dengan negara Timor Leste,” ungkap Wali Kota

Kupang, Jefry Riwu Koreh kepada wartawan termasuk “Sinergi” beberapa waktu lalu di Kupang, Nusa TenggaraTimur (NTT).

Jefry mengatakan, untuk tahun 2018 Pemkot Kupang berencana membangun 5 infrastruktur dasar krusial, yakni pelebaran dan perbaikan koridor jalan dari Bandara El Tari hingga Jembatan Liliba, Perbaikan Jalan Frans Seda, Revitalisasi Taman Nostalgia Kupang, Penataan Kawasan di sekitar Patung Kirab Remaja serta Pengembangan RuangTerbuka Hijau. Menurutnya, Komisi V DPR RI dan Pemerintah Pusat akan mendukung rencana Pemkot Kupang tersebut. Pasalnya, untuk pengembangan lima infrastruktur tersebut menjadi kebutuhan Kota Kupang. Selain itu, biaya yang diperlukan untuk rencana tersebut relatif kecil sekitar Rp 178 miliar.

Jefri yakin, kunjungan kerja 14 anggota Komisi V DPR yang didampingi kementerian/lembaga mitra Komisi V DPR RI akan mempercepat terwujudnya rencana Pemkot Kupang pada tahun 2018. Terlebih, lima pengembangan infrastruktur

yang diajukan Pemkot Kupang merupakan wilayah nasionalyang wewenangnya ada di tataran pemerintah pusat.

Di sisi lain, Ia mengaku, pihaknya juga akan melakukan percepatan pengembangan penyediaan air bersih. Saat ini terkait pengembangan air bersih untuk rencana pembangunan dan anggaran telah ditetapkan Pemkot danDPRD Kota Kupang.

Menurutnya, kesediaan air bersih di Kota Kupang memang perlu ditingkatkan. Saat ini Pemkot Kupang sudah memiliki rencana pengembangan jaringan distribusi dan sumber air bakunya. Kini tinggal menunggu realisasinya. “Semoga persoalan air bersih secara bertahap dapat terselesaikandengan baik,” harapnya.(ris/infoBPIW)

Untuk tahun 2018 Pem-kot Kupang berencana membangun 5 infra-

struktur dasar krusial

Jefry riwu Koreh.........................................

Page 62: BPIW Sinkronkan Pembangunan Infrastruktur Antar Instansi ...bpiw.pu.go.id/uploads/publication/attachment/FA Sinergi edisi 23.pdf · Alamat redaksi: Gedung G, BPIW Lantai 1 Jl. Pattimura

SINERGI / Edisi 23 - November 201760

KUNJUNgI INfO BPIW dI WEBSITE & AKUN KAMI:

BAdAN PENgEMBANgAN INfrASTrUKTUr WILAYAH (BPIW) KEMENTErIAN PUPr