buku pola pembiayaan umkm - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang...

52

Upload: ngotram

Post on 07-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap
Page 2: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG

UNIT AKSES KEUANGAN DAN UMKM KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA LHOKSEUMAWE, 2014

Page 3: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

KATA PENGANTAR

Dalam rangka pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah

(UMKM), Bank Indonesia memberikan bantuan teknis dalam bentuk

pelatihan, penelitian dan penyediaan informasi. Salah satu informasi yang

disediakan oleh Bank Indonesia adalah buku pola pembiayaan/lending model.

Tujuan penyusunan buku pola pembiayaan ini adalah untuk memberi

gambaran lebih rinci kepada semua pihak yang berkepentingan dalam upaya

pengembangan UMKM.

Buku pola pembiayaan ini juga sebagai rujukan perbankan untuk

meningkatkan pembiayaan terhadap UMKM serta menyediakan informasi dan

pengetahuan bagi UMKM yang bermaksud mengembangkan usahanya, Kantor

Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe menyusun buku pola pembiayaan

usaha depot air isi ulang.

Buku ini menyangkut analisis kelayakan usaha yang dijalankan saat ini

berupa aspek teknis produksi, pasar dan pemasaran, keuangan, sosial,

ekonomi dan lingkungan. Dalam upaya menyebarluaskan hasil penelitian

dimaksud maka buku pola pembiayaan ini akan dimasukkan dalam sistem

informasi info UMKM yang dapat di akses melalui

website:http//www.bi.go.id/web/id/umkmbi/.

Semoga buku ini banyak memberikan sumbangan pemikiran dan

rekomendasi berharga bagi pengembangan usaha depot air isi ulang atau

pelaku usaha UMKM pada umumnya. Selanjutnya kami mengucapkan terima

kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyediaan data

dan informasi yang diperlukan dalam kajian penyusunan buku ini. Semoga

Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.

Lhokseumawe, Desember 2014 Kepala Kantor Perwakilan

Bank Indonesia Lhokseumawe

Ahmad Farid Deputi Direktur

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG i

Page 4: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

RINGKASAN EKSEKUTIF

No. Komponen Uraian 1 Jenis usaha Industri Depot Air Isi Ulang 2 Skala usaha Produksi usaha untuk Air minum RO sebesar

4.950 unit/bulan dan untuk Ozonisasi sebesar 3.150 unit/bulan. Mesin produksi terdiri dari 4 unit RO dan 1 unit Ozonisasi. Jumlah pekerja 5 orang dan 30 hari kerja dalam sebulan.

3 Lokasi usaha Lhokseumawe, Provinsi Aceh 4 Dana usaha Dana Investasi sebesar Rp.144.250.000,- dan

Modal kerja sebesar Rp.35.030.000,- 5 Sumber Dana Dari dana investasi Rp.144.250.000 : Untuk

kredit perbankan 70% atau sebesar Rp.100.975.000,-dan untuk modal sendiri 30% atau sebesar Rp.43.275.000,-

6 Jenis kredit Kredit Usaha Rakyat (KUR) 7 Jangka waktu Kredit 3 tahun 8 Produksi :

a. Jumlah produksi

b. Bahan baku

c. Harga bahan baku d. Pendapatan

Produk air minum sebanyak 8.100 unit dan produk sampingan 10.500 unit 2 jenis, yaitu Air PDAM dan Air Perusahaan PIM (PT. Pupuk Iskandar Muda) Air PDAM Rp.34,-/liter dan air Perusahaan PIM Rp.56,-/liter Pendapatan per bulan sebesar Rp.45.900.000,- Pendapatan per tahun sebesar Rp.550.800.000,-

9 Kelayakan usaha : a. Umur usaha b. Poduk utama c. Kriteria kelayakan

NPV (DF 13) IRR Net B/C PBP Keputusan

5 tahun Air minum isi ulang 83.892.786 66% 2 1,4 (1 tahun 4 bulan) Layak

10 BEP Dalam Rupiah Dalam Unit

Tahun 1 Tahun 2 Tahun 3 Tahun 4 473.087.23

1 465.352.0

79 457.616.9

83 393.926.4

02 132.862 130.690 128.518 110.631

11 Analisis sensitivitas Skenario 1 : Pendapatan menurun NPV

10% (19.480.474) 18%

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG ii

Page 5: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

IRR Net B/C PBP Keputusan Skenario 2 : Biaya operasional meningkat NPV IRR Net B/C PBP Keputusan Skenario 3 : Pendapatan menurun dan Biaya operasional meningkat NPV IRR Net B/C PBP Keputusan

1,1 2,6 (2 tahun 6 bulan) Tidak Layak 10% 17.334.876 36% 1,4 2,2 (2 tahun 2 bulan) Layak 10% 10% 10 % - (147.883.098) 0 0 15.3 (15 tahun 3 bulan) Tidak Layak

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG iii

Page 6: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL .................................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................. vii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................................... viii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1

1.2 Pokok Permasalahan ............................................................................... 3

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................... 3

1.4 Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................... 3

BAB 2 PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

2.1 Profil Usaha ................................................................................................ 5

2.2 Pola Pembiayaan ....................................................................................... 6

BAB 3 ASPEK TEKNIS PRODUKSI

3.1 Persyaratan Lokasi ................................................................................... 8

3.2 Kontruksi Prasarana ................................................................................ 8

3.3 Penyedia Bahan Baku .............................................................................. 8

3.4 Kegiatan Produksi..................................................................................... 9

3.5 Tenaga Kerja ............................................................................................... 10

3.6 Kualitas Air .................................................................................................. 10

3.7 Kendala Produksi ...................................................................................... 11

BAB 4 ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

4.1 Aspek Pasar ................................................................................................. 12

4.1.1 Permintaan dan Penawaran ...................................................... 12

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG iv

Page 7: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

4.1.2 Analisis Persaingan dan Peluang Pasar ................................ 13

4.2 Aspek Pemasaran ...................................................................................... 13

4.2.1 Harga dan Jalur Pemasaran ....................................................... 13

4.2.2 Strategi Pemasaran ....................................................................... 13

BAB 5 ASPEK KEUANGAN

5.1 Pemilihan Bentuk Usaha ........................................................................ 15

5.2 Asumsi dan Parameter Perhitungan ................................................. 15

5.3 Komponen Biaya Investasi dan Operasi ......................................... 15

5.3.1 Biaya Investasi ................................................................................ 15

5.3.2 Biaya Operasional .......................................................................... 17

5.4 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal kerja .................................. 18

5.5 Produksi dan Pendapatan ..................................................................... 19

5.6 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point ..................................... 19

5.7 Proyeksi Arus kas dan Kelayakan Usaha ....................................... 20

5.8 Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha ............................................ 22

BAB 6 ASPEK SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN

6.1 Aspek Sosial dan Ekonomi ................................................................... 25

6.2 Lingkungan ................................................................................................. 25

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 KESIMPULAN ............................................................................................. 26

7.2 SARAN ........................................................................................................... 28

DAFTAR PUSTAKA

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG v

Page 8: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

DAFTAR TABEL

Tabel 5.1 Komponen Biaya Investasi ..................................................................... 16

Tabel 5.2 Komponen Biaya Operasional .............................................................. 17

Tabel 5.3 Rekapitulasi Pendanaan Kredit Perbankan .................................... 18

Tabel 5.4 Proyeksi Produksi dan Pendapatan ................................................... 19

Tabel 5.5 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point ....................................... 20

Tabel 5.6 Kelayakan Usaha Depot Air Isi Ulang ................................................ 22

Tabel 5.7 Analisis Sensitivitas Pendapatan Menurun 10% .......................... 23

Tabel 5.8 Analisis Sensitivitas Biaya Operasional Meningkat 10% ........... 23

Tabel 5.9 Analisis Sensitivitas Pendapatan Menurun 10% dan Biaya ....

Operasional Meningkat 10 % ............................................................... 24

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG vi

Page 9: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1Proses Produksi Air Isi Ulang ............................................................... 9

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG vii

Page 10: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1Asumsi-Asumsi Dasar dan Parameter .............................................. 30

Lampiran 2Biaya Investasi Tahun 1 .......................................................................... 30

Lampiran 3Biaya Bahan Baku ..................................................................................... 31

Lampiran 4Biaya Operasional .................................................................................... 32

Lampiran 5 Angsuran Kredit Investasi .................................................................... 33

Lampiran 6Angsuran Kredit Modal Kerja .............................................................. 34

Lampiran 7Angsuran Kredit Investasi dan Modal Kerja .................................. 34

Lampiran 8Produksi dan Pendapatan ..................................................................... 35

Lampiran 9Proyeksi Laba Rugi ................................................................................... 36

Lampiran 10Proyeksi Arus Kas .................................................................................. 37

Lampiran 11Proyeksi Arus Kas Pendapatan Menurun .................................... 38

Lampiran 12Proyeksi Arus Kas Biaya Operasional Meningkat ..................... 39

Lampiran 13Proyeksi Arus Kas Pendapatan Menurun dan Biaya

Operasional Meningkat ....................................................................... 40

Lampiran 14Kandungan Air Minum RO dan Ozonisasi .................................... 41

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG viii

Page 11: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan

upaya dalam perbaikan perekonomian nasional, karena sebagian besar usaha

di Indonesia adalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang banyak menyerap

tenaga kerja dan memanfaatkan sumber daya domestik.

Diantara banyak usaha mikro kecil dan menengah, salah satu

diantaranya adalah Usaha Depot Air Isi Ulang (refill water). Sebagian besar

kebutuhan air minum masyarakat selama ini dipenuhi dari sumber air dan

juga air yang sudah diolah oleh Perusahaan Air Minum (PDAM). Seiring

dengan makin majunya teknologi diiringi dengan semakin sibuknya aktivitas

manusia maka masyarakat cenderung memilih cara lebih praktis dengan

biaya yang cenderung lebih murah dalam memenuhi kebutuhan air minum.

Salah satu pemenuhan kebutuhan air minum yang menjadi alternatif dengan

menggunakan air minum isi ulang.

Masyarakat kini mulai beralih pada air isi ulang yang berasal dari depot.

Air minum ini lebih dikenal dengan air minum isi ulang karena masyarakat

memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di

depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

diantar ke tempat konsumen tersebut. Dilihat dari harganya, air minum isi

ulang jauh lebih murah yaitu sepertiga dari harga air minum dalam kemasan.

Hal inilah yang menyebabkan air minum isi ulang banyak bermunculan.

Keberadaaan depot air minum isi ulang terus meningkat sejalan dengan

dinamika keperluan masyarakat terhadap air minum yang bermutu dan aman

untuk dikonsumsi.

Industri air minum isi ulang merupakan industri pengolahan air minum

dengan penjernihan baik Ozonisasi (O3), Filterisasi Ultraviolet (UV), maupun

Reverse Osmosis (RO) (Sidharta, 2003). Kota Lhokseumawe merupakan salah

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 1

Page 12: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

satu kota bisnis di Provinsi Aceh, dimana usaha depot air isi ulang banyak

berada hampir di seluruh wilayah baik di pedesaan maupun di perkotaan.

Umumnya usaha ini menggunakan penjernihan Reverse Osmosis dan

Ozonisasi, telah berkembang secara alami sejak 15 tahun yang lalu. Setiap unit

usaha menggunakan tenaga kerja berkisar antara 2 sampai dengan 5 orang

dengan pekerjaan mensterilkan dan membilas gallon, mengisi air, dan

menghantar ke tempat konsumen. Sementara itu konsumen didominasi oleh

rumah sedangkan sisanya adalah perusahaan dan pemerintahan.

Strategi pemasaran dan produksi mudah di terapkan oleh usaha ini

sehingga membuat industri ini cepat berkembang. Dari hasil identifikasi awal

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, industri ini mampu

menghasilkan pendapatan rata-rata berkisar antara Rp.500.000.000,- s/d

Rp.600.000.000,-/tahun untuk satu usaha Depot Air Isi Ulang. Namun

demikian, besarnya kapasitas penghasilan pengusaha depot air isi ulang

belum cukup mampu mensejahterakan para pelaku usaha, hal ini disebabkan

keterbatasan modal usaha yang berakibat tidak berkesinambungan jalannya

usaha. Sementara modal usaha yang relevan dibutuhkan berkisar

Rp.150.000.000,- s/d Rp.200.000.000,- ini merupakan jumlah yang cukup

besar bagi pengusaha pemula.

Untuk mendorong industri ini khususnya dalam rangka meningkatkan

pemberdayaan ekonomi daerah, langkah penelitian dengan pola pembiayaan

(Lending Model) yang dilakukan ini merupakan bagian dari kontribusi Bank

Indonesia melalui program bantuan teknis terhadap perbankan, para pelaku

usaha, pemerintah dan stakeholders lainnya. Penelitian Lending Model Usaha

Depot Air Isi Ulang diharapkan dapat melengkapi informasi tentang pola

pembiayaan pada industri yang potensial dan sekaligus rekapitulasi

pembiayaan terhadap subsektor tersebut.

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 2

Page 13: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

1.2 Pokok Permasalahan

Hambatan-hambatan yang terjadi dalam pengembangan Industri Depot

Air Isi Ulang (refill water) antara lain:

1. Masih sedikitnya realisasi kredit dan pembiayaan pada industri Depot Air

Isi Ulang.

2. Mengatasi permasalahan kebutuhan investasi dan modal kerja yang

dialami oleh industri depot Air Isi Ulang.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan penyusunan pola pembiayaan/lending model pada usaha Depot

Air Isi Ulang ini antara lain :

1. Memberikan gambaran umum yang dapat digunakan berbagai pihak

terkait, terutama lembaga keuangan (bank dan nonbank) sebagai rujukan

dalam upaya meningkatkan peran dan fungsi intermediasi perbankan

dan secara khusus untuk pemberian kredit kepada Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) pada pengembangan Usaha Depot Air Isi Ulang.

2. Menyediakan informasi berbagai aspek yang terkait dengan

pengembangan usaha Depot Air Isi Ulang terutama aspek teknis dan

produksi, aspek pasar dan pemasaran serta aspek keuangan.

3. Sebagai bahan referensi bagi para investor dalam menginvestasikan

modal usaha Depot Air Isi Ulang.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Dengan memperhatian tujuan dari pengkajian tersebut, maka ruang

lingkup penelitian ini, meliputi :

1. Usaha Depot Air Isi Ulang dimulai dari kegiatan usaha meliputi penyediaan

tempat dan bangunan, peralatan pendukung, bahan baku, produksi sampai

dengan pemasaran.

2. Beberapa aspek yang diteliti dalam pola pembiayaan usaha Depot Air Isi

Ulang adalah :

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 3

Page 14: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

a. Aspek teknis dan produksi yang meliputi gambaran persyaratan lokasi,

konstruksi bangunan usaha, ketersediaan SDM, pembiayaan bahan

baku, kegiatan produksi, serta kendala-kendala yang dihadapi.

b. Aspek pasar dan pemasaran, meliputi antara lain kondisi permintaan

pasar, penawaran, persaingan, harga, dan proyeksi permintaan pasar.

c. Aspek keuangan, meliputi perhitungan kebutuhan dana investasi dan

modal kerja serta menghitung kelayakan untuk pembiayaan usaha

secara finansial.

d. Aspek Ekonomi, Sosial dan dampak lingkungan meliputi pengaruh

usaha yang diteliti terhadap perekonomian, penciptaan lapangan kerja,

pengaruh terhadap sektor lain dan dampak terhadap lingkungan.

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 4

Page 15: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

BAB 2

PROFIL USAHA DAN POLA PEMBIAYAAN

2.1 Profil Usaha Industri Depot Air Isi Ulang

Depot Air Isi Ulang merupakan salah satu usaha pengolahan air minum

untuk dikonsumsi masyarakat, yang mulai berkembang sejak 15 tahun yang

lalu. Terdapat tiga jenis pengolahan dengan penjernihan yaitu Ozonisasi (O3),

Filterisasi Ultraviolet (UV) maupun Reverse Osmosis (RO). Jenis pengolahan

yang banyak digunakan di Kota Lhokseumawe adalah Reverse Osmosis dan

Ozonisasi.

Lhokseumawe sebagai kota pendidikan, budaya, pariwisata serta

perdagangan, ternyata mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dari

tahun ke tahun penduduk di kota ini semakin meningkat, peningkatan yang

terjadi mengakibatkan meningkat pula kebutuhan konsumen dalam pengisian

air minum isi ulang karena air minum bersih merupakan kebutuhan pokok

setiap individu. Peranan depot air minum isi ulang semakin berkembang

pesat saat ini. Hal ini terlihat dengan semakin bertambahnya jumlah depot air

minum isi ulang yang tersebar di empat kecamatan, antara lain Banda Sakti,

Muara Dua, Muara Satu dan Blang Mangat.

Depot air isi ulang memiliki dua produk utama, yaitu Air Minum RO dan

Ozonisasi. Produk ini dapat dimiliki dengan mendatangi tempat usaha atau

umumnya dihantar ke tempat konsumen berada. Menariknya usaha ini, tidak

hanya menjual produk utama melainkan dapat juga menjual produk

sampingan seperti es batu yang menjadi produk yang paling banyak diminati

oleh pengusaha warung kopi atau kafetaria. Usaha ini tergolong usaha yang

mudah dijalankan karena proses produksinya yang singkat.

Umumnya lokasi usaha yang berada dekat dengan jalan-jalan utama

membuat usaha ini mudah dijangkau oleh semua konsumen, baik konsumen

rumah tangga, konsumen bisnis maupun konsumen pemerintah. Selain itu

usaha ini dapat mengurangi tingkat pengangguran dengan penyerapan tenaga

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 5

Page 16: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

kerja yang hampir setiap usaha memiliki tenaga kerja berkisar antara 2 s/d 5

orang. Depot air isi ulang ini memiliki omset rata-rata berkisar antara

Rp.500.000.000,- s/d Rp.600.000.000,- pertahun, dengan biaya investasi awal

Rp. 150.000.000,- dan modal kerja Rp.50.000.000,-/bulan.

Komitmen yang kuat dari pemerintahan Kota Lhokseumawe melalui

Disperindagkop, Dinkes dan Kadin untuk mengembangkan dan memperluas

usaha mikro kecil dan menengah sebagai pilar pembangunan perekonominan

rakyat, memberikan dukungan sepenuhnya untuk pengusaha UMKM seperti

ini. Dukungan lain juga diberikan oleh aparat maupun masyarakat desa

tempat usaha tersebut berada.

2.2 Pola Pembiayaan

Dalam mendirikan dan menjalankan usahanya pengusaha Depot air isi

ulang umumnya menggunakan modal usaha sendiri walaupun ada sebagian

yang menggunakan bantuan pendanaan perbankan baik konvensional

maupun syariah. Jenis pembiayaan yang disediakan oleh bank kepada

pengusaha UMKM sangat bervariasi seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR),

Program Kemitraan dan Kupedes serta bentuk pembiayaan syariah seperti

Murabahah, Musyarakah dan lainnya.

Pembiayaan tersebut memberikan tingkat suku bunga yang bervariasi

untuk konvensional atau dengan sistem bagi hasil untuk syariah, dengan

plafon sesuai dengan kebutuhan para pengusaha. Jangka waktu pembiayaan

biasanya 1 (satu) tahun sampai dengan 3 (tiga) tahun. Persyaratan pengajuan

kredit atau pembiayaan syariah tidak jauh berbeda termasuk agunan

(collateral) berupa sertifikat tanah, segel maupun BPKB kendaraan

tergantung dari besarnya pembiayaan yang diinginkan.

Pihak perbankan terus memperkenalkan dan menggalakkan kepada

pengusaha untuk UMKM termasuk Depot air isi ulang untuk menggunakan

pembiayaan dari perbankan atau lembaga keuangan nonbank. Salah satu

tujuan buku ini disusun adalah untuk memberikan gambaran tentang

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 6

Page 17: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

pendanaan kredit dan angsuran. Selain itu diharapkan kepada perbankan dan

lembaga keuangan nonbank lebih yakin untuk memberikan

kredit/pembiayaan kepada para pengusaha Depot Air Isi Ulang (refill water).

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 7

Page 18: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

BAB 3

ASPEK TEKNIS PRODUKSI

Aspek teknis produksi merupakan aspek yang terkait dengan

pembangunan tempat usaha, proses produksi dan penggunaan teknologi.

Aspek ini perlu dipertimbangkan dan diperhitungkan secara tepat dan benar

karena kesalahan dalam menentukan aspek ini akan mengakibatkan

perusahaan mengalami kegagalan.

3.1 Persyaratan Lokasi

Depot isi ulang air minum memerlukan suatu lokasi khusus untuk

melakukan proses produksinya. Depot air isi ulang memerlukan 2 (dua)

ruangan untuk proses produksi, (1) tempat meletakkan mesin pengolahan air

yang berukuran 7 x 4 m2, dan (2) tempat penampungan air dan meletakkan

hasil produksi. Para pengusaha umumnya memanfaatkan perkarangan

rumahnya sebagai tempat usaha. selain itu ada juga yang menggunakan

tempat khusus seperti pertokoan.

3.2 Kontruksi Prasarana Depot Air Isi Ulang

Pengusaha Depot air isi ulang menggunakan mesin khusus penjernihan

atau pengolahan air seperti mesin Reverse Osmisis dan Ozonisasi serta

dilengkapi dengan alat pencuci galon. Usaha ini memiliki 4 kendaraan

operasional yang digunakan untuk menghantar produk ke tempat pelanggan.

Kendaraan tersebut merupakan becak mesin yang telah dimodifikasi khusus

untuk penghantaran produk.

3.3 Penyedia Bahan Baku

Bahan baku utama dari Air minum isi ulang ini adalah air yang berasal

Perusahaan Daerah Air Minum dan Perusahaan PIM (PT. Pupuk Iskandar

Muda). Bahan pembantu berupa galon cadangan untuk menggantikan galon

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 8

Page 19: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

pelanggan secara sementara dan bahan pengemas seperti tutup galon dan tisu

pembersih yang diselipkan pada ujung tutup galon.

3.4 Kegiatan Produksi

Proses produksi air minum merupakan cara untuk mendapatkan air

bersih sesuai dengan standar yang berlaku. Prosesnya dari perubahan air

baku melalui proses pengolahan fisik, kimia dan biologi agar penggunaannya

memenuhi syarat sebagai air yang layak untuk diminum.

Proses fisik merupakan proses yang dilakukan dengan penyaringan

(filtrasi) untuk mengurangi atau menghilangkan kotoran-kotoran kasar atau

zat-zat organik pada air. Proses kimia merupakan proses yang dilakukan

dengan pengendapan untuk mengurangi kekeruhan pada air. Sementara

proses biologi merupakan proses yang dilakukan dengan penambahan

disinfektan untuk membunuh bakteri patogen yang terkandung dalam air.

Adapun skema proses produksi air minum isi ulang dapat dilihat pada

gambar berikut ini :

Gambar 3.1 Proses Produksi Air Isi Ulang

Tahapan Proses produksi air minum isi ulang tersebut adalah sebagai

berikut :

1. Tahapan Pertama : bahan baku air yang dipesan dari Perusahaan Daerah

Air Minum atau Perusahaan PIM disimpan dalam penampungan air

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 9

Page 20: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

(reservoir). Penampungan ini bebas dari bahan-bahan yang dapat

mencemari air.

2. Tahapan kedua : melakukan proses penyaring atau filtrasi dengan filter

pasir, filter mangan zeolit, dan filter karbon aktif.

3. Tahapan ketiga : melakukan desinfeksi dengan sistem Reverse Osmosis

dan Ozonisasi, bertujuan untuk membunuh kuman patogen yang dalam air

minum.

4. Tahapan keempat : melakukan sterilisasi galon dengan pencucian dan

pembilasan.

5. Tahapan kelima : melakukan pengisian air minum dengan menggunakan

mesin dan dilakukan dalam tempat pengisian yang bersih (higienis).

6. Tahapan keenam : melakukan penutupan galon yang dibawa konsumen

atau yang disediakan sementara oleh depot air isi ulang.

3.5 Tenaga Kerja

Tenaga kerja sangat menentukan hasil produski Air minum isi ulang.

Tenaga kerja yang digunakan adalah pemuda setempat yang mempunyai

kemampuan bekerja, sehat jasmani dan rohani. Usaha ini dapat menampung

tenaga kerja berkisar 2 s/d 5 orang setiap usaha dan melakukan kegiatan

yang sama. Hal ini dapat mengurangi tingkat pengangguran yang terjadi di

wilayah tersebut. Tenaga kerja harus diberikan pelatihan singkat mengenai

prosedur pengelolaan air isi ulang mulai dari bahan baku air dimasukkan ke

tempat penampungan hingga sampai ke tangan konsumen.

3.6 Kualitas Air

Pengawasan terhadap kualitas air tetap dijaga oleh pengusaha karena

ini menyangkut kesehatan masyarakat. Pengawasan kualitas air dilakukan

paling sedikit 6 bulan sekali dengan membawa sampel air ke Laboratorium

Kimia Politeknik Negeri Lhokseumawe sesuai rekomendasi oleh Dinas

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 10

Page 21: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Kesehatan setempat. Setelah dilakukan pengujian kualitas ternyata Usaha ini

layak untuk menjalankan usahanya.

Idealnya air minum seharusnya tidak berwarna, tidak berbau, tidak

berasa serta tidak mengandung kuman patogen dan mikroorganisme dan zat

kimia berbahaya. Adapun kriteria yang lengkap untuk diuji dapat dilihat pada

lampiran 14.

3.7 Kendala Produksi

Pemanfaatan kapasitas produksi belum dapat dilakukan dengan baik,

karena mesin RO dan Ozonisasi belum optimal, sehingga industri ini

kadangkala tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Empat mesin RO dan

satu mesin Ozonisasi tidak memadai lagi untuk saat ini, sudah seyogya

ditambah dua unit mesin RO dan satu unit mesin ozonisasi. Kendala lain yang

dihadapi oleh depot air isi ulang adalah pemadaman listrik yang kadangkala

terjadi di Kota Lhokseumawe, sehingga harus berhenti produksi sampai

beberapa jam.

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 11

Page 22: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

BAB 4

ASPEK PASAR DAN PEMASARAN

Aspek pasar dan pemasaran bertujuan untuk menguji dan menilai

sejauh mana pemasaran dari produk yang dihasilkan dapat mendukung

pengembangan usaha. Aspek pasar dan pemasaran yang berkaitan dengan

permintaan, penawaran, persaingan dan peluang pasar, harga, jalur

pemasaran serta strategi pemasaran.

4.1 Aspek Pasar

4.1.1 Permintaan dan Penawaran

Permintaan dari produk yang dihasilkan dapat diketahui melalui daya

serap pasar air minum isi ulang. Permintaan air munim isi ulang untuk

wilayah Kota Lhokseumawe sangat tinggi, terutama dari konsumen rumah

tangga dan perusahaan bisnis seperti warung makan, warung kopi dan lain

sebagainya. Konsumen rumah tangga biasanya meminta perhatian lebih

untuk dihantar langsung pada saat dibutuhkan. Mereka tidak terlalu

memperhatikan harga yang penting pelayanan dan kualitas air yang

terstandarisasi dan kebutuhan dalam jumlah yang sedikit. Sementara

konsumen perusahaan bisnis biasanya tidak memiliki ketentuan harus

dihantar pada waktu tertentu, sering meminta kelonggaran biaya karena

memesan dalam jumlah relatif besar dan rutin.

Upaya penawaran dilakukan oleh depot air isi ulang untuk

mempengaruhi permintaan. Penawaran yang dilakukan adalah dengan

melakukan negosiasi dengan perusahaan-perusahaan bisnis setempat untuk

berlangganan tetap Air minum Isi ulang. Selain itu juga menjaga hubungan

yang baik dengan pelanggan agar mereka mendapat pelayanan prima yang

berimpilkasi pada kepuasan dan kesetiaan pelanggan yang maksimal. Hal ini

dilakukan untuk merangsang permintaan.

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 12

Page 23: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

4.1.2 Analisis Persaingan dan Peluang Pasar

Persaingan dalam industri ini di Kota Lhokseumawe sangat tinggi

karena semakin banyaknya usaha ini tumbuh hampir di setiap perdesaan dan

perkotaan. Keunggulan dalam bersaing akan mempertahankan usaha ini

dalam industrinya. Adapun strategi bisnis yang diterapkan adalah dengan

menjaga kualitas air secara kontinuitas, memberikan pelayanan ekstra

dengan menghantar produk ke tempat konsumen dan menerapkan strategi

pelayanan prima dan promosi word of mouth.

Peluang pasar dalam industri ini adalah meningkatnya konsumsi air

minum sehat sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Pola

konsumsi masyarakat yang berubah juga menjadi kesempatan bagi usaha ini.

Masyarakat saat ini sudah berpikir tentang keutamaan kesehatan

dibandingkan dengan harga yang harus dibayar. Kecendurangan ini terus

akan meningkat seiring dengan peningkatan tingkat pendidikan masyarakat.

Dengan demikian, prospek air minum sehat cukup menjanjikan.

4.2 Aspek Pemasaran

4.2.1 Harga dan Jalur Pemasaran

Harga produk air minum isi ulang sangat bervariasi, tergantung dari

produk yang ditawarkan oleh usaha ini. Harganya antara lain seperti; Produk

Air Minum RO dengan harga Rp.4.500,-, Air minum Ozonisasi dengan harga

Rp.3.500,- Air minum RO yang dihantar ke konsumen dengan harga Rp.5.000,-

dan Air minum Ozonisasi yang dihantar ke konsumen dengan harga Rp.4.000,-

Dalam industri ini hanya menggunakan satu jalur pemasaran, yaitu

pemasaran langsung. Jalur ini berarti produk mengalir dari produsen

langsung ke konsumen akhir, tanpa ada perantara yang lain.

4.2.2 Strategi Pemasaran

Usaha depot air isi ulang melakukan strategi pemasaran promosi word

of mouth. Artinya strategi menyampaikan informasi dari mulut ke mulut.

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 13

Page 24: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Selain itu juga, melakukan strategi pelayanan prima dengan menjalankan

strategi product delivery, artinya melakukan penghantaran produk ke

konsumen (door to door).

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 14

Page 25: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

BAB 5

ASPEK KEUANGAN

Aspek keuangan merupakan salah satu aspek kelayakan usaha yang

diukur dengan data nominal/keuangan. Aspek ini menyangkut perkiraan

investasi, biaya operasional, kebutuhan modal kerja, sumber pembiayaan,

perkiraan pendapatan, perhitungan kriteria investasi, perhitungan Break Even

Point dan Pay Back Periode, proyeksi rugi/laba, serta proyeksi aliran kas.

5.1 Pemilihan Bentuk Usaha

Bentuk usaha yang dijalankan industri depot air isi ulang adalah

termasuk bentuk usaha mandiri. Semua kegiatan produksi, mulai dari

pemesanan bahan baku, pengisian air ke galon sampai dengan penghantaran

ke konsumen dilakukan sendiri dan dibantu oleh pekerja tanpa harus

bermitra dengan usaha lain. Bentuk usaha ini sudah berlangsung sekitar 15

tahun dan hingga sekarang masih melakukan pola yang sama.

5.2 Asumsi dan Parameter Perhitungan

Beberapa asumsi dan parameter yang penting dalam mengevaluasi

profitabilitas rencana investasi usaha depot air isi ulang dapat dijelaskan pada

Lampiran 1, dengan umur usaha selama 5 tahun dan sisanya umur barang

investasi dihitung sebagai pendapatan pada akhir periode (tahun kelima).

5.3 Komponen Biaya Investasi dan Biaya Operasional

5.3.1 Biaya Investasi

Biaya investasi adalah biaya yang diperlukan untuk mendirikan usaha

seperti pembangunan dan pengembangan infrastruktur fisik dan kapasitas

produksi. biaya ini bersifat tetap dan komponen terbesar dari investasi usaha

depot air isi ulang adalah pembelian tanah dan bangunan, mesin-mesin

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 15

Page 26: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

produksi serta kendaraan operasional. Tanah dan bangunan yang diperlukan

sebagai tempat produksi dan penjualan produk.

Komponen investasi lainnya adalah mesin produksi, yang terdiri dari 2

(dua) jenis yaitu mesin Reverse Osmosis dan Ozonisasi. Pembelian mesin

dilakukan secara paket yanga terdiri 1 (satu) unit mesin ozonisasi dan 4

(empat) unit mesin reverse osmosis. Selain mesin biaya besar lainnya terletak

pada pengadaan kendaraan operasional. Depot air isi ulang memiliki

mobilitas yang tinggi untuk penghantar produk ke konsumen dengan maksud

memberikan pelayanan ekstra. Kendaraan yang dimiliki sebanyak 4 (empat)

unit becak mesin yang sudah dimodifikasi.

Selain itu, terdapat biaya investasi lain yang tidak terlalu besar

dibandingkan dengan komponen tersebut diatas. Komponen tersebut adalah

perizinan, instalansi air, instalansi listrik, galon cadangan, peralatan

pendukung lainnya seperti kursi dan meja serta satu unit lemari es. Lemari es

berguna untuk memproduksi es batu sebagai produk lainnya yang dijual.

Komponen biaya investasi depot air isi ulang secara lebih rinci dapat dilihat

pada lampiran 2 dan tabel 5.1 berikut:

Tabel 5.1 Komponen Biaya Investasi

1 Perizinan 500.000 2 Tanah dan Bangunan usaha 51.000.000 3 Mesin 35.000.000 4 Instalansi air 1.000.000 5 Instalansi listrik 1.000.000 6 Galon cadangan 1.750.000 7 Kendaraan 52.000.000 8 Lemari es 1.500.000 9 Peralatan pendukung 500.000

10 Jumlah Biaya Investasi 144.250.000

11 Sumber Dana Investasi % Rp - Kredit 70% 100.975.000 - Modal Sendiri 30% 43.275.000

NO KOMPONEN BIAYA JUMLAH HARGA

Sumber : Survey lapangan, 2014

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 16

Page 27: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Dari tabel 5.1, jumlah biaya investasi yang dikeluarkan sebesar

Rp.144.250.000,-. Sumber dana investasi dapat berasal dari kredit perbankan

dan modal sendiri. Komposisi sumber dana adalah 70% dari perbankan dan

30% dari modal sendiri.

5.3.2 Biaya Operasional

Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi

kegiatan utama usaha, seperti biaya tenaga kerja untuk 4 (empat) orang

pekerja dan 1 (satu) orang pengelola/manajer. Biaya listrik, pemeliharaan

mesin dan biaya transportasi tergolong dalam biaya overhead pabrik.

Komponen biaya ini semua termasuk dalam biaya tetap yang harus

dikeluarkan oleh perusahaan setiap bulannya dalam jumlah yang sama.

Selain biaya tetap, yang termasuk dalam biaya operasional lainnya

adalah biaya variabel. Biaya ini terdiri biaya bahan baku, bahan pembantu dan

pengemas. Bahan baku yang digunakan adalah air Perusahaan Daerah Air

Minum (PDAM) untuk produk yang diproses dengan Reverses Osmosis dan air

Perusahaan PT. PIM untuk produk yang diproses dengan Ozonisasi. Bahan

pembantu termasuk tisu basah untuk pembersih galon dan dispencer

konsumen. Sementara bahan pengemas terdiri dari tutup galon yang baru

plastik dan karet untuk produksi es batu/produk sampingan. Adapun

komponen biaya operasional untuk usaha depot air isi ulang secara rinci

dapat dilihat pada lampiran 4 dan tabel 5.2:

Tabel 5.2 Komponen Biaya Operasional

1 Biaya Tetap 21.400.000 256.800.000 2 Biaya Variabel 13.630.000 163.560.000 3 Total Biaya Operasional 35.030.000 420.360.000 4 Modal Kerja 35.030.000 5 Sumber modal kerja dari:

- Kredit 70% 24.521.000 - Modal sendiri 30% 10.509.000

KOMPONEN BIAYA TOTAL/ BULAN

TOTAL/ TAHUNNO

Sumber : Survey lapangan, 2014

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 17

Page 28: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Dari tabel di atas dapat dilihat total biaya operasional sebesar

Rp.35.030.000,- terdiri biaya tetap sebesar Rp21.400.000,- (biaya tenaga

kerja, listrik, pemeliharaan mesin, komunikasi, transportasi dan pengawasan

mutu air) dan biaya variabel sebesar Rp.13.630.000,- (biaya bahan baku,

pembantu dan pengemas). Sedangkan kebutuhan modal kerja untuk usaha

depot air isi ulang selama 1 (satu) bulan adalah sebesar Rp.35.030.000,-.

5.4 Kebutuhan Dana Investasi dan Modal Kerja

Kebutuhan dana investasi dan modal kerja dalam usaha depot air isi

ulang diasumsikan adalah diperoleh dari pinjaman kredit dengan masing-

masing proporsi yang berbeda. Berikut adalah rekapitulasi kebutuhan dana

investasi dan modal kerja selama 3 (tiga) tahun.

Tabel 5.3 Rekapitulasi Pendanaan Kredit Perbankan

Bunga : 13%

125.496.000 125.496.000 Tahun-1 41.832.000 13.821.990 55.653.990 125.496.000 83.664.000 Tahun-2 41.832.000 8.383.830 50.215.830 83.664.000 41.832.000 Tahun-3 41.832.000 2.945.670 44.777.670 41.832.000 0.0

SALDO AKHIRTAHUN ANGSURAN POKOK

ANGSURAN BUNGA

TOTAL ANGSURAN

SALDO AWAL

Sumber : Data diolah, 2014

Dari tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa total kebutuhan dana

investasi dan modal kerja untuk usaha depot air isi ulang selama 3 (tiga)

tahun adalah sebesar Rp.125.496.000,-. Dana tersebut terdiri dari kebutuhan

investasi Rp.100.975.000,- dan kebutuhan modal kerja sebesar

Rp.24.521.000,-.

Selain pendanaan dari pihak perbankan, pengusaha depot air isi ulang

dapat mengandalkan dana sendiri baik untuk investasi maupun modal kerja.

Dana investasi tersebut sebesar Rp.43.275.000,- dan dana sendiri untuk

modal kerja sebesar Rp.10.509.000,- (diasumsikan 30% dari total investasi

dan modal kerja).

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 18

Page 29: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

5.5 Produksi dan Pendapatan

Usaha depot air isi ulang memiliki 4 (empat) kategori produk, yaitu Air

Minum RO, Air Minum Ozonisasi, Air Minum RO yang dihantar ke konsumen

dan Air Minum Ozonisasi yang dihantar ke konsumen. Selain itu, terdapat

produk sampingan yaitu es batu dalam plastik. Usaha ini dapat memproduksi

8.100 unit galon air minum dalam 4 (empat) jenis kategori. Konsumen

dominan lebih tertarik pada jenis Air Minum RO dengan harga yang sedikit

lebih mahal. Sementara es batu sebanyak 10.500 unit, yang umumnya dibeli

oleh pengusaha warung kopi. Proyeksi produksi dan pendapatan dapat dilihat

pada tabel 5.4 :

Tabel 5.4 Proyeksi Produksi dan Pendapatan

1 Air Minum RO 2.400 4.500 10.800.000 129.600.000 2 Air Minum Ozonisasi 1.500 3.500 5.250.000 63.000.000 3 Air Minum RO (Dihantar ke tempat) 2.550 5.000 12.750.000 153.000.000 4 Air Minum Ozonisasi (Dihantar ke tempat) 1.650 4.000 6.600.000 79.200.000 5 Produk lainnya (Es batu) 10.500 1.000 10.500.000 126.000.000

TOTAL PENDAPATAN 18.600 45.900.000 550.800.000

PENDAPATAN/ TAHUN (Rp)

NO JENIS PRODUK JUMLAH/ UNIT

HARGA/ UNIT

PENDAPATAN/ BULAN (Rp)

Sumber : Data diolah, 2014

Dari tabel 5.4, proyeksi rata-rata produksi perbulan sebesar 18.600 unit

dalam 5 (lima) jenis produk. Sementara proyeksi rata-rata pendapatan

perbulan sebesar Rp.45.900.000,- dalam 5 (lima) jenis produk. Pendapatan

total selama 1 (satu) tahun adalah sebesar Rp.550.800.000,-. Kontribusi

terbesar diperoleh dari produk Air Minum RO, Air Minum RO yang dihantar

ke konsumen serta dari produk es batu.

5.6 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point

Dari segi proyeksi laba rugi usaha, Depot air isi ulang telah

menunjukkan laba (setelah pajak) pada tahun pertama sebesar

Rp.46.440.609,- dengan nilai profit on sales senilai 8,43% pada tahun

pertama. Laba tahun kedua dan seterusnya mulai mengalami peningkatan

seiring menurunnya total angsuran bank. Sementara titik impas (Break Even

Point) dalam penjualan adalah sebesar Rp.473.087.175,- dan jumlah unit

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 19

Page 30: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

sebanyak 132.862 unit atau 11,072 unit per bulan. Hal ini juga terus

mengalami peningkatan seiring menurunnya total angsuran di tahun kedua

dan seterusnya. Proyeksi laba rugi dan BEP dapat dilihat pada lampiran 9 dan

tabel 5.5 berikut ini:

Tabel 5.5 Proyeksi Laba Rugi dan Break Even Point

1 2 3 41 Pendapatan

Total pendapatan 550.800.000 550.800.000 550.800.000 550.800.000

2 Pengeluaran - Biaya tetap 256.800.000 256.800.000 256.800.000 256.800.000 - Biaya variabel 163.560.000 163.560.000 163.560.000 163.560.000 - Penyusutan 20.150.000 20.150.000 20.150.000 20.150.000 - Total angsuran 55.653.990 50.215.830 44.777.670 Total pengeluaran 496.163.990 490.725.830 485.287.670 440.510.000

3 R/L sebelum pajak 54.636.010 60.074.170 65.512.330 110.290.000 4 Pajak (15%) 8.195.402 9.011.126 9.826.850 16.543.500 5 Laba setelah pajak 46.440.609 51.063.045 55.685.481 93.746.500 6 Profit on sales 8,43% 9,27% 10,11% 17,02%

7 BEP dalam Rupiah 473.087.175 465.352.079 457.616.983 393.926.402 BEP dalam Unit 132.862 130.690 128.518 110.631

NO URAIAN TAHUN

Sumber : Data diolah, 2014

5.7 Proyeksi Arus Kas dan Kelayakan Usaha

Dalam kajian ini, analisis kelayakan usaha yang digunakan adalah

metode Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), Net Benefit Cost

Ratio (Net B/C), Pay Back Periode (PBP), dan Break Even Point (BEP). Adapun

penjelasan tentang metode kelayakan usaha dapat dijelaskan sebagai berikut :

Net Present Value (NPV) adalah net benefit yang telah didiskonkan

dengan menggunakan Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) sebagai

discount factor (Ibrahim, 1998:142). Dengan kata lain, arus kas yang

diperkirakan pada masa yang akan datang yang didiskonkan pada saat ini.

Kriteria kelayakannya adalah : (1) Jika perhitungan NPV lebih besar dari 0

berarti nilainya positif, maka usaha layak untuk dijalankan, (2) Jika

perhitungan NPV lebih kecil dari 0 berarti nilainya negatif, maka usaha tidak

layak dijalankan, dan (3) Jika perhitungan NPV sama dengan 0 berarti nilai

investasi yang akan dilakukan tidak untung atau rugi.

Internal Rate of Return (IRR) adalah suatu tingkat discount rate yang

menghasilkan net present value sama dengan nol. Dengan kata lain, tingkat

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 20

Page 31: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

pengembalian internal yaitu kemampuan suatu usaha menghasilkan return

(%). Kriterianya sebagai berikut : (1) Jika hasil perhitungan IRR lebih besar

dari Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) maka usaha layak untuk

dijalankan, (2) Jika hasil sama dengan SOCC berarti pulang pokok dan (3) Jika

hasil dibawah dari SOCC maka usaha tidak layak dijalankan.

Net Benefit-Cost Ratio adalah perbandingan antara jumlah NPV positif

dengan jumlah NPV negatif. Net B/C ini menggambarkan berapa kali lipat

manfaat yang diperoleh dari biaya yang dikeluarkan. Kriterianya adalah : (1)

Jika Net B/C lebih besar dari 1, maka usaha layak dijalankan, dan (2) Jika Net

B/C lebih kecil 1, maka usaha tidak layak dijalankan.

Pay Back Periode (PBP) adalah jangka waktu tertentu yang

menunjukkan terjadinya arus penerimaan secara kumulatif sama dengan

jumlah investasi dalam bentuk present value. Semakin cepat dalam

pengembalian biaya investasi suatu usaha, semakin baik usaha tersebut

karena semakin lancar perputaran modalnya.

Break Even Point (BEP) adalah titik pulang pokok dimana total revenue

sama dengan total cost. BEP menentukan berapa besar biaya yang

dikeluarkan dan unit produksi tertentu dimana usaha yang dijalankan tidak

mengalami kerugian dan keuntungan. Kriterianya : (1) Jika biaya yang

dikleuarkan dibawah biaya BEP atau unit produksi diatas BEP, maka usaha

dapat keuntungan, sebaliknya (2) Jika biaya yang dikeluarkan diatas biaya

BEP atau unit produksi dibawah BEP, maka usaha mengalami kerugian.

Aliran kas (Cash flow) terbagi kepada dua bagian, pertama adalah kas

masuk dan kedua adalah kas keluar. Kas masuk diperoleh dari pendapatan

produk depot air isi ulang selama 1 (satu) tahun. Kapasitas terpakai usaha ini

berpengaruh pada besarnya nilai produksi yang juga akan mempengaruhi

nilai pendapatan, sehingga kas masuk menjadi optimal. Sementara untuk kas

keluar, komponennya ditambah dengan biaya angsuran kredit, biaya bunga

dan pajak (15%).

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 21

Page 32: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Dari hasil analisis menunjukkan bahwa NPV memiliki nilai sebesar

Rp.83.892.786,- dengan tingkat suku bunga 13%/tahun. Net B/C ratio lebih

besar dari 1 yaitu 2, untuk IRR dalam perhitungan ini sebesar 66% lebih besar

dari tingkat suku bunga yang berlaku (13%). Sedangkan untuk PBP yaitu

sebesar 1,4, berarti dalam jangka waktu 1 tahun 4 bulan usaha telah dapat

mengembalikan biaya investasi. Untuk lebih jelas kriteria ini dapat dilihat

pada tabel 5.6 berikut.

Tabel 5.6 Kelayakan Usaha Depot Air Isi Ulang

1 NPV (13%) 83.892.786 2 IRR 66%3 NET B/C 2 4 PBP 1,4

NO KRITERIA KELAYAKAN NILAI

Sumber : Data diolah, 2014

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa semua kriteria

memenuhi syarat kelayakan untuk menjalankan usaha. untuk lebih jelas

proyeksi arus kas dan kriteria kelayakan dapat dilihat pada lampiran 10.

5.8 Analisis Sensitivitas Kelayakan Usaha

Analisis sensitivitas digunakan untuk menguji tingkat kepekaan usaha

terhadap perubahan harga bahan baku maupun jual. Hal ini terjadi karena

biaya dan pendapatan didasarkan pada asumsi dan proyeksi sehingga

menimbulkan kondisi ketidakpastian (uncertainty). Dalam pola pembiayaan

ini digunakan tiga skenario sensitivitas yaitu:

1. Skenario Pertama : Pendapatan Menurun

Jika pendapatan mengalami penurunan sementara biaya operasional

dalam kondisi tetap. Penurunan pendapatan dapat terjadi karena harga jual

produk yang menurun atau jumlah permintaan yang berkurang. Hasil analisis

sensitivitas ini dapat dilihat pada tabel 5.7 dan lampiran 11.

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 22

Page 33: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Tabel 5.7 Analisis Sensitivitas Pendapatan Menurun 10%

1 NPV (13%) (19.480.474) 2 IRR 18%3 NET B/C 1,1 4 PBP 2,6

NO KRITERIA KELAYAKAN NILAI

Sumber : Data diolah, 2014

Dari tabel 5.7 menunjukkan bahwa pada analisis sensitivitas

pendapatan turun 10%, usaha ini tidak layak dijalankan. Hal ini dapat dilihat

pada nilai NPV negatif sebesar minus Rp.19.480.474,-, sementara IRR

dikategorikan layak karena nilainya diatas discount factor (13%), yaitu

sebesar 18%, dan Net B/C ratio sebesar 1,1 lebih besar dari 1. Dilihat dari PBP

sebesar 2,6 berarti tingkat pengembalian biaya investasi tergolong lama yaitu

2 tahun 6 bulan. Secara umum analisis sensitivitas pendapatan menurun 10%

ini disimpulkan tidak layak diteruskan.

2. Skenario Kedua : Biaya Operasional Meningkat

Seandainya biaya operasional mengalami kenaikan, sementara

pendapatan dianggap tidak berubah. Kenaikan biaya operasional

dimungkinkan terjadi karena faktor produksi seperti bahan baku, tenaga kerja

atau biaya overhead mengalami kenaikan. Pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa

tingkat sensitivitas operaional naik 10%. Usaha ini juga masih layak

dijalankan. Hal ini terbukti dari nilai NPV berada diatas 1, yaitu sebesar

Rp.17.334.876,-, IRR sebesar 36% berada diatas tingkat suku bunga 13%, Net

B/C ratio sebesar 1,4, lebih besar dari 1. Sementara PBP sebesar 2,2 artinya

tingkat pengembalian biaya investasi dalam masa 2 tahun 2 bulan.

Tabel 5.8 Analisis Sensitivitas Biaya Operasional Meningkat 10%

1 NPV (13%) 17.334.876 2 IRR 36%3 NET B/C 1,4 4 PBP 2,2

NO KRITERIA KELAYAKAN NILAI

Sumber : Data diolah, 2014

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 23

Page 34: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

3. Skenario Ketiga : Pendapatan Menurun dan Biaya Operasional

Meningkat

Skenario ini diasumsikan bahwa pendapatan mengalami penurunan

sementara pada waktu yang sama biaya operasional mengalami peningkatan.

Seandainya sensitivitas pendapatan menurun 10% dan biaya operaional

meningkat 10%. Kondisi ini dapat dilihat pada lampiran 13 dan tabel 5.9

berikut.

Tabel 5.9 Analisis Sensitivitas Pendapatan Menurun 10% dan

Biaya Operasional Meningkat 10%

1 NPV (13%) (147,883,098) 2 IRR 0%3 NET B/C (0) 4 PBP 15.3

NO KRITERIA KELAYAKAN NILAI

Sumber : Data diolah, 2014

Dari tabel 5.9 menunjukkan bahwa pada sensitivitas biaya operasional

meningkat 10% dan pendapatan menurun 10%, usaha ini sama sekali tidak

layak dijalankan karena semua indikator kriteria tidak memenuhi syarat baik

NPV, IRR, Net B/C ratio dan PBP.

Perbandingan skenario pertama dengan kedua. Skenario pertama

pendapatan mengalami penurunan 10% meskipun biaya operasional dalam

kondisi tetap, hal ini mengalami kondisi keuangan yang tidak feasible karena

nilai NPV negatif sementara IRR dan dan Net B/C ratio memenuhi syarat

namun waktu pengembalian investasi cukup lama. Sementara skenario kedua

biaya operasional meningkat 10% meskipun permintaan konsumen

mengalami kondisi tetap, hal ini menunjukkan kondisi yang tetap layak

dilanjutkan karena nilai NPV positif, IRR dan Net B/C memenuhi syarat

kelayakan meskipun jangka waktu pengembalian investasi tergolong lama.

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 24

Page 35: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

BAB 6 ASPEK SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN

Suatu usaha yang direncanakan/dijalankan telah layak dilihat dari

aspek teknis produksi, pasar dan pemasaran, dan keuangan. Selanjutnya

adalah mengadakan penilaian dari aspek sosial, ekonomi dan lingkungan

untuk melihat pengaruh usaha terhadap perekonomian masyarakat secara

keseluruhan.

6.1 Aspek Sosial dan Ekonomi

Berdirinya usaha depot air isi ulang memberikan dampak positif

terhadap masyarakat, seperti penyerapan tenaga kerja yang berdampak pada

pengurangan tingkat pengangguran di daerah tersebut. Disamping itu,

keberadaan usaha depot air isi ulang dapat meningkatkan kesejahteraan

dengan adanya pendapatan yang memadai bagi tenaga kerja serta akan

mengurangi penyakit sosial lain, yang meresahkan masyarakat secara luas.

6.2 Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan sekitar sangat terkait dengan kesehatan masyarakat.

Air yang tidak memenuhi persyaratan akan menimbulkan berbagai macam

penyakit kepada konsumen khususnya disekitar usaha. Menurut Jain (2011)

mengatakan bahwa air merupakan media penularan yang sangat cocok bagi

kehidupan bakteri patogen. Penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi

air yang terkontaminasi menyebabkan infeksi saluran penceranaan sehingga

menyebabkan penyakit diare, demam tifoid, hepatitis, polio, legionella dan

leptospirosis. Selain itu, gigitan serangga atau nyamuk yang berkembangbiak

pada air yang tergenang dapat menyebabkan infeksi malaria dan demam

kuning. Sehingga pengusaha menjaga tempat penampungan dan pembuangan

air sisa proses agar tidak tergenang.

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 25

Page 36: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisa dari beberapa aspek dapat penulis simpulkan

beberapa poin penting dan saran yang berharga sebagai berikut:

7.1 Kesimpulan

1. Dari aspek teknis produksi, Usaha depot air isi ulang memiliki proses

produksi yang mudah dijalankan. Langkah proses produksi yang

sistematis ini antara lain : langkah pertama adalah pemesanan bahan baku

air dan penyimpanan dalam penampungan air (reservoir) yang bebas dari

bahan-bahan yang dapat mencemari air. Langkah kedua adalah melakukan

proses penyaring atau filtrasi dengan filter pasir, filter mangan zeolit, dan

filter karbon aktif. Langkah ketiga adalah melakukan desinfeksi dengan

sistem Reverse Osmosis dan Ozonisasi, bertujuan untuk membunuh kuman

patogen yang dalam air minum. Langkah keempat adalah melakukan

sterilisasi galon dengan pencucian dan pembilasan. Langkah kelima adalah

melakukan pengisian air minum dengan menggunakan mesin, dalam

tempat pengisian yang bersih (higienis) dan Langkah keenam adalah

melakukan pengemasan dengan menutup galon yang dibawa konsumen

atau yang disediakan sementara oleh depot air isi ulang.

2. Aspek pasar dan pemasaran, yang menjadi target pasar dalam industri ini

adalah konsumen rumah tangga dan perusahaan/bisnis seperti warung

nasi dan warung kopi serta usaha kelontongan lainnya. Strategi bersaing

yang diterapkan adalah dengan menjaga kualitas air secara kontinuitas

dan memberikan pelayanan ekstra dengan menghantar produk ke tempat

konsumen. Peluang pasar dalam industri ini adalah meningkatnya

konsumsi air minum sehat sejalan dengan meningkatnya pertumbuhan

penduduk. Masyarakat sudah berpikir tentang keutamaan kesehatan

dibandingkan dengan harga yang harus dibayar. Kecendurangan ini terus

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 26

Page 37: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

akan meningkat seiring dengan meningkatnya tingkat pendidikan

masyarakat.

3. Dari aspek keuangan terlihat bahwa NPV memiliki nilai sebesar

Rp.83.892.786,- dengan tingkat suku bunga 13%/tahun. Net B/C ratio

lebih besar dari 1 yaitu 2, untuk IRR dalam perhitungan ini sebesar 66%

lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku (13%). Sedangkan untuk

PBP yaitu sebesar 1,4, berarti dalam jangka waktu 1 tahun 4 bulan usaha

ini telah dapat mengembalikan biaya investasi.

5. Dari analisis sensitivitas skenario pertama adalah pendapatan menurun

10% menunjukkan bahwa usaha ini tidak layak dijalankan karena kriteria

NPV tidak memenuhi syarat kelayakan dan jangka waktu pengembalian

biaya investasi relatif lama hampir tiga tahun yaitu dua tahun enam bulan.

Sementara analisis sensitivitas skenario kedua adalah menaikkan biaya

operasional sebesar 10% menunjukkan bahwa usaha ini layak dijalankan

karena NPV, IRR dan Net B/C ratio masih memenuhi kriteria kelayakan

meskipun jangka waktu pengembalian investasi relatif lama yaitu, dua

tahun dua bulan. Analisis sensitivitas skenario ketiga adalah penurunan

pendapatan dan peningkatan biaya operasional pada waktu yang sama,

menunjukkan bahwa usaha ini tidak layak sama sekali untuk dijalankan

karena semua kriteria kelayakan tidak memenuhi syarat.

4. Aspek sosial, ekonomi dan lingkungan. Usaha depot air isi ulang

memberikan dampak positif terhadap masyarakat, seperti penyerapan

tenaga kerja yang berdampak pada pengurangan tingkat pengangguran di

daerah tersebut. Disamping itu, keberadaan usaha ini dapat meningkatkan

kesejahteraan dengan adanya pendapatan yang memadai bagi tenaga

kerja serta dapat mengurangi penyakit sosial yang meresahkan

masyarakat secara luas. Usaha ini juga dapat berdampak negatif terhadap

lingkungan sekitar. lingkungan sekitar sangat terkait dengan kesehatan

masyarakat. Air yang tidak memenuhi persyaratan akan menimbulkan

berbagai macam penyakit. Penyakit yang disebabkan karena

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 27

Page 38: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

mengkonsumsi air yang terkontaminasi menyebabkan infeksi saluran

penceranaan sehingga menyebabkan penyakit diare, demam tifoid,

hepatitis, polio, legionella dan leptospirosis. Selain itu, serangga atau

nyamuk yang berkembangbiak pada air yang tergenang dapat

menyebabkan infeksi malaria dan demam kuning. Sehingga pengusaha

menjaga tempat penampungan dan pembuangan air sisa proses agar tidak

tergenang.

7.2 Saran

1. Usaha depot air isi ulang memerlukan perhatian yang serius dari

pemerintah, agar usaha ini dapat mempertahankan kontinuitasnya dalam

persaingan yang tinggi. Oleh karena itu, perlu kiranya menetapkan

regulasi-regulasi yang menguntungkan UMKM khususnya depot air isi

ulang.

2. Perlu kiranya memperhatikan kualitas air dengan cara meningkatkan

pengawasan yang rutin dengan pihak Dinas kesehatan setempat, karena

kualitas air merupakan aspek utama keputusan konsumen dalam memilih

produk air minum RO dan Ozonisasi. Selain itu pengusaha diharapkan

menjaga lingkungan sekitar agar tidak terjadi genangan air yang

menyebabkan serangga atau nyamuk berkembangbiak, karena gigitan

nyamuk tersebut dapat menyebabkan penyakit malaria dan demam

kuning.

3. Seyogyanya usaha ini mendapat perhatian khusus dari pihak perbankan

dalam membiayai usaha ini dengan tingkat suku bunga yang rendah,

karena mempertimbangkan tingkat pengembalian modal usaha yang tidak

terlalu lama.

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 28

Page 39: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

DAFTAR PUSTAKA Bank Indonesia Perwakilan Lhokseumawe, (2013), Pola Pembiayaan Usaha

Kecil Tas Bordir Motif Aceh. Unit Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM. Lhokseumawe.

Bank Indonesia Banjarmasin, Pola Pembiayaan Budidaya Ayam Ras

Pedaging Broiler. Kelompok Pemberdayaan Sektor Riil dan UMKM. Banjarmasin.

Depkes. (2006),. Pedoman pelaksanaan penyelenggaraan Hygiene sanitasi

Depot Air Minum. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hidayat, T., (2013), Membuat Aplikasi Excel Untuk UMKM, Media Kita.

Cetakan Pertama. Jakarta. Husnan, Suad., (1084), Studi kelayakan Proyek. Penerbit BPFE, Yogyakarta. Ibrahim, Yacob., (1998), Studi Kelayakan Bisnis, PT. Rineka Cipta. Cetakan

Pertama. Jakarta. Jain, Ravi., (2011), Providing safe drinking water: a challenge for

humanity. Clean Techn Environ Policy. Spinger. Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia,

Nomor : 651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya.

Kotler, P., & Keller, K. L., (2007), Manajemen Pemasaran, Edisi keduabelas.

Penerbit PT. Indeks. Jakarta. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor:

492/Menkes/Per/IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. Sidharta, W. (2003),Mengamankan Air Isi Ulang. Kompas. Jakarta Schroeder, Roger G., (2007), Operations Management : Contemporary

Concept and Cases. Third edition. Mc Graw Hill. Singapore. Subagyo, Ahmad (2008), Study Kelayakan : Teori dan Aplikasi. PT. Elek

Media Komputindo, Penerbit Gramedia. Cetakan kedua. Jakarta. Sutojo (1993), Studi Kelayakan Proyek. PT. Pustaka Binaman Pressindo.

Bandung.

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 29

Page 40: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Lampiran 1: Asumsi-Asumsi dan Parameter

1 Periode Proyek Tahun 5 Umur ekonomis usaha2 Jumlah Hari Kerja Per Bulan Hari 30

Jumlah Hari Kerja Per Tahun Bulan 123 Skala Usaha

a. Input Jenis 2 Bahan baku airb. Produksi Unit 8.600 Per bulan

4 Tenaga Kerjaa. Laki-laki Orang 4 Pekerjab. Perempuan Orang 1 Manajer

5 Gaji pekerjaa. Laki-laki Rp/orang 1.500.000 Per bulanb. Perempuan Rp/orang 1.800.000 Per bulan

6 ProduksiAir Minum RO Unit 4.950 Per bulanAir Minum Ozonisasi Unit 3.150 Per bulanEs batu Unit 10.500 Per bulan

7 Kebutuhan Bahan Bakua. Bahan baku - Air PDAM Liter 180.000 Per bulan - Air Perusahaan PIM Liter 90.000 Per bulanb. Bahan pembantu - Untuk RO Item 4.900 Per bulan - Untuk Ozonisasi Item 3.150 Per bulanc. Bahan pengemas Item 8.100 Per bulan

8 Harga Bahan Bakua. Bahan baku - Air PDAM Rp/bulan 6.120.000 - Air Perusahaan PIM Rp/bulan 5.040.000 b. Bahan pembantu Rp/bulan 1.296.000 c. Bahan pengemas Rp/bulan 1.134.000

9 Harga ProdukAir Minum RO Rp/unit 4.500 Air Minum Ozonisasi Rp/unit 3.500 Air Minum RO (Dihantar ke tempat) Rp/unit 5.000 Air Minum Ozonisasi (Dihantar ke tempa Rp/unit 4.000 Produk lainnya (Es batu) Rp/unit 1.000

10 Discount Factor % 13%11 Proporsi Modal

a. Kredit % 70b. Modal Sendiri % 30

12 Jangka Waktu Kredit 3 Tahun

KETERANGANNO ASUMSI SATUAN JUMLAH

Lampiran 2: Biaya Investasi

1 Perizinan Jenis 1 500.000 500.000 5 -2 Tanah dan Bangunan usaha

- Tanah m2 35 1.000.000 35.000.000 5 - - Bangunan m2 32 500.000 16.000.000 10 1.600.000

3 Mesin - Mesin RO & Ozonisasi Paket 1 35.000.000 35.000.000 5 7.000.000

4 Instalansi air Paket 1 1.000.000 1.000.000 5 200.000 5 Instalansi listrik Paket 1 1.000.000 1.000.000 5 200.000 6 Galon cadangan Unit 50 35.000 1.750.000 5 350.000 7 Kendaraan Unit 4 13.000.000 52.000.000 5 10.400.000 8 Lemari es Unit 1 1.500.000 1.500.000 5 300.000 9 Peralatan pendukung Paket 1 500.000 500.000 5 100.000

144.250.000 20.150.000

JUMLAH HARGA

TOTAL INVESTASI

UMUR EKONOMIS

PENYUSUTAN (PER TAHUN)

NO KOMPONEN BIAYA SATUAN JUMLAH HARGA/ SATUAN

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 30

Page 41: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Rekapitulasi Biaya Investasi

1 Perizinan 500.000 2 Tanah dan Bangunan usaha 51.000.000 3 Mesin 35.000.000 4 Instalansi air 1.000.000 5 Instalansi listrik 1.000.000 6 Galon cadangan 1.750.000 7 Kendaraan 52.000.000 8 Lemari es 1.500.000 9 Peralatan pendukung 500.000

10 Jumlah Biaya Investasi 144.250.000

11 Sumber Dana Investasi % Rp - Kredit 70% 100.975.000 - Modal Sendiri 30% 43.275.000

NO KOMPONEN BIAYA JUMLAH HARGA

Lampiran 3: Biaya Bahan Baku

1 Bahan Baku - Air PDAM Liter 180.000 34 6.120.000 73.440.000 - Air Perusahaan PIM Liter 90.000 56 5.040.000 60.480.000

2 Bahan Pembantu - - - Tisu pembersih Item 8.100 160 1.296.000 15.552.000

3 Bahan Pengemas - - - Tutup galon item 8.100 140 1.134.000 13.608.000 - Plastik es batu + karet kg 1 40.000 40.000 480.000

13.630.000 163.560.000 TOTAL BIAYA BAHAN BAKU

TOTAL/ TAHUN

NO KOMPONEN BIAYA SATUAN JUMLAH HARGA/ SATUAN

JUMLAH HARGA

Catatan : Jumlah bahan baku air PDAM yang dipesan 6000 Liter setiap hariDipesan setiap hari, jadi : 6000 liter x 30 hari = 180.000 liter/ bulan

Jumlah bahan baku air Perusahaan PIM yang dipesan 6000 Liter setiap pesananDipesan setiap 2 hari sekali (15 kali dalam 1 bulan), jadi : 6000 liter x 15 pesanan = 90.000 liter/ bulan

Harga satuan air PDAM diperoleh dari :Harga sekali pesan Rp 170,000,- dalam 5000 literBerarti Rp 170,000,- / 5000 Liter = Rp 34,- / Liter

Harga satuan air PIM diperoleh dari :Harga sekali pesan Rp 280,000,- dalam 5000 Liter Berarti Rp 280,000,- / 5000 Liter = Rp 56,- /Liter

Harga satuan tisu pembersih diperoleh dari :Harga 1 paket tisu Rp 8,000,- terdiri 50 itemBerarti Rp 8,000,- / 50 item = Rp 160/ item

Harga satuan tutup galon diperoleh dari :Harga 1 paket tutup galon Rp. 70,000,- dalam 500 itemBerarti Rp 70,000,- / 500 item = Rp 140,-/ item

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 31

Page 42: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Lampiran 4: Biaya Operasional BIAYA TETAP

1 Biaya Tenaga Kerja - Laki-laki Orang/bulan 4 1.500.000 6.000.000 72.000.000 - Perempuan Orang/bulan 1 1.800.000 1.800.000 21.600.000

2 BOP - Listrik Bulan 1 2.000.000 2.000.000 24.000.000 - Pemeliharaan Mesin Bulan 1 3.500.000 3.500.000 42.000.000 - Transportasi Unit/bulan 4 1.500.000 6.000.000 72.000.000 - Komunikasi Bulan 1 2.000.000 2.000.000 24.000.000 - Pengawasan mutu air Bulan 1 100.000 100.000 1.200.000

21.400.000 256.800.000

BIAYA VARIABEL

NO KOMPONEN BIAYA SATUAN JUMLAHHARGA/ SATUAN

JUMLAH HARGA

TOTAL/ TAHUN

1 Bahan Baku - Air PDAM Liter 204.000 34 6.120.000 73.440.000 - Air Perusahaan PIM Liter 336.000 56 5.040.000 60.480.000

2 Bahan Pembantu - Tisu pembersih Item 8.100 160 1.296.000 15.552.000

3 Bahan Pengemas - Tutup galon item 8.100 140 1.134.000 13.608.000 - Plastik es + karet Kg 1 40.000 40.000 480.000

13.630.000 163.560.000

TOTAL/ TAHUN

NO KOMPONEN BIAYA

TOTAL BIAYA TETAP

TOTAL BIAYA VARIABEL

JUMLAH HARGA

SATUAN JUMLAH HARGA/ SATUAN

Rekapitulasi Biaya Operasional

NO KOMPONEN BIAYATOTAL/ BULAN

TOTAL/ TAHUN

1 Biaya Tetap 21.400.000 256.800.000 2 Biaya Variabel 13.630.000 163.560.000 3 Total Biaya Operasional 35.030.000 420.360.000 4 Modal Kerja 35.030.000 5 Sumber modal kerja dari:

- Kredit 70% 24.521.000 - Modal sendiri 30% 10.509.000

NO KOMPONEN BIAYA TOTAL BIAYA

1 Biaya Tenaga Kerja 7.800.000 2 Biaya Bahan Baku 13.630.000 3 BOP 13.600.000

Total Biaya 35.030.000 4 Modal Kerja 35.050.000 5 Sumber modal kerja dari: % Rp

- Kredit 70% 24.521.000 - Modal sendiri 30% 10.509.000

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 32

Page 43: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Lampiran 5: Angsuran Kredit Investasi

Bunga : 13%

Tahun-0 100.975.000 100.975.000 100.975.000 Bulan-1 2.804.861 1.093.896 3.898.757 100.975.000 98.170.139 Bulan-2 2.804.861 1.063.510 3.868.371 98.170.139 95.365.278 Bulan-3 2.804.861 1.033.124 3.837.985 95.365.278 92.560.417 Bulan-4 2.804.861 1.002.738 3.807.599 92.560.417 89.755.556 Bulan-5 2.804.861 972.352 3.777.213 89.755.556 86.950.695 Bulan-6 2.804.861 941.966 3.746.827 86.950.695 84.145.834 Bulan-7 2.804.861 911.580 3.716.441 84.145.834 81.340.973 Bulan-8 2.804.861 881.194 3.686.055 81.340.973 78.536.112 Bulan-9 2.804.861 850.808 3.655.669 78.536.112 75.731.251 Bulan-10 2.804.861 820.422 3.625.283 75.731.251 72.926.390 Bulan-11 2.804.861 790.036 3.594.897 72.926.390 70.121.529 Bulan-12 2.804.861 759.650 3.564.511 70.121.529 67.316.668

33.658.333 11.121.274 44.779.608 Bulan-1 2.804.861 729.264 3.534.125 67.316.668 64.511.807 Bulan-2 2.804.861 698.878 3.503.739 64.511.807 61.706.946 Bulan-3 2.804.861 668.492 3.473.353 61.706.946 58.902.085 Bulan-4 2.804.861 638.106 3.442.967 58.902.085 56.097.224 Bulan-5 2.804.861 607.720 3.412.581 56.097.224 53.292.363 Bulan-6 2.804.861 577.334 3.382.195 53.292.363 50.487.502 Bulan-7 2.804.861 546.948 3.351.809 50.487.502 47.682.641 Bulan-8 2.804.861 516.562 3.321.423 47.682.641 44.877.780 Bulan-9 2.804.861 486.176 3.291.037 44.877.780 42.072.919 Bulan-10 2.804.861 455.790 3.260.651 42.072.919 39.268.058 Bulan-11 2.804.861 425.404 3.230.265 39.268.058 36.463.197 Bulan-12 2.804.861 395.018 3.199.879 36.463.197 33.658.336

33.658.333 6.745.691 40.404.025 Bulan-1 2.804.861 364.632 3.169.493 33.658.336 30.853.475 Bulan-2 2.804.861 334.246 3.139.107 30.853.475 28.048.614 Bulan-3 2.804.861 303.860 3.108.721 28.048.614 25.243.753 Bulan-4 2.804.861 273.474 3.078.335 25.243.753 22.438.892 Bulan-5 2.804.861 243.088 3.047.949 22.438.892 19.634.031 Bulan-6 2.804.861 212.702 3.017.563 19.634.031 16.829.170 Bulan-7 2.804.861 182.316 2.987.177 16.829.170 14.024.309 Bulan-8 2.804.861 151.930 2.956.791 14.024.309 11.219.448 Bulan-9 2.804.861 121.544 2.926.405 11.219.448 8.414.587 Bulan-10 2.804.861 91.158 2.896.019 8.414.587 5.609.726 Bulan-11 2.804.861 60.772 2.865.633 5.609.726 2.804.865 Bulan-12 2.804.861 30.386 2.835.247 2.804.861 0.0

33.658.333 2.370.108 36.028.441

Tahun-1

Tahun-2

Tahun-3

TOTAL SALDO AWAL SALDO AKHIRPERIODE KREDIT ANGSURAN TETAP

BUNGA

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 33

Page 44: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Lampiran 6: Angsuran Kredit Modal Kerja Bunga : 13%

Tahun-0 24.521.000 24.521.000 24.521.000 Bulan-1 681.139 265.644 946.783 24.521.000 23.839.861 Bulan-2 681.139 258.265 939.404 23.839.861 23.158.722 Bulan-3 681.139 250.886 932.025 23.158.722 22.477.583 Bulan-4 681.139 243.507 924.646 22.477.583 21.796.444 Bulan-5 681.139 236.128 917.267 21.796.444 21.115.305 Bulan-6 681.139 228.749 909.888 21.115.305 20.434.166 Bulan-7 681.139 221.370 902.509 20.434.166 19.753.027 Bulan-8 681.139 213.991 895.130 19.753.027 19.071.888 Bulan-9 681.139 206.612 887.751 19.071.888 18.390.749 Bulan-10 681.139 199.233 880.372 18.390.749 17.709.610 Bulan-11 681.139 191.854 872.993 17.709.610 17.028.471 Bulan-12 681.139 184.475 865.614 17.028.471 16.347.332

8.173.667 2.700.716 10.874.382 Bulan-1 681.139 177.096 858.235 16.347.332 15.666.193 Bulan-2 681.139 169.717 850.856 15.666.193 14.985.054 Bulan-3 681.139 162.338 843.477 14.985.054 14.303.915 Bulan-4 681.139 154.959 836.098 14.303.915 13.622.776 Bulan-5 681.139 147.580 828.719 13.622.776 12.941.637 Bulan-6 681.139 140.201 821.340 12.941.637 12.260.498 Bulan-7 681.139 132.822 813.961 12.260.498 11.579.359 Bulan-8 681.139 125.443 806.582 11.579.359 10.898.220 Bulan-9 681.139 118.064 799.203 10.898.220 10.217.081 Bulan-10 681.139 110.685 791.824 10.217.081 9.535.942 Bulan-11 681.139 103.306 784.445 9.535.942 8.854.803 Bulan-12 681.139 95.927 777.066 8.854.803 8.173.664

8.173.667 1.638.139 9.811.805 Bulan-1 681.139 88.548 769.687 8.173.664 7.492.525 Bulan-2 681.139 81.169 762.308 7.492.525 6.811.386 Bulan-3 681.139 73.790 754.929 6.811.386 6.130.247 Bulan-4 681.139 66.411 747.550 6.130.247 5.449.108 Bulan-5 681.139 59.032 740.171 5.449.108 4.767.969 Bulan-6 681.139 51.653 732.792 4.767.969 4.086.830 Bulan-7 681.139 44.274 725.413 4.086.830 3.405.691 Bulan-8 681.139 36.895 718.034 3.405.691 2.724.552 Bulan-9 681.139 29.516 710.655 2.724.552 2.043.413 Bulan-10 681.139 22.137 703.276 2.043.413 1.362.274 Bulan-11 681.139 14.758 695.897 1.362.274 681.135 Bulan-12 681.139 7.379 688.518 681.135 0.0

8.173.667 575.562 8.749.229

SALDO AKHIR

Tahun-1

Tahun-2

Tahun-3

PERIODE KREDIT ANGSURAN TETAP

BUNGA TOTAL SALDO AWAL

Lampiran 7: Angsuran Kredit Investasi dan Modal kerja Bunga : 13%

125.496.000 125.496.000 Tahun-1 41.832.000 13.821.990 55.653.990 125.496.000 83.664.000 Tahun-2 41.832.000 8.383.830 50.215.830 83.664.000 41.832.000 Tahun-3 41.832.000 2.945.670 44.777.670 41.832.000 0.0

SALDO AKHIRTAHUN ANGSURAN POKOK

ANGSURAN BUNGA

TOTAL ANGSURAN

SALDO AWAL

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 34

Page 45: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Lampiran 8: Produksi dan Pendapatan

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 35

1Ai

r Min

um R

OUn

it2.

400

4.50

0

10

.800

.000

12

9.60

0.00

0

28

.800

25%

2Ai

r Min

um O

zoni

sasi

Unit

1.50

0

3.

500

5.25

0.00

0

63.0

00.0

00

18.0

00

19

%3

Air M

inum

RO

(Dih

anta

r ke

tem

pat)

Unit

2.55

0

5.

000

12.7

50.0

00

153.

000.

000

30.6

00

28

%4

Air M

inum

Ozo

nisa

si (D

ihan

tar k

e te

mpa

t)Un

it1.

650

4.00

0

6.

600.

000

79

.200

.000

19

.800

22%

5Pr

oduk

lain

nya (

Es b

atu)

Unit

10.5

00

1.

000

10.5

00.0

00

126.

000.

000

126.

000

6%

18.6

00

45

.900

.000

55

0.80

0.00

0

22

3.20

0

100%

PEND

APAT

AN/

BULA

N (R

p)

TOTA

L PEN

DAPA

TAN

NOJE

NIS P

RODU

KSA

TUAN

JUM

LAH/

UN

ITHA

RGA/

UN

ITPE

NDAP

ATAN

/ TA

HUN

(Rp)

JUM

LAH

PROD

UKSI

/ UNI

TPE

RSEN

TASE

PE

NDAP

ATAN

(%)

(Rp)

(Uni

t)(R

p)(U

nit)

(Rp)

(Uni

t)(R

p)(U

nit)

1Ai

r Min

um R

O11

8.27

1.79

4

26.2

83

11

6.33

8.02

0

25.8

53

11

4.40

4.24

6

25.4

23

98

.481

.601

21.8

85

2

Air M

inum

Ozo

nisa

si89

.886

.563

25.6

82

88

.416

.895

25.2

62

86

.947

.227

24.8

42

74

.846

.016

21.3

85

3

Air M

inum

RO

(Dih

anta

r ke

tem

pat)

132.

464.

409

26

.493

130.

298.

582

26

.060

128.

132.

755

25

.627

110.

299.

393

22

.060

4Ai

r Min

um O

zoni

sasi

(Dih

anta

r ke

tem

pat)

104.

079.

179

26

.020

102.

377.

457

25

.594

100.

675.

736

25

.169

86.6

63.8

08

21

.666

5Pr

oduk

lain

nya

(Es b

atu)

28.3

85.2

31

28

.385

27.9

21.1

25

27

.921

27.4

57.0

19

27

.457

23.6

35.5

84

23

.636

473.

087.

175

13

2.86

2

465.

352.

079

13

0.69

0

457.

616.

983

12

8.51

8

393.

926.

402

11

0.63

1

Tota

l BEP

BEP

TAHU

N 1

BEP

TAHU

N 2

BEP

TAHU

N 3

BEP

TAHU

N 4

NOJE

NIS

PRO

DUK

Page 46: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Lampiran 9: Proyeksi Laba Rugi

1 2 3 41 Pendapatan

Total pendapatan 550.800.000 550.800.000 550.800.000 550.800.000

2 Pengeluaran - Biaya tetap 256.800.000 256.800.000 256.800.000 256.800.000 - Biaya variabel 163.560.000 163.560.000 163.560.000 163.560.000 - Penyusutan 20.150.000 20.150.000 20.150.000 20.150.000 - Total angsuran 55.653.990 50.215.830 44.777.670 Total pengeluaran 496.163.990 490.725.830 485.287.670 440.510.000

3 R/L sebelum pajak 54.636.010 60.074.170 65.512.330 110.290.000 4 Pajak (15%) 8.195.402 9.011.126 9.826.850 16.543.500 5 Laba setelah pajak 46.440.609 51.063.045 55.685.481 93.746.500 6 Profit on sales 8,43% 9,27% 10,11% 17,02%

7 BEP dalam Rupiah 473.087.175 465.352.079 457.616.983 393.926.402 BEP dalam Unit 132.862 130.690 128.518 110.631 - Air Minum RO 26.283 25.853 25.423 21.885 - Air Minum Ozonisasi 25.682 25.262 24.842 21.385 - Air Minum RO (Dihantar ke tempat) 26.493 26.060 25.627 22.060 - Air Minum Ozonisasi (Dihantar ke tempat) 26.020 25.594 25.169 21.666 - Produk lainnya (Es batu) 28.385 27.921 27.457 23.636

NO URAIAN TAHUN

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 36

Page 47: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Lampiran 10: Arus Kas

0 1 2 3A Arus Masuk

1. Pendapatan 550.800.000 550.800.000 550.800.000 2. Kredit - Investasi 100.975.000 - Modal kerja 24.521.000 3. Modal sendiri - Investasi 43.275.000 - Modal kerja 10.509.000 4. Nilai sisa usahaTotal arus masuk 144.250.000 585.830.000 550.800.000 550.800.000 Arus masuk utk IRR 550.800.000 550.800.000 550.800.000

B Arus Keluar1. Biaya investasi 144.250.000 2. Biaya variabel 163.560.000 163.560.000 163.560.000 3. Biaya tetap 256.800.000 256.800.000 256.800.000 4. Angsuran pokok 41.832.000 41.832.000 41.832.000 5. Angsuran bunga 13.821.990 8.383.830 2.945.670 6. Pajak 8.195.402 9.011.126 9.826.850 Total Arus keluar 144.250.000 484.209.392 479.586.956 474.964.520 Arus keluar utk IRR 144.250.000 428.555.402 429.371.126 430.186.850

C Arus bersih (NCF) 101.620.609 71.213.045 75.835.481 D Arus kas utk IRR (144.250.000) 122.244.599 121.428.875 120.613.151

Discount Factor (13%) 1,0000 0,8850 0,7831 0,6931Present value (144.250.000) 108.181.061 95.096.620 83.590.964

E Kumulatif (144.250.000) (36.068.939) 59.027.681 142.618.644

F Analisis kelayakan usahaNPV (13%) 83.892.786 IRR 66%NET B/C 2 PBP 1,4

NO URAIAN TAHUN

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 37

Page 48: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Lampiran 11: Proyeksi Arus Kas Pendapatan Menurun Pendapatan turun 10% 90%

0 1 2 3A Arus Masuk

1. Pendapatan 495.720.000 495.720.000 495.720.000 2. Kredit - Investasi 100.975.000 - Modal kerja 24.521.000 3. Modal sendiri - Investasi 43.275.000 - Modal kerja 10.509.000 4. Nilai sisa usahaTotal arus masuk 144.250.000 530.750.000 495.720.000 495.720.000 Arus masuk utk IRR 495.720.000 495.720.000 495.720.000

B Arus Keluar1. Biaya investasi 144.250.000 2. Biaya variabel 163.560.000 163.560.000 163.560.000 3. Biaya tetap 256.800.000 256.800.000 256.800.000 4. Angsuran pokok 41.832.000 41.832.000 41.832.000 5. Angsuran bunga 13.821.990 8.383.830 2.945.670 6. Pajak 8.195.402 9.011.126 9.826.850 Total Arus keluar 144.250.000 484.209.392 479.586.956 474.964.520 Arus keluar utk IRR 144.250.000 428.555.402 429.371.126 430.186.850

C Arus bersih (NCF) 46.540.609 16.133.045 20.755.481 D Arus kas utk IRR (144.250.000) 67.164.599 66.348.875 65.533.151

Discount Factor (13%) 1,0000 0,8850 0,7831 0,6931Present value (144.250.000) 59.437.698 51.960.901 45.417.761

E Kumulatif (144.250.000) (84.812.302) (32.851.401) 12.566.359

F Analisis kelayakan usahaNPV (13%) (19.480.474) IRR 18%NET B/C 1,1 PBP 2,6

NO URAIAN TAHUN

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 38

Page 49: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Lampiran 12: Proyeksi Arus Kas Biaya Operasional Meningkat Biaya operasional meningkat 10% 110%

0 1 2 3A Arus Masuk

1. Pendapatan 550.800.000 550.800.000 550.800.000 2. Kredit - Investasi 100.975.000 - Modal kerja 24.521.000 3. Modal sendiri - Investasi 43.275.000 - Modal kerja 10.509.000 4. Nilai sisa usahaTotal arus masuk 144.250.000 585.830.000 550.800.000 550.800.000 Arus masuk utk IRR 550.800.000 550.800.000 550.800.000

B Arus Keluar1. Biaya investasi 144.250.000 2. Biaya variabel 179.916.000 179.916.000 179.916.000 3. Biaya tetap 282.480.000 282.480.000 256.800.000 4. Angsuran pokok 41.832.000 41.832.000 41.832.000 5. Angsuran bunga 13.821.990 8.383.830 2.945.670 6. Pajak 8.195.402 9.011.126 9.826.850 Total Arus keluar 144.250.000 526.245.392 521.622.956 491.320.520 Arus keluar utk IRR 144.250.000 470.591.402 471.407.126 446.542.850

C Arus bersih (NCF) 59.584.609 29.177.045 59.479.481 D Arus kas utk IRR (144.250.000) 80.208.599 79.392.875 104.257.151

Discount Factor (13%) 1,0000 0,8850 0,7831 0,6931Present value (144.250.000) 70.981.061 62.176.266 72.255.435

E Kumulatif (144.250.000) (73.268.939) (11.092.673) 61.162.762

F Analisis kelayakan usahaNPV (13%) 17.334.876 IRR 36%NET B/C 1,4 PBP 2,2

NO URAIAN TAHUN

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 39

Page 50: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Lampiran 13: Arus Kas Pendapatan Menurun dan Biaya Operasional Meningkat

Pendapatan menurun 10% 90%Biaya operasional meningkat 10% 110%

0 1 2 3A Arus Masuk

1. Pendapatan 495,720,000 495,720,000 495,720,000 2. Kredit - Investasi 100,975,000 - Modal kerja 24,521,000 3. Modal sendiri - Investasi 43,275,000 - Modal kerja 10,509,000 4. Nilai sisa usahaTotal arus masuk 144,250,000 530,750,000 495,720,000 495,720,000 Arus masuk utk IRR 495,720,000 495,720,000 495,720,000

B Arus Keluar1. Biaya investasi 144,250,000 2. Biaya variabel 179,916,000 179,916,000 179,916,000 3. Biaya tetap 282,480,000 282,480,000 256,800,000 4. Angsuran pokok 41,832,000 41,832,000 41,832,000 5. Angsuran bunga 13,821,990 8,383,830 2,945,670 6. Pajak 8,195,402 9,011,126 9,826,850 Total Arus keluar 144,250,000 526,245,392 521,622,956 491,320,520 Arus keluar utk IRR 144,250,000 504,228,000 504,228,000 478,548,000

C Arus bersih (NCF) 4,504,609 (25,902,956) 4,399,481 D Arus kas utk IRR (144,250,000) (8,508,000) (8,508,000) 17,172,000

Discount Factor (13%) 1.0000 0.8850 0.7831 0.6931Present value (144,250,000) (7,529,204) (6,663,012) 11,901,057

E Kumulatif (144,250,000) (151,779,204) (158,442,216) (146,541,158)

F Analisis kelayakan usahaNPV (13%) (147,883,098) IRR 0NET B/C (0) PBP 15.3

NO URAIANTAHUN

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 40

Page 51: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

Lampiran 14: Kandungan Air Minum RO dan Ozonisasi No Kriteria Uji Satuan Sistem RO Sistem

Ozonisasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Bau Rasa Warna pH Kekeruhan Kesadahan Zat yang terlarut Zat organik Nitrat Nitrit Amonium Sulfat Klorida Fluorida Sianida Besi Mangan Klor bebas Cemaran timbal Cemaran tembaga Cemaran Cemaran raksa Cemaran arsenik

- -

PtCo -

NTU Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l Mg/l

Tdk berbau Normal

2,5 6,58

0 9,70 20 0

0,001 0,001 0,04 0,94

0 0,02 0,01 0,04 0,02 0,02 0,01 0,03

0,005 0,001

-

Tdk berbau Normal

5 6,60 0-5 64,0

0 0,29

- 0 - 0

12,87 - -

0.06 0 - - - - - -

Sumber : Depkes RI, 2004

POLA PEMBIAYAAN INDUSTRI DEPOT AIR ISI ULANG 41

Page 52: BUKU POLA PEMBIAYAAN UMKM - bi.go.id · memperoleh air minum ini dengan cara mengisi galon yang dibawanya di depot air minum atau dengan cara memesan air minum isi ulang dan siap

HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN