proposal air minum
DESCRIPTION
proposal pengajuan teknologi air minumTRANSCRIPT
1
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Kecamatan Pemulutan Barat merupakan bagian wilayah dari kabupaten Ogan
Ilir yang terbentuk melalui Undang – undang nomor 37 tahun 2003 yang merupakan
hasil pemekaran dari kabupten Ogan ilir. Pemulutan barat memiliki luas wilayah
46,75 km2 atau 4,675 Ha dan memiliki ketinggian tempat rata – rata 8 meter di atas
permukaan laut.Kecamatan Pemulutan Barat Kabupaten Ogan ilir sebagai daerah
baru hasil pemekaran mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup dinamis,
sehingga perlu adanya sarana dan prasarana pendukung seperti ketersediaan air
bersih yang cukup, guna berlangsungnya aktifitas masyarakat didaerah tersebut.
Karena semakin menurunya kualitas lingkungan yang disebabkan oleh kerusakan
lingkungan, seperti alih fungsi lahan hijau yang merupakan daerah tangkapan air dan
perubahan lahan pertanian menjadi area pemukiman, hal ini sangat berpengaruh pada
kualitas air. Hal inilah yang melatarbelakangi penulis untuk membahas tugas akhir
dengan judul : “Perencanaan Teknis Air minum di ibukota kecamatan (IKK)
Pemulutan Barat kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan”.
Agar kebutuhan air minum atau air bersih dapat memenuhi kapasitas total
distribusi, maka kita harus dapat melihat proyeksi penduduk di tahun mendatang
yang akan direncanakan. Dengan melihat proyeksi penduduk, peruntukan kota dan
kondisi ekonomi diharapkan kebutuhan akan air bersih atau air minum pada suatu
daerah yang direncanakan dapat terpenuhi.Oleh karena itu perlu melaksanakan
proyek untuk pengadaan air minum. Peningkatan jumlah penduduk dan
perkembangan daerah merupakan faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan
penyediaan air disuatu daerah.
Untuk memenuhi semua kebutuhan air bersih di kecamatan pemulutan barat,
perlu dilakukan perhitungan debit aliran serta jenis dan diameter pipa yang akan
digunakan untuk mambawa air bersih tersebut. Diharapkan perhitungan system
teknik air minum ini bisa tetap memenuhi kebutuhan air bersih sampai dengan tahun
2026 nanti.
2
I.2.Perumusan Masalah
Adapun dalam pembuatan tugas akhir ini, perumusan masalah yang
dirumuskan adalah sebagai berikut :
1. Menghitung pertambahan penduduk dari tahun 2011 sampai dengan tahun
2026, dengan menggunakan metode Geometrik
2. Menghitung fluktuasi pemakaian air
3. Menentukan debit yang akan dialirkan dan hilang tinggi tekan, dengan
iterasi hardy cross dan program epaNet.
I.3.Maksud dan Tujuan Penulisan
Adapun maksud dan tujuan dari dibuatnya tugas akhir ini adalah:
1. Menghitung pertumbuhan penduduk di Pemulutan Barat dari tahun
perencanaan 2016 sampai 2026
2. Menghitung kebutuhan air minum penduduk di kecamatan Pemulutan
Barat.
3. Merencanakan sistem penyediaan air minum yang mampu memenuhi
kebutuhan penduduk di pemulutan barat.
I.4.Ruang Lingkup Penulisan
1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah adalah pada daerah di ibukota kecamatan pemulutan
barat kabupaten ogan ilir provinsi sumatera selatan.
1.4.2. Ruang Lingkup Penulisan
Penelitian difokuskan pada perencanaan teknis jaringan pipa induk untuk air
minum pada IKK Pemulutan Barat provinsi Sumatera Selatan, dengan cara:
a. Meramalkan jumlah penduduk dimulai dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2026, menggunakan metode geometrik
b. Menentukan debit pengaliran hingga mencukupi kebutuhan
penduduk yang telah direncanakan sampai dengan tahun 2026
menggunakan metode hazen Williams dan diiterasi dengan hardy
cross
3
c. Serta menentukan hilang tinggi tekan dengan hazen Williams,
dilanjutkan dengan iterasi hardycross dan program epaNet.
I.5 Rencana Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan Tugas Akhir ini disusun menjadi 5 bab
dengan uraian sebagai berikut:
a. Bab I. Pendahuluan
Pembahasan mengenai latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup,
metode pengumpulan data dan sistematika penulisan laporan tugas akhir.
b. Bab II. Tinjauan Pustaka
Pembahasan mengenai landasan teori umum mengenai Defenisi dan
Persyaratan Air Bersih, Kebutuhan Air Bersih, kehilangan air, sumber air
baku, sistem distribusi dan sistem pengairan air bersih, dan Hidraulika
Aliran dalam Perpipaan.
c. Bab III. Metodelogi Penelitian
Pembahasan mengenai langkah-langkah dan metode yang digunakan
dalam merancang jaringan pipa air minum.
d. Bab IV. Pembahasan
Pembahasan mengenai gambaran umum dan perhitungan kapasitas serta
pembahasan dan perancangan debit dan diameter pipa menggunakan
metode hardy cross dan rumus Hazen Williams dilanjutkan dengan
bantuan program EpaNet.
e. Bab V. Penutup
Berisi kesimpulan dan saran-saran dari hasil Perencanaan teknis air
minum di ibu kota kecamatan (IKK) Pemulutan Barat Kabupaten Ogan
ilir provinsi sumatera selatan.
Selain berisikan keenam bab tersebut di atas, laporan ini juga dilengkapi
dengan pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar pustaka, dan lampiran yang digunkan
dalam menyusun laporan.
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Defenisi dan Persyaratan Air Bersih
2.1.1. Definisi Air Bersih
Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari dan akan menjadi
air minum setelah dimasak terlebih dahulu. Sebagai batasannya, air bersih adalah air yang
memenuhi persyaratan bagi sistem penyediaan air minum. Adapun persyaratan yang
dimaksud adalah persyaratan dari segi kualitas air yang meliputi kualitas fisik, kimia, biologi
dan radiologis, sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping. (Ketentuan
Umum Permenkes No. 416/Menkes/PER/IX/1990).
2.1.2. Persyaratan dalam Penyediaan Air Bersih
2.1.2.1. Persyaratan Kualitas
Persyaratan kualitas menggambarkan mutu dari air baku air bersih. Persyaratan
kualitas air bersih adalah sebagai berikut (Ketentuan Umum Permenkes No.
416/Menkes/PER/IX/1990):
1. Persyaratan fisik
Secara fisik air bersih harus jernih, tidak berbau dan tidak berasa. Selain itu juga suhu
air bersih sebaiknya sama dengan suhu udara atau kurang lebih 250 C, dan apabila
terjadi perbedaan maka batas yang diperbolehkan adalah 250 C ± 300 C.
2. Persyaratan kimiawi
Air bersih tidak boleh mengandung bahan-bahan kimia dalam jumlah yang
melampaui batas. Beberapa persyaratan kimia antara lain adalah : pH, total solid, zat
organik, CO2 agresif, kesadahan, kalsium (Ca), besi (Fe), mangan (Mn), tembaga
(Cu), seng (Zn), chlorida (Cl), nitrit, flourida (F), serta logam.
3. Persyaratan bakteriologis
Air bersih tidak boleh mengandung kuman patogen dan parasitik yang mengganggu
kesehatan. Persyaratan bakteriologis ini ditandai dengan tidak adanya bakteri E. coli
atau fecal coli dalam air.
4. Persyaratan radioaktifitas
Persyaratan radioaktifitas mensyaratkan bahwa air bersih tidak boleh mengandung zat
yang menghasilkan bahan-bahan yang mengandung radioaktif, seperti sinar alfa, beta
dan gamma
5
2.1.2.2. Persyaratan Kuantitas (Debit)
Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya
air baku yang tersedia. Artinya air baku tersebut dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan sesuai dengan kebutuhan daerah dan jumlah penduduk yang akan dilayani.
Persyaratan kuantitas juga dapat ditinjau dari standar debit air bersih yang dialirkan ke
konsumen sesuai dengan jumlah kebutuhan air bersih. Kebutuhan air bersih masyarakat
bervariasi, tergantung pada letak geografis, kebudayaan, tingkat ekonomi, dan skala
perkotaan tempat tinggalnya.
2.1.2.3. Persyaratan Kontinuitas
Air baku untuk air bersih harus dapat diambil terus menerus dengan fluktuasi
debit yang relatif tetap, baik pada saat musim kemarau maupun musim hujan.
Kontinuitas juga dapat diartikan bahwa air bersih harus tersedia 24 jam per hari, atau
setiap saat diperlukan, kebutuhan air tersedia. Akan tetapi kondisi ideal tersebut hampir
tidak dapat dipenuhi pada setiap wilayah di Indonesia, sehingga untuk menentukan
tingkat kontinuitas pemakaian air dapat dilakukan dengan cara pendekatan aktifitas
konsumen terhadap prioritas pemakaian air. Prioritas pemakaian air yaitu minimal
selama 12 jam per hari, yaitu pada jam-jam aktifitas kehidupan, yaitu pada pukul 06.00 –
18.00. Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek. Pertama adalah
kebutuhan konsumen. Sebagian besar konsumen memerlukan air untuk kehidupan dan
pekerjaannya, dalam jumlah yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan pada waktu
yang tidak ditentukan. Karena itu, diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas energi
yang siap setiap saat.
Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran
tertentu. Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0,6–1,2 m/dt. Ukuran pipa harus
tidak melebihi dimensi yang diperlukan dan juga tekanan dalam sistem harus tercukupi.
Dengan analisis jaringan pipa distribusi, dapat ditentukan dimensi atau ukuran pipa yang
diperlukan sesuai dengan tekanan minimum yang diperbolehkan agar kuantitas aliran
terpenuhi.
2.1.2.4. Persyaratan Tekanan Air
Konsumen memerlukan sambungan air dengan tekanan yang cukup, dalam arti
dapat dilayani dengan jumlah air yang diinginkan setiap saat. Untuk menjaga tekanan
6
akhir pipa di seluruh daerah layanan, pada titik awal distribusi diperlukan tekanan yang
lebih tinggi untuk mengatasi kehilangan tekanan karena gesekan, yang tergantung
kecepatan aliran, jenis pipa, diameter pipa, dan jarak jalur pipa tersebut. Dalam
pendistribusian air, untuk dapat menjangkau seluruh area pelayanan dan untuk
memaksimalkan tingkat pelayanan maka hal wajib untuk diperhatikan adalah sisa
tekanan air. Sisa tekanan air tersebut paling rendah adalah 5 mka (meter kolom air) atau
0,5 atm (satu atm = 10 m), dan paling tinggi adalah 22 mka (setara dengan gedung 6
lantai).
Menurut standar dari DPU, air yang dialirkan ke konsumen melalui pipa
transmisi dan pipa distribusi, dirancang untuk dapat melayani konsumen hingga yang
terjauh, dengan tekanan air minimum sebesar 10mka atau 1atm. Angka tekanan ini harus
dijaga, idealnya merata pada setiap pipa distribusi. Jika tekanan terlalu tinggi akan
menyebabkan pecahnya pipa, serta merusak alat-alat plambing (kloset, urinoir, faucet,
lavatory, dll). Tekanan juga dijaga agar tidak terlalu rendah, karena jika tekanan terlalu
rendah maka akan menyebabkan terjadinya kontaminasi air selama aliran dalam pipa
distribusi.
2.2. Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air dapat didefinisikan sebagai jumlah air yang dibutuhkan untuk keperluan
rumah tangga, industri, pengelolaan kota dan lain – lain. Prioritas kebutuhan air
meliputi:
2.2.1. Kebutuhan domestik
Merupakan kebutuhan air bersih untuk rumah tangga dan sambungan kran umum.
Jumlah kebutuhan didasarkan pada banyaknya penduduk, persentase yang diberi air
dan cara pembagian air yaitu dengan sambungan rumah atau melalui kran umum.
Jumlah sambungan rumah dihitung dari jumlah pelanggan baru, yaitu 5 orang per
sambungan, sedangkan jumlah kran umumnya didasarkan atas 100 orang per kran
umum. Kebutuhan air per orang per hari disesuaikan dengan standar yang biasa
digunakan serta kriteria pelayanan berdasarkan pada kategori kotanya. Di dalamnya
setiap kategori tertentu kebutuhan air per orang per hari berbeda-beda.
7
Tabel 2.1 Standar Kebutuhan Air Bersih
Kategori kota Kebutuhan air bersih
(liter/org/hari)
Kota MetropolitanKota BesarKota SedangKota KecilDesa
19017015013060
Sumber : DPU Cipta Karya Sum-Sel
Berikut ini merupakan rumus perhitungan kebutuhan air domestik
(Kimpraswil,2003):
Penduduk terlayani : Jumlah terlayani awal tahun rencana x %layanan
Kebutuhan air (l/hari) : penduduk terlayani x kebutuhan air (l/org/hr)
Kebutuhan air (l/det) : kebutuhan air (l/hr)/24x60’x60’’)
2.2.2. Kebutuhan non domestik
Kebutuhan non domestik adalah kebutuhan air bersih selain untuk keperluan rumah
tangga dan sambungan kran umum, seperti penyediaan air bersih untuk perkantoran,
perdagangan serta fasilitas sosial seperti tempat-tempat ibadah, sekolah, hotel,
puskesmas, militer serta pelayanan jasa umum lainnya.
2.2.3. Kehilangan air
Kehilangan air pada PDAM diasumsikan sekitar 20 % - 30 %. Hal ini disebabkan
oleh beberapa hal yaitu :
1. Kebocoran pada pipa distribusi akibat bencana alam ataupun akibat aktifitas manusia,
misalnya : proyek perbaikan jalan dan lain sebagainya.
2. Pencurian pada beberapa tempat sering kali tidak dapat dihindari.
3. Kerusakan pada peralatan instalasi misalnya : kerusakan pintu air, kerusakan pipa besi
akibat korosi dan lain sebagainya.
2.2.4. Fluktuasi kebutuhan air
8
Kebutuhan air tidak selalu sama untuk setiap saat tetapi akan berfluktuasi.
Fluktuasi yang terjadi tergantung pada suatu aktivitas penggunaan air dalam keseharian
oleh masyarakat. Pada umumnya kebutuhan air dibagi dalam tiga kelompok :
1. Kebutuhan rerata
2. Kebutuhan harian maksimum
3. Kebutuhan pada jam puncak
Kebutuhan harian maksimum dan jam puncak sangat diperlukan dalam
perhitungan besarnya kebutuhan air baku, karena hal ini menyangkut kebutuhan pada
hari-hari tertentu dan pada jam puncak pelayanan. Sehingga penting mempertimbangkan
suatu nilai koefisien untuk keperluan tersebut. Kebutuhan air harian maksimum dan jam
puncak dihitung berdasarkan kebutuhan dasar dan nilai kebocoran dengan pendekatan
sebagai berikut :
1. Kebutuhan harian maksimum = (1,10 - 1,15 ) x Qtot
2. Kebutuhan pada jam puncak = (1,15- 3,00) x Qtot
(Sumber : PDAM Kota Palembang)
2.3. Sumber Air
Sumber air baku bagi suatu penyediaan air bersih sangat penting, karena selain
kuantitas harus mencukupi juga dari segi kualitas akan berpengaruh terhadap proses
pengolahan. Disamping itu letak sumber air dapat mempengaruhi bentuk jaringan
tramsmisi, distribusi dan sebagainya.
Secara umum sumber air dapat dikategorikan sebagai berikut :
1. Air Hujan
Air hujan adalah uap air yang sudah mengalami kondensasi, kemudian jatuh ke bumi
berbentuk air
2. Air Permukaan
Air permukaan dapat berasal dari sungai, danau dan air tanah yang mengalir keluar
dari bumi (mata air).
3. Air Tanah
Air tanah merupakan air hujan atau air permukaan yang meresap ke dalam tanah dan
bergabung dalam pori-pori tanah yang terdapat pada lapisan tanah yang biasanya
disebut aquifer. Dalam menentukan sumber air baku untuk suatu sistem penyediaan
air bersih diperlukan suatu pertimbangan tertentu, agar air baku yang dipilih selain
9
memenuhi persyaratan kuantitas dan kualitas juga lebih mudah diperoleh, baik dari
segi teknis maupun ekonomis.
2.4. Sistem Distribusi dan Sistem Pengaliran Air Bersih
2.4.1. Sistem Distribusi Air Bersih
Sistem distribusi adalah sistem yang langsung berhubungan dengan konsumen,
yang mempunyai fungsi pokok mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke
seluruh daerah pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem perpipaan dan
perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem pemompaan (bila
diperlukan), dan reservoir distribusi.
Sistem distribusi air minum terdiri atas perpipaan, katup-katup, dan pompa yang
membawa air yang telah diolah dari instalasi pengolahan menuju pemukiman,
perkantoran dan industri yang mengkonsumsi air. Juga termasuk dalam sistem ini adalah
fasilitas penampung air yang telah diolah (reservoir distribusi), yang digunakan saat
kebutuhan air lebih besar dari suplai instalasi, meter air untuk menentukan banyak air
yang digunakan, dan keran kebakaran. Dua hal penting yang harus diperhatikan pada
sistem distribusi adalah tersedianya jumlah air yang cukup dan tekanan yang memenuhi
(kontinuitas pelayanan), serta menjaga keamanan kualitas air yang berasal dari instalasi
pengolahan. Tugas pokok sistem distribusi air bersih adalah menghantarkan air bersih
kepada para pelanggan yang akan dilayani, dengan tetap memperhatikan faktor kualitas,
kuantitas dan tekanan air sesuai dengan perencanaan awal. Faktor yang didambakan oleh
para pelanggan adalah ketersedian air setiap waktu. Suplai air melalui pipa induk
mempunyai dua macam sistem:
Continuous system
Dalam sistem ini air minum yang disuplai ke konsumen mengalir terus menerus
selama 24 jam. Keuntungan sistem ini adalah konsumen setiap saat dapat
memperoleh air bersih dari jaringan pipa distribusi di posisi pipa manapun. Sedang
kerugiannya pemakaian air akan cenderung akan lebih boros dan bila terjadi sedikit
kebocoran saja, maka jumlah air yang hilang akan sangat besar jumlahnya.
Intermitten system
Dalam sistem ini air bersih disuplai 2-4 jam pada pagi hari dan 2-4 jam pada sore
hari. Kerugiannya adalah pelanggan air tidak bisa setiap saat mendapatkan air dan
10
perlu menyediakan tempat penyimpanan air dan bila terjadi kebocoran maka air
untuk fire fighter (pemadam kebakaran) akan sulit didapat. Dimensi pipa yang
digunakan akan lebih besar karena kebutuhan air untuk 24 jam hanya disuplai dalam
beberapa jam saja. Sedang keuntungannya adalah pemborosan air dapat dihindari
dan juga sistem ini cocok untuk daerah dengan sumber air yang terbatas.
2.4.2. Sistem Jaringan Distribusi Perpipaan
Sistem jaringan distribusi perpipaan merupakan suatu sarana fisik yang bertujuan
membawa atau memindahkan air minum dan reservoir menuju konsumen di daerah
pelayanan. Selain itu, system distribusi harus pula dilengkapi dengan peralatan dan
perlengkapan lain agar dapat berfungsi dengan baik.
a. Kriteria perencanaan :
Qdesign = Qpeak
Koefisien HW untuk PVC, C = 130 – 140
Koefisien HW untuk Pipa besi, C = 100 – 120
Sisa tekan di ujung pelayanan minimal 10 mka
Pipa yang digunakan disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas dan tekanan
b. Metode perhitungan
Dalam perencanaan jaringan pipa distribiusi air minum, digunakan rumus
hazen William sebagai berikut (Triadmodjo,1993):
Q=0.2785.C.D2.63.(Hf/L)
Dimana :
Q = debit air yang mengalir
C = koefisien Hazen Williems
Hf = Kehilangan tekanan meter
L = panjang pipa meter
Tabel Koefisien kekasaran pipa Hazen-Williams
Jenis pipa C
Extremely smooth and straight pipes 140
New Steel or Cast Iron 130
Wood;concrete 120
New Riveted Steel; vitrified 110
Old Cast Iron 100
11
Very Old and Corroded Cast Iron 80
Sumber : Jack B. Evett, Cheng Liu. Fundamentals of Fluids Mechanics. McGraw Hill. New York. 1987.
Perhitungan keseimbangan antara diameter dan debit air yang mengalir akan
digunakan simulasi komputer dengan menggunakan metode hardy cross.
Persamaan kontinuitas :
Pada tiap node berlaku persamaan :
∑ Q = q external
Pada setiap pipa berlaku persamaan energy :
∑ Ki Qin = 0
Berikut merupakan rumus debit pengaliran (Ranald V Giles : 1996)
Q = Qo + ∆Q
∆Q = - (∑ K. Qo2/∑ 2.K.Qo)
K = 101,6 x L / π2 x Kst2 (d)16/3
Dimana :
Q = Debit pengaliran (m3/det)
Qo = Debit pengaliran awal (m3/det)
K = Konstanta untuk pipa
Kst = Koefisien gesekan pipa (l/n).
L = Panjang pipa (m)
2.6. Hidraulika Aliran dalam Perpipaan
2.6.1. Pipa Bertekanan
Suatu pipa bertekanan adalah pipa yang dialiri dalam keadaan penuh. Pipa
semacam ini seringkali lebih murah daripada saluran terbuka atau talang air,
karena pada umumnya mengambil lintasan yang lebih pendek. Bila air langka
didapat, pipa bertekanan dapat digunakan untuk menghindari kehilangan air akan
rembesan yang terjadi pada saluran terbuka. Pipa bertekanan lebih disukai untuk
pelayanan penyediaan air minum, karena kemungkinan tercemarnya lebih sedikit.
Karena insinyur pengairan hampir secara eksklusif menangani masalah aliran
turbulen di dalam pipa.
2.6.2. Kecepatan dan Kapasitas Aliran Fluida
Penentuan kecepatan di sejumlah titik pada suatu penampang memugkinkan
untuk membantu dalam menentukan besarnya kapasitas aliran sehingga
12
pengukuran kecepatan merupakan fase yang sangat penting dalam menganalisa
suatu aliran fluida. Kecepatan dapat diperoleh dengan melakukan pengukuran
terhadap waktu yang dibutuhkan suatu partikel yang dikenali untuk bergerak
sepanjang jarak yang telah ditentukan. Besarnya kecepatan aliran fluida pada
suatu pipa mendekati nol pada dinding dan mencapai maksimum pada tengah-
tengah pipa. Kecepatan biasanya sudah cukup untuk menempatkan kekeliruan
yang tidak serius dalam masalah aliran fluida sehingga penggunaan kecepatan
sesungguhnya adalah pada penampang aliran. Bentuk kecepatan yang digunakan
pada aliran fluida umumnya menunjukkan kecepatan yang sebenarnya jika tidak
ada keterangan lain yang disebutkan.
2.6.3. Kehilangan Tinggi Tekan
Headloss atau kehilangan tekanan karena gesekan antara cairan dan dinding
pipa dihitung dengan menggunakan rumus Darcy-Weisbach atau Hazen
William. Suatu pipa bertekanan adalah pipa yang dialiri air dalam keadaaan
penuh, pipa bertekanan dapat digunakan untuk menghindari kehilangan air
sikat rembesan dan penguapan yang terjadi pada saluran terbuka. Pipa
bertekanan lebih disukai untuk pelayanan air minum, karena lebih sedikit
kemungkinan tercemar (Ray K. Linsey, Joseph B. Franzini 1985). Masalah
jaringan pipa dipecahkan dengan metode pendekatan yang berturutturut,
karena setiap penyelesaian analisis akan membutuhkan penggunaan berbagai
persamaan sekaligus, yang beberapa di antaranya tidak linear. Suatu prosedur
yang disarankan oleh Hardy Cross (Analysis of flow in Networks of conduits
or Conductors) menuntut bahwa aliran di dalam tiap-tiap pipa dianggap
sedemikian rupa, sehingga asas-asas kontuinitas dipenuhi pada masingmasing
titik simpul. Suatu koreksi terhadap besar aliran yang diandalkan haruslah
dihitung berturut-turut untuk setiap putaran pipa di dalam jaringan yang
bersangkutan, sehingga koreksinya berkurang hingga suatu besaran yang dapat
diterima.
13
2.7. Metoda Geometrik (Rumus Bunga Berbunga)
Metoda geometrik ini digunakan jika pertumbuhan penduduk bertambah secara
eksponensial (deret ukur), Pertumbuhan geometrik ini dapat dihitung
menggunakan rumus yang lebih dikenal sebagai rumus bunga berbunga,
(Demografi umum, Ida Bagus Mantra), yaitu:
Pf = Po (1+r)n
Dimana : Pf = Jumlah penduduk pada tahun perencanaan
Po = Jumlah penduduk tahun awal
R = Rasio
n = Perbedaan waktu (tf - to)
2.8. Metode Hardy cross
Metode hardy cross dengan bantuan Microsoft exel akan terus mengulang
(iterasi) debit dengan koreksi debit pada masing – masing pendekatan sehingga
mendapatkan debit – debit yang merpakan debit – debit optimum dari tiap – tiap ruas
jaringan pipa.
Rumus perhitungan konstanta hardy cross (Kanjalia,Dkk :2009):
Rumus Hazen Williams :
K =
Ket :
L = panjang pipa
CHW = koefisien gesekan hazen Williams
D = diameter pipa
Rumus perhitungan debit pada masing – masing pipa dengan metode hardy cross :
14
∆Q = ≤ 5% Q terkecil
III. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tidak
langsung dengan melakukan analisa geostatistik hasil pemeriksaan lapangan oleh
pihak yang terkait, lalu meramalkan pertambahan penduduk dan membuat rancangan
jaringan pipa untuk tahun – tahun mendatang sampai dengan 2026.
I.1. Rencana Kerja Penelitian
Prosedur-prosedur dalam pelaksanaan penelitian tugas akhir ini terdiri dari :
3.1.1. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu mengumpulkan dan mempelajari bahan-bahan yang
berhubungan dengan masalah-masalah yang diteliti. Bahan-bahan tersebut berupa
bahan yang didapat dari tulisan-tulisan ilmiah, diktat-diktat, buku-buku maupun
internet yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam hal ini data yang
diperoleh berupa litaratur mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang
akan dibahas.
3.1.2. Pengumpulan Data
Mengumpulkan data-data yang diperlukan terdiri dari :
Data Sekunder : Merupakan data yang diperoleh dari instansi-instansi yang
terkait dalam permasalahan ini, seperti Dinas PUcipta karya, jurnal, buku
literatur, internet, PDAM Tirtamusi, dan foto – foto lokasi.
3.1.3. Analisa Data
Pengolahan data pada tugas akhir ini dilakukan dengan menghitung perkiraan
jumlah penduduk dari tahun 2011 hingga 2026. Lalu menghitung, dan merencanakan
debit aliran serta hilang tinggi tekan dan perencanaan jaringan pipa.
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
15
a. Meramalkan pertambahan jumlah penduduk mulai dari tahun 2011
sampai dengan tahun 2026, dengan menggunakan pendekatan metode
geometrik.
b. Menentukan fluktuasi Pemakaian air
c. Menghitung hilang tinggi tekan
d. Melakukan perhitungan Debit aliran dan rancangan system jaringan
distribusi perpipaan, terhadap pertambahan jumlah penduduk yang telah
dihitung, dengan menggunakan rumus hazen William dan itterasi
hardycross serta dengan perbandingan program epaNet.
e. Kesimpulan dan Saran
Berisi tentang kesimpulan dan hasil yang didapat serta saran yang
diberikan terhadap analisa perencanaan teknis air minum ibu kota
kecamatan (IKK) Pemulutan Barat kabupaten Ogan Ilir provinsi
Sumatera Selatan.
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Menghitung pertambahan jumlah penduduk dari tahun 2011 hingga 2026 menggunakan metode geometrik
Merencanakan system pendistribusian air minum dengan rumus hazen Williams, serta iterasi dgn hardy cross dibantu dengan
perbandingan program epaNEt
Kesimpulan
Selesai
Studi Literatur-tulisan ilmiah (paper)-buku-informasi penunjang
Data SekunderFoto – foto lokasiData – data jumlah penduduk kecamatan pemulutan barat Data kebutuhan air penduduk
Mulai
16
3.2. Bagan Alir Penelitian
17
I. RENCANA PENELITIAN
4.1. Lokasi Penelitian
Lokasi Penelitian adalah pada ibu kota kecamatan (IKK) Pemulutan Barat kabupaten
ogan ilir
4.2. Waktu Penelitian
Waktu pelaksanaan penelitian ini dumulai sejak Oktober 2011 sampai dengan
Januari 2011.
4.3. Jadwal Penelitian
Tabel rencana jadwal penelitian:
No Jadwal Kegiatanoktober November Desember Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1Persiapan dan studi
literatur
2 Pengumpulan data
3 Pengolahan Data
4 Analisa Data
5Pembuatan Laporan
dan Persiapan Presentasi Sidang
18
RENCANA DAFTAR PUSTAKA
Rusli K, Susanto A, 2009. Perhitungan Debit Pada Sistem Jaringan Pipa Dengan
Metode Hardy Cross menggunakan rumus Hazen Williams dan Manning
.Univ.Maranatha.Bandung
Masduki, Ali Dkk, 2008. Sistem Penyediaan Air Bersih Perdesaan Berbasis
Masyarakat: Studi Kasus HIPPAM di DAS Brantas Bagian Hilir. Seminar
PascaSarjana ITS. Surabaya
Kodoatie, Robert J, 2002. Hidrolika Terapan: Aliran Pada Saluran Terbuka dan
Pipa. Penerbit Andi. Yogyakarta
Totok Sutrisno, C, dkk, 1996. Teknologi Penyediaan Air Bersih. PT. Rineka Cipta,
Jakarta
Prasuhn, Alan L, 1987. Fundamental of Hydraulic Engineering. Holt, Reinhart and
Winston, Inc. International Edition
Linsey Ray K, 1985. Teknik Sumber Daya Air Jilid I. Penerbit Erlangga. Jakarta
Linsey Ray K, 1995. Teknik Sumber Daya Air Jilid II. Penerbit Erlangga. Jakarta