buku pedoman teknis pengembangan irigasi bertekanan-libre
TRANSCRIPT
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
1/34
PEDOMAN TEKNIS
PENGEMBANGAN IRIGASI BERTEKANAN
PT - PLA C.3.3 - 2010
DIREKTORAT PENGELOLAAN AIRDIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
DEPARTEMEN PERTANIAN
2010
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
2/34
KATA PENGANTAR
Irigasi bertekanan merupakan salah satu alternatif
teknologi aplikasi irigasi, yang secara teoritis mempunyai
efisiensi irigasi lebih tinggi dibanding irigasi permukaan. Oleh
karena itu teknologi irigasi bertekanan lebih tepat diterapkan
pada daerah-daerah yang relatif kering, yang memerlukan
teknologi irigasi hemat air. Teknologi irigasi ini juga diperlukan
untuk usaha tani dengan teknik budidaya tanaman tertentu.
Dalam penerapannya di lapangan, efisiensi irigasi bertekanan
yang tinggi hanya dapat dicapai apabila jaringan irigasi
dirancang dengan benar dan dioperasikan secara tepat.
Pedoman teknis ini dimaksudkan untuk memberikan
panduan (manual rancangan) bagi pelaksana lapangan, agar
dengan mudah dapat menyusun rancangan irigasi bertekanan
baik sprinkler maupun tetes (khususnya pada lahan petani),
untuk menunjang pengembangan komoditas hortikultura dan
perkebunan. Disamping menyajikan kriteria rancangan
hidrolika perpipaan, pedoman ini juga menjelaskan beberapa
persyaratan penerapan irigasi bertekanan ditinjau dari aspek
komoditas, iklim, sumber air dan sosial ekonomi.
Sebagai tindak lanjut dari Pedoman Teknis ini maka
Dinas lingkup Pertanian Propinsi menyusun Petunjuk
Pelaksanaan dan Dinas lingkup Pertanian tingkat
Kabupaten/Kota menyusun Petunjuk Teknis yang merupakan
acuan kegiatan di lapangan.
Kami menyadari Pedoman Teknis ini masih belum
sempurna. Untuk itu diharapkan saran dan kritiknya untuk
penyempurnaan Pedoman Teknis ini.
Jakarta, Januari 2010Direktur Pengelolaan Air
I r. Tunggul I man Panudju, M.ScNIP. 19580526 198703 1 002
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
3/34
DAFTAR I SI
KATA PENGANTAR
DAFTAR I SI
DAFTAR LAMPI RAN
I . PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan dan Sasaran 3
C. Kebijakan 4
D. Istilah 5
I I . I NDI KATOR KINERJA 7
A. Keluaran (Output) 7
B. Hasil (Outcome) 7
C. Manfaat (Benefit ) 7
D. Dampak (I mpact) 7
I I I . PELAKSANAAN 8
A. Organisasi 8
B. Pemilihan/ Penentuan Petani, Lokasi
dan sistem instalasi
9
C. Survey, Investigasi dan Desain 13
D. Pelaksanaan Pengadaan Bahan dan
Peralatan
14
E. Pelaksanaan Konstruksi 15
F. Operasi dan Pemeliharaan 15
G. Pembinaan 16
H. Jadwal Pelaksanaan 16
I. Pelatihan 16
J. Pembiayaan 17
I V. PENGENDALIAN 18
A. Analisa Resiko 18
B. Penanganan Resiko 19
V. MONI TORI NG DAN EVALUASI 20
A. Monitoring 20
B. Evaluasi 20
C. Perkembangan Realisasi Pelaksanaan
Kegiatan Fisik dan Keuangan
21
VI.PELAPORAN
23
A Alur pelaporan 24
B Frekwensi Pelaporan 25
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
4/34
DAFTAR LAMPI RAN
1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan irigasi
bertekanan TA. 2010
26
2. Check List Pengendalian Pengembangan
Irigasi Bertekanan
27
3. Form Laporan Realisasi fisik dan keuangan
Kegiatan Ditjen PLA TA. 2009 (form PLA 01)
4. Form Laporan Realisasi fisik & keuangan
Kegiatan Ditjen PLA TA. 2009 (form PLA 02)
5. Laporan manfaat kegiatan Ditjen PLA TA.
2006, 2007, 2008 dan 2009 (form PLA 03)
29
30
31
6. Rekapitulasi Laporan manfaat kegiatan
Ditjen PLA TA. 2006, 2007, 2008 dan 2009
(form PLA 04)
32
7. Outline Laporan Akhir 33
8. Ketentuan teknis irigasi bertekanan 34
9. Alokasi Kegiatan Pengembangan Irigasi
Bertekanan TA. 2010
57
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
5/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
1
I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan pertanian yang ingin dicapai pada
tahun 2009-2014 antara lain adalah peningkatan
kesejahteraan petani melalui peningkatan nilai tambah
dan pemilihan produk yang berdaya saing, tangguh dan
berkelanjutan. Untuk mewujudkan tujuan tersebut
Departeman Pertanian memfasilitasi sarana dan
prasarana fisik untuk pengembangan usaha agribisnis
pedesaan di sentra produksi komoditas unggulan.
Dalam pengembangan komoditas unggulan tanaman
maupun ternak, air merupakan faktor determinan
keberhasilan sistem budidaya. Argumennya, air
merupakan komponen utama (lebih dari 80%) penyusun
tanaman maupun ternak sekaligus berperan penting
dalam proses metabolisme. Itulah sebabnya mengapa
kekurangan atau kelebihan air untuk tanaman dapat
berdampak negatif terhadap pertumbuhan dan atau
perkembangan tanaman dan ternak bahkan berdampak
langsung terhadap kualitas produk yang dihasilkan.
Model pengusahaan tanaman dengan menyesuaikan
karakteristik iklim khususnya jumlah curah hujan, hari
hujan dan penyebarannya yang dilaksanakan belakangan
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
2
ini umumnya kurang efektif dan efisien, karena
intensitas, frekuensi dan durasi anomali iklim cenderung
meningkat. Apalagi pola penyebaran produksi biasanya
akan seirama dengan pola curah hujan (musiman) tetapi
seringkali tidak seirama dengan permintaan pasar yangrelatif tetap sepanjang tahun. Untuk dapat mencukupi
kebutuhan air pada fase pertumbuhan tanaman,
sehingga dapat menyesuaikan antara waktu panen dan
permintaan pasar, maka pelaksanaan pengelolaan air
melalui irigasi sangat dibutuhkan khususnya untuk
memenuhi kebutuhan air di musim kemarau atau di luar
musim.
Berdasarkan sumber air irigasi, maka irigasi dibagi dalam
dua kategori yaitu irigasi permukaan dan irigasi air
tanah, yang biasanya dengan memakai pompa. Dalam
implementasinya di lapangan, oleh karena air irigasi yang
bersumber dari air tanah memerlukan biaya investasi
relatif mahal, maka pendayagunaan air yang dihasilkan
dari pompa perlu diarahkan kepada Tanaman Bernilai
Ekonomi Tinggi (TBET).
Sehubungan dengan jumlah air relatif terbatas,
sementara permintaan air terus meningkat, maka secara
alamiah akan terjadi kompetisi penggunaan air antar
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
6/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
3
sektor (pertanian, air minum, domestik dan industri),
antar wilayah dan antar waktu. Untuk mengantisipasi
kompetisi dalam distribusi dan alokasi air antar sektor,
maka pemanfaatan air yang efisien mutlak diperlukan.
Salah satu cara adalah dengan penerapan sistim irigasibertekanan. Meskipun awalnya membutuhkan investasi
yang relatif tinggi, namun dengan perhitungan dan
penentuan desain yang akurat, operasional dan
pemeliharaan yang tepat, pemanfaatan air dengan
sistem irigasi bertekanan akan menguntungkan pada
komoditi TBET. Dengan demikian pengetahuan,
pengalaman terhadap penentuan desain, pelaksanaan,
permintaan pasar mutlak dibutuhkan.
B. Tujuan dan Sasaran
1. Tujuan
a. Memberi contoh pengelolaan air yang efektif
dan efisien melalui pemanfaatan teknologi
irigasi bertekanan pada areal yang selama ini
mengalami keterbatasan air.
b. Menyebarluaskan teknologi irigasi bertekanankepada petani di daerah sentra produksi
pertanian.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
4
2. Sasaran
a. Terbangunnya jaringan irigasi bertekanan
sejumlah 26 unit di 11 propinsi 21 kabupaten
(lampiran 9)
b. Terbangunnya percontohan pengelolaan airyang efektif dan efisien dengan teknologi irigasi
bertekanan.
c. Dikenalnya teknologi irigasi bertekanan oleh
petani.
C. Kebijakan
Direktorat Pengelolaan Air mengeluarkan kebijakan
teknis untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
kegiatan Pengembangan Irigasi Bertekanan yaitu:
1. Lokasi Pengembangan irigasi bertekanan adalah
Sentra produksi pertanian yang potensial dan
sudah berkembang khususnya komoditas
hortikultura dan perkebunan yang bernilai ekonomi
tinggi.
2. Pelaksanaan konstruksi pengembangan irigasi
bertekanan harus sesuai dengan desain yang telah
dibuat
3. Peningkatan IP dan produktivitas lahan
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
7/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
5
4. Pendekatan kawasan yang berskala ekonomi
5. Pengembangan irigasi bertekanan dilakukan
melalui belanja modal.
6. Pemberdayaan kelembagaan petani
D. I stilah
Beberapa istilah yang dipergunakan dalam Buku
Pedoman Teknis ini mempunyai pengertian sebagai
berikut :
1. Air Permukaanadalah air yang berasal dari sumber
air permukaan.
2. Air Tanah adalah air yang tersimpan dalam
cekungan air dalam tanah.
3. Evapotranspirasi tanaman adalah proses
penguapan melalui mulut daun tanaman dan media
tumbuhnya.
4. I rigasi bertekanan adalah sistem pemberian air kelahan pertanian dengan menggunakan tekanan
(pressure). Jenisnya adalah curah (sprinkler) dan
tetes (drip). Irigasi bertekanan yang dimaksud dalam
buku pedoman ini adalah irigasi sprinkler/tetes.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
6
5. Koefisien keseragaman / coefficient of
uniformityadalah keseragaman penyebaran air dari
sprinkler/tetes.
6. Static Water leveladalah tingkat tinggi permukaan
air yang statis dari sumber air biasanya untuk air
sumur tanah.
7. Tanaman Bernilai Ekonomi Tinggi (TBET) adalah
suatu jenis tanaman yang mempunyai produksi
dengan nilai jual tinggi.
8. Volumerious adalah sifat produk hortikultura yang
memakan tempat /besar walaupun relatif ringan dan
banyak mengandung air.
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
8/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
7
I I . I NDI KATOR KINERJA
Beberapa indikator kinerja yang dipergunakan sebagai ukuran
untuk menilai kinerja kegiatan percontohan irigasi
sprinkler/tetes ini adalah sebagai berikut :
A. Keluaran (Output)
Keluaran dari kegiatan ini adalah terbangunnya
percontohan irigasi bertekanan sejumlah 26 unit di 11
propinsi 21 kabupaten.
B. Hasil (Outcome)
Hasil dari kegiatan ini adalah:
1. Berfungsinya / dimanfaatkannya percontohan irigasi
bertekanan sejumlah 26 unit di 11 propinsi 21
kabupaten
2. Meningkatnya rasa memiliki dan rasa tanggung
jawab petani dalam percontohan irigasi bertekanan.
C. Manfaat (Benefit) :
Manfaat dari kegiatan ini adalah dikenalnya teknologi
irigasi bertekanan oleh masyarakat.
D. Dampak ( I mpact) :
Dampak dari kegiatan ini adalah meningkatnya
pendapatan usaha tani pada sentra produksi pertanian.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
8
I I I . PELAKSANAAN
Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam
pelaksanaan pengembangan irigasi bertekanan adalah: (a)
Organisasi (b) Lokasi, (c SID dan Penyusunan RUKK/RAB, (d)
Pelaksanaan Pengadaan Bahan dan Peralatan, (e) Konstruksi,
(f) Partisipasi petani Pengawasan dan (g) Pembiayaan.
A. Organisasi
Dalam rangka pelaksanaan kegiatan pengembangan
irigasi bertekanan, Kuasa Pengguna Anggaran/ Pejabat
Pembuat Komitmen membentuk Tim Pelaksana yang
terdiri dari Tim Teknis dan Koordinator Lapangan.
Pembentukan Stuktur organisasi Tim Teknis dan
Koordinator Lapangan disesuaikan dengan struktur
organisasi Dinas Pertanian yang menangani kegiatan
pengembangan irigasi bertekanan.
Penunjukan petugas pelaksana selaku Tim Teknis dan
Koordinator Lapangan kegiatan pengembangan irigasi
bertekanan harus mempertimbangkan kompetensi
personil dalam melaksanakan kegiatan yang akan
diemban. Penunjukan personil didasarkan pada kriteria
sebagai berikut :
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
9/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
9
1. Petugas Tim Teknis pengembangan irigasi bertekanan
harus memahami aspek teknis pengembangan irigasi
bertekanan dan administrasi bantuan modal dan
bantuan sosial.
2. Petugas Koordinator Lapangan pada kegiatan
pengembangan irigasi bertekanan harus menguasai
teknis kegiatan pengembangan irigasi bertekanan dan
pengadministrasian Bantuan modal dan bantuan sosial.
B. Pemilihan/ Penentuan Petani dan Lokasi
1. Persyaratan Calon Lokasi (CL)
Lokasi yang dinyatakan layak untuk diikutkan
dalam kegiatan pengembangan irigasi bertekanan
adalah lokasi yang memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
a. Sentra produksi pertanian yang potensial dan
sudah berkembang.
b. Lokasi percontohan strategis, mudah dilihat dan
dikunjungi.
c. Tersedia infrastruktur yang baik dari dan ke
lokasi misalnya jalan, telekomunikasi, listrik dan
sarana transportasi.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
10
d. Sumber air tersedia di lokasi dengan jumlah dan
kualitas yang memadai. Sumber air dapat
berupa air permukaan dan air tanah.
Seyogyanya sumber air berada di elevasi yang
lebih tinggi dari lahan yang diairi sehinggamemungkinkan terjadinya beda tinggi tekanan
air yang memungkinkan untuk beroperasinya
sistem irigasi sprinkler/ tetes.
e. Di lokasi pengembangan terdapat kelompok tani
yang aktif dan berdedikasi tinggi.
f. Lokasi contoh lahan milik petani dan sekaligus
penggarap berdasarkan kesepakatan kelompok.
g. Penempatan lokasi tidak menyebabkan
kecemburuan sosial bagi petani sekitarnya.
h. Luas layanan untuk irigasi sprinkler minimal
hektar per 1 unit, sedangkan untuk irigasi tetes
minimal hektar per 1 unit.
2. Persyaratan Petani dan Kelompok Tani
Beberapa persyaratan petani dan kelompok tani
yang diperlukan dalam pengembangan irigasi
bertekanan :
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
10/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
11
a. Diutamakan telah terbentuk Kelompok
Tani/P3A, apabila belum ada agar segera
membentuknya sebelum penetapan lokasi.
b. Membutuhkan teknologi irigasi bertekanan dan
bersedia menerapkan teknologi ikutannya danbersedia menanam tanaman bernilai ekonomi
tinggi.
c. Relatif maju dalam penguasaan teknologi,
pengusahaan yang berorientasi pasar dan
bisnis.
d. Bersedia mengoperasikan, memelihara irigasi
bertekanan secara berkelompok dan
menanggung seluruh biaya operasional dan
pemeliharaan.
e. Berkomitmen terhadap peraturan yang
disepakati bersama antar petani dan Dinas yang
berkompeten.
f. Petani atau kelompok tani belum pernah
mendapatkan bantuan peralatan sejenis.
g. Diutamakan kelompok yang mempunyai
semangat partisipatif.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
12
3. Pemilihan Sistem I rigasi Bertekanan
Dalam pemilihan model irigasi bertekanan
khususnya irigasi sprinkler, Dinas Pertanian
Kabupaten/Kota dapat melaksanakan kegiatan ini
dengan dua alternatif pilihan:
a. Irigasi sprinkler dengan sistem terpasang
permanen.Sistem ini perlu desain yang lebih
detail agar bisa disesuaikan dengan rencana
anggaran biaya dan alat-alat yang akan
dipergunakan seperti selang hisap, pompa,
jaringan pipa (lateral, manifold, valve line, main
line dan supply line) dan sprinkler.
b. Irigasi sprinkler dengan sistem mobile
(knock down) . Sistem ini tidak perlu
menggunakan desain yang lebih detail kerena
alat-alat yang akan dipergunakan lebih
sederhana yaitu hanya dengan menggunakan
selang isap, pompa, selang pengeluaran dan
sprinkler. Pemasangan di lapangan disesuaikandengan kodisi lapangan yang akan diairi.
c. Untuk irigasi tetes dilaksanakan dengan sistem
terpasang permanen.
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
11/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
13
C. Survey, I nvestigasi dan Desain
Kegiatan Survey, Investigasi dan Desain (SID)
dilaksanakan meliputi Survey Investigasi dan Desain
(pengukuran, penggambaran dan penyusunan RAB)
untuk mendapatkan lokasi pengembangan irigasi
bertekanan.
1. Survey Investigasi
a. Kegiatan ini dilaksanakan untuk mendapatkan
calon lokasi pengembangan irigasi bertekanan
b. Demikian juga untuk mengidentifikasi calon
petani yang akan mengerjakan pelaksanaan
kegiatan, apabila kegiatan ini dilakukan dengan
sistem padat karya.
c. Pelaksanaan kegiatan SI (CP/CL) ini dilakukan
secara swakelola oleh petugas Dinas Pertanian.
2. Desain (rancangan teknis)
a. Rancangan teknis atau desain sederhana
dilaksanakan setelah lokasi ditetapkan.
b. Rancangan atau desain sederhana dapat
dilaksanakan secara swakelola (sesuai ketentuan
yang berlaku).
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
14
c. Hasil desain sederhana meliputi: Keadaan umum
lokasi percontohan, cakupan luasan, desain
dalam bentuk peta detail. Ketentuan teknis
desain irigasi bertekanan dapat dilihat pada
lampiran 8.
d. Perhitungan rencana anggaran biaya (RAB)
dihitung sampai jaringan irigasi bertekanan
(sprinkler/tetes) terpasang dan siap beroperasi.
e. Letak lokasi ditentukan dengan koordinat LU/LS
dan BT/BB.
D. Pelaksanaan Pengadaan Bahan dan Peralatan
Kegiatan pelaksanaan pengadaan bahan dan peralatanmeliputi:
1. Pengadaan bahan dan peralatan serta pemasangan
instalasi irigasi bertekanan dilaksanakan segera
setelah desain sederhana selesai dilaksanakan. Bila
elevasi sumber air lebih tinggi dibandingkan lahan
yang diairi sehingga memungkinkan dapat
beroperasinya sistem irigasi bertekanan
(sprinkler/tetes), maka pengadaan pompa air tidak
diperlukan.
2. Pelaksanaan pengadaan irigasi bertekanan
berpedoman kepada Kepres No. 80 tahun 2003
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
12/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
15
tentang Pengadaan Barang dan Jasa beserta
perubahan-perubahannya.
E. Pelaksanaan Konstruksi
Pelaksanaan konstruksi mencakup:
1. Pemasangan jaringan irigasi bertekanandilaksanakan oleh pihak ke III (rekanan) yang telah
ditunjuk / ditetapkan sebagai pelaksana.
2. Pemasangan dilakukan berdasarkan hasil desain
yang telah disusun
3. Penyiapan sumber air dan sistem salurannya.
4. Penyaluran air ke pertanaman melalui irigasi
bertekanan.
5. Ujicoba (running test) pemanfaatan sistem irigasi
bertekanan.
F. Operasi dan Pemeliharaan
Ketentuan tentang operasional dan pemeliharaan
jaringan irigasi bertekanan adalah sebagai berikut:
1. Operasional dan pemeliharaan jaringan irigasi
bertekanan diserahkan kepada petani/kelompok tani
atau penerima manfaat
2. Biaya operasional dan pemeliharaan menjadi beban
/ tanggung jawab petani / kelompok tani penerima
manfaat.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
16
G. Pembinaan
Pembinaan terhadap penerima manfaat dilakukan oleh
Dinas teknis terkait. Pembinaan antara lain terhadap
teknik operasional dan pemeliharaan jaringan irigasibertekanan, pemilihan komoditi, teknik budidaya dan
lain-lain.
H. Jadwal Pelaksanaan
Jadwal pelaksanaan kegiatan adalah Januari Desember
2010 seperti pada lampiran 1.
I . Pelatihan
Pelatihan dilakukan agar investasi irigasi bertekanan
yang biayanya mahal dapat dijaga keberlanjutannya.
Peserta pelatihan meliputi:
1. Petani atau penerima manfaat, bidang yang
diberikan pada pelatihan terutama dalam hal
operasional dan pemeliharaan.
2. Pelaksana, bidang yang diberikan pada pelatihan
terutama dalam hal pengadaan dan pemasangan
jaringan irigasi bertekanan.
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
13/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
17
J. Pembiayaan
1. Dana tugas pembantuan dari Ditjen PLA digunakan
untuk pengadaan bahan, peralatan dan konstruksi
sistem irigasi bertekanan (sprinkler / tetes).
2.
Dana pendukung dari APBD
Digunakan untuk CP/CL, pembuatan desain
sederhana, pembinaan, monitoring dan pengawasan.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
18
I V. PENGENDALIAN
Kepala Dinas/ Kepala Satuan Kerja selaku Kuasa Pengguna
Anggaran dan penanggung jawab kegiatan pengembangan
irigasi bertekanan harus melakukan pengendalian atas
pelaksanaan kegiatan tersebut. Pengendalian dapat dilakukan
dengan membentuk Satuan Pelaksana Pengendalian Internal.
Satuan Pelaksana Pengendalian Internal bertugas melakukan
pengendalian dan review atas kinerja pelaksanaan kegiatan
pengembangan irigasi bertekanan sehingga pelaksanaan
kegiatan dapat mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan
dengan efektif, efisien, ekonomis, tertib dan akuntabel. Secara
singkat pengawasan / pengendalian dapat dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut :
A. Analisa Resiko
Dalam pelaksanaan pengembangan irigasi bertekanan
dilakukan analisa bagianbagian atau dalam tahapan
mana yang memiliki resiko dapat mempengaruhi
keberhasilan pelaksanaan kegiatan. Dilakukan analisa
titik-titik kritis pelaksanaan kegiatan, penyebab dandampak/resiko yang ditimbulkannya. Resiko dapat
terjadi pada setiap tahapan kegiatan pengembangan
irigasi bertekanan baik pada tahap perencanaan,
pelaksanaan, pemantauan evaluasi, serta tahap
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
14/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
19
pelaporan dan tindak lanjut. Resiko yang tidak dapat
terdeteksi atau tidak dapat dikelola dengan baik akan
mengakibatkan tujuan dari kegiatan pengembangan
irigasi bertekanan yang telah ditetapkan tidak tercapai
atau pencapaiannya tidak optimal.
B. Penanganan Resiko
Dengan telah diketahui titik-titik kritis dalam pelaksanaan
kegiatan pengembangan irigasi bertekanan penyebab
dan dampaknya terhadapat pencapaian tujuan, maka
dilakukan perumusan/ upaya penanganan atau
pembinaan sehingga tidak terjadi kesalahankesalahan
yang mungkin terjadi pada titik-titik atau tahapan kritistersebut. Pembinaan dan atau pengawasan perlu
dilakukan lebih intensif pada titik-titik kritis tersebut.
Untuk memudahkan pelaksanaan pengendalian dapat
dilakukan dengan menggunakan/ membuat daftar analisa
resiko, penanganan resiko dan ceklist seperti contoh pada
Lampiran 2.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
20
V. MONI TORI NG DAN EVALUASI
A. Monitoring
Monitoring dilakukan terhadap pelaksanaan
Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010.
1. Monitoring dilaksanakan secara swakelola oleh
Dinas yang menangani kegiatan ini di tingkat
kabupaten/kota.
2. Monitoring dititikberatkan pada pelaksanaan
pembangunan irigasi bertekanan
3. Hasil monitoring merupakan bahan laporan
sebagaimana format laporan pada lampiran 3.
Laporan tersebut disampaikan kepada Direktur
Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air c.q. Direktur
Pengelolaan Air dengan alamat: Direktorat
Pengelolaan Air Jl. Taman Margasatwa No. 3
Ragunan, Pasar Minggu Jakarta Selatan 12550 dan
kepada Dinas Lingkup Pertanian Provinsi.
B. Evaluasi
Evaluasi dilakukan pada pertengahan atau akhir tahun
yang bersangkutan untuk mengetahui kegiatan
sebelumnya dan yang sedang berjalan. Evaluasi ini
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
15/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
21
dilakukan terhadap hasil (outcome) dan manfaat
(benefit) kegiatan pengembangan Irigasi Bertekanan
yang dapat berupa adanya peningkatan indeks
pertanaman dan produktivitas serta peningkatan
pendapatan petani di lokasi pengembangan Irigasi
Bertekanan tersebut sebagaimana lampiran 5 untuk
Kabupaten dan lampiran 6untuk Propinsi.
C. Perkembangan Realisasi Pelaksanaan Kegiatan
Fisik dan Keuangan
Dalam melakukan penilaian/ pembobotan kemajuan
pelaksanaan pekerjaan fisik dan keuangan dapat dilihat
pada tabel berikut ini dengan mengacu pada JadwalPelaksanaan Kegiatan Pengembangan Irigasi Bertekanan
(lampiran 1).
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
22
Tabel 1. Tahapan Kegiatan dan Pembobotan
Pelaksanaan Kegiatan Fisik dan Keuangan
NO. KEGI ATAN
Bobot
( % )
A Persiapan 20
1 CPCL 2
2 Desain 4
3 SK-SK 3
4 RKS,HPS 4
5 Penetapan Pelaksana 3
6 Kontrak 4
B PELAKSANAAN 801 KONSTRUKSI 80
TOTAL 100
Ket:Pembobotan dilakukan berdasarkan jumlah pencairandana ke rekening kelompok sesuai dengan RUKK(Rencana Usulan Kegiatan Kelompok)
Contoh:
Tahap 1: 20% 20/100*80 = 16
Tahap 2: 80% 80/100*80 = 64
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
16/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
23
VI . PELAPORAN
Dinas pertanian kabupaten/kota selaku pelaksana kegiatan
wajib menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan
Pengembangan Irigasi Bertekanan. Terdapat 3 (tiga) jenis
laporan yang harus disusun oleh pelaksana kegiatan
pengembangan irigasi bertekanan, yaitu :
1. Laporan perkembangan pelaksanaan kegiatan
pengembangan irigasi bertekanan tahun berjalan (2010)
dilakukan sejak mulai dilaksanakan persiapan sampai
dengan selesainya kegiatan/tahun anggaran dengan
format laporan form PLA 01 (lampiran 3) untuk
kabupaten/kota, form PLA 02 untuk propinsi(lampiran 4).
2. Laporan Akhir kegiatan Pengembangan Irigasi
Bertekanan harus disusun setelah kegiatan
pengembangan irigasi bertekanan selesai dilaksanakan.
Laporan akhir dilengkapi dengan foto-foto dokumentasi
pada kondisi tahapan pelaksanaan pekerjaan (awal
(0%), 50 % dan setelah pekerjaan selesai (100%)).Format laporan mengacu pada Lampiran 7.
3. Laporan perkembangan / dampak/ manfaat kegiatan
Pengembangan Irigasi Bertekanan tahun tahun
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
24
sebelumnya disusun dengan format laporan form PLA
03 untuk kabupaten/kota (lampiran 5) dan PLA 04
untuk propinsi (lampiran 6).
A. Alur pelaporan
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten/ Kota/ kegiatan
Pengembangan Irigasi Bertekanan mengirimkan
laporan laporan ( PLA 01, PLA 03 dan Laporan Akhir)
tersebut ke propinsi dengan tembusan ke Direktorat
Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air , dengan alamat
Ditjen PLA cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a.
Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM
No. 3 Ragunan, Jaksel, via Fax : 021 7816086
atau E-mail : [email protected].
Kepala Dinas Pertanian Propinsi mengirimkan
laporan form PLA 02 dan PLA 04 ke Direktorat
Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air , dengan alamat
Ditjen PLA cq. Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a.
Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM
No. 3 Ragunan, Jaksel, via Fax : 021 7816086
atau e-mail : [email protected].
B. Frekuensi pelaporan
Laporan kegiatan dilakukan melalui tahapan sebagai
berikut:
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
17/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
25
1. Laporan perkembangan pelaksanaan bulanan
berupa laporan pelaksanaan kegiatan fisik dan
keuangan (sesuai form laporan PLA 01 dan 03)
harus disusun dan dikirim ke Propinsi dan Pusat
selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya.
Sedangkan laporan Form PLA 02 dan PLA 04
selambat-lambatnya tanggal 10 bulan berikutnya.
2. Laporan akhir tahun merupakan aporan seluruh
pelaksanaan kegiatan fisik dan keuangan yang
dilengkapi dengan foto - foto dokumentasi pada
kondisi awal pekerjaan (0%), sedang dalam
pelaksanaan 50 % dan setelah pekerjaan selesai
100% selambat-lambatnya satu bulan setelah
berakhirnya tahun anggaran.
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
18/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
26
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN PENGEMBANGAN IRIGASI BERTEKANAN TA. 2010
No. Komponen Kegiatan
I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
A. Persiapan
1 Pembuatan SK-SK
2 Juklak diterima dari Provinsi
3 Pembuatan Juknis oleh Kabupaten
4 Sos ia li sasi
5 Survey Investigasi (CP/CL)
6 Desain Sederhana
7 Pemilihan Pelaksana :
- Penyusunan RKS, HPS
- Undangan ke rekanan
- Pemasukan Penawaran
- Evaluasi Penawaran
- Penetapan Pelaksana
- Kontrak/SPK
B. Pelaksanaan
1 Konstruksi
2 Monitoring
3 Evaluasi
4 Pelapor an
5 Laporan Bulanan
6 Laporan Akhi r
JanuariMinggu ke
Bulan
Nopember DesemberMei Juni Juli Agustus September OktoberMinggu ke Minggu ke Minggu kePebruari Maret April
M inggu ke Minggu ke Minggu keMinggu ke Minggu ke Minggu ke Minggu keMinggu ke
Lampiran
1
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
19/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
27
CHECK LIST PENGENDALIAN PENGEMBANGAN IRIGASI
BERTEKANAN
No. Uraian Kegiatan Keterangan
A. PERSIAPAN 1. Pedoman Teknis Ada/tidak
2. Petunjuk Pelaksanaan Ada/tidak
3. Petunjuk Teknis Ada/tidak
4. Organisasi/kelembagaan Ada/tidak 5. SID
5.1. Calon Lokasia. Apakah lokasi merupakan sentra produksi pertanian potensial ya/tidak
b. Apakah lokasi percontohan strategis ya/tidak
c. Apakah tersedia infrastruktur yang baik ke lokasi ya/tidak d. Apakah di lokasi tersedian sumber air ya/tidak
e. Apakah calon lokasi dilengkapi dengan titik koordinat ya/tidak
f. Apakah di calon lokasi terdapat kelompok tani yang aktif ya/tidak
g. Apakah luas lahan calon lokasi memenuhi syarat ya/tidak
5.2. Calon Petania. Apakah telah terbentuk kelompok tani Sudah/Belum
b. Apakah calon petani bersedia mengusahakan TBET ya/tidak
c. Apakah ada proposal dari kelompok tani/P3A Ada/tidak
d. Apakah calon petani bersedia membiayai OP jaringan irigasi ya/tidak
e. Apakah calon petani pernah mendapat bantuan sejenis ya/tidak
5.3. Desain ( Apabila jaringan irigasi bertekanan dibuat menetap)a. Apakah ada peta situasi (skala 1:1000) Ada/tidak
b. Apakah ada peta topografi Ada/tidak
c. Apakah ada peta desain sederhana Ada/tidak d. Siapakah yang membuat desain sederhana Dinas/petani/konsultan
e. Apakah desain sesuai keadaan lapangan Sesuai/tidak
f. Apakah ada daftar kepemilikan lahan anggota kelompok tani/P3A Ada/tidak
5.4. RAB
a. Apakah ada RAB Ada/tidak b. Apakah dalam RAB dibuat perhitungan kebutuhan material dan tenaga ya/tidak
c. Apakah RAB dilengkapi dengan rincian biaya sesuai tahapan pekerjaan ya/tidak
d. Apakah RAB memperhitungkan pajak-pajak dan keuntungan ya/tidak
e. Apakah RAB sudah dilegalisir oleh Kadis. Kab./Kota Sudah/Belumf. Apakah sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan sosialisasi ya/tidak
g. Apakah penetapan lokasi dan kelompok tani dengan SK ya/tidak
h. Apakah perjanjian kerjasama sudah ditandatangani para pihak Sudah/Belum
B. ORGANISASI1. SK KPA, PPK, Bendahara Pengeluaran Ada/tidak
2. SK Tim Teknis Ada/tidak
3. SK Penetapan lokasi dan Kelompok Tani Ada/tidak
4. Bila dilaksanakan oleh pihak ketiga/ rekanan) Ada/tidak a. SK Panitia / Pejabat Pengadaan
b. SK Pemeriksa barang Ada/tidak
c. SK Penerima barang
5. Pembagian Tugas Kelompok Ada/tidak
6. Kegiatan Kelompok Ada/tidak 7. Pembentukan Kelompok
8. AD/ART Kelompok Ada/tidak
C. PELAKSANAAN
1. Pengadaan barang (bila dilaksanakan oleh rekanan/kontraktual) a. Sistim pengadaan penunjukan/pemilihan/lelang
b. Rencana Kerja dan Syarat (RKS) Ada/tidak
c. Harga perkiraan sendiri ( HPS) Ada/tidak
d Pengumuman / undangan permintaan penawaran Ada/tidak
e. Penawaran Ada/tidak f. Berita acara penjelasan Ada/tidak
g. Berita acara evaluasi Penawaran Ada/tidak
h. Berita acara negosiasi Ada/tidak
i. Pernyataan kesanggupan Ada/tidak j. SPK / Kontrak Ada/tidak
k. Berita acara Pemeriksaan Ada/tidak
l. Berita acara Serah terima barang Ada/tidak
Lampiran2Lampiran2
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
28
2. Pengadaan Swakelola / t ransfer dana. a. Apakah ada RAB dan RUKK ya/tidak
b . A pa ka h d al am R AB d an R UK K d ib uat p erh it ung an k eb ut uh an m at er ia l d an t en ag a y a/ ti dak
c. A pak ah R AB d an R UK K d il eng ka pi d en ga n r in ci an b ia ya s es uai t ah ap an p eke rj aan y a/ ti dak
d. Apakah RAB dan RUKK memperhitungkan pajak-pajak dan keuntungan ya/tidak
e. Apakah RAB dan RUKK sudah dilegalisir oleh Kadis. Kab./Kota ya/tidak
f. Apakah sebelum pelaksanaan kegiatan dilakukan sosialisasi ya/tidak
g. Apakah penetapan lokasi dan kelompok tani dengan SK ya/tidak
h. Apakah penyusunan RUKK dilaksanakan melalui musyawarah kelompok ya/tidak
i. Apakah RUKK sudah dilegalisir oleh Kadis Kab/Kota Sudah/Belum
j. Apakah rekening kelompok tani melalui kontra sign antara ya/tidak
KPA/PPK dan Ketua kelompok tani
k. Apakah perjanjian kerjasama sudah ditandatangani para pihak Sudah/Belum
3. Pemasangan jaringan ( apabila jaringan irigasi bertekanan menetap) a. Apakah pemasangan jaringan dilakukan sesuai dengan rencana/ desain Sesuai/tidak
1) Jumlah Pompa sesuai/ lebih/kurang
2) Spefifikasi pompa Sesuai/tidak
3) Jaringan perpipaan sesuai/ lebih/kurang
4) Spesifikasi perpipaan Sesuai/tidak
5) Jumlah Sprinkler/ penetes sesuai/ lebih/kurang
6) Spesifikasi sprinkler/ penetes Sesuai/tidak
4. Jaringan mobile
a. Jumlah Pompa sesuai/ lebih/kurang
b. Spefifikasi pompa sesuai/tidak sesuai
c. Jaringan perpipaan sesuai/ lebih/kurang
d. Spesifikasi perpipaan sesuai/tidak sesuai
e. Jumlah Sprinkler/ penetes sesuai/ lebih/kurang
f. Spesifikasi sprinkler/ penetes sesuai/tidak sesuai
D. OPERASI DAN PEMELIHARAAN ( per lokasi kegiatan)
1. Siapa yang mengoperasikan/ mengelola petani/KT/pemerintah2. Apakah sudah dimanfaatkan untuk mengairi pertanaman sudah/ belum
3. Biaya operasional ( bahan bakar, oli dsb) petani/KT/pemerintah
4. Apakah jaringan yang telah dibangun dilakukan pemeliharaan ya/tidak
5. Siapa yang melakukan pemeliharaan petani/KT/pemerintah
E. MONITORING DAN EVALUASI
1. Monitoring a. Apakah sudah dibuat Jadual monitoring Sudah/Belum
b. Apakah sudah dibuat Tim/petugas monitoring Sudah/Belum
c. Apakah sudah dibuat Pedoman monitoring Sudah/Belum
d. Apakah sudah dibuat Laporan monitoring Sudah/Belum
2. Evaluasi a. Apakah sudah dibuat Jadual evaluasi/supervisi Sudah/Belum
b. Apakah sudah dibuat Tim/petugas evaluasi Sudah/Belum
c. Apakah sudah dibuat Pedoman evaluasi Sudah/Belum
d. Apakah sudah dibuat Laporan evaluasi Sudah/Belum
F. PELAPORAN1. Apakah sudah dibuat Pedoman Laporan akhir Sudah/Belum
2. Apakah sudah dibuat Pedoman Pelaporan Sudah/Belum
G. PERTANGGUNG JAWABAN ( per lokasi kegiatan)1. Apakah sudah dibuat Berita Acara Penyelesaian pekerjaan Sudah/Belum
2. Apakah sudah dibuat Berita Acara Penyerahan Pengelolaan Sudah/Belum
3. Dokumentasi
a. Apakah dibuat dokumentasi sebelum konstruksi Sudah/Belum
b. Apakah dibuat dokumentasi pada saat sedang dikerjakan Sudah/Belum
c. Apakah dibuat dokumentasi pasca konstruksi Sudah/Belum
d. Apakah dibuat dokumen bukti pembelanjaan Sudah/Belum e. Apakah dibuat Pembukuan Sudah/Belum
Lampiran2
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
20/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
29
Form PLA.01
Dinas : ..Kabupaten : ..Provinsi : ..Subsektor : ..Program : ..Bulan : ..
Keuangan Fisik Nama Desa/ Koordinat(Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) Kelompok Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13A. Pengelolaan Air 1. JITUT
2. JIDES3. TAM4. dst
B. Pengelolaan Lahan 1. JUT2. Optimasi Lahan3. Reklamasi Lahan4. dst ..
C. Perluasan Areal) 1. SID(TP/Horti/Bun/Nak*) 2.Konstruksi
3. Pengadaan Saprodi4. dst ..
Catatan :
1. Laporan dikiri m ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditj en PLA Pusat, paling lambat t anggal 5 setiap bulan
2. Lapor an ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/ a. Kanpus Dept an Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RMNo. 3 Ragunan Jakarta Selatan
via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected] d3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bul an ini (bulan l aporan)4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dl l*) Coret yang tidak perlu
., . 2010
JUMLAH
Penanggung jawab kegiatan Kabupaten
LAPORAN REALISASI FISIK DAN KEUANGANKEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PENGELOLAAN LAHAN DAN AIR
T.A. 2010
Pagu DIPAKeterangan
RealisasiKeuanganNo. Aspek Kegiatan
Lokasi KegiatanFisik
Lampiran
3
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
21/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
31
Form PLA.03
Dinas : ..
Kabupaten : ..
Provinsi : ..
Subsekt or : ..
Tahun : ..
1 3 5A. Aspek Pengelolaan Air
1 JITUT2 JIDES3 TAM4 dst
B. Aspek Pengelol aan Lahan1 JUT2 Pengembangan Jalan Produksi3 Optimasi Lahan4 dst
C. Aspek Perluasan Areal1 Cetak Sawah2 Perluasan Areal Horti kultur a3 Perluasan Areal Perkebunan4 dst
Catatan :
1. Laporan dikir im ke Dinas Propinsi ter kait t embusan ke Ditj en PLA Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan
2. Lapor an ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/ a. Kanpus Deptan Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RMNo. 3 Ragunan Jaksel via Fax : 021-7816086 atau E-mail : [email protected]
3. Manfaat harus terukur, contoh :Kegiatan JITUT/JIDES dengan kenaikan IP30 %, peningkatan produktivitas 0,5 ton/ Ha (produktifit as awal 5 ton/ Ha) maka :
- Peningkatan produksi akibat penambahan produktifi tas (500 Ha X 0,5 Ton) = 250 ton,
- Peningkatan produksi akibat kenaikan IP(500 Ha x 0,3 X 5,5 Ton) = 825 TonMaka total peningkat an produksi adal ah sebesar 250 Ton + 825 Ton = 1075 Ton
. .. 2010
Penanggungjawab Kegiatan Kabupat en
2 4
LAPORAN MANFAAT
KEGIATAN PENGELOLAAN LAHAN DAN AIRTA. 2006 , TA. 2007 , TA. 2008 DAN 2009
No. Kegiatan Target FisikDIPA Realisasi Fisik Manfaat
Lampiran5
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
22/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
33
OUTLI NE LAPORAN AKHI R
I . PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan dan Sasaran
I I . PELAKSANAAN
A. Masukan
B. Lokasi
C. Tahap Pelaksanaan
D. Permasalahan
E. Pemecahan Masalah
I I I . HASI L
I V. MANFAAT
V. DAMPAK
VI . KESI MPULAN DAN SARAN
Lampiran7
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
34
KETENTUAN TEKNI S I RI GASI BERTEKANAN
Mengingat percontohan irigasi bertekanan relatif padat modal
dan teknologi serta sangat bersifat spesifik lokasi, maka
dipandang perlu adanya pedoman teknis kegiatan fisik.
Pedoman ini disusun sangat umum, yang dalam penerapan di
lapangan hendaknya menyesuaikan dengan kekhususan lokasi
(specific site). Dalam pedoman ini akan dikemukakan tentang:
(1) irigasi sprinkler dan (2) irigasi tetes.
A. I rigasi Sprinkler
Bagian ini akan mengemukakan: (a) komponen irigasi
sprinkler (b) kelebihan dan kekurangan irigasi sprinkler (c)
tahapan desain (d) prosedur irigasi sprinkler.
1. Komponen I rigasi Sprinkler
Irigasi sprinkler disebut juga sebagai overhead
irrigation karena pemberian air dilakukan dari bagian
atas tanaman terpancar menyerupai curah hujan.
Komponen penyusun sistem irigasi sprinkler adalah
sebagai berikut:
a. Sumber Air Irigasi
Sumber air irigasi dapat berasal dari mata air,
sumber air yang permanen (sungai, danau, dsb),
Lampiran8
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
23/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
35
sumur, atau suatu sistem suplai regional. Idealnya
sumber air terdapat di atas hamparan, bersih (tidak
keruh) dan tersedia sepanjang musim. Contoh
sumber air irigasi dapat dilihat pada gambar 1
berikut ini:
Gambar 1. Sumber air irigasi sprinkler
b. Sumber Energi untuk Pengairan
Sistem irigasi dapat dioperasikan dengan
menggunakan sumber energi yang berasal dari
gravitasi (jauh lebih murah), pemompaan pada
sumber air, atau penguatan tekanan dengan
menggunakan pompa penguat tekanan (booster
pump). Contoh sumber air irigasi dapat dilihat pada
gambar 2berikut ini:
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
36
Gambar 2. Energi penggerak (pompa) irigasi sprinkler
c. Jaringan Pipa yang terdiri dari :
Lateral, merupakan pipa tempat diletakkannya
sprinkler
Manifold, merupakan pipa dimana pipa-pipa
lateral dihubungkan.
Valve line, merupakan pipa tempat diletakkan
katup air.
Mainline, merupakan pipa yang dihubungkan
dengan valve line.
Supply line, merupakan pipa yang menyalurkan
air dari sumber air.
Skema jaringan irigasi sprinkler dan contoh jaringanpipa dapat dilihat pada gambar 3 berikut ini:
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
24/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
37
Lateral
Pipa Utama
Sprinklers
Hydrant
StasiunPompa
Gambar 3. Skema jaringan irigasi sprinkler
Sesuai dengan kapasitas dan luas lahan yang diairi
serta kondisi topografinya, tata letak sistem irigasi
sprinkler dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu :
a. Farm System, sistem dirancang untuk suatu luas
lahan dan merupakan satu-satunya fasilitas
pemberian air irigasi.
b. Field System, sistem dirancang untuk dipasang di
beberapa lahan pertanian dan biasanya
dipergunakan untuk pemberian air pendahuluan
pada lokasi persemaian.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
38
c. Incomplete Farm System, sistem dirancang untuk
dapat diubah dari Farm System menjadi Field
Systematau sebaliknya.
Efisiensi irigasi sprinkler dapat diukur berdasarkan
keseragaman penyebaran air dari sprinkler. Efesiensiirigasi sprinkler yang tergolong tinggi (keseragaman
tergolong baik) adalah bila nilai Coefficient of
Uniformity(CU) lebih besar dari 85%.
2. Tahapan Desain
Desain irigasi sprinkler dilakukan dengan mengikuti
diagram alir prosedur desain seperti pada gambar 4.
Tahapan desain tersebut adalah sebagai berikut :
a. Menyusun nilai faktor-faktor rancangan, yang
meliputi sifat fisik tanah, air tanah tersedia, laju
infiltrasi, evapotranspirasi tanaman, curah hujan
efektif, dan kebutuhan air irigasi.
b. Menyusun rancangan pendahuluan, mencakup
pembuatan skema tata letak (lay-out) serta
penetapan jumlah dan luas sub-unit dan blok irigasi.
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
25/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
39
c. Perhitungan rancangan hidrolika sub-unit dengan
mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa dan
spesifikasi sprinkler. Apabila persyaratan hidrolika
sub-unit tidak terpenuhi, alternatif
langkah/penyelesaian yang dapat dilakukan adalah
(a) modifikasi tata letak, (b) mengubah diameter pipa
dan atau (c) mengganti spesifikasi sprinkler.
d. Finalisasi (optimalisasi) tata letak.
e. Perhitungan total kebutuhan tekanan (totaldynamic
head) dan kapasitas sistem, berdasarkan desain tata
letak yang sudah final serta dengan
mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa yang
digunakan.
f. Penentuan jenis dan ukuran pompa air beserta
tenaga/mesin penggeraknya.
Perhitungan rancangan hidrolika sub unit merupakan
tahapan kunci dalam proses desain irigasi sprinkler.
Persyaratan hidrolika jaringan perpipaan harus dipenuhi
untuk mendapatkan penyiraman yang seragam (nilai
koefisien keseragaman/coefficient of uniformity harus >
85%). Mengingat jumlah dan spesifikasi sprinkler
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
40
maupun jenis dan diameter pipa yang sangat beragam,
maka tahapan rancangan hidrolika sub unit harus
dilakukan dengan metoda coba-ralat.
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
26/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
41
Menyusun Nilai Faktor-faktorRancangan
Membuat SkemaLay outdan MenetapkanLuas Sub Unit dan Blok Irigasi
Perhitungan RancanganHidrolika Sub Unit :1. LateralPanjangJml sprinkler per lateral2. Manifolda.Panjangb.Jml lateral per manifold
Spesifikasi sprinklerqa, HaRadius penyiramanLaju penyiramanCoefficient of Uniformity(CU)Jarak spasi
Hidrolika pipa :Nomogram HazenWilliamFaktor Reduksi (outlet)K minor Losses
Modifikasi Lay-outUbah diameter pipa
Ganti spesifikasi
sprinkler
Tidak
Selesai
Finalisasi Lay-out(Optimalisasi)
Perhitungan TDH dan Kapasitas Sistem(Qs)
Penentuan :Jenis dan Ukuran PompaJenis dan Kekuatan Tenaga
Penggerak
Pompa/mesin tersediadi pasaran/lapangan
Ya
H pd lateral
11% Hadan
H pd manifold
9%Ha
Tidak
Ya
Gambar 4. Prosedur Desain Irigasi Sprinkler
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
42
3. Prosedur Desain I rigasi Sprinkler
Beberapa hal yang perlu diperhitungkan dalam desain
irigasi sprinkler antara lain: letak, hidrolika pipa, laju
penyiraman dan spesifikasi pompa.
a. Letak
Dalam penentuan tata letak jaringan irigasi sprinkler,
terdapat beberapa kriteria yang perlu diperhatikan
antara lain :
Lateral dipasang sejajar kontur lahan dan
dipasang tegak lurus arah angin utama.
Pemasangan lateral yang naik sejajar dengan
lereng dihindari, pemasangan lateral yang
menuruni lereng akan memberikan keuntungan
tertentu.
Saluran utama atau manifolddipasang naik turun
atau sejajar dengan lereng.
Apabila memungkinkan saluran utama dipasang
di suatu tempat, sehingga saluran lateral dapat
dipasang di sekelilingnya.
Apabila memungkinkan lokasi sumber air berada
di tengah-tengah areal rancangan.
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
27/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
43
Tata letak lateral yang ideal bergantung pada jumlah
sprinkler yang beroperasi serta jumlah posisi leteral,
topografi dan kondisi angin.
b. Hidrolika pipa
Kebutuhan total tekanan suatu sistem irigasi sprinkler
terdiri atas:
Static headadalah jarak vertikal dimana air harus
diangkat atau diturunkan antara sumber air
dengan titik pengeluaran tertinggi.
Pressure head adalah perbedaan ketinggian
antara pompa dengan hidran tertinggi dan
terendah yang mengoperasikan lateral sepanjang
pipa utama dan pipa sub utama, yang akan
memberikan nilai static head maksimum dan
minimum.
Friction headadalah kehilangan head sepanjang
pipa utama, manifold karena adanya katup dan
sambungan.
Velocity head, kecepatan aliran dalam suatu
sistem irigasi sprinkler jarang melebihi 2,5 m/det,
sehingga velocity head dapat diabaikan.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
44
Suction liftatau perbedaan antara elevasi sumber
air dan elevasi pompa. Besarnya nilai suction lift
ini merupakan akumulasi antara nilai SWL (Static
Water Level) dengan nilai surutan (drawdown)
suatu sumur.
Kehilangan head pada sub unit (Ps) dibatasi tidak
lebih dari 20% dari tekanan operasi rata-rata sistem.
Kehilangan head (hf) pada lateral harus Hl,
demikian juga halnya pada manifold, kehilangan
headnya (hf) harus Hm. Tekanan inlet lateral
yang tertinggi diambil sebagai outlet manifold pada
sub unit.
Ps = 20% x Ha
Hl = 0,55 Ps Z lateral
Hm = 0,45 Ps Z manifold
dimana :
Ps = kehilangan head yang diijinkan pada
sub-unit (m)Hl = kehilangan head yang diijinkan pada lateral
(m)
Ha = tekanan operasi rata-rata sprinkler (m)
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
28/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
45
Hm = kehilangan head yang diijinkan pada
manifold (m)
Z lateral = perbedaan elevasi sepanjang lateral (m)
Z manifold = perbedaan elevasi sepanjang manifold (m)
c. Laju Penyiraman
Dalam rancangan desain irigasi sprinkler, diameter
curahan/penyiraman nozel mempengaruhi nilai laju
penyiraman dan penentuan jarak nozel pada dan
antar lateral, serta menentukan luas lahan yang
dapat terairi.
Laju penyiraman adalah laju jatuhnya air ke
permukaan tanah yang disemprotkan dari lubang
nozel. Nilai laju penyiraman ini tidak boleh melebihi
dari laju infiltrasi, untuk menghindari terjadinya
kehilangan air berupa limpasan (run off).
d. Spesifikasi Pompa
Jenis pompa yang biasa digunakan pada suatu sistem
irigasi sprinkler adalah sentrifugal dan turbin. Pompa
sentrifugal digunakan apabila debit dan tekanan yang
dibutuhkan relatif kecil, sedangkan pompa turbin
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
46
digunakan apabila debit dan tekanan yang
dibutuhkan relatif besar.
Karakteristik suatu pompa biasanya ditunjukkan oleh
suatu kurva karakteristik pompa yang menyatakan
hubungan antara kemampuan menaikkan air (H),besarnya debit (Q), efisiensi (E), jumlah putaran per
menit (N), dan besarnya tenaga (P).
Besarnya tenaga yang diperlukan untuk pemompaan
air tergantung pada debit pemompaan, total head
dan efisiensi pemompaan yang secara matematis
ditunjukkan pada persamaan berikut :
BHP = (Q x TDH) / (C x Ep)dengan :
BHP = tenaga penggerak (kW)
Q = debit pemompaan (l/detik)
TDH = total dynamic head(m)
C = faktor konversi sebesar 102,0
Ep = efisiensi pemompaan (%)
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
29/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
47
B. I rigasi tetes
Bagian ini membahas : (a) komponen irigasi tetes, (b)
kelebihan dan kekurangan irigasi tetes, (c) tahapan
desain dan (d) prosedur irigasi tetes.
1. Komponen Sistim I rigasi Tetes (Drip
I rrigation)
Irigasi tetes merupakan cara pemberian air pada
tanaman secara langsung, baik pada permukaan
tanah maupun di dalam tanah melalui tetesan
secara kontinu dan perlahan pada areal perakaran
tanaman.
Komponen sistem irigasi tetes terdiri atas:
a. Sumber Air Irigasi
Sumber air irigasi dapat berasal dari mata air,
sumber air yang permanen (sungai, danau,
dsb), sumur, atau suatu sistem suplai regional.
Contoh sumber air dapat dilihat pada gambar 5
berikut ini:
Gambar 5. Sumber air irigasi tetes
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
48
b. Pompa dan tenaga penggerak, berfungsi mengangkat
air dari sumber selanjutnya dialirkan ke lahan melalui
jaringan-jaringan perpipaan. Pompa sebagai sumber
energi penggerak dapat dilihat pada gambar 6 berikut
ini:
Gambar 6. Energi Penggerak (pompa) irigasi tetes
c. Jaringan Perpipaan terdiri dari:
1) Emiter atau penetes, merupakan komponen yang
menyalurkan air dari pipa lateral ke tanah sekitar
tanaman secara kontinu dengan debit yang rendah
dan tekanan mendekati tekanan atmosfer.
2) Lateral, merupakan pipa dimana emiter
ditempatkan. Bahan yang digunakan untuk lateral
biasanya terbuat dari pipa PVC atau PE dengan
diameter antara inci - 1 inci.
3) Pipa sub utama atau manifold, merupakan pipa
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
30/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
49
yang mendistribusikan air ke pipa-pipa lateral. Pipa
sub utama atau manifold biasanya dari bahan pipa
PVC dengan diameter 2 inci - 3 inci.
4) Pipa utama, merupakan komponen yang
menyalurkan air dari sumber air ke pipa-pipa
distribusi dalam jaringan. Bahan pipa utama
biasanya dipilih dari pipa PVC atau paduan antara
semen dan asbes.
5) Komponen pendukung, terdiri dari katup-katup,
saringan, pengatur tekanan, pengatur debit, tangki
bahan kimia, sistem pengontrol dan lain-lain.
gambar 7. Jaringan perpipaan irigasi tetes
Berdasarkan cara penempatannya pada lateral, penetes
dapat dibedakan atas dua bagian, yaitu penetes line-
source dan penetes point-source. Termasuk dalam tipe
penetes point-source diantaranya penetes long-path,
source orifice, vortex dan pressure compensating.
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
50
Sedangkan penetes yang termasuk tipe line-source
diantaranya porous pipe, double walledpipes, soaker
hosedanporous plastics tubes.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan penetes
adalah lebar pembasahan, kebutuhan air tanaman, debit
penetes dan kualitas air irigasi.
2. Tahapan Desain
Tahapan desain yang harus dilakukan sama dengan
tahapan desain untuk irigasi sprinkler (gambar 4) adalah
sebagai berikut :
a. Menyusun nilai faktor-faktor rancangan, yang meliputi
sifat fisik tanah, air tanah tersedia, laju infiltrasi,
evapotranspirasi tanaman, curah hujan efektif dan
kebutuhan air irigasi.
b. Menyusun rancangan pendahuluan, mencakup
pembuatan skema tata letak (lay-out) serta penetapan
jumlah dan luas sub-unit dan blok irigasi.
c. Perhitungan rancangan hidrolika sub-unit dengan
mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa dan
spesifikasi emiter. Apabila persyaratan hidrolika
sub-unit tidak terpenuhi, altematif langkah
/penyelesaian yang dapat dilakukan adalah:
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
31/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
51
Modifikasi tata letak
Mengubah diameter pipa
Mengganti spesifikasi emiter
d. Finalisasi (optimalisasi) tata letak
e. Perhitungan total kebutuhan tekanan (total
dynamic head) dan kapasitas sistem, berdasarkan
desain tata letak yang sudah final serta dengan
mempertimbangkan karakteristik hidrolika pipa
yang digunakan.
e. Penentuan jenis dan ukuran pompa air beserta
tenaga/mesin penggeraknya.
Perhitungan rancangan hidrolika sub unit merupakan
tahapan kunci dalam proses desain irigasi tetes.
persyaratan hidrolika jaringan perpipaan harus dipenuhi
untuk mendapatkan penyiraman yang seragam (nilai
koefisien keseragaman harus > 95%). Mengingat jumlah
dan spesifikasi emiter maupun jenis dan diameter pipa
yang sangat beragam, maka tahapan rancangan hidrolika
sub unit harus dilakukan dengan metoda coba-ralat.
3. Prosedur Desain I rigasi Tetes
Beberapa hal yang harus diperhitungkan dalam desain
irigasi tetes: (1) rancangan tata letak, (2) hidrolika
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
52
perpipaan, (3) penentuan kebutuhan pompa air dan (4)
pemeliharaan alat.
a. Rancangan Tata Letak
Tata letak sub unit tergantung pada jarak penetes,
jarak tanaman, debit penetes rata-rata, variasi head
tekanan yang diinginkan, jumlah stasiun operasi yang
dibutuhkan, panjang baris tanaman, topografi dan
batas lahan. Sedangkan tata letak akhir sub unit yang
ideal memiliki beberapa kriteria diantaranya jumlah sub
unit dan titik pengontrol debit/tekanan yang
seminimum mungkin, tata letak saluran utama yang
ergonomis dan ekonomis, keseragaman pada debit
aliran sistem, konfigurasi sub unit yang seragam serta
variasi head yang diijinkan.
b. Hidrolika perpipaan
Kehilangan head pada sub unit dibatasi tidak lebih dari
20 % tekanan operasi rata-rata sistem, yaitu :
Ps 20% x Ha
Hl = 0,55 x 6Pe Z lateral
Hm = 0,45 x 6Pe Z manifold
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
32/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
53
dimana :
Ha = head operasi rata-rata (m)
Hl = kehilangan head yang
diijinkan pada lateral (m)
Ps = kehilangan head yang
diijinkan pada sub unit (m)
Z lateral = beda elevasi sepanjang
lateral (m)
Hm = kehilangan head yang diijinkan pada
manifold (m)
Z manifold = beda elevasi sepanjang
manifold (m)
Untuk menjaga keseragaman air irigasi secara lateral,
maka pemilihan dimensi pipa diupayakan menghasilkan
variasi debit 10% dan variasi tekanan akibat kehilangan
head tekanan dan perbedaan elevasi 20% dari tekanan
operasi rata-rata emiter.
c. Penentuan Kebutuhan Pompa Air
Sistem irigasi tetes membutuhkan energi untuk
memindahkan air melalui jaringan pipa-pipa distribusi yang
selanjutnya dikeluarkan melalui emiter. Energi tersebut
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
54
diperoleh dari pompa yang dirangkaikan dengan mesin
pembangkit tenaga. Tipe pompa yang sering digunakan
adalah pompa sentrifugal. Besarnya tenaga yang
diperlukan dapat dihitung dengan persamaan:
102
QTDHWP
=
)100( =
WP
EpBP
Dimana :
WP = Output tenaga pemompaan (kW)
TDH = Total Dinamic Head (m)
Q = Debit sistem (I/detik)
BP = Input brake power (kW)
Ep = Efisiensi pompa (%)
5. Pemeliharaan Alat
Penerapan suatu teknologi yang menggunakan alat dan
mesin tidak akan berhasil baik tanpa adanya perawatan
yang intensif. Pada irigasi tetes diperlukan perawatan-
perawatan agar peralatan dapat berfungsi dengan baik.
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
33/34
-
8/10/2019 Buku Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan-libre
34/34
Pedoman Teknis Pengembangan Irigasi Bertekanan TA. 2010
57
ALOKASI KEGI ATAN PENGEMBANGANI RI GASI BERTEKANAN TA. 2010
Tanaman Hort ikultura Perkebunan Total
Pangan
I Jawa Timur 1 2 - 3
1 Jombang 1 - 12 Pacitan 1 1
3 Situbondo 1 1
I I Sumatera Barat 1 - 1 2
4 Kota Bukit Tinggi 1 - 1
5 Sijunjung - 1 1
I I I Jambi - - 2 2
6 Muaro Jambi 1 1
7 Sarolangun 1 1
I V Sumatera Selatan 1 - 2 3
8 Muara Enim 1 1
9 Empat Lawang 1 1
10 Ogan Komering Ilir 1 1
V Lampung 2 - - 211 Tanggamus 2 2
VI Sulawesi Utara - 3 1 4
12 Bolaang Mongodow Utara 2 2
13 Minahasa 1 1 2
VI I Sulawesi Tengah 1 1
14 Poso 1 1
VI I I Sulawesi Selatan 2 1 1 4
15 Bulukumba 1 1
16 Jeneponto 2 2
17 Pangkep 1 1
I X Sulawesi Tenggara 2 2
18 Bombana 2 2
X Bali - 1 1 2
19 Buleleng 1 1
20 Klungkung 1 1
XI Gorontalo - 1 - 1
21 Boalemo 1 1
7 11 8 26TOTAL
Volume (Unit)
No Prop./ Kab/ Kota
Lampiran9