buku panduan implementasi kurikulum 2012 unnes-revisi edyc-1 (5)

104
BAB I PENDAHULUAN 1. Rasional Pengembangan kurikulum bagi Universitas Negeri Semarang (Unnes) merupakan kebutuhan penting untuk mewujudkan tugas kelembagaan secara berkelanjutan. Kurikulum sebagai instrumental input dalam proses pendidikan disadari benar menjadi penentu arah pengembangan pendidikan. Kurikulum Unnes dikembangkan ke arah terwujudnya program pendidikan yang relevan, seimbang, responsif, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pemangku kepentingan dan perkembangan zaman. Sejak Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Semarang berubah menjadi Unnes pada tahun 1999, telah berlaku beberapa kurikulum, yaitu Kurikulum Unnes Tahun 2000, Kurikulum Unnes Tahun 2006, dan Kurikulum Unnes Tahun 2008. Kurikulum tersebut disusun dan dikembangkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar, dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Sebagai bagian dari masyarakat, Unnes dan lulusannya dihadapkan pada sejumlah tantangan yang makin kompleks. Visi Unnes untuk menjadi Unversitas Konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera dengan sendirinya menuntut kesadaran dan kewaspadaan pada tantangan global. Di antara kondisi-kondisi mutakhir dan tantangan tersebut adalah ancaman penurunan kualitas lingkungan, moral, dan kebudayaan, perkembangan masyarakat menjadi masyarakat digital, migrasi dan mobilitas global, menguatnya pasar internasional, dan ekonomi berbasis pengetahuan. Sebagian tantangan ini, utamanya bidang lingkungan dan kebudayaan, telah mendapatkan sentuhan yang memadai dari Unnes. Alur pikir konservasi lingkungan dan nilai moral dalam kegiatan tri dharma perguruan tinggi di Unnes dapat disajikan dalam Gambar 1. 5

Upload: isa-akhlis

Post on 20-Jan-2016

148 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

BAB IPENDAHULUAN

1.RasionalPengembangan kurikulum bagi Universitas Negeri Semarang (Unnes) merupakan kebutuhan penting untuk mewujudkan tugas kelembagaan secara berkelanjutan. Kurikulum sebagai instrumental input dalam proses pendidikan disadari benar menjadi penentu arah pengembangan pendidikan. Kurikulum Unnes dikembangkan ke arah terwujudnya program pendidikan yang relevan, seimbang, responsif, sesuai dengan tuntutan kebutuhan pemangku kepentingan dan perkembangan zaman.

Sejak Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Semarang berubah menjadi Unnes pada tahun 1999, telah berlaku beberapa kurikulum, yaitu Kurikulum Unnes Tahun 2000, Kurikulum Unnes Tahun 2006, dan Kurikulum Unnes Tahun 2008. Kurikulum tersebut disusun dan dikembangkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nomor 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar, dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi.

Sebagai bagian dari masyarakat, Unnes dan lulusannya dihadapkan pada sejumlah tantangan yang makin kompleks. Visi Unnes untuk menjadi Unversitas Konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, dan sejahtera dengan sendirinya menuntut kesadaran dan kewaspadaan pada tantangan global. Di antara kondisi-kondisi mutakhir dan tantangan tersebut adalah ancaman penurunan kualitas lingkungan, moral, dan kebudayaan, perkembangan masyarakat menjadi masyarakat digital, migrasi dan mobilitas global, menguatnya pasar internasional, dan ekonomi berbasis pengetahuan. Sebagian tantangan ini, utamanya bidang lingkungan dan kebudayaan, telah mendapatkan sentuhan yang memadai dari Unnes. Alur pikir konservasi lingkungan dan nilai moral dalam kegiatan tri dharma perguruan tinggi di Unnes dapat disajikan dalam Gambar 1.

Untuk merespons tantangan tersebut diperlukan langkah-langkah yang lebih komprehensif. Salah satu langkah yang ditempuh adalah penyelenggaraan tri dharma perguruan tinggi berbasis konservasi yang meliputi pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Dalam bidang pendidikan dan pengajaran langkah yang ditempuh adalah penyusunan kurikulum baru yang merupakan pengembangan dan penyempurnaan kurikulum yang telah ada.

5

Page 2: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Gambar 1.1 Alur Pikir Konservasi Lingkungan dan Nilai Moral dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi

Selaras dengan visi untuk menjadi Universitas Konservasi bertaraf internasional yang sehat, unggul, sejahtera, Unnes mengembangkan kurikulum baru, yaitu Kurikulum Unnes 2012 Berbasis Kompetensi dan Konservasi. Kurikulum ini dikembangkan guna menjamin ketercapaian penguasaan kompetensi keilmuan atau akademik sekaligus memberikan jaminan tumbuhnya nilai-nilai karakter dan berbasis nilai-nilai konservasi. Kurikulum baru ini telah ditetapkan berdasarkan Peraturan Rektor Universitas Negeri Semarang Nomor 25/2012 tentang Kurikulum Program Sarjana dan Diploma Unnes.

Kurikulum Unnes 2012 terdiri atas tiga buku. Buku 1 berisi latar belakang, landasan, prinsip pengembangan, tujuan dan manfaat, serta struktur Kurikulum Unnes 2012. Hal penting yang terdapat dalam Buku 1 adalah Kurikulum Unnes merupakan sebuah keharusan guna mewujudkan visi misi Unnes untuk menghasilkan lulusan dengan tetap mengacu pada peraturan perundangan. Buku 2 berisi tahap penyusunan kurikulum program studi. Tahapan penyusunan kurikulum yang dimaksud meliputi: (1) penetapan profil lulusan; (2) penetapan kompetensi lulusan berdasarkan profil lulusan; (3) penentuan bahan kajian yang terkait dengan IPTEKS program studi; (4) penetapan kedalaman dan keluasan kajian; (5) perangkaian berbagai bahan kajian tersebut ke dalam mata kuliah; (6) penyusunan struktur kurikulum dengan cara mendistribusikan mata kuliah tersebut dalam semester; (7) pengembangan rancangan pembelajaran yang meliputi pemilihan materi pembelajaran, metode pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran yang tepat untuk mencapai kompetensinya. Buku 3 berisi pendekatan dan strategi pembelajaran berbasis konservasi, yang mencakupi pendekatan, strategi, media, dan evaluasi pembelajaran.

Kurikulum Unnes 2012 yang dikembangkan atas dasar berbagai pemikiran, landasan, kebutuhan, dan idealisme sebagaimana yang telah

6

Masalah Lingkungan/ Planet Bumi

Tri Dharma Perguruan Tinggi: Pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian

kepada masyarakat

ISU GLOBALMasalah Peradaban Dunia

Konservasi Nilai/Moral/ Budaya (Nonfisik)

KonservasiLingkungan (Fisik)

Masalah Sistem Nilai individu-Masyarakat

Page 3: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

dipaparkan itu merupakan hal yang baru bagi sivitas akademika dan tenaga kependidikan. Oleh karena itu, untuk menjamin keterlaksanaannya diperlukan dukungan yang baik dari seluruh komponen akademik Unnes. Para dosen sebagai ujung tombak pelaksanaan kurikulum harus dipastikan mengerti dan memahami muatan dan tata cara implementasi kurikulum baru ini. Tanpa dua hal tersebut hampir dapat dipastikan kurikulum baru ini tidak dapat diimplementasi dengan baik, dan cita-cita mewujudkan kualitas dan profil lulusan yang berkompeten dan berkarakter serta memiliki wawasan konservasi yang kuat tidak dapat direalisasi. Dalam upaya menjamin keberhasilan pelaksanan Kurikulum Unnes 2012 tersebut, buku ini sengaja disusun dan dikembangkan. Buku Strategi Implementasi Kurikulum Unnes 2012 merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Buku 1, Buku 2, dan Buku 3 sebagai dokumen Kurikulum Unnes 2012.

2. Tujuan dan ManfaatBuku Strategi Implementasi Kurikulum Unnes 2012 ini disusun dengan tujuan:

1. menjadi pedoman bagi program studi dan dosen di Unnes dalam mengimplementasikan Kurikulum Unnes 2012 dan

2. menjadi panduan bagi dosen untuk menerapkan standar layanan pembelajaran yang dikelolanya.

Terbitnya buku ini diharapkan dapat bermanfaat dalam pelaksanaan Kurikulum Unnes 2012, yaitu:

1. menjadi rujukan bagi para dosen dalam mengelola pembelajaran sesuai dengan standar yang ditentukan dan

2. menjadi rujukan bagi penjaminan mutu proses dan hasil pembelajaran agar meningkat menuju lulusan berkompeten dan berkarakter.

3. Ruang LingkupBuku Strategi Implementasi Kurikulum Unnes 2012 terdiri atas tujuh bab, yaitu:

Bab 1

Rasional, Tujuan, dan Manfaat serta ruang lingkup yang berisi paparan tentang arti penting buku strategi implementasi Kurikulum Unnes 2012.

Bab 2

Profil Lulusan Unnes yang berisi gambaran komprehensif lulusan yang dihasilkan Unnes, yakni selain memiliki kompetensi sesuai dengan program studinya masing-masing, meliputi aspek knowledge, skill, dan attitude, juga sekaligus memiliki karakter konservasi.

Bab 3

Prinsip-Prinsip Pembelajaran yang berisi asas-asas pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan potensinya. Prinsip-prinsip pembelajaran ini antara lain meliputi inspiratif,

7

Page 4: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

menantang, memotivasi, dan menyenangkan. Bab 4

Strategi Pembelajaran yang bertumpu pada student centered learning dan melalui penerapan berbagai metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik program studi dan strategi yang mampu mengembangkan karakter konservasi.

Bab 5

Media Pembelajaran yang berisi paparan tentang berbagai ragam media yang dapat dirujuk oleh dosen agar mahasiswa memiliki kompetensi yang diharapkan.

Bab 6

Evaluasi Pembelajaran yang berisi paparan tentang jenis dan ragam cara dan alat evaluasi yang dapat digunakan sebagai acuan dosen dalam mengembangkan evaluasi pembelajarannya.

Bab 7

Penutup berisi penegasan kembali bahwa implementasi Kurikulum Unnes 2012 bergantung pada komitmen manajemen akademik, dosen, mahasiswa, dan juga tenaga kependidikan di lingkungan Unnes.

8

Page 5: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

BAB IIPROFIL LULUSAN UNNES(KOMPETEN DAN BERKARAKTER KONSERVASI)

Profil lulusan Unnes merupakan deskripsi kualifikasi luaran Unnes sesuai dengan masing-masing jenjang pendidikan dan keahlian (program studi)

sekaligus nilai-nilai karakter konservasi. Profil lulusan Unnes dapat dirumuskan berdasarkan dua perspektif, yaitu

capaian pembelajaran/kompetensi yang berbasis jenjang pendidikan/keilmuan dan capaian pembelajaran/kompetensi yang berbasis nilai-nilai karakter konservasi. Capaian pembelajaran/kompetensi berbasis jenjang dan keilmuan didasarkan pada Deskripsi Jenjang Kualifikasi KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) sesuai Peraturan Presiden No 8 Tahun 2012 yang dikembangkan sebagai kompetensi utama di setiap program studi, sedangkan capaian pembelajaran/kompetensi yang berbasis nilai-nilai karakter konservasi dikembangkan sebagai bagian dari kompetensi institusional yang menjadi penciri keunggulan lulusan Unnes.Deskripsi kualifikasi setiap jenjang diuraikan sebagai berikut.Deskripsi Umum

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.b. Memiliki moral, etika dan kepribadian yang baik di dalam

menyelesaikan tugasnya.c. Berperan sebagai warga negara yang bangga dan cinta tanah air

serta mendukung perdamaian dunia.d. Mampu bekerja sama dan memiliki kepekaan sosial dan kepedulian

yang tinggi terhadap masyarakat dan lingkungannya.e. Menghargai keanekaragaman budaya, pandangan, kepercayaan, dan

agama serta pendapat/temuan original orang lain.f. Menjunjung tinggi penegakan hukum serta memiliki semangat untuk

mendahulukan kepentingan bangsa serta masyarakat luas.1. Jenjang Diploma III

a. Mampu menyelesaikan pekerjaan berlingkup luas, memilih metode yangsesuai dari beragam pilihan yang sudah maupun belum baku denganmenganalisis data, serta mampu menunjukkan kinerja dengan mutu dankuantitas yang terukur.

b. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

c. Mampu mengelola kelompok kerja dan menyusun laporan tertulis secara komprehensif.

d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja kelompok.

2. Jenjang Sarjana (S1)a. Mampu mengaplikasikan bidang keahliannya dan memanfaatkan

ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni pada bidangnya dalam penyelesaian masalah serta mampu beradaptasi terhadap situasi yang dihadapi.

9

Page 6: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

b. Menguasai konsep teoritis bidang pengetahuan tertentu secara umum dan konsep teoritis bagian khusus dalam bidang pengetahuan tersebut secaramendalam, serta mampu memformulasikan penyelesaian masalah prosedural.

c. Mampu mengambil keputusan yang tepat berdasarkan analisis informasi dan data, dan mampu memberikan petunjuk dalam memilih berbagai alternatif solusi secara mandiri dan kelompok.

d. Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri dan dapat diberi tanggung jawab atas pencapaian hasil kerja organisasi.

3. Pendidikan Profesi……….

4. Jenjang Magister (S2)a. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di

dalambidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya inovatif dan teruji.

b. Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi,dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter ataumultidisipliner.

c. Mampu mengelola riset dan pengembangan yang bermanfaat bagi masyarakat dan keilmuan, serta mampu mendapat pengakuan nasional dan internasional.

5. Jenjang Doktor (S3)a. Mampu mengembangkan pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

baru didalam bidang keilmuannya atau praktek profesionalnya melalui riset, hingga menghasilkan karya kreatif, original, dan teruji.

b. Mampu memecahkan permasalahan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni di dalam bidang keilmuannya melalui pendekatan inter, multi,dan transdisipliner.

c. Mampu mengelola, memimpin, dan mengembangkan riset danpengembangan yang bermanfaat bagi kemaslahatan umat manusia, sertamampu mendapat pengakuan nasional dan internasional.

Secara operasional, nilai-nilai karakter konservasi sebagai ciri khas dan keunggulan keluaran Unnes dirumuskan dengan kriteria normatif sebagai berikut.

1. ReligiusReligius adalah sikap dan perilaku seseorang yang didasarkan pada ajaran dan norma-norma agama atau kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan keyakinan dan kepercayaannya. Berbagai kriteria normatif nilai religius, di antaranya:a. menyakini kebenaran agama atau kepercayaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa;b. menjalankan ajaran agama sesuai dengan keyakinan masing-masing;c. menghargai perbedaan agama atau kepercayaan kepada Tuhan Yang

Maha Esa; d. memiliki jiwa amanah (tulus, ikhlas, dan dapat dipercaya) dalam

menerima dan melaksanakan tugas dengan segala konsekuensinya;

10

Page 7: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

e. melakukan suatu pekerjaan dan aktivitas yang hasilnya dipasrahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.

2. JujurJujur merupakan sikap dan perilaku seseorang yang didasarkan pada nilai-nilai kebenaran yang diakui dan dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kriteria normatif jujur, di antaranya:a. berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma kebenaran

dalam segala aspek kehidupan;b. berani membela kebenaran secara objektif sesuai dengan harkat dan

martabat manusia;c. berani mengatakan yang benar dan tidak lazim;d. melaksanakan janji secara konsisten dan konsekuen;e. berani mencela kebohongan dan kecurangan.

3. Cerdas Cerdas adalah sikap dan perilaku seseorang yang menggambarkan kemampuan berpikir dan berperilaku yang logis dan objektif sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma kebenaran serta harkat dan martabat manusia. Beberapa kriteria normatif cerdas, di antaranya:a. berpikir logis sesuai dengan konsep ilmu pengetahuan, teknologi,

seni, dan/atau olahraga;b. menemukan kebenaran secara logis dan metodologis;c. memecahkan masalah secara tepat dan akurat berdasarkan data

empiris;d. kreatif dalam mengembangkan model atau cara-cara yang baru;e. menemukan solusi secara cepat berdasarkan pemikiran yang logis.

4. AdilAdil merupakan sikap dan perilaku seseorang yang didasarkan pada hak dan kewajiban asasi manusia dengan menjunjung tinggi perbedaan agama, ras, gender, status sosial, dan keragaman budaya sehingga dapat menghindarkan diri dari tindakan sewenang-wenang dan diskriminatif. Adil dapat diukur melalui berbagai kriteria normatif, di antaranya:a. berperilaku sesuai dengan harkat dan martabat manusia;b. berperilaku seimbang, serasi, dan selaras dalam hubungan dengan

manusia dan lingkungan;c. tidak sewenang-wenang dan tidak diskriminatifterhadap orang lain;d. tidak membeda-bedakan hak orang yang satu dengan yang lain;e. berperilaku objektif dan proporsional dalam menyelesaikan masalah.

5. Tanggung jawabTanggung jawab merupakan sikap dan perilaku seseorang yang meng-gambarkan kemampuan dan kemauan untuk melaksanakan kewajiban

11

Page 8: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

sesuai dengan hak dan wewenangnya, baik terhadap diri sendiri maupun orang lain. Adapun kriteria normatif tanggung jawab, di antaranya:a. bekerja sesuai dengan hak dan kewajibannya;b. bekerjasecara tulus dan ikhlas;c. dapat mengemban kepercayaan dari orang lain;d. mengakui kesalahan atau kekurangan dirinya sendiri;e. mengakui kelebihan orang lain.

6. PeduliPeduli adalah sikap dan perilaku seseorang yang menggambarkan perhatian yang sungguh-sungguh, tulus, dan ikhlas terhadap kesulitan orang lain dan kerusakan lingkungan. Beberapa kriteria normatif peduli, di antaranya:a. peka terhadap kesulitan orang lain;b. peka terhadap kerusakan lingkungan fisik;c. peka terhadap berbagai perilaku menyimpang;d. peka terhadap kebutuhan dan tuntutan masyarakat yang dinamis;e. peka terhadap perubahan pola-pola kehidupan sosial.

7. Toleran Toleran merupakan sikap dan perilaku seseorang yang mengutamakan kepentingan, kebutuhan, dan perasaan orang lain. Toleransi dapat diukur dengan beberapa kriteria normatif, di antaranya:a. mengakui perbedaan agama dan kepercayaan kepada Tuhan YME;b. mengakui perbedaan ras, etnis, gender, status sosial, dan budaya;c. mendahulukan kepentingan dan hak orang lain;d. menjaga perasaan orang lain;e. menolong atau membantu kesulitan orang lain.

8. DemokratisDemokratis adalah prinsip hidup dan kehidupan yang mengutamakan kesamaan derajat dan menjunjung martabat, hak dan kewajiban masing-masing individu sesuai dengan norma-norma yang diakui dan dijunjung tinggi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berbagai kriteria normatif demokratis, di antaranya:a. mengakui persamaan hak;b. mampu menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban;c. mengutamakan musyawarah untuk mufakat;d. menghargai perbedaan atau keragaman;e. mematuhi aturan permainan.

9. Cinta tanah airCinta tanah air adalah sikap dan perilaku seseorang yang mengutama-kan kepentingan negara dari pada kepentingan pribadi atau golongan. Kriteria normatif cinta Tanah Air, di antaranya:a. berani membela kepentingan bangsa dan negara;

12

Page 9: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

b. berjiwa patriot;c. mencintai budaya nasional;d. berani membela martabat bangsa dan negara;e. mencintai produk dalam negeri;f. memelihara lingkungan hidup.

10.TangguhTangguh merupakan sikap dan perilaku seseorang yang menggambar-kan keteguhan hati dalam menghadapi perbagai persoalan, tantangan, dan perkembangan kehidupan yang dinamis dengan segala resikonya. Adapun kriteria normatif tangguh, di antaranya:a. pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan;b. bersemangat untuk mencapai hasil kerja optimal;c. tidak mudah terprovokasi oleh isu-isu yang tidak akurat;d. dapat bekerja di bawah tekanan;e. percaya pada kemampuan diri sendiri;f. mampu menaklukkan tantangan yang dihadapi.

11.SantunSantun adalah sikap dan perilaku seseorang yang didasarkan pada kerendahan hati, nilai-nilai etika, dan nilai-nilai estetika dalam rangka mengembangkan kehidupan yang harmonis. Kriteria normatif santun, di antaranya:a. rendah hati dalam pergaulan antar sesama;b. berbicara dengan bahasa yang baik dan benar;c. berperilaku sesuai dengan nilai-nilai moral;d. selalu respek kepada orang lain;e. mengutamakan keharmonisan dalam pergaulan dengan sesama;f. berperilaku sesuai adat istiadat masyarakat beradab.

Dalam upaya mencapai profil lulusan Unnes sebagaimana diuraikan di atas, maka kurikulum masing-masing program studi harus disusun sedemikian rupa sehingga selaras dengan visi dan misi dari program studi, fakultas, maupun perguruan tinggi yang bersangkutan. Oleh karena itu, kurikulum suatu program studi pada suatu perguruan tinggi tidak harus selalu sama dengan kurikulum program studi yang sama dari perguruan tinggi lain. Pendek kata, masing-masing program studi dapat merumuskan kompetensi yang harus dikuasai para lulusannya. Namun demikian, dalam merumuskan profil lulusan, masing-masing program studi harus tetap mengacu pada profil lulusan Unnes.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka profil lulusan Unnes harus menggambarkan kompetensi yang sesuai dengan program studi dan nilai-nilai karakter konservasi yang ditetapkan Unnes. Dengan kata lain, profil lulusan Unnes merupakan figur yang kompeten di bidang keahliannya sekaligus memiliki nilai-nilai karakter konservasi yang menyatu dan mengejawantah dalam setiap perilaku dalam kehidupan pribadi, keluarga,

13

Page 10: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

masyarakat, bangsa, dan negara. Untuk mencapai harapan itu bukan persoalan yang sulit karena selama ini program studi di Unnes telah mengembangkan dan melaksanakan kurikulum berbasis kompetensi. Dengan demikian, tugas yang harus dilakukan masing-masing program studi adalah memasukan nilai-nilai karakter konservasi ke dalam kurikulumnya.

Sementara, Unnes telah menetapkan dua strategi untuk mencapai lulusan yang berkarakter konservasi. Pertama, melalui mata kuliah yang secara khusus disiapkan memuat nilai-nilai karakter konservasi seperti Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, dan Pendidikan Lingkungan Hidup. Kedua, pendidikan karakter konservasi dilaksanakan secara integrated dengan mata kuliah-mata kuliah program studi sebagai nurturant effectatau hidden curriculum.

Berdasarkan pemikiran di atas, profil lulusan Unnes sebagaimana dirumuskan di atas merupakan pemikiran yang logis dan realistis. Oleh karena itu, persoalan yang diperlukan adalah adanya komitmen bersama di antara para pimpinan dan tenaga pendidik sehingga upaya untuk mencapai profil lulusan Unnes yang kompeten dan berkarakter konservasi merupakan sebuah keniscayaan.

14

Page 11: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

BAB IIIPRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN

Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan pola-pola yang menggambarkan interaksi antara para mahasiswa dan para dosen maupun antara para mahasiswa dan sumber belajar pada lingkungan belajar di Unnes. Prinsip-prinsip pembelajaran yang dipilih dan diharapkan dapat diimplementasikan oleh para dosen dijelaskan di bawah ini.

1. KeteladananKeteladanan merupakan gambaran perilaku seseorang, baik dalam berpikir, bersikap, berbicara, maupun bertindak yang layak dicontoh karena dapat merubah perilaku orang lain sesuai dengan keinginan atau yang diharapkan. Secara konseptual, keteladanan sangat relevan dengan pembelajaran transformatif, di mana para dosen berusaha mentransformasikan seluruh attitude, skill, dan knowledge kepada para mahasiswa secara utuh. Oleh karena itu, keteladanan yang mencerminkan sikap dan perilaku seorang dosen memiliki peranan strategis dalam meningkatkan kompetensi mahasiswa, baik melalui penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga; peningkatan keterampilan fungsional; maupun pembentukan sikap dan kepribadian profesional.

Secara operasional, hubungan antara aspek keteladanan, perilaku yang diharapkan, dan nilai-nilai keunggulan dapat diberikan contoh sebagaimana matriks di bawah ini.

Matriks 1. Hubungan antara Keteladanan, Perilaku, dan Nilai-nilai

Aspek Keteladan

an

Perilaku yang Diharapkan Nilai-nilai KeunggulanDosen Mahasiswa

Persiapan perkuliahan

- Rajin membaca- Kerja keras- Serius

- Rajin membaca- Kerja keras- Serius

Kompeten di bidangnya

Perkataan - Bicara benar- Etis- Estetis

- Bicara benar- Etis- Estetis

- Religius- Jujur- Santun

Pakaian - Rapi- Tertib- Estetis

- Rapi- Tertib- Estetis

- Disiplin- Santun

Waktu - Tepat waktu- Menepati janji- Kuliah sesuai

jadwal

- Tepat waktu- Menepati janji- Kuliah sesuai

jadwal

- Disiplin- Tanggung

jawab

Empati - Perhatian - Suka membantu

- Perhatian - Suka membantu

- Peduli- Toleran

15

mr. edi, 09.02.14,
Tidak perlu rinci agar dosen tidak merasa terlalu diatur/tetapi jika dipandang perlu dapat tetap dicantumkan
Page 12: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

- Apresiatif - Apresiatif - Adil Keteladanan seorang dosen dapat dilaksanakan melalui berbagai

perilaku yang dapat dilihat dan dirasakan para mahasiswa, baik dalam bentuk produk maupun proses. Persiapan perkulihan, perkataan, pakaian, pola hidup, waktu kehadiran, kerja keras, empati merupakan hasil dan proses perilaku yang patut untuk diteladani. Keteladanan seorang dosen diharapkan dapat mempengaruhi cara berpikir, bersikap, dan berperilaku para mahasiswa dalam mengembangkan potensi dirinya agar menjadi manusia yang kompeten, kompetitif, dan berkepribadian.

2. KesetaraanKesetaraan menggambarkan pandangan bahwa setiap warga negara memiliki kedudukan dan hak yang sama dengan menjunjung tinggi perbedaan agama, ras, suku, gender, status sosial, dan budaya maupun keterbatasan fisik dan mental. Pendek kata, setiap warga negara berhak mendapatkan layanan pendidikan yang bermutu sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya. Apabila para dosen Unnes dapat memegang teguh dan melaksanakan prinsip kesetaraan dalam pembelajaran, maka harapan terlaksananya pendidikan yang berkeadilan merupakan sebuah keniscayaan.

Prinsip kesetaraan harus diimplementasikan secara konsisten dan konsekuen oleh setiap dosen agar setiap mahasiswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk: (1) mengikuti pembelajaran yang bermutu; (2) memperoleh layanan bimbingan yang berkeadilan; (3) mendapatkan penilaian yang objektif; (4) mendapatkan perlakukan yang berkeadilan; (5) mengikuti berbagai kegiatan akademik dan kegiatan nonakademik sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuannya. Dengan demikian, setiap mahasiswa dapat mengembangkan potensinya sehingga profil lulusan Unnes yang kompeten, kompetitif, dan berkarakter konservasi dapat direalisasikan secara nyata.

Secara operasional, prinsip kesetaraan sangat berguna dalam mewujudkan profil lulusan Unnes yang berkualitas, terutama dalam menanamkan nilai-nilai religius, keadilan, kejujuran, tanggung jawab, dan demokrasi sebagai nilai karakter konservasi.

Matriks 2. Hubungan antara Kesetaraan, Perilaku, dan Nilai-nilai

Aspek Kesetara

an

Perilaku yang Diharapkan Nilai-nilai KeunggulanDosen Mahasiswa

Hubungan dosen dan mahasiswa

Menjalin hubungan, komunikasi, interaksi dengan para mahasiswa tanpa membedakan agama, suku, ras, etnis, gender, dan status sosial

Memberikan salam kepada setiap dosen tanpa membedakan agama, suku, ras, etnis, gender, dan status sosial

- Santun- Peduli- Toleran- Demokratis

16

Page 13: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Perkataan Berbicara kepada para mahasiswa dengan bahasa yang baik dan benar tanpa membedakan agama, suku, ras, etnis, gender, dan status sosial

Berbicara kepada para dosen dengan bahasa yang benar dan baik tanpa membedakan agama, suku, ras, etnis, gender, dan status sosial

- Santun- Peduli- Tanggung

jawab- Toleran

Pelayanan bimbingan

Memberikan bimbingan kepada setiap mahasis-wa tanpa membedakan agama, suku, ras, etnis, gender, dan status sosial

Memiliki kesiapan untuk mendapatkan bimbingan dari dosen tanpa membedakan agama, suku, ras, etnis, gender, dan status sosial

- Demokratis- Adil- Santun- Toleran

Penghargaan Memberikan penghargaan kepada setiap mahasiswa yang berprestasi tanpa membedakan agama, suku, ras, etnis, gender, dan status sosial

Menaruh apresiasi kepada mahasiswa lain yang mendapat penghargaan tanpa membedakan agama, suku, ras, etnis, gender, dan status sosial

- Adil- Tanggung

jawab- Demoklratis- Santun

Hukuman Memberikan hukuman kepada setiap mahasiswa yang bersalah tanpa membedakan agama, suku, ras, etnis, gender, dan status sosial

Menyadari bahwa hukuman yang diberikan dosen kepada mahasiswa sebagai tindakan yang tepat karena didasarkan keadilan

- Adil- Tanggung

jawab- Demokratis- Santun

Bantuan Memberikan bantuan kepada setiap mahasiswa yang kesulitan tanpa membedakan agama, suku, ras, etnis, gender, dan status sosial

Menghormati dan menghargai bantuan yang diberikan dosen kepada setiap mahasiswa yang mengalami kesulitan tanpa membedakan agama, suku, ras, etnis, gender, dan status sosial

- Adil- Peduli- Toleran- Tanggung

jawab

3. InteraktifInteraktif memiliki pengertian adanya hubungan aktif yang saling mempengaruhi antara subjek yang berinteraksi. Interaktif menggambarkan hakikat pembelajaran, yaitu adanya interaksi antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada lingkungan belajar tertentu. Prinsip ini menekankan adanya interaksi antara mahasiswa dengan dosen maupun antara mahasiswa dengan sumber belajar, di mana mahasiswa sebagai subjek belajar utama. Prinsip interaktif sesuai dengan teori belajar modern yang memandang perubahan perilaku subjek belajar yang relatif sebagai ukuran keberhasilan belajar yang tertinggi, sedangkan perubahan yang relatif permanen dapat tercapai apabila subjek belajar dapat menemukan

17

Page 14: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

sendiri fakta, konsep, prosedur, dan meta kognitif dari bidang ilmu yang dipelajari.

Pelaksanaan prinsip interaktif yang konsisten dan konsekuen dalam pembelajaran merupakan awal untuk menguasai ilmu pengetahuan dan keterampilan fungsional melalui prosedur yang sistematis. Mahasiswa mendapat kesempatan menemukan pengetahuan dan keterampilan atas dasar aktifitas sendiri dan mendapatkan penjelasan yang logis dan komprehensif dari dosennya. Dengan demikian, harapan tercapainya profil lulusan Unnes yang kompeten dan kompetitif merupakan sebuah keniscayaan.

Di samping itu, prinsip interaktif memungkinkan para mahasiswa dapat memahami, menghayati, dan menerima nilai-nilai kehidupan yang diakui masyarakat beradab sebagai dasar pembentukan sikap dan kepribadian profesionalnya. Pendek kata, prinsip interaktif sangat relevan dengan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter konservasi. Oleh karena itu, setiap dosen diharapkan dapat menerapkan prinsip interaksi dalam pembelajaran agar profil lulusan Unnes yang kompeten, kompetitif, dan berkarakter dapat diwujudkan secara nyata.

Matriks 3. Hubungan antara Interaktif, Perilaku, dan Nilai-nilai

Aspek Interakti

f

Perilaku yang Diharapkan Nilai-nilai KeunggulanDosen Mahasiswa

Hubungan dosen dan mahasiswa

Dapat menjalin interaksi yang saling menguntungkan dengan para mahasiswa

Dapat menjalin interaksi yang saling menguntungkan dengan setiap dosen

- Santun- Peduli- Toleran- Demokratis

Waktu Mengutamakan interaksi dengan para mahasiswa pada jam kantor

Mengutamakan interaksi dengan para dosen pada jam kantor

- Religius- Cerdas- Santun- Tanggung

jawabPerkuliahan Melaksanakan kuliah

dengan pendekatan interaktif agar para mahasiswa dapat berperan serta secara aktif dalam mengembangkan potensi dirinya

Dapat menggunakan materi kuliah sebagai media untuk mengembangkan interaksi dengan para dosen

- Religius- Cerdas- Santun- Tanggung

jawab

Mengajukan pertanyaan kepada para mahasiswa dengan bahasa yang baik dan benar

Menjawab pertanyaan yang diajukan dosen

- Cerdas- Tanggung

jawab- Jujur- Adil- Santun

Memberikan bahan diskusi kepada para mahasiswa

Melaksanakan diskusi secara serius dan sungguh-sungguh

- Tanggung jawab

- Jujur

18

Page 15: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

- CerdasBimbingan Melaksanakan

bimbingan akademik secara teratur sesuai dengan kesepakatan bersama

Mengikuti bimbingan akademik secara teratur dan taat asas

- Tanggung jawab

- Cerdas- Peduli

Melaksanakan bimbing-an skripsi secara intensif dan teratur

Mengikuti bimbingan skripsi sesuai dengan kesepakatan bersama

- Tanggung jawab

- Adil- Cerdas

Penilaian Memberikan tugas secara transparan dan jelas

Membuat tugas sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama, baik materi, struktur, maupun waktu

- Cerdas- Jujur- Tanggung

jawab- Adil - Demokratis- Tangguh

Melaksanakan ujian secara periodik sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Mengikuti ujian yang diselenggarakan dosen secara teratur

- Cerdas- Jujur- Tanggung

jawab- Adil- Demokratis- Tangguh

4. InspiratifSalah satu parameter untuk mengukur keberhasilan pembelajaran adalah berkembangnya inspirasi di kalangan mahasiswa. Pembelajaran bukan hanya proses transfer of knowledge karena di dalamnya terdapat proses reduksi dan internalisasi fakta, konsep, prosedur, dan meta kognitif yang mampu mengembangkan inspirasi mahasiswa untuk mengembangkan pengetahuan secara luas dan mendalam. Itulah hakikat pembelajaran yang penting dan harus diaktualisasikan secara nyata.

Dalam konteks pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter konservasi, prinsip inspiratif menjadi semakin penting karena dapat meningkatkan kompetensi mahasiswa di bidang keilmuannya dan sekaligus dapat membentuk sikap dan kepribadian profesionalnya. Para mahasiswa yang dapat mengembangkan inspirasi akan mencerminkan mahasiswa yang cerdas, tangguh, dan bertanggung jawab atas dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Apalah arti pembelajaran apabila tidak mampu membangkitkan inspirasi para mahasiswa agar menjadi lulusan Unnes yang berkualitas.

Matriks 4. Hubungan antara Inspiratif, Perilaku, dan Nilai-nilai

Aspek Inspirat

if

Perilaku yang Diharapkan Nilai-nilai KeunggulanDosen Mahasiswa

Perkuliahan

Menjelaskan materi kuliah secara mendalam dan komprehensif, baik dari aspek teoritis

Melakukan eksplorasi dari berbagai sumber agar mampu memahami materi perkuliahan

- Religius- Cerdas- Tanggung

jawab

19

Page 16: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

maupun praktis secara mendalam dan komprehensif

Mengajukan pertanyaan: Apakah manfaat materi perkuliahan bagi para mahasiswa?

Berusaha menemukan jawaban secara mendalam dan komprehensif atas inisiatif sendiri

- Cerdas- Tanggung

jawab

Mengakhiri perkualiahan dengan memberikan problem-problem yang harus didiskusikan oleh para mahasiswa

Berusaha mengembang-kan inspirasi dalam memecahkan problem-problem melalui diskusi dengan sesamanya

- Cerdas - Tanggung

jawab- Jujur

Bimbingan

Melaksanakan bimbingan akademik secara sistematis, sistemik, dan objektif

Berusaha mengembangkan inspirasi untuk mengikuti bimbingan akademik secara teratur dan taat asas

- Tanggung jawab

- Cerdas- Peduli- Santun

Melaksanakan bimbingan skripsi secara cermat dengan menunjukkan berbagai kekurangan atau kesalahan ilmiah yang dilakukan mahasiswa

Berusaha mengembang-kan inspirasi untuk memperbaiki skripsi agar sesuai dengan metode dan prinsip-prinsip ilmiah

- Tanggung jawab

- Adil- Cerdas

Penilaian Memberikan tugas secara jelas, baik dilihat dari materi maupun waktu serta konsekuensinya

Menyelesaikan tugas sesuai dengan ketentuan yang disepakati bersama melalui berbagai inspirasi

- Cerdas- Jujur- Tanggung

jawab- Adil - Demokratis- Tangguh

Melaksanakan ujian secara periodik sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Mengembangkan inspirasi untuk mengikuti ujian secara teratur dan taat asas

- Cerdas- Jujur- Tanggung

jawab- Adil- Demokratis- Tangguh

Diskusi informal

Menjelaskan berbagai persoalan aktual yang terjadi pada skala lokal, nasional, atau global

Mengembangkan inspi-rasi untuk memahami berbagai persoalan kehidupan, baik pada skala lokal, nasional, maupun global

- Religius- Cerdas- Tanggung

jawab- Demokratis- Santun

Menjelaskan berbagai perubahan dan tantangan kehidupan yang semakin dinamis dan berat

Mengembangkan inspi-rasi untuk memahami berbagai perubahan dan tantangan kehidupan yang terus berubah secara dinamis

- Cerdas- Peduli- Demokratis- Tanggung

jawah - Tangguh

20

Page 17: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

5. PartisipatifPrinsip partisipatif menghendaki adanya peran serta secara aktif dari para mahasiswa dalam setiap proses pembelajaran. Pembelajaran yang serah dan menempatkan mahasiswa sebagai objek tidak sesuai dengan perkembangan, tantangan, dan kebutuhan para mahasiswa. Oleh karena itu, setiap dosen diharapkan dapat mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendek kata, prinsip partisipatif merupakan landasan untuk mencapai profil lulusan Unnes yang berkualitas (kompeten, kompetitif, berkepribadian, berkarakter konservasi) sebagai keunggulannya.

Prinsip partisipatif memungkinkan terjadinya perubahan yang relatif permanen karena para mahasiswa dapat menemukan, mengelaborasi, dan menarik simpulan sendiri atas fakta, konsep, prosedur, dan meta kognitif yang dipelajari. Dengan demikian, harapan tercapainya profil lulusan Unnes yang kompeten dan kompetitif merupakan keniscayaan. Di samping itu, prinsip partisipatif dapat menjadi wahana yang efektif untuk mengembangkan nilai-nilai cerdas, tangguh, demokratis, jujur, santun, dan peduli sebagai nilai karakter konservasi.

Matriks 5. Hubungan antara Partisipatif, Perilaku, dan Nilai-nilai

Aspek Partisipa

tif

Perilaku yang Diharapkan Nilai-nilai KeunggulanDosen Mahasiswa

KegiatanPerkuliahan

Memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk berperan serta aktif dalam mengkaji setiap materi perkuliahan

Berusaha memahami materi perkuliahan secara mendalam dan komprehensif melalui diskusi atau dengan mengajukan pertanyaan

- Religius- Cerdas- Tanggung

jawab

Mengajukan pertanyaan kepada para mahasiswa dari awal sampai akhir perkuliahan

Berusaha berperan serta secara aktif dalam menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dosen

- Cerdas- Tanggung

jawab- Peduli

Menggunakan metode diskusi dalam perkuliahan

Berperan serta secara aktif sesuai dengan tugas dan kemampuan

- Cerdas- Demokratid- Tanggung

jawab- Toleran

Kegiatan Bimbingan

Memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada para mahasiswa untuk melakukan bimbingan akademik

Berusaha secara aktif untuk memanfaatkan kesempatan yang diberikan dosen untuk melakukan bimbingan akademik

- Cerdas- Tanggung

jawab- Demokratis

21

Page 18: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Melaksanakan bimbingan skripsi secara teratur sesuai dengan jadwal yang disepakati bersama

Berusaha secara aktif untuk memanfaatkan waktu bimbingan yang terbatas

- Cerdas- Tanggung

jawab- Demokratis- Santun

Kegiatan Penilaian

Memberikan imbalan (reward) kepada mahasiswa yang dapat menyelesaikan tugas secara cepat dan tepat

Berusaha aktif untuk menyelesaikan tugas sebelum waktunya habis

- Tanggung jawab

- Jujur- Tangguh

Memberikan reward kepada mahasiswa yang aktif bertanya dan menjawab selama perkuliahan

Berusaha berperan serta secara aktif dalam setiap perkuliahan, baik dengan mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan

- Cerdas- Tangguh- Peduli- Jujur

Memberikan punishment kepada mahasiswa yang tidak jujur pada waktu ujian

- Berusaha untuk mengerjakan soal ujian dengan penuh kejujuran

- Menerima dengan penuh tanggung jawab hukuman yang diberikan oleh dosen

- Jujur- Tanggung

jawab- Peduli- Santun

Diskusi Informal

Memberi kesempatan kepada para mahasiswa untuk berdiskusi

Berusaha aktif untuk memanfaatkan kesempatan yang diberikan dosen untuk memperluas wawasan pengetahuannya

- Demokratis- Cerdas- Peduli- Tanggung

jawab

6. IntegratifPrinsip integratif menghendaki pengelolaan pembelajaran dilakukan dengan pendekatan sistem yang terencana, terarah, dan berkesinambungan. Artinya, materi pembelajaran harus dikaji secara komprehensif dari berbagai unsur dan perspektif. Dengan demikian, mahasiswa diharapkan dapat menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga secara luas dan mendalam; mampu mengembangkan keterampilan fungsional yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan bangsa; serta mampu mengembangkan sikap dan kepribadian profesional berdasarkan nilai-nilai dan pengetahuan yang logis.

Prinsip integratif memungkinkan mahasiswa memiliki wawasan yang luas, termasuk memahami dampak penerapan pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga terhadap kehidupan masyarakat. Pada umumnya, persoalan itu kurang mendapat perhatian yang proporsional karena dikalahkan oleh kepentingan pragmatis. Dalam konteks konservasi, maka prinsip integratif sangat berguna untuk menanamkan nilai-nilai cerdas, adil, tanggung jawab, dan peduli. Oleh karena itu, setiap dosen harus dapat

22

Page 19: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

menerapkan prinsip integratif dalam mengelola pembelajaran sehingga setiap materi pembelajaran dapat dipahami secara utuh.

Matriks 6. Hubungan antara Integratif, Perilaku, dan Nilai-nilai

Aspek Integrati

f

Perilaku yang Diharapkan Nilai-nilai KeunggulanDosen Mahasiswa

KegiatanPerkuliahan

Menjelaskan materi per-kuliahan secara men-dalam dan komprehensif dari berbagai perspektif

Berusaha memahami materi perkuliahan secara komprehensif dari berbagai sudut pandang

- Religius- Cerdas- Tanggung

jawab- Peduli- Demokratis

Mengajukan pertanyaan yang kompleks kepada para mahasiswa

Berusaha menemukan jawaban yang lengkap dan komprehensif dari berbagai perspektif teoritis maupun kebutuhan praktis

- Cerdas- Tanggung

jawab- Peduli

Menggunakan metode problem solving dalam memcahkan persoalan

Berusaha untuk memcahkan persoalan secara mendalam dan komprehensif dengan pendekatan yang integratif

- Cerdas- Demokratis- Tanggung

jawab- Toleran

Kegiatan Bimbingan

Memberikan bimbingan akademik secara integratif sesuai dengan kebutuhan mahasiswa

Berusaha memahami berbagai persoalan secara integratif

- Cerdas- Tanggung

jawab- Demokratis- Peduli

Melaksanakan bimbingan skripsi secara integratif dengan mahasiswa lain

Berusaha memahami berbagai persoalan yang dihadapi masing-masing mahasiswa sehingga pada akhirnya mampu memahami persoalan penulisan skripsi secara integratif

- Cerdas- Tanggung

jawab- Demokratis- Peduli- Santun

Kegiatan Penilaian

Melaksanakan penilaian tugas secara integrated, baik menyangkut penampilan, penguasaan, sikap, dan keterampilan

Berusaha menyelesaikan tugas secara tepat, baik dilihat dari aspek fisik, penguasaan materi, sikap, dan keterampilan

- Tanggung jawab

- Jujur- Adil- Tangguh

Memberikan reward kepada mahasiswa yang mampu menjawab secara integratif

Berusaha memberikan jawaban secara mendalam dan komprehensif

- Cerdas- Tangguh- Peduli- Jujur

Diskusi Memberi kesempatan Berusaha aktif untuk - Demokratis

23

Page 20: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Informal kepada para mahasiswa untuk mengembangkan wawasan melalui diskusi secara informal

memanfaatkan kesempatan yang diberikan dosen untuk memperluas wawasan pengetahuannya

- Cerdas- Peduli- Tanggung

jawab

7. KomprehensifPrinsip ini menghendaki materi pembelajaran dikaji dari berbagai aspek yang relevan sehingga para mahasiswa mampu menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam. Dilihat dari substansinya, setiap unsur dari masing-masing materi pembelajaran harus dibahas dan dikaji secara menyeluruh, termasuk hubungannya dengan substansi yang lain. Dilihat dari tujuannya, setiap pembelajaran harus memperhatikan unsur-unsur yang melekat pada diri mahasiswa secara utuh seperti attitude, skill, dan knowledge. Artinya, pembelajaran harus mampu mengembangkan sikap dan kepribadian profesional serta meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional yang diperlukan mahasiswa.

Secara konseptual, pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan dengan pendekatan atau prinsip komprehensif merupakan awal yang baik untuk menghasilkan lulusan Unnes yang berkualitas. Di samping harus menguasai materi mata kuliah tertentu, para mahasiswa harus memiliki wawasan luas yang berkaitan dengan mata kuliah itu, sehingga mampu menerapkannya secara tepat tanpa menimbulkan efek yang kurang menguntungkan bagi kehidupan masyarakat. Artinya, penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga merupakan modal dasar bagi pengembangan keterampilan fungsional yang diperlukan dirinya, masyarakat, dan bangsa.

Dalam konteks konservasi, penguasaan pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga yang luas dan mendalam merupakan landasan bagi pembentukan sikap dan kepribadan profesional. Dengan demikian, pendekatan komprehensif merupakan prinsip pembelajaran yang harus dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen. Bahkan, nilai-nilai karakter konservasi sebagai ciri keunggulan lulusan Unnes dapat dipahami, dihayati, diterima, dan dilaksanakan secara nyata apabila mahasiswa yang bersangkutan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas dan mendalam tentang nilai-nilai itu.

Matriks 7. Hubungan antara Komprehensif, Perilaku, dan Nilai-nilai

Aspek Komprehen

sif

Perilaku yang Diharapkan Nilai-nilai KeunggulanDosen Mahasiswa

KegiatanPerkuliahan

Menjelaskan materi perkuliahan secara komprehensif sesuai dengan ciri dan karakteristik

Berusaha memahami materi perkuliahan secara mendalam dan komprehensif melalui diskusi atau dengan

- Religius- Cerdas- Tanggung

jawab

24

Page 21: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

keilmuannya mengajukan pertanyaanMeminta para mahasiswa untuk memecahkan suatu masalah dengan pendekatan yang komprehensif

- Berusaha memecahkan setiap persoalan secara komprehensif

- Berusaha untuk belajar secara terencana, terarah, dan berkesinambungan

- Cerdas- Tanggung

jawab- Peduli

Menggunakan metode tugas dan diskusi untuki memperluas wawasan para mahasiswa

Berusaha menyelesaikan tugas dengan kajian yang mendalam dan komprehensif

- Cerdas- Demokratis- Tanggung

jawab- Toleran

Melakukan bimbingan skripsi secara menyeluruh, baik yang menyangkut aspek teoritis maupun metodologis

Berusaha aspek-aspek penulisan skripsi secara komprehensif

- Jujur- Cerdas- Tanggung

jawab- Demokratis

Kegiatan Penilaian

Memberikan penilaian secara komprehensif, baik menyangkut aspek attitude, skill, maupun knowledge

Berusaha mengembangkan pengetahuan dan keterampilan fungsional maupun sikap dan keterampilan profesional secara utuh

- Tanggung jawab

- Jujur- Tangguh

Diskusi Informal

Melakukan diskusi di luar perkuliahan guna mengembangkan wawasan mahasiswa yang komprehensif

Berusaha mengembangkan wawasan yang komprehensif melalui berbagai kegiatan, terutama melalui diskuai informal dengan para dosen

- Demokratis- Cerdas- Peduli- Tanggung

jawab

8. ImplementatifSalah satu persoalan yang sering dihadapi para mahasiswa adalah lemahnya keterampilan dalam mengimplementasikan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga yang dipelajari. Oleh karena itu, proses pembelajaran tidak hanya berorientasi pada peningkatan penguasaan pengetahuan tertentu, tetapi harus berorientasi pada manfaatnya. Untuk itu, persoalan dasar yang harus dipahami dan dimengerti oleh mahasiswa adalah cara-cara dan prosedur-prosedur penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga yang sedang atau telah dipelajari.

Ignas Kleden (1988) pernah mengatakan bahwa “Setiap ilmu yang kita pelajari harus membumi”. Artinya, mempelajari teori, dalil, hukum, aksioma, dan/atau konsep tidak dapat memberikan arti apa-apa apabila tidak dapat diterapkan dalam kehidupan nyata. Oleh karena itu, prinsip implementatif harus menjadi orientasi utama dalam pembelajaran.

25

Page 22: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Prinsip implementatif semakin penting apabila dikaitkan dengan penanaman nilai-nilai karakter konservasi. Nilai religius, jujur, cerdas, adil, tanggung jawab, peduli, toleran, demokratis, cinta tanah air, tangguh, dan santun sangat mudah dipahami, tetapi biasanya sulit diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kadang-kadang, apa yang dikatakan orang berbeda dengan apa yang dilakukan. Kenyataan itu menggambarkan inkonsistensi atau ketidakmampuan orang tersebut untuk menerapkan konsep-konsep yang dikatakan. Oleh karena itu, prinsip implementatif disertai dengan contoh-contoh penerapan konsep-konsep yang logis dan nyata. Dengan demikian, pembelajaran yang dilaksanakan akan lebih berhasil dan berdaya guna.

Penanaman nilai-nilai karakter konservasi dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien apabila disertai dengan contoh-contoh yang nyata dari pada sekedar penyampaikan secara verbal. Misalnya, seorang yang menganjurkan orang lain untuk berlaku jujur, adil, dan peduli belum menjamin bahwa orang tersebut telah berlaku jujur, adil, dan peduli. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang bisa mengatakan nilai-nilai karakter konservasi, tetapi tidak memahami maknanya dan tidak mengetahui kriteria normatifnya. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila contoh-contoh perilaku yang nyata merupakan penerapan prinsip implementatif dalam pembelajaran yang paling realistis.

Matriks 8. Hubungan antara Implementatif, Perilaku, dan Nilai-nilai

Aspek Implement

atif

Perilaku yang Diharapkan Nilai-nilai KeunggulanDosen Mahasiswa

KegiatanPerkuliahan

Menjelaskan aspek-aspek implementatif dari setiap materi perkuliahan agar para mahasiswa mampu mengembangkan attitude, skill, dan knowledge, baik teoretis maupun praktis

Berusaha memahami aspek-aspek attitude, skill, dan knowledge secara teoretis maupun praktis

- Religius- Cerdas- Tanggung

jawab

Mengimplementasikan attitude, skill, dan/atau knowledge dalam perkuliahan secara konsisten dan konsekuen

Berusaha menerapkan attitude, skill, dan/atau knowledge dalam setiap kegiatan akademik dan kehidupan sehari-hari

- Cerdas- Tanggung

jawab- Peduli

Menggunakan metode praktik kerja guna menerapkan attitude, skill, dan/atau knowledge

Melaksanakan praktik kerja guna menerapkan attitude, skill, dan/atau knowledge

- Cerdas- Demokratis- Tanggung

jawab- Toleran

Kegiatan Memberikan bimbingan Berusaha menerapakan - Cerdas

26

Page 23: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Bimbingan skripsi berdasarkan prinsip ilmiah

teori dan metode penelitian dalam penulisan skripsi

- Tanggung jawab

- Demokratis- Santun

Kegiatan Penilaian

Memberikan penilaian kepada mahasiswa secara objektif dan transparan

Berusaha mendapatkan nilai secara objektif dan berdasarkan kemampuannya, bukan karena kedekatan dengan dosen

- Tanggung jawab

- Tangguh- Jujur

Diskusi Informal

Melakukan diskusi secara informal dengan para mahasiswa dalam rangka menerapkan attitude, skill, dan/atau knowledge

Berusaha mengembangkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional sesuai dengan prinsip-prinsip ilmiah

- Demokratis- Cerdas- Peduli- Tanggung

jawab

9. KontekstualPrinsip ini berkaitan erat dengan kemampuan merekonstruksi pola-pola kehidupan yang diinginkan. Misalnya, seseorang mengatakan bahwa ‘budaya mutu’ merupakan landasan yang penting dalam mewujudkan kehidupan akademik yang berkualitas. Namun, konsep ‘budaya mutu’ tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus direkonstruksi berdasarkan realitas yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, kontekstual merupakan prinsip pembelajaran yang harus dilaksanakan secara terarah, terencana, dan berkesinambungan.

Berdasarkan pemikiran di atas, maka pembelajaran kontekstual merupakan prinsip yang harus dipahami dan dilaksanakan secara nyata. Setiap ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan/atau olahraga yang kita pelajari harus selalu dikaitkan dengan konteks kehidupan di sekitarnya. Dengan demikian, apa yang kita pelajari selalu relevan dengan kondisi, perkembangan, tantangan, dan kebutuhan masyarakatnya.

Prinsip kontekstual semakin penting apabila dikaitkan dengan penanaman dan pelaksanaan nilai-nilai karakter konservasi. Misalnya, tidak setiap kejujuran bermakna baik apabila kejujurannya mengakibatkan terjadinya konflik atau pertikaian antara individu yang satu dengan individu yang lain. Oleh karena itu, penerapan nilai-nilai karakter konservasi harus didasarkan pada konteks yang tepat. Dengan demikian, kontekstual merupakan salah satu prinsip pembelajaran yang harus dilaksanakan secara konsisten dan konsekuen karena dapat berfungsi sebagai sarana menuju tercapainya lulusan Unnes yang berkualitas.

Matriks 9. Hubungan antara Kontekstual, Perilaku, dan Nilai-nilai

Aspek Perilaku yang Diharapkan Nilai-nilai

27

Page 24: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Kontekstual

KeunggulanDosen Mahasiswa

KegiatanPerkuliahan

Menjelaskan materi kuliah sesuai dengan teori dan realitas kehidupan masyarakat

Berusaha memahami materi kuliah sesuai dengan realitas kehidupan nyata yang terjadi di sekitar

- Cerdas- Tanggung

jawab- Peduli

Menggunakan pendekatan kontekstual dalam perkuliahan sehingga materi yang disampaikan bisa ‘membumi‘

Berusaha memahami materi perkuliahan secara praktis sehingga mampu menerapkan dalam berbagai konteks yang berbeda

- Cerdas- Tanggung

jawab- Peduli

Menggunakan metode praktik kerja guna menerapkan teori keilmuan

Melaksanakan praktik kerja dalam rangka menerapkan teori keilmuan

- Cerdas- Demokratis- Tanggung

jawabKegiatan Bimbingan

Memberikan bimbingan akademik berdasarkan prinsip-prinsip akademik dan sesuai dengan konteks kehidupan mahasiswa

Berusaha memahami prinsip-prinsip kegiatan akademik dan menerapkannya sesuai dengan konteks kehidupannya

- Cerdas- Tanggung

jawab- Demokratis- Santun

Memberikan bimbingan skripsi berdasarkan prinsip ilmiah, terutama dengan menggunakan metode yang relevan

Berusaha memahami dan menerapkan metode penelitian yang sesuai dengan konteks atau objek penelitiannya

- Cerdas- Jujur- Tanggung

jawab

Kegiatan Penilaian

Memberikan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip yang benar dan sesuai dengan realitas (objektif)

Berusaha mendapatkan nilai secara objektif dan berdasarkan kemampuannya, bukan karena kedekatan dengan dosen

- Tanggung jawab

- Tangguh- Jujur

Diskusi Informal

Melakukan diskusi secara informal tentang persoalan-persoalan yang aktual dan sesuai dengan konteks kehidup-an para mahasiswa

Berusaha memahami persoalan-persoalan kehidupan di sekitar kampus secara objektif

- Demokratis- Cerdas- Peduli- Tanggung

jawab

10. MendidikPembelajaran sebagai implementasi pendidikan biasanya hanya menekankan aspek kognitif, meskipun masih ada yang memperhatikan aspek sikap dan keterampilan. Terlepas dari kondisi yang ada, prinsip mendidik harus mendapat perhatian dan porsi yang proporsional dalam pelaksanaan pembelajaran di Unnes. Prinsip ini dapat diterapkan dengan berbagai cara, baik yang bersifat formal prosedural maupun non formal. Misalnya, seorang dosen dapat memberikan reinforcement dan reward

28

Page 25: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

kepada mahasiswa yang berprestasi atau punishment kepada mahasiswa yang melakukan kesalahan. Hukuman bukan untuk menjaga kewibawaan dosen, melainkan untuk mendidik mahasiswa agar menjadi baik.

Dalam upaya meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional, mendidik dapat dilakukan dengan cara memberikan bimbingan, petunjuk, atau arahan agar para mahasiswa dapat melakukan tugas dan kewajibannya dengan benar. Misalnya, mahasiswa harus menemukan fakta, konsep, prosedur, atau meta kognitif secara aktif dengan cara mengeksplorasi pada buku-buku, jurnal, atau internet. Sebaliknya, apabila ada mahasiswa yang meniru atau melakukan plagiat, maka harus mendapat hukuman.

Prinsip mendidik semakin penting artinya dalam rangka penanaman dan pelaksanaan nilai-nilai karakter konservasi. Tampaknya, mendidik mahasiswa untuk jujur merupakan tugas yang mudah dan sederhana, tetapi dalam kenyataannya menjadi tugas yang sulit dan berat. Oleh karena itu, setiap dosen harus membiasakan diri bersikap dan berperilaku jujur agar para mahasiswanya dapat meniru apa yang dilakukan dosennya.

Matriks 10. Hubungan antara Mendidik, Perilaku, dan Nilai-nilai

Aspek Kontekstua

l

Perilaku yang Diharapkan Nilai-nilai KeunggulanDosen Mahasiswa

KegiatanPerkuliahan

Melaksanakan perkuliahan sebagai wahana pembentukan sikap dan kepribadian profesional, bukan sekadar meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional

Berusaha memahami materi kuliah sebagai wahana untuk mengembangkan sikap dan kepribadian profesional

- Cerdas- Tanggung

jawab- Peduli

Menerapkan prinsip-prinsip perkuliahan berdasarkan aliran filsafat pendidikan perennialisme

Berusaha memahami prinsip-prinsip pendidikan yang baik dalam rangka membentuk sikap dan kepribadian profesional

- Cerdas- Tanggung

jawab- Peduli- Santun

Menggunakan praktik kerja sebagai wahana untuk menerapkan sikap dan kepribadian profesional

Melaksanakan praktik kerja sesuai dengan nilai-nilai akademik dan nilai-nilai kehidupan setempat

- Cerdas- Demokratis- Tanggung

jawab

Kegiatan Bimbingan

Memberikan bimbingan akademik sebagai proses mendidik mahasiswa yang cerdas dan berbudi pekerti luhur

Berusaha memahami prinsip-prinsip akademik dan menerapkannya secara cerdas dan berbudi pekerti luhur

- Cerdas- Tanggung

jawab- Demokratis- Santun

Memberikan bimbingan Berusaha memahami - Cerdas

29

Page 26: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

skripsi berdasarkan prinsip ilmiah, terutama dengan menggunakan metode yang relevan

dan menerapkan metode penelitian yang sesuai dengan konteks atau objek penelitiannya

- Jujur- Tanggung

jawab

Kegiatan Penilaian

Memberikan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip yang benar dan sesuai dengan realitas (objektif)

Berusaha mendapatkan nilai secara objektif dan berdasarkan kemampuannya, bukan karena kedekatan dengan dosen

- Tanggung jawab

- Tangguh- Jujur

Diskusi Informal

Melakukan diskusi secara informal tentang perilaku mahasiswa dan orang-orang di sekitar yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan masyarakat beradab

Berusaha memahami penerapan nilai-nilai kehidupan yang dijunjung tinggi oleh masyarakat beradab

- Cerdas- Peduli- Tanggung

jawab- Santun

11. MemotivasiMotivasi merupakan perubahan energi pada seseorang setelah mendapat stimulus untuk melakukan atau tidak melakukan sama sekali (Colquitt, 2009). Apabila kita menginginkan mahasiswa belajar dengan baik, mengikuti kuliah dengan tertib, mengerjakan tugas dengan disiplin, maka setiap dosen harus bisa memotivasi para mahasiswa dengan cara yang logis dan realistis. Misalnya, kehadiran dosen yang tepat waktu akan memotivasi para mahasiswa untuk mengikuti kuliah secara disiplin. Dosen yang menyelenggarakan pre-test pada setiap awal perkuliahan dapat meningkatkan motivasi belajar para mahasiswa. Pembelajaran yang disertai dengan pertanyaan-pertanyaan akan memotivasi para mahasiswa untuk mengikuti perkuliagan dengan persiapan yang lebih baik.

Terlepas dari kemampuan para dosen dalam memotivasi para mahasiswa, prinsip itu layak dikembagkan dan diterapkan dalam setiap pembelajaran. Lebih-lebih, dalam rangka penanaman dan pelaksanaan nilai-nilai karakter konservasi. Tanpa motivasi yang kuat, para mahasiswa cenderung akan menolak nilai-nilai karakter konservasi. Oleh karena itu, penumbuhkan motivasi di kalangan mahasiswa menjadi bagian yang penting dalam rangkan mewujudkan lulusan Unnes yang berkualitas. Setiap dosen dapat memotivasi mahasiswa dengan memberikan pemahaman, pengertian, dan wawasan yang luas tentang manfaat dan kegunaan nilai-nilai karakter konservasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, para mahasiswa diharapkan dapat menerima, menghayati, dan melaksanakan nilai-nilai karakter konservasi dengan penuh kesadaran dan motivasi tinggi.

Matriks 11. Hubungan antara Prinsip Memotivasi, Perilaku, dan Nilai-nilai

Aspek Perilaku yang Diharapkan Nilai-nilai

30

Page 27: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Memotivasi KeunggulanDosen MahasiswaKegiatanPerkuliahan

Menjelaskan materi kuliah sesuai dengan teori dan realitas kehidupan masyarakat

Berusaha memahami materi kuliah sesuai dengan realitas kehidupan nyata yang terjadi di sekitar

- Cerdas- Tanggung jawab- Peduli

Menggunakan pendekatan kontekstual dalam perkuliahan sehingga materi yang disampaikan bisa ‘membumi‘

Berusaha memahami materi perkuliahan secara praktis sehingga mampu menerapkan dalam berbagai konteks yang berbeda

- Cerdas- Tanggung jawab- Peduli

Menggunakan metode praktik kerja guna menerapkan teori keilmuan

Melaksanakan praktik kerja dalam rangka menerapkan teori keilmuan

- Cerdas- Demokratis- Tanggung jawab

Kegiatan Bimbingan

Memberikan bimbingan akademik berdasarkan prinsip-prinsip akademik dan sesuai dengan konteks kehidupan mahasiswa

Berusaha memahami prinsip-prinsip kegiatan akademik dan menerapkannya sesuai dengan konteks kehidupannya

- Cerdas- Tanggung jawab- Demokratis- Santun

Memberikan bimbingan skripsi berdasarkan prinsip ilmiah, terutama dengan menggunakan metode yang relevan

Berusaha memahami dan menerapkan metode penelitian yang sesuai dengan konteks atau objek penelitiannya

- Cerdas- Jujur- Tanggung jawab

Kegiatan Penilaian

- Memberikan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip yang benar dan sesuai dengan realitas (objektif)

- -Memberikan reward kepada mahasiswa yang membuat tugas tepat waktu dan mengerjakan ujian dengan jujur

- Berusaha mendapatkan nilai secara objektif dan berdasarkan kemam-puannya, bukan karena kedekatan dengan dosen

- Mahasiswa berusaha mengerjakan tugas tepat waktu dan mengerjakan ujian dengan jujur

- Tanggung jawab- Tangguh- Jujur

Berkomunikasi

Melakukan komunikasi lisan maupun tertulis dengan mahasiswa untuk mendorong mahasiswa belajar secara efektif

Mahasiswa terdorong untuk berkomunikasi secara santun dengan dosen agar dapat memperoleh bantuan dalam belajar

- Demokratis- Cerdas- Peduli- Tanggung jawab

12. Learning by DoingSecara konseptual, learning by doing dapat diartikan belajar sambil melakukan. Learning by doing merupakan prinsip pembelajaran yang paling sesuai dengan kebutuhan mahasiswadalam mengembangkan potensinya.

31

Page 28: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Prinsip ini memungkinkan mahasiswa dapat melakukan olah pikir, olah hati, olah rasa, olah karsa, dan olah raga secara komprehensif. Olah pikir memungkinkan mahasiswa menjadi orang yang cerdas, analitis, demokratis, dan adil dalam menghadapi dan memecahkan persoalan. Olah hati memungkinkan mahasiswa menjadi orang yang jujur, tanggung jawab, santun, dan amanah. Olah rasa memungkinkan mahasiswa menjadi orang yang peduli, toleran, dan empati terhadap sesamanya. Olah karsa memungkinkan mahasiswa menjadi orang yang tangguh, disiplin, tanggung jawab, kreatif, dan mau bekerja keras. Olah raga memungkinkan mahasiswa menjadi orang yang sehat serta menyukai kebersihan dan kenestika.

Apapun yang dilakukan mahasiswa pada waktu mengikuti kuliah akan menjadi pengalaman yang berharga, baik dalam mengembangkan attitude, skill, maupun knowledge. Oleh karena itu, setiap dosen harus menerapkan prinsip learning by doing dalam mengelola pembelajarannya, agar para mahasiswa secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya. Pengetahuan dan keterampilan fungsional sebagai landasan peningkatan atau pembentukan kompetensi akan lebih bermakna apabila diperoleh melalui aktivitas mahasiswa yang bersangkutan. Apa yang dilakukan mahasiswa merupakan pengalaman yang tidak terlupakan dan biasanya mereka mampu mengubah perilakunya yang relatif tetap.

Learning by doing merupakan prinsip pembelajaran yang mampu melatih para mahasiswa dalam mengembangkan keterampilannya. Tanpa ada latihan dan pengalaman yang memadai, para mahasiswa akan mengalami kesulitan dalam mengembangkan keterampilannya. Praktik di laboratorium maupun di lapangan merupakan pembelajaran yang dilaksanakan berdasarkan prinsip learning by doing. Dengan demikian, learning by doing merupakan prinsip pembelajaran yang layak untuk dipilih dan diterapkan secara terencana, terarah, dan berkesinambungan.

Apabila dianalisis, learning by doing tidak hanya mampu meningkatkan penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional, tetapi dapat mempermudah pembentukan sikap dan kepribadian profesional para mahasiswa. Pengembangkan sikap dan kepribadian profesional harus dilakukan melalui penanaman nilai-nilai yang diyakini dan diakui sebagai pedoman dalam berperilaku. Apabila nilai-nilai karakter konservasi harus dipahami, dihayati, dan dilaksanakan oleh para mahasiswa, maka learning by doing dipandang sebagai prinsip pembelajaran yang tepat untuk menanamkan nilai religius, jujur, cerdas, adil, tanggung jawab, peduli, toleran, demokratis, cinta tanah air, tangguh, dan santun. Dengan demikian, prinsip ini memiliki relevansi yang tinggi dengan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi dan karakter konservasi. Prinsip-prinsip pembelajaran di atas merupakan standar minimal yang harus dipraktikkan oleh dosen dalam kegiatan pembelajaran. Dosen dapat menambah prinsip-prinsip pembelajaran lainnya sesuai dengan karakteristik program studi dan fakultasnya. Kreativitas dan inovasi dosen dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang diacu, akan membentuk mahasiswa yang aktif,

32

Page 29: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

partisipatif, dinamis, dan cerdas dalam kegiatan pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

Matriks 12. Hubungan antara Prinsip Learning by Doing, Perilaku, dan Nilai-nilai

Aspek Learning by Doing

Perilaku yang Diharapkan Nilai-nilai KeunggulanDosen Mahasiswa

KegiatanPerkuliahan

Menjelaskan materi kuliah sesuai dengan teori dan realitas kehidupan masyarakat

Berusaha memahami materi kuliah sesuai dengan realitas kehidupan nyata yang terjadi di sekitar dengan mencari berbagai sumber sebagai bahan pengayaan

- Cerdas- Tanggung

jawab- Peduli

Menggunakan pendekat-an kontekstual dalam perkuliahan sehingga materi yang disampaikan bisa ‘membumi‘

Berusaha memahami materi perkuliahan secara praktis sehingga mampu menerapkan dalam berbagai konteks yang berbeda

- Cerdas- Tanggung

jawab- Peduli

Menggunakan metode praktik kerja guna menerapkan teori keilmuan

Melaksanakan praktik kerja dalam rangka menerapkan teori keilmuan

- Cerdas- Demokratis- Tanggung

jawabKegiatan Bimbingan

Memberikan bimbingan belajar sesuai dengan kompetensi yang hendak dicapai

Termotivasi untuk belajar lebih baik

- Cerdas- Tanggung

jawab- Demokratis- Santun

Memberikan bimbingan skripsi berdasarkan prinsip ilmiah, terutama dengan menggunakan metode yang relevan

Berusaha memahami dan menerapkan metode penelitian yang sesuai dengan konteks atau objek penelitiannya

- Cerdas- Jujur- Tanggung

jawab

Kegiatan Penilaian

- Memberikan penilaian berdasarkan prinsip-prinsip yang benar dan sesuai dengan realitas (objektif)

- Memberikan reward kepada mahasiswa yang membuat tugas tepat waktu dan mengerjakan ujian dengan jujur

- Berusaha mendapatkan nilai secara objektif dan berdasarkan kemampuannya, bukan karena kedekatan dengan dosen

- Mahasiswa berusaha mengerjakan tugas tepat waktu dan mengerjakan ujian dengan jujur

- Tanggung jawab

- Tangguh- Jujur

Latihan Memberikan instruksi dan arahan berbagai latihan, baik latihan berkaitan dengan konsep materi kuliah maupun latihan

Mahasiswa berlatih untuk menguasai keterampilan tertentu dan berlatih menyusun suatu karya ilmiah maupun karya

- Tangguh- Cerdas- Peduli- Tanggung

jawab

33

Page 30: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

untuk membuat paper dan karya

kerja praktik

BAB IVSTRATEGI PEMBELAJARAN BERBASIS KOMPETENSI DAN KONSERVASI

Strategi pembelajaran adalah bagian penting dan tidak terpisahkan dari kurikulum. Tanpa strategi pembelajaran yang tepat dan baik, kurikulum tidak akan dapat diimplementasi dengan tepat untuk menunjang tujuan pembelajaran dan pendidikan yang sudah ditentukan sebelumnya. Uraian mengenai strategi pembelajaran pada bab ini mengacu pada standar proses pembelajaran yang mencakupi proses interaksi antara mahasiswa, dosen, dan sumber belajar pada lingkungan belajar, sehingga terjadi pengembangan pengetahuan, peningkatan keterampilan, dan pembentukan sikap untuk mencapai kompetensi lulusan setiap program studi.

Proses pembelajaran tersebut meliputi: (1) perencanaan proses pembelajaran; (2) pelaksanaan proses pembelajaran; (3) penilaian hasil proses

34

Page 31: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Dosen

Mahasiswa

Sumber Belajar

RISETPENGEMBANGAN PROSES PEMBELAJARAN

Perencanaan Pelaksanaan Pengembangan

MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN

KURIKULUM

Silabus, SAP, Kontrak Perkuliahan

pembelajaran; dan (4) pengawasan proses pembelajaran. Strategi pembelajaran yang dirumuskan di sini lebih ditekankan pada perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran. Sebelum proses pembelajaran berlangsung, dosen menyusun materi perkuliahan dalam bentuk buku ajar dan media pembelajaran. Tahapan proses pembelajaran diawali dengan mengkaji kurikulum berdasarkan pada dokumen kurikulum yang berlaku dengan melakukan analisis terhadap diskripsi matakuliah, alokasi waktu, dan kompetensi yang dituntut oleh tiap-tiap matakuliah. Perangkat kurikulum berupa silabus, satuan acara perkuliahan, dan kontrak perkuliahan dikembangkan untuk memberikan arah yang jelas dalam mencapai kompetensi dan karakter konservasi melalui program pembelajaran yang dirancang. Khusus untuk matakuliah praktikum perlu disusun petunjuk praktikum dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknik-teknik laboratorium.

Pada pelaksanaan pembelajaran kurikulum berbasis kompetensi dan konservasi, mahasiswa tidak hanya belajar bidang ilmu yang ditekuninya, melainkan juga hard skill dan soft skill termasuk di dalamnya adalah pembentukan karakter-karakter konservasi berlandaskan pada prinsip-prinsip pembelajaran yang sudah diuraikan di bab dua dan tiga. Lebih jauh lagi, pada dasarnya pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa komponen, yaitu raw input, instrumental input, proses, enviromental input, dan output. Secara keseluruhan sistem pendidikan yang dikembangkan meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan dan pengembangan. Sebagaimana terdapat pada Gambar 4.1 berikut ini,

Gambar 4.1 Tahapan Proses Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konservasi

35

Page 32: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Proses pembelajaran dilaksanakan melalui tahap-tahap sesuai perencanaan yang telah disusun dalam silabus dan SAP. Pada awal perkuliahan mahasiswa diperkenalkan dengan deskripsi, gambaran umum materi, tujuan dan tagihan yang harus dipenuhi mahasiswa yang tertuang dalam dokumen kontrak perkuliahan. Dosen dan mahasiswa melakukan kesepakatan dan menandatangani kontrak perkuliahan yang menjadi komitmen bersama antara dosen dan mahasiswa.

Selanjutnya perkuliahan dilaksanakan sesuai dengan rancangan dengan bantuan alat, bahan, media di dalam kelas, laboratorium, bengkel, studio ataupun di lapangan. Selama proses perkuliahan mahasiswa dan dosen dibantu oleh staf kependidikan, laboran, teknisi, sehingga proses perkuliahan dapat berlangsung dengan tertib dan kondusif. Evaluasi hasil belajar dilaksanakan melalui penugasan terstruktur, ujian tengah semester, dan ujian akhir semester. Ujian dapat dilaksanakan baik dengan tes ataupun nontes sesuai dengan karakteristik mata kuliah.

Terakhir, evaluasi dan monitoring perkuliahan dilakukan sejak penyiapan perangkat perkuliahan, pelaksanaan perkuliahan, ujian, hingga input nilai dan yudisium. Evaluasi dan monitoring dilakukan olah Badan Penjaminan Mutu (BPM), Pimpinan Universitas, Pimpinan Fakultas, dan Pimpinan Jurusan/Prodi. Monitoring dan evaluasi tersebut dapat dilakukan melalui beberapa cara, antara lain adalah: pemantauan data di Sikadu, analisis angket kinerja dosen dan tenaga kependidikan, serta pantauan langsung ke lapangan. Secara periodik dilakukan pula monitoring dan evaluasi (monev) oleh auditor internal maupun eksternal untuk penjaminan mutu akademik dan pemantauan pelaksanaan ISO dan IWA pada program studi yang telah memperoleh sertifikatnya.

Lebih lanjut, peningkatan kualitas proses pembelajaran dikaji melalui penelitian tindakan kelas atau skim penelitian lain untuk memperoleh informasi ilmiah hingga ditemukan model-model pembelajaran berbasis konservasi yang efektif untuk pencapaian kompetensi dan karakter konservasi. Dosen dan Pimpinan Unnes, fakultas, jurusan/prodi dapat memanfaatkan hasil penelitian untuk perbaikan kualitas pembelajaran dan kepentingan pengambil kebijakan akademik. Strategi pembelajaran berbasis kompetensi dan konservasi pada bagian ini diuraikan menjadi dua bagian pokok, yakni perencanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran.

1. Perencanaan Proses PembelajaranPerencanaan proses pembelajaran adalah tahapan yang ditempuh dosen sebelum proses belajar dan mengajar. Kegiatan yang harus dilakukan oleh dosen pada tahapan ini adalah pembuatan perangkat pembelajaran, yakni silabus, satuan acara perkuliahan (SAP), dan kontrak perkuliahan.

Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam silabus, SAP, dan kontrak perkuliahan hendaknya disusun berlandaskan prinsip-prinsip pembelajaran yang mengarahkan pada pencapaian kompetensi dan nilai-nilai karakter konservasi.

36

Page 33: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Sebagai upaya untuk menjamin pencapaian kompetensi dan nilai-nilai karakter konservasi rumusan diskripsi mata kuliah, kompetensi, indikator kompetensi dan tujuan perkuliahan hendaknya memuat nilai-nilai karakter konservasi di samping kompetensi keilmuan dan keterampilan sesuai program studinya.

a. SilabusSilabus merupakan garis besar deskripsi, kompetensi, indikator, materi, kegiatan perkuliahan, dan penilaian yang akan dilakukan dalam satu semester. Silabus dikembangkan oleh dosen pengampu mata kuliah bersama dengan kelompok bidang keahlian berdasarkan kurikulum yang ditetapkan. Pengembangan silabus sebaiknya mempertimbangkan perkembangan keilmuan mutakhir mata kuliah tersebut yang di antaranya dapat dilakukan melalui perbandingan, benchmarking, dan pengembangan isi (content) mata kuliah sejenis pada sejumlah universitas kelas dunia. Pengembangan silabus juga harus berisi nilai-nilai karakter konservasi yang dituangkan dalam deskripsi kompetensi dan indikatornya. Silabus sekurang-kurangnya berisi:

1) identitas mata kuliah; 2) deskripsi mata kuliah; 3) prasyarat;4) kompetensi lulusan dan kompetensi matakuliah; 5) indikator kompetensi;6) materi perkuliahan; 7) alokasi waktu yang dibutuhkan;8) bahan pustaka dan sumber belajar lain yang digunakan.

Format penyusunan silabus Unnes telah diatur dalam Prosedur Mutu Akademik No. PM-AKD-05.

Contoh Deskripsi mata kuliah pada Jurusan Biologi: Mahasiswa memahami Biologi sebagai ilmu pengetahuan dan proses inkuiri manusia tentang objek dan gejala kehidupan, asal usul, dan ciri-ciri makhluk hidup, sejarah dan teori sel, struktur fungsi jaringan hewan dan tumbuhan, metabolisme sel, reproduksi sel, pewarisan sifat, evolusi, keanekaragaman makhluk hidup, konsep ekosistem dan perilaku melalui kegiatan-kegiatan inkuiri, misalnya: praktik topik sel, jaringan hewan dan tumbuhan, metabolisme, pewarisan sifat, dan keanekaragaman makhluk hidup, dan mampu menerapkan, mengoperasikan, mengkomunikasikan, berpikir kritis, bekerja dengan teliti, bekerja tepat waktu, dan saling menghargai dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh kompetensi matakuliah: 1. Memahami biologi sebagai ilmu pengetahuan tentang asal usul, ciri-ciri makhluk

hidup, sejarah dan teori sel, struktur fungsi jaringan hewan dan tumbuhan, metabolisme sel, reproduksi sel, pewarisan sifat, evolusi, keanekaragaman makhluk hidup, konsep ekosistem dan perilaku dengan kegiatan praktek topik

37

mr. edi, 2014-02-09,
Menunjukkan karakter konservasi
Page 34: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

sel, jaringan hewan dan tumbuhan, metabolisme, pewarisan sifat, dan keanekaragaman makhluk hidup .

2. Mampu berkomunikasi, berpikir kritis, bekerja dengan teliti/cermat, bekerja tepat waktu dan bertanggung jawab, demokratis dan saling menghargai.

Contoh Indikator Kompetensi: 1. Membedakan ciri spesifik organisme dalam sistem klasifikasi 5 kingdom,

sehingga diharapkan pada diri mahasiswa tumbuh sikap kerjasama, peduli, dan rasa syukur akan Kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa (religius).

2. Menjelaskan ciri spesifik tumbuhan nonvasikuler dan tumbuhan vasikuler berikut contohnya, sehingga diharapkan pada diri mahasiswa tumbuh sikap teliti, peduli dan tanggung jawab.

3. Mendeskripsi ciri spesifik tumbuhan gymnospermae dan angiospermae berikut contohnya sehingga diharapkan pada diri mahasiswa tumbuh sikap tanggung jawab, dan peduli terhadap lingkungan sekitarnya.

4. Mendeskripsi ciri karakteristik masing-masing kelompok hewan avertebrata, sehingga diharapkan pada diri mahasiswa akan tumbuh sikap kerjasama, teliti, peduli, dan syukur akan Kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa (religius).

5. Menjelaskan contoh hewan avertebrata pada masing-masing kelompok (klasifikasi), sehingga diharapkan pada diri mahasiswa tumbuh sikap teliti, peduli, dan percaya diri.

6. Mendeskripsi ciri karakteristik tiap-tiap kelompok hewan vertebrata, sehingga diharapkan pada diri mahasiswa tumbuh sikap kerjasama, teliti, peduli, dan rasa syukur akan Kebesaran Tuhan Yang Maha Kuasa (religius).

7. Menjelaskan contoh hewan vertebrata pada tiap-tiap kelompok (klasifikasi), sehingga diharapkan pada diri mahasiswa tumbuh sikap teliti, peduli, dan percaya diri.

Contoh lengkap silabus disajikan pada lampiran.

b. Satuan Acara Perkuliahan (SAP) Satuan Acara Perkuliahan (SAP) adalah rencana kegiatan perkuliahan mata kuliah tertentu dalam suatu pokok materi yang disajikan dalam satu atau lebih tatap muka. Satuan acara perkuliahan disusun berdasarkan silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas. Perencanaan pembelajaran yang dikembangkan dalam SAP memperhatikan prinsip-prinsip pembelajaran yang mengarahkan pada pencapaian kompetensi dan nilai-nilai karakter konservasi. SAP sekurang-kurangnya berisi:

1) identitas mata kuliah; 2) kompetensi matakuliah;3) indikator pencapaian kompetensi;4) tujuan perkuliahan 5) uraian materi pokok;6) metode pembelajaran;7) langkah-langkah pembelajaran (kegiatan awal, inti, dan akhir) dan alokasi

waktunya;8) alat, media, dan sumber belajar;9) penilaian.

38

mr. edi, 09.02.14,
Karakter nservasiko
mr. edi, 09.02.14,
Karakter konservasi
mr. edi, 09/02/2014,
Karakter konservasi
mr. edi, 2014-02-09,
Kompetensi
Page 35: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Format penyusunan SAP di Unnes telah diatur dalam Prosedur Mutu Akademik No. PM-AKD-06. Contoh SAP disajikan pada Lampiran.

c. Kontrak PerkuliahanKontrak perkuliahan adalah rancangan perkuliahan yang disepakati bersama oleh mahasiswa dan dosen. Kesepakatan tersebut berisi berbagai aspek pembelajaran melalui interaksi dan pengelolaan pembelajaran secara efektif dengan “sanksi” (secara edukatif). Kontrak perkuliahan antara lain perlu memuat informasi yang berkaitan tentang: 1) manfaat mata kuliah; 2) deskripsi perkuliahan; 3) tujuan instruksional; 4) organisasi materi; 5) strategi perkuliahan; 6) materi/bahan bacaan perkuliahan; 7) tugas-tugas; 8) kriteria penilaian; dan 9) jadwal perkuliahan, dengan menyebutkan topik bahasan dan bahan bacaan yang relevan. Lebih lanjut contoh kontrak perkuliahan terdapat dalam lampiran.

2. Pelaksanaan Proses PembelajaranPada dasarnya pelaksanaan proses pembelajaran atau perkuliahan dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.

a. Kegiatan awal/PendahuluanKegiatan ini merupakan penyiapan proses pembelajaran yang akan dilaksanakan dengan memberikan informasi yang menyeluruh tentang capaian proses sebelumnya, keterkaitannya dengan bahan kajian yang akan dibahas, tujuan yang akan dicapai, serta indikator keberhasilannya. Kegiatan pendahuluan ini berisi hal-hal yang dapat membangkitkan minat mahasiswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang akan berlangsung. Dalam pelaksanaannya dosen dapat melakukan hal-hal sebagai berikut.

1) Dosen menyiapkan mahasiswa secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses pembelajaran.

2) Dosen menanyakan kehadiran mahasiswa dan mencatat siapa yang tidak hadir. Kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan dapat dijadikan salah satu tolok ukur kemampuan mengajar. Tidak selalu ketidakhadiran mahasiswa disebabkan kondisi mahasiswa yang bersangkutan (sakit, malas, bolos, dan lain-lain), tetapi bisa juga terjadi karena pengajaran dan dosen tidak menyenangkan, sikapnya tidak disukai oleh mahasiswa, atau karena tindakan dosen pada waktu mengajar sebelumnya dianggap merugikan mahasiswa (penilaian tidak adil, memberi hukuman yang menyebabkan frustasi, rendah diri dan lain-lain).

3) Dosen bertanya kepada mahasiswa, sampai di mana pembahasan pelajaran sebelumnya. Dengan demikian dosen mengetahui ada tidaknya kebiasaan belajar mahasiswa, setidak-tidaknya dapat mengetahui kesiapan mahasiswa menghadapi pelajaran pada hari itu.

4) Dosen melakukan apersepsi dengan mengajukan pertanyaan kepada mahasiswa di kelas, atau mahasiswa tertentu tentang bahan pelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui sampai di mana pemahaman materi yang telah diberikan.

39

Page 36: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

5) Dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bertanya mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasainya dari perkuliahan yang telah dilaksanakan sebelumnya.

6) Dosen mengulang kembali bahan pelajaran yang lalu (bahan pelajaran sebelumnya) secara singkat tapi mencakup semua bahan aspek yang telah dibahas sebelumnya. Hal ini dilakukan sebagai dasar bagi pelajaran yang akan dibahas hari berikutnya nanti, dan sebagai usaha dalam menciptakan kondisi belajar mahasiswa.

7) Dosen mengajukan permasalahan yang menarik dan memotivasi mahasiswa untuk memberikan jawaban sesuai pengetahuan yang dimiliki sebagai pengantar untuk memasuki materi berikutnya.

8) Dosen menginformasikan peristiwa, fakta, fenomena, informasi terkini, kejadian-kejadian berupa keprihatinan atau keteladanan terkait dengan konservasi dan pendidikan karakter yang erat kaitannya dengan materi yang akan diberikan dan mendiskusikannya.

Khusus untuk mata kuliah praktikum pada kegiatan awal di samping kegiatan-kegiatan itu yang dianggap perlu, penting pula untuk dilakukan hal berikut:

1) pretest secara tulis atau lisan untuk melihat kesiapan mahasiswa untuk mengikuti kegiatan praktikum yang akan dilaksanakan;

2) memeriksa kesiapan alat dan bahan bersama mahasiswa dan tenaga laboratorium;

3) menjelaskan penggunaan alat atau bahan tertentu yang spesifik atau berbahaya bagi keselamatan pengguna jika ceroboh;

4) mengingatkan kepada mahasiswa untuk menggunakan peralatan keselamatan kerja lab dan mematuhi tata tertib laboratorium.

Tujuan tahap pendahuluan ini adalah mengungkapkan kembali tanggapan mahasiswa terhadap bahan yang telah diterimanya, dan menumbuhkan kondisi belajar dalam hubungannya dengan pelajaran hari itu. Tahap prainstruksional dalam strategi mengajar mirip dengan kegiatan pemanasan dalam olah raga. Kegiatan ini akan mempengaruhi keberhasilan mahasiswa.

Pada kegiatan pendahuluan ini proses pembentukan karakter dapat dikembangkan oleh dosen, mulai dari hal-hal yang sederhana hingga persoalan yang berdimensi luas dan kompleks. Misalnya ketika memulai perkuliahan dengan memberikan salam dan tegur sapa dalam ketulusan hati, niscaya secara tidak langsung telah mengembangkan sikap hormat kepada sesama dan menyebarkan kedamaian. Dalam mengecek kehadiran mahasiswa, mempertanyakan siapa yang tidak masuk dan mengapa tidak masuk, sejatinya tersirat makna pengembangan sikap peduli kepada sesama. Hal ini nampak sederhana, tetapi nilai kepedulian terhadap sesama merupakan sesuatu yang perlu dikembangkan kepada mahassiwa (Unnes utamanya), mengingat nilai ini terasa makin memudar. Beragam nilai karakter dapat dikembangkan secara tersurat maupun tersirat dalam kegiatan pendahuluan dari keseluruhan proses perkuliaan yang dikembangkan oleh dosen.

40

Page 37: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

b. Kegiatan IntiTahap kedua adalah tahap perkuliahan atau tahap inti, yakni tahap mengimplementasi desain dan strategi pelajaran yang telah disusun dosen sebelumnya. Pada tahap ini, di samping kajian pokok materi keilmuan, proses pembelajaran sedapat-dapatnya juga menanamkan nilai-nilai karakter konservasi secara kontekstual. Dalam upaya menguatkan penanaman nilai-nilai karakter konservasi, proses pembelajaran juga perlu mengungkapkan berbagai akibat yang merugikan apabila dalam implementasi ilmu pengetahuan yang sedang dikaji tidak dilandasi nilai-nilai karakter konservasi. Kegiatan inti dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi mahasiswa untuk terlibat dalam keseluruhan proses perkuliahan secara aktif, dengan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai bakat, minat, dan perkembangan mahasiswa. Kegiatan inti dikembangkan dengan menerapkan pendekatan, strategi, dan metode yang disesuaikan dengan karakteristik mahasiswa dan matakuliah. Secara sistemik proses perkuliahan diwujudnyatakan dalam proses eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.

Tahap eksplorasi adalah penciptaan suasana kondusif yang memungkinkan mahasiswa melakukan berbagai aktivitas psikis dan fisik untuk memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dalam menemukan ide, gagasan, konsep, dan/atau prinsip sesuai dengan kompetensi matakuliah. Dalam upaya untuk menciptakan suasana kondusif tersebut, dosen dapat melakukan dengan berbagai cara, antara lain sebagai berikut:

1) mengembangkan kegiatan yang mendorong mahasiwa untuk mencari informasi yang seluas-luasnya tentang pokok kajian yang akan dibahas dengan menerapkan prinsip belajar mandiri, belajar sepanjang hayat, dan belajar dari aneka sumber;

2) menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;

3) memfasilitasi terjadinya interaksi antarmahasiswa serta antara mahasiswa dengan dosen, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;

4) melibatkan mahasiswa secara aktif dalam semua kegiatan pembelajaran;

5) memfasilitasi mahasiswa dalam melakukan percobaan di laboratorium, studio, bengkel kerja, simulator, atau di lapangan yang relevan.

Tahap elaborasi adalah proses pemberian memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan ide, gagasan, dan kreasi dalam mengekspresikan konsepsi kognitifnya melalui berbagai, cara baik lisan maupun tulisan, sehingga timbul kepercayaan diri yang tinggi tentang kemampuan dan eksistensi dirinya. Dalam upaya menciptakan proses yang akan dapat mendorong mahasiswa mengembangkan ide, gagasan, dan kreasi dalam pengekspresiannya, maka dosen dapat melakukannya dengan cara-cara sebagai berikut:

1) membiasakan mahasiswa membaca dan menulis gagasan melalui tugas-tugas yang relevan dan bermakna;

41

Page 38: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

2) memfasilitasi mahasiswa untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis melalui pemberian tugas, diskusi, dan kegiatan lain yang relevan;

3) memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk berpikir dan menganalisis sebelum membuat keputusan dalam setiap penyelesaian masalah dan bertindak;

4) memfasilitasi mahasiswa dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;

5) memfasilitasi mahasiswa dalam berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;

6) memfasilitasi mahasiswa dalam membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;

7) memfasilitasi mahasiswa untuk menyajikan kreasi hasil kerja individual maupun kelompok;

8) memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan pameran, turnamen, festival, dan gelar karya atas produk-produk yang dihasilkan; dan

9) memfasilitasi mahasiswa untuk melakukan kegiatan yang dapat menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri.

Tahap konfirmasi adalah proses penguatan/peneguhan terhadap konsep kognitif, nilai karakter, dan/atau keterampilan motorik yang terbentuk melalui tahap ekplorasi dan elaborasi sebelumnya. Dalam upaya menguatkan/meneguhkan apa yang telah diperoleh mahasiswa dalam tahap eksplorasi dan elaborasi, dosen dapat melakukan hal-hal sebagai berikut:

1) memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan mahasiswa;

2) memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi mahasiswa melalui berbagai sumber;

3) memfasilitasi mahasiswa melakukan refleksi untuk mengevaluasi pengalaman belajar yang telah dilakukan;

4) memfasilitasi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar, yaitu dengan cara, antara lain (a) berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan mahasiswa yang menghadapi kesulitan, (b) membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi mahasiswa, (c) memberikan acuan standar agar mahasiswa dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi dan elaborasinya, (d) memberikan informasi dan arahan untuk proses eksplorasi lebih jauh, dan (e) memberikan motivasi kepada mahasiswa yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.

Sebagai ilustrasi agar dapat memberikan pemahaman yang lebih gamblang, langkah-langkah berikut dapat dipertimbangkan dalam kegiatan inti perkuliahan:

42

Page 39: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

1) memberikan penjelasan pada mahasiswa tujuan perkuliahan yang harus dicapai;

2) menyampaikan pokok materi yang akan dibahas hari itu yang diambil dari sumber belajar yang telah disiapkan sebelumnya;

3) membahas pokok materi yang telah dituliskan tadi. Dalam pembahasan materi itu dapat ditempuh dua cara yakni: (a) pembahasan dimulai dari gambaran umum materi pengajaran menuju kepada topik secara lebih khusus; dan (b) dimulai dari topik khusus menuju topik umum;

2) pada setiap pokok materi yang dibahas sebaiknya disertakan contoh-contoh konkret, demikian pula mahasiswa harus diberi pertanyaan atau tugas, untuk mengetahui tingkat pemahaman dari setiap pokok materi yang telah dibahas.

3) dalam upaya mengaktifkan mahasiswa, penyampaian materi dapat pula dilakukan dengan metode diskusi dengan kondisi terdapat kelompok mahasiwa/individu yang diberi tugas untuk mempresentasikan apa yang dipahaminya mengenai salah satu pokok materi yang ditugaskan untuk dipelajari dari jurnal, buku teks atau sumber lain yang disarankan dosen dan setelah presantasi mahasiswa melakukan tanya-jawab dan diskusi;

4) menyisipkan nilai-nilai karakter konservasi pada kegiatan tatap muka dengan memberikan contoh-contoh nyata keteladanan atau keprihatinan terkait dengan materi yang diberikan;

5) menggunakan berbagai metode yang tidak monoton sesuai pokok materi akan membantu pemahaman dan penguasaan mahasiswa. Pada mata kuliah Prodi Pendidikan yang akan menyiapkan calon guru profesional, dosen perlu mengenalkan berbagai model, pendekatan, metode yang menjadi contoh nyata dan bekal bagi mahasiswa calon guru untuk terjun ke lapangan;

6) menggunakan alat bantu pengajaran untuk memperjelas pembahasan setiap pokok materi sangat diperlukan; dan

7) menyimpulkan hasil pembahasan dari pokok materi. Simpulan ini dibuat oleh dosen dan sebaiknya pokok-pokoknya ditulis dipapan tulis untuk dicatat mahasiswa. Simpulan dapat pula dibuat dosen bersama-sama mahasiswa, bahkan kalau mungkin diserahkan sepenuhnya kepada mahasiswa.

Khusus untuk mata kuliah praktikum di laboratorium/lapangan, disarankan untuk beberapa mata acara praktikum dilaksanakan dengan pendekatan inkuiri. Bermula dari pertanyaan ilmiah yang disepakati bersama, mahasiswa mendalami permasalahan tersebut, menyusun hipotesis, membuat prosedur eksperimen untuk membuktikan hipotesis, dosen memberi bimbingan terhadap rencana kegiatan eksperimen terkait ketersediaan alat dan bahan, kemungkinan kondisi yang diperlukan, keselamatan kerja, dan pembiayaan yang diperlukan. Setelah disetujui dosen, mahasiswa melaksanakan kegiatan eksperimen, menganalisis data dan menyimpulkan, menyusun laporan, dan mempresentasikan di dalam kelas.

Kegiatan praktikum sangat kondusif untuk pendidikan karakter konservasi, antara lain: penggunaan bahan dan alat, prosedur kerja, dan pengelolaan sampah yang ramah lingkungan, teliti dan cermat, bekerja kelompok, kejujuran dalam menuliskan data hasil eksperimen, keberanian untuk menyampaikan hasil pekerjaan laboratoriumnya, kedisiplinan, taat pada tata tertib laboratorium, dan kesadaran akan kebesaran Tuhan Yang

43

Page 40: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Maha Esa setelah memperoleh pengalaman yang menarik di laboratorium/lapangan.

c. Kegiatan PenutupKegiatan penutup adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri seluruh rangkaian proses pembelajaran atau perkuliahan. Kegiatan ini dapat dilakukan dalam bentuk seperti berikut ini.

1) Dosen bersama mahasiswa atau masing-masing membuat rangkuman/simpulan perkuliahan;

2) Dosen bersama mahasiswa melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan;

3) Dosen memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran/perkuliahan;

4) Dosen bersama mahasiswa merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk program remedial, pengayaan, tugas dan sejenisnya;

5) Dosen menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan berikutnya.

Ketiga tahap yang telah dibahas itu merupakan satu rangkaian kegiatan yang terpadu, tidak terpisahkan satu sama lain. Dosen dituntut untuk mampu dan dapat mengatur waktu dan kegiatan secara fleksibel, sehingga ketiga rangkaian tersebut diterima oleh mahasiswa secara utuh. Di sinilah letak keterampilan profesional dari seorang dosen dalam melaksanakan strategi mengajar. Kemampuan mengajar seperti dilukiskan dalam uraian itu secara teoretis mudah dikuasai, tetapi dalam praktiknya tidak semudah seperti digambarkan. Hanya dengan latihan dan kebiasaan yang terencana, kemampuan itu dapat diperoleh.

3. Berbagai Ragam Metode Pembelajaran Pola pembelajaran yang terpusat pada dosen seperti yang dipraktikkan pada saat ini dipandang masih belum cukup mencapai tujuan pendidikan berbasis kompetensi. Oleh karena itu, pembelajaran di Unnes diarahkan berpusat pada mahasiswa atau student centered learning (SCL) dengan fokus pada tercapainya kompetensi yang diharapkan. Hal ini berarti mahasiswa harus didorong untuk memiliki motivasi dalam diri mereka sendiri, kemudian berupaya keras mencapai kompetensi yang diinginkan.

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (2008) merekomendasikan berbagai metode pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa dan dipandang relevan diimplementasi pada pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Konservasi di Unnes. Metode tersebut di antaranya adalah (1) small group discussion; (2) role-play & simulation; (3) case study; (4) discovery learning (DL); (5) self-directed learning (SDL); (6) cooperative learning (CL); (7) collaborative learning (CbL); (8) contextual instruction (CI); (9) project based learning (PjBL); dan (10) problem based learning and inquiry (PBL). Selain kesepuluh metode tersebut, masih banyak

44

Page 41: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

metode pembelajaran lain yang belum dapat disebutkan, lebih dari itu setiap pendidik/dosen dapat pula mengembangkan model pembelajarannya sendiri.

a. Small Group Discussion

Diskusi adalah salah satu elemen belajar secara aktif dan merupakan bagian dari banyak model pembelajaran SCL yang lain, seperti CL, CbL, PBL, dan lain-lain. Mahasiswa peserta kuliah diminta membuat kelompok kecil (5 sampai 10 orang) untuk mendiskusikan bahan yang diberikan oleh dosen atau bahan yang diperoleh sendiri oleh anggota kelompok tersebut. Dengan aktivitas kelompok kecil, mahasiswa akan belajar: (a) Menjadi pendengar yang baik; (b) bekerja sama untuk tugas bersama; (c) memberikan dan menerima umpan balik yang konstruktif; (d) menghormati perbedaan pendapat; (e) mendukung pendapat dengan bukti; dan (f) menghargai sudut pandang yang bervariasi (jender, budaya, dan lain-lain). Adapun aktivitas diskusi kelompok kecil dapat berupa: (a) membangkitkan ide; (b) menyimpulkan poin penting; (c) mengakses tingkat skill dan pengetahuan; (d) mengkaji kembali topik di kelas sebelumnya; (e) menelaah latihan, quiz, tugas menulis; (f) memproses outcome pembelajaran pada akhir praktik pembelajaran di kelas; (g) berkomentar tentang jalannya pembelajaran di kelas; (h) membandingkan teori, isu, dan interpretasi; (i) menyelesaikan masalah; dan (j) brainstroming.

b. Simulasi/Demonstrasi

Simulasi adalah aktivitas atau situasi di dalam kelas yang didesain mirip dengan realitas sesungguhnya di luar kelas. Misalnya untuk mata kuliah aplikasi instrumentasi, mahasiswa diminta membuat perusahaan fiktif yang bergerak di bidang aplikasi instrumentasi, kemudian perusahaan tersebut diminta melakukan hal yang sebagaimana dilakukan oleh perusahaan sesungguhnya dalam memberikan jasa kepada kliennya, yaitu melakukan proses bidding dan lainnya. Simulasi dapat berbentuk: (a) permainan peran (role playing). Dalam contoh itu, setiap mahasiswa dapat diberi peran masing-masing, misalnya sebagai direktur, engineer, bagian pemasaran dan lain-lain; (b) simulation exercices and simulation games; dan (c) model komputer. Simulasi pada dasarnya dapat mengubah cara pandang (mindset) mahasiswa, dengan jalan: (a) mempraktikkan kemampuan umum (misal komunikasi verbal & nonverbal); (b) mempraktikkan kemampuan khusus; (c) mempraktekkan kemampuan tim; (d) mengembangkan kemampuan menyelesaikan masalah (problem-solving); (e) menggunakan kemampuan sintesis; dan (f) mengembangkan kemampuan empati.

c. Discovery Learning (DL)

Discovery learning adalah metode belajar yang difokuskan pada pemanfaatan informasi yang tersedia, baik yang diberikan dosen maupun yang dicari sendiri oleh mahasiswa, untuk membangun pengetahuan dengan cara belajar mandiri.

d. Self-Directed Learning (SDL)

45

Page 42: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Self-directed learning (SDL) adalah proses belajar yang dilakukan atas inisiatif individu mahasiswa sendiri. Dalam hal ini, perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian terhadap pengalaman belajar yang telah dijalani, dilakukan semuanya oleh individu yang bersangkutan. Sementara dosen hanya bertindak sebagai fasilitator yang memberi arahan, bimbingan, dan konfirmasi terhadap kemajuan belajar yang telah dilakukan individu mahasiswa tersebut. Metode belajar ini bermanfaat untuk menyadarkan dan memberdayakan mahasiswa, bahwa belajar adalah tanggungjawab mereka sendiri. Dengan kata lain, individu mahasiswa didorong untuk bertanggungjawab terhadap semua pikiran dan tindakan yang dilakukannya. Metode pembelajaran SDL dapat diterapkan apabila: sebagai orang dewasa, kemampuan mahasiswa mestinya bergeser dari orang yang tergantung pada orang lain menjadi individu yang mampu belajar mandiri. Prinsip yang digunakan di dalam SDL adalah: (a) pengalaman merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat; (b) kesiapan belajar merupakan tahap awal menjadi pembelajar mandiri; dan (c) orang dewasa lebih tertarik belajar dari permasalahan daripada isi matakuliah. Lebih lanjut. pengakuan, penghargaan, dan dukungan terhadap proses belajar orang dewasa perlu diciptakan dalam lingkungan belajar. Dalam hal ini, dosen dan mahasiswa harus memiliki semangat yang saling melengkapi dalam melakukan pencarian pengetahuan.

e. Cooperative Learning (CL)

Cooperative learning (CL) adalah metode belajar berkelompok yang dirancang oleh dosen untuk memecahkan suatu masalah/kasus atau mengerjakan tugas tertentu. Kelompok ini terdiri atas beberapa orang mahasiswa, yang memiliki kemampuan akademik yang beragam. Metode ini sangat terstruktur, karena pembentukan kelompok, materi yang dibahas, langkah-langkah diskusi serta produk akhir yang harus dihasilkan, semuanya ditentukan dan dikontrol oleh dosen. Mahasiswa dalam hal ini hanya mengikuti prosedur diskusi yang dirancang oleh dosen. Pada dasarnya CL seperti ini merupakan perpaduan antara teacher-centered dan student-centered learning. Cooperative learning bermanfaat untuk membantu menumbuhkan dan mengasah: (a) kebiasaan belajar aktif pada diri mahasiswa; (b) rasa tanggungjawab individu dan kelompok mahasiswa; (c) kemampuan dan keterampilan bekerjasama antar mahasiswa; dan (d) keterampilan sosial mahasiswa.

f. Collaborative Learning (CbL)

Collaborative learning (CbL) adalah metode belajar dengan titik berat pada kerja sama antarmahasiswa yang didasarkan pada konsensus yang dibangun sendiri oleh anggota kelompok. Masalah/tugas/kasus memang berasal dari dosen dan bersifat open ended, tetapi pembentukan kelompok yang didasarkan pada minat, prosedur kerja kelompok, penentuan waktu dan tempat diskusi/kerja kelompok, sampai dengan bagaimana hasil diskusi/kerja kelompok ingin dinilai oleh dosen, semuanya ditentukan melalui konsensus bersama antaranggota kelompok.

46

Page 43: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

g. Contextual Instruction (CI)

Contextual instruction (CI) adalah konsep belajar yang membantu dosen mengaitkan isi mata kuliah dengan situasi nyata dalam kehidupan sehari-hari dan memotivasi mahasiswa untuk membuat keterhubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari sebagai anggota masyarakat, pelaku kerja profesional atau manajerial, entrepreneur maupun investor. Sebagai contoh, apabila kompetensi yang dituntut mata kuliah adalah mahasiswa dapat menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi proses transaksi jual beli, maka dalam pembelajarannya selain konsep transaksi ini dibahas dalam kelas, juga harus diberikan contoh, dan mendiskusikannya. Mahasiswa juga diberi tugas dan kesempatan untuk terjun langsung di pusat-pusat perdagangan untuk mengamati secara langsung proses transaksi jual beli tersebut, atau bahkan terlibat langsung sebagai salah satu pelakunya, sebagai pembeli, misalnya. Pada saat itu, mahasiswa dapat melakukan pengamatan langsung, mengkajinya dengan berbagai teori yang ada, sampai ia dapat menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya proses transaksi jual beli. Hasil keterlibatan, pengamatan dan kajiannya ini selanjutnya dipresentasikan di dalam kelas, untuk dibahas dan menampung saran dan masukan lain dari seluruh anggota kelas. Pada intinya dengan CI, dosen dan mahasiswa memanfaatkan pengetahuan secara bersama-sama, untuk mencapai kompetensi yang dituntut oleh mata kuliah, serta memberikan kesempatan pada semua orang yang terlibat dalam pembelajaran untuk belajar satu sama lain.

h. Project-Based Learning (PjBL)

Project-based learning (PjBL) adalah metode belajar yang sistematis dan melibatkan mahasiswa dalam belajar pengetahuan dan keterampilan melalui proses pencarian/penggalian (inquiry) yang panjang dan terstruktur terhadap pertanyaan yang otentik dan kompleks serta tugas dan produk yang dirancang dengan sangat hati-hati.

I. Problem-Based Learning/Inquiry (PBL/I)

Problem-based learning atau inquiry (PBL/I) adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus melakukan pencarian/penggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan masalah tersebut. Pada umumnya terdapat empat langkah yang perlu dilakukan mahasiswa dalam PBL/I, yaitu: (a) menerima masalah yang relevan dengan salah satu/beberapa kompetensi yang dituntut matakuliah dari dosennya; (b) melakukan pencarian data dan informasi yang relevan untuk memecahkan masalah; (c) menata data dan mengaitkan data dengan masalah; dan (d) menganalisis strategi pemecahan masalah PBL/I adalah belajar dengan memanfaatkan masalah dan mahasiswa harus melakukan pencarian atau penggalian informasi (inquiry) untuk dapat memecahkan masalah tersebut.

47

Page 44: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Perkuliahan di Unnes disarankan untuk menerapkan metode Problem-Based Learning/Inquiry (PBL/I). Sebagai LPTK yang mengemban tugas utama mencetak calon guru professional, Unnes dalam upaya membekali calon guru dengan kemampuan mengajar berbagai metode yang sesuai kenyataan di lapangan kelak, perlu dikenalkan dan diberikan contoh nyata penerapan berbagai model, metode, dan strategi pembelajaran baik dalam perkuliahan, microteaching, maupun mata kuliah lain untuk prodi kependidikan.

BAB VMEDIA PEMBELAJARAN

Pembelajaran merupakan aktivitas yang perlu dirancang dengan baik dan benar sehingga efektif bagi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dalam metodologi pembelajaran, terdapat dua aspek penting, yakni metode mengajar dan media pembelajaran sebagai sarana pembelajaran. Pada setiap kegiatan termasuk proses belajar mengajar (PBM) tentu terjadi komunikasi, misalnya antara dosen sebagai sumber pesan dengan siswa sebagai penerima pesan, namun demikian belum tentu semua komunikasi itu efektif. Menurut Berlo (dalam Rahardjo, 1984) komunikasi baru efektif apabila terdapat daerah lingkup pengalaman (area of experience) yang sama antar sumber pesan dengan penerima pesan. Selanjutnya terjadi reaksi umpan balik atau komunikasi dua arah bila penerima pesan berubah fungsinya menjadi sumber pesan.

Pesan yang disampaikan dapat juga tidak diterima dengan utuh, tapi sering kali kurang atau bahkan sebaliknya menambah pesan yang diberikan. Menurut beberapa ahli media (Kemp, 1980) agar pesan yang disampaikan oleh pemberi pesan atau sumber dapat ditangkap secara utuh oleh penerima pesan tersebut, perlu adanya media yang merupakan wahana penyalur pesan.

Media sebagai salah satu sumber belajar merupakan sarana pembelajaran yang tidak boleh diremehkan, sebab proses pembelajaran yang berkualitas selalu menyediakan media pembelajaran atau sumber belajar lainnya yang kaya dan bervariasi. Media pembelajaran yang kaya dan bervariasi tidak saja membuat motivasi belajar meningkat, tetapi juga menjadikan hasil belajar lebih bermakna.

Perkembangan Information and Communication Technology (ICT) saat ini juga mendukung dan mempermudah berbagai aktivitas, termasuk kegiatan belajar dalam dunia pendidikan. Dosen, guru, dan siswa dituntut untuk menguasi teknologi agar dapat mengembangkan materi pembelajaran berbasis ICT dan memanfaatkan ICT sebagai media pembelajaran (Sahid, 2012).

Media diperlukan dalam proses belajar mengajar karena media mempunyai kemampuan atau potensi yang dapat dimanfaatkan. Media juga mempunyai

48

Page 45: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

kelebihan yang dapat mengatasi kekurangan-kekurangan kita, misalnya mampu menyampaikan ulangan pesan yang sama secara konsisten kapanpun diperlukan. Media juga dapat menyajikan efek suara, gambar dan gerak, sehingga pesan yang kita sampaikan menjadi lebih hidup, menarik dan kongkrit serta dapat memberi kesan seolah-olah siswa ikut mengalami sendiri.

Media yang efektif adalah media yang mampu mengkomunikasikan sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi kepada penerima. Oleh karena itu dalam merancang proses pembelajaran hendaknya dipilih pula media yang benar-benar efektif dan efisien atau merancang media sendiri (media by design) sehingga dapat menyampaikan pesan pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari siswa.

Seperti halnya metode, maka tidak satu pun media yang tepat sesuai untuk segala macam kegiatan belajar. Oleh karena itu perlu diadakan pendekatan dalam memilih media dalam PBM. Penggunaan media haruslah berdasarkan analisis kurikulum (Miarso, 1984). Pada buku panduan ini akan dikemukakan hal-hal sebagai berikut: 1) jenis dan karakteristik media; 2) kemampuan dan fungsi media; 3) kriteria pemilihan media (media by design dan media by utilization); 4) contoh-contoh media yang populer; 5) pengembangan media pembelajaran; dan 6) penutup.

1. Jenis dan karakteristik MediaSecara singkat media pembelajaran dapat dikelompokkan menjadi media cetak dan noncetak, media elektronik dan nonelektronik, atau media proyeksi dan media nonproyeksi. Ada pula yang membedakannya menjadi media sederhana (little media) dan media yang canggih (big media). Gerlach dan Donald (1980) membaginya dalam beberapa tipe: 1) gambar diam; 2) rekaman audio; 3) gambar bergerak; 4) televisi; 5) asli, replika maupun model; dan 6) pengajaran terprogram dengan komputer. Walaupun demikian secara umum media dapat dikelompokkan menjadi sebagai berikut.

a. Media pandang dengar gerakMedia yang termasuk katagori ini misalnya adalah program video (VCD/DVD), film bersuara, komputer multimedia. Kelebihan program video antara lain:

1) Memiliki semua kemampuan yang dimiliki oleh media audio, visual dan gerak;2) Memiliki efek menarik yang tidak dimiliki oleh media lain;3) Dapat menyajikan pesan yang bahaya, sukar, dan langka karena telah

direkam terlebih dahulu; dan4) Tidak memerlukan ruangan gelap.

Sementara itu kelemahannya antara lain terletak pada proses pembuatan agar sesuai dengan tujuan atau standar kompetensi siswa. Format kaset yang bevariasi juga dapat menyuIitkan pemanfaatannya. Beberapa kelebihan film suara antara lain:

1) Dapat menampilkan unsur gerak yang dipadu dengan suara untuk menampilkan suatu peristiwa;

2) Dapat digunakan untuk belajar kelompok besar, kecil bahkan individual; dan3) Memiliki nilai konsistensi sajian yang tinggi.

Namun demikian, film mempunyai kelemahan, selain sukar dalam proses pembuatan sesuai tujuan atau kompetensi, harganya mahal dan memerlukan ruangan yang gelap.

49

mr. edi, 02/09/14,
Akan lebih tepat jika didahului dengan pentingnya peran media dalam implementasi kurikulum 2012
Page 46: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

b. Media pandang dengar diam Contohnya media pandang dengar diam adalah slide suara (film bingkai). Kelebihan slide suara antara lain:

1) Susunan urutan dapat disesuaikan dengan kebutuhan; 2) Bila digabung dengan narasi dan efek suara dapat meningkatkan keefektifan;3) Dapat digunakan belajar kelompok atau individual, terutama untuk tujuan

pengenal visual; dan4) Proses pembuatan dan penyimpanannya relatif mudah.

Namun demikian, ada juga kelemahan slide suara, misalnya: pemasangan slide-nya sering terbalik, memerlukan ruang gelap, bila menyimpannya tidak cermat, tidak mustahil satu-dua slide akan tercecer. Bila penyimpanannya tidak benar maka film slide cepat kotor dan bahkan berjamur.

c. Media pandang gerakContohnya film tak bersuara, untuk membedakan film bersuara dengan yang tidak (bisu) dapat diketahui dengan melihat pada sisi pita filmnya. Jika polos berarti tidak dilengkapi dengan alur (track) suara alias bisu (silent).

d. Media benda asli Media benda asli (misalnya rangka/skeleton gajah, herbarium, dan lainnya) adalah media yang paling baik, karena dapat diketahui secara langsung bagaimana bentuk, ukuran, warna dan sebagainya. Namun demikian, bila tidak disertai keterangan dari bagian-bagiannya, justru akan membuat peserta didik pasif serta memungkinkan persepsi yang berbeda sesama peserta didik.

e. Media pandang diam Media pandang diam antara lain adalah slide film, gambar, chart, poster, dan over head transparency (OHT). Sebelum ada LCD yang sekarang begitu familiar digunakan di kelas-kelas perkuliahan OHT dengan bantuan OHP juga merupakan media yang populer untuk presentasi dengan kelebihan yang dimiliki, yaitu:

1) dapat menyajikan dengan urutan yang sistematis dan terkontrol oleh penyaji;2) dapat menarik perhatian siswa bila menggunakan teknik penyajian seperti

pointer (menunjuk yang penting), stripping (membuka sedikit demi sedikit), billboarding (buka tutup), dan overlaping (tumpang tindih);

3) tidak memerlukan ruang gelap, sehingga siswa/peserta dapat menulis; dan4) tepat untuk kelompok besar dalam menyajikan informasi.

Kelemahan utamanya adalah media ini tidak dapat menampilkan gerakan sehingga menjadi kurang menarik. Selain tidak dapat bergerak kesulitan lainnya adalah soal penempatan/posisi OHP agar semua siswa/peserta dapat melihat dengan nyaman. Bila tulisannya terlalu kecil juga sulit atau tidak mudah terbaca oleh siswa di bangku belakang. Media pembelajaran chart (ingat bukannya charta), padanan katanya dalam bahasa Indonesia adalah bagan. Oleh karenanya relatif tetap untuk menjelaskan suatu alur atau proses kerja, bagian-bagian dari sebuah

50

Page 47: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

bentukan, struktur atau tata kerja. Media chart harus dapat dibedakan dengan media fotografi, gambar atau poster.

Gambar 5.1 Contoh Flowchart dan Poster

f. Media dengar Media pembelajaran berbasis audio antara lain adalah radio, rekaman audio (kaset dan CD), dan juga pada masa lalu terdapat piringan hitam. Rekaman suara merupakan media yang relatif mudah pengoperasiannya. Kelebihan rekaman suara antara lain pemakaiannya: (a) dapat digunakan untuk banyak keperluan, baik kelompok maupun individual; dan (b) dapat didengarkan sambil mengerjakan yang lain. Namun demikian rekaman suara juga memiliki kelemahan, di antaranya pita/kaset cenderung menurun kualitasnya bila sering diputar, tidak sesuai bagi siswa yang belajarnya bukan tipe auditif. Sekarang sudah berkembang teknologi digital yang berbasis audio, seperti MP3 dan sejenisnya yang dapat diputar ulang melalui smartphone maupun notebook dan laptop.

g. Media cetak Media cetak adalah sumber belajar dalam bentuk cetak berupa buku ajar, koran, majalah, jurnal, dan sebagainya. Buku ajar sudah tidak asing lagi sebagai media cetak. Padahal dalam banyak informasi buku ajar seringkali ketinggalan, jika dibanding dengan majalah ilmiah apalagi koran. Dari koran misalnya kita mendapat informasi mutakhir tentang banyak hal, sebut saja mengenai kloning, HIV, antraks, flu unggas, dan lainnya. Oleh karena itu, manfaatkan koran sebagai media by utilization jangan sekadar dibuat kliping, tetapi pilih dari informasi yang ada untuk menunjang kompetensi tertentu.

h. Power Point (Slide Persentation)

51

mr. edi, 09/02/14,
Sumber? Tidak adakah contoh untuk mahasiswa
Page 48: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Sekarang Power point merupakan media yang paling populer dalam menyampaikan pesan baik pembelajaran melalui perangkat komputer dan sejenisnya. Media ini mempunyai kelebihan antara lain: 1) materi yang akan disampaikan dapat ditulis dan dilengkapi gambar; 2) gambar yang menyertai dapat bergerak (gambar animasi); 3) dapat dilengkapi dengan efek suara; 4) dapat dihubungkan dengan LCD sehingga lebih menarik dan menjangkau pembelajaran dalam kelas besar. Mengingat kelebihannya jelas bahwa bemtuk multimedia berbasis teknologi komputer ini memiliki semua aspek yang dimiliki oleh media-media lain.

2. Kemampuan dan Fungsi MediaPada saat pendekatan sistem mulai digunakan di dunia pendidikan tahun 1960, media digunakan sebagai bagian integral dalam proses belajar mengajar (Rahardjo, 1984), atau merupakan subsistem dari sistem pembelajaran. Hal ini terjadi karena media mempunyai kemampuan atau potensi tertentu yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan dosen, yaitu sebagai berikut:

a. membuat konsep yang abstrak menjadi kongkret, seperti konsep tentang peredaran darah atau mesin bakar dengan teknik animasi;

b. menampilkan objek yang berbahaya atau langka ke dalam situasi belajar, misalnya slide atau film tentang binatang purba, binatang buas atau berbisa maupun burung-burung yang terdapat di Antartika.

c. menampilkan objek yang tidak dapat diamati dengan mata telanjang, misalnya pembesaran mikroskopis dari bakteri, virus dan organisme mikro lainnya.

d. memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat untuk diamati, misalnya slow motion dari suatu lintasan peluru.

e. mempersingkat perkembangan yang memakan .waktu, misalnya film/video tentang pertumbuhan janin dalam kandungan ibu, atau pertumbuhan biji kecambah.

f. memberikan keseragaman persepsi, karena fokus dan sudut pandangan yang sama, misalnya televisi siaran terbatas (TVST=CCTV) mengenai proses jalannya pembedahan untuk calon-calon dokter bedah.

g. memberi kesan perhatian individual, misalnya kuliah melalui siaran televisi. Di sini tiap mahasiswa mengikuti acara tersebut merasa sebagai subjek yang menjadi sasaran dosen.

h. menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang tanpa kenal jemu kapanpun diminta.

i. menyajikan informasi atau pesan belajar secara serempak mengatasi batasan waktu dan tempat, misalnya dengan melalui siaran radio atau televisi pendidikan.

Media dengan kemampuannya memungkinkan berkembangnya konsep teknologi pembelajaran dengan tiga ciri, yaitu: (a) berorientasi pada sasaran atau siswa, (b) menerapkan konsep pendekatan sistem, (c) memanfaatkan potensi media yang bervariasi. Dengan demikian peranan dan fungsi media dalam proses belajar-mengajar (teaching and learning process) tidak lagi sekadar

52

Page 49: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

sebagai alat peraga atau alat bantu dosen mengajar semata-mata, melainkan segala sesuatu yang menyampaikan pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa.

Fungsi seperti itu memungkinkan dosen dapat meningkatkan perhatiannya pada tugas-tugas lain yang tidak dapat dilakukan oleh media, seperti pengelolaan proses belajar-mengajar, memberi perhatian dan bimbingan kepada siswa, serta memberi program bagi siswa yang cepat belajamya atau sebaliknya mengalami kesulitan belajar. Pengetahuan mengenai fungsi dan pengenalan kemampuan masing-masing media menjadi penting bagi dosen. Hal ini berkaitan dengan pemilihan, pemanfaatan media bahkan kalau perlu mengembangkannya sehingga lebih merangsang perhatian, pikiran, dan perasaan siswa

3. Kriteria Pemilihan Media Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media adalah sebagai berikut:

a. Ketepatannya dengan tujuan pembelajaran, media pembelajaran dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, apalikasi, analisis, sintesis lebih memungkinkan digunakannya media pembelajaran.

b. Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa.

c. Kemudahan memperoleh media, fasilitas, dan dana, media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh dosen/guru pada waktu mengajar dan disesuaikan dengan dana yang tersedia.

d. Keterampilan dosen/guru dalam menggunakannya, apa pun jenis media yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pembelajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya. Adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya, tidak mempunyai arti apa-apa, bila dosen/guru tidak dapat mengunakannya dalam pembelajaran untuk mempertinggi kualitas pembelajaran.

e. Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media terebut dapat bermanfaat bagi siswa selama pembelajaran berlangsung.

f. Sesuai dengan taraf berpikir peserta didik; memilih media untuk pendidikan dan pembelajaran harus sesuai dengan taraf berpikir peserta didik, sehingga makna yang terkandung di dalamnya dapat dipahami oleh para peserta didik.

Kemudian yang terpenting untuk dibicarakan lebih lanjut adalah adanya norma atau patokan yang akan dipakai dan dikenakan pada proses pemilihan tersebut. Dalam praktik, norma ini akan diterjemahkan sebagai kriteria pemilihan. Tentu saja kriteria ini harus dapat mengkaji tujuannya.

53

Page 50: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Media perlu dikembangkan dengan merancang atau mendesain sesuai dengan kurikulum (media by design). Dalam hal ini media didesain sesuai kebutuhan dan diproduksi sendiri oleh dosen atau dengan bantuan kelompok (ahli) media. Selain media yang dapat dibuat sendiri, sebenarnya media juga dapat diperoleh atau dibeli dari tempat-tempat tertentu, sebagai media yang dimanfaatkan (media by utilization).

(a). Media by Design

Media disebut media by design apabila media tersebut didesain untuk sebuah pembelajaran. Dengan kata lain media by design adalah media yang dibuat sesuai dengan kompetensi yang diinginkan.

Dalam proses tersebut dikemukakan enam langkah penentuan media yaitu: (1) menentukan apakah pesan yang akan disampaikan itu tujuan pembelajaran atau hanya sekedar informasif hiburan; (2) menetapkan apakah media itu dirancang untuk media pembelajaran (instruksional) atau alat bantu mengajar (peraga); (3) menentukan apakah dalam usaha mendorong kegiatan belajar tersebut akan digunakan strategi afektif, kognitif atau psikomotor; (4) menentukan media yang sesuai dari kelompok media yang cocok untuk strategi yang dipilih dengan mempertimbangkan ketentuan (kriteria), kebijakan, fasilitas yang ada, kemampuan produksi dan biaya; (5) mereviu kembali kelemahan dan kelebihan media yang dipilih bila perlu mengkaji kembali dengan alternatif dari nomor 4 sebelum mulai dengan (6) perencanaan pengembangan dan produksi media tersebut.

Banyak lagi kriteria dalam memilih media, tetapi apapun media yang dipilih tersebut hanya sesuai untuk tujuan tertentu saja. Dengan kata lain setiap media memiliki kelebihannya dibanding dengan media lain untuk tujuan yang berbeda, seperti pendapat Allen (dalam Rahardjo, 1984) berikut ini.

Tabel 5.1 Klasifikasi Media menurut Tujuan Belajar

INFO PENG. KONS/PROSE

-KETRAM

-SIKAP

VISUAL DIAM Sedang Tinggi Sedang Sedang

Rendah Sedang

FILM Sedang Tinggi Tinggi Tinggi Sedang Sedang

TELEVISI Rendah Sedang Tinggi Sedang

Rendah Sedang

OBYEK 3D Rendah Tinggi Rendah

Rendah

Rendah Sedang

REKAMAN AUDIO

Sedang Rendah

Rendah

Sedang

Rendah Sedang

54

TPMedia

Page 51: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

PEL. TERPROG. Sedang Sedang Sedang Tinggi Rendah Sedang

DEMONSTRASi Sedang Sedang Renda Tinggi Sedang Sedang BUKU/TEKS Sedang Rendah Sedang Sedan

gRendah Sedang

SAJIAN LISAN Sedang Rendah Sedang Sedang

Rendah Sedang

(b). Media by Utilization

Memanfaatkan segala sesuatu yang diperlukan untuk membantu pembelajaran itulah yang disebut dengan alat peraga, media by utilization Bila Ibu/Bapak dosen tidak dapat membuat gambar foto (fotografi), Ibu/Bapak dosen dapat membeli foto-foto yang sudah dipasarkan atau memanfaatkan foto-foto dari gambar di kalender, poster, dan lainnya. Kita tinggal memilih sesuai dengan kebutuhan kompetensinya.

Gambar 5.2 Sampah di Sungai

Dalam memilih media by utilization perlu diperhatikan kriteria pemilihan berikut ini (Erickson dan Curl, dalam Rahardjo, 1984).

a. Apakah materinya penting dan berguna bagi siswa?b. Apakah dapat menarik minat siswa untuk belajar?c. Apakah ada kaitan yang mengena dan langsung dengan tujuan khusus yang

hendak dicapai?d. Bagaiamana format penyajiannya diatur. Apakah memenuhi sekuens atau

tata urutan belajar yang logis?e. Apakah materi yang disajikannya mutakhir dan otentik?

55

Page 52: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

f. Apakah konsep dan faktanya terjamin kecermatannya?g. Apakah isi dan presentasinya memenuhi standar?h. Bila tidak, apakah ada keseimbangan kontroversial?i. Apakah pandangannya objektif dan tidak mengandung unsur propaganda

dan sebagainya?j. Apakah memenuhi standar kualitas teknis? (gambar, narasi, efek, warna dan

sebagainya).k. Apakah struktur materinya direncanakan dengan baik oleh produsennya?l. Apakah sudah dimantapkan melalui proses uji coba atau validasi? Oleh siapa,

kondisinya, karakteristik sasarannya, dan sejauh mana hal tersebut berhasil?

Sumber belajar dan media merupakan dua hal yang terkadang sulit dibedakan, tetapi sebenarnya secara jelas dapat diterjemahkan bahwa media adalah “sarana fisik” yang digunakan untuk menyampaikan materi pembelajaran. Secara umum, media merupakan alat untuk menyampaikan informasi atau pesan dari suatu tempat ke tempat lain. Media digunakan dalam proses komunikasi, termasuk kegiatan belajar mengajar. Pada dasarnya dalam proses pembelajaran terdapat lima komponen komunikasi, yakni guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran.

Jadi, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar. Media pembelajaran merupakan komponen integral dari sistem pembelajaran. Artinya media pembelajaran tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran. Tanpa media pembelajaran proses belajar-mengajar tidak dapat terjadi.

4. Contoh Media dan Pemanfaatannya.a. Foto/ Slide

Foto merupakan media gambar yang dengan perkembangan peralatan digital telah makin mudah dilakukan oleh kalangan amatir dengan kualitas yang baik. Apa yang dijadikan foto, bergantung pada topik informasi yang akan dimuat. Media foto bertujuan menampilkan sesuatu yang sesuai sebagaimana bentuk aslinya (otentik, realistis dan kongkret). Dengan kata lain, sesuatu yang sulit untuk dijelaskan secara verbal dan juga tidak mungkin dibawa ke dalam ruang belajar, bisa diwakili oleh foto. Misalnya: foto udara citra satelit, jenis flora ataupun fauna, rumah adat, foto keong susu bundar. Pada gambar 6 di bawah ini adalah keong susu bundar (Tronchus nilaticus) di Kepulauan Karimunjawa oleh Kepala Balai Taman Nasional Karimunjawa, Ir. Istanto Dwi M., semula hanya untuk dokumentasi, namun akhirnya digunakan menjelaskan keanekaragaman genetik, karena cangkang selain berwarna orange juga berwarna biru

56

Page 53: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Gambar 5.3 Keong Susu Bundar (Tronchus nilaticus)

b. SlideMedia film slide (film bingkai) adalah media gambar berupa pita filmnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai karton/plastik berukuran 2x2 inci (ukuran umum). Cara pengambilan gambarnya sama dengan foto biasa, hanya saja film slide lebih peka sehingga ketepatan cahaya harus baik. Media ini memerlukan proyektor dan layar/dinding putih agar gambar menjadi besar dan dapat dilihat. Slide memiliki kelemahan, misalnya: pemasangan slide-nya sering terbalik, memerlukan ruang gelap, bila menyimpannya tidak cermat, tidak mustahil satu-dua slide akan tercecer. Bila penyimpanannya tidak benar, film slide cepat kotor dan bahkan berjamur. Munculnya komputer sebagai salah satu media pembelajaran, penggunaan slide ada kecenderungan berkurang, sulit memperoleh film slide (film positif). Bahkan dapat dikatakan bahwa peranan dan fungsinya sudah mulai diambil alih oleh program power point yang juga dikenal dengan istilah slide presentation.

Pemanfaatan foto dan slide bertujuan untuk pembelajaran yang bersifat informatif, faktual, tetapi kurang baik untuk hal-hal yang bersifat prosedural karena dalam media tersebut digunakan bahasa umum yang dapat dimengerti dan dinikmati siapa saja, memberikan tampilan yang sifatnya konkrit, gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu, serta dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Kelemahan media ini adalah diperlukannya penguasaan kamera dan teknik dalam pengambilan foto, kalau dicetak (foto) atau dibuat frame (slide) biayanya cukup mahal

c. FotonovelaFotonovela merupakan foto seri yang kemudian diberi teks sehingga menjadi gambar bercerita. Fotonovela dibuat dengan menggunakan foto-foto sebagai adegan cerita. Tampilannya mirip komik, yaitu cerita bergambar yang disusun berdasarkan alur cerita pembuat, namun dengan foto sebagai bahan gambarnya. Foto-foto kemudian digunting/cropping sesuai kebutuhan dan dikembangkan

57

Page 54: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

menjadi cerita foto melalui pembubuhan balon kata (untuk dialog) dan teks (untuk narasi). Salah satu contoh fotonovela sebagaimana gambar berikut ini.

Latar belakang gambar atau setting kejadian bisa dikembangkan dengan penambahan gambar ilustrasi. Pembuatannya bisa dilakukan secara manual (membuat dummy atau panduan tata letak per halaman cerita dengan menggunakan pensil) dan foto-foto ditempelkan dengan lem, teks dan balon kata bisa ditulis tangan atau menggunakan komputerisasi lalu digunting dan ditempelkan di ruang yang tersedia dengan lem. Apabila pengambilan foto dilakukan dengan kamera dijital, pengembangan fotonovela dapat juga dilakukan dengan menggunakan komputer.

Fotonovela sangat baik untuk menampilkan informasi berupa gambar dan narasi sebagai sebuah konsep dan pengetahuan.

Gambar 5.4 Contoh Fotonovela Kegiatan Konservasi Biodiversitas di Unnes

d. Komik

58

Page 55: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Komik adalah media grafis/cetak yang memadukan teks (tulisan) dengan gambar berdasarkan suatu alur cerita. Komik bisa menjadi cerita bergambar (fokus pada teks yang kemudian diberi ilustrasi) atau gambar bercerita (tidak perlu teks pun gambarnya sudah menceritakan sesuatu melalui adegan dan ekspresi karakter di dalamnya yang dikembangkan illustrator/komikusnya). Dalam satu halaman, dilakukan pembagian ruang untuk setiap adegan, yang cara melihatnya dilakukan dari kiri ke kanan. Pembubuhan balon kata (untuk dialog) dan teks (untuk narasi) menjadi ciri dari komik. Cerita dalam komik bisa dibuat drama, cerita pendek, lucu, atau mengandung humor yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang kita inginkan dan target pembelajaran. Pada dasarnya komik dapat meningkatkan kemampuan media cetak/buku teks dari pengalaman visual tetapi rendah untuk keterampilan.

e. Poster/Poster Seri.Poster adalah media grafis yang bersifat persuasif tinggi karena menampilkan suatu persoalan (tema) yang menimbulkan perasaan kuat terhadap khalayak. Hal terpenting dari poster adalah menyampaikan pertanyaan terhadap persoalan di atas, bukan memberikan solusi atau jawabannya. Inilah yang membuat poster berbeda dengan ilustrasi biasa. Poster bertujuan mendapat tanggapan (respon) dari khalayak dan akan lebih baik apabila kemudian digunakan sebagai media diskusi. Fokus dan tema dari poster perlu diperhatikan dan memiliki relevansi khalayak agar emosi poster dapat ditangkap.

Poster seri merupakan serangkaian media gambar yang dibeberkan menjadi suatu gambaran yang terkait. Sebaiknya setiap gambar bisa diceritakan menyambung dengan gambar lain tanpa harus ada patokan urutan yang kaku. Pembuatan poster seri dimaksudkan untuk meningkatkan peluang keterlibatan peserta dalam bentuk diskusi kelompok. Setiap kelompok dapat menyusun gambar secara berbeda dan mengembangkan cerita sesuai gagasan masing-masing. Poster sangat baik untuk memperoleh pengalaman visual tetapi rendah untuk keterampilan.

59

Page 56: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Gambar 5.5 Contoh Poster dan Poster Seri

f. Chart Media pembelajaran chart atau bagan merupakan kombinasi dari piktorial, grafik, numerik, atau material verbal yang bersama-sama akan menunjukkan visualisasi yang jelas dan ringkas dari suatu proses atau hubungan. Macam-macam chart, antara lain adalah: (1) peta pohon (tree chart); (2) peta arus (flow chart); (3) peta garis-besar (outline chart); dan (4) peta tabulasi (tabular chart).

g. GrafikGrafik adalah visualisasi data yang merupakan gambaran tentang hubungan numerik antara dua variabel. Macam-macam grafik antara lain adalah: (1) grafik garis (line graph); (2) grafik batang (bar graph); (3) grafik lingkaran (circle/pie graph); (4) grafik luasan (area graph); (5) grafik solid (solid graph); dan (6) grafik piktorial (pictorial graph). Media chart dan grafik baik untuk menerangkan informasi, pengalaman visual tetapi kurang baik untuk pengalaman keterampilan.

h. Media massa Media masa meliputi media cetak seperti koran dan majalah, media elektronik seperti radio, TV, dan media digital abad baru seperti internet, weblog, dan telepon seluler (HP). Berita dari koran, majalah, atau buletin dan sebagainya dapat digunakan sebagai informasi sekaligus sebagai media pembelajaran. Media massa merupakan sajian informasi yang mempunyai peranan berbeda diberbagai bidang (pendidikan, hiburan, politik dan budaya) dan hadir di antara orang banyak/ khalayak. Sebagai media massa yang baik untuk pembelajaran bagi siswa, haruslah berisi: (a) informasi yang dapat dimengerti siswa; (b) sederhana dan lugas, tidak rumit atau berbelit-belit; dan (c) up to date sehingga tidak kehilangan daya tarik. Media massa mempunyai tugas khusus yakni mempengaruhi dengan menyajikan informasi aktual yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat untuk berkomunikasi. Informasi berita yang tertuang dalam media massa tersebut selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan diskusi, cerita, atau solusi dalam memecahkan suatu masalah. Berita atau informasi tersebut juga dapat dituangkan dalam bentuk kliping, atau ditempel pada papan, dinding, atau dibentuk sebagai “kumpulan berita” yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan.

i. Power PointKeberadaan komputer dan teknologi digital mempermudah kita dalam menyiapkan media presentasi yang menarik dan “modern”, sehingga membuat era kejayaan transparansi slide (overhead transparansi, OHT) telah tergantikan. Media pembelajaran power point bertujuan untuk pembelajaran yang bersifat informatif, faktual, tetapi kurang baik untuk hal-hal yang bersifat prosedural. Tampilan Power point merupakan media presentasi yang pada saat ini sangat popular karena dapat dikreasikan dengan bermacam warna, dilengkapi dengan foto-foto dan gambar digital dari clip arts yang tersedia. Kaidah penulisannya mirip dengan kaidah dalam penulisan pada lembar transparan, seperti ukuran huruf, jenis huruf, jumlah baris, dan lainnya. Kelebihan lain media ini adalah: gambar yang menyertai dapat

60

Page 57: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

bergerak, dapat dilengkapi dengan efek suara, dapat dihubungkan dengan LCD, sehingga lebih menarik untuk pembelajaran dengan kelas besar.

j. Media AudioMedia audio yang umum digunakan adalah radio dan keset rekaman. Media ini digunakan untuk proses pembelajaran khususnya yang bertujuan untuk learning dan listening pada bahasa Inggris, sifatnya info faktual dan sikap (nilai-nilai) namun dalam kategori sedang. Radio adalah media yang dapat merangsang partisipasi aktif dari pendengar. Siaran radio sangat cocok untuk mengajarkan musik dan bahasa, bahkan radio juga dapat digunakan sebagai pemberi petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan oleh dosen/guru/siswa dalam pembelajaran. Kaset adalah media audio umum yang dibuat dengan alat perekam pita magnetik yang disebut tape recorder. Pembuatan media ini lebih mudah dibandingkan dengan pembuatan film dan juga akan menarik apabila dikembangkan kelompok, sehingga skenario, pembagian peran dan pengambilan suara dilakukan bersama-sama. Pengolahan (editing) tentunya diperlukan operator. Pemutaran kaset bisa dihentikan di suatu tahap tertentu, diputar ulang (playback), didiskusikan, dan kemudian dilanjutkan lagi. Media audio kurang baik untuk penyampaian yang berkaitan dengan pengalaman visual, konsep/proses, dan keterampilan.

k. Media Audio Visual.Contoh media pembelajaran audiovisual adalah video (VCD/DVD) yang merupakan media yang direkam dengan kamera elektronik pada pita magnetik, dan pada saat yang bersamaan dapat direkam pula suaranya, sehingga rekaman video dapat berfungsi sebagai media pandang dengar. Banyaknya produk video jadi yang dipasarkan, apabila dapat memilih, merupakan media by utilization yang relatif murah harganya tetapi dapat efektif dalam mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Memang idealnya dosen dapat membuat juga program video sebagai media by design. Setidaknya dosen dapat membuat naskah produksi video dan produksinya diserahkan ke rumah produksi (Production House).

Video sebagai media pembelajaran hanya tepat untuk tujuan tertentu. Allen (dalam Miarso, 1984) mengemukakan bahwa TV dan video mempunyai kelebihan untuk tujuan belajar yang menyangkut konsep dan proses tetapi lemah untuk tujuan belajar yang bersifat keterampilan. Dari hasil penelitian tentang TV dan video, beberapa petunjuk berikut ini akan bermanfaat dalam memilih media video sebagai pembelajaran, karena cocok untuk:

1) Mengemukakan konsep dan atau proses.2) Topik atau pokok bahasan yang menampilkan unsur gerak dipadu dengan

suara.3) Pengulangan materi-materi yang diperlukan.4) Pembelajaran individual, karena perangkat lunaknya (kaset video/VCD)

mudah didapatkan.

61

Page 58: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

l. Multimedia InteraktifMultimedia interaktif adalah suatu media sangat kompleks dan berupa gabungan beberapa unsur media seperti teks, grafis, gambar, foto, audio, video, dan animasi secara terintegral. Adapun tujuan penggunaan multimedia dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

1) Multimedia dalam penggunaannya dapat meningkatkan keefektifan dari penyampaian suatu informasi.

2) Penggunaan multimedia dalam lingkungan dapat mendorong partisipasi, keterlibatan serta eksplorasi pengguna tersebut.

3) Aplikasi multimedia dapat meransang panca indera, karena dengan penggunaannya multimedia dapat merangsang beberapa indera penting manusia, seperti penglihatan, pendengaran, aksi maupun suara.

Multimedia terbagi atas dua karakteristik yaitu: (1) Multimedia noninteraktif, yaitu suatu multimedia yang dalam proses penggunaanya tidak melibatkan interaksi dua arah antara pengguna dan media tersebut. Sebagai contoh televisi, radio, majalah online; dan (2) Multimedia interaktif, merupakan suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk diproses selanjutnya. Dalam hal ini dimungkinkan terjadi perpindahan informasi dua arah antara media tersebut dan pengguna. Sebagai contoh computer game, animasi, online simulation, computer modeling, dan pembelajaran berbasis website.

Ciri utama multimedia interaktif adalah pengguna memiliki kebebasan dalam mengontrol alur/navigasi multimedia tersebut. Multimedia interaktif dalam dunia pendidikan dikenal dengan sebutan Multimedia Pembelajaran Interaktif (MPI). Kelebihan multimedia pembelajaran interaktif dibandingkan media yang lain adalah sebagai berikut.

(1) Mengatasi keterbatasan ukuranDengan multimedia interaktif benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata dapat diperbesar, atau sebaliknya. Dengan demikian melalui bantuan multimedia maka dapat ditampilkan benda-benda seperti kuman, bakteri, elektron, dan lainnya. yang berukuran sangat kecil menjadi tampak besar sehingga akan mudah dipahami oleh pembelajar. Sebaliknya dengan multimedia interaktif dapat disajikan pula benda-benda seperti gedung, gajah, gunung, candi, rumah, dan lainnya. Dengan demikian dapat memudahkan guru dalam menyampaikan materi secara lebih riil (real world).

62

Page 59: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Gambar 5.6 Video/Animasi Bakteri (a) dan Gambar Candi (b)

(Sumber: herapost.com)

(2) Mempermudah penyajian Suatu benda atau peristiwa yang memiliki tingkat kompleksitas kerja sistem yang tinggi, berlangsung sangat cepat atau lambat, atau memiliki tingkat keterjangkauan rendah akibat jarak atau waktu, dapat dihadirkan ke hadapan pembelajar melalui sebuah multimedia interaktif. Susunan atom, sistem tubuh manusia, kerja suatu bagian dalam sebuah mesin, perkembangan larva menjadi serangga, perkembangan bursa efek, akan sulit dihadirkan secara langsung. Hal ini dapat diatasi dengan menggunakan animasi, movie, atau simulasi komputer. Planet, bulan, bintang, salju, petir, tarian samba akan sangat sulit dilihat secara langsung akibat tingkat keterjangkauannya yang relatif rendah. Oleh karena itu perlu bantuan gambar, foto, video, atau animasi untuk menampilkannya kepada pembelajar dalam ruang kelas atau tempat belajar lainnya.

a b

Gambar 5.7 Video Simulasi Kerja sebuah sistem (a), Simulasi komputer planet (b).

(3) Mengurangi resiko/bahayaApa jadinya jika untuk mempelajari buasnya harimau, siswa harus dihadapkan pada harimau sesungguhnya di kelas? Betapa bahayanya jika untuk mempelajari ledakan bom, kebakaran, ganasnya arus sungai harus dipraktikkan di ruang kuliah? Dengan multimedia interaktif hal-hal semacam ini dapat diatasi.

(4) Meningkatkan daya tarik pembelajar

63

Page 60: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Beberapa riset telah membuktikan bahwa dengan multimedia pembelajaran interaktif, pembelajaran di dalam kelas dapat berlangsung secara menarik dan meningkatkan motivasi belajar siswa/mahasiswa. Hal tersebut terjadi karena siswa tidak hanya diam dan pasif menerima pelajaran dari guru saja, melainkan harus ikut aktif belajar melalui dan menggunakan multimedia.

5. Pengembangan MediaPembuatan program media bermakna bahwa kita ingin menyampaikan pesan (pembelajaran) kepada sasaran (siswa-siswi atau mahasiswa) yang memiliki perbedaan-perbedaan. Berdasarkan perbedaan dan karakteristik sasaran tertentu perlu suatu pengembangan program media dimulai dengan suatu design (rancangan) untuk menyampaikan pesan-pesan pembelajaran. Pesan yang akan disampaikan harus mampu membangkikan minat atau merangsang siswa sehingga terjadi perubahan baik pengetahuan, sikap, dan perilaku.

Mengingat hal itu program media harus dapat diterima sebagai materi yang berguna atau dibutuhkan dan program yang dibuat hendaknya juga menarik, sederhana pengelolaannya, dan mudah dipahami. Dengan kata lain membuat program media haruslah berguna dan komunikatif, sehingga dalam merancang media pada dasarnya adalah merancang pesan, yaitu bagaimana pesan diolah menjadi program media yang efektif. Lebih lanjut pengembangan media pembelajaran pada dasarnya melalui proses sebagai berikut.

a. menganalisis masalah dan atau kebutuhan;b. merumuskan kemampuan/kompetensi atau pengalaman belajar;c. menyusun materi (pesan pembelajaran) dalam naskah panduan produksi;d. produksi media;e. uji coba dan perbaikan;

f. sebar luaskan untuk dimanfaatkan; dang. monitoring dan evaluasi

Secara umum langkah-langkah tersebut dapat digambarkan seperti flow chart (bagan alur) berikut ini:

64

Page 61: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Gambar 5.8. Alur Pengembangan Media Pembelajaran

Berikut ini dikemukakan mengenai hal-hal atau aktivitas apa saja yang dilakukan pada tahap-tahap tersebut.

a. Tahap PelaksanaanTahap awal yang sangat menentukan kebermaknaan atau kegunaan media adalah dosen harus dapat memilih dengan tepat kebutuhan (berupa pesan) apa yang akan disusun sebelum divisualisasikan atau diaudiokan dalam bentuk media. Menurut Dick dan Garrey (dalam Siswosumarto, 1993) langkah-langkahnya adalah sebagai berikut.

1) Dosen menentukan pesan yang akan dikomunikasikan. Pesan, sesuai kebutuhan, biasanya diambil dari kurikulum/silabus atau berdasarkan pengalaman dosen.

2) Pesan yang terpilih kemudian dirumuskan dalam standar kompetensi dan kemampuan dasar secara operasional.

3) Dosen melakukan analisis tugas setelah standar kompetensi/kemampuan dasar diketahui, selanjutnya dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan seperti pengalaman belajar, strategi apa yang digunakan, bagaimana indikatornya.

4) Analisis sasaran, agar media yang dikembangkan efektif, perlu analisis terhadap karakteristik sasaran, meliputi latar belakang pendidikan, pengalaman belajar, dan sosial budaya.

Setelah tahapan itu selesai, selanjutnya disusun isi atau materinya. Sebelum materinya disusun dalam bentuk naskah produksi terlebih dahulu dahulu disusun sinopsis dan treatment.

Sinopsis adalah gambaran secara ringkas dan tepat tentang tema atau pokok materi yang akan dikerjakan. Tujuan utama ialah memudahkan pemesan (produsen) menangkap konsep, kesesuaian gagasan dengan tujuan yang ingin dicapai. Pada saat membaca sinopsis sudah harus tampak adanya: (1) alur, isi cerita; (2) perwatakan pemain (bila ada); (3) tempat dan waktu; dan (4) keterangan lain yang memperjelas sinopsis.

Treatment adalah uraian ringkas secara deskriptif, bukan tematis, yang dikembangkan dari sinopsis dengan bahasa visual tentang suatu episode cerita, atau ringkasan dari rangkaian peristiwa instruksional. Artinya dalam membuat treatment bahasa yang digunakan adalah bahasa visual, sehingga apa yang dibaca dapat memberikan gambaran mengenai apa yang akan dilihat. Dengan membaca treatment bentuk program yang akan dibuat sudah dapat dibayangkan,

65

Page 62: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

sehingga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: (1) urutan dalam video sudah makin jelas; (2) sudah kelihatan formatnya apakah dialog (bagaimana pokok dialognya, narasi (bagaimana pokok narasinya); dan (3) sudah dimulai adanya petunjuk-petunjuk teknis yang diperlukan.

b. Tahap PemanfaatanKonsep dasar Media by design setelah melalui uji coba dan perbaikan baru dapat dimanfaatkan baik oleh dosen maupun oleh mahasiswa. Bagaimana dan kapan pemanfaatannya? Hal ini sangat bergantung pada strategi pembelajarannya. Apakah media akan digunakan bersama dosen mengajar (dosen dan media menyampaikan pesannya) atau mungkin media dimanfaatkan sebagai sumber belajar tanpa kehadiran dosen (media sebagai penyampai pesan pembelajaran). Waktu pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan jadwal kegiatan yang lain. Sehingga dapat dilaksanakan dalam kelas waktu dosen mengajar atau pada saat istirahat di ruang proyeksi, bahkan mungkin dipinjam peserta didik untuk dilihat/didengarkan di rumah.

Gambar 5.9 Tahap Pemanfaatan Media Pembelajaran

Sudah banyak jurusan/fakultas yang memiliki perangkat keras, seperti: OHP, radio, VCD/DVD player, proyektor slide, film, komputer dan sebagainya. Pertanyaannya apakah peralatan tersebut sudah dimanfaatkan secara maksimal dalam pembelajaran? Jawabnya tentu saja beragam. Oleh karena itu alangkah baiknya jika dosen meningkatkan pengetahuannya tentang bagaimana mengajar dengan menggunakan radio, mengajar menggunakan VCD player, OHP, proyektor slide (Gerlach dan Donald, 1980) dan power point. Jika dosen belum mengetahui pemakaiannya, percuma saja memiliki banyak media pembelajaran.

Penutup

Dari berbagai uraian singkat di atas, jelas bahwa media mempunyai fungsi dan peranan yang amat besar bagi tercapainya pengalaman belajar. Sebaiknya dosen mampu dan mau membuat sendiri alat peraga, media by design karena jika ditekuni sebenarnya pembuatannya tidak sulit. Namun jika tidak mampu maka

66

Page 63: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

dosen dapat membeli alat peraga, dan media (by utilization) yang ada di pasaran akan lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran tanpa alat peraga atau media sama sekali. Meningkatkan kemampuan dosen dalam merancang media jauh lebih mudah daripada menyuruh ahli media untuk menjadi seorang dosen. Sebaiknya selain menggunakan atau memanfaatkan media, dosen dapat dan mau membuat atau media sesuai kebutuhannya. Media bukan semata-mata alat bantu dosen dalam mengajar tetapi sebagai sarana mahasiswa dalam pembelajaran.

BAB VIEVALUASI PEMBELAJARAN

1. Latar BelakangEvaluasi pembelajaran adalah bagian tidak terpisahkan dari desain dan proses perkuliahan serta merupakan bagian dari desain kurikulum. Evaluasi adalah cara untuk mengetahui sejauh mana mahasiswa dapat menguasai materi perkuliahan yang sudah dipelajari. Dengan demikian, evaluasi sangat penting untuk dilakukan. Sesuai dengan dengan pasal 63 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, evaluasi pendidikan terdiri atas: (1) evaluasi hasil belajar oleh pendidik dan (b) evaluasi hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi. Lebih lanjut, evaluasi pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat tersebut diatur oleh tiap-tiap perguruan tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Gayut dengan pentingnya evaluasi dalam proses pembelajaran tersebut, Buku tiga Bab IV Kurikulum Unnes 2012 Berbasis Kompetensi dan Konservasi berisi berbagai hal penting menyangkut evaluasi penguasaan kompetensi akademik dan kompetensi karakter oleh setiap mahasiswa. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk mengimplementasi evaluasi hasil belajar oleh pendidik/dosen sebagaimana dimaksud dalam kegiatan pembelajaran.

2. Evaluasi Pembelajaran oleh DosenBerbagai hal yang perlu diperhatikan oleh dosen dalam mengevaluasi hasil belajar mahasiswa.

1. Evaluasi hasil belajar oleh dosen dilakukan secara berkesinambungan dan mencakupi seluruh aspek pada diri mahasiswa, baik aspek kemampuan untuk mendemonstrasikan kognitif, psikomotorik, maupun afektif (karakter konservasi) sesuai dengan karakteristik mata kuliah, kelompok mata kuliah, dan bidang ilmu. Evaluasi berkesinambungan atau berkelanjutan berarti semua indikator ada alat evaluasinya, hasilnya dianalisis, dan ada

67

Page 64: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

tindak lanjut dari dosen. Informasi hasil belajar yang menyeluruh meliputi berbagai bentuk sajian, yakni berupa angka prestasi, kategorisasi, dan deskripsi naratif sesuai dengan aspek yang dinilai. Informasi dalam bentuk angka cocok untuk menyajikan prestasi dalam aspek kognitif. Sajian dalam bentuk kategorisasi disertai dengan deskriptif-naratif cocok untuk melaporkan aspek afektif dan aspek psikomotor.

2. Hasil evaluasi pendidikan dapat digunakan untuk menentukan pencapaian kompetensi dan melakukan pembinaan dan pembimbingan pribadi mahasiswa sesuai target pembentukan kompetensi karakter.

3. Evaluasi oleh dosen terutama ditujukan untuk pembinaan prestasi dan pengembangan potensi mahasiswa.

4. Perlu digunakan banyak teknik evaluasi (multi method), banyak ciri (multi trait) dan multi faced yang dilakukan secara berulang dan berkesinambungan untuk memperoleh data yang lebih dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.

C. Prosedur EvaluasiKetika mengadakan asesmen atau penilaian, dosen hendaknya menimbang hal-hal berikut.

1. Nyatakan dengan jelas tujuan pembelajaran yang hendak dinilai!2. Pastikan bahwa teknik asesmen yang digunakan sesuai dengan tujuan

pembelajaran!3. Pastikan bahwa teknik asesmen yang dipilih dapat memenuhi kebutuhan

belajar mahasiswa!4. Pastikan menggunakan berbagai indikator penguasaan kemampuan

untuk satu macam tujuan pembelajaran!5. Pastikan ketika melakukan interprestasi atas hasil asesmen

memperhitungkan keterbatasan atau kelemahan hasil tersebut, yakinlah bahwa semuanya memiliki sampling error!

D. Tujuan EvaluasiBagi mahasiswa, evaluasi ditujukan untuk:

1. mengetahui kemajuan/tingkat keberhasilan belajar dan2. memberikan insentif/perangsang.

Bagi dosen, evaluasi ditujukan untuk:

1. mengevaluasi keefektifan mengajar,2. menentukan kelulusan mahasiswa,3. mengetahui kemajuan belajar mahasiswa, dan4. mendiagnosis kesulitan belajar.

E. Prinsip EvaluasiPrinsip evaluasi mengacu pada standar evaluasi pendidikan sesuai Permendiknas No 20 Tahun 2007. Prinsip-prinsip tersebut sebagai berikut.

1. sahih/valid2. objektif3. adil/fairness4. terpadu5. terbuka

68

Page 65: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

6. menyeluruh dan berkesinambungan7. sistematis8. beracuan kriteria/patokan9. akuntabel

F. Fungsi EvaluasiDosen dapat mengimplementasi evaluasi formatif, sumatif, penempatan, dan diagnostik sesuai dengan fungsi evaluasi sebagai berikut:

1. seleksi2. penempatan3. diagnosis dan remedial4. mendapat umpan balik5. memotivasi dan membimbing belajar6. perbaikan kurikulum dan program pendidikan7. pengembangan ilmu

Terkait dengan fungsinya, pembuatan instrumen evaluasi oleh dosen perlu memperhatikan persyaratan (a) substansi (hendaknya merepresentasi kompetensi yang dinilai), (b) konstruksi (hendaknya memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang digunakan), dan (c) bahasa (hendaknya menggunakan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan taraf perkembangan mahasiswa).

G. Etika EvaluasiPraktik evaluasi pembelajaran yang etis terutama mencakupi empat hal.

1. Kerahasiaan hasil evaluasi baik individual maupun kelompok. Hasil hanya dapat disampaikan kepada orang lain bila:a. ada izin dari mahasiswa yang bersangkutan;b. ada tanda-tanda jelas bahwa dalam hasil evaluasi ada gejala yang

membahayakan dirinya atau kepentingan orang lain.c. penyampaian hasil kepada orang lain jelas-jelas menguntungkan

peserta.2. Keamanan evaluasi

Evaluasi tidak dapat digunakan di luar batas yang ditentukan profesionalisme pekerjaan dosen sehingga keamanannya harus terjamin.

3. Interpretasi hasil evaluasiInterpretasi hasil harus diikuti tanggung jawab profesional. Bila diinterpretasi secara tidak patut dalam jangka panjang akan dapat membahayakan kehidupan mahasiswa.

4. Penggunaan evaluasiEvaluasi harus digunakan secara patut sesuai prosedur yang ditetapkan oleh instrumen evaluasi itu sendiri.

H. Metode Evaluasi

69

Page 66: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Berbagai metode evaluasi pembelajaran dapat digunakan oleh dosen. Metode-metode tersebut dapat dikelompokkan menjadi tes, non tes, dan asesmen alternatif.

1. TesTes merupakan alat atau prosedur yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan mahasiswa yang mencakupi aspek pengetahuan, keterampilan,dan sikap. Bentuknya berupa tugas yang harus dikerjakan sehingga dihasilkan nilai yang dapat dibandingkan dengan nilai standar. Dosen perlu mempertimbangkan berbagai hal ketika ingin memutuskan tes apakah yang akan digunakan, objektif atau nonobjektif.

Tabel 6.1 Deskripsi Tes Objektif dan Tes Nonobjektif

Tes Objektif Tes NonobjektifTaksonomi yang diukur

Baik untuk mengukur pengetahuan ingatan, pemahaman, aplikasi dan analisa. Kurang tepat untuk mengukur sintesis dan evaluasi

Kurang baik untuk mengukur ingatan, baik untuk mengukur pemahaman, aplikasi, analisa, paling baik untuk mengukur sintesis dan evaluasi

Jumlah item Dapat mengukur lebih banyak item sehingga benar-benar mewakili materi yang diajarkan

Hanya dapat menanyakan beberapa pertanyaan sehingga kurang mewakili materi yang diajarkan

Menyusun pertanyaan

Menyusun pertanyaan yang baik sulit dilakukan dan memakan waktu lama

Meskipun sulit tetapi lebih mudahdibandingkan pertanyaan objektif, waktu yang digunakan cukup singkat

Pengolahan Sederhana dan reliabilitasnya tinggi

Sangat subjektif, sukar dan reliabilitasnya rendah

Faktor-faktor yang mengganggu hasil pengolahan

Kemampuan mahasiswa dapat terganggu oleh kemampuan membaca dan menerka

Kemampuan mahasiswa dapat terganggu oleh kemampuan menulis dan mendongeng

Mendorong testee lebih banyak mengingat, membuat interpretasi dan menganalisis dan menganalisis ide orang lain

Mendorong testee untuk mengorganisasikan, menghubungkan danmenyatakan ide sendiri secara tertulis

70

Page 67: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Penyelesaian tes oleh testee dan pengolahan tes tester membutuhkan waktu singkat

Penyelesaian tes oleh testee dan pengolahan tes tester membutuhkan waktu lama

Beberapa tips yang dapat digunakan untuk menentukan jenis tes antara lain adalah sebagai berikut.a. Tes objektif digunakan untuk mengukur fakta (apa, siapa, bilamana, di

mana) pengertian tentang prinsip. Tes nonobjektif digunakan untuk mengukur kemampuan menyampaikan pendapat secara tulis, lisan, atau tindakan.

b. Waktu yang tersedia. Bila waktu untuk membuatnya singkat tetapi waktu untuk melaporkan hasilnya lama lebih baik pilih tes nonobjektif (tes yang responsnya harus dikonstruksi sendiri oleh mahasiswa). Bila waktu untuk membuatnya longgar tetapi untuk melaporkan hasil singkat lebih baik pilih tes objektif (tes yang responsnya bisa dipilih oleh mahasiswa).

c. Banyaknya peserta ujian. Bila peserta banyak (dalam kelas paralel) dan akan digunakan pada waktu akan datang lebih baik pilih tes objektif. Bila pesertanya sedikit dan tidak akan digunakan lagi pada masa akan datang lebih baik pilih tes nonobjektif.

2. Teknik NontesInformasi tentang hasil belajar tidak hanya dapat diperoleh melalui tes, tetapi dapat juga melalui alat pengukuran nontes. Umumnya hasil belajar yang mengutamakan penampilan kemampuan atau keterampilan sukar diukur dengan tes. Alat ukur untuk memperoleh informasi hasil belajar nontes terutama yang berhubungan dengan apa yang dapat dibuat atau dikerjakan mahasiswa daripada apa yang diketahui atau dipahaminya.

Metode yang digunakan dalam pengukuran nontes biasanya berupa observasi dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan sistematis. Data yang diperoleh dari observasi dicatat dalam suatu catatan observasi. Berdasarkan rencana kerja petugas observer, observasi dibedakan menjadi dua macam, berstruktur dan tidak berstruktur. Agar memperoleh hasil observasi yang lebih valid sebaiknya digunakan observasi berstruktur.

Alat ukur keberhasilan belajar nontes yang biasa digunakan sebagai pedoman observasi adalah participation charts atau daftar partisipasi, check lists atau daftar cek, rating scale atau skala lajuan, attitude scales atau skala sikap. Keempatnya punya karakteristik sama, yaitu yang mengisi adalah petugas penilai/dosen. Oleh karena itu, untuk mengurangi bias atau membantu agar informasi yang diperoleh sahih disarankan sebagai berikut.

a. Rencanakan terlebih dahulu apa yang akan diamati!b. Harus disadari kemungkinan terjadinya kesalahan sampel.c. Setiap hasil observasi harus segera ditulis laporannya.

71

Page 68: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

d. Interpretasi harus dilakukan setelah pengamat mengendapkan informasi yang diperoleh dan dilandasi kriteria yang sudah disepakati sehingga tidak terlalu subjektif.

e. Diperlukan latihan bagi petugas sehingga diperoleh persamaan persepsi tentang instrumen.

3. Asesmen AlternatifAsesmen alternatif diartikan sebagai pemanfaatan pendekatan nontradisional untuk melakukan evaluasi kinerja atau hasil belajar berdasar pengakuaan adanya multiple intelegent pada diri setiap peserta didik. Pendekatan tradisional adalah tes kertas pensil khususnya tes baku yang menggunakan perangkat tes objektif. Asesmen alternatif diidentikkan dengan (1) asesmen outentik, yaitu proses evaluasi kinerja perilaku mahasiswa secara multidimensional pada situasi nyata; (2) asesmen kinerja, yaitu evaluasi terhadap proses perolehan, penerapan pengetahuan dan keterampilan melalui proses pembelajaran yang menunjukkan kemampuan mahasiswa dalam proses produk; dan (3) asesmen portofolio, berupa kumpulan pekerjaan mahasiswa selama periode tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dalam mengevaluasi kinerja mahasiswa perlu disusun kriteria yang dapat disepakati terlebih dahulu. Kriteria yang menyeluruh disebut rubrik. Dengan demikian, wujud assesmen kinerja yang utama adalah tugas dan rubrik/kriteria evaluasi. Tugas dapat berupa suatu proyek, pameran, portofolio, atau tugas yang mengharuskan mahasiswa memperlihatkan kemampuan mengenai hal yang kompleks melalui penerapan pengetahuan dan keterampilan tentang suatu dalam bentuk yang paling nyata.

Karakteristik utama asesmen alternatif tidak hanya mengukur hasil belajar siswa (achievement), tetapi untuk memberikan informasi yang lebih jelas tentang proses pembelajaran. Langkah-langkah penyusunan tugas dalam asesmen alternatif adalah sebagai berikut:

a. mengidentifikasi pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki siswa setelah mengerjakan atau menyelesaikan tugas;

b. merancang tugas untuk asesmen kinerja yang memungkinkan siswa dapat menunjukkan kemampuan berfikir dan keterampilan;

c. menetapkan kriteria keberhasilan yang akan djadikan tolok ukur untuk menyatakan bahwa seorang siswa mencapai tingkat tuntas pengetahuan atau keterampilan yang diharapkan.

Rubrik merupakan panduan asesmen yang menggambarkan kriteria yang digunakan dosen dalam mengevaluasi dan menyusun tingkatan dari hasil pekerjaan mahasiswa. Rubrik perlu memuat daftar karakteristik yang diinginkan yang perlu ditunjukkan dalam suatu pekerjaan mahasiswa dengan panduan untuk mengevaluasi tiap-tiap karakteristik tersebut. Di dalam pembelajaran sering menggunakan rubrik deskriptif dan rubrik holistik.

I. Evaluasi Sebelas Nilai Pendidikan Karakter Berbasis Konservasi

72

Page 69: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Universitas Negeri Semarang (Unnes) mengembangkan sebelas nilai karakter berbasis konservasi. Sebelas nilai tersebut adalah religius, jujur, cerdas, adil, tanggungjawab, peduli, toleran, demokratis, cinta tanah air, tangguh, dan santun. Sesuai dengan tujuan pembelajarannya dosen dapat mengases (mengevaluasi) nilai-nilai karakter dengan teknik evaluasi yang sesuai. Untuk mengevaluasi pencapaian kompetensi karakter mahasiswa digunakan observasi, evaluasi diri, evaluasi antarteman, catatan anekdot (catatan kejadian penting yang dilakukan mahasiswa), skala psikologi, tugas-tugas, dan laporan yang dilakukan terus-menerus.

J. Evaluasi Berdasarkan Ranah Hasil BelajarDosen yang melaksanakan pembelajaran menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Konservasi hendaknya dapat melaksanakan pengujian hasil belajar siswa ranah kognitif, afektif dan psikomotor terutama dalam bentuk tugas besar (big task) atau tugas kaya (rich task). Secara umum, dosen hendaknya memahami perincian kompetensi lulusan dari program studi dan kompetensi (learning outcome) mata kuliah yang diampunya, perincian mengenai aspek pertumbuhan yang harus diperhatikan dalam setiap tindakan evaluasinya, metode evaluasi yang digunakannya, kriteria dan skala yang digunakan.

1) Evaluasi Hasil Belajar Ranah Kognitif Ranah kognitif berkenaan dengan kemampuan pikir, kemampuan memperoleh pengetahuan, pengetahuan yang berkaitan dengan pemerolehan pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisai, penentuan dan penalaran yang diartikan sebagai kemampuan intelektual. Klasifikasi ranah hasil belajar kognitif ada enam tingkatan, yaitu mengingat, memahamai, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta/mengkreasi. Evaluasi hasil belajar kognitif dapat dilakukan dengan menggunakan tes objektif dan tes uraian (essay test). Dalam kategori tes objektif, jenis atau bentuk tes yang paling bagus adalah bentuk pilihan ganda (multiple choice). Dalam tes pilihan ganda terkandung unsur tebakan (guessing) paling rendah. Jenis tes ini juga dapat digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif tingkat tinggi.

Langkah-langkah menyusun atau mengkonstruksi tes kognitif umumnya sebagai berikut.

a. Identifikasi tujuan dan kawasan ukur! Pada langkah ini dosen memilih suatu definisi dan mengenali konstruk dari atribut yang diukur dengan memperhatikan kompetensi atau learning outcome mata kuliahnya, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi dasar. Dosen juga hendaknya memperhatikan tujuan kegiatan penilaian, seperti penilaian harian, tengah semester, dan akhir semester.

b. Menyusun Kisi-kisi

73

Page 70: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Kisi-kisi berisi komponen atau dimensi yang ada dalam atribut yang hendak diukur.

c. Menulis item-itemMerumuskan pernyataan/pernyataan yang merupakan jabaran dari dimensi atribut yang diukur.

2) Evaluasi Hasil Belajar Ranah Afektif Ranah evaluasi hasil belajar afektif adalah kemampuan yang berkenaan dengan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu secara konsisten dari satu situasi ke situasi yang lain. Klasifikasi ranah hasil belajar afektif ada lima tingkatan, yaitu menerima (receiving), merespons (responding), menilai (valuing), mengorganisasi (organization), dan mengarakterisasi (characterization). Tujuan dilaksanakannya evaluasi hasil belajar karakter ádalah untuk mengetahui dimilikinya sifat karakter tertentu sebagai hasil pembelajaran yang diselenggarakan dosen. Evaluasi hasil belajar karakter dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen berupa skala psikologi dan panduan/lembar observasi. Langkah-langkah menyusun/mengkonstruksi skala psikologi sebagai berikut.

a. Identifikasi tujuan ukur! Sama seperti evaluasi ranah kognitif, pada langkah ini dosen memilih suatu definisi dan mengenali konstrak psikologis dari atribut yang diukur. Contoh skala psikologis adalah skala kejujuran. Definisi kejujuran adalah kecenderungan untuk berkata dan bertindak benar serta dapat dipercaya.

b. Operasionalisasi konsep Konsep mencakupi komponen atau dimensi yang ada dalam atribut yang hendak diukur. Contoh dimensi kejujuran adalah jujur dalam kegiatan akademik, jujur dalam hubungan interpersonal di kampus dan tempat kos, jujur dalam hubungan interpersonal di lingkungan keluarga dan masyarakat luas.

c. Menyusun kisi-kisi dan menulis item skalaMerumuskan pernyataan pernyataan yang merupakan jabaran dari dimensi atribut yang diukur.

3) Evaluasi Hasil Belajar PsikomotorRanah psikomotor adalah kemampuan yang berkenaan dengan aktivitas fisik, baik yang melibatkan motorik kasar maupun motorik halus, seperti berenang, menari, mengoperasikan/menggunakan mesin/peralatan tertentu, memainkan suatu alat musik tertentu, dan sebagainya. Tujuan mengadakan evaluasi belajar psikomotor adalah menilai performansi subjek dalam mendemonstrasikan suatu keterampilan tertentu. Dalam taksonomi Dave, ranah ini mulai dari tingkatan imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, sampai naturalisasi.

Pengukuran hasil belajar psikomotor dapat dilakukan dengan menggunakan teknik observasi (tes perbuatan), dengan instrumen berupa daftar cek (cek list) atau skala penilaian. Skala penilaian unggul dibanding

74

Page 71: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

cek list dalam hal mampu menangkap perbedaan individual dengan lebih baik. Sebab pada cek list hanya menangkap sukses atau gagal, sedang pada skala penilaian mampu dibuat rentangan skor yang lebih halus. Sama seperti evaluasi belajar afektif, keberhasilan dosen merumuskan indikator secara spesifik dan observable, maka teknik observasi akan dapat memberikan hasil pengukuran yang cermat.

Langkah-langkah menyusun/mengkonstruksi evaluasi psikomotor umumnya sama seperti mengembangkan evaluasi kognitif dan afektif sebagai berikut.

a. Identifikasi tujuan dan kawasan ukur! Pada langkah ini dosen memilih suatu definisi dan mengenali konstruk dari atribut yang diukur dengan memperhatikan kompetensi atau learning outcome mata kuliahnya, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian kompetensi dasar. Dosen juga hendaknya memperhatikan tujuan kegiatan penilaian, seperti penilaian harian, tengah semester, dan akhir semester.

b. Menyusun kisi-kisi Kisi-kisi berisi komponen atau dimensi yang ada dalam atribut yang hendak diukur, apakah termasuk tingkatan imitasi, manipulasi, presisi, artikulasi, atau naturalisasi.

c. Menulis tugas/taskMerumuskan pernyataan/pernyataan yang merupakan jabaran dari dimensi atribut yang diukur.

K. Pemanfatan Hasil EvaluasiHasil evaluasi yang dilaksanakan oleh dosen hendaknya dimanfaatkan sesuai dengan tujuan evaluasi. Jika evaluasi yang diselenggarakan adalah evaluasi formatif hasilnya dapat digunakan sebagai umpan balik untuk memperbaiki program pembelajaran termasuk menyelenggarakan layanan remedial dan pengayaan. Jika kegiatan evaluasinya sumatif, hasilnya dapat digunakan untuk memutuskan prestasi belajar mahasiswa.

75

Page 72: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

BAB VIIPENUTUP

Nilai-nilai yang terkandung di dalam Kurikulum Unnes 2012, yang sebagian besarnya digali dari spirit konservasi seperti peduli dan toleransi, merupakan prasyarat bagi masa depan dunia yang damai dan lestari. Pada saat yang sama, karakteristik Kurikulum Unnes 2012 yang juga mengintegrasikan semangat nasionalisme merupakan dasar strategis bagi generasi muda, khususnya lulusan Unnes, untuk membangun identias kebangsaan yang kokoh. Dengan cara ini, ancaman dan dampak-dampak negatif yang ditimbulkan arus deras globalisasi dapat diantisipasi secara memadai.

Tentu saja perwujudan cita-cita dan ideal dalam Kurikulum Unnes 2012 tersebut memerlukan komitmen dan langkah lanjutan, khususnya jajaran manajemen akademik Unnes. Oleh karena itu, sejumlah hal berikut perlu diperhatikan.

Hal pertama adalah kesepahaman yang baik dan utuh pada seluruh komponen pelaksana kurikulum terhadap filosofi dan hakikat Kurikulum Unnes 2012. Jajaran pimpinan manajemen akademik perlu memastikan bahwa para pelaksana kurikulum memahami fundamen kurikulum baru ini dengan baik. Dengan demikian, jajaran pimpinan manajemen akademik perlu melaksanakan program-program sosialiasi Kurikulum Unnes 2012 secara sistematis, berjenjang, dan terus-menerus.

Yang kedua adalah tersedianya dukungan infrastruktur yang memadai bagi pelaksanaan Kurikulum Unnes 2012. Dalam implementasi kurikulum baru diperlukan dukungan baik berupa hardware maupun software yang memadai.

76

Page 73: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Dengan demikian, manajemen akademik harus menjamin tersedianya perangkat-perangkat pendukung implementasi tersebut. Terdapat dua infrastruktur penting yang perlu disediakan dalam hal ini, yaitu lingkungan belajar kondusif dan sumber-sumber yang relevan dengan kurikulum baru. Kurikulum Unnes 2012, antara lain, memerlukan penataan ruang kelas yang memungkinkan interaksi sosial yang bertumpu sekaligus menumbuhkan toleransi, dan nilai-nilai demokratis. Lebih dari itu, Kurikulum Unnes 2012, memerlukan stok dan sumber-sumber pengetahuan yang relevan dengan nilai-nilai konservasi, sebagai sarana pengganti nilai-nilai dan pengetahuan konvensional yang selama ini menjadi basis dan muatan kurikulum terdahulu.

Hal ketiga adalah tersedianya dukungan sumber daya manusia dan pengembangannya secara sistematis, komprehensif, berjenjang, dan berkelanjutan. Akhirnya, pelaksanaan Kurikulum Unnes 2012 bergantung pada para dosen pengampu mata kuliah. Mengingat kebaruan filosofi dan muatan Kurikulum Unnes 2012, diperlukan langkah-langkah pengembangan wawasan, kecakapan, dan kemampuan pedagogis dosen. Harus dipahami bahwa disiplin dan kajian akademik keilmuan, termasuk yang didalami para dosen, selama ini masih didominasi oleh kerangka kerja yang abai terhadap nilai-nilai dan kandungan spirit konservasi. Ini merupakan hambatan besar yang harus dipecahkan.

Oleh karena itu, pengembangan tenaga dosen harus dilakukan secara bertahap guna mentransformasi perspektif keilmuan mereka sehingga relevan dengan kebutuhan kurikulum baru. Transformasi ini harus dilakukan secara sistematis dan komprehensif; artinya dilakukan dengan alur yang logis dan mencakupi seluruh komponen perspektif keilmuan baru yang ditawarkan dalam Kurikulum Unnes 2012. Transformasi tersebut juga harus dilakukan secara berjenjang dan terus-menerus; artinya, proses pengembangan tenaga dosen harus memiliki jenjang dari yang paling dasar hingga lanjut. Dengan cara ini, kelak diharapkan Unnes memiliki gugus kerja rujukan (reference group) yang solid di bidang kurikulum. Di sisi lain pengembangan tersebut juga perlu dilakukan secara terus-menerus guna menjaga relevansi pelaksanaan kurikulum dengan kebutuhan dan dinamika masyarakat.

77

Page 74: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

78

Page 75: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

LAMPIRAN 1: CONTOH SILABUS

SILABUS

Fakultas : FMIPAJurusan/Prodi : KIMIA/KIMIAMatakuliah : Kimia Organik FisikKode Matakuliah : KIM 216

SKS : 2Deskripsi matakuliah : Matakuliah ini membahas tentang mekanisme reaksi organik ditinjau dari kinetika, termodinamika, dan Stereokimianya. Prasyarat : Matakuliah ini diikiti mahasiswa yang telah mengikuti matakuliah Kimia Organik 1 dan Kimia Oranik 2Capaian pembelajaran/Kompetensi Lulusan : Menguasai pengetahuan tentang struktur, sifat molekul, identifikasi, pemisahan, karakterisasi, transformasi,

sintesis senyawa organik, anorganik, biorganik dan aplikasinya.

79

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)Kantor: Gedung H lt 4 Kampus, Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001 Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@ unnes.ac .id

FORMULIR FORMAT SILABUS

No. DokumenFM-02-AKD-05

No. Revisi01

Hal1 dari 2

Tanggal Terbit1 September 2012

Page 76: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Capaian pembelajaran/ Kompetensi Matakuliah

Indikator KompetensiMateri Pokok Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran PenilaianA

lokasiWaktu

Sumber Belajar

Menguasai konsep sifat-sifat intramolekuler, energitika, kinetika dan stereokimia dalam kaitannya dengan mekanisme reaksi organik.

Dapat mendiskripsikan sifat-sifat intramolekular dan intermolekular terkait kereaktifan suatu molekul organik.

Pengertian Kimia Organik Fisik , Review: Hibridisasi, resonansi, konjugasi, hiperkonjugasi, pemutusan dan pembentukan ikatan

Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatatan Student Centered Learning.

Kegiatan tatap muka dilakukan dengan diskusi informasi. Mahasiswa secara berkelompok mempresentasikan materi yang ditugaskan, berdiskusi, dan memberikan tanggapan. Dosen memperkuat konsep dan memberikan penekanan pada substansi essensial. Antar kelompok saling memberi penilaian terhadap, materi presentasi, presentasi, dan jawaban pertanyaan.

Tugas tersetruktur meliputi penyiapan presentasi, review jurnal, dan latihan soal.

Karakter konservasi dikembangkan melalui indirect learning diutamakan pada karakter: tanggungjawab, cerdas, peduli dan cinta tanah air.

1.Ujian Tengah Semester

2.Ujian Akhir Semester

3.Tugas terstruktur: Review jurnal, membuat media presentasi dan presentasinya, mengerjakan soal latihan.

4.Penilaian karakter konservasi dilakukan melalui penilaian kinerja berbasis portofolio dalam penyelesaian tugas-tugas yang diberikan.

2 x 50 mnt

A, B, C

Dapat menjelaskan prasayarat terjadinya reaksi senyawa organik dan data-data yang diperlukan untuk menelaskan suatu mekanisme reaksi

Reaksi dasar organik, kinetika, energetika, stereokimia, dan mekanisme reaksi.

2 x 50 mnt

A, B, C

Dapat menjelaskan kinetika, mekanisme dan stereokimia reaksi substitusi nukleofilik dan eliminasi pada senyawa alkil halida dan alkohol.

Mekanisme Substitusi dan Eliminasi

6 x 50 mnt

A, B, C

dapat menjelaskan faktor-faktor yang menentukan mekanisme SN1, SN2, E1, dan E2

Faktor-faktor yang menentukan mekanisme reaksi

2 x 50 mnt

A, B, C

dapat menjelaskankan mekanisme, energetika dan stereokimia reaksi substitusi radikal bebas

Mekanisme reaksi radikal bebas

2 x 50 mnt

A, B, C

Dapat menjelaskan mekanisme, kinetika, and stereokimia adisi pada alkena

Reaksi adisi pada alkena 6 x 50 mnt

A, B, C

Dapat menjelaskan mekanisme, kinetika, and stereokimia adisi

Reaksi adisi pada gugus karbonil .

4 x 50 mnt

A, B, C

Dapat menjelaskan prasyarat dan mekanisme reaksi perisiklik

Reaksi perisiklik dan polimerisasi

4 x 50 mnt

A, B, C

80

Page 77: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Sumber Pustaka :1. Fessenden, Fessenden, 2010, Kimia Organik 1, Erlangga, Jakarta2. Sykes, P. 1985, A Guide Book to Mechanism in Organic Chemistr, Longman Scientific and Technical, New York, 3. Carey, F,A,, 2004. Organic Chemestry, 4th ed, McGraw Hill, Boston.4. Jurnal-jurnal hasil penelitian yang relevan dengan bahan kajian.

Dosen Pengampu,

(Dr. Edy Cahyono, M.Si) NIP 196405121990021001

81

Page 78: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)Kantor: Gedung H lt 4 Kampus, Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001 Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@ unnes.ac .id

FORMULIR

FORMAT SAPNo. DokumenFM-02-AKD-06

No. Revisi01

Hal1 dari 1

Tanggal Terbit1 September 2012

SATUAN ACARA PERKULIAHAN PERTEMUAN KE 1 sd 2

Fakultas : FMIPA

Jurusan : Kimia

Matakuliah : Kimia Organik Fisik

Kode Matakuliah : KIM 216

SKS : 2

CAPAIAN PEMBELAJARAN/KOMPETENSI LULUSAN

Menguasai pengetahuan tentang struktur, sifat molekul, identifikasi, pemisahan, karakterisasi, transformasi, sintesis senyawa organik, anorganik, biorganik dan aplikasinya

CAPAIAN PEMBELAJARAN/KOMPETENSI MATAKULIAH (standar kompetensi)

Menguasai konsep sifat-sifat intramolekuler, energitika, kinetika dan stereokimia dalam kaitannya dengan mekanisme reaksi organik.

INDIKATOR CAPAIAN PEMBELAJARAN/KOMPETENSI (Kompetensi dasar)

Kompetensi matakuliah ini dicapai dengan indikator:

1. Aspek Kognitifa. Mahasiswa dapat mendiskripsikan sifat-sifat intramolekular dan intermolekular terkait

kereaktifan suatu molekul organik. b. Mahasiswa dapat mendiskripsikan kinetika, termodinamika, dan prasyarat

mekanisme suatu reaksi organik.2. Aspek Proses Mahasiswa mempresentasikan ide, melakukan diskusi, berargumentasi,

menyempurnakan gagasan.3. Aspek Skills

Mahasiswa memiliki keterampilan membuat paparan presentasi, menyampaikan gagasan, berargumentasi dan menyampaikan pertanyaan.

5

Page 79: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

4. Aspek Sikap

Mahasiswa menunjukkan sikap bertanggungjawab, cerdas, dan peduli dalam mempresentasikan dan mendiskusikan perkembangan pengetahuan terkait kinetika dan termodinamika hubungannya dengan reaksi-reaksi organik.

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. mahasiswa dapat menjelaskan pembentukan ikatan kovalen tunggal dan rangkap dengan konsep orbital hibrida dan spesi hasil pemutusan ikatan kovalen

2. mahasiswa dapat menjelaskan sifat sifat fisik, kepolaran berdasar ikatan kimia yang ada dalam molekul organik

3. mengembangkan karakter cerdas, jujur, bertanggungjawab, demokratis, dan kreatif melalui presentasi diskusi perkembangan pengetahuan terkait kinetika dan termodinamika hubungannya dengan reaksi-reaksi organik

MATERI POKOK

1. Review: Hibridisasi, resonansi, konjugasi, hiperkonjugasi, pemutusan dan pembentukan ikatan.

2. Reaksi dasar organik, kinetika, energetika, stereokimia, dan mekanisme reaksi.

METODE PEMBELAJARAN

Pembelajaran dilakukan dengan metode SCL nmelalui Cooperative learning, tanya jawab, dan penugasan.

LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Kegiatan Awal

Dosen menjelaskan tentang ruang lingkup matakuliah KO Fis dan mengingatkan kembali

materi perkuliahan kimia organik yang sudah ditempuh Penjelasan dan penandatangan

kontrak perkuliahan.

Kegiatan Inti

Diskusi tentang struktur atom, orbital hibrida, ikatan kovalen pembentukan dan

pemutusannya serta sifat-sifat yang mengikutinya.

Latihan menggambarkan orbital hibrida untuk ikatan tunggal dan rangkap antar atom karbon-

oksigen, dan karbon nitrogen,

6

Page 80: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

IntiEksplorasi

Dosen memberikan informasi tentang tinjaun kritis terhadap struktur atom, orbital hibrida, ikatan kovalen pembentukan dan pemutusannya serta sifat-sifat yang mengikutinya.

Elaborasi

Mahasiswa secara berkelompok (3 orang) mendiskusikan dan memberikan tanggapan dalam diskusi kelas terhadap permasalahan yang muncul dalam diskusi awal.

Konfirmasi

Dosen menegaskan konsep-konsep struktur atom, orbital hibrida, ikatan kovalen pembentukan dan pemutusannya serta sifat-sifat yang mengikutinya

Kegiatan Akhir

Menyimpulkan reaktifitas suatu senyawa berdasar ikatan yang ada di gugus fungsionalnya.

Memberikan tugas kepada mahasiswa untuk mempelajari materi berikutnya Kinetika dan

Termodinamika Reaksi Organik.

Pertemuan 2

Kegiatan Awal

Dosen menanyakan tentang beberapa fenomena tentang reaksi organik yang berlangsung

cepat, sangat lambat, dan memerlukan katalis dan menyiapkan kelompok yang diberi tugas

untuk presentasi.

Kegiatan Inti

Eksplorasi

Dosen memberikan informasi dan contoh hasil penelitian tentang pentingnya kinetika dan termodinamika dalam menetapkan mekanisme reaksi organik .

Elaborasi

Kelompok mahasiswa yang diberi tugas mempresentasikan kajian yang telah dilakukan dari

buku sumber utama tentang kinetika dan termodinamika reaksi ditekankan pada persamaan

Arrhaenius hubunganya dengan energi aktivasi, temperatur, dan peran katalis dalam suatu

reaksi. Presentasi juga menampilkan diagram energi suatu reaksi dan mendiskusikan

perbedaan hasil antara dan keadaan transisi kaitannya dengan mekanisme reaksi.

Diskusi juga diarahkan untuk menyimpulkan faktor-faktor yang diperlukan untuk

mengusulkan mekanisme reaksi organik.

7

Page 81: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

Kelompok mahasiswa lain memberiakn pertanyaan, tanggapan, saran, dan argumentasi.

Konfirmasi

Dosen menegaskan konsep-konsep kinetika dan termodinamika reaksi dan meluruskan konsep-konsep yang kurang tepat yang disampaikan dalam diskusi.

Kegiatan Akhir

Memberikan tugas kepada mahasiswa secara berkelompok untuk menyiapkan presentasi

dengan topik materi berikutnya..

ALAT DAN SUMBER BELAJAR

Alat :

Laptop (komputer) dan LCD projector

Sumber :

1. Fessenden, Fessenden, 2010, Kimia Organik 1, Erlangga, Jakarta2. Sykes, P. 1985, A Guide Book to Mechanism in Organic Chemistr, Longman Scientific and

Technical, New York, 3. Carey, F,A,, 2004. Organic Chemestry, 4th ed, McGraw Hill, Boston.4. Jurnal-jurnal hasil penelitian yang relevan dengan bahan kajian.

PENILAIAN

1. Penguasaan materi tentang desain instruksional diukur dengan tes esai (Higher Order Thinking/HOT: C4 dan C5) pada ujian tengah semester dan ujian akhir semester.

2. Portofolio paparan presentasi dikumpulkan dan dipresentasikan untuk mengumpulkan semua bukti tentang sikap dan karakter konservasi.

3. Mahasiswa juga dilibatkan dalam penilaian kinerja kelompok lain selama presentasi meliputi aspek, materi presentasi, penyajian, dan jawaban pertanyaan dan tanggapan.

Dosen Pengampu,

Dr. Edy Cahyono, M.Si

NIP. 196405121990021001

8

Page 82: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

LAMPIRAN 3. CONTOH KONTRAK PERKULIAHAN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAANUNIVERSITAS NEGERI SEMARANG (UNNES)Kantor: Gedung H lt 4 Kampus, Sekaran, Gunungpati, Semarang 50229Rektor: (024)8508081 Fax (024)8508082, Purek I: (024) 8508001 Website: www.unnes.ac.id - E-mail: unnes@ unnes.ac .id

FORMULIRKONTRAK PERKULIAHAN

No. DokumenFM-02-AKD-18

No. Revisi01

Hal1 dari 1

Tanggal Terbit

1 September 2012

KONTRAK PERKULIAHAN

Mata Kuliah : Kimia Organik Fisik Nomor Kode MK/SKS : KIM 216 / 2Dosen : Dr. Edy Cahyono, M.Si.Jurusan/Program Studi : Kimia/P. Kimia Semester : V

1. Deskripsi Mata Kuliah : Matakuliah ini membahas tentang mekanisme reaksi organik ditinjau dari kinetika, termodinamika, dan stereokimia

2. Tugas dan aspek penilaian :a. Tugas Indiviual : Menyusun makalah bersumber dari jurnal (minimal 2 jurnal

internasional) tentang mekanisme berbagai reaksi organik yang ditugaskan

b. Tugas Kelompok : Menyiapkan presentasi, mempresentasikan dan mendiskusi-kan di dalam kelas tentang mekanisme reaksi tertentu yang ditugaskan.

c. Aspek penilaian : Sikap dan perilaku selama mengikuti perkuliahan menjadi pertimbangan dalam penilaian.

3. Pembobotan Nilai (contoh, disesuaikan karakteristik matakuliah):a. Bobot Nilai Harian (NH) + Nilai portofolio : A (1+1)b. Bobot Nilai Ujian Tengah Semester (UTS) : B (2)c. Bobot Nilai Ujian Akhir Semester (UAS) : C (3)d. Nilai Akhir : A NH + B UTS + C UAS

A + B + C

9

Page 83: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

4. Jadwal Perkuliahan : ..

Perte- muan

Pokok Bahasan dan

Sub-Pokok Bahasan

Sumber

Kepustakaan

Waktu*

KetT P L1 Pengertian Kimia Organik Fisik , Review:

Hibridisasi, resonansi, konjugasi, hiperkonjugasi B x x

2 Reaksi dasar organik, kinetika, energetika, stereokimia, dan mekanisme reaksi.

B x x

3,4,5 Mekanisme Substitusi .dan Eliminasi A, B,C x x

6 Faktor-faktor yang menentukan mekanisme reaksi

A, B,C x x

7 Mekanisme reaksi radikal bebas A, B,C x x

8 Ujian Tengah Semester

9,10,11 Reaksi adisi pada alkena A, B,C x x

12, 13 Reaksi adisi pada gugus karbonil . A, B,C x x

14,15 Reaksi perisiklik dan polimerisasi A, B,C x x

16 Ujian Akhir Semester A, B, C(*) T: Teori, P: Praktek, L: Latihan/Tugas Mandiri

4. Daftar Pustaka

A. Fessenden, Fessenden, 2010, Kimia Organik 1, Erlangga, JakartaB. Sykes, P. 1985, A Guide Book to Mechanism in Organic Chemistry, , Longman Scientific

and Technical, New York, C. Carey, F,A,, 2004. Organic Chemestry, 4th ed, McGraw Hill, Boston.D. Jurnal-jurnal hasil penelitian yang relevan dengan bahan kajian.

5.

Dosen Pengampu, Perwakilan Mahasiswa

( Dr. Edy Cahyono, M.Si ) ( )

NIP 196412051990021001 NIM ..................................

10

Page 84: Buku Panduan Implementasi Kurikulum 2012 Unnes-Revisi Edyc-1 (5)

11