buku metode pelaksanaan gerbang tol
DESCRIPTION
Penjelasan metode pelaksanaan gerbang tol pada jalan tol tanggerang - merakTRANSCRIPT
PT. MARGA MANDALA SAKTI
Pengusahaan Jalan Tol Tangerang Merak
BUKU PANDUAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
GERBANG TOL DAN LAJUR TRANSAKSI
PEKERJAAN PLATFORMDECK
Dept. Peningkatan Jalan II 1
1. PEKERJAAN PLATFORMDECK
Platformdeck adalah bangunan konstruksi yang terdiri dari baja dan spandek,
yang berfungsi sebagai sarana mempermudah pekerjaan renovasi gerbang, seperti tempat menyimpan material hasil bongkaran gerbang dan pekerja jatuh menimpa kendaraan yang hendak masuk atau keluar gerbang tol.
Untuk kebutuhan material Platformdeck untuk luasan 1000 m2 yaitu 40 batang WF 200x100x5.5x8 sebagai kolom, 70 batang WF 150x100x6x9 sebagai balok, 124 batang CNP 125x50x3.2 sebagai gordyn atau dudukan Spandek dan Spandek Zincalume t=0.75 mm sebanyak 203 Lembar dengan ukuran 6 m2 /lembar
(a) (b)
Gambar 1.1 (a) Lay Out Platformdeck dan (b) Detail
(a) (b)
Gambar 1.2 (a) Tampak Depan dan (b) Tampak Samping
Dept. Peningkatan Jalan II 2
Gambar 1.3 Urutan Kerja Pekerjaan Platformdeck
1 •MENENTUKAN LOKASI KOLOM
2 •PEMBUATAN SHOP DRAWING DAN PERHITUNGAN STRUKTUR
3 •FABRIKASI WF 200X100X5.5X8, 150X100X6X9 DAN CNP 125X50X3.2
4 •PEMASANGAN KOLOM 200X100X5.5X8 PLATFORMDECK
5 •PEMASANGAN BALOK WF 150X100X5.5X8 PLATFORMDECK
6 •PEMASANGAN GORDYN CNP 125X50X3
7 •PEMASANGAN SPANDEK T=0.75 MM
8 •PEMASANGAN RAILLING DAN JARING
Dept. Peningkatan Jalan II 3
Adapun langkah-langkah mendirikan platformdeck adalah sebagai berikut:
1. Menentukan Lokasi Kolom Platformdeck
Menentukan lokasi berdirinnya diberi tanda dengan pilok atau dengan cat untuk
mempermudah pada saat melakukan lokasi erection kolom
Gambar 1.4 Penentuan Lokasi Kolom Platformdeck
2. Pembuatan Shop Drawing dan Perhitungan Struktur
Sebelum kontraktor melakukan pekerjaan fabrikasi langkah sebelumnya yaitu
pembuatan gambar kerja (shop drawing) dan perhitungan struktur rangka platformdeck,
yang harus disetujui oleh pihak Owner PT. Marga Mandalasakti yang diwakili oleh
Direksi Teknis dan Ahli Struktur dari konsultan perencana
Dept. Peningkatan Jalan II 4
Gambar 1.5 Pembuatan Gambar Kerja/Shop Drawing
Dept. Peningkatan Jalan II 5
Gam
bar
1.5
Gam
bar
Ker
ja (
Sho
p D
raw
ing)
Pla
tform
deck
3. Fabrikasi WF 200x100x5.5x8, Wf 150x100x5.5x8 dan CNP 125x50x3
Fabrikasi WF 200x100x5.5x8 sebagai kolom, WF 150x100x5.5x8 sebagai balok dan
CNP 125x50x3 sebagai Gordyn dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja yang
sudah disetujui oleh Owner dan Konsultan Pengawas. Adapun ketinggian yang
disyaratkan yaitu 5 meter dari permukaan jalan existing (terdahulu).
Gambar 1.6 Fabrikasi Plat Dudukan Kolom Platformdeck
4. Pemasangan Kolom WF 200x100x5.5x8
Memasang kolom WF 200x100x5.5x8 Platformdeck yang sudah ditentukan
titiknya, diperkuat dengan dynabolt Ø10mm, dynabolt yang tertanam pada beton
sebanyak 4 buah/kolom.
Gambar 1.7 Pemasangan Kolom Platformdeck
5. Pemasangan Balok 150x100x6x9
Memasang balok WF150x100x6x9 untuk mengikat antar kolom Platformdeck
disertakan perkuatan dengan besi Siku 50x50x3, adapun lebar antar kolom 5 meter
supaya tidak mengganggu lalu lintas di gerbang tol existing
Dept. Peningkatan Jalan II 6
Gambar 1.8 Pemasangan Balok Platformdeck
5. Pemasangan Gordyn CNP 125x50x3
Memasang gordyn CNP 125x50x3 tujuannya sebagai pengurang beban yang
diterima oleh balok WF serta sebagai tempat mengikat spandek zincalume
Gambar 1.9 Pemasangan Gordyn Platformdeck
6. Pemasangan Spandek t = 0.75 mm
Apabila CNP 125x50x3 sudah terpasang, pemasangan spandek ketebalan =
0.75 mm bisa dikerjakan
Gambar 1.10 Pemasangan Spandek Platformdeck
Dept. Peningkatan Jalan II 7
7. Pemasangan Railling dan Jaring Pengaman Proyek.
Apabila rangka penyusun platformdeck sudah terpasang, untuk melindungi para
pekerja berjalan ditepi plaformdeck tidak jatuh maka perlu dilakukan
pemasangan railling dan jaring proyek
Gambar 1.10 Pemasangan Railing dan Jaring Pengaman Proyek
Untuk menjaga kualitas pekerjaan platformdeck adanya pengecatan zincromat
sebelum pengecatan finishing, guna mencegah adanya korosi/ karatan yang dapat
menyebabkan menurunnya kekuatan struktur baja.
Untuk mencegah terjadinya kecelakaan lalu lintas seperti ditabrak oleh mobil
besar, maka diperlukan pemasangan rambu lalu lintas batas ketinggian 5 meter dan
batas lebar kendaraan yaitu 2,9 meter. Rambu tersebut dipasang pada railling
plaformdeck
Dept. Peningkatan Jalan II 8
PT. MARGA MANDALA SAKTI
Pengusahaan Jalan Tol Tangerang Merak
BUKU PANDUAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
GERBANG TOL DAN LAJUR TRANSAKSI
PEKERJAAN PONDASI BORE PILE DAN PEDESTAL
Dept. Peningkatan Jalan II 9
2. PEKERJAAN PONDASI BORE PILE DAN PEDESTAL
Pondasi Bore Pile adalah pondasi yang terlebih dahulu mengebor tanah
berdiameter dan kedalaman yang ditentukan, diberi tulangan besi D13 dan Ø8 serta
diisi beton K-250, untuk kondisi yang sesuai rencana, pondasi mengacu desain awal
yakni menggunakan desain pondasi Bored Pile. Sedangkan untuk kondisi tanah
keras (batu), maka desain pondasi disesuaikan (menggunakan pondasi tapak atau
sesuai rekomendasi tenaga ahli sesuai perhitungan struktur).
(a) (b)
Gambar 2.1 (a) Denah Pondasi, (b) Potongan Bore Pile dan Pedestal
Sebelum pelaksanaan pekerjaan bored pile dimulai, yang harus dilakukan adalah
sebagai berikut :
1. Melakukan test pit pada area pondasi, untuk memastikan kondisi dan jenis
tanah existing yang tertutup struktur beton island.
2. Melakukan investigasi (test) tanah yakni Sondir dan Boring, sebagai data
pendukung desain analisa pondasi yang akan digunakan.
Sesuai dengan kondisi tanah yang ada, maka pada pelaksanaan pemboran ini
digunakan sistem bor basah (wash boring) yaitu dengan menggunakan air dengan
tujuan untuk menghancurkan material tanah dan untuk mencegah
Dept. Peningkatan Jalan II 10
terjadinya kelongsoran pada lubang bor (stabilisasi dinding lubang). Secara umum
tahapan pelaksanaan pemboran adalah sebagai berikut :
a. Pemboran menggunakan mata bor Cross Bit dan dibantu dengan semprotan air
(lumpur lempung plastik bisa diperlukan). Yang mengalir dari bak sirklasi melalui
bor untuk menghancurkan tanah tersebut dapat terangkat keluar.
b. Setelah pemboran sudah mencapai elevasi ujung bawah tiang bor (toe level),
dilakukan Pembersihan (Cleaning) dengan mengganti mata bor cross bit dengan
spiral Pembersih (Auger Bit) untuk jenis tanah Lanau atau Lempung. Bila tanah
berupa Lapisan Pasir, maka digunakan Bucket Pembersih (Cleaning Bucket).
c. Proses cleaning akhir tersebut dilakukan untuk mengangkat sisa-sisa cutting
tanah yang masih tertinggal atau mengangkat endapan pasir yang masih
tertinggal di dasar lubang bor.
Dengan sistem pengendalian Mutu (Quality Control) ini, diharapkan semua sisa
pemboran (soil cutting) dapat terangkat dan lubang diharapkan telah benar-benar
bersih. Tahap ini adalah tahap akhir dari pemboran
Gambar 2.2 Metode Wash Boring
Dept. Peningkatan Jalan II 11
Gambar 2.3 Urutan Kerja Pekerjaan Pondasi
1 • MENENTUKAN LOKASI PONDASI
2 • PEKERJAAN PEMBUATAN SHOP DRAWING
3 • PENGGALIAN TANAH
4 • PENGATURAN ALAT BOR
5 • PENGEBORAN DAN FABRIKASI TULANGAN BORE PILE
6 • MEMASANG TREMI
7 • MEMASANG TULANGAN BORE PILE
8 • PENGECORAN BORE PILE
9 • FABRIKASI BESI PEDESTAL DAN PILECAP
10 • PEMASANGAN BESI PEDESTAL DAN PILECAP SERTA ANGKUR
11 • PEMASANGAN BEKISTING PEDESTAL DAN PILECAP
12 • PEMBONGKARAN BEKISTING PEDESTAL
Dept. Peningkatan Jalan II 12
Untuk langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan pondasi bore pile dan pedestal adalah
sebagai berikut:
1. Penentuan Lokasi Pondasi
Menentukan lokasi pondasi yang hendak digali sesuai dengan gambar rencana apabila
lokasi rencana tertutup oleh tollbooth exiting, maka perlu pengangkutan tollbooth ke
lokasi yang sudah ditentukan
Gambar 2.4 Penentuan Lokasi Pondasi dan Pengangkatan Tollbooth Existing
2. Pembuatan Gambar Kerja (Shop Drawing)
Membuat shop drawing untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan seperti pola
potong besi dan kedalaman penggalian tanah, shop drawing tersebut harus disetujui
oleh Owner diwakili oleh Direksi Teknis dan Team Leader konsultan pengawas
Dept. Peningkatan Jalan II 13
3. Penggalian Tanah
Sebelum melakukan penggalian pondasi, pastikan daerah penggalian dikelilingi oleh
papan untuk menutupi material penggalian terkena pengguna jalan yang melintas,
untuk pembuangan hasil penggalian sudah ditentukan lokasinya. Apabila daerah
tersebut sudah tertutup dan aman maka penggalian tanah dapat dikerjakan,
kedalaman penggalian tanah sesuai dengan gambar kerja yang sudah disetujui oleh
konsultan pengawas dan owner
Gambar 2.6 Penggalian Tanah
4. Pengaturan Alat Bor
Apabila kedalaman penggalian sudah sesuai dengan gambar kerja / shop drawing,
dan lokasi sudah bersih dari sisa penggalian tanah, pekerjaan persiapan dengan
melakukan pengaturan mesin alat bor di lokasi yang hendak dibor bisa dilaksanakan.
Gambar 2.7 Pekerjaan Pengaturan Mesin Bor
Dept. Peningkatan Jalan II 15
5. Pekerjaan Pengeboran dan Fabrikasi Tulangan Bore Pile
Setelah mesin alat bor sudah selesai diatur, maka melakukan pengeboran sampai
kedalaman yang direncanakan. Dalam hal ini kontraktor harus menyiapkan mobil
khusus untuk menghisap dan mengangkut hasil pengeboran untuk dibuang ke
lokasi yang sudah ditentukan, sementara pekerja yang lain fabrikasi besi sebagai
tulangan untuk bore pile, untuk tulangan utama adalah besi D13 sedangkan untuk
tulangan sengkang berbentuk spiral adalah besi Ø8.
(a) (b)
Gambar 2.8 (a) Pekerjaan Pengeboran dan (b) Fabrikasi Besi Bore Pile
6. Pemasangan Pipa Tremie
Setelah kedalaman bor sudah sesuai dengan shop drawing/gambar kerja, maka
pemasangan pipa tremie bisa dilakukan untuk keluarkan lumpur yang ada
di lokasi pengeboran
Gambar 2.9 Pemasangan Pipa Tremie
Dept. Peningkatan Jalan II 16
7. Pemasangan Besi Tulangan Bore Pile.
Pemansangan besi tulangan haruslah sesuai dengan gambar kerja, karena mempengaruhi tebal selimut beton pada bore pile
Gambar 2.10 Pemasangan Besi Bore Pile
8. Pengecoran Bore pile
Pengecoran Bore Pile sesuai gambar kerja yang sudah disetujui oleh konsultan pengawas dan owner dengan mutu beton K-250, dalam pengecoran ini menggunakan pipa tremie untuk mempermudah memasukkan beton ke dalam dasar tanah
Gambar 2.11 Pengecoran Bore Pile
9. Fabrikasi dan pemasangan besi tulangan utama D22 dan tulang sengkang adalah D13 untuk Pilecap dan Pedestal kolom serta pemasangan angkur kolom pada gambar kerja yang sudah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Owner
Gambar 2.12 Fabrikasi dan Pemasangan Besi Pilecap dan Pedestal
Dept. Peningkatan Jalan II 17
10. Pemasangan Bekisting Pedestal dan Pilecap
Pembuatan dan pemasangan harus sesuai dengan gambar kerja, supaya
ukuran dan jumlah material penyusun bekisting kuat ketika menahan Campuran
Beton .
(a) (b)
Gambar 2.13 (a) Pemasangan Bekisting Pilecap dan (b) Pedestal
11. Pengecoran Pilecap dan Pedestal
Pengecoran pilecap dan pedestal sampai elevasi yang ditentukan pada gambar
kerja yang dengan mutu beton K-250 atau sesuai dengan PerhitunganStruktur
yang sudah disetujui oleh Owner dan Konsultan Perencana.
Gambar 2.14 Pengecoran Pedestal Dan Pilecap
12. Pembongkaran Bekisting Pedestal
Setelah beton sudah keras, bekisting mulai dibongkar serta mulai perawatan
dengan karung basah selama umur minimal 7 hari
Dept. Peningkatan Jalan II 18
Gambar 2.15 Bongkar Bekisting Pedestal
Untuk menjaga kualitas beton dan besi tulangan pada pekerjaan pedestal dan bore
pile perlu dilakukan pengujian uji tekan untuk beton sedangkan uji tarik untuk besi. Hasil
pengujian harus sesuai dengan spesifikasi umum pekerjaan dalam dokumen kontrak.
Gambar 2.16 Uji Tarik Besi
Gambar 2.17 Uji Tekan Beton
Dept. Peningkatan Jalan II 19
Pengujian pondasi bore pile dapat dilakukan dengan test PDA (Pile Driving
Analyzer) ketika umur beton sudah 21 hari , test PDA berfungsi untuk mengetahui
daya dukung pondasi terhadap beban yang diterima oleh pondasi bore pile, hasil test
PDA dibandingkan dengan desain rencana .
Dept. Peningkatan Jalan II 20
PT. MARGA MANDALA SAKTI
Pengusahaan Jalan Tol Tangerang Merak
BUKU PANDUAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
GERBANG TOL DAN LAJUR TRANSAKSI
PEKERJAAN BAJA
Dept. Peningkatan Jalan II 21
3. PEKERJAAN STRUKTUR BAJA
Pekerjaan struktur baja pada Proyek Pembangunan Gerbang Tol Dan Lajur
Transaksi Tangerang – Merak merupakan pekerjaan utama dari lingkup pekerjaan di
proyek ini. Kondisi struktur baja gerbang existing, di bongkar dan kemudian di ganti
dengan struktur baja baru. Hanya kolom utama yang dipertahankan yang kemudian
akan di hubungkan dengan struktur kolom baja yang baru. Pentingnya strukutur baja
ini berkaitan dengan pekerjaan lain yaitu Pekerjaan Pemasangan Alumunium
Composite Panel (ACP) dan Mekanikal Elektrikal (ME), artinya sebelum pelaksanaan
pekerjaan struktur baja selesai, pelaksanaan pemasangan ACP dan ME tidak bisa
dikerjakan. Sehingga jika terjadi keterlambatan akan sangat berpengaruh ke
pekerjaan berikutnya.
Gambar 3.1 Tampak Atas
Dept. Peningkatan Jalan II 22
Gambar 3.4 Urutan Kerja Pekerjaan Struktur Baja
Untuk langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan struktur baja adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Survei Lokasi Pekerjaan
Mengingat bahwa struktur kolom existing lama masih dipergunakan, Tahapan
pertama yang harus dilakukan kontraktor pelaksana adalah mengecek kondisi
struktur baja existing yang masih dipergunakan. Pengecekan meliputi : pengukuran
jarak as antar kolom dan pengecekan profil baja existing. Setelah dilakukan
pengukuran, kemudian dituangkan dalam gambar kerja masing-masing jarak antar
kolom existing, karena akan mempengaruhi panjang bentang balok antar kolom,
dimana jarak antar kolom harus mengikuti kondisi existing
1 •PEKERJAAN SURVEI LOKASI PEKERJAAN
2 •PEMBUATAN SHOP DRAWING DAN PERHITUNGAN STRUKTUR
3 •PENGADAAN DAN UJI MATERIAL
4 •FABRIKASI KOLOM, BALOK DAN GORDYN
5 •PEMBONGKARAN GERBANG TOL EXISTING
6 •MOBILISASI KOLOM, BALOK, GORDYN
7 •PEKERJAAN ERECTION DAN ACCESORIES SERTA RANGKA LISTPLANK
8 •PEKERJAAN KUNCI MOMEN
9 •PeKERJAAN GROUTING KOLOM
10 •PEKERJAAN FINISHING
Dept. Peningkatan Jalan II 25
Gambar 3.5 Pekerjaan Survei Lokasi
2. Pembuatan Shop Drawing dan Perhitungan Struktur
Dari dokumen gambar perencanaan yang ada dan hasil survey kondisi gerbang
existing, kontraktor pelaksana harus mengajukan shop drawing kepada konsultan
pengawas. Untuk dasar proses fabrikasi dan erection diperlukan gambar kerja yang
detail (shop drawing) dan perhitungan struktur. Shop drawing dan perhitungan
struktur dibuat berdasarkan desain drawing/construction drawing dari Konsultan
Perencana. Yang kemudian didiskusikan bersama dengan pihak konsultan
pengawas untuk di cek kesesuaian gambarrnya yang kemudian akan di setujui
(approved).
Setelah shop drawing dan perhitungan struktur disetujui (approved) oleh
Konsultan dan Pihak PT. Marga Mandalasakti, maka selanjutnya gambar tersebut
dipakai sebagai acuan dalam proses fabrikasi dan erection
Gambar 3.6 Pekerjaan Pembuatan Shop Drawing
Dept. Peningkatan Jalan II 26
Gambar 3.7 Penjelasan Umum dan Pembebanan Pada Etabs
Gambar 3.8 Input Data Beban Pada Etabs
Gambar 3.9 Output Data Etabs
Dept. Peningkatan Jalan II 27
3. Pengadaan dan Uji Material
Pengadaan material struktur baja untuk proyek gerbang ini mengacu ke gambar perencanaan dan shop drawing, menggunakan material yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan dan Rencana Kerja dan Syarat (RKS). Sebelum pengadaan material, kontraktor pelaksana terlebih dahulu mengajukan persetujuan material dengan memperlihatkan sample atau langsung melihat stok material di gudang, disertai dengan Mill Sheet material baja tersebut sebagai acuan. Setelah pengajuan material disetujui oleh pihak Konsultan Pengawas dan pihak PT. Marga Mandalasakti, kontraktor dizinkan untuk melakukan pengadaan material sesuai spesifikasi dan kebutuhan pada proyek ini
Gambar 3.10 Pengadaan dan Pengujian Material
4. Fabrikasi Kolom, Balok dan Gordyn
Pekerjaan fabrikasi struktur baja dilaksanakan di workshop. Selama proses fabrikasi, ditentukan beberapa kali inspeksi (kunjungan) langsung ke workshop dimana inspeksi dilakukan untuk memastikan proses fabrikasi berjalan sesuai prosedur, memastikan kualitas pengelasan, dan mengetahui perkembangan proses fabrikasi apakah sesuai dengan target waktu penyelesaian fabrikasi. Fabrikasi dilakukan berdasarkan shop drawing yang telah disetujui Setiap kunjunga inspeksi diikuti oleh Konsultan Pengawas, pihak PT. Marga Mandalasakti, bersama-sama dengan pihak Kontraktor Pelaksana. Hasil kunjungan dituangkan dalam berita acara bersama termasuk progres kemajuan fabrikasi di workshop
Struktur baja yang difabrikasi yaitu
• Rafter WF 900*300*11*17
• Kolom HB 350*350*12*19
• Balok WF 250*125*6*9
• Balok HCB 600*200*11*17
Dept. Peningkatan Jalan II 28
Gambar 3.11 Fabrikasi Kolom, Balok Dan Gordyn
5. Pembongkaran Gerbang Tol Existing
Kondisi struktur baja gerbang existing dibongkar dan kemudian diganti dengan
struktur baja baru. Hanya kolom utama yang dipertahankan yang kemudian akan
di hubungkan dengan struktur kolom baja yang baru. Hasil pembongkaran
gerbang harus dikembalikan kepada pihak PT. Marga Mandalasakti.
Gambar 3.12 Pembongkaran Gerbang Tol Existing
6. Mobilisasi Kolom, Balok dan Gordyn
Yang dimaksud dengan mobilisasi adalah pengiriman atau pengerahan
sumber daya manusia, barang/material, alat,sarana – prasarana yang dibutuhkan
dalam rangka mengoperasikan suatu proyek sesuai scope dan persyaratan yang
diminta. Mobilisasi dilaksanakan sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek.
Mobilisasi/pengiriman material baja dari workshop ke site proyek dengan
menggunakan trailler dan truck (tronton). Sebelum dilakukan pengangkutan material,
dipastikan bahwa proses fabrikasi sudah sempurna, dan diberikan peng kode-an
material sesuai dengan gambar kerja, untuk memudahkan proses penempatan
material dan proses pemasangan di lokasi proyek.
Dept. Peningkatan Jalan II 29
Gambar 3.13 Mobilisasi Kolom, Balok Dan Gordyn
7. Pekerjaan Erection dan Pemasangan Accesories
Pekerjaan Erection baja atau pemasangan struktur baja harus dilaksanakan sesuai dengan Metode Pelaksanaan yang telah disepakati bersama dengan pihak konsultan pengawas dan direksi teknis PT. Marga Mandalasakti Pelaksanaan pemasangan pekerjaan Struktur Baja harus mengutamakan faktor keselamatan kerja, dengan mengikuti prosedur K3 yang telah disepakati dan telah menjadi standarisasi di PT. Marga Mandalasakti. Mengingat area kerja di proyek ini adalah gerbang tol yang tetap beroperasional selama proyek ini berlangsung. Kontraktor pelaksana juga harus mengajukan strategi manajemen trafic di gerbang untuk mengantisipasi terjadinya kemacetan pada area gerbang di saat proses erection berjalan. Koordinasi juga harus dijalankan dengan pihak operasional gerbang sehingga strategi pemasangan bisa disesuaikan pada waktu-waktu tertentu dengan pertimbangan kelancaran lalu lintas di gerbang. Erection struktur baja menggunakan Mobile Crane kapasitas minimal 35 Ton atau sesuai rekomendasi Direksi Teknis dan Konsultan Pengawas.
Tahap-tahap erection adalah sebagai berikut (sesuai urutan) :
a. Pemasangan kolom baru HB 350x350x12x19
Gambar 3.14 Pemasangan Kolom baru
Dept. Peningkatan Jalan II 30
b. Pemasangan kolom tambahan WF 500x200x10x16
Gambar 3.15 Pemasangan Kolom Tambahan
c. Pemasangan balok pengaku antar kolom HCB 600x200x11x17
Gambar 3.16 Pemasangan Balok Pengaku Antar Kolom
d. Pemasangan rafter 900x300x11x17
Gambar 3.17 Pemasangan Pemasangan Rafter
Dept. Peningkatan Jalan II 31
e. Pemasangan Balok Kantilever HCB 600x200x11x17
Gambar 3.18 Pemasangan Balok Kantilever
f. Pemasangan sling/hanger Ø16mm
Gambar 3.19 Pemasangan Sling/Hanger
g. Pemasangan balok sisi luar balok WF 250x25x6x9
Gambar 3.20 Pemasangan Balok Sisi Luar
Dept. Peningkatan Jalan II 32
h. Pemasangan acessories ( gordyn, trekstang, talang)
Gambar 3.21 Pemasangan Gordyn, Trekstang dan Talang Datar
i. Pemasangan rangka listplank dan rangka dudukan Variable Message Sign
(VMS)
Gambar 3.22 Pemasangan Rangka Listplank dan Dudukan Vms
Dept. Peningkatan Jalan II 33
8. Pekerjaan Kunci Momen
Setelah rangka baja sudah terpasang semua, pekerjaan kunci momen bisa
dikerjakan. Kunci momen (torque wrench) berfungsi untuk menyeragamkan
kekencangan mur atau baut sesuai dengan ukuran kekencangan tertentu.
Pada kunci momen bagian ujungnya bisa dipasang kunci soket sesuai dengan
ukuran mur atau baut yang akan dikencangkan. Sedangkan pada ujung yang lain
(dekat dengan handle kunci momen) terdapat jarum penunjuk dan angka-angka
yang menunjukkan nilai kekencangan dari mur atau baut yang dikencangkan.
Apabila kekencangan baut sudah sesuai dengan rencana maka kunci momen akan
tidak bisa diputar.
Gambar 3.23 Pekerjaan Kunci Momen Pada Baut
9. Pekerjaan Grouting Tiang Kolom
Grouting tiang kolom berfungsi mengisi celah antara base plate kolom dengan
angkur pada pedestal, setelah groutingan sudah mengeras maka bekisiting bisa
dibongkar.
Gambar 3.24 Pekerjaan Grouting Kolom
Dept. Peningkatan Jalan II 34
10. Pekerjaan Finishing / Penyelesaian
Pekerjaan finishing adalah pekerjaan akhir setelah tahapan erection selesai yakni
meliputi pekerjaan pengecatan ulang seluruh permukaan struktur baja baru dan kolom
baja existing dengan ketebalan 1 (satu) mikron Setelah itu dilakukan pengecekan
ulang (Check List) seluruh pekerjaan baja oleh Konsultan Pengawas, PT. Marga
Mandalasakti dan Kontraktor Pelaksana. Kemudian seluruh struktur baja rafter
dilakukan pengecekan elevasi, untuk memastikan bahwa elevasi rafter sudah sesuai
dengan gambar kerja (shop drawing) yang sudah disetujui oleh Direksi Teknis PT.
Marga Mandalasakti dan Team Leader Konsultan Pengawas. Jika elevasi masih
belum sesuai, pihak Kontraktor pelaksana harus memperbaiki pekerjaan pemasangan
rafter untuk memastikan struktur listplank telah membentuk lengkungan sesuai
desain. Setelah pekerjaan dinyatakan diterima, Kontraktor Pelaksana baru di ijinkan
melanjutkan tahapan pelaksanaan pekerjaan berikutnya yakni pelaksanaan pekerjaan
pemasangan Aluminium Composite Panel (ACP).
Gambar 3.25 Pekerjaan Finishing
Untuk menjaga kualitas pekerjaan baja dengan adanya pengecatan zincromat
sebelum pengecatan finishing, guna mencegah adanya korosi/karatan yang dapat
menyebabkan menurunnya kekuatan struktur baja.
Untuk menjaga kualitas pengelasan, perlu adanya test uji pengelasan bertujuan
untuk mengetahui adanya cacat retak rambut pada hasil pengelasan. Cara
pengujiannya yaitu dengan memyemprot hasil pengelasan menggunakan pilok.
Dept. Peningkatan Jalan II 35
PT. MARGA MANDALA SAKTI
Pengusahaan Jalan Tol Tangerang Merak
BUKU PANDUAN METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PEMBANGUNAN
GERBANG TOL DAN LAJUR TRANSAKSI
PEKERJAAN PEMASANGAN ACP
Dept. Peningkatan Jalan II 36
4. PEKERJAAN PEMASANGAN ALUMUNIUM COMPOSITE PANEL (ACP)
Tahapan pelaksanaan pekerjaan ACP baru bisa dilakukan setelah pemasangan
struktur baja Canopy selesai dikerjakan. Yang harus dilakukan diawal adalah
berkoordinasi dengan Kontraktor Pelaksana terkait sub kontraktor yang akan dipilih
untuk mengerjakan pekerjaan ini. Pihak sub kontraktor harus dipilih dengan tepat
berdasarkan pengalaman yang dimiliki mengingat pelaksanaan pemasangan ACP
untuk gerbang Canopy memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi, dimana listplank
canopy memiliki bentuk lengkungan dengan masing-masing bagian memiliki
koordinat (x,y,z) yang berbeda-beda.
Pemanggilan Sub kontraktor untuk berkoordinasi bersama dengan pihak
Konsultan pengawas dan Pihak PT. Marga Mandalasakti untuk memastikan bahwa
sub kontraktor memiliki pengalaman dan kemampuan yang cukup untuk
melaksanakan pekerjaan ini.
Untuk memastikan bahwa sub kontraktor mempunyai kemampuan pekerjaan
sesuai yang diharapkan, juga perlunya melakukan inspeksi ke workshop sub
kontraktor dan juga melihat hasil pekerjaan yang pernah mereka kerjakan di proyek
lain. Keterkaitan ketersediaan material ACP yang digunakan dalam proyek ini juga
perlu dipastikan.
Dept. Peningkatan Jalan II 37
Gambar 4.1 Urutan Kerja Pekerjaan Alumunium Composite Panel (ACP)
1 • PEKERJAAN SURVEI LOKASI PEKERJAAN
2 • PEMBUATAN SHOP DRAWING / GAMBAR KERJA
3 • PENGADAAN MATERIAL DAN RANGKA HOLLOW
4 • PEMBUATAN MARKING LENGKUNGAN LISTPLANK
5 • PEMASANGAN RANGKA ACP LISTPLANK
6 • PEMASANGAN ACP LISTPLANK
7 • PEKERJAAN FABRIKASI RANGKA DAN ACP PLAFOND
8 • PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ACP PLAFOND
9 • PEKERJAAN PEMASANGAN ACP PLAFOND (PERFORATED DAN
NON PERFORATED)
10 • PEKERJAAN PEMASANGAN RANGKA ACP KOLOM
11 • PEKERJAAN PEMASANGAN ACP KOLOM
12 • PEKERJAAN SEALENT ACP
Dept. Peningkatan Jalan II 38
Untuk langkah-langkah pelaksanaan pekerjaan pemasanangan acp adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan Survei Lokasi Pekerjaan
Untuk mempermudah pengerjaan pembuatan shop drawing dalam pelaksanaan pemasangan acp maka diperlukan pekerjaan survey lokasi dan elevasi. Tinggi listplank ACP disesuaikan dengan desain dari konsultan perencana .
Gambar 4.2 Pekerjaan Survei Lokasi
2. Pembuatan Shop Drawing
Untuk dasar proses pengadaan material dan pemasangan ACP diperlukan gambar kerja yang detail (shop drawing). Shop drawing dibuat berdasarkan desain drawing / construction drawing dan harus dicek bersama dan disetujui (approved) oleh Konsultan dan Pihak PT. MMS. Pengecekan gambar ACP harus teliti dan disesuaikan dengan gambar struktur baja. Untuk mendapatkan hasil tampak yang bagus, pembagian modul panel acp harus cermat sehingga modul yang terbentuk utuh tidak ada modul sisa. Dengan jarak antar kolom yang beragam mengikuti kondisi existing, penentuan pola modul harus di atur sedemikian rupa sehingga mendapatkan modul yang utuh.
Gambar 4.3 Pekerjaan Pembuatan Shop Drawing
Dept. Peningkatan Jalan II 39
3. Pengadaan Material
Pengadaan material meliputi : ACP dengan ketebalan 4 mm (allumunium
thicknes 0,5 mm) warna Silver dan Orange. Plafond Perforated menggunakan ACP
warna Putih, Rangka Hollow Allumunium 40/40, Sealent Warna Abu-abu dan
Orange, Siku penggantung Plafond dengan mur baut, membran hitam pelapis
Plafond perforated.
Gambar 4.4 Pengadaan Material
4. Pembuatan Marking Lengkungan Listplank
Dasar pemasangan rangka Listplank ACP yang memiliki bentuk lengkung
(curve) adalah marking curve pinjaman 1 atau 2 m yang dibuat pada atap Canopy
dan marking lengkung (curve) pada atap bangunan sesuai posisi listplank. Atas
dasar acuan tersebut, penetuan lengkung arah x dan z bisa didapatkan. Untuk titik y
atau elevasi, bisa ditentukan sesuai gambar rencana dengan membuat elevasi
pinjaman arah y. Berdasarkan titik-titik tersebut, rangka listplank bisa terbentuk
sesuai dengan gambar rencana:
Gambar 4.5 Pembuatan Marking
Dept. Peningkatan Jalan II 41
5. Pemasangan Rangka Acp Listplank
Pemasangan rangka listplank mengikuti hasil marking sedangkan untuk rangka
listplank tersusun oleh CNP 125x50x3.2 dan rangka hollow 40x40. Pemasangan
rangka listplank harus sesuai dengan gambar kerja karena mempengaruhi pekerjaan
rangka plafond dan rangka vms, maka rangka listplank harus di tinjau cara
pemasangannya.
Gambar 4.6 Pemasangan Rangka Acp Listplank
6. Pemasangan Acp Listplank
Untuk pemasangan ACP area listplang, mengingat bahwa bentuk gerbang
adalah melengkung dan mempunyai panjang yang berbeda-beda, maka proses
pembuatan modul ACP tidak bisa dilakukan dengan ukuran yang sama. Untuk
mendapatkan hasil yang bagus dan presisi, harus menyesuaikan ukuran di
lapangan, sehingga antar modul acp yang satu dengan yang lainnya mempunyai
jarak yang presisi sesuai jaran nat. Untuk lebar nat, dipastikan bahwa untuk acp
canopy gerbang menggunakan jarak nat rapat (+/- 5mm)
Untuk pemasangan modul ACP berikutnya yakni plafond dan balok orange, tidak
bisa dilakukan sebelum ACP listplank selesai terpasang, terutama listplank area
depan atau muka. Pada saat pembuatan modul listplank, potongan modul harus ada
di atas sejajar atap, tidak pada posisi tekukan. Hal ini untuk mengantisipasi jangan
sampai bocor pada saat hujan di area tekukan atau sudutan
Dept. Peningkatan Jalan II 42
Gambar 4.7 Pemasangan Rangka Acp Listplank
7. Fabrikasi Rangka Plafond, ACP Plafond dan Rangka Varible Message Sign
(VMS)
Pekerjaan fabrikasi rangka dan ACP plafond serta rangka VMS dikerjakan di
platformdeck pada lokasi masing-masing gerbang tol, tujuannya supaya bisa ukuran
dan perletakannya sesuai dengan gambar kerja.
Gambar 4.8 Fabrikasi Rangka Dan Acp Plafond
8. Pemasangan Rangka Acp Plafond dan Rangka Varible Message Sign (VMS)
Setelah pemasangan rangka listplang dan pemasangan modul ACP listplank,
pemasangan rangka plafond bisa dilanjutkan. Dengan adanya drop antara listplank
dan plafond (15 cm), dan setelah rangka hollow listplank terpasang, pemasangan
rangka plafond perforated bisa dikerjakan. Dipastikan bahwa elevasi plafond sesuai
dengan gambar rencana
Pada saat pekerjaan pemasangan rangka plafond bisa dikerjakan pemasangan
kabel-kabel untuk pekerjaan Mekanikal dan Eletrikal (ME), untuk mempermudah
pengerjaan elektrikal
Dept. Peningkatan Jalan II 43
Gambar 4.9 Pemasangan Rangka ACP plafond
9. Pekerjaan Pemasangan ACP Perforated dan Orange
Setelah rangka plafond dipasang, pemasangan plafond perforated bisa
dilakukan. Untuk mendapatkan pola plafond perforated yang maksimal, ditentukan
startpoint pemasangan yakni di tengah-tengah antara jarak bentang kolom. Pola
plafond sesuai dengan gambar adalah 2,40 x 1,18 m dan atau disesuaikan dengan
kondisi lapangan .
Pemasangan ACP Orange area VMS dilakukan bersamaan dengan
pemasangan ACP plafond perforated karena menjadi satu kesatuan hanya dibatasi
drop plafond 15 cm. Pertemuan antara ACP orange dengan Plafond harus di
pastikan pola modul pertemuan, sehingga secara visual terlihat berimbang dan
bagus.
Untuk pemasangan ACP Orange balok memanjang tengah canopy, bentuk ACP
adalah melengkung. Sehingga modul ACP harus dilakukan proses bending.
Sehingga ACP terbentuk melengkung sesuai dengan gambar perencanaan
Gambar 4.10 Pemasangan ACP Plafon Perforated dan ACP Orange
Dept. Peningkatan Jalan II 44
10. Pemasangan rangka acp kolom.
Setelah ACP plafond perforated dan orange selesai dikerjakan, maka rangka
ACP untuk kolom bisa dikerjakan untuk material yang menyususun rangka acp
kolom yaitu CNP 125x50x3.2 dan rangka hollow 40x40 dalam pekerjaan ini
disertakan juga pekerjaan plumbing yaitu pemasangan pipa untuk pembuangan air
hujan.
Gambar 4.11 Pemasangan Acp Plafon Perforated Dan Acp Orange
11. Pemasangan ACP Kolom
Setelah rangka ACP, kabel-kabel dan pipa pembuangan sudah terpasang maka
ACP bisa dipasang sesuai gambar kerja (shop drawing)
Gambar 4.12 Pemasangan Acp Kolom
Dept. Peningkatan Jalan II 45
12. Pekerjaan Pengisian Sealent ACP
Pemasangan sealent pada pertemuan antar modul, untuk ACP Silver,
menggunakan sealent warna abu-abu. Dan untuk pertemuan antar modul ACP
orange menggunakan sealent warna orange. Jarak atau tebal sealent antar modul
ACP untuk canopy menggunakan jarak rapat (+/- 5 mm). Pemasangan sealent harus
dipastikan rapat dan padat untuk mencegah terjadinya kebocoran pada saat hujan.
Terutama lokasi di listplank dan flashing atas, pemasangan sealent harus benar-
benar diawasi agar maksimal. Sebelum dilakukan proses sealent, dipasang isolatif
agar sealent tidak mengotori modul ACP dan mendapatkan hasil yang rapih dan
presisi
Gambar 4.13 Pemasangan Silen Acp
Untuk menjaga kualitas warna ACP dari kusam akibat asap atau debu dari
kendaraan, yaitu dengan perawatan secara berkala setiap 6 bulan sekali untuk lokasi
yang sulit dijangkau, sedangkan untuk acp pada kolom dan tollbooth sebaiknya
dirawat setian 3 bulan sekali dengan cairan pembersih yang mengandung PH netral.
Dept. Peningkatan Jalan II 46