bude sri baru

48
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pengemban aga n kemamp uan ber bah asa mer upa kan salah sat u kun ci keberhasi lan pen ing kat an mat a pel aja ran dan seb aga i bek al unt uk memasu ki dunia informasi. Mengingat alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran  bahasa indoneesia di sekolah dasar dalam kurikulum 1994, yaitu ( Kelas I, kelas II, Kelas III ), sepuluh jam perminggu, sed angkan untuk k elas IV, V ,VI d elapan  jam perminggu ( Depdikbud, 1994 ). Apabila melihat kurikulum sekolah dasar 1994, khususnya mata pelajaran  bahasa indonesia akan ditemukan beberapa pembaharuan. Pembaharuan tersebut terutama tampak pada penggunaan pendekatan komunikatif anintegrative dalam  pembelajaran bahasa Indonesia. Ha l in i se ja la n de ng an pen dap at K. Go od ma n te nta ng ko ns ep ket erampila n mat eri pel ajaran bah asa yan g dapat dil iha t dar i dua segi, yai tu :,keterpaduan antara materi bahasa dalam pembelajaran bahasa itu sendiri dan keterpadua n antara pembelajara n bahasa dengan materi pebelajar an mata  pelajaran lain. Perubahan lain bukan hanya tampak pada pendekatan komunikatif yang menekan pembelajaran yang berpusat pada siswa, tetapi sumber belajar atau 1

Upload: mohamad-somani-suryongalam

Post on 07-Jul-2015

881 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 1/48

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pengembanagan kemampuan berbahasa merupakan salah satu kunci

keberhasilan peningkatan mata pelajaran dan sebagai bekal untuk memasuki

dunia informasi. Mengingat alokasi waktu yang disediakan untuk mata pelajaran

 bahasa indoneesia di sekolah dasar dalam kurikulum 1994, yaitu ( Kelas I, kelas

II, Kelas III ), sepuluh jam perminggu, sedangkan untuk kelas IV, V ,VI delapan

 jam perminggu ( Depdikbud, 1994 ).

Apabila melihat kurikulum sekolah dasar 1994, khususnya mata pelajaran

 bahasa indonesia akan ditemukan beberapa pembaharuan. Pembaharuan tersebut

terutama tampak pada penggunaan pendekatan komunikatif  anintegrative dalam

 pembelajaran bahasa Indonesia.

Hal ini sejalan dengan pendapat K. Goodman tentang konsep

keterampilan materi pelajaran bahasa yang dapat dilihat dari dua segi, yaitu

:,keterpaduan antara materi bahasa dalam pembelajaran bahasa itu sendiri dan

keterpaduan antara pembelajaran bahasa dengan materi pebelajaran mata

 pelajaran lain. Perubahan lain bukan hanya tampak pada pendekatan komunikatif 

yang menekan pembelajaran yang berpusat pada siswa, tetapi sumber belajar atau

1

Page 2: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 2/48

 

sarana, alokasi waktu dan evaluasi yang tidak ditemukan dalam garis-garis besar 

 program pembelajaran ( GBPP ) akan memberikan keleluasaan bagi guru dalam

menyusun program pembelajaran. Hal ini di dukung oleh keterampilan

 berbahasa.

Karakteristik lain kurikulum 1994, mata pelajaran bahasa Indonesia juga

tampak pada tujuan pembelajaran bahasa Indonesia, yaitu :

1. Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dengan

menggunakan bahasa Indonesia secara baik dan benar.

2. Mengembangkan keterampilan dasar menggunakan bahasa yaitu terampil

  berbahasa ( siswa belajar berbahasa ) dan mengembangkan ilmu

 pengetahuan.

3. Menggunakan bahan kegiatan yang berkaitan dengan lingkungannya

( Sukarman, 1997 :78).

Kurikulum mata pelajaran bahasa Indonesia 1994 mengandung komponen

terpadu yaitu :

Kebahasaan ( lafal, ejaan, tanda baca, struktur, kosa kata, paragraph dan

wacana), pemahaman ( menyimak, membaca dan penggunaan bahasa

 berbicara dan menulis).

 Namun pengalaman menulis selama ini dengan cara belajar verbal siswa

hanya mendengarkan guru berceramah dari hari ke hari, tidak membuat siswa

senang mengikuti pelajaran, tetapi siswa menjadi jenuh dan tidak ada minat

 belajar.

2

Page 3: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 3/48

 

Muchlisoh, dkk ( 1998:5 ) mengutip pendapat psikolg, siswa yang hanya

 belajar dengan mendengarkan informasi dari guru “ Tidak “ dapat menyerap

dan memahami pengetahuan dengan sepenuhnya. Siswa perlu belajar 

  bagaimana menemukan informasi dengan berbagai cara. Dengan pesatnya

 perkembangan ilmu pengetahuan, guru bukanlah satu-satunya orang yang “

serba tahu “ di dalam kelas.

Sejalan dengan teori belajar bermakna Ausubel ( 1963) dikemukakan

 bahwa kebermaknaan belajar di tandai oleh munculnya dua kriteria, yaitu (1)

Terjadinya hubungan Substantif aspek-aspek konsep informasi atau situasi

  baru dengan komponen yang relevan yang terdapat di dalam bentuk 

hubungan-hubungan bersifat derivative, elaborative, korelatif, maupun yang

  bersifat kualitatif atau representasional, (2) hasil belajar yang diperoleh

 bersifat tahan lama “ Actual “ eksperimental berbasis paa pengalaman pribadi

dan minat.

Waktu belajar siswa yang selama ini digunakan guru untuk ceramah,

hendaknya dikembalikan pada siswa agar mereka dapat belajar aktif, kreaitf.

Untuk itu guru harus mempersiapkan kegiatan belajar mengajar yang

menarik, merangsang, menantang dan menyenangkan, melalui cara belajar 

yang bermakna dan bervariasi agar siswa gemar belajar.

Karena membaca adalah kunci pokok didalam belajar, yang terpenting

adalah bagaimana mengupayakan membaca dan menulis menjadi suatu

kegemaran. Budaya membaca perlu dikembangkan karena mempelajari

3

Page 4: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 4/48

 

sesuatu dengan membaca lebih dalam pengalamannya dari pada

mendengarkan informasi.

Adapun yang menjadi dasar mempelajari suatu ilmu pengetahuan adalah

mengetahui dan paham apa yang dipelajari terutama bahasa yang digunakan.

Dengan demikian bahasa merupakan syarat mutlak bagi anak untuk 

memahaminya. Oleh karena itu alokasi waktu pelajaran Bahasa Indonesia

yang diwajibkan di Sekolah Dasar paling besar dari mata pelajaran lainnya.

Mengerti dan memahami bahasa yang digunakan di buku-buku membantu

siswa untuk aktif belajar. Pada akhirnya siswa memiliki kegemaran tersendiri

untuk belajar ( membaca) dan tidak terbatas di sekolah saja. Sehubungan

dengan kreatfitas guru di sekolah diperlukan melalui kritik diri ( refleksi)

terhadap proses pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk menumbuhkan

minat membaca pada siswa. Kemampuan membaca pada siswa merupakan

dasar untuk belajar lebih giat setelah siswa memiliki minat yang tumbuh dari

dalam dirinya sendiri.

Dapat dikatakan bahwa membaca merupakan kegiatan manusia untuk 

mengembangkan jiwanya. Apabila telah terampil dalam membaca mereka

dapat memperoleh pengalaman, pengetahuan, membentuk pengertian,

mengembangkan daya pikir dan imajinasi, serta dapat membentuk sikap

hidup yang baik, sebagai warga Negara yang berguna bagi masyarakat dan

negaranya. (Supriadi, dkk, 1995).

Dalam hal ini siswa dituntut sering belajar membaca, untuk sering dan

 banyak membaca, diperlukan minat yang besar untuk membaca. Kemampuan

4

Page 5: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 5/48

 

membaca siswa hendaknya diiringi pada upaya meningkatkan minat siswa

dalam membaca, sehingga dapat mengubah “   Learning to read “ secara

 berangsur-angsur menjadi “ reading to learn”. Sehingga siswa kelas I mampu

dalam keterampilan berbahasa (membaca), Muchlisoh,dkk ( 1992).

Kenyataan di lapangan membuktikan bahwa minat membaca sangat

menurun( rendah ), yang implikasinya terhadap prestasi belajar keterampilan

 berbahasa Indonesia juga rendah ( Hasil belajar siswa rendah ).

Atas dasar kenyataan itu penulis mengadakan penelitian kelas yang

  berjudul “Meningkatkan Ketrerampilan Berbahasa Indonesia Dengan

Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri

Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang Pada semester II

Tahun Pelajaran 2006/2007 “

Dengan maksud setelah selesai melakukan penelitian, indakan kelas ini,

melalui refleksi diri guru dan siswa, diharapkan siswa terampil dalam

 berbahasa Indonesia sehingga prestasinya meningkat.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atasa maka Penelitian Tindakan Kelas

( PTK) ini rumusan masalahnya sebagai berikut :

1. Apakah dengan menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan

keterampilan berbahasa Indonesia?

5

Page 6: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 6/48

 

2. Bagaimana cara menumbuhkan minat membaca agar keterampilan

 berbahasa Indonesia dapat meningkat ?

Alokasi waktu penelitian ini selama satu semester, tepatnya semester II

tahun Pelajaran 2006/2007 dalam siklus pembelajaran di sekolah dasar 

dengan pokok bahasan “Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia

Dengan Menumbuhkan Minat Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri

Kasembon I Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang Pada semester II

Tahun Pelajaran 2006/2007 “

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) ini bertujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bahwa dengan menimbulkan “ minat membaca”,

dapat meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia.

2. Untuk mengetahui cara menumbuhkan minat membaca agar 

keterampilan berbahasa Indonesia siswa meningkat.

1.4. Hipotesis Penelitian

Menumbuhkan minat membacasiswa agar dapat meningkatkan berbahasa

Indonesia.

6

Page 7: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 7/48

 

1.5. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini berguna dan bermanfaat bagi siswa, guru,kepala sekolah

dan pejabat di lingkungan Dinas P dan K sebagai berikut :

1. Berguna bagi siswa setelah mengetahui kekurangan dan kelemahannya,

minat membaca akan terus ditingkatkan sehingga prestasi belajar 

keterampilan berbahasa Indonesia siswa dapat meningkat.

2. Bagi guru, temuan yang diperoleh dapat bermanfaat sebagai bahan

 balikan refleksi diri agar dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui

menumbuhkan minat membaca dengan cara yang tepat sehingga keterampil

 berbahasa Indonesia siswa meningkat.

3. Bagi Kepala Sekolah, bermanfaat sebagai bahan dalam melaksanakan

  pembinaan bagi guru-guru dalam mengambil langkah-langkah

menumbuhkan minat membaca agar prestasi siswa meningkat secara

optimal.

4. Bagi pejabat di lingkungan Dinas P dan K bermanfaat sebagai bahan

 balikan dalam memberikan pembinaan kepada bawahannya agar keterampil

 berbahasa dan prestasi belajar siswa meningkat.

1.6. Asumsi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dengan disadari sebagai berikut :

7

Page 8: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 8/48

 

1. Minat membaca siswa kelas I Sekolah Dasar dapat diukur dengan

menggunakan alat pengumpul data pengamatan langsung ( observasi)

atau observasi buku raport.

2. Prestasi belajar keterampilan bahasa Indonesia siswa , sebagaimana

dalam buku raport merupakan evaluasi yang memenuhi karakteristik 

valid dan variable, sehingga dapat digunakan sebagai bahan analisis.

1.7. Ruang Lingkup penelitian

Ruang lingkup penelitian tindakan Kelas ini dibatasi sebagai berikut :

Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat 

Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan

 Kasembon Kabupaten Malang Pada Semester II Tahun Pelajaran 2006/2007.

1.8 Definisi Operasional

Dengan berdasarkan perasalahan atau pernyataan penelitian diatas

 beberapa istilah yang digunakan dijabarkan operasionalnya demi kejelasan, serta

8

Page 9: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 9/48

 

menghindari salah penafsiran, salah pengertian dalam mengimplementasikan

masalah penelitian.

1. Menumbuhkan Minat Membaca

Menumbuhkan adalah mengupayakan suatu perubahan dari pada yang ada

  pada diri siswa yang terkait dengan minat ditingkatkan agar motivasi

intrinsiknya meningkat.

2. Yang dimaksud “ minat “ adalah kesediaan jiwa yang aktif untuk 

menerima pengaruh dari dunia luar dirinya. Minat yang bersifat tetap

merupakan motivasi intrinsik.

3. Yang dimaksud membaca adalah membaca lanjutan.

4. Meningkatkan keterampilan berbahasa Indonesia.

Adalah usaha-usaha untuk meningkatkan prestasi belajar secara proporsional

antara guru, siswa dan lingkungan satu sama lain yang saling terkait.

Guru harus mengenal dengan mengadakan observasi atau melihat raport

siswa. Mengetahui kondisi siswa seutuhnya sangat perlu untuk mengetahui

strategi pembelajaran seperti “ falsafah pisau” semakinsering diasah semakin

tajam. Kondisi siswa yang bervariasi perlu mendapatkan perhatian khusus

dari guru. Guru harus mampu mengupayakan kedisiplinan dan ketertiban.

Kedisiplinan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan, khususnya

kedisplinan soal waktu. Siswa dibiasakan hidup disiplin, teratur, bertanggung

  jawab, baik di sekolah maupun di rumah. Guru harus bias menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan, mengadakan evaluasi secara konsisten

9

Page 10: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 10/48

 

dengan alat evaluasi yang valid sehingga prestasi keterampilan berbahasa

Indonesia siswa meningkat.

5. Penelitian Tindakan

Yang dimaksud penelitian tindakan adalah penelitian yang dipusatkan pada

analisis refleksi terhadap apa yang secara actual terjadi di dalam kelas.

Dalam hal ini adalah proses (aktivitas guru, aktivitas siswa dan interaksi

siswa-siswi, guru-siswa) dan bahan tugas pembelajaran keterampilan

 berbahasa Indonesia ( menyimak, berbicara, membaca dan menulis hal ini

satu sama lain yang saling terkait) selama pembelajaran berlangsung.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pegertian Minat

10

Page 11: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 11/48

 

Minat adalah kesediaan jiwa yang aktif, untuk menerima pengaruh dari

dunia luar diri siswa. Minat bersifat tetap, merupakan motivasi intrinsic.

Menurut Marsel ada sepuluh macam minat sebagai berikut :

1. Minat Jasmaniah, adalah suka akan pekerjaan yang memerlukan

tenaga jasmani.

2. Minat Mekanik, adalah suka memperbaiki dan merancang hal-hal

yang berkaitan dengan mesin.

3. Minat sosial, adalah suka akan aktivitas kelompok.

4. Minat Domestik, adalah suka menyelenggarakan pekerjaan rumah

tangga.

5. Minat Matematis, adalah suka bekerjaan dengan angka-angka.

6. Minat Ilmiah, adalah suka mempelajari gejala-gejala alamiah.

7. Minat Belajar, adalah suka menyelidiki sesuatu itu secara

mendalam untuk mengetahui suatu obyek.

8. Minat Eksperimentasi, adalah suka mencoba sesuatu dan

memastikan hasil percobaan.

9. Minat terhadap anak-anak, adalah suka bermain-main dengan

anak-anak.

10. Minat terhadap Kepemimpinan, adalah lebih suka memimpin dari

 pada dipimpin.

11

Page 12: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 12/48

 

Sesuai dengan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa minat anak sangat

 berpengaruh besar terhadap proses belajar mengajar, khususnya proses belajar 

membaca, karena dalam diri anak sebenarnya telah terbentuk konsep diri dan

kemampuan diri.

Oleh sebab itu guru mempunyai kewajiban menumbuhkan minat

membaca pada siswa melalui “ motivasi ekstrensik”( pengaruh dari luar siswa

). Meningkatkan motivasi ektresnsik membaca lanjutan di kelas I agar 

tumbuh minat membaca sekaligus belajar yang mengacu pada langkah-

langkah awal rencana refleksi dan siklus yang telah direncanakan.

2.2. Membaca

2.2.1. Pengertian Membaca

Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang bersifat

aktif represif. Suatu kegiatan aktif represif membaca dipandang sebagai suatu

 proses yang melibatkan berbagai komponen, antara lain :

1. Pengetahuan Kebahasaan

2. Pengetahuan Keduniaan

3. Aspek Afektif  

4. Kemampuan Penginderaan

Keterlibatan berbagai komponen tersebut mengakibatkan pengajaran membca

harus dilakukan secara komprehensif dengan memperhatikan kondisi

12

Page 13: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 13/48

 

komponen tersebut. Pengajaran membaca dikembangkan. Berdasarkan hasil

 penelitian di berbagai lembaga pendidikan formal tentang kegitan membaca.

Pengajaran mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, yakni: (1) Setiap

  jenjang pendidikan, (2) Keadaan/lokasi penyelenggaraan pendidikan, (3)

Kondisi sosial ekonomi pelaku pendidikan.

Meskipun demikian tujuan dan sasaran akhir dari pengajaran membaca adalah

sama. Seperti dikemukakan Anderson (dalam tarigan, 1984 : 7) bahwa

membaca dari segi linguistic merupakan proses dari penyandian kembali dan

 pembacaan sandi. Tarigan (1987 : 7) mengemukakan bahwa membaca suatu

 proses pengambilan atas ide pengarang melalui kata-kata atau bahasa tulis. Ada

 beberapa pandangan ahli tentang pengertian membaca :

1) Membaca merupakan pengembangan keterampilan mulai dari

keterampilan memahami kata-kata kalimat, paragraph dalam bacaan

sampai dengan mmahami secara kritis dan evaluasi terhadap keseluruhan

isi bacaan.

2) Membaca merupakan kegiattan visual berupa serangkaian kegiatan

gerakan mata dalam mengikuti baris-baris tulis pemusatan penglihatan

 pada kata dan kelompok kata melihat ulang kata dan kelompok kata untuk 

memperoleh pemahaman.

3) Membaca merupakan kegiatan mengamati dan memahami kata-kata yang

tertulis dan memberikan makna terhadap kata-kata tersebut berdasarkan

 pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki.

13

Page 14: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 14/48

 

4) Membaca merupakan suatu pengolahan informasi yang dilaksanakan

 pembaca dengan menggunakan informasi dalam bacaan dan pengetahuan

serta pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya yang relevan dengan

informasi tersebut.

5) Membaca merupakan proses menghubungkan tulisan dengan bunyi sesuai

dengan system tulisan yang digunakan.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Membaca merupakan proses mekanik berupa mengkoordinasi kembali

rangkaian bunyi bahasa dalam kombinasi kata, kelompok kata dan kalimat

yang bermakna.

2) Proses psikologis berupa kegiatan dalam mengolah informasi.

3) Kegiatan mencari dan menemukan informasi dalam bacaan.

4) Mengidentifikasi, menguraikan dan menetukan makna bacaan dan

aktivitas yang melibatkan pengetahuan, pengalaman dan sikap.

2.2.2. Tujuan Membaca

Dalam (kurikulum 1994 : 4) dikatakan tujuan membaca di sekolah

dasar sebagai berikut :

1) Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk 

memahami dan melaksanakan cara membaca dan menulis dengan baik 

dan benar.

14

Page 15: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 15/48

 

2) Melatih dan mengembangkan kemampuan siswa agar terampil

mengubah huruf menjadi suara.

3) Melatih dan mengembangkan kemampuan menyuarakan huruf 

dalam kata menjadi suara yang di dengarnya.

4) Melatih keterampilan siswa untuk memahami kata-kata isi bacaan

yang dibaca atau di tulis

5) Memupuk dan mengembangkan kemampuan siswa untuk 

memahami, menuliskan, menggunakan, menikmati dan menghargai

keindahan cerita bahawa Indonesia sederhana.

Pendapat lain yang mengemukakan tujuan membaca menurut Walpes

( dalam Nurhadi, 1987 : 136 ) menggolongkan membaca menjadi lima,

yaitu sebagai berikut :

1) Membaca untuk memperoleh sesuatu yang praktis.

2) Membaca untuk mendapat rasa lebih dibanding orang lain.

3) Membaca untuk memperkuat nilai-nilai dan keyakinan.

4) Membaca untuk mengganti pengalaman yang sudah usang.

5) Membaca untuk menghindarkan dari kesulitan.

2.2.3. Aspek Keterampilan Membaca

15

Page 16: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 16/48

 

Aspek keterampilan membaca menurut Nurhadi ( 1987 : 12-14)

adalah sebagai berikut :

1) Keterampilan mengenal kata-kata.

2) Tanda baca

3) Makna tersurat

4) Membaca kritis

5) Membaca kreatif 

Sedangkan menurut Broughton ( dalam tarigan 1987 : 11-12), aspek 

keterampilan membaca sebagai berikut :

1) Membaca merupakan keterampilan yang bersifat mekanik 

mencakup pengenalan ejaan dan bunyi.

2) Keterampilan yang bersifat pemahaman mencakup pengertian

sederhana, makna evaluasi dan kecepatan membaca fleksibel.

2.2.4 Jenis-Jenis Membaca

Dalam pengajaran bahasa ada dua jenis membaca yaitu membaca

 permulaan dan membaca lanjutan.

Jenis-jenis membaca lanjutan menurut Supriyadi, dkk, ( 1995 : 185 )

adalah sebagai berikut :

1. Membaca dalam hati.

16

Page 17: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 17/48

 

Tujuan membaca dalam hati adalah agar siswa memahami isi bacaan.

Bahan bacaan yang digunakan adalah buku paket dan buku pelengkap,

dapat pula ditambah buku-buku lain mempertimbangkan keluasan dan

ke dalam materi. Untuk mengembangkan kemampuan siswa

memahami bacaan Smith dab Baret mengemukakan “ suatu taksonomi

yang dapat dipakai guru sebagai pedoman dalam menyusun

  pertanyaan yang dapat mengembangkan kemampuan siswa

memahami bacaan “. Taksonomi itu terdiri dari empat kategori yaitu :

a. Pemahaman Harfiah

Membimbing siswa untuk menemukan informasi yang secara jelas

diungkapkan dalam bacaan.

 b. Pemahaman Inferensial

Ditujukan oleh siswa bila dapat menarik kesimpulan dari fakta-

fakta tertulis atau hal-hal yang diketahui dari bacaan.

c. Pemahaman Evaluasi

Apabila siswa menunjukkan pikiran evaluative dengan

membandingkan buah pikiran yang disajikan wacana dengan

kriteria yang ada dalam dirinya atau kriteria sumber lain.

d. Pemahaman Apresiasi

17

Page 18: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 18/48

 

Pemahaman apresiasi berhubungan dengan psikologis dan etetis

siswa. Selain itu juga membimbing siswa mengenal teknik-teknik,

 bentuk gaya dan struktur kata.

2. Membaca Bahasa

Tujuan mebaca bahasa adalah agar siswa memiliki pengetahuan

tentang kebahasaan Indonesia yang diperoleh dari membaca.

3. Membaca Teknik  

Membaca teknik bertujuan agar siswa memiliki keterampilan

mengubah lambing tulisan menjadi ucapan yang dapat dipahami baik 

oleh diri sendiri atau orang lain yang mendengarkan(Muchlisoh, dkk,

1992) yang perlu mendapat perhatian guru dalam pengajaran ini ialah

intonasi kata, kalimat atau lafal kata fungtuasi (tanda-tanda baca).

4. Membaca Indah

Yang menjadi perhatian utama dalam membaca indah ialah unsur 

irama informasi, ketepatan ucapan, intonasi, kalimat seru, kalimat

ajakan dan seterusnya. Bahan bacaan yang diperlukan ialah puisi,

 prosa, lirik, bacaan dialog atau naskah drama.

18

Page 19: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 19/48

 

19

Page 20: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 20/48

 

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

3.1.1. Jenis penelitian

Sunardi Suryabrata (1998) mengklasifikasikan jenis penelitian

menjadi tujuh macam, yakni sebagai berikut :

1. Penelitian Deskriptif 

2. Penelitian Historis

3. PenelitianKoresional

4. Penelitian Kausal Komparatif 

5. Penelitian Eksperimen

6. Penelitian Grounded

7. Penelitian Tindakan ( Action Research)

3.1.2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan (

  Action Research) berdasarkan pendekatan Naturalistik Kualitatif.

Pendekatan ini memandang kenyataan sebagai sesuatu yang

 berdimensi jamak, utuh dan merupakan kesatuan serta open minded.

20

Page 21: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 21/48

 

Karena itu tidak mungkin disusun rancangan penelitian yang terinci

dan fixed sebelumnya. Rancangan penelitian berkembang selam

 proses penelitian berlangsung. Peneliti dan obyek yang diteliti saling

 berinteraksi, yang proses penelitiannya dilakukan dari “ luar” dan dari

“dalam” dengan melibatkan banyak fudgement.

Dalam pelaksanaannya peneliti sekaligus seorang alat peneliti

yang dengan sendirinya tidak dapat melepaskan sepenuhnya dari

unsure subyektifitas. Dengan kata lain dalam penelitian ini tidak ada

alat penelitian yang baku yang telah disiapkan sebelumya.

Penerapan penelitian didalam kelas diharapkan mampu

memotivasi guru memiliki kesadaran diri, melakukan refleksi diri dan

kritik diri terhadap aktivitas pembelajaran yang dilaksanakan ( MC.

  Niff, 1992, Hopkins, 1985,1993). Maka penelitian tindakan ini

didasarkan pada prinsip situasional yang berkaitan dengan realitas

lapangan yang dalam hal ini adalah suasana kelas. Membiarkan kelas

dalam suasana kewajaran, sebagaimana keadaan sebenarnya , artinya

tindakan dan penelitian yang akan dilakukan bertolak dari informasi-

informasi yang actual yang diperoleh dari “realitas” yaitu guru, siswa

dan proses-proses selama pembelajaran berlangsung. Kemudian

dijadikan bahan dasar refleksi diri dalam menyusun rencana tindakan

yang akan dilakukan. Kegiatan ini mengikuti alur pokok sebagai

 berikut :

1. Refleksi Awal

21

Page 22: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 22/48

 

2. Perencanaan Tindakan

3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

4. Refleksi untuk perbaikan selanjutnya dan seterusnya sampai

tujuan yang hendak dicapai berhasil.

3.2. Kehadiran Peneliti

Kehadiran peneliti dalam penelitian tindakan ini berperan

ganda, yaitu sebagai peneliti dan praktisi. Sebagai praktisi dan peneliti

guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas I dengan menerapkan

 berbagai teori dan teknik pembelajaran yang yang relevan secara kreatif,

efektif dan menyenangkan.

Dalam kegiatan pembelajaran mengangkat masalah-masalah

“aktual” yang dihadapi oleh guru dilapangn, kemudian dilakukan suatu

observasi dan evaluasi yang hasilnya dapat dipakai sebagai masukan

untuk melakukan “refleksi” atas apa yang terjadi pada tahapan

 pelaksanaan pembelajaran. Hasil proses ini kemudian melandasi upaya

  perbaikan dan penyempurnaan dari perencanaan tindakan berikutnya.

Tahapan-tahapan diatas dilakukan berulang-ulang dan berkesinambungan

sampai kualitas keberhasilan tertentu dapat dicapai dengan baik.

22

Page 23: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 23/48

 

3.3. Lokasi Penelitian

Pengertian lokasi pada penelitian tindakan ini adalah situasi

social yang terdiri dari dari tempat, pelaku dan kegiatan ( Nasution,

1992). Dengan demikian yang dimaksud lokasi dalam penelitian tindakan

ini adalah sebagai berikut :

1. Aspek Tempat

Adalah lokasi dimana proses interaksi pembelajaran berlangsung.

Dalam hal iini kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan

Kasembon Kabupaten Malang.

2. Aspek Pelaku

Adalah Guru dan siswa kelas I yang terlibat dalam interaksi belajar 

mengajar di dalam kelas.

3. Aspek Kegiatan

Adalah kegiatan yang dilakukan dalam hal ini adalah “ Meningkatkan

  Keterampilan Berbahasa Indonesia Dengan Menumbuhkan Minat 

Membaca Siswa Kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I 

 Kecamatan Kasembon Kabupaten Malang Pada semester II Tahun

 Pelajaran 2006/2007 “

3.4. Sumber Data

Sumber data yaitu aspek penelitian yang dapat

memberikan informasi yang dapat membantu perluasan teori (Bogdan

23

Page 24: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 24/48

 

dan Biken, 1990). Sumber data dalam penelitian ini adalah guru dan

siswa kelas I Sekolah Dasar Negeri Kasembon I Kecamatan

Kasembon Kabupaten Malang.

3.5. Prosedur Pengumpulan Data

Sumber data variable pertama dilakukan melalui dua tahap,

yaitu :

1. Tahap Pertama

Siswa secara satu persatu membaca wacana yang telah

dipersiapkan dalam waktu dua menit.

2. Tahap kedua

Siswa diberi lembar pertanyaan yang menyangkut isi wacana dan

dijawab secara tertulis.

Pada tahap pertama dan tahap kedua akan menghasilkan

data tentang kemampuan membaca setelah dimotivasi dengan

menumbuhkan minat membaca.

1. Dokumentasi

24

Page 25: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 25/48

 

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui hasil belajar 

keterampilan berbahasa Indonesia, sebelum tumbuh minat.

Dengan melihat raport memiliki standar validitas dan

obyektifitas karena telah memenuhi kriteria standar.

2. Obsevasi

Menurut Suharsimi Arikunti (1992 : 128) observasi dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu :

a. Observasi non sistematis, yaitu dilakukan pengamat

dengan tidak menggunakan instrument pengamatan.

  b. Observasi sistematis, yaitu dilakukan oleh pengamat

dengan menggunakan pedoman sebagai instrument

 pengamatan.

3. Catatan Lapangan

Digunakan untuk menilai proses pembelajaran.

3.6. Analisi Data

25

Page 26: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 26/48

 

Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif 

 berdasarkan hasil observasi terhadap tumbuhnya minat membaca dan

hasil belajar dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Melakukan reduksi yaitu mengecek dan mencatat kembali

data-data yang telah terkumpul.

2. Melakukan interpelasi yaitu menafsirkan yang diwujudkan

dalam bentuk pernyataan.

3. Melakukan inferensi yaitu menyimpulkan apakah dalam

 pembelajaran terjadi peningkatan tumbuhnya minat membaca dan

hasil belajar atau tidak.

4. Tahap tindak lanjut yaitu merumuskan langkah-langkah

 perbaikan untuk siklus berikutnya atau pelaksanaan di lapangan

setelah siklus berhasil berdasarkan inferensi yang telah ditetapkan.

5. Pengambilan kesimpulan diambil berdasarkan analisis

hasil-hasil observasi yang sesuai dengan tujuan penelitian ini.

Kemudian dituangkan dalam bentuk pernyataan.

Kegiatan analisis data mempergunakan pedoman dibawah ini :

1. Tumbuhnya minat membaca siswa dalam pelajaran dengan

indikator:

a.Tidak suka membuang waktu

 b. Keaktifan yang tinggi

26

Page 27: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 27/48

 

c.Mengerjakan tepat waktu

d. Mengerjakan sebaik mungkin

e.Bergairah belajar 

Adapun kriteria penelitian tumbuhnya minat membaca adalah

sebagai berikut :

a. Rumus untuk menentukan prosentase pada setiap indicator 

adalah jumlah siswa yang masuk dikalikan 100%.

 b. Tumbuhnya minat membaca dengan ketentuan sebagai

 berikut :

1) Minat membaca dinyatakan tumbuh ( meningkat) jika rata-rata

 prosentase masing-masing kegiatan yang dinilai lebih dari atau

sama dengan 75%.

2) Minat membaca dinyatakan belum tumbuh atau meningkat jika

rata-rata prosentase masing-masing kegiatan kurang dari 75%.

2 Meningkatkan hasil belajar siswa ditandai dengan indikator hasil

 belajar (nilai ulangan harian) menjadi lebih baik daripada sebelum

 penelitian.

27

Page 28: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 28/48

 

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1 Hasil Penelitian Siklus I

Menumbuhkan atau meningkatkan minat membaca dalam

keterampilan berbahasa Indonesia dapat memberikan pengaruh yang

 positif sehingga siswa merasakan pada dirinya ada perubahan berupa

kemajuan dalam belajarnya karena dirinya telah termotivasi sehingga

minat membaca meningkat dan bergairah untuk belajar.

Guru memberikan kebebasan kepada siswa untuk menanyakan

secara individual tentang apa saja yang belum dipahaminya. Pertanyaan

siswa secara individual dijawab oleh guru juga secara indidual. Guru juga

memberikan kesempatan kepada siswa untuk berlomba mendapatkan nilai

28

Page 29: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 29/48

 

yang terbaik. Beberapa hal yang dicatat pada pertemuan siklus I ini antara

lain :

1. Waktu yang dipergunakan mengerjakan pertanyaan belum merata.

2. Kurang telitinya siswa dalam menulis jawaban pertanyaan yang

tersedia.

Berikut ini data siswa yang menunjukkan meningkatnya minat siswa pada

siklus I pada saat mengerjakan LKS

Tabel 4.1 Minat Siswa Pada Saat Pengerjaan LKS Siklus I

NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase %

1. Tidak suka membuang waktu 8 62

2 Aktivitas yang sangat tinggi 8 69

3 Mengerjakan tepat waktu 8 624 Mengerjakan sebaik mungkin 8 62

5 Bergairah belajar 8 62

Rata-rata 8.2 63.4

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus ini minat membaca

siswa belum memenuhi harapan(masih dibawah 75%). Pada tahap

selanjutnya guru mengajak siswa untuk membahas hasil pengerjaan LKS

dengan cara member kebebasan siswa menulis jawaban di papan tulis.

Selanjutnya pembahasan tentang jawaban yang telah ditulis di papan tulis.

Siswa yang jawabannya salah atau kurang sempurna harus

menyempunakan jawabannya. Hal ini dimaksudkan agar pada kegiatan

29

Page 30: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 30/48

 

selanjutnya tidak mengalami kesalahan. Apabila tidak diperbaiki,

kesalahan ini terbawa pada kegiatan-kegiatan selanjutnya.

Berikut daftar aktivitas yang menunjukkan menngkatnya

minat berprestasi siswa pada siklus pertama pada saat pembahasan LKS.

Tabel 4.2. Minat Siswa pada pembahasan LKS Siklus I

NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase %

1. Tidak suka membuang waktu 10 76

2 Aktivitas yang sangat tinggi 10 76

3 Mengerjakan tepat waktu 9 69

4 Mengerjakan sebaik mungkin 9 69

5 Bergairah belajar 11 85Rata-rata 9.8 75

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pada siklus I pembahasan LKS

minat siswa sudah cukup baik, rata-rata mencapai 75%.

Pada akhir tahap ini guru memberikan penelitian akan hasil tugas siswa.

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan motivasi siswa bahwa semakin

sempurna dan teliti jawabannya akan mendapat nilai yang lebih baik.

Kemudian diadakan ulangan tertulis yang bahannya dari semua bahan

yang dipelajari siswa sebanyak sepuluh soal dengan waktu sepuluh menit.

30

Page 31: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 31/48

 

Pada saat mengerjakan evaluasi terlihat adanya minat dan motivasi siswa

untuk lebih berprestasi mengerjakan sebaik-baiknya.

Berikut data aktivitas siswa yang menunjukkan minat belajar 

siswa pada siklus I pada saat diskusi kelompok.

Tabel. 4.3. Minat siswa pada Saat Diskusi Siklus I

NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase %

1. Tidak suka membuang waktu 10 76

2 Aktivitas yang sangat tinggi 10 76

3 Mengerjakan tepat waktu 10 76

4 Mengerjakan sebaik mungkin 10 76

5 Bergairah belajar 11 85

Rata-rata 10.2 77.8

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa minat dalam mengikuti diskusi

Tanya jawab sudah cukup baik yaitu mencapai nilai rata-rata 77.8%.

Pada saat pengerjaan evaluasi terlihat adanya minta untuk berpartisipasi

dengan mengerjakan sebaik-baiknya.

Tabel 4.4. Minat Siswa Pada Saat Evaluasi Siklus I

NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase %

1. Tidak suka membuang waktu 11 85

2 Aktivitas yang sangat tinggi 10 76

3 Mengerjakan tepat waktu 10 76

4 Mengerjakan sebaik mungkin 10 76

5 Bergairah belajar 11 85

Rata-rata 10.4 79.6

31

Page 32: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 32/48

 

Dari data diatas tersebut menunjukkan bahwa motivasi (minat) siswa

dalam evaluasi ini cukup baik, mencapai rata-rata 79.6%.

Pada akhir kegiatan guru dan siswa memberikan beberapa

kesimpulan kegiatan dan memberikan penilaian terhadap aktivitas siswa

selama kegiatan dan memberikan penyempurnaan kegiatan selanjutnya.

1. HASIL BELAJAR 

Berdasarkan ulanga harian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa

telah ada peningkatan hasil belajar daripada pertemuan sebelum

dilaksanakan penelitian walaupun kenaikan belum signifikan.

Beberapa siswa telah menunjukkan hasil yang nilainya rendah kurang dari

6,00.

Secara rinci dapat dilihat pada table 4.5

32

Page 33: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 33/48

 

Tabel 4.5. Hasil Evaluasi Belajar Siklus I

No

Nama MIN BC MB JML

Rata-

rata %Urut Induk  

1 1541 Afifatun Nisak 60 60 60 180 60 60

2 1542 Akhorindra F. Bahara 60 70 60 190 63 63

3 1543 Andhi Firmanda 90 90 90 270 90 90

4 1544 Anwar Kautsar 80 85 85 250 83 83

5 1545 Ari Reza M 95 95 95 285 95 95

6 1546 Danis Alfitasari 95 95 95 285 95 95

7 1547 Dew Indra Rukmana 65 70 80 217 72 728 1548 Diah Meyta Nur CH 80 85 90 255 85 85

9 1549 Dinny Ramadani 80 80 85 245 82 82

10 1550 Dhona Suciliawati 95 95 95 285 95 95

11 1551 Filza Robby Zoel 95 95 95 285 95 95

12 1552 Fiqi Andrian 60 70 80 210 70 70

13 1553 Febrian Tri Susilo 60 70 60 190 63 63

14 1554 Gunawan Much 60 60 60 180 60 60

Jumlah 1075 1120 1130 3325 1108 1108

Rata-rata 76.6 80 80.71 237.5 79.14 79.14

Keterangan :

MIN : Menyimak  

33

Page 34: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 34/48

 

BC : Berbicara

MB : Membaca

Dari hasil evaluasi belajar tersebut nilai rata-rata 78.1 maka dapat disimpilkan

  bahwa menumbuhkan minat membaca dapat meningkatkan keterampilan

 berbahasa Indonesia.

2. Rekomendasi Siklus I

Walau pada siklus I ini menunjukkan hasil yang baik tetapi beberapa catatan

 penyempurnaan masih perlu dilakukan sebagai berikut :

1) Tata tertib belajar perlu disempurnakan antara lain :

A. Perlu adanya pelaksanaan pembatasan waktu pengerjaan LKS

B. Ketelitian siswa dalam penulisan jawaban

C. Kelengkapan jawaban

2) Pada saat Pembahasan LKS

A. Guru sebaiknya menuliskan nomor soal yang akan diisi oleh siswa

secara berurutan di papan tulis kemudian menunjukkan siswa untuk 

mengisi.

B. Penukaran buku LKS untuk dilakukan pemeriksaan ulang.

3). Pada saat diskusi, tempat duduk siswa sebaiknya berdekatan dengan

anggota kelompoknya untuk mempercepat berkumpulnya kelompok.

34

Page 35: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 35/48

 

4.1.2. Hasil Penelitian Siklus II

Dengan melihat hasil rekomendasi pada siklus I, peneliti telah

melakukan penyempurnaan pada siklus II. Pada saat pembukan

 pelajaran guru memberikan pengarahan ulang tentang tat cara belajar 

yang disempurnakan dari siklus I, meliputi :

Tabel 4.6. Minat siswa Pada Pengerjaan LKS Siklus II

NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase %1. Tidak suka membuang waktu 8 85

2 Aktivitas yang sangat tinggi 9 76

3 Mengerjakan tepat waktu 7 76

4 Mengerjakan sebaik mungkin 10 85

5 Bergairah belajar 14 85

Rata-rata 10,6 81,4

Dari data di atas dapat dilihat bahwa siklus II ini terjadi peningkatan

minat siswa pada saat mengerjakan LKS, yaitu sebesar 18% bila

dibandingkan dengan siklus I.

Pada saat pembahasan LKS pada siklus II, guru tidak lagi memberikan

kebebasan terhadap siswa untuk menjawab soal di papan tulis, tetapi

guru membatasi dengan menuliskannomor-nomor yang akan dijawab

untuk menunjukkan deret-deret siswa yang akan menjawab.

Dengan cara ini pelajaran di papan tulis lebih terorganisasi. Disamping

itu guru membatasi jumlah siswa yang akan mengerjakan di papan

tulis. Dengan cara ini dapat diperoleh efisiensi waktu dan ketentuan

 pengerjaan di papan tulis dan pembahasan cepat dilaksanakan.

35

Page 36: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 36/48

 

Berikut data aktivitas siswa menunjukkan minat berprestasi siswa

 pada siklus II, pada saat pembahasan LKS di papan Tulis.

Tabel 4.7. Minat Berprestasi Pada Pembahasan LKS Siklus II

NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase %

1. Tidak suka membuang waktu 6 85

2 Aktivitas yang sangat tinggi 8 85

3 Mengerjakan tepat waktu 10 76

4 Mengerjakan sebaik mungkin 9 85

5 Bergairah belajar 15 85

Rata-rata 10.8 83.2

Dari data di atas diperoleh minat belajar siswa mengalami peningkatan

sebesar 8,2% bila dibandingkan Siklus I.

Siklus II ini diberi waktu 10 menit untuk diskusi kelompok, semangat

siswa dalam melakukan diskusi cukup tinggi. Berikut data aktivitas

siswa yang menunjukkan minat belajar siswa pada siklus II pada saat

siswa berdiskusi.

Tabel 4.8. Minat Berprestasi Berdiskusi Siklus II

NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase %

1. Tidak suka membuang waktu 12 85

2 Aktivitas yang sangat tinggi 15 85

36

Page 37: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 37/48

 

3 Mengerjakan tepat waktu 10 85

4 Mengerjakan sebaik mungkin 15 85

5 Bergairah belajar 16 92

Rata-rata 11,2 86,4

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keikutsertaan siswa dalam

melaksanakan diskusi mengalami peningkatan sebesar 8,6% bila

dibandingkan dengan siklus I.

Tabel 4.9. Minat Berprestasi Pada Evaluasi Siklus II

NO Indikator Jumlah Siswa Prosentase %

1. Tidak suka membuang waktu 8 92

2 Aktivitas yang sangat tinggi 12 92

3 Mengerjakan tepat waktu 11 85

4 Mengerjakan sebaik mungkin 9 92

5 Bergairah belajar 12 92

Rata-rata 11,8 90,6

Dari data diatas menunjukkan rata-rata berprestasi siswa mengalami

 peningkatan sebesar 11% dibandingkan siklus I.

Hasil yang diraih siswa pada siklus II ini mengalami peningkatan yang

cukup signifikan. Keteraturan yang diciptakan oleh guru dalam

  pembelajaran ini membuahkan hasil positif berupa peningkatan

hasilbelajar dari siklus I ke siklus II.

Tabel 4.5. Hasil evaluasi Belajar Siklus II

 No

 Nama MIN BC MB JML

Rata-

rata %Urut Induk  

1 1541 Afifatun Nisak 75 75 75 225 75 75

2 1542 Akhorindra F. Bahara 75 75 75 225 75 75

37

Page 38: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 38/48

 

3 1543 Andhi Firmanda 95 100 95 290 97 97

4 1544 Anwar Kautsar 85 85 85 225 85 85

5 1545 Ari Reza M 100 100 95 295 98 98

6 1546 Danis Alfitasari 100 100 95 295 98 98

7 1547 Dew Indra Rukmana 75 75 75 225 75 758 1548 Diah Meyta Nur CH 85 85 85 225 85 85

9 1549 Dinny Ramadani 80 80 85 245 82 82

10 1550 Dhona Suciliawati 95 95 95 285 95 95

11 1551 Filza Robby Zoel 95 95 95 285 95 95

12 1552 Fiqi Andrian 75 75 75 225 75 75

13 1553 Febrian Tri Susilo 75 75 75 225 75 75

14 1554 Gunawan Much 75 75 75 225 75 75

Jumlah 1185 1190 1180 3252 1185 1185

Rata-rata 84,64 85 84,28 251,7 84,64 84,64

Dari data di atas menunjukkan adanya peningkatan hasil evaluasi belajar sebesar 

5,54% dari siklus I.

Peningkatan nilai menunjukkan bahwa perbaikan proses pembelajaran membawa

dampak positif terhadap hasil belajar siswa.

4.2. Pembahasan dan Refleksi

4.2.1. Pembahasan

Berdasarkan hasil belajar dan proses belajar yang telah

dilaksanakan menunjukkan ada peningkatan baik proses pembelajaran

maupun hasil belajar.

Hasil belajar sebelum diadakan tindakan kelas mencapai nilai rata-

rata 63,4% setelah siklus I dan siklus II rata-rata nilai 81,4% berarti ada

 peningkatan 18%.

38

Page 39: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 39/48

 

Hasil prestasi sebelum diadakan, tindakan kelas nilai rata-rata

mencapai 79,1%, setelah siklus I dan siklus II, serta rekomendasi

mencapai nilai rata-rata 84,6% berarti ada peningkatan 5,5%.

4.2.2. Refleksi

Sesuai dengan catatn dilapangan dalam proses pembelajaran

rekomendasi dan refleksi berupa perbaikan dan penyempurnaan proses

 belajar dan mengajar berdampak positif untuk meningkatkan hasil belajar 

siswa.

39

Page 40: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 40/48

 

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penulisan dan pembahasan pada bab sebelumnya

maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

40

Page 41: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 41/48

 

Hasil proses belajar sebelum tumbuh minat membaca mencapai

nilai rata-rata 63,4%. Setelah termotivasi minat siklus I dan siklus II,

refleksi dan rekomendasi nilai rata-rata mencapai 81,4%, berarti ada

 peningkatan 18%.

Hasil belajar sebelum siklus I dan siklus II mencapai nilai rata-rata

79,1%, setelah siklus I dan siklus II, refleksi dan rekomendasi rata-rata

mencapai 84,6% berarti ada peningkatan 5,5%.

Maka menumbuhkan minat embaca dapat meningkatkan

keterampilan berbahasa Indonesia kelas I SDN Kasembon I Kecamatan

Kasembon Kabupaten Malang.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas dapat disarankan sebagai berikut :

1. Agar keterempilan berbahasa Indonesia meningkat, siswa harus

memiliki minat yang tinggi dalam prosses pembelajaran.

2. Agar hasil belajar siswa bias meningkat secara optimal hendaknya

guru menumbuhkan minat siswa dengan perbaikan dan

 penyempurnaan proses pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

Ausebel, D.P, 1963. The  Psychology of meaning Verbal Learning . New York,

grune & Srattim

Arikunto, S. 1983.  Dasar-dasar evaluasi pendidikan, prosedur Penulisan Suatu

 Pendekatan Praktis. Jakarta: Bina Aksara.

41

Page 42: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 42/48

 

Baso, M. 1999.  Kapita Selekta Teknologi Pembelajaran. Surabaya: Alkon

Training.

Depdikbud, 1994. Garis-garis Besar program Pembelajaran Bahasa IndonesiaKelas VI Sekolah Dasar. Jakarta : Dikdasmen.

De Porter,B.M.dkk.2000. Quantum Teaching . Bandung : Kaifa.

Hopkins, David. 1985. Teaching’s Guide the Classroom Research. Philadelphia :

Open University, Milton Keynes.

Muchlisoh, dkk. 1992. Materi Pokok pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta:

Universitas Terbuka.

Mc, Niff, jean. 1992.   Action Research, principle and Practice. New York,

Rontledge Champman & Hall, Inc.

  Nasution, S. 1992. Metodologi Penulisan Neturalistik Kualitatif . Bandung:

Tarsito.

Supriadi, dkk. 1995. Materi Pokok pendidikan Bahasa Indonesia. Jakarta:

Depdikbud Bagian proyek peningkatan mutu guru SD, Setara D-II 1995.

Sudjana, N. 1997. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar baru.

Lampiran 2

Evaluasi Belajar Siklus I

42

Page 43: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 43/48

 

SIAPA YANG BODOH

Seluruh binatang di hutan menganggap kancil sebagai binatang paling

 pintar dan banyak akal. Oleh karena itu, baginda Singa pun sering bertanya

kepada Kancil bila ada masalah yang sulit dipecahkan.

Sudah beberapa hari ini Kancil melihat Baginda Singa akrab dengan

Keledai. Ia tidak senang dan merasa tersaingi. Ketika Baginda Singa sedang

sendiri.Kancil mendekat, “ Tuanku akhir-akhir ini Tuanku sering melihat

 bersama Keledai. Hamba takut kalau Tuanku tertular kebodohannya.”

“ Terima kasih, Cil. Kalau begitu, aku akan berusaha menjauhinya,” jawab

Baginda Singa.

Kancil merasa senang karena hasutannya berhasil. Singa percaya bahwa Keledai

 bodoh. Setelah kancil pergi, Baginda Singa berpikir,” Apa benar yang dikatakan

kancil? Ah, aku tidak mau lansung percaya begitu saja ! Aku harus menguji

kepintaran kancil dan keledai. Aku harus menguji kepintaran Kancil dan Keledai.

Aku harus mengajukan pertanyaan yang sulit yang sangat sulit untuk mereka

 berdua.

Baginda Singa lalu mencari pertanyaan yang akan diajukan kepada

mereka. Setelah ia menemukan pertanyaan yang sulit, Baginda Singa

mengundang Kancil dan keledai.

43

Page 44: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 44/48

 

“ Kancil, Keledai sengaja kalian aku undang malam ini. Kita rasakan udara

 begitu sejuk. Langit bersih. Bintang bertaburan dan berkelip-kelip. Coba kalian

lihat ke atas! Berapa ya jumlah bintang-bintang itu?”Tanya Baginda Singa.

Kancil dan Keledai terus mengamati langit. Kancil beberapa kali

menghitung jumlah bintang, tetapi tidak pernah cocok jumlahnya berbeda terus.

“ kancil, Bagaimana Kamu?” Tanya Baginda Singa. Kancil terdiam. Ia akhirnya

menggelengkan kepala.

“ hamba menyerah, Baginda?”.

“Keledai, bagaimana kamu?” Singa bertanya kepada keledai. Keledai menjawab

tenang.

“ Jumlah bintang di langit sama dengan jumlah bulu yang tuan miliki.”

“ Kamu jangan asal menjawab saja,Keledai!” Ujar Singa agak marah.

“ Kalau Tuan tidak percaya, silahkan saja Tuan hitung sendiri!” kata Keledai.

Singa terdiam. Ia berpikir dalam hatinya dan benar kata keledai. Aku juga tidak 

tahu, berapa jumlah buluku dan jumlah bintang di langit.

“ Kamu ternyata pintar. Keledai,” puji Baginda Singa.

Keledai tersenyum bangga, Kancil lalu pergi karena malu. Ternyata, ada juga

yang lebih pintar dari dirinya.

44

Page 45: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 45/48

 

Dikutip dari : Buku BBI 3B Hal 130

PERTANYAAN SIKLUS I

JAWABLAH PERTANYAAN DI BAWAH INI!

1. Siapa yang menjadi raja hutan itu?

2. Mengapa kancil merasa tersaingi oleh keledai?

45

Page 46: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 46/48

 

3. Apakah Singa langsung percaya pada laporan Kancil?

4. Apa yang dilakukan Singa untuk menguji kepandaian Keledai?

5. Mengapa Kancil akhirnya pergi meninggalkan Singa dan Keledai?

KUNCI JAWABAN SIKLUS I

1. Singa

2. Karena sudah beberapa hari Singa akrab dengan Keledai

3. Tidak  

4. Mengajukan pertanyaan yang sulit

5. Kancil malu kepada Keledai karena Keledai lebih pintar dari dirinya.

46

Page 47: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 47/48

 

LAMPIRAN II

EVALUASI BELAJAR SIKLUS II

JASA PETANI DAN NELAYAN

 Nasi yang kita makan setiap hari

Siapa penghasilnya

Tentu saja petani

Jangan lupakan jasanya

Ikan segar bergizi

Siapa pula penghasilnya

Kutahu pasti

Itu jasa nelayan

Wahai kawan

Jangan lupa petani dan nelayan

Mereka berjasa besar 

Mencari bahan makanan

Karya: N. Falia

Dikutip dari: Buku BBI 3B hal 118

47

Page 48: Bude Sri Baru

5/8/2018 Bude Sri Baru - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/bude-sri-baru 48/48

 

PERTANYAAN SIKLUS II

JAWABLAH PERTANYAAN DIBAWAH INI!

1. Mengapa petani dikatakan berjasa?

2. Mengapa Nelayan dikatakan berjasa?

3. Mengapa kita tidak boleh melupakan jasa Petani dan Nelayan?

KUNCI JAWABAN SIKLUS II

1. Karena menghasilkan bahan makanan

2. Karena mencari bahan makanan yang bergizi yaitu ikan

3. Karena mereka mencari bahan makanan

48