briefing target ekspor, kebijakan perjanjian · pdf filebriefing target ekspor, kebijakan...
TRANSCRIPT
Auditorium Kementerian Perdagangan, 17 Februari 2017
Direktorat Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional
Kementerian Perdagangan RI
BRIEFING TARGET EKSPOR, KEBIJAKAN PERDAGANGAN LUAR NEGERI, DAN
PERJANJIAN INTERNASIONAL
BAB I ARAH PERUBAHAN DAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
BAB II ISU UTAMA PERKEMBANGAN DAN ANCAMAN FTA
BAB III STRATEGI KE DEPAN
OUTLINE
• PERKEMBANGAN FTA NEGARA ANGGOTA ASEAN DENGAN UNI EROPA • PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ESKPOR DAN FDI INDONESIA DAN VIETNAM • ANCAMAN VIETNAM DAN MALAYSIA – EUROPEAN UNION FTA • EKSPOR KE NEGARA FTA CENDERUNG TURUN
• PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN • LINGKUNGAN REGIONAL DAN GLOBAL TERUS BERUBAH
• STRATEGI KE DEPAN • ON GOING AND POSSIBLE BILATERAL NEGITIATIONS • STRATEGI PENINGKATAN EKSPOR JANGKA PENDEK DAN MENENGAH MELALUI CEPA/PTA/FTA – 1 • STRATEGI PENINGKATAN EKSPOR JANGKA PENDEK DAN MENENGAH MELALUI IMPLEMENTASI DAN
PEMANFAATAN PERUNDINGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL • STRATEGI PENINGKATAN EKSPOR JANGKA PENDEK KOMODITI INTERNASIONAL
02 KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
BAB I ARAH PERUBAHAN DAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
03 KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
PELAKSANAAN KEBIJAKAN PERDAGANGAN
4
Tidak dapat dilepaskan dari lingkungan dunia yang telah berubah dari hanya “international trade” menjadi “trading trades,” di mana sektor jasa memainkan peran semakin besar
04 KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
5
FenomenaTrump: sentimen populis cenderung menguat
BREXIT: keresahan social di beberapa negara EU
Tantangan dalam negeri: infrastruktur dan suprastruktur ekonomi yang menunjang daya saing ekonomi nasional
Economic Outlook 2017 tidak terlalu menjanjikan:
Tantangan Menghadapi Resiko Global, Kemen
PPN/Bappenas tingkatkan investasi dan konsumsi
domestik
Internet of Things (Revolusi Industri ke-4)
Regional and global supply chains.
Proteksionisme meningkat, persaingan menajam, masa depan sistem perdagangan dunia di bawah WTO belum juga jelas.
LINGKUNGAN REGIONAL DAN GLOBAL TERUS BERUBAH
05 KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
BAB II ISU UTAMA PERKEMBANGAN DAN ANCAMAN FTA
06 KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
VIETNAM
• Mulai negosisasi 2012
• Selesai negosiasi 2015
SINGAPURA
• Selesai negosiasi 2013 MALAYSIA
• Mulai negosiasi 2010
• On going hingga
putaran ke-7
THAILAND
• Mulai negosiasi 2013
• On going
INDONESIA
• Launching negosiasi
18 Juli 2016
• Putaran ke-2 Januari
2017
FILIPINA
• Launching Negosiasi2015
MIGRASI INDUSTRI MEBEL DAN KERAJINAN KE VIETNAM
Sekretaris Jenderal Asosiasi Mebel dan Kerajinan Indonesia (AMKRI), Abdul Sobur menyebut puluhan perusahaan eksportir akan pindah ke Vietnam. Pada
tahun 2015, terdapat 2000 perusahaan yang telah migrasi ke Vietnam. Perusahaan yang pindah ke Vietnam rata-rata merupakan Penanam Modal Asing
yang mengincar efisiensi.
Vietnam memiliki keunggulan di antaranya: 1) para pelaku usaha diberikan kemudahan memperoleh alat-alat untuk produksi sehingga bekerja menjadi
lebih cepat; 2) memiliki daya saing yang lebih efisien sehingga bisa menguntungkan eksportir sampai 30%; dan 3) sudah memiliki FTA dengan Eropa.
Sumber: http://mediaindonesia.com, 2016
30% PABRIK DI BATAM BERENCANA PINDAH KE
VIETNAM DAN MALAYSIA Sumber: http://bisnis.liputan6.com/, 2016
INVESTOR MEBEL TAIWAN DI SIDOARJO PINDAH KE
VIETNAM Sumber: http://www.antaranews.com/, 2015
SAMSUNG MENAMBAH INVESTASI DI VIETNAM
SEBESAR USD 3,38 MILYAR Sumber: www.thanhniennewd.com, 2014
LG ELECTRONICS MENAMBAH INVESTASI USD
1,5 MILYAR Sumber: www.vietnam.briefing.com, 2016
12 07 KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Ekspor ke Dunia
0
50
100
150
200
250
300
350
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Miliar USD
Vietnam;trend 2010-2015 = 21,5%/th
Indonesia;trend 2010-2015 = -2,0%/th
Sumber: BPS, Trademap.org
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Miliar USD
Vietnam;trend 2010-2015 = 19,7%/th
Indonesia;trend 2010-2015 = 2,0%/th
Ekspor ke AS
-
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
30,0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Miliar USD
Vietnam;trend 2010-2015 = 2,9%/th
Indonesia;trend 2010-2015 = 17,2%/th
FDI dari Dunia FDI dari AS
0,0
0,5
1,0
1,5
2,0
2,5
3,0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Miliar USD Vietnam;trend 2010-2015 = -28,9%/thIndonesia;trend 2010-2015 = 0,2%/th
Sumber: BKPM, CEIC
Tahun
Share Ekspor
Indonesia di
Dunia
Share Ekspor
Vietnam di
Dunia
2010 1.05% 0.48%
2014 0.93% 0.80%
Tahun
Share Impor
Indonesia di
Dunia
Share Impor
Vietnam di
Dunia
2010 0.89% 0.55%
2014 0.94% 0.78%
-11% 66%
6% 41%
Keterangan:
Data FDI Indonesia (realisasi);
Data FDI Vietnam (registrasi)
Data realisasi FDI vietnam
sebesar 60,1% dari registrasi.
PERBANDINGAN PERKEMBANGAN ESKPOR DAN FDI INDONESIA DAN VIETNAM
13 08 KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
1. Tarif EU akan dieliminasi (bertahap selama 7 tahun).
2. Penurunan tarif bea masuk atas beberapa produk sensitif EU, terutama produk Pakaian Jadi dan Alas Kaki.
3. The Rules of Origin EU mensyaratkan produk Pakaian Jadi yang masuk pasar EU, kainnya berasal dari Vietnam dan mitra FTA EU.
4. EU menawarkan akses ekspor Vietnam untuk beberapa produk pertanian yang sensitif (seperti Beras, Jagung Manis, Bawang
Putih, Jamur, Gula dan produk yang mengandung Gula tinggi, Pati Ubi Kayu, Surimi, dan Tuna Kalengan) melalui Tariff Rate
Quotas (TRQs).
5. Vietnam akan menghilangkan hampir keseluruhan bea keluar terhadap barang diperdagangkan secara bilateral dengan EU.
1. Malaysia telah meminta akses bebas masuk untuk semua ekspornya dalam negosiasi dengan EU dan mempertahankan
preferensi tarif melalui skema GSP. Ekspor dari Malaysia ke Uni Eropa yang memiliki skema GSP akan terus menikmati konsesi
tarif. Malaysia juga telah meminta Uni Eropa untuk mempertimbangkan GSP-plus imbalan MEUFTA.
2. Meningkatnya akses pasar produk CPO dan turunannya, Kayu dan Produk Kayu, Furniture ke Uni Eropa.
Jumlah Tarif Perjanjian
99%
UNI EROPA AKAN MENGALIHKAN PASOK PRODUK DARI INDONESIA KE VIETNAM DAN MALAYSIA UNTUK PRODUK IMPOR YANG MENDAPATKAN PENGURANGAN BEA MASUK
01 13 09 KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
Sumber: BPS (diolah Puska Daglu)
Pangsa ekspor non migas ke Negara FTA mengalami
penurunan, begitu pula nilai ekspornya ke masing-
masing negara FTA…
Penurunan tersebut menjadi tantangan
bagi pemerintah untuk gencar
meningkatkan perundingan perdagangan
internasional dalam rangka akses pasar
dan open economy.
59.5 60.2 60.0 56.2 56.2 55.2
40.5 39.8 40.0 43.8 43.8 44.8
-
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
2011 2012 2013 2014 2015 Jan-Mar 2016
(%) Pangsa Ekspor Non Migas ke Negara FTA dan Non FTA
Negara FTA Negara Non FTA
EKSPOR KE NEGARA FTA CENDERUNG TURUN, SEHINGGA PERLUASAN KERJASAMA YANG SEDANG DILAKUKAN MENJADI SANGAT RELEVAN...
21 10 KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
BAB III STRATEGI KE DEPAN
PERUNDINGAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL
11 KEMENTERIAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA
STRATEGI KE DEPAN
Mempertahankan dan meningkatkan akses ke pasar tradisional seraya
membuka akses ke pasar-pasar non-tradisional
Memanfaatkan penuh skema preferensi yang ada
(AEC, ASEAN+1s, IJEPA, INA-PAK FTA, dan lainnya)
Menargetkan pasar secara spesifik, fokus pada skala untuk membantu perbaiki
neraca perdagangan.
Menyusun “sin list” negara2 tujuan ekspor
Mendorong transformasi struktur ekspor dari berbasis komoditi ke produk dan jasa bernilai tambah; menaiki tangga “supply chains”
12 12 KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
CEPA = Comprehensive Economic Partnerhip Agreement; EPA = Economic Partnership Agreement, PTA = Preferential Trade Agreement; CECA = Comprehensive Economic Cooperation Agreement; FTA = Free Trade Agreement; CTEP = Comprehensive Trade and Economic Partnership
ON GOING AND POSSIBLE BILATERAL NEGOTIATIONS
Indonesia-Pakistan PTA Implemented: 2013 Current status: Review process to form Trade in Goods Agreement (TIGA)
Indonesia-Japan EPA Implemented: 2008 Current status: toward General Review
I M P L E M E N T E D
Indonesia-European Union CEPA Current status: 2st Round of Negotiation (January 2017)
Indonesia-Australia CEPA Current status: • 5th Round of Negotiation (2016) • 6th Round of Negotiation will be held in Feb 2017
Indonesia-Korea CEPA Current status: 7th Round of Negotiation (2014)
Indonesia-Chile CEPA Current status: 1st Trade in Goods (TIG) Negotiation (2014)
Indonesia-Iran PTA Current status: 4th Round of Negotiation (2015)
Indonesia-EFTA CEPA Current status: • 11th Round of Negotiation (2016) • 12th Round of Negotiation will be held in March
2017
U N D E R N E G O T I A T I O N
Indonesia-Eurasian Economic Union (EAEU) FTA Current status: proposed Joint Study
Indonesia-Southern African Customs Union (SACU) PTA Current status: In the process of intenal study and analysis
Indonesia-Turkey CTEP Current status: Joint Study completed (2011)
Indonesia-India CECA Current status: Joint Study completed (2011)
Indonesia-Egypt FTA Current status: finishing Joint Study
Indonesia-Nigeria PTA Current status: finishing Joint Study
Indonesia-Tunisia FTA Current status: finishing Joint Study
Indonesia-Peru PTA Current status: Joint Study completed (2016)
P O S S I B L E N E G O T I A T I O N S ?
13 13 KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
STRATEGI PENINGKATAN EKSPOR JANGKA PENDEK DAN MENENGAH MELALUI CEPA/PTA/FTA - 1
INDONESIA – EUROPEAN UNION COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (IEU CEPA)
Upaya peningkatan ekspor jangka menengah:
• Pada tanggal 18 Juli 2016 perundingan IEU CEPA diluncurkan secara resmi. Putaran ke-2 telah dilaksanakan pada tanggal 24 – 27 Januari
2017di Bali, Indonesia.
• Indonesia perlu segera menetapkan posisi runding yang ofensif dan defensif serta “negotation space” yang jelas untuk seluruh isu
perundingan termasuk alternatifnya misalnya dalam bentuk longer timeframe, limited exclusion, horizontal barriers, kebutuhan capacity
building programme, etc).
INDONESIA – EFTA COMREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (IE CEPA)
Upaya peningkatan ekspor jangka menengah:
• Perundingan telah berjalan sebanyak 11 (sebelas) kali putaran. Putaran ke-12 akan dilaksanakan pada bulan Maret 2017. Target perundingan
Indonesia-EFTA CEPA akan diselesaikan pada triwulan pertama tahun 2017 (hingga putaran ke-13).
PRIORITAS
PRIORITAS
INDONESIA – AUSTRALIA COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP AGREEMENT (IA CEPA)
Upaya peningkatan ekspor jangka menengah:
• Perundingan telah berlangsung sebanyak 5 (lima) kali putaran perundingan dengan fokus pembahasan terkait: Early outcomes, Perdagangan
Barang, Perdagangan Jasa, dan Investasi.
• Early outcomes terdiri dari advanced dan developing berbagai kerja sama seperti keterlibatan pelaku bisnis kedua negara, tenaga kerja,
pertanian, keuangan, lifestyle, pendidikan, inovasi pengolahan makanan, pariwisata, dan infrastruktur.
• Perundingan ke-6 IA-CEPA akan dilaksanakan pada bulan Februari 2017.
PRIORITAS
REGIONAL COMPREHENSIVE ECONOMIC PARTNERSHIP (RCEP)
Upaya peningkatan ekspor jangka menengah:
• Mempercepat penyelesaian perundingan RCEP khususnya isu Trade in Goods, Trade in Services, dan Investment.
PRIORITAS
23 14 KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
STRATEGI PENINGKATAN EKSPOR JANGKA PENDEK DAN MENENGAH MELALUI CEPA/PTA/FTA - 2
INDONESIA – PAKISTAN PREFERENTIAL TRADE AGREEMENT (IP PTA)
Upaya peningkatan ekspor jangka pendek:
• Pendalaman IP-PTA telah disepakati pada pertengahan Oktober 2016 di Pakistan
• Produk utama yang segera dapat ditingkatkan ekspornya yaitu Palm oil products dan turunannya, TPT, Produk Kayu kertas dan Furniture, batu
bara, buah, dan sayuran.
• Saat ini perundingan sedang dalam proses review untuk membuat kesepakatan perdagangan di bidang barang (Trade In Goods
Agreement/TIGA)
OPTIMALISASI PEMANFAATAN SKEMA GSP OLEH DUNIA USAHA NASIONAL & PEMANFAATAN SKEMA TARIF PREFERENSI FTA/PTA/CEPA
Upaya peningkatan ekspor jangka pendek:
• Perlu kolaborasi dan kerja sama yg konkrit dan spesifik antara lain melalui MoU antara Kemendag-KADIN & KADINDA/APINDO-Asosiasi-
Pemda u.p. Disperindag yang statusnya sebagai IPSKA (instansi penerbit SKA), untuk memastikan bahwa semua ekspor nasional yang eligible
atas fasilitas GSP & fasilitas Preferensi FTA/CEPA/PTA menggunakan/memanfaatkan skema tersebut.
UTILISASI INA YANG RELATIF RENDAH DAN GENERAL REVIEW IJEPA
Upaya peningkatan ekspor jangka menengah:
Mempercepat penyelesaian outstanding issues pada GR IJEPA utamanya terkait tarif bea masuk otomotif. Apabila GR dapat diselesaikan maka
dapat meningkatkan akses pasar untuk produk perikanan, kehutanan, dan pertanian guna menyeimbangkan defisit perdagangan serta dapat
menggunakan cooperation and capacity building untuk meningkatkan daya saing produk Indonesia.
24 15 KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
STRATEGI PENINGKATAN EKSPOR JANGKA PENDEK DAN MENENGAH MELALUI IMPLEMENTASI DAN PEMANFAATAN PERUNDINGAN PERDAGANGAN
INTERNASIONAL
PEMANFAATAN MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)
Upaya peningkatan ekspor jangka pendek:
• Sosialisasi lebih luas mengenai pemanfaatan single window dan trade repository
• Pengenalan regime self-certification kepada eksportir yang sudah authorized.
PENERAPAN NTBs YANG MENGGANGGU EKSPOR INDONESIA (DELISTING, TUNA, TRAVEL GOODS)
Upaya peningkatan ekspor jangka pendek:
• Pemantauan lebih tajam atas Non Tarrif Barriers (NTBs) yang diterapkan baik di forum multilateral maupun bilateral.
• Memaksimalkan fungsi Atase Perdagangan/ITPC untuk memberi informasi terkait NTMs/NTBs yang dihadapi indonesia di negara akreditasi
serta potensi ekspor ke negara sekitar.
PERMASALAHAN PENERAPAN CERTIFICATION OF ORIGIN (DEFINITION OF A THROUGH BILL OF LADING (B/L))
Upaya peningkatan ekspor jangka pendek:
• Mendorong implementasi hasil kesepakatan untuk memberikan fleksibilitas yang seluas-luasnya terkait definisi through B/L dan kesepakatan
untuk tidak menolak pemberian tarif preferensi bagi barang yang mengalami proses pengangkutan trasnsit melalui negara antara dengan
menggunakan B/L atau dokumen pengangkutan multi-moda sebagai dokumen tambahan yang diperlukan menurut rule IX ROO AKFTA.
25 16 KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
1. Perluasan Akses Pasar: Meningkatkan diversifikasi produk, mendorong inovasi
produk, melakukan promosi penggunaan produk berbasis karet alam.
2. Stabilisasi harga:
Dua skema ITRC:
• Supply Management Scheme/SMS: mengelola produksi untuk keseimbangan
supply demand jangka panjang
• Agreed Export Tonnage Scheme/AETS: mempengaruhi supply jangka pendek
melalui pengurangan ekspor
A. Implementasi AETS ke-4:
• Pengurangan ekspor dilakukan oleh Thailand, Indonesia, Malaysia di bulan
Maret – Agustus 2016 sejumlah 615 ribu ton dan oleh Thailand dan Indonesia di
bulan September – Desember sejumlah 85 ribu ton.
• AETS dapat menaikkan harga, dari harga rata-rata bulan Januari 2016: US$
1,08/kg, naik menjadi US$ 1,27/kg di bulan Maret dan mencapai harga rata-rata
tertinggi di bulan April sebesar US$ 1,48/kg. Harga rata-rata bulan Juli: US$
1,3/kg.
• Dengan implementasi AETS terjadi peningkatan revenue mengingat tanpa AETS,
harga kemungkinan tetap berada di baseline.
B. Pembentukan Pasar Karet Regional
• Mempromosikan Regional Rubber Market/RRM atau pasar karet regional. (RRM
dibentuk agar negara produsen karet alam dapat berperan dalam pembentukan
dan transparansi harga karet alam sesuai harga riil di pasar sekaligus berfungsi
untuk lindung nilai).
ASSOCIATION OF NATURAL RUBBER PRODUCING COUNTRIES
1. Perluasan Akses Pasar:
Melakukan promosi perdagangan, dan promosi karet alam sebagai produk
berkelanjutan.
2. Stabilisasi harga:
Stabilisasi harga dengan cara: pengelolaan
produk, meningkatkan transparansi dan validitas data supply-demand karet alam
untuk menciptakan sentimen positif di pasar karet.
INTERNATIONAL TRIPARTITE RUBBER COUNCIL
Upaya peningkatan ekspor jangka pendek:
• Menggalang dukungan dari kelompok pro sawit di Perancis dan Uni Eropa
• Penguatan ISPO
• Pembentukan kelompok kerja antar instansi untuk menyusun skema sertifikasi
yang diterima secara internasional.
• Koordinasi antar instansi dalam melakukan diplomasi sawit Indonesia.
STRATEGI PENINGKATAN EKSPOR JANGKA PENDEK KOMODITI INTERNASIONAL -1
Perluasan Akses Pasar:
Materi Diplomasi Sawit Indonesia (Master Narrative), diplomasi sawit,
melakukan stakeholder mapping, dan penguatan ISPO.
26 17 KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
STRATEGI PENINGKATAN EKSPOR JANGKA PENDEK KOMODITI INTERNASIONAL - 2
ASIAN AND PACIFIC
COCONUT COMMUNITY
1. Perluasan Akses Pasar:
Mengubah status APCC
menjadi organisasi interna
sional, meningkatkan
produktivitas perkebunan
kelapa dan produk
berbasis kelapa di tingkat
domestik dan
internasional, meningkatk
an mutu kelapa sesuai sta
ndar negara tujuan ekspor
2. Stabilisasi harga:
Transparansi harga melalui
rencana pembentukan
platform informasi perdag
angan dan pemasaran
produk kelapa di tingkat
internasional.
1. Perluasan Akses Pasar
• Target Uni Eropa & AS
serta negara di Afrika
Utara dan Timur
Tengah sebagai pasar
non-tradisional.
• Pengembangan akses
International Coffee
Day, program sustaina
bility, World Coffee
Conference,
peningkatan mutu,
program sertifikasi,
diversifikasi produk,
dan food safety.
2. Stabilisasi Harga
Penyediaan data
statistik, laporan pasar,
model ekonometrik,
studi ekonomi secara
mendalam dan profil
negara kopi.
INTERNATIONAL COFFEE
ORGANIZATION 1. Perluasan Akses Pasar
•Aktif pada kegiatan promosi perdagangan IPC (co: Pepper Conclave).
•Memanfaatkan peluang promosi perdagangan lada di Eropa, Timur
Tengah, dan Jepang mengingat tahun 2017 diperkirakan produksi
lada kembali membaik diikuti peluang permintaan yang meningkat dari
ketiga negara tersebut.
•Mendorong agar Komite Marketing IPC dapat kembali aktif. Indonesia
dapat mencalonkan diri sebagai ketua komite dan memanfaatkan komite
ini sebagai upaya promosi perdagangan lada Indonesia.
• Peningkatan standard mutu dan kualitas, antara lain:
- Kerjasama laboratorium pengujian produk lada dengan negara anggota;
- Finalisasi IPC Good Manufacturing Practices;
- Finalisasi IPC Methods of Analysis yang bertujuan untuk menetapkan
standar pengujian.
• Upaya diplomasi secara bilateral dengan Pemerintah Filipina, Kamboja,
dan Tiongkok untuk menjadi anggota IPC.
2. Stabilisasi Harga
• Indonesia dapat memanfaatkan diseminasi informasi harga yang dilakukan
IPC kepada petani melalui short message service (SMS).
• Indonesia perlu mendukung pelaporan data statistik dan informasi lada
yang dilakukan negara anggota IPC sehingga dapat disusun review analisis
pasar yang lebih akurat oleh Sekretariat IPC.
•Memanfaatkan program IPC untuk meningkatkan mutu dan kualitas lada
nasional.
INTERNATIONAL PEPPER COMMUNITY
1. Perluasan Akses Pasar
Penyusunan roadmap penca
paian ekonomi kakao dunia
yang berkelanjutan dan
terdiri dari strategi dan aksi
mengatasi tantangan pada
rantai nilai kakao ditingkat
nasional, regional dan inter
nasional.
ICCO berusaha mengatasi
estimasi terjadinya defisit
pasokan kakao sebesar 900
ribu-1 juta ton pada tahun
2020 sesuai prediksi Barry
Callebaut.
ICCO memiliki program
peningkatan standar dan
kualitas.
2. Stabilisasi Harga
Mewujudkan harga yang
remuneratif dan pendapatan
yang tinggi bagi petani kakao.
INTERNATIONAL COCOA
ORGANIZATION
27 18 KEMENTERIAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
TERIMA KASIH
www.kemendag.go.id