peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan...

70
PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA EKSPOR UMKM DI PROVINSI BALI TIM PENELITI : Prof. Dr. MADE KEMBAR SRI BUDHI, Drs., MP. Dr. IDA BAGUS PUTU PURBADHARMAJA, SE., ME. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2015

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP

KINERJA EKSPOR UMKM

DI PROVINSI BALI

TIM PENELITI :

Prof. Dr. MADE KEMBAR SRI BUDHI, Drs., MP.

Dr. IDA BAGUS PUTU PURBADHARMAJA, SE., ME.

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2015

Page 2: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

ii

Page 3: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

iii

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .......................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... vi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. vii

RINGKASAN ............................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................ 8

1.4 Manfaat Penelitian .............................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Orientasi Kewirausahaan ..................................................... 9

2.2 Kebijakan Pemerintah di Bidang Ekspor ............................. 10

2.3 Peranan dan Manfaat Ekspor dalam Perekonomian

Indonesia .............................................................................. 12

2.3.1 Peranan Ekspor dalam Perekonomian Indonesia ..... 12

2.3.2 Manfaat Ekspor dalam Perekonomian Indonesia ..... 13

2.4 Konsep dan Kriteria UMKM ............................................... 14

2.5 Konsep Penelitian ............................................................... 16

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian ........................................................... 17

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................... 17

3.3 Identifikasi Variabel ....................................................... 18

3.4 Populasi dan Metode Penentuan Sampel ......................... 19

3.5 Metode Pengumpulan Data ............................................. 19

3.6 Tahapan Penelitian .............................................................. 19

3.7 Teknis Analisis Data ............................................................ 20

3.7.1 Analisis Faktor ......................................................... 21

3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda ............................ 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian .................................................................... 25

4.1.1 Analisis Deskriptif ................................................... 25

4.1.2 Analisis Kuantitatif .................................................. 27

4.2 Pembahasan.......................................................................... 30

4.2.1 Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap

Kinerja Ekspor UMKM di Provinsi Bali ................. 30

Page 4: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

iv

4.2.2 Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Kinerja

Ekspor Produk UMKM Provinsi Bali ...................... 32

4.2.3 Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Kebijakan

Pemerintah terhadap Kinerja Ekspor Produk

UMKM Provinsi Bali ............................................... 33

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ............................................................................. 35

5.2 Saran ................................................................................... 35

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 37

Page 5: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

v

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Sepuluh Besar Ekspor Manufaktur dari UMKM Indonesia 2009-

2010 ................................................................................................ 5

1.2 Realisasi Ekspor Provinsi Bali Menurut Kelompok Komoditi

Tahun 2010 s/d 2014 ..................................................................... 6

4.1 Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Jenis Kelamin di Provinsi

Bali Tahun 2015 .............................................................................. 25

4.2 Hubungan Tingkat Umur dengan Jenis Kelamin di Provinsi Bali

Tahun 2015 ...................................................................................... 26

4.3 Hubungan Tingkat Umur dengan Tingkat Pendidikan di Provinsi

Bali Tahun 2015 .............................................................................. 26

4.4 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ...................................................... 28

4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 29

4.6 Hasil Uji-t ........................................................................................ 29

4.7 Hasil Uji-F ....................................................................................... 29

Page 6: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Konsep Penelitian ........................................................................... 16

3.1 Peta Jalan Penelitian ........................................................................ 20

Page 7: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Curriculum Vitae Tim Peneliti ............................................................ 39

2. Kuesioner ............................................................................................. 48

3. Karakteristik Responden ..................................................................... 51

4. Hasil Analisis Data .............................................................................. 52

Page 8: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

viii

RINGKASAN

Salah satu strategi pertumbuhan ekonomi adalah dengan membangun

industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor. Alternatif

kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor. Kebijakan ini

menekankan pada industrialisasi via promosi ekspor. Kebijakan ini menekankan

pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan produksi dalam negeri yang

mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat memproduksinya dengan biaya

rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar internasional. Berkaitan dengan

ekspor, kontribusi UMKM juga ditunjukkan dalam peningkatan pendapatannya yang

didominasi oleh kegiatan ekspor. Dari realisasi ekspor daerah Bali per komoditi

selama lima tahun, yaitu tahun 2010-2014 menunjukkan komoditas ekspor UMKM

mengalami penurunan ekspor paling tinggi jika dibandingkan dengan produk olahan

industri, pertaninan, dan perkebunan. Oleh karena itu, menarik untuk dikaji lebih

jauh langkah-langkah yang diambil untuk dapat meningkatkan ekspor UMKM di

Provinsi Bali. Peran pemerintah dalam promosi ekspor merupakan modal awal

untuk perusahaan memperkenalkan produknya untuk memasuki pasar internasional,

sehingga kebijaksanaan ini bisa mendorong perusahaaan untuk meningkatkan

kinerja ekspornya menjadi lebih baik. Di samping itu, kebijakan melalui proteksi

terhadap industri baru lebih dominan, di mana pemerintah memaksa industri baru

untuk menggunakan target ekspor untuk melakukan produksi dengan cepat pada

tingkat harga dunia.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis pengaruh orientasi

kewirausahaan terhadap kinerja ekspor produk UMKM Provinsi Bali; (2)

Menganalisis pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor produk

UMKM Provinsi Bali; dan (3) Menganalisis pengaruh rientasi kewirausahaan dan

kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor produk UMKM Provinsi Bali.

Hasil penelitian ini, adalah (1) Hasil uji secara parsial orientasi

kewirausahaan yang terdiri dari indikator mengambil resiko, proaktif, inovatif dan

kompetitif tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja ekspor produk UMKM

Provinsi Bali; (2) Hasil analisis menunjukkan kebijakan pemerintah yang terdiri dari

indikator indikator pemberdayaan, pendampingan, sertifikasi ekspor dan subsidi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja ekspor produk UMKM Provinsi Bali; dan

(3) Hasil dari uji F (F- test) secara bersama-sama orientasi kewirausahaan dan

kebijaksanaan pemerintah berpengaruh secara positif dan significant terhadap

kinerja ekspor di Provinsi Bali.

Page 9: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan ekonomi dapat diartikan suatu proses yang menyebabkan (1)

perubahan pada orientasi pada organisasi ekonomi, politik dan sosial dari yang

semula berorientasi kedalam daerah menjadi berorientasi keluar daerah; (2)

perubahan pada pandangan masyarakat mengenai jumlah anak dalam keluarga, dari

yang semula menginginkan banyak anak menjadi keluarga kecil; (3) perubahan pada

kegiatan investasi masyarakat, dari yang semula melakukan investasi yang tidak

produktif menjadi investasi yang produktif; dan (4) perubahan pada sikap hidup dan

adat istiadat yang kurang merangsang pembangunan ekonomi, misalnya perubahan

sikap yang semula kurang menghargai waktu, kurang menghargai prestasi

perorangan dan sebagainya (Rostow dalam Arsyad, 2010).

Faktor-faktor pertumbuhan ekonomi menurut Riley (2006), adalah sebagai

berikut (1) Tingkat kemajuan teknologi tidak boleh konstan dalam suatu model

pertumbuhan, kebijakan pemerintah secara permanen dapat meningkatkan tingkat

pertumbuhan sebuah negara jika mereka mengarah pada kompetisi yang ketat di

pasar dan membantu untuk merangsang inovasi produk dan prosesnya; (2) Ada hasil

yang meningkat atas skala dari investasi modal baru. Teori pertumbuhan endogen

adalah kepercayaan yang kuat dalam potensi skala ekonomi (atau meningkat atas

skala) yang akany dialami di hampir setiap industri dan pasar; (3) Sektor investasi

swasta dalam penelitian dan pengembangan adalah sumber utama dalam kemajuan

teknis; (4) Perlindungan terhadap hak milik pribadi dan hak paten sangat penting

Page 10: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

2

dalam memberikan insentif yang tepat dan efektif untuk pelaku bisnis dan

pengusaha untuk terlibat dalam penelitian dan pengembangan; (5) Investasi dalam

modal manusia (termasuk kuantitas dan kualitas pendidikan dan pelatihan

disediakan untuk tenaga kerja) merupakan unsur penting dari pertumbuhan jangka

panjang; dan (6) Kebijakan pemerintah harus mendorong kewirausahaan sebagai

sarana untuk menciptakan bisnis baru dan akhiraya sebagai sumber penting dari

pekerjaan baru, investasi dan inovasi.

Salah satu strategi pertumbuhan ekonomi adalah dengan membangun

industri yang menghasilkan barang-barang yang semula diimpor. Alternatif

kebijakan lain adalah strategi industrialisasi via promosi ekspor. Kebijakan ini

menekankan pada industrialisasi via promosi ekspor. Kebijakan ini menekankan

pada industrialisasi pada sektor-sektor atau kegiatan produksi dalam negeri yang

mempunyai keunggulan komparatif hingga dapat memproduksinya dengan biaya

rendah dan bersaing dengan menjualnya di pasar internasional.

Di dalam upaya untuk meningkatkan kinerja ekspor, ada beberapa hal yang

harus diperhatikan. Menurut Dewantara (2012), bahwa ketiga ciri kewirausahaan

korporasi (corporate entrepreneurship) model Covin dan Slevin, yaitu inovasi,

proaktif, dan kesediaan mengambil resiko, secara simultan mempunyai kontribusi

positif terhadap tingkat pertumbuhan kinerja ekspor. Solvatore (2007),

mengemukakan teori Export Led Growth (ELG). Pertama, pertumbuhan ekspor

dapat mewakili kenaikkan daiam permintaan output negara yang kemudian

menyebabkan kenaikan dalam output riil. Kedua, ekspansi dalam ekspor dapat

mempromosikan spesialisasi dalam produksi produk ekspor, yang kemudian akan

meningkatkan tingkat produktivitas, dan dapat menyebabkan tingkat skill umum

Page 11: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

3

meningkat di sektor tersebut. Ini kemudian akan menyebabkan realokasi sumber

daya dari sektor non trade yang relatif kurang efisien ke sektor ekspor yang lebih

produktif. Perubahan produktivitas tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan

output.

Pengaruh ini sering disebut dengan hukum Verdoorn, yang digagas oleh PJ

Verdoorn di tahun 1949. Kebijakan perdagangan dengan orientasi keluar dapat juga

memudahkan masuknya teknologi, memperoleh peningkatan kualitas sumber daya

manusia, dan pengelolaan manajemen yang lebih baik (Hart, 1983; Ben-David dan

Loewy, 1998) yang kemudian memungkinkan tercapainya gains dalam efisiensi.

Ketiga, peningkatan dalam ekspor dapat meregangkan kendala nilai tukar (Chenery

dan Strout, 1996) sehingga menyebabkan kemudahan dalam mengimpor input untuk

memenuhi permintaan domestik, dan memungkinkan terjadinya ekspansi output.

Orientasi keluar memberikan kemungkinan untuk menggunakan modal eksternal

untuk pembangunan dan dapat membantu dalam penyelesaian hutang. Promosi

ekspor juga dapat menghapus kontrol yang menyebabkan overvaluation dari mata

uang domestik.

Berkaitan dengan ekspor, kontribusi UMKM juga ditunjukkan dalam

peningkatan pendapatannya yang didominasi oleh kegiatan ekspor. Data dari

Departemen Koperasi dan Pembinaan Usaha Kecil dan Menengah (1999)

menunjukkan bahwa 18 persen dari total ekspor Indonesia merupakan kontribusi

dari UMKM atau ekuivalen dengan Rp 47 triliun pada tahun yang sama (Van

Diermen, 2000). Produk tekstil garmen dan sepatu memberikan kontribusi terbesar

yaitu pada kisaran 27 persen, selanjutnya kontribusi terbesar kedua adalah produk

dan kayu pada kisaran 22 persen. Diikuti oleh mesin dasar, percetakan dan kertas

Page 12: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

4

dan produk makanan dan minuman. Produk ekspor UMKM yang memberikan

kontribusi terkecil adalah produk dengan bahan dasar logam.

Namun, sampai pada tahun 2011 telah terjadi pergeseran ekspor Indonesia

berdasarkan jenis produk, dimana telah terjadi pergeseran urutan yakni kontribusi

ekspor terbesar adalah pengolahan kelapa/kelapa sawit yang pada tahun 1999 tidak

masuk dalam urutan 10 besar, sementara itu kontribusi pengolahan produk dari kayu

memberikan kontribusi paling kecil dibandingkan tahun 1999 yang mampu

memberikan kontribusi terbesar kedua. Dalam waktu 12 (dua belas) tahun orientasi

ekspor Indonesia telah mengalami perubahan yang besar, hal ini bisa disebabkan

karena berbagai kebijakan Pemerintah terhadap orientasi ekspor, kemajuan

tehnologi maupun perubahan permintaan pasar dunia terhadap produk Indonesia.

Sebagian besar ekspor UMKM Indonesia berasal dari industri manufaktur,

namun kontribusinya jauh lebih kecil dibandingkan pangsa ekspor usaha besar (UB)

dalam total ekspor manufaktur Indonesia. Struktur ekspor manufaktur menurut skala

usaha memberi kesan seakan-akan ada korelasi positif antara kemampuan

melakukan ekspor dan skala usaha, artinya semakin besar sebuah perusahaan

semakin besar kemampuan ekspornya (walau kemampuan ekspor bisa berbeda

antarperusahaan dalam skala usaha yang sama). Alasannya jelas, UMKM terutama

usaha mikro (UMI) dan khususnya yang berlokasi di perdesaan, menghadapi

keterbatasan sumberdaya manusia (SDM), teknologi dan modal. Dalam kelompok

UMKM maupun kalangan UB, dalam melakukan ekspor, kebutuhan akan ketiga

faktor produksi tersebut lebih besar daripada perusahaan yang hanya melayani pasar

domestik (Tambunan, 2012).

Page 13: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

5

Data 2007 dan target 2008 dari BPS dan Departemen perdagangan

menunjukkan bahwa daftar ekspor penting dari UMKM kurang lebih masih

konsisten, seperti makanan olahan, perhiasan dan kerajinan. Berdasarkan data dari

Departemen Perindustrian yang disajikan pada Tabel 1.1 memperlihatkan sepuluh

besar produk ekspor UMKM Indonesia di industri manufaktur untuk periode 2009-

2010.

Tabel 1.1

Sepuluh Besar Ekspor Manufaktur dari UMKM Indonesia 2009-2010

No Produk 2009 2010

Volume Nilai

(US $) Volume

Nilai

(US $)

1 Kelapa sawit olahan/minyak kelapa sawit 20.737,9 12.924,9 8.068,0 6.124,2

2 TPT (teksil dan produk tekstil) 1.757,4 9.245,1 963,0 5.295,7

3 Besi baja, mesin dan otomotif 2.829,3 8.701,1 1.504,7 5.242,4

4 Produk-produk berbasis karet 2.506,8 5.020,2 1.404,2 4.415,3

5 Elektronika 339,8 7.899,6 179,6 4.320,9

6 Produk-produk dari tembaga, timah dan

lain-lain

508,1 5.241,5 262,7 3.002,8

7 Bubuk kertas dan kertas 6.539,9 4.272,4 3.318,2 2.718,4

8 Produk-produk dari kayu 3.184,2 3.441,0 2.250,0 2.262,7

9 Logam dasar 4.003,7 3.168,3 2.305,7 2.245,7

10 Makanan dan Minuman 1.612,8 2.569,8 789,8 1.463,0

Sumber: http://www.kemenperin.go.id

Tabel 1.1, menujukkan bahwa ekspor tertinggi dari UMKM adalah kelapa

sawit olahan/minyak kelapa sawit dan tiga ekspor terendah adalah berturut-turut

produk-produk dari kayu, logam dasar serta makanan dan minuman. Padahal

subsektor makanan dan minuman merupakan salah satu kelompok industri

terpenting bagi UMKM Indonesia (Tambunan, 2012).

Jenis komoditi ekspor Bali dikelompokkan menjadi 5 kelompok, sebagai

berikut, (1) Hasil Kerajinan, berupa kerajinan kayu, kerajinan furniture, kerajianan

perak, kerajinan bambu, kerajinan logam, kerajinan rotan, kerajinan terracota,

kerajinan kulit, kerajinan batu padas, kerajinan anyaman, kerajinan keramik,

Page 14: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

6

kerajinan kerang, kerajinan lukisan, kerajinan alat tulis; (2) Hasil Industri, berupa

tekstil dan produk tekstil, sepatu, tas, plastik, ikan dalam kaleng, dan

komponen/rumah jadi; (3) Hasil Pertanian, berupa ikan tuna, ikan kerapu, lobster,

ikan hias hidup, ikan nener, ikan kakap, ikan ikan lainnya, kepiting, sirip ikan hiu,

buah-buahan, burung hidup, rumput laut; (4) Hasil Perkebunan, berupa panili dan

kopi; (5) Lain-lain. Realisasi masing-masing kelompok komoditi ekspor tersebut di

atas terhadap total ekspor selama 5 tahun yaitu tahun 2010 sampai dengan 2014

disajikan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2

Realisasi Ekspor Provinsi Bali Menurut Kelompok Komoditi

Tahun 2010 s/d 2014

Tahun Hasil

Kerajinan Hasil Industri

Hasil

Pertanian

Hasil

Perkebunan Lain-Lain Jumlah

2010 215.288.407,35 180.215.610,68 119.769.734,32 887.631,00 3.751.123,56 519.912.506,91

2011 197.455.924,79 192.131.341,98 102.555.224,13 903.530,72 4.818.340,45 497.864.362,07

-8,28% 6,61% -14,37% 1,79% 28,45% -4,24%

2012 202.069.115,56 157.026.397,96 114.892.477,10 736.115,28 7.114.782,25 481.838.888,15

2,34% -18,27% 12,03% -18,53% 47,66% -3,22%

2013 200.661.591,37 164.482.857,23 114.800.624,77 1.610.640,51 4.507.941,47 486.063.655,35

-0,70% 4,75% -0,08% 118,80% -36,64% 0,88%

2014 220.037.839,58 166.203.889,31 113.068.070,87 2.580.510,43 1.935.902,95 503.826.213,14

9,66% 1,05% -1,51% 60,22% -57,06% 3,65%

Rata-rata

Perubahan 0,75% -1,47% -0,98% 40,57% -4,40% -0,73%

Sumber: Dinas Perindag Provinsi Bali, 2014

Dari realisasi ekspor daerah Bali per komoditi selama lima tahun, yaitu tahun

2010-2014 menunjukkan komoditas ekspor UMKM mengalami penurunan ekspor

paling tinggi jika dibandingkan dengan produk olahan industri, pertaninan, dan

perkebunan. Oleh karena itu, menarik untuk dikaji lebih jauh langkah-langkah yang

diambil untuk dapat meningkatkan ekspor UMKM di Provinsi Bali.

Rintuh (1995), menjelaskan intervensi pemerintah dalam perekonomian

dilakukan untuk meningkatkan pengeluaran pemerintah. Peranan pemerintah dalam

meningkatkan ekspornya hendaknya mendapat respon dari pihak perusahaan.

Page 15: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

7

Keadaan ini dapat menggairahkan mereka untuk melakukan peningkatan usahanya

untuk memasuki pasar internasional. Hal ini terlihat semenjak Indonesia merubah

kebijakan perdagangan luar negerinya dari substitusi impor ke tahap promosi ekspor

dengan menerbitkan sejumlah paket deregulasi.

Peran pemerintah dalam promosi ekspor merupakan modal awal untuk

perusahaan memperkenalkan produknya untuk memasuki pasar internasional,

sehingga kebijaksanaan ini bisa mendorong perusahaaan untuk meningkatkan

kinerja ekspornya menjadi lebih baik. Di samping itu, kebijakan melalui proteksi

terhadap industri baru lebih dominan, di mana pemerintah memaksa industri baru

untuk menggunakan target ekspor untuk melakukan produksi dengan cepat pada

tingkat harga dunia.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan sebelumnya, maka dapat

dirumuskan beberapa permasalahan mengenai orientasi kewirausahaan dan

kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor UMKM Provinsi Bali sebagai berikut:

1) Bagaimanakah pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja ekspor

produk UMKM Provinsi Bali ?

2) Bagaimanakah pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor produk

UMKM Provinsi Bali ?

3) Bagaimanakah pengaruh orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah

terhadap kinerja ekspor produk UMKM Provinsi Bali ?

Page 16: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

8

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, adapun tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1) Menganalisis pengaruh orientasi kewirausahaan terhadap kinerja ekspor produk

UMKM Provinsi Bali.

2) Menganalisis pengaruh kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor produk

UMKM Provinsi Bali.

3) Menganalisis pengaruh rientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah

terhadap kinerja ekspor produk UMKM Provinsi Bali.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat akademis dan praktis sebagai

berikut :

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan ilmu pengetahuan

dengan memberikan bukti empiris yang menunjukkan bahwa melalui orientasi

kewirausahaan dan kebijakan pemerintah dapat mempengaruhi kinerja ekspor

produk UMKM, sebagai barometer kekuatan perdagangan daerah dalam

persaingan global melalui keunggulan kompetitif.

2) Memberikan kontribusi atau masukan bagi pemerintah dalam menyusun acuan

kebijakan perdagangan daerah khususnya tentang ekspor produk UMKM di

Provinsi Bali.

3) Menambah khazanah penelitian khususnya dalam kajian produk ekspor UMKM

dalam rangka pembangunan daerah sesuai dengan kondisi dan potensi daerah.

Page 17: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Orientasi Kewirausahaan

Jambulingan et al. (2005 dalam Muchtalifa (2008), berpendapat bahwa

orientasi kewirausahaan sebagai suatu proses, praktek, dan aktivitas pengambilan

keputusan yang mengarah pada pengembangan dan penciptaan produk baru yang

inovatif yang membedakan organisasi dengan organisasi lainnya di pasar. Orientasi

kewirausahaan sebagai metode, praktik dan pengambilan keputusan manajer dalam

berwirausaha dan sebagai orientasi strategis persahaan untuk bersaing.

operasionalisasinya melalui 5 (lima) dimensi, yakni pengambilan resiko, inovasi,

proaktif, kompetitif agresif, dan otonomi (Lumpkin dan Dess, 1996 dalam Hughes

dan Morgan, 2006).

Pendekatan kewirausahaan berdasar pada ilmu ekonomi mulai mengalami

perubahan pada abad pertengahan keduapuluh (sekitar tahun 1950-an). Setelah itu

aktivitas kewirausahaan dipengaruhi oleh:

1) Faktor lingkungan dan Faktor manusia

2) Faktor manusia mencakup psikologi meliputi keinginan untuk berprestasi,

menerima tanggungjawab dalam situasi kompleks dan kemauan menerima

menerima risiko dipandang sebagai perbedaan antar individu (McClelland,

1961).

3) Faktor faktor pemasaran (Hills, 1994) mempengaruhi aktivitas kewirausahaan.

4) Faktor teknologi baru, tingkat modernisasi, ekologi dan populasi organisasi

(Reynolds, 1991).

Page 18: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

10

5) Faktor lingkungan seperti peraturan dan kebijakan pemerintah, kebijakan publik,

hukum (Gnywali dan Fogel, 1994).

Pemikiran kewirausahaan berbasis pada multi-disiplin dibagi menjadi

beberapa pendekatan seperti:

1) Kerangka Lewinian, menjelaskan bahwa aktivitas kewirausahaan merupakan

fungsi dari perilaku interaksi antara manusia (P) dan lingkungan (E) (Lewin,

1935). Perilaku pengusaha mencari informasi sangat dipengaruhi oleh interaksi

antar manusia dan kondisi Hngkungannya. Sebutkan oleh Venkataraman (1997)

bahwa usaha individu untuk mengetahui peluang dan informasi yang relevan

tergantung dari wawasannya, kecakapan dan kecerdasan pengusaha tersebut.

2) Lingkungan versus individu, pendekatan multi-disiplin mengangap bahwa faktor

lingkungan seperti peraturan, kebijakan pemerintah, kebijakan publik dan hukum

dapat mengabaikan atau bertentangan dengan kepentingan individu. Lingkungan

yang tidak menentu menghalangi efisiensi yang dilakukan oleh individu,

memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang, kemungkinan dapat

memaksa perusahaan/entrepreneur untuk merespon lingkungan dengan cara

saling bersaing, atau berkolaborasi untuk bertahan hidup (Lauman dan Knoke,

1987).

2.2 Kebijakan Pemerintah di Bidang Ekspor

Menurut Peraturan Menteri Keuangan RI Nomor 145/PMK.O4/2007 tentang

Ketentuan Pabean di Bidang Ekspor, maka secara definitif yang dimaksud dengan:

1) Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.

2) Barang ekspor adalah barang yang dikeluarkan dari daerah pabean.

Page 19: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

11

3) Eksportir adalah orang perseorangan atau badan hukum yang melakukan

kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean.

4) Bea keluar adalah pungutan negara berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan

yang dikenakan terhadap barang ekspor.

5) Pemberitahuan pabean ekspor adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam

rangka melaksanakan kewajiban kepabeanan di bidang ekspor dalam bentuk

tulisan di atas formulir atau data elektronik.

Sedangkan menurut Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1995 tentang

Kepabeanan, dapat disampaikan beberapa contoh pemberitahuan pabean lainnya,

yang meliputi (1) Pemberitahuan kedatangan sarana pengangkut, yakni kapal laut,

pesawat udara, dan angkutan darat seperti gerbong kereta api, truk, dan sejenisnya;

(2) Pemberitahuan impor untuk dipakai (PIB) bagi barang barang impor; (3)

Pemberitahuan impor sementara; (4) Pemberitahuan pemindahan barang dari

kawasan pabean ke tempat penimbunan berikat; (5) Pemberitahuan pemindahan

barang dari suatu kantor pabean ke kantor pabean lain dalam daerah pabean; (6)

Pemberitahuan ekspor barang (Sasono, 2013).

Peranan pemerintah dalam meningkatkan perdagangan antar negara sangat

penting, di samping memberi kebijakan untuk membantu pelaku ekspor atau

penegsahan untuk mampu bersaing di pasar dunia.

Kebijaksanaan dalam bidang ekspor diarahkan pada peningkatan daya saing

dan penerobosan serta peluasan pasar luar negeri. Pencapaiannya ditempuh melalui

upaya-upaya meningkatkan efisiensi produksi, perbaikan mutu komoditas, jaminan

kesinambungan dan ketepatan waktu penyerahan, serta penganekarangaman produk

dan pasar. Untuk mendukung semua itu, dilakukan penyempurnaan sarana dan

Page 20: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

12

peningkatan akses pasar (temasuk jaringan informasi pasar, peningkatan promosi,

dan peningkatan akses pasar melalui kerjasama perdagangan internasional).

Sedangkan kebijaksanaan di bading impor di tujukan untuk memenuhi

kebutuhan barang dan jasa, terutama barang modal, bahan baku dan bahan penolong

untuk industri di dalam negri, serta memperhemat penggunaan devisa, khususnya

yang digunakan untuk mengimpor barang-barang mewah. Pemerintah menggariskan

pula akan membatasi impor barang dan jasa bagi kebutuhannya, kecuali untuk

barang dan jasa yang memang sanggat di butuhkan dan tidak dapat dihasilkan dalam

negeri. Pengadaan barang-barang kebutuhan pemerintah senantiasa menggutamakan

penggunaan hasil produksi dalam negeri.

2.3 Peranan dan Manfaat Ekspor dalam Perekonomian Indonesia

2.3.1 Peranan Ekspor dalam Perekonomian Indonesia

Peranan untuk perekonomian, antara lain sebagai berikut.

1) Makin banyak komoditas yang diekspor, akan menghasilkan devisa yang

muaranya meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

2) Menaikkan kapasitas konsumsi suatu negara.

3) Menaikkan keunggulan komparatif dan efisiensi untuk menjalankan usaha-

usaha pembangunan dalam sistem perekonomian.

4) Dengan tingkat output yang lebih tinggi, lingkaran kemiskinan dan

pengangguran dapat dikurangi karenanya pembangunan dapat ditingkatkan.

5) Mendorong ke arah kompetisi ketat dan efisiensi serta memacu penggunaan

teknologi informasi.

Page 21: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

13

6) Meningkatkan perekonomian rakyat.

7) Mendorong berkembangnya kegiatan industri (Todaro dan Smith, 2006 dalam

Kurniawan, 2015)

2.3.2 Manfaat Ekspor dalam Perekonomian Indonesia

Manfaat kegiatan ekspor non migas dan migas yaitu:

1) Memperluas Pasar bagi Produk Indonesia

Kegiatan ekspor merupakan salah satu cara untuk memasarkan produk

Indonesia ke luar negeri. Misalnya, pakaian batik merupakan salah satu produk

Indonesia yang mulai dikenal oleh masyarakat dunia. Apabila permintaan

terhadap pakaian batik buatan Indonesia semakin meningkat, pendapatan

para produsen batik semakin besar. Dengan demikian, kegiatan produksi

batik di Indonesia akan semakin berkembang.

2) Menambah devisa negara

Perdagangan antarnegara memungkinkan eksportir Indonesia untuk menjual

barang kepada masyarakat luar negeri. Transaksi ini dapat menambah

penerimaan devisa negara. Dengan demikian, kekayaan negara bertambah

karena devisa merupakan salah satu sumber penerimaan negara.

3) Memperluas lapangan lerja

Kegiatan ekspor akan membuka lapangan kerja bagi masyarakat. Dengan

semakin luasnya pasar bagi produk Indonesia, kegiatan produksi di dalam

negeri akan meningkat. Semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan

sehingga lapangan kerja semakin luas.

Page 22: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

14

Dari studi pertumbuhan ekonomi selama periode 1968-1984 yang dilakukan

oleh Balassa (1986 dalam Kurniawan, 2015) terhadap sekelompok luar negara-

negara yang sedang berkembang yang dibedakan antara negara-negara yang

berorientasi ke luar (Outward-Oriented Countries) dan negara-negara yang

berorientasi ke dalam (Inward- oriental countries) menemukan bahwa negara-

negara yang menerapkan strategi pembangunan yang berorientasi ke luar memiliki

kinerja pertumbuhan ekonomi yang jauh lebih baik dari pada negara-negara yang

menerapkan strategi pembangunan yang berorientasi ke dalam atau substitusi impor.

Studi yang dilakukan Krueger (1993 dalam Kurniawan, 2015)

mengemukakan bahwa kenaikan 0,1 persen di dalam laju pertumbuhan pendapatan

ekspor mampu meningkatkan laju pertumbuhan PDB/Gross National Product

(GNP) dengan kira-kira 0,11 persen. Krueger dalam Nanga (2005), juga menyatakan

bahwa orientasi ke luar akan mendorong kebijakan makro ekonomi yang lebih baik,

misalnya para pembuat kebijakan harus menjaga nilai tukar pada tingkat yang

realistik, sehingga ekspor negara tersebut dapat bersaing di pasar luar negeri.

2.4 Konsep dan Kriteria UMKM

Usaha Kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

perseorangan atau rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi

barang atau jasa untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet

penjualan sebesar 1 (satu) miliar rupiah atau kurang. Sementara Usaha Menengah

didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh perseorangan atau

rumah tangga maupun suatu badan bertujuan untuk memproduksi barang atau jasa

untuk diperniagakan secara komersial dan mempunyai omzet penjualan lebih dari 1

(satu) miliar (Menekop dan UKM, UU No. 9 Tahun 1995).

Page 23: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

15

Ciri-ciri perusahaan kecil dan menengah di Indonesia, secara umum adalah

(1) manajemen berdiri sendiri, dengan kata lain tidak ada pemisahan yang tegas

antara pemilik dengan pengelola perusahaan. Pemilik adalah sekaligus pengelola

dalam UKM; (2) modal disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil

pemilik modal; (3) daerah operasinya umumnya lokal, walaupun terdapat juga UKM

yang memiliki orientasi luar negeri, berupa ekspor ke negara-negara mitra

perdagangan; dan (4) ukuran perusahaan, baik dari segi total aset, jumlah karyawan,

dan sarana prasarana yang kecil.

Kriteria UKM menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 9 Tahun

1995 adalah sebagai berikut:

1) Kekayaan bersih paling banyak 200.000.000. tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha;

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. ;

3) Milik Warga Negara Indonesia;

4) Berdiri sendiri, bukan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki

atau dikuasai perusahaan besar;

5) Bentuk usaha orang perorang, badan usaha berbadan hukum/ tidak berbadan

hukum, termasuk koperasi;

6) Usaha sektor industri memiliki total asset maksimal Rp 5.000.000.000;

7) Unntuk sektor non industri memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp 600.000.000 (tidak termasuk tanah dan banguan tempat usaha) atau memiliki

hasil penjualan tahunan Rp 3.000.000.000. pada usaha yang dibiayai.

Page 24: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

16

2.5 Konsep Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan data empiris, dapat dirancang suatu konsep

penelitian sebagai berikut.

Keberanian

Mengambil Resiko

Proaktif

Kompetitif

Inovasi

Sertifikasi Ekspor

Pemberdayaan

Orientasi

Kewirausahaan

Kebijakan

Pemerintah

Kinerja Ekspor

Produk UMKM

Provinsi Bali

Pendampingan

Subsidi

Daya Saing

Market Share

Prosentase

Keuntungan

Gambar 2.1

Konsep Penelitian

Page 25: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

17

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian adalah suatu rencana, kerangka untuk

mengkonseptualisasikan struktur relasi variabel-variabel suatu kajian

penelitian (Karlinger, 1993), atau perencanaan terinci yang digunakan sebagai

pedoman studi penelitian yang mengarah pada tujuan dari penelitian tersebut

(Aaker, et al., 2001).

Penelitian ini bersifat eksploratif dan deskriptif kuantitatif yang

memberikan gambaran umum mengenai Orientasi Kewirausahaan Terhadap

Kinerja Ekspor UMKM Provinsi Bali. Penelitian ini mencoba untuk

mengidentifikasi dengan pendekatan kuantitatif matematis dalam menangkap

deskripsi umum industri UMKM sebagai pelaku ekspor di Provinsi Bali.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ditentukan di Provinsi Bali dengan pertimbangan

karena di Provinsi Bali sebagian besar bentuk usahanya adalah UMKM yang

juga adalah sebagai pelaku ekspor, baik di bidang kerajinan, hasil industri,

hasil pertanian, maupun hasil perkebunan. Penelitian dilakukan selama tiga

bulan untuk survey dan pengumpulan data.

Page 26: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

18

3.3 Identifikasi Variabel

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan,

sebagai berikut.

1) Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2010). Variabel terikat pada

penelitian ini Kinerja Ekspor Produk UMKM Provinsi Bali (Y) dengan

indikator, sebagai berikut Daya Saing (Y1), Market Share (Y2), Prosentase

Keuntungan (Y3).

2) Variabel Bebas atau Independent Variable (X)

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependent). Adapun variabel

bebasbya adalah Orientasi Kewirausahaan (X1), dan indikatornya sebagai

berikut; Keberanian Mengambil Resiko (X1.1), Proaktif (X1.3), Inovasi

(X1.3), Kompetitif (X1.4), dan Kebijakan Pemerintah (X2) dengan indikator

sebagai berikut Pemberdayaan (X2.1), Pendampingan (X2.2), Sertifikasi

Ekspor (X2.3), dan Subsidi (X2.4). Dari semua indikator tersebut

menggunakan skala pengukuran adalah skala Likert, yaitu 1 dampai

dengan 4.

Page 27: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

19

3.4 Populasi dan Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subjek

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010). Teknik penentuan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik sensus, dimana

seluruh populasi dijadikan sebagai sampel, dimana jumlah UMKM sebagai

eksportir jumlahnya seluruhnya 61 orang.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Kuisioner adalah merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010). Pengumpulan data dalam

penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner yang berisi pertanyaan

yang terstruktur dan telah dipersiapkan terlebih dahulu.

3.6 Tahapan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama 6 (enam) bulan, terangkum dalam

gambar berikut.

Page 28: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

20

Mendeskripsikan gambaran

umum UMKM sebagai

pelaku ekspor di Provinsi Bali

Juni 2015

Merumuskan faktor-faktor yang

mempengaruhi orientasi

kewirausahaan dan pemetaan

UMKM sebagai pelaku ekspor di

Provinsi Bali

Juli 2015

Menganalisis kebijakan pemerintah

di bidang pemberdayaan,

pendampingan, sertifikasi ekspor,

dan subsidi

Agustus 2015 Menganalisis pengaruh orientasi

kewirausahaan terhadap kinerja

ekpor UMKM di Provinsi Bali

September 2015 Menganalisis pengaruh

kebijakan pemerintah

terhadap kinerja ekpor

UMKM di Provinsi Bali

Oktober 2015

November 2015

Sasaran Akhir/Outcome

Rekomendasi

kebijakan pemerintah

di bidang

kewirausahaan dan

ekspor untuk

meningkatkan kinerja

ekspor UMKM di

Provinsi Bali

Gambar 3.1

Peta Jalan Penelitian

3.7 Teknis Analisis Data

Tehnik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

faktor, dimana analisis regresi faktor pada dasarnya merupakan dua analisis yang

saling berhubungan atau teknik analisis yang mengkombinasikan analisis faktor

dengan analisis regresi linier. Dalam hal ini, analisis faktor dijadikan sebagai

Page 29: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

21

analisis tahap awal analisis ataupun antara untuk memperoleh sebuah variabel dari

berbagai indikator, setelah memperoleh variabel maka variabel tersebut akan

dibuat regresi linear. Penggunaan analisis regresi faktor biasanya dilakukan dalam

studi penelitian yang melibatkan banyak variabel eksogen dari sistem konkret

serta diketahui bahwa terdapat saling hubungan atau ketergantungan atau korelasi

di antara variabel eksogen tersebut, umumnya penelitian ini biasanya dilakukan

dengan data cross section atau menggunakan data kuisioner (penelitian tentang

prilaku/persepsi). Adapun tahapannya, sebagai berikut.

3.7.1 Analisis Faktor

Metode analisis data yang digunakan adalah analisis faktor dengan

bantuan program komputer SPSS for windows. Malhotra (1996), menjelaskan

bahwa analisis faktor adalah sekelompok prosedur yang digunakan untuk

mengurangi atau meringkas data. Secara matematis model analisis faktor, adalah

sebagai berikut.

Xi = A11F1 + A12F2 + A13F3 + ……+ AimFm + ViUi ................................ (3.1)

Dimana :

Xi = variabel standar ke-i

Aij = koefisien multiple regresion dari variabel I pada faktor umum

(common factor) j

F = Faktor umum

Vi = Koefisien standarized regression dari variabel I pada faktor khusus

(unique) 1

Ui = Faktor khusus bagi variabel i

m = Jumlah faktor-faktor yang umum

Faktor-faktor yang khusus tidak berhubungan satu sama lainnya, serta

tidak berkorelasi dengan faktor-faktor dinyatakan sebagai kombinasi linier dari

variabel-variabel yang akan diamati.

Page 30: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

22

Formulanya adalah :

Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + …….+ WikXk....................................................... (3.2)

Dimana :

Fi1 = Estimasi faktor ke-i

Wi1 = Bobot atau koefisien nilai faktor

k = Jumlah variabel

3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Adapun model regresi yang digunakan, adalah sebagai berikut.

0 1 1 2 2 m mY F F F .................................................... (3.3)

Di mana :

Y = Kinerja Ekspor Produk UMKM

0 = Intercep

1, 2 = Koefisien regresi Fi Fi = Skor faktor (X1 dan X2)

= Tingkat kesalahan

Setelah indikator dari dimensi tersebut difaktorkan maka langkah

selanjutkan dengan analisis regresi, seperti telah dikemukan, namun sebelum

analisis regresi digunakan, maka diperlukan syarat dari penggunaan regresi harus

dipenuhi yaitu uji asumsi klasik, antara lain sebagai berikut.

1) Uji Asumsi Klasik

a) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali,

2011). Model regresi yang baik dengan data yang berdistribusi normal.

Untuk mendeteksi terpenuhi atau tidaknya uji normalitas, maka penelitian

ini menggunakan uji Kolrnogrov-Smirnov, dengan ketentuan, bila

Page 31: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

23

signifikansi tiap variabel lebih besar dari 0,05 maka data berdistribusi

normal, sedangkan bila signifikansi tiap variabel lebih kecil dari 0,05

maka data tidak berdistribusi normal.

b) Uji Multikolinearitas

Uji multikoleniaritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas atau independen (Ghozali,

2011). Uji multikolonearitas dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan

variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance lebih besar dari

0,1 dan VIF kurang dari 10, maka data terbebas dari kasus

multikolinearitas.

c) Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain, jika variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lain berbeda maka disebut heteroskedastisitas (Ghozali,

2011). Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heteroskedastisitas.Untuk mendeteksinya dilakukan uji glejser, yang

dilakukan dengan meregresikan nilai absolut ei dengan variabel bebas.Jika

tidak ada satupun variabel bebas yang berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikat, maka tidak ada heteroskedastisitas. Hasil pengujian

heteroskedastisitas menunjukkan bahwa dalam model regresi tidak

terdapat heteroskedastisitas karena signifikansi variabel bebas dan variabel

terikat di atas 0,05.

Page 32: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

24

2) Uji Statistik

Uji statistik ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel (dimensi) yang

diuji memang benar berpengaruh secara parsial dan simultan. Adapun

pengujiannya, sebagai berikut.

Uji statistik t (secara parsial) dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-

masing variabel bebas terhadap variabel terikatnya, apabila nilai sig. dari hasil

perhitungan lebih kecil dari α = 0,05 (α =5%), maka Ho ditolak(berpengaruh

secara significant)dan sebaliknya apabila nilai sig. dari hasil perhitungan lebih

besar dari α = 0,05 (5%) maka Ho diterima (tidak berpengaruh secara

significant),secara parsial.

Sedangkan uji simultan menggunakan uji F (F-test) untuk mengetahui apakah

variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh atau tidak, apabila nilai sig.

dari hasil perhitungan lebih kecil dari α = 0,05 (α =5%), maka Ho ditolak

(berpengaruh secara significant) dan sebaliknya apabila nilai sig. dari hasil

perhitungan lebih besar dari α = 0,05 (5%) maka Ho diterima (tidak

berpengaruh secara significant), secara simultan.

Page 33: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Analisis Deskriptif

4.1.1.1 Hubungan tingkat pendidikan dengan jenis kelamin

Jumlah eksportir UMKM di Bali sebanyak 61 orang, ternyata 42 orang

laki-laki dan 19 orang perempuan, dengan tingkat pendidikan untuk responden

laki-laki paling banyak adalah SMA yaitu 59,52 persen dan hanya 4,76 persen

bependidikan S2/S3 dan sisanya Diploma/S1 35,71 persen, sedangkan untuk

responden perempuan sebanyak 19 responden, ternyata hanya 47,37 persen

bependidikan Diploma/S1, dan 52.63 persen berpendidikan SMA, seperti terlihat

pada Tabel 4.1 berikut.

Tabel 4.1

Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Jenis Kelamin

di Provinsi Bali Tahun 2015

Jenis Kelamin Pendidikan

Total SMA Diploma/S1 S2/S3

Laki-laki 25

(59.52%)

15

(35.71%)

2

(4.76%)

42

(100%)

Perempuan 10

(52.63%)

9

(47.37%)

0

( 0%)

19

(100%)

Total 35

(57.38%)

24

(39.34%)

2

(3.28%)

61

(100%)

Sumber: Hasil Analisis (2015)

4.1.1.2 Hubungan tingkat umur dengan jenis kelamin

Umur paling dominan untuk kelompok laki-laki eksportir UMKM di

Provinsi Bali adalah berkisar antara 41-50 tahun sebanyak 59,52 persen dan lebih

besar dari 51 tahun 35,71 persen, sedangkan untuk kelompok perempuan 57,89

persen kelompok umur antara 41-50 tahun dan 26,32 persen lebih dari 51 tahun,

seperti terlihat pada Tabel 4.2 berikut.

Page 34: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

26

Tabel 4.2

Hubungan Tingkat Umur dengan Jenis Kelamin

di Provinsi Bali Tahun 2015

Jenis Kelamin Umur

Total 21-30 th 31- 40 th 41-50 th > 51 th

Laki-laki 1

(2.38%)

1

(2.38%)

25

(59.52%)

15

(35.71%)

42

(100%)

Perempuan 0

(0%)

3

(15.79%)

11

(57.89%)

5

(26.32%)

19

(100%)

Total 1

(1.64%)

4

(6.56%)

36

(59.02%)

20

(32.79%)

61

(100%)

Sumber: Hasil Analisis (2015)

4.1.1.3 Hubungan tingkat umur dengan tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan SMA berjumlah 35 orang, dari jumlah tersebut

ternyata kelompok umur 41-50 tahun berjumlah 51,43 persen dan lebih 51 tahun

berjumlah 37,14 persen, sisanya berumur 31-40 tahun, untuk pendidikan

Diploma/S1 juga umurnya berkisar 41-50 tahun sebanyak 70,83 persen,

sedangkan untuk pendidikan S2/S3 hanya 2 orang, yaitu responden berumur

antara 41-50 tahun dan lebih dari 51 tahun, seperti terlihat pada Tabel 4.3 berikut.

Tabel 4.3

Hubungan Tingkat Umur dengan Tingkat Pendidikan

di Provinsi Bali Tahun 2015

Pendidikan Umur

Total 21-30 th 31- 40 th 41-50 th > 51 th

SMA 0

(0%)

4

(11.43%)

18

(51.43%)

13

(37.14%)

35

(100%)

Diploma/S1 1

(4.17%)

0

(0%)

17

(70.83%)

6

(25%)

24

(100%)

S2/S3 0 0 1

(50%)

1

(50%)

2

(100%)

Total 1

(1.64%)

4

(6.56%)

36

(59.02%)

20

(32.79)

61

(100%)

Sumber: Hasil Analisis (2015)

Page 35: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

27

4.1.2 Analisis Kuantitatif

Analisis kuntitatif dalam penelitian ini digunakan analisis faktor dan

analisis regresi linear berganda atau disebut analisis regresi faktor. Analisis faktor

digunakan untuk mereduksi indikator dari masing-masing dimensi antara lain

Kinerja Ekspor Produk UMKM (Y), Orientasi Kewirausahaan (X1) dan Kebijakan

Pemerintah (X2), sehingga membentuk faktor (variabel), seperti terlampir (lihat

Lampiran 4). Selanjutnya setelah membentu variabel maka langkah selanjutnya

dianalisis dengan regresi linear berganda, Analisis regresi linear berganda bisa

digunakan apabila memenuhi uji asumsi klasik adapun tahapan uji asumsi klasik

yang gunanya untuk memperoleh nilai penduga yang tidak bias dan efisien dari

suatu persamaan regresi berganda yang menggunakan metode kuadrat terkecil

biasa (Ordinary Least Square), analisis datanya harus memenuhi asumsi klasik

sebagai berikut.

4.1.2.1 Kenormalan nilai residual

Pembuktian bahwa nilai residual menyebar normal merupakan salah satu

indikasi persamaan regresi yang diperoleh adalah cukup baik. Artinya dengan

pembuktian ini dapat disimpulkan bahwa peluang didapatkan nilai residual sekitar

nol adalah lebih besar daripada nilai peluang yang jauh dari angka nol.

Pembuktian kenormalan nilai residual dilakukan dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov, yaitu memperhatikan hasil nilai sig. yang ada apakah lebih

besar dari nilai sebesar 0,05. Dari hasil perhitungan nilai sig sebesar 0,935

sehingga disimpulkan bahwa asumsi kenormalan nilai residual dapat terpenuhi.

Page 36: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

28

Tabel 4.4

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

61

.0000000

.90921035

.069

.069

-.058

.537

.935

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz

ed Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Sumber: Lampiran 4

4.1.2.2 Multikolinieritas

Multikolinieritas merupakan keadaan dimana terdapat korelasi yang sangat

tinggi antar faktor bebas dalam persamaan regresi. Menurut Gujarati (1999),

multikolinieritas memiliki arti adanya korelasi linier yang tinggi (mendekati

sempurna) di antara dua atau lebih faktor bebas. Berarti, jika di antara faktor

bebas yang digunakan sama sekali tidak berkorelasi satu dengan yang lain maka

bisa dikatakan tidak terjadi multikolinieritas. Berdasarkan Lampiran 4 diketahui

bahwa tidak ada nilai VIF yang melebihi nilai 10, dengan demikian memberikan

arti tidak terjadi multikolinier.

4.1.2.3 Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas akan mengakibatkan penaksiran koefisien-koefisien

regresi menjadi tidak efisien. Hasil penaksiran akan menjadi kurang dari

semestinya. Heterokedastisitas bertentangan dengan salah satu asumsi dasar

Page 37: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

29

regresi linier, yaitu bahwa variasi residual sama untuk semua pengamatan atau

disebut homoskedastisitas (Gujarati, 1999).

Salah satu prosedur uji yang digunakan untuk mendeteksi gejala

heteroskedastisitas adalah uji Glejser, yaitu menghitung koefisien regresi antara

antara nilai mutlak residual dengan seluruh faktor bebas. Hasil uji koefsien regresi

dari uji Glejser menunjukkan bahwa seluruh nilai sig adalah lebih besar dari nilai

sebesar 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas pada nilai residual. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan

bahwa asumsi tidak terjadi heteroskedastisitas dapat terpenuhi.

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa

.681 .076 8.957 .000

.116 .080 .194 1.452 .152

-.065 .080 -.110 -.820 .415

(Constant)

X1

X2

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: ABSUa.

Sumber: Lampiran 4

4.1.2.4 Hasil Statistik Uji-t dan Uji –F

Hasil uji F (F-test), bahwa memang benar secara bersama-sama Orientasi

Kewirausahaan (X1) dan Kebijakan Pemerintah (X2) terhadap Kinerja Ekspor

Produk UMKM Provinsi Bali, dilihat dari nilai sig. sebesar 0.004 lebih kecil dari

α = 0.05, sedangkan hasil uji parsial ternyata Orientasi Kewirausahaan (X1) tidak

berpengaruh significant terhadap Kinerja Ekspor Produk UMKM Provinsi Bali,

karena niai sig. sebesar 0.328 lebih besar dari α = 0.05, sedangkan kebijakan

Page 38: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

30

pemerintah berpengaruh significant terhadap Kinerja Ekspor Produk UMKM

Provinsi Bali, karena nilai sig. sebesar 0.005 lebih kecil dari α = 0.05.

Tabel 4.6

Hasil Uji-t

Coefficientsa

1.07E-016 .118 .000 1.000

.122 .124 .122 .987 .328 .222 .129 .118 .926 1.080

.366 .124 .366 2.949 .005 .399 .361 .352 .926 1.080

(Constant)

X1

X2

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part

Correlations

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Ya.

Sumber: Lampiran 4

Nilai R2 sebesar 0.173, artinya 17,3 persen Orientasi Kewirausahaan (X1)

dan Kebijakan Pemerintah (X2) terhadap Kinerja Ekspor Produk UMKM Provinsi

Bali, sedangkan sisanya 82,7 persen dijelaskan oleh faktor lain.

Tabel 4.7

Hasil Uji-F

Model Summaryb

.416a .173 .145 .92475353

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), X2, X1a.

Dependent Variable: Yb.

Sumber: Lampiran 4

4.2 Pembahasan

4.2.1 Pengaruh Orientasi Kewirausahaan Terhadap Kinerja Ekspor

UMKM di Provinsi Bali

Hasil uji F (F- tes), bahwa secara bersama- sama Orientasi Kewirausahaan

(X1) dan Kebijakan Pemerintah (X2) berpengaruh positif dan significant terhadap

kinerja ekspor UMKM Provinsi Bali, dilihat dari nilai sig.sebesar 0,328 lebih

Page 39: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

31

besar dari a = 0,05, Namun hasil uji secara parsial Orientasi Kewirausahaan (X1)

yang terdiri dari indikator mengambil resiko, proaktif, inovatif dan kompetitif

tidak berpengaruh significant terhadap Kinerja Ekspor produk UMKM Provinsi

Bali. Hal ini disebabkan, karena (1) Sebagian besar para eksportir belum berani

mengambil resiko, kurang inovatif dan daya saingnya masih kurang; (2) Tahapan

kinerja eksport sudah baku atau sudah ada standar yang di tetapkan oleh

pemerintah, sehingga ekspor produk UMKM di bali masih sangat tergantung

kepada kebijakan pemerintah; (3) Apabila ada permintaan dari konsumen terhadap

produk di luar yang biasa di eksport oleh para pengusaha, maka akan dialihkan ke

perusahaan lainnya atau meminjam kewenangan mengekspor dari pihak lain.

Hal ini tentunya mempengaruhi arah hubungan pengaruh orientasi

kewirausahaan terhadap kinerja ekspor produk UMKM di Provinsi Bali menjadi

tidak signifikan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kinerja ekspor perlu adanya

terobosan dari para eksportir, dengan mengembangkan sikap lebih reaktif

terhadap trend persaingan dengan melakukan maneuver-manuver dengan cara

mengadopsi strategi bersaing dalam upaya menggugguli kopetitor melalui produk-

produk yang diekspor harus bersifat spesifik dan perlu adanya inovasi dan

kreatifitas untuk memenangkan persaingan di pasar bebas. Dalam globalisasi

perdagangan dunia produk-produk yang laku di pasaran adalah produk-produk

yang kreatif dan mempunyai ciri khas (local genius).

Kalau dilihat dari karekteristik responden, ternyata para eksportir tersebut

sebagain besar masih berpendidikan SMA atau sederajat, sehingga secara teoritis

pendidikan sangat mempengaruhi pola pikir seseorang dalam mengambil

Page 40: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

32

keputusan, untuk mengatasi hal tersebut dapat dilakukan beberapa hal antara lain,

memberikan pelatihan yang sifatnya praktis kepada para eksportir, sehingga

mereka mempunyai pengetahuan dalam menjalankan usaha, hal tersebut akan

mengurangi risiko dan berinovasi dan berkratifitas sehingga apad akhirnya

mereka akan mampu bersaing di dunia global.

4.2.2 Pengaruh Kebijakan Pemerintah Terhadap Kinerja Ekspor Produk

UMKM Provinsi Bali

Hasil analisis menunjukkan kebijakan pemerintah berpengaruh signifikan

terhadap kinerja ekspor produk UMKM Provinsi Bali, karena nilai sig. sebesar

0.005 lebih kecil dari α = 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan pemerintah

melalui indikator pemberdayaan, pendampingan, sertifikasi ekspor dan subsidi,

menunjang kinerja ekspor di Provinsi Bali. Kebijakan pemerintah melalui

peraturan, kebijakan dan praktek-praktek yang memberikan kemudahan dan

melindungi produk dalam negeri dari persaingan asing akan merangsang atau

meningkatkan kinerja ekspor, seperti Peraturan Pemerintah melalui Menteri

Perdagangan Nomor 89 Tahun 2015 tertanggal 19 Oktober 2015, tentang

Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan untuk Produk Berbahan Baku Kayu.

Dalam ketentuan terdahulu semua produk berbahan baku kayu tanpa kecuali harus

menyertakan Sertifikasi Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK), sedangkan ketentuan

baru diberikan kemudahan untuk produk-produk tertentu saja. Dengan adanya

regulasi seperti ini tentunya dapat mempermudah persyaratan ekspor yang harus

dipenuhi oleh para eksportir di Provinsi Bali.

Page 41: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

33

4.2.3 Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Kebijakan Pemerintah

terhadap Kinerja Ekspor Produk UMKM Provinsi Bali

Hasil dari uji F (F- tes) secara bersama-sama Orientasi Kewirausahaan

(X1) dan Kebijaksanaan Pemerintah (X2) berpengaruh secara positif dan

significant terhadap Kinerja Ekspor di Provinsi Bali, di lihat dari nilai signifikansi

sebesar 0,004 lebih kecil dari α = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa peran

orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah sangat penting di dalam

meningkatkan kinerja ekspor di Provinsi Bali. Nilai R2 sebesar 0,173, artinya 17,3

persen dipengaruhi oleh Orientasi Kewirausahaan (X1) dan Kebijakan Pemerintah

(X2) terhadap Kinerja Ekspor Produk UMKM Provinsi Bali, sedangkan sisanya

82,7 persen di pengaruhi oleh faktor lain.

Ada berbagai faktor yang mempengaruhi kinerja ekspor, seperti sebagai

berikut.

1) Selera konsumen terhadap barang barang produksi dalam negeri.

2) Harga barang di dalam dan di luar negeri.

3) Kurs yang menentukan jumlah mata uang domestic yang dibutuhkan untuk

membeli mata uang asing.

4) Pendapatan konsumen di luar negeri

5) Biaya angkutan barang antar negara

Kelima faktor ini juga sangat mempengaruhi kinerja ekspor di Provinsi

Bali yang perlu mendapat perhatian dan dikaji dalam penelitian selanjutnya.

Ekspor produk produk yang di hasilkan oleh UMKM merupakan faktor penting

Page 42: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

34

dalam merangsang pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali. Ekspor akan

memperbesar kapasitas konsumsi dan meningkatkan output, serta menyajikan

akses ke sumberdaya-sumberdaya yang langka dan pasar-pasar internasional yang

potensial untuk produk-produk kerajinan, hasil industry, pertanian dan

perkebunan di Provinsi Bali.

Page 43: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

35

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan,

sebagai berikut.

1) Hasil uji secara parsial orientasi kewirausahaan yang terdiri dari indikator

mengambil resiko, proaktif, inovatif dan kompetitif tidak berpengaruh

signifikan terhadap kinerja ekspor produk UMKM Provinsi Bali.

2) Hasil analisis menunjukkan kebijakan pemerintah yang terdiri dari indikator

indikator pemberdayaan, pendampingan, sertifikasi ekspor dan subsidi

berpengaruh signifikan terhadap kinerja ekspor produk UMKM Provinsi Bali.

3) Hasil dari uji F (F- test) secara bersama-sama orientasi kewirausahaan dan

kebijaksanaan pemerintah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

kinerja ekspor di Provinsi Bali.

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat disampaikan, adalah sebagai berikut.

1) Perlu adanya pendidikan dan pelatihan yang bersifat praktis kepada para

eksportir, sehingga mereka mempunyai pengetahuan dalam menjalankan

usahanya, maka resiko dalam usaha dapat dikurangi, serta berani berinovasi

dan berkreativitas, sehingga ada akhirnya mereka akan mampu bersaing di

dunia global.

Page 44: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

36

2) Pemerintah hendaknya terus berupaya untuk membuat terobosan-terobosan

atau regulasi di bidang eksport untuk merangsang kreativitas para eksportir

yang pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja ekspor.

3) Pemerintah hendaknya membantu mencari peluang-peluang pasar baru ke

Negara-negara yang potensial untuk melakukan ekspor dengan membantu

memberikan informasi dan peluang promosi kepada para eksportir.

Page 45: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

37

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Lincolin. 2010. Pembangunan Ekonomi. Edisi 5. Yogyakarta: Unit

Penerbit STIM YPKN.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan Propinsi Bali. 2009. Rencana Strategi

Propinsi Bali Tahun 2009-2013. Bali.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS

19. Edisi Kelima. Semarang: Universitas Diponegoro.

Gujarati, Damodar. 1999. Ekonometrika Dasar. Jakarta: Erlangga.

http://www.kemenperin.go.id, diakses tanggal 1 Juni 2015.

Hughes, M.; Morgan, R.E. 2006. Deconstructing the relationship between

entrepreneurial orientation and bussines performance at the embryonic

stage of firm growth, Journal Industrial Marketing Management, Vol. 36,

pp. 651-661.

Krueger, N. 1993. The Impact of Prior Entrepreneurial Exposure on Perceptions

of New Venture Feasibility and Desirability. Entrepreneurial Theory

Practice, Vol. 18, No. 1, pp. 5-21.

Kuncoro, M. . 2003. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: LPP AMP YPKN.

Kurniawan, Yoseph Wikatama. 2015. Identifikasi Ekspor Impor dalam Neraca

Perdagangan serta Kontribusinya terhadap Neraca Pembayaran. Hasil

Akhir MKPD. Denpasar: Program Doktor Program Studi Ilmu Ekonomi

Universitas Udayana.

Malhotra, Naresh K. 1996. Marketing Research, an Applied Orientation. Second

Edition. Singapore: Prentice-Hall, Inc.

Muchtolifah. 2008. Pengaruh Sumberdaya Manusia, Orientasi Pasar, Orientasi

Kewirausahaan terhadap Strategi Bersaing dan Kinera Rumah Sakit.

Disertasi (tidak dipublikasikan). Malang: Universitas Brawijaya.

Muqorobin, Agus. 2010. Studi Literatur terkait Perilaku Kewirausahaan. Solo:

Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Nanga, Muana. 2005. Makroekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta: PT

Raja Grafindo Perkasa.

Priyanto, Sony Heru. 2009. Mengembangkan Pendidikan Kewirausahaan di

Masyarakat. Andragogia-Jurnal PNFI Vol. 1.

Priyono, Edi; Muqarobin, Agus. “Studi Literatur terkait Perilaku Kewirausahaan”.

Solo: Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Page 46: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

38

Respati, Harianto. 2009. Jurnal Ekonomi Modernisasi. Malang: Fakultas Ekonomi

Universitas Merdeka.

Safaat, Ikhwan; Syarief, Rizal; Suryani, Ani. 2014. Strategi Pengembangan

Kewirausahaan Sosial PT. Bina Swadaya Konsultan. Jurnal Manajemen

IKM.

Sasono, Herman Budi. 2013. Manajemen Ekspor dan Perdagangan International.

Yogyakarta: Andi Offset.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatitif, R & D. Bandung: Alfabeta.

Tambunan, T. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia (Isu-isu

Penting). Jakarta: LP3ES.

Todaro, M.P.; Smith, S.C. 2006. Pembangunan Ekonomi. Diterjemahkan oleh

Munandar. Jilid 1 dan 2. Gelora Aksara Pertama.

Todaro, Michael P. 2004. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga, Jilid II,

diterjemahkan oleh Burhanudin Abdullah. Jakarta: Erlangga.

Undang Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Kecil.

Widiastuti, Ratna; Margaretha, Meily. 2011. Jurnal Manajemen, Vol. 11 No.1,

Universitas Kristen Maranatha, ISSN 1411-9293.

Page 47: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

39

Page 48: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

39

Lampiran 1. Curriculum Vitae Tim Peneliti

CURRICULUM VITAE A. Identitas Diri

1. Nama Lengkap (dengan gelar) : Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi, Drs., MP.

2. Jenis Kelamin : Pria

3. Jabatan Fungsional : Guru Besar

4. NIP /NIK/Identitas Lainnya : 19580212 198601 1001

5. NIDN : 0012025808

6. Tempat/Tanggal Lahir : Tajun, Buleleng, 12-02-1958

7. E-mail : [email protected]

8. Nomor Telp. Rumah / HP : 08123635330

9. Alamat Kantor : Fak. Ekonomi dan Bisnis Universitas

Udayana, Jalan PB. Sudirman Denpasar

10. Nomor Telp. /Fax. : (0361) 224133/ (0361) 241929

B. Riwayat Pendidikan

Uraian S1 S2 S3

Nama PT Udayana Gadjah Mada Airlangga

Bidang Ilmu Eko. Pembangunan Sosial Ekonomi

Pertanian

Ekonomi

Pembangunan

Tahun masuk-lulus 1979-1984 1991-1993 2002-2007

Judul Skripsi/Tesis/Disertasi

C. Pengalaman Mengajar 1. Mata kuliah yang diampu di Program Studi sendiri selama satu tahun akademik

terakhir (2013/2014)

Smstr Program Mata Kuliah*) SKS Jmlh Mhs.

Ganjil

Diploma

S1 Reguler

1. Pengantar

Mikro

2. Pengantar

Mikro

3

3

60

60

S1 Ekstensi Pengantar Mikro 3 50

S2

1. Teori Mikro

2. Perencanaan

Pembangunan

3

3

20

20

S3 Teori Mikro 3 20

Genap

Diploma

S1 Reguler

1. Pengantar

Mikro

2. Pengantar

Mikro

3

3

60

60

S1 Ekstensi Pengantar Mikro 3 50

S2

1. Teori Mikro

2. Perencanaan

Pembangunan

3

3

20

7

S3 - - -

Page 49: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

40

2. Mata Kuliah yang diampu di luar Program Studi sendiri selama satu tahun

akademik terakhir (2013/2014)

Smstr Program Studi (PS) Mata Kuliah*) SKS Nama PS Jmlh Mhs.

Ganjil PS lain di Unud

PS lain di luar Unud

Genap PS lain di Unud

PS lain di luar Unud

*) beri keterangan di belakang nama mata kuliah bila diampu oleh dua orang atau lebih (berdua,

bertiga, dst)

D. Pengalaman dalam Jabatan Struktural/Manajemen selama satu tahun

terakhir

Smstr Tempat Jabatan

Ganjil Di Unud Ketua Program S3 Ilmu Ekonomi

Di luar Unud

Genap Di Unud Ketua Program S3 Ilmu Ekonomi

Di luar Unud Yang dimaksud adalah Jabatan Manajemen/struktural atau jabatan lain yang diakui setara

dengan SKS sesuai SK Dirjen DIKTI no. 48 tahun 1983 (12 sks setara dengan 36 jam kerja per

minggu) , selama satu tahun akademik terakhir.

E. Pengalaman Penelitian selama 5 tahun terakhir

No. Tahun Judul Penelitian Keanggotaan 1)

Pendanaan

Sumber2) Jumlah

(Jt. Rp)

1. 2010

2. 2011 Pengaruh pertumbuhan ekonomi

dan wajib belajar terhadap

kemiskinan di Bali

Ketua DIPA 10 juta

3. 2012 Roadmap ekonomi kreatif Provisi

Bali

Pengaruh ketimpangan

pembangunan terhadap

kemiskinan di Bali

Ketua

Ketua

Pemda

Bali

DIPA

50 juta

10 juta

4. 2013 Kausalitas pertumbuhan ekonomi

dengan kemiskinan di Provinsi

Bali

Ketua DIPA 10 juta

5. 2014 Pengembangan Desa Jatiluwih

Kecamatan Penebel Kabupaten

Tabanan sebagai desa wisata

berbasis masyarakat

Ketua Hibah 128 juta

1) Sebagai ketua atau anggota peneliti

2) Baik yang bersumber dari DIPA Unud, Dikti, maupun sumber lain yang dilakukan atas kerja

sama dengan pihak lain di luar Unud (instansi atau perusahaan)

Page 50: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

41

F. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat selama 5 tahun terakhir

No Tahun Judul Pengabdian Keanggotaan

Pendanaan

Sumber Jumlah

(Jt. Rp)

1. 2010

2. 2011

3. 2012

4. 2013 Gerakan penghijauan dan

penanaman sejuta pohon menuju

Bali Clean and Green

Perserta - -

5. 2014 Pengabdian KKN PPM periode

VIII Unud penghijauan di Desa

Bakas 2 Mart 2014

Peserta - -

G. Publikasi Ilmiah Dalam Jurnal Selama 5 tahun terakhir

No. Judul Artikel Penulis Nama Jurnal Volume/

Nomor/Tahun

1

2

3

4

5 Faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan

retribusi sampah di

Kabupaten Badung

Anggota Jurnal ISSN

Buletin Studi

Ekonomi

-

(tunggal, pertama, kedua, dst)

H. Pengalaman dalam Acara Pertemuan Ilmiah/Seminar selama 5 tahun

terakhir

No.

Nama

Pertemuan

Ilmiah/Seminar

Judul Makalah Status* Tempat Dan

Waktu

1 Seminar Pengembangan Desa

Jatiluwih Kecamatan

Penebel Kabupaten

Tabanan Sebagai Desa

Ekowisata Berbasis

Masyarakat (Community

Based Ecotourism)

Pemakalah

2

*) Pemakalah atau Peserta

Page 51: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

42

I. Pengalaman dalam Pelatihan/Workshop selama 5 tahun terakhir

No. Judul Pelatihan/Workshop Status* Tempat dan Waktu

1 Workshop Membangun Entrepreneural

Mindset

Peserta Dps, Genap 2013/2014

2

*) sebagai Narasumber atau Peserta

J. Karya Buku selama 5 tahun terakhir

No. Judul Buku Penulis *) Tahun Jumlah

halaman Penerbit

1 Pengantar Ekonomi Mikro dan

Makro

Penulis 2014 200 Andi

Yogyakarta

2

(tunggal, pertama, kedua, dst)

K. Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik atau Sebagai Tim Ahli

selama 5 tahun terakhir

No. Judul Kebijakan Publik atau Bidang Tim Ahli Tahun Tempat/Instansi

1

2

L. Penghargaan selama 10 tahun terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau

institusi lainnya)

No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberi

Penghargaan Tahun

1

2

Page 52: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

43

M. Keanggotaan dalam Organisasi Profesi

No. Nama Organisasi Periode Tahun Posisi Jabatan

1

2

Denpasar, 9 Juni 2015

Prof. Dr. Made Kembar Sri Budhi, Drs., MP.

Page 53: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

44

Page 54: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

45

Page 55: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

46

Page 56: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

47

Page 57: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

48

Lampiran 2.

KUESIONER

PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN

KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA

EKSPOR UMKM DI PROVINSI BALI

Dengan hormat,

Sehubungan dengan dilaksanakannya penelitian dengan judul “Peran

Orientasi Kewirausahaan dan Kebijakan Pemerintah terhadap Kinerja Ekspor

UMKM di Provinsi Bali”, kami selaku peneliti dengan ini memohon partisipasi

Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner sebagai salah satu tahapan penting dalam

penelitian ini. Kami mengucapkan terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu mengisi

kuisioner ini.

Tujuan dari penelitian ini adalah berusaha untuk mengumpulkan informasi

dan persepsi pengambil kebijakan dan pihak terkait dengan kinerja ekspor.

Obyektivitas dalam pegisian kuisioner ini akan memberikan konstribusi besar

dalam validitas penelitian yang diharapkan bermanfaat bagi masyarakat

pengusaha dan pemerintah daerah.

Kami mengucapkan terimakasih atas kesediaan dan kerjasama Bapak/Ibu

untuk pengisian dan pengembalian kuisioner ini. Semoga sukses selalu menyertai

Bapak/Ibu.

Hormat kami,

Tim Peneliti,

Page 58: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

49

Mohon Bapak/Ibu mengisi Daftar Isian Identitas berikut.

I. IDENTITAS RESPONDEN

Nama Perusahaan : ...........................................................................................

Alamat : ...........................................................................................

Telepon : ...........................................................................................

Nama Lengkap : ...........................................................................................

Jabatan : ...........................................................................................

Jenis Kelamin : ...........................................................................................

Umur : ...........................................................................................

Pendidikan : ...........................................................................................

II. PETUNJUK PENGISIAN JAWABAN KUESIONER

Pilihlah salah satu jawaban yang sesuai dengan kondisi Bapak/Ibu saat ini.

Berilah tanda silang (X) untuk jawaban yang Bapak/Ibu pilih.

III. DAFTAR PERTANYAAN

A. Orientasi Kewirausahaan

1) Apakah Bapak/Ibu berminat untuk menambah modal jika diberikan

peluang dari lembaga keuangan ?

a. Sangat berminat c. Cukup berminat

b. Berminat d. Tidak berminat

2) Seandainya terjadi perubahan kebijakan berkaitan dengan Undang-

Undang ekspor terbaru, seberapa cepat Bapak/Ibu bisa menyesuaikan:

a. 0 s/d 1 bln c. 3 s/d 6 bln

b. 1 s/d 2 bln d. 6 s/d 12 bln

3) Dunia usaha terus berkembang dan persaingan semakin ketat, apakah

Bapak/Ibu sering melakukan pelatihan untuk skill dan pengetahuan ?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

4) Dalam menghadapi persaingan dengan para eksportir dari luar negeri,

yang manakah menjadi unggulan produk Bapak/Ibu:

a. Produk punya keunggulan komparatif

Page 59: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

50

b. Persediaan bahan baku menjamin

c. Permintaan pasar terhadap produk

d. Mengikuti para pesaing

B. Kebijakan Pemerintah

5) Selama Bapak/Ibu mengelola usaha, apakah pernah diberikan

pelatihan yang berkaitan dengan bidang ekspor ?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

6) Apakah Bapak/Ibu sering dilibatkan dalam ekspo atau pameran ?

Seberapa banyak dilibatkan dalam ekspo atau pameran ?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

7) Produk-produk Bapak/Ibu yang di ekspor apakah pernah

dikembalikan ?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

8) Selama Bapak/Ibu menjalankan usaha, apakah pernah menerima

subsidi dari Pemerintah ?

a. Sangat sering c. Kadang-kadang

b. Sering d. Tidak pernah

C. Kinerja Ekspor

9) Bagaimana tren aktivitas ekspor Bapak/Ibu dalam setahun terakhir ?

a. Terus meningkat c. Tetap

b. Meningkat d. Menurun

10) Dari negara-negara pengekspor barang yang sama dengan Bapak/Ibu,

kira-kira posisi ekspor negara kita ...

a. Paling tinggi c. Sedang

b. Tinggi d. Kurang

11) Dari kegiatan ekspor yang Bapak/Ibu lakukan, kira-kira keuntungan

yang Bapak/Ibu peroleh ...

a. ≥ 50% c. 10-25%

b. 25-50% d. ≤ 10%

Terima Kasih

Page 60: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

51

Lampiran 3.

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Frequencies

Statistics

61 61 61

0 0 0

Valid

Missing

N

JK UMUR PENDD

Frequency Table

JK

42 68.9 68.9 68.9

19 31.1 31.1 100.0

61 100.0 100.0

Laki-laki

perempuan

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

UMUR

1 1.6 1.6 1.6

4 6.6 6.6 8.2

36 59.0 59.0 67.2

19 31.1 31.1 98.4

1 1.6 1.6 100.0

61 100.0 100.0

21-30 th

41-50 th

41-50 th

> 51 th

6.00

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

PENDD

35 57.4 57.4 57.4

24 39.3 39.3 96.7

2 3.3 3.3 100.0

61 100.0 100.0

SMA

Diploma/S1

S2/S3

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 61: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

52

Lampiran 4.

HASIL ANALISIS DATA

Frequencies

Statistics

61 61 61 61 61 61 61 61 61 61 61

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Valid

Missing

N

X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 Y1 Y2 Y3

Frequency Table

X1.1

1 1.6 1.6 1.6

3 4.9 4.9 6.6

42 68.9 68.9 75.4

15 24.6 24.6 100.0

61 100.0 100.0

1.00

2.00

3.00

4.00

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

X1.2

2 3.3 3.3 3.3

56 91.8 91.8 95.1

3 4.9 4.9 100.0

61 100.0 100.0

1.00

2.00

3.00

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

X1.3

2 3.3 3.3 3.3

54 88.5 88.5 91.8

5 8.2 8.2 100.0

61 100.0 100.0

1.00

2.00

3.00

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 62: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

53

X1.4

1 1.6 1.6 1.6

6 9.8 9.8 11.5

8 13.1 13.1 24.6

46 75.4 75.4 100.0

61 100.0 100.0

1.00

2.00

3.00

4.00

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

X2.1

1 1.6 1.6 1.6

51 83.6 83.6 85.2

9 14.8 14.8 100.0

61 100.0 100.0

1.00

2.00

3.00

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

X2.2

6 9.8 9.8 9.8

47 77.0 77.0 86.9

8 13.1 13.1 100.0

61 100.0 100.0

1.00

2.00

3.00

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

X2.3

60 98.4 98.4 98.4

1 1.6 1.6 100.0

61 100.0 100.0

1.00

2.00

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

X2.4

60 98.4 98.4 98.4

1 1.6 1.6 100.0

61 100.0 100.0

1.00

2.00

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Page 63: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

54

Y1

17 27.9 27.9 27.9

30 49.2 49.2 77.0

14 23.0 23.0 100.0

61 100.0 100.0

1.00

2.00

3.00

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Y2

9 14.8 14.8 14.8

47 77.0 77.0 91.8

5 8.2 8.2 100.0

61 100.0 100.0

1.00

2.00

3.00

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Y3

46 75.4 75.4 75.4

15 24.6 24.6 100.0

61 100.0 100.0

2.00

3.00

Total

Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Factor Analysis

Communalities

1.000 .046

1.000 .262

1.000 .488

1.000 .725

X1.1

X1.2

X1.3

X1.4

Initial Extraction

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Page 64: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

55

Total Variance Explained

1.521 38.035 38.035 1.521 38.035 38.035

1.032 25.803 63.838

.945 23.620 87.459

.502 12.541 100.000

Component

1

2

3

4

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

-.216

-.512

.698

.852

X1.1

X1.2

X1.3

X1.4

1

Compone

nt

Extraction Method: Principal Component Analysis.

1 components extracted.a.

Factor Analysis

Communalities

1.000 .735

1.000 .709

1.000 .350

1.000 .005

X2.1

X2.2

X2.3

X2.4

Initial Extraction

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

1.798 44.958 44.958 1.798 44.958 44.958

.999 24.972 69.930

.808 20.204 90.134

.395 9.866 100.000

Component

1

2

3

4

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Page 65: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

56

Component Matrixa

.857

.842

.591

-.069

X2.1

X2.2

X2.3

X2.4

1

Compone

nt

Extraction Method: Principal Component Analysis.

1 components extracted.a.

Factor Analysis

Communalities

1.000 .440

1.000 .621

1.000 .357

Y1

Y2

Y3

Initial Extraction

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Total Variance Explained

1.419 47.292 47.292 1.419 47.292 47.292

.908 30.280 77.572

.673 22.428 100.000

Component

1

2

3

Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative %

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Component Matrixa

.663

.788

.598

Y1

Y2

Y3

1

Compone

nt

Extraction Method: Principal Component Analysis.

1 components extracted.a.

Page 66: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

57

Regression

Descriptive Statistics

.0000000 1.00000000 61

.0000000 1.00000000 61

.0000000 1.00000000 61

Y

X1

X2

Mean Std. Deviation N

Correlations

1.000 .222 .399

.222 1.000 .273

.399 .273 1.000

. .043 .001

.043 . .017

.001 .017 .

61 61 61

61 61 61

61 61 61

Y

X1

X2

Y

X1

X2

Y

X1

X2

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Y X1 X2

Variables Entered/Removedb

X2, X1a . Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Yb.

Model Summaryb

.416a .173 .145 .92475353

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), X2, X1a.

Dependent Variable: Yb.

Page 67: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

58

ANOVAb

10.400 2 5.200 6.081 .004a

49.600 58 .855

60.000 60

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X2, X1a.

Dependent Variable: Yb.

Coefficientsa

1.07E-016 .118 .000 1.000

.122 .124 .122 .987 .328 .222 .129 .118 .926 1.080

.366 .124 .366 2.949 .005 .399 .361 .352 .926 1.080

(Constant)

X1

X2

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part

Correlations

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Ya.

Collinearity Diagnosticsa

1.273 1.000 .00 .36 .36

1.000 1.128 1.00 .00 .00

.727 1.323 .00 .64 .64

Dimension

1

2

3

Model

1

Eigenvalue

Condition

Index (Constant) X1 X2

Variance Proportions

Dependent Variable: Ya.

Residuals Statisticsa

-.9506724 1.6966740 .0000000 .41633705 61

-2.283 4.075 .000 1.000 61

.122 .568 .184 .092 61

-1.27102 1.7051620 -.0041411 .42407142 61

-2.02987 2.442763 .00000000 .90921035 61

-2.195 2.642 .000 .983 61

-2.259 2.809 .002 1.008 61

-2.14927 2.763115 .00414108 .95647922 61

-2.345 2.996 .006 1.031 61

.064 21.639 1.967 3.818 61

.000 .345 .018 .050 61

.001 .361 .033 .064 61

Predicted Value

Std. Predicted Value

Standard Error of

Predicted Value

Adjusted Predicted Value

Residual

Std. Residual

Stud. Residual

Deleted Residual

Stud. Deleted Residual

Mahal. Distance

Cook's Distance

Centered Leverage Value

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Ya.

Page 68: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

59

Charts

Regression Standardized Residual

3210-1-2-3

Fre

qu

en

cy

20

15

10

5

0

Histogram

Dependent Variable: Y

Mean =-7.03E-17Std. Dev. =0.983

N =61

Observed Cum Prob

1.00.80.60.40.20.0

Ex

pec

ted

Cu

m P

rob

1.0

0.8

0.6

0.4

0.2

0.0

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Dependent Variable: Y

Page 69: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

60

Regression Standardized Predicted Value

420-2

Reg

ressio

n S

tud

en

tized

Resid

ual

3

2

1

0

-1

-2

-3

Scatterplot

Dependent Variable: Y

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

61

.0000000

.90921035

.069

.069

-.058

.537

.935

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz

ed Residual

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 70: PERAN ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KEBIJAKAN … · 2017. 6. 6. · peran orientasi kewirausahaan dan kebijakan pemerintah terhadap kinerja ekspor umkm di provinsi bali tim peneliti

61

Regression

Variables Entered/Removedb

X2, X1a . Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: ABSUb.

Model Summary

.195a .038 .005 .59408

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Predictors: (Constant), X2, X1a.

ANOVAb

.812 2 .406 1.151 .323a

20.470 58 .353

21.283 60

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X2, X1a.

Dependent Variable: ABSUb.

Coefficientsa

.681 .076 8.957 .000

.116 .080 .194 1.452 .152

-.065 .080 -.110 -.820 .415

(Constant)

X1

X2

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig.

Dependent Variable: ABSUa.