bps 2012

60
Katalog BPS : 1102001.3401 STATISTIK DAERAH KABUPATEN KULON PROGO 2012 B a dan P u sa t S tatistik K a bu p a ten K u lon Prog o

Upload: yudhistiro

Post on 03-Mar-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 1/60

Katalog BPS : 1102001.3401

STATISTIK DAERAH

KABUPATEN KULON PROGO

2012

BadanPusat StatistikKabupatenKulonProgo

Page 2: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 2/60

 

Page 3: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 3/60

 

STATISTIK DAERAH

KABUPATEN KULON PROGO

2012

Badan Pusat Statist ikKabupaten Kulon Progo

Page 4: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 4/60

 

STATISTIK DAERAH KABUPATEN KULON PROGO2012

ISBN : 978 979 472 991 4

Nomor Publikasi : 34015.12.10

Katalog BPS : 1101002.3401

Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm

Jumlah Halaman : 56 halaman

Naskah:

Pengarah : Sugeng Utomo, SH.

Koordinator : Iswanti, SST.

Editor : Iswanti, SST.

Rachmawati, SST.

Tata Naskah : Siti Maysaroh, SST.

Pengolah Data : Afi Nurani, SST.

Lay Out/ Perwajahan : Andriana Nurmahmud, SST. MPA.

Diterbitkan oleh:

BPS Kabupaten Kulon Progo

Dicetak oleh:

UD. Sinar Baru Offset

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

 

Page 5: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 5/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012   i i i

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa sehingga publikasi

Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo Tahun 2012 edisi ketiga ini dapat diterbitkan. Publikasi

ini disusun oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Kulon Progo. Publikasi ini menyajikan

indikator-indikator terpilih yang diharapkan dapat dimanfaatkan bagi pengguna, baik institusi,

akademisi, maupun masyarakat secara umum.

Dalam publikasi berisi analisis sederhana yang dilengkapi dengan visualisasi grafik untuk

lebih memahami makna informasi yang disajikan. Penyusunan buku Statistik Daerah  ini

merupakan inovasi dan pengembangan kegiatan perstatistikan serta penyebarluasan informasi

sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan visi BPS sebagai “pelopor data statistik terpercaya

untuk semua“. 

Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak atas bantuan serta dukungannya

sehingga publikasi ini dapat terwujud. Saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di

masa datang sangat diharapkan.

Wates, September 2012

Badan Pusat Statistik

Kabupaten Kulon Progo

Kepala,

Sugeng Utomo, S. H.

NIP. 19641110 199403 1 001

Page 6: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 6/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012iv

V S

”Pelopor Data Statistik Terpercaya Untuk Semua”

M S

1. Memperkuat landasan konstitusional dan operasional lembaga statistik

untuk penyelenggaraan statistik yang efektif dan efisien. 

2.  Menciptakan insan statistik yang kompeten dan profesional, didukung

pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk kemajuan perstatistikan

Indonesia. 

3.  Meningkatkan penerapan standar klasifikasi, konsep dan definisi,

pengukuran, dan kode etik statistik yang bersifat universal dalam setiap

penyelenggaraan statistik.

4.  Meningkatkan kualitas pelayanan informasi statistik bagi semua pihak. 

5.  Meningkatkan koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi kegiatan statistik

yang diselenggarakan pemerintah dan swasta, dalam kerangka Sistem

Statistik Nasional (SSN) yang efektif dan efisien.  

Page 7: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 7/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012   v

DAFTAR ISI

1. Geografi dan Iklim 1 11. Industri Pengolahan 31

2. Pemerintahan 5 12. Konstruksi 33

3. Penduduk 7 13. Hotel dan Pariwisata 34

4. Ketenagakerjaan 10 14. Transportasi dan Komunikasi 36

5. Pendidikan 12 15. Perbankan dan Investasi 39

6. Kesehatan 17 16. Harga-Harga 41

7. Perumahan 20 17. Pengeluaran Penduduk 43

8. Pembangunan Manusia 24 18. Perdagangan 45

9. Pertanian 27 19. Pendapatan Regional 47

10. Pertambangan dan Energi 30 20. Perbandingan Regional 49

Page 8: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 8/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012v i

Page 9: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 9/60

Statistik Daerah Kabupaten Kulon Prog o 2012 1

GEOGRAFI DAN IKLIM

GEOGRAFI

Kabupaten Kulon Progo merupakan

salah satu kabupaten/kota yang terletak di

bagian paling barat di Propinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Batas Kabupaten

Kulon Progo di sebelah timur yaitu

Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman,

di sebelah barat berbatasan dengan

Kabupaten Purworejo Propinsi Jawa

Tengah, di sebelah utara berbatasan dengan

Kabupaten Magelang Propinsi Jawa Tengah,

dan sebelah selatan berbatasan dengan

Samudera Hindia.

Posisi astronomi Kabupaten Kulon

Progo terletak antara 7o.38’42” s.d. 7o.59’3”

Lintang Selatan dan 110o.1’37”s.d.

110o.6’26” Bujur Timur. 

*** Tahukah Anda

Kabupaten Kulon Progo dilewati oleh dua (2)prasarana perhubungan yang merupakan

perlintasan nasional di Pulau Jawa, yaitu jalannasional sepanjang 28,57 km dan jalur kereta apisepanjang lebih dari 25 km.

Luas wilayah Kabupaten Kulon Progo

adalah 58.627,54 hektar. Secara administratif

terbagi menjadi 12 kecamatan yang meliputi

87 desa, 1 kelurahan, dan 918 pedukuhan.

Tabel 1.1. Luas Wilayah Kecamatan

Kecamatan Luas (Ha) Persentase

1. Temon 3.629,89 6,19

2. Wates 3.200,24 5,46

3. Panjatan 4.459,23 7,61

4. Galur 3.291,23 5,61

5. Lendah 3.559,19 6,07

6. Sentolo 5.265,34 8,98

7. Pengasih 6.166,47 10,52

8. Kokap 7.379,95 12,59

9. Girimulyo 5.490,42 9,36

10. Nanggulan 3.960,67 6,76

11. Kalibawang 5.296,37 9,03

12. Samigaluh 6.929,31 11,82

Sumber : BPS Kabupaten Kulon Progo

Page 10: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 10/60

Statistik Daerah Kabupaten Kulo n Prog o 20122

GEOGRAFI DAN IKLIM

Kabupaten Kulon Progo memilikitopografi yang bervariasi dengan ketinggian

antara 0  –  1000 meter di atas permukaan

air laut (dpal), yang terbagi menjadi 3

wilayah meliputi :

a. Bagian Utara merupakan daratan

tinggi/perbukitan Menoreh dengan

ketinggian antara 500  –  1000 meterdpal, meliputi Kecamatan Girimulyo,

Kecamatan Kokap, Kecamatan

Kalibawang dan Kecamatan Samigaluh.

Penggunaan tanah di wilayah ini

diperuntukkan sebagai kawasan

budidaya konservasi dan merupakan

kawasan rawan bencana tanah longsor.

b.  Bagian Tengah merupakan daerah

perbukitan dengan ketinggian antara

100  –  500 meter dpal, meliputi

Kecamatan Nanggulan, Kecamatan

Sentolo, Kecamatan Pengasih, dan

sebagian wilayah Kecamatan Lendah,

merupakan wilayah dengan lereng 2o –

 

15o, tergolong berombak dan

bergelombang, serta merupakan

peralihan dataran rendah dan

perbukitan.

c.  Bagian Selatan merupakan dataran

rendah dengan ketinggian 0  –  100

meter dpal, meliputi Kecamatan

Temon, Kecamatan Wates, Kecamatan

Panjatan, Kecamatan Galur, dan

sebagian Kecamatan Lendah.

Page 11: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 11/60

Statistik Daerah Kabupaten Kulon Prog o 2012 3

GEOGRAFI DAN IKLIM

Berdasarkan kemiringan lahan, wilayah

bagian selatan memiliki lereng 0o –2

o,

merupakan wilayah pantai sepanjang 24,9

km, apabila musim penghujan merupakan

kawasan rawan bencana banjir.

Kabupaten Kulon Progo terletak antara

Bukit Menoreh dan Samudera Hindia.

Wilayah ini dilalui oleh Sungai Progo di

sebelah timur; Sungai Glagah di bagian

tengah, dan Sungai Bogowonto di bagian

barat.

*** Tahukah Anda

Kabupaten Kulon Progo memiliki Waduk Sermo diKecamatan Kokap yang didukung olehkeberadaan jaringan irigasi yang menyebarhampir di seluruh wil ayah kecamatan.

IKLIM

Pada tahun 2011, rata-rata curah hujan

dalam sebulan di Kabupaten Kulon Progo

tercatat sebanyak 161 mm dengan rata-rata

 jumlah hari hujan sebanyak 10 kali. Rata-rata

curah hujan tertinggi di bulan Februari 2011

dengan curah hujan 343 mm dengan 18 hari

hujan. Curah hujan terkecil terjadi di bulan

Juli 2011 sebanyak 1 mm dan 1 hari hujan.

Tabel 1.2. Rata-rata Curah Hujan dan HariHujan di Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2011 

Bulan Curah Hujan

(mm)

Hari Hujan

1. Januari 300 20

2. Februari 343 183. Maret 262 20

4. April 228 15

5. Mei 195 10

6. Juni 2 1

7. Juli 1 1

8. Agustus 0 0

9. September 0 0

10. Oktober 12 2

11. November 278 14

12. Desember 310 17

Sumber :Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo

Page 12: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 12/60

Statistik Daerah Kabupaten Kulo n Prog o 20124

GEOGRAFI DAN IKLIM

Untuk wilayah Kecamatan, rata-rata

curah hujan tertinggi di Kecamatan Kokap

tercatat 214 mm dengan rata-rata jumlah

hari hujan perbulan sebanyak 14 kali.

Sedangkan rata-rata curah hujan yang

terendah untuk wilayah yang terpantau

adalah Kecamatan Lendah dengan rata-ratacurah hujan 116 mm dan banyak hari hujan

rata-rata 5 kali .

Tabel 1.3. Rata-rata Curah Hujan dan HariHujan di Kabupaten Kulon Progo

Dirinci per KecamatanTahun 2011

Kecamatan Curah Hujan

(mm)

Hari Hujan

1. Temon 175 9

2. Wates 182 10

3. Panjatan 130 10

4. Galur 145 7

5. Lendah 116 5

6. Sentolo 142 12

7. Pengasih 137 10

8. Kokap 214 14

9. Girimulyo 119 8

10. Nanggulan R R

11. Kalibawang 204 11

12. Samigaluh 164 8

Sumber :Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Kulon Progo

Page 13: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 13/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Ku lon Prog o 2012 5

Pada tahun 1951, Sri Sultan Hamengku

Buwono IX dan Sri Pakualam VIII memikirkan

perlunya penggabungan antar wilayah

Kasultanan yaitu Kabupaten Kulon Progo dan

wilayah Pakualaman yakni Kabupaten

Adikarto. Atas dasar kesepakatan tersebut,

Pemerintah Republik Indonesiamengeluarkan UU no 18 tahun 1951 tentang

penggabungan kedua wilayah tersebut di atas

dan wilayah gabungannya bernama

Kabupaten Kulon Progo. UU tersebut

ditetapkan tanggal 12 Oktober 1951 dan

diundangkan tanggal 15 Oktober 1951.

Sampai sekarang setiap tanggal 15 Oktoberdiperingati sebagai hari jadi Kabupaten Kulon

Progo. 

Secara administratif (kondisi 1

Desember 2010), Kabupaten Kulon Progo

terdiri dari 12 Kecamatan, 87 Desa dan 1

Kelurahan, 917 pedukuhan, 1.884 RW, dan

4.469 RT. Pada tahun 2011 di Kecamatan

Kokap terjadi pemekaran pedukuhan,sehingga total pedukuhan menjadi 918

pedukuhan. 

PEMERINTAHAN

Kabupaten Kulon Progo resmi diundangkan tanggal 15 Oktober 1951 yang

merupakan penggabungan dua yakni wilayah Kasultanan (Kabupaten Kulon

Progo) dan wilayah Pakualaman (Kabupaten Adikarto).

Gambar 2.1.Logo Kabupaten Kulon

Progo

 

Tabel 2.1. Statist ik Pemerintahan Kabupaten

Kulon Progo Tahun 2011

Kecamatan Pedukuhan RW RT

1. Temon 96 166 401

2. Wates 52 127 291

3. Panjatan 100 200 402

4. Galur 75 148 311

5. Lendah 62 107 346

6. Sentolo 84 176 355

7. Pengasih 78 171 3618. Kokap 63 153 469

9. Girimulyo 57 130 348

10. Nanggulan 61 127 385

11. Kalibawang 84 170 352

12. Samigaluh 106 209 448

Jumlah 918 1.884 4.469

1 Desember 2010 Desa Wates menjadi Kelurahan Wates,secara administratif Kelurahan Wates membawahi RW dan RT .Sebanyak 16 pedukuhan di hapus. Sehingga jumlah

pedukuhan menjadi 917. Dan pada tahun 2011 terjadipemekaran pedukuhan di Kecamatan Kokap, sehingga jumlahpedukuhan menjadi 918.

Sumber : BPS Kabu aten Kulon Pro o

*** Tahukah Anda 

Sejak April 2011, untuk memperkenalkan KulonProgo kepada dunia nasional dan internasional,Pemerintah Kabupaten Kulon Progo meluncurkansebuah branding “Kulon Progo The Jewel of Java ” 

Page 14: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 14/60

Statistik Daerah Kabupaten Ku lon Prog o 20126

PEMERINTAHAN

Kabupaten Kulon Progo resmi diundangkan tanggal 15 Oktober 1951 yang

merupakan penggabungan dua yakni wilayah Kasultanan (Kabupaten Kulon

Progo) dan wilayah Pakualaman (Kabupaten Adikarto).

Kabupaten Kulon Progo dipimpin olehseorang Bupati. Bupati dibantu oleh Wakil

Bupati, dibantu staf ahli di bidang : Hukum

& Politik, Pemerintahan, Pembangunan,

Kemasyarakatan & SDM, serta Ekonomi &

Keuangan. 

Untuk kelancaran penyelenggaraan

pemerintahan Bupati dibantu oleh instansidaerah yang meliputi : Sekretariat Daerah,

Sekretariat DPRD, Delapan (8) Kantor,

Empat (4) Badan, Dua Belas (12) Dinas, dan

Dua Belas (12) Kecamatan.

Jumlah anggota DPRD Kabupaten

Kulon Progo periode 2009  –  2014 sejumlah

40 orang, berasal dari : 8 orang dari Partai

Amanat Nasional, 7 orang dari Partai

Demokrasi Indonesia Perjuangan, 6 orang

dari Partai Kebangkitan Bangsa, 5 orang dari

Partai Golongan Karya, 5 orang dari Partai

Demokrat, 4 orang dari Partai Keadilan

Sejahtera, 2 orang dari Partai Gerakan

Indonesia Raya, 1 orang dari Partai Karya

Peduli Bangsa, 1 orang dari Partai

Demokrasi Kebangsaan, dan 1 orang dari

Partai Persatuan Pembangunan. 

*** Tahukah Anda

Jumlah pegawai dari 13 instansi vertikal di Kabupaten

Kulon Progo sebanyak 2.685 orang, 78,10 persennya

laki-laki. Sedangkan dari 8.748 pegawai Pemerintah

Kabupaten, proporsi laki-laki dan perempuan hampir

seimbang.

Tabel 2.2. Statistik Pegawai PemerintahanKabupaten Kulon Progo Menurut Jenis Kelamin

Tahun 2011

Jenis

InstansiLaki-laki Perempuan Jumlah

Vertikal

(13 unit)2.097 588 2.685

Persentase 78,10 21,90 100,00

Pemkab 4.408 4.340 8.748

Persentase 50,39 49,61 100,00

Sumber : Dinas/Instansi (diolah)

Tabel 2.3. Statistik Pegawai PemerintahanKabupaten Menurut Tingkat Pendidikan

Kulon Progo Tahun 2011

TingkatPendidikan

Jenis InstansiJumlah

Vertikal Pemkab

1. SD 26 120 146

2. SMTP 133 261 394

3. SMTA 1.499 2.203 3.702

4. D1-D3 220 2.009 2.229

5. DIV/S1/S2 806 4.155 4.961

Jumlah 2.684 8.748 11.432

Sumber : Dinas/Instansi (diolah)

Page 15: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 15/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 7

333 PENDUDUK

Badan Pusat Statistik (BPS) sampai

dengan tahun 2010 telah melakukan sensus

penduduk sebanyak enam (6) kali yakni tahun

1961, 1971, 1980, 1990, 2000, dan 2010.

Jumlah penduduk Kabupaten Kulon

Progo berdasarkan hasil Sensus Penduduk

tahun 1990 sebanyak 372.309 jiwa. Luas

wilayah Kabupaten Kulon Progo sebesar

58.627,5 km2. Kepadatan penduduk tahun

1990 sebesar 635 jiwa/ km2.

Jumlah penduduk hasil Sensus

Penduduk tahun 2000 sebanyak 370.944 jiwa.

Dengan luas wilayah tersebut, kepadatan

penduduknya sebesar 633 jiwa/ km2

.

Berdasarkan hasil Sensus Penduduk

tahun 2010, jika dilihat dari distribusi per

kecamatannya terbesar di Kecamatan

Pengasih (11,62 persen) dengan jumlah

penduduk sebanyak 45.175 jiwa. Distribusi

terkecil (5,63 persen) di Kecamatan

Girimulyo. 

*** Tahukah Anda

Jumlah penduduk Kabupaten Kulon Progo hasilSensus Penduduk yang dilaksanakan padabulan Mei 2010 sebanyak 388.869 jiwa terdiridari 190.694 penduduk laki-laki dan 198.175penduduk perempuan. Pada tahun 2010terdapat 96 penduduk laki-laki diantara 100penduduk perempuan.

Tabel 3.1. Indikator KependudukanHasil Sensus Penduduk Kabupaten Kulon Progo

Tahun 1990, 2000, dan 2010(Jiwa)

Wilayah 1990 2000 2010

Jumlah Penduduk 372.309 370.944 388.869

Laki-laki 182.344 182.672 190.694

-  Perempuan 189.965 188.272 198.175

Rasio JenisKelamin

96 97 96

Kepadatanpenduduk(Jiwa/km2)

635 633 663

Laju Pertumbuhan Penduduk 2000-2010 : 0,48 persen

Sumber : BPS Kabupaten Kulon Progo

Tabel 3.2. Jumlah dan Distr ibusi PendudukHasil Sensus Penduduk Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2010

WilayahJumlah

PendudukDistribusi

1. Temon 24.471 6,29

2. Wates 43.995 11,31

3. Panjatan 33.397 8,59

4. Galur 29.120 7,495. Lendah 36.447 9,37

6. Sentolo 44.525 11,45

7. Pengasih 45.175 11,62

8. Kokap 31.124 8,00

9. Girimulyo 21.893 5,63

10. Nanggulan 27.239 7,00

11. Kalibawang 26.802 6,89

12. Samigaluh 24.681 6,35

Kulon Progo 388.869 100,00

Sumber : BPS Kabupaten Kulon Progo

Page 16: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 16/60

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 20128

333 PENDUDUK

Provinsi 

Di tingkat kecamatan, kepadatan

penduduk terbesar di Kecamatan Wates.

Hasil Sensus Penduduk 1990 kepadatan di

Kecamatan Wates 1.265 jiwa/km2, tahun

2000 menjadi 1.268 jiwa/km2, dan pada

tahun 2010 menjadi 1.375 jiwa/km2

.Kepadatan penduduk terkecil di

Kecamatan Samigaluh. Hasil Sensus

Penduduk 1990 kepadatannya 382

jiwa/km2, menurun menjadi 355 jiwa/km

2

pada tahun 2000, dan sedikit bertambah

pada tahun 2010 menjadi 356 jiwa/km2.

Penduduk adalah modal sosial yang

sangat penting dalam pembangunan.

Namun bila laju pertumbuhan penduduk

sangat pesat, akan menimbulkan banyak

persoalan. Laju Pertumbuhan Penduduk

Kabupaten Kulon Progo antara Sensus

Penduduk 1980 – 1990 sebesar -0,22 persen

per tahun. Sedangkan laju pertumbuhan

penduduk antara tahun 1990-2000 sebesar

-0,04 persen per tahun.

Tabel 3.3. Kepadatan Penduduk dirinci menurutwi layah di Kabupaten Kulon Progo Tahun 1990,

2000, dan 2010(Jiwa/Km2)

Wilayah 1990 2000 2010

1. Temon 605 622 674

2. Wates 1.265 1.268 1.375

3. Panjatan 707 698 749

4. Galur 817 841 885

5. Lendah 950 958 1.024

6. Sentolo 742 783 846

7. Pengasih 654 676 733

8. Kokap 478 446 422

9. Girimulyo 435 408 399

10. Nanggulan 642 643 68811. Kalibawang 514 501 506

12. Samigaluh 382 355 356

Kulon Progo 635 633 663

Sumber : BPS Kabupaten Kulon Progo

Tabel 3.4. Laju Pertumbuhan Penduduk AntarSensus Penduduk di Kabupaten Kulon Progo

Periode SensusPenduduk

Laju PertumbuhanPenduduk

1980-1990 -0,22

1990-2000 -0,04

2000-2010 -0,48

Sumber : BPS Kabupaten Kulon Progo

*** Tahukah Anda

Kepadatan penduduknya 663 jiwa / km 2. Lajupertumbuhan penduuduk antar periodesensus 2000 ke 2010 sebesar 0,48 persen pertahun.

Page 17: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 17/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 9

333 PENDUDUK

Pada periode Sensus Penduduk 2000 -2010, laju pertumbuhan penduduk

Kabupaten Kulon Progo sebesar -0,48 persen.

Di tingkat kecamatan, laju

pertumbuhan penduduk tertinggi hasil

Sensus Penduduk 2010 terjadi di Kecamatan

Temon, Wates, dan Pengasih, masing-masing

dengan besaran laju pertumbuhan 0,81

persen per tahun.

Laju pertumbuhan negatif antar

periode sensus penduduk 2000-2010 terjadi

di Kecamatan Kokap dan Kecamatan

Girimulyo, masing-masing dengan laju

pertumbuhan minus 0,57 persen per tahun

dan minus 0,24 persen per tahun.

Salah satu program pemerintah guna

menekan laju pertumbuhan penduduk adalah

melalui program Keluarga Berencana (KB).

Dari sebanyak 52.051 akseptor KB aktif di

Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2011,

paling banyak (22.283 akseptor atau 42,81

persen) menggunakan alat kontrasepsi

suntik. IUD menjadi primadona kedua setelah

suntik dengan jumlah akseptor pengguna

12.830 akseptor. 

Tabel 3.5. Laju Pertumbuhan Penduduk dirincimenurut wilayah di Kabupaten Kulon ProgoTahun 1980-1990, 1990-2000, dan 2000-2010

(persen/ tahun)

Wilayah1980-1990

1990-2000

2000-2010

1. Temon -0,69 0,28 0,81

2. Wates 0,16 0,03 0,81

3. Panjatan -0,75 -0,12 0,704. Galur -0,31 0,30 0,51

5. Lendah 0,27 0,08 0,67

6. Sentolo 0,47 0,54 0,77

7. Pengasih 0,19 0,33 0,81

8. Kokap -0,66 -0,67 -0,57

9. Girimulyo -0,45 -0,63 -0,24

10. Nanggulan 0,12 0,01 0,68

11. Kalibawang -0,59 -0,25 0,10

12. Samigaluh -0,97 -0,73 0,05Kab. Kulon Progo -0,22 -0,04 0,48

Sumber : BPS Kabupaten Kulon Progo

Tabel 3.6. Jumlah Akseptor KB aktif menurutJenis Alat Kon trasepsi di Kabupaten Kulon

Progo Tahun 2009-2011

 AlatKontrasepsi

2009 2010 2011

IUD 13.690 12.394 12.830

MO 3.414 3.126 3.361

IMP 5.578 5.719 6.349

SNT 21.683 21.558 22.283

PIL 4.755 4.812 4.949

CO 1.786 2.196 2.279

Total 50.906 49.805 52.051

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, PemerintahDesa, Perempuan, dan Keluarga Berencana

Kabupaten Kulon Progo

*** Tahukah Anda

Kepadatan penduduknya 663 jiwa / km2. Lajupertumbuhan penduuduk antar periodesensus 2000 ke 2010 sebesar 0,48 persen pertahun.

Page 18: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 18/60

Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 201210

KKKEEETTTEEENNNAAAGGGAAAKKKEEERRRJJJAAAAAANNN 

Konsep tenaga kerja BPS mengikuti

konsep internasional. Yakni mengacu

kepada The Labour Force Concept   yang

disarankan oleh International Labour

Organization  (ILO), bahwa penduduk usia

kerja adalah yang telah berumur 15 tahun

ke atas.

Berdasarkan hasil Sakernas Agustus

2011, dari total penduduk usia kerja di

Kabupaten Kulon Progo sebanyak 68,57

persennya termasuk Angkatan Kerja dan

sebanyak 31,43 persennya Bukan Angkatan

Kerja. Pengertian  Angkatan Kerja  disini

adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan

lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan

namun sementara tidak bekerja dan

pengangguran.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 

menggambarkan perbandingan jumlah

penduduk usia kerja yang menganggur

dengan banyaknya angkatan kerja. Hasil

Sakernas Agustus 2011 menunjukkan

bahwa TPT di Kabupaten Kulon Progo

sebesar 2,56.

Tabel 4.1 Statistik KetenagakerjaanKabupaten Kulon Progo

Tahun 2011

Uraian 2011

(1) (2)

Penduduk Usia Kerja 100,00

a. Angkatan Kerja 68,57

1. Bekerja 66,82

2. Pengangguran 1,76

b. Bukan Angkatan Kerja 31,43

1. Sekolah 10,85

2. Mengurus Rumahtangga 13,88

3. Lainnya 6,70

Tingkat Pengangguran

Terbuka (TPT)2,56

Tingkat Partisipasi

Angkatan Kerja (TPAK)68,57

Sumber : Sakernas Kulon Progo, 2011

*** Tahukah AndaPada tahun 2011 Tingkat Partisipasi

 Angkatan Kerja (TPAK) di Kabupaten KulonProgo sebesar 68,57 persen dari penduduk usia15 tahun ke atas . Artinya dari 100 penduduk

usia kerja 69 orang termasuk sebagai angkatankerja. TPAK merupakan persentase jumlahangkatan kerja terhadap penduduk usia kerja. 

Page 19: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 19/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 11

KKKEEETTTEEENNNAAAGGGAAAKKKEEERRRJJJAAAAAANNN 

Yang dimaksud pengangguran yaitu

penduduk usia kerja yang sedang mencari

kerja, sedang mempersiapkan usaha, sudah

diterima pada suatu pekerjaan tetapi belum

mulai kerja, atau mereka yang sudah putus

asa untuk mendapatkan pekerjaan.

Berdasarkan data dari Dinas Sosial,

Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten

Kulon Progo, tercatat jumlah pencari kerja

pendaftar baru sebagian besar berpendidikan

SLTA sederajat (60,79 persen), dengan

proporsi lulusan SLTA sederajat sebanyak

21,94 persen, dan lulusan SMK sebanyak

38,85 persen. Hal ini menunjukkan bahwa

lulusan SMK sesuai dengan yang diharapkan,

yakni memiliki keterampilan khusus dan siap

bekerja. Sedangkan pencari kerja yang

berpendidikan kurang dari SLTA juga masih

cukup tinggi, yakni 27,02 persen. Hal ini

dikarenakan masih banyak lapangan

pekerjaan yang tidak mensyaratkan

keterampilan dan pendidikan tertentu.

Namun hal tersebut perlu menjadi perhatian

karena ada indikasi kualitas sumber daya

manusia dari para pencari kerja tersebut

masih kurang memadai.

*** Tahukah AndaPada tahun 2011 sebagian besar (60,79 %)

pencari kerja pendaftar baru yang tercatat di DinasSosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi di Kabupaten

Kulon Progo lulusan SLTA sederajat. 

Tabel 4.2 Persentase Jumlah Pencari KerjaPendaftar Baru menurut Tingkat Pendidikan di

Kabupaten Kulon Progo2009 -2011

JenjangPendidikan

2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)

< SLTA 15,53 8,68 27,02

SMA Sederajat 23,98 24,31 21,94

SMK 27,13 40,25 38,85

D I/ D II/ D III 17,05 9,18 8,84

Sarjana 16,31 17,58 3,35

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Kulon Progo

Page 20: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 20/60

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201212

PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN 

Pendidikan merupakan hak setiapwarga negara yang bertujuan untuk

mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal itu

merupakan salah satu tujuan negara

sebagaimana diamanahkan dalam UUD

1945. Beberapa indikator di bidang

pendidikan yang sering digunakan untuk

mengevaluasi kinerja pembangunan di

bidang pendidikan diantaranya angka

partisipasi sekolah (APS), tingkat pendidikan

yang ditamatkan, tingkat buta huruf/tingkat

melek huruf, rata-rata lama sekolah, angka

putus sekolah, rasio guru murid, dan rasio

murid kelas.

 Angka Partisipasi Sekolah (APS)

merupakan ukuran daya serap sistem

pendidikan terhadap penduduk usia

sekolah. APS menunjukkan tingkat

partisipasi penduduk secara umum di suatu

tingkat pendidikan.   APS dihitung dengan

membagi jumlah penduduk pada kelompok

umur tertentu (umur 7-12; 13-15; atau 16-

18) yang sedang bersekolah, dengan jumlah

penduduk pada kelompok umur yang

bersangkutan (umur 7-12; 13-15; atau 16-

18) dikalikan 100%.

Gambar 5.1. Lambang Pendidikan Nasional

*** Tahukah Anda

Pada tahun 2011 Angka Partisipasi SekolahUsia 13-15 tahun di Kabupaten Kulon Progo sebesar93,45. Artinya 93,45 persen penduduk usia 13-15 tahunsedang bersekolah di jenjang Sekolah lanjutan TingkatPertama (SLTP). 

Tabel 5.1 Angka Partisipasi Sekolah (APS)Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2009 -2011

KelompokUsia Sekolah

(Tahun)2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)

7 - 12 100,00 99,67 100

13 - 15 92,97 93,45 93,17

16 - 18 67,62 59,23 74,06

19 - 24 18,31 21,36 19,71

Sumber : Susenas Kulon Progo, 2009,2010,2011

Page 21: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 21/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 13

PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN 

Kelompok Usia Sekolah

100,0092,97

67,62

18,31

Gambar 5.2 Angka Partisipasi Sekolah menurut

Kelompok Usia Sekolah di Kab. Kulon Progo,

Tahun 2009

7-12 13-15 16-18 19-24

 

Meningkatnya APS pada usia sekolah

menunjukkan keberhasilan bidang

pendidikan, terutama yang berkaitan dengan

upaya memperluas jangkauan pelayanan

pendidikan. Pada tahun 2011 besaran APS di

 jenjang usia SD (7-12 tahun) sebesar 100.

 Artinya 100 persen penduduk usia 7-12 tahun

sedang bersekolah di bangku sekolah dasar.

APS usia SD (7-12 tahun) dan APS usia

16-18 tahun 2009-2011 mempunyai

kecenderungan semakin meningkat.

Sedangkan APS usia 13-15 tahun dan APS usia

perguruan tinggi (19-24) tahun tahun 2010

meningkat dibanding tahun sebelumnya,

tetapi di tahun 2011 menurun.

Keberhasilan pembangunan di bidang

pendidikan bisa dilihat juga dari indikator

tingkat pendidikan yang ditamatkan

penduduk umur 10 tahun ke atas. Semakin

tinggi pendidikan yang ditamatkan, maka

semakin baik kualitas sumber daya

manusianya.

Rumus Angka Partisipasi Sekolah (APS):

100t 

h,a

h

h P 

 E  PS   

di mana :

h adalah jumlah penduduk yang pada tahun t  

dari berbagai usia sedang sekolah pada jenjang

pendidikan h

h,a P   adalah jumlah penduduk yang pada tahun t  

berada pada kelompok usia a yaitu kelompok usia

yang berkaitan dengan jenjang pendidikan h 

*** Tahukah Anda

 Angka Parti sipasi Sekolah Usia 19-24tahun di Kabupaten Kulon Progo tahun 2011sebesar 19,71. Arti nya 19,71 persen pendudukusia 19-24 tahun sedang bersekolah di jenjangPerguruan Tinggi. Dibanding tahun sebelumnya,

pada usia ini terjadi penurunan besaran APS. 

Page 22: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 22/60

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201214

PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN 

Gambaran umum tingkatkecerdasan penduduk suatu daerah dapat

digambarkan melalui kemampuan

membaca dan menulis. Dengan

kemampuan tersebut seseorang akan lebih

mudah dalam mengakses informasi, lebih

mudah juga untuk menyerap ilmu

pengetahuan.

Indikator yang dipakai untuk

mengukur kemampuan baca tulis penduduk

suatu wilayah adalah Angka Melek Huruf

(AMH). AMH didefinisikan sebagai besarnya

persentase penduduk 10 tahun ke atas yang

dapat membaca dan menulis huruf

latin/lainnya.

Berdasarkan data Susenas 2011,

persentase penduduk 10 tahun ke atas di

Kabupaten Kulon Progo yang dapat

membaca dan menulis sebesar 92,00

persen. Untuk penduduk laki-laki angka

melek huruf (AMH 10 tahun ke atas)

mencapai 96,98 persen, lebih tinggidaripada AMH penduduk perempuan yang

besarnya 87,29 persen.

Tabel 5.2 Persentase Penduduk 10 Tahun keatas menurut Pendidikan Tertinggi yangDitamatkan di Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2009 -2011

PendidikanTertinggi yang

Ditamatkan2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)

Tidak/BelumPernahSekolah/Belum Tamat SD

14,85 15,88 22,48

SD 36,65 30,53 22,66

SLTP 21,64 20,76 21,70

SLTA 22,48 25,53 26,68

Diploma/

Universitas4,38 7,31 6,49

Jumlah 100,00 100,00 100,00

Sumber : Susenas Kulon Progo, 2009,2010,2011

*** Tahukah Anda

Persentase penduduk usia 10 tahun ke atasyang pendidikan tertingginya sampai tingkat SLTA daritahun ke tahun semakin meningkat. Hal tersebut menjadiindikasi baik, semakin meningkatnya kesadaranmasyarakat akan pentingnya pendidikan.

Tabel 5.3 Persentase Penduduk 10 Tahun keatas menurut Kemampuan Membaca danMenulis dirinci menurut Jenis Kelamin di

Kabupaten Kulon ProgoTahun 2009 -2011

Jenis Kelamin 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)

Laki-laki 97,27 96,72 96,98

Perempuan 88,21 86,45 87,29

Laki-laki danPerempuan 92,74 91,53 92,00

Sumber : Susenas Kulon Progo, 2009,2010,2011

Page 23: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 23/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 15

PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN 

Pada tahun ajaran 2011/2012 sarana

pendidikan yang terdapat di Kabupaten Kulon

Progo berdasarkan data Dinas Pendidikan

(baik di bawah Diknas maupun Non Diknas),

banyaknya sarana Sekolah Taman Kanak-

Kanak (TK) sebanyak 341 sekolah, SD/MI 371

sekolah, SLTP/MTs 78 sekolah, dan SLTA/SMKsebanyak 56 sekolah.

Pada tahun ajaran 2011/2012 rasio

murid-guru di tingkat SD (Negeri dan swasta)

ada sekitar 9 murid per guru, yang artinya

setiap guru mengampu rata-rata 9 orang

murid SD. Untuk jenjang SLTP (Negeri dan

Swasta), rasio murid terhadap guru sebesar

10, yang berarti setiap guru mengampu rata-rata 10 orang murid. Dan untuk tingkat SLTA

(SMU dan SMK negeri dan swasta) rasio

murid terhadap guru sebesar 8, artinya setiap

guru rata-rata mengampu 8 orang murid.

Sedangkan rasio murid-kelas untuk SD

sebesar 15, SLTP 29, dan SLTA 27, yang

artinya rata-rata terdapat 15 orang murid per

kelas, untuk jenjang SLTP 29 murid per kelas,

dan untuk jenjang SLTA 27 murid per kelas.

*** Tahukah Anda

Di Kabupaten Kulon Progo terdapat empat(4) Perguruan Tinggi yakni Sekolah Tinggi IlmuTarbiyah Wates, Universitas Jana Badra, UniversitasNegeri Yogyakarta, dan IKIP PGRI Pengasih.

Tabel 5.4 Rasio Murid-Guru di Kab. KulonProgo,Tahun Ajaran 2009/2010 – 2011/2012

JenjangPendidikan

2009/2010

2010/2011

2011/2012

(1) (2) (3) (4)

SD 10 9 9

SLTP 11 10 10

SLTA 8 8 8

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Kulon Progo

Rasio Murid-Guru dan Rasio Murid-Kelas

Rasio Murid-Guru = Jumlah Murid : Jumlah Guru

Rasio Murid-Kelas = Jumlah Murid : Jumlah Kelas

Tabel 5.5 Rasio Murid-Kelas di Kab. Kulon ProgoTahun Ajaran 2009/2010 - 2011/2012

JenjangPendidikan

2009/2010

2010/2011

2011/2012

(1) (2) (3) (4)

SD 16 16 15

SLTP 28 29 29

SLTA 29 27 27

Sumber : Dinas Pendidikan Nasional Kab.Kulon Progo

Page 24: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 24/60

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201216

PPPEEENNNDDDIIIDDDIIIKKKAAANNN 

Rasio murid-guru dan rasio murid-kelas merupakan indikator di bidang

pendidikan yang sangat berguna untuk

melihat tingkat efektivitas dan efisiensi

proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Rasio murid-guru menggambarkan beban

tugas guru dalam mengajar pada suatu

jenjang pendidikan. Indikator ini juga dapat

digunakan untuk melihat mutu pengajaran

di kelas.

Gambar 5.3 di samping menggam-

barkan rasio murid terhadap guru menurut

jenjang pendidikan dan menurut status

sekolah di Kabupaten Kulon Progo. Dalam

uraian sebelumnya disebutkan bahwa rasio

murid terhadap guru untuk tingkat SD

(negeri dan swasta) sebesar 9 orang murid

per guru. Jika dirinci menurut status

sekolah, untuk SD negeri sebesar 10,

sedangkan untuk SD swasta sebesar 7.

Sementara itu, Perguruan Tinggi yang

ada di Kabupaten Kulon Progo ada empat

(4) yakni: Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah

Wates, Universitas Jana Badra, Universitas

Negeri Yogyakarta, dan IKIP PGRI Wates.

Melihat perkembangan Kota Yogyakarta

yang sudah cukup padat, dimana

pengembangan sektor pendidikan sudah

mulai melebar ke luar kota, termasuk ke

Kabupaten Kulon Progo, besar peluangnyaakan bertambah lagi perguruan tinggi di

Kabupaten Kulon Progo. 

Tabel 5.6. Jumlah Murid , Guru, dan Rasio Muri dterhadap Guru di Kabupaten Kulon Progo

Tahun Ajaran 2011/2012

TingkatanSekolah

Murid Guru

RasioMurid

terhadapGuru

TK (Negeri+Swasta) 7.511 904 8

SD Negeri

SD Swasta

28.9136.063

2.935896

107

SLTP Negeri

SLTP Swasta

15.3223.648

1.320559

127

SMU Negeri

SMU Swasta

4.772343

516136

93

SMK(Negeri+Swasta)

11.675 1.379 8

SLB(Negeri+Swasta)

387 103 4

Page 25: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 25/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 17

K K K EEESSSEEEHHH A A ATTT A A ANNN 

Beberapa indikator yang akan dibahas

sebagai bahan evaluasi pembangunan di

bidang kesehatan dan gizi antara lain : angka

harapan hidup, angka kematian bayi, penolong

persalinan terakhir, jumlah sarana kesehatan,

serta rata-rata lamanya bayi mendapat asupan

air susu ibu (ASI).

Angka kematian bayi menunjukkan nilaipersentase bayi lahir yang meninggal sebelum

berusia satu tahun. Angka Kematian Bayi

Kabupaten Kulon Progo tahun 2011 mencapai

14,60 per 1000 kelahiran hidup. 

Berdasarkan data Dinas Kesehatan,

Kematian bayi disebabkan: Asfiksia (31,51 %),

BBLR (26,03 %), Kelainan bawaan (15,07 %),Sepsis (6,85 %), Aspirasi Pneumonia (5,48 %),

Diare (4,11 %), Bronco Pneumonia (4,11 %),

Meningitis (2,74 %), Dysentri (1,37 %), Epilepsi

(1,37 %), Perdarahan Otak (1,37 %).

Adapun Angka Kematian Ibu tahun 2011

sebanyak 6 orang (105,2 per 100.000 KH),

lebih besar dari pada Angka Kematian Ibu di

tahun 2010 sebanyak 4 orang (69,97 per

100.000 KH).

*** Tahukah Anda

Peluang atau harapan hidup penduduk

Kabupaten Kulon Progo yang lahir pada tahun 2011

adalah 74,48 tahun. Berdasarkan data Susenas 2011,

 Angka Kemati an Bayi (AKB) tahun 2011 di Kabupaten

Kulon progo adalah 14,6 per 1000 kelahir an hidup. 

Page 26: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 26/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201218

K K K EEESSSEEEHHH A A ATTT A A ANNN 

Angka kematian bayi sangat

dipengaruhi oleh tingkat perawatan sejak

janin masih dalam kandungan ibu, saat

kelahiran, hingga bayi berumur hampir satu

tahun. Pada saat kelahiran, ada faktor

penting yang mempengaruhi kesehatan ibu

dan anak yaitu penolong kelahiran.

Persalinan yang ditolong oleh tenaga medis

seperti dokter dan bidan dianggap lebih

baik daripada yang ditolong oleh dukun,

famili atau yang lainnya.

Sarana kesehatan di Kabupaten Kulon

Progo antara lain 8 buah Rumah Sakit (RS),

terdiri dari 1 RS pemerintah (RSUD Wates), 5

RS Swasta dan 2 RS Khusus (Rizki AmaliaLendah dan RSK Pura Raharja). Adapun

kelima RSU swasta yakni : RSU Kharisma

Paramedika, RSU Boro, RSU PKU

Muhammadiyah Nanggulan, RSU PKU

Muhammadiyah Wates, dan Rizki Amalia

Temon. Jumlah Puskesmas 21 unit, di 9

kecamatan masing-masing 2 unit, kecuali

Wates, Nanggulan, dan Kalibawang (masing-

masing 1 unit).

*** Tahukah Anda

Pada tahun 2011, berdasar hasil Susenas

32,10 persen persalinan terakhir kelahiran bayi di

Kabupaten Kulon Progo ditolong oleh dokter.

Sebanyak 63,20 persen persalinan ditolong oleh

bidan, 2,79 persen ditolong oleh dukun bersalin, dan

1,91 persen persalinan ditolong oleh tenaga

paramedis lain Tabel 6.1 Banyaknya Fasilitas Kesehatan

di Kabupaten Kulon ProgoTahun 2009 -2011

Nama Fasilitas 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)

Rumah Sakit 6 7 8

Balai Pengobatan/Rumah Bersalin

12 8 13

Puskesmas/Pustu 84 84 84

Apotek 20 20 20

Toko Obat 3 3 3

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo

Tabel 6.1 Persentase Penolong TerakhirPersalinan Kelahiran

di Kabupaten Kulon ProgoTahun 2009 -2011

PenolongTerakhir

2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)

Dokter 30,09 38,87 32,10

Bidan 61,39 55,21 63,20

TenagaParamedis

Lain- - 1,91

DukunBersalin

8,52 4,21 2,79

Lainnya - 0,70 -

Sumber : Susenas Kulon Progo, 2009,2010,2011

Page 27: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 27/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 19

K K K EEESSSEEEHHH A A ATTT A A ANNN 

Salah satu usaha untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia adalah

dengan memperhatikan perkembangan

anak sejak usia dini. Salah satu faktor

penting yang berpengaruh dalam upaya

tersebut adalah pemberian Air Susu Ibu

(ASI). ASI mengandung zat kekebalan tubuh

bayi, serta merupakan makanan yang

mengandung nilai gizi yang tinggi yang

sangat bermanfaat bagi pertumbuhan dan

kesehatan bayi.

Untuk mencapai derajat kesehatan yang

tinggi dapat dilakukan antara lain melalui

pemberian imunisasi pada balita utamanya

ditujukan untuk mencegah dari

kemungkinan terserang penyakit

berbahaya. Secara umum persentase balita

di Kabupaten Kulon Progo yang sudah

mendapat imunisasi cukup tinggi yaitu di

atas 85 persen untuk semua jenis imunisasi

standar. 

Tabel 6.2 Persentase Balita Usia 2-4 Tahunmenurut Lamanya diberi ASI

di Kabupaten Kulon ProgoTahun 2009 -2011

LamanyaDisusui (bulan)

2009 2010 2011

(1) (2) (3) (3)

5 2,68 0,00 7,90

6-11 2,68 4,17 1,91

12-17 9,67 6,69 10,72

18-23 18,85 20,94 14,69

24+ 66,13 68,20 64,79

Sumber : Susenas Kulon Progo, 2009,2010,2011

*** Tahukah Anda

Pada tahun 2011, persentase balita umur 2  –  4

tahun yang diberi ASI selama 24 bulan atau lebih sedikit

menurun dibanding tahun 2010. Pada tahun 2010

persentasenya 68,20 persen, pada tahun 2011 menurun

menjadi 64,79 persen.

Page 28: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 28/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201220

PPPEEER R R UUUMMM A A AHHH A A ANNN 

,

Rumah merupakan kebutuhan dasar

bagi manusia, disamping sandang dan

pangan. Sejalan dengan pertumbuhan

penduduk, kebutuhan akan ketersediaan

perumahan juga semakin meningkat.

Semakin baik kondisi dan kualitas rumah

menunjukkan semakin baik keadaan sosial

ekonomi rumahtangga.

Beberapa fasilitas pokok yang

merupakan syarat agar rumah menjadi

nyaman dan sehat untuk dihuni antara lain

ketersediaan listrik, air minum, jenis lantai

bukan dari tanah, jarak sumber air minum

ke tempat penampungan kotoran, serta

ketersediaan jamban yang memenuhi syarat

kesehatan.

*** Tahukah Anda 

Salah satu indikasi rumah sehat menurut Badan

Kesehatan Dunia / World Health Organization (WHO)

adalah rumah tinggal yang memiliki luas lantai per kapita

minimal 10 m2. Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas) 2011, lebih dari 90 persen rumah

tangga menempati luas lantai lebih dari 50 m2. Jika

dirata-rata per rumahtangga ada 4 ART, maka secara

rata-rata per kapita nya sudah lebih dari 10 m2. 

Berdasarkan hasil Susenas tahun 2011,

hampir seluruh rumah tangga di Kabupaten

Kulon Progo (99,73 persen) menggunakan

listrik sebagai sumber penerangan rumah.

Hanya 0,27 persennya yang masih

menggunakan pelita/sentir sebagai sumber

penerangan.

Berdasarkan data dari PLN Wates pada

tahun 2011 jumlah pelanggan PLN sebanyak

88.015. Jumlah ini lebih banyak dibanding

pelanggan tahun 2010 yang mencapai

87.808. Dari sisi daya yang terpasang, daya

di tahun 2011 yang sebesar 63.626.590 Kilo

Watt, juga lebih besar dibanding tahun 2010

yang sebesar 62.088.927 Kilo Watt.

Tabel 7.1 Persentase Rumah Tangga menurutSumber Penerangan

di Kabupaten Kulon ProgoTahun 2009 - 2011

SumberPenerangan

2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)

Listrik 98,32 99,71 99,73

Petromak/Aladin 1,53 - -

Pelita/Sentir 0,15 0,29 0,27

Sumber : Susenas Kulon Progo, 2009,2010,2011

Tabel 7.2 Jumlah Pelanggan dan Daya Terpasangdi Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2009 -2011

Rincian 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)

JumlahPelanggan

85.010 87.808 88.015

DayaTerpasang(Kilo Watt)

60.346.010 62.088.927 63.626.590

Sumber : PLN Wates

Page 29: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 29/60

 

Statistik Daerah Kabupaten K ulon Prog o 2012 21

PPPEEER R R UUUMMM A A AHHH A A ANNN 

.

Air merupakan kebutuhan yang

sangat vital bagi manusia terutama untuk

minum. Manusia membutuhkan air minum

rata-rata 1,5 liter perhari. Ketersediaan air

bersih yang berkualitas dalam jumlah yang

cukup perlu diperhatikan dari mana sumber

nya. Sumber air minum yang digunakan

penduduk juga dapat digunakan sebagai

salah satu indikator kesejahteraan

penduduk baik ditinjau dari segi kesehatan

maupun keadaan ekonomi.

*** Tahukah Anda 

Berdasar hasil Susenas 2011, di Kabupaten

Kulon Progo sebagian besar rumahtangganya (70,29persen) menggunakan sumber air minum dari

sumur/perigi. 

Tabel 7.3 Persentase Rumah Tanggamenurut Sumber Air Minumdi Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2009 -2011

Sumber AirMinum

2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)

Air Kemasan 1,23 1,63 2,52

Ledeng 10,93 11,81 8,19

SumurPompa

1,37 1,69 2,33

Sumur/Perigi 65,77 68,72 70,29

Mata

Air/Lainnya20,70 16,15 16,68

Sumber : Susenas Kulon Pro o 2009 2010 2011

Berdasarkan hasil Susenas 2011,

penggunaan sumur/perigi/sumur pompa

masih jadi sumber sumber air minum

andalan penduduk Kabupaten Kulon Progo

(sekitar 72,62 persen terdiri dari

sumur/perigi 70,29 persen dan sumur

pompa 2,33 persen). Pengguna mata

air/lainnya 16,68 persen, ledeng 8,19

persen. Penggunaan air kemasan meningkat

dari tahun ke tahun. Pada tahun 2011,

sebanyak 2,52 persen penduduk Kabupaten

Kulon Progo menggunakan air kemasan

sebagai sumber air minum.

Page 30: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 30/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201222

PPPEEER R R UUUMMM A A AHHH A A ANNN 

Tabel 7.4 Persentase Rumah Tangga menurutJenis Lantai terluas

di Kabupaten Kulon ProgoTahun 2010 - 2011

LantaiTerluas

2010 2011

(1) (2) (3)

Tanah 19,88 16,55

BukanTanah

80,12 83,45

Sumber : Susenas Kulon Progo 2010,2011

Pembangunan di bidang pemukiman

diharapkan semakin meningkatkan kualitas

kesehatan masyarakat. Salah satu program

yang telah dilakukan oleh pemerintah

adalah program lantainisasi. Dilihat dari

perkembangan hasil pendataan BPS melalui

survei Susenas, diperoleh informasipersentase rumahtangga dengan lantai

 jenis tanah dari tahun ke tahun semakin

menurun.

Pada tahun 2010 persentase rumah

tangga dengan lantai tanah 19,88 persen.

Sedangkan pada tahun 2011 menurun

menjadi 16,55 persen. Seiring denganpenurunan persentase luas lantai dari

tanah, persentase luas lantai bukan tanah

semakin meningkat. Termasuk disini dari

semen, traso, tegel, keramik, marmer, kayu,

dll. Pada tahun 2010 persentase

rumahtangga dengan lantai selain tanah

80,12 persen, meningkat menjadi 83,45

persen pada tahun 2011.

*** Tahukah Anda 

Berdasar hasil Susenas 2011,

sebagian besar rumahtangga di Kabupaten

Kulon Progo (83,45 persen) jenis lantai

terluasnya bukan tanah.

Page 31: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 31/60

 

Statistik Daerah Kabupaten K ulon Prog o 2012 23

PPPEEER R R UUUMMM A A AHHH A A ANNN 

Hal lain yang mempengaruhi

kualitas air tidak hanya sumbernya dari

mana, tetapi ada hal lain yang

mempengaruhi adalah jarak sumber air

dengan tempat penampungan limbah baik

dari limbah dapur ataupun limbah WC/KM.

Kalau terjadi perembesan maka kualitas air

akan menurun.

Jarak minimal yang disarankan

antara sumber air dan tempat

penampungan limbah adalah 10 m. Pada

tahun 2011, rumah tangga yang mempunyai

 jarak sumber air minum ke tempat

penampungan kotoran ≤10 m sebanyak

15,77 persen, yang mempunyai jarak ≥10 mada 83,61 persen, dan 0,61 persen rumah

tangga mengaku tidak tahu jarak sumber air

dengan tempat penampungan limbah.

Fasilitas pokok perumahan lainnya

adalah jenis kloset untuk tempat buang air

besar. Pada tahun 2011 persentase rumah

tangga yang menggunakan kloset jenis leherangsa sebesar 82,33 persen, plengsengan

sebesar 0,77 persen, cubluk/cemplung

sebesar 16,47 persen. Kloset jenis leher

angsa dianggap sebagai tempat buang air

besar yang paling sehat, karena di

bawahnya terdapat saluran berbentuk

huruf “U” untuk menampung kotoran tidak 

keluar kotoran sehingga bau.

*** Tahukah Anda 

Sebanyak 82,33 persen rumah tangga di

Kabupaten Kulon Progo di tahun 2011 telah

menggunakan jenis kloset leher angsa.

Page 32: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 32/60

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201224

PEMBANGUNAN MANUSIA

*** Tahukah Anda

Indeks Pembangunan Manusia KabupatenKulon Progo tahun 2011 sebesar 75,04 mendudukiperingkat ke-4 di D.I. Yogyakarta setelah KotaYogyakarta, Sleman, dan Bantul.

Indikator IPM atau HDI (Human

Development Indeks)  digunakan untuk

mengukur keberhasilan pembangunan

manusia. IPM mencakup tiga aspek yakni :

kesehatan, pendidikan, dan pendapatan.

Aspek kesehatan menggunakan indikator

Angka Harapan Hidup (AHH) waktu lahir,

aspek pendidikan menggunakan indikator

Angka Melek Huruf (AMH) dan Rata-rata

Lama Sekolah (RLS), sedangkan aspek

pendapatan menggunakan indikator

pengeluaran riil per kapita yang disesuaikan. 

Tabel 8.1. Indeks Pembangunan Manusia

se Provins i Daerah Istimewa Yogyakarta

2010 -2011 

Kab/ Kota 2010 2011*)

(1) (2) (3)

Kulon Progo 74,49 75,04

Bantul 74,53 75,05

Gunung Kidul 70,45 70,84

Sleman 78,20 78,79

Kota Yogyakarta 79,52 79,89

Sumber : Badan Pusat Statistik

Keterangan : *) Masih Angka Sementara

Dari tahun ke tahun skor Indeks

Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten

Kulon Progo semakin bertambah. Pada

tahun 2011, IPM Kulon Progo sebesar 75,04,

meningkat dibandingkan kondisi tahun 2010

yang sebesar 74,49. Angka tersebut menurut

kriteria United Nations DevelopmentProgramme  (UNDP) termasuk dalam

kelompok menengah. Dan menurut kriteria

Badan Pusat Statistik (BPS) termasuk dalam

kelompok menengah atas.

Page 33: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 33/60

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 25

Tabel 8.2. Indikator KeberhasilanPembangunan ManusiaKabupaten Kulon Progo

Tahun 2009-2011

Uraian 2009 2010 2011*)

 Angka

HarapanHidup (tahun)

74,09 74,38 74,48

 Angka MelekHuruf (%)

89,52 90,69 92,00

Rata-rataLama Sekolah(Tahun)

7,89 8,20 8,37

Konsumsi RiilPer Kapita(000.Rp)

629,50 630,38 631,42

IndeksPembangunanManusia (IPM

73,77 74,49 75,04

Keterangan : *) Masih Angka Sementara

Sumber : Badan Pusat Statistik

PEMBANGUNAN MANUSIA

Indikator Angka Harapan Hidup waktu

lahir (AHH0) penduduk Kabupaten Kulon

Progo Tahun 2011 sebesar 74,48 tahun.

Artinya peluang atau harapan lama hidup

penduduk Kabupaten Kulon Progo yang lahir

pada tahun 2011 mencapai sekitar 74,48

tahun. Angka tersebut lebih besar dibanding

besaran pada tahun 2010 yang mencapai

74,38 tahun. Semakin tinggi angka harapan

hidup semakin tinggi pula tingkat kesehatan

yang dicapai oleh penduduk suatu wilayah.

Indikator Angka Melek Huruf (AMH)

menunjukkan persentase penduduk 15

tahun ke atas yang dapat membaca dan

menulis. Besaran AMH Kabupaten Kulon

Progo pada tahun 2011 adalah 92,00 persen.

Artinya, diantara penduduk usia 15 tahun ke

atas; 92,00 persennya mempunyai

kemampuan membaca dan menulis. Indeks

ini lebih besar dari tahun 2010 yang sebesar

90,69 persen.

Indikator Rata-rata Lama Sekolah

merupakan kumulatif jumlah tahun yang

ditempuh seseorang dalam mengikuti

pendidikan formal yang dihitung sampai

 jenjang pendidikan tertinggi yang

ditamatkan atau kelas/tingkat tertinggi yang

pernah diduduki. Pada tahun 2011, rata-rata

lama sekolah penduduk Kabupaten Kulon

Progo 8,3 tahun (setara klas II SMP)

*** Tahukah Anda

Rata-rata Lama Sekolah di Kabupaten Kulon Progopada tahun 2011 sebesar 8,37 tahun. Artinya bagipenduduk yang pernah sekolah, rata-rata lamasekolah yang dicapai 8 tahun atau setara kelas IISMP. 

Page 34: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 34/60

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201226

Nilai konsumsi riil per kapita dapat

digunakan untuk mengukur kemampuan

daya beli masyarakat. Semakin besar daya

beli mengindikasikan tingkat kesejahteraan

penduduk yang semakin baik.

Rata-rata konsumsi riil per kapita

Kabupaten Kulon Progo Tahun 2011 yang

sudah disesuaikan lebih dari Rp 631.420,-.

Rata-rata konsumsi riil per kapita tahun

2011, lebih meningkat dibanding tahun 2010

yang sebesar Rp.630.380 ,-.

Besaran perkembangan IPM secara

umum dapat dilihat dari reduksi shortfall  

yaitu suatu angka yang menggambarkan

keberhasilan dipandang dari jarak antara

yang dicapai dengan kondisi ideal.  Pada

periode 2010-2011, angka reduksi shortfall  

di Kabupaten Kulon progo sebesar 2,16.

Artinya, di Kabupaten Kulon Progo rasio

pencapaian kesenjangan antara jarak ‘ yang

sudah ditempuh’ dengan  jarak ‘yang harus

ditempuh’ untuk mencapai kondisi idealmendekat sekitar 2,16. Nilai reduksi shortfall  

ini lebih kecil dibanding periode 2009-2010

yang sebesar 2,74. Namun demikian nilai

reduksi shortfall   Kabupaten Kulon Progo

menduduki peringkat ke 2 terbesar di

Propinsi D.I. Yogyakarta setelah Kabupaten

Sleman. Semakin besar besaran reduksi

Shortfall   semakin baik untuk mencapai

kondisi ideal.

Tabel 8.3. Perkembangan KeberhasilanPembangunan Manusia Kab. Kulon Progo

Tahun 2008-2011

Uraian Besaran

IPM 2008 73,26

IPM 2009 73,77

IPM 2010 74,49

IPM 2011 75,04

Reduksi Shortfall 2008-2009 1,88

Reduksi Shortfall 2009-2010 2,74

Reduksi Shortfall 2010-2011 2,16

Sumber : Badan Pusat Statistik

PEMBANGUNAN MANUSIA

Tabel 8.4. Besaran Reduksi Shortfall  Pembangunan Manusia se Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta

Kab/ Kota Tahun 2010-2011

(1) (2)

Kulon Pro o 2,16

Bantul 2,06

Gunung Kidul 1,30

Sleman 2,71

Kota Yogyakarta 1,84

Sumber : Badan Pusat Statistik

Page 35: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 35/60

 

Statistik Daerah Kabupaten K ulon Prog o 2012 27

PPPEEER R R TTT A A ANNNIII A A ANNN 

Dalam perekonomian di Kabupaten

Kulon Progo, sektor Pertanian masih

menjadi andalan. Pada tahun 2011

sumbangan sektor ini terhadap PDRB

Kabupaten Kulon Progo sebesar 23,68

persen. Dalam sektor pertanian sumbangan

terbesar dari sub sektor tanaman bahan

makanan yang terdiri dari kelompok padi

palawija, sayuran, dan buah-buahan.

Untuk kelompok padi palawija,

komoditas padi memiliki nilai produksi yang

paling dominan pada tahun 2011. Produksi,

luas lahan, maupun produktivitas komoditas

padi sawah mengalami peningkatan

dibanding keadaan di tahun 2010. Demikian

 juga untuk komoditas padi gogo ada

peningkatan produksi dari 1.041 ton pada

tahun 2010 menjadi 1.629 ton pada tahun

2011.

Untuk tanaman jagung, juga terjadi

peningkatan produksi di tahun 2011. Hal

tersebut disebabkan adanya peningkatan

produktivitas dan luas panen. Produksi

 jagung di tahun 2011 sebesar 30.024 ton

sedangkan pada tahun 2010 mencapai

27.891 ton. 

Untuk komoditas ketela pohon

mengalami penurunan produksi dan

penurunan luas panen. Total produksi ketela

pohon di tahun 2011 sebesar 46.269 ton,sedangkan pada tahun 2010 mencapai

56.528 ton.

Tabel 9.1. Luas Panen, Produksi, danProdukt ivi tas Tanaman Padi Palawija

Di Kabupaten Kulon ProgoTahun 2010-2011

Uraian 2010 2011

(1) (2) (3)

Padi Sawah

Luas Panen (Ha) 17.148 20.944

Produksi (Ton) 105.816 131.471

Produktivitas (Kw/Ha) 61,71 62,78

Padi Gogo

Luas Panen (Ha) 328 512

Produksi (Ton) 1.041 1.629

Produktivitas (Kw/Ha) 31,74 31,83

Jagung

Luas Panen (Ha) 4.986 5.009

Produksi (Ton) 27.891 30.024

Produktivitas (Kw/Ha) 55,94 59,92

Ketela PohonLuas Panen (Ha) 3.539 2.971

Produksi (Ton) 56.528 46.269

Produktivitas (Kw/Ha) 159,73 155,73

Kacang Tanah

Luas Panen (Ha) 1.631 1.097

Produksi (Ton) 1.387 794

Produktivitas (Kw/Ha) 8,50 7,24

Kedelai

Luas Panen (Ha) 2.859 1.456

Produksi (Ton) 3.886 1.835

Produktivitas (Kw/Ha) 13,59 12,85

Sumber : BPS Kabupaten Kulon Progo

*** Tahukah Anda 

Untuk komoditas tanaman padi sawah, denganpeningkatan luas panen sekitar 3.796 Ha, dan

peningkatan produktivitas 1,07 persen, produksi padisawah di Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2011mengalami peningkatan produksi 25.655 ton dibanding

produksi pada tahun 2010. 

Page 36: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 36/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201228

PPPEEER R R TTT A A ANNNIII A A ANNN 

Komoditas sayuran yang banyak

dibudidayakan oleh masyarakat Kabupaten

Kulon Progo dan menghasilkan produksi

yang cukup besar adalah tanaman cabe

besar, petsai/sawi, serta bawang merah. 

Pada tahun 2011 produksi untuk masing-

masing komoditas tersebut mencapai

107.721,9 kuintal, 46.132 kuintal, serta

25.223 kuintal. Jika dibandingkan dengan

produksi tahun 2010, ketiga komoditas

tersebut mengalami peningkatan produksi.

Untuk tanaman buah-buahan, yang

potensial di Kabupaten Kulon Progo adalahpisang, melon dan semangka, mangga serta

rambutan. Produksi melon, pisang, mangga,

semangka, dan rambutan pada tahun 2011

masing-masing yaitu sebesar 199.432

kuintal, 197.765 kuintal, 92.196 kuintal,

70.032 kuintal, dan 30.476 kuintal. Secara

keseluruhan tanaman buah pada tahun

2011 mengalami kenaikan produksi. Buah-

buahan tersebut antara lain durian, pepaya,

nenas, salak, jambu biji, jeruk, dan lain-lain.

*** Tahukah And a

Cabe besar merupakan komoditasunggulan sayuran di Kabupaten Kulon Progo.Pada tahun 2011, produksi cabe besar mencapailebih dari 10,7 ton. Hampir seluruh wilayah KulonProgo potensial untuk pertanian Cabe Besar. 

Tabel 9.2 Luas Panen dan ProduksiTanaman Sayuran Andalandi Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2010-2011

Uraian 2010 2011

(1) (2) (3)

Bawang Merah

Luas Panen (Ha) 227 308

Produksi (Kwintal) 18.597 25.223

Bawang Daun

Luas Panen (Ha) 123 33

Produksi (Kwintal) 15.040 4.039

Benguk

Luas Panen (Ha) 395 267

Produksi (Kwintal) 9.571 7.858

Cabe Besar

Luas Panen (Ha) 908 1.244

Produksi (Kwintal) 73.712 107.721,9

Cabe Rawit

Luas Panen (Ha) 83 57

Produksi (Kwintal) 4.268 4.938

Petsai/Sawi

Luas Panen (Ha) 221 324

Produksi (Kwintal) 31.624 46.132

Sumber : BPS Kabupaten Kulon Progo

Page 37: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 37/60

 

Statistik Daerah Kabupaten K ulon Prog o 2012 29

PPPEEER R R TTT A A ANNNIII A A ANNN 

.

Selain tanaman bahan makanan

komoditas pertanian juga mencakup

tanaman obat-obatan, perkebunan, serta

kehutanan. Disamping itu kegiatan

peternakan dan perikanan juga termasuk

dalam kegiatan pertanian.

Selain kelapa, komoditas perkebunan

yang diandalkan di Kabupaten Kulon Progoadalah kakao dan cengkeh. Produksi kedua

komoditas tersebut masing-masing 388,31

ton untuk komoditas cengkeh dan 340,04

ton untuk tanaman kopi.

Untuk komoditas tanaman obat-

obatan ada lima komoditas yang

produksinya cukup besar (produksi lebih

dari 1 ton) yakni Jahe, Laos, Kencur, Kunyit,

dan Temu lawak.

Untuk tanaman kehutanan, produksi

yang cukup besar adalah tanaman jati

menghasilkan 30.734,06 m3  di tahun 2011,

produksi tanaman mahoni mencapai

6.732,72 m3  dan tanaman sengon tercatat

6.197,81 m

3

.

Tabel 9.3 Produksi Tanaman Perkebunandi Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2010-2011(Ton)

Uraian 2010 2011

(1) (2) (3)

Kakao 836,3 732,53

Kopi 337,2 340,04

Kelapa 29.966,2 29.292,45

Cengkeh 346,2 388,31

Gebang 44,1 83,71

Jambu Mete 14,9 19,68

Lada 7,1 7,02

Teh 181,0 298,47

Tembakau 6,2 10,66

Nilam 121,3 122,85

Sumber : BPS Kabupaten Kulon Progo

*** Tahuk ah Anda

Kelapa merupakan komoditas unggulanperkebunan di Kabupaten Kulon Progo. Padatahun 2011, produksi kelapa mencapai 29.292,45ton atau mengalami penurunan produksi 2,25persen. 

Tabel 9.4 Produksi Lima KomoditasUtama Tanaman Obat

di Kabupaten Kulon ProgoTahun 2010-2009

(Ton)

Uraian 2010 2011

(1) (2) (3)

Jahe 1.684 1.877

Laos 1.291 1.344

Kencur 1.744 1.457

Kunyit 2.554 2.086

Temu Lawak 1.604 1.847

Sumber : BPS Kabupaten Kulon Progo

Page 38: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 38/60

 

Statist ik Daerah Kabupaten Kulon Progo 201230

PPPEEERRRTTTAAAMMMBBBAAANNNGGGAAANNN DDDAAANNN EEENNNEEERRRGGGIII 

Sub sektor penggalian, sub sektor

listrik, dan sub sektor air bersih mempunyai

peran yang relatif kecil dalam

perekonomian di Kabupaten Kulon Progo

tahun 2011. Peranan ketiga sub sektor

tersebut masing-masing sebesar 0,82

persen; 0,80 persen; dan 0,07 persen.Komoditi barang galian yang potensial di

Kabupaten Kulon Progo antara lain pasir

dan tanah liat.

Listrik merupakan salah satu sumber

energi yang menjadi kebutuhan primer

masyarakat. Di Kabupaten Kulon Progo

listrik sudah tersalur di 88 desa. Jumlah

pelanggan listrik di Kabupaten Kulon Progo

pada tahun 2011 sebanyak 88.536

konsumen dengan jumlah daya terpasang

64.061.290 VA.

Air juga menjadi kebutuhan primer

penduduk. Salah satu perusahaan penyuplai

air bersih di Kabupaten Kulon Progo adalah

PDAM. Pada tahun 2011, terdapat 14.117

pelanggan air bersih dari PDAM. Produksi

air yang dihasilkan oleh PDAM di tahun

2011 sebanyak 2.715.299 m3

dan volume

yang terjual sebanyak 2.019.207m3  dengan

nilai penjualan air bersih mencapai Rp. 7,25

milyar.

Tabel 10.1. Nilai Tambah dan Sumbanganterhadap PDRB Sektor Pertambangan dan Energi

Kabupaten Kulon Progo, 2011

Sektor/subsektor

Nilai tambah(milyar rp.)

Sumbanganthd PDRB (%)

(1) (2) (3)

Pertambangan

dan penggalian

31,55 0,82

Listrik 31,00 0,80

 Air bersih 2,52 0,07

Sumber: BPS Kab Kulon Progo

Tabel 10.2. Jumlah Pelanggan, ProduksiTersalur Listrik dan Air Bersih Kabupaten Kulon

Progo, 2010-2011

Rincian 2010 2011

(1) (2) (3)

Pelanggan Listrik 85.698* 88.536

Daya Terpasang

(VA)61.553.060* 64.061.290

Pelanggan Air Bersih 12.744 14.117

Produksi Air (M3) 2.694.801 2.715.299

 Air Terjual (M3) 1.982.347 2.019.207

Nilai Penjualan Air

(Ribu)5.994.436 7.247.220

Sumber: PLN dan PDAM Kab Kulon ProgoKeterangan : * angka revisi

*** Tahukah And a

Jumlah pelanggan listrik di Kabupaten

Kulon Progo pada tahun 2011 sebanyak 88.536konsumen, dengan daya terpasang 64.061.290 VA. 

Page 39: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 39/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2011 31

IIINNNDDDUUUSSSTTTR R R III PPPEEENNNGGGOOOLLL A A AHHH A A ANNN 

Tabel 11.1 Nilai Tambah Bruto, Sumbangan,dan Laju Pertumbuhan Sektor IndustriPengolahan di Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2009-2011

Rincian 2009 2010 2011

(1) (2) (3) (4)

Nilai TambahBruto (Milyar)

496,2 550,5 553,3

Sumbangan(persen)) 

15,10 15,52 14,31

Laju Pertumbu -han (persen) 

2,20 4,08 -1,23

Sumber : BPS Kulon Progo

*** Tahukah Anda***

Sektor industri pengolahan pada tahun 2011mengalami laju pertumbuhan negatif sebesar 1,23persen. Pada tahun 2009 dan 2010 tumbuh positif2,2 persen dan 4,08 persen.

Industri pengolahan menjadi salah

satu sektor lapangan usaha dalam

perekonomian. Pada tahun 2011, sektor ini

menyumbang 14,31 persen terhadap total

produk domestik regional bruto (PDRB) di

Kabupaten Kulon Progo.

Nilai PDRB tersebut merupakan total

nilai tambah bruto (NTB) yang tercipta dari

seluruh kegiatan ekonomi di Kabupaten

Kulon Progo. Pada tahun 2011, sektor

industri pengolahan mampu menciptakan

nilai tambah sebesar 553,3 milyar rupiah.

Pada tahun 2010, nilai tambah yang tercipta

untuk sektor ini sebesar 550,5 milyar.

Nilai tambah tersebut di atas masihdipengaruhi inflasi pada tingkat produsen.

Ketika faktor inflasi dihillangkan, secara riil

sektor ini mengalami pertumbuhan negatif

1,23 persen.

Beberapa kegiatan perindustrian di

Kabupaten Kulon Progo diarahkan pada

produksi komiditas ekspor. Nilai ekspor dariKabupaten Kulon Progo selama tahun 2011

sebesar US$ 4.571.171. Nilai ekspor

tersebut lebih sedikit 13,29 persen

dibanding tahun 2010 yang mencapai US$

5.271.647. Komoditas ekspor dari

Kabupaten Kulon Progo antara lain: arang

briket, kerajinan agel, teh, kerajinan kayu,

wig, dan gula kristal.

Page 40: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 40/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201232

IIINNNDDDUUUSSSTTTR R R III PPPEEENNNGGGOOOLLL A A AHHH A A ANNN 

Penyumbang nilai ekspor terbesar di

Kabupaten Kulon Progo selama tahun 2011

adalah teh yakni sekitar 40,53 persen,

dengan besaran nilai ekspor sebesar US$

1.852.853. Penyumbang terbesar kedua

adalah arang briket, dengan nilai ekspor

US$ 1.162.935 mampu memberikan

sumbangan 25,44 persen. Penyumbang

ekspor terbesar ke tiga adalah wig dengan

sumbangan sebesar 24,61 persen dan

besaran nilai ekspornya US$ 1.124.925.

Pemerintah daerah melakukan

pembinaan di 81 sentra industri pada tahun

2011. Jumlah sentra industri yang dibina

lebih sedikit dibanding tahun 2010 yakni

sebanyak 84 sentra industri. Seiring

penurunan jumlah sentra industri yang

dibina, jumlah unit usaha yang terbina juga

lebih sedikit dari sebanyak 3.959 unit usaha

di tahun 2010 menjadi 2.091 unit usaha

pada tahun 2011. 

Tabel 11.2 Statistik Ekspor Kab. Kulon ProgoTahun 2010 -2011

Uraian 2010 2011

(1) (3) (4)

Total Nilai Eksport (US$) 5.271.647 4.571.171

a. Arang Briket

1 Volume (Kg) 3.609.686 1.299.2392 Nilai Eksport (US$) 1.820.760 1.162.935

b. Kerajinan Agel 

1 Volume (Kg) 390.400 804.0002 Nilai Eksport (US$) 2.004.750 1.852.853

c. Teh Hijau/Hitam 

1 Volume (Kg) 36.000 40.0002 Nilai Eksport (US$) 36.000 56.468

d. Kerajinan Kayu 

1 Volume (Kg) 13.110 7.4052 Nilai Eksport (US$) 107.525 200.816

e. Wig 

1 Volume (Kg) 450.000 450.000

2 Nilai Eksport (US$) 1.125.000 1.124.925

f. Gula Kristal 

1 Volume (Kg) 119.572 98.2252 Nilai Eksport (US$) 177.612 173.174

Sumber : Disperindag dan ESDM Kabupaten Kulon Progo,

Tabel 11.3 Jumlah Sentra Industri, Jumlah UnitUsaha yang dibina oleh Disperindag ESDMKabupaten Kulon Progo, Tahun 2007-2011

TahunJumlahSentraIndustri

JumlahUnit

Usaha

JumlahTenagaKerja

(1) (2) (3) (4)

2007 87 3.957 12.675

2008 92 4.043 12.905

2009 93 4.071 12.977

2010 84 3.959 9.386

2011 81 2.091 4.957

Sumber : Disperindag ESDM Kabupaten Kulon Progo,

*** Tahu kah Anda

Proses pembuatan gula semut (gula

kristal) di daerah Kalirejo, Kokapyang rendah kolesterol mulai diminatiwisatawan asing yang ingin melihatlangsung proses pembuatannya.

Page 41: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 41/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 33

K K K OOONNNSSSTTTR R R UUUK K K SSSIII 

*** Tahu kah Anda

Pada tahun 2011, perusahaan konstruksi diKabupaten Kulon Progo sebagian besarbergerak di bidang sipil dan arsitektural,dengan klasifikasi terbesar berada pada G2-G4(klasifikasi kecil).

Tabel 12.1. Perkembangan Badan Usaha KonstruksiKlasifikasi G menurut Bidang Usaha dan Klasifikasi

di Kabupaten Kulon Progo,2011

Bidang

Klasifikasi

Kecil Non Kecil

G 2 G 3 G 4 G 5 G 6 G 7

 Arsitektural 88 47 32 2 0 0

Sipil 93 63 42 3 1 0

Listrik 0 1 1 0 0 0

Tata

Lingkungan 16 9 8 0 0 0

Sumber : DPU Kabupaten Kulon Progo

Konstruksi merupakan kegiatan

ekonomi yang mencakup kegiatan

pembangunan baik bangunan tempat

tinggal, bangunan bukan tempat tinggal

(seperti kantor, pabrik,dll), pembangunan

 jalan, jembatan, instalasi listrik, AC, dll.

Perusahaan konstruksi di Kabupaten

Kulon Progo pada tahun 2011 sebagian

besar masih memilih bidang konstruksi sipil

dan arsitektural, dengan klasifikasi

terbanyak pada klasifikasi kecil antara G2-

G4. Sebagai catatan, secara umum

perusahaan konstruksi tidak hanya

berusaha pada satu bidang usaha konstruksi

saja, bahkan dalam satu perusahaan bisamerangkap berbagai bidang dengan lebih

dari satu klasifikasi usaha.

Konstruksi mempunyai peranan

dalam pembangunan di suatu wilayah, dan

menjadi salah satu sektor perekonomian

dalam pembentukan nilai PDRB suatu

wilayah. Nilai tambah sektor konstruksi diKabupaten Kulon Progo pada tahun 2011

sebesar 239,51 milyar dengan sumbangan

terhadap total PDRB Kabupaten Kulon

Progo sebesar 6,19 persen. Sumbangan

sektor ini pada tahun 2010 sebesar 5,90

persen, yang berarti terjadi peningkatan

besaran sumbangan pada tahun 2011.

Page 42: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 42/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201134

HHHOOOTTTEEELLL DDD A A ANNN PPP A A AR R R IIIWWWIIISSS A A ATTT A A A 

Kegiatan perhotelan di Kabupaten

Kulon Progo terpusat di Kecamatan Temon

dan Wates. Hal ini terkait dengan

keberadaan objek wisata Pantai Glagah

sebagai obyek wisata andalan yang

berlokasi di Kecamatan Temon dan Kota

Wates sebagai Ibu Kota Kabupaten Kulon

Progo. Disamping itu, di sekitar lokasi obyekwisata Waduk Sermo tersedia juga fasilitas

penginapan. Banyaknya fasilitas akomodasi

(hotel dan penginapan) yang tersedia di

Kabupaten Kulon Progo sebanyak 19 buah

(sumber : website Pemerintah Daerah

Kabupaten Kulon Progo).

Salah satu penunjang perkembanganusaha perhotelan adalah adanya kegiatan

kepariwisataan. Pada tahun 2011, dari

enam tempat wisata yang ada retribusinya

di Kabupaten Kulon Progo sebagian besar

pengunjung (75,80 persen) melakukan

wisata ke Pantai Glagah.

Salah satu daya tarik wisata di PantaiGlagah, antara lain adanya Laguna. Laguna

di Pantai Glagah merupakan salah satu

fenomena alam yang tidak banyak dimiliki

oleh pantai-pantai lain di Indonesia. Laguna

adalah semacam telaga atau danau yang

diakibatkan oleh terjebaknya ombak laut di

daratan yang memiliki cekungan cukup

dalam.

*** Tahukah Anda

Obyek wisata yang menjadi tujuan wisatawan di

Kulon Progo antara lain : Pantai Glagah dan PantaiCongot di Kecamatan Temon, Pantai Trisik diKecamatan Galur, Waduk Sermo di KecamatanKokap, Pemandian Clereng di Kecamatan Pengasih,Gua Kiskendo di Kecamatan Girimulyo, dan Puncak

Suroloyo di Kecamatan Samigaluh. 

Page 43: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 43/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2011 35

HHHOOOTTTEEELLL DDD A A ANNN PPP A A AR R R IIIWWWIIISSS A A ATTT A A A 

Tabel 13.1 Jumlah Pendapatan Kotor perObyek Wisata di Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2010-2011 (Ribuan)

Obyek Wisata 2010 2011

Pantai Glagah 750.541 940.731

Pantai Congot 83.080 95.960

Pantai Trisik 60.524 65.985

Waduk Sermo 34.542 41.882

Gua Kiskendo 9.329 15.835

Puncak Suroloyo 20.855 23.068

Sumber : Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda danOlah Raga Kabupaten Kulon Progo

Catatan : Tidak termasuk Pemandian Clereng

Di Pantai Glagah sedang dilakukan

pembangunan pelabuhan yang

rencananya akan menjadi pelabuhan

besar yang mampu dirapati perahu atau

kapal berbobot ratusan ton. Proses

pembangunan masih berlangsung.

Beton-beton pemecah gelombang

dengan bentuk khas seperti bintang

dengan ujung kaki berjumlah tiga buah,

bronjong, dan batu terus diletakkan di

kedua sisi muara Sungai Serang dan terus

dimajukan hingga ke Samudera

Indonesia. Pelabuhan yang tengah

dibangun ini dinamakan Pelabuhan

Tanjung Adikarto.

Daya tarik Pantai Glagah yang lain

adalah Dermaga Wisata serta Kebun

Buah Naga. Keindahan Pantai Glagah

mampu menarik wisatawan sebanyak

262.312 orang dan memberikan

pendapatan bagi Pemda setempat

sebesar 940,73 juta rupiah di tahun 2011.

Page 44: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 44/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 201136

TTTR R R  A A ANNNSSSPPPOOOR R R TTT A A ASSSIII DDD A A ANNN K K K OOOMMMUUUNNNIIIK K K  A A ASSSIII 

*** Tahukah And a

Pada tahun 2011, kondisi jalan di

Kabupaten Kulon Progo yang sudah

diaspal 70,44 persen. Sedangkan menurut

kondisi jalan 45,71 persen dalam kondisi

baik.

Sarana dan prasarana transportasi

yang memadai sangat menunjang

kelancaran kegiatan perekonomian di suatu

wilayah, demikian juga dengan komunikasi.

Panjang jalan di Kabupaten Kulon

Progo terdiri dari jalan negara sepanjang

28.570 km, jalan propinsi sepanjang 158.500

km, dan jalan kabupaten 763.680 km. (DPU,

berdasar surat Keputusan Jalan Kabupaten

dan Jalan Desa)

Menurut kondisinya, 45,71 persen

jalan di Kabupaten Kulon Progo kondisinya

baik; 38,85 persen dalam kondisi sedang;

10,95 persen dalam kondisi rusak; dan 4,49

persen dalam kondisi rusak berat.

Keberadaan jembatan sebagai

penghubung wilayah yang dilalui aliran

sungai dan letak geografis yang dipisahkan

oleh jurang, sangat berperan untuk

kelancaran transportasi antar wilayah.

Jumlah jembatan di Kabupaten Kulon Progo

sebanyak 433 buah.

Jumlah kendaraan yang wajib uji di

Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2011

sebanyak 5.330 kendaraan, 5.248

kendaraan dinyatakan Lulus Uji, 69

kendaraan tidak Lulus Uji, 96 kendaraan Uji

berkala pertama dan 371 kendaraan

Numpang Uji.

Gambar 14.1

Persentase Panjang Jalan di Kabupaten Kulon

Progo menurut jenis Permukaan Tahun 2011

Gambar 14.2

Persentase Panjang Jalan di Kabupaten Kulon

Progo menurut Kondisi Jalan Tahun 2011

Page 45: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 45/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2011 37

TTTR R R  A A ANNNSSSPPPOOOR R R TTT A A ASSSIII DDD A A ANNN K K K OOOMMMUUUNNNIIIK K K  A A ASSSIII 

Kereta api sebagai angkutan massal

masih menjadi pilihan bagi sebagian

masyarakat Kulon Progo. Berdasarkan data

dari PT. Kereta Api Indonesia D.I.

Yogyakarta, total penumpang yang naik dari

stasiun Wates dan Sentolo mencapai

142.349 orang pada tahun 2011. Jika dirinci

per bulan, paling banyak pada bulan Juli

(14.034 orang penumpang) dan pada bulan

September (13.785 orang penumpang). Hal

ini seiring dengan adanya moment   liburan

sekolah dan arus mudik lebaran. Jumlah

penumpang paling sedikit pada bulan

Agustus 2011 sebanyak 9.529 orang

penumpang.

Pada tahun 2011 terjadi penambahan

 jumlah sambungan telepon (naik 1,35

persen) dibanding tahun 2010. Pada tahun

2010 jumlah sambungan telepon 3.925

bertambah menjadi 3.978 pada tahun 2011.

Pada tahun 2011, ada penambahan 38

sambungan pelanggan perora-

ngan/perusahaan, penambahan 34 unit

sambungan di instansi pemerintah/swasta.

Untuk unit telepon umum/ wartel/ponpin

terjadi pemutusan 19 sambungan telepon.

Tabel 14.1. Banyaknya Sambungan Telepon diKabupaten Kulon Progo Tahun 2010-2011

Menurut Jenis Pelanggan

Jenis Pelanggan 2010 2011Penam

bahan

Perorangan/

Perusahaan 3.464 3.502 38

InstansiPemerintah /Swasta 416 450 34

Dinas Telkom 5 5 0

Telepon Umum /Wartel / Ponpin 40 21 -19

Jumlah 3.925 3.978 53

Sumber : PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. Cabang Wates

Kabu aten Kulon Pro o

Grafik 14.3 Jumlah Penumpang Kereta Api

di Stasiun Wates dan Sentolo

Kabupaten Kulon Progo, Tahun 2011 

Page 46: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 46/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kulon Progo 201138

TTTR R R  A A ANNNSSSPPPOOOR R R TTT A A ASSSIII DDD A A ANNN K K K OOOMMMUUUNNNIIIK K K  A A ASSSIII 

Pada tahun 2011 ada peningkatan

jumlah pengiriman surat dalam negeri,

surat kilat khusus, dan pos paket.

Banyaknya surat dalam negeri yang

dikirimkan di tahun 2010 sebanyak 26.565

lembar. Pada tahun 2011 jumlah surat

dalam negeri yang dikirimkan lebih banyak

(bertambah 12,63 persen) yakni sebanyak

29.921 lembar. Untuk pengiriman surat kilat

khusus ada peningkatan 59,69 persen, dan

untuk pos paket meningkat 82,06 persen.

Selain ketiga jenis surat di atas, di tahun

2011 jumlah yang dikirimkan lebih sedikit

dibanding pengiriman pada tahun 2010.

Seiring dengan surat terkirim, secara

umum banyaknya surat diterima pada

tahun 2011 juga mengalami penurunan.

Hanya penerimaan surat pos dalam negeri

dan pos paket saja yang meningkat

dibanding penerimaan pada tahun 2010.

Penerimaan surat dalam negeri meningkat

33,99 persen dan penerimaan pos paket

meningkat 14,06 persen. 

Tabel 14.3. Banyaknya Surat Pos Diterima diKabupaten Kulon Progo menurut Jenis Surat Tahun

2010-2011

Jenis Surat 2010 2011

Peru-

bahan

%Dalam Negeri 20.449 27.399 33,99

Luar Negeri 6.489 4.720 -27,26

Kilat Spesial 18.084 14.563 -19,47

Kilat Khusus 108.793 81.382 -25,20

Surat Tercatat 1.519 1.251 -17,64

Pos Paket 8.656 9.873 14,06

Wesel 146.202 73.102 -49,99

Sumber : PT Pos Indonesia Cabang Wates Kabupaten Kulon Progo

(diolah)

Tabel 14.2. Banyaknya Surat Pos Dikirimdi Kabupaten Kulon Progo menurut Jenis Surat

Tahun 2010-2011

Jenis Surat 2010 2011

Peru-

bahan

%

Dalam Negeri 26.565 29.921 12,63Luar Negeri 4.002 3.501 -12,52

Kilat Spesial 15.723 7.267 -53,78

Kilat Khusus 48.723 77.806 59,69

Surat Tercatat 879 576 -34,47

Pos Paket 4.459 8.118 82,06

Wesel 58.748 8.931 -84,80

Sumber : PT Pos Indonesia Cabang Wates Kabupaten Kulon Progo

(diolah)

Page 47: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 47/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 39

PPPEEER R R BBB A A ANNNK K K  A A ANNN DDD A A ANNN IIINNN V  V  V EEESSSTTT A A ASSSIII 

Peluang investasi pada suatu daerah

sangat dipengaruhi oleh potensi, kemudahan

akses di daerah tersebut, serta iklim usaha

yang kondusif dan mendukung investasi.

Demikian juga dengan peluang investasi di

Kabupaten Kulon Progo. Kabupaten Kulon

Progo memiliki banyak potensi, baik potensi

sumber daya alam maupun sumber daya

manusia. Letak geografis yang cukup

strategis, yang juga di lintasan jalur jalan

lintas selatan, menjadikan Kulon Progo

memiliki akses yang cukup bagus, baik dari

arah barat maupun dari arah timur. Terlebih

dengan rencana pembangunan mega proyek

yang sedang dan akan dilaksanakan di

Kabupaten Kulon Progo, yakni pembangunan

pelabuhan perikanan Tanjung Adikarto di

Glagah, dan bandara Internasional di

Kecamatan Temon.

Pembangunan pelabuhan perikanan

Tanjung Adikarto yang diperkirakan selesai

akhir tahun 2012, dan rencana

pembangunan bandara internasional,

diharapkan mampu menimbulkan dampak

yang positif bagi perkembangan kegiatan

perekonomian Kabupaten Kulon Progo, baik

dari sisi masuknya investor baik dalam

maupun luar negeri, serta penciptaan

lapangan kerja, yang pada akhirnya semakin

menghidupkan aktivitas ekonomi di

Kabupaten Kulon Progo.

Page 48: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 48/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201240

PPPEEER R R BBB A A ANNNK K K  A A ANNN DDD A A ANNN IIINNN V  V  V EEESSSTTT A A ASSSIII 

Hal lain yang mendukung

perekonomian adalah masyarakat yang

semakin paham menggunakan fasilitas

bank. Berdasarkan Tabel 15.1, total posisi

pinjaman pada ke-tiga Bank yang ada di

Kulon Progo (BPR Bank Pasar, BRI, dan Bank

BPD) untuk seluruh kegiatan ekonomi

mencapai 965,203 milyar rupiah, dimanasebanyak 450,774 milyar adalah kredit

untuk 9 sektor ekonomi pada tabel 15.1.

Pinjaman terbesar digunakan pada sektor

perdagangan, hotel, dan restoran, yakni

180,671 milyar rupiah, diikuti oleh sektor

jasa-jasa sebesar 162,069 milyar rupiah.

Koperasi sebagai alternatif penggerakperekonomian masih tetap diminati oleh

masyarakat Kulon Progo, dapat dilihat dari

jumlahnya yang mencapai 336 koperasi

dengan jumlah anggota 80.849 orang.

Salah satu indikator untuk mengukur

kinerja koperasi adalah perkembangan

volume usaha dan sisa hasil usaha (SHU).

Data yang ada menunjukkan kedua

indikator tersebut mengalami peningkatan

dari tahun 2010 ke tahun 2011. Untuk

volume usaha pada tahun 2011 nilainya

mencapai 122,822 milyar rupiah, naik

sekitar 10,47 persen dari tahun 2010.

Sedangkan SHU pada tahun 2011 mencapai

nilai 2,896 milyar, atau naik sekitar 2,33

persen dari tahun 2010. 

Tabel 15.2. Jumlah Koperasi, Simpanan,Volume Usaha, dan Sisa Hasil UsahaKabupaten Kulon Progo Tahun 2011

Rincian 2010 2011

Jumlah Koperasi

(Unit) 317 336

Jumlah Uang

Simpanan (Ribuan) 35.352.705 42.464.673

Volume Usaha(Ribuan) 111.179.690 122.822.787

Sisa Hasil Usaha(Ribuan) 2.830.514 2.896.466

Sumber : Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah

Kabupaten Kulon Progo

Tabel 15.1. Posisi Pinjaman menurut SektorEkonomi di Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2011(Juta Rupiah)

Sektor 2011

Pertanian, Peternakan, Kehutanan& Perikanan 59.723

Pertambangan & Penggalian 327

Industri Pengolahan 15.580Listik, Gas dan Air Bersih 41

Konstruksi 17.192

Perdagangan, Hotel, & Restoran 180.671

Pengangkutan dan Komunikasi 5.892

Keuangan, Real Estate, dan JasaPerusahaan 9.279

Jasa-jasa 162.069

Sumber : Bank Indonesia

Page 49: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 49/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 41

HHH A A AR R R GGG A A A HHH A A AR R R GGG A A A 

Kebutuhan sembilan bahan pokok

merupakan hajat hidup orang banyak yang

harus dipenuhi, maka skala prioritas

keberadaannya harus dilakukan

pemantauan secara periodik. Untuk melihat

perubahan harga antar periode bisa dilihatmelalui angka inflasi. Inflasi

menggambarkan nilai relative/perbandingan

tingkat perubahan harga barang dan jasa di

suatu wilayah. Indikator tingkat perubahan

harga barang dan jasa dikenal dengan

Indeks Harga Konsumen (IHK).

Kenaikan harga yang fluktuatif dan

signifikan terjadi pada bulan Juli-Agustus

2012 saat menghadapi Idul Fitri 1433 H,

terutama pada kelompok sandang, dimana

pada bulan Juli 2012 mengalami inflasi 1,59

persen, kemudian di bulan Agustus 2012

kelompok ini mengalami inflasi lebih tinggi

yakni sebesar 5,06 persen.

Tabel 16.1. Inflasi Kota Wates,Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2010-2011

Kelompok 2010 2011

UMUM 5,47 2,60

Bahan Makanan 12,88 0,65

Makanan Jadi,Minuman, Rokok,dan Tembakau

5,38 4,68

Perumahan, Air,

Listrik, Gas, danBahan Bakar

5,01 3,57

Sandang 2,14 9,79

Kesehatan 1,99 1,42

Pendidikan, rekreasi,dan Olahraga

1,54 1,67

Transport,Komunikasi, danJasa Keuangan

1,55 0,42

Sumber : BPS Kabupaten Kulon Progo

*** Tahukah Anda

Laju Inflasi tahunan di Kota Wates padatahun 2011 sebesar 2,60 persen, lebihrendah dibanding tahun 2010 yang sebesar5,47 persen. 

Gambar 16.1 Laju Inflasi per KelompokPengeluaran di Kabupaten Kulon Progo

Tahun 2011

Page 50: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 50/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201242

HHH A A AR R R GGG A A A---HHH A A AR R R GGG A A A 

Laju inflasi merupakan suatu besaran

relatif perbandingan indeks harga

konsumen (IHK) suatu periode dengan

periode waktu sebelumnya dikalikan 100

dikurangi dengan nilai 100. Besaran inflasiKabupaten Kulon Progo tahun 2011 adalah

2,60. Nilai ini didapat dari perbandingan

angka IHK 2011 (125,09) dengan IHK 2010

(121,92) dikalikan 100 dikurangi 100.

Inflasi Kota Wates 2011 tersebut di atas

lebih rendah dibanding tahun 2010 yang

sebesar 5,47 persen.

Menurut kelompok pengeluaran, inflasi

tertinggi terjadi pada kelompok sandang

sebesar 9,79 persen. Inflasi `kelompok

makanan jadi-minuman-rokok-tembakau

sebesar 4,68 persen; diikuti kelompok

perumahan-air-listrik-gas-bahan bakar

dengan inflasi 3,57 persen.

Kalau ditinjau dari inflasi bulanan,

inflasi yang tinggi terjadi di bulan Juli

(0,68); Agustus (0,53); dan Desember

(0,54). Pada bulan April 2011, terjadi

deflasi yang ditandai dengan besaran

inflasi negatif 0,39. 

Page 51: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 51/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 43

PPPEEENNNGGGEEELLLUUUAAARRRAAANNN PPPEEENNNDDDUUUDDDUUUKKK 

Pada tahun 2011 telah terjadi

pergeseran pola distribusi menurut

kelompok pengeluaran penduduk di

Kabupaten Kulon Progo ke arah pengeluaran

yang lebih tinggi dibandingkan kondisi tahun

2010. Dari tabel 17.1 disamping terlihat

adanya peningkatan pendapatan penduduk(pendekatan pengeluaran). Pada kelompok

pengeluaran per kapita sebulan 500.000 ke

atas, terjadi peningkatan yang cukup besar,

dimana pada tahun 2010 persentasenya

sebanyak 14,86 persen, pada tahun 2011

menjadi 26,24 persen.

Pada tahun 2011, secara rata-rata

persentase pengeluaran per kapita per

bulan untuk non makanan di Kabupaten

Kulon Progo (51,13 persen) lebih besar

dibandingkan persentase konsumsi

makanan (48,87 persen). Pada tahun 2011

telah terjadi pergeseran pola distribusi

menurut kelompok pengeluaran penduduk

Kulon Progo. Pada tahun 2010 kelompok

makanan lebih dari 50 persen, sedangkan

pada tahun 2011 bergeser kelompok non

makanan yang lebih dari 50 persen.

Tabel 17.1. Persentase Penduduk menurutKelompok Pengeluaran per Kapita SebulanKabupaten Kulon Progo tahun 2009-2011

KelompokPengeluaran

2009 2010 2011

< 40.000 0,00 0,00 0,00

40.000-59.999 0,00 0,00 0,00

60.000-79.999 0,00 0,25 0,00

80.000-99.999 0,29 0,00 0,00

100.000 -149.999 4,11 2,47 2,04

150.000 - 199.999 17,94 12,27 12,11

200.000 - 299.999 39,23 33,21 29,45

300.000 - 499.999 29,74 36,95 30,16

500.000 + 11,70 14,86 26,24

Sumber : Susenas 2009-2011 diolah *** Tahukah Anda

85,85 persen penduduk Kabupaten Kulon Progorange pengeluaran per kapita per bulannya Rp.200.000,- ke atas. 

Tabel 17.2. Rata-rata Pengeluaran per KapitaSebulan dalam Rupiah dan Persentasenya di

Kabupaten Kulon Progo Tahun 2009-2011

Tahun / Persentase MakananNon

Makanan

2009 182.558 156.757

Persentase 53,80 46,20

2010 198.125 160.647

Persentase 55,22 44,78

2011 227.806 238.360

Persentase 48,87 51,13

Sumber : Kulon Progo Dalam Angka 2012

Page 52: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 52/60

 

Statist ik Daerah Kabupaten Kulon Progo 201244

PPPEEENNNGGGEEELLLUUU A A AR R R  A A ANNN PPPEEENNNDDDUUUDDDUUUK K K  

Secara umum, persentasepengeluaran non makanan di Propinsi D.I.

Yogyakarta lebih dari 50 persen. Begitu pula

dengan kondisi di Kabupaten Kulon Progo

dan tiga kab/kota lain. Hanya Kabupaten

Gunung Kidul yang persentase pengeluaran

makanannya yang masih lebih dari 50

persen.

Pengeluaran makanan dibagi dalam 15

kelompok (dalam penyajian ada beberapa

kelompok digabungkan). Pada kelompok

pengeluaran makanan pada tahun 2011,

persentase terbesar adalah konsumsi

makanan dan minuman jadi (14,94 persen).

Diikuti kelompok padi-padian sebesar 8,48

persen. Kelompok pengeluaran lain dapat

dilihat pada tabel 17.4. Yang menarik,

ternyata persentase pengeluaran makanan

untuk tembakau dan sirih (termasuk rokok)

menempati urutan ke-4 setelah sayur-

sayuran.

Kelompok pengeluaran non makanan

dibagi dalam 8 kelompok yakni :

perumahan-bahan bakar-penerangan-air,

barang-jasa, pakaian-alas kaki-tutup kepala,

barang tahan lama, pajak pemakaian-premi

asuransi, keperluan pesta-upacara,

pendidikan, dan kesehatan. Secara umum

untuk konsumsi non makanan persentase

terbesar digunakan untuk kelompokpengeluaran perumahan, bahan bakar,

penerangan, dan air. 

Tabel 17.4. Komposisi Pengeluaran PerkapitaSebulan Kelompok Makanan

di Kabupaten Kulon Progo, 2009-2011

Kelompok 2009 2010 2011

1.  Makanan danMinuman Jadi

11,73 13,39 14,94

2.  Padi -padian 9,71 10,66 8,48

3.  Sayur-sayuran 4,93 5,51 3,88

4.  Tembakau & Sirih(termasuk rokok)

5,09 4,46 3,52

5.  Telur, Susu, &

Hasilnya

4,27 4,54 3,42

6.  Buah-buahan 2,25 2,15 2,98

7.  Bahan Minuman 3,14 2,95 2,47

8.  Kacang-kacangan 3,57 2,95 2,17

9.  Minyak & Lemak 2,48 2,26 2,08

10.  Daging & Hasilnya 1,64 1,88 1,73

11.  Lain-lain (mencakup 5 kelompiok lain) 3,20

Sumber : Susenas 2011 diolah

Tabel 17.3. Persentase Pengeluaran Makanandan Non Makanan di Kabupaten/ Kota

se- Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2011

Wilayah MakananNon

Makanan

Kulon Progo 48,87 51,13

Bantul  45,35 54,65

Gunungkidul 52,50 47,50

Sleman 37,72 62,28

Yogyakarta 40,44 59,56

Provinsi DIY 42,71 57,29

Sumber : Susenas 2011 diolah

Page 53: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 53/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 45

PPPEEER R R DDD A A AGGG A A ANNNGGG A A ANNN 

Tabel 18.1. Jumlah Warung dan Toko/Rukodi Kabupaten Kulon Progo, 2011 

Kecamatan Warung Toko/Ruko

Temon 407 266

Wates 676 437

Panjatan 178 34

Galur 549 147

Lendah 493 237Sentolo 615 367

Pengasih 394 222

Kokap 220 95

Girimulyo 99 34

Nanggulan 392 239

Kalibawang 159 156

Samigaluh 115 120

Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Kulon Progo, diolah

*** Tahukah Anda

Di Kabupaten Kulon Progo di tahun 2011terdapat 4.297 warung dan 2.354 toko dan ruko yangmenyediakan berbagai kebutuhan masyarakat yangtersebar di 12 kecamatan. 

Sumbangan sub sektor perdagangan

dalam perekonomian Kabupaten Kulon

Progo pada tahun 2011 sebesar 15,21

persen. Nilai tambah sub sektor ini pada

tahun 2011 sebesar 588,345 milyar.

Perubahan pola konsumsi penduduk dan

perkembangan sarana penunjang kegiatan

perdagangan sangat mendukung

perkembangan sub sektor ini.

Selain perdagangan dalam wilayah,

 juga terjadi transaksi antar wilayah bahkan

dengan luar negeri yang teridentifikasi

dengan adanya eksport ke luar negeri.

Total nilai eksport komoditi industri di

Kabupaten Kulon Progo pada tahun 2011

sebesar US$ 4.571.171,-. Dibandingkan

dengan ekspor tahun 2010 terjadi

penurunan nilai ekspor sekitar 13,29

persen. Pada tahun 2010 nilai ekspornya

sebesar US$ 5.271.647,-.

Untuk meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah pemerintah daerah Kabupaten

Kulon Progo terus berupaya meningkatkan

volume maupun nilai ekspor komoditas

unggulan tersebut dan memasarkan

produk unggulan hasil industri melalui

program paket wisata, pameran dan

promosi wilayah keluar daerah.

Page 54: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 54/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201246

PPPEEER R R DDD A A AGGG A A ANNNGGG A A ANNN 

Tabel 18.2. Jumlah Mini Market danRumah Makan Di Kabupaten Kulon Progo, 2011

Kecamatan Mini MarketRumahMakan

Temon 2 54

Wates 17 130

Panjatan - 21

Galur 3 79Lendah 4 39

Sentolo 5 98

Pengasih 5 66

Kokap 1 35

Girimulyo 1 29

Nanggulan 4 69

Kalibawang 1 25

Samigaluh 3 23

Keterangan : Data Minimarket untuk kondisi tahun 2011 sudah

termasuk yang belum ada ijin usahanya .

Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM

Kabupaten Kulon Progo

*** Tahukah Anda

Home industri Kerajinan Agel terpusatdi Kecamatan Pengasih, Sentolo, danNanggulan. Pabrik Arang Briket di KecamatanSentolo. Industri Gula Kristal terpusat diKecamatan Girimulyo dan Kokap. SedangkanPabrik Wig berada di Wates. 

Pada tahun 2011 hasil industri yang

diekspor dari Kabupaten Kulon Progo adalah

Arang Briket, teh hijau/hitam, Kerajinan

Agel, Kerajinan Kayu, Gula Kristal, dan Wig.

Tahun 2011 jumlah nilai ekspor dari hasil

industri sebesar US$ 4.571.171. Dibanding

tahun 2010 nilai ekspor-nya turun 13,29

persen, dimana pada tahun 2010 nilai

ekspor-nya sebesar US$ 5.271.647.

Penyumbang ekspor terbesar jika dilihat

dari besaran nilai ekspor-nya adalah

kerajinan Agel yaitu mencapai US$

1.852.853 US$ atau 40,53 persen, diikuti

ekspor arang briket sebesar US$ 1.162.935

dengan sumbangan 25,44 persen.Penyumbang ekspor terbesar ke tiga adalah

ekspor wig dengan nilai eksport mencapai

US$ 1.124.925 dengan besar sumbangan

24,61 persen. Sedangkan tiga komoditas

lainnya yakni teh, kerajinan kayu, gula

kristal memberikan sumbangan sebesar

9,42 persen, dengan besaran nilai ekspor

sebesar US$ 430.458.

Page 55: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 55/60

 

Statistik Daerah kabup aten Kulon Progo 2012 47

PPPEEENNNDDD A A APPP A A ATTT A A ANNN R R R EEEGGGIIIOOONNN A A ALLL 

Keberhasilan pembangunan ekonomi

suatu wilayah perlu dimonitor untuk melihat

tingkat keberhasilannya, serta untuk dasar

penentuan strategi dan kebijakan untuk

mencapai sasarannya yang ingin dicapai di

masa yang akan datang. Salah satu indikator

yang sering digunakan untuk melihat

keberhasilan pembangunan ekonomi suatu

wilayah adalah indikator Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB).

Nilai PDRB Kabupaten Kulon Progo atas

dasar harga berlaku pada tahun 2011

mencapai 3,87 trilyun rupiah. Sedangkan atas

dasar harga konstan (tahun dasar 2000)

mencapai 1,87 trilyun rupiah.

Selain Sektor Pertanian, tiga sektor

yang cukup besar dalam memberikan

kontribusi adalah Sektor Jasa-jasa (21,10

persen), Sektor Perdagangan-Hotel-Restoran

(16,97 persen), dan Sektor Industri

Pengolahan (14,31 persen).

*** Tahukah Anda

Dengan besaran kontribusi terbesar diantara 9sektor ekonomi di Kabupaten Kulon Progo, SektorPertanian menjadi sektor paling dominan di wilayahini, dengan kontribusi sebesar 23,68 persen. 

Page 56: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 56/60

 

Statistik Daerah kabup aten Kulon Prog o 201248

PPPEEENNNDDD A A APPP A A ATTT A A ANNN R R R EEEGGGIIIOOONNN A A ALLL 

Kinerja perekonomian digambarkan

dari besaran Laju Pertumbuhan Ekonomi.

Dengan membandingkan nilai PDRB atas

dasar harga konstan antar tahun diperoleh

indikator Laju Pertumbuhan Ekonomi.

Pada tahun 2011, Laju Pertumbuhan

Ekonomi di Kabupaten Kulon Progo sebesar

4,95 persen, lebih besar dibandingkan

dengan tahun 2010 yang mengalami

pertumbuhan sebesar 3,06 persen.

Pada tahun 2010 nilai PDRB per kapita

atas dasar harga berlaku sebesar Rp. 9,12

juta. Tahun 2011 PDRB per kapita atas dasar

harga berlaku meningkat menjadi Rp. 9,91juta. PDRB per kapita diperoleh dengan cara

membagi nilai PDRB dengan jumlah

penduduk.

*** Tahukah Anda

PDRB per Kapita Kabupaten Kulon Progo tahun

2011 sebesar 9,91 juta rupiah. PDRB per kapitamerupakan sebuah konsep rata-rata per orang darinilai tambah bruto suatu wilayah.

Page 57: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 57/60

 

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 2012 49

PPPEEERRRBBBAAANNNDDDIIINNNGGGAAANNN RRREEEGGGIIIOOONNNAAALLL 

Untuk memperbandingkan antar

wilayah, seyogyanya digunakan indikator  –

indikator yang menggunakan konsep dan

tata cara penghitungan yang sama. Beberapa

indikator pembangunan yang digunakan

antara lain: PDRB per Kapita, Laju

Pertumbuhan Ekonomi, serta IndeksPembangunan Manusia.

PDRB per Kapita di Kabupaten Kulon

Progo masih berada pada peringkat

terbawah di bawah Kabupaten Gunung Kidul

yang mencapai 10,69 persen. Salah satu

usaha untuk meningkatkan besaran PDRB per

Kapita adalah dengan cara meningkatkan laju

pertumbuhan ekonomi, yakni dengan

memprioritaskan kegiatan pembangunan

yang berpotensi meningkatkan

perekonomian daerah. Pada tahun 2011 laju

pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Kulon

Progo sebesar 4,95 persen lebih bagus

dibanding laju pertumbuhan ekonomi di

Kabupaten Gunung Kidul yang sebesar 4,33

persen.

*** Tahukah Anda

Pada tahun 2011 PDRB Per Kapita

Kabupaten Kulon Progo 9,91 juta menempati

urutan ke-5 diantara lima kab/kot di Provinsi D.I.

Yogyakarta. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kulon

Progo tahun 2011 sebesar 4,95 persen.

Tabel 20.1 Perbandingan nilai PDRB per Kapitadan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kabupaten/Kota di Provinsi D.I. YogyakartaTahun 2011

Kab/KotaPDRB per

Kapita (juta)

LajuPertumbu

hanEkonomi

(1) (2) (3)

Kab. Kulon Progo 9,91 4,95

Kab. Bantul 10,96 5,27

Kab. Gunung Kidul 10,69 4,33

Kab. Sleman 13,63 5,19

Kota Yogyakarta 33,19 5,64

Sumber : BPS D.I. Yogyakarta

Page 58: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 58/60

Statistik Daerah Kabupaten Kul on Prog o 201150

PPPEEER R R BBB A A ANNNDDDIIINNNGGG A A ANNN R R R EEEGGGIIIOOONNN A A ALLL 

Selain pertumbuhan ekonomi,pembangunan manusia sangatlah penting

dalam upaya mengurangi tingkat

kemiskinan. Indeks Pembangunan Manusia

(IPM) mengukur tingkat kesejahteraan dan

keberhasilan pembangunan manusia dari

sisi pendidikan, kesehatan, dan

kesejahteraan. IPM merupakan indeks

komposit dari indikator pendidikan (indeks

angka melek huruf dan rata-rata lama

sekolah), indikator kesehatan (indeks angka

harapan hidup waktu lahir), dan indikator

ekonomi (indeks daya beli penduduk).

Pada tahun 2011, IPM kabupaten

Kulon Progo sebesar 75,04. Indeks ini

menempati urutan ke-4 di tingkat provinsi

D.I. Yogyakarta setelah Kota Yogyakarta,

Kabupaten Sleman, dan Kabupaten Bantul.

IPM Kabupaten Kulon Progo pada

tahun 2011 relatif tidak jauh berbeda

dengan nilai IPM Kabupaten Bantul, hanya

selisih 0.01 point. Pada tahun 2011 IPM

Kabupaten Bantul sebesar 75,05. Ditinjau

dari komponen pembentuk IPM, untuk

Angka Harapan Hidup dan Angka Melek

Huruf di Kabupaten Kulon Progo lebih bagus

dari Kabupaten Bantul. Namun untuk

komponen rata-rata lama sekolah di

Kabupaten Bantul masih lebih bagus dari

Kabupaten Kulon Progo.

Tabel 20.2 Perbandingan Indeks PembangunanManusia dan Peringkat Kabupaten/Kota

se Provinsi D.I. YogyakartaTahun 2011

Kabupaten/Kota IPM*) Peringkat

(1) (2) (3)

Kab. Kulon Progo 75,04 IV

Kab. Bantul 75,05 III

Kab. Gunung Kidul 70,84 V

Kab. Sleman 78,79 II

Kota Yogyakarta 79,89 I

Sumber : Angka Sementara IPM berdasar surat

dari Direktur Analisis dan Pengembangan

Statistik tertanggal 3 September 2012.

Catatan : *) Angka Sementara 

Tabel 20.3 Angka Harapan Hidup, Angka MelekHuruf, dan Rata-rata Lama Sekolah di KabupatenKulon Progo dan Kabupaten Bantul Tahun 2011

Kab/KotaKulonProgo

Bantul

(1) (2) (3)

Angka Harapan

Hidup *) (Tahun)74,48 71,33

Angka Melek Huruf

*) (Tahun)92,00 91,23

Rata-rata Lama

Sekolah * (Tahun)

8,37 8,92

Sumber : BPS Republik Indonesia

Catatan : *) Angka Sementara.

*** Tahukah Anda

Di Tingkat Propinsi D.I. Yogyakarta IPM

Kabupaten Kulon Progo menempati urutan ke-4

dengan besaran IPM 75,04. IPM Kabupaten Kulon

Progo berada diantara IPM Kabupaten Bantul dan

Kabupaten Gunung Kidul

Page 59: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 59/60

 

Page 60: BPS 2012

7/26/2019 BPS 2012

http://slidepdf.com/reader/full/bps-2012 60/60

D A T AMENCERDASKAN BANGSA