bpjs - jkn

Upload: cintia-risma-yuliani

Post on 09-Oct-2015

74 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ISU

TRANSCRIPT

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Selama masa Orde Baru hingga pertengahan tahun 1997, perekonomian Indonesia

    menunjukkan kinerja yang sangat baik. Ini ditandai dengan tingginya laju pertumbuhan

    tahunan, Produk Domestik Bruto rendahnya tingkat inflasi secara keseluruhan, tingginya

    kepercayaan pihak luar terhadap Indonesia, dan banyaknya penanaman modal asing

    secara langsung. Namun menjelang akhir tahun 1997 dan pada tahun 1998, Indonesia

    dilanda krisis besar. Pada tahun 1998, perekonomian Indonesia mengalami penyusutan

    yang tidak tanggung-tanggung, yaitu sebesar 13,6% dan pada tahun 1999 hanya mencatat

    pertumbuhan yang tidak seberapa, yakni 0,12% saja. Pada tahun 2000, tingkat

    pertumbuhan Produk Domestik Bruto riil adalah 4,8% dan 3,3% menjelang akhir kuartal

    tahun 2001. Di Indonesia, sebenarnya sudah dimulai program jaminan sosialnya. Ada

    program Askes yang dimulai pada tahun 1968 bagi pegawai negeri dan penerima pensiun.

    Bagi masyarakat umum, tersedia JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat),

    yang terbentuk berdasar UU No.23/1992. Selain itu juga ada Taspen dan Asabri, yang

    memberi jaminan pensiun dan hari tua kepada PNS dan anggota TNI. Kemudian ada PT

    Jamsostek, yang memberi jaminan kesehatan bagi pekerja, hari tua, kematian, dan

    kecelakaan kerja.Berbeda dengan PNS dan anggota TNI, pekerja swasta yang menjadi

    peserta Jamsostek, jaminan pensiun, dan jaminan kesehatan purna tugas, belum dapat

    diberikan. Hal ini, sudah tentu dapat menjadi masalah sosial yang besar, oleh karena

    jumlah manula yang meningkat drastis. Selain itu, sesuai dengan UU 11/1992, juga ada

    jaminan pensiun berdasar UU Dana Pensiun, yang diselenggarakan oleh Pemberi Kerja

    berdasar kepesertaan sukarela. Demikian juga tersedia berbagai asuransi jiwa dan

    kesehatan komesial, baik PMDN maupun PMA, berdasar UU No.2/1992 bagi masyarakat

    yang mampu. Dan pada tanggal 31 Desember 2013 diresmikan BPJS Kesehatan bersama

    BPJS Ketenagakerjaan (dahulu bernama Jamsostek) yang diatur dalam Undang-undang

    Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Untuk BPJS

    Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014 sedangkan BPJS

    Ketenagakerjaan mulai beroperasi sejak 1 Juli 2014. BPJS Kesehatan (Badan

    Penyelenggara Jaminan Kesehatan) dibentuk dalam rangka memberikan perlindungan

    sosial yang lebih menyeluruh dan terpadu. Salah satunya adalah jaminan sosial dibidang

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 2

    kesehatan. dengan adanya BPJS, penyelenggaraan layanan kesehatan yang kurang

    menjangkau lapisan masyarakat diharapkan bisa teratasi, sehinga tidak ada lagi istilah

    diskriminasi pelayanan kesehatan dan semua golongan dapat mengakses layanan tersebut.

    Mulai 1 Januari 2014 sistem Jaminan Sosial terbaru atau JKN (Jaminan Kesehatan

    Nasional) resmi diberlakukan yang merupakan nama program dari BPJS dan kinerjanya

    diawasi oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional). Program ini sekaligus menandai

    berakhirnya Asuransi Kesehatan (Askes) dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

    yang kemudian dileburkan ke dalam wadah BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan.

    Cakupan yang dilayani juga lebih luas dan tidak terbatas pada pegawai negeri, TNI/Polri,

    atau karyawan saja. RAKERKESNAS (Rapat Kerja Kesehatan Nasional) 2014

    menghasilkan lima isu strategis kesehatan tahun 2015 sampai 2019. Salah satu isinya

    pembangunan sistem kesehatan nasional Jaminan Kesehatan agar lebih optimal. Dengan

    adanya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS bertujuan untuk memberikan

    perlindungan kesehatan agar setiap peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan.

    Dibandingkan banyak negara lain, pengeluaran untuk jaminan sosial di Indonesia relatif

    kecil. Misalnya, pada tahun 1996, jumlah uang yang dikeluarkan untuk membayar

    jaminan kecelakaan kerja, jaminan kematian, jaminan pemeliharaan kesehatan, dan

    jaminan hari tua rata-rata tidak lebih dari 5% Produk Domestik Bruto. Dari kenyataan

    yang ada, jumlah peserta program jaminan sosial masih sangat terbatas, masih dibawah

    20% penduduk. Kualitas jaminan juga masih sangat terbatas, mengingat rendahnya iuran,

    baik dari persentase upah maupun angka nominal. Iuran Jamsostek maupun

    Askes/Taspen, hanya sekitar 10% upah, dari upah yang jauh lebih rendah dari upah di

    Malaysia/Singapura.Angka 10% itu pun sering tidak riil, mengingat pelaporan yang tidak

    tepat. Penyelenggaraannya, juga masih sangat "fragmented", sehingga tidak sesuai

    dengan hukum "the law of large numbers." Dapat dipahami, selain belum terpenuhinya

    tingkat kesejahteraan yang diharapkan, sistem jaminan sosial di Indonesia juga belum

    mampu berperan sebagai instrumen mobilisasi dana untuk membentuk tabungan nasional

    secara bermakna. SJSN, merupakan upaya pembaruan sistem yang ada, yang harus

    dilaksanakan secara bertahap, sehingga tidak membebani pemberi kerja dan pekerja diluar

    kemampuannya. (Soelastomo) Jaminan Sosial Nasional adalah program Pemerintah dan

    Masyarakat yang bertujuan memberi kepastian jumlah perlindungan kesejahteraan sosial

    agar setiap penduduk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya menuju terwujudnya

    kesejahteraan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia. Perlindungan ini diperlukan

    utamanya bila terjadi hilangnya atau berkurangnya pendapatan.Jaminan sosial merupakan

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 3

    hak asasi setiap warga negara sebagaimana tercantum dalam UUD 1945 Pasal 27 ayat 2.

    Secara universal jaminan sosial dijamin oleh Pasal 22 dan 25 Deklarasi Universal Hak

    Asasi Manusia oleh PBB (1948) dimana Indonesia ikut menandatanganinya. Kesadaran

    tentang pentingnya jaminan perlindungan sosial terus berkembang, seperti terbaca pada

    Perubahan UUD 45 tahun 2002, Pasal 34 ayat 2, yaitu Negara mengembangkan Sistem

    Jaminan Sosial bagi seluruh rakyat. Mengemban amanat tersebut di atas Keputusan

    Sidang Tahunan MPR RI tahun 2001, menugaskan kepada Presiden untuk membentuk

    Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) dalam rangka memberikan perlindungan sosial

    yang lebih menyeluruh dan terpadu.Untuk itu Presiden mengambil inisiatif menyusun

    Rancangan Undang-Undang Jaminan Sosial Nasional. Presiden dengan Kepres No.20

    tahun 2002 membentuk Tim SJSN.Kepres ini didahului dengan Keputusan Sekretaris

    Wakil Presiden No.7 Tahun 2001. AdapunTim SJSN beranggotakan wakil dari berbagai

    instansi pemerintah, LSM dan Pakar. Beberapa departemen yaitu Departemen Kesehatan

    (DEPKES), Departemen Sosial (DEPSOS), Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi

    (DEPNAKERTRANS), dan Departemen Keuangan (DEPKEU) berupaya mereformasi

    sistem jaminan sosial yang ada di Indonesia, dan tergabung sebagai tim dalam

    penyusunan Rancangan Undang-Undang Sistem Jaminan Sosial Naional. Rancangan

    Undang-Undang ini akhirnya resmi dikeluarkan menjadi Undang - Undang pada tahun

    2004 dengan UU No.40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang

    merupakan sistem dari Badan Penyelenggaranya (BPJS).

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    1. Pengertian dan Ruang Lingkup Badan Penyelenggara Jaminan sosial (BPJS) adalah badan hukum yang dibentuk untuk

    menyelenggarakan program jaminan sosial. Terdapat 2 BPJS yakni BPJS Kesehatan dan

    BPJS Ketenagakerjaan. Antara BPJS Kesehatan dengan BPJS Ketenagakerjaan memiliki

    perbedaan. BPJS Kesehatan dimaksudkan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi

    semua warga Indonesia tanpa kecuali. Sementara itu, BPJS Ketenagakerjaan

    menggantikan program Jamsostek. Ini difokuskan bagi tenaga kerja dan pegawai baik

    untuk pegawai negeri maupun swasta. Sistem Jaminan Sosial nasional adalah suatu tata

    cara penyelenggaraan program jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara

    jaminan sosial. JKN merupakan program pelayanan kesehatan terbaru yang merupakan

    kepanjangan dari Jaminan Kesehatan Nasional yang merupakan program dari BPJS. JKN

    adalah jaminan perlindungan kesehatan yang layak sebagai salah satu hak atas kebutuhan

    hidup dasar setiap orang di Indonesia. JKN adalah amanah konstitusi yang memberikan

    hak kepada setiap orang untuk memperoleh pelayanan kesehatan [yankes] (Pasal 28H

    UUD 1945). JKN harus berdasarkan asas kemanusiaan, manfaat, dan keadilan sosial bagi

    seluruh rakyat Indonesia (UU SJSN dan UU BPJS). JKN sebagai salah satu wujud SJSN

    merupakan kewajiban negara untuk menyelenggarakannya (Pasal 34 ayat 2 UUD 1945).

    Dewan Jaminan Sosial adalah Dewan yang dibentuk untuk membantu presiden dalam

    perumusan kebijakan umum dan sinkronisasi penyelenggaraaan SJSN. Dana Jaminan

    Sosial adalah dana amanat milik seluruh peserta yang merupakan himpunan iuran beserta

    hasil pengembangannya yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial untuk

    pembayaran manfaat kepada peserta dan pembiayaan operasional penyelenggaraan

    program jaminan sosial. Adapun peserta adalah setiap orang, termasuk orang asing yang

    bekerja paling singkat 6 bulan di Indonesia, yang telah membayar iuran. Bantuan iuran

    adalah iuran yang dibayar oleh pemerintah bagi fakir miskin dan orang takmampu sebagai

    peserta program jaminan sosial.

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 5

    2. BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Penyelenggaraaan jaminan sosial nasional yang adekuat merupakan salah satu pilar untuk

    memajukan kesejahteraan umum sebagaimana diamanatkan dalam Pembukaan UUD

    Negara RI Tahun 1945. UU Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN menentukan 5 jenis

    program jaminan social, yaitu program jaminan kesehatan (JK), jaminan kecelakaan kerja

    (JKK), jaminan hari tua (JHT), jaminan pensiun (JP) dan jaminan kematian (JKM), yang

    diselenggarakan oleh Badan penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang merupakan

    transformasi dari BUMN penyelenggara jaminan sosial yang sekarang telah berjalan.

    BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. BPJS ini adalah

    perusahaan asuransi yang kita kenal sebelumnya sebagai PT Askes. Begitupun juga BPJS

    Ketenagakerjaan merupakan transformasi dari Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja).

    Berdasarkan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS, dibentuk 2 Badan Penyelenggara

    Jaminan Sosial, yaitu BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan

    menyelenggarakan program JK dan BPJS Ketenagakerjaan menyelenggarakan JKK, JHT,

    JP, dan JKM. Kedua BPJS tersebut pada dasarnya mengemban misi negara untuk

    memenuhi hak konstitusional setiap orang atas jaminan sosial dengan menyelenggarakan

    program jaminan yang bertujuan memberi kepastian perlindungan dan kesejahteraan

    sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

    PT ASKES (Persero) berubah menjadi BPJS Kesehatan dan mulai beroperasi 1 Januari

    2014, sedangkan BPJS Ketenagakerjaan mulai beroperasi menyelenggarakan program

    JKK, JHT, JP, dan JKM bagi peserta selain peserta program yang dikelola PT Taspen

    (Persero) dan PT Asabri (Persero) paling lambat 1 Juli 2015. PT (Persero) JAMSOSTEK

    yang akan berubah menjadi BPJS Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Januari 2014.

    UU BPJS memberikan hak dan kewajiban kepada BPJS dalam melaksanakan

    kewenangan dan tugas yang ditentukan dalam UU BPJS.

    1) Jenis Program dan Fungsi BPJS

    UU BPJS menetukan bahwa BPJS Kesehatan berfungsi menyelenggarakan program

    jaminan kesehatan (Pelayanan Kesehatan komprehensif Promotif, preventif, kuratif

    dan rehabilitatif, termasuk obat dan bahan medis habis pakai). Jaminan Kesehatan

    menurut UU SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi

    sosial dan prinsip ekuitas, dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat

    pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

    kesehatan.

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 6

    BPJS Ketenagakerjaan menurut UU BPJS berfungsi menyelenggarakan 4 program,

    yaitu program jaminan kecelakaan kerja (Pelayanan Kesehatan sesuai kebutuhan

    medis atauuang tunai apabila mengalami kecacatan atau meninggal), jaminan hari tua

    (Uang tunai sebesar akumulais iuran ditambah hasilpengembangan, dan dapat

    diambil setelah masa iuran lebih dari 10 tahun dengan syarat), jaminan pensiun

    (Berupa uang tunai berkala setiap bulan), dan jaminan kematian (Uang tunai sebesar

    persentase tertentu dari upah terakhir peserta atau jumlah nominal tertentu).

    Menurut UU SJSN program jaminan kecelakaan kerja diselenggarakan secara

    nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial, dengan tujuan menjamin agar peserta

    memperoleh manfaat pelayanan kesehatan dan santunan uang tunai apabila seorang

    pekerja mengalami kecelakaan kerja atau menderita penyakit akibat kerja.

    Selanjutnya program jaminan hari tua diselenggarakan secara nasional berdasarkan

    prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, dengan tujuan untuk menjamin agar

    peserta menerima uang tunai apabila memasuki masa pensiun, mengalami cacat total

    tetap, atau meninggal dunia.

    Kemudian program jaminan pensiun diselenggarakan secara nasional berdasarkan

    prinsip asuransi sosial atau tabungan wajib, untuk mempertahankan derajat

    kehidupan yang layak pada saat peserta kehilangan atau berkurang penghasilannya

    karena memasuki usia pensiun atau mengalami cacat total tetap. Jaminan pensiun ini

    diselenggarakan berdasarkan manfaat pasti.

    Sedangkan program jaminan kematian diselenggarakan secara nasional berdasarkan

    prinsip asuransi sosial dengan tujuan untuk memberikan santuan kematian yang

    dibayarkan kepada ahli waris peserta yang meninggal dunia.

    2) Tugas BPJS

    Dalam melaksanakan fungsi sebagaimana tersebut diatas BPJS bertugas untuk:

    a. Melakukan dan/atau menerima pendaftaran peserta;

    b. Memungut dan mengumpulkan iuran dari peserta dan pemberi kerja;

    c. Menerima bantuan iuran dari Pemerintah;

    d. Mengelola Dana Jaminan Sosial untuk kepentingan peserta;

    e. Mmengumpulkan dan mengelola data peserta program jaminan sosial;

    f. Membayarkan manfaat dan/atau membiayai pelayanan kesehatan sesuai dengan

    ketentuan program jaminan sosial; dan

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 7

    g. Memberikan informasi mengenai penyelenggaraan program jaminan sosial

    kepada peserta dan masyarakat.

    Dengan kata lain tugas BPJS meliputi pendaftaran kepesertaan dan pengelolaan data

    kepesertaan, pemungutan, pengumpulan iuran termasuk menerima bantuan iuran dari

    Pemerintah, pengelolaan Dana jaminan Sosial, pembayaran manfaat dan/atau membiayai

    pelayanan kesehatan dan tugas penyampaian informasi dalam rangka sosialisasi program

    jaminan sosial dan keterbukaan informasi. Tugas pendaftaran kepesertaan dapat

    dilakukan secara pasif dalam arti menerima pendaftaran atau secara aktif dalam arti

    mendaftarkan peserta.

    3) Wewenang BPJS

    Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana diamksud di atas BPJS berwenang:

    a. Menagih pembayaran Iuran;

    b. Menempatkan Dana Jaminan Sosial untuk investasi jangka pendek dan jangka

    panjang dengan mempertimbangkan aspek likuiditas, solvabilitas, kehati-hatian,

    keamanan dana, dan hasil yang memadai;

    c. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas kepatuhan peserta dan pemberi

    kerja dalam memanuhi kewajibannya sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan jaminan sosial nasional;

    d. Membuat kesepakatan dengan fasilitas kesehatan mengenai besar pembayaran

    fasilitas kesehatan yang mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh

    Pemerintah;

    e. Membuat atau menghentikan kontrak kerja dengan fasilitas kesehatan;

    f. Mengenakan sanksi administratif kepada peserta atau pemberi kerja yang tidak

    memenuhi kewajibannya;

    g. Melaporkan pemberi kerja kepada instansi yang berwenang mengenai

    ketidakpatuhannya dalam membayar iuran atau dalam memenuhi kewajiban lain

    sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

    h. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka penyelenggaraan program

    jaminan sosial.

    Kewenangan menagih pembayaran Iuran dalam arti meminta pembayaran dalam hal

    terjadi penunggakan, kemacetan, atau kekurangan pembayaran, kewenangan

    melakukan pengawasan dan kewenangan mengenakan sanksi administratif yang

    diberikan kepada BPJS memperkuat kedudukan BPJS sebagai badan hukum publik.

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 8

    4) Hak dan Kewajiban BPJS

    UU BPJS menentukan dalam melaksanakan kewenangannya, BPJS berhak:

    a. Memperoleh dana operasional untuk penyelenggaraan program yang bersumber

    dari Dana Jaminan Sosial dan/atau sumber lainnya sesuai dengan ketentuan

    peraturan perundang-undangan;

    b. Memperoleh hasil monitoring dan evaluasi penyelenggaraan program jaminan

    sosial dari DJSN.

    UU BPJS menentukan bahwa untuk melaksanakan tugasnya, BPJS berkewajiban

    untuk:

    a. Memberikan nomor identitas tunggal kepada Peserta; Yang dimaksud dengan

    nomor identitas tunggal adalah nomor yang diberikan secara khusus oleh BPJS

    kepada setiap peserta untuk menjamin tertib administrasi atas hak dan kewajiban

    setiap peserta. Nomor identitas tunggal berlaku untuk semua program jaminan

    sosial.

    b. Mengembangkan asset Dana Jaminan Sosial dan asset BPJS untuk sebesar-

    besarnya kepentingan peserta;

    c. Memberikan informasi melalui media massa cetak dan elektronik mengenai

    kinerja, kondisi keuangan, serta kekayaan dan hasil pengembangannya;

    Informasi mengenai kinerja dan kondisi keuangan BPJS mencakup informasi

    mengenai jumlah asset dan liabilitas, penerimaan, dan pengeluaran untuk setiap

    Dana Jaminan Sosial, dan/atau jumlah asset dan liabilitas, penerimaan dan

    pengeluaran BPJS.

    d. Memberikan manfaat kepada seluruh peserta sesuai dengan UU SJSN;

    e. Memberikan informasi kepada peserta mengenai hak dan kewajiban untuk

    mengikuti ketentuan yang berlaku;

    f. Memberikan informasi kepada peserta mengenai prosedur untuk mendapatkan

    hak dan memenuhi kewajiban;

    g. Memberikan informasi kepada peserta mengenai saldo JHT dan

    pengembangannya 1 kali dalam 1 tahun;

    h. Memberikan informasi kepada peserta mengenai besar hak pensiun 1 kali dalam

    1 tahun;

    i. Membentuk cadangan teknis sesuai dengan standar praktik aktuaria yang lazim

    dan berlaku umum;

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 9

    j. Melakukan pembukuan sesuai dengan standar akuntasi yang berlaku dalam

    penyelenggaraan jaminan sosial; dan

    k. Melaporkan pelaksanaan setiap program, termasuk kondisi keuangan, secara

    berkala 6 bulan sekali kepada Presiden dengan tembusan kepada DJSN.

    5) Kelembagaan BPJS

    Badan Penyelenggara Jaminan sosial harus dibentuk dengan Undang-Undang. Badan

    Penyelenggara Jaminan Sosial tersebut adalah:

    Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sebagaimana dimaksud pada UU BPJS Pasal 5

    ayat (1) adalah:

    a) Perusahaan Perseroan (Persero) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

    b) Perusahaan Perseroan (Persero) Dana Tabungan dan asuransi Pegawai Negeri

    (TASPEN)

    c) Perusahaan Perseroan (Persero) Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata republik

    Indonesia (ASABRI)

    d) Dalam hal diperlukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial selain dimaksudpada

    ayat (3) dapat dibentuk yang baru dengan Undang-Undang.

    3. JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) Sesuai amanah UU No.40/2004 dan UU No.24/2011, JKN diselenggarakan oleh Badan

    Penyelenggaran Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. BPJS Kesehatan merupakan unsur

    BPJS berbadan hukum yang fungsi, tugas, wewenang, hak, dan kewajibannya diatur di

    dalam UU No. 24/2011. JKN yang diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan, bertugas untuk

    mengumpulkan, menerima, dan mengelola dana dan data peserta BPJS. Peserta BPJS

    adalah setiap orang (termasuk WNA) yang wajib membayar iuran. Bagi orang

    miskin/tidak mampu, iuran dibayar pemerintah. Menurut Pemerintah, JKN diharapkan

    sebagai jawaban untuk menyelesaikan masalah jaminan kesehatan yang selama ini masih

    terfragmentasi. JKN yang akan diimplementasikan per 1 Januari 2014 juga diharapkan

    mampu mengendalikan biaya kesehatan dan mutu yankes. Benarkah? Sejarah

    implementasi JKN di Indonesia cukup panjang.

    Untuk masyarakat tidak mampu, berbagai program JKN telah gonta-ganti dilaksanakan.

    Kita dulu mengenal JPK, PKPS-BBM Bidang Kesehatan, Askeskin, Jamkesmas, dan

    dampak otonomi daerah, pemda-pemda berlakukan Jamkesda.

    Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di Perlukan karena:

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 10

    Setiap saat kita sangat berpotensi mengalami risiko antara lain: dapat terjadi sakit

    berat, menjadi tua dan pension, tidak ada pendapatan-masa hidup bisa panjang.

    Sementara dukungan anak/keluarga lain tidak selalu ada dan tidak selalu cukup.

    Pada umumnya masyarakat Indonesia masih berpikir praktis dan jangka pendek

    sehingga belum ada budaya menabung untuk dapat menganggulangi apabila ada

    musibah sakit.

    Masyarakat kita umumnya belum insurance minded terutama dalam asuransi

    kesehatan. Hal ini mungkin premi asuransi yang ada (komersial) mahal atau belum

    paham manfaat asuransi.

    Dengan demikian untuk menjamin agar semua risiko tersebut dapat teratasi tanpa adanya

    hambatan financial maka Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang diselenggarakan

    melalui mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat nasional, wajib, nirlaba,

    gotong royong, ekuitas, dll merupakan jalan keluar untuk mengatasi risiko yang mungkin

    terjadi dalam kehidupan kita.

    1) Manfaat dan Fungsi JKN

    Manfaat JKN antara lain adalah akan mempunyai manfaat secara komprehensive,

    maksudnya adalah bahwa pelayanan yang diberikan akan bersifat paripurna mulai

    dari preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Seluruh pelayanan tersebut tidak

    dipengaruhi oleh besarnya biaya iuran bagi peserta. Promotif dan preventif yang

    diberikan bagi upaya kesehatan perorangan (personal care).

    Berikut beberapa dari manfaat serta fungsi JKN yang mencakup pelayanan

    pencegahan dan pengobatan termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai

    sesuai dengan kebutuhan medis. Seperti misalnya untuk pelayanan pencegahan

    (promotif dan preventif), peserta JKN akan mendapatkan pelayanan sebagai berikut :

    a) Penyuluhan kesehatan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan

    faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

    b) Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri pertusis tetanus

    dan Hepatitis B (DPT-HB), Polio dan Campak.

    c) Keluarga Berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan

    tubektomi

    d) Skrining kesehatan diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi

    risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.

    e) Jenis penyakit kanker, bedah jantung, hingga dialisis (gagal ginjal).

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 11

    2) Prinsip Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

    a) Prinsip Kegotong royongan

    Prinsip ini diwujudkan dalam mekanisme gotong royong dari peserta yang

    mampu kepada peserta yang kurang mampu dalam bentuk kepesertaan wajib

    bagi seluruh rakyat; peserta berisiko rendah membantu yang berisiko tinggi; dan

    peserta sehat membantu yang sakit. Melalui prinsip kegotong royongan ini

    jaminan sosial dapat menumbuhkan keadilan sosial bagi keseluruhan rakyat

    Indonesia.

    b) Prinsip Nirlaba

    Pengelolaan dana amanat tidak dimaksudkan mencari laba (nirlaba) bagi Badan

    Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS), akan tetapi tujuan utama

    penyelenggaraan jaminan sosial adalah untuk memenuhi kepentingan sebesar-

    besarnya peserta. Dana amanat, hasil pengembangannya, dan surplus anggaran

    akan dimanfaatkan untuk kepentingan peserta.

    c) Prinsip Keterbukaan, kehati-hatian, akuntabilitas, efisiensi dan efektivitas

    Prinsip manajemen ini diterapkan dan mendasari seluruh kegiatan pengelolaan

    dana yang berasal dari iuran peserta dan hasil pengembangannya.

    d) Prinsip Portabilitas

    Dimaksudkan untuk memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun peserta

    berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayah Negara Kesatuan

    Republik Indonesia (NKRI).

    e) Prinsip Kepesertaan Bersifat Wajib

    Kepesertaan wajib dimaksudkan agar seluruh rakyat menjadi peserta sehingga

    dapat terlindungi. Meskipun kepesertaan bersifat wajib bagi seluruh rakyat,

    penerapannya tetap disesuaikan dengan kemampuan ekonomi rakyat dan

    pemerintah serta kelayakan penyelenggaraan program. Tahapan pertama dimulai

    dari pekerja di sektor formal, bersamaan dengan itu sektor informal dapat

    menjadi peserta secara mandiri, sehingga pada akhirnya Sistem Jaminan Sosial

    Nasional dapat mencakup seluruh rakyat.

    f) Prinsip Dana Amanat

    Dana yang terkumpul dari iuran peserta merupakan titipan kepada badan

    penyelenggara untuk dikelola sebaik-baiknya dalam rangka mengoptimalkan

    dana tersebut untuk kesejahteraan peserta.

    g) Prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 12

    Dipergunakan seluruhnya untuk pengembangan program dan untuk sebesar-

    besar kepentingan peserta.

    3) Fasilitas Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

    Berikut beberapa fasilitas pelayanan kesehatan jaminan kesehatan nasional yang

    terbagi menjadi dua yaitu PBI (Penerima Bantuan Iuran) dan juga Penerima Bantuan

    Iuran (PBI) yang dilansir dari laman website www.bpjs.info

    Untuk peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran) akan mendapatkan :

    Pekerja penerima upah ( PNS, Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara, Pegawai

    Pemerintah non Pegawai Negeri dan Pegawai Swasta, akan mendapatkan

    pelayanan kelas I dan II.

    Pekerja bukan penerima upah (Pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja

    mandiri, karyawan swasta) akan mendapatkan pelayanan kelas I, II dan III sesuai

    dengan premi dan kelas perawatan yang dipilih.

    Bukan pekerja (investor, pemberi kerja, penerima pensiun, veteran, perintis

    kemerdekaan serta janda, duda, anak yatim piatu dari veteran atau perintis

    kemerdekaan. Termasuk juga wirausahawan, petani, nelayan, pembantu rumah

    tangga, pedagang keliling dan sebagainya) bisa mendapatkan kelas layanan

    kesehatan I, II, dan III sesuai dengan premi dan kelas perawatan yang dipilih.

    Penerima Bantuan Iuran (PBI) akan mendapatkan :

    Orang yang tergolong fakir miskin dan tidak mampu yang dibayarkan preminya

    oleh pemerintah mendapatkan layanan kesehatan kelas III

    4) Keuntungan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

    Beberapa keuntungan JKN antara lain:

    a) Kenaikan Biaya kesehatan dapat ditekan

    b) Biaya dan Mutu Yankes dapat dikendalikan

    c) Kepesertaannya bersifat wajib bagi seluruh penduduk

    d) Pembayaran dengan sistem prospektif

    e) Adanya kepastian pembiayaan yankes berkelanjutan

    f) Manfaat Yankes komprehensif (promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif)

    g) Portabilitas nasional: peserta tetap mendapatkan jaminan kesehatan yang

    berkelanjutan meskipun peserta berpindah tempat tinggal atau tempat bekerja

    dalam wilayah NKRI.

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 13

    4. Pertanyaan Masyarakat Mengenai BPJS dan JKN Masih banyak warga yang belum tahu apa itu BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan

    Sosial) Kesehatan dan JKN. Berikut ini adalah pertanyaan-pertanyaan dari warga yang

    masih bingung soal JKN dan BPJS seperti dikutip dari liputan6.com.

    1) Apa itu JKN dan BPJS Kesehatan dan apa bedanya?

    JKN merupakan program pelayanan kesehatan terbaru yang merupakan kepanjangan

    dari Jaminan Kesehatan Nasional yang sistemnya menggunakan sistem asuransi.

    Artinya, seluruh warga Indonesia nantinya wajib menyisihkan sebagian kecil

    uangnya untuk jaminan kesehatan di masa depan.

    Bagaimana dengan rakyat miskin? Tidak perlu khawatir, semua rakyat miskin atau

    PBI (Penerima Bantuan Iuran) ditanggung kesehatannya oleh pemerintah. Sehingga

    tidak ada alasan lagi bagi rakyat miskin untuk memeriksakan penyakitnya ke fasilitas

    kesehatan.

    Sementara BPJS adalah singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. BPJS

    ini adalah perusahaan asuransi yang kita kenal sebelumnya sebagai PT Askes.

    Begitupun juga BPJS Ketenagakerjaan merupakan transformasi dari Jamsostek

    (Jaminan Sosial Tenaga Kerja).

    Antara JKN dan BPJS tentu berbeda. JKN merupakan nama programnya, sedangkan

    BPJS merupakan badan penyelenggaranya yang kinerjanya nanti diawasi oleh DJSN

    (Dewan Jaminan Sosial Nasional).

    2) Siapa saja saja peserta JKN?

    Sesuai Undang-undang Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial

    Nasional (SJSN), dengan adanya JKN, maka seluruh masyarakat Indonesia akan

    dijamin kesehatannya. Dan juga kepesertaanya bersifat wajib tidak terkecuali juga

    masyarakat tidak mampu karena metode pembiayaan kesehatan individu yang

    ditanggung pemerintah.

    3) Berapa iuran untuk Karyawan, PNS, TNI/POLRI, pedagang, investor, pemilik usaha

    atau perusahaan atau pihak yang bukan Penerima Bantuan Iuran ?

    Sesuai Peraturan Presiden Nomor 111 Tahun 2013 jenis Iuran dibagi menjadi:

    Iuran Jaminan Kesehatan bagi penduduk yang didaftarkan oleh Pemerintah

    daerah dibayar oleh Pemerintah Daerah (orang miskin dan tidak mampu).

    Iuran Jaminan Kesehatan bagi peserta Pekerja Penerima Upah (PNS, Anggota

    TNI/POLRI, Pejabat Negara, Pegawai pemerintah non pegawai negeri dan

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 14

    pegawai swasta) dibayar oleh Pemberi Kerja yang dipotong langsung dari gaji

    bulanan yang diterimanya.

    Pekerja Bukan Penerima Upah (pekerja di luar hubungan kerja atau pekerja

    mandiri) dan Peserta bukan Pekerja (investor, perusahaan, penerima pensiun,

    veteran, perintis kemerdekaan, janda, duda, anak yatim piatu dari veteran atau

    perintis kemerdekaan) dibayar oleh Peserta yang bersangkutan.

    Untuk jumlah iuran Jaminan Kesehatan bagi Peserta Pekerja Penerima Upah yang

    terdiri atas PNS, Anggota TNI, Anggota Polri, Pejabat Negara, dan Pegawai

    Pemerintah Non Pegawai Negeri akan dipotong sebesar 5 persen dari gaji atau Upah

    per bulan, dengan ketentuan 3 persen dibayar oleh pemberi kerja, dan 2 persen

    dibayar oleh peserta.

    Tapi iuran tidak dipotong sebesar demikian secara sekaligus. Karena secara bertahap

    akan dilakukan mulai 1 Januari 2014 hingga 30 Juni 2015 adalah pemotongan 4

    persen dari Gaji atau Upah per bulan, dengan ketentuan 4 persen dibayar oleh

    Pemberi Kerja dan 0,5 persen dibayar oleh Peserta.

    Namun mulai 1 Juli 2015, pembayaran iuran 5 persen dari Gaji atau Upah per bulan

    itu menjadi 4 persen dibayar oleh Pemberi Kerja dan 1 persen oleh Peserta.

    Sementara bagi peserta perorangan akan membayar iuran sebesar kemampuan dan

    kebutuhannya. Untuk saat ini sudah ditetapkan bahwa:

    Untuk mendapat fasilitas kelas I dikenai iuran Rp 59.500 per orang per bulan

    Untuk mendapat fasilitas kelas II dikenai iuran Rp 42.500 per orang per bulan

    Untuk mendapat fasilitas kelas III dikenai iuran Rp 25.500 per orang per bulan

    Pembayaran iuran ini dilakukan paling lambat tanggal 10 setiap bulan dan apabila

    ada keterlambatan dikenakan denda administratif sebesar 2 persen dari total iuran

    yang tertunggak paling banyak untuk waktu 3 (tiga) bulan. Dan besaran iuran

    Jaminan Kesehatan ditinjau paling lama dua tahun sekali yang ditetapkan dengan

    Peraturan Presiden.

    4) Apakah sistem pelayanan BPJS misalnya mengurus obat bisa lama dan dilempar

    sana-sini?

    Direktur Kepersertaan BPJS, Sri Endang Tidarwati mengatakan bahwa sistem

    pelayanan BPJS akan lebih baik karena didukung oleh SDM yang banyak dan

    terlatih. Sementara bila semua data lengkap dan seluruh isian dalam formulir sudah

    terisi dengan baik, pihak BPJS (Badan penyelenggara Jaminan Sosial) mengklaim

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 15

    prosedur pendaftaran menjadi peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) cukup 15

    menit.

    5) Apakah tenaga kesehatan akan bersikap ramah terhadap peserta JKN?

    Menteri Kesehatan menyampaikan, bila ada satu RS yang dokternya galak, maka

    pasien ini boleh pindah ke RS yang memiliki dokter yang ramah dan melayani

    dengan baik. Menkes mengatakan, lama-lama jumlah pasien di dokter galak tersebut

    akan berkurang. Sementara dokter yang melayani dengan baik dan gembira, jumlah

    pasien dan pendapatannya meningkat.

    6) Manfaat dan layanan apa saja yang didapat peserta JKN?

    Manfaat JKN mencakup pelayanan pencegahan dan pengobatan termasuk pelayanan

    obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. Seperti misalnya

    untuk pelayanan pencegahan (promotif dan preventif), peserta JKN akan

    mendapatkan pelayanan:

    Penyuluhan kesehatan, meliputi paling sedikit penyuluhan mengenai pengelolaan

    faktor risiko penyakit dan perilaku hidup bersih dan sehat.

    Imunisasi dasar, meliputi Baccile Calmett Guerin (BCG), Difteri pertusis tetanus

    dan Hepatitis B (DPT-HB), Polio dan Campak.

    Keluarga Berencana, meliputi konseling, kontrasepsi dasar, vasektomi dan

    tubektomi

    Skrining kesehatan diberikan secara selektif yang ditujukan untuk mendeteksi

    risiko penyakit dan mencegah dampak lanjutan dari risiko penyakit tertentu.

    Jenis penyakit kanker, bedah jantung, hingga dialisis (gagal ginjal).

    7) Alur pembuatan kartu BPJS Kesehatan seperti apa?

    Direktur Pelayanan PT Askes Fadjriadinur mengatakan bahwa Anda bisa datang ke

    kantor BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) kemudian melakukan hal

    berikut:

    a) Mengisi formulir pendaftaran

    b) Pembayaran premi

    Anda akan diberikan virtual account atau kode bank untuk pembayaran premi

    pertama yang bisa dilakukan melalui ATM atau bank terdekat yang saat ini

    sudah bekerjasama yaitu bank BRI, BNI dan Mandiri.

    Untuk biaya premi peserta mandiri dengan perawatan kelas 3, sebulan hanya Rp

    25.500 per orang, untuk perawatan kelas II sebulan Rp 42.500 per orang dan

    perawatan kelas I sebesar Rp 50.000 per orang.

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 16

    Adapun besaran premi pada kelompok pekerja sebesar 5 persen dari gaji

    pokoknya, 2 persen dibayarkan oleh yang bersangkutan dan 3 persen dibayarkan

    oleh perusahaan tempat pekerja bekerja.

    c) Mendapat kartu BPJS Kesehatan yang berlaku di seluruh Indonesia

    Setelah membayar premi, nantinya Anda akan mendapat kartu BPJS Kesehatan

    yang menjadi bukti bahwa Anda merupakan peserta JKN. Saat ini fasilitas

    kesehatan yang dimiliki pemerintah otomatis melayani JKN. Sementara fasilitas

    kesehatan milik swasta yang dapat melayani JKN jumlahnya terus bertambah.

    Hanya tinggal sekitar 30 persen saja yang belum bergabung.

    8) Bagaimana alur pelayanan kesehatan, katanya tidak boleh langsung ke rumah sakit?

    Untuk pertama kali setiap peserta terdaftar pada satu fasilitas kesehatan tingkat

    pertama (Puskesmas) yang ditetapkan oleh BPJS Kesehatan setelah mendapat

    rekomendasi dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.

    Dalam jangka waktu paling sedikit 3 (tiga) bulan selanjutnya peserta berhak

    memilih fasilitas kesehatan tingkat pertama yang diinginkan.

    Peserta harus memperoleh pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat

    pertama tempat peserta terdaftar, kecuali berada di luar wilayah fasilitas

    kesehatan tingkat pertama tempat peserta terdaftar atau dalam keadaan

    kegawatdaruratan medis.

    9) Siapa yang menjamin program JKN akan berlangsung baik tanpa korupsi?

    Pengawasan terhadap BPJS dilakukan secara eksternal dan internal. Secara eksternal,

    pengawasan akan dilakukan oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional) dan

    Lembaga pengawas independen. Dan secara internal, BPJS akan diawasi oleh dewan

    pengawas satuan pengawas internal.

    10) Bagaimana jika terjadi kelebihan atau kekurangan iuran?

    BPJS Kesehatan menghitung kelebihan atau kekurangan iuran jaminan kesehatan

    sesuai dengan gaji atau upah peserta.

    Dalam hal terjadi kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran sebagaimana

    dimaksud, BPJS Kesehatan memberitahukan secara tertulis kepada pemberi

    kerja dan atau peserta selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak

    diterimanya iuran.

    Kelebihan atau kekurangan pembayaran iuran diperhitungkan dengan

    pembayaran iuran bulan berikutnya.

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 17

    11) Bila peserta tidak puas dengan pelayanan yang diberikan, kemana harus mengadu?

    Bila peserta tidak puas terhadap pelayanan jaminan kesehatan yang diberikan oleh

    fasilitas kesehatan yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan, maka peserta dapat

    menyampaikan pengaduan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan dan atau

    BPJS Kesehatan. Atau dapat langsung datang ke posko BPJS di kota dan desa. Ada

    juga hotline servis BPJS di nomor kontak 500-400.

  • BPJS KESEHATAN JKN Page 18

    DAFTAR PUSTAKA

    Adisasmito,W, 2006, Buku Ajar Kebijakan Kesehatan. Departemen AKK, FKM UI.

    Agus Achir, Y, 2002, Jaminan Sosial Nasional Indonesia.

    Undang Undang Dasar 1945 Republik Indonesia (Amandemen), 2007.Pustaka Yustisia.

    http://dinkes.sumedangkab.go.id/5-isu-strategis-kesehatan-2015-2019/

    http://id.wikipedia.org/wiki/BPJS_Kesehatan

    http://abidinzone.blogspot.com/2013/11/penjelasan-jaminan-kesehatan-nasional.html

    http://sidomi.com/298371/perbedaan-bpjs-kesehatan-dan-bpjs-ketenagakerjaan/