booklet_trans_di_indonesia.pdf

32

Upload: ilmiawan-abinya-el-barra

Post on 31-Jan-2016

17 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

1TransmigrasiHanya ada di Indonesia

DIREKTORAT PARTISIPASI MASYARAKATDIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASIKEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.ITahun 2014

TRANSMIGRASIhanya ada di Indonesia

2 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

3TransmigrasiHanya ada di Indonesia

4 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

TRANSMIGRASIHanya ada di Indonesia

© DIREKTORAT PARTISIPASI MASYARAKATDIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASIKEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.ITahun 2014

ISBN 978-979-596-082-9

BOLEH DIGANDAKAN

KATA  PENGANTAR    

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat ridho dan karuniaNya penyusunan Booklet ini dapat terlaksana dengan baik.

Perjalanan sejarah transmigrasi sejak masa kolonial Belanda hingga saat ini telah melalui berbagai masa pemerintahan.

Undang-Undang Nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2009, serta PP Nomor 3 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi memberikan peran lebih besar kepada Pemda sebagai pemrakarsa dan penanggung jawab pelaksanaan transmigrasi.

Sumbangsih pembangunan transmigrasi selama ini antara lain terbentuknya 2 ibukota provinsi, 104 ibukota Kabupaten/Kota, 383 Kecamatan dan 1.183 permukiman transmigrasi menjadi desa definitif.

Semoga booklet ini dapat menjadi penyemangat, memberi inspirasi dan daya tarik program transmigrasi ke depan menjadi bagian program prioritas nasional.  

Direktur Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi

Ir. H. Jamaluddien Malik, MM Pembina Utama (IV/e)

NIP 19590721 198303 1 001

5TransmigrasiHanya ada di Indonesia

KATA  PENGANTAR    

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya berkat ridho dan karuniaNya penyusunan Booklet ini dapat terlaksana dengan baik.

Perjalanan sejarah transmigrasi sejak masa kolonial Belanda hingga saat ini telah melalui berbagai masa pemerintahan.

Undang-Undang Nomor 15 tahun 1997 tentang Ketransmigrasian yang telah dirubah dengan Undang-Undang Nomor 29 tahun 2009, serta PP Nomor 3 tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Transmigrasi memberikan peran lebih besar kepada Pemda sebagai pemrakarsa dan penanggung jawab pelaksanaan transmigrasi.

Sumbangsih pembangunan transmigrasi selama ini antara lain terbentuknya 2 ibukota provinsi, 104 ibukota Kabupaten/Kota, 383 Kecamatan dan 1.183 permukiman transmigrasi menjadi desa definitif.

Semoga booklet ini dapat menjadi penyemangat, memberi inspirasi dan daya tarik program transmigrasi ke depan menjadi bagian program prioritas nasional.  

Direktur Jenderal Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi

Ir. H. Jamaluddien Malik, MM Pembina Utama (IV/e)

NIP 19590721 198303 1 001

6 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

7TransmigrasiHanya ada di Indonesia

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI v PENYELENGGARAAN TRANSMIGRASI DARI MASA KE MASA

§ Periode Kolonisasi 1

§ Masa Pendudukan Jepang 2

§ Periode Reformasi 2

§ Kota Terpadu Mandiri (KTM) 7

v TRANSMIGRASI KEBERHASILAN DAN SUMBANGSIHNYA § Aspek Kewilayahan 10

§ Aspek Pertanian 11

§ Aspek Kependudukan 11

§ Transmigran Teladan 12

§ Penerima Transmigration Award 14

v TRANSMIGRASI HANYA ADA DI INDONESIA Betulkah hanya di Indonesia 17

v PENUTUP v DAFTAR PUSTAKA  

 

8 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  1  

PENYELENGGARAAN TRANSMIGRASI DARI MASA KE MASA

Periode Kolonisasi

Dalam periode ini dilatarbelakangi dengan gagasan

“Politik Balas Budi.”1 Periode kolonisasi dilaksanakan dengan

memindahkan penduduk dari Pulau Jawa ke beberapa wilayah

luar Jawa, diantaranya:

a. Kolonisasi (1905-1941)

Rombongan pertama ditempatkan sebanyak 155 keluarga dari

Bagelen, Karesidenan Kedu, Jawa Tengah ke Gedong Tataan

Lampung yang sekarang ibukota Kabupaten Pesawaran.

Kolonisasi ke Lampung tercatat sebanyak 44.687 KK dengan

175.867 jiwa yang berasal dari Jawa Tengah (5.839 KK :

25.25.718 jiwa), Jawa Timur (19.567 KK : 62.782 jiwa), dan

daerah lain-lain (eks buruh kontrak dan Bangka) sebanyak

19.281 KK dengan 87.367 jiwa.

                                                                                                               1)     Silakan   dilihat   pada   buku   ditulis   Siswono   Yudo   Husodo   (2003).  

Transmigrasi   Kebutuhan   Negara   Kepulauan   Berpenduduk   Heterogen  Dengan  Persebaran  Yang  Timpang.  Program  kolonisasi  sendiri  awalnya  bagian   dari   politik   balas   budi   yang   dirancang   oleh   penjajah   Belanda.  Semula  kolonisasi  dilakukan  Belanda  sebagai   tanggapan  atas   tulisan  C.  Th.   van   Deventer,   “En   Ereschuld”   (Utang   Budi)   yang   dimuat   dalam  majalah   De   Gids   tahun   1899.   Tulisan   itu   menceritakan   kemiskinan   di  Pulau  Jawa  akibat  Peraturan  Tanam  Paksa  (Cultuur  stelsel).  Tahun  1860  Multatuli   (nama   samaran   Douwes   Dekker,   Asisten   Residen   Lebak,  Banten)   menulis   buku   Max   Havelaar.   Buku   ini   mengisahkan   tentang  penderitaan  petani  teh  akibat  tekanan  pejabat  pemerintah  Belanda.    

1TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  1  

PENYELENGGARAAN TRANSMIGRASI DARI MASA KE MASA

Periode Kolonisasi

Dalam periode ini dilatarbelakangi dengan gagasan

“Politik Balas Budi.”1 Periode kolonisasi dilaksanakan dengan

memindahkan penduduk dari Pulau Jawa ke beberapa wilayah

luar Jawa, diantaranya:

a. Kolonisasi (1905-1941)

Rombongan pertama ditempatkan sebanyak 155 keluarga dari

Bagelen, Karesidenan Kedu, Jawa Tengah ke Gedong Tataan

Lampung yang sekarang ibukota Kabupaten Pesawaran.

Kolonisasi ke Lampung tercatat sebanyak 44.687 KK dengan

175.867 jiwa yang berasal dari Jawa Tengah (5.839 KK :

25.25.718 jiwa), Jawa Timur (19.567 KK : 62.782 jiwa), dan

daerah lain-lain (eks buruh kontrak dan Bangka) sebanyak

19.281 KK dengan 87.367 jiwa.

                                                                                                               1)     Silakan   dilihat   pada   buku   ditulis   Siswono   Yudo   Husodo   (2003).  

Transmigrasi   Kebutuhan   Negara   Kepulauan   Berpenduduk   Heterogen  Dengan  Persebaran  Yang  Timpang.  Program  kolonisasi  sendiri  awalnya  bagian   dari   politik   balas   budi   yang   dirancang   oleh   penjajah   Belanda.  Semula  kolonisasi  dilakukan  Belanda  sebagai   tanggapan  atas   tulisan  C.  Th.   van   Deventer,   “En   Ereschuld”   (Utang   Budi)   yang   dimuat   dalam  majalah   De   Gids   tahun   1899.   Tulisan   itu   menceritakan   kemiskinan   di  Pulau  Jawa  akibat  Peraturan  Tanam  Paksa  (Cultuur  stelsel).  Tahun  1860  Multatuli   (nama   samaran   Douwes   Dekker,   Asisten   Residen   Lebak,  Banten)   menulis   buku   Max   Havelaar.   Buku   ini   mengisahkan   tentang  penderitaan  petani  teh  akibat  tekanan  pejabat  pemerintah  Belanda.    

2 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  2  

Masa Pendudukan Jepang Ketika tentara jepang masuk ke Indonesia (1942-1945),

kegiatan transmigrasi tetap dilaksanakan. Akan tetapi karena sibuk

dengan peperangan, penguasa Jepang tidak sempat melakukan

pengadministrasian kegiatan transmigrasi seperti halnya pada

zaman pemerintah kolonial Belanda, sehingga sangat sedikit

dokumentasi mengenai transmigrasi yang bisa ditemukan.

Diperkirakan selama kekuasaan Jepang, penduduk pulau Jawa

yang berhasil dipindahkan ke luar Jawa melalui transmigrasi

sekitar 2.000 orang.

Periode Reformasi Sesuai dengan Undang-undang No. 29 Tahun 2009,

transmigrasi adalah perpindahan penduduk secara sukarela untuk

meningkatkan kesejahteraan dan menetap di kawasan

transmigrasi yang diselenggarakan oleh pemerintah. Tujuan yang

ingin dicapai dalam pembangunan bidang ketenagakerjaan dan

ketransmigrasian adalah :

1. Menyediakan tenaga kerja yang kompeten, produktif dan

berdaya saing yang sesuai dengan perkembangan pasar kerja

serta menciptakan wirausaha baru;

2. Meningkatkan penempatan tenaga kerja yang efektif dan

perluasan penciptaan lapangan kerja;

3. Menciptakan hubungan industrial yang harmonis dan

meningkatnya peran kelembagaan hubungan industrial;

  3  

4. Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri

(independent), tidak memihak (fair treatment), profesional dan

seragam di seluruh Indonesia;

5. Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat

tinggal dan usaha yang layak;

6. Mengembangkan masyarakat transmigrasi yang mandiri dan

kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru;

7. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, meningkatkan efektivitas pengawasan intern,

memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan, serta

menyediakan data informasi untuk kebijakan/manajemen dan

informasi publik.

Rumah Transmigran di UPT Telang Siong

3TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  3  

4. Menciptakan pengawasan ketenagakerjaan secara mandiri

(independent), tidak memihak (fair treatment), profesional dan

seragam di seluruh Indonesia;

5. Mengembangkan kawasan transmigrasi menjadi tempat

tinggal dan usaha yang layak;

6. Mengembangkan masyarakat transmigrasi yang mandiri dan

kawasan transmigrasi sebagai pusat pertumbuhan baru;

7. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governance) di lingkungan Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi, meningkatkan efektivitas pengawasan intern,

memanfaatkan hasil penelitian dan pengembangan, serta

menyediakan data informasi untuk kebijakan/manajemen dan

informasi publik.

Rumah Transmigran di UPT Telang Siong

4 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  4  

Sejak diterapkannya Otonomi Daerah, proses

penyelenggaraan transmigrasi tidak lagi bersifat sentralistik dan

top down dari Kementerian (Pemerintah Pusat), akan tetapi

daerah memiliki kewenangan dan peran yang lebih besar.

Mekanisme penyelenggaraan dilakukan berdasarkan Kerjasama

Antar Pemerintah Daerah (KSAD), yaitu antara daerah pengirim

transmigran dengan daerah tujuan transmigrasi.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1997

tentang Ketransmigrasian sebagaimana telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian,

telah diatur syarat-syarat menjadi Transmigran, yaitu :

1. Warga Negara Indonesia

2. Berkeluarga

3. Berusia antara 18 sampai dengan 50 tahun

4. Belum pernah bertransmigrasi

5. Memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP)

6. Berbadan sehat

7. Memiliki ketrampilan sesuai dengan kebutuhan untuk

mengembangkan potensi sumberdaya yang tersedia di lokasi

tujuan

8. Lulus seleksi

  5  

Hak dan Kewajiban Transmigran

Hak dan Kewajiban Transmigran

Hak Transmigran2 1. Informasi seluas-luasnya tentang kesempatan kerja dan

peluang usaha serta informasi lain tentang lokasi tujuan transmigrasi;

2. Pendidikan dan pelatihan persiapan, perbekalan, dan pelayanan pengangkutan ke lokasi tujuan;

3. Lahan usaha dan lahan tempat tinggal beserta rumah dengan status hak milik;

4. Sarana produksi dan/atau sarana usaha; 5. Sanitasi dan sarana air bersih; 6. Catu pangan (jaminan hidup-Jadup) hingga transmigran

mampu berproduksi atau mendapat penghasilan; 7. Bimbingan dan pelatihan untuk pengembangan usaha; 8. Fasilitas pelayanan umum permukiman; 9. Bimbingan dan pelayanan sosial kemasyarakatan dan

administrasi pemerintah;

Kewajiban Transmigran 1. Bertempat tinggal menetap di permukiman transmigrasi; 2. memelihara kelestarian lingkungan; 3. memelihara dan mengembangkan kegiatan usahanya secara

berdayaguna dan berhasilguna; 4. mempertahankan dan memelihara pemilikan tanah dan aset

produksinya; 5. memelihara hubungan yang serasi dengan masyarakat

setempat serta menghormati dan memperhatikan adat istiadatnya; dan

6. mematuhi ketentuan ketransmigrasian.

                                                                                                               2)      Hak-­‐hak  transmigran  selanjutnya  dapat  dibaca  pada  pasal  13,  14,  dan  15  

Undang-­‐Undang   Nomor   29   Tahun   2009   Tentang   Perubahan   Atas  Undang-­‐Undang  Nomor  15  Tahun  1997  Tentang  Ketransmigrasian.  

5TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  5  

Hak dan Kewajiban Transmigran

Hak dan Kewajiban Transmigran

Hak Transmigran2 1. Informasi seluas-luasnya tentang kesempatan kerja dan

peluang usaha serta informasi lain tentang lokasi tujuan transmigrasi;

2. Pendidikan dan pelatihan persiapan, perbekalan, dan pelayanan pengangkutan ke lokasi tujuan;

3. Lahan usaha dan lahan tempat tinggal beserta rumah dengan status hak milik;

4. Sarana produksi dan/atau sarana usaha; 5. Sanitasi dan sarana air bersih; 6. Catu pangan (jaminan hidup-Jadup) hingga transmigran

mampu berproduksi atau mendapat penghasilan; 7. Bimbingan dan pelatihan untuk pengembangan usaha; 8. Fasilitas pelayanan umum permukiman; 9. Bimbingan dan pelayanan sosial kemasyarakatan dan

administrasi pemerintah;

Kewajiban Transmigran 1. Bertempat tinggal menetap di permukiman transmigrasi; 2. memelihara kelestarian lingkungan; 3. memelihara dan mengembangkan kegiatan usahanya secara

berdayaguna dan berhasilguna; 4. mempertahankan dan memelihara pemilikan tanah dan aset

produksinya; 5. memelihara hubungan yang serasi dengan masyarakat

setempat serta menghormati dan memperhatikan adat istiadatnya; dan

6. mematuhi ketentuan ketransmigrasian.

                                                                                                               2)      Hak-­‐hak  transmigran  selanjutnya  dapat  dibaca  pada  pasal  13,  14,  dan  15  

Undang-­‐Undang   Nomor   29   Tahun   2009   Tentang   Perubahan   Atas  Undang-­‐Undang  Nomor  15  Tahun  1997  Tentang  Ketransmigrasian.  

6 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  6  

Dengan ditetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun

2014 tentang Ketransmigrasian3, penyelenggaraan transmigrasi

tidak lagi difokuskan pada pemecahan masalah persebaran

penduduk, namun bergeser pada pengembangan ekonomi dan

pembangunan daerah. Karena menyangkut pengembangan

wilayah, maka pembangunan transmigrasi melibatkan minimal dua

pemerintah daerah. Dengan demikian diharapkan transmigran dari

daerah asal dan daerah tujuan dapat mewujudkan suatu

komunitas yang tumbuh dan berkembang secara dinamis,

produktif, maju dan mandiri.

Untuk membangun suatu komunitas masyarakat seperti

tersebut memerlukan proses perencanaan yang melibatkan pihak

terkait secara terintegrasi, menyeluruh dan terdiri atas tahapan

yang jelas dengan memperhatikan aspek sosial budaya, ekonomi,

hukum, administrasi dan aspek politik.

Penyelenggaraan transmigrasi merupakan suatu sistem

yang saling terkait antara daerah pengirim dan daerah penerima

program transmigrasi. Melalui mekanisme KSAD, diharapkan

pemda asal transmigran bisa berkoordinasi dengan pemda daerah

penempatan untuk merancang penempatan transmigrasi

berdasarkan kebutuhan dan potensi masing-masing. Terpenuhinya

SDM transmigran sesuai kebutuhan dan potensi lokasi akan

mampu menciptakan peningkatan dan pemerataan kesejahteraan

                                                                                                               3)   Peraturan   Pemerintah   (PP)   13/2014   itu   sebagai     pelaksanaan   Undang-­‐

Undang  Nomor  15  Tahun  1997  tentang  Ketransmigrasian  sebagaimana  telah   diubah   dengan   Undang-­‐Undang   Nomor   29   Tahun   2009   tentang  Ketransmigrasian.  

  7  

transmigran dan penduduk di sekitar kawasan transmigrasi. Untuk

itu diperlukan calon transmigran yang berkualitas. Untuk

mewujudkan hal tersebut dibutuhkan calon transmigran-

transmigran yang berkualitas yaitu:

1. Transmigran yang gigih, ulet, berinovasi dan berkreasi

2. WNI dan memiliki KTP

3. Berkeluarga

4. Usia 20 – 45 tahun

5. Pendidikan minimal SLTA

6. Memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan daerah tujuan

7. Masyarakat yang mempunyai potensi, dapat menjadi peserta

transmigrasi (status sebagai kepala keluarga)

8. Berbadan sehat

9. Belum pernah bertransmigrasi

Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kota Terpadu Mandiri adalah kawasan transmigrasi yang

pertumbuhannya dirancang menjadi pusat pertumbuhan melalui

pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan. Tujuan dari Kota

Terpadu Mandiri (KTM) adalah :

1. Menciptakan sentra-sentra agribisnis dan agroindustri yang

mampu menarik investasi swasta untuk menumbuh

kembangkan kegiatan ekonomi transmigran dan penduduk

sekitar, serta membuka peluang usaha dan kesempatan kerja.

2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan transmigran dan

penduduk sekitar.

7TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  7  

transmigran dan penduduk di sekitar kawasan transmigrasi. Untuk

itu diperlukan calon transmigran yang berkualitas. Untuk

mewujudkan hal tersebut dibutuhkan calon transmigran-

transmigran yang berkualitas yaitu:

1. Transmigran yang gigih, ulet, berinovasi dan berkreasi

2. WNI dan memiliki KTP

3. Berkeluarga

4. Usia 20 – 45 tahun

5. Pendidikan minimal SLTA

6. Memiliki kompetensi sesuai dengan kebutuhan daerah tujuan

7. Masyarakat yang mempunyai potensi, dapat menjadi peserta

transmigrasi (status sebagai kepala keluarga)

8. Berbadan sehat

9. Belum pernah bertransmigrasi

Kota Terpadu Mandiri (KTM) Kota Terpadu Mandiri adalah kawasan transmigrasi yang

pertumbuhannya dirancang menjadi pusat pertumbuhan melalui

pengelolaan sumberdaya alam berkelanjutan. Tujuan dari Kota

Terpadu Mandiri (KTM) adalah :

1. Menciptakan sentra-sentra agribisnis dan agroindustri yang

mampu menarik investasi swasta untuk menumbuh

kembangkan kegiatan ekonomi transmigran dan penduduk

sekitar, serta membuka peluang usaha dan kesempatan kerja.

2. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan transmigran dan

penduduk sekitar.

8 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  8  

3. Meningkatkan kemudahan transmigran dan penduduk sekitar

untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar.

Dalam pembangunan dan pengembangannya wilayah pembangunan KTM di kawasan transmigrasi meliputi :

1. Kawasan yang sudah dilaksanakan pembangunan

transmigrasi terdiri dari permukiman transmigrasi yang sudah

diserahkan kepada pemerintah daerah (PTD).

2. Permukiman transmigrasi yang ada dan masih dibina (PTA).

3. Kawasan potensial yang sedang dibangun Permukiman

Transmigrasi Baru (PTB), kawasan potensial yang dapat

dikembangkan untuk calon permukiman transmigrasi.

4. Kawasan desa sekitar (DS).

Melalui keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Nomor : KEP.214/MEN/2007 tentang Pedoman Umum

Pembangunan dan Pengembangan Kota Terpadu Mandiri di

Kawasan Transmigrasi dilaksanakan revitalisasi pemberdayaan

masyarakat dan pengembangan kawasan transmigrasi agar

kawasan transmigrasi berkembang dan selanjutnya terbentuk

pusat pertumbuhan. Sampai dengan tahun 2012 telah ditetapkan

44 KTM yang terbagi dalam 4 generasi, yaitu Generasi I (4 KTM),

Generasi II (8 KTM), Generasi III (12 KTM), dan Generasi IV (20

KTM).

  9  

KTM Salor, Kab. Merauke

9TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  9  

KTM Salor, Kab. Merauke

10 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  10  

TRANSMIGRASI Keberhasilan dan Sumbangsihnya

Penyelenggaraan Transmigrasi telah dilaksanakan sejak

zaman kolonisasi sampai dengan sekarang. Kontribusi nyata

transmigrasi antara lain telah turut mengentaskan kemiskinan,

membuka lapangan kerja, melahirkan ketahanan pangan, dan

mendukung pemekaran desa, kecamatan, kabupaten/kota, bahkan

provinsi baru di luar Jawa.

Secara singkat, pembangunan transmigrasi telah

berkontribusi dalam 3 aspek, yaitu: kewilayahan (terbentuknya

daerah-daerah otonom baru yaitu desa, kecamatan dan

kabupaten), aspek pertanian (sesuai komoditas yang

dikembangkan) dan aspek kependudukan (peningkatan jumlah

sumberdaya manusia mendukung pembangunan daerah).

Aspek Kewilayahan

Hingga tahun 2013 penyelenggaraan transmigrasi selama

ini telah memberikan kontribusi yang cukup berarti dalam

pembangunan nasional antara lain dari 104 Permukiman

Transmigrasi (Kimtrans) telah berkembang menjadi ibukota

Kabupaten/Kota, 383 Permukiman Transmigrasi menjadi ibukota

Kecamatan dan dari sejumlah 3.055 permukiman yang dibangun

sejumlah 1.183 permukiman transmigrasi menjadi desa definitif,

dan 2 ibukota provinsi (Sulawesi Barat di Mamuju dan Bulungan di

  11  

Kalimantan Utara) serta 44 Kota Terpadu Mandiri (KTM) tersebar

di luar Jawa.

Aspek Pertanian

Dari aspek pertanian, kawasan transmigrasi telah menjadi

sentra produksi pangan, perkebunan dan agribisnis. Diberbagai

daerah tujuan transmigrasi, baik di Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi, Maluku, dan Papua, kawasan transmigrasi menjadi

sentra produksi pangan, perkebunan seperti sawit dan karet dan

agribisnis. Di Sumatera, Belitang, Karang Agung, Mesuji dan Rawa

Pitu menjadi lumbung padi. Di Papua seperti Tanah Miring dan

Arso, menjadi sentra penghasil padi dan perkebunan. Demikian

pula sentra perkebunan sawit, seperti Sungai Bahar Jambi, Arga

Makmur Bengkulu, Parenggean Kalimantan, berasal dari

permukiman transmigrasi.

Aspek Kependudukan

Dalam aspek kependudukan transmigrasi juga telah

berhasil melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang sangat

potensial dan spektakuler. Hal ini ditandai dengan lahirnya

organisasi anak keturunan transmigran bernama Perhimpunan

Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI) pada 16 Februari

2004. Berdasarkan hasil pendataan PATRI (2013), ternyata anak

keturunan transmigran ada yang telah menjadi pejabat eselon 1,

eselon 2, guru besar, perwira tinggi TNI/POLRI, pengusaha,

jurnalis, anggota legeslatif, kepala daerah/wakil kepala daerah

11TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  11  

Kalimantan Utara) serta 44 Kota Terpadu Mandiri (KTM) tersebar

di luar Jawa.

Aspek Pertanian

Dari aspek pertanian, kawasan transmigrasi telah menjadi

sentra produksi pangan, perkebunan dan agribisnis. Diberbagai

daerah tujuan transmigrasi, baik di Sumatera, Kalimantan,

Sulawesi, Maluku, dan Papua, kawasan transmigrasi menjadi

sentra produksi pangan, perkebunan seperti sawit dan karet dan

agribisnis. Di Sumatera, Belitang, Karang Agung, Mesuji dan Rawa

Pitu menjadi lumbung padi. Di Papua seperti Tanah Miring dan

Arso, menjadi sentra penghasil padi dan perkebunan. Demikian

pula sentra perkebunan sawit, seperti Sungai Bahar Jambi, Arga

Makmur Bengkulu, Parenggean Kalimantan, berasal dari

permukiman transmigrasi.

Aspek Kependudukan

Dalam aspek kependudukan transmigrasi juga telah

berhasil melahirkan sumber daya manusia (SDM) yang sangat

potensial dan spektakuler. Hal ini ditandai dengan lahirnya

organisasi anak keturunan transmigran bernama Perhimpunan

Anak Transmigran Republik Indonesia (PATRI) pada 16 Februari

2004. Berdasarkan hasil pendataan PATRI (2013), ternyata anak

keturunan transmigran ada yang telah menjadi pejabat eselon 1,

eselon 2, guru besar, perwira tinggi TNI/POLRI, pengusaha,

jurnalis, anggota legeslatif, kepala daerah/wakil kepala daerah

12 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  12  

tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan berbagai profesi lainnya. Nilai

penting dari transmigran adalah etos kerja yang ditunjukkan dari

semangat kepeloporan, ketekunan, bekerjasama, toleransi, dan

ketahanan fisik maupun mentalnya. Hal ini layak dijadikan teladan

bagi generasi muda dalam membangun negara dimasa depan.

Murid SDN UPT Telang Siong Transmigran Teladan Keberhasilan program transmigrasi selain diukur dari

peningkatan kesejahteraan transmigran, juga diukur dari

bagaimana peran serta dan kemampuan mereka dalam

membangun masyarakatnya.

Diantara transmigran ada yang mempunyai prestasi yang

lebih menonjol dibanding transmigran lainnya, baik dalam

  13  

mengembangkan usaha maupun kegiatan sosial kemasyarakatan.

Biasanya mereka lebih ulet, kreatif, inovatif dan berpartisipasi aktif

dalam berbagai kegiatan organisasi kemasyarakatan sehingga

dapat menjadi teladan bagi transmigran lainnya.

Untuk memberi penghargaan atas prestasi yang telah

dicapai transmigran dan untuk lebih memotivasi dan meningkatkan

partisipasi mereka dalam pembangunan permukiman transmigrasi,

perlu upaya-upaya strategis, antara lain melalui Pemilihan

Transmigran Teladan. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya

untuk memotivasi transmigran agar lebih giat lagi dalam

meningkatkan usaha-usaha produktif di permukiman transmigrasi,

serta lebih gigih berjuang meningkatkan kesejahteraan keluarga

dan membangun desanya. Sehubungan dengan hal tersebut,

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi setiap tahun

menyelenggarakan kegiatan Pemilihan Transmigran Teladan

tingkat Kabupaten, Provinsi, dan tingkat Nasional. Berikut adalah

para Transmigran Teladan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

TRANSMIGRAN TELADAN TAHUN 2014

NO NAMA LOKASI PENDAPATAN

PERTAHUN

1. Abdul Manaf Kab. Konawe Prov. Sulawesi Tenggara

Rp. 900.000.000,-

2. Ponijan Makun

Kab. Maluku Tengah Prov. Maluku

Rp. 1.000.000.000,-

3. Fery Adli Kab. Wajo Prov. Sulawesi Selatan

Rp. 380.000.000,-

13TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  13  

mengembangkan usaha maupun kegiatan sosial kemasyarakatan.

Biasanya mereka lebih ulet, kreatif, inovatif dan berpartisipasi aktif

dalam berbagai kegiatan organisasi kemasyarakatan sehingga

dapat menjadi teladan bagi transmigran lainnya.

Untuk memberi penghargaan atas prestasi yang telah

dicapai transmigran dan untuk lebih memotivasi dan meningkatkan

partisipasi mereka dalam pembangunan permukiman transmigrasi,

perlu upaya-upaya strategis, antara lain melalui Pemilihan

Transmigran Teladan. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai upaya

untuk memotivasi transmigran agar lebih giat lagi dalam

meningkatkan usaha-usaha produktif di permukiman transmigrasi,

serta lebih gigih berjuang meningkatkan kesejahteraan keluarga

dan membangun desanya. Sehubungan dengan hal tersebut,

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi setiap tahun

menyelenggarakan kegiatan Pemilihan Transmigran Teladan

tingkat Kabupaten, Provinsi, dan tingkat Nasional. Berikut adalah

para Transmigran Teladan tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

TRANSMIGRAN TELADAN TAHUN 2014

NO NAMA LOKASI PENDAPATAN

PERTAHUN

1. Abdul Manaf Kab. Konawe Prov. Sulawesi Tenggara

Rp. 900.000.000,-

2. Ponijan Makun

Kab. Maluku Tengah Prov. Maluku

Rp. 1.000.000.000,-

3. Fery Adli Kab. Wajo Prov. Sulawesi Selatan

Rp. 380.000.000,-

14 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  14  

Penyerahan Sertifikat Lahan Hak Milik Transmigran di Kabupaten Kubu

Raya, Provinsi Kalimantan Barat

Penerima Transmigration Award Selain transmigran teladan, Kementerian Tenaga Kerja

dan Transmigrasi juga melakukan seleksi untuk memilih Kepala

Daerah, Tokoh, unsur Pemerintahan, dan Media Massa yang

mempunyai kepedulian nyata mendukung transmigrasi. Kepada

mereka yang memenuhi syarat diberikan Penghargaan

Transmigration Award. Untuk tahun 2012 dan 2013, setelah

diadakan seleksi dan penilaian, penerima penghargaan

transmigration award 2012 dan 2013 dapat dilihat pada tabel

berikut ini :

  15  

PENERIMA TRANSMIGRATION AWARD 2012

NO KATEGORI PENERIMA

PENGHARGAAN 1. Pemerintah Provinsi

Daerah Asal

Transmigrasi

1. Pemerintah Daerah Daerah

Istimewa Yogyakarta

2. Provinsi Nusa Tenggara Barat

3. Provinsi Jawa Tengah

2. Pemerintah Provinsi

Daerah Tujuan

Transmigrasi

1. Provinsi Sumatera Selatan

2. Provinsi Kalimantan Selatan

3. Provinsi Kalimantan Tengah

3. Pemerintah

Kabupaten/Kota

Daerah Asal

Transmigrasi

1. Kabupaten Madiun

2. Kabupaten Kulon Progo

3. Kabupaten Grobogan

4. Pemerintah

Kabupaten/Kota

1. Kabupaten Bungo

2. Kabupaten Donggala

3. Kabupaten Musi Banyuasin

5. Media Massa

Nasional

Harian Kompas, Jakarta

15TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  15  

PENERIMA TRANSMIGRATION AWARD 2012

NO KATEGORI PENERIMA

PENGHARGAAN 1. Pemerintah Provinsi

Daerah Asal

Transmigrasi

1. Pemerintah Daerah Daerah

Istimewa Yogyakarta

2. Provinsi Nusa Tenggara Barat

3. Provinsi Jawa Tengah

2. Pemerintah Provinsi

Daerah Tujuan

Transmigrasi

1. Provinsi Sumatera Selatan

2. Provinsi Kalimantan Selatan

3. Provinsi Kalimantan Tengah

3. Pemerintah

Kabupaten/Kota

Daerah Asal

Transmigrasi

1. Kabupaten Madiun

2. Kabupaten Kulon Progo

3. Kabupaten Grobogan

4. Pemerintah

Kabupaten/Kota

1. Kabupaten Bungo

2. Kabupaten Donggala

3. Kabupaten Musi Banyuasin

5. Media Massa

Nasional

Harian Kompas, Jakarta

16 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  16  

PENERIMA TRANSMIGRATION AWARD 2013

NO KATEGORI PENERIMA PENGHARGAAN

1. Pemerintah Provinsi

Daerah Asal Transmigrasi

1. Provinsi Jawa Timur

2. Provinsi Jawa Barat

3. Provinsi Lampung

2. Pemerintah Provinsi

Daerah Tujuan

Transmigrasi

1. Provinsi Sulawesi Selatan

2. Provinsi Sulawesi Tengah

3. Provinsi Nusa Tenggara Barat

3. Pemerintah Kabupaten/Kota

Daerah Asal Transmigrasi

1. Kabupaten Madiun

2. Kabupaten Ngawi

3. Kabupaten Tabanan

4. Pemerintah Kabupaten/Kota 1. Kabupaten Luwu Timur

2. Kabupaten Kotawaringin Barat

3. Kabupaten Gorontalo

5. Pemerintah Kabupaten/Kota

yang melaksanakan

Pembangunan dan

Pengembangan KTM

1. Kabupaten Pesisir Selatan

2. Kabupaten Bangka Selatan

3. Kabupaten Banyuasin

6. Tokoh Masyarakat /

Pemerhati

Ketransmigrasian

1. Dr. (H.C) Ir. Siswono Yudo

Husodo

7. Media Massa Nasional 1. Media Indonesia

2. Suara Pembaruan

3. Pelita

  17  

TRANSMIGRASI Hanya Ada di Indonesia

Betulkah hanya di Indonesia?

Betulkah penyelenggaraan transmigrasi hanya ada di

Indonesia? Jika mencermati sejarah, proses, dan namanya,

memang kata “transmigrasi” hanya ada di Indonesia. Kata yang

berbau bahasa Inggris tersebut ternyata tidak ditemukan di kamus-

kamus bahasa Inggris lama. Jikapun ditemukan adalah kata

migrasi (migration). Kata “transmigration” tidak ada. Aneh? Itulah

faktanya, penyelenggaraan transmigrasi memang khas Indonesia.

Di negara lain memang ada kegiatan yang mirip tetapi beda

substansi dan polanya. Di dunia ada sekitar 27 negara yang

menyelenggarakan program “mirip” transmigrasi. Seperti di Negara

Malaysia, Brasilia, Vietnam, Jepang, Thailand, Peru, dan lainnya.

Di negara itu mereka melaksanakan program penataan

penduduk4. Latar belakang dan namanya setiap negara berbeda-

beda, lazimnya dikenal sebagai resttlement. Di Vietnam, misalnya

lebih berlatar belakang ideologi. Malaysia, ekonomi dan etnik.

Filipina, motif land reform. Thailand, berlatar belakang pertahanan.

                                                                                                               4)   Dalam   bukunya   Transmigrasi   Kebutuhan   Negara   Kepulauan  

Berpenduduk   Heterogen   Dengan   Persebaran   Yang   Timpang,   Siswono  Yudo  Husodo   (2003:74-­‐75)  menyebutkan.  Nama  program  pemindahan  penduduk  di  beberapa  negara,   seperti   Jepang  bernama  Hokaido   Island  Development.   Malaysia   bernama   Felda,     Mada,   Risda,   Perda,   Felcra.  Papua   Nugini,   Small   Holder   Land   Development.   Ethiopia,   Walamo.  Brasilia,   Alto   Turi.   Vietnam,   Migration   Management   Development.  Thailand,  Aw  Paw  Village  atau  Self  Defence  Village,  dan  seterusnya.    

17TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  17  

TRANSMIGRASI Hanya Ada di Indonesia

Betulkah hanya di Indonesia?

Betulkah penyelenggaraan transmigrasi hanya ada di

Indonesia? Jika mencermati sejarah, proses, dan namanya,

memang kata “transmigrasi” hanya ada di Indonesia. Kata yang

berbau bahasa Inggris tersebut ternyata tidak ditemukan di kamus-

kamus bahasa Inggris lama. Jikapun ditemukan adalah kata

migrasi (migration). Kata “transmigration” tidak ada. Aneh? Itulah

faktanya, penyelenggaraan transmigrasi memang khas Indonesia.

Di negara lain memang ada kegiatan yang mirip tetapi beda

substansi dan polanya. Di dunia ada sekitar 27 negara yang

menyelenggarakan program “mirip” transmigrasi. Seperti di Negara

Malaysia, Brasilia, Vietnam, Jepang, Thailand, Peru, dan lainnya.

Di negara itu mereka melaksanakan program penataan

penduduk4. Latar belakang dan namanya setiap negara berbeda-

beda, lazimnya dikenal sebagai resttlement. Di Vietnam, misalnya

lebih berlatar belakang ideologi. Malaysia, ekonomi dan etnik.

Filipina, motif land reform. Thailand, berlatar belakang pertahanan.

                                                                                                               4)   Dalam   bukunya   Transmigrasi   Kebutuhan   Negara   Kepulauan  

Berpenduduk   Heterogen   Dengan   Persebaran   Yang   Timpang,   Siswono  Yudo  Husodo   (2003:74-­‐75)  menyebutkan.  Nama  program  pemindahan  penduduk  di  beberapa  negara,   seperti   Jepang  bernama  Hokaido   Island  Development.   Malaysia   bernama   Felda,     Mada,   Risda,   Perda,   Felcra.  Papua   Nugini,   Small   Holder   Land   Development.   Ethiopia,   Walamo.  Brasilia,   Alto   Turi.   Vietnam,   Migration   Management   Development.  Thailand,  Aw  Paw  Village  atau  Self  Defence  Village,  dan  seterusnya.    

18 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  18  

Di Indonesia, kata transmigrasi dimaksudkan untuk

menggantikan kata kolonisasi. Ini ada kisahnya tersendiri. Jika kita

buka buku sejarah Indonesia, hanya sedikit yang memuat

peristiwa ini. Transmigrasi yang awalnya bernama “kolonisasi”

dilaksanakan oleh penjajah Belanda tahun 1905. Pelaksanaan

kolonisasi berkaitan dengan politik balas budi. Dan dilaksanakan

penjajah Belanda sebagai tanggapan terhadap Peraturan Tanam

Paksa (Cultuur Stelsel). Peraturan Tanam Paksa ini dilakukan

penjajah Belanda akibat Perang Diponegoro (1825-1830) yang

menguras banyak kas negeri Belanda. Pelaksanaan tanam paksa

ini ternyata sangat menyengsarakan rakyat Indonesia. Kejadian ini

menarik perhatian Douwes Dekker. Dengan menggunakan nama

samaran Multatuli, Douwes Dekker menuliskan penderitaan petani

akibat kebijakan tanam paksa dalam buku, Max Havelaar.

Terbitnya buku Max Havelaar tahun 1860 menyebabkan

kecaman terhadap pemerintah Belanda, sehingga, untuk

membalas kebaikan kepada penduduk Indonesia, dirintislah tiga

program, yaitu: kolonisasi, irigasi dan edukasi. Kolonisasi adalah

pemindahan penduduk dari pulau padat (Pulau Jawa) ke luar

Jawa. Kolonisasi pertama dilakukan pada tahun 1905, dengan

dipindahkannya 155 KK (815 jiwa) dari Kedu Jawa Tengah ke

Gedong Tataan Lampung.

Setelah Indonesia merdeka, pemindahan penduduk

tersebut dipandang penting untuk dilanjutkan. Hal ini dimaksudkan

untuk mempersatukan Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau,

beraneka ragam suku, budaya, bahasa, dan agama. Pemindahan

  19  

penduduk dari Jawa keluar Jawa dilaksanakan kembali pada 12

Desember 1950. Istilahnya bukan lagi kolonisasi, tetapi

transmigrasi. Untuk mengenang peristiwa tersebut, maka setiap

tanggal 12 Desember diperingati sebagai Hari Bhakti

Transmigrasi.

Nama transmigrasi sendiri mulai dikenalkan oleh Bung

Karno tahun 1927 dalam harian “Soeloeh” Indonesia. Kemudian,

pada tanggal 28 Desember 1964 Bung Karno menyampaikan

kembali kata transmigrasi dalam suatu acara Musyawarah

Nasional Gerakan Transmirasi di Jakarta.

“Barang kali dikalangan Saudara-Saudara ada yang bisa menemukan satu perkataan Indonesia yang tepat untuk menterjemahkan, untuk menyalin perkataan transmigrasi. Saudara Hardjo barangkali?! Dia mengusulkan perkataan yang, waduh, bukan main, “alih-setra”! Alih, ya, mengerti, alih itu pindah. Setra itu artinya padang. Padang yang luas. Setra atau ksetra. Didalam cerita Mahabarata, ada disebut misalnya kuruksetra. Padang yang luas, miliknya para kuru, korawa, yang disitulah terjadi pertempuran yang maha hebat, yang dinamakan Baratayuda. Jadi Pak Jenderal Suharjo yang duduk disitu itu ingin memaksudkan dengan perkataan “alih setra” atau ”alih ksetra” dipindah padang. Alih artinya pindah, ksetra artinya padang. Tapi Bapak sendiri kok tidak enak rasanya itu, alih setra.”5

                                                                                                               5)    Lebih   lanjut   transkrip  Pidato  Bung  Karno  selengkapnya  dapat  dibaca  pada  

buku   Transmigasi   Mati-­‐Hidup   Bangsa   Indonesia,   ditulis   Hasprabu,  diterbitkan   oleh   Direktorat   Partisipasi   Masyarakat,   Ditjen   P2Ktrans  Kementerian  Tenaga  Kerja  dan  Transmigrasi,  Jakarta  2011.    

19TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  19  

penduduk dari Jawa keluar Jawa dilaksanakan kembali pada 12

Desember 1950. Istilahnya bukan lagi kolonisasi, tetapi

transmigrasi. Untuk mengenang peristiwa tersebut, maka setiap

tanggal 12 Desember diperingati sebagai Hari Bhakti

Transmigrasi.

Nama transmigrasi sendiri mulai dikenalkan oleh Bung

Karno tahun 1927 dalam harian “Soeloeh” Indonesia. Kemudian,

pada tanggal 28 Desember 1964 Bung Karno menyampaikan

kembali kata transmigrasi dalam suatu acara Musyawarah

Nasional Gerakan Transmirasi di Jakarta.

“Barang kali dikalangan Saudara-Saudara ada yang bisa menemukan satu perkataan Indonesia yang tepat untuk menterjemahkan, untuk menyalin perkataan transmigrasi. Saudara Hardjo barangkali?! Dia mengusulkan perkataan yang, waduh, bukan main, “alih-setra”! Alih, ya, mengerti, alih itu pindah. Setra itu artinya padang. Padang yang luas. Setra atau ksetra. Didalam cerita Mahabarata, ada disebut misalnya kuruksetra. Padang yang luas, miliknya para kuru, korawa, yang disitulah terjadi pertempuran yang maha hebat, yang dinamakan Baratayuda. Jadi Pak Jenderal Suharjo yang duduk disitu itu ingin memaksudkan dengan perkataan “alih setra” atau ”alih ksetra” dipindah padang. Alih artinya pindah, ksetra artinya padang. Tapi Bapak sendiri kok tidak enak rasanya itu, alih setra.”5

                                                                                                               5)    Lebih   lanjut   transkrip  Pidato  Bung  Karno  selengkapnya  dapat  dibaca  pada  

buku   Transmigasi   Mati-­‐Hidup   Bangsa   Indonesia,   ditulis   Hasprabu,  diterbitkan   oleh   Direktorat   Partisipasi   Masyarakat,   Ditjen   P2Ktrans  Kementerian  Tenaga  Kerja  dan  Transmigrasi,  Jakarta  2011.    

20 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  20  

Ketika Musyawarah Nasional gerakan transmigrasi di

Jakarta, Presiden Pertama Republik Indonesia Soekarno

menyatakan dengan penuh keyakinan, seluruh penduduk yang

mendiami Indonesia ini adalah keturunan transmigran. “Oleh karena itu aku mengatakan, bahwa kita ini semuanja adalah turunan Transmigran. Hanja belakangan inilah Saudara-Saudara, kita sadari akan hal itu. Terutama sekali sesudah kita mnedjalankan politik Asia Afrika. Kita menjadari benar-benar, bahwa penduduk-penduduk jang berdiam di kepulauan-kepulauan lain itu adalah sebenarnja kita punja Saudara pula”.

  21  

PENUTUP

Setelah membaca tulisan diatas, kita semakin tersadarkan bahwa transmigrasi mempunyai peran sangat strategis dalam membangun negara. Kurangnya publikasi menyebabkan hanya sebagian kecil saja masyarakat Indonesia yang mengetahui dan menyadari, betapa besarnya sumbangsih transmigrasi. Oleh karena itu, hadirnya buku ini diharapkan dapat membangunkan alam bawah sadar kolektif kita, bahwa transmigrasi harus tetap eksis.

Seperti diamanahkan oleh Bapak Bangsa Bung Karno, Transmigrasi harus menjadi Gerakan Nasional. Transmigrasi adalah sebagai wujud kedaulatan negara. Sehingga kehadiran transmigrasi tidak dipandang sebagai kegiatan dan program semata.

Transmigrasi bukan sekedar pemindahan penduduk, pemerataan kesejahteraan masyarakat sekitarnya, pembangunan wilayah atau percepatan pembangunan daerah belaka, tetapi merupakan simbol kedaulatan mati hidup Bangsa Indonesia. Oleh karena itu Transmigrasi harus tetap ada.

Sebagaimana penjelasan di depan, serta mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, bahwa transmigrasi bukan hanya semata-mata migrasi penduduk, namun untuk pembangunan daerah, maka memang betul bahwa transmigrasi yang dimaksudkan ini hanya ada di Indonesia, tidak ada dua-nya.

Demikianlah tulisan singkat ini disusun, semoga bermanfaat bagi kita semua.

21TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  21  

PENUTUP

Setelah membaca tulisan diatas, kita semakin tersadarkan bahwa transmigrasi mempunyai peran sangat strategis dalam membangun negara. Kurangnya publikasi menyebabkan hanya sebagian kecil saja masyarakat Indonesia yang mengetahui dan menyadari, betapa besarnya sumbangsih transmigrasi. Oleh karena itu, hadirnya buku ini diharapkan dapat membangunkan alam bawah sadar kolektif kita, bahwa transmigrasi harus tetap eksis.

Seperti diamanahkan oleh Bapak Bangsa Bung Karno, Transmigrasi harus menjadi Gerakan Nasional. Transmigrasi adalah sebagai wujud kedaulatan negara. Sehingga kehadiran transmigrasi tidak dipandang sebagai kegiatan dan program semata.

Transmigrasi bukan sekedar pemindahan penduduk, pemerataan kesejahteraan masyarakat sekitarnya, pembangunan wilayah atau percepatan pembangunan daerah belaka, tetapi merupakan simbol kedaulatan mati hidup Bangsa Indonesia. Oleh karena itu Transmigrasi harus tetap ada.

Sebagaimana penjelasan di depan, serta mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, bahwa transmigrasi bukan hanya semata-mata migrasi penduduk, namun untuk pembangunan daerah, maka memang betul bahwa transmigrasi yang dimaksudkan ini hanya ada di Indonesia, tidak ada dua-nya.

Demikianlah tulisan singkat ini disusun, semoga bermanfaat bagi kita semua.

22 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

  22  

DAFTAR PUSTAKA

Amral Sjamsu (1960). Dari Kolonisasi ke Transmigrasi. Djakarta: Djambatan, 1960).

Hasprabu (2011). Transmigrasi, Mati-Hidup Bangsa Indonesia. Jakarta:

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Direktorat Partisipasi Masyarakat, Ditjen P2K Transmigrasi.

Hasprabu (2007). Jejak Langkah Membangun Oganisasi Anak Keturunan

Transmigran – PATRI. Jakarta: Jurnal Dinamika Masyarakat, Kantor Menristek Vol 7. Jakarta, 2007.

Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2013). Sejarah Makam Pioner

Sukra. Dit Parmas Ditjen P2K Trans. Jakarta. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2012). Transmigrasi Membangun

Beranda Depan Indonesia di Bumi Khatulistiwa. Direktorat Partisipasi

Masyarakat, Ditjen P2K Transmigrasi. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2013). Arah Pembangunan

Transmigrasi Tahun 2015-2019. Paparan Dirjen P2K Transmigrasi di

Semarang (9 Desember 2013). Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2013). Transmigrasi Embrio

Kalimantan Utara. Direktorat Partisipasi Masyarakat, Ditjen P2K

Transmigrasi, Jakarta. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2014). Transmigrasi Masa

Doeloe, Kini dan Harapan Kedepan. Direktorat Partisipasi Masyarakat,

Ditjen P2K Transmigrasi, Jakarta. Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (2011). Review Rencana Strategis

Tahun 2010-2014. Direktorat Partisipasi Masyarakat, Ditjen P2K

Transmigrasi, Jakarta. Nugraha Setiawan (2005). Satu Abad Transmigrasi Di Indonesia:Perjalanan

Sejarah Pelaksanaan, 1905-2005. Bandung, Paper Pusat Penelitian

Kependudukan Fakultas Peternakan Unpad. Bandung. Siswono Yudo Husodo (2003). Transmigrasi Kebutuhan Negara Kepulauan

Berpenduduk Heterogen Dengan Persebaran Yang Timpang. Penerbit

HMPTI. Jakarta. Edisi HBT ke 53 Tahun 2003.

23TransmigrasiHanya ada di Indonesia

24 TransmigrasiHanya ada di Indonesia

DIREKTORAT PARTISIPASI MASYARAKATDIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PEMBANGUNAN KAWASAN TRANSMIGRASIKEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.ITahun 2014

TRANSMIGRASIhanya ada di Indonesia