bm antibiotik

20
Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis 1. Tepat Indikasi Antibiotik profilaksis diberikan pada pembedahan dengan klasifkasi bersih kontaminasi (lihat tabel 1), yang mempunyai kemungkinan terjadi ILO sebesar 10,1% Dengan pemberian antibiotik profilaksis maka angka kejadian ILO dapat diturunkan menjadi 1,3% . Antibiotik profilaksis juga diberikan pada pembedahan kriteria bersih yang memasang bahan prostesis. Juga diberikan pada operasi bersih yang jika sampai terjadi infeksi akan menimbulkan dampak yang serius seperti operasi bedah syaraf, bedah jantung, dan mata. Antibiotik profilaksis tidak tepat digunakan pada operasi kontaminasi atau kotor karena telah terjadi kolonisasi kuman dalam jumlah besar atau sudah ada infeksi yang secara klinis belum manifest. Tabel 1. Klasifikasi Luka Operasi Bersih (Klas I) Non trauma Tidak ada inflamasi Traktus respiratorius, digestivus, urogenital, tanpa menembus Tidak ada kesulitan dalam operasi Bersih Traktus respiratorius, digestivus, menembus tanpa sillage yang

Upload: mardiyah-pratiwi

Post on 06-Aug-2015

42 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bm Antibiotik

Prinsip Penggunaan Antibiotik Profilaksis

1. Tepat Indikasi

Antibiotik profilaksis diberikan pada pembedahan dengan klasifkasi bersih

kontaminasi (lihat tabel 1), yang mempunyai kemungkinan terjadi ILO sebesar 10,1%

Dengan pemberian antibiotik profilaksis maka angka kejadian ILO dapat diturunkan

menjadi 1,3% .

Antibiotik profilaksis juga diberikan pada pembedahan kriteria bersih yang memasang

bahan prostesis. Juga diberikan pada operasi bersih yang jika sampai terjadi infeksi

akan menimbulkan dampak yang serius seperti operasi bedah syaraf, bedah jantung,

dan mata.

Antibiotik profilaksis tidak tepat digunakan pada operasi kontaminasi atau kotor

karena telah terjadi kolonisasi kuman dalam jumlah besar atau sudah ada infeksi yang

secara klinis belum manifest.

Tabel 1. Klasifikasi Luka Operasi

Bersih (Klas I) Non trauma

Tidak ada inflamasi

Traktus respiratorius, digestivus, urogenital, tanpa

menembus

Tidak ada kesulitan dalam operasi

Bersih kontaminasi

(Klas II)

Traktus respiratorius, digestivus, menembus tanpa

sillage yang signifikan

Apendiktomi

Orofaring

Vagina

Urogenital, menembus tetapi tidak ada infeksi urin

Bilier, menembus tetapi tidak ada infeksi bilier

Kesulitan ringan dalam operasi

Kontaminasi (Klas III) Kesulitan besar dlam operasi

Page 2: Bm Antibiotik

Spillage yang banyak dari gastrointestinal

Luka trauma, baru

Menembus urogenital atau bilier, dengan adanya

infeksi urine atau bile

Kotor dan infeksi

(Klas IV)

Inflamasi bakterial akut tanpa nanah

Transeksi daerah bersih untuk drainase nanah

Luka trauma dengan jaringan mati, benda asing,

kontaminasi fekal, delayed treatment

2. Tepat Obat

Antibiotik yang digunakan untuk untuk tujuan profilaksis berbeda dengan obat yang

digunakan untuk tujuan terapi. Pada umumnya dipilih antibiotik dengan spektrum

sempit, generasi yang lebih tua dibandingkan antibiotik untuk tujuan terapi.

Dengan memperhatikan spektrum, antibiotik ditujukan pada kuman yang potensial

menimbulkan ILO, dan antibiotik tersebut dapat melakukan penetrasi ke jaringan

yang dilakukan pembedahan dengan konsentrasi yang cukup. Walaupun disatu

bidang pembedahan kadang didapatkan banyak macam kuman normoflora, namun

tidak semuanya potensial menimbulkan infeksi dan jumlah koloninya tidak banyak.

Dalam pemilihan antibiotik harap diperhatikan faktor alergi, efektivitas, toksisitas,

serta kemudahan cara pemberiannya. Pada umumnya untuk berbagai macam

pembedahan masih digunakan sefalosporin generasi I yaitu sefazolin, sedangkan

sefalosporin generasi III tidak dianjurkan untuk antibiotik profilaksis.

Tabel 2. Kuman patogen penyebab ILO

Macam pembedahan Kuman patogen Antibiotik pilihan

Pemasangan prostese

katub jantung

Pemasangan prostese sendi

Staphylococci Sefalotin iv/

Sefazolin iv

Page 3: Bm Antibiotik

Instrumentasi traktus

urinarius bawah

Bakteri enterik Gram negatif Gentamisin iv

Bedah kolorektal Bakteri enterik Gram negatif

Enterococci anaerob

Metronidazol iv +

Sefalotin iv/

Sefazolin iv/

Gentamisisn iv

Bedah traktus respiratorius

atas

Aerobik dan mikroaerofilik

Stertococcus, anaerob

Sefalotin iv/

Sefazolin iv

3. Tepat dosis

Untuk tujuan profilaksis diperlukan antibiotika dosis tinggi, agar didalam sirkulasi

dan didalam jaringan tubuh dicapai kadar diatas MIC (minimal inhibitory

concentration) antibiotik terhadap kuman yang potensial menimbulkan infeksi. Untuk

itu kadang diperlukan loading-dose yang takarannya 2-4 kali dosis normal.

Dosis yang kurang adekwat, tidak hanya tidak mampu menghambat pertumbuhan

kuman tetapi justru merangsang terjadinya resistensi kuman.

4. Tepat rute

Agar antibiotik dapat segera didistribusikan ke jaringan maka pemberiannya

dilakukan secara intravena

5. Tepat waktu pemberian

Pemberian antibiotik profilaksis dilakukan pada 30 menit (intravena) atau 1 jam

(intramuskuler) sebelum insisi dengan maksud agar pada saat insisi maka kadar

antibiotik didalam jaringan sudah mecapai puncaknya. Pemberian antibiotik

profilaksis lebih baik dilakukan di dalam kamar operasi, pada waktu anestesi

melakukan induksi, untuk itu dapat minta tolong anaestesis untuk memberikannya.

Antibiotik tersebut harus mencapai kadar puncak didalam jaringan sebelum

terjadinya inokulasi kuman kedalam jaringan di lapangan operasi. Antibiotik tidak

bermanfaat untuk mencegah terjadinya ILO jika diberikan sebelum 2 jam atau

sesudah 3 jam dilakukan insisi.

Page 4: Bm Antibiotik

Pada operasi kolon, diberikan juga antibiotik peroral yaitu neomisin dan eritromisin

masing-masing 1g pada jam 13.00, 14.00 dan 23.00. obat lain yang dapat diberikan

juga ialah metronidazole+ kanamycin/ neomycin.

6. Tepat lama pemberian

Pada operasi yang lama > 3 jam atau perdarahan selama operasi > 1500 ml akan

terjadi penurunan dosis antibiotik didalam jaringan, oleh karena itu pada kondisi

tersebut dapat diberikan dosis tambahan. Jika operasi sangat memanjang maka

pemberian dosis tambahan dapat diberikan setiap 2 jam untuk sefoksitin atau setiap 4

jam untuk sefazolin.

Pada beberapa operasi yang sederhana seperti apendiktomi atau herniotomi

menggunakan mesh maka antibiotik profilaksis cukup diberikan sekali preoperatif

saja. Pada umumnya pemberian antibiotik profilaksis tambahan sebanyak 1 dosis

setiap 8 jam diberikan hanya selama 1 hari saja, karena pemberian lebih dari 1 hari

tidak memberikan manfaat lebih.

ANTIBIOTIK

1) Penisilin

Penisilin berasal dari biakan Penicillium notatum Penicillium chrysogenum.

Penisilin sintetik diperoleh dengan cara mengubah struktur kimia penisilin alam atau

sintesis dari inti penisilin yaitu 6-aminopenisilinat atau 6-APA. Penisilin termasuk

senyawa antibiotika derivat β laktam I.

Mekanisme kerja Antibiotika β laktam I bekerja dengan cara menghambat

sintesis dinding sel mikroba. Efek bakterisida ditujukan pada mikroba yang sedang aktif

membelah, pada waktu pembelahan sel sebagian dari dinding sel induk dilisis oleh enzim

asetil muramidase. Enzim transpeptidase yang diperlukan untuk pembentukan dinding sel

baru diblokir oleh penisilin sehingga pembentukan dinding sel tidak sempurna sehingga

bakteri mati. Resistensinya, yaitu:

- mempengaruhi pecillin-binding protein

- tidak mampu menembus dinding sel

- enzim hidrolisa molekul protein

Page 5: Bm Antibiotik

Efek samping golongan penisilin:

Reaksi alergi sering ditimbulkan oleh pemberian penisilin khususnya

penisilin G.

Bisa terjadi anemia hemolitik, gangguan fungsi hati dapat berkembang

menjadi hepatitis.

Efek samping lain berupa gangguan mulut (lidah seperti ditumbuhi

jamur), diare ringan, mual, muntah kadang-kadang kelemahan dan

pengurangan bobot badan.

Efek toksik penisilin terhadap SSP dapat menimbulkan epilepsi karena

pemberian penisilin intra vena dosis tinggi.

Ampisilin, oksasilin dan karbenisilin dapat menyebabkan gangguan fungsi

hati.

Kontraindikasi:

Pemberian oral merupakan kontraindikasi pada penyakit berat karena

kadar penisilin dalam darah rendah.

Hipersensitivitas terhadap penisilin merupakan kontraindikasi untuk

pemakaiannya.

Efek samping:

Hipersensitivitas

Demam

Alergi (dermatitis, urtikaria, arthralgia)

Dosis:

Dosis pemakaian penisilin V,dalam bentuk tablet 250 mg dan 500 mg dan sirup

125 mg/5 ml. dosis untuk dewasa 500 mg/ 6 jam. Untuk anak-anak tersedian dalam

bentuk suspensi dengan dosis 125 atau 250mg/5 m. Dosisi biasa untuk anak-anak

dibawah 12 tahun adalah 15-62,5 mg/kg BB untuk 3-6 kali sehari

2) Eritromisin

Mekanisme kerjanya dengan cara menghambat sintesa protein bakteri dengan

pada 50 subunit ribosom mikroorganisme yang sensitif. Ikaten antara eritromisin dan

Page 6: Bm Antibiotik

ribosom bakteri bersifat reversibel dan hanya terjadi jika sub unit 50s bebas dari

molekul t-RNA. Obat bersifat bakteriostatik atau bakterisid tergantung pada

konsentras, obat, mikroorganisme, kecepatan pertumbuhan dan ukuran inokulum.

Erytromicin terdifusi hampir ke seluruh cairan tubuh. Eritromisin ditemukan pada

cairan spinal dalam jumlah kecil, tetapi cairan obat melalui, "blood-brain barier

meningkat pada keadaan meningitis. Pada keadaan fungsi hati normal eritromisin

terkonsentrasi dalam hati dan diekskresikan melalui empedu. Efek disfungsi hati

terhadap ekskresi eritromisin oleh hati ke dalam empedu tidak diketahui. Eritromisin

masuk "placenta barrier" dan diekskresikan melaui ASi.

Indikasi :

Infeksi saluran pernafasan bagian atas yang disebabkan   oleh

Streptococcus pyogenes dan Streptococcus pneumoniae

Infeksi saluran pernafasan bagian bawah yang disebabkan   oleh

Streptococcus pyoaenes dan Streptococcus pneumoniae

Infeksi  kuiit dan jaringan lunak yang disebabkan oleh  Streptococcus

pyogenes dan Staphylococcus aureus

Penqobatan amebiasis intestinal karena E. histolytica.

Pengobatan sifilis yang disebabkan oleh Treponema pallidum pada pasien

yang alergi terhadap penisilin.

Pengobatan uretritis non gonokokus yang disebabkan oleh

ureaplasma,urealyticum, bila tetrasiklin dikontraindikasikan dan tidak

ditoleransi.

Infeksi yang disebabkan oleh Chlamydia trachomatis.

Listeriosis yang disebabkan oleh Listeria moriocytogenes.

Pertussis yang disebabkan oleh Bordetella pertussis

Kontraindikasi:

Pasien yang hipersensitif terhadap eritromisin.               

Pasien yang menggunakan terfenadin, astemizol atau cisapride. 

Gangguan fungsi hati yang berat

Efek samping :

Page 7: Bm Antibiotik

gangguan traktus digestivus: mual, muntah, diare, epigastric distress,

anoreksia

hipersensitivitas seperti urtikaria dan anafilaksis

Cholestatic hepatitis

Kehilangan pendengaran yang reversibel pada pasien dengan gangguan

fungsi ginjal

pada penderita yang mendapat dosis besar, konvulsi, halusinasi, vertigo,

aritmia kardiak

Dosis :

Dewasa : 250 mg tiap 6 jam atau 500 mgtiap 12 jam

Anak : 30-50 mg/kg BB sehari dalam 3 - 4 dosis bagi

Page 8: Bm Antibiotik

3) Sefalosporin

Cara kerja : - menghambat fase 3 sintesis dinding sel

- mengikat protein spesifik pada membran sel

- mempengaruhi permeabilitas sel

- melepaskan autolisin

Resistensi : - menurunkan permeabilitas dinding sel

- membentuk beta-laktamase

Efek samping : - hipersensitivitas terutama bila alergi penisilin

- hematologi (neutropenia, leukopenia, trombopenia)

- traktus digestivus (mual, muntah, anoreksia, diare)

dosis:

C efaleksin : Kapsul 250 mg, 500 mg dan suspensi oral 125 mg dan 250

mg/5 ml. Dosis oral: dewasa 1-4 gram sehari yg dibagi dlm 4 dosis.

Anak 25-50 mg/kgBB sehari yg terbagi dlm 4 dosis.

C efadroksil : kapsul 500 mg, tablet 1000 mg, serta suspensi oral 125

dan 250 mg/5 ml. Dosis : 0,5 – 1gr x2/hari. Anak : 25mg/kgBB/hari

dalam dosis terbagi. Anak 1-6thn : 250mgx2/hari.

Page 9: Bm Antibiotik

Cefaklor : Dosis: 250mg tiap 8jam. Max 4gr/hari. Bayi : <1thn 62,5mg

tiap 8jam. Bayi>1thn 20mg/kgBB/hari. Anak 1-5thn:∞ 125mgx3/hr.

>5thn: 250mgx3/hr

4) Metronidazole

Cara kerja : - menurunkan aktivitas metabolit intraseluler kuman

Indikasi:

- Infeksi-infeksi anaerob yang serius

Efek samping : - toksis pada SSP

- gangguan traktus digestivus

- neutropenia

- drug fever

- aPTT memenjang

- efek sinergis dengan alkohol

dosis:

- dewasa: 500 mg/ 6 jam, tidak melebihi 4 gr per hari

5) Aminoglikosid

Aminoglikosid adalah suatu golongan antibiotic bakterisid yang asalnya

didapat dari berbagai species Streptomyces dan memiliki sifat-sifat kimiawi

antimikroba, farmakologis, dan toksik yang karakteristik. Golongan ini meliputi

Streptomycin, neomycin, kanamycin, amikacin, gentamycin, tobramycin, sisomycin,

netilmycin, dsb

A. Sifat Kimiawi dan Fisik

Aminoglikosid mempunyai cincin Hexose yaitu streptidine (pada

streptomycin),atau 2-deoxystreptamine (pada aminoglikosid lain), dimana berbagai

gula amino dikaitkan oleh ikatan glikosid. Agen-agen ini larut air, stabil dalam larutan

dan lebih aktif pada pH alkali dibandingkan pH asam.

B. Mekanisme Kerja

Page 10: Bm Antibiotik

Aminoglikosida merupakan penghambat sintesis protein irreversible, namun

mekanisme pasti bakteriosidnya tidak jelas. Begitu memasuki sel, ia akan mengikat

protein subunit-30S yang spesifik (untuk streptomycin S12).

Aminoglikosid menghambat sintesis protein dengan 3 cara:

1. Agen-agen ini mengganggu kompleks awal pembentukan peptide

2. Agen-agen ini menginduksi salah baca mRNA, yang mengakibatkan

penggabungan asam amino yang salah ke dalam peptide, sehingga

menyebabkan suatu keadaan nonfungsi atau toksik protein

3. Agen-agen ini menyebabkan terjadinya pemecahan polisom menjadi

monosom non-fungsional.

C. Mekanisme Resistensi

Telah ditentukan 3 mekanisme prinsip yaitu:

1. Mikroorganisme memproduksi suatu enzim transferase atau enzim-enzim

yang menyebabkan inaktivitas aminoglikosid, melalui adenilasi, asetilasi, atau

fosforilasi

2. Menghalangi masuknya aminoglikosida ke dalam sel

3. Protein reseptor sub unit ribosom 30S kemungkinan hilang atau berubah

sebagai akibat dari mutasi.

D. Farmakokinetika

Aminoglikosid diabsorbsi sangat buruk pada saluran gastrointestinal yang

utuh. Setelah suntikan intramuscular, aminoglikosid diabsorbsi dengan baik dan

mencapai konsentrasi puncak dalam darah antara 30-90 menit. Aminoglikosid

biasanya diberikan secara intravena 30-60 menit. Secara tradisional aminoglikosid

diberikan dalam 2 atau 3 dosis terbagi perhari bagi pasien-pasien dengan fungsi ginjal

normal.

Waktu paruh normal dalam serum adalah 2-3 jam, namun meningkat dalam

24-48 jam pada pasien dengan kerusakan fungsi ginjal yang signifikan.

Aminoglikosid hanya mengalami klirens secara sebagian dan tidak beraturan melalui

hemodialisis (misalnya 40-60% untuk gentamicyn), dan lebih efektif jika klirens

melalui dialysis peritoneal.

Page 11: Bm Antibiotik

E. Indikasi:

Bakteri enteric gram-negatif, khusunya ketika isolatnya resisten obat dan

ketika dicurigai sepsis. hampir selalu digunakan dalam kombinasi dengan antibiotic

beta-laktam dalam upaya untuk memperluas cakupan meliputi patogen-patogen gram

positif yang potensial dan untuk mendapatkan keuntungan sinergisme kedua klas obat

ini. Pemilihan aminoglikosid dan dosisnya sebaiknya tergantung pada infeksi yang

sedang dihadapi dan kerentanan dari isolate tersebut.

F. Efek samping

Semua Aminoglikosid bersafat ototoksik dan nefrotoksik. Ototoksisitas dan

nefrotoksisitas cenderung ditemukan saat terapi dilanjutkan hingga lebih dari 5 hari,

pada dosis yang lebih tinggi, padaorang-orang lanjut usia dan dalam kondisi

insufisiensi fungsi ginjal. Penggunaan bersama diuretic loop (misalnya furosemid)

atau agen antimikroba nefrotoksik lain (missal vanomicyn atau amphotericyn) dapat

meningkatkan nefrotoksisitas dan sedapat mungkin dihindarkan.

G. Dosis:

Dosis harian Aminoglikosid dihitung dengan cara mengalikan dosi harian

maksimum dengan rasio perbandingan klirens kreatinin yang diperkirakan terhadap

klirens normal yaitu 120 mg/min, yang merupakan nilai tipikal untuk pria dewasa

normal dengan bobot 70 kg. Untuk wanita berusia 60 tahun dengan bobot 60 kg dan

serum kreatinin 3 mg/dL, dosis tepat untuk gentamicyn adalah sekitar 50 mg/hari.

6) Tetrasiklin

Tetrasiklin sendiri dibuat secara semisintetik dari klortetrasiklin, tetapi juga dapat

diperoleh dari species Streptomyces lain. Demeklosiklin, doksisiklin dan minosiklin juga

termasuk antibiotic golongan tetrasiklin.

A. Mekanisme kerja

Golongan tetrasiklin menghambat sintesis protin bakteri pada ribosomnya. Paling

sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotik ke dalam ribosom bakteri gram

negatif; pertam yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem

Page 12: Bm Antibiotik

transport aktif. Setelah masuk maka antibiotik berikatan dengan ribosom 30S dan

menghalangi masuknya tRNA-asam amino pada lokasi asam amino.

B. spektrum:

Tetrasiklin memperlihatkan spektrum antibakteri luas yang meliputi kuman gram-

positif dan negatif, aerobik dan anaerobik. Selain itu juga aktif terhadap spiroket,

mikoplasma, riketsia, klamidia, legionela dan protozoa tertentu.

Tetrasiklin merupakan obat yang sangat efektif untuk infeksi Mycoplasma

pneumoniae, Ureaplasma urealyticum, Chlamydia trachomatis, Chlamydia psittaci dan

berbagai riketsia. Selain itu juga aktif terhadap Borrelia recurrentis, Treponema pertenue,

Actinomyces israelii. dalam kadar tinggi aktif menghambat Entamoeba histolytica.

C. Efek samping

Gangguan lambung ( iritasi ari mukosa lambung)

Efek terhadap kalsifikasi jaringan (discolorasi dan hipoplasi pada gigi)

Hepatotoksisitas fatal

Fototoksisitas ( luka terbakar matahari) yang terjadi bila pasien menelan

tetrasiklin terpajan oleh sinar matahari atau UV

pusing, mual, muntah

Pseudomotor serebri

Superinfeksi

D. indikasi:

Riketsiosis

Infeksi klamidia

Inclusion conjunctivitis

Infeksi Mycoplasma pneumoniae

Infeksi basil

Bruselosis

Tularemia

Kolera

Sampar

Page 13: Bm Antibiotik

E. Dosis:

Pada dewasa memerlukan dosis awal vibramycin 100 mg 2x 1 hari. Anak-anak di

bawah 100 lb diberi 1-2 mg/lb/ hari. Vibramycin tersedia dalam bentuk kapsul 50 mg

dan suspensi yang berisi 25 atau 50 mg/5 ml.

7) Clindamycin

Cara kerja : - menghambat sintesa protein bakteri dengan binding

pada 50s subunit ribosom

Resistensi : - mempengaruhi komponen protein 50s subunit ribosom

- melalui plasmid

Spektrum : - aerob dan anaerob Gram positif

- anaerob Gram negatif ( beberapa Staphylococcus resisten)

Efek samping : - kolitis pseudomembran

- nausea, diare

- hipersensitivitas

- leukopenia

- hepatotoksik transien (jarang)

dosis:

Dosis oral untuk infeksi serius pada orang dewasa adalah 150-300 mg

tiap 6 jam. Sedangkan untuk infeksi yang lebih parah dosisnya bisa mencapai

300-450 mg tiap 6 jam. Clyndamycin tersedia dalam bentuk kapsul atau

suspensi pediatrik 75 mg/5 ml. Dosis anak berkisar antara 8-16 mg/ kg

BB/hari untuk infeksi serius dan 16-20 mg/ kg BB/ hari untuk infeksi yang

lebih serius.