blok 7

4
http://books.google.co.id/books? id=C41PKn0SQMwC&pg=PA2&dq=transportasi+o2+dan+co2&hl=id&sa=X&ei=SNt0 U4HCPNSNuATziIHgBw&redir_esc=y#v=onepage&q=transportasi%20o2%20dan %20co2&f=true Respirasi dapat didefinisikan sebagai gabungan aktivitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai O 2 ke seluruh tubuh dan pembuangan karbondioksida (hasil dari pembakaran sel). Fungs dari respirasi adalah menjamin tersedianya O 2 untuk kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh serta mengeluarkan karbondioksida (CO 2 ) hasil metabolisme sel secara terus menerus Secara garis besar pernapasan dibagi menjadi dua yaitu pernapasan dalam (internal) dan pernapasan luar (eksternal). Pernapasan dalam (internal) yaitu pertukaran gas antara organel sel (mitokondria)dan medium cairnya. Hal tersebut menggambarkan proses metabolisme intraseluler yag meliputi konsumsi O 2 (digunakan untuk oksidasi bahan nutrisi) dan pengeluaran CO 2 (terdapat dalam medium cair/sitoplasma) sambil menghasilkan energi. Pernapasan luar (eksternal) yaitu absorpsi O 2 dan pengeluaran CO 2 dari tubuh secara keseluruhan ke lingkungan luar. Urutan proses pernapasan eksternal adalah pertukaran udara ke dalam alveolus (jamak : alveoli) melalui aksi pernapasan yaitu melalui proses ventilasi, pernapasan O 2 dan CO 2 yang terjadi di antara alveolus dan darah pada pembuluh kapiler paru-paru melaui proses difusi, pengangkutan O 2 dan CO 2 oleh sistem peredaran darah dari paru-paru ke jaringan dan sebaliknya yang disebut transportasi, pertukaran O 2 dan CO 2 darah dalam pembuluh kapiler jaringan dengan sel-sel jaringan melalui proses difusi. Saluran pernapasan Saluran pernapasan digolongkan menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu saluran pernapasan bagian atas (upper respiratory airway) dengan fungsi utama sebagai air conduction (penyalur udara) sebagai saluran yang meneruskan udara menuju saluran napas bawah untuk pertukaran gas, protection (perlindungan) sebagai pelindung saluran napas bagian bawah agar terhindar dari masuknya benda asing, warming-filtrasi-humidifikasi yakni sebagai bagian yang menghangatkan, menyaring dan memberi kelembaban udara yang dihirup. Saluran pernapasan bagian bawah (lower airway) yang secara umum terbagi menjadi dua komponen ditinjau dari fungsinya yaitu saluran udara konduktif sering disebut sebagai percabangan trakheobrakhialis

Upload: anastasia-mudita

Post on 01-Feb-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

vhg

TRANSCRIPT

Page 1: blok 7

http://books.google.co.id/books?id=C41PKn0SQMwC&pg=PA2&dq=transportasi+o2+dan+co2&hl=id&sa=X&ei=SNt0U4HCPNSNuATziIHgBw&redir_esc=y#v=onepage&q=transportasi%20o2%20dan%20co2&f=true

Respirasi dapat didefinisikan sebagai gabungan aktivitas mekanisme yang berperan dalam proses suplai O2 ke seluruh tubuh dan pembuangan karbondioksida (hasil dari pembakaran sel). Fungs dari respirasi adalah menjamin tersedianya O2 untuk kelangsungan metabolisme sel-sel tubuh serta mengeluarkan karbondioksida (CO2) hasil metabolisme sel secara terus menerus

Secara garis besar pernapasan dibagi menjadi dua yaitu pernapasan dalam (internal) dan pernapasan luar (eksternal). Pernapasan dalam (internal) yaitu pertukaran gas antara organel sel (mitokondria)dan medium cairnya. Hal tersebut menggambarkan proses metabolisme intraseluler yag meliputi konsumsi O2 (digunakan untuk oksidasi bahan nutrisi) dan pengeluaran CO2 (terdapat dalam medium cair/sitoplasma) sambil menghasilkan energi. Pernapasan luar (eksternal) yaitu absorpsi O2 dan pengeluaran CO2 dari tubuh secara keseluruhan ke lingkungan luar. Urutan proses pernapasan eksternal adalah pertukaran udara ke dalam alveolus (jamak : alveoli) melalui aksi pernapasan yaitu melalui proses ventilasi, pernapasan O2 dan CO2 yang terjadi di antara alveolus dan darah pada pembuluh kapiler paru-paru melaui proses difusi, pengangkutan O2 dan CO2oleh sistem peredaran darah dari paru-paru ke jaringan dan sebaliknya yang disebut transportasi, pertukaran O2

dan CO2 darah dalam pembuluh kapiler jaringan dengan sel-sel jaringan melalui proses difusi.

Saluran pernapasan

Saluran pernapasan digolongkan menjadi dua berdasarkan letaknya, yaitu saluran pernapasan bagian atas (upper respiratory airway) dengan fungsi utama sebagai air conduction (penyalur udara) sebagai saluran yang meneruskan udara menuju saluran napas bawah untuk pertukaran gas, protection (perlindungan) sebagai pelindung saluran napas bagian bawah agar terhindar dari masuknya benda asing, warming-filtrasi-humidifikasi yakni sebagai bagian yang menghangatkan, menyaring dan memberi kelembaban udara yang dihirup. Saluran pernapasan bagian bawah (lower airway) yang secara umum terbagi menjadi dua komponen ditinjau dari fungsinya yaitu saluran udara konduktif sering disebut sebagai percabangan trakheobrakhialis yang terdiri atas trakhea, bronkus dan bronkiolus, saluran respiratorius terminal (kadangkala disebut dengan acini) yang berfungsi sebagai penyalur (konduksi) gas masuk dan keluar dari satuan respiratorius terminal (saluran pernapasan paling ujung); yang merupakan tempat pertukaran gas yang sesungguhnya

Histologi sistem respirasi

Secara histologi, sistem pernapasan dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu bagian penghantar (konduksi) dan bagian pernapasan (respirasi). Bagian penghantar (konduksi) terletak baik di luar maupun didalam paru, mengangkut udara dari lingkungan luar ke dalam paru. Sedangkan bagian pernapasan (respirasi) terdapat di dalam paru berfungsi dalam proses pertukaran O2 dan CO2 (pernapasan eksternal)

Bagian konduksi (penghantar) sistem pernapasan mencakup saluran napas yang terdapat di luar sampai di dalam paru, disusun oleh rongga hidung, rongga mulut , nasofaring, faring, laring, trakea, bronki primer, bronki sekunder, bronki tersier, bronkiolus dan brokiolus terminalis. Susunanya tidak

Page 2: blok 7

hanya untuk mengangkut , tapi juga untuk menyaring, melembabkan dan untuk menghangatkan udara inspirasi sebelum mencapai bagian respirasi di dalam paru-paru

Rongga hidung terdapat rongga hidung bagian kanan dan kiri. Pada bagian anterior rongga hidung, di sekitar lubang hidung, melebar dikenal dengan vestibulum yang dilapisi kulit tipis yang mengandung rambut kasar yaitu vibrisae yang akan menyaring partikel debu yang kasar yang masuk ke rongga hidung. Pada bagian posterior terdapat epitel respiratori yang dilengkapi oleh sel goblet. Atap rongga hidung, tepi superior sekat hidung dan konka nasalis superior diliputi oleh epitel olfaktori. Lapisan epitel olfaktori pada keadaan hidup berwarna kekuningan dan disusun oleh tiga jenis sel yaitu sel olfaktori, sel sustentakular, dan sel basal. Sel olfaktori merupakan neuron bipolar. sel sustentakular merupakan sel silindris. Sel basal mempunyai dua jenis yaitu sel horizontal dan bulat.

Nasofaring dilapisi oleh epitel respiratori, sedangkan orofaring dan bagian tertentu pada laringofaring dilapisi oleh epitel berlapis gepeng.

Laring terletak di antara faring dan trakea, merupakan pipa kaku, pendek, berbentuk silinder dengan panjang 4 cm. Dinding laring diperkuat oleh beberapa tulang rawan hialin (tulang rawan tiroid dan krikoid dan sisi inferior sepasang tulang rawan artenoid)dan tulang rawan elastis (epiglotis, sepasang tulang rawan kornikulata dari kuneiformis dan sisi superior tulang rawan aritenoid bagian superior). Laring dilapisi oleh epitel bertingkat bersislia, kecuali pada permukaan atas epiglotis dan pita suara yang dilapisi oleh epitel gepeng berlapis tanpa lapisa tanduk

Trakea memiliki 3 lapisan yaitu mukosa, submukosa, dan adventitia, lapisan mukosa yang membatasi trakea disusun oleh epitel bertingkat bersilia, jaringan penyambung subepitel dan seberkas serat elastin yang memiisahkan lapisan mukosa dan submukosa. Lapisan submukosa trakea disusun oleh jaringan penyambung fibroelastin yang irregular , didalamnya terdapat kelenjar mukosa dan submukosa. Lapisan adventisia trakea disusun oleh jaringan penyambung fibroelstin

Bronkus primer (ekstrapulmonal) mempunyai struktur yanng identik dengan trakea, hanya saja diameternya lebih kecil dan dindingnya lebih tipis. Bronkus sekunder dan tersier (bronkus intrapulmonal) merupakan saluran udara ke sebuah lobus paru.

Bronkiolus tidak bertulang rawan pada dingingnya, diameter kurang dari 1 mm dan memiliki sel Clara pada lapisan epitelnya. Sel clara merupakan sel silindris dengan bagian puncak berbentuk kubah, mempunyai mikrovili pendek dan tumpul. Bronkiolus terminalis merupakan bagian terdistal dan terkecil dari bagian konduksi sistem pernapasan. Epitel bronkiolus terminalis tersusun oleh sel clara dan sel kuboid, sebagian bersilia. Bronkiolus terminalis bercabang menjadi bronkiolus respiratorius.

Bagian respirasi sistem pernapasan disusun oleh bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris dan alveolus.

Bronkiolus respiratorius mempunyai struktur yang mirip bronkiolus terminalis namun dindingnya diselilingi oleh bangunan seperti kantong berdinding tipis dikenal alveolus, dimana terjadi pertukaran gas (O2 dan CO2). Dengan bercabangnya bronkiolus respiratorius, diameter semakin kecil dan populasi alveolus makin meningkat. Setelah bercabang lagi, tiap bronkiolus respiratorius berakhir ke duktus alveolaris

Page 3: blok 7

Duktus alveolaris tidak mempunyai dinding sendiri, dan disusun oleh alveolus saja. Sebuah duktus alveolaris yang berasal dari percabangan bronkiolus respiratorius dan duktus alveolaris berakhir sebagai kantong buntu yangterdiri dari dua atau lebih kelompok kecil alveolus disebut sebagai sakus alveolaris

Alveolus merupakan kantong kecil udara disusun oleh pneumosit tipe I (atau disebut sel alveolar tipe I dan sel alveolar gepeng) dan pneumosit tipe II (sel alveolar besar, sel septal, dan sel alveolar tipe II) yang lebih besar