blok 10 p2

Upload: savana-ersa

Post on 10-Apr-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    1/20

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Untuk menegakkan suatu diagnosis agar perawatan dapat dilakukan, maka kita harus

    melakukan beberapa tahapan prosedur pemeriksaan prostodontik. Riwayat pasienmencakup semua informasi yang berhubungan dengan alasan tanpa pasien meminta

    perawatan, disertai denan info personal, info yang relevan hasil riwayat medis dan dental.

    Diagnosis ditentukan setelah merangkum semua informasi yang didapat dari pemeriksaanutama dan penunjan. Klinisi harus menentukan etiologi utamadari ketidaknyamanan

    pasien.

    Pemeriksaan klinis merupakan suatu pemeriksaan yang dilakukan dengan cara

    melihat dan mencari tanda-tanda langsung dari tubuh atu pun mulut pasien. Pemeriksaanini berupa pemeriksaan intraoral dan ekstraoral. Pemeriksan penunjang dapat dilakukan

    dengan evaluasi radiograf. Evaluasi ini penting dalam melakukan perawatan

    prostodontik.

    Jenis perwatan dapat ditentukan dan dilaksanakan apabila semua tahapanpemeriksaan dapat dilakukan dengan baik dan benar.1

    1.2 Batasan Masalah

    Adapun batasan masalah yang akan dibahas adalah:

    1. Apa akibat dari gigi yang hilang dan tidak segera diganti?2. Apa pengaruh penyakit sistemik terhadap perawatan prostodontik?

    3. Apa saja faktor yang dipertimbangkan dalam menentukan rencana perawatanprostodontik?4. Apa saja karakteristik pasien?

    5. Jelaskan klasifikasi kehilangan gigi menurut Kennedy?

    6. Apa saja prosedur pemeriksaan prosdodontik?7. Bagaimana format rekam medik?

    8. Bagaimana cara menegakkan diagnosis prostodontik?

    9. Apa saja diagnosis bandingnya?

    10. Bagaimana cara menentukan prognosis?11. Bagaimana menentukan rencana perawatan?

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    2/20

    2

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 Akibat Gigi Hilang Tidak Diganti

    1. Migrasi dan rotasi gigi

    Hilangnya kesinambungan pada gigi dapat menyebabkan pergeseran /miring/ berputarnya gigi. Karena gigi ini tidak lagi menempati posisi normalnya untuk

    menerima beban yang terjadi saat pengunyahan, maka akan mengakibatkan kerusakan

    intraselular struktur periodontal. Gigi miring sulit dibersihkan sehingga aktivitaskaries meningkat.

    2. Erupsi berlebihan

    Bila gigi sudah tidak memilki antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi berlebih.Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang alveolar. Bila

    terjadi tanpa pertumbuhan alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami

    kemunduran sehingga gigi mulai ekstrusi. Bila disertai pertumbuhan tulang alveolar

    berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita akandibuatkan gigi tiruan penuh.

    3. penurunan efisiensi kunyah

    Mereka yang sudah kehilangan cukup banyak gigi, apalagi yang belakang akan

    merasakan betapa efisiensi kunyah nya menurun.

    4. Gangguan pada TMJ

    Kebiasaan mengumyah yang buruk, penutupan berlebih (over clossure), hubungan

    rahang yang eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat menyebabkan gangguan padastruktur rahang.

    5. Beban berlebih pada jaringan pendukungBila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masih ada

    akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan berlebih.

    Hal ini mengakibatkan terjadinya kerusakan membran periodontaldan lamakelamaanmenyebabkan gigi semakin goyang.

    6. Kelainan bicara

    Kehilangan gigi depan atas dan bawah seringkali menyebabkan kelainan bicara ,karena gigi khususnya bagian anterior termasuk bagian fungsi fonetik.

    7. Memburuknya penampilanMenjadi buruknya penampilan karena hilangnya gig anterior akan mengurangi

    daya tarik wajah seseorang.

    8. Terganggunya Kebersihan mulut

    Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan tetangganya

    demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya.adanya ruang interproksimal tidak

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    3/20

    3

    wajar ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi makanan. OH terganggu dan

    mudah terjadinya akumulasi plak serta indeks karies meningkat.

    9. Atrisi

    Pada kasus tertentu dimana membran periodontal gigi masih menerima beban

    kunyah, tidak akan mengalami kerusakan, malahan tetap sehat. Toleransi iniberwujud pada gigi tadi yang berupa atrisi.

    10. Efek terhadap jaringan lunak mulutBila ada gigi yang hilang, ruang yang akan ditinggalkannya akan ditempati

    jaringan lunak pipi dan lidah. Jika berlangsung lama hal ini akan menyebabkan

    kesukaran adaptasi terhadap gigi tiruan. Karena terdesaknya kembali jaringan lunak

    tadi dari tempat yang ditempati protesa.2

    2.2 Pengaruh Penyakit Sistemik Terhadap Perawatan prostodontik

    1. Arteriosclerosis

    Secara klinis penyakit ini dapat terjadi dalam banyak cara (anginapectoris, infark jantung, hipertensi, dan gagal jantung kongestive). Pada pasien

    dengan penyakit ini sering berkurangnya keahlian motorik dan bisa terjadi

    kebingungan dan pikiran kosong sehingga sukar untuk dirawat. Arterial hipertensi

    sering dirawat dengan obat anti hipertensi yang efek sampinganya dapatmengurangi laju saliva. Pasien penyakit symptomatik arteriosclerotik vascular,

    perawatan prostodontik tidak boleh tanpa adanya konsultasi terlebih dahulu

    dengan dokter umum.

    2. Endocarditis

    Penyakit ini biasanya disebabkan oleh dua kondisi predisposisi:a. suatu peningkatan kerusakan kardiak

    b. penurunan daya immunocompeten

    Pada pasien ini harus diberikan antibiotik profilaksis yang dikombinasikandengan intervensi yang dapat menimbulkan bakteremia sebagai suatu pencegahan

    (pengoptimalan OH).

    3. Respiratory DisorderSebagai contoh, asma atau bronchitis secara khusus memilki pernapasan yang

    hiperaktive, sesak napas, dyspenea dan batuk. Pasien i ni harus selalu dirawat

    dengan posisi duduk yang tegak pada dental chair. Hal ini penting bagi pasienagar terhindar dari semprotan air dan partikel girborne seperti resin komposit saat

    penempatan gigi tiruan penuh.

    4. Diabetes melitus

    Tanda klinis manifestasi oralnya adalah:

    mulut kering, sering haus

    lidah merah dan terasa nyeri

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    4/20

    4

    bau nafas seperti bau keton

    gigi geligi goyang atau lepas

    luka sulit sembuhresorpsi cepat, gigi tiruan cepat longgar, sehingga harus sering dikontrol.

    Terkadang pasien harus dikonsultasikan terlebih dahulu ke spesialis penyakit

    dalam. Pada saat melakukan perawatan, beberapa hal yang harus dihindari :hindari trauma

    desain jangan dibuat paradental, tetapi gingival karena gigi geligi tidak kuat.

    5. Arthritis

    Kebanyakan pasien seperti ini mengkonsumsi obat-obatan seperti aspirin atau

    corticosteroid dalam jangka waktu yang lama dan dapat mempengaruhi perawatan

    gigi akibat efek sampingnya. Pasien dengan infeksi oral harus dilakukan proteksiuntuk melawan bakteremia dan timbulnya infeksi sekunder dengan dilakukannya

    terapi antibiotik profilaksis. Dokter gigi harus mengkonsultasikan pasienya pada

    dokter umum untuk menentukan kebutuhan antibiotiknya.5

    2.3 Faktor pertimbangan Dalam Rencana Perawatan

    1. Faktor Personal

    Yang perlu diperhatikan pada pasien :

    - keinginan atau ketidakpuasan terhadap protesa- kesehatan dan pola hidup pasien

    - kondisi dan kesehatan jaringan oral dan perioral

    - tidak adekuatnya protesa yang digunakan.Selain itu, faktor personal yang perlu dipertimbangkan adalah:

    - faktor sosial ekonomi

    memperhatikan biaya pembuatan dan pemeliharaan- faktor umur

    restorasi protesa dapat direkonstruksi pada pasien dengan semua umur.

    - faktor pengalamanfaktor pengalaman hidup sehari-hari dapat mengubah rencana terbaik untuk

    perawatan dan sering tidak bisa dihindari, seperti :

    pekerjaan

    profesistatus sosial

    lingkungan

    2. Faktor Fisik

    - Tulang

    Faktor klinis yang berhubungan dengan resorpsi tulang bervariasi. Kategorimenurut Atwood adalah :

    a. faktor anatomi

    ukuran, bentuk dan densitas ridge

    karakteristik dan ketebalan mukosa penutup

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    5/20

    5

    hubungan ridge

    jumlah dan kedalaman alveolar

    b. faktor metaboliksegala faktor nutrisi, hormonal dan metabolik lainnya yang mempengaruhi

    aktivitas relative selular pembentuk tulang (osteoblas) dan peresorpsi tulang

    (osteoklas).c. faktor fungsional

    frekuensi, intensitas, durasi, serta direksi pengalikasian tekanan pada tulang

    yang mempengaruhi densitas (resorpsi dan deposisi) pada tulang.d. faktor protesa

    banyaknya teknik, material, prinsip, konsep, dan praktek termasuk ke faktor

    protesa.

    - Faktor kontrolTiga hal yang termasuk ke bagian faktor kontrol adalah :

    a. genetik

    b. sistemik

    c. lokalyang termasuk bagian ini yaitu :

    faktor biomekanikafaktor neurotropik

    vascular

    enzim dan PH

    potensial bioelektriktekanan udara

    suhu(temperatur)

    persarafanreflek neuromuscular

    - Faktor prostetikPerkembangan dan pemeliharaan prosesus alveolar secara langsung berkaitan

    dengan erupsi dan hadirnya gigi geligi. Dua konsep yang diperhatikan

    mengenai hilangnya residual bone yang tidak dapat dihindari:Satu pendapat bahwa saat gigi hilang akan adanya variasi perkembangan

    hialngnya residual bone. Satu pendapat lainnya mengatakan bahwa hilangnya

    resdual bone belum tentu akibat hilangnya gigi geligi.

    - Gigi

    Harus dievaluasi secara seksama terlebih dahulu:

    Jumlah gigiLokasi gigi di dalam lengkung

    Posisi individual gigi

    Mobilitas dan vitalitasRasio mahkota akar

    Ukuran dan bentuk akar

    Kerentanan adanya karies

    Keterlibatan patologis

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    6/20

    6

    Kondisi bidang oklusal gigi yang tersisa

    Morfologi yang mempengaruhi perawatan dan tipe protesa yang digunakan.

    - Jaringan Lunak

    Karakteristik dan respon perlu dipertimbangkan untuk retensi, persepsi,

    stabilitas dari protesa yang akan digunakan. Sedangkan pola sensori padajaringan pendukung khususnya penting dalam pemakaian gigi tiruan.4

    2.4 Karakteristik Pasien

    1. Pasien Filosofikal

    Sikap ini merupakan sikap yang paling baik untuk pemasangan gigi tiruan.Karakteristiknya :

    a. rasional

    b. bijaksana

    c. tenangd. motivasi terjadi secara umum seperti keinginannya memakai gigi tiruan untuk

    memelihara kesehatan dan menunjukkan merasa memilki gigi yang perlu diganti.e. prosedur dapat diterima.

    2. Pasien Exacting

    Tipe ini memeliki semua sifat baik pada pasien filosofikal. Namun diamemerlukan perhatian yang lebih ekstra, usaha dan kesabaran pada sebagian

    dokter gigi. Mereka sukar menerima pendapat atau nasehat, bahkan ingin turut

    mengatur perawatan. Tidak mustahil pula ia meminta suatu jaminam tertulis.Prognosis bisa baik bila tendensi ingin sempurna dan sikap krisisnya sepada

    dengan kecerdasannya.

    3. Pasien histeris

    Karakteristiknya:

    a. Gugupb. Emosional

    c. Tidak memperhatikan kesehatan mulutnya sendiri

    d. Tidak stabil

    e. HipersensitivitasPrognosis terkadang tidak baik dan profesional tambahan diperlukan selama

    perawatan. Pasien seperti ini harus dibuat sadar atas masalahnya.

    4. Pasien Indifferent (biasa saja)

    Karakteristik pasien ini :

    a. tidak peduli dengan penampilannya sendirib. tidak merasakan pentingnya masalh komunikasi

    c. tidak ulet

    d. tidak mau merepotkan dirinya sendiri dalam pemakaian protesa

    e. kurang menghargai upaya dokter gigi yang merawatnya.

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    7/20

    7

    f. Dietnya buruk

    g. Prognosis tidak baik, kecuali bila ada penerimaan dan instruksi kepadanya

    berhasil, prognosisnya akan baik.4

    2.5 Klasifikasi Kehilangan Gigi Kennedy

    1. Kelas I Kennedy

    Terkarakteristik melalui area edentulous ridge bilateral yang terlokasi pada

    posterior dari gigi-gigi yang tersisa.

    2. Kelas II Kennedy

    Unilateral edentulous ridge pada bagian posterior.

    3. Kelas III Kennedy

    Unilateral edentulous ridge yang berada diantara gigi asli anterior dan posterior.

    4. Kelas V Kennedy:

    Kehilangan gigi pada bagian anterior, dimana daerah edentulous ridge berada di

    antara gigi-gigi di daerah anterior.

    Untuk memudahkan aplikasinya, Applegate membuat 8 ketentuan

    a. Klasifikasi hendaknya dibuat setelah semua pencabutan gigi selesai dilaksanakan.b. Bila M3 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak masuk dalam klasifikasi.

    c. Bila M3 masih ada dan akan digunakan sebagai gigi peahan, maka akan

    dimasukkan ke dalam klasifikasi.

    d. Bila M2 hilang dan tidak akan diganti, gigi ini tidak dimasukkan ke dalamklasifikasi.

    e. Bagian tidak bergigi paling posterior selalu menentukan kelas utama dalamklasifikasi Kennedy.

    f. Daerah tak bergigi lain daripada yang sudah ditetapkan dalam klasifikasi, masuk

    ke dalam modifikasi dan disebut sesuai dengan jumlah daerah atau ruangannya.

    g. Luasnya modifikasi atau jumlah gigi yang hilanh tidak dipersoalkan, yangdipersoalkan adalah jumlah tambahan daerah (ruang) tidak bergigi.

    h. Tidak ada modifikasi Kelas IV Kennedy.1

    2.6 Format Rekam Medik

    Format rekam medik terdiri dari:

    1. data pasien

    2. Anamnesis

    Status umum dan khusus3. Pemeriksaan Klinik

    a. pemeriksaan ekstra oral

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    8/20

    8

    b. pemeriksaan intraoral

    4. Sikap Mental

    5. Kumpulan data utamaData- data penting pasien yang perlu diketahui dan dipertimbangkan untuk dapat

    membuat rencana perawatan, desain, dll.

    6. Diagnosisa. bentuk kasus kerusakan atau kehilangan gigi

    b. memerlukan rehabilitasi dengan pembuatan gigi tiruan

    c. Diagnosis tambahanstruktur yang berhubungan dengan pembuatan

    7. Rencana perawatan

    8. Desain

    2.7 Prosedur Pemeriksaan Prostodontik

    1. Pemeriksaan Utama

    a. Pemeriksaan subjektif

    Anamnsesis yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tanya jawab. Cara

    ini umumnya dilakukan untuk mencari riwayat penyakit dan data pribadipasien dan keluarga.

    Beberapa hal yang ditanyai dalam anamnesis antara lain:

    1. daftar pribadi

    (nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,dll)

    2. Data kesehatan umum

    - Penyakit sistemik, misalnya hipertensi diabetes mellitus.

    - obat yang digunakan.

    - kebiasaan pasien untuk mengontrol kesehatannya.

    3. Data jenis kesehatan gigi mulut

    - jenis penyakit yang ada atau sedang diderita

    - riwayat hilangnya gigi

    - Kebiasaan jelek,misalnya mengunyah satu sisi atau bruksism

    - Apakah pernah memakai gigi tiruan, jika pernah bagaimana keluhan-

    keluhan gigi tiruan yang lama.

    - frekuensi kunjungan ke dokter gigi

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    9/20

    9

    - keinginan khusus tentang gigi tiruannya.

    - perawatan yang ada atau yang sedang diterimanya.

    b. Pemerisaan objektif

    Terbagi dua:

    1. Pemeriksaan ekstraoral

    2. Pemeriksaan intraoral

    Pada pemeriksaan objektif ini pemeriksaan dapat dilakukan dengan :

    a. Melihat

    b. Palpasi

    c. Perkusi

    d. Sonde

    e. Termis

    f. Roentgen foto

    Pemeriksaan ekstraoral

    Pemeriksaan ekstraoral meliputi pemeriksaan terhadap:

    1. Bentuk muka/wajah

    a. Dilihat dari arah depan:

    -Oval/ovoid

    -Persegi/square

    -Lonjong/tapering

    b. Dilihat dari arah samping

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    10/20

    10

    -cembung

    -lurus

    -cekung

    2. Bentuk bibir

    - Panjang, pendek

    - Normal

    - Tebal,tipis

    - Flabby

    3. Sendi Rahang

    - Menggeletuk

    - Krepitasi

    - Sakit

    Pemeriksaan intraoral

    Pemeriksaan intraoral meliputi pemeriksaan terhadap gigi, antara lain:

    1. Gigi yang hilang

    2. Keadaan gigi yang tinggal:

    - Gigi yang mudah terkena karies

    - Banyaknya tambalan pada gigi

    - Mobilitas gigi

    - Elongasi

    - Malposisi

    - Atrisi

    Jika dijumpai adanya kelainan gigi yang mengganggu pada pembuatan gigi tiruan,

    maka sebaiknya gigi-gigi tersebut dicabut.

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    11/20

    11

    3. Oklusi: diperhatikan hubungan oklusi gigi atas dengan gigi bawah yang ada,

    apakah hubungan Angle Kelas I, II, III.

    4. Adanya overclosedocclusion pada gigi depan dapat disebabkan antara lain karena:

    - Erupsi yang tidak teratur.

    - Kehilangan gigi posterior dalam waktu yang lama.

    - Atrisi gigi geligi

    Overclosed occlusion dapat menyebabkan:

    1. Angular cheilosis

    2. Disfungsi TMJ

    3. Spasme otot kunyah

    5. Warna gigi

    Warna gigi pasien harus dicatat sewaktu akan membuat gigi tiruan sebagian

    lepasan, terutama pada pembuatan gigi tiruan di daerah anterior untuk kepentingan

    estetis.

    6. Oral Hygiene

    - adanya karang gigi

    - adanya akar gigi tertinggal

    - adanya gigi yang karies

    - adanya peradangan pada jaringan lunak, misalnya gingivitis.

    7. Resesi gingival

    Terutama pada gigi tiruan sebagian lepasan yang dilihat untuk gigi penyangga

    dari gigi tiruan tersebut.

    - Pemeriksaan terhadap mukosa/ jaringan lunak yang menutupi tulangalveolar,seperti:

    1. Inflamasi

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    12/20

    12

    2. Keras/ lunak.

    - Pemeriksaan terhadap bentuk tulang alveolar; bentuk U atau V, datar, sempit, luas

    - Pemeriksaan ruang antar rahang

    1. Besar , dapat disebabkan karena pencabutan yang terlalu lama.

    2. Kecil, dapat disebabkan karena elongasi

    3. Cukup, minimal jaraknya 5 mm

    - Pemeriksaan torus:

    1. Pada palatum, disebut torus paltina

    2. Pada mandibula disebut torus mandibula

    Torus ini bila mengganggu pada pembuatan gigi tiruan harus dibuang.

    - Pemeriksaan jaringan pendukung gigi

    Pemeriksaan terhadap frenulum, apakah perlekatannya tinggi atau rendah sampai

    puncak tulang alveolar.3

    2. Pemeriksaan Penunjang

    Pemeriksaan Radiograf

    Berfungsi sebagai informasi tambahan bagi pemeriksan klinis. Dapat diketahui

    adanya:

    1. Kualitas tulang pendukungdari gigi penyangga

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    13/20

    13

    2. Gigi yang terpendam, sisa-sisa akar

    3. Kista

    4. Kelainan periapikal

    5. Resorpsi tulang

    6. Sklerosis

    Pemeriksaan Laboratorium

    1. Penyakit tulang

    Tingkat kalsium dan fofsor dalam serum darah dan urin dan serum enzim

    da alkalin fosfat melibatkan penyakit tulang.

    a. Normal kalsium dalam darah 8,9-10,1 mg/dl dan diseimbangkan olehbeberapa faktor. Hormon paratiroid (PTH) mempengaruhi keseimbangan

    kalsium dalam ginjal, tulang, intestinal, dan kelenjar laktasid mammary.

    Jika sirkulasi PTH secara abnormal tinggi, maka resiko terhadaposteoporosis.

    c. Normal Fosfor dalam darah 2,5-2,4 mg/dl. Tingginya fosfor diasosiasikan

    dengan hiperparatyroidisme dan juga bisa dikaitkan dengan penyebabkanker.

    2. Hematology

    Pemeriksaan ini berfungsi untuk:

    - kapisitas daya angkut oksigen

    - identifikasi elemen selular

    - analisis mekanisme pembekuan darah

    penjelasan beberapa komponen dalam darah:

    a. Hemoglobin

    Normal laki-laki 14-17 g/dl

    Normal perempuan 12-15 g/dl

    b. Hematokrit

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    14/20

    14

    Normal laki-laki 42-54 %

    Normal perempuan 38-46 %

    c. Eritrosit

    Normal laki-laki 4,5-6,2 million/mm3

    Normal perempuan 4,2-5,4 million/mm3

    d. leukosit

    normal 4100-10900/mm3

    e. glukosa dalam darah

    normal 70-100mmg/dl (puasa)

    jika terjadi peningktan maka terjadi DM atau penyakit lever kronik

    3. Urinalisis

    Yang dianalisis :

    a. warna

    normal urin berwarna kuning bersih. Jika berwarna merah, coklat, atauhitam menunjukkan adanya konsistensi darah pada beberapa tahap

    fisiologis abnormal pada urine.

    b. PH

    Normal PH 4,8-8,0

    c. Gravity spesifik

    normal 1003-1026. kapasitas fungsional ginjal ditentukan oleh

    kemampuannya untuk mecairkan atau konsentrasi urin.

    Temuan mikroskopik :

    a. gula

    normalnya tidak ada gula dalam urin. Jika ada maka pasien menderita

    DM.

    b. Keton

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    15/20

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    16/20

    16

    - rentang posterior lebih panjang daripada gigi

    - rentang anterior lebih panjang daripada 4 gigi insisivus

    - caninus + dua atau lebih gigi yang berdekatan.

    Pertimbangan rentang(span)

    - tidak ada gigi abutment di bagian distal- multiple/bilateral edentoulus space

    Jajaran gigi Abutment- ujung abutment dapat ditoleransi

    Kondisi gigi abutment

    - mahkota klinis pendek- gigi abutment tidak cukup

    Oklusi

    - lebih penyesuaian ketidakteraturan jaringan alami gigi yang sehat

    Kondisi periodontal

    - dapat menggunakan alternatif (gigi abutment) sekunder ketika abutment

    primer lemah.

    Bentuk rigid

    - kehilangan banyak jaringan pada residual ridge

    Gambaran Umum

    - mulut kering resiko buruk RPD- keterbatasan ekonomi

    - OH dapat diterima

    - Bersedia Recall- Perawatan sederhana

    - Usia tua

    - Penyakit sistemik

    - Lebih menyesuaikan terhadap gigi geligi transisi edentoulus

    3. Fixed Partial Denture

    Panjang span- posterior span = dua atau lebih

    - Insisivus = empat atau lebih

    Pertimbangan span

    - biasanya memilki gigi abutment distal tetapi dapat juga menggunakan

    pontik cantilever

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    17/20

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    18/20

    18

    d. Kondisi sistemik

    e. Keadaan otot (hipertrofi atau tidak)

    2. faktor lokal

    a. overlap gigi anterior berpengaruh pada distribusi beban gigi

    b. mobilitas gigi individualc. angulasi akr

    d. morfologi akar

    e. rasio mahkota akarf. dan variable lainnya.

    BAB III

    PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    Diagnosis kasus

    Diagnosis ditentukan setelah merangkum semua informasi yang didapat dari

    pemeriksaan utama dan penunjan. Klinisi harus menentukan etiologi utamadari

    ketidaknyamanan pasien tersebut. Dari kasus ditemukan :

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    19/20

    19

    Nama : Ibu Nurbaiti

    Jenis kelamin : PerempuanUmur : 64 tahun

    Anamnesa :

    OS mengeluh ingin dibuatkan gigi tiruan untuk menggantikan gigi geliginya yang sudahlama hilang dan tidak diganti. Os menginginkan gigi tiruan yang bisa dipakai mengunyah

    dapat memperbaiki penampilannya. OS punya DM yang terkontrol.

    Pemeriksaan Ekstra oral :

    a. Profil wajah cekung

    b. Kulit keriput

    c. Sudut mulut turun

    Pemeriksaan ekstra oral:

    a. kalkulus (+)

    b. OH sedangc. Palatum dalam

    d. Ruang retromylohyoid dangkal

    Psikologi pasien tipe exacting atau kritis. Untuk menghadapinya, sikap dokter gigi harus

    menunjukkan bahwa ia mampu merawat dengan cermat dan tepat.

    Diagnosis

    Kehilangan gigi klasifikasi Kennedy kelas II (rahang atas) dan kelas II modifikasi 2

    (rahang bawah).

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Phoenix,Rodney D.2002.Clinical Removable Partial Prosthodontics. Thirdedition. Quintessence Publishing Co,Inc.

    2. Gunadi, Haryanto A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan.

    Jilid II. Hipokrates.

  • 8/8/2019 BLOK 10 P2

    20/20

    20

    3. Bolender, Zarb. Prosthodontic Treatment for Edentelous Patient. TwelfthEdition.Elsevier.

    4. Laney, R William. Diagnosis and treatment in prosthodontics. 1983.

    Philadelphia: Lea & Febiger.

    5. Budzt, Ejvind. Diagnosis and treatment Prostodontics for the elderly.1999. Switzerland : Quintessence Publishing Co, Inc.

    6. Shillingburg T, Hebberg. Fundamental of Fixed Prosthodontics. Third Edition.

    1997. Quintessence Publishing Co,Inc.