blok 10

32
Makalah PBL Pribadi Blok 10 – Urogenital DISUSUN OLEH : Dessy (10-2010-081) Univesitas Kristen Krida Wacana 1

Upload: dessywidjaya

Post on 22-Dec-2015

221 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

pbl

TRANSCRIPT

Makalah PBL Pribadi

Blok 10 – Urogenital

DISUSUN OLEH :

Dessy (10-2010-081)

Univesitas Kristen Krida Wacana

Tahun Ajaran 2010

1

Pendahuluan

Kelangsungan hidup dan berfungsinya sel secara normal bergantung pada

pemeliharaan konsentrasi garam, asam, dan elektrolit lain di lingkungan cairan

internal. Kelangsungan hidup sel juga bergantung pada pengeluaran secara terus

menerus zat-zat sisa metabolisme toksik yang dihasilkan oleh sel pada saat melakukan

berbagai reaksi demi kelangsungan hidupnya. Ginjal berperan penting

mempertahankan homeostasis dengan mengatur konsentrasi banyak konstituen

plasma, terutama elektrolit dan air dan dengan mengeliminasi semua zat sisa

metabolisme sehingga dapat dikeluarkan dari dalam tubuh. Dan traktus urinarius

merupakan sistem yang terdiri dari organ-organ dan struktur-struktur yang

menyalurkan urin dari ginjal ke luar tubuh.

2

Isi

A. Struktur Traktus Urinarius

Struktur Makroskopis

Traktus urinarius merupakan suatu struktur / organ yang menyalurkan urin

dari ginjal ke luar tubuh. Yang termasuk traktus urinarius adalah: sepasang ginjal,

sepasang ureter, vesika urinaria, dan uretra.1

Gambar 1. Traktus Urinarius

1.) Ginjal (Ren)

Ukuran ginjal normal adalah dengan panjang 10-13 cm, berat ±150 gram, lebar

5-7,5 cm dan persentase berat ginjal: 0,5% dari berat tubuh.

Ginjal berbentuk oval, terletak retroperitoneal di dinding posterior abdomen,

setinggi vertebra T12 - L3. Organ ini terletak di antara otot – otot punggung dan

peritoneum rongga abdomen atas. Setiap ginjal mempunyai kelenjar adrenal pada

bagian atasnya.

Ginjal kanan biasanya terletak lebih bawah dari ginjal kiri karena ukuran

hepar kanan yang besar. Ginjal kanan dipisahkan dengan hepar kanan oleh fleksura

hepatorenal. Ginjal kiri berhubungan dengan lambung, limpa, pankreas, jejunum, dan

kolon desenden. Pada cekungan batas medial ginjal terdapat hilus renal. Terdapat tiga

3

bangunan yang melewatinya yaitu arteri renalis, vena renalis, dan Urethra pars

abdominalis. Hilus renalis merupakan pintu masuk ke dalam struktur ginjal. Ginjal

memiliki permukaan anterior dan posterior, batas lateral dan medial, polus superior

dan inferior.

Ginjal terdiri dari bagian korteks yang berisi nefron (terdiri dari Glomerulus dan

Kapsula Bowman) dan bagian medulla yang berisi tubulus ginjal.

Nefron berfungsi untuk filtrasi dan pembentukan urin.Satu unit nefron terdiri dari:

Glomerulus Merupakan suatu gulungan kapiler. Dikelilingi oleh sel – sel epitel

lapis ganda atau biasa disebut Kapsula Bowman. Bertindak seperti saringan,

menyaring darah yang datang dari Arteriol Afferen. Membentuk urin primer yang

berupa cairan pekat, kental, dan masih seperti darah, tapi protein dan glukosa,

sudah tidak ditemukan.

Tubulus Kontortus Proksimal Suatu saluran mikro yang amat berliku dan

panjang. Mempunyai mikrovilus untuk memperluas area permukaan lumen.

Ansa Henle Suatu saluran mikro yang melengkung dan berliku, terdiri dari

bagian yang tipis dan yang tebal. Pada bagian yang tipis, didominasi oleh

reabsorpsi air. Sedangkan pada bagian yang tebal, didominasi oleh reabsorpsi

elektrolit, seperti NaCl.

Tubulus Kontortus Distal Suatu saluran mikro yang juga panjang dan berliku.

Disini, sedikit dilakukan reabsorpsi air.

Ductus Coligentus Suatu saluran lurus dimana berkumpulnya hasil urin setelah

melewati Tubulus Kontortus Distal. Bermuara ke Calix Minor Renalis. Yang

selanjutnya akan dibawa ke Calix Mayor Renalis, lalu ke Pelvis Renalis.1

4

Gambar 2. Struktur

Ginjal

Pendarahan ginjal :

A.renalis – a.segmentales – a.interlobaris – a.arcuata – a.interlobularis.

Pembuluh balik :

V.interlobularis – v.arcuata – v.interlobaris – v.segmentales – v.renalis.

Gambar 3. Pendarahan Ginjal

2.) Ureter

Ureter adalah tabung/saluran yang menghubungkan ginjal dengan kandung

kemih. Ureter merupakan lanjutan pelvis renis, menuju distal & bermuara pada vesica

urinaria. Panjangnya 25 – 30 cm. Persarafan ureter oleh plexus hypogastricus inferior

T11- L2 melalui neuron-neuron simpatis.

Terdiri dari dua bagian :

Pars abdominalis

Pars pelvina

5

Ureter berjalan secara oblik di dalam dinding otot vesika urinaria. Pintu

masuknya memberi kontur seperti valvula flap yang akan akan bertindak seperti

sfingter bila otot vesika urinaria berkontraksi untuk mencegah refluks urin.

Tiga tempat penyempitan pada ureter :

Uretero- pelvic junction

Tempat penyilangan ureter dengan vassa iliaca sama dengan flexura

marginalis

Muara ureter ke dalam vesica urinaria1,2

3.) Vesica Urinaria

Disebut juga bladder / kandung kemih. Vesica urinaria merupakan kantung

berongga yang dapat diregangkan dan volumenya dapat disesuaikan dengan

mengubah status kontraktil otot polos di dindingnya. Secara berkala urin dikosongkan

dari kandung kemih ke luar tubuh melalui ureter. Organ ini mempunyai fungsi sebagai

reservoir urine (200 - 400 cc). Letaknya di belakang os pubis. Bentuk bila penuh

seperti telur (ovoid). Apabila kosong seperti limas. Pembuluh getah beningnya adalah

Nnll. Iliaca interna dan externa.

Vesica urinaria mempunyai bagian:

Apex :

Terletak di belakang symphysis pubis Dihubungkan ke cranial oleh urachus

(sisa kantong allantois) sampai ke umbilicus membentuk ligamentum vesico

umbilicale mediale. Bagian ini tertutup peritoneum dan berbatasan dengan ileum

& colon sigmoideum.

Corpus

Fundus

Dinding Vesica Urinaria terdiri atas 3 otot yang saling menutupi :

1. M. detrusor

o Terdapat pada lapisan dalam

o Dapat mengeluarkan isi vesica urinaria

2. M. trigonal

o Terdapat dalam segitiga Liutaudi ( di fundus vesica urinaria)

6

o Ikut membentuk uvula

o Membuka orificium urethra interna

3. M. sphincter vesica

o Dapat menahan urine di dalam vesica urinaria

Vesica urinaria mendapat perdarahan dari :

1. Aa. Vesicales superior

2. Aa. Vesicales inferior

3. A. Vesiculodeferentialis

Vesica urinaria dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior yaitu:

Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2.

Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N. S2,3,4 melalui N. splancnicus &

plexus hypogastricus inferior mencapai dinding vesica urinaria.

Serabut-serabut sensoris visceral afferent : N. splancnicus menuju SSP

Serabut-serabut afferen mengikuti serabut simpatis pada plexus hypogastricus

menuju medulla spinalis L1-2.1,2

Gambar 4. Struktur Vesica Urinaria

4.) Urethra

7

Pada laki – laki, urethra memiliki panjang hingga 20 cm, dan selain berfungsi

untuk mengeluarkan urin, juga berfungsi untuk membawa keluar semen, namun

TIDAK pada saat yang bersamaan.

Urethra pada laki – laki dibagi menjadi 3 bagian :

Urethra pars Prostatika Dikelilingi oleh kelenjar prostat, dan merupakan

muara dari 2 buah duktus ejakulatorius. Juga merupakan muara dari beberapa

duktus dari kelenjar prostat.

Urethra pars Membranosa Bagian terpendek. Berdinding tipis dan

dikelilingi oleh otot rangka sfingter urethra eksterna.

Urethra pars Cavernosa Bagian terpanjang. Menerima duktus dari kelenjar

bulbourethralis dan bermuara pada ujung penis. Sebelum mulut penis, bagian ini

membentuk suatu dilatasi kecil, yang disebut Fossa Navicularis.

Urethra pada perempuan memiliki panjang yang jauh lebih pendek. Ujung mulut

urethra pada perempuan terletak dalam vestibulum, antara Clitoris dan Vagina.1,2

Gambar 5. Struktur Urinarius pada Pria (Kiri) dan Wanita (Kanan)

Struktur Mikroskopis

1.) Ginjal

Pelvis terbagi menjadi:

– Mangkuk besar (kaliks mayor)

– Mangkuk kecil (kaliks minor)

Medula: zona interna dan eksterna

8

Terdapat berkas medula/prosessus Fereiini/medulary rays

Nefron merupakan unit fungsional ginjal, yang terdiri dari:

a. Korpuskel malpighi

Kapsular atau superficial, korteks tengah atau Yukstamedular.

b. Tubulus kontortus proksimal

Epitel kuboid rendah, inti bulat, inti sel dengan jarak berjauhan, lumen tidak

jelas karena terdapat brush border .

c. Ans a Henle

Segmen tebal desenden (STD) = Tub. rektus proksimal (mirip tubulus

kontortus proximal)

Segmen tipis ansa henle (ST)

Segmen tebal asenden (STA) = Tub. rektus distal (mirip tubulus kontortus

distal)

d. Tubulus kontortus distalis

Inti banyak, dekat, basofil (biru), lumennya jelas. Semua berakhir menuju duktus

koligens.3

Di atas badan malpighi terdapat aparatus / kompleks juxtaglomerulus, terdiri dari:

o Sel-sel juxtaglomerulus menghasilkan renin (hormone yang mentriger suatu

rangkaian reaksi yang penting pada konservasi garam oleh ginjal).

o Sel-sel mesangial ekstraglomerular/ sel polkisen/sel lacis mungkin

menghasilkan eritropoetin (hormon yang menstimulasi produksi SDM).

o Makula densa sebagai sensor osmolaritas cairan di dalam tubulus distal.

2.) Ureter

Epitel transisional dengan sel-sel membulat pada kantung yang menyusut, sel-

sel gepeng pada kantung yang melebar.

Lamina propria jaringan ikat dan pembuluh-pembuluh.

Otot polos: longitudinal (dalam), sirkular (tengah), longitudinal (luar).

3.) Vesica Urinaria

a) T.mukosa : ep.transisional dan lamina propria

b) T. muskular : longitudinal-sirkular-longitudinal

9

c) T. adventitia : jaringan ikat fibroelastis

Bila V.urinaria penuh : ep.transisional lebih gepeng

kosong : sel payung tampak jelas

Kontraksi otot polos di v.urinaria, penting untuk mendorong urine keluar.

4.) Urethra

Urethra Pria

Regions: prostate, urogenital diaphragm, penis

P: ~20 cm

Mukosa : Ep. Transitional sampai berlapis gepeng

Muskularis : Otot polos

Adventitia

Urethra Wanita

Tabung yang pendek dari V. urinaria sampai orificium external

P: ~3-4 cm 3

B. Fungsi Traktus Urinarius

Fungsi ginjal meliputi:

1. Homeostatis:

o Mempertahankan keseimbangan air

o Mempertahankan osmolaritas dari cairan tubuh

o Mengatur jumlah dan konsentrasi elektrolit cairan

o Mempertahankan volume plasma dan keseimbangan asam basa

2. Ekskresi

o Mengeliminasi sisa-sisa metabolisme (asam urat, urea, kreatinin)

o Mengeluarkan komponen-komponen asing (contoh : obat, dll)

3. Hormonal

o Memproduksi erytropeitin

o Memproduksi renin

10

4. Detoksifikasi

o Mengubah vitamin D dalam bentuk aktif (calcitriol)4

Mekanisme Pembentukan Urin

Terdapat 3 proses dasar yang berperan dalam pembentukan urine: filtrasi

glomerulus, reabsorbsi tubulus, dan sekresi tubulus. Pada saat darah mengalir melalui

glomerulus, terjadi filtrasi plasma bebas protein menembus kapiler glomerulus ke

dalam kapsula Bowman. Proses ini disebut sebagai filtrasi. Pada saat filtrate mengalir

melalui tubulus, zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler

peritubulus. Perpindahan zat-zat yang bersifat selektif dari lumen tubulus ke darah

disebut sebagai reabsorpsi. Sedangkan sekresi adalah perpindahan selektif zat-zat

dari darah kapiler peritubulus ke lumen tubulus. Ekskresi mengacu pada eliminasi

zat-zat dari tubuh urin. Hanya sekitar 20% dari plasma yang mengalir melalui kapiler

glomerulus dan disaring ke kapsula bowman, sedangkan 80% sisanya terus mengalir

ke arteriol eferen ke dalam kapiler peritubulus. 4,5

1. Filtrasi

Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula Bowmann harus

melewati 3 lapisan yang terdiri dari: dinding kapiler glomerulus (terdiri dari

selapis sel endotel gepeng dan terdapat pori-pori), membrane basalis

(mengandung glikoprotein yang bermuatan negatif), dan lapisan dalam kapsula

Bowmann (terdapat tonjolan podosit dan celah filtrasi). Ketiga lapisan ini

berfungsi sebagai saringan molekul yang menahan SDM dan protein plasma serta

melewatkan H2O dan zat terlarut lain yang ukurannya kecil.

Tiga gaya fisik yang terlibat dalam proses filtrasi meliputi:

Tekanan darah kapiler glomerulus, bergantung pada tekanan darah yang

masuk ke glomerulus (55mmHg).

Tekanan osmotic plasma yang ditimbulkan oleh distribusi protein-protein

plasma yang tidak diimbangi di kedua sisi membran glomerulus & arahnya

melawan filtrasi (30mmHg).

Cairan di dalam kapsula Bowmann menimbulkan tekanan hidrostatik

(15mmHg).

Jadi gaya total yang mendorong filtrasi= 55-30-15= 10mmHg, yang disebut

sebagai tekanan filtrasi netto. Laju filtrasi (GFR) normalnya 120ml/menit.

11

Autoregulasi GFR, adalah suatu proses yang dilakukan ginjal untuk

mempertahankan nilai GFR agar tetap normal pada perubahan tekanan darah

spontan. Prinsip autorugulasi dilakukan dengan 3 cara:

Mekanisme miogenik , yakni arteriol aferen akan otomatis berkonstriksi

sendiri jika terenggang yang disebabkan tekanan arteri meningkat, dan akan

dilatasi bila tekanan arteri menurun.

Mekanisme umpan balik tubulo-glomerulus , yakni melibatkan apparatus

juxtaglomerulus. Apabila tekanan darah arteri tinggi maka tekanan GFR pun

akan meningkat dan laju aliran dalam tubulus juga meningkat. Lalu sel macula

densa menstimulasi pengeluaran zat kimia kontriktor untuk menginduksi

vasokonstriksi aferen, sehingga tekanan kapiler glomerulus normal.

Kontrol simpatis dari baroreseptor . Contohnya apabila tekanan arteri turun

akibat pendarahan, maka akan dideteksi oleh baroreseptor aorta, sehingga

akan terjadi peningkatan aktivitas simpatis dengan vasokontriksi arteriol

aferen, sehingga GFR turun, volume urin turun dan konservasi garam bisa

dipertahankan di dalam tubuh, yang pada akhirnya tekanan arteri akan

meningkat.4,5

2. Reabsorpsi

Reabsorbsi terjadi di tubulus kontortus proksimal , ansa henle dan tubulus

kontortus distal. Semua asam amino, glukosa, dan elektrolit umumnya diserap

99%-100%. Namun urea, asam urat dan kreatinin umumnya disekresi. Mekanisme

terjadinya reabsorpsi pada tubulus melalui dua cara yaitu:

a. Transport aktif

Zat-zat yang mengalami transport aktif pada tubulus proksimal yaitu ion Na+,

K+, PO4-, NO3-, glukosa dan asam amino. Terjadinya difusi ion-ion khususnya ion

Na+, melalui sel tubulus ke dalam pembuluh kapiler peritubuler disebabkan

perbedaan potensial listrik didalam epitel tubulus (-70mvolt) dan diluar sel (-3m

volt). Perbedaan electrochemical gradient ini membentu terjadinya proses difusi.

Selain itu perbedaan konsentrasi ion Na+ didalam dan diluar sel tubulus

membantu meningkatkan proses difusi tersebut. Meningkatnya difusi natrium

diesbabkan permeabilitas sel tubuler terhadap ion natrium relatif tinggi. Keadaan

ini dimungkinkan karena terdapat banyak mikrovilli yang memperluas permukaan

tubulus. Proses ini memerlukan energi dan dapat berlangsung terus-menerus.

12

b. Transfor pasif

Terjadinya transport pasif ditentukan oleh jumlah konsentrasi air yang ada

pada lumen tubulus, permiabilitas membrane tubulus terhadap zat yang terlarut

dalam cairan filtrate dan perbedaan muatan listrik pada dinding sel tubulus. Zat

yang mengalami transfor pasif, misalnya ureum, sedangkan air keluar dari lumen

tubulus melalui proses osmosis. 4,5

Terdapat 2 jenis penyerapan, yaitu:

a. Rearbsorbsi obligat

Penyerapan yang tidak dipengaruhi oleh hormon dan kebutuhan tubuh.

Penyerapan ini terjadi di TKP, 65% air diserap, 100% asam amino dan glukosa

diserap di sini juga. Namun penyerapan ini bergantung pada GFR. Na+

merupakan transportasi bagi penyerapan air, Cl- dan glukosa, sehingga Na+ ini

bertindak sebagai “truk pengangkut” ion lain.

b. Rearbsorbsi fakultatif

Penyerapan ini bergantung pada kebutuhan tubuh dan diatur oleh hormon

ADH dan reseptor macula densa yang mendeteksi Na+ dalam filtrat. Hormon

ADH bekerja apabila osmolaritas cairan tubuh tinggi, sehingga kadar ADH akan

naik dan akan menyebabkan naiknya tekanan darah, rasa haus dan meningkatnya

rearbsorbsi Na+ di tubuli distal. Apabila kadar Na dalam TKD rendah, maka

macula densa akan mendeteksi hal tersebut dan sel juskstaglomerularis akan

mengeluarkan enzim renin yang akan dibawa ke hati. Hati akan memproduksi

angiotensinogen yang akan berubah menjadi angiotensin I. Angiotensin I akan

diubah menjadi angiotensin II oleh ACE yang diproduksi oleh paru-paru

sehingga tekanan darah akan meningkat dan sekresi hormon aldosteron yang

menyebabkan penyerapan Na+ dalam tubuli distal akan meningkat sehingga

cairan tubuh dapat dipertahankan.4,5

Di dalam ansa henle, terjadi mekanisme yang dikenal dalam proses

reabsorbsi di kenal dengan sistem counter current. System counter current

merupakan suatu system yang terdiri dari 2 pembuluh yang sejajar dan berdekatan

dengan arah aliran yang berlawanan. Atau dikenal sebagai mekanisme Pemekatan

dan Pengentalan Urin (sistem Countercurrent ) . Countercurrent multiplier system

13

terdapat di lengkung Henle, suatu bagian nefron yang panjang dan melengkung

dan terletak di antara tubulus proximal dan distalis. Sistem multiplikasi tersebut

memiliki lima langkah dasar dan bergantung pada transport aktif natrium (dan

Klorida) keluar pars ascenden lengkung. Sistem tersebut juga bergantung pada

impermeabilitas relatif bagian lengkung ini terhadap air yang menjaga agar air

tidak mengikuti natrium keluar. Akhirnya sistem ini mengandalkan permeabilitas

duktus - duktus pengumpul terhadap air sehingga menjadi isotonik .

Langkah-langkah pada Countercurrent Multiplier System :

1. Sewaktu natrium ditransportasikan keluar pars ascendens, cairan interstisium

yang melingkupi lengkung henle menjadi pekat.

2. Air tidak dapat mengikuti natrium keluar pars ascendens. Filtrat yang tersisa

secara progresif menjadi encer.

3. Pars ascendens lengkung bersifat permeabel terhadap air. Air meninggalkan

bagian ini dan mengalir mengikuti gradien konsetrasi ke dalam ruang

intersisium. Hal ini menyebabkan pemekatan cairan pars descendens. Sewaktu

mengalir ke pars ascendens, cairan mengalami pengenceran progresif karena

natrium dipompa keluar.

4. Hasil akhir adalah pemekatan cairan interstisium di sekitar lengkung henle.

Konsentrasi tertinggi terdapat di daerah yang mengelilingi bagian bawah

lengkung dan menjadi semakin encer mengikuti pars asendens.

5. Di bagian puncak pars asendens lengkung, cairan tubulus bersifat isotonik atau

bahkan bersifat hipotonik.

Di bagi menjadi dua jenis:

a. Counter current multiplier : terjadi di ansa henle, air akan keluar dari ansa

henle, sehingga terjadi pemekatan urin.

b. Counter current exchanger : terjadi di vasa recta,dimana sangat membrannya

permiabel terhadap bahan tertentu dan air. 4,5

c. Sekresi

Merupakan proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah menuju

cairan tubular untuk kemudian di keluarkan dalam urin. Sekresi tubulus melalui

proses: sekresi aktif dan sekresi pasif. Sekresi aktif merupakan kebalikan dari

transpor aktif. Dalam proses ini terjadi sekresi dari kapiler peritubuler ke lumen

14

tubulus. Sedangkan sekresi pasif melalui proses difusi. Ion NH3- yang disintesa

dalam sel tubulus selanjutnya masuk ke dalam lumen tubulus melalui proses

difusi. Dengan masuknya ion NH3- ke dalam lumen tubulus akan membantu

mengatur tingkat keasaman cairan tubulus. Kemampuan reabsorpsi dan sekresi

zat-zat dalam berbagai segmen tubulus berbeda-beda.

Adapun zat yang di sekresi :

1. Zat seperti ion hidrogen, kalium dan ammonium, produk hasil metabolik,

kreatinin, serta obat-obat tertentu secara aktif di sekresi dalam tubulus.

2. Sekresi ion hidrogen dan ammonium membantu dalam pengaturan pH plasma

dan keseimbangan asam basa plasma.4,5

d. Pengeluaran Urin

Urin yang di hasilkan dari proses- proses di atas akan di keluarkan

melalui ureter yang merupakan perpanjangan tubular berpasangan dan berotot

dari ginjal serta memiliki aktivitas peristaltik, dimana gelombang peristaltisnya

dapat mengalirkan urin, selanjutnya urin di alirkan ke kandung kemih sebagai

container penyimpan urin yang letaknya berbeda antara laki –laki dan

perempuan serta mempunyai otot detrusor yang berkontraksi ketika ingin

berkemih. Beralih dari kandung kemih urin akan masuk ke dalam uretra dimana

urin akan di eskresikan lewat orifisium uretra eksterna.5

D. Urin

Urin manusia normal berkisar antara 600ml-2500ml, kandungan urin ini juga

tergantung dari intake air, temperature, makanan dan keadaan mental dan fisik. Dalam

keadaan normal, berat jenis urin dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu,

menggambarkan fungsi pemekatan urin. Komposisi urine normal adalah dengan total

solid terdiri dari ½ bagian urea, ¼ bagian NaCl, dan ¼ bagian zat organik dan zat

anorganik lain. Yaitu :

Urea adalah hasil metabolisme dari protein. Hasil ekskresinya sebanding dengan

intake protein itu sendiri.

Kreatin dan kreatinin adalah senyawa yang mengubah ADP ATP. Ekskresinya

konstan oleh setiap orang tergantung berat badannya.

Amoniak

Asam urat adalah hasil metabolism purin

15

Asam amino

Belerang

Fosfat

Oksalat yang terdapat dalam vitamin C dosis tinggi.

Mineral (Na, K, Ca, Mg) 4,5

Ciri-Ciri Urine normal :

1. Volume

Urin rata-rata : 1-1,5 liter setiap hari. Tergantung luas permukaan tubuh dan intake

cairan.

2. Warna

Kuning bening oleh adanya urokhrom. Urin normal warnanya jernih, kuning muda

seperti warna bir. Warna urin disebabkan oleh urochrom (terutama), urobillin &

hematoporfirin.

Bila volume urin kurang, warna urin menjadi lebih tua. Contohnya pada saat

demam.

Bila terkena penyakit hati bilirubinuria urin berwarna coklat.

Bila ada Hb dalam urin, urin berwarna merah/hitam.

Bila Met Hb & asam homogentisat urin coklat tua

Dengan obat-obat tertentu, warna urin: hijau (metilen biru), coklat (cascava),

merah (rifampicin dan pyridium).

pH alkalis Ca fosfat mengendap urin keruh.

pH asam garam asam urat mengendap urin berwarna merah jambu..

3. Bau

Urine baru, bau khas sebab adanya asam-asam yg mudah menguap. Urine lama,

bau tajam sebab adanya NH3 dari pemecahan ureum dalam urine. Bau busuk,

adanya nanah dan kuman-kuman. Bau manis, adanya aseton.

4. Berat jenis Urine

Normal : 1,002-1,045, rata-rata 1,008.

5. PH Urine

16

Kurang lebih pH = 6 atau sekitar 4,8-7,5.

Hal-hal yang Mempengaruhi Produksi Urin :

a. Hormon Anti Diuretik (ADH) yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis posterior

akan mempengaruhi penyerapan air pada bagian tubulus distal karena

meningkatkan permeabilitias sel terhadap air. Jika hormon ADH rendah maka

penyerapan air berkurang sehingga urin menjadi banyak dan encer. Sebaliknya,

jika hormon ADH banyak, penyerapan air banyak sehingga urin sedikit dan pekat.

Kehilangan kemampuan mensekresi ADH menyebabkan penyakit diabetes

insipidus. Penderitanya akan menghasilkan urin yang sangat encer.

b. Jumlah air yang diminum. Akibat banyaknya air yang diminum, akan

menurunkan konsentrasi protein yang dapat menyebabkan tekanan koloid protein

menurun sehingga tekanan filtrasi kurang efektif. Hasilnya, urin yang diproduksi

banyak. 5

c. Saraf. Rangsangan pada saraf ginjal akan menyebabkan penyempitan duktus

aferen sehingga aliran darah ke glomerulus berkurang. Akibatnya, filtrasi kurang

efektif karena tekanan darah menurun.

d. Banyak sedikitnya hormon insulin. Apabila hormon insulin kurang (penderita

diabetes melitus), kadar gula dalam darah akan dikeluarkan lewat tubulus distal.

Kelebihan kadar gula dalam tubulus distal mengganggu proses penyerapan air,

sehingga orang akan sering mengeluarkan urin.5

E. Mekanisme Pengaturan Asam Basa di Ginjal

Ginjal berperanan dalam regulasi asam basa cairan tubuh dengan mengontrol

[HCO3-] pH normal urine dalam keadaan kompensisi terhadap asidosis dan alkalosis.

Dalam keadaan normal ion-ion H+ di sekresi ke dalam fitrat dari sel-sel epitel dari

duktus pengumpul dan tubulus distal dan proksimal. Dan ini merupakan hasil dari

CO2 yang diproduksi secara metabolis dan H2O yang membentuk H2CO3, yang

kemudian mengalami dososiasi menjadi HCO3- dan H+. Sekitar 85% dari sekresi ion

H+ ini dan pemulihan dari HCO3- terjadi di tubulus proksimal dan di mana H+

disekresikan sebagai ganti NA+ dari filtrat. Oleh karena itu Na+ di reabsopsi dan H+

dieliminasi untuk mencegah akumilasi asam. H+ yang disekresi membentuk H2CO3 di

17

daam cairan tubular, kemudian mengalami desosiasi menjadi CO2 dan H2O. CO2

kemudian berdifusi kembali kedalam darah yang akhirnya dapat dihembuskan keluar

ketika sampai di paru-paru. Sementara itu, HCO3 terbentuk didalam sel dan Na+

direabsorpsi dari filtrat dan dikembalikan kedalam darah guna mempertahankan rasio

HCO3 dan O2 yang tetap seimbang.

Hubungan K dan Keseimbangan Asam Basa

Pemberian K+ dosis besar menyebabkan kadar H+ intrasel menurun, sehingga

sekresi H+ menurun, urin alkalis, dan H+ ekstrasel meningkat (asidosis)

Kekurangan K+ menyebabkan kadar H+ intrasel meningkat, sehingga sekresi H+

meningkat, urin asam, dan H+ ekstrasel meningkat (alkalosis).

Keadaan ini dikenal dengan paradoxic aciduria.5

F. Glukosuria Renalis

Glikosuria Renalis adalah suatu keadaan dimana gula (glukosa) dibuang ke

dalam air kemih, meskipun kadar gula di dalam darah adalah normal atau rendah.

Dalam keadaan normal, tubuh membuang glukosa ke dalam air kemih hanya

jika terlalu banyak glukosa dalam darah. Namun pada keadaan glukosuria renalis,

glukosa dibuang ke dalam air kemih meskipun kadar glukosa dalam darah adalah

normal. Hal ini dapat terjadi karena adanya kelainan fungsi pada tubulus renalis.

Glikosuria juga bisa merupakan penyakit keturunan.

Glikosuria tidak memberikan gejala atau efek yang serius. Namun dapat

didiagnosis berdasarkan hasil pemeriksaan air kemih rutin, dimana di dalam air

kemih ditemukan glukosa meskipun kadar glukosa dalam darah adalah normal.

Glikosurea renalis tidak memerlukan pengobatan, meskipun terkadang bisa

berkembang menjadi diabetes. 6

G. Nocturnal Enuresis (Ngompol)

Mengompol saat tidur biasanya dialami pada masa kanak-kanak. Tapi orang

dewasa juga bisa mengalaminya, Apa saja penyebabnya?

18

Mengompol saat tidur atau dalam bahasa kedokteran disebut dengan nocturnal

enuresis. Mengompol bukanlah hal yang wajar bila terjadi pada individu dewasa.

Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor. Gejala yang muncul bersamaan

dengan mengompol juga penting diperhatikan untuk mengetahui ada gangguan

urologis atau tidak.7

Berikut ini beberapa faktor yang bisa menyebabkan orang dewasa masih

mengompol, yaitu:

1. Genetik

Salah satu telah menunjukkan bahwa seseorang dengan kedua orangtua yang

mengompol memiliki risiko 77% jadi bedwetter (pengompol). Jika hanya

salah satu saja yang mengompol maka risikonya menjadi 40%.

2. Gangguan hormon ADH

Hormon ADH (antidiuretic hormone) yang berfungsi memberitahu ginjal

untuk mengurangi jumlah urine yang diproduksi. Beberapa orang

menghasilkan hormon ADH yang tidak tepat di malam hari sehingga produksi

urine tetap tinggi. Atau bisa juga produksi hormon ADH yang cukup tapi

tidak direspons oleh ginjal sehingga terus menghasilkan jumlah urine yang

sama seperti siang hari.

3. Kandung kemih yang lebih kecil

Umumnya kapasitas dari kandung kemih penderita nocturnal enuresis untuk

menampung urine lebih kecil dibanding dengan orang yang tidak mengompol.

Jika jumlahnya melebihi kapasitas dan tidak mampu menahan, menyebabkan

otot-otot pada kandung kemih tegang, yang kemudian menyebabkan buang

air kecil berlebih.

4. Obat-obatan tertentu

Beberapa obat yang diketahui bisa menyebabkan nocturnal euneresis seperti

obat untuk insomnia dan obat untuk kondisi kejiwaan misalnya thioridazine,

clozapine dan risperidone.

5. Alkohol

Jika seseorang sering mengonsumsi alkohol, maka produksi hormon

19

vasopresin (hormon yang mengatur pengeluaran urine) yang dihasilkan dalam

tubuh akan berkurang.

Alhasil, bila kandung kemih mulai terisi, tidak ada hormon yang mampu

mengaturnya dan harus segera dikosongkan dengan pengeluaran urine. Dan

biasanya seseorang yang tertidur pulas tidak menyadari dan akhirnya

mengompol.

6. Penyebab   lainnya

Beberapa kondisi lain diketahui bisa menyebabkan orang mengompol seperti

infeksi saluran kemih, batu saluran kemih, gangguan saraf, kelainan anatomi,

kanker prostat, pembesaran prostat dan gangguan tidur obstructive sleep

apnea. Dalam kasus yang langka beberapa gangguan emosional atau

kecemasan akut bisa menyebabkan orang dewasa ikut mengompol.

Untuk mengetahui penyebabnya, maka dokter akan melakukan pemeriksaan

yang meliputi tes fisik, tes urine, pemeriksaan urologi serta mengevaluasi

kesehatan saraf.7

Pengobatan

Pengobatan yang diberikan berdasarkan penyebab dari mengompol itu

sendiri. Jika tidak ada masalah medis yang mendasari, maka pasien diminta

mengurangi asupan minum menjelang malam dan berlatih senam kegel.

Gerakan dasarnya adalah menggerakkan otot-otot panggul seperti saat

menahan kencing, kemudian menahannya selama beberapa saat sebelum

dilepaskan kembali. Senam kegel bisa dilakukan sambil duduk atau dimana

saja.

Teknik senam Kegel yang mudah dilakukan caranya adalah kontraksikan otot

seperti menahan kencing untuk awalnya selama 5 detik, kemudian kendurkan.

Terus ulangi latihan tersebut setidaknya lima kali berturut-turut dengan

meningkatkan lama waktu menahan kencing 15-20 detik.7

20

Penutup

Sistem uropoetika merupakan suatu sistem kesatuan yang mengatur proses

pembentukan urin dan pembuangannya dari dalam tubuh guna melaksanakan fungsi

homeostatis tubuh. Sedangkan traktus urinarius merupakan saluran keluar urin yang

meliputi: ginjal, ureter, vesica urinaria, dan uretra. Apabila terdapat gangguan bahwa

sering buang air kecil, urin reduksi 3+ namun kadar glukosa darah 100% (normal), itu

sebabkan oleh adanya kelainan fungsi pada tubulus distalis di ginjal. Yang dikenal

sebagai Glukosuria Renalis. Semoga makalah ini dapat membantu kita untuk lebih

mengerti lagi mengenai sistem uropoetika manusia.

Daftar Pustaka

1. Ethel Sloane. Anatomy & fisiologi untuk Pemula. Jakarta. EGC ; 2004.h.318-329.

21

2. R Rutz. Atlas anatomi manusia. Ed.22 . Jakarta. EGC; 2008.h.178-184.

3. Junqueira LC, Carneiro J. Histologi dasar. Jakarta. EGC; 2007.h.210-6.

4. Sherwood L. Fisiologi manusia. Ed.2. Jakarta. EGC; 2006.h.461-500.

5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed.11 . Jakarta. EGC;

2007.h.397-422.

6. Glikosuria Renalis. Diunduh dari

http://medicastore.com/penyakit/724/Glikosuria_Renalis.html , 4 Oktober 2010.

7. Sudah Dewasa Masih Mengompol? Ini Jawabannya. Diunduh dari

http://www.detikhealth.com/read/2011/09/15/102428/1722916/763/sudah-dewasa-

masih-ngompol-ini-penyebabnya , 15 September 2011.

22