bleeding time paper

9
BLEEDING TIME (MASA PERDARAHAN) OLEH KELOMPOK 1 1. Made Indah Kesuma Dewi P 07134011001 2. Ni Wayan Suasih Lestari P 07134011003 3. Luh Made Ari Mas Purnamasari P 07134011005 4. Luh Gede Yoni Asta Suri P 07134011007

Upload: febi-suantari

Post on 27-Oct-2015

61 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

hematologi

TRANSCRIPT

Page 1: Bleeding Time Paper

BLEEDING TIME

(MASA PERDARAHAN)

OLEH

KELOMPOK 1

1. Made Indah Kesuma Dewi P 07134011001

2. Ni Wayan Suasih Lestari P 07134011003

3. Luh Made Ari Mas Purnamasari P 07134011005

4. Luh Gede Yoni Asta Suri P 07134011007

5. Ni Wayan Febi Suantari P 07134011009

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

JURUSAN DIII ANALIS KESEHATAN

2013

Page 2: Bleeding Time Paper

BLEEDING TIME (MASA PERDARAHAN)

1.1 Pengertian Bleeding Time

Bleeding Time (BT) adalah uji laboratorium untuk menentukan lamanya

tubuh menghentikan perdarahan akibat trauma yang dibuat secara laboratoris.

Pemeriksaan ini mengukur hemostasis dan koagulasi. Masa perdarahan

tergantung atas ketepatgunaan cairan jaringan dalam memacu koagulasi,

fungsi pembuluh darah kapiler dan trombosit. Pemeriksaan ini terutama

mengenai trombosit, yaitu jumlah dan kemampuan untuk adhesi pada jaringan

subendotel dan membentuk agregasi (pemeriksaannya dengan menusukkan

jarum ke lobus telinga) menunjukkan fungsi dari kapiler dan trombosit (Hajar,

2010).

Bleeding Time (BT) adalah tes kasar hemostasis (penghentian

perdarahan). Hal ini menunjukkan seberapa baik trombosit berinteraksi

dengan dinding pembuluh darah untuk membentuk bekuan darah. Bleeding

Time paling sering digunakan untuk mendeteksi cacat kualitatif trombosit,

seperti penyakit Von Willebrand. Tes ini membantu mengidentifikasi orang

yang memiliki disfungsi trombosit. Ini adalah kemampuan darah untuk

membeku setelah luka atau trauma. Biasanya, trombosit berinteraksi dengan

dinding pembuluh darah menyebabkan gumpalan darah. Uji waktu perdarahan

atau bleeding time biasanya digunakan pada pasien yang memiliki riwayat

perdarahan berkepanjangan setelah terluka, atau yang memiliki riwayat

keturunan gangguan perdarahan. Selain itu, uji waktu perdarahan kadang-

kadang dilakukan sebagai tes pra operasi untuk menentukan respon

perdarahan yang mungkin terjadi selama dan setelah operasi (Ress, 2013).

1.2 Prinsip dan Metode Bleeding Time

Prinsip pemeriksaan ini adalah menghitung lamanya perdarahan sejak

terjadi luka kecil pada permukaan kulit dan dilakukan dalam kondisi yang

standard. Perdarahan buatan dibuat pada pembuluh darah lalu tetesan darah

diserap kertas saring setiap 30 detik. Dan dihitung waktu sampai perdarahan

berhenti (Riswanto, 2010).

Page 3: Bleeding Time Paper

Pemeriksaan Bleeding Time ada 2 cara yang dapat digunakan yaitu:

1. Metode Ivy

Metode Ivy adalah cara yang paling tradisional. Dalam metode Ivy,

manset tekanan darah ditempatkan pada lengan atas dan dipompa sampai

40 mmHg. Sebuah pisau bedah atau lanset digunakan untuk membuat luka

tusuk di bagian lengan bawah. Darah tusukan dipilih sehingga tidak ada

vena superfisial yang terluka. Vena, karena ukurannya, memungkinkan

memiliki waktu perdarahan lebih lama, terutama pada orang dengan

kelainan perdarahan. Setiap 30 detik, kertas saring atau handuk kertas

digunakan untuk menghisap darah. Tes ini selesai ketika perdarahan telah

berhenti sepenuhnya (Ress, 2013).

2. Metode Duke

Untuk metode Duke, sebuah torehan dibuat di cuping telinga atau

ujung jari yang ditusuk sampai menyebabkan perdarahan. Seperti dalam

metode Ivy, tes ini dimulai dari awal sampai perdarahan benar-benar

berhenti (Ress, 2013).

Kelemahan metode Duke adalah bahwa tekanan pada vena darah di

daerah tusukan tidak konstan dan hasil yang dicapai kurang dapat

diandalkan. Keuntungan metode Duke adalah tidak ada bekas luka setelah

pemeriksaan. Kepekaan metode Ivy lebih baik, dengan nilai rujukan 1 - 7

menit dan metode Duke dengan nilai rujukan 1 – 3 menit. Teknik Ivy

menggunakan lengan bawah untuk insisi merupakan teknik yang paling

terkenal (Anonim, 2010).

1.3 Prosedur Kerja

1.3.1 Metode Ivy

1. Manset tensimeter dipasang pada lengan atas pasien kemudian atur

tekanan pada 40 mmHg. Tekanan ini dipertahankan hingga

pemeriksaan selesai.

2. Lokasi penusukan dipilih pada satu tempat kira-kira 3 cm di bawah

lipat siku. Lokasi tersebut didesinfeksi dengan kapas alkohol 70 %,

tunggu hingga kering.

Page 4: Bleeding Time Paper

3. Kulit ditusuk dengan lancet sedalam 3 mm. Hindari menusuk vena.

4. Stopwatch dihidupkan saat darah mulai keluar kemudian darah yang

keluar diisap dengan kertas saring setiap 30 detik.

5. Stopwatch dimatikan pada saat darah berhenti mengalir.

6. Kurangi tekanan hingga 0 mmHg lalu manset tensimeter dilepas.

7. Hitung masa perdarahan dengan menghitung jumlah noktah darah

yang ada pada kertas saring. Jika telah lewat 10 menit perdarahan

masih berlangsung, maka hentikan pemeriksaan ini.

1.3.2 Metode Duke

1. Cuping daun telinga didesinfeksi dengan kapas alkohol 70 % dan

ditunggu hingga kering.

2. Bagian pinggir cuping daun telinga ditusuk dengan lancet sedalam 2

mm.

3. Stopwatch dihidupkan saat darah mulai keluar kemudian isap darah

yang keluar dengan kertas saring setiap 30 detik.

4. Stopwatch dimatikan pada saat darah berhenti mengalir.

1.4 Masalah Klinis

Hasil memendek seperti pada penyakit Hodgkin. Sedangkan hasil

memanjang ditemukan pada Idiopathic Thrombocytopenic Purpura (ITP),

abnormalitas trombosit, abnormalitas vascular, leukemia, penyakit hati serius,

disseminated intravascular coagulation (dic), anemia aplastik, defisiensi faktor

koagulasi (V, VII, XI) (Riswanto, 2010).

1.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium antara lain :

1.5.1 Metode yang digunakan dimana teknik yang tidak tepat, bila terjadi luka

pungsi yang mungkin lebih dalam daripada yang seharusnya. Bila

tetesan darah ditekan paksa pada permukaan kertas dan tidak menunggu

tetesan darah benar-benar terisap dengan sendirinya pada kertas

Page 5: Bleeding Time Paper

penghisap, hal ini dapat merusak partikel fibrin sehingga memperlama

perdarahan.

1.5.2 Sebelum pemeriksaan dilakukan, pasien sebaiknya ditanya terlebih

dahulu mengenai obat yang sedang mereka konsumsi. Beberapa obat

akan mempengaruhi hasil tes waktu perdarahan. Obat-obat ini termasuk

antikoagulan, diuretik, obat anti kanker, sulfonamide, thiazide, aspirin,

dan obat anti inflamasi. Tes ini juga dapat dipengaruhi oleh anemia

(kekurangan sel darah merah). Penggunaan aspirin dan obat-obat

sejenisnya adalah penyebab paling umum dari waktu perdarahan

berkepanjangan, maka penggunaannya harus dihentikan dua minggu

sebelum pemeriksaan (Riswanto, 2010).

Page 6: Bleeding Time Paper

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Bleeding Time. Diakses dari :

http://analisqmateri.blogspot.com/2010/10/bleeding-time-masa-

perdarahan.html. Diakses pada : Selasa, 3 September 2013

Hajar. 2010. Bleeding Time. Dikses dari :

http://hajardaku.wordpress.com/2010/05/10/tugas-neurologi/. Diakses

pada : Selasa, 3 September 2013

Ress, Alzy. 2013. Bleeding Time. Diakses dari :

http://alzyress.wordpress.com/2013/04/16/bleeding-time/. Diakses pada :

Selasa, 3 September 2013

Riswanto. 2010. Bleeding Time. Diakses dari :

http://labkesehatan.blogspot.com/2010/01/waktu-perdarahan.html. Dikases

pada : Selasa, 3 September 2013