blanko laporan status klinik
DESCRIPTION
CONTOH LAPORAN SKTRANSCRIPT
BAB IIISIMULASI PASIEN
A. Gambaran Kasus
Seorang pasien yang bernama Malik, post-op fraktur tibia 2 minggu yang lalu datang pada anda
dengan mengeluh Nyeri pada tungkai bawah kiri, tidak bisa mengangkat kakinya, yang menyebabkan
pasien berjalan pincang. Apakah yang terjadi dengan pasien tersebut?
B. Status Klinis
Tanggal Pembuatan Laporan : 06 Juni 2013Kondisi / kasus : FT A / FT B / FT C / FT D / FT E *)
I. KETERANGAN UMUM PENDERITA
N a m a : Malik
U m u r : 25 tahun
No Reg :
Jenis Kelamin : Laki-laki
A g a m a : Islam
Pekerjaan : Tukang Ojek
Alamat : Jl. Mojosongo, No 208. Kartasura
II. DATA-DATA MEDIS RUMAH SAKIT(Diagnosa Medis, Catatan Klinis, Medika mentosa, Hasil Lab, Foto Rontgen, dll)Dx Medis = Fraktur 1/3 Distal Tibia
III. SEGI FISIOTERAPIA. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF
1. KELUHAN UTAMA :Pasien tidak mampu untuk berdiri lama karena kaki terasa lemas dan disertai nyeri.
2. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :Post operasi fraktur tibia, tapi masih disertai dengan keluhan kelemahan otot dan rasa nyeri, akibat lamanya kaki tidak digerakkan.
1
3. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :-
4. RIWAYAT KELUARGA :-
5. STATUS SOSIAL :Memiliki hubungan dan komunikasi yang baik dengan lingkungan sekitar
B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF1. PEMERIKSAAN TANDA VITAL
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Denyut Nadi : 85x/menit
c. Pernapasan : 16x/menit
d. Temperatur : 37 0 C
e. Tinggi Badan : 170 cm
f. Berat Badan : 55 kg
2. INSPEKSI (Statis dan dinamis)a. Statis :
Kepala miring ke kanan Bahu kiri berdiri lebih tinggi dari bahu kanan Kaki kiri menggantung pada posisi semi-fleksi Sikap tubuh cenderung miring ke kanan Pasien terlihat menahan rasa sakit saat berdiri Deformitas Up foot
b. Dinamis : Pasien terlihat menahan nyeri saat berjalan Pola jalan hilang, tepatnya pada fase terminal stance Deformitas kesisi yang sakit Jalan pincang Kesulitan saat jalan tidak memakai alas kaki, karena jari kaki akan cenderung
fleksi, sehingga keseimbangan terganggu.
3. PALPASI :a. Adanya Spasme pada otot tibialis anteriorb. Adanyua nyeri tekanc. Adanya perubahan suhu
4. PERKUSI :-
5. AUSKULTASI :-
6. PEMERIKSAAN GERAK DASAR :a. Gerak Pasif :
Mampu Nyeri Full ROM End FeelPlantar FleksiDorsi FleksiInversiFlexi PhalangAbduksi
+----
+++--
-----
HardSoftHardSoftHard
2
B. Gerak Pasif :
Mampu Nyeri Full ROM End FeelPlantar FleksiDorsi FleksiInversiFlexi PhalangAbduksi
+++++
+++--
+++++
HardSoftHardSoftHard
C. Gerak Isometrik Melawan Tahanan :
Mampu Nyeri TahananPlantar FleksiDorsi FleksiInversiFlexi PhalangAbduksi
+----
+++++
MaksimalMaksimalMaksimalMaksimalMaksimal
7. MUSCLE TESTPengukuran menggunakan MMT
Nama gerakan Nama Otot Nilai OtotPlantar Fleksi
Dorsi FleksiInversiFlexi Phalang
Abduksi
GastrocnemiusSoleusTibialis AnteriorTibialis PosteriorFleksor Phalang/lumbrichalesAbduktor phalang
3444444
8. ANTROPOMETRI TESTLingkar segmen dari tuberositas tibia sampai maleolus lateralis dengan jarak /5cm. Dextra = Sinistra = 30 cm. 32,5 cm. 30,5 cm. 26,5 cm. 23 cm. 20 cm. 20,5 cm
Panjang Tungkai dengan True Length (dari SIAS ke Maleolus Medialis) Dextra = Sinistra =
9. ROM TESTPengukuran Menggunakan GoniometerAnkle JointS =F = MCPS =
10. PEMERIKSAAN NYERIPemeriksaan menggunakan VDS
11. PEMERIKSAAN KOGNITIF, INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL
3
- Pemeriksaan Kognitif : Pasien mampu menceritakan keluhannya dengan baik dan lancar
- Pemeriksaan Intrapersonal : Pasien mempunyai semangat yang besar untuk segera pulih
- Pemeriksaan Interpersonal : Pasien belum dapat bersosialisasi dengan baik
12. PEMERIKSAAN KEMAMPUAN FUNGSIONALPasien belum mampu untuk berdiri secara mandiri dari tempat tidur, harus selalu dibantu oleh perawat, sehingga dia belum dapat melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasanya.
13. PEMERIKSAAN SPESIFIK Tinel Sign tepat diatas terowongan tarsal dan masing-masing saraf plantar. Elektro-diagnosis tes sering berguna
14. MEKANISME TERJADINYA PERMASALAHAN (UNDERLYING PROCESS)
C. DIAGNOSIS FISIOTERAPI1. IMPAIRMENT
- Terdapat hypoestesia pada tumit kiri
- Terdapat penurunan kekuatan otot pada fleksor dorsal
- Hilangnya fase menumpu pada pola jalan
2. FUNCIONAL LIMITATION
3. DISABILITY
4
TTS (TARSAL TUNEL SYNDROM)
Kompresi pada posterior nervus
tibialis
Intervensi- Timbulnya nyeri tajam
- Hypoestesia- Abnormalitas pola jalan
Inchisi post operasi menyebabkan
Pembengkakan di daerah tarsal.
- Ketidakmampuan pasien untuk melakukan aktifitas sehari – hari seperti menulis, mengajar
dan memasak.
D. PROGRAM FISIOTERAPI1. TUJUAN FISIOTERAPI
a. Tujuan jangka pendek :
- mengurangi nyeri
- mengatasi hypoestesia
- meningkatkan kekuatan otot
b. Tujuan jangka panjang :
- mengembalikan fungsional kaki kiri tanpa keluhan
2. TEKNOLOGI INTERVENSI- US
- ES
- Massage
- Exercise
3. E d u k a s i :
E. RENCANA EVALUASI- Pengukuran nyeri menggunakan VDS
- Pengukuran kekuatan otot menggunakan MMT
- Pengukuran hypoestesia menggunakan Dermatom Test
F. PROGNOSIS :Quo ad Vitam : Quo ad Sanam : Quo ad fungsionam : Quo ad Cosmeticam :
G. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI :- US
Tujuan : unutuk melonggarkan jaringan yang terjepit
Posisi Px : supinelying
Lokasi : disekitar area tumit
Dosis :
Frekuensi : 1MHz
Intensitas : 0,2
Arus : intermiten
Waktu : 5 menit
- ES
Tujuan : untuk mengurangi nyeri
Posisi Px : supinelying
5
Teknik : motor point
Lokasi : sepanjang area dermatom
Dosis :
Arus : rectangular
Durasi : 200 m/s
Interval: 1000 m/s
Waktu : setiap titik motor poin 3-5 gerakan sampai melemah
diulangi sebanyak 2 sesi
- Excercise Mobilisasi saraf
a. Teknik Gliding :
b. Teknik Tension :
H. E V A L U A S I :HASIL TERAPI TERAKHIR :
6